BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
|
|
- Yulia Sumadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango terdiri dari Tiga (3) Lingkungan yaitu Lingkungan I, Lingkungan II, dan Lingkungan III. Daerah ini dipilih karena penduduknya di dominasi oleh masyarakat yang bekerja di bidang pertanian seperti petani dan buruh tani. Kelurahan Tumbihe terletak di Kecamatan Kabila dengan jarak 1 km dari kantor Kecamatan Kabila. Kelurahan ini memiliki luas wilayah 87,6 Ha. Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango berbatasan dengan : Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat 2. Keadaan Penduduk : Berbatasan dengan Desa Talango : Berbatasan dengan Desa Buata : Berbatasan dengan Kelurahan Oluhuta : Berbatasan dengan Kelurahan Pauwo Kelurahan Tumbihe Kecamtan Kabila Kabupaten Bone Bolango memiliki jumlah penduduk sebanyak 2194 orang yang terbagi atas laki-laki dengan jumlah 1080 jiwa dan perempuan 1114 jiwa. Keadaan penduduk di Kelurahan Tumbihe berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, 2013 No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. Belum Pernah Sekolah / Tidak ,83 Tamat SD 2. SD ,69 3. SLTP ,41 4. SLTA ,05 5. Perguruan Tinggi 44 2,02 Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango, 2013
2 Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang paling tinggi adalah penduduk yang belum pernah sekolah dengan jumlah 830 orang atau 37,83% dari total jumlah penduduk Kelurahan Tumbihe. Dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa masih kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan. Sedangkan tingkat pendidikan SLTA dengan jumlah 462 orang atau 21,05% dari total penduduk. Tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah Perguruan Tinggi dengan jumlah 44 orang atau 2,02% dari total jumlah penduduk. ini. Selanjutnya jumlah penduduk menurut lapangan kerja dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Lapangan Kerja di Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, 2013 No Jenis Lapangan Kerja Jumlah (Orang) Persentase (%) 1. Petani/Buruh Tani ,80 2. Konstruksi 31 4,25 3. Pedagang ,01 4. Angkutan ,85 5. Pegawai Negeri ,62 6. Tukang 18 2,47 Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango, 2013 Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Kelurahan Tumbihe berprofesi sebagai petani dan buruh tani, dengan jumlahnya mencapai 275 orang atau 37,80% dari total penduduk. Sedangkan jumlahnya yang paling kecil adalah tukang dengan jumlahnya mencapai 18 orang atau 2,47% dari total jumlah penduduk. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Kelurahan Tumbihe banyak yang mencari hidup di bidang pertanian. 3. Keadaan Pertanian Kelurahan Tumbihe merupakan salah satu kawasan yang memiliki potensi unggulan yaitu komoditi padi sawah untuk tanaman pangan, tanaman pangan yang sering diusahakan antara lain padi dan jagung. Untuk menunjang kegiatan usahatani di Kelurahan Tumbihe, maka terdapat alat-alat pertanian baik milik pribadi maupun bantuan dari pemerintah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
3 Tabel 3. Banyaknya Alat-alat Pertanian di Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango, 2013 No Jenis Alat Jumlah (Unit) Persentase (%) 1. Traktor 3 8,33 2. Handsprayer 28 77,80 3. Perontok Padi 3 8,33 4. Gilingan Padi 1 2,77 5. Pemipil Jagung 1 2,77 Jumlah Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango, 2013 Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa kepedulian masyarakat dan pemerintah untuk memperlancar proses usahatani di Kelurahan Tumbihe cukup kuat, itu dibuktikan dengan tersedianya cukup banyak alat-alat pertanian yang menunjang proses usahatani mereka. Terlihat bahwa alat pertanian terbanyak adalah Handsprayer dengan jumlah 28 unit atau 77,80 % dari total jumlah alat dan yang paling sedikit adalah gilingan padi dan pemipil jagung dengan jumlah masing-masing 1 unit atau 2,77% dari total jumlah alat di kelurahan Tumbihe tersebut. B. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk melihat korelasi antar skor masing-masing item dalam kuesioner dengan total skor yang ingin diukur yaitu menggunakan Coefficient Corelation Pearson dalam SPSS. Jika koefisien r hitung > r tabel maka item pertanyaan valid. Sedangkan apabila nilai r hitung < r tabel maka item pertanyaan tidak valid Berdasarkan hasil olah data yang menggunakan SPSS, maka diperoleh tingkat validitas dari item pertanyaan kuesioner pada variable context, input, procces, dan product adalah semuanya valid karena memiliki tingkat korelasi atau hubungan yang cukup kuat. 2. Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Menggunakan rumus ini dengan dibantu dengan SPSS ditujukan untuk melihat apakah alat pengukur ini dapat terpercaya atau terandalkan. Berdasarkan hasil olah data yang menggunakan SPSS, maka diperoleh tingkat reliabilitas dari item pertanyaan kuesioner pada variable context yaitu jika dilihat dari keseluruhan variable maka tingkat reliabilitas sebesar 0,740, artinya seluruhnya berkategori reliabel. Selanjutnya jika
4 dilihat berdasarkan item pertanyaannya maka semuanya reliabel karena berada diatas rata-rata ketentuan uji reliabilitas. Selanjutnya hasil olah data yang menggunakan SPSS, diperoleh tingkat reliabilitas dari item pertanyaan kuesioner pada variable Input yaitu jika dilihat dari keseluruhan variable maka tingkat reliabilitas sebesar 0,929, artinya seluruhnya berkategori sangat reliabel. Selanjutnya jika dilihat berdasarkan item pertanyaannya maka semuanya reliabel karena berada di atas rata-rata ketentuan uji reliabilitas walaupun setiap item pertanyaannya nilainya bervariasi. Sementra hasil olah data yang menggunakan SPSS, diperoleh tingkat reliabilitas dari item pertanyaan kuesioner pada variable Process yaitu jika dilihat dari keseluruhan variable maka tingkat reliabilitas sebesar 0,882, artinya seluruhnya berkategori sangat reliable. Selanjutnya jika dilihat berdasarkan item pertanyaannya maka semuanya reliabel karena berada di atas rata-rata ketentuan uji reliabilitas walaupun setiap item pertanyaannya nilainya bervariasi. Sedangkan berdasarkan hasil olah data yang menggunakan SPSS, diperoleh tingkat reliabilitas dari item pertanyaan kuesioner pada variable Product yaitu jika dilihat dari keseluruhan variable maka tingkat reliabilitas sebesar 0,930, artinya seluruhnya berkategori sangat reliable. Selanjutnya jika dilihat berdasarkan item pertanyaannya maka semuanya reliabel karena berada di atas rata-rata ketentuan uji reliabilitas walaupun setiap item pertanyaannya nilainya bervariasi. C. Evaluasi Program PUAP dalam CIPP Evaluasi Program PUAP adalah upaya bahwa menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil keputusan suatu program untuk merubah petani subsisten tradisional menjadi petani modern yang berwawasan agribisnis. Sementara itu persepsi dampak pelaksanaan dan strategi program PUAP ditinjau dari aspek : 1. Context Evaluasi program PUAP pada komponen context merupakan deskripsi rinci mengenai kekhususan karakteristik lokasi daerah dan masyarakat yang akan menerima dana PUAP. Karakteristik lokasi dan masyarakatnya tersebut memberikan perkiraan kebutuhan dan tujuan program serta menentukan ketepatan sasaran program. Penilaian keberhasilan program PUAP secara context dapat dilihat dari beberapa aspek mulai dari peran program PUAP dalam
5 memberdayakan masyarakat tani, tujuan program PUAP, kemampuan pelaku usaha agribisnis, sasaran Program PUAP, kondisi lingkungan lokal, dan mekanisme pelaksanaan Program PUAP. Apresiasi indikator context oleh responden adalah baik pada setiap butiran pertanyaan. Secara garis besar berdasarkan tabel indikator context, maka persepsi dampak pelaksanaan program PUAP secara context di Kelurahan Tumbihe ini termasuk dalam kategori baik dan cukup baik. Kategori ini didapat dari total skor yang diperoleh oleh setiap responden dari setiap pertanyaan. Dari 30 responden ada 23 responden atau sebanyak 76,67% memberi apresiasi sangat baik, baik dan cukup baik. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4, sebagai berikut: Tabel 4. Persepsi Dampak Pelaksanaan Program PUAP Secara Context di Kelurahan Tumbihe, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango Kriteria Jumlah Responden Persentase (%) Sangat Baik 1 3,33 Baik 8 26,67 Cukup Baik 14 46,67 Kurang Baik 4 13,33 Tidak Baik 3 10,00 Jumlah Sumber: Data diolah, 2013 Tabel 4. menunjukan bahwa persepsi dampak pelaksanaan program PUAP dalam meningkatkan kesejahteraan petani secara keseluruhan context menunjukkan kategori cukup baik dengan jumlah responden 14 orang atau 46,67%, sedangkan sebanyak 3 orang responden atau 10,00% menyatakan tidak baik alasannya karena masyarakat tani menganggap program PUAP
6 belum mampu meningkatkan kemampuan atau kinerja pelaku usaha agribisnis Pengurus Gapoktan, Penyuluh, dan Penyelia Mitra Tani. Tetapi sebagian besar masyarakat petani menyatakan sangat baik, baik, dan lebih banyak cukup baik bahwa program PUAP turut berperan dalam memberdayakan petani, mengurangi tingkat kemiskinan, mampu meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis (Pengurus Gapoktan, Penyuluh, dan Penyelia Mitra Tani), dan meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani/peternak (pemilik dan/atau penggarap) skala kecil, buruh tani. Semua ini terjadi karena program PUAP yang direncanakan sesuai dengan kondisi lingkungan lokal, dan memuat mekanisme pelaksanaan yang jelas. 2. Input Masukan atau input merupakan usaha yang dilakukan dengan menyajikan beragam hal baik fisik maupun non fisik yang menjadi dasar dan kelengkapan untuk terselenggaranya proses serta mekanisme kerja agar tercapai tujuan suatu program. Evaluasi program PUAP secara input dapat dilihat dari pengelolaan dana BLM PUAP oleh Gapoktan, penetapan Gapoktan penerima dana BLM PUAP, tata cara dan prosedur penyaluran dana BLM PUAP, sosialisasi program PUAP, pelaksanaan sosialisasi PUAP, kelengkapan organisasi dalam program PUAP pada Gapoktan, fungsi dan kegunaaan dari kelengkapan organisasi, manfaat dari pendidikan dan ilmu pengetahuan pengelola Gapoktan, tingkat Sumber Daya Manusia (SDM) seperti tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi pada pengelola Gapoktan, manfaat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi Penyelia Mitra Tani (PMT) pada program PUAP, peran Penyelia Mitra Tani (PMT) pada program PUAP, manfaat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi Penyuluh Pendamping pada program PUAP, peran dari penyuluh pendamping pada program PUAP, manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi pegawai Dinas Pertanian pada program PUAP, peran dari Dinas Pertanian, manfaat dari pelatihan tersebut pada program PUAP, kinerja dari Gapoktan pada program PUAP, kinerja dari PMT pada program PUAP, kinerja dari Penyuluh Pendamping pada program PUAP, dan pelaksanaan program PUAP yaitu RUA (Rencana Usaha Anggota) harus sesuai dengan usaha. Persepsi dampak pelaksanaan program PUAP di Kelurahan Tumbihe secara input berdasarkan hasil penelitian diapresiasi baik oleh responden. Apresiasi ini dapat dilihat dari penjabaran setiap indikator pada lampiran tabel indikator input. Secara garis besar tingkat dampak pelaksanaan dan strategi program PUAP secara keseluruhan input di kelurahan Tumbihe ini termasuk dalam katagori cukup baik. Katagori ini didapat dari total skor yang diperoleh oleh
7 setiap responden dari setiap pertanyaan. Dari 30 responden masing-masing memberikan jawaban bervariasi dan lebih banyak responden memilih cukup baik yaitu 15 responden atau 50,00%. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut : Tabel 5. Persepsi Dampak Pelaksanaan Program PUAP Secara Input di Kelurahan Tumbihe, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango Kriteria Jumlah Responden Persentase (%) Sangat Baik 3 10,00 Baik 5 16,7 Cukup Baik 15 50,00 Kurang Baik 5 16,7 Tidak Baik 2 6,67 Jumlah Sumber: Data diolah, 2013 Tabel 4. Menunjukan persepsi dampak pelaksanaan program PUAP dalam meningkatkan kesejahteraan petani secara keseluruhan Input menunjukkan kategori cukup baik dengan jumlah responden sebanyak 15 orang atau sebesar 50,00%. Sedangkan sebanyak 2 orang atau sebesar 6,67% menyatakan tidak baik alasannya karena masyarakat petani menganggap karena sosialisasi program PUAP masih lemah sehingga masyarakat kurang memahami program PUAP itu sendiri. Tetapi sebagian besar masyarakat petani menyatakan sangat baik, baik, dan lebih banyak cukup baik. Hal ini menunjukan secara keseluruhan pada umumnya kegiatan input yaitu meliputi pengelolaan dana BLM PUAP oleh Gapoktan, penetapan Gapoktan penerima dana BLM PUAP, tata cara dan prosedur penyaluran dana BLM PUAP, sosialisasi program PUAP, pelaksanaan sosialisasi PUAP, kelengkapan organisasi dalam program PUAP pada Gapoktan, fungsi dan kegunaaan dari kelengkapan organisasi, manfaat dari pendidikan dan ilmu pengetahuan pengelola Gapoktan, tingkat Sumber Daya Manusia (SDM) seperti tingkat
8 pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi pada pengelola Gapoktan, manfaat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi Penyelia Mitra Tani (PMT) pada program PUAP, peran Penyelia Mitra Tani (PMT) pada program PUAP, manfaat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi Penyuluh Pendamping pada program PUAP, peran dari penyuluh pendamping pada program PUAP, manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi pegawai Dinas Pertanian pada program PUAP, peran dari Dinas Pertanian, manfaat dari pelatihan tersebut pada program PUAP, kinerja dari Gapoktan pada program PUAP, kinerja dari PMT pada program PUAP, kinerja dari Penyuluh Pendamping pada program PUAP, dan pelaksanaan program PUAP yaitu RUA (Rencana Usaha Anggota) harus sesuai dengan usaha termasuk kategori cukup baik. 3. Process Process merupakan pelaksanaan beragam kegiatan dan mekanisme kerja program bagi pencapaian tujuan. Evaluasi tingkat dampak pelaksanaan program PUAP secara process dapat dilihat dari kegiatan cara pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP, kemampuan pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP, manfaat pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP, tata cara penyaluran dana PUAP, dan implementasi penyaluran dana PUAP tersebut ke masyarakat petani. Persepsi dampak pelaksanaan dan strategi program PUAP sesuai indikator procces di kelurahan Tumbihe adalah baik. Hal ini juga dapat dilihat dari penjabaran setiap indikator pada lampiran tabel indikator process. Secara garis besar tingkat dampak pelaksanaan dan strategi program PUAP secara keseluruhan process di kelurahan Tumbihe ini termasuk dalam katagori baik. Katagori ini didapat dari total skor yang diperoleh oleh setiap responden dari setiap pertanyaan. Dari 30 responden sebagian besar responden memberi apresiasi baik sisanya cukup baik dan sangat baik. Dilihat dari item cara pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP dinilai baik hal ini ditunjukan dengan tingkat apresiasi responden sebesar 73,33%. Selain itu sebesar 26,67% yang menyatakan kurang baik dan tidak baik. Dari item kemampuan pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP memberi apresiasi baik. Apalagi pada item lainnya seperti tata cara penyaluran dana PUAP dan implementasi penyaluran dana PUAP tersebut ke petani dinilai sudah baik. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini :
9 Tabel 6. Persepsi Dampak Pelaksanaan Program PUAP Secara Process di Kelurahan Tumbihe, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango Kriteria Jumlah Responden Persentase (%) Sangat Baik 1 3,33 Baik 12 40,00 Cukup Baik 9 30,00 Kurang Baik 5 16,7 Tidak Baik 3 10,00 Jumlah Sumber: Data diolah, 2013 Tabel 6. menunjukan bahwa persepsi dampak pelaksanaan program PUAP secara process menyatakan baik dengan jumlah responden sebesar 12 orang atau sebesar 40,00%. Sedangkan sebanyak 3 orang atau sebesar 10,00% menyatakan tidak baik alasannya karena masyarakat petani menganggap kemampuan pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP masih terdapat kekurangan sehingga cara pengelola UKMA dana PUAP terasa belum efektif bagi masyarakat petani. Tetapi sebagian besar masyarakat petani menyatakan baik kegiatan cara pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP, kemampuan pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP, manfaat pengelola UKMA (manager dan pembuku) dalam mengelola dana PUAP, tata cara penyaluran dana PUAP, dan implementasi penyaluran dana PUAP tersebut ke masyarakat petani. Sedangkan 1 orang atau 3,33% masyarakat petani menyatakan sangat baik. Hal ini menunjukan secara keseluruhan pada umumnya kegiatan procces penyaluran dana PUAP termasuk dalam kategori baik. 4. Product (output), dan Hasil Peningkatan Kesejahteraan Petani di Kelurahan Tumbihe Product merupakan hasil dari proses kegiatan program PUAP yang menggambarkan tingkat keberhasilan program PUAP dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penilaian terhadap tingkat keberhasilan program PUAP ini dilihat dari adanya manfaat tersalurnya BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) kepada petani, manfaat tersalurnya BLM (Bantuan Langsung Masyarakat) kepada buruh tani, manfaat tersalurnya BLM (Bantuan Langsung Masyarakat)
10 terhadap rumah tangga tani, hasil penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia terhadap pengelola Gapoktan, hasil penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia terhadap Penyuluh Pendamping, hasil penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia terhadap Penyelia Mtra Tani (PMT), kinerja Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan modal usaha terhadap petani pemilik, kinerja Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan modal terhadap petani penggarap, kinerja Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola modal terhadap petani penggarap, kinerja Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola modal terhadap buruh tani, kinerja Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola modal terhadap rumah tangga tani, usaha penyaluran bantuan usaha modal dana PUAP, manfaat dari meningkatnya pendapatan petani pemilik, manfaat dari meningkatnya pendapatan petani penggarap, manfaat dari meningkatnya pendapatan buruh tani, manfaat dari meningkatnya pendapatan rumah tangga tani, perkembangan usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani di kelurahan ini, fungsi Gapoktan sebagai lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani di Kelurahan ini, dan dampak dari program ini. Persepsi tingkat pelaksanaan dan strategi program PUAP secara indikator product di Kelurahan Tumbihe berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan adalah berkategori baik. Hal ini dapat dilihat pada penjabaran dari setiap indikator product pada lampiran Tabel 7. Secara garis besar tingkat pelaksanaan dan strategi program PUAP secara keseluruhan product di Kelurahan Tumbihe ini termasuk dalam kategori baik dan cukup baik. Katagori ini didapat dari total skor yang diperoleh oleh setiap responden dari setiap pertanyaan. Dari 30 responden ada 21 responden atau sebanyak member apresiasi baik dan cukup baik. Selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini : Tabel 7. Persepsi Dampak Pelaksanaan Program PUAP Secara Product di Kelurahan Tumbihe, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango Kriteria Jumlah Responden Persentase (%) Sangat Baik 11 36,67 Baik 0 0 Cukup Baik 10 33,33 Kurang Baik 6 20,00 Tidak Baik 3 10,00
11 Jumlah Sumber: Data diolah, 2013 Tabel 7. menunjukan bahwa persepsi dampak pelaksanaan program PUAP secara product menunjukan kategori sangat baik dengan jumlah responden sebanyak 11 orang atau sebesar (36,67%). Sedangkan sebanyak 3 orang responden atau sebesar 10,00% menyatakan tidak baik alasannya karena masyarakat petani menganggap kinerja gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola modal terhadap rumah tangga tani belum maksimal atau masih lemah sehingga masyarakat petani megalami kesulitan mengelola dana PUAP tersebut. Tetapi sebagian besar masyarakat tani menyatakan sangat baik, baik, dan lebih banyak cukup baik hasil dari kegiatan program PUAP yang menggambarkan tingkat keberhasilan program PUAP mencapai tujuannya. Hal ini menunjukkan bahwa hasil product yaitu hasil peningkatan kesejahteraan petani di Kelurahan Tumbihe dari kegiatan program PUAP termasuk dalam kategori cukup baik. D. Persepsi Dampak Pelaksanaan Dan Persepsi Strategi Program PUAP Secara Keseluruhan Pada GAPOKTAN Di Kelurahan Tumbihe Persepsi dampak pelaksanaan dan persepsi strategi program PUAP pada GAPOKTAN di Kelurahan Tumbihe ini sangat ditentukan oleh kerjasama dan komitmen seluruh pemangku kepentingan mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan maupun monitoring, sehingga untuk mengetahui dampak pelaksanaan dan strategi dari program ini harus dilakukan evaluasi pada setiap tahapannya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tingkat Dampak pelaksanaan dan strategi program PUAP secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini : Tabel 8. Persepsi Dampak Pelaksanaan dan Strategi Program PUAP Secara Keseluruhan di Kelurahan Tumbihe, Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango Komponen Kategori Persentase (%) Context Cukup Baik 46,67 Input Cukup Baik 50,00 Process Baik 40,00 Product Sangat Baik 36,67 Sumber:Data diolah, 2013
12 Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat diketahui bahwa secara keseluruhan persepsi tingkat pelaksanaan dan persepsi strategi program PUAP pada GAPOKTAN ini termasuk cukup baik, hal ini ditunjukkan dari beberapa komponen seperti context dengan kategori cukup baik atau sebesar 46,67%, sedangkan komponen seperti input dengan kategori cukup baik atau sebesar 50,00%, selanjutnya komponen seperti process dengan kategori baik atau sebesar 40,00%, dan komponen seperti product termasuk dalam kategori sangat baik atau sebesar 36,67%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa secara keseluruhan persepsi tingkat pelaksanaan dan persepsi strategi program PUAP pada GAPOKTAN di Kelurahan Tumbihe termasuk dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden yang sebagian menjawab sangat baik, baik, dan cukup baik, dari seluruh item-item pertanyaan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tumbihe. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai bulan November tahun
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
21 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dilakukan di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Hal ini disebabkan selain provinsi tersebut adalah target sasaran wilayah program Pengembangan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas
Lebih terperinciBAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN
BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel
29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data deskriptif yang menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kemiskinan di pedesaan merupakan salah satu masalah pokok pedesaan yang harus segera diselesaikan dan menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Telaga merupakan salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Kecamatan Telaga berjarak 10
Lebih terperinciBAB III PENDEKATAN LAPANG
17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,
Lebih terperinci5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor-
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan data pada penelitian tentang Faktor- Faktor Strategi Bauran Pemasaran Jasa yang Memengaruhi Mahasiswa Memilih Program
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Tenilo merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Kelurahan Tenilo ini terbentuk dari tahun
Lebih terperinciJamhari Hadipurwanta. Kata kunci: perubahan, pengetahuan, bimbingan teknis.
KAJIAN PERUBAHAN PENGETAHUAN PENYELIA MITRA TANI SEBELUM DAN SESUDAH MENGIKUTI BIMBINGAN TEKNIS PENUMBUHAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN LAMPUNG Jamhari Hadipurwanta
Lebih terperinciPembahasan. 4.1 Uji Validitas
BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menguraikan dan menganalisis data dari hasil penelitian yang dilakukan tentang Efektivitas Kegiatan Sarasehan di Radio Sky 90,50 FM Bandung terhadap
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Objek Penelitian Pelaksanaan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Kartini Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang dilatarbelakangi bahwa kondisi pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah sekolah SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian adalah sekolah SMP Negeri 1 Tapa Kabupaten Bone Bolango, khususnya kelas VII.8 dan waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan kemiskinan, sesungguhnya adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi masyarakat menuju ke arah yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Karakteristik Responden Pada bab ini akan membahas semua data yang dikumpulkan dari responden dalam penelitian, sehingga dapat diketahui bagaimana
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Seiring dengan perkembangan dan perubahan kepemimpinan di pemerintahan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para petani. Permasalahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya masalah kemiskinan berhubungan erat dengan permasalahan pertanian di Indonesia. Masalah paling dasar bagi sebagian besar petani Indonesia adalah masalah keterbatasan
Lebih terperinciKelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:
A. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Rumus deskriptif persentase digunakan untuk menampilkan datadata kualitatif (angka) ke dalam kalimat. Dalam angket penelitian, untuk menggambarkan implementasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. kuisioner adalah untuk mengetahui ketepatan waktu, jumlah, jenis, tepat (sasaran),
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan penyebaran kuisioner kepada kelompok petani yang menerima subsidi pupuk. Tujuan penyebaran
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN TEORITIS
4 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Program PUAP Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program yang dinisiasi oleh Kementrian Pertanian.Menteri Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk
35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Uji Validitas Hasil perhitungan uji validitas menggunakan data 86 responden dan data yang diperoleh dari kuesioner diolah menggunakan program SSPS 19 dengan kriteria penentuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2008), Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai 2009. Adapun pada tahun 2009 jumlah penduduk Jawa
Lebih terperinciorang-orang yang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturanperaturan
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu suatu metode yang menggambarkan secara sistematis dan obyektif tentang hubungan pola asuh orang tua
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Desain Penelitian
31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai sensitivitas moral, pertimbangan moral, dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Limboto Barat Desa Daenaa selama ± 1 minggu. Sampel dihitung dengan menggunakan tabel penentuan besarnya
Lebih terperinciLampiran 1. Kuesioner Penelitian
79 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PADA PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) DI KABUPATEN HALMAHERA BARAT Kuesioner ini dibuat dalam rangka penyusunan tugas akhir
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN
BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Hypermart Kota Gorontalo, dengan waktu penelitian selama 3 bulan dari bulan September-November Tahun 2013. B.
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Laju 2008 % 2009 % 2010* % (%) Pertanian, Peternakan,
I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan yang banyak dihadapi oleh setiap negara di dunia. Sektor pertanian salah satu sektor lapangan usaha yang selalu diindentikan dengan kemiskinan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor dengan penyerapan tenaga kerja paling banyak di Indonesia dibandingkan dengan sektor lainnya. Badan Pusat Statistik (2009) melaporkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan terhadap Wajib Pajak yang berada di wilayah
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Perusahaan Sampel 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap Wajib Pajak yang berada di wilayah Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Responden yang berpartisipasi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, Indonesia merupakan bagian dari negara berkembang yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah dan terus mengupayakan pembangunan,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi, profesionalisme, dan independensi berpengaruh terhadap kualitas audit
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari kuesioner berisi pernyataan-pernyataan yang mewakili variabel yang akan diukur, kemudian disebarkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Instalasi Gizi Rumah Sakit Saiful Anwar Malang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian 1. Sejarah Singkat Instalasi Gizi Rumah Sakit Saiful Anwar Malang Instalasi Gizi Rumah Sakit merupakan wadah yang mengelola kegiatan gizi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peran penting dalam pembangunan nasional, karena sektor ini menyerap sumber daya manusia yang paling besar dan merupakan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega di Jalan Soekarno Hatta No 216,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Indonesia dan dalam pembangunan nasional. Pembangunan dan perubahan struktur ekonomi tidak bisa dipisahkan dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menyebar kuisioner terhadap RTS-PM. Jenis data yang diperlukan dari. a. Data tentang ketepatan sasaran penerima beras RASKIN.
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data diperoleh dari penelitian lapangan melalui wawancara langsung terhadap petugas Kelurahan Sukabumi Indah mengenai Pendistribusian RASKIN
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percepatan pembangunan pertanian memerlukan peran penyuluh pertanian sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh mempunyai peran penting
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 1. Kondisi Geografis dan Administrasi Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengembangan usaha agribisnis di pedesaan yang selanjutnya disebut dengan PUAP adalah bagian dari pelaksanaan
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI PENELITIAN. bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode
BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dalam hal ini penulis menggunakan metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lingkungan Keluarga dengan Perilaku Empati siswa kelas X SMA Negeri 1 Tibawa
BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu suatu metode yang menggambarkan secara sistematis dan obyektif tentang Hubungan Lingkungan Keluarga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor
A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani yang bertempat tinggal di pedesaan. Sektor pertanian memiliki peran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka PUAP adalah sebuah program peningkatan kesejahteraan masyarakat, merupakan bagian dari pelaksanaan program
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA Lokasi Kecamatan /Wilayah
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Kondisi Wilayah dan Potensi Sumber Daya di Kecamatan Benowo 4.1.1.1 Lokasi Kecamatan /Wilayah Kecamatan Benowo secara geografis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya
Lebih terperinciPada bagian ini dijelaskan mengenai hasil-hasil yang diperoleh setelah. melakukan penelitian yang meliputi karakteristik dari responden dan diskripsi
66 5.2. Analisis dan Hasil Penelitian Pada bagian ini dijelaskan mengenai hasil-hasil yang diperoleh setelah melakukan penelitian yang meliputi karakteristik dari responden dan diskripsi tentang variabel-variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pencil case merek. dikarenakan wholesaler di Kota Surabaya menjanjikan.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pencil case merek Shintoeng. Lokasi penelitian akan dilakukan di kota Surabaya. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif (ekplanasi),
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif (ekplanasi), yaitu penelitian yang bermaksud untuk menggambarkan fenomena tentang apa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian dan Data Deskriptif 1. Deskripsi Subjek Obyek Penelitian Kelurahan Tingkir Lor terletak satu kilometer di sebelah timur Terminal Bis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk miskin di Indonesia berjumlah 28,55 juta jiwa dan 17,92 juta jiwa diantaranya bermukim di perdesaan. Sebagian besar penduduk desa memiliki mata pencarian
Lebih terperinciMANAJEMEN DATA PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA ANALISIS DATA PENYAJIAN DATA
MANAJEMEN DATA PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA ANALISIS DATA PENYAJIAN DATA I. PENGUMPULAN DATA KEGIATAN WAWANCARA/OBSERVASI DALAM RANGKA MEMPEROLEH DATA DARI OBYEK PENGAMATAN PERLU DIPERHATIKAN CARA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research), karena penelitian ini digunakan untuk memecahkan masalah yang
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang terdiri dari variabel independen yaitu pemberian reward dan variabel
47 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Penelitian ini adalah penelitian quasi-eksperimen yang menggunakan nonequivalent model grup kontrol. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yang terdiri
Lebih terperinciBAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP
BAB III HASIL PENELITIAN TERPAAN PROGRAM PENDIDIKAN DEMOKRASI PEMILOS TVKU, INTENSITAS KETERLIBATAN PEMILIH DAN SOSIALISASI KPU KOTA SEMARANG TERHADAP PARTISIPASI PEMILIH PEMULA 3.1 Validitas dan Reliabilitas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai
32 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang lebih kepada keakuratan deskripsi setiap variabel dalan keakuratan
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007 jumlah
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1 Kuesioner tahap I (Uji Coba) Kuesioner tahap I ini dibagikan kepada 30 responden. Hasil kuesioner yang didapat terhadap penilaian terhadap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. fenomena tertentu serta menganalisis hubungan-hubungan antara suatu variabel
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian deskriptif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
45 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian sensus, menurut Arikunto (1996: 115) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah guru pembimbing dan siswa kelas XI di SMA
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April hingga bulan Juni tahun 2014 yang dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 1 Kampar Kiri pada saat semester
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Pengujian Instrumen Penelitian Pengujian instrumen penelitian dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian yang digunakan agar menghasilkan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan
III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah agar penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Langkah-langkah dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tapa, Kabupaten Bone Bolango Kota Gorontalo. Waktu penelitian diadakan dalam jangka waktu paling kurang tiga bulan,
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Negeri 1 Tapa, Kabupaten Bone Bolango Kota Gorontalo. 3.1.
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu variabelvariabel
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu variabelvariabel yang diteliti itu akan menjelaskan obyek yang diteliti melalui
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
45 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan data yang telah disebar kepada Auditor di 103 Kantor Akuntan Publik yang berada di seluruh wilayah Jakarta Barat dan Jakarta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian yang berkelanjutan merupakan suatu kegiatan yang mutlak dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja, pengentasan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B a b I V H a s i l P e n e l i t i a n d a n P e m b a h a s a n 148 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Besarnya pengaruh kualitas pelayanan fiskus dan ketegasan sanksi pajak dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu yang terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
25 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.
44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Pengujian Instrumen Penelitian Instrumen yang berupa butir-butir pernyataan (kuesioner) yang digunakan untuk mengukur variabel, perlu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kota Gorontalo Kecamatan Kota Timur Kelurahaan Ipilo dan Heledulaa Utara selama 2 bulan yaitu bulan Mei sampai Juni tahun
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (remaja). Instagram sekarang banyak sekali bermunculan akun-akun yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Instagram. Instagram kini menjadi market place
Lebih terperinciTotal 202 orang 100 %
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti akan membahas mengenai laporan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari gambaran umum subjek, hasil uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Dalam bab IV disajikan analisis terhadap data yang diperoleh selama penelitian. Data yang terkumpul merupakan data primer, yaitu
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode observasional, yaitu
32 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode observasional, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti. Sedangkan desain
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Sidomulyo Timur, Pekanbaru yang diperkirakan selama 3 bulan, mulai dari bulan januari 2014 sampai
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Desa Sanggarhorho Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Propinsi Nusa
3 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Zozozea, Ondorea Barat, Ndeturea, dan Desa Sanggarhorho Kecamatan Nangapanda Kabupaten Ende Propinsi Nusa Tenggara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel terikat Dukungan Pengelola pasar. Kesiapsiagaan Tanggap darurat kebakaran Peran Pedagang Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian B. Hipotesis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari konteks pembangunan dan upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Selama ini sektor pertanian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan mengambil sampel pada pegawai Dinas Pertanian Tanaman
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian ini akan mengambil sampel pada pegawai Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung. 3.2. Jenis Penelitian Menurut Oei (2010:
Lebih terperinciPRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi
PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi Oleh : Ade Permana (H34096001), Desy Kartikasari (H34096017), Devi Melianda P (H34096020), Mulyadi(H34096068)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pengguna sepatu Converse, dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel
Lebih terperinci