ANALISIS PERAN WANITA DALAM RUMAH TANGGA PETANI MENDUKUNG KEBERHASILAN PROGRAM SLPTT PUAP DI BENGKULU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PERAN WANITA DALAM RUMAH TANGGA PETANI MENDUKUNG KEBERHASILAN PROGRAM SLPTT PUAP DI BENGKULU"

Transkripsi

1 ANALISIS PERAN WANITA DALAM RUMAH TANGGA PETANI MENDUKUNG KEBERHASILAN PROGRAM SLPTT PUAP DI BENGKULU Umi Pudji Astuti, Eddy Makruf, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK Wanita tani memegang peranan yang tidak kecil dan menentukan dalam keberhasilan usahatani keluarga. Untuk mengetahui peranan wanita tani dalam pola pengambilan keputusan dan strategi pemberdayaan wanita tani dalam usahatani padi, pemeliharaan ternak sapi potong dan pengolahan hasil pertanian maka dikumpulkan data dan informasi melalui survei pada 6 desa/kelurahan di Kabupaten Seluma, Kepahiang, dan Kota Bengkulu. Lokasi survei adalah penerima program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SL-PTT) Padi Sawah dan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Tujuan penelitian yaitu: (1) mengetahui peranan wanita dalam kegiatan usahatani padi, pemeliharaan ternak sapi, dan pengolahan hasil pertanian, (2) mengetahui aktivitas produktif wanita tani dalam rumah tangga, dan (3) merumuskan rekomendasi strategi pemberdayaan wanita tani. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan 118 orang wanita tani sebagai dan diskusi kelompok dengan metode Focus Group Discussion (FGD). Data tersebut meliputi penentuan jenis usaha, penyediaan modal, pembelian sarana produksi, kegiatan pengolahan, pengemasan, pemasaran hasil olahan, dan aktivitas produktif wanita tani dalam keluarga, serta identifikasi faktor-faktor lingkungan strategis dalam pemerdayaan wanita tani. Data dianalisis dengan menggunakan Analitical Hierarchy Process (AHP) untuk menunjukkan besarnya peran wanita dalam usahatani, analisis deskriptif untuk mengetahui aktivitas produktif wanita tani dalam rumah tangga, dan analisis SWOT untuk merumuskan strategi pemberdayaan wanita tani serta QSPM untuk menentukan strategi terpilih yang dijadikan prioritas utama dalam pemberdayaan wanita tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peranan wanita dalam usahatani padi sawah dan pengolahan hasil pertanian lebih dominan daripada peranan pria dengan dengan sumbangan peranan masing-masing cabang usaha 41,13% dan 67,13%. Sedangkan peranan wanita tani dalam usaha ternak sapi potong tidak dominan yaitu hanya 21,12%; (2) Alokasi waktu rata-rata usaha produktif wanita tani dalam kegiatan pengolahan hasil adalah 10 jam per hari, usahatani padi sawah 6,3 jam dan pemeliharaan ternak sapi 2 jam; (3) prioritas utama strategi pemberdayaan wanita tani adalah mendorong peningkatan pengetahuan dan ketrampilan wanita tani melalui pelatihan usaha ekonomi produktif. Kata kunci: peran wanita tani, kelompok wanita tani, strategi 1

2 PENDAHULUAN Kaum wanita memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dibandingkan kaum pria dalam semua aspek kehidupan, namun masih dirasakan adanya diskriminasi perhatian dan kesempatan terhadap kaum wanita. Ketimpangan gender terjadi di berbagai bidang kehidupan, misalnya di bidang pendidikan dan ketenagakerjaan. Bappenas (2010) melaporkan bahwa di Bengkulu pada tahun 2008, persentasi perempuan usia 10 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah besarnya empat setengah kali lipat penduduk lakilaki (18,65% berbanding 4,07%). Begitu pula kaum perempuan yang buta huruf sekitar 21,12% dibandingkan penduduk laki-laki 6,51%. Di Bidang ekonomi, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) kaum perempuan masih rendah yaitu 17% bila dibandingkan dengan TPAK laki-laki yaitu 83%. Munculnya perhatian terhadap isu gender sejalan dengan pergeseran paradigma pembangunan dari pendekatan keamanan dan kestabilan (security) menuju pendekatan kesejahteraan dan keadilan (prosperity) atau dari pendekatan produksi ke pendekatan kemanusiaan dalam suasana yang lebih demokratis dan terbuka (Sudarta, 2010). Sudarta (2010) menambahkan lebih lanjut bahwa peranan perempuan di sektor pertanian adalah sesuatu yang tidak terbantahkan. Dalam usahatani tanaman pangan, pembagian kerja antara pria dan wanita sangat jelas terlihat, sering dikatakan bahwa pria bekerja untuk kegiatan yang banyak menggunakan otot dan wanita bekerja untuk kegiatan yang banyak memakan waktu. Oleh karenanya, akses wanita yang lebih baik terhadap sumberdaya melalui program pemerintah juga memberikan kesempatan kepada wanita untuk berkontribusi lebih besar dalam kegiatan ekonomi produktif. Menurut Sudaryanto (2010), penggunaan anggaran pembangunan pertanian yang responsif gender akan lebih baik dalam mengakomodir keinginan semua golongan, sehingga efektifitas pelaksanaan pembangunan lebih baik dan pendapatan petani meningkat. Perhatian terhadap aspek gender tidak hanya untuk memberikan suasana yang lebih adil antara laki-laki dan perempuan melainkan juga bagi semua golongan pelaku usaha agribisnis. Hasilhasil penelitian tentang peran wanita dalam pertanian selama dua dasawarsa terakhir menunjukkan bahwa kontribusi wanita tani terhadap produksi pertanian dan rumah tangga adalah signifikan (Mehra and Esim, 1998 dalam Sudirja, 2007). Dengan demikian, wanita tani di perdesaan memberikan kontribusi yang besar terhadap pengembangan ekonomi, baik melalui kegiatan produktif usahatani maupun sebagai tenaga kerja tidak dibayar (unpaid worker) melalui investasi non material yang dilakukannya di dalam rumah tangga seperti dalam pengasuhan anak dan urusan rumah tangga lainnya. Hasil kajian Suhaeti dan Suharni (2010) menyimpulkan bahwa usaha agribisnis dan pengembangan ekonomi pertanian rakyat akan berhasil apabila segala bentuk diskriminatif untuk pemberdayaan pelaku usaha dihilangkan dan keadilan dalam mekanisme pasar dapat ditegakkan. Wanita tani perlu mendapat ketrampilan dalam pemberdayaan pelaku usaha agribisnis. Untuk mengetahui peranan wanita tani dalam usahatani dan strategi pemberdayaan gender, maka dikumpulkan data dan informasi melalui kegiatan survei. Kajian ini difokuskan pada peranan wanita dalam kegiatan budidaya padi, 2

3 pemeliharaan ternak sapi, dan usaha pengolahan dan pemasaran hasil. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui peranan wanita dalam kegiatan usahatani budidaya padi, pemeliharaan sapi potong, dan pengolahan hasil pertanian, (2) mengetahui aktivitas produktif wanita tani dalam rumah tangga, dan (3) merumuskan rekomendasi strategi pemberdayaan wanita tani pada usahatani padi, sapi potong, dan pengolahan hasil pertanian. METODOLOGI Survei dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan November 2011 di 2 kabupaten dan 1 kota yaitu Kabupaten Seluma, Kepahiang, dan Kota Bengkulu (Tabel 1). Lokasi survei adalah 6 desa/kelurahan penerima program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu (SL-PTT) Padi Sawah dan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Tabel 1. Lokasi survei Analisis Peran Wanita dalam Rumah Tangga Petani. No Kabupaten/Kota Kecamatan Desa/Kelurahan Bantuan program (tahun) SLPTT PUAP 1 Seluma Air Periukan Ds. Lokasi Baru Seluma Seluma Selatan Kel. Rimbo Kedui Kepahiang Kabawetan Ds. Tangsi Baru Kepahiang Merigi Ds. Bukit Barisan Kota Bengkulu Ratu Agung Kel. Sawah Lebar Lama Kota Bengkulu Ratu Agung Kel. Sawah Lebar Baru Responden dipilih secara acak sebanyak 118 orang wanita tani pada 6 desa/kelurahan yang melakukan usahatani padi, usaha pemeliharaan ternak sapi potong, dan usaha pengolahan hasil pertanian yang mendapat program SL-PTT dan atau PUAP. Masing-masing jenis usahatani diwakili oleh 2 desa/kelurahan. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi karakteristik petani, aktifitas harian wanita tani, pola pengambilan keputusan dan alokasi waktu dalam usahatani, serta identifikasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) (SWOT) terhadap wanita tani. Pengumpulan Data dilakukan melalui wawancara individu menggunakan daftar pertanyaan serta diskusi kelompok dengan metode FGD (focus group disccussion). Data sekunder dikumpulkan dengan penelusuran pustaka, laporan, dan browsing internet. Data dianalisis dengan metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) untuk mengetahui besarnya peranan wanita tani. Gambaran aktivitas wanita tani dalam keluarga dianalisis secara deskriptif, sedangkan strategi pemberdayaan gender dirumuskan dengan analisis SWOT serta QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) untuk menentukan strategi terpilih yang dijadikan prioritas utama dalam pemberayaan wanita tani. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Responden Jumlah responden survei sebanyak 118 orang wanita tani. Cabang usahatani utama yang diusahakan oleh wanita tani di lokasi survei adalah pengolahan hasil 3

4 (Bukit Barisan dan Sawah Lebar Lama), budidaya padi (Rimbo Kedui dan Sawah Lebar Baru), dan pemeliharaan sapi potong (Lokasi Baru dan Tangsi Baru). Umur rata-rata responden adalah 43,75 tahun dengan pendidikan rata-rata 7,04 tahun. Deskripsi responden tersebut menggambarkan bahwa rata-rata tingkat pendidikan wanita tani masih rendah. Kelompok wanita tani telah tumbuh dan berkembang pada 2 lokasi yaitu di Desa Bukit Barisan (Kepahiang) dan Kelurahan Sawah Lebar Lama (Kota Bengkulu). Kelompok wanita tani pada kedua lokasi ini merupakan kelompok pengolah hasil pertanian. Tabel 2 menampilkan deskripsi responden survei. Tabel 2. Deskripsi responden survei. No Desa/Kelurahan Jumlah Umur responden rata-rata (org) (thn) 1 Lokasi Baru, Seluma 2 Rimbo Kedui, Seluma 3 Tangsi Baru, Kepahiang 4 Bukit Barisan, Kepahiang 5 Sawah Lebar Lama, Kota Bengkulu 6 Sawah Lebar Baru, Kota Bengkulu Pendidikan rata-rata (thn) Kegiatan Kelompok wanita tani 20 45,66 6,60 Pemeliharaan - ternak sapi 20 32,10 6,55 Budidaya padi ,07 8,60 Pemeliharaan ternak sapi 20 42,10 6,70 Pengolahan marning 28 43,54 9,14 Pengolahan hasil (kue, tempe, keripik, kopi) 13 40,40 6,40 Budidaya padi ,75 7,04 Akses Wanita Tani terhadap Program SL-PTT dan PUAP Akses wanita tani terhadap program pembangunan hanya terlihat pada program PUAP untuk usaha pengolahan hasil di 2 desa yaitu Sawah Lebar Baru (Kota Bengkulu) dan Bukit Barisan (Kepahiang). Pada kedua desa ini, kaum wanita melalui kelompok wanita tani ikut serta dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan program. Untuk usaha budidaya padi dan pemeliharaan ternak sapi potong, akses terhadap program dilakukan oleh kaum pria. Kaum pria yang merencanakan dan melaksanakan program bantuan Kementerian Pertanian. Dalam kegiatan usaha pengolahan hasil, wanita tani terlibat aktif sejak tahapan penyediaan bahan baku, proses produksi, pengepakan, dan pemasaran. Dalam budidaya padi, wanita tani berperan membantu dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan, panen, dan pasca panen. Sedangkan pada pemeliharaan sapi potong wanita tani membantu dalam pemberian pakan, air minum, dan membersihkan kandang. Akses wanita tani pengolah hasil pertanian terhadap program pembangunan terlihat dengan eksistensi kelompok wanita tani yang ada di desa. Terdapat 3 kelompok wanita tani yang ada di Kelurahan Sawah Lebar Lama dan 5 kelompok di Desa Bukit Barisan (Tabel 2). Kelompok ini telah eksis sebelum adanya bantuan pemerintah melalui program PUAP. Fenomena yang menarik adalah

5 kelompok wanita tani juga memiliki fungsi sosial keagamaan dalam masyarakat seperti pengajian/perayaan keagamaan dan kunjungan suka duka. Pertemuan kelompok wanita tani dilakukan setiap bulan untuk pembayaran angsuran pinjaman, pembayaran simpanan, pemberian pinjaman kepada anggota, dan arisan. Pada saat-saat tertentu, dilakukan pembinaan usaha dan penyuluhan oleh petugas dari dinas/instansi teknis. Pertemuan secara rutin ini akan mempengaruhi pengelolaan pengelolaan organisasi kelompok. Menurut Pranadji dan Hastuti (2010), sistem manajemen yang digunakan dalam organisasi harus menggunakan kaidah pertanggungjawaban (accountability), keterbukaan manajemen (transparency), keputusan yang bersifat partisipatif dan demokratis. Sehingga pertemuan secara rutin untuk merencanakan dan mengevaluasi jalannya organisasi merupakan sesuatu yang harus ada. Pada 4 desa (Lokasi Baru Seluma, Rimbo Kedui Seluma, Tangsi Baru Kepahiang, dan Sawah Lebar Baru Kota Bengkulu) yang kegiatan produktif wanita taninya adalah budidaya padi dan beternak sapi potong, belum terdapat kelompok wanita tani sehingga wanita tani belum dapat mengakses program SL-PTT dan PUAP. Kegiatan wanita berkelompok tidak mengarah kepada kegiatan produktif, masih terbatas pada kegiatan kemasyarakatan, seperti pengajian dan arisan. Dari uraian di atas jelas bahwa akses wanita tani terhadap program pembangunan sangat ditentukan oleh keberadaan kelompok. Hal ini disebabkan karena bantuan program pemerintah kepada petani disalurkan melalui kelompok tani atau gabungan kelompok tani. Peran Wanita Tani dalam Usahatani Keluarga Pengambilan keputusan usahatani dalam keluarga merupakan hasil kompromi (keputusan bersama dalam keluarga), umumnya antara bapak dan ibu tani. Hal ini disebabkan oleh konsekuensi dari keputusan yang juga akan ditanggung secara bersama-sama dalam keluarga. Menurut Reason (1997), pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau pengetahuan yang membawa pada pemilihan suatu tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan akhir. Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan. Oleh karenanya hasil keputusan seseorang berupa tindakan akan menentukan peranannya. Perbandingan tingkat peranan pria dan wanita dalam usahatani pada lokasi penelitian disajikan pada Tabel 3. Dari tabel tersebut terlihat bahwa wanita tani memiliki peran dominan atau lebih tinggi daripada pria dalam usahatani padi dan pengolahan hasil. Rata-rata sumbangan peranan wanita tani dalam usahatani padi adalah 41,13% dibandingkan pria sebesar 35,96%. Dalam usaha pengolahan hasil, peranan wanita tani jauh lebih tinggi daripada pria yaitu mencapai 67,13% berbanding 17,63%. Sedangkan peranan wanita tani dalam usaha ternak sapi potong tidak dominan yaitu hanya 21,12% dibandingkan pria sebesar 49,48%. Dalam usahatani padi, wanita berperan lebih besar daripada pria pada hampir seluruh tahapan usaha, hanya pada penentuan jenis usaha dan penyediaan modal kaum pria lebih berperan. Dari hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, dominannya peranan wanita disebabkan oleh karena kaum pria juga 5

6 melakukan pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti menjadi buruh tani, tukang, jasa, berdagang, PNS dan sebagainya. Tujuan utama budidaya padi adalah untuk memenuhi konsumsi pangan keluarga. Pada usaha pemeliharaan ternak sapi potong, peranan kaum pria dominan. Namun yang menarik adalah peranan wanita pada saat penjualan sapi lebih dominan (44,4%). Hal ini dapat dimaklumi karena tujuan utama memelihara ternak sapi adalah sebagai tabungan keluarga. Kepemilikan rata-rata sapi dalam keluarga berkisar antara 2-3 ekor. Sapi akan dijual untuk kebutuhan mendadak dan biasanya untuk kebutuhan yang telah direncanakan terlebih dahulu seperti untuk biaya pendidikan anak. Tabel 3. Peranan pria dan wanita dalam usaha budidaya padi, ternak Sapi potong, dan pengolahan hasil pertanian di lokasi penelitian. No Uraian Persentase peranan rata-rata (%) Pria Wanita Pria dan Wanita 1 Budidaya padi sawah Penentuan jenis usaha 52,5 18,3 29,2 Penyediaan modal 69,9 12,5 17,6 Pembelian sarana produksi 40,4 41,6 18,0 Kegiatan budidaya 20,5 52,6 26,9 Panen 20,5 52,6 26,9 Pasca panen 11,5 69,0 19,5 Pemasaran hasil 36,4 41,3 22,3 Rata-rata 35,96 41,13 22,91 2 Pemeliharaan ternak sapi potong Penentuan jenis usaha 54,0 16,3 29,7 Penyediaan modal 63,7 10,5 25,8 Pembelian bibit 67,3 10,1 22,6 Kegiatan budidaya 45,5 24,3 30,2 Penjualan sapi 16,9 44,4 38,7 Rata-rata 49,48 21,12 29,40 3 Usaha pengolahan hasil Penentuan jenis usaha 8,9 77,5 13,6 Penyediaan modal 34,4 49,4 16,2 Pembelian sarana produksi 23,8 61,3 14,9 Kegiatan produksi 10,4 72,2 17,4 Kegiatan pengepakan 12,5 72,1 15,4 Pemasaran hasil 15,8 70,3 13,9 Rata-rata 17,63 67,13 15,23 Peranan wanita tani sangat dominan dalam usaha pengolahan hasil pertanian. Pada Tabel 3 di atas jelas terlihat bahwa wanita tani berperan dominan pada seluruh kegiatan usahatani sejak penentuan jenis usaha sampai dengan pemasaran hasil. Aktivitas Produktif Wanita Tani dalam Usahatani Usaha Produktif adalah segala jenis usaha ekonomi yang dilakukan oleh petani/kelompok tani yang mempunyai transaksi hasil usaha harian, mingguan, bulanan, musiman maupun tahunan (Departemen Pertanian, 2008). 6

7 Dari hasil pengamatan diketahui bahwa alokasi waktu yang digunakan untuk usaha produktif wanita tani memanfaatkan waktu luang yang dimiliki, setelah alokasi waktu untuk melakukan fungsi utama sebagai ibu rumah tangga yaitu dalam pengasuhan anak dan mengurusi keperluan keluarga telah terpenuhi. Dalam kegiatan usahatani di sawah, wanita tani di Desa Rimbo Kedui (Seluma) dan Kelurahan Sawah Lebar Baru (Kota Bengkulu) rata-rata melakukan kegiatan produktif di sawah 4-7 jam, kecuali pada saat tanam dan panen membutuhkan waktu yang lebih lama. Curahan waktu lainnya dimanfaatkan oleh wanita tani untuk mengurusi rumah tangga dan kemasyarakatan (kegiatan sosial) dan kegiatan non produktif. Rata-rata lamanya kegiatan per hari untuk kegiatan produktif usahatani padi adalah sekitar 6,3 jam. Selain itu wanita tani melakukan kegiatan sosial seperti mengurus keperluan rumah tangga, anak sekolah, dan perhimpunan kemasyarakatan/keagamaan sekitar 6,5 jam. Sedangkan kegiatan non produktif seperti waktu tidur dan santai sekitar 11,2 jam per hari. Alokasi waktu wanita dalam kegiatan usaha pemeliharaan ternak sapi potong relatif lebih sedikit daripada alokasi waktu wanita tani dalam usahatani padi sawah. Untuk membantu usaha ternak sapi hanya dibutuhkan waktu rata-rata 2 jam per hari untuk pemberian pakan, memandikan ternak, atau membersihkan kandang. Waktu luang yang tersisa dimanfaatkan untuk keperluan usaha produktif lainnya seperti menjadi buruh tani, membantu di kebun/lahan usahatani atau berdagang. Rata-rata lamanya alokasi waktu untuk kegiatan produktif wanita tani di Desa Lokasi Baru (Seluma) dan Tangsi Baru (Kepahiang) adalah sekitar 9,24 jam, kegiatan sosial 6,76 jam, dan kegiatan non produktif 8 jam. Waktu yang digunakan dalam aktivitas pengolahan hasil pertanian di Sawah Lebar Lama (Kota Bengkulu) dan Bukit Barisan (Kepahiang) adalah sekitar 10 jam, kegiatan sosial 6,5 jam, dan kegiatan non produktif 8 jam per hari. Terlihat bahwa kegiatan wanita tani dalam pengolahan hasil membutuhkan alokasi waktu yang lebih lama dibandingkan dengan usahatani padi atau membantu dalam pemeliharaan ternak sapi. Tabel 4 menunjukkan pembagian waktu wanita tani dalam kegiatan produktif, sosial dan non produktif. Tabel 4. Alokasi waktu usaha produktif wanita tani di lokasi penelitian. No Kegiatan Kegiatan produktif rata-rata (jam) 1 Budidaya padi 6,3 2 Pemeliharaan ternak sapi 2 3 Pengolahan hasil pertanian 10 Strategi Pemberdayaan Wanita Tani Strategi pemberdayaan wanita tani dirumuskan menggunakan analisis SWOT. Matrik SWOT (Tabel 5) menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, sehingga menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategis. Selanjutnya untuk menentukan strategi prioritas dilakukan analisis dengan QSPM (Rangkuti, 2008). 7

8 Tabel 5. Matrik SWOT strategi pemberdayaan wanita tani. FAKTOR INTERNAL Kekuatan (Strengths): 1. Tingginya peranan wanita dalam usahatani 2. Kemampuan wanita tani dalam menambah pendapatan keluarga 3. Pemanfaatan waktu luang wanita tani cukup tinggi 4. Potensi berkelompok wanita tani cukup tinggi FAKTOR EKSTERNAL Peluang (Opportunities): 1. Adanya program pemerintah yang dapat diakses wanita tani 2. Dukungan keluarga terhadap partisipasi wanita tani dalam kegiatan usaha produktif 3. Dukungan pemerintah terhadap pemberdayaan kelompok wanita tani cukup tinggi 4. Potensi pengembangan agribisnis khususnya dalam usaha pengolahan hasil masih terbuka Ancaman (Threats): 1. Persaingan antara pria dan wanita dalam mengakses program pembangunan 2. Pembinaan petugas kepada kelompok wanita tani masih kurang Strategi S-O: Memanfaatkan peranan wanita dalam usaha produktif untuk mengakses program pemerintah (S1, S2, S3, S4, O1, O2) Strategi S-T: Membentuk kelompok wanita tani sehingga dapat mengakses program pemerintah dan pelayanan petugas/pembina (S4, T1, T2) Kelemahan (Weaknesses): 1. Lemahnya organisasi wanita tani 2. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan teknis wanita tani 3. Akses wanita tani terhadap program pembangunan terbatas 4. Fungsi utama wanita tani secara sosial adalah sebagai ibu rumah tangga Strategi W-O: a. Membuka akses wanita tani dalam pengembangan agribisnis melalui penumbuhan dan pengembangan kelompok wanita tani (W2, W3, O4) b. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan wanita tani melalui pelatihan yang difasilitasi program pemerintah (W2, O3) Strategi W-T: Memperbaiki kelemahan organisasi wanita tani melalui peningkatan intensitas pembinaan petugas (W1, T2) Berdasarkan analisis matrik SWOT pada Tabel 5 diperoleh empat arahan strategi pemberdayaan wanita tani. Jika lebih disederhanakan lagi, maka keempat arahan strategi tersebut mengarah pada dua strategi utama yaitu (1) penumbuhan dan pengembangan kelompok wanita tani agar dapat mengakses program pemerintah dan (2) peningkatan pengetahuan dan ketrampilan wanita tani melalui pelatihan usaha ekonomi produktif. Untuk menentukan pilihan strategi tersebut, selanjutnya dilakukan analisis dengan QSPM yang terlihat pada Tabel 6. 8

9 Tabel 6. Analisis QSPM untuk pemilihan alternatif strategi dalam pemberdayaan wanita tani. Uraian Alternatif strategi (1) penumbuhan dan pengembangan kelompok wanita tani agar dapat mengakses program pemerintah (2) peningkatan pengetahuan dan ketrampilan wanita tani melalui pelatihan usaha ekonomi produktif Bobot Rating Skor Bobot Rating Skor Faktor Internal (SW) Kekuatan (S): S1. Tingginya peranan wanita dalam usahatani 0,15 2 0,30 0,15 3 0,45 S2. Kemampuan wanita tani dalam menambah 0,15 1 0,15 0,15 3 0,45 pendapatan keluarga S3. Pemanfaatan waktu luang wanita tani cukup 0,10 1 0,10 0,10 3 0,30 tinggi S4. Potensi berkelompok wanita tani cukup tinggi 0,10 4 0,40 0,10 3 0,30 Kelemahan (W): W1. Lemahnya organisasi wanita tani 0,20 4 0,80 0,20 1 0,20 W2. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan 0,15 1 0,15 0,15 4 0,60 teknis wanita tani W3. Akses wanita tani terhadap program 0,10 4 0,40 0,10 3 0,30 pembangunan terbatas W4. Fungsi utama wanita tani secara sosial 0, , adalah sebagai ibu rumah tangga Jumlah Faktor Internal 1,000 2,30 1,000 2,60 Faktor Eksternal Peluang (O): O1. Adanya program pemerintah yang dapat 0,20 4 0,80 0,20 3 0,60 diakses wanita tani O2. Dukungan keluarga terhadap partisipasi 0,05 2 0,10 0,05 3 0,15 wanita tani dalam kegiatan usaha produktif O3. Dukungan pemerintah terhadap 0,10 4 0,40 0,10 3 0,30 pemberdayaan kelompok wanita tani cukup tinggi O4. Potensi pengembangan agribisnis khususnya 0,30 2 0,60 0,30 3 0,90 dalam usaha pengolahan hasil masih terbuka Ancaman (T): T1. Persaingan antara pria dan wanita dalam 0,20 3 0,60 0,20 3 0,60 mengakses program pembangunan T2. Pembinaan petugas kepada kelompok wanita 0,15 3 0,45 0,15 3 0,45 tani masih kurang Jumlah Faktor Eksternal 1,000 2,95 1,000 3,00 Jumlah Skor Total 5,25 5,60 Keterangan: Nilai rating (1=tidak menarik, 2=kurang menarik; 3=menarik; 4=sangat menarik) Analisis QSPM pada Tabel 6 memperlihatkan bahwa strategi (2): peningkatan pengetahuan dan ketrampilan wanita tani melalui pelatihan usaha ekonomi produktif dapat lebih mendorong pemberdayaan wanita tani dengan nilai skor ketertarikan (attractive score) 5,60 daripada strategi (1): penumbuhan dan pengembangan kelompok wanita tani agar dapat mengakses program pemerintah (5,25). 9

10 KESIMPULAN Penelitian ini menunjukkan bahwa peranan wanita dalam usahatani padi sawah dan pengolahan hasil pertanian lebih dominan daripada peranan pria dengan dengan sumbangan peranan masing-masing cabang usaha 41,13% dan 67,13%. Sedangkan peranan wanita tani dalam usaha ternak sapi potong tidak dominan yaitu hanya 21,12%. Alokasi waktu rata-rata usaha produktif wanita tani dalam kegiatan pengolahan hasil adalah 10 jam per hari, usahatani padi sawah 6,3 jam dan pemeliharaan ternak sapi 2 jam. Pilihan strategi untuk pemberdayaan wanita tani ke depan sebagai masukan bagi pengambil kebijakan adalah mendorong peningkatan pengetahuan dan ketrampilan wanita tani melalui pelatihan usaha ekonomi produktif. DAFTAR PUSTAKA Bappenas Laporan Akhir Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Provinsi Bengkulu. Kerjasama Deputi Bidang Evaluasi Kinerja Pembangunan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas dengan Universitas Bengkulu. Jakarta BPTP Bengkulu Database Gapoktan PUAP Tahun 2008 Provinsi Bengkulu. BPTP Bengkulu. Laporan tidak dipublikasikan. Departemen Pertanian Peraturan Menteri Pertanian Nomor 16/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Departemen Pertanian. Jakarta. Pranadji, T. dan E.L. Hastuti Transformasi Sosio Budaya dalam Pembangunan Pedesaan dalam Analisis Kebijakan Pertanian Volume 8 Nomor 1, Maret Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Bogor. Rangkuti, F Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Cetakan Kelimabelas. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Reason, J Managing The Risks of Organizational Accidents. Cetakan keempat. Ashgate Publishing Ltd. Hampshire. Inggris. Sudarta, W Peran Wanita dalam Pembangunan Berwawasan Gender. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Udayana. 5 Juli Sudaryanto, T Anggaran Berbasis Gender mengakomodir semua Golongan. Artikel dimuat dalam Sinar Tani, Edisi 6-12 Januari 2010 No.3336 Tahun XL, hal. 14. Sudirja, R Partisipasi Perempuan dalam Penyusunan Program Pembangunan Pertanian di Pedesaan. Makalah disampaikan dalam Pelatihan PRA bagi Tenaga Pemandu Dinas Tenaga Kerja se- Kabupaten/Kota di Indonesia tanggal 8 13 Juli 2007, Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jawa Barat. Suhaeti, N.R. dan S. Suharni Inkorporasi Perspektif Gender dalam Pengembangan Rekayasa Alat Mesin Pertanian Juni

POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) PENGOLAH HASIL PERTANIAN DI KOTA BENGKULU

POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) PENGOLAH HASIL PERTANIAN DI KOTA BENGKULU POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) PENGOLAH HASIL PERTANIAN DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti, Andi Ishak dan Eddy Makruf Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR TAHUN 2011 PENGKAJIAN KOMPETITIF

LAPORAN AKHIR TAHUN 2011 PENGKAJIAN KOMPETITIF Kode Registrasi : 633996-2010-5-5-7 LAPORAN AKHIR TAHUN 2011 PENGKAJIAN KOMPETITIF ANALISIS PERAN WANITA DALAM RUMAHTANGGA PETANI MENDUKUNG KEBERHASILAN PROGRAM SL PTT, PUAP (peningkatan peran dan fungsi

Lebih terperinci

Umi Pudji Astuti, Eddy Makruf, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km 6,5 Bengkulu

Umi Pudji Astuti, Eddy Makruf, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km 6,5 Bengkulu KAJIAN POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER GAPOKTAN PUAP DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti, Eddy Makruf, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian

Lebih terperinci

Umi Pudji Astuti, Wahyu Wibawa, dan Andi Ishak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK

Umi Pudji Astuti, Wahyu Wibawa, dan Andi Ishak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI MELAKUKAN ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN PANGAN MENJADI PERKEBUNAN SAWIT (STUDI KASUS DI DESA KUNGKAI BARU, KECAMATAN AIR PERIUKAN, KABUPATEN SELUMA) Umi Pudji Astuti,

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU ABSTRAK FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU : KASUS PETANI DI DESA KUNGKAI BARU Umi Pudji Astuti, Wahyu Wibawa dan Andi Ishak Balai Pengkajian Pertanian Bengkulu,

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU : KASUS PETANI DI DESA KUNGKAI BARU

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU : KASUS PETANI DI DESA KUNGKAI BARU 189 Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

GENDER BUDGET STATEMENT (Pernyataan Anggaran Gender) Tahun 2013

GENDER BUDGET STATEMENT (Pernyataan Anggaran Gender) Tahun 2013 GENDER BUDGET STATEMENT (Pernyataan Anggaran Gender) Tahun 2013 Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pertanian Unit Organisasi : Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Eselon II/Satker : Program

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Jenis Kajian Ditinjau dari aspek tujuan penelitian, kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode deskriptif

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Penyusunan Master Plan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur meliputi beberapa tahapan kegiatan utama, yaitu : 1) Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kemiskinan merupakan penyakit ekonomi pada suatu daerah yang harus di tanggulangi. Kemiskinan akan menyebabkan ketidakberdayaan masyarakat dalam mengelola

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DENGAN BEBERAPA MODEL PLOT UBINAN PADA SISTEM TANAM LEGOWO 4:1

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DENGAN BEBERAPA MODEL PLOT UBINAN PADA SISTEM TANAM LEGOWO 4:1 PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DENGAN BEBERAPA MODEL PLOT UBINAN PADA SISTEM TANAM LEGOWO 4:1 Ahmad Damiri dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota

Lebih terperinci

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU

ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU ADOPSI PETANI PADI SAWAH TERHADAP VARIETAS UNGGUL PADI DI KECAMATAN ARGAMAKMUR, KABUPATEN BENGKULU UTARA, PROVINSI BENGKULU Andi Ishak, Dedi Sugandi, dan Miswarti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA Eddy Makruf, Yulie Oktavia, Wawan Eka Putra, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi:

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penentuan Responden Data yang dikumpulkan meliputi: MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan pada tiga kecamatan di Kabupaten Belitung, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu Kecamatran Tanjungpandan, Badau, dan Membalong pada bulan Agustus

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang lingkup wilayah kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan kemiskinan, sesungguhnya adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi masyarakat menuju ke arah yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 42 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi analisis yaitu metode penelitian yang menuturkan dan menafsirkan data sehingga

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti: PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA GAPOKTAN DAN PERSEPSI PETANI TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP DI KOTA BENGKULU

EVALUASI KINERJA GAPOKTAN DAN PERSEPSI PETANI TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP DI KOTA BENGKULU EVALUASI KINERJA GAPOKTAN DAN PERSEPSI PETANI TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP DI KOTA BENGKULU Andi Ishak dan Umi Pudji Astuti Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian Rancangan penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian Rancangan penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kabupaten Subang. Alasan penetapannya karena di kabupaten ini terdapat dua pelabuhan perikanan pantai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa pembangunan sekarang ini sumber daya manusia merupakan faktor produksi yang penting karena manusia merupakan pelaku dan sekaligus tujuan pembangunan. Produktivitas

Lebih terperinci

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH Pita Sudrajad*, Muryanto, Mastur dan Subiharta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dewasa ini masyarakat mulai memberi perhatian lebih besar pada kualitas makanan termasuk sayuran yang mereka konsumsi. Masyarakat menghendaki produk sayuran yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Selain itu juga Indonesia merupakan negara agraris

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2008), Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai 2009. Adapun pada tahun 2009 jumlah penduduk Jawa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga)

III. METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga) III. METODE PEELITIA. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan di Kabupaten Langkat selama 3 (tiga) bulan terhitung mulai Januari 2009 sampai dengan Maret 2009. Jenis dan Sumber Data.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Kaliduren Estates yang berlokasi di Perkebunan Tugu/Cimenteng, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi.

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender

Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender XVII Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender Salah satu strategi pokok pembangunan Propinsi Jawa Timur 2009-2014 adalah pengarusutamaan gender. Itu artinya, seluruh proses perencanaan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian dan agribisnis di pedesaan merupakan sumber pertumbuhan perekonomian nasional. Agribisnis pedesaan berkembang melalui partisipasi aktif petani

Lebih terperinci

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH

VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 59 VI. ALOKASI WAKTU KERJA, KONTRIBUSI PENDAPATAN, DAN POLA PENGELUARAN RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH 6.1. Curahan Tenaga Kerja Rumahtangga Petani Lahan Sawah Alokasi waktu kerja dalam kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH OLAHAN HASIL PERTANIAN PADA USAHA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) MESRA JAYA KELURAHAN SAWAH LEBAR LAMA KOTA BENGKULU PENDAHULUAN

NILAI TAMBAH OLAHAN HASIL PERTANIAN PADA USAHA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) MESRA JAYA KELURAHAN SAWAH LEBAR LAMA KOTA BENGKULU PENDAHULUAN NILAI TAMBAH OLAHAN HASIL PERTANIAN PADA USAHA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) MESRA JAYA KELURAHAN SAWAH LEBAR LAMA KOTA BENGKULU Rahmat Oktafia 1), Alfayanti 2), Novitri Kurniati dan Dwi Fitriani 3)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

BOKS 2. A. Latar Belakang

BOKS 2. A. Latar Belakang BOKS 2 PENELITIAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA (KPJU) UNGGULAN DI PROVINSI BENGKULU TAHUN 2011 A. Latar Belakang Mengingat besarnya kontribusi UMKM terhadap perekonomian baik nasional maupun daerah di

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR.

KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR. KARAKTERISTIK PETANI PENERIMA METODE SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SLPTT) PADI DI KECAMATAN CIAWI BOGOR Diarsi Eka Yani 1 Pepi Rospina Pertiwi 2 Program Studi Agribisnis, Fakultas MIPA, Universitas

Lebih terperinci

Peran dan fungsi pemerintah pada era otonomi daerah adalah. berupa pelayanan dan pengaturan (fasilitator, regulator dan dinamisator)

Peran dan fungsi pemerintah pada era otonomi daerah adalah. berupa pelayanan dan pengaturan (fasilitator, regulator dan dinamisator) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran dan fungsi pemerintah pada era otonomi daerah adalah berupa pelayanan dan pengaturan (fasilitator, regulator dan dinamisator) antara lain dalam memperjuangkan terbitnya

Lebih terperinci

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN : BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN

KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN : BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN KAK/TOR PER KELUARAN KEGIATAN Kementerian Negara/Lembaga Unit Eselon I Program Hasil Unit Eselon II/Satker Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan : KEMENTERIAN PERTANIAN : BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO Mukhamad Johan Aris, Uswatun Hasanah, Dyah Panuntun Utami Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KAPASITAS PETERNAK DALAM ADOPSI TEKNOLOGI JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POLA ZERO WASTE

STRATEGI PENINGKATAN KAPASITAS PETERNAK DALAM ADOPSI TEKNOLOGI JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POLA ZERO WASTE STRATEGI PENINGKATAN KAPASITAS PETERNAK DALAM ADOPSI TEKNOLOGI JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POLA ZERO WASTE Agustina Abdullah, Hikmah M.Ali, Jasmal A.Syamsu Fakultas Peternakan,Universitas Hasanuddin

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Yartiwi dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI PADI SAWAH DI DESA KALIBENING KECAMATAN TUGUMULYO KABUPATEN MUSI RAWAS Seminar Nasional BKS PTN Barat Bandar Lampung, 19-21 Agustus 2014 Mulyana & Hamzah: Kontribusi Pendapatan Usaha Perikanan 933 KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHA PERIKANAN TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI

Lebih terperinci

STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA NOVRI HASAN

STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA NOVRI HASAN STRATEGI PENGUATAN KELOMPOK TANI DALAM PENGEMBANGAN USAHA Kasus Kelompok Tani Karya Agung Desa Giriwinangun, Kecamatan Rimbo Ilir, Kabupaten Tebo Provinsi Jambi NOVRI HASAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Seiring dengan perkembangan dan perubahan kepemimpinan di pemerintahan,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia semakin meningkat dari tahun ketahun. Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar saat ini, akan melonjak menjadi sembilan miliar pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kemiskinan di pedesaan merupakan salah satu masalah pokok pedesaan yang harus segera diselesaikan dan menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 10 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

VIII. RINGKASAN DAN SINTESIS

VIII. RINGKASAN DAN SINTESIS VIII. RINGKASAN DAN SINTESIS Pada bagian ini akan dikemukakan beberapa ringkasan hasil dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya. Selanjutnya akan dikemukakan sintesis dari keseluruhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar penduduknya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alkadri, Muchdie. Suhandojo. Tiga Pilar Pembangunan Wilayah. Penerbit BPPT. Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Alkadri, Muchdie. Suhandojo. Tiga Pilar Pembangunan Wilayah. Penerbit BPPT. Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Alkadri, Muchdie. Suhandojo. Tiga Pilar Pembangunan Wilayah. Penerbit BPPT. Jakarta. Bappeda Bengkalis, 2005. Program Pembangunan Daerah Kabupaten Bengkalis tahun 2001-2005, Badan Perencanaan

Lebih terperinci

Seuntai Kata. Bengkulu, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Ir. Dody Herlando, M.Econ.

Seuntai Kata. Bengkulu, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Ir. Dody Herlando, M.Econ. La p o r a nha s i l Se n s u spe r t a n i a n2 0 1 3Pr o v i n s i Be n g k u l u Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO

ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses PROGRAM DAN KEGIATAN. A. Program Kegiatan Lokalitas Kewenangan SKPD. Program kerja operasional pada dasarnya merupakan upaya untuk implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan

Lebih terperinci

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN

STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU ABSTRAK PENDAHULUAN STUDI EKONOMI PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN MELALUI PENERAPAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (M-KRPL) DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi

BAB III METODE PENELITIAN. wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini merupakan rangkaian studi untuk menganalisis potensi wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi perah,

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI

RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI SETIADI DJOHAR IDQAN FAHMI RINGKASAN EKSEKUTIF HENNY NURLIANI, 2005. Strategi Pengembangan Agribisnis dalam Pembangunan Daerah Kota Bogor. Di bawah bimbingan SETIADI DJOHAR dan IDQAN FAHMI. Sektor pertanian bukan merupakan sektor

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data Metode pengumpulan data Pengolahan data

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data Metode pengumpulan data Pengolahan data 33 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dengan judul Analisis Hukum dan Kelembagaan Penegakan Hukum di Bidang Perikanan akan dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2012 di kantor lembaga

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendekatan pembangunan

Lebih terperinci

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK KETERKAITAN PERSEPSI ANGGOTA KELOMPOK TANI DENGAN PERAN KELOMPOK TANI DALAM PEROLEHAN KREDIT USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani di Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Depok) Diarsi Eka Yani

Lebih terperinci

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG Rohmad Budiono 1 dan Rini Widiati 2 1 Balai Pengkajian Teknoogi Pertanan Jawa Timur 2 Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta ABSTRAK Tujuan

Lebih terperinci

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119

Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119 1 KAJIAN KEBUTUHAN DAN PELUANG (KKP) PADI Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian Km.6,5 Bengkulu 38119 Padi merupakan tulang punggung pembangunan subsektor tanaman pangan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN Lampiran III Ranperda APBD Tahun 2012 Nomor Tanggal : : 19 Desember 2011 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Kajian Penelitian Kajian dilakukan di Kabupaten Indramayu. Dasar pemikiran dipilihnya daerah ini karena Kabupaten Indramayu merupakan daerah penghasil minyak

Lebih terperinci

PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN

PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan alokasi waktu

Lebih terperinci

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Zul Efendi, Harwi Kusnadi, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada produksi karet remah di PT ADEI Crumb Rubber Industry yang berlokasi di Jalan Imam Bonjol, Kel. Satria, Kec. Padang Hilir,

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 42/Permentan/OT.140/3/2013 TANGGAL : 21 Maret 2013 PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 8 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian campuran (mixed methods research design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA L.1 LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA Berikut ini adalah daftar pertanyaan wawancara dengan Bapak Edi Abdurachman selaku Kepala Pusdatin Pertanian : 1. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi kekuatan

Lebih terperinci

KETEPATAN ADOPSI INOVASI PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DI KABUPATEN BULUKUMBA. Agustina Abdullah ABSTRAK

KETEPATAN ADOPSI INOVASI PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DI KABUPATEN BULUKUMBA. Agustina Abdullah ABSTRAK KETEPATAN ADOPSI INOVASI PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DI KABUPATEN BULUKUMBA Agustina Abdullah Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Abdullah_ina@yahoo.com

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) (Suatu Kasus di Desa Wanareja Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Oleh: Eni Edniyanti

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PERMODALAN PETANI UNTUK MEMPERKUAT AGRIBISNIS PERDESAAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PERMODALAN PETANI UNTUK MEMPERKUAT AGRIBISNIS PERDESAAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMODALAN PETANI UNTUK MEMPERKUAT AGRIBISNIS PERDESAAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMODALAN PETANI UNTUK MEMPERKUAT AGRIBISNIS PERDESAAN Andi Ishak, Dedi Sugandi, dan Umi Pudji Astuti

Lebih terperinci

MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN

MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN Dina Novia Priminingtyas Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Malang ABSTRAK Potensi perempuan dalam pembangunan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci