Umi Pudji Astuti, Eddy Makruf, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km 6,5 Bengkulu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Umi Pudji Astuti, Eddy Makruf, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km 6,5 Bengkulu"

Transkripsi

1 KAJIAN POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER GAPOKTAN PUAP DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti, Eddy Makruf, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km 6,5 Bengkulu ABSTRAK Wanita memegang peranan yang tidak kecil dan menentukan dalam keberhasilan dalam keluarga tani, khususnya pada kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian. Untuk mengetahui peranan kelompok wanita tani pengolah hasil pertanian, khususnya dalam pola pengambilan keputusan dan strategi pemberdayaan gender, maka dikumpulkan data dan informasi melalui kegiatan survey. Kajian ini difokuskan pada peranan wanita dalam kegiatan usaha pengolahan, pengambilan keputusan, permodalan dan pemasaran hasil yang dilakukan di Kota Bengkulu. Tujuan penelitian : 1) mengetahui pola pengambilan keputusan dalam kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian di Gapoktan PUAP, 2) mengetahui peran dan aktivitas produktif wanita tani Gapoktan PUAP, 3) memberikaan rekomendasi strategi pemberdayaan gender di Gapoktan PUAP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Peran waanita daalam pengambilan keputusan menentukan usahanya cukup dominan (66,2%); 2) Aktivitas produktif wanita tani di Gapoktan PUAP sebesar 82,24% sedangkan yang tidak memiliki kegiatan produktif sebanyak 17,86%; 3) Adanya kegiatan PUAP di Kotaa Bengkulu menunjukkan bahwa tingkat kesibukan wanita tani sudah cukup tinggi; 4) Fokus strategi pemberdayaan gender pada pada Gapoktan PUAP adalah menekan kelemahan internal wanita tani untuk meraih peluang yang ada. Kata kunci : pengambilan keputusan, gender, strategi, pemberdayaan, PUAP ABSTRACT Female have a significant role in succestory farming espesialy in agricultural processing. To identify the role of women farmers group of agricultural processing products, particularly in the pattern of decision making and gender of empowerment strategy, the data and information collected through surveys. This study focused on the role of women in the processing product, decision making, capital and marketing are carried out in the city of Bengkulu. Objective of research are : 1) determine the pattern of decision making in Gapoktan PUAP (activities the agricultural processing), 2) to know the roles and productive activities of women farmers in Gapoktan PUAP, 3) to give of recommendations on the gender empowerment strategies. The results showed that: 1) The womwn s role determine its decision making is very dominant (66.2%), 2) productive activity of women farmers in Gapoktan PUAP by 82.24% while that has non productive activity as much as 17.86%; 3 ) There PUAP activities in the city of Bengkulu showed that the level of busyness of women farmers was quite high, 4) Focus on the gender empowerment strategies in Gapoktan PUAP is pressing the internal weakness of women farmers to grab the opportunities that exist. Key words: decision making, gender, strategy, empowerment, PUAP

2 PENDAHULUAN Kementrian pertanian mulai tahun 2008 telah melaksanakan program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) dibawah koordinasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM-Mandiri) dan berada dalam kelompok program pemberdayaan masyarakat. Melalui program PUAP, diberikan bantuan modal usaha berupa Bantuan Langsung Mandiri (BLM) sebesar Rp.100 juta per Gapoktan. PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha bagi petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Gapoktan merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh Tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Melalui pelaksanaan PUAP diharapkan Gapoktan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani. Jenis usaha produktif yang dikembangkan dalam PUAP mencakup: (a) kegiatan budidaya (on-farm) di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan; dan (b) kegiatan non budidaya (off-farm) di bidang industri rumah tangga pertanian, pemasaran hasil pertanian skala mikro (bakulan dll) dan usaha lain berbasis pertanian (Pedum PUAP, 2011). Kondisi dalam kegiatan saat ini adalah sasaran program pertanian adalah petani khususnya kaum pria, mulai dari akses permodalan, mengikuti pelatihan, pemasaran hasil. Sedangkan wanita tani biasanya membantu usaha suaminya, bahkan jarang sekali mendapat kesempatan akses ke luar. Permasalahan yang ada adalah seberapa besar wanita tani memiliki peluang untuk mengambil keputusan dalam usaha produktif keluarganya. Wanita memegang peranan yang tidak kecil dan menentukan dalam keberhasilan dalam keluarga tani, khususnya pada kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian. Untuk mengetahui peranan kelompok wanita tani pengolah hasil pertanian, khususnya dalam pola pengambilan keputusan dan strategi pemberdayaan gender, maka dikumpulkan data dan informasi melalui kegiatan survey. Kajian ini difokuskan pada peranan wanita bail dalam kegiatan usaha pengolahan, pengambilan keputusan, permodalan dan pemasaran hasil yang dilakukan di Kota Bengkulu. Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui pola pengambilan keputusan dalam kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian di Gapoktan PUAP; 2) Mengetahui peran dan aktivitas produktif wanita tani; dan 3) Memberikan rekomendasi strategi pemberdayaan gender di Gapoktan PUAP.

3 METODOLOGI Lokasi dan Responden Pengkajian dilakukan di Kota Bengkulu pada minggu I bulan Agustus 2011, yang mewakili usaha agribisnis pengolahan hasil di Gapoktan PUAP. Responden dipilih secara acak sederhana dari anggota Gapoktan Mesra Jaya di Kelurahan Sawah Lebar Lama, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu. Jumlah responden sebanyak 30 petani yang mengusahakan pengolahan hasil. Jenis dan Sumber Data 1. Data primer Karakteristik petani Analisa Usaha Curahan tenaga kerja dlam usaha pengolahan (pria, wanita) Pola pengambilan keputusan Persepsi dan urgensi peran wanita dalam teknologi pengolahan Aktivitas harian (produktif, social, non produktif) Pengumpulan Data dilakukan melalui wawancara individu menggunakan daftar pertanyaan serta diskusi kelompok atau focus group disccuss (FGD). 2. Data sekunder Inventarisasi Usaha Gapoktan Karakteristik wilayah Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan penelusuran pustaka khususnya PUAP, hasil-hasil pengkajian, publikasi, laporan, dan browsing internet. Analisis data Analisis data menggunakan metoda AHP (Analitycal Hierarchy Process), SWOT dan Deskriptif. Untuk mengetahui pola pengambilan keputusan analisis yang digunakan adalah Metode AHP terhadap pohon keputusan. Untuk mengetahui gambaran aktivitas wanita dilakukan secara deskriptif, sedangkan untuk mengetahui strategi pemberdayaan gender menggunakan analisis SWOT.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Responden Jumlah responden survey sebanyak 28 orang anggota gapoktan, seluruhnya wanita. Sebanyak 19 orang responden merupakan wanita tani pengolah hasil pertanian (renggining, catering, kerupuk, kue tart, tempe, rempeyek, kopi bubuk, dan keripik pisang). Umur responden antara tahun, tingkat pendidikan antara 3-16 tahun. 11 orang responden memiliki kegiatan produktif sebagai pedagang, penjahit, dan tukang urut. Umumnya responden melakukan usaha pengolahan hasil secara berkelompok, setiap 2 hari sekali, atau tergantung pesanan. Untuk usaha catering, pemilik modal menggaji pekerja antara Rp s/d Rp per bulan. Selain usaha pengolahan hasil, kaum wanita juga menambah pengahasilan keluarga dengan cara berdagang. Responden terlibat sejak tahapan penyediaan bahan baku, proses produksi, pasca panen, dan pemasaran hasil. Permodalan tidak menjadi hambatan utama, karena gapoktan memiliki dana untuk usaha yang dibantu Kementerian Pertanian melalui BLM-PUAP sejak tahun 2008 sebanyak 100 juta rupiah. Selain itu juga gapoktan mendapatkan fasilitas pinjaman dari BRI Cabang Bengkulu sebanyak 50 juta rupiah. Sampai saat akhir Juli 2011, total modal gapoktan mencapai sekitar 188 juta rupiah. Hasil Analisis Data Hasil pengolahan pohon keputusan Pengambilan Keputusan dalam usaha pengolahan hasil (Gambar 1), terlihat bahwa dalam usaha pengolahan hasil di Gapoktan Mesra Jaya, peranan wanita tani dalam memutuskan usahanya dominan yaitu sebesar 66,2%. Persentase keputusan pria sebesar 22,0%, sedangkan keputusan yang diambil berdasarkan hasil kesepakatan wanita dan pria 11,8%. Perbandingan tingkat peranan pria dan wanita disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Peranan Pria dan Wanita dalam Usaha Pengolahan Hasil di Gapoktan Mesra Jaya Kota Bengkulu. No Uraian Persentase peranan (%) CR Pria Wanita Pria dan Wanita 1 Penentuan jenis usaha 10,0 80,0 10,0 0,00 2 Penyediaan modal 59,4 24,9 15,7 0,05 3 Pembelian sarana produksi 36,7 49,8 13,5 0,09 4 Kegiatan produksi 13,4 74,7 11,9 0,01 5 Kegiatan pascapanen 13,8 73,2 13,0 0,00 6 Pemasaran hasil 22,2 66,7 11,1 0,00

5 Sumber : olah data primer Tabel 1 menunjukkan bahwa wanita tani berperan dominan pada hampir seluruh kegiatan sejak penentuan jenis usaha pengolahan sampai dengan pemasaran hasil. Kaum pria hanya berperan lebih besar pada penyediaan modal usaha (59,4%). Tujuan (akar) Pengambil keputusan usaha pengolahan hasil Kriteria I (batang) Penentuan Jenis Usahatani Kegiatan Usahatani Kriteria II Penyedia n modal (0,229) Pembelia n saprodi (0,173) Produks/ budidaya (0,229) Pasca panen (0,173) Pemasara n hasil (0,195) Alternati f (daun) Pria (0,220) Wanita (0,662) Pria dan wanita Gambar 1. Hasil penilaian pohon keputusan dengan AHP. Peran Aktivitas Produktif Wanita Tani Hasil aanalisis secara diskriptif terhadap peran aktivitas produktif wanita tani di Gapoktan Mesra Jaya menunjukkan bahwa wanita tani melakukan aktifitas pengolahan hasil pertanian dengan memanfaatkan waktu luang pada pagi dan sore hari setelah mengurusi keperluan rumah tangganya, seperti menyiapkan makanan, mengurusi anak, dan membersihkan rumah. Umumnya kegiatan produktif dilakukan pada pagi hari antara pukul s/d 12.00, apabila belum selesai maka akan dilanjutkan pada sore hari antara pukul s/d Pekerjaan dilakukan secara berkelompok atau sendiri-sendiri. Usaha pengolahan hasil secara berkelompok dilakukan 2 hari sekali.

6 Jumlah produksi disesuaikan dengan pesanan atau melihat kondisi pasar. Produk olahan dititipkan pada pedagang langganan atau dipasarkan sesuai pesanan. Keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, setelah dikeluarkan modal usaha. Secara rata-rata lamanya kegiatan per hari untuk kegiatan produktif adalah sekitar 5,5 jam, kegiatan sosial 6,5 jam, dan kegiatan non produktif 12 jam. Kegiatan sosial seperti mengurus keperluan rumah tangga, anak sekolah, dan perhimpunan kemasyarakatan/keagamaan. Sedangkan kegiatan non produktif seperti waktu tidur dan nonton TV. Tabel 2 menunjukkan pembagian waktu responden dalam kegiatan produktif, sosial dan non produktif. Tabel 2. Aktivitas Wanita Anggota Gapoktan Mesra Jaya Kota Bengkulu. No Lama kegiatan (jam) Jumlah Produktif Sosial Non produktif N % , , , , , ,57 Jumlah ,00 Ratarata 5,5 6, Tabel 2 menunjukkan bahwa 82,24% responden memiliki kegiatan produktif diantaranya 50% responden melakukan kegiatan produktif selama 8 jam per hari dan 14,29% selama 4 jam, sedangkan yang tidak memiliki kegiatan produktif sebanyak 17,86%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kesibukan wanita tani di Gapoktan Mesra Jaya untuk kegiatan produktif sudah cukup tinggi. Strategi Pemberdayaan Gender Strategi pemberdayaan gender dirumuskan menggunakan analisis SWOT. Hasil penilaian rata-rata responden identifikasi faktor-faktor lingkungan strategis (Tabel 3). Untuk mengetahui validitas dan konsistensi pernyataan yang disusun dilakukan pengujian dua asumsi utama konsistensi kuesioner SWOT yaitu: (i) rata-rata nilai prioritas seluruh faktor dominan (S/O) > faktor non dominan (W/T), (ii) rata-rata nilai urgensi faktor non dominan (W/T) > faktor dominan (S/O). Hasil perhitungan konsistensi menunjukkan bahwa indeks prioritas faktor dominan (0,93) > faktor prioritas non dominan (0,89), sedangkan indeks urgensi faktor non dominan (0,99) >

7 faktor dominan (0,96). Hal ini berarti bahwa indeks konsistensi penilaian kuesioner telah terpenuhi. Dengan kata lain data yang ditampilkan telah valid. Tabel 3. Penilaian Prioritas dalam Strategi Pemberdayaan Gender pada Gapoktan Mesra Jaya Kota Bengkulu. Prioritas Uraian faktor-faktor lingkungan strategis Nilai total Median Ket Faktor Internal 1. Kemampuan wanita tani dalam pengelolaan program 74 S1 pertanian 2. Partisipasi wanita dalam pelaksanaan program 80 S2 pertanian 3. Partisipasi wanita dalam pelatihan 79 S3 4. Peningkatan pendapatan wanita tani melalui program 79 S4 5. Kemampuan wanita tani dalam perencanaan kegiatan 75 S5 6. Peran wanita tani dalam pelaksanaan kegiatan 76 S6 73,5 7. Pengetahuan dan ketrampilan wanita tani 74 S7 8. Peningkatan peran wanita tani dalam keluarga/masyarakat 79 S8 9. Peran wanita tani dibandingkan pria dalam program 63 W1 10. Keberhasilan wanita tani dalam pelaksanaan program 70 W2 11. Kemampuan wanita tani dalam pencatatan kegiatan 71 W3 12. Kemampuan wanita tani dalam evaluasi kegiatan 73 W4 13. Produktivitas wanita tani 73 W5 Faktor Eksternal 1. Kesempatan wanita tani dalam program pemerintah 84 O1 2. Pemanfaatan waktu luang wanita tani untuk kegiatan usaha 81 O2 produktif melalui program pemerintah 3. Lapangan pekerjaan terhadap wanita tani melalui program 82 O3 pemerintah 4. Peran kelompok wanita tani melalui program pemerintah 84 O4 5. Dukungan masyarakat terhadap kepemimpinan wanita tani 78 T1 6. Dukungan keluarga terhadap keikutsertaan wanita tani dalam 78 T2 80,5 program 7. Persaingan peran pria dan wanita dalam program 77 T3 8. Pembinaan petugas terhadap wanita tani 80 T4 9. Minat pembina membentuk kelompok wanita tani 80 T5 10. Dorongan pemerintah terhadap Kemajuan kelompok wanita tani 80 T6 11. Kemajuan kelompok wanita tani 80 T7 12. Akses wanita tani terhadap modal usaha dan program 79 T8

8 Analisis Faktor Strategis Analisis faktor strategis Internal (dan analisis faktor strategis eksternal disajikan pada Tabel 4. Analisis faktor strategis internal (Internal Strategic Factors Analysis Summary / IFAS) adalah analisis yang menilai prestasi/kinerja yang merupakan faktor kekuatan dan kelemahan yang ada untuk mencapai tujuan pemberdayaan gender. Analisis faktor strategis eksternal (External Strategic Factors Analysis Summary /EFAS) difokuskan pada kondisi yang ada dan kecenderungan yang muncul dari luar, tetapi dapat memberi pengaruh terhadap pemberdayaan gender (Tabel 4.). Kombinasi faktor internal dan eksternal dapat digambarkan dalam diagram kuadran strategi pemberdayaan gender diarahkan pada kuadran III (Gambar 2). yang Tabel 4. Analisis Faktor Strategis Internal dan Eksternal Peranan Gender di Gapoktan Mesra Jaya Kota Bengkulu Uraian Nilai ratarata prioritas Bobot priorita s (B) Ratarata urgensi (U) Skor (B x U) Faktor Internal Kekuatan (S) S1. Kemampuan wanita tani dalam pengelolaan program 3,70 0,120 3,20 0,384 pertanian S2. Partisipasi wanita dalam pelaksanaan program 4,00 0,130 3,10 0,403 pertanian S3. Partisipasi wanita dalam pelatihan 3,95 0,128 3,10 0,397 S4. Peningkatan pendapatan wanita tani melalui program 3,95 0,128 2,85 0,365 S5. Kemampuan wanita tani dalam perencanaan kegiatan 3,75 0,122 2,80 0,342 S6. Peran wanita tani dalam pelaksanaan kegiatan 3,80 0,123 3,15 0,387 S7. Pengetahuan dan ketrampilan wanita tani 3,70 0,120 3,00 0,360 S8. Peningkatan peran wanita tani dalam 3,95 0,128 2,80 0,358 keluarga/masyarakat Jumlah S - 1,000-2,996 Kelemahan (W) W1. Peran wanita tani dibandingkan pria dalam program 3,15 0,180 2,95 0,531 W2. Keberhasilan wanita tani dalam pelaksanaan program 3,50 0,200 3,35 0,670 W3. Kemampuan wanita tani dalam pencatatan kegiatan 3,55 0,203 2,85 0,579 W4. Kemampuan wanita tani dalam evaluasi kegiatan 3,65 0,209 3,05 0,637 W5. Produktivitas wanita tani 3,65 0,209 3,20 0,669 Jumlah W - 1,000-3,086 Selisih skor (jumlah S jumlah W) -0,090

9 Uraian Nilai ratarata prioritas Bobot priorita s (B) Ratarata urgensi (U) Skor (B x U) Faktor Eksternal Peluang (O): O1. Kesempatan wanita tani dalam program pemerintah 4,20 0,254 3,10 0,787 O2. Pemanfaatan waktu luang wanita tani untuk kegiatan 4,05 0,245 3,20 0,784 usaha produktif melalui program pemerintah O3. Lapangan pekerjaan terhadap wanita tani melalui 4,10 0,248 3,15 0,781 program pemerintah O4. Peran kelompok wanita tani melalui program 4,20 0,254 3,05 0,775 pemerintah Jumlah O 1,000 3,127 T1. Dukungan masyarakat terhadap kepemimpinan wanita 3,90 0,141 3,05 0,430 tani T2. Dukungan keluarga terhadap keikutsertaan wanita tani 3,90 0,141 3,05 0,430 dalam program T3. Persaingan peran pria dan wanita dalam program 3,85 0,139 3,05 0,424 T4. Pembinaan petugas terhadap wanita tani 4,00 0,145 3,30 0,479 T5. Dorongan pemerintah terhadap Kemajuan kelompok 4,00 0,145 3,05 0,442 wanita tani T6. Kemajuan kelompok wanita tani 4,00 0,145 3,25 0,471 T7. Akses wanita tani terhadap modal usaha dan program 3,95 0,143 3,10 0,443 Jumlah T - 1,000-3,119 Selisih skor (jumlah O jumlah T) 0,008 Peluang (O) 0,3 K-III 0,2 K-I (-0,090; 0,008) 0,1 Kelemahan (W) Kekuatan (S) -0,3-0,2-0,1 0,1 0,2 0,3 K-IV K-II Ancaman (T) Gambar 2. Diagram kuadran strategi pemberdayaan gender.

10 Pada Gambar 2. terlihat bahwa letak titik strategi pada diagram kuadran strategi berada pada Kuadran III (strategi W-O). Pada kuadran ini pemberdayaan gender memiliki peluang dikembangkan, namun posisi wanita tani masih lemah sehingga tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal. Fokus strategi pemberdayaan gender pada posisi ini ialah menekan kelemahan internal wanita tani untuk meraih peluang yang ada. Arahan strategi dapat dirumusan dengan menggunakan matriks SWOT. Matriks ini menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategi pemberdayaan gender yang terlihat pada Tabel 5.

11 Tabel 5. Matriks SWOT strategi pemberdayaan gender. FAKTOR INTERNAL Kekuatan (Strengths): S1. Kemampuan wanita tani dalam pengelolaan program pertanian S2. Adanya partisipasi wanita tani dalam pelaksanaan program S3. Adanya partisipasi wanita tani dalam pelatihan S4. Peningkatan pendapatan wanita tani melalui program S5. Kemampuan wanita tani dalam perencanaan kegiatan S6. Kuatnya peran wanita tani dalam pelaksanaan kegiatan S7. Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan wanita tani S8. Peran wanita tani dalam keluarga/ masyarakat FAKTOR EKSTERNAL semakin baik Peluang (Opportunities): Strategi S-O: O1. Besarnya kesempatan wanita tani 1. Memanfaatkan partisipasi dalam program pemerintah wanita untuk menunjang O2. Pemanfaatan waktu luang wanita keberhasilan program tani untuk kegiatan usaha pemerintah produktif melalui program 2. Peningkatan produktifitas dan pemerintah pendapatan wanita tani O3. Terbukanya lapangan pekerjaan melalui usaha ekonomi terhadap wanita tani melalui produktif program pemerintah O4. Peningkatan peran kelompok wanita tani melalui program pemerintah Ancaman (Threats): T1. Kurangnya dukungan masyarakat terhadap kepemimpinan wanita tani T2. Dukungan keluarga terhadap keikutsertaan wanita tani dalam program belum optimal T3. Persaingan peran pria dan wanita dalam program T4. Pembinaan petugas terhadap wanita tani kurang T5. Minat pembina membentuk kelompok wanita tani rendah T6. Lemahnya dorongan pemerintah terhadap Kemajuan kelompok wanita tani T7. Akses wanita tani terhadap modal Strategi S-T: 1. Pelaksanaan penyuluhan tentang pentingnya peranan wanita tani 2. Pembinaan pemerintah yang terfokus pada penguatan peran kelompok wanita tani 3. Fasilitasi untuk meningkatkan akses wanita tani dalam program pemerintah Kelemahan (Weaknesses): W1. Kurang optimalnya peran wanita tani dibandingkan pria dalam program W2. Keberhasilan wanita tani dalam pelaksanaan program masih kurang W3. Lemahnya kemampuan wanita tani dalam pencatatan kegiatan W4. Lemahnya kemampuan wanita tani dalam evaluasi kegiatan W5. Produktivitas wanita tani masih rendah Strategi W-O: 1. Mendorong pemberdayaan gender dengan penumbuhan dan pengembangan kelompok wanita tani 2. Meningkatkan produktivitas dan pendapatan kelompok wanita tani melalui pembinaan usaha ekonomi produktif Strategi W-T: 1. Meningkatkan kemampuan wanita tani melalui berbagai pelatihan ketrampilan 2. Mendorong aktifitas produktif wanita tani dalam program pemerintah

12 usaha dan program masih kurang KESIMPULAN 1. Pola pengambilan keputusan dalam kegiatan usaha pengolahan hasil pertanian di Gapoktan PUAP menunjukkaan bahwa peranan wanita tani dalam memutuskan usahanya ccukup dominan (66,2%), sedangkan pria (22,0%), dan keputusan yang diambil berdasarkan hasil kesepakatan wanita dan pria (11,8%). 2. Aktivitas produktif wanita tani di Gapoktan PUAP sebesar 82,24% diantaranya 50% responden melakukan kegiatan produktif selama 8 jam per hari dan 14,29% selama 4 jam, sedangkan yang tidak memiliki kegiatan produktif sebanyak 17,86%. 3. Adanya kegiatan PUAP di Kotaa Bengkulu menunjukkan bahwa tingkat kesibukan wanita tani sudah cukup tinggi. 4. Pemberdayaan gender di Gapoktan PUAP memiliki peluang untuk dikembangkan, namun posisi wanita tani masih lemah sehingga tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal. 5. Fokus strategi pemberdayaan gender pada pada Gaapoktaan PUAP ialah menekan kelemahan internal wanita tani untuk meraih peluang yang ada. DAFTAR PUSTAKA BBP2TP, Petunjuk teknis Outcome Based Monitoring and Evaluation (OBMNE). Penerapan dalam pengembangan usaha agribisnis perdesaan. BBP2TP. Badan Litbang Pertanian. 21 hlm. Hendayana Rachmat dan Syahrul Bustaman Fenomena lembaga keuangan mikro dalam prespektif ekonomi perdesaan. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Ishak.A. 2011, Strategi Pengembangan LKM-A sebagai Sumber Permodalan Petani pada Gapoktan Penerima Dana BLM-PUAP di Kota Bengkulu, Program Study Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Lingkungan, Universitas Bengkulu. Bengkulu Kementrian Pertanian Pedoman umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). 41 hlm.

POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) PENGOLAH HASIL PERTANIAN DI KOTA BENGKULU

POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) PENGOLAH HASIL PERTANIAN DI KOTA BENGKULU POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN STRATEGI PEMBERDAYAAN GENDER PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) PENGOLAH HASIL PERTANIAN DI KOTA BENGKULU Umi Pudji Astuti, Andi Ishak dan Eddy Makruf Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN WANITA DALAM RUMAH TANGGA PETANI MENDUKUNG KEBERHASILAN PROGRAM SLPTT PUAP DI BENGKULU

ANALISIS PERAN WANITA DALAM RUMAH TANGGA PETANI MENDUKUNG KEBERHASILAN PROGRAM SLPTT PUAP DI BENGKULU ANALISIS PERAN WANITA DALAM RUMAH TANGGA PETANI MENDUKUNG KEBERHASILAN PROGRAM SLPTT PUAP DI BENGKULU Umi Pudji Astuti, Eddy Makruf, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jl. Irian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2008), Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai 2009. Adapun pada tahun 2009 jumlah penduduk Jawa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi. DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah.. 8 1.3. Tujuan Penelitian...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kemiskinan di pedesaan merupakan salah satu masalah pokok pedesaan yang harus segera diselesaikan dan menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

ABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK

ABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI TERHADAP KEBERHASILAN PROGRAM BLM PUAP DI GAPOKTAN TRI LESTARI, KAMPUNG TRI TUNGGAL JAYA, KECAMATAN BANJAR AGUNG, KABUPATEN TULANG BAWANG Hendra Saputra 1) dan Jamhari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan termasuk didalamnya berbagai upaya penanggulangan kemiskinan, sesungguhnya adalah suatu proses perubahan sosial ekonomi masyarakat menuju ke arah yang

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU P R O S I D I N G 447 EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU Hendro prasetyo 1 dan Tri Oktavianto

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi pioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) Seiring dengan perkembangan dan perubahan kepemimpinan di pemerintahan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PERMODALAN PETANI UNTUK MEMPERKUAT AGRIBISNIS PERDESAAN

STRATEGI PENGEMBANGAN PERMODALAN PETANI UNTUK MEMPERKUAT AGRIBISNIS PERDESAAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMODALAN PETANI UNTUK MEMPERKUAT AGRIBISNIS PERDESAAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERMODALAN PETANI UNTUK MEMPERKUAT AGRIBISNIS PERDESAAN Andi Ishak, Dedi Sugandi, dan Umi Pudji Astuti

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka PUAP adalah sebuah program peningkatan kesejahteraan masyarakat, merupakan bagian dari pelaksanaan program

Lebih terperinci

Umi Pudji Astuti, Wahyu Wibawa, dan Andi Ishak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK

Umi Pudji Astuti, Wahyu Wibawa, dan Andi Ishak. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian km. 6,5 Kota Bengkulu ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI MELAKUKAN ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN PANGAN MENJADI PERKEBUNAN SAWIT (STUDI KASUS DI DESA KUNGKAI BARU, KECAMATAN AIR PERIUKAN, KABUPATEN SELUMA) Umi Pudji Astuti,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Tumbihe Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango terdiri dari Tiga (3) Lingkungan yaitu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT e-j. Agrotekbis 1 (3) : 282-287, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BAWANG GORENG PADA UMKM USAHA BERSAMA DI DESA BOLUPOUNTU JAYA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI Business

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Sebuah perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal maupun lingkungan internal. Perubahan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian berperan penting dalam perekonomian Indonesia dan dalam pembangunan nasional. Pembangunan dan perubahan struktur ekonomi tidak bisa dipisahkan dari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran.

III. METODE PENELITIAN. yang harus di kembangkan dalam Pariwisata di Pulau Pasaran. 37 III. METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Strategi Pengembangan Pariwisata di Pulau Pasaran dan juga untuk mengetahu apa saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian dan agribisnis di pedesaan merupakan sumber pertumbuhan perekonomian nasional. Agribisnis pedesaan berkembang melalui partisipasi aktif petani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk miskin di Indonesia berjumlah 28,55 juta jiwa dan 17,92 juta jiwa diantaranya bermukim di perdesaan. Sebagian besar penduduk desa memiliki mata pencarian

Lebih terperinci

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan. Program : Penelitian dan Pengembangan Produktivitas Hutan Judul RPI : Agroforestry Koordinator : Ir. Budiman Achmad, M.For.Sc. Judul Kegiatan : Paket Analisis Sosial, Ekonomi, Finansial, dan Kebijakan

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan) STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan) Fritz Mesakh Tarigan Silangit *), Tavi Supriana **),

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tahun 2002 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mengeluarkan kebijakan baru dalam upaya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor dengan penyerapan tenaga kerja paling banyak di Indonesia dibandingkan dengan sektor lainnya. Badan Pusat Statistik (2009) melaporkan

Lebih terperinci

Partisipasi Petani dalam Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) di Kab. OKU. Abstract

Partisipasi Petani dalam Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) di Kab. OKU. Abstract AgronobiS, Vol. 3, No. 5, Maret ISSN: 979 845X Partisipasi Petani dalam Pelaksanaan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) di Kab. OKU Oleh: Endang Lastinawati Abstract This study aims to

Lebih terperinci

J. Agroland 23 (3) : , Desember 2016 ISSN : X E-ISSN :

J. Agroland 23 (3) : , Desember 2016 ISSN : X E-ISSN : J. Agroland 2 () : 90-97, Desember 206 ISSN : 085 6X E-ISSN : 207 7607 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI JAGUNG DI DESA MALIK TRANS KECAMATAN BUALEMO KABUPATEN BANGGAI Strategy of Corn Development in Malik

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung)

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung) Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung) Business Development Strategies Of Processing Fish Floss (Case Study Of Rumah Abon In Bandung) Rizkia Aliyah, Iwang

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 4 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Program PUAP Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan program yang dinisiasi oleh Kementrian Pertanian.Menteri Pertanian

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA GAPOKTAN DAN PERSEPSI PETANI TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP DI KOTA BENGKULU

EVALUASI KINERJA GAPOKTAN DAN PERSEPSI PETANI TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP DI KOTA BENGKULU EVALUASI KINERJA GAPOKTAN DAN PERSEPSI PETANI TERHADAP LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS (LKM-A) PADA GAPOKTAN PENERIMA DANA BLM-PUAP DI KOTA BENGKULU Andi Ishak dan Umi Pudji Astuti Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pembiayaan dalam dunia usaha sangat dibutuhkan dalam mendukung keberlangsungan suatu usaha yang dijalankan. Dari suatu usaha yang memerlukan pembiayaan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu e-j. Agrotekbis 1 (3) : 295-300, Agustus 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA ABON PADA UKM MUTIARA DI KOTA PALU Business Development Strategy of Small enterprise Mutiara on Abon Beef at Palu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu Kasus pada Gapoktan Tahan Jaya di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Peran kelembagaan dalam membangun dan mengembangkan

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU : KASUS PETANI DI DESA KUNGKAI BARU

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU : KASUS PETANI DI DESA KUNGKAI BARU 189 Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011 ISBN 978-602-19247-0-9 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU ABSTRAK FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN PANGAN MENJADI KELAPA SAWIT DI BENGKULU : KASUS PETANI DI DESA KUNGKAI BARU Umi Pudji Astuti, Wahyu Wibawa dan Andi Ishak Balai Pengkajian Pertanian Bengkulu,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kemiskinan merupakan penyakit ekonomi pada suatu daerah yang harus di tanggulangi. Kemiskinan akan menyebabkan ketidakberdayaan masyarakat dalam mengelola

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA

STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA STRATEGI PEMASARAN BENANG KARET (RUBBER THREAD) PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA (Jl. Medan-Tanjung Morawa Km. 9,5 Medan) Dicky Tri I.P. *), Iskandarini **) dan Salmiah **) *) Alumni Fakultas Pertanian USU

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU e-j. Agrotekbis 1 (5) : 457-463, Desember 2013 ISSN : 2338-3011 STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU Cassava Chips Balado Development Strategy In UKM "Pundi Mas"

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus 39 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Indikator Pengukuran Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus Penelitian, untuk memahami beberapa istilah tersebut, berikut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Desember 2013 Vol. 2 No.2 Hal : 93-97 ISSN 2302-6308 Available online at: http://umbidharma.org/jipp HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH AL MIHRAB DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT Dalam upaya pengembangan dakwah melalui jurnalistik yang telah dilakukan oleh pengelola majalah "Al-Mihrab",

Lebih terperinci

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU Andi Ishak, Umi Pudji Astuti dan Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Jenis Kajian Ditinjau dari aspek tujuan penelitian, kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode deskriptif

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS Ajat 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi iis.iisrina@gmail.com Dedi Sufyadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya

I. PENDAHULUAN. lapangan kerja, pengentasan masyarakat dari kemiskinan. Dalam upaya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pertanian yang berkelanjutan merupakan suatu kegiatan yang mutlak dilakukan dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan, memperluas lapangan kerja, pengentasan

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kelompok Tani Kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan merupakan suatu rancangan kerja penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan konsep dan teori dalam menjawab

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN Disampaikan Pada Rakornas Gubernur Dan Bupati/Walikota DEPARTEMEN PERTANIAN Jakarta, 31 Januari 2008 1 LATAR BELAKANG Pengembangan Usaha

Lebih terperinci

KAJIAN PERAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS DI PERDESAAN KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK

KAJIAN PERAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS DI PERDESAAN KABUPATEN WONOSOBO ABSTRAK KAJIAN PERAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DALAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS DI PERDESAAN KABUPATEN WONOSOBO Herwinarni E.M. dan Wahyudi Hariyanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya pemerintah Indonesia dalam pengembangan pertanian yang berbasis agribisnis dimasa yang akan datang merupakan salah satu langkah yang harus dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan ( PUAP ) Berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari konteks pembangunan dan upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Selama ini sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 9 Salatiga yang berada di Jalan Pemuda 7-9 Salatiga. Penelitian berlangsung pada tanggal 18 Mei 2012

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN PEMASARAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS HESSA AIR GENTING KECAMATAN AIR BATU KABUPATEN ASAHAN TESIS. Oleh

STRATEGI PENINGKATAN PEMASARAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS HESSA AIR GENTING KECAMATAN AIR BATU KABUPATEN ASAHAN TESIS. Oleh STRATEGI PENINGKATAN PEMASARAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS HESSA AIR GENTING KECAMATAN AIR BATU KABUPATEN ASAHAN TESIS Oleh Yetty Fitri Yanti Piliang 107039009/MAG PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang 23 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang lingkup wilayah kerja Dinas Perkebunan Kabupaten Batu Bara dan Dinas Pertanian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang 53 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang diberikan kepada variabel sebagai petunjuk dalam memperoleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007 jumlah

Lebih terperinci

Analisis Dampak Ekonomi Kreatif Batik Menghadapi MEA Di Pasar Kliwon Surakarta

Analisis Dampak Ekonomi Kreatif Batik Menghadapi MEA Di Pasar Kliwon Surakarta Analisis Dampak Ekonomi Kreatif Batik Menghadapi MEA Di Pasar Kliwon Surakarta Siti Nandiroh 1,*, Indah Pratiwi 1, Susi Susanti 1 1 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

Puryantoro Fakultas Pertanian - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo

Puryantoro Fakultas Pertanian - Universitas Abdurachman Saleh Situbondo STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING MANGGA MANALAGI DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PELAKU RANTAI PASOK (STUDI PADA PEDAGANG PENGUMPUL MANGGA DI SITUBONDO) Puryantoro Fakultas Pertanian - Universitas

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian Rancangan penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian Rancangan penelitian 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian ini adalah Kabupaten Subang. Alasan penetapannya karena di kabupaten ini terdapat dua pelabuhan perikanan pantai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Strategi penanganan, risiko biaya kontrak, SWOT. iii

ABSTRAK. Kata Kunci : Strategi penanganan, risiko biaya kontrak, SWOT. iii ABSTRAK Dalam kegiatan konstruksi tidak akan terlepas dari aspek risiko yang berakibat kerugian. Untuk menghindari atau mengurangi risiko, salah satu usaha yang dilakukan adalah mengidentifikasi risiko

Lebih terperinci

NILAI TAMBAH OLAHAN HASIL PERTANIAN PADA USAHA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) MESRA JAYA KELURAHAN SAWAH LEBAR LAMA KOTA BENGKULU PENDAHULUAN

NILAI TAMBAH OLAHAN HASIL PERTANIAN PADA USAHA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) MESRA JAYA KELURAHAN SAWAH LEBAR LAMA KOTA BENGKULU PENDAHULUAN NILAI TAMBAH OLAHAN HASIL PERTANIAN PADA USAHA GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) MESRA JAYA KELURAHAN SAWAH LEBAR LAMA KOTA BENGKULU Rahmat Oktafia 1), Alfayanti 2), Novitri Kurniati dan Dwi Fitriani 3)

Lebih terperinci

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN 5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN Dalam bab ini akan membahas mengenai strategi yang akan digunakan dalam pengembangan penyediaan air bersih di pulau kecil, studi kasus Kota Tarakan. Strategi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian Priyanto (2011), tentang Strategi Pengembangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan di Kabupaten Rembang Jawa Tengah dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bengkulu, Oktober 2010 Penanggung jawab Kegiatan, Dr. Wahyu Wibawa, MP.

KATA PENGANTAR. Bengkulu, Oktober 2010 Penanggung jawab Kegiatan, Dr. Wahyu Wibawa, MP. 1 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah atas rahmat dan karunia-nya, sehingga Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaaa (PUAP) tahun 2010 ini dapat tersusun

Lebih terperinci

KINERJA PERKEMBANGAN GAPOKTAN PUAP DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DI KALIMANTAN SELATAN

KINERJA PERKEMBANGAN GAPOKTAN PUAP DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DI KALIMANTAN SELATAN Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 KINERJA PERKEMBANGAN GAPOKTAN PUAP DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA KEUANGAN MIKRO AGRIBISNIS DI KALIMANTAN SELATAN Sholih Nugroho Hadi, Harun Kurniawan dan Achmad

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalkan susu dari hewan ternak, sutera dari ulat sutera, dan madu dari

BAB I PENDAHULUAN. misalkan susu dari hewan ternak, sutera dari ulat sutera, dan madu dari BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pertanian sebagai sumber kehidupan yang strategis. Istilah kehidupan diartikan sebagai keinginan untuk bertahan disertai usaha untuk memperolehnya. Ketika kehidupan

Lebih terperinci

Kata kunci: Posisi produk, strategi pemasaran, SWOT, Strategi Diversifikasi, AHP

Kata kunci: Posisi produk, strategi pemasaran, SWOT, Strategi Diversifikasi, AHP ABSTRAKSI PT. Mondrian merupakan salah satu industri konveksi garmen yang ada di Indonesia. Produk unggulan PT. Mondrian yaitu produk dengan merk Dadung. Produk Dadung pernah booming di pasaran pada tahun

Lebih terperinci

iv Universitas Kristen Maranatha

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pemasaran Global sudah tidak dapat dihindarkan lagi, terutama Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar di Asia Tenggara, merupakan sasaran utama dalam memasarkan produk-produk import. Hal tersebut

Lebih terperinci