PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG. Oleh. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG. Oleh. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)"

Transkripsi

1 PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG Oleh WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) (Untuk memenuhi tugas pengganti UTS mata kuliah Manajemen Proyek Pembangunan) Ditulis oleh: Diah Ayu Anggraeni NIM Manajemen Proyek Pembangunan Dosen Pengampu : B-HI-6 Joko Purnomo, S.IP, M.A ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

2 DATA UMUM PROYEK a. Nama proyek : Penanganan Sampah dan Pencemaran Sungai Brantas di kawasan Splendid-Malang b. Nama Organisasi : WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) c. Partner/Stakeholder : Balai Lingkungan Hidup Malang dan Kader Lingkungan Hidup d. Total Biaya Proyek : ,- e. Lokasi : Sungai Brantas, kawasan pasar burung Splendid- Malang f. Durasi Keseluruhan poyek : 4-6 minggu

3 ANALISA KONTEKSTUAL Lingkungan merupakan suatu hal yang begitu krusial untuk dijaga kelestariannya 1, dimana dalam dewasa ini, meskipun sudah mulai muncul kembali berbagai gerakan mengenai kesadaran akan kelestarian lingkungan, masih banyak masyarakat di dunia ini yang masih tidak mau peduli akan lingkungan dan kelestariannya. 2 Dimana dalam hal ini bisa dilihat bahwa cara pandang masing-masing manusia mengenai lingkungan berbeda-beda dan sulit untuk dirubah dalam melihat lingkungan dan menjaga kelestarian lingkungan. Atau bahkan ada saat dimana setelah muncul berbagai gerakan mengenai kesadaran akan kelestarian lingkungan, masyarakat mulai sedikit demi sedikit sadar akan kelestarian lingkungan yang perlu untuk dijaga, namun tidak lama setelah berbagai gerakan itu dilakukan, masyarakat akan kembali kepada pola kehidupannya yang lama dan mulai kembali tidak peduli terhadap lingkungan dan kesadarannya. 3 Di Indonesia sendiri, terkhususnya di Kota Malang, kejadian serupa seringkali terjadi, dimana banyak masyarakat yang hanya akan gemar untuk menjaga lingkungan dan kelestariannya di saat ada gerakan-gerakan pelestarian yang muncul, dan mulai tidak peduli akan kelestarian lingkungan sekitarnya setelah berbagai gerakan tersebut selesai. Sehingga dalam hal ini perlu adanya suatu gerakan yang sifatnya tidak selesai sampai gerakan tersebut usai, namun perlu ada suatu gerakan yang akan membangun kembali kesadaran masyarakat Kota Malang terhadap lingkungan yang sifatnya berkelanjutan dan bisa diteruskan oleh masyarakat Kota Malang sendiri terkhususnya masyarakat Kota Malang yang tinggal di sekitar Sungai Brantas Splendid Malang. Dimana Sungai Brantas sendiri merupakan sungai terpanjang ke dua yang berada di Pulau Jawa 4, dan Sungai Brantas Splendid merupakan bagian dari sungai terpanjang ke dua di Pulau Jawa ini sendiri, sehingga jika ada terjadi pencemaran di Sungai Brantas Splendid, akibat yang didapatkan dalam jangka panjang akan mempengaruhi bagian dari Sungai Brantas lainnya di Pulau Jawa. 1 Ganewati Wuryandari dan teman-teman, 2015, Politik Luar Negeri Indonesia dan Isu Lingkungan Hidup, Penerbit Andi, Hal Abdurrahman dan Koesnadi Hardjasoemantri, 2001, Hukum dan Lingkungan Hidup di Indonesia, Depok: Universitas Indonesia, Hal Ibid. 4 Achmad Rusfandi Usman, 1998, Comprehensice Development of The Brantas River Basin The Republic of Indonesia dalam diakses pada 1 April 2017 pukul 19:15 WIB, Hal. 1.

4 Pemerintah Kota Malang sendiri pada dasarnya telah menyusun kebijakan untuk melindungi lingkungan yang berada di Malang termasuk perlindungan terhadap Sungai yang berada dalam peraturan Daerah Kota Malang nomor 4 tahun 2011 tentang rencana tata ruang wilayah kota malang tahun 2010 sampai tahun 2030 bab enam mengenai rencana pola ruang wilayah bagian kedua mengenai rencana pelestarian kawasan lindung dalam paragraf satu mengenai lawasan lindung setempat pasal empat puluh dua ayat yang pertama sampai ayat yang ke delapan yang berbicara mengenai berbagai kebijakan untuk melindungi sungai dengan tidak mencemari sungai tersebut ataupun melakukan berbagai kegiatan yang bisa merusak kualitas sungai dalam hal fisik, ataupun kondisi air di sungai tersebut. 5 Namun masih banyak masyarakat di kawasan Splendid Malang yang tidak peduli akan sungai yang berada di lokasi tersebut, terutama para pedagang di pasar burung ataupun pasar bunga yang ada di Splendid Kota Malang yang seringkali tidak peduli terhadap kelestarian lingkungan yang harus dijaga meskipun telah ada peraturan daerah yang disusun oleh pemerintah Kota Malang sendiri. Di sungai Brantas Splendid sendiri, permasalahan yang dapat dilihat berdasarkan hasil survey dan wawancara yang dilakukan, bisa dilihat bahwa pada dasarnya permasalahan lingkungan yang bisa ditemukan di sungai Brantas Splendid ini sendiri adalah pencemaran sungai yang tidak kunjung berhenti. Belum lagi dari seorang narasumber yang menjadi salah satu stakeholder dalam proyek yang akan dilaksanakan ini, yaitu ibu RT dari RT di Kawasan Splendid Malang ini adalah bahwa mayoritas warga yang berada di sekitar sungai dan melakukan aktivitas terbanyak di sekitar sungai Brantas Malang ini adalah para pedagang burung ataupun bunga di Pasar Burung Splendid ini sendiri. Dan yang terjadi adalah meskipun berbagai bentuk usaha sudah dilakukan agar pedagang burung ataupun bunga di Pasar Burung Splendid ini tidak mencemari sungai, namun para pedagang burung ataupun bunga di Pasar Burung Splendid ini seringkali keras kepala dan tidak mau peduli akan kebersihan Sungai Brantas Splendid ini sendiri. Bahkan sebetulnya sudah ada usaha dari RT sendiri untuk berkomunikasi kepada pedagang burung ataupun bunga di Pasar Burung Splendid ini sendiri mengenai pelarangan dalam hal membuang sampah ataupun limbah pasar lainnya secara langsung ke Sungai Brantas Splendid, namun pelarangan ini tidak benar-benar menjadi suatu hal yang diperhatikan oleh pedagang burung ataupun bunga di Pasar Burung 5 Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang Tahun , dalam diakses pada 1 April 2017 pukul 20:00 WIB, Hal. 35.

5 Splendid. Hal inilah yang menunjukkan bahwa pada dasarnya permasalahan lingkungan yang ada berada pada pola pikir warga setempat mengenai Sungai Brantas Splendid ini sendiri. DESKRIPSI PROYEK Rencana Kerja Proyek yang berjudul Penanganan Sampah dan Pencemaran Sungai Brantas di Kawasan Splendid-Malang merupakan proyek yang bertujuan untuk menyelamatkan lingkungan, khususnya pada daerah terkait. Sesuai dengan judulnya, proyek ini akan menanggulangi permasalahan klasik yang biasa terjadi pada beberapa titik sungai, yaitu persoalan sampah serta limbah yang seringkali merusak area sungai, dan pada akhirnya menyebabkan terjadinya pencemaran pada sungai itu sendiri. Meninjau dari segi lokasi observasi, yaitu pada aliran sungai Brantas yang berada di kawasan Splendid-Malang, dimana kawasan tersebut setiap harinya dipergunakan sebagai tempat jual beli hewan, baik burung, kucing, anjing, bahkan hewan-hewan liar pun kerap diperdagangkan di kawasan tersebut. Banyaknya pedagang yang berjualan di kawasan tersebut, serta koordinasi mengenai tata kelolah lingkungan yang dirasa kurang, menyebabkan keberadaan aliran sungai Brantas yang berada di kawasan tersebut menjadi kotor dan terlihat kumuh. Sungai tersebut telah beralih fungsi sebagai tempat pembuangan, baik pembuangan kotoran hewan, sampah-sampah kertas hingga plastik, dan tidak jarang juga terlihat bangkai hewan yang turut dibuang di area tepi sungai. Disisi lain, sungai Brantas juga kerapkali dipergunakan sebagai tempat mandi bagi sebagian warga yang tidak memiliki kamar mandi. Sehingga dapat dikatakan bahwa sungai Brantas di kawasan Splendid tersebut telah tercemar secara kompleks. Dengan adanya permasalahan yang telah dipaparkan di atas, tentu dapat ditarik kesimpulan bahwa hal tersebut tentu sangat berbahaya bagi keberadaan sungai itu sendiri, dan juga bagi masyarakat sekitar. Oleh karena itu, proyek ini diharapkan dapat membantu mengatasi persoalan sampah di kawasan tersebut, juga mencegah terjadinya bencana alam yang dapat diakibatkan dari persoalan sampah yang volumenya terus meningkat jika tidak ada koordinasi mengenai hal terkait. Selain itu, proyek ini juga diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, serta merupakan upaya untuk terciptanya pengelolaan sampah yang lebih baik pada masa kedepannya. Proyek ini juga memiliki tujuan yang paling penting, yaitu memunculkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup bersih dan sehat, sehingga mereka tidak akan lagi membuang sampah di area sungai, namun membuang sampah di area yang telah disediakan. Hal tersebut merupakan sesuatu yang krusial, mengingat suksesnya proyek ini juga tergantung dari sikap dan pemikiran masing-

6 masing individu yang berada di kawasan tersebut. Karena keterjaminan kebersihan area sungai berada di tangan masing-masing individu, baik dari kalangan pedagang maupun dari kalangan warga setempat. Deskripsi Aktifitas Dijalankannya mekanisme proyek ini bertujuan untuk menyelamatkan keberadaan sungai Brantas tersebut dengan beberapa tahapan yang telah direncanakan oleh tim, diantaranya acara sosialisasi, pembersihan sungai secara langsung, serta mengadakan pengaturan dan pengelolaan sampah sehingga proses pembuangan segala jenis sampah dapat lebih terorganisir. Pertama, tahapan sosialisasi yang bertajuk kebersihan dan kesehatan lingkungan akan ditujukan kepada masyarakat sekitar sebagai targetnya, baik dari kalangan pedagang maupun juga penduduk asli wilayah setempat. Sosialisasi tersebut akan mendatangkan pemerintah kota malang sebagai narasumbernya, juga para pemerhati lingkungan. Bentuk acara sosialisasi tersebut rencananya akan dilaksanakan di ruangan tertutup. Namun mempertimbangkan banyaknya pedagang yang kemungkinan akan lebih mementingkan aktifitas dagangnya, maka tidak menutup kemungkinan jika sosialisasi ini dilaksanakan secara terbuka di lokasi perdagangan hewan tersebut, dalam bentuk kampanye atau sejenisnya. Kedua, acara yang telah direncanakan oleh tim adalah pembersihan area sungai secara langsung. Sesuai dengan rencana, acara ini akan melibatkan warga sekitar(baik dari kalangan pedagang maupun warga asli setempat) untuk bersama-sama turun ke lokasi dan membersihkan area sungai, agar tercipta lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Mengingat bahwa tim tidak cukup memiliki kuasa untuk menggerakkan warga sekitar dalam acara tersebut, maka dalam hal ini akan dibantu oleh para stakeholder. Ketiga, pengaturan dan pengelolaan terhadap sampah juga akan menjadi agenda dari proyek ini. Pengaturan sampah bermaksud untuk menyediakan beberapa tempat pembuangan sampah, sehingga diharapkan dapat meminimalisir dan mencegah pembuangan sampah ke area sungai. Pengelolaan sampah dimaksudkan untuk mengelolah sampah yang dihasilkan dari aktifitas warga, sehingga tidak akan mencemari area sungai tersebut. Selain itu, juga akan ada program untuk membangun kamar mandi umum disekitar wilayah pasar burung. Hal tersebut mengingat kurangnya sanitasi air dan masih terdapat warga yang belum memiliki kamar mandi, sehingga seringkali melakukan aktifitas mandi serta buang air kecil dan besar di sungai tersebut. Dengan adanya program pembangunan sanitasi dan kamar mandi umum, diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang melakukan aktifitas apapun yang dapat merusak sungai tersebut.

7 Jadwal Impelementasi kegiatan Berikut merupakan jadwal yang telah tim kami susun untuk pengimplementasian kegiatan tersebut: 1. April minggu ke-4, antara hari Senin hingga Jumat, dilakukan dalam satu sampai tiga hari: Berkoordinasi dengan stakeholder agar dapat segera melakukan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah Splendid-Malang. 2. Mei minggu ke-1, antara hari Senin hingga Jumat, dilakukan dalam dua sampai tiga hari: Melakukan sosialisasi bersama masyarakat di wilayah tersebut, dibantu oleh stakeholder. 3. Mei minggu ke-2, antara hari Senin hingga Jumat, dilakukan dalam satu hingga tiga hari: Mengajak masyarakat sekitar untuk membersihkan area sungai yang tercemar akibat sampah, sekaligus membagikan tempat sampah di sekitar area sungai, untuk meminimalisir pembuangan sampah secara sembarangan. 4. Mei minggu ke-3, antara hari Senin hingga Jumat, dilakukan dalam satu hingga tiga hari: Membuat dan menyediakan tempat sampah di lokasi sekitar sungai dan berkoordinasi dengan kepengurusan lingkungan hidup setempat dan stakeholders yang ada dalam proyek ini untuk evaluasi proyek konservasi Sungai Brantas Splendid Malang. Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu April Minggu ke-4 Mei Minggu ke-1 Mei Minggu ke-2 Koordinasi dengan stakeholders Melakukan sosialisasi kepada warga setempat bersama stakeholders Melakukan kerja bakti untuk bersih-bersih sungai

8 Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Mei Minggu ke-3 Membuat dan menyediakan tempat sampah di lokasi sekitar sungai dan berkoordinasi dengan kepengurusan lingkungan hidup setempat untuk evaluasi proyek konservasi Sungai Brantas Splendid Malang Partisipasi dan pihak yang diuntungkan Pengimplementasian proyek ini secara tidak langsung akan menguntungkan bagi beberapa pihak, diantaranya pemerintah kota Malang, warga wilayah setempat(baik pedagang pendatang, maupun warga asli). Keberhasilan proyek ini akan menguntungkan pihak-pihak tersebut. Ketika sungai Brantas tidak lagi tercemar, maka pemerintah setempat tidak lagi perlu mengatasi hal tersebut lebih jauh lagi. Selain itu, pihak yang paling merasakan keuntungan dari adanya proyek ini adalah warga sekitar. Jika pengimplementasian proyek ini dapat berjalan dengan baik, maka warga yang berada disekitar pasar hewan dapat hidup di lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Selain itu, dengan disediakannya tempat pembuangan sampah secara merata, warga maupun pedagang hewan tidak perlu bingung dengan persoalan pembuangan sampah. Program pembangunan sanitasi dan kamar mandi umum juga sangat menguntungkan bagi warga sekitar maupun pedagang pendatang. Karena dengan adanya kamar mandi umum, maka warga tidak perlu lagi turun ke sungai hanya untuk mandi atau sekadar buang air, mengingat akses menuju ke sungai juga sangat curam dan berbahaya, tentunya akan sangat membahayakan bagi warga sekitar. Proyek ini akan mengajak seluruh warga sekitar untuk sama-sama menjaga lingkungan demi kenyamanan dan kesehatan mereka. Termasuk juga akan turut serta dalam aksi turun ke lokasi untuk membersihkan sungai tersebut. Tidak hanya itu, warga setempat juga akan mendapat kesempatan untuk melakukan evaluasi terhadap proyek ini, termasuk menilai dan memberikan masukan apa saja hal-hal yang dirasa kurang terkait dengan pelaksanaan kegiatan ini. Sehingga, tidak menutup kemungkinan akan dilaksanakan kegiatan susulan kembali. Kota Malang merupakan kota sejuk yang dikenal dengan kota wisata dan kuliner. Banyak wisatawan baik lokal maupun asing datang ke Malang untuk menikmati suasana dan kulinernya. Mempertimbangkan hal tersebut, tentu baik pemerintah maupun masyarakat harus saling berkoordinasi untuk menjaga kebersihan lingkungan di kota Malang. Proyek ini merupakan bentuk upaya untuk menjaga kebersihan kota Malang, karena melihat bahwa

9 pasar hewan Splendid juga berpotensi untuk dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata di kota malang, dengan situasinya yang sejuk. Hanya saja saat ini, sungai di sekitar kawasan Splendid cukup menjadi polusi mata serta hidung, sehingga perlu adanya perbaikan mengenai hal tersebut. Keberlanjutan program Kegiatan dalam proyek ini merupakan kegiatan yang melibatkan warga beserta pihakpihak lain yang berwenang, sehingga dalam pelaksanaannya masyarakat dapat memonitoring secara langsung atas kegiatan ini, serta dapat menilai baik buruknya kegiatan ini. Karena adanya koordinasi dengan masyarakat setempat, tentu akan lebih mudah pula untuk melakukan kontrol serta menjamin keberlangsungan hasil dari kegiatan ini meskipun proyek telah selesai dilaksanakan. Karena dengan begitu, masyarakat dapat saling berkomitmen untuk menjaga kebersihan di lingkungan tempat tinggalnya. Selain itu, untuk menjaga keberlangsungan hasil dari kegiatan ini, perlu adanya bantuan kontrol dari pihak-pihak yang berwenang, yaitu para stakeholder (baik dari pihak Badan Lingkungan Hidup maupun Kader Lingkungan Hidup). MANAGEMENT & ARRANGEMENT Kapasitas kepengurusan organisasi Tujuan dibentuknya staffing plan dalam proposal ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai pihak-pihak yang akan terlibat dalam pengimplementasian proyek ini. Proyek ini melibatkan sejumlah orang dengan posisi dan tugasnya masing-masing yang akan dijelaskan dalam tabel berikut. Jabatan Jumlah Orang Tugas Project Leader 1 Orang Menjadi pemimpin dalam proyek ini Memastikan bahwa proyek ini dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah dituliskan Memastikan bahwa tujuan dari diadakannya proyek ini dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan

10 Sekretaris 1 Orang Mengurus surat-surat terkait berbagai perizinan yang harus dipenuhi dalam rangka implementasi proyek ini Membuat laporan Bendahara 1 Orang Mengurus berbagai urusan terkait pendanaan selama program ini berjalan Divisi Pelaksana Panitia beserta Melaksanakan inti dari masyarakat kegiatan ini, serta mengimplementasikan rencana-rencana yang telah disusun pada proyek ini Monitoring dan Evaluasi Monitoring Laporan setiap proses dari proyek ini mengenai kesesuaian antara kegiatan yang telah disusun dengan pengimplementasiannya Evaluasi Evaluasi tiap proses pelaksanaan mengenai hambatan-hambatan yang ditemui selama proses pelaksanaan kegiatan Evaluasi mengenai capaian yang telah dicapai selama program pelatihan dilaksanakan

11 APENDIX LOGICAL FRAMEWORK Struktur Indikator Verifikasi Asumsi Goal Peningkatan kebersihan lingkungan di kawasan Splendid-Malang. Berkurangnya volume sampah dan limbah. Tumbuhnya rasa Tidak ada lagi sampah yang mencemari di sekitar sungai. kepedulian terhadap lingkungan. Outcome/Purpose Berkurangnya sampah dan limbah akibat aktifitas warga setempat. Pengurangan sampah hasil aktifitas pasar hewan. Tercegahnya aktifitas mandi di sungai. Tertanamnya prinsip hidup bersih. Tertanamnya prinsip hidup sehat. Sampah hasil aktifitas pasar hewan sudah berkurang. Tidak ada lagi warga yang mandi di sungai. Lingkungan masyarakat yang lebih bersih. Lingkungan masyarakat yang lebih sehat. Aktifitas pasar hewan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dihindarkan, sehingga akan ada saja limbah dari aktifitas tersebut. Selama tidak dibangun kamar mandi umu, maka sebagian masyarakat akan tetap ada yang mandi di sungai. Sikap masyarakat yang tidak menentu, yang terkadang masih melakukan kegiatan yang

12 dapat mengotori lingkungan. Adanya komitmen yang kuat antar masyarakat untuk menanamkan hidup sehat. Output Pengendalian Pelaksanaan dari Aktifitas pasar Terciptanya aktifitas pasar aktifitas pasar hewan hanya bisa lingkungan yang hewan, sehingga hewan lebih di minimalisir, bersih dan sehat. tidak merusak terkoordinir. sehingga akan Tambahan keberadaan Adanya sistem masih wawasan bagi sungai. pengelolaan menghasilkan masyarakat akan Pengelolaan sampah hasil limbah meskipun pentingnya hidup sampah hasil aktifitas pasar dalam jumlah bersih dan sehat. pasar hewan. hewan. yang sedikit. Penyediaan Tersedianya Jika telah ada kamar mandi kamar mandi koordinasi antar umum bagi umum. pihak yang warga yang tidak Tersedianya terlibat (baik dari memiliki kamar snaitasi yang pedagang mandi. layak. maupun dari Penyediaan sanitasi yang layak. Adanya sosialisasi mengenai Masyarakat mendapatkan pengetahuan lebih luas akan pentingnya hidup bersih. pemerintah), maka sampah hasil pasar hewan akan dapat terkelolah dengan baik. pentingnya hidup bersih. Peningkatan kesadaran Masyarakat lebih memperhatikan kebersihan lingkungan. Pembangunan kamar mandi umum dan sanitasi yang

13 Activities Sosialisasi dan pembersihan sungai Brantas di kawasan Splendid-Malang masyarakat akan pentingnya hidup bersih. Adanya sosisalisasi mengenai pentingnya hidup sehat. Peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Masyarakat mendapatkan pengetahuan lebih luas mengenai pentingnya hidup sehat. Masyarakat lebih memperhatikan kesehatan lingkungan. layak memang membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perlu adanya koordinasi dengan pemerintah setempat. Terciptanya koordinasi yang intensif, baik antar masyarakat maupun dengan pemerintah sekitar. Sehingga akan mempermudah kerjasama untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

14 BUDGET Nama Barang Jumlah Harga Konsumsi (Untuk konsumsi pada saat 100 bungkus (100x10.000/bungkus) proses turun lapang/pembersihan sungai) Pembangunan sanitasi dan kamar mandi umum 2 kamar mandi umum (2x ) Pemberian tempat pembuangan sampah 5 unit (disebar di titik-titik tertentu) ( x5) Total

PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK DAN PEMBANGUNAN. Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat Sejak Usia Dini di Kota Malang oleh Anti Buta Huruf

PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK DAN PEMBANGUNAN. Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat Sejak Usia Dini di Kota Malang oleh Anti Buta Huruf PROPOSAL MANAJEMEN PROYEK DAN PEMBANGUNAN Meningkatkan Minat Baca di Kalangan Masyarakat Sejak Usia Dini di Kota Malang oleh Anti Buta Huruf Diajukan untuk memenuhi nilai untuk mata kuliah Manajemen Proyek

Lebih terperinci

CBDC TFI. Character Building: Kewarganegaraan MEMBANTU MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN. Identitas Kelompok

CBDC TFI. Character Building: Kewarganegaraan MEMBANTU MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN. Identitas Kelompok CBDC TFI Character Building: Kewarganegaraan MEMBANTU MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN Membersihkan Lingkungan Demi Kenyamanan Bersama Identitas Kelompok Nim Nama Jabatan (ketua, sekretaris, anggota) 2001549645

Lebih terperinci

CBDC TFI. Character Building: Kewarganegaraan LAPORAN KEGIATAN MEMBANTU MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN. Identitas Kelompok

CBDC TFI. Character Building: Kewarganegaraan LAPORAN KEGIATAN MEMBANTU MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN. Identitas Kelompok CBDC TFI Character Building: Kewarganegaraan LAPORAN KEGIATAN MEMBANTU MEMBERSIHKAN LINGKUNGAN Membersihkan Lingkungan Demi Kenyamanan Bersama Identitas Kelompok NIM Nama Jabatan (ketua, sekretaris, anggota)

Lebih terperinci

PROJECT PROPOSAL DESIGN NOT FOR SALE (2) LEMBAGA PEDULI HUMAN TRAFFICKING. Dosen Pengampu: Joko Purnomo, S.IP,M.A

PROJECT PROPOSAL DESIGN NOT FOR SALE (2) LEMBAGA PEDULI HUMAN TRAFFICKING. Dosen Pengampu: Joko Purnomo, S.IP,M.A PROJECT PROPOSAL DESIGN NOT FOR SALE (2) LEMBAGA PEDULI HUMAN TRAFFICKING Dalam rangka memenuhi tugas Ujian Tengah Semester Manajemen Proyek Pembangunan Dosen Pengampu: Joko Purnomo, S.IP,M.A Disusun oleh:

Lebih terperinci

Disusun oleh: Anthea Reynda Fauztina PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Disusun oleh: Anthea Reynda Fauztina PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG PROPOSAL PROYEK PEMBANGUNAN PEDULI STROKE Disusun untuk memenuhi Ujian Tengah Semester matakuliah Manajemen Proyek Pembangunan Dosen Pengampu: Joko Purnomo, S.IP,. M.A Disusun oleh: Anthea Reynda Fauztina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung sejak jaman kolonial Belanda identik dengan keindahan dan kenyamanannya, dikenal sebagai kota yang indah, sejuk dan nyaman hingga diberi julukan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan, serta didasarkan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan, serta didasarkan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan, serta didasarkan pada analisis data penelitian tentang Kampanye Sosial tentang Kesadaran Lingkungan, maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

Gambar Logo Forum Hijau Bandung

Gambar Logo Forum Hijau Bandung Kota Bandung memiliki potensi menjadi kota lestari, kota yang dibangun oleh manusia kota yang berinisiatif dan bekerja sama dalam melakukan perubahan dan gerakan bersama. Kota lestari dibangun dengan menjaga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Depok merupakan salah satu daerah penyangga DKI Jakarta dan menerima cukup banyak pengaruh dari aktivitas ibukota. Aktivitas pembangunan ibukota tidak lain memberikan

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 9 Tahun 2006 TENTANG PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA SITU GEDE Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO. A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo

BAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO. A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo BAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo Kampung Wonorejo merupakan Kampung yang mempunyai masalah pada lingkungan hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia yang sangat besar dari Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik agar menjadi sumber

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak kota di dunia dilanda oleh permasalahan lingkungan, paling tidak adalah semakin memburuknya kualitas udara. Terpapar oleh polusi udara saat ini merupakan

Lebih terperinci

A. Visi dan Misi Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung

A. Visi dan Misi Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi dan Misi Badan Pengelola Lingkungan Hidup Kota Bandung V isi menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang pelaksanaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LARANGAN PENGAMBILAN KARANG LAUT DI WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa pengelolaan sampah memerlukan suatu

Lebih terperinci

BAB II REALISASI PENYELESAIAN MASALAH

BAB II REALISASI PENYELESAIAN MASALAH BAB II REALISASI PENYELESAIAN MASALAH 2.1 Tema dan Program Kegiatan KKN PPM di Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana mengangkat tema Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Potensi Kelurahan

Lebih terperinci

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi yang sangat pesat menyebabkan kemajuan di segala bidang, dan sekaligus menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Dampak kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Widyatama merupakan salah satu Universitas di Kota Bandung yang memiliki kawasan wilayah yang cukup besar dan luas yang dapat dipergunakan untuk mahasiswa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN KEASLIAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. COVER DALAM... i. HALAMAN PERSETUJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. PERNYATAAN KEASLIAN... iv. MOTTO... v. PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI COVER DALAM... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii PERNYATAAN KEASLIAN... iv MOTTO... v PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... viii ABSTRAK... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tasya Fildzah Shabrina, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tasya Fildzah Shabrina, 2016 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sungai Citarum memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat. Pada abad ke-4 Sungai Citarum dijadikan salah satu jalur perdagangan pada masa Hindu-Budha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah meningkatkan taraf kehidupan penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan pertumbuhan kegiatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG LARANGAN PENGAMBILAN KARANG LAUT DI WILAYAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab 5 dapat disimpulkan bahwa latar belakang dilaksanakannya program pengelolaan lingkungan di Kampung Margorukun adalah untuk menghilangkan

Lebih terperinci

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sungai merupakan sumber air yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia. Sungai juga menjadi jalan air alami untuk dapat mengalir dari mata air melewati

Lebih terperinci

memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.

memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber daya alam untuk memenuhi hajat hidup orang banyak sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pembangunan bidang sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, sehingga perhatian dan alokasi pendanaan pun cenderung kurang memadai. Disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penting untuk meningkatkan devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah yang memiliki industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lokasi yang menjadi tujuan riset aksi peneliti adalah Dusun Luwung

BAB I PENDAHULUAN. Lokasi yang menjadi tujuan riset aksi peneliti adalah Dusun Luwung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lokasi yang menjadi tujuan riset aksi peneliti adalah Dusun Luwung RT 4/RW 3 terletak di kota Sidoarjo bagian barat. Tepatnya di Kelurahan Sidomojo Kecamatan Krian,

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN Abdimas Unwahas, Vol.1, No.1, Oktober 2016 ISSN 2541-1608 PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN Ersila Devy Rinjani 1*, Linda Indiyarti Putri 1 1 Fakultas

Lebih terperinci

CBDC TFI Character Building Kewarganegaraan. Cinta Lingkungan dan Sesama Sebagai Warga Negara yang Baik

CBDC TFI Character Building Kewarganegaraan. Cinta Lingkungan dan Sesama Sebagai Warga Negara yang Baik CBDC TFI Character Building Kewarganegaraan Cinta Lingkungan dan Sesama Sebagai Warga Negara yang Baik NIM Nama Jabatan 2001566840 Andreas Martin Ketua 2001561184 Edward Keitaro Heru Anggota 2001626234

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 35 TAHUN 2006 SERI E.15 PERATURAN BUPATI CIREBON BUPATI CIREBON

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 35 TAHUN 2006 SERI E.15 PERATURAN BUPATI CIREBON BUPATI CIREBON BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 35 TAHUN 2006 SERI E.15 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 35 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 06 TAHUN 2002 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 29 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Program Adiwiyata-Sekolah Berbasis Pendidikan Lingkungan Hidup (Panduan Sekolah Adiwiyata 2010 Wujudkan Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan Kementerian Negara Lingkungan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dengan adanya pertambahan penduduk dan pola konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dalam kenyataannya lebih akrab dengan lingkungan alamnya daripada dengan lingkungan teknologi. Keadaan alam masih lebih menentukan sebagian

Lebih terperinci

No Hari/Tanggal Waktu Agenda Kegiatan

No Hari/Tanggal Waktu Agenda Kegiatan BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH.1 Program Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, penulis selaku mahasiswa pendamping mencoba mencari memberikan solusi atau jalan keluar dari masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan daerah setempat. Kebijakan pembangunan dalam GBHN dimaksudkan

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan daerah setempat. Kebijakan pembangunan dalam GBHN dimaksudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Garis-Garis Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999 disebutkan bahwa pembangunan kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat sebesarbesarnya bagi kemakmuran rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Program dan kegiatan Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kesehatan, meningkatkan produktifitas dan meningkatkan

Lebih terperinci

2 masyarakat sekitarnya akan sangat berbahaya dan menimbulkan masalah kesehatan baru diantaranya tetanus, infeksi, pencemaran udara dan pencemaran air

2 masyarakat sekitarnya akan sangat berbahaya dan menimbulkan masalah kesehatan baru diantaranya tetanus, infeksi, pencemaran udara dan pencemaran air 1 BAB I A. Latar Belakang Masalah Kegiatan rumah sakit yang sangat kompleks tidak saja memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya, tetapi juga mungkin dampak negatif. Dampak negatif itu berupa

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status kesehatan suatu populasi sangat ditentukan oleh kondisi tempat- tempat dimana orang banyak beraktivitas setiap harinya.pasar merupakan salah satu tempat orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki berbagai macam kekayaan sumber daya alam. Keberagaman potensi alam, flora, fauna serta berbagai macam budaya, adat istiadat,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 8 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 8 TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGHENTIAN SEMENTARA PENERBITAN PERIZINAN DI KAWASAN WISATA DARAJAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keterbelakangan ekonomi, yang lebih dikenal dengan istilah kemiskinan, maka

I. PENDAHULUAN. keterbelakangan ekonomi, yang lebih dikenal dengan istilah kemiskinan, maka 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional di banyak negara berkembang pada umumnya ditekankan pada pembangunan ekonomi. Hal ini disebabkan karena yang paling terasa adalah keterbelakangan

Lebih terperinci

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK 1. Latar Belakang Tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap beberapa isu dan kecenderungan global seperti: Pelestarian alam dan lingkungan Perlindungan terhadap hak

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN POHON DI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN POHON DI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN POHON DI RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun

Lebih terperinci

PROPOSAL DINAS PERIKANAN DAN PERTANIAN PATTASAKI

PROPOSAL DINAS PERIKANAN DAN PERTANIAN PATTASAKI PROPOSAL DINAS PERIKANAN DAN PERTANIAN PATTASAKI (Perahu Angkat dan Angkutan Sampah Kita) Tanggal pelaksanaan inovasi pelayanan publik Jum at, 01 Mei 2015 Kategori inovasi pelayanan publik Pelayanan langsung

Lebih terperinci

PROPOSAL KEGIATAN SOCIAL DIVING TRIP DIVENTURE UKM RENANG & SELAM

PROPOSAL KEGIATAN SOCIAL DIVING TRIP DIVENTURE UKM RENANG & SELAM PROPOSAL KEGIATAN SOCIAL DIVING TRIP DIVENTURE UKM RENANG & SELAM UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA FEBRUARI, 2017 I. LATAR BELAKANG UKM Renang dan Selam Unika Atma Jakarta merupakan salah satu Unit

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang dilintasi oleh garis khatulistiwa. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang berkawasan tropis yang memiliki kekayaan dan keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi pada suatu negara tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata juga tidak dapat

Lebih terperinci

BAB VI CATATAN SEBUAH REFLEKSI

BAB VI CATATAN SEBUAH REFLEKSI BAB VI CATATAN SEBUAH REFLEKSI A. Refleksi Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan

Lebih terperinci

Proposal Kegiatan Penanaman Pohon

Proposal Kegiatan Penanaman Pohon Project Luar Kelas CBDC TFI Character Building Kewarganegaraan Proposal Kegiatan Penanaman Pohon Nim Nama Jabatan 2001589226 Tamimmanar Ketua 2001579591 Munif Faisol Abdul Anggota Rahman 2001595134 Rizki

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk membuat pelaporan biaya lingkungan objek wisata Ke te Kesu tahun 2014 dan melakukan proyeksi laporan biaya lingkungan tahun 2014 dan tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka didapatkan hasil kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut: A. KESIMPULAN Perkembangan kegiatan pariwisata menimbulkan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 115 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KAMPUNG WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB IV. A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan. Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Rumahan sesuai

BAB IV. A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan. Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah Industri Rumahan sesuai BAB IV ANALISIS HUKUM TERHADAP PENCEMARAN AIR YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI TAHU A. Upaya yang Dilakukan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mencegah dan Menanggulangi Pencemaran Air Akibat Limbah

Lebih terperinci

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN ( STOP BABS ) DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KOTA CIREBON I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Layanan yang tidak optimal dan buruknya kondisi

Lebih terperinci

BIDANG KEGIATAN: PKM Pengabdian Masyarakat. Disusunoleh:

BIDANG KEGIATAN: PKM Pengabdian Masyarakat. Disusunoleh: LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BASSTER (Bank Sampah SMP Terbuka) sebagai Alternatif Sahabat Lingkungan untuk Memperpanjang Umur Bumi Di Desa Cihideung Ilir, Kabupaten Bogor BIDANG KEGIATAN:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan meningkatnya edukasi yang berhubungan dengan pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan meningkatnya edukasi yang berhubungan dengan pemasaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pemasaran saat ini terus berkembang dan selalu mengalami perubahan, dari konsep pemasaran konvesional menuju konsep pemasaran modern, faktor faktor seperti

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72%

Tabel 1.1 Target RPJMN, RPJMD Provinsi dan kondisi Kota Depok. Jawa Barat. Cakupan pelayanan air limbah domestic pada tahun 2013 sebesar 67-72% BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu sektor yang memiliki keterkaitan sangat erat dengan kemiskinan tingkat pendidikan, kepadatan penduduk, daerah kumuh dan akhirnya pada

Lebih terperinci

Mulai. Perumusan Masalah. Lengkap? Ya. Menentukan Tujuan Sistem. Identifikasi Output dan Evaluasi Aspek. Interpretasi Black Box Diagram.

Mulai. Perumusan Masalah. Lengkap? Ya. Menentukan Tujuan Sistem. Identifikasi Output dan Evaluasi Aspek. Interpretasi Black Box Diagram. 90 Lampiran 1. Flowchart Penelitian Mulai Identifikasi Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik Pengamatan Awal Secara Visual Menentukan Stakeholder Sistem Analisis Kebutuhan Tidak Lengkap? Ya Perumusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang sangat unik dan berbeda-beda, selain itu banyak sekali objek wisata yang menarik untuk dikunjungi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar, yang dihuni oleh bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah tersebut

Lebih terperinci

TAMAN VANDA. Taman Pustaka Bunga Cilaki. Taman ini tepat berlokasi di Jalan Merdeka. bawah, tepatnya di antara Gedung Bank Indonesia

TAMAN VANDA. Taman Pustaka Bunga Cilaki. Taman ini tepat berlokasi di Jalan Merdeka. bawah, tepatnya di antara Gedung Bank Indonesia TAMAN VANDA Taman ini tepat berlokasi di Jalan Merdeka bawah, tepatnya di antara Gedung Bank Indonesia dan Polrestabes Bandung. Taman ini dilengkapi dengan air mancur. Nama Taman 'Vanda' sendiri diambil

Lebih terperinci

PERATURAN DESA NOMOR 17 TAHUN 2015

PERATURAN DESA NOMOR 17 TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN RANGSANG BARAT DESA BOKOR PERATURAN DESA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI KECAMATAN

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP

PENDALAMAN MATERI ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP MODUL ONLINE 22.3 DAMPAK POSITIF NEGATIF PEMBANGUNAN PENDALAMAN MATERI ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP KHOIRUL ANWAR PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 i A. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR : 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 D. Peran Serta Masyarakat Program Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di DKI Jakarta Pergerakan dan Pemberdayaan Masyarakat adalah segala upaya yang bersifat persuasif dan tidak memerintah yang bertujuan

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA Nomor 19 Tahun 2013 SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENGHIJAUAN KOTA SAMARINDA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. WALIKOTA

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. wisata alam yang sebagian besar dimiliki oleh negara-negara berkembang

BABI PENDAHULUAN. wisata alam yang sebagian besar dimiliki oleh negara-negara berkembang 1 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengelolaan dan pengembangan sektor objek wisata merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan perekonomian, sosial, dan lingkungan dalam suatu negara. Berbagai potensi

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI V. 1. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempegaruhi pengembangan produk wisata bahari dan konservasi penyu di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. tenggara Pulau Bali. Dari Pulau Bali, Nusa Lembongan hanya bisa ditempuh

BAB VI KESIMPULAN. tenggara Pulau Bali. Dari Pulau Bali, Nusa Lembongan hanya bisa ditempuh BAB VI KESIMPULAN Desa Jungutbatu yang secara administratif terletak di kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali menyimpan sejumlah pesona alam dan kebudayaan tersendiri. Desa ini berada di pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman merupakan fasilitas publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota, yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial dan memperindah

Lebih terperinci

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN A. Ketampakan Lingkungan Alam dan Buatan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 21 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 20162016 TENTANG PENGURANGAN PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan lingkungan hidup merupakan upaya untuk merubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Kota Bogor 4.1.1 Pernyataan Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi kebijakan pelaksanaan pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral dalam pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif TUJUAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP

Ikhtisar Eksekutif TUJUAN PEMBANGUNAN LINGKUNGAN HIDUP Ikhtisar Eksekutif Pembangunan sistem administrasi modern yang andal, professional, partisipatif serta tanggap terhadap aspirasi masyarakat, merupakan kunci sukses menuju manajemen pemerintahan dan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan akan dipaparkan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan infrastruktur permukiman kumuh di Kecamatan Denpasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari adalah masalah sampah. Setiap manusia, memiliki potensi untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari adalah masalah sampah. Setiap manusia, memiliki potensi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah lingkungan merupakan masalah yang akan terus berkembang dan berproses. Salah satu masalah lingkungan yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Kapuas Hulu Tahun Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku Putih Sanitasi berisi tentang pengkajian dan pemetaan sanitasi awal kondisi sanitasi dari berbagai aspek, yaitu mengenai Persampahan, Limbah Domestik, Drainase

Lebih terperinci

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA s BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN SELAYAR, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

ANALISIS DAMPAK PARIWISATA TERHADAP TIMBULAN SAMPAH DI PULAU TIDUNG

ANALISIS DAMPAK PARIWISATA TERHADAP TIMBULAN SAMPAH DI PULAU TIDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terkenalnya pariwisata di Indonesia tidak luput dari pesona wisata kepulauan yang dimiliki oleh kekayaan alam Indonesia. Pesona keindahan alam yang elok dari destinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN KOTA KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BOGOR

BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA BOGOR BAB I PENDAHULUAN Kota Bogor merupakan Kota yang pesat pembangunan serta terdekat dengan Ibu Kota Negara. Disisi lain merupakan kota dengan tujuan wisata dari berbagai sudut daerah dimana semua daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penebangan liar, penggundulan hutan, pengerukan tambang, lahan kritis,

BAB I PENDAHULUAN. Penebangan liar, penggundulan hutan, pengerukan tambang, lahan kritis, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penebangan liar, penggundulan hutan, pengerukan tambang, lahan kritis, kematian biota air karena zat kimia, dan penyakit-penyakit serta virus baru yang tumbuh di dunia

Lebih terperinci

Manual Prosedur Penggunaan Laboratorium. Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya

Manual Prosedur Penggunaan Laboratorium. Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Manual Prosedur Penggunaan Laboratorium Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN LABORATORIUM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu kehidupan manusia tentunya tidak lepas dari suatu unsur yang disebut dengan lingkungan hidup. Lingkungan hidup diartikan sebagai jumlah semua benda dan kondisi

Lebih terperinci