2. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek, yang memuncak dalam Rencana Proyek

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek, yang memuncak dalam Rencana Proyek"

Transkripsi

1 F. Analisa Kritikal Bab Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan dan di bagian mana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan Bab ini dirancang untuk kebutuhan lembaga yang telah bergerak ke tahap tindak lanjut proyek, namun juga dapat dimanfaatkan untuk berbagi pengalaman dan pembelajaran berharga dengan manajer-manajer kampanye lain yang kemungkinan mengerjakan tema yang sama. 87

2 1. Tinjauan Kritikal Bab ini diharapkan akan menjadi sumber yang berharga untuk Manajer-Manajer Kampanye lain yang menjalankan kampanye bertema sama, serta Balai Besar KSDA Sumatera Utara sendiri yang dapat menggunakan proses Pride untuk mengatasi isu-isu lain di kawasan/resort lainnya, terutama untuk mengembangkan pengelolaan bersama kawasan konservasi yang melibatkan masyarakat. Bab ini akan meninjau: (i) proses perencanaan dan (ii) proses pelaksanaan dengan membingkainya dalam 3K (3C) Rare. Bab ini juga akan melihat beberapa kendaraan yang digunakan untuk menyampaikan pesan, menyoroti kendaraan-kendaraan yang efektif dan yang tidak efektif, serta pelaksanaan BROP. 2. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek, yang memuncak dalam Rencana Proyek Kampanye Bangga SM Dolok Surungan dimulai dengan proses perencanaan yang memakan waktu 20 minggu. Fase ini dikerjakan setelah saya menjalani masa (fase pertama) pelatihan 9 minggu di Bogor. Acara Pertemuan Para Pemangku Kepentingan di SM Dolok Surungan merupakan kegiatan workshop stakeholder yang digelar untuk mengkaji permasalahan di SM Dolok Surungan secara menyeluruh dan melibatkan banyak pihak. Sebanyak 40 pemangku kepentingan utama dari kelompok masyarakat Meranti, masyarakat Lobu Rappa, aparat desa, BBKSDA SU, Dinas Kehutanan Kabupaten Toba Samosir, dan pengusaha perambah datang dalam acara ini. Acara ini dilaksanakan di Madrasah Nurul Falah, Salipotpot, Desa Lobu Rappa. Pemilihan lokasi ini karena jaraknya yang berdekatan dengan lokasi pos resort SM Dolok Surungan I selain juga karena alasan ketersediaan relawan untuk menjadi panitia acara. Resort SM Dolok Surungan sudah sejak tahun 1980-an akhir bekerja dengan masyarakat Salipotpot, Lobu Rappa sebagai mitra dan pendukung. Atas pemilihan lokasi ini muncul penolakan dari beberapa masyarakat Meranti yang menilai tidak layak membuka sejarah kampung di kampung orang. Menurut kelompok ini, SM Dolok Surungan yang memang berada di wilayah administratif Tapanuli, Toba Samosir, seharusnya dibicarakan di daerah Tapanuli juga. Sedangkan Desa Lobu Rappa, meskipun juga merupakan desa etnis Batak, berada di wilayah administratif Kabupaten Asahan. Belakangan baru diketahui bahwa ada sejarah perebutan tanah antara masyarakat Adian Baja (Meranti Timur) dengan masyarakat Lobu Rappa di masa lalu. Namun, memilih atau memindahkan lokasi workshop di Meranti Timur juga bukan pilihan yang baik. Selain ketiadaan relawan yang bisa benar-benar bekerja dengan sukarela, acara di Meranti Timur memiliki peluang chaos. Masyarakat Meranti Timur merupakan desa asal perambah terbesar di SM Dolok Surungan. Bertentangan dengan tujuan acara untuk mengupas permasalahan di SM Dolok Surungan secara jernih dan setara oleh semua pihak (bahkan yang bertentangan sama sekali), acara ini bisa dijadikan ajang pembenaran atau penyalahan pengelolaan lahan SM Dolok Surungan oleh masyarakat bila diadakan di Meranti. Sebab, hal yang paling sulit diyakinkan kepada para undangan (baik masyarakat perambah, masyarakat pro kawasan, maupun petugas kehutanan) selama persiapan acara adalah bahwa acara ini bukan forum untuk menemukan siapa yang benar dan siapa yang salah atas permasalahan terbesar di SM Dolok Surungan : Perambahan. Bila direnungkan saat ini, dengan jaringan konstituen yang berbeda saat ini. Sebenarnya bisa saja acara dilaksanakan di Meranti Timur dengan dukungan Forum Guru maupun Pam Swakarsa Kehutanan yang ada saat ini. Tetapi bila harus kembali kepada saat itu, rasanya memang pilihan yang dibuat masih sangat rasional. Sebab, ekspektasi masyarakat Meranti yang akan berbondong-bondong mendatangi lokasi acara. tidak akan dapat diakomodir jika acara dilaksanakan di Adian Baja atau Lobu Jiur. 88

3 Acara workshop dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2009 dengan hasil sebuah Model Konsep permasalahan SM Dolok Surungan. Beberapa alasan teknis menjadikan Workshop Stakeholder SM Dolok Surungan lebih diarahkan ke pencarian faktor penyebab ancaman utama Perambahan, dari pada mengidentifikasi ancaman terhadap cakupan konservasi itu sendiri. Ancaman Perambahan sendiri dihasilkan dari diskusi-diskusi gerilya sebelumnya dengan beberapa stakeholder kunci dan rekan-rekan di dalam lembaga (Balai Besar KSDA Sumatera UtaraMeskipun tidak umum (mungkin) menggelar workshop hanya untuk mencari faktor sekunder dari faktor primer yang sudah diketahui, tetapi bagi kami hal ini sangat menguntungkan dalam penyusunan model konsep. Sebab, dari pengalaman yang ada (2 kali simulasi di kelas Bogor, dan 1 kali simulasi di lapangan bersama volunteer) pencarian faktor sekunder biasanya akan terburu-buru di akhir acara workshop karena waktu tersita saat mengidentifikasi ancaman. Pada model konsep yang dikembangkan di Dolok Surungan, faktor-faktor sekunder didiskusikan dan diperdebatkan secara mendalam oleh para peserta. Faktor-faktor pendukung lainnyalah (tersier) yang kemudian dibahas secara cepat. Memang, resiko tidak menemukan ancaman yang laten dan tidak terdeteksi dengan cara gerilya menjadi resiko menerapkan metode ini. Namun, untuk Dolok Surungan, sampai saat ini saya masih cukup yakin bahwa pilihan memperdalam permasalahan perambahan di awal kampanye adalah pilihan tepat. Sebab, jika harus menggali ancaman lainnya maka energi akan terbuang sementara ancaman perambahan tidak bisa dikupas lebih dalam. Aksi boikot yang sempat dijadikan ancaman oleh masyarakat Adian Baja dan Lobu Jiur (keduanya di Meranti Timur) tidak terjadi. Beberapa anggota masyarakat, termasuk masyarakat yang aktif, hadir dalam acara tersebut karena berpandangan jalan dialog adalah solusi yang baik untuk menyelesaikan permasalahan. Satu rombongan masyarakat Meranti Timur lainnya yang memilih tidak masuk ke dalam ruangan tetapi menyimak jalannya acara dari luar juga menjadi bukti bahwa mereka penasaran dengan acara ini. Aksi boikot dapat diredam karena, masyarakat yang menolak juga dijanjikan untuk dapat menjadi tuan rumah pertemuan lain di masa mendatang. Pada akhir tahun 2009 Desa Meranti Timur menjadi tuan rumah beberapa pertemuan untuk membahas program Model Desa Konservasi di sekitar SM Dolok Surungan dan akhirnya desa ini memang ditabalkan, yaitu diresmikan, dilekatkan status/namanya) menjadi Model Desa Konservasi dengan penghijauan sebagai program pertama. Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor penyebab (penyumbang), ancaman Perambahan sebenarnya dapat dipilah menjadi beberapa faktor yang kemudian dapat diberi pemeringkatan. Pemilahan ini dilaksanakan pada pertemuan validasi dan penajaman model konsep di Medan dengan mengundang staf maupun unsur pimpinan (teknis) Balai Besar KSDA Sumatera Utara. Mahasiswa Kehutanan USU dan Mahasiswa Pasca Sarjana USU juga diundang untuk memeperkaya sudut pandang pengembangan model konsep ini. Dengan demikian pada akhirnya dapat dipilah karakteristik dari beberapa permasalahan (ancaman) tersebut sehingga pemilahan strategi untuk pemecahannya juga dapat difokuskan sesuai dengan sumberdaya yang tersedia. Para Pemangku Kepentingan dan beberapa mitra yang diajak berbicara dalam sebuah forum pertemuan menyetujui kedua sasaran konservasi (Hutan Dolok Surungan dan Satwa Liar-nya) memiliki peringkat tinggi dengan menggunakan kriteria-kriteria di atas. Dari ancaman-ancaman yang ada, peserta menyetujui Perambahan Skala Kecil dan Perambahan Skala Besar sebagai ancaman dengan peringkat Tinggi (High). Khusus ancaman Perambahan Skala Kecil pada sasaran Hutan Dolok Surungan diperoleh nilai Sangat Tinggi (Very High). Keberadaan Jalan di dalam Kawasan memang merupakan ancaman yang tinggi untuk Hutan Dolok Surungan tetapi hanya menjadi ancaman Menengah (Medium) untuk satwa. Secara akumulatif, Jalan di Dalam Kawasan dinilai hanya menjadi ancaman pada skala Menengah. Pemilihan strategi dan BRAVO didasarkan pada pengetahuan-pengetahuan kondisi di lapangan dan model konsep yang ada. Prioritas strategi diarahkan pada ancaman tertinggi (perambahan skala kecil < 10 ha) dan akar permasalahannya. Ada lima strategi yang dihasilkan untuk mengatasi ancaman utama perambahan skala kecil : 1. Program awareness mengenai pentingnya kawasan 2. Menjalankan proses hukum 3. Pembentukan dan pendampingan Pam Swakarsa 89

4 4. Pengembangan program intensifikasi lahan dengan teknologi agroforestry atau usaha ekonomi alternatif 5. Pengembangan Model Desa Konservasi dan pengembangan usaha ekonomi Strategi Awareness (1) dilaksanakan dengan menggunakan Kampanye Pride sebagai tool. Dalam rumus teori perubahan, strategi ini akan menyasar komponen Pengetahuan (K), Sikap (A), dan Komunikasi Interpersonal (IC). Komponen Penyingkiran Halangan (BR) awalnya akan dilaksanakan dengan strategi 4 dan 5 yang berkaitan dengan intensifikasi lahan, pengembangan ekonomi alternatif dan Model Desa Konservasi. Namun belakangan, dengan diskusi panjang bersama Pride Program Manager akhirnya diputuskan bahwa ketiadaan penegakan hukum merupakan rintangan terbesar bagi masyarakat untuk keluar dari lokasi perambahan. Sebagaimana juga dipahami bahwa pembiaran merupakan alasan utama masyarakat masuk merambah. Oleh karena itu, strategi Menjalankan Proses Hukum (2) akhirnya menjadi pilihan utama strategi Barrier Removal (BR). Kajian BR merinci beberapa kunci penting pelaksanaan strategi ini termasuk menggerakkan partisipasi masyarakat untuk pemusnahan sawit dan reboisasi dan menjalankan proses hukum terhadap pengusaha perambah. Survey tentang Pengetahuan (K), Sikap (A), dan Perilaku (P) masyarakat yang dilaksanakan kemudian memberikan landasan-landasan ilmiah untuk menjalankan strategi. Data yang dihasilkan dari survey menjadi ukuran dasar penetapan sasaran-sasaran kampanye dan strategi Penyingkiran Halangan (BR). Dari survey juga diketahui sumber-sumber informasi terpercaya, hiburan yang disukai, saluran media, dan penggunaan bahasa yang sangat berguna untuk merancang media kampanye. Enumerator survey pra dan pasca kampanye adalah mahasiswa Departemen Kehutanan Universitas Sumatera Utara. Memakai grup ini untuk survey juga berguna untuk mengenalkan kawasan SM Dolok Surungan (dan permasalahannya) kepada kalangan yang lebih luas (mahasiswa) dalam rangka menjaring konstituen. Pada akhir kampanye terbukti peran mahasiswa ini bisa bermanfaat sebagai panitia yang mengorganisir Semiloka SM Dolok Surungan yang dilaksanakan di Kampus Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Jumlah sampel yang dihitung dari jumlah populasi jangkauan kampanye, tingkat kepercayaan 95 %, dan margin error 95 % menghasilkan jumlah sampel mencapai 400 responden untuk wilayah target saja. Ditambah dengan survey di wilayah pembanding maka total responden yang harus diwawancarai dalam satu masa survey mencapati 800 responden. Hal ini tetnulah sebuah pembelajaran yang sangat berharga bagi CM dan lembaga. Mengorganisir dan menempatkan prioritas riset sosial ini secara baik menjadi satu hal yang dapat dikatakan pengalaman berharga dan akan sangat mendukung pelaksanaan survey-survey lain di masa mendatang. Kepentingan membuat survey sebelum melakasanakan kegiatan juga menjadi pelajran terutama dalam hal menentukan ukuran-ukuran keberhasilan sebuah proyek. Langkah selanjutnya setelah survey adalah menentukan sasaran-sasaran SMART (Specific, Measurable, Action Oriented, Realistic, and Timebound) kampanye. Sasaran ini terkait dengan komponen-komponen Teori Perubahan (Theory of Change) K, A, dan IC pada kampanye; sasaran BR pada penyingkiran halangan, sampai pada sasaran-sasaran perubahan perilaku (BC). Sasaran pengurangan ancaman (TR) dan capaian konservasi (CR) diukur dengan cara berbeda yang meliputi analisa spasial, dokumentasi pembentukan organisasi masyarakat, dan surat-surat pernyataan. Pada masa pembahasan hasil akhir, sasaran SMART diulas kembali dengan membandingkan data survey pra kegiatan dengan pasca kegiatan. Hasil-hasil ini dijadikan dasar pembahasan keberhasilan/atau kegagalan kampanye dalam kerangak Teori Perubahan. Di sini, beberapa kesalahan penentuan indiaktor SMART ditemukan. Misalnya menempatkan pertanyaan yang salah untuk sebuah sasaran SMART. Atau dalam kasus lain tidak tercatatnya sistem penghitungan sasaran SMART (atau filter dalam Survey Pro) untuk sebuah target. Hal ini bisa terjadi pada sebuah sasaran SMART yang dihidtung berdasarkan hasil kumulatif perubahan beberapa desa (misalnya) untuk sebuah variabel. 90

5 3. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan kampanye (dan strategi BR) dimulai sejak bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Juni Fase ini dijalankan setelah dokumen Rencana Proyek diselesaikan pada fase universitas kedua. Ukuran-ukuran keberhasilan (sasaran SMART), ringkasan kreatif, dan rancangan bauran pemasaran sudah dimiliki pada fase ini sehingga pelaksanaan kegiatan mengacu pada hal-hal ini. Selain itu, konsep model dengan rantai faktor, jaringan relawan, daftar pemangku kepentingan, hasil survey, dan dokumen Barrier Removal Operation Plan (BROP) juga menjadi pegangan untuk melaksanakan program. Bagian ini akan dibahas dengan acuan capaian 3 C/K Rare : Kapasitas (Capacity) Peningkatan kapasitas yang dicapai selama perjalanan Kampanye Bangga (Pride) di SM Dolok Surungan mencakup pada relawan, kelompok masyarakat, lembaga, dan manajer kampanye sendiri. Dua orang relawan utama : Pak Siddik (Fasilitator Forum Guru), dan Pak Mariadi (Kader Konservasi), keduanya kepala dusun, mengalami peningkatan kapasitas selama kampanye. Keduanya merupakan kepala dusun, masing-masing di Dusun Sigalapang, Desa Meranti Timur (Pak Siddik) dan Dusun Salipotpot, Desa Lobu Rappa (Pak Mariadi). Profil keduanya sebagai local leader yang membantu kerja di SM Dolok Surungan sejak lama sudah pernah saya unggah di RarePlanet 3 pada tahun 2009 lalu. Dalam masa kampanye, sebenarnya kepercayaan diri untuk mengorganisir relawan lainnya dan keahlian mengelola kegiatanlah yang berkembang dari kedua relawan ini. Pengetahuan tentang hak dan kewajiban masyarakat dalam mengelola kawasan dan beberapa teknik penguatan kelembagaan mereka peroleh saat membantu pelaksanaan kampanye. Saat ini, Pak Mariadi memimpin KSM Lestari Dongan dengan tiga divisi yang memiliki program kerja saling terkait. Pengembangan kelembagaan lokal dan personal Pak Mariad sedang dikembangkan untuk fund raising guna mendukung operasional kegiatan. Yayasan PETAI dan staf Balai Besar KSDA Sumatera Utara terus mendampingi proses ini sampai saat ini. Pak Siddik 4, dengan profesinya sebagai guru, saat ini sedang mengambangkan konsep pengembangan karakter cinta lingkungan di sekolahnya dan di sekolah-sekolah jaringan Forum Guru. Di SD Sikopi-kopi tempatnya mengajar, beliau berhasil meyakinkan kepala sekolah untuk membuat ruang kelas konservasi yang khusus disetting untuk menjadi ruang pendidikan lingkungan siswa. Di MTs Nurul Falah, beliau berhasil meyakinkan kepala sekolah untuk mengembangkan program pohon asuh dan pembibitan siswa yang saat ini mengelola lahan reboisasi SM Dolok Surungan seluas 2 ha. Sampai dengan hari ini (19 Agustus 2010), meskipun program kampanye telah selesai, Pak Mariadi dan Pak Siddik tetap menggerakkan pemuda dan masyarakat menjalankan kampanye. Kunjungan malam ke desa-desa untuk memutar film konservasi dan berbagi informasi sampai dengan minggu lalu masih mereka jalankan. Mulai hari Selasa, 17 Agustus 2010, tim Safari Ramadhan SM Dolok Surungan yang sudah dilatih oleh mereka akan mulai berjalan mengunjungi masjid-masjid dan musholla sekitar SM Dolok Surungan I dengan membawa pesan : Selamatkan Dolok Surungan, Dongan!. Selain itu, keduanya juga mulai melaksanakan lobi-lobi untuk mengembangkan ekonomi alternatif masyarakat. Tim kampanye dan mereka berdua meyakini bahwa pengambangan usaha ekonomi tetap menjadi keharusan untuk pengembangan pengelolaan hutan partisipatif. Masyarakat harus melihat manfaat Pak Sidik juga aktif sebagai anggota RarePlanet

6 ekonomi dari energi yang dikeluarkannya mendukung kawasan SM Dolok Surungan. Usaha ternak kambing domba, pengembangan kerajinan anyaman (tas, topi, dan tikar), dan pembuatan kebun bibit vegetatif karet unggul saat ini menjadi konsentrasi KSM, Kader Konservasi dan Forum Guru. Kunci dari peningkatan kapasitas ini adalah pengenalan karakter dan tingkat inovasi dari seorang relawan dalam teori digfusi inovasi. Interaksi awal sebelum masa kampanye dengan kedua tokoh ini cukup untuk menilai bahwa keduanya merupakan inovator. Dalam papernya yang berjudul Diffusion of Innovations, Kategori-kategori pengadopsi, klasifikasi anggota sebuah sistem sosial berdasarkan keinovatifannya adalah: (1) inovator (pembaharu), (2) pengadopsi awal (early adopter), (3) mayoritas awal (early majority), (4) mayoritas kemudian (late majority), dan (5) mereka yang tertinggal atau terlambat (laggard). Inovator giat mencari informasi mengenai gagasan-gagasan baru. Paparan media massa mereka luas, mencapai ke luar sistem lokalnya. Inovator mampu menangani ketidak-pastian tingkat tingggi inovasi dibandingkan kategori-kategori pengadopsi lain. Sebagai pengadopsi pertama sebuah gagasan baru dalam sistemnya, mereka tidak dapat bergantung pada evaluasi subyektif sebuah inovasi dari anggota-anggota lain sistemnya (Rogers, 2008). Karakter inilah yang dimiliki oleh keduanya. Bekerja terus menerus dengan memasukkan komitmen dari Balai terhadap usaha mereka (disertai insentif-insentif non kapital) telah mendorong mereka sampai pada titik kepercayaan diri maupun aktivitas seperti sekarang ini. Bagi Balai Besar KSDA Sumatera Utara, melaksanakan proyek/kegiatan dengan ukuran-ukuran keberhasilan yang SMART adalah pengalaman berharga yang sangat layak direplikasikan dalam pengelolaan banyak resort di bawahnya. Pola-pola pengelolaan partisipatif yang melibatkan masyarakat dengan pendekatan yang tidak instant (sistem honor) juga akan menajdi peluang menajwab tantangan permasalahan minimnya staf di lapangan di banyak resort bila dapat direlikasikan pada sistem manajemen berbasis resort. Bagi CM, selama masa kampanye ini pembelajaran tentang manajemen proyek dan penerapan metode Pride di lapangan menjadi pelengkap dar pengetahuan dan pemahaman teoretis selama ini. Logika penyelesaian permasalahan yang dibawa metode Pride yang dimulai dari pengembangan model konsep, analisis ancaman, pengembangan strategi, dan penentuan sasaran SMART benar-benar bisa diterapkan dan menjadi semacam praktikum yang sangat riil dan teruji bagi saya. Selain itu pendampingan intensif PPM di Bogor, dukungan emosional Rare dengan kiriman-kiriman paket, video dari ketua pramuka Inggris, surat dari Paul dan lain-lain juga menjadi pembelajaran berharga bagi saya. Saya tidka akan mengatakan saya sudah menguasai semua hal tersebut. Namun, menyaksikan sebuah manajemen konservasi berjalan (dan ada di dalamnya) tentu tidak akan dapat dilupakan sebagai sebuah fase pengembangan diri. Materi tentang pendampingan, komunikasi publik, negosiasi, dan pemasaran sosial juga dialami secara teretik dan praktis selama mas kampanye ini. Lebih daripada sensasi membaca buku, mempelajari hal ini dengan metode Pride membuat lebih banyak hal dapat tersangkut di kepala sebagai sebuah pengetahuan dan juga pengalaman. Ini sangat berharga. Manajemen Proyek, Pengembangan Model Konsep Ancaman strategi Survey sasaran SMART (pride method), Jaringan Kerja, Pemasaran Sosial, dll Konstituen (Constituency) Peningkatan konstituen selama kampanye Pride di SM Dolok Surungan dapat dikatakan cukup menggembirakan. Relawan-relawan yang terlibat dalam banyak item kegiatan kampanye terus bertambah. Dari kelompok guru terbentuk Badan Kepengurusan Koordinasi Guru SM Dolok Surungan yang sering disebut Forum Guru. Forum dibentuk dengan anggota inti perwakilan guru dari 11 sekolah sekitar SM Dolok Surungan I dan mengorganisir program sekolah. Forum ini berkembang dan melibatkan banyak guru-guru lain di masing-masing sekolah dalam rangka pengembangan mandiri program sekolah. Akhirnya Forum memang benar-benar menjadi wadah koordinasi dan berbagi informasi antar sekolah mengenai program yang dijalankan di sekolah masing-masing. Dari kelompok masyarakat, Kader Konservasi SM Dolok Surungan, Pak Mariadi, membentuk wadah Kelompok Swadaya Masyarakat Salipotpot Indah pada tahun 2007 lalu dengan program unggulan Tabungan Pohon dan Reboisasi Berbasis Masyarakat. KSM ini sangat membantu pelaksanaan kampanye selain dengan program pembibitan dan penanamannya, terutama dalam acara-acara perkumpulan warga, pre testing media, kenduri Hari Bumi, dan penyebaran 92

7 lembar informasi. Belakangan, karena ingin memperluas jangkauan anggota, KSM Salipotpot Indah berganti nama menjadi KSM Lestari Dongan dengan penambahan divisi sekaligus program kerja menjadi tiga : Pembibitan Swadaya, Penanaman (reboisasi dan penghijauan), dan Regu Pamswakarsa 5. Satuan Pamswakarsa yang dibentuk ini merupakan capaian konstituen tersendiri. Sebab, sebenarnya kelompok ini pada awalnya terbentuk atas insisiatif beberapa warga yang tidak terkait sama sekali dengan KSM Salipotpot Indah atau kegiatan pembibitan. Mereka menginginkan wadah untuk menyalurkan kepedulian dan peran untuk perlindungan SM Dolok Surungan. Satuan Pamswakarsa yang sudah pernah ada sebelumnya di desa-desa sekitar SM Dolok Surungan menjadi pilihan mereka sebagai wadah. Namun, program pembentukan PamSwakarsa yang biasanya diinisiasi oleh Balai Besar KSDA Sumatera Utara sudah terbentuk dan memiliki kuota tertentu (per desa, per kawasan). Dari kelompok pemuda pendekatan awal yang dilakukakan adalah membuatkan kaos tim sepakbola dengan kualitas yang baik. Dengan logo kampanye tersablon, kaos ini menjadi pilihan utama tim PERSSAP (nama tim sepakbola lokal) berlaga tandang. Frekuensi pertandingan bola dalam rangka persahabatan maupun turnamen yang cukup tinggi (satu tahun 3-4 kali) membuat pesan yang terselip di kaos cukup sering terlihat di wilayah ini. Dari sekedar sebagai pembawa pesan dalam kaos tim, beberapa pemuda belakangan menjadi bagian aktif tim kampanye yang menjadi tim mobile dalam kegiatan festival, kunjungan sekolah, panggung boneka, Grebeg Pekan, Kunjungan Malam, sampai survey pasca kampanye. Bukti lain bahwa kampanye menciptakan konstituen bagi SM Dolok Surungan dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan lainnya. Pada program Safari Ramadhan Dolok Surungan 1430 H (2009) pengurus 3 masjid dan 3 musholla menyediakan tajilan dan makan malam berbuka untuk tim kampanye. Padahal, sebelumnya tim kampanye sudah meminta untuk tidak usah disediakan konsumsi karena akan membawa dari rumah masing-masing. Hal ini menunjukkan respon positif dan dukungan terhadap (tim) kampanye. Menjelang Ramadhan 1431 H (2010) ini, beberapa musholla dan masjid (3 unit) lainnya yang tidak terjangkau oleh tim Safari Ramadhan sebelumnya meminta untuk didatangi. Ini juga menunjukkan penyebaran informasi antar pengurus masjid/musholla mengenai program Safari Ramadhan SM Dolok Surungan. Dalam kegiatan Festival Hari Bumi, relawan mengusulkan dan meminta pimpinan gereja HKBP tingkat ranting membacakan doa. Hal ini menunjukkan keinginan relawan yang beragama Ksristen agar simbol agamanya juga dimunculkan dalam kegiatan terkait SM Dolok Surungan. Pangatua HKBP Ranting Pintu Pohan Meranti datang dan bersedia membacakan doa pada acara tersebut. Kelompok agama Parmalim juga meminta disediakan waktu bagi salah satu ketua adat mereka membacakan doa secara tradisional dalam bahasa batak. Kebanggaan mereka tentang pemujaan terhadap salah satu Oppung yang mereka percayai menjaga Dolok Surungan mereka tunjukkan dalam doa tersebut. Pada masa akhir kampanye, sebuah kabar mengejutkan sampai kepada CM. Salah seorang warga Lobu Rappa mengalami penolakan aplikasi pinjaman di bank karena lahannya diduga masuk di dalam kawasan hutan. Asumsi yang terbentuk di masyarakat tentu saja hutan yang dimaksud adalah SM Dolok Surungan. Sebab, aktivitas kehutanan yang marak belakangan ini adalah kampanye menyelamatkan hutan Dolok Surungan. Isi ini berkembang menjadi isu bahwa peringatan Hari Bumi di Dolok Surungan adalah simbolis penyerahan kawasan desa menajdi kawasan SM Dolok Surungan. Meskipunsudah dicounter dengan memberi penjelasan teknis dan pembagian kawasan hutan produsi dan konservasi, beberapa tetap menganggap sistem kehutanan adalah satu, dan kampanye SM Dolok Surungan adalah penyebab lahan mereka dimasukkan ke dalam kawasan. Setelah ditelusuri sampai ke Dinas Kehutanan Kabupaten Asahan, ternyata hal ini terkait dengan kawasan hutan produksi terbatas yang dikelola oleh dinas kehutanan. Sampai saat ini hal ini masih menjadi perhatian tim kampanye (yang tidak mau dinyatakan selesai setelah program Pride berakhir) dan pilihan mengadvokasi masayarakat menjadi pilihan terbaik di antara pilihan sulit membersihkan nama Dolok Surungan. Seharusnya, hal ini tidak perlu terjadi bila 5 Regu Pamhut Swakarsa yang dimaksud di sini berbeda dengan regu Pamhut Swakarsa yang diinisiasi oleh Balai Besar KSDA Sumatera Utara yang sudah terbentuk sebelumnya. 93

8 ada sistem komunikasi yang lebih mudah dari masyarakat kepada pengambil kebijakan SM Dolok Surungan. Sebab, meskipun dukungan meningkat (sebelum muncul isu ini) dan aktivitas masyarakat bertambah tetapa saja ada hambatan untuk menciptakan komunikasi yang hangat dan tidak birokratis antara masyarakat dan pengambil kebijakan (Kepala Resort, Kepala Seksi, Kepala Bidang, maupun Kepala Balai). Konservasi (Conservation) Capaian konservasi yang diharapkan dari kampanye Pride dan program penyingkiran halangan adalah berhentinya laju perambahan SM Dolok Surungan dan bertambahnya area SM Dolok Surungan yang direhabilitasi. Program rehabilitasi lahan merupakan langkah BR yang pertama kali dapat berjalan selain menjalankan proses hukum terhadap para pengusaha perambah. Program ini dijalankan oleh Kader Konservasi dan KSM Salipotpot Indah (kemudian menjadi KSM Lestari Dongan). Sampai saat ini (Agustus 2010), dari target penanaman seluas 20 ha untuk pitching action, baru bisa dilaksanakan penanaman seluas 10 ha. --- analisa kritis mengapa hal ini bisa terjadi? Tantangan apa yang muncul? Apa saja strategi yang dilakukan? Adakah teori mobilitas komunitas bisa menjelaskan mengapa muncul tantangan dalam proses ini. Penanaman dilaksanakan secara swadaya oleh kelompok masyarakat yang menyediakan bibit siap tanam di pembibitan swadawa dan tenaga kerja yang tidak dibayar. Pupuk dan konsumsi sewaktu penanaman diambil dari dana BR. Dari kerja voluntary ini 5000 bibit ditanam dengan komposisi 500 bibit per ha. Jenis yang ditanam adalah meranti, durian, cempedak, aren, rambe, petai, dan jengkol. Meskipun proses penyediaan bibit tidak mengalami hambatan selama masa kampanye, penyiapan lahan tanam sangat menyulitkan bagi relawan. Dibutuhkan kerja keras berminggu-minggu untuk menyiapkan 10 ha yang berhasil ditanami. Target 20 ha tidak dapat tercapai karena kelompok pemuda tidak cukup antusias membantu setelah target 10 ha dicapai. Masing-masing mempunyai alasan yang bisa dimaklumi yaitu pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan pribadi yang tidak bisa ditinggalkan. Sedangkan pekerjaan reboisasi ditak dibayar upahnya (voluntary). Sebelum kampanye Pride, telah ada program reboisasi seluas 200 ha di SM Dolok Surungan. Kelompok pelajar dari MTs Nurul Falah dengan program sekolahnya yang digerakkan Forum Guru melaksanakan kegiatan pemeliharaan tanaman reboisasi ini. Sebutan untuk kegiatan ini adalah Pohon Asuh. Setiap siswa diwajibkan memelihara minimal lima (5) pohon tanaman reboisasi. Tanpa perawatan ini praktis tanaman reboisasi tidak mendapat perhatian yang cukup. Keberadaannya di bawah tanaman sawit pengusaha juga sangat rentan musnah oleh pembabatan, tertimpa buah, atau tertimpa pelepah. Dalam kurun waktu , 3 Laporan Kepolisian dibuat oleh Resort Konservasi Wilayah SM Dolok Surungan I terkait perusakan tanaman reboisasi ini yang mencakup luas lebih dari 20 ha. Maka, pemeliharaan pohon oleh siswa pada lingkup 2 ha (dan akan bertambah) merupakan sumbangan yang sangat besar bagi vegetasi kawasan. Dari proses analisis spasial ditemukan data yang menarik terkait dengan luas rambahan yang diyakini selama ini oleh Balai Besar KSDA Sumatera Utara. Sebelumnya, data luas lahan yang dirambah diperoleh dari data-data hasil operasi dan patroli polhut di lapangan. Luas kawasan SM Dolok Surungan yang dirambah berdasarkan data akumulatif tersebut mencapai luas ha pada tahun Hasil penafsiran citra Landsat-5 TM Tahun 2009 dan Landsat-7 ETM Tahun 2010 secara digital (on the screen) menunjukkan data yang berbeda untuk kelas tutupan lahan sawit dan terbuka yaitu 1.455,14 ha Perbedaan data ini dapat dinilai dari dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang positif akan menilai kawasan SM Dolok Surungan yang dirambah ternyata tidak seluas perkiraan sebelumnya. Perbedaan metode pengumpulan data manual bertahun-tahun yang tidak mempertimbangkan kemungkinan overlapping area dan pemulihan kawasan rambahan yang tidak diolah lagi oleh perambah karena berbagai alasan dapat menjadi analisis kasus ini. Akan tetapi, kemungkinan bahwa sebenarnya lahan yang dirambah ternyata lebih luas karena ditemukan kelas penutupan lahan hutan sekunder seluas 5.131,79 ha selain kelas sawit bisa jadi menunjukkan sebenarnya banyak lahan yang sudah diklaim perambah tetapi belum ditanami. Analisis terakhir ini, jika benar, malah menunjukkan bahwa luas lahan yang dirambah sebenarnya mencapai angka 6.586,93 ha. Sebab, dalam laporannya, tim analisa spasial menyebutkan bahwa Kelas Hutan Sekunder meliputi: Seluruh kenampakan hutan dataran rendah, perbukitan dan pegunungan yang telah menampakkan bekas penebangan (kenampakan alur dan bercak bekas tebang). 94

1. Pendahuluan. 6 Peningkatan ini disajikan dalam tabel dan rincian pada Bab E. Hasil Kampanye Dokumen Laporan Proyek Pride Campaign SM Dolok Surungan

1. Pendahuluan. 6 Peningkatan ini disajikan dalam tabel dan rincian pada Bab E. Hasil Kampanye Dokumen Laporan Proyek Pride Campaign SM Dolok Surungan G. Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh

Lebih terperinci

E. Hasil Kampanye. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu:

E. Hasil Kampanye. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu: Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu: E. Hasil Kampanye Mengukur paparan terhadap kegiatan-kegiatan kampanye Pride di kalangan dua segmen khalayak sasaran kampanye, yaitu:

Lebih terperinci

BAB VI F. ANALISA KRITIS

BAB VI F. ANALISA KRITIS BAB VI F. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritis ini akan mengulas hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan serta dibagian mana perbaikan-perbaikan dapat dilakukan.

Lebih terperinci

D. Kegiatan Kampanye

D. Kegiatan Kampanye D. Kegiatan Kampanye Pembuatan pesan kampanye tidak hanya terkait dengan Teori Perubahan, tapi juga berbagai sasaran SMART yang telah disetujui dalam rencana proyek awal, dan dalam kerangka waktu dan fungsi

Lebih terperinci

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan G. Tindak Lanjut Pendahuluan Program Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon telah menunjukkan hasil yang positif, dalam mencapai perubahan perilaku maupun dampak konservasi, sebagai contoh terdapat

Lebih terperinci

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk menghentikan kawasan hutan dan memelihara area hutan Taman Nasional Gunung Leuser Wilayah SPTN VI Besita

Lebih terperinci

F. ANALISA KRITIKAL. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

F. ANALISA KRITIKAL. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek F. ANALISA KRITIKAL Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan kampanye dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Data Balai Pemantapan Kawasan Hutan Jawa-Madura tahun 2004 menunjukkan bahwa kawasan hutan Jawa seluas 3.289.131 hektar, berada dalam kondisi rusak. Lahan kritis di dalam

Lebih terperinci

F. Analisa Kritikal. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

F. Analisa Kritikal. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek F. Analisa Kritikal Tinjauan Kritikal Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon mengalami berbagai dinamika dilapangan, yang memerlukan proses adaftif manajemen terhadap sumberdaya dan penyesuaian metode

Lebih terperinci

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana Kampanye Pride Di KKLD Kaimana Theory Perubahan Perilaku (ToC) CR Conservation Result TR Threat Reduction BC Behavior Change BR Barrier Removal IC Interpersonal Communication A Attitude K Knowledge Pada

Lebih terperinci

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU YAYASAN SEKA APRIL 2009 RANGKUMAN EKSEKUTIF Apa: Untuk mengurangi ancaman utama terhadap hutan hujan dataran rendah yang menjadi

Lebih terperinci

1 DIKOMUNIKASIKAN KAMPANYE PRIDE? UBAH?

1 DIKOMUNIKASIKAN KAMPANYE PRIDE? UBAH? TEMPLATE RANCANGAN TEORI PERUBAHAN: No Take Zone Area di Wilayah Utara Pesisir IC+A+K BR BC TR CR 5 APA YANG PERLU 4 3 PERILAKU APA 2 APA ANCAMAN 1 DIKOMUNIKASIKAN YANG INGIN KITA UTAMA TARGET KAMPANYE

Lebih terperinci

Meninjau Ulang Teori Perubahan

Meninjau Ulang Teori Perubahan Meninjau Ulang Teori Sawit karet sebagai komoditas utama budaya merantau (kebutuhan meningkat) Orang tua mewariskan anak2nya Harga sawit karet tinggi - Perlagan karet sawit di - Jual beli Pe Kawasan Habitat

Lebih terperinci

G. RENCANA TINDAK LANJUT

G. RENCANA TINDAK LANJUT G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun,

Lebih terperinci

STRATEGI TINDAK LANJUT

STRATEGI TINDAK LANJUT VII. STRATEGI TINDAK LANJUT Pendahuluan Kampanye tahap pertama yang dilakukan di Kompleks hutan rawa gambut Sungai Putri baru saja berakhir Juli 2010 lalu. Beberapa capaian yang dicatat dari kampaye tersebut:

Lebih terperinci

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye 17.0 PESAN KAMPANYE 17.1 Strategi pembuatan pesan Strategi pembuatan pesan bagi petani dan masyarakat akan membantu memandu semua pesan yang dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye kami. Strategi-strategi

Lebih terperinci

6.1. Tinjauan Kritikal

6.1. Tinjauan Kritikal 6. ANALISA KRITIS Bab Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

MATRIK PEMANGKU KEPENTINGAN

MATRIK PEMANGKU KEPENTINGAN MATRIK PEMANGKU KEPENTINGAN # Peserta/ Pemangku kean Nama, posisi, dan rincian kontak peserta Isu-isu Kunci Sumbangan Potensial Motivasi untuk Hadir Konsekuensi Tidak Mengundang 1 10 Kepala Desa Kamirudin,

Lebih terperinci

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010 Yayasan Orangutan Sumatera Lestari - Orangutan Information Centre 2010 LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010 Program Coordinator : Pride Campaign Manager

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari penunjukan kawasan konservasi CA dan SM Pulau Bawean adalah untuk

I. PENDAHULUAN. dari penunjukan kawasan konservasi CA dan SM Pulau Bawean adalah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suaka Alam Pulau Bawean ditunjuk dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 76/Kpts/Um/12/1979 tanggal 5 Desember 1979 meliputi Cagar Alam (CA) seluas 725 ha dan Suaka

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar

Lebih terperinci

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA

PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA P U T U S A N Nomor : 183/PID.SUS.LH/2017/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan

Lebih terperinci

kelimpahan air dalam jangka pendek. Tetapi jika hal tersebut tidak dilakukan maka sumber air yang ada saat ini tidak mampu mendukung kehidupan

kelimpahan air dalam jangka pendek. Tetapi jika hal tersebut tidak dilakukan maka sumber air yang ada saat ini tidak mampu mendukung kehidupan VI. PEMBAHASAN Hasil kegiatan kampanye Pride di Kawasan Potorono-Gunung Sumbing merupakan rangkaian kegiatan mulai perencanaan dengan mengetahui masalah, mencari solusi, memetakan kekuatan dan kekurangan

Lebih terperinci

PROFIL TOKOH. Berikut adalah hasil wawancara tim redaksi :

PROFIL TOKOH. Berikut adalah hasil wawancara tim redaksi : PROFIL TOKOH Ully Sigar Rusady merupakan salah satu tokoh yang peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup. Ully Sigar Rusady lahir di Garut pada tanggal 4 Januari 1952. Pekerjaan dan pengalaman Ully

Lebih terperinci

newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009

newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009 newsletter Terbitan No. 1, Mei 2009 Mengapa Kebudayaan? Tujuan, Komponen Utama Bagaimana cara kerjanya?, Tentang PNPM Mandiri Perdesaan, Kegiatan Kegiatan Mendatang Kegiatan Budaya Meramaikan Pertemuan

Lebih terperinci

Dana Alumni Rare 2010 Formulir Aplikasi

Dana Alumni Rare 2010 Formulir Aplikasi I. Informasi Umum 1. Persyaratan yang harus dipenuhi pelamar: (Dana Alumni Rare tahun 2010 HANYA disediakan untuk alumni manajer kampanye Pride dan dalam kondisi-kondisi khusus diberikan pula untuk organisasi-organisasi

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010 LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010 A. Latar Belakang Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) yang terletak di Semenanjung kepala burung di ujung Barat Pulau Jawa (Provinsi

Lebih terperinci

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk mempertahankan keberadaan Hutan Geumpang sebagian Kawasan Blang Raweu, suatu kawasan yang kaya akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian mengenai Studi Kelayakan Hutan Rakyat Dalam Skema Perdagangan Karbon dilaksanakan di Hutan Rakyat Kampung Calobak Desa Tamansari, Kecamatan

Lebih terperinci

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK

RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK Sebagai para pemimpin partai politik, kami memiliki komitmen atas perkembangan demokratik yang bersemangat dan atas partai

Lebih terperinci

BAB VII AKSI BERSAMA MENUJU MASANGAN BEBAS NARKOBA

BAB VII AKSI BERSAMA MENUJU MASANGAN BEBAS NARKOBA 103 BAB VII AKSI BERSAMA MENUJU MASANGAN BEBAS NARKOBA A. Pendidikan Tentang Bahaya Narkoba Dari hasil diskusi dan FGD yang dilakukan oleh sebagian warga membuat sebagian masyarakat desa memahami akan

Lebih terperinci

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012

LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 LAPORAN KOMISI INFORMASI PROVINSI JAWA BARAT Tahun 2012 Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat pada awal Tahun 2012 telah melaksanakan pertemuan internal membahas rencana strategis (Renstra) 2011-2015 dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai desain media komunikasi untuk pendidikan konservasi berdasarkan preferensi masyarakat dan efeknya terhadap perubahan pengetahuan,

Lebih terperinci

Rencana Aksi dan Progres Desa Berbudaya Lingkungan (Ecovillage) di DAS Citarum Hulu Gedung Sate, 8 Oktober Jaringan Kerja Ecovillage Jabar

Rencana Aksi dan Progres Desa Berbudaya Lingkungan (Ecovillage) di DAS Citarum Hulu Gedung Sate, 8 Oktober Jaringan Kerja Ecovillage Jabar Rencana Aksi dan Progres Desa Berbudaya Lingkungan (Ecovillage) di DAS Citarum Hulu Gedung Sate, 8 Oktober 2015 Jaringan Kerja Ecovillage Jabar OUTLINE APA ITU ECOVILLAGE PROSES DAN RESPON MASYARAKAT RENCANA

Lebih terperinci

Malam Rare Pride. pada Lokakarya Fish Forever Bali, Oktober Mengenal lebih jauh Program Pride di Indonesia

Malam Rare Pride. pada Lokakarya Fish Forever Bali, Oktober Mengenal lebih jauh Program Pride di Indonesia Malam Rare Pride. Persembahan kisah lapangan yang menghibur pada malam pertama Lokakarya Fish Forever di Bali, 22 Oktober 2012. Perayaan keberhasilan Angkatan Bogor 4 yang telah berhasil menyelesaikan

Lebih terperinci

TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON TOR RISET KUANTITATIF IDENTIFIKASI KEPENTINGAN DALAM RANGKA PRIDE CAMPAIGN TNUK BALAI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Jl. Perintis Kemerdekaan No. 51 Labuan Pandeglang Banten 42264 1 I. PENDAHULUAN 1. Latar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang TAHURA Bukit Soeharto merupakan salah satu kawasan konservasi yang terletak di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara dengan luasan 61.850 ha. Undang-Undang

Lebih terperinci

Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS &

Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS & Judul Pelaksana Fokus Area Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS & CFES) Mitigasi Berbasis Lahan

Lebih terperinci

D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE

D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE D. KEGIATAN-KEGIATAN KAMPANYE Pembuatan pesan kampanye tidak hanya terkait dengan Teori Perubahan, tapi juga berbagai sasaran SMART yang telah ditetapkan dalam rencana proyek awal, dan dalam kerangka waktu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing

BAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing BAB V KESIMPULAN Barus merupakan bandar pelabuhan kuno di Indonesia yang penting bagi sejarah maritim Nusantara sekaligus sejarah perkembangan Islam di Pulau Sumatera. Pentingnya Barus sebagai bandar pelabuhan

Lebih terperinci

Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu 3 : June 2012)

Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu 3 : June 2012) Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu 3 : 11 15 June 2012) Hari dan Sari menyampaikan sesi Rencana Penelitian dengan meniru Ranking 1, kuis pendidikan dan hiburan yang terkenal di Trans TV Bogor 5 berebut

Lebih terperinci

Kampaye Pride KKLD Ayau-Asia

Kampaye Pride KKLD Ayau-Asia Kampaye Pride KKLD Ayau-Asia CR Conservation Result TR Threat Reduction BC Behavior Change BR Barrier Removal IC Interpersonal Communication A Attitude K Knowledge Di akhir masa kampanye Maret 2012, tutupan

Lebih terperinci

Pusat Penelitian Perubahan Iklim dan Kebijakan

Pusat Penelitian Perubahan Iklim dan Kebijakan ANALISIS SOSIAL BUDAYA REDD+ 2011 Penyusunan Kriteria Indikator Pemilihan Lokasi dan Strategi Keberhasilan Implementasi REDD dari Perspektif Struktur Sosial Budaya Tim Peneliti PUSPIJAK Pusat Penelitian

Lebih terperinci

PELAYANAN PUBLIK DAN SYARAT-SYARAT PENGAJUAN KEGIATAN PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR

PELAYANAN PUBLIK DAN SYARAT-SYARAT PENGAJUAN KEGIATAN PADA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR Dinas Kehutanan VISI DAN MISI VISI : Visi dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Toba Samosir adalah : Terwujudnya Hutan yang Lestari dan Kebun yang Produktif MISI : Berdasarkan Visi yang telah

Lebih terperinci

Informasi Organisasi. Yayasan Idep Selaras Alam

Informasi Organisasi. Yayasan Idep Selaras Alam Proposal Hibah Skala Kecil RIT-CEPF Wallacea Biodiversity Hotspot Nama Organisasi: Informasi Organisasi Yayasan Idep Selaras Alam Kategori Organisasi: [ ] Organisasi Masyarakat (Agama/Pemuda/Parpol/Perempuan/Veteran)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penempatan, pembinaan, hingga penyerahan. Sebelum ditentukan jenis pelatihan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penempatan, pembinaan, hingga penyerahan. Sebelum ditentukan jenis pelatihan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pelatihan bagi warga transmigrasi dan masyarakat sekitar wilayah transmigrasi merupakan kegiatan yang berkesinambungan dari proses penempatan,

Lebih terperinci

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN 68 BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN Pengorganisasian lebih dimaknai sebagai suatu kerangka menyeluruh dalam rangka memecahkan masalah ketidakadilan sekaligus membangun tatanan

Lebih terperinci

METODOLOGI. Hutan untuk Masa Depan Pengelolaan Hutan Adat di Tengah Arus Perubahan Dunia

METODOLOGI. Hutan untuk Masa Depan Pengelolaan Hutan Adat di Tengah Arus Perubahan Dunia Hutan untuk Masa Depan 2 METODOLOGI Struktur Buku ini adalah sebuah upaya untuk menampilkan perspektif masyarakat adat terhadap pengelolaan hutan berkelanjutan. Buku ini bukanlah suatu studi ekstensif

Lebih terperinci

YOHANES POSSIDIUS KATE

YOHANES POSSIDIUS KATE FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT PENEGAKAN PASAL 50 AYAT 3 HURUF E UNDANG-UNDANG KEHUTANAN NOMOR 41 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PENEBANGAN POHON TANPA IZIN DI POCO NGGOLONG TEDE KELURAHAN TENDA KECAMATAN LANGKE

Lebih terperinci

Alang-alang dan Manusia

Alang-alang dan Manusia Alang-alang dan Manusia Bab 1 Alang-alang dan Manusia 1.1 Mengapa padang alang-alang perlu direhabilitasi? Alasan yang paling bisa diterima untuk merehabilitasi padang alang-alang adalah agar lahan secara

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian Lapangan dilaksanakan di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB, yang dimulai sejak Praktek Lapangan I (dilaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS Menimbang : a. bahwa guna meningkatkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR SM DOLOK SURUNGAN. Bobby Nopandry, Balai Besar KSDA Sumatera Utara, September 2010

LAPORAN AKHIR SM DOLOK SURUNGAN. Bobby Nopandry, Balai Besar KSDA Sumatera Utara, September 2010 LAPORAN AKHIR SM DOLOK SURUNGAN Bobby Nopandry, Balai Besar KSDA Sumatera Utara, September 2010 PENDAHULUAN oleh Bobby Nopandry Melaksanakan Kampanye Bangga selama dua tahun ini merupakan pengalaman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 3 Tahun 2004 tentang Tata Ruang Wilayah Berau tahun 2001 2011 tanggal 29 Mei 2004, telah menetapkan secara khusus kawasan alokasi

Lebih terperinci

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM. PERATURAN BUPATI KABUPATEN SIKKA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIKKA, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

Laporan Program (Periode Juni 2012)

Laporan Program (Periode Juni 2012) Laporan Program (Periode Juni 2012) I. Pendahuluan Banyak hal telah kami capai pada bulan ke-7 di tahun ini terkait pada program konservasi mangrove di Krakatoa Nirwana Resort (KNR), Merak Belantung, Lampung

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM 107 7.1 Latar Belakang Rancangan Program Guna menjawab permasalahan pokok kajian ini yaitu bagaimana strategi yang dapat menguatkan

Lebih terperinci

Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu 4 : June 2012)

Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu 4 : June 2012) Bogor 5 : Fase Pelatihan Pertama (Minggu 4 : 18 22 June 2012) Bogor 5 meninjau kembali pertanyaan survei yang mereka buat sebagai latihan dalam merancang pertanyaan survey pra Kampanye Pride. Sepulang

Lebih terperinci

MASYARAKAT PEDULI API KAMPUNG RAWA MEKAR JAYA KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU

MASYARAKAT PEDULI API KAMPUNG RAWA MEKAR JAYA KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU MASYARAKAT PEDULI API (MPA) KAMPUNG RAWA MEKAR JAYA KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU Masyarakat Peduli Api MPA Kampung Rawa Mekar Jaya Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak Provinsi Riau

Lebih terperinci

MASYARAKAT PEDULI API KAMPUNG RAWA MEKAR JAYA KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU

MASYARAKAT PEDULI API KAMPUNG RAWA MEKAR JAYA KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU MASYARAKAT PEDULI API (MPA) KAMPUNG RAWA MEKAR JAYA KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK PROVINSI RIAU Masyarakat Peduli Api MPA Kampung Rawa Mekar Jaya Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak Provinsi Riau

Lebih terperinci

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB) Menimbang berbagai faktor utama yang menghambat pengelolaan hutan lindung secara efektif, maka pengelolaan hutan

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok

Lebih terperinci

Draf Ringkasan Lokasi

Draf Ringkasan Lokasi Bobby Nopandry BKSDA Sumut Draf Ringkasan Lokasi Nama Lokasi Nama MK Letak Suaka Margasatwa Dolok Surungan Wilayah Ekologi (Ecoregion) (dan kode): Negara: Indonesia Kawasan: Kawasan Konservasi SM Dolok

Lebih terperinci

Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Halaman 1 dari 58

Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Halaman 1 dari 58 Modul Praktikum Analisis dan Perancangan Sistem Halaman 1 dari 58 Praktikum Analisis dan Perancangan REKAYASA KEBUTUHAN 1.1. TUJUAN PRAKTIKUM : a) Mahasiswa mampu memahami konsep rekayasa kebutuhan b)

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PENGKAJIAN UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA WAWO WAE DALAM PENGELOLAAN KAWASAN CA WATU ATA, NGADA TGL 25 NOP S/D 20 DES 2002

KERANGKA ACUAN PENGKAJIAN UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA WAWO WAE DALAM PENGELOLAAN KAWASAN CA WATU ATA, NGADA TGL 25 NOP S/D 20 DES 2002 KERANGKA ACUAN PENGKAJIAN UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA WAWO WAE DALAM PENGELOLAAN KAWASAN CA WATU ATA, NGADA TGL 25 NOP S/D 20 DES 2002 Oleh POKJA KEANEKARAGAMAN HAYATI TIM PENGKAJI MASALAH LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menjawab beberapa permasalahan masyarakat dikampung berkenaan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menjawab beberapa permasalahan masyarakat dikampung berkenaan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Gerakan sedekah sampah sebagai civil society yang tumbuh berdasarkan inisiatif masyarakat dan sebagai pelopor pengelolaan sampah berbasis komunitas dalam menjawab

Lebih terperinci

BAB 6. Analisa Kritis Kampanye

BAB 6. Analisa Kritis Kampanye BAB 6. Analisa Kritis Kampanye Bab Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Subang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Hubert Forestier dan Truman Simanjuntak (1998, Hlm. 77), Indonesia merupakan Negara yang beriklim tropis yang merupakan keunggulan tersendiri dari Negara ini

Lebih terperinci

BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT

BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT BAB VI KELEMBAGAAN USAHA KAYU RAKYAT 6.1 Kelembagaan Pengurusan Hutan Rakyat Usaha kayu rakyat tidak menjadi mata pencaharian utama karena berbagai alasan antara lain usia panen yang lama, tidak dapat

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS HIRARKI PROSES (AHP)

VIII. ANALISIS HIRARKI PROSES (AHP) 88 VIII. ANALISIS HIRARKI PROSES (AHP) Kerusakan hutan Cycloops mengalami peningkatan setiap tahun dan sangat sulit untuk diatasi. Kerusakan tersebut disebabkan oleh aktivitas masyarakat yang tinggal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. secara material maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional Indonesia merupakan paradigma pembangunan yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik secara material maupun

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENDAMPINGAN MASYARAKAT

BAB V HASIL PENDAMPINGAN MASYARAKAT BAB V HASIL PENDAMPINGAN MASYARAKAT Tugas fasilitator juga harus memahami dan mengetahui sifat karakter dari setiap individu dalam suatu kelompok masyarakat. Diharapkan sebelum melakukan pendampingan yang

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 1 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA

LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 1 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA 1 LAPORAN LENGKAP PROGRAM KOLABORASI LANDSKAP ACEH TENGGARA PERLINDUNGAN DAN PENGAMANAN Kawasan Habitat Orangutan Hutan Melalui Pengembangan Kawasan

Lebih terperinci

8/6/2010 AYAU-ASIAASIA. Photo x Position x: 4.36, y:.18. Photo x Position x: 8.53, y:.18 TEMA KAMPANYE

8/6/2010 AYAU-ASIAASIA. Photo x Position x: 4.36, y:.18. Photo x Position x: 8.53, y:.18 TEMA KAMPANYE K M P N Y E K E B N G G N KKLD YU-SISI Photo 1 4.2 x 10.31 Position x: 4.36, y:.18 KKLD SELT DMPIER Photo 2 5.51 x 10.31 Position x: 8.53, y:.18 TEM KMPNYE Overfishing / Tangkap lebih Kawasan larang ambil

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure

Standard Operating Procedure Halaman : 1 of 7 01. TUJUAN Sebagai pedoman dalam pelaksanaan FPIC/Padiatapa (Pesertujuan di Awal Tampa Paksaan) sebagai penghormatan hak-hak masyarakat atas tanah/hutan adatnya. 02. RUANG LINGKUP Prosedur

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM ORANGUTAN INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM ORANGUTAN INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM ORANGUTAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Umum 1. Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Anggaran Dasar FORINA. 2. Anggaran Rumah Tangga ini merupakan penjabaran dan menjadi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal memiliki potensi sumberdaya alam yang tinggi dan hal itu telah diakui oleh negara-negara lain di dunia, terutama tentang potensi keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

KID Jenggik Utara: Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Tani di Desa

KID Jenggik Utara: Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Tani di Desa KID Jenggik Utara: Memenuhi Kebutuhan Air Masyarakat Tani di Desa Masyarakat Desa Jenggik Utara sudah lama mendambakan bendung/embung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air baik untuk keperluan pertanian

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 677/Kpts-II/1998 jo Keputusan Menteri

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN SOSIALISASI PERKUATAN DAN PENGEMBANGAN WAWASAN KEBANGSAAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARAT Yang saya hormati: Tanggal, 19 Juni 2008 Pukul 08.30 W IB

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka penulis akan menjelaskan inti dari setiap uraian dari bab sebelumnya. Kesimpulan dari rumusan masalah tersebut adalah

Lebih terperinci

PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG. Oleh. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)

PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG. Oleh. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG Oleh WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) (Untuk memenuhi tugas pengganti UTS mata kuliah Manajemen

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT ARSO JAYAPURA NOMOR : 03/KPTS DPMAA/DJ/94 TENTANG

KEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT ARSO JAYAPURA NOMOR : 03/KPTS DPMAA/DJ/94 TENTANG KEPUTUSAN MUSYAWARAH DEWAN PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT ARSO JAYAPURA NOMOR : 03/KPTS DPMAA/DJ/94 TENTANG PEMBANGUNAN, HAK MASYARAKAT DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP MUSYAWARAH PERSEKUTUAN MASYARAKAT ADAT

Lebih terperinci

G. RENCANA TINDAK LANJUT

G. RENCANA TINDAK LANJUT BAB VII G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk

Lebih terperinci

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN

INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN INDIKASI LOKASI REHABILITASI HUTAN & LAHAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai ekonomi, ekologi dan sosial yang tinggi. Hutan alam tropika

Lebih terperinci

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan No. Dokumen ID : AGRO-SFM-002-PR Tanggal Terbit Sebelumnya : N/A Halaman : 1 dari 11 1.0 LATAR BELAKANG Grup APRIL ("APRIL") telah mengumumkan Kebijakan APRIL Grup dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Lebih terperinci

6 RANCANGAN PROGRAM PENATAAN PKL

6 RANCANGAN PROGRAM PENATAAN PKL 69 6 RANCANGAN PROGRAM PENATAAN PKL Rancangan Program Berdasarkan alternatif strategi yang didapat dari proses analisis AHP, maka diperlukan penjabaran dari strategi berupa program yang dapat menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN

BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN BAB III MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN A. RAGAM MATERI PENYULUHAN Materi penyuluhan kehutanan, pada hakekatnya merupakan segala pesan-pesan mengenai pengelolaan hutan yang ingin dikomunikasikan oleh seorang

Lebih terperinci

PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF

PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF 18 PRAKTEK HEARING DENGAN EKSEKUTIF TUJUAN Mengalami hearing dalam situasi yang sebenarnya. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk mendukung penyusunan PERDA. Menghasilkan komitmen eksekutif untuk perbaikan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PETA TRANSEK DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KELOMPOK MODEL DESA KONSERVASI HUTAN CAGAR ALAM GUNUNG TANGKUBAN PERAHU

PENERAPAN METODE PETA TRANSEK DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KELOMPOK MODEL DESA KONSERVASI HUTAN CAGAR ALAM GUNUNG TANGKUBAN PERAHU PENERAPAN METODE PETA TRANSEK DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KELOMPOK MODEL DESA KONSERVASI HUTAN CAGAR ALAM GUNUNG TANGKUBAN PERAHU Djodi Djuniar 1, Achmad Hufad 1, dan Asep Saepudin 2

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG HUTAN KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a. bahwa hutan disamping

Lebih terperinci

Partisipasi dalam Mempengaruhi Kebijakan Desa. Novita Anggraeni

Partisipasi dalam Mempengaruhi Kebijakan Desa. Novita Anggraeni Aksi Sosial: Bentuk Aksi Kolektif Masyarakat Sebagai Partisipasi dalam Mempengaruhi Kebijakan Desa Novita Anggraeni novitaanggraeni.51@gmail.com novi@pattiro.org Latar Belakang Ø Masyarakat sebagai penerima

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan

Lebih terperinci

Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi

Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi Strategi rehabilitasi hutan terdegradasi Kajian sistem pengelolaan dan rehabilitasi IUPHHK restorasi ekosistem Kajian Sistem Pengelolaan dan Rehabilitasi IUPHHK Restorasi Ekosistem Strategi Rehabilitasi

Lebih terperinci

CAKUPAN IMUNISASI. Pekan Imunisasi Sedunia. Bersama WUJUDKAN. yang tinggi dan merata." Panduan April 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN RI

CAKUPAN IMUNISASI. Pekan Imunisasi Sedunia. Bersama WUJUDKAN. yang tinggi dan merata. Panduan April 2015 KEMENTERIAN KESEHATAN RI KEMENTERIAN KESEHATAN RI Panduan Pekan Imunisasi Sedunia 24-30 April 2015 Bersama WUJUDKAN CAKUPAN IMUNISASI yang tinggi dan merata." "bersama wujudkan cakupan Imunisasi yang tinggi dan merata." -1 World

Lebih terperinci

PELUNCURAN KAMPANYE PRIDE TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MENO, GILI AYER DAN GILI TRAWANGAN. Gili Ayer, 8 Juni 2013

PELUNCURAN KAMPANYE PRIDE TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MENO, GILI AYER DAN GILI TRAWANGAN. Gili Ayer, 8 Juni 2013 PELUNCURAN KAMPANYE PRIDE TAMAN WISATA PERAIRAN GILI MENO, GILI AYER DAN GILI TRAWANGAN Peringatan Hari Samudra Sedunia Dan Launcing Kampanye Pride TWP Gili Matra Gili Ayer, 8 Juni 2013 1. Pendahuluan

Lebih terperinci

ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah

ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah Petunjuk Umum: Baca dan tandatangani pernyataan patuh pada Etika Akademik Pilihan Ganda 1. Berilah tanda silang pada lembar jawaban dengan memilih

Lebih terperinci