LAPORAN AKHIR SM DOLOK SURUNGAN. Bobby Nopandry, Balai Besar KSDA Sumatera Utara, September 2010

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR SM DOLOK SURUNGAN. Bobby Nopandry, Balai Besar KSDA Sumatera Utara, September 2010"

Transkripsi

1 LAPORAN AKHIR SM DOLOK SURUNGAN Bobby Nopandry, Balai Besar KSDA Sumatera Utara, September 2010

2

3 PENDAHULUAN oleh Bobby Nopandry Melaksanakan Kampanye Bangga selama dua tahun ini merupakan pengalaman yang baru dan sangat berharga bagi saya, SM Dolok Surungan dan Balai Besar KSDA Sumatera Utara. Bagi saya, pelatihan dan kesempatan melaksanakan kampanye beserta proyek Penyingkiran Halangan (BR) di SM Dolok Surungan secara terukur dan metodologis tentu saja merupakan hal baru dan akan sangat berharga sebagai pembelajaran untuk meneruskan karier di masa depan. Bagi SM Dolok Surungan, kehadiran proyek konservasi yang melibatkan banyak pihak secara aktif, tidak hanya stake holder konvensionalnya saja, Balai Besar KSDA Sumatera Utara, adalah pengalaman yang dapat menjadi dasar pengelolaan kawasan ini yang lebih baik di masa depan. Keterlibatan masyarakat yang aktif dan sangat bersifat kerelawanan (voluntary) adalah modal besar untuk melanjutkan pengelolaan kawasan dengan prinsip partisipatif. Bagi Balai Besar KSDA Sumatera Utara, menjalankan kampanye bangga ini adalah sebuah pengalaman baru dalam hal pemakaian tools dan pendekatan yang tidak bersifat keproyekan yang insidental temporary. Melaksanakan sebuah rangkaian kegiatan yang simultan, dengan sebuah mekanisme ukuran capaian yang SMART, dan manajemen yang adaptif selama dua tahun tentu saja berbeda dengan kultur birokrasi yang memiliki standar (khusus) sendiri untuk pengelolaan kegiatan. Dinamika selama melaksanakan kegiatan ini merupakan proses belajar yang sangat unik. Bimbingan dari Pride Program Manager di Bogor, Mbak Sarilani Wirawan dan Mas Drs. Hari Kushardanto, M.Sc., merupakan proses mentoring yang sangat berguna selama menjalankan kegiatan. Selain itu, panduan dan arahan dari supervisor kampanye, Bapak Ir. Hardiman, dan Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Bapak Ir. Djati Witjaksono Hadi juga selalu memberikan sudut-sudut pandang berbeda yang sangat bermanfaat dalam menyelesaikan sebuah permasalahan. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang mendalam tentu saja layak disampaikan kepada nama-nama yang telah disebutkan di atas. Tanpa keikhlasan bimbingan dari mereka, program ini tidak akan dapat dijalani secara maksimal. Kepada para relawan di lapangan : Forum Guru, Kader Konservasi SM Dolok Surungan, Satuan Pamhut Swakarsa, Tim Pendawa, KSM Lestari Dongan, dan para guru maupun siswa jaringan program sekolah kami menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya karena telah bersama-sama menggerakkan kampanye ini. Selanjutnya penghargaan juga kami sampaikan kepada rekan-rekan staf Balai Besar KSDA Sumatera Utara, Kepala Seksi Konservasi Wilayah III-Tarutung, Bapak Dahlan Napitupulu, kepala dan staf Resort Konservasi Wilayah SM Dolok Surungan I, kepala-kepala desa di wilayah kerja, aparat desa-dusun, dan segenap anggota masyarakat yang mendukung kampanye ini. Laporan ini berisi rekaman pelaksanaan kegiatan selama dua tahun disertai analisa kritis dan rancangan tindak lanjutnya. Harapannya, dengan ini dapat ditularkan kepada lebih banyak pihak mengenai metode Pride dalam mengatasi persoalan konservasi, serta dapat pula menjadi pegangan untuk pengelolaan lanjutan SM Dolok Surungan di masa depan. Semoga bermanfaat. i

4 Daftar Isi Lihat halaman RarePlanet SM Dolok Surungan pada PENDAHULUAN oleh Bobby Nopandry... i Daftar Isi... ii Daftar Foto dan Gambar... iv Daftar Tabel dan Grafik...v A. Ringkasan Eksekutif... 1 FORMULA TEORI PERUBAHAN Fokus Keanekaragaman Hayati SM Dolok Surungan Pengelolaan SM Dolok Surungan... 5 B. Model Konsep Rantai faktor untuk Petani Meranti Timur, M. Tengah, M. Utara Rantai Faktor untuk Masyarakat Lobu Rappa C. Ringkasan Kreatif D. Kegiatan Kampanye SASARAN SMART KAMPANYE Sasaran SMART untuk Masyarakat Lobu Rappa Kegiatan-kegiatan Kampanye: Deskripsi dan Evaluasi Efektivitas E. Hasil Kampanye Metode Survei Pra dan Pasca Kampanye Paparan terhadap Kegiatan-kegiatan Kampanye Pride Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran-sasaran SMART Pengetahuan Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran-sasaran SMART Sikap dan Komunikasi Interpersonal Pengaruh Kampanye Pride pada Sasaran SMART Perilaku ii

5 F. Analisa Kritikal Tinjauan Kritikal Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek, yang memuncak dalam Rencana Proyek Tahap Pelaksanaan G. Tindak Lanjut Pendahuluan Kesimpulan iii

6 Daftar Foto dan Gambar Foto 1 Maskot Toba Si Babiat Sumatera Foto 2 Suasana lomba melukis pada Festival Hari Bumi di Dolok Surungan Foto 3 Lomba Majalah Dinding Foto 4 Peserta lomba lagu dan Angkong Hias Foto 5 Lomba Tortor Foto 6 Peserta kenduri bumi Foto 7 Pertunjukan Panggung Boneka oleh Siswa Siswi SD Bintang Timur Gambar D.2 Sampul Buku Tulis Foto 8 Drama siswa MTs Nurul Falah di Festival Hari Bumi Foto 9 Trio SDN Lobu Rappa pemenang lomba lagu Dolok Surungan Foto 10 Grebeg Pekan di Dolok Maraja (kiri) dan Parhitean (kanan) Foto 11 Hadangan Foto 12 Kostum Tim PERSSAP dengan Logo Kampanye Foto 13 Relawan Mengenakan Kaos Kampanye Dolok Surungan Foto 14 Spanduk konservasi berkeliling & ditandatangani Gambar A.1 Peta SM Dolok Surungan... 4 Gambar B.1 Model Konsep untuk SM Dolok Surungan... 8 Gambar B.2 Rantai Faktor yang ditangani melalui Pride Gambar C.1 Logo Pride Gambar D.1Poster Kampanye Pride Dolok Surungan Gambar D.2 Sampul Buku Tulis Gambar D.3 Hadangan dari daun pandan (kiri), Batang takki yang sudah dikeringkan dan siap dianyam (tengah), Daun pandan yang siap dianyam (kanan). 60 Gambar D.4 Pin Kampanye sebelum uji coba (kiri) dan setelah uji coba (kanan) iv

7 Daftar Tabel dan Grafik Tabel C.1 Ringkasan Kreatif Petani Meranti Tabel C.2 Ringkasan Kreatif Petani Lobu Rappa Tabel C.3 Kaitan antara khalayak sasaran, Komponen Teori Perubahan dan kegiatan pemasaran Tabel D.1. Sasaran SMART untuk Pengetahuan Petani Meranti Tabel D.2. Sasaran SMART untuk Sikap dan Komunikasi Interpersonal Petani Meranti Tabel D.3 Sasaran SMART untuk Perubahan Perilaku Petani Meranti Tabel D.4. Sasaran SMART untuk pengetahuan di Lobu Rappa Tabel D.5. Sasaran SMART untuk Sikap dan Komunikasi antar Sesama (interpersonal) di Lobu Rappa Tabel D.6. Sasaran SMART untuk Perubahan Perilaku di Lobu Rappa Tabel D.7 Jumlah Peserta Perlombaan Tabel D.8 Daftar peserta Lokakarya Guru sekitar SM Dolok Surungan Tabel D.9 Pertemuan Forum Guru Tabel D.10 Tabulasi Edisi Majalah Dinding di Sekolah Tabel D.11 Jadwal Grebeg Pekan Tabel E.1 distribusi sampel survey pra dan pasca kampanye Tabel E.2 Karakteristik responden yang disurvey pada desa target pada survey pra dan paska kampanye Tabel E.3 Paparan Media Tabel E.4 Pengaruh Pride pada Sasaran SMART Pengetahuan (Petani Meranti Khalayak Primer) Tabel E.5Pengaruh Pride pada Sasaran SMART Pengetahuan (Masyarakat Lobu Rappa Khalayak Sekunder) Tabel E.6 Pengaruh Pride pada Sasaran SMART Sikap & Komunikasi Interpersonal (Petani Meranti Khalayak Primer) Tabel E.7 Pengaruh Pride pada Sasaran SMART Sikap & Komunikasi Interpersonal (Masyarakat Lobu Rappa) Tabel E.8 Pengaruh Pride pada Sasaran SMART Perilaku (Petani Meranti Khalayak Primer) Tabel E.9 Pengaruh Pride pada Sasaran SMART Perilaku (Masyarakat Lobu Rappa) v

8 Grafik 1 Perubahan Sikap untuk meninggalkan lahan rambahan sebelum dan setelah Pride vi

9 A. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif menyediakan gambaran keseluruhan Kampanye Pride dari latar belakang lokasi dan ancaman konservasi hingga khalayak sasaran dan kegiatan Pride yang dirancang untuk menjangkau setiap segmen khalayak sasaran. Halaman-halaman berikut ini paling baik digunakan sebagai alat referensi setelah membaca keseluruhan Rencana Proyek. 1

10 FORMULA TEORI PERUBAHAN K + A + IC + BR BC TR CR 1. Jasa lingkungan yang disediakan oleh kawasan sebagai suaka margasatwa untuk harimau sumatera adalah pendukung kehidupan bagi masyarakat sekitar 2. SM Dolok Surungan sebagai warisan alam merupakan milik bersama dan bukan milik kelompok tertentu secara eksklusif serta dapat dikelola secara partisipatif bersama pemerintah 1. SM Dolok Surungan adalah kebanggaan masyarakat yang tidak hanya dikuasai oleh orang per orang 2. Peduli terhadap keutuhan kawasan dan pengelolaannya secara partisipatif Mendiskusikan tentang : 1. Nilai penting kawasan hutan sebagai penyangga kehidupan dan habitat penting harimau sumatera 2. Pengelolaan dan perlindungan kawasan oleh masyarakat (Pam Swakarsa) Penegakan hukum terhadap pengusahapengusaha yang menguasai lahan kawasan dalam skala besar dan memulihkan kembali kondisi kawasan dengan memusnahkan tanaman sawit dan mananami kembali dengan tanamantanaman asli Konversi lahan kawasan seluas 3500 ha oleh masyarakat lokal dan pengusahapengusaha pendatang untuk perkebunan sawit dan karet Destruksi dan fragmentasi habitat harimau sumatera pada kawasan suaka margasatwa untuk perkebunan karet dan sawit, kebanyakan pada skala kecil Melestarikan SM Dolok Surungan sebagai habitat penting bagi harimau sumatera Pengetahuan tentang status kawasan konservasi meningkat 7.1 % dan pengetahuan tentang batas meningkat 5,9 %. Pengetahuan tentang hal yang tidak diperbolehkan menurun sampai - 40,3% Range peningkatan sikap dan komunikasi interpersonal terlalu besar. Isu yang berbeda menghasilkan peningkatan yang berbeda pula. Persetujuan mengembalikan kawasan sebagai habitat satwa langka mencapai 20,57%. Sedangkan komunikasi tentang aturan hanya meningkat 3,4 %, komunikasi mengenai pengelolaan hutan bersama tidak meningkat sedikitpun. Namun, kalau dirata-ratakan peningkatan mencapai 10,63 %. Satu seri persidangan marathon sedang berjalan di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan sejak Mei 2010 s.d. sekarang!0 ha sawit mulai disuntik oleh relawan 10 ha lahan ditanami secara partisipatif dan 2 ha tanaman reboisasi dirawat oleh siswa MTs 100 KK Meranti Timur malaksanakan penghijauan desa Satu kelompok masyarakat Lobu Rappa melaksanakan pembibitan, penanaman, dan membentuk regu Pam Swakarsa Aktivitas perambahan berhenti pada bulan Maret Mei 2009 saat SPORC melaksanakan operasi, Lahan sawit, terbuka, dan semak berkurang seluas 1350 ha Tutupan hutan primr dan sekunder bertambah seluas ha 140 ekor monyet dilepasliarkan 2

11 Narasi Teori Perubahan: Untuk menghapuskan ancaman utama terhadap kawasan SM Dolok Surungan diperlukan penegakan hukum terhadap pemodalpemodal (pengusaha) yang menjadikan kawasan ini sebagai perkebunan sawit dan karet. Aktivitas para pengusaha yang kemudian diikuti oleh masyarakat sekitar menjadikan lahan suaka yang beralih tutupannya sekitar ha. Penegakan hukum dan pengusiran terhadap para pengusaha ini diyakini akan dapat menghilangkan resistansi masyarakat lainnya untuk keluar. Setelah itu diperlukan kegiatan yang dilaksanakan secara linier untuk memusnahkan tanaman sawit dan memulihkan kondisi kawasan. Pada saat pemulihan kawasan ini akan dirancang kesepakatan-kesepakatan dengan masyarakat sehingga mereka dapat memperoleh akses hasil hutan non kayu secara kolektif (bukan perorangan). Jenis yang ditanam kembali akan mengikuti kaidah-kaidah pengelolaan kawasan konservasi sekaligus semaksimal mungkin akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya. Narasi Hasil Teori Perubahan: Sejak bulan Maret 2009, Balai Besar KSDA Sumatera Utara sudah menyampaikan Himbauan kepada para perambah untuk meninggalkan kawasan, patroli dan operasi SPORC Brigade Macan Tutul sudah 3 kali dilaksanakan. Proses penanganan kasus berlanjut dengan penyampaian alas bukti Libanus Panjaitan yang kemudian dianalisa, dicek keberadaan lahannya di lapangan dan dinyatakan berada di dlam SM Dolok Surungan. Libanus PNAjaitan menggugat surat yang menyampaikan hasil tersebut dan saat ini sudah ada dalam masa persidangan. Penyuntikan sawit dan penanaman kawasan mulai dilaksanakan pada lahan seluas total 20 ha disamping perawatan tanaman reboisasi seluas 2 ha. Penanaman dilaksanakan secara sukarela dan swadaya oleh masyarakat dengan pohon non buah dan pohon buah untuk pemanfaatan HHNK di masa depan. Sepanjang bulan September 2009 s.d. Juli 2010 pesan-pesan kampanye mengenai status kawasan, nilai pentingnya, dan aturan-aturan yang berlaku disampaikan dengan berbagai media/kegiatan. Hal ini merangsang perubahan sikap dan komunikasi interpersonal mengenai aturan dan persetujuan mengembalikan SM Dolok Surungan yang dirambah sebagai tempat perlindungan satwa langka. 3

12 Suaka Margasatwa (SM) Dolok Surungan merupakan kawasan konservasi yang diperuntukkan bagi perlindungan dan habitat yang penting bagi satwa-satwa liar yang dilindungi terutama Tapir (Tapirus indicus). Sejak jaman Belanda, kawasan ini, sebelumnya bernama kompleks hutan Dolok Sihobun ( ha) dan kompleks hutan Dolok Surungan ( ha), telah ditetapkan sebagai kawasan hutan negara dengan Surat Keputusan Zelfbestuur No. 50 tanggal 25 Juni Pada tahun 1974 kedua kompleks hutan ini ditetapkan menjadi kawasan Suaka Margasatwa Dolok Surungan dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 43/Kpts/Um/1974 pada tanggal 2 Pebruari 1974 seluas ha. SM Dolok merupakan kawasan konservasi terbesar di wilayah Toba. Luasnya mencapai ha dengan kontur berbukit-bukit dan berada di sebelah tenggara Danau Toba. Beberapa kawasan konservasi lainnya yang berada di ranah ini antara lain : Cagar Alam (CA) Dolok Saut (39 ha), CA Martelu Purba di sebelah utara (195 ha), dan Taman Wisata Alam (TWA) Sijaba Hutaginjang di sebelah selatan (500 ha). SM Dolok Surungan berada di antara ,74 LU dan ,36 LU, ,03 BB dan ,56 BB. Kawasan ini berada di ± 50 Km sebelah tenggara Danau Toba. Luas kawasan keseluruhan mencapai ha. Secara administratif berada di 3 Kecamatan (Habincaran, Pintu Pohan Meranti, dan Aek Songsongan) di 2 Kabupaten (Tobasa dan Asahan) dan berbatasan langsung di sebelah timur dengan Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhan Batu Utara. SM Dolok Surungan berada pada ketinggian ± 350 mdpl sampai dengan ± 2173,7 mdpl dengan puncak tertinggi di Dolok (batak : bukit) Surungan (batak : kelebihan, keunggulan). Kontur dan topografi dominan di dalam kawasan dan kawasan penyangga di sekitarnya bergununggunung dan berbukit-bukit. Topografi yang cukup landai berada di sebelah timur sampai ke kawasan penyangga kawasan di wilayah administratif Kabupaten Labuhan Batu. Dalam satuan Daerah Aliran Sungai (DAS), SM Dolok Surungan termasuk ke dalam DAS Asahan dan DAS Kualuh. Adapun dalam rentang satuan DAS Asahan, wilayah SM Dolok Surungan berada pada wilayah hulu DAS yang bermuara di Tanjung Balai ini. Gambar A.1 Peta SM Dolok Surungan 4

13 1. Fokus Keanekaragaman Hayati SM Dolok Surungan Pada saat ditetapkan menjadi kawasan konservasi, kawasan SM Dolok Surungan dianggap sebagai kawasan perlindungan bagi berbagai satwa, terutama tapir (Tapirus indicus). Satwa ini merupakan salah satu mamalia yang termasuk ke dalam Appendix I CITES yang berarti merupakan hewan dengan status perlindungan (peredaran) utama. Selain tapir, hewan-hewan lain yang terdapat di SM Dolok Surungan meliputi : harimau sumatera, kambing hutan, burung rangkong, rusa, dan berbagai jenis primata termasuk jenis-jenis Presbytis. Wikramanayake et al. (1998) melakukan analisa yang luas dan menyeluruh terhadap habitat harimau untuk mengidentifikasi daerah yang akan diprioritaskan sebagai daerah perlindungan. Sistem Unit Perlindungan Harimau (TCU/Tiger Conservation Unit) telah diadopsi secara luas oleh komunitas pemerhati lingkungan. TCU di Sumatera memasukkan SM Dolok Surungan ke dalam Level III Tiger Conservation Unit (TCU) mendampingi 3 TCU utama pada Level I : TN Kerinci Seblat, TN Gunung Leuser, dan TN Bukit Barisan Selatan, serta beberapa wilayah konservasi lain pada Level II. Dari semua itu, Wikramanayake et al. (1998) memperkirakan bahwa pada saat ini di Sumatera terdapat sekitar km2 habitat harimau dimana hanya km2 atau sepertiganya, yang memiliki format perlindungan dari pembangunan dan penebangan kayu. Jenis flora yang banyak ditemukan di SM Dolok Surungan terutama jenis-jenis tumbuhan dan pepohonan hutan dataran rendah sampai pegunungan. Di sebelah utara jenis-jenis Dipterocarpaceae masih banyak ditemukan terutama jenis meranti-merantian dan keruing. Di sebelah tengah dan selatan jenis-jenis Fagaceae dari kelompok beringin dan Quercus spp. cukup dominan sesuai dengan ketinggiannya. Di wilayah puncak-puncak kawasan, jenis endemik Toba Pinus merkusii atau tusam banyak dijumpai. Jenis-jenis pohon buah juga banyak dijumpai di sekitar kawasan. Berdasarkan informasi masyarakat, sejak dulu jenis-jenis durian, manggis, petai (pote-lokal), dan langsat secara alami sudah tumbuh dan banyak dijumpai di dalam kawasan. Penelitian LIPI pada tahun 2003 menemukan satu jenis bunga padma endemik tumbuh di dalam SM Dolok Surungan. Namun sayang, pada saat itu spesimen tanaman parasit ini tidak bisa diambil. Spesimen untuk jenis yang sama akhirnya ditemukan kembali dan dapat diambil di dalam Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) di Kabupaten Mandailing Natal. Sampai saat ini diyakini bahwa jenis bunga padma ini merupakan jenis baru yang berbeda dengan Rafflesia arnoldi yang pertama kali ditemukan di Bengkulu. 2. Pengelolaan SM Dolok Surungan Sejak jaman Belanda kawasan ini sudah ditetapkan sebagai kawasan hutan negara dengan sebutan Kompleks Hutan Sihobun ( ha) dan Kompleks Hutan Surungan ( ha) melalui Surat Keputusan Zelfbestuur No. 50 tanggal 25 Juni Pada tahun 1974 pemerintah Indonesia kemudian menetapkan kedua kompleks hutan ini menjadi kawasan Suaka Margasatwa Dolok Surungan dengan luas ha. Sejak berdirinya Departemen Kehutanan pada tahun 1984, pengelolaan SM Dolok Surungan beralih dari Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam (PPA), Dirjen Kehutanan, Departemen Pertanian ke Departemen Kehutanan. Saat ini, pengelolaan SM Dolok Surungan ditangani oleh Balai Besar KSDA Sumatera Utara sebagai Unit Pelaksana Teknis KSDA Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Kementerian Kehutanan. Secara hirarki kawasan ini masuk ke dalam tanggung jawab Resort Konservasi Wilayah SM Dolok Surungan I dan Resort Konservasi Wilayah SM Dolok Surungan II, di bawah Seksi Konservasi Wilayah III Tarutung yang bertanggung jawab kepada Kepala Bidang KSDA Wilayah II Padangsidimpuan. Sejak awal 2010, SM Dolok Surungan dibagi menjadi 3 resort yang berkedudukan di Salipotpot (SM Dolok Surungan I) dan di Parsoburan (SM Dolok Surungan II dan SM Dolok Surungan III). 5

14 B. Model Konsep Semua Kampanye Pride Rare dimulai dengan membangun suatu Model Konsep, yang merupakan alat untuk menggambarkan secara visual situasi di lokasi proyek. Pada bagian intinya, suatu Model Konsep yang baik menggambarkan seperangkat hubungan kausal secara grafis antar faktor yang dipercaya memberikan dampak kepada satu atau lebih sasaran keanekaragaman hayati. Suatu model yang baik harus secara jelas menghubungkan sasaran keanekaragaman hayati dengan ancaman langsung yang memberikan dampak padanya dan faktor-faktor yang berkontribusi (termasuk ancaman tidak langsung dan kesempatan) yang mempengaruhi ancaman langsung. Model itu juga menyediakan dasar untuk menentukan dimana kita dapat melakukan intervensi dengan strategi kita dan dimana kita perlu mengembangkan indikator-indikator untuk mengawasi keefektifan strategi-strategi tersebut. 6

15 Model Konsep untuk Kampanye Pride SM Dolok Surungan diperoleh dari Pertemuan Para Pemangku Kepentingan SM Dolok Surungan pada tanggal 26 Januari 2010(pada?). Acara ini dihadiri oleh 49 orang dari unsur masyarakat, kepala-kepala desa, Camat Pintu Pohan Meranti, Kadishut Tobasa, Polhut, PEH, Resort, Seksi, Bidang Wilayah, Bidang Teknis dan Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara. Setelah pertemuan pemangku kepentingan, perangkat lunak Miradi digunakan untuk mengembangkan dan memasukkan model ke dalam tatanama standar menggunakan taksonomi ancaman yang dikembangkan oleh IUCN. Grafik berikut ini merupakan bentuk model konseptual SM Dolok Surungan setelah semua faktor langsung dan berkontribusi di Dolok Surungan dimasukkan. Miradi dikembangkan untuk membantu praktisi konservasi dalam melalui proses pengelolaan adaptif yang diringkas dalam Standar Terbuka untuk Praktik Konservasi yang dikembangkan oleh Conservation Measures Partnership's ( 7

16 Faktor yg berkontribusi/ancaman tak langsung [kotak kuning] Ancaman langsung [kotak merah] Sasaran [lingkaran hijau] Gambar B.1 Model Konsep untuk SM Dolok Surungan 8

17 Untuk membantu mencerna gambar di atas, berikut adalah gambaran singkat dari ancaman langsung dan faktor yang berpengaruh yang diambil dari pertemuan pemangku kepentingan. Ruang lingkup dan sasaran proyek Ancaman langsung Faktor yang berpengaruh (termasuk ancaman tak langsung) Hutan Dolok Surungan Satwa Liar Perambahan Skala Kecil (Masyarakat) Perambahan Skala Menengah (Tokoh Masyarakat) Perambahan Skala Besar (Pengusaha Pendatang) Jalan di Dalam Kawasan Perburuan Adanya Alasan Historis Sebagian Merupakan Hak Ulayat Kurangnya Lahan Pertanian Akibat Pertumbuhan Penduduk Kurangnya Pembinaan Masyarakat di SM Dolok Surungan Faktor Ekonomi dan Mencari Kekayaan Penerapan Hukum yang Lemah Sebagian Pal Batas Tidak Jelas Kecemburuan Sosial, Jalan di Dalam Kawasan Kesengajaan Membiarkan Perambah selama Puluhan Tahun Faktor ekonomi dan Mencari Kekayaan Jual Beli Tanah di Kawasan Jalan Di Dalam Kawasan Pengolahan Lahan yang Dianggap Ulayat Jalan di Sekitar Kawasan Kesengajaan Membiarkan Perambah selama Puluhan Tahun Faktor ekonomi dan Mencari Kekayaan Jual Beli Tanah di Kawasan Jalan Di Dalam Kawasan Jalan di Sekitar Kawasan Kesengajaan Membiarkan Perambah selama Puluhan Tahun Sebagian Pal Batas Tidak Jelas Memudahkan pemasaran hasil kebun Hobi Faktor Ekonomi dan Mencari Kekayaan Salah Tangkap (Jerat Babi) Ancaman Perambahan merupakan suatu paket ancaman yang saling terkait. Pemilahan ancaman ini menjadi tiga kriteria untuk memisahkan karakteristik pelaku dan ukurannya. Meskipun saling mempengaruhi, ketiga ancaman ini bisa dibuat berdiri sendiri karena masing-masing memiliki faktor pendukung yang berbeda. Perburuan merupakan aktivitas tradisional masyarakat untuk berburu babi hutan. Namun, pada beberapa kasus, jebakan babi hutan malah dimasuki oleh rusa, kijang, atau anak harimau. Jalan di dalam kawasan merupakan permasalahan lama yang dibuat oleh PTP III. Jalan ini selain menjadi ancaman utama juga menjadi faktor pendukung bagi ancaman lain, utamanya menjadi salah satu pemicu perambahan skala besar. 9

18 Proses analisis ancaman dengan pemeringkatan menghasilkan kesepakatan bahwa Perambahan skala kecil merupakan ancaman paling kritis dalam model konseptual ini. Setelah mengetahui ancaman paling kritis (perambahan skala kecil), kita sekarang kembali ke Model konseptual untuk melihat siapa dan apa yang ada di balik ancaman; yaitu faktor apa yang memberikan kontribusi (termasuk ancaman tidak langsung) yang membuat lingkungan dimana ancaman ini muncul dan yang harus ditangani untuk mengurangi ancaman dan meningkatkan kondisi sasaran. Gambar B.2 Rantai Faktor yang ditangani melalui Pride Gambaran Model Konseptual yang disederhanakan dan lebih linier ini disebut rantai faktor. Untuk memudahkan pembahasan ke depan, diagram di atas dibagi menjadi dua; satu rantai mewakili rantai dari Petani Meranti Timur, M. Tengah, M. Utara sebagai khalayak utama dan dari Masyarakat Lobu Rappa yang harus dijadikan khalayak sekunder karena kekhasan perilakunya menolak melakukan kegiatan ancaman dan berpotensi untuk ikut serta jika tidak ditangani secara serius. Keduanya ditunjukkan pada halaman berikut ini. 10

19 1. Rantai faktor untuk Petani Meranti Timur, M. Tengah, M. Utara Rantai faktor pertama untuk Petani Meranti Timur, M. Tengah, M. Utara menunjukkan perambahan oleh masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor tak langsung yang mengacu pada pandangan SM Dolok Surungan sebagai tanah adat dan ulayat. Akar permasalahan dalam rantai faktor ini adalah berkembangnya wacana bahwa secara historis sebagian kawasan SM Dolok Surungan, terutama di bagian utara, adalah hak ulayat. Dengan alasan ini maka dilakukan pembagian lahan kepada masyarakat Meranti Timur, M. Tengah dan M. Utara. Pada rantai faktor yang kedua, terlihat perambahan skala kecil oleh masayarakat juga dipengaruhi oleh faktor kurangnya pembinaan masyarakat di SM Dolok Surungan yang diakibatkan oleh tidak adanya program pembinaan (khusus) mengenai kawasan oleh stake holder terkait, terutama Balai Besar KSDA Sumatera Utara. Pembinaan dan program jangkauan ke masyarakat sekitar SM Dolok Surungan memang hanya bersifat insidentil, tidak rutin, dan umumnya di bidang pengendalian kebakaran hutan saja 11

20 Rantai faktor yang ketiga, menunjukkan faktor kecemburuan sosial yang memacu terjadinya perambahan skala kecil olah masyarakat. Hal ini disebabkan masyarakat yang tidak menyerahkan/menjual lahannya kepada pengusaha pada akhir tahun 80-an menganggap mereka belum mengambil hak ulayat yang mereka miliki atas kawasan SM Dolok Surungan. Jenis kecemburuan lainnya adalah kecemburuan terhadap para pengusaha yang lebih dahulu mengolah lahan SM Dolok Surungan dan tidak dikenakan tuntutan hukum sama sekali. Kedua hal ini juga disebabkan oleh adanya kolusi oknum di lapangan pada masa lampau sehingga dapat diterbitkan surat keterangan tanah dari kepala desa (juga yang terdahulu. 2. Rantai Faktor untuk Masyarakat Lobu Rappa 12

21 Masyarakat Lobu Rappa sebenarnya tidak melakukan perilaku negatif perambahan demikian juga tidak menyebabkan khalayak utama melakukan perambahan. Namun, masyarakat Lobu Rappa memiliki kemungkinan untuk meninggalkan perilaku positif (menjaga kawasan) dan menjadi perambah yang potensial sesaui dengan argumentasi yang tertera di rantai faktor di atas. Kepentingan mendekati kelompok ini adalah untuk menjadikan mereka sebagai buffer, masyarakat percontohan bagi perilaku khalayak utama dan sekaligus mencegah mereka sendiri berubah menjadi pelaku perambahan. Berdasarkan model konsep yang ada (setelah dianalisa lebih mendalam dan diberi pemeringkatan ancaman) beberapa strategi ditentukan sebagai pilihanpilihan terbaik untuk menyesaikan masing-masing sebuah akar permasalahan pada ancaman tertinggi (perambahan skala kecil, < 10 ha). 13

22 14

23 Rincian dan analisis mendasar dari strategi-strategi tersebut sebagai berikut : 1. Menjalankan Proses Hukum Strategi ini dipilih untuk menyelesaikan rangkaian permasalahan yang terkait dengan faktor Penerapan Hukum yang Lemah sebagaimana tergambar dalam rantai hasil di bawah ini. Target dari strategi ini adalah menerapkan hukum yang patut atas pelanggaran perambahan, merubah tutupan lahan, dan mengusahai lahan SM Dolok Surungan kepada pengusaha. Hasil dari strategi ini, berupa keluarnya pengusaha dari kawasan dan pengenaan tindakan hukum terhadap mereka, sangat penting bagi tujuan konservasi Program Pride karena berpengaruh langsung terhadap kawasan yang dirambah (CR) dan efek psikologisnya bagi masyarakat (bagian dari BR). Dengan keluarnya pengusaha dari dalam kawasan (dan tindakan hukum atas mereka) akan membuktikan kepada masyarakat bahwa kawasan SM Dolok Surungan memang merupakan kawasan yang penting dan merupakan aset bangsa. Selain itu, hal ini juga akan mempengaruhi faktor kecemburuan masyarakat yang selalu mengatakan alasan mereka merambah adalah kehadiran pengusaha (orang luar) di dalam kawasan yang dekat dengan perkampungan mereka. Kalau orang luar boleh, mengapa kami tidak?, demian alasan mereka (masyarakat). Di dalam struktur Balai Besar KSDA Sumatera Utara (lembaga inti) sudah terdapat divisi yang khusus menangani strategi ini, yaitu Seksi Perlindungan dan Perpetaan (di bawah Bidang Teknis KSDA) dan Satuan Polhut Reaksi Cepat (SPORC) Brigade Macan Tutul. Selain itu, stakeholder lain yang juga menjadi mitra potensial untuk strategi ini adalah pihak kepolisian resort Toba Samosir (Polres Tobasa). Strategi ini merupakan strategi kunci untuk penyesaian permasalahan SM Dolok Surungan I. Sebab, berdasarkan pembahasan sementara ini, diyakini bahwa strategi-strategi yang akan dijalankan pada faktor-faktor penyumbang ancaman lainnya, terutama program penyadaran, intensifikasi lahan, dan pengembangan usaha ekonomi, tidak akan berjalan efektif tanpa dimulai oleh strategi penegakan hukum ini. 15

24 Alasan pembenaran atas argumentasi ini adalah kenyataan dan fakta bahwa masyarakat pada masa sebelum masuknya perambah pengusaha sangat menghormati kawasan ini dan mengakui bahwa kawasan SM Dolok Surungan merupakan kawasan yang ditunjuk untuk kepentingan konservasi. Masuknya masayarakat ke dalam kawasan juga terutama dipicu oleh kehadiran pengusaha pada tahun 1989-an. 2. Pembentukan dan Pendampingan Pam Swakarsa Strategi ini merupakan jawaban atas faktor kurangnya personil/petugas di lapangan. Dengan program Pam Swakarsa yang merupakan salah satu program Bidang KSDA Wilayah II pada tahun 2009 ini, diharapkan masyarakat dapat membantu pelaksanaan petugas di lapangan terutama dalam hal perlindungan kawasan. Manfaat positif lainnya adalah dapat menumbuhkan rasa memiliki dan kepedulian masyarakat terhadap kawasan SM Dolok Surungan sebab mereka terbukti dilibatkan secara aktif dalam salah satu bentuk pengelolaan kawasan. Rantai hasil strategi ini sebagai berikut : Bentuk pelaksanaan program Pam Swakarsa ini adalah pembentukan satuan Pam Swakarsa SM Dolok Surungan oleh masyarakat yang difasilitasi oleh Balai Besar KSDA Sumatera Utara, pembuatan program kerja satuan Pam Swakarsa dalam bidang perlindungan kawasan seperti jadwal kegiatan patroli, penyuluhan, atau pemeliharaan batas. Setelah program disepakati maka Balai Besar KSDA akan memfasilitasi biaya operasional dalam bentuk kompensasi waktu kerja yang digunakan untuk melaksanakan program (diberikan per orang anggota satuan Pam Swakarsa). Program Pam Swakarsa Kehutanan merupakan program perlindungan kawasan hutan Ditjen PHKA yang diaplikasikan di hampir semua unit pelaksana teknis konservasi Dephut di daerah. 3. Pengembangan Model Desa Konservasi (MDK) dan Pengembangan Usaha Ekonomi Strategi ini juga merupakan program yang merupakan bagian dari rencana kerja Bidang KSDA Wilayah II melalui Seksi Konservasi Wilayah III. Di dalam program MDK, hasil yang ingin dicapai adalah penguatan kelembagaan masyarakat dan fasilitasi pelaksanaan program pengembangan usaha 16

25 ekonomi sesuai dengan pilihan masyarakat. Apabila disertai dengan proses pendampingan yang memadai maka program ini akan sangat membantu proses penyelesaian masalah SM Dolok Surungan I. Strategi ini ditempatkan untuk faktor masalah yang terkait dengan perekonomian dan program pembinaan masyarakat. Faktor ekonomi merupakan salah satu penyumbang utama untuk permasalahan perambahan skala kecil (oleh masyarakat). Seharusnya, strategi ini dapat membangun dan mengarahkan kapasitas masyarakat dalam memecahkan permasalahan di tingkat desa terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya alam, termasuk interaksi dengan kawasan. Namun, mempertimbangkan kondisi yang paling riil, sangat mungkin program ini pada tahun anggaran 2009 hanya akan sampai pada tahapan pembentukan dan penyusunan Master Plan Model Desa Konservasi. Konsep MDK sendiri masih diujicobakan oleh Dephut di beberapa wilayah sejak tahun 2005 lalu dan akan dievaluasi pada tahun 2009 ini. Apabila kebijakan penerapan program ini masih akan dilanjutkan pada masa mendatang maka besar harapan pelaksanaannya di desa sekitar SM Dolok Surungan (belum ditentukan desanya) dapat dipacu untuk hasil yang maksimal. 4. Pengembangan Program Intensifikasi Lahan dan Usaha Ekonomi Alternatif Intensifikasi lahan dan pengembangan ekonomi alternatif merupakan ruang besar barrier removal pada Program Pride. Sampai saat ini tim dan lembaga inti belum dapat menentukan bentuk kegiatan yang lebih riil. Beberapa konsep yang terpikir untuk pencurahan ide dibatasi data berikut : (kecenderungan) fakta bahwa sebagian besar petani perambah memiliki lahan sah di luar kawasan, masyarakat sangat tergantung pada dua komoditas utama : karet dan sawit yang membutuhkan lahan luas untuk masing-masing KK agar mendapat hasil yang layak, dan kedua hal tersebut mengacu pada hal ketiga yaitu masih tersedia lahan potensial di antara sawit dan karet di luar kawasan SM yang bisa dimanfaatkan secara intensif. 17

26 Beberapa ide yang muncul untuk strategi ini di antaranya : - Pengembangan agroforestry : tetapi belum terbukti akan memberikan peningkatan hasil yang optimal. - Budidaya kopi organik : mempertimbangkan adanya kultur menanam kopi di wilayah ini, ada kekahawatiran teknis ketinggian wilayah (altitude) kurang optimal. - Budidaya sereh (minyak atsiri) : mempertimbangkan pengalaman masyarakat memproduksi nilam pada tahun 1990-an. 18

27 5. Program Awareness mengenai pentingnya kawasan dan pentingnya intensifikasi lahan pertanian/perladangan Strategi ini akan menggunakan metode dan dana inti Pride Campaign. Teori Perubahan yang melingkupi kampanye sebagai kemasan keseluruhan proyek ini adalah : Untuk menghapuskan ancaman utama terhadap kawasan SM Dolok Surungan diperlukan penegakan hukum terhadap pemodal-pemodal (pengusaha) yang menjadikan kawasan ini sebagai perkebunan sawit dan karet. Aktivitas para pengusaha yang kemudian diikuti oleh masyarakat sekitar menjadikan lahan suaka yang beralih tutupannya sekitar ha. Penegakan hukum dan pengusiran terhadap para pengusaha ini diyakini akan dapat menghilangkan resistansi masyarakat lainnya untuk keluar. Setelah itu diperlukan kegiatan yang dilaksanakan secara linier untuk memusnahkan tanaman sawit dan memulihkan kondisi kawasan. Pada saat pemulihan kawasan ini akan dirancang kesepakatan-kesepakatan dengan masyarakat sehingga mereka dapat memperoleh akses hasil hutan non kayu secara kolektif (bukan perorangan). Jenis yang ditanam kembali akan mengikuti kaidah-kaidah pengelolaan kawasan konservasi sekaligus semaksimal mungkin akan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya. Rencana Proyek menambahkan rincian pada Teori Perubahan (ToC), dengan menetapkan Sasaran-sasaran SMART yang khusus, metrik-metrik pemantauan dan taktik-taktik untuk mencapai tujuan kampanye yaitu menghentikan perambahan dan mengeluarkan perambah secara permanen dengan insentif pengelolaan kawasan secara partisipatif. 19

28 Rantai Hasil ToC Rantai Faktor KERANGKA KERJA KAMPANYE: PETANI MERANTI TIMUR, M. TENGAH, M. UTARA Pembiaran Perambah Selama Puluhan Tahun Kecemburuan Sosial Perambahan Skala Kecil (< 10 ha) oleh Masyarakat Hutan Dolok Surungan Pengetahuan + Sikap + Komunikasi Antar Pribadi + Penyingkiran Halangan Perubahan Perilaku Pengurangan Ancaman Hasil Konservasi Para petani mengetahui status konservasi kawasan SM Dolok Surungan, batas-batasnya, dan akomodasi bagi peranan mereka dalam pengelolaan partisipatif Para petani sepakat SM Dolok Surungan harus dikelola sesuai fungsinya dan memberi manfaat bagi masyarakat Para petani saling membicarakan kemungkinan mereka meninggalkan kawasan dan terlibat aktif menjaga maupun mengelola kawasan sebagai kawasan konservasi Pengusaha-pengusaha perambah dikeluarkan dari dalam kawasan dan tersedia sumberdaya untuk pemulihan kawasan (pemusnahan sawit danpenanaman kembali) Petani perambah tidak membuka lahan rambahan baru dan meninggalkan lahan rambahannya di dalam SM Dolok Surungan Laju penambahan lahan rambahan berhenti dan lahan yang sudah dirambah berkurang Kawasan SM Dolok Surungan sebagai habitat harimau dan kawasan konservasi penting di daerah Toba kembali pada fungsinya 20

29 Tujuan SMART Pada Juni 2010, 60 % petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara mengetahui status SM Dolok Surungan sebagai kawasan konservasi yang penting Pada Juni 2010, 50 % petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara mengetahui batas kawasan SM Dolok Surungan (meningkat dari 3 % pada survei praproyek) Pada Juni 2010, % petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara mengetahui pentingnya peranan masyarakat ikut serta menjaga dan mengelola kawasan SM Dolok Surungan 1) Pada Juni 2010, petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara akan setuju untuk mengembalik an kawasan SM Dolok Surungan seperti semula (sebelum dirambah) 2) Pada Juni 2010, petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara setuju mengembalika n fungsi penting SM Dolok Surungan 1) Pada Juni 2010, petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara saling membicaraka n untuk mematuhi aturan yang berlaku kawasan SM Dolok Surungan 2) Pada Juni 2010, petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara berbicara mengenai masyarakat ikut mengelola dan menjaga kawasan SM Dolok Surungan secara partisipatif 1) Menjelang Desember 2009, sudah ada setidaknya satu persidangan atas pengusaha 2) Menjelang Pebruari 2010, 20 ha lahan rambahan sudah ditanami kembali dengan tanaman asli SM Dolok Surungan 3) Pada akhir Desember 2009, 20 ha lahan rambahan SM Dolok Surungan ditanami kembali oleh masyarakat Lobu Rappa dengan tanaman asli SM Dolok Surungan 1) Pada Juni 2010 Petani tidak lagi membuka lahan rambahan baru di dalam SM Dolok Surungan 2) Pada Juni 2010, 100 orang petani Meranti timur, M. Tengah, dan M. Utara (bersedia) meninggalkan lahan rambahannya di dalam kawasan SM Dolok Surungan 3) Pada Juni 2010, petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara ikut serta dalam pengelolaan (termasuk perlindungan kawasan) bersama dalam kawasan SM Dolok Surungan 1) Perambahan baru berhenti 2) Lahan rambahan ditinggalkan Menyediakan pancingan pemulihan kawasan rambahan (20 ha) 21

30 Rencana Monitoring Strategi & Taktik Pesan kognitif disebarkan melalui poster, penyebaran, papan reklame dan festival atau eveneven lomba Pesan emosional disebarkan melalui vcd dan dalam eveneven, inisiasi pemulihan yang partipatif dan bisa memberi manfaat Pesan Perorangan Pertemuan dengan masyarakat - Operasi represif - Pengembangan Kesepakatan Masyarakat - Penyuntikan dan penanaman kembali Menggalang Pernyataan dan petisi Kampanye Pemulihan kawasan (habitat) Penyuntikan dan penanaman Pra/pasca survei KAP 1,2)Pra/pasca survei Survei kesiapan Petisi/pernyataan kolektif masyarakat Pengukuran Pengukuran 22

31 Rantai Hasil ToC Rantai Faktor KERANGKA KERJA KAMPANYE: MASYARAKAT LOBU RAPPA Perambahan Skala Kecil (< 10 ha) oleh Masyarakat Hutan Dolok Surungan Pengetahuan + Sikap + Komunikasi Antar Pribadi + Penyingkiran Halangan Perubahan Perilaku Pengurangan Ancaman Hasil Konservasi Masyarakat Lobu Rappa menjadi sadar peranan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya hutan termasuk SM Dolok Surungan Masyarakat Lobu Rappa sepakat bahwa perambahan di SM Dolok Surungan merupakan permasalahan penting dan menjadi tanggungjawab bersama untuk diselesaikan Masyarakat Lobu Rappa saling membicarakan peranan masyarakat dalam mengelola kawasan SM Dolok Surungan dan manfaat kawasan bagi masyarakat sekitarnya - MoU pengelolaan kolaboratif ditandatangan - Pembibitan/nurser y masyarakat untuk reboisasi dan penghijauan partisipatif tersedia - Masyarakat melaksanakan program penghijauan dan reboisasi partisipatif - Masyarakat ikut memulihkan kondisi SM Dolok Surungan yang dirambah sebagai habitat penting tapir dan harimau Laju penambahan lahan rambahan berhenti dan lahan yang sudah dirambah berkurang Kawasan SM Dolok Surungan sebagai habitat harimau dan kawasan konservasi penting di daerah Toba kembali pada fungsinya 23

32 Rencana Monitoring Strategi & Taktik Tujuan SMART 1) Pada Juni 2010, 60 % Masyarakat Lobu Rappa tahu peranan masyarakat merupakan hal penting untuk pengelolaan kawasan SM Dolok Surungan 2) Pada Juni 2010, 40 % Masyarakat Lobu Rappa tahu aturan main dan peluang peran masyarakat dalam mengelola kawasan SM Dolok Surungan (meningkat dari 0 % pada survei praproyek) 1) Pada Juni 2010, 80% Masyarakat Lobu Rappa setuju melaksanakan peran masyarakat dalam pengelolaan partisipatif kawasan SM Dolok Surungan (meningkat dari 57,9 %) 2) Pada Juni 2010, 80 % masyarakat Lobu Rappa setuju melaksanakan peran masyarakat dalam pengelolaan partisipatif kawasan SM Dolok Surungan (meningkat dari 22,2 %) Pada Juni 2010, 70 % masyarakat Lobu Rappa akan saling membicarakan aturan main dan peluang peran masyarakat dalam mengelola kawasan SM Dolok Surungan (meningkat dari 22,2 % pada survei pra-proyek) 1) Menjelang September 2009, sudah ada kesepakatan pola pemanfaatan HHNK antar masyarakat dan Balai Besar KSDA Sumatera Utara sekaligus pola rehabilitasi kawasan yang melibatkan masyarakat secara aktif. 2) Pada akhir Desember 2009, 20 ha lahan rambahan SM Dolok Surungan ditanami kembali oleh masyarakat Lobu Rappa dengan tanaman asli SM Dolok Surungan Pada Oktober 2009 masyarakat Lobu Rappa menandatangani MoU dan membuat program partisipatif pengelolaan kawasan SM Dolok Surungan Pada Juni 2010, 100 KK masyarakat Lobu Rappa akan melaksanakan penghijauan di desa mereka sebagai bagian pengelolaankawasan penyangga SM Dolok Surungan 3) Perambahan baru berhenti 4) Lahan rambahan ditinggalkan Menyediakan pancingan pemulihan kawasan rambahan (20 ha) Pesan kognitif disebarkan melalui poster, media berita (press releases), dan fact sheet Pesan emosional disebarkan melalui vcd dan dalam eveneven, inisiasi pemulihan yang partipatif dan bisa memberi manfaat, Pesan emosional Pesan Perorangan Pertemuan dengan masyarakat Pengembangan kesepakatan pendampingan dan Menggalang Pernyataan petisi Penanaman dan Kampanye Pemulihan kawasan (habitat) Penyuntikan dan penanaman Disebarkan lagu melalui Pra/pasca survei KAP 1,2)Pra/pasca survei Survei kesiapan Proses (langkah) berhasil Petisi/pernyataan kolektif masyarakat Pengukuran Pengukuran 24

33 C. Ringkasan Kreatif Survei kuesioner yang dilakukan pada khalayak-khalayak target kami, dengan tambahan wawancara tatap muka, telah mengajarkan banyak hal pada tim proyek tentang siapa yang kami perlu jangkau dan apa yang bisa memotivasi dan / atau mencegah mereka dalam mengubah perilaku. Data ini pada gilirannya membantu kami mengidentifikasi strategi pembuatan pesan yang bagaimana yang mestinya kami gunakan, dan untuk memilih mereka kendaraan / kegiatan yang paling sesuai untuk dimasuki pesan-pesan kami. Misalnya, penelitian kami menunjukkan bahwa masyarakat hanya memiliki akses ke TV, tidak ke radio dan koran sebagai media massa, jadi tidak akan ada gunanya untuk menyampaikan pesan melalui radio atau koran, sedangkan televisi merupakan media yang mahal untuk menitipkan pesan. Namun, kebiasaan para lelaki untuk berkumpul di kedai kopi atau kedai tuak adalah peluang untuk menyampaikan pesan secara berantai. Untuk membantu mengarahkan produksi materi kampanye, tim proyek mengembangkan "Ringkasan Kreatif 5 untuk setiap khalayak. Dokumen ini menjelaskan hal-hal paling penting untuk dipertimbangkan dalam pengembangan materi, termasuk daya tarik / manfaat rasional dan emosional untuk disoroti, dan gaya, pendekatan, atau nada materi. Ringkasan Kreatif mencakup: pernyataan masalah yang akan ditangani oleh kampanye, informasi tentang khalayak sasaran, tindakan yang diinginkan; halangan untuk bertindak; pertukaran manfaat; dukungan; gambar yang sesuai dan nada untuk menyampaikan pesan tersebut; bagaimana dan kapan mencapai konsumen dan, pertimbangan-pertimbangan kreatif serta kewajiban-kewajiban terkait dengan aturan lembaga yang harus dipenuhi. Tujuan utama pengembangan Ringkasan Kreatif adalah untuk membantu tercapainya hasil akhir (yaitu materi kampanye) yang akan merangsang secara kreatif dan secara strategis bisa diterima / benar. 25

34 Pernyataan Masalah Khalayak Sasaran Tabel C.1 Ringkasan Kreatif Petani Meranti Perambahan lahan SM Dolok Surungan untuk menjadi kebun sawit dan karet oleh masyarakat Meranti Timur, Meranti Tengah, dan Meranti Utara yang dipicu oleh masuknya pengusaha pendatang yang membuka SM Dolok Surungan kebih dahulu. Petani Meranti Timur, Meranti Tengah, dan Meranti Utara Tindakan yang Diinginkan - Tidak lagi membuka ladang baru di dalam SM Dolok Surungan - Meninggalkan ladangnya di dalam SM Dolok Surungan - Ikut serta dalam menjaga dan mengelola SM Dolok Surungan Halangan-halangan Bertindak Pertukaran Manfaat/Ganjaran untuk - Kebutuhan ekonomi - Pandangan sebagian SM Dolok Surungan adalah lahan adat - Pengusaha masih di dalam - Menjadi masyarakat aktif dan peduli - Terhindar dari stigma dan ancaman pelanggaran hukum - Tidak membuang modal percuma - Menjadi warga dari desa yang dikenal sebagai penjaga/pengelola kawasan konservasi Dukungan - Pragmatisme (kalau tidak prospektif buat apa melanjutkan merambah) - Desa Meranti Timur pernah membuat Perdes penangkapan ikan - Program pengelolaan kolaboratif (Permenhut No. P. 19/2006) Citra - Masyarakat teladan - Tuan rumah yang baik Celah-Celah - Pertemuan/ibadah agama - Kede kopi dan pakter-pakter - Lomba kader dan desa konservasi tahunan - Peringatan-peringatan hari nasional dan lingkungan - Kemampuan teknis petani untuk memelihara tanaman pemulih habitat (pasca reboisasi) Keharusan - Memasukkan/memakai bahasa daerah (batak) - Nilai penting kawasan - Memasukkan peluang dan cara keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi (untuk seri alat di 26

35 akhir fase) - Logo para pihak (dephut, rare, petai, pemda, masyarakat dll) - Ungkapan, pantun, frase populer daerah - Informasi kontak Materi-materi Kampanye - Poster - Stiker - Stiker variasi sepeda motor - Video CD - Lembar dakwah - Lagu - Koran lokal (newsletter) - Festival, karnaval, dan lomba-lomba - Spanduk - Baliho - SMS menular 27

36 Tabel C.2 Ringkasan Kreatif Petani Lobu Rappa Pernyataan Masalah Khalayak Sasaran Perambahan lahan SM Dolok Surungan untuk menjadi kebun sawit dan karet oleh masyarakat Meranti Timur, Meranti Tengah, dan Meranti Utara yang dipicu oleh masuknya pengusaha pendatang yang membuka SM Dolok Surungan kebih dahulu. Masyarakat bukan perambah dan pro kawasan di Desa Lobu Rappa Tindakan yang Diinginkan - Menjadi penggerak dan ikut serta dalam menjaga dan mengelola SM Dolok Surungan - Menjadi masyarakat pioneer pelaksanaan program-program pemberdayaan masyarakat berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya lahan (tabungan pohon, reboisasi berbasis masyarakat dll) Halangan-halangan Bertindak Pertukaran Manfaat/Ganjaran untuk - Pandangan sebagian SM Dolok Surungan adalah lahan adat masyarakat asli - Hanya masyarakat pendatang - Tidak paham aturan yang berlaku, gamang - Menjadi masyarakat aktif dan peduli - Menjadi warga dari desa yang dikenal sebagai penjaga/pengelola kawasan konservasi Dukungan - Program pengelolaan kolaboratif (Permenhut No. P. 19/2006) - Sudah memiliki praktik keberdayaan sendiri : jimpitan, mendirikan Yayasan Pendidikan, Pam Sawakarsa, Relawan Kebakaran Hutan - Sebagian besar masyarakat dekat secara personal dengan lembaga pengelola kawasan (Balai KSDA, Seksi, dan Resort) pos resort berada di kampung ini Citra - Masyarakat teladan - Masyarakat patuh hukum Celah-Celah - Pertemuan/ibadah agama - Kede kopi - Lomba kader dan desa konservasi tahunan - Peringatan-peringatan hari nasional dan lingkungan - Kemampuan teknis petani untuk memelihara tanaman pemulih habitat (pasca reboisasi) - Program Madrasah Nurul Falah Keharusan - Memasukkan peluang dan cara keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi - Mengungkapkan peluang menjadi desa teladan - Logo para pihak (dephut, rare, petai, pemda, masyarakat dll) 28

37 - Ungkapan, pantun, frase populer daerah - Informasi kontak Materi-materi Kampanye - Poster - Stiker - Stiker variasi sepeda motor - Video CD - Lembar dakwah - Lagu - Koran lokal (newsletter) - Festival, karnaval, dan lomba-lomba - Spanduk - Baliho - SMS menular Gambar C.1 Logo Pride Satwa utama di SM Dolok Surungan adalah tapir, tetapi harimau sumatera (Panthera tigris) dipilih untuk menjadi flagship spesies karena beberapa pertimbangan. Selain untuk memperkaya pilihan, harimau juga dinilai dapat memberi nilai lebih sebagai satwa yang gagah dan berwibawa dalam mewakili kawasan SM Dolok Surungan. Motif kulit harimau direncanakan akan muncul pada desain logo kampanye. Namun, pilihan pembuatan logo kampanye akhirnya menekankan grafis peta kawasan untuk mengenalkannya kepada khalayak dan menguatkan citra penyelamatan SM Dolok Surungan yang perlu disuarakan. Pilihan warna dasar logo kuning dan hitam bukan sengaja untuk menyesuaikan dengan warna/motif kulit harimau, tetapi lebih karena alasan artistik selain untuk menyamakan warna plang kawasan yang pernah dilekatkan di lapangan sebelumnya kalau alasannya karena senada dengan warna plang dan unsur artistik desain. Figur-figur harimau ditonjolkan dalam slide-slide presentasi, beberapa produk / alat, dan sebagai tokoh dalam cerita-cerita yang dibuat dalam panggung boneka, drama, dan atau komik. Panitia kampanye memilih Selamatkan Dolok Surungan, Dongan! (Save Dolok Surungan, Dongan!) sebagai slogan kampanye. Slogan ini merupakan pilihan dari beberapa alternatif : Dolok Surungan, Haholonganhu (Dolok Surungan, Kebanggaanku), dan SM Dolok Surungan, Warisan Alam untuk Masa Depan Seruan Selamatkan Dolok Surungan, Dongan! dipilih melalui proses pre testing dengan cara diskusi kelompok terfokus melibatkan perwakilan khalayak sasaran di desa target primer (Meranti Timur), desa khalayak sekunder (Lobu Rappa), dan relawan. Memang, perlu dicatat bahwa semua materi, baik berupa poster atau lembar fakta diuji pada khalayak sasaran sebelum produksi. Halaman 45 dari dokumen ini menunjukkan ketelitian / ketatnya proses yang dilakukan, dengan menggunakan produksi poster sebagai contoh. 29

38 Sebagaimana kampanye Pride yang lain, spesies panji (flagship spesies) biasanya diwujudkan dalam bentuk kostum yang unik. Kostum ini kemudian diberi nama dan menjadi duta kampanye selain sebagai media efektif mengenalkan fisik flagship kepada khalayak. Di Dolok Surungan, nama Toba si Babiat Sumatera (harimau sumatera) dipilih sebagai nama sang flagship. Namun, si Toba tidak pernah terwujud dalam bentuk kostum dalam kampanye Pride. Beberapa keterbatasan membuat kostum Toba tak pernah selesai. Sebelumnya, tim kampanye berniat untuk membuat sendiri kostum Toba. Pencarian bahan dan kemampuan menjahit yang terbatas akhirnya mengakibatkan pembuatan kostum tidak jadi. Tim kampanye juga memiliki kesulitan untuk menempah kostum karena beberapa vendor yang dihubungi di Sumatera Utara tidak sanggup untuk membuat kostum seperti yang diinginkan. Sebuah boneka harimau berukuran besar akhirnya dijadikan maskot selama kampanye. Boneka Toba ini dipajang dan kadang-kadang dijadikan teman berfoto. Bila fasilitator bercerita tentang Toba si Harimau Sumatera maka boneka ini menjadi alat peraga. Bagaimana penggunaannya? Dijadikan pajangan? Dijadikan alat peraga? Tolong kasih penjelasan ya Bang. Foto 1 Maskot Toba Si Babiat Sumatera Seiring perjalanan kampanye, meskipun tanpa kostum maskot,, Toba mulai dikenal sebagai personifikasi harimau sumatera penghuni SM Dolok Surungan. Tokoh Toba muncul di lembar mewarnai, naskah drama siswa, dan panggung boneka. Oleh karena itu khalayak utama yang mengenal si Toba kebanyakan adalah siswa dan para guru pendukung program sekolah. Informasi pengetahuan tentang keberadaan harimau di Dolok Surungan, nilai penting harimau dan kawasan sendiri, serta kritisnya status konservasi harimau dimasukkan di dalam lembar informasi. Alat ini bisa dipakai oleh semua lapisan khalayak, orang dewasa maupun siswa. Selanjutnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap flagship, materi tentang harimau dimasukkan ke dalam lagu-lagu yang menunjukkan keberadaan harimau, yang kritis, di dalam SM Dolok Surungan yang juga terancam. Pada suvenir-suvenir yang diproduksi untuk mendukung banyak kegiatan kampanye, logo kampanye dan slogannya menjadi dominan. Logo kampanye kami anggap sebagai pembawa brand kampanye dengan pesan yang konsisten dan akan diterima khlayak secara berulang sepanjang masa kampanye. Logo secara konsisten muncul di mug, payung, tas ladang (hadangan), menjadi bagian dari poster, stiker, dan buku tulis. Selain itu logo kampanye juga muncul di bendera dan umbul-umbul yang diapasang setiap mengadakan kegiatan perkumpulan yang ramai. Dalam bentuk lain yang dimodifikasi, logo kampanye dimunculkan di t-shirt dan pin kampanye. Kata Dongan juga menjadi hal khusus dalam kampanye. Awalnya, kata Dongan yang berarti Kawan digunakan untuk memperhalus pesan dalam slogan dan menunjukkan nuansa yang akrab dalam ajakan (dengan kata panggil yang berarti Kawan/Teman). Namun belakangan, tim kampanye juga menemukan bahwa banyak orang yang menganggap kata Dongan sengaja dipakai karena cocok menjadi kependekan dari kata Dolok Surungan. Meskipun tidak sengaja, hal unik ini akhirnya dimanfaatkan oleh tim kampanye. Kata Dongan menjadi lebih bernilai dan menjadi sebutan, sapaan atau panggilan kepada 30

39 sesama pendukung kampanye : Hai, Dongan! (Hai, Kawan!). Para pendukung kampanye kemudian disebut sebagai Dongan Dolok Surungan (Kawan/Teman Dolok Surungan). Produksi alat kampanye dan rancangan kegiatan-kegiatan kampanye disesuaikan dengan sasaran SMART dan memperhatikan Teori Perubahan maupun fokus kegiatan penyingkiran halangan. Hal ini dapat diringkas dalam tabel berikut : Tabel C.3 Kaitan antara khalayak sasaran, Komponen Teori Perubahan dan kegiatan pemasaran Khalayak Sasaran Komponen Teori Perubahan Kegiatan Pemasaran 1 Semua A + IC = Pesan emosional untuk mengubah sikap dan mendorong Poster percakapan 2 Semua K = Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan Lembar Informasi (3 edisi) 3 Kelompok Muslim K + A + IC = Pemberian informasi untuk meningkatkan Safari Ramadhan pengetahuan, pesan emosional untuk mengubah sikap dan mendorong percakapan 4 Semua BC = Untuk mendorong, menstimulasi dan memberi model Festival Hari Bumi perubahan perilaku 5 Petani dan masyarakat Meranti Timur BC = Untuk mendorong, menstimulasi dan membuat model Model Desa Konservasi perubahan perilaku 6 Masyarakat Lobu Rappa BC = Untuk mendorong, menstimulasi dan membuat model perubahan perilaku Kegiatan Kader Konservasi (termasuk pembibitan) 7 Siswa dan kelompok guru K = Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan Program Sekolah 8 Siswa K = Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan Kunjungan Sekolah 9 Semua K = Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan Grebeg Pekan (termasuk suvenir) 10/1 Siswa dan orangtua murid A + IC = Pesan emosional untuk mengubah sikap dan mendorong Forum Guru 1 percakapan 12 Semua A + IC = Pesan emosional untuk mengubah sikap dan mendorong Lagu populer percakapan 11 Petani Meranti BC = Untuk mendorong, menstimulasi dan memberi model Poster perubahan perilaku 12 Semua BC = Untuk mendorong, menstimulasi dan memberi model Spanduk Dukungan perubahan perilaku 13 Anak Muda A + IC = Pesan emosional untuk mengubah sikap dan mendorong percakapan Kostum Tim Sepakbola 31

40 D. Kegiatan Kampanye Pembuatan pesan kampanye tidak hanya terkait dengan Teori Perubahan, tapi juga berbagai sasaran SMART yang telah disetujui dalam rencana proyek awal, dan dalam kerangka waktu dan fungsi terkait dengan Strategi-strategi Penyingkiran Halangan berupa penegakan hukum terhadap pengusaha perambah. Bagian dari Rencana Proyek Akhir ini dimaksudkan untuk: I: Mendeskripsikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan II: Memberikan bukti capaian Sasaran-sasaran SMART yang terkait dengan kegiatan-kegiatan ini Bagian ini meninjau rangkaian kegiatan yang menargetkan petani dan masyarakat Meranti Timur sebagai khalayak primer maupun petani dan masyarakat Lobu Rappa sebagai khalayak sekunder. Tentu saja terdapat sejumlah tumpang tindih materi antar khalayak-khalayak dan masyarakat secara umum. Dalam kasus yang disebutkan belakangan, ini sepenuhnya disengaja karena materi kampanye dapat dipakai pada kedua khalayak. Perbedaannya adalah penekanan pesan-pesan khusus pada kunjungan berupa penjelasan langsung dan pendekatan program pendampingan masyarakat sesuai karakteristik maupun pemahaman dan persepsi khalayak mengenai keberadaan SM Dolok Surungan. 32

41 1. SASARAN SMART KAMPANYE Petani Meranti Timur, Meranti Tengah, dan Meranti Utara Tabel D.1. Sasaran SMART untuk Pengetahuan Petani Meranti Para Petani Meranti Utara, M. Tengah, dan M. Utara : Persiapan/Validasi Sasaran SMART 1 Pada Juni 2010, 60 % petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara mengetahui status SM Dolok Surungan sebagai kawasan konservasi yang penting (meningkat dari 0 % pada survei pra-proyek) *53,9 % khalayak target sudah memahami SM Dolok Surungan sebagai hutan negara dan atau hutan lindung Sasaran SMART 2 Pada Juni 2010, 50 % petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara mengetahui batas kawasan SM Dolok Surungan (meningkat dari 3 % pada survei pra-proyek) Sasaran SMART 3 Pada Juni 2010, 60 % petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara mengetahui bahwa menguasai lahan, bertani dan memperjualbelikan lahan dilarang (meningkat dari 39,67 % pada survei pra-proyek) Tabel D.2. Sasaran SMART untuk Sikap dan Komunikasi Interpersonal Petani Meranti Sasaran SMART 1 Sasaran SMART 2 Sasaran SMART 3 Sasaran SMART 4 Sasaran SMART 5 Para Petani Meranti Utara, M. Tengah, dan M. Utara: Sikap dan Komunikasi antar sesama (interpersonal) Pada Juni 2010, 70 % petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara akan setuju untuk mengembalikan kawasan SM Dolok Surungan seperti semula (sebelum dirambah) (meningkat dari 36,93 % pada survei pra-proyek) Pada Juni 2010, 70 % petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara setuju mengembalikan fungsi SM Dolok Surungan sebagai tempat perlindungan satwa langka (termasuk sebagai habitat satwa-satwa penting, eg : tapir, harimau etc) (meningkat dari % pada survei pra-proyek) Pada Juni 2010, 50 % petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara menyetujui masyarakat ikut serta bertanggungjawab menjaga dan mengelola kawasan SM Dolok Surungan (meningkat dari 10,03 % pada survei pra-proyek) Pada Juni 2010, 20 % petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara berbicara mengenai masyarakat ikut mengelola dan menjaga kawasan SM Dolok Surungan secara partisipatif (meningkat dari 0 % pada survei pra-proyek) Pada Juni 2010, 40 % petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara saling membicarakan untuk mematuhi aturan yang berlaku kawasan SM Dolok Surungan (meningkat dari 11,4 % pada survei pra-proyek) 33

42 Tabel D.3 Sasaran SMART untuk Perubahan Perilaku Petani Meranti Sasaran SMART 1 Sasaran SMART 2 Sasaran SMART 3 Para Petani Meranti Utara, M. Tengah, dan M. Utara: Perubahan Perilaku Pada Juni 2010, 60 % petani tidak lagi membuka lahan rambahan baru di dalam SM Dolok Surungan (meningkat dari 32 % pada survey pra-proyek) Pada Juni 2010, 100 orang petani Meranti timur, M. Tengah, dan M. Utara (bersedia) meninggalkan lahan rambahannya di dalam kawasan SM Dolok Surungan (dari > 250 orang yang memiliki lahan) Pada Juni 2010, 1 regu Pam Swakarsa dibentuk petani Meranti Timur, M. Tengah, dan M. Utara sebagai peran ikut serta dalam pengelolaan (termasuk perlindungan kawasan) bersama dalam kawasan SM Dolok Surungan 2. Sasaran SMART untuk Masyarakat Lobu Rappa Tabel D.4. Sasaran SMART untuk pengetahuan di Lobu Rappa Sasaran SMART 1 Sasaran SMART 2 Masyarakat Lobu Rappa : Pengetahuan Pada Juni 2010, 60 % masyarakat Lobu Rappa akan tahu peranan masyarakat merupakan hal penting untuk pengelolaan kawasan SM Dolok Surungan (meningkat dari 0 % pada survei pra-proyek) Pada Juni 2010, 40 % masyarakat Lobu Rappa akan tahu aturan main dan peluang peran masyarakat dalam mengelola kawasan SM Dolok Surungan (meningkat dari 0 % pada survei pra-proyek) 34

43 Tabel D.5. Sasaran SMART untuk Sikap dan Komunikasi antar Sesama (interpersonal) di Lobu Rappa Sasaran SMART 1 Sasaran SMART 2 Masyarakat Lobu Rappa : Sikap & Komunikasi Perorangan Pada Juni 2010, 80 % masyarakat Lobu Rappa setuju melaksanakan peran masyarakat dalam pengelolaan partisipatif kawasan SM Dolok Surungan (meningkat dari 57,9 %) Pada Juni 2010, 70 % masyarakat Lobu Rappa akan saling membicarakan aturan main dan peluang peran masyarakat dalam mengelola kawasan SM Dolok Surungan (meningkat dari 22,2 % pada survei pra-proyek) Tabel D.6. Sasaran SMART untuk Perubahan Perilaku di Lobu Rappa Sasaran SMART 1 Masyarakat Lobu Rappa : Perubahan Perilaku Pada Juni 2010, masyarakat Lobu Rappa akan sudah melaksanakan 2 kali pertemuan dan 1 kali acara seremonial untuk menandatangani satu (1) MoU dan membuat program partisipatif pengelolaan kawasan SM Dolok Surungan Sasaran SMART 2 Pada Juni 2010, 100 KK dari masyarakat Lobu Rappa akan melaksanakan penghijauan di desa mereka sebagai bagian pengelolaan kawasan penyangga SM Dolok Surungan 3. Kegiatan-kegiatan Kampanye: Deskripsi dan Evaluasi Efektivitas Meranti Timur Model Desa Konservasi Strategi Model Desa Konservasi (MDK) muncul pada proses analisis strategi pada bulan Maret 2009 lalu. Sebuah inisiasi pembentukan Model Desa Konservasi (MDK) di Meranti Timur sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2008 sebagai bagian dari upaya penyelesaian permasalahan di kawasan SM Dolok Surungan. Bagan yang menggambarkan pentingnya MDK sebagai bagian dari strategi penyelesaian permasalahan SM Dolok Surungan sebagaimana terlihat pada rancangan strategi pada Bab B Konsep Model di atas. Tujuan dilaksanakannya pendekatan-pendekatan awal ini adalah membentuk pengertian bersama antara desa, yang diwakili oleh perangkat dan beberapa tokoh masyarakat, dalam rangka pelaksanaan program MDK yang terkait dengan tujuan konservasi pengelolaan SM Dolok Surungan. Pada pertengahan bulan Nopember 2009, kesepakatan melaksanakan program Model Desa Konservasi dihasilkan di Balai Desa Meranti Timur. Program awal yang disepakati 35

44 adalah penghijauan desa dengan tanaman produktif, inisiasi pembuatan pembibitan swadaya masyarakat, dan penyusunan kelengkapan administratif Model Desa Konservasi (termasuk Master Plan) dengan pendampingan dari Balai Besar KSDA Sumatera Utara. Pada tanggal 24 Nopember 2010, 1000 bibit unggul cokelat, asam gelugur, dan durian didistribusikan oleh aparat desa kepada masyarakat. Bibit-bibit ini disediakan oleh Balai Besar KSDA Sumatera Utara melalui Seksi Konservasi Wilayah III. Jenis bibit merupakan kesepakatan dari desa yang disampaikan kepada Balai. Selain bibit, 40 buah cangkul juga diserahkan sebagai modal awal pembuatan pembibitan swadaya masyarakat. Anggota Pam Swakarsa kehutanan (relawan) yang berasal Desa Meranti Timur diharapkan dapat menjadi penggerak pembibitan ini. Secara psikologis, bagi beberapa petani Meranti maupun bagi CM, kegiatan ini merupakan pembuka jalan untuk berkomunikasi secara lebih baik. Sebelumnya pintu masuk mengkomunikasikan penyelesaian masalah SM Dolok Surungan yang dialogis sudah bisa dijalankan pada masa Pak Kiten Panjaitan sebagai Kepala Desa. Selepas meninggalnya Pak Kiten, saya pribadi kesulitan untuk dapat berkomunikasi dengan pihak masyarakat perambah karena tidak bisa mengenali tokoh yang bisa menjadi penghubung lagi. Beberapa tokoh yang diajak bicara seperti Ibu Panjaitan (istri alm. Bpk. Kiten), keluarga Tampubolon, dan Bpk Gultom tidak memberi hasil yang sama, sebab mereka tidak memiliki pengaruh terhadap petani perambah. Selepas acara kesepakatan pembentukan MDK dan penyerahan bibit, beberapa tokoh BPD Meranti Timur seperti Bapak Saba Panjaitan dan Bapak Siahaan ditambah masyarakat yang merambah seperti Bpk. Sarumpaet mulai berani mengkomunikasikan ide dan pandangannya terkait peramsalahan lahan di Sigalapang (Dolok Surungan). Meskipun tidak memiliki pengaruh langsung terhadap masyarakat, tetapi orang-orang ini merupakan bagian dari kelengkapan desa yang bila ditambah dengan kepala desa maka secara kolektif memiliki pengaruh kepada masyarakat juga. Dari orang-orang ini juga saya mengetahui bahwa pendekatan MDK yang dijalankan Balai Besar KSDA Sumatera Utara mendapat respek dari masyarakat sebagai bentuk pendekatan yang lebih ramah dan manusiawi. Meskipun, sebagian dari masyarakat ada juga yang menganggap pendekatan ini sebagai simbol membesarnya kemungkinan pemerintah akan melepas lahan SM Dolok Surungan kepada masyarakat. Sebab, dalam suasana yang akrab masyarakat lebih sering menyeletukkan ide agar pemerintah merelakan saja lahan yang sudah digarap dan kemudian sisanya bisa dijaga bersama-sama. Proses pendekatan MDK meskipun tidak lagi terlalu instant dilaksanakan sebab proses dialog dengan aparat desa, pengumpulan ide dari masayarakat, dan penetapan ukuran-ukuran yang SMART dalam internal tim Balai saat akan melaksanakan kegiatan, tetapi tetap belum bisa dikatakan sempurna. Kekhawatiran utama dalam pendekatan ini adalah tidak adanya pendamping yang lebih aktif memfasilitasi MDK di Meranti Timur. Keberadaan CM dan tim kampanye memang bisa dimanfaatkan pada prose awal kemarin, tetapi tidak seperti di Lobu Rappa yang proses pendampingannya sudah memunculkan pemimpin lokal (local leader) yang bisa menggerakkan partisipasi, di Meranti Timur hal ini belum tersedia. MDK di Meranti Timur akan lebih berkelanjutan jika kepala resort dapat dilatih sebagai pendamping masyarakat yang aktif dan kompeten, atau proses pendampingan setahun ke depan dapat meningkatkan tingkat partisipasi tokoh-tokoh Meranti yang menjadi penghubung di atas. Lobu Rappa Pembinaan Kader Konservasi Kader konservasi sebenarnya merupakan title untuk perseorangan bagi relawan yang ditraining secara formal oleh Kementerian Kehutanan. Namun, sangat diharapkan seorang kader konservasi dapat menggerakkan masyarakat di kampungnya untuk menjadi satu gerakan konservasi di bawah nama dan terminologi kader konservasi. Ada jaringan untuk berbagi di setiap kabupaten dan propinsi bagi kader-kader ini yaitu : Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I). 36

45 Di Dolok Surungan, Pak Mariadi adalah seorang kader konservasi yang mengikuti pendidikan dan pelatihan di Balai Diklat Kehutanan Pematangsiantar pada tahun 2007 lalu. Beberapa kegiatan dirancang untuk mempertahankan, menularkan, dan meningkatkan kapasitas maupun komitmen beliau dan masyarakat yang bekerja bersamanya. Kampanye Pride menjadi saluran yang sesuai untuk aktivitas kader konservasi dengan kegiatan-kegiatan berikut : a. Penguatan Kelembagaan, Pembentukan KSM Lestari Dongan Kelompok Swadaya Masyarakat Lestari Dongan sebelumnya bernama Kelompok Swadaya Masyarakat Salipotpot Indah yang dibentuk pada awal tahun Karena mengusung nama dusun Salipotpot maka keanggotaan dan lingkup kerja memang masih seputaran kerja masyarakat Salipotpot, Lobu Rappa dalam mendukung pelestarian SM Dolok Surungan. Program unggulan KSM Salipotpot Indah adalah tabungan pohon dan pembibitan swadaya. Selama masa kampanye, KSM sudah menyediakan lebih dari 5000 bibit siap tanam untuk program rehabilitasi kawasan berbasis masyarakat. Pada akhir kampanye, KSM merasa perlu untuk memperluas jangkauan keanggotaan dan kegiatan. Satu kelompok masyarakat yang sebelumnya belum termasuk ke dalam kepengurusan KSM Salipotpot Indah mengajukan diri membentuk satuan Pam Swakarsa Dolok Surungan. Ide ini diakomodir oleh Pak Mariadi dan pada tanggal 7 Juli 2010 KSM Salipotpot Indah diputuskan berganti nama menjadi KSM Salipotpot Indah dengan AD/ART baru dan kepengurusan yang baru. Kegiatan Pam Swakarsa dijadikan satu divisi khusus di bawah ketua KSM. Proses mengakomodir kelompok Pam Swakarsa dan membuat divisi-divisi baru di dalam KSM setidaknya dapat meningkatkan partisipasi masyarakat Lobu Rappa. Jika tadinya di dalam kelompok ini hanya ada satu orang inovator yang menjadi penggerak, maka sekarang sudah ada lebih banyak tokoh yang berpotensi meningkatkan tingkat parsipasinya. Pak Sudarman atau Pak Demang (Ketua Kelompok Pam Swakarsa), Pak Margolang (Ketua Kelompok Penanaman), Pak Suratno (Ketua kelompok Pembibitan) dan Pak Sarmo (Wakil Ketua KSM) sudah memiliki rasa percaya diri yang lebih daripada saat hanya menjadi pendukung pasif kampanye dengan fungsi menghadiri acara-acara saja. Kesediaan mereka menempati pos strategis dalam KSM dan aktivitas yang dijalankan seminggu setelah pembentukan pengurus baru seperti penyuntikan dan penanaman menunjukkan peningkatan partisipasi ini. Dampak kegiatan-kegiatan KSM seharusnya bisa lebih besar jika reorganisasi KSM dan pembentukan divisi-divisinya berjalan lebih cepat. Pembentukan KSM Lestari Dongan yang baru selesai pada awal Juli 2010 sangat berdekatan dengan akhir masa kampanye. Padahal, inisiasi penguatan kelembagaan ini sudah dimulai sejak bulan April Seharusnya, partisipasi penggerak-penggerak baru di dalam KSM sudah bisa dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan kampanye seperti grebeg pekan, festival Hari Bumi, dan kunjungan-kunjungan malam ke kampung-kampung. Pembelajaran yang berharga yang diperoleh dari proses ini adalah dalam hal mengenali inovator lain dlam masyarakat. Pak Demang sebenarnya sudah cukup lama kami lihat sebagai tokoh yang potensial menggerakkan partisipasi. Namun, beberapa pertimbangan dan keberatan yang diajukan oleh relawan lainnya menyebabkan pendekatan dengan beliau agak tertunda. Pada akhirnya, setelah melalui beberapa kali dialog dan diskusi bersama baik Pak Demang maupun tim relawan lain yang sebelumnya keberatan bisa memahami urgensi mengajak lebih banyak orang dalam kelompok kampanye. Karakter Pak Demang yang keras dan ceplas-ceplos pasaran selain menjadi kekurangannya akhirnya bisa diterima menjadi potensi utamanya di dalam kelompok. Selain itu, jaringan dan pengaruhnya kepada kelompok-kelompok sekarakter di kampung juga bisa dimanfaatkan bila bisa dikendalikan dengan baik. Pak Demang yang bisa menjamin pengendalian dan pemanfaatan ini berjalan dengan baik. b. Pembibitan Kegiatan pembibitan sudah sejak awal pembentukan KSM Salipotpot Indah dilaksanakan. Anggota KSM mengumpulkan biji-biji durian, jengkol, dan petai pada saat musim buah dan menyemainya di dalam polibag-polibag. Selain tanaman pohon buah jenis-jenis tanaman hutan juga disemaikan 37

46 untuk keperluan penghijauan desa dan reboisasi. Pada masa kampanye, penyediaan benih bisa difasilitasi. Benih meranti, mahoni, dan ingul (surian) bisa disediakan dengan harga murah. Pembibitan menjadi lebih beragam dan minat masyarakat memanfaatkan bibit semakin besar. Salah seorang anggota koramil Kuala Beringin bahkan meminta 400 bibit meranti untuk ditanam di lahan-lahan kosong di dekat rumahnya. Sejak awal, pembibitan yang dibangun di pekarangan rumah Pak Mariadi ini sudah menarik perhatian masyarakat. Beberapa pihak bahkan menuduh Pak Mariadi mengerjakan proyek bernilai puluhan juta rupiah atas orderan dari Balai. Setelah mendapat penjelasan dari anggota KSM ataupun Pak Mariadi sendiri, pihak yang menuduh ini semakin tidak percaya dan menyebut anggota KSM sebagai pihak yang mau dibodoh-bodohi pemerintah kalau memang kerja itu tidak dibayar. Isu proyek ini sempat menurunkan partisipasi masyarakat. Kelompok pemuda yang sebelumnya antusias membantu penanaman dan penyiapan lahan belakangan mundur. Konsistensi kerja kader konservasi dan beberapa anggota KSM yang melanjutkan pembibitan dan penanaman ini akhirnya melunakkan masyarakat. Isu proyek hilang dengan sendirinya, dua orang pemilik lahan bahkan mengajukan lahannya untuk dijadikan lahan pembibitan yang lebih luas. Pak Sumanto (Pak Soman), salah satu pemilik lahan tersebut, bahkan menawarkan kepada Pak Mariadi dan KSM lahannya seluas 2 ha untuk dijadikan demplot koleksi pohon sebagai lahan penghijauan dan pusat pembibitan. Dalam proses penyediaan pembibitan, kendala utama adalah penyediaan benih. Pengumpulan secara manual cukup menyulitkan untuk mencapai target-target jumlah tertentu. Pengumpulan benih yang terkendala terutama untuk jenis pohon non buah. Pilihan solusi yang dijalankan adalah membeli pada pembibitan swasta atau mencari ke pusat-pusat pembibitan (Balai Penelitian Aek Nauli atau Cagar Alam Martelu Purba). Namun, musim berbuah meranti yang tidak bisa ditentukan, bahkan bisa mencapai jarak waktu tahunan, menyebabkan pasokan benih terhambat. Jenis-jenis seprti mahoni dan surian (ingul) cukup mudah diperoleh asal tahu dimana membelinya. Akan tetapi dari kedua jenis ini hanya surian/suren/ingul yang bisa ditanam di dalam SM Dolok Surungan karena merupakan tanaman asli, sementara mahoni hanya bisa ditanam di lamahn-lahan masyarakat dan desa sebagai tabungan pohon dan penghijauan. Teknologi penyemaian juga menjadi tantangan. Beberapa jenis benih tidak dikuasai teknik penyemaiannya. Akibatnya banyak benih yang tidak berkecambah dan malah busuk. Benih jati, meranti, dan surian tidak dengan mudah bisa disemai oleh KSM. Sampai saat ini KSM dan tim masih malakukan percobaan-percobaan untuk menumbuhkan benih dengan berbagai metode silvikultur. c. Penanaman Penanaman di SM Dolok Surungan sebelumnya hanya bisa dibayangkan dari proyek Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GERHAN) dengan biaya besar dan birokrasi yang rumit. Pada tahun , Balai Besar KSDA Sumatera Utara sudah mereboisasi kawasan SM Dolok Surungan seluas 200 ha dengan proyek ini. Beberapa kali kegiatan pemeliharaan juga dilaksanakan dalam kurun ini. Pak Mariadi, dengan kapasitasnya sebagai kader konservasi, memiliki sebuah komitmen untuk membantu mereboisasi SM Dolok Surungan dengan daya yang dimilikinya. Konsep ini dimatangkan bersama tim kampanye menjadi cita-cita pembuatan arboretum tanaman koleksi Dolok Surungan berbasis kerja KSM. Sebuah areal kosong seluas 10 ha di dalam SM Dolok Surungan dan berdekatan dengan desa disetting menjadi lahan awal kerja ini. Komposisi tanaman hutan dan tanaman buah sangat diperhatikan pada saat penanaman. Cita-citanya arboretum ini bisa menjadi semacam ladang durian, petai, jengkol, rambe, dan cempedak bagi warga tanpa status klaim milik per orangan. Pemilihan jenis juga mengacu pada aturan boleh tidaknya sebuah jenis ditanam di dalam kawasan konservasi. Untuk suaka margasatwa, jenis-jenis yang ditanam adalah jenis asli dalam arti sudah 38

47 pernah ada di dalam kawasan ini sebelum kawasan ditetapkan sebagai kawasan konservasi. Jenis-jenis di atas adalah jenis yang dikenali warga sudah ada di SM Dolok Surungan sejak lama. Dampak dari kegiatan ini selain memperlihatkan partisipasi, belum bisa kelihatan. Sebab, tanaman yang ditanam masih berumur dua-tiga bulan dan belum memperlihatkan formasi lahan penanaman yang utuh. Diperkirakan dalam waktu tiga tahun ke depan lahan arboretum sudah bisa memperlihatkan hasil yang memberikan dampak bagi masyarakat, pengusaha, maupun perambah yang melihatnya. Karena lahan arboretum ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan rebosiasi Gerhan sebelumnya yang ditanam di bawah tanaman sawit. Sehingga meskipun saat ini sudah cukup besar (dengan tinggi mencapai 3 meter) tetapi tidak terlihat seperti hamparan tanaman hutan karena tertutup dominansi sawit. Pada saat penyiapan lahan dan penanaman, hal yang menjadi tantangan adalah menyesuaikan musim hujan. Penyiapan lahan membutuhkan harihari yang kering, sedangkan masa penanaman membutuhkan hujan. Padahal antara penyiapan lahan dengan penanaman tidak boleh terlalu lama (2-3 minggu) untuk mencegah lahan ditumbuhi rumput kembali. Beberapa kali penanaman tertunda karena tidak datang hujan. Akibatnya jadwal penanaman molor sampai 2 bulan. Hal ini berpengaruh kepada bibit yang sudah siap tanam. Banyak bibit aren yang akhirnya mati karena tidak toleran dengan lingkungan bedeng bibit terlalu lama. Banyak diantara bibit petai yang juga menjadi terlalu besar saat ditanam (akar sudah menembus polibag) dan memiliki kemungkinan stres lebih tinggi saat ditanam. Bibit-bibit yang mati setelah satu atau dua minggu pasca tanam segera disulam kembali oleh tim penanaman. d. Penyuntikan Sawit Penyuntikan sawit adalah salah satu bagian strategi BR yang penting. Hal ini didasari pengalaman bahwa penanganan permasalahan perambahan yang tidak memasukkan proyek pemusnahan tanaman sawit akan mengundang perambah untuk datang kembali. Penyuntikan sebenarnya hanya terminologi untuk pekerjaan memasukkan racun tanaman ke dalam batang sawit yang dibuka dengan kampak atau dibor dan kemudian ditutup dengan gumpalan tanah. Apabila racun mengenai pembuluh sawit maka dalam waktu satu bulan (dengan dosis tepat) sawit akan layu dan mati. Cara ini jauh lebih murah daripada penebangan batang sawit yang membutuhkan tenaga dan biaya sewa chainsaw. Satu jerigen racun 20 liter dapat dipakai untuk menyuntik 400 pohon (dosis 50 cc) dengan harga sekitar 1 juta rupiah. Sedangkan biaya penebangan sawit mencapai Rp ,- per batang, yang berarti membutuhkan dana 20 juta rupiah per 400 batang atau ha. Sawit yang disuntik oleh tim KSM adalah sawit-sawit milik pengusaha yang tidak akan menimbulkan konflik lagi jika dimatikan karena sudah tua dan tidak produktif. Sampai saat ini, tim cukup yakin pengusaha tidak aka mereplanting lahan rambahannya karena akan beresiko sangat tinggi sebab kegiatan penanamannya akan menjadi bukti baru perambahan yang sudah ditunggu-tunggu oleh Balai dan kepolisian. Dampak kegiatan penyuntikan sampai kampanye berakhir juga belum terlihat. Membutuhkan waktu setidaknya satu bulan sampai sawit yang disuntik terlihat layu dan mati. Efek yang diperkirakan muncul akan sangat berpengaruh kepada perambah masyarakat yang melihat aksi nyata pemusnahan tanaman perambahan. Penyuntikan baru dimulai pada akhir Juli 2010 lalu. Pada proses kegiatan penyuntikan, rencana awalnya adalah melobi pengusaha perambah yang sudah memperlihatkan indikasi menyerahkan lahan (PT. Nariti). Rencananya lahan milik PT ini akan dsuntik dengan ekspose yang akan memberikan efek lebih besar di masyarakat. Tetapi sayang, proses lobi tidak bisa diselesaikan dan tertinggal dengan kesiapan masyarakat menyuntik. Lobi-lobi menjadi mundur jadwalnya disebabkan proses yang dikawal Kepala Seksi Konservasi Wilayah III ini terganggu jadwal persidangan di PTUN Medan. Akhirnya diputuskan penyuntikan dilaksanakan pada lahan pengusahan lain pada pohon-pohon yang sudah tidak berproduksi dan ditinggalkan oleh pekerja. 39

48 Semua Khalayak (Primer dan Sekunder) Safari Ramadhan (Khalayak Muslim) Tujuan Kegiatan Waktu Pelaksanaan : 5 15 September 2009 Deskripsi : Menyebarluaskan pesan pentingnya menjaga kelestarian SM Dolok Surungan dengan melibatkan pendakwah dan memanfaatkan momen Bulan Ramadhan : Safari Ramadhan merupakan kegiatan pembuka kampanye penyampaian pesan Pride di SM Dolok Surungan. Rangkaian kegiatan dimulai dengan pertemuan para pemuka agama Islam, pengurus masjid, dan musholla. Dari pertemuan ini disepakati untuk mengadakan safarai ramadhan selama bulan puasa 1430 H yang mengusung pesan konservasi diantaranya pentingya menjaga SM Dolok Surungan sebgai salah satu nilai ibadah. Satu tim safari yang berisi seorang penceramah, seorang moderator dan beberapa orang pendukung secara terjadwal mengunjungi musholla dan masjid di sekitar SM Dolok Surungan I. Masjid dan musholla yang dikunjungi antara lain : No Masjid/Musholla Desa/Dusun Keterangan 1. Masjid Adian Baja Adian Baja, Meranti Timur Pihak masjid menyumbang buka dan makan malam; ramai pertanyaan kritis mengenai alasan harus menjaga Dolok Surungan 2. Masjid Dolok Maraja Dolok Atas, Lobu Rappa 3. Musholla Nurul Yaqin Salipotpot, Lobu Rappa 4. Musholla PIRBUN Kuala Beringin Pihak masjid menyumbang buka dan makan malam 5. Masjid Nurul Falah Salipotpot, Lobu Rappa 6. Musholla Lobu Jiur Meranti Timur 40

49 Dalam hasil paparan kampanye, Safari Ramadhan tidak memiliki jangkauan yang besar. Hanya sekitar 5 % dari responden khalayak target yang mengingat kegiatan ini. Efek kegiatan keagamaan seperti ini menurut Buku Pegangan Pride memang memiliki jangkauan menengah saja, tetapi memiliki kedalaman tinggi. Namun, di dalam referensi yang sama juga disebutkan kalau seharusnya kegiatan-kegiatan ini baik untuk dilaksanakan pada fase menengah hingga akhir kampanye, bukan di awal kampanye. Kesulitan utama yang terlihat memang pada bahan-bahan kampanye yang belum tersedia. Sehingga, pendalaman yang menjadi karakteristik kegiatan keagamaan ini tidak bisa tercapai. Satu seri safari ramadhan saat ini sedang digelar kembali. Mudah-mudahan bisa mencapai hasil yang lebih baik mengupas kedalaman pesan, tidak hanya sekedar mengambil keuntungan momentum bulan puasa yang datang satu tahun sekali. Jadwal Imsak Ramadhan Tujuan Kegiatan : Menyampaikan pesan awal kampanye dan keberadaan SM Dolok Surungan kepada masyarakat muslim di sekitar kawasan Waktu Pelaksanaan : Agustus - September 2009 Tempat / Lokasi : Desa Meranti Timur, Desa Kuala Beringin, dan Desa Lobu Rappa (SM Dolok Surungan I) Hasil Kegiatan Analisis dan Evaluasi : Sebanyak 1000 lembar Jadwal Imsak Ramadhan 1430 H untuk SM Dolok Surungan dan Sekitarnya diseberluaskan kepada masyarakat melalui kedai-kedai, warung, tokoh agama, masjid-masjid, dan musholla. Penyebaran lembar jadwal imsak juga melibatkan beberapa siswa, guru, dan kepala dusun dalam bentuk voluntary. : Sebagai produk cetak awal, jadwal imsak ramadhan Dolok Surungan 1430 H tidak memuaskan hasilnya. Kesalahan komunikasi dengan vendor akibat kelalaian CM menyebabkan pesan kampanye mengenai status dan fungsi kawasan SM Dolok Surungan (SMART Pengetahuan) tidak tercetak pada 500 lembar jadwal imsak. Hal ini menjadi pelajaran yang berharga dan tidak terulang lagi pada proses pencetakan media kampanye berikutnya. Sampai kampanye berakhir, pengecekan setting dilakukan sampai tingkat detail, meskipun pernah terulang satu kejadian salah setting lagi disebabkan kelalaian CM mengirimkan file yang salah pada versi final buku tulis. Untung saja perbedaan desain tidak terkait dengan isi pesan tetapi hanya masalah artistik saja. 41

50 Poster Alasan pemilihan media: Poster-poster yang ditempelkan di tempat-tempat umum seperti kedai, warung, balai desa, lokasi penimbangan, pasar, dan tepi jalan akan mengingatkan masyarakat terhadap keberadaan kampanye. Poster juga akan menjadi pemancing diskusi antar masyarakat dengan desain atau pesan yang menarik. Poster juga akan menjadi penghubung antara kampanye dengan fact sheet yang dibawa khalayak ke rumah masing-masing. Dari karakter medianya, poster memiliki jangkauan luas, dengan kedalaman pesan yang rendah. Oleh karena itu poster selain ditempelkan pada tempat strategis juga bermanfaat sebagai perangkat untuk mengawali sebuah diskusi. Awalnya, poster direncanakan untuk memuat pesan insentif dan disinsentif merambah atau melestarikan SM Dolok Surungan. Disinsentif yang ditunjukkan adalah jerat hukum bagi yang merambah dan insentif HHNK (disimbolkan dengan durian) bila melestarikan. Ide ini adalah ide ideal yang dapat memuat semua inti tujuan kampanye Pride : pelestarian hutan yang humanis. Tetapi ide ini mendapat pertimbangan serius dalam pembahasan menjelang final desain pre testing di Balai. Pak Dadang Suganda, Kabag Tata Usaha, menilai hal ini beresiko menimbulkan pemahaman yang salah di masyarakat. Melempar isu insentif di dalam kawasan sebelum pengetahuan dan sikap masyarakat ditingkatkan akan membentuk opini bahwa perambahan diperbolehkan kalau dengan komoditas durian, misalnya. Selain itu, permasalahan pemanfaatan HHNK di suaka margasatwa juga tidak mempunyai payung hukum. Pemanfaatan terbatas yang diperbolehkan di kawasan SM adalah wisata terbatas. Akhirnya, dalam desain yang di pre testing dan dicetak, insentif ekonomi dihilangkan. Insentif non tangible dan tak langsung seperti udara, pemandangan, dan air digambarkan lebih jelas dalam poster. Disinsentif bencana dan kekeringan juga digambarkan dalam poster melengkapi simbol ancaman hukuman perambahan. Poster menjadi media dengan tingkat paparan paling tinggi dalam kampanye Pride SM Dolok Surungan. Bagi petani Meranti poster diingat oleh 56,3 % responden dan 48,5 % responden masyarakat Lobu Rappa yang mengingatnya. Gambar D.1Poster Kampanye Pride Dolok Surungan Poster yang dilaporkan sudah dipasang dimonitor lagi oleh relawan lain yang berkeliling. Sebagian kecil poster (5-10) lembar yang dipasang di pohon-pohon sawit di kiri kanan jalan hanya bertahan beberapa hari, tidak lebih dari seminggu, setelah dipasang. Hal ini disebabkan angin dan hujan serta permukaan batang sawit yang tidak rata. Poster di kedai-kedai maupun di dinding-dinding rumah relatif bertahan lama. Sekitar 200 lembar poster juga dijadikan suvenir dan dibagikan pada pertemuan-pertemuan. Relawan Pam Swakarsa juga membawa pulang ke rumah masing-masing lembaran poster untuk dibagikan kepada tetangga. Poster juga menjadi bahan pembuka diskusi antar masyarakat maupun masyarakat dengan tim. Kebanyakan pancingan obrolan dimulai dari candaan mengenai gambar gari/borgol kuno yang dipakai dalam poster. 42

51 Sebenarnya, poster yang akan diproduksi selama kampanye adalah poster berseri. Rencananya, setelah poster penegakan hukum akan diikuti dengan dua buah poster lagi yang berisi pesan insentif pemanfaatan HHNK dan kemudian poster yang bertema kebanggaan masyarakat terhadap SM Dolok Surungan. Rencana ini tidak berhasil diwujudkan karena proses penyelesaian desain poster pertama yang memakan waktu tidak sedikit. Mulai dari sketsa awal sampai dengan desain final (diantaranya ada desain pre testing, perbaikan, dan konsep akhir) memerlukan waktu sampai 3 bulan (Nopember 2009 Pebruari 2010). Hal ini disebabkan ketiadaan desainer khusus untuk menyelesaikan poster. Desainer dari vendor yang semula dipakai sejak bulan Desember 2009 s.d. April 2010 disibukkan dengan orderan-orderan bahan cetak Pemilukada kabupaten se-sumatera Utara yang hampir serempak dilaksanakan. Pilihan-pilihan untuk perubahan rencana seperti mencarai desainer baru sudah dilakukan tetapi tidak memberi hasil yang memuaskan. Pada saat membuat panggung boneka di akhir kampanye, sebenarnya teridentifikasi salah satu artis lokal yang (seharusnya) bisa diajak kerjasama. Namun, apabila dipikir-pikir lagi kesulitan desain poster bukan pada membuat sketsa dan ilustrasi, tetapi lebih pada proses digitasi dan olah digitalnya. Jadi, meskipun artis lokal ini teridentifikasi sejak awal, tetap saja tidak akan membantu banyak karena tugas ilustrasi sebenarnya sudah dikerjakan desainer vendor awalnya. Proses perbaikan dan penghalusan digital yang pada waktu itu menjadi terhambat akibat penuhnya orderan pemilukada. Pembelajaran yang bisa diambil jika menemui kejadian seperti ini lagi adalah mempelajari teknik percetakan sehingga tidak terlalu tergantung dengan vendor. Pada saat-saat tertentu banyak percetakan yang tidak acuh terhadap orderan-orderan kecil seperti orderan kampanye Pride. Orderan yang lebih besar dan tidak menuntut banyak diskon dan voluntary tentu lebih menarik. Padahal, sebenarnya kebanyakan vendor percetakan tidak mencetak sendiri pesanan. Banyak pekerjaan berlapis yang harus dikerjakan sebuah percetakan dioper kepada spssialis-spesialis di belakang layar. Misalnya : spesialis membuat desain, spesialis merekam plat, spesialis mencetak, dan spesialis menjilid. Kalau CM atau tim bisa mengidentifikasi spesialis-spesialis ini, maka peran percetakan bisa diambil jika mereka mulai enggan melayani kita karena mendapat order yang lebih besar. Resikonya adalah harus merelakan satu atau dua sumberdaya relawan untuk konsentrasi pada pekerjaan ini. Festival Hari Bumi di Dolok Surungan Alasan pemilihan kegiatan: Sebuah festival adalah sebuah strategi untuk menyampaikan pesan-pesan kunci kepada populasi sasaran yang beragam karena festival menjebatani perbedaan. Festival adalah acara yang seringkali dihadiri secara meluas oleh sebuah kisaran pribadi dan kelompok di luar kunjungan sekolah dan komunitas. Partisipasinya luas bukan saja berkat kegiatan yang disusun bergilir, tetapi juga karena partisipasi mitra setempat dalam merencanakan dan membuat acara itu terlaksana. Bahkan tanggung jawab keuangan pun dapat dibagi sehingga biaya dapat ditanggung bersama selama penyelenggaraan acara. Ini membina suasana yangmendukung hubungan kerjasama (Lacerna-Widmann, 2009) Maksud dari kegiatan Hari Bumi di Dolok Surungan ini adalah mengadakan sebuah event hiburan bagi masyarakat dengan cara partisipatif 1 yang dapat digunakan sebagai media penyampaian pesan-pesan Kampanye Bangga SM Dolok Surungan. Tujuannya adalah melibatkan masyarakat, kelompok guru, para siswa, petugas resort, pemuka adat, desa dan agama dalam kegiatan yang berkaitan dengan penyampaian nilai-nilai konservasi kawasan. Sehingga setelah kegiatan dilaksanakan para pihak yang terlibat dapat: 1. Memperoleh lebih banyak rasa memiliki terhadap kawasan SM Dolok Surungan yang berada di sekitar desa/tempat tinggal mereka. 1 Kegiatan ini diorganisir oleh Forum Guru, pemuda, dan kelompok ibu-ibu (masyarakat) 43

52 2. Mendapatkan lebih banyak pengetahuan tentang keberadaan kawasan SM Dolok Surungan. 3. Memiliki rasa kepedulian dan tanggung jawab sebagai pemangku kepentingan dalam mengelola dan melestarikan kawasan SM Dolok Surungan. Festival dilaksanakan pada tanggal 30 April 1 Mei Hari pertama diisi seremoni pembukaan acara, lomba-lomba untuk anak TK dan SD ditambah dengan lomba cipta lagu. Festival hari pertama digelar di dusun Salipotpot, Lobu Rappa. Hari kedua, tarub dan acra dipindah ke dalam kawasan SM Dolok Surungan di Dusun Sigalapang, Meranti Timur. Acara hari kedua adalah pentas seni, lomba angkong, pembacaan doa oleh tiga pemuka agama Islam, Kristen dan Parmalim, lomba-lomba rakyat, dan pembagian hadiah. Berikut rincian perlombaan Festival Hari Bumi di Dolok Surungan : a. Lomba Mewarnai Peserta : Kelompok Usia 3 7 tahun (perorangan) Media : Sketsa hitam putih Toba si Harimau Sumatera di atas kertas gambar Hadiah : Tabungan Beasiswa, Perlengkapan Sekolah dan suvenir kampanye Alat : Dibawa oleh peserta berupa krayon atau spidol atau kelir kayu Σ Peserta : Tiga puluh satu (31) siswa TK dan SD b. Lomba Melukis Peserta : Kelompok Usia tahun (perorangan) Media : Kertas gambar HVS Alat : Bebas (cat air, krayon, kelir kayu, spidol, cat minyak, arang, pensil, ballpoint, dll. Sesuai kreativitas) Hadiah : Tabungan Beasiswa, Perlengkapan Sekolah dan suvenir campaign Tema : 1. Hutan Dolok Surunganku Hilang, Masa Depanku Suram 2. Harimau Sumatera Kebanggaanku 3. Hentikan Perambahan, Selamatkan Dolok Surungan! Σ Peserta : Lima puluh delapan (58) siswa SD dan SMP Foto 2 Suasana lomba melukis pada Festival Hari Bumi di Dolok Surungan 44

53 c. Lomba Mading Peserta : Kelompok Usia SMP-SMA (kelompok), minimal 3 orang, maksimal 6 orang / kelompok Media : Kertas karton ukuran A2 berwarna hitam Alat : Bebas Hadiah : Perlengkapan Sekolah dan suvenir kampanye Tema : 1. Hutan Dolok Surunganku Hilang, Masa Depanku Suram 2. Harimau Sumatera Kebanggaanku 3. Hentikan Perambahan, Selamatkan Dolok Surungan Σ Peserta : Dua belas (12) Tim dari 5 sekolah d. Lomba Lagu Dolok Surungan Peserta : Kelompok Usia 15 + (perorangan dan kelompok) Hadiah : Rekaman, Alat Musik, dan suvenir Alat : Band dan atau keyboard Tema : Suaka Margasatwa Dolok Surungan Σ Peserta : Enam (6) paket peserta (pencipta dan penyanyi) e. Lomba dan Karnaval Kereta Dorong/Angkong Hias Peserta : Kelompok Usia 15 + (kelompok, minimal 3 orang/tim) Media : Kereta Dorong/Gerobak Dorong/Angkong berhias tematik Hadiah : Kambing 1 ekor untuk tiga juara Tema : 1. Hutan Dolok Surunganku Hilang, Masa Depanku Suram Foto 4 Peserta lomba lagu dan Angkong Hias 2. Harimau Sumatera Kebanggaanku 3. Hentikan Perambahan, Selamatkan Dolok Surungan Σ Peserta : Tiga (3) tim Foto 3 Lomba Majalah Dinding 45

54 f. Lomba Tortor Peserta : Kelompok Usia 15 + (kelompok, minimal 5 orang penari/tim, maksimal 10 orang penari/tim) Hadiah : Uang tunai dengan nilai total Rp Tema : Bebas Σ Peserta : Delapan (8) Tim g. Lomba Rakyat : Egrang, Terompah Raksasa, Tarik Tambang, Tangkap Belut (hadiah-hadiah adalah suvenir kampanye, eg. : payung) Evaluasi efektvitas kegiatan : Efektivitas kegiatan dilihat dari jumlah peserta yang mengikuti perlombaan, jumlah penonton yang mendatangi lokasi acara, dan jumlah relawan yang ikut dalam kegiatan. Berikut tabulasi dari jumlah orang yang terlibat dalam acara ini : No Peran Jumlah 1 Peserta Lomba Mewarnai 31 2 Peserta Lomba Melukis 58 3 Peserta Lomba Lagu 6 tim (15 personil) 4 Peserta Lomba Mading 12 tim (43 personil) 5 Peserta Lomba Tortor 8 tim (63 personil) 6 Peserta Lomba Rakyat Peserta Lomba Angkong Tiga tim (8 personil) 8 Guru Pendamping 32 9 Relawan Pemuda Relawan Ibu-ibu 8 11 Relawan Pemudi 8 12 Kantin/pedagang Kagetan 34 unit 13 Tim keyboard 6 14 Juru Parkir 8 Foto 5 Lomba Tortor 46

55 15 Undangan hari I Undangan Hari II Juri Lomba lagu 6 18 Pemain pentas hari 2 (lagu, drama, tari) Pemain Kuda Kepang Penonton (hari I dan II) Tabel D.7 Jumlah Peserta Perlombaan Evaluasi Proses : Evaluasi proses dilakukan dengan wawancara kepada beberapa anggota tim relawan yang menjadi panitia. Permasalahan utama selama melaksanakan kegiatan adalah pembagian tugas yang tidak merata sehingga ada relawan yang merasa bekerja terlalu berat sementara relawan lain tidak. Pembagian tugas ini diharapkan menjadi perhatian utama apabila akan melaksanakan festival lagi di kemudian hari. Beberapa suvenir yang akan dijadikan hadiah juga datang terlalu dekat dengan hari H acara. Akibatnya, penataan dan pembungkusan harus dilakukan terburu-buru pada malam menjelang acara dan sangat menguras tenaga. Kenduri Bumi Alasan pemilihan kegiatan: Kenduri merupakan cara yang dipakai oleh masyarakat Salipotpot untuk merayakan hari-hari yang spesial. Kenduri biasanya dilaksanakan menjelang pesta pernikahan atau sunatan. Kenduri juga bisa dilaksanakan untuk seremoni menempati rumah baru, kesembuhan anak dari sakit yang parah, atau kenduri untuk kebahagiaan yang besar seperti merayakan anak yang tamat kuliah atau mendapat pekerjaan. Oleh karena kampanye Bangga SM Dolok Surungan berusaha menanamkan rasa bangga yang spesial terhadap kawasan ini di hati masyarakat, maka hari penunjukan SM Dolok Surungan pada tanggal 2 Pebruari 1974 diangkat menjadi hari ulang tahun SM Dolok Surungan yang patut dirayakan. Momen Hari Bumi 2010 akhirnya menjadi kesempatan melaksanakan kenduri yang sudah direncanakan sejak bulan Pebruari 2010 itu. Kegiatan ini merupakan modifikasi waktu dari kegiatan Doa 3 Agama yang tidak jadi dilaksanakan pada bulan Pebruari lalu dalam rangka Hari Ulang Tahun SM Dolok Surungan. Malam doa rencananya Foto 6 Peserta kenduri bumi dilaksanakan oleh Kelompok Agama Islam dengan acara kenduri yang dipimpin oleh ulama setempat dan kelompok masyarakat Parmalim yang akan dipimpin oleh pangatua mereka dengan melaksanakan ritual Margondang. Tetapi sayang, pendekatan dengan pangatua adat parmalim tidak menemukan kesepakatan mengenai teknis pelaksanaan Margondang. 47

56 Kenduri dengan adat Islam dilaksanakan di MTs Nurul Falah, Lobu Rappa pada tanggal 20 April 2010 dalam ranga\ka menyambut Hari Bumi. Undangan disebar kepada perwakilan musholla/mesjid dari Salipotpot, Lobu Rappa, Lobu Jiur, dan Adian Baja. Lebih dari target 40 orang yang hadir pada acara ini. Leaflet dibagikan sebagai suvenir bagi setiap undangan yang datang. Kepala Desa Lobu Rappa (Bpk. Toyip), Fasilitator Forum Guru (Bpk. Siddik), dan seorang tokoh masyarakat (Bpk. Tampubolon) dari Adian Baja diminta untuk berbicara sebelum acara doa dimulai. Ketiganya menyatakan dukungan dan harapan penyelamatan SM Dolok Surungan bagi kepentingan bersama. Acara doa dipimpin oleh Bpk. Diaruddin, tokoh agama setempat, dan dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng ingkung. Tumpeng dipotong oleh CM dan diserahkan kepada dua kepala dusun : Dusun Adian Baja, Meranti Timur (Bpk. Subandi) dan Dusun Salipotpot (Bpk. Mariadi). Dalam penyerahan simbolis ini dipesankan permohonan dukungan dan kerjasama dari kepala-kepala dusun maupun warganya untuk bersama-sama menjaga SM Dolok Surungan. Acara ini dimaknai oleh sebagian undangan sebagai semacam peringatan ulang tahun SM Dolok Surungan. Hal ini sesuai dengan maksud melaksanakan acara ini yaitu mem personifikasi kan SM Dolok Surungan yang harus dijaga dan diajak hidup berdampingan. Evaluasi efektvitas kegiatan : Meskipun seringkali diperdebatkan dalam kajian keagamaan (sebagai ritual adat atau agama), kenduri bagi masyarakat Salipotpot sangat bernuansa agama. Sesuai dengan karakteristik ini maka jangkauan kegiatan tidak bisa terlalu luas. Sesuai kebiasaan masyarakat, kenduri bisasanya dihadiri oleh undangan terbatas. Kenduri Bumi Dolok Surunngan mengundang 50 anggota masyarakat dari dusun-dusun sekitar, terutama dari Desa Lobu Rappa dan Desa Meranti Timur. Namun, meskipun terbatas setiap orang yang diundang pada acara kenduri biasanya selalu berupaya untuk hadir, setidaknya mengutus wakil (bisa anak atau adik yang tinggal serumah). Evaluasi Proses : Pembicaraan yang disampaikan oleh kepala desa, wakil masyarakat, dan CM secara spesifik menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran undangan dan permintaan subyektif kepada undangan agar mau ikut serta dalam upaya peyelamatan SM Dolok Surungan. Karena acara diselenggarakan berdekatan dengan masa kampanye politik setempat, beberapa undangan yang menjadi tim sukses calon sempat membagikan selebaran pemilihan bupati. Hal ini tidak bisa dicegah secara langsung karena malah akan membuat undangan merasa malu dan tersinggung. Pembelajaran : Pembelajaran dari proses ini adalah pemanfaatan momen dan kultur secara maksimal ternyata dapat melahirkan bentuk kegiatan alternatif dari kampanye. Tim kampanye tidak banyak memikirkan format acara demikian juga dengan para undangan, sebab kenduri sudah menjadi kegiatan yang sering dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan ini kemudian menjadi semacam pemanfaatan rutinitas sosial untuk kepentingan penyampaian pesan secara kreatif. Di lain waktu, jika tidak menemukan momen yang khusus (seperti hari bumi atau hari ualang tahun ) alternatif yang bisa dipakai adalah memakai waktu perkumpulan rutin perwiridan untuk acara seperti ini. Bila dilaksanakan di salah satu rumah warga, ada kemungkinan rasa pemilikan kegiatan akan lebih mendalam, terutama pada pemilik ruma dan saudara/kerabatnya. Program Sekolah Alasan pemilihan media: Memupuk pengetahuan dan kepedulian anak sekolah terhadap SM Dolok Surungan sebagai investasi di masa depan. Selain itu terdapat sebuah asumsi bahwa program sekolah memungkinkan terjadinya transfer ke atas untuk informasi kampanye, yaitu anak sebagai pembawa pesan-pesan pegetahuan dan sikap kepada orangtua mereka di rumah dalam bentuk pekerjaan rumah yang diketahui orang tua atau kerja kelompok yang harus diselesaikan di rumah, (tambahkan dengan karakter kegiatan ini yg ada di buku Panduan kegiatan Rare) Program sekolah merupakan bagian penting dalam Kampanye SM Dolok Surungan. Peran penyampaian pesan-pesan konservasi dan pentingnya SM Dolok Surungan kepada para siswa dapat secara optimal dimainkan oleh para guru melalui Forum Guru. Siswa-siswa masa kini merupakan generasi yang 48

57 dikemudian hari akan menggantikan para orangtuanya membangun dan mengembangkan desa di masa depan. Siswa-siswa juga merupakan anak-anak dari khalayak target kampanye bangga yang diharapkan dapat membawa pesan-pesan konservasi yang diperolehnya ke rumah masing-masing. Pelaksanaan Program Sekolah diawali dengan menggelar Workshop Guru SM Dolok Surungan. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin-Selasa, Nopember 2009 di SDN No Batumamak, Desa Meranti Utara, Kecamatan Pintu Pohan Meranti. Hasil yang diperoleh dari kegiatan lokakarya ini antara lain :1. Pembentukan Badan Kepengurusan Koordinasi Guru SM Dolok Surungan I 2. Kesepakatan program sekolah 3. Lagu konservasi berjudul Mari Dongan untuk program sekolah 4. Skenario panggung boneka (puppet show) untuk siswa SD 5. Skenario kunjungan kostum Toba si Harimau Sumatera Peserta yang diundang sebenarnya mencapai 20 sekolah tingkat SD sampai SMA dari lima desa target SMART dan 1 desa jangkauan (Kuala Beringin). Tetapi yang akhirnya menghadiri adalah utusan dari 11 sekolah. Tabel D.8 Daftar peserta Lokakarya Guru sekitar SM Dolok Surungan No Nama Asal Sekolah 1 Lidia Siagian Kepala SDN Meranti Utara 2 Siddik SDN Kuala Beringin 3 Pahar Siagian SMP Harapan, Lobu Rappa 4 Andi Tanjung SMK Meranti, Meranti Timur 5 Supriani MTs Nurul Falah, Lobu Rappa 6 Darma Putra, S.Pd. SDN Lobu Rappa 7 Besti Marpaung SDN Lobu Rappa 8 Marlen Tampubolon, ST. SMA Harapan, Lobu Rappa 9 Rahmat Hidayat SD Bintang Timur, Meranti Timur 10 Benget Siagian Yayasan Pendidikan Meranti Timur 11 Bambang Nurhakim SDN Kuala Beringin 12 Indriani Lumban Tobing SDN Meranti Utara 13 Romitar Situmorang SDN Meranti Utara 14 Harly R. Tampubolon, S. Pd. SMPN 2 Pintu Pohan Meranti 49

58 No Nama Asal Sekolah 15 Dasmarian Sari Pakpahan SDN Kuala Beringin Berikut beberapa wadah, kegiatan dan media yang terkait dengan dalam program sekolah : a. Forum Guru Dolok Surungan Setelah terbentuknya Badan Kepengurusan Koordinasi Guru SM Dolok Surungan I sebagai salah satu bagian Kampanye Bangga SM Dolok Surungan pada tanggal 23 Nopember 2009 di SDN Batumamak, Meranti Utara, maka kegiatan yang berjalan rutin adalah pelaksanaan programprogram sekolah yang dilaksanakan oleh guru-guru. Badan Koordinasi akan berfungsi sebagai forum berbagi (sharing) dan sebagai wadah untuk berkoordinasi dengan stakeholder lainnya, diantaranya dengan aparat desa, kecamatan, dan Departemen Kehutanan. Sampai saat ini lagu konservasi, panggung boneka, pembibitan siswa dan majalah dinding sudah diperkenalkan kepada siswa dan menjadi alat untuk program sekolah yang aktif di SD, SMP, dan SMU/SMK sekitar SM Dolok Surungan I. Forum Guru menggelar dua kali pertemuan lagi pada tanggal 17 Desember 2009 dan 12 Januari 2010 dengan tema pertemuan berbeda-beda, pada pertemuan kedua para guru diperkenalkan dengan teknis dan konsep Panggung Boneka (Puppet Show) dan Majalah Dinding sebagai media pemasaran konservasi pada Program Sekolah. Pertemuan ini diadakan di Kompleks SMP-SMA Harapan Dolok Maraja, Lobu Rappa. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 12 Januari 2010 di SMPN 2 Pintu Pohan Meranti, Meranti Timur. Pertemuan ini awalnya hanya untuk berbagi pengalaman program sekolah dan membahas persiapan penyambutan hari ulang tahun SM Dolok Surungan di Bulan Pebruari Namun, fasilitator acara, Pak Sidik, dan ketua forum, Pak Pahar Siagian, ikut membawa beberapa siswa dari SMA Harapan untuk berbagi pengalaman membuat majalah dinding dengan siswa SMPN 2 Pintu Pohan Meranti. Tabel D.9 Pertemuan Forum Guru Tanggal Lokasi Agenda Jumlah Peserta Keterangan 23 Nopember 2009 SDN Batumamak, Meranti Utara 24 Nopember 2009 SDN Batumamak, Meranti Utara 17 Desember 2009 SMP Harapan, Lobu Rappa Pembentukan Forum Guru 15 orang dari 11 sekolah Pembahasan program kerja 12 guru dari 11 sekolah Teknis Puppet Show dan Majalah Dinding 10 guru dan 5 siswa dari 10 Terbentuk Pengurus Pertemuan diorganisir oleh tim kampanye dan difasilitasi CM Menghasilkan lagu tema, skenario panggung boneka, dan skenario kunjungan kostum Toba Pertemuan diorganisir oleh tim kampanye dan difasilitasi CM Simulasi dua Majalah Dinding diselesaikan dan menyelesaikan 3 set boneka untuk 5 sekolah Pertemuan diorganisir oleh Forum Guru dan 50

59 sekolah difasilitasi CM 12 Januari 2010 SMPN 2, Meranti Timur Pembahasan peringatan ulang tahun SM Dolok Surungan 9 guru dan 14 siswa dari 9 sekolah Ditambah dengan kegiatan sharing pengalaman membuat mading oleh siswa Pertemuan diorganisir Forum Guru dan difasilitasi oleh relawan lokal Evaluasi efektvitas kegiatan : Beberapa sekolah yang mengutus gurunya sebagai anggota Forum Guru menunjukkan keaktifan dalam program. Pada pertemuan-pertemuan yang digelar guru yang berasal dari sekolah-sekolah ini juga dengan senang hati berbagi cerita program dan pengalaman yang diperoleh. Sekolah-sekolah aktif antara lain : SD Bintang Timur dengan panggung boneka; MTs Nurul Falah dengan majalah dinding, pembibitan, pohon asuh, dan drama siswa; SDN Lobu Rappa dengan lagu konservasi, drama, dan pembibitan; SDN Kuala Beringin dengan program kelas konservasi dan majalah dinding; SMP/SMA Harapan dengan majalah dinding, dan SDN Batumamak dengan pembibitan. Evaluasi Proses : Materi-materi tentang SM Dolok Surungan ternyata baru dikatahui oleh para guru. Fakta bahwa Dolok Surungan adalah kawasan konservasi untuk perlindungan tapir dengan status Suaka Margasatwa juga merupakan hal baru bagi mereka. Oelh karena itu, lembar-lembar informasi merupakan bahan bacaan yang sangat penting bagi para guru. Selain itu, pengetahuan umum mengenai satwa yang dilindungi dan konsep pembagian hutan negara juga menjadi perhatian khusus untuk disampaikan kepada para guru. Pembelajaran : Pembelajaran yang dapat diambil dari proses ini adalah proses difusi yang berbeda antar personal relawan sekaligus fakta bahwa pendampingan maksimal dapat memberikan hasil yang lebih baik. Hal ini terkait dengan berhentinya beberapa kegiatan program sekolah di pertengahan fase kampanye. SMPN2 Pintu Pohan Meranti yang akan melaksanakan kegiatan majalah dinding harus berhenti karena tidak memiliki alat dan bahan untuk mading. Siswa dan sekolah tidak dapat digerakkan untuk menyediakan alat dan bahan secara swadaya. Mading baru dapat diproduksi setelah CM menyediakan beberapa lembar karton dan menggerakkan Forum Guru berbagi sumberdaya yang tersedia pada pengurus. Hal ini jauh berbeda dengan satu sekolah lainnya yang dengan cepat menunjukkan partisipasi dengan menyediakan alat dan bahan mading sendiri. Hal ini adalah kenyataan yang umum selama kampanye. Relawan-relawan memiliki tingkat inovasi yang berbeda. CM harus bisa melihat hal ini secara kritis dan memberi perlakuan yang sesuai yang dapat meningkatkan partisipasi. Perlakuan yang sama rata akan menyebabkan ketimpangan karena tidak dapat menentukan standar bagi semua orang. Jika memakai standar inovator maka golongan late majority akan tertinggal jauh, sedangkan memakai standar late majority maka para inovator bisa-bisa tidak berkembang lebih jauh. b. Lagu Konservasi Sebuah lagu tematik untuk program sekolah diciptakan oleh para guru. Lagu ini biasanya berfungsi sebagai pembuka dalam kegiatan-kegiatan program sekolah. Lagu ini sangat melekat pada para siswa. Semua siswa dalam kegiatan kunjungan sekolah yang dites menyanyikan lagu ini hafal meskipun antar satu sekolah dengan yang lainnya seringkali ada nada atau syair yang sedikit berbeda. Hal ini disebabkan pada saat lagu selesai digubah, rekaman tidak segera dikirimkan ke sekolah-sekolah. Para guru yang ikut menciptakan lagu langsung mengajari siswa-siswa lagu tersebut berbekal catatan tangan dan memori nada yang ternyata berbeda-beda. Syair baru diedarkan setelah leaflet informasi edisi Nopember dicetak. Sedangkan para siswa yang sudah terlanjur mengingat versi lagu yang diajarkan oleh guru masing-masing tidak mudah untuk merubah ingatan kolektifnya. Di masa depan, jika sebuah pertemuan menghasilkan 51

60 lagu maka sebaiknya rekaman sederhana harus segera dibagikan untuk mempertahankan keseragaman. Namun, harus diantisipasi keterbatasan media untuk memutar rekaman tersebut. Solusi yang lain adalah mempercayakan salah satu (atau beberapa) orang relwan yang paham membuat partitur lagu menuliskannya untuk dibagikan segera setelah lagu diciptakan. Cepatnya lagu tema ini dikuasai oleh para siswa memang sudah diduga sebelumnya. Syair yang ringkas dan nada yang akrab di telinga memang disengaja oleh para guru dalam merancang lagu ini. Bagi kami, lagu ini sangat baik untuk pemecah suasana awal kunjungan sekolah atau penjangkauan-penjangkauan. Mengetes beberapa siswa menyanyikan lagu ini tahu menyanyikannya beramai-ramai bisa membuat suasana menjadi cair dan akrab. Menguji keberanian salah seorang siswa atau anak-anak menyanyikan lagu ini di hadapan teman-temannya menjadi salah satu kuis yang sering dimainkan tim saat kampanye. Syair lagu sekolah : Mari Dongan Lagu : NN (Gelang Sepatu Gelang), Syair : Guru-Guru Dolok Surungan Mari Dongan kita bersama Selamatkan Dolok Surungan; Tempat satwa binatang langka, Tapir dan Harimau Sumatera 2x Mari Dongan kita bersama Lestarikan Dolok Surungan; Hentikanlah merambah hutan, Mari bersama menghijaukannya 2x c. Majalah Dinding Majalah dinding adalah program sekolah untuk tingkat SMP dan SMA. Selepas pertemuan kedua Forum Guru pada tanggal 17 Desember 2009, 4 sekolah langsung menggerakkan siswanya membuat majalah dinding. Sekolah-sekolah itu antara lain : SMPN2 Pintu Pohan Meranti, Meranti Timur; SMP Harapan, Lobu Rappa; SMA Harapan, Lobu Rappa; dan MTs Nurul Falah, Lobu Rappa. Pada Festival Hari Bumi, majalah dinding menjadi salah satu cabang lomba dan diikuti oleh semua sekolah undangan tingkat SMP-SMA. 52

61 Sebelum program kampanye Pride, para siswa SMP dan SMA yang diminta menjadi tim mading mengaku belum pernah melihat atau membuat majalah dinding. Program Pride berperan untuk mengenalkan media ini, bukan hanya mendorong mereka membuat mading bertema Dolok Surungan. Pelatihan untuk mading dilaksaakan dua kali, satu kali dilaksanakan oleh Cm dan satu kali lagi dalam bentuk share learning oleh siswa. SMP dan SMK Rakyat Meranti yang tidak disambangi untuk pelatihan mading hanya memproduksi satu edisi untuk masing-masing sekolah. Hal ini menajdi indikasi dan pelajaran bagi CM yang seharusnya lebih maksimal mendatangi sekolah dan mendorong siswa membuat mading atau program lain yang kreatif. MTS Nurul Falah membuat mading lebih banyak daripada sekolah lainnya. Sebab, program ini diwajibkan oleh guru dengan membagi kelompok pada setiap kelas. Kelas II dan III dibagi menjadi enam kelompok dan wajib membuat mading secara bersamaan dan dijadikan media dinding di kelas masing-masing. Hasil mading kemungkinan besar diberi nilai dalam mata pelajaran, hal ini belum dipastikan dengan guru pembimbing MTs Nurul Falah. Berikut tabulasi jumlah edisi majalah dinding yang dibuat siswa-siswi program sekolah : No Nama Sekolah Jumlah Edisi Mading 1. SMP Harapan 2 2. SMA Harapan 2 3. SMPN 2 Pintu Pohan Meranti 3 4. SMP Rakyat Meranti 1 5. SMK Rakyat Meranti 1 6. MTs Nurul Falah SDN Sikpi-kopi (dibuat oleh guru) 1 Tabel D.10 Tabulasi Edisi Majalah Dinding di Sekolah d. Panggung Boneka Kalau majalah dinding adalah program untuk siswa SMP-SMA, maka panggung boneka adalah program khusus siswa SD. Tiga set boneka (lima tokoh manusia dan satu harimau) yang dihasilkan pada pertemuan Forum Guru yang kedua dipakai oleh lima SD secara bergantian untuk melatih siswa memainkan skenario. Kegiatan ini menjadi sarana bagi guru anggota Forum Guru menyampaikan pesan pentingnya menyelamatkan SM DoloK Surungan kepada para siswa (dan orangtuanya) selain dengan menyanyikan lagi Mari Dongan, membagikan buku tulis, Foto 7 Pertunjukan Panggung Boneka oleh Siswa Siswi SD Bintang Timur 53

62 dan lembar informasi.untuk menjaring lebih banyak pendengar pesan dan menimbulkan rasa bangga terhadap guru pembimbing maupun pemain teater boneka, direncanakan untuk mengadakan pertunjukan panggung boneka oleh sekolah-sekolah. Namun, acara ini sampai masa kampanye selesai belum dapat dilaksanakan. Hanya satu sekolah yang bisa membuat pertunjukan panggung boneka bagi siswa lainnya didampingi oleh tim relawan dari HIMAS USU yaitu SD Bintang Timur, Meranti Timur. Efektivitas kegiatan diukur dari jumlah sekolah pengadopsi kegiatan. Selain SD Bintang Timur, dua (2) SD lain juga memainkan boneka ini dalam sesi-sesi latihan. Pemain dan audiens hanya kelas-kelas siswa saja, tidak membuat pertunjukan yang ramai. SDN Lobu Rappa memilih tidak melaksanakan latihan teater boneka tetapi lebih suka memainkan drama memakai skenario boneka. Kesulitan yang dialami guru-guru SD adalah mengembangkan skenario. Satu skenario awal memang sudah dibuat bersama. Namun memainkan satu skenario saa tentu akan membuat bosan setelah beberpaa lama. Pencatatan dan proses kreatif ini menjadi tantangan mengembangkan program panggung boneka ini. Penerimaan dan tingkat komitmen yang berbeda-beda dari guru-guru penggerak juga menjadi tantangan tersendiri. Satu sekolah bahkan tidak memulai kegiatan panggung boneke karena tidak memiliki skenario awal yang tidak dicatat dan dibagikan. Pada waktu itu, guru-guru menyalin sendiri skenario hasil musyawarah pada pertemuan Forum Guru. Sebuah buku skenario atau memadukan kegiatan ini dengan komik berseri bisa menjadi pilihan yang baik meneruskan program ini ke depan. Komik atau buku kumpulan skenario akan menjadi pegangan bagi guru pembimbing melatih siswa dengan variasi cerita yang beragam. e. Buku tulis Buku tulis adalah produk cetak yang berfungsi sebagai peluru bagi Forum Guru melaksanakan program sekolah. Buku yang diisi dengan teks nilai penting Dolok Surungan dan teks-teks lagu kampanye pada sampulnya bisa dijadikan suvenir, hadiah, dan pengingat program. Selain itu buku juga bermanfaat fungsional dan bernilai bagi siswa sebagai buku catatan mata pelajaran tertentu. Buku dicetak sebanyak 1000 eksemplar dan saat ini disisakan sekitar 300 eksemplar untuk keperluan kunjungan-kunjungan sekolah. Pesan yang disampaikan di dalam buku tulis adalah repetisi dari pesan-pesan yang ada sebelumnya. Semua media kampanye memang didesain untuk saling menguatkan dan mengingatkan. Dalam survey, buku tulis memang tidak memiliki angka paparan yang baik. Namun, jumlah buku yang dibagi (rata-rata diterima dengan antusias oleh siswa atau khalayak lain) menjadi ukuran keberhasilan penyebaran buku ini sebagai media kampanye. Antusiasme khalayak atas media ini bisa dimaklumi karena sifat buku tulis yang fungsional terutama untuk para siswa. Gambar D.2 Sampul Buku Tulis 54

63 Foto 8 Drama siswa MTs Nurul Falah di Festival Hari Bumi f. Drama Drama mempunya fungsi sama dengan teater panggung boneka. Drama berfungsi sebagai sarana penyampaian pesan yang kreatif dan bermuatan pendidikan (bahasa Indonesia) dari guru kepada siswa pemain dan diteruskan kepada penonton dan orang tua mereka. Drama dipilih oleh SD Lobu Rappa dan MTs Nurul Falah sebagai bagian dari program sekolah. Salah satu drama siswa MTs ikut dipentaskan pada pentas seni Festival Hari Bumi di Dolok Surungan. Efektivitas drama sebagai sarana penyampaian pesan dinilai secara kualitatif dari respon penonton pada acara Hari Bumi yang ramai. Drama ini sendiri tidak terlalu lama dipentaskan, hanya sekitar 20 menit, tetapi mengundang perhatian dan menjadi semacam ice breaker di tengah acara festival. Memaksimalkan kostum pemain dan membuat skenario yang beragam adalah bahan masukan dari tim kampanye untuk kegiatan ini. Fakta bahwa guru MTs Nurul Falah memasukkan drama ini sebagai penilaian akademis untuk pelajaran Bahasa Indonesia juga menjadi masukan yang berarti guna mereplikasi kegiatan di sekolah lainnya. Lebih jauh, kegiatan drama sebenarnya bisa dijadikan kegiatan ekstrakulikuler teater jika ada pembimbing yang serius. Hal ini akan sangat bermanfaat buat pengembangan diri siswa dan sekolah. Pembelajaran yang didapat adalah mengenai kreatifitas realwan yang tidak terduga. Ide drama muncul dari salah satu guru Bahasa Indonesia MTs Nurul Falah yang melihat skenario panggung boneka dari guru SD pada pertemuan Forum Guru. Modifikasi skenario (dari skenario panggung boneka) kemudian dirancang sendiri oleh guru tersebut dan dikonsultasikan dengan CM. Hal ini menunjukkan dorongan partisipasi sebenarnya bisa memunculkan ide konkrit yang kreatif jika diarahkan dengan benar. Seiring meningkatnya difusi inovasi sang relawan, dalam hal ini si guru, maka dukungan yang lebih konseptual untuk kampanye akan datang dengan sendirinya. g. Pembibitan siswa dan Pohon Asuh Pembibitan siswa dan pohon asuh adalah program dari Forum Guru untuk menyumbang perbaikan SM Dolok Surungan secara langsung. Dalam pembibitan, siswa-siswi didorong untuk menyemai 2 pohon dari benih yang ada di rumah mereka seperti durian atau petai dan bila sudah siap tanam dikumpulkan pada pembibitan kader konservasi untuk ditanam anggota KSM. Sedangkan program pohon asuh sendiri adalah program perawatan tanaman reboisasi oleh siswa-siswi setiap dua bulan sekali. Mereka menyiangi, memberi pupuk, dan menyulam tanaman Gerhan yang ada di SM Dolok Surungan. Kegiatan-kegiatan ini akan dinilai oleh guru sebagai pendidikan tambahan dan pengembangan karakter (dalam kurikulum). Pembibitan diadopsi oleh tiga sekolah : SD Lobu Rappa, MTs Nurul Falah, dan SMP Harapan. Sedangkan pohon asuh sampai saat ini baru dilaksanakan oleh MTs Nurul Falah dengan fasilitasi Pak Sidik selaku fasilitator Forum Guru. Beberapa sekolah lainnya sudah menyatakan tertarik ikut dalam program Pohon Asuh, tetapi masih dalam penjajagan teknis untuk pelaksanaanya. Sebab, jarak yang jauh antara sekolah dengan kawasan membatasi mobilisasi siswa. MTs Nurul Falah yang berlokasi di Salipotpot relatif lebih mudah menjangkau lokasi reboisasi. 55

64 Jumlah pohon dan luas lahan yang dikelola manjadi ukuran efeksiviats kegiatan. MTs Nurul Falah sendiri sampai saat ini hanya mampu mengasuh tanaman reboisasi dalam areal tidak lebih dari 2 ha dengan jumlah pohon asuh sebanyak 260 pohon. Jumlah siswa yang terlibat dalam program sebanyak 33 siswa dan jumlah guru yang terlibat sebanyak 6 guru. Guru memiliki peran penting dalam program ini. Jaringan Forum Guru dimanfaatkan secara maksimal untuk mereplikasi program. Promosi dan pembahasan-pembahasan prospektif menjadi bahan diskusi antar guru pada pertemuan Forum Guru. Untuk mendukung hal ini, akan sangat baik jika Balai bisa mengalokasikan lahan pohon asuh yang relatif mudah medannya per sekolah sehingga tiap sekolah memiliki lahan pohon asuh sendiri dengan pamflet yang bisa dibanggakan. Lagu Populer Satu buah lagu diciptakan oleh Pak Sidik pada bulan Oktober lalu. Pride Program Manager Rare, Mbak Sari, ikut dalam proses revisi teks dan latihan nada lagu. Lagu ini berjudul Selamatkan Dolok Surungan, Dongan!, sama dengan slogan kampanye, dan dijadikan semacam lagu tema untuk kampanye. Jadi awalnya kampanye memiliki dua buah lagu tema, satu untuk kampanye umum dan satu untuk program sekolah. Pada Festival Hari Bumi, lagu Selamatkan dijadikan lagu wajib selain lagu ciptaan tim peserta. Dari perlombaan tersebut dihasilkan tiga lagu baru masing-masing dari tiga juara lomba. Setelah perlombaan, dua buah puisi dari majalah dinding MTs Nurul Falah dijadikan sebuah lagu lagi oleh Bambang Irawan, relawan kampanye dari kelompok pemuda. Keenam lagu ini kemudian direkam dengan artis masing-masing penyanyi aslinya. Lagu Selamatkan (lagu awal) dibawakan dalam tiga versi : dangdut, ala solo piano, dan ala band. Lagu-lagu Dolok Surungan cepat menjadi populer di kalangan penyuka pentas keyboard kampung. Sebab, dalam proses aransemen berhasil mengajak salah seorang pemain keyboard lokal dan cukup sering diminta mengisi acara pernikahan atau upacara lain. Di sela-sela permainan, seringkali dia menyelipkan intro-intro lagu kampanye sehingga bisa akrab di telinga. Sesekali penyanyi lokal berkolaborasi dengannya untuk mengadakan konser lagu Dolok Surungan setelah mendapat ijin dari ruan rumah yang menanggap. Tetapi syair lagu kebanyakan hanya dihafal oleh anak-anak. Orangtua kebanyakan hanya mengingat nada lagu ini saja karena sering dilantunkan oleh anak-anaknya di rumah. Meskipun sudah masuk dapur rekaman, CD lagu belum beredar di masyarakat. Pembuatan CD, video klip, dan booklet lagu direncanakan masuk ke dalam kegiatan-kegiatan tindak lanjut dan pemeliharaan dampak. Sebab materi lagu, terutama yang dihasilkan dari lomba pada Hari Bumi, baru selesai pada bulan Mei, di akhir kampanye. Oleh karena itu rekaman juga baru bisa dilaksanakan pada bulan Juli Sementara survey pasaca kampanye juga dilaksanakan pada bulan Juli Akhirnya diputuskan CD lagu akan menajdi alat kampanye tahap berikutnya, meskipun lagu-lagu tersebut yang ditampilkan secara live sudah menjadi alat kampanye tahap awal. Foto 9 Trio SDN Lobu Rappa pemenang lomba lagu Dolok Surungan 56

65 Dalam survey pasca kampanye lagu diingat oleh 31 % responden sebagai pesan kampanye. Angka ini adalah rata-rata dari 39,40% responden masyarakat Lobu Rappa dan 23,4% responden Petani Meranti. Setidaknya, data ini menunjukkan dengan satu lagu utama digunakan selama masa kampanye dan menyusul empat lagu baru di akhir kampanye, materi pesan diingat oleh hampir sepertiga khalayak. Dengan rekaman CD dan video klip yang akan disebarkan pada kampanye tahap lanjutan mudah-mudahan pesan kampanye dalam lagu bisa diingat lebih banyak khalayak. Lagu Selamatkan Dolok Surungan, Dongan diciptakan dengan pembahasan mendalam di dalam tim kampanye. Sedangkan keempat lagu baru yang dihasilkan dalam lomba lagu diciptakan oleh masing-masing peserta (atau pembimbingnya) dengan proses yang lain. Wawancara dengan para pencipta lagu menunjukkan kalau proses membuat lagu umumnya melibatkan lembar informasi dan materi kampanye lainnya. Di sini terlihat sumbangan salah satu media kampenye dalam proses pembentukan media lainnya. Melibatkan lagu dalam kampanye menghasilkan satu kata untuk refleksi : gairah. Tidak heran mengapa banyak kampanye ataupun iklan menempatkan lagu, jingle, atau apapun bentuknya asal berkaitan dengan musik sebagai bagian penting. Demikian juga dalam kampanye Pride Dolok Surungan. Lagu menajdi senjata untuk memecah/mencairkan suasana, memulai suatu acara, atau kadang untuk mengakhirinya. Oleh karenanya juga tidaklah mengherankan kalau akhirnya para pemenang lomba lagu belakangan menjadi lebih terkenal dan sering dianggap seperti artis dadakan di wilayah kampanye. Grebeg Pekan Grebeg Pekan adalah kegiatan yang dirancang mengadopsi sales strategy produk-produk telekomunikasi dengan membuat stand di pasar atau pusat perbelanjaan. Karena aktivitas pasar di sekitar Dolok Surungan hanya tersedia pada hari pekan atau pasar mingguan di masing-masing daerah, maka kunjungan mingguan ke pekan-pekan secara bergantian kami sebut sebagai Grebek Pekan. Tujuan Rasional kegiatan ini adalah : Menyebarluaskan pesan kampanye dengan cara unik dan berbeda dari cara-cara penyuluhan kehutanan yang konvensional sehingga dapat lebih diterima oleh khalayak. Tujuan Pengalamannya : Khalayak dan tim kampanye berinteraksi dalam suasana yang menyenangkan dalam rangka transfer pesan untuk meraih simpati dan dukungan bagi kampanye. Citra yang ingin Dibentuk: Kampanye Bangga dan upaya pelestarian SM Dolok Surungan bukanlah hal yang eksklusif hanya bagi aparat pemerintah dan guru-guru saja. Relawan pemuda menjadi tulang punggung kegiatan ini. Inti kegiatan adalah menarik pengunjung pekan ke stan, memberinya lembar informasi, mengadakan kuis dan membagikan suvenir kepada pemenang kuis atau tantangan evaluasi. Rincian pekan yang dikunjungi adalah sebagai berikut : Tabel D.11 Jadwal Grebeg Pekan Pekan Tanggal Keterangan Pekan Dolok Maraja 12 Juni 2010 Banyak konstituen anak sekolah Pekan Kampung Baru 15 Juni 2010 Menarik perhatian pedagang, sampai berhenti berjualan Pekan Parhitean 24 Juni 2010 Didukung oleh tim HIMAS-USU dan penyuluh dari Dishutbun Asahan 57

66 Kuis dan pertanyaan-pertanyaan pada para pengunjung merupakan salah satu bentuk evaluasi sejauh mana pesan-pesan yang disampaikan pada Grebeg Pekan diterima dan dicerna khalayak. Terkadang dari kuis terlihat misinterpretasi beberapa masyarakat terhadap pesan dan segera bisa diluruskan dan diuji kembali dengan pertanyaan baru setelah beberapa saat. Secara keseluruhan, kegiatan ini (bersama Kunjungan Malam) diingat oleh 15 % responden survey pasca kampanye sebagai kegiatan pemasaran pesan. Setiap habis kegiatan evaluasi dilaksanakan secara rutin oleh tim. Usulan perbaikan yang dihasilkan dipakai untuk kunjungan-kunjungan berikutnya, termasuk untuk Kunjungan Malam yang agak mirip karakter dan tim relawannya. Peningkatan penguasaan panggung juga terlihat meningkat dari penampilan pertama sampai akhir. Tim belajar menguasai diri dan menemukan pola kerja masing-masing dalam kegiatan. Pengulangan juga membuat Grebeg Pekan di Parhitean (terakhir) lebih lancar dan terkendali. Foto 10 Grebeg Pekan di Dolok Maraja (kiri) dan Parhitean (kanan) 58

67 Stiker Desain stiker kampanye Pride Dolok Surungan adalah logo kampanye. Hal ini cukup berbeda dengan kampanye-kampanye lain yang biasanya menjadikan logo kampanye sebagai pin dan membuat desain stiker sendiri. Kampanye Pride SM Dolok Surungan memilih logo sebagai desain stiker karena sudah mengandung pesan yang juga ingin disebarluaskan lebih jauh. Memilih desain logo sebagai stiker menjadikan benda-benda yang nantinya ditempeli stiker oleh khalayak sebagai : benda/barang berlogo kampanye. Misalnya, bila stiker ditempel di galon air minum isi ulang maka jadilah galon tersebut seperti galon kampanye karena berlogo Kampanye Pride Dolok Surungan. Demikian pula kalau stiker ditempel di bodi sepeda motor maka sepeda motor jadi seperti kendaraan kampanye Pride. Tidak ada evaluasi khusus untuk media stiker ini. Tetapi dari 200 lembar yang dicetak pada akhir kampanye hanya tersisa sekitar 30 lembar untuk bahan pelaporan. Stiker dibagikan pada kegiatan Kunjungan Malam dan Grebeg Pekan. Para relawan kampanye dari Tim Pendawa, KSM Lestari Dongan, dan Forum Guru secara sukarela menempelkan stiker pada sepeda motor, mobil truk, atau galon-galon air minum di rumah-rumah mereka. Pilihan menjadikan logo sebagai dsain stiker memang memberi keterbatasan penyampaian pesan pendalaman kepada khalayak dengan alat ini. Di masa depan, kami akan mempertimbangkan memproduksi stiker kertas yang bisa ditempel di dalam rumah. Fungsi pendalaman pesan akan lebih leluasa diberikan stiker kampanye seperti menyebutkan status kawasan atau keberadaan harimau sumatera yang langka di dalam kawasan. Hadangan Foto 11 Hadangan Hadangan/hadang-hadangan/sumpit adalah sandang tradisional masyarakat batak. Digunakan sebagai tas untuk membawa bahan makanan untuk tuan rumah saat ada upacara/pesta. Terkadang juga dipakai sebagai tas untuk ke ladang. Biasanya terbuat dari daun pandan dan bisa juga terbuat dari batang sejenis tanaman rumput yang disebut lingi (jawa) atau takki (batak). Hadangan hanya disablon logo kampanye secara sederhana (tanpa screen, hanya dengan mal kertas dan cat semprot). Hadangan ini dibuat agar masyarakat yang menerima memakainya dalam kegiatan sehari-hari dan menjadi pembawa pesan seperti yang tertulis pada logo yang disablon. Maksudnya agar logo kampanye yang berisi pesan (yang juga ada di t shirt, payung, taplak meja, stiker dan pin) dapat beredar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Hadangan ini digunakan sebagai suvenir pada kegiatan-kegiatan kunjungan seperti grebeg pekan atau kunjungan malam. Kuis-kuis evaluasi atau yang bisa memancing memori manyarakat mengenai Dolok Surungan menjadi cara membagikan hadangan yang tidak banyak disediakan ini. Pada bulan Maret tim membeli dan menyablon 50 buah hadangan, pada bulan Juli ditambah sekitar 40 buah lagi karena kurang. Tas tradisional ini tidak banyak diminati oleh anak-anak. Kami juga semula mengira hadangan hanya akan diminati oleh petani untuk membawa perbekalan ke ladang. Tetapi ternyata hadangan cukup diminati oleh ibu-ibu untuk berbelanja. Sedangkan petani-petani memang terbukti menyukai suvenir ini dan beberapa malah singgah di pos resort untuk meminta. Berdasarkan pantauan tim kampanye terhadap konstituen yang membawa pulang hadangan, sebagian besar masih menggunakan hadangan untuk membawa bekal ke ladang. Hal yang disyukuri adalah mereka juga dengan bangga 59

68 (sepertinya) menampilkan sisi yag dibalon di sebelah luar, sehingga terlihat kalau hadangan ini adalah produk kampanye Pride Dolok Surungan. Seharusnya, hadangan yang disablon merupakan hasil karya masyarakat setempat. Tetapi karena tim tidak menemukan pengrajin anyaman yang bisa/mau memproduksi hadangan dalam jumlah banya secara cepat maka hadangan untuk kampanye dibeli dari Sipirok, Tapanuli Selatan. Di sana hadangan banyak dijual di pasar-pasar. Di Toba Samosir, hadangan dengan tali sandang disediakan secara mandiri oleh petani yang ingin memakainya. Ada satu-dua masyarakat yang mampu menganyam hadangan di sekitar Dolok Surungan, tetapi belum pernah membuat dalam jumlah besar apalagi secara cepat. Hadangan kampanye dipuji oleh petani pengrajin tersebut karena dianggap lebih rapi dan bagus bentuknya. Hal ini mungkin karena kualitas takki atau pandan yang berbeda. Takki yanga da di Dolok Surungan menurut pengamatan kami lebih tipis daripada yang dipakai pada hadangan kampanye (buatan Sipirok). Di masa depan, tim sepertinya akan memilih menggerakkan pengrajin untuk memproduksi hadangan kampanye. Jika saja hadagan bisa diberi motif dengan cara anyam, bukan sablon, sepertinya hal ini bisa menjadi suvenir menarik SM Dolok Surungan. Hadangan dengan motif anyaman tidak hanya akan menyasar petani untuk dipakai, tetapi bisa dijual kepada pendatang sebagai suvenir hasil kerja masyarakat Dolok Surungan. Gambar D.3 Hadangan dari daun pandan (kiri), Batang takki yang sudah dikeringkan dan siap dianyam (tengah), Daun pandan yang siap dianyam (kanan) 60

69 Pin Kampanye Pin atau badge adalah simbol atau identitas khusus bagi pemakainya. Sejak awal pembuatan pin kampanye Pride SM Dolok Surungan dimaksudkan untuk memberi simbol pada para relawan dan pendukung kampanye.pada setiap acara-acara pertemuan dan pembahasan, pin dibagikan kepada para peserta atau undangan yang hadir. Tetapi kemudian terlihat bahwa pembagian pin dengan cara ini tidak cukup memberi rasa hormat terhadap pin ini. Tidak ada yang memakainya kembali selepas acara. Bahkan ada yang bertanya benda apakah ini dengan nada negatif dan tidak antusias. Oleh karena itu, pin kemudian tidak diproduksi lagi karena dianggap tidak cukup memiliki manfaat. Tidak cukup berharga untuk suvenir dan tidak cukup baik untuk membawa pesan. Pin yang dimaksud ini adalah pin edisi pertama sebelum slogan kampanye secara resmi ditetapkan. Menjelang Festival Hari Bumi sebuah desain baru pin yang dilengkapi slogan kampanye dikeluarkan. Pin dicetak lagi dan dibagikan hanya kepada relawan atau khalayak yang menunjukkan partisipasinya dalam kampanye. Pin menjadi hadiah yang harus diperebutkan dalam kuis-kuis dan tantangan bernyanyi atau berbicara di depan umum. Pin akhirnya menjadi barang yang lebih berharga. Banyak yang mencoba meminta pin ini secara personal untuk menghindari kuis dan tantangan. Pin juga dibagikan kepada tokoh-tokoh pemerintahan maupun masyarakat yang hadir sewaktu acara festival. Hal ini menjadikan pin semakin eksklusive. Relawan yang malu menjawab kuis atau melakukan tantangan di panggung menuntut jatah pin setelah ikut bekerja membantu kelancaran acara. Pin akhirnya menjadi suvenir yang dapat dibanggakan dalam kampanye. Pada versi awal pin dicetak sebanyak 25 buah, versi baru dicetak sebanyak 200 buah dan harus dicetak lagi sebanyak 100 buah karena permintaan yang banyak. Penambahan pencetakan pin disebabkan permintaan dan kebutuhan yang meningkat. Memiliki atau memakai pin kampanye bagi para pendukung SM Dolok Surungan menjadi simbol kebanggaan mereka terlibat di dalam upaya penyelamatan kawasan ini. Ketidakberhasilan pin dnegan desain awal adalah pembelajaran dan evaluasi dari proses kegiatan ini. Pada satu sisi, sejak awal kampanye pin sebenarnya sudah dibutuhkan. Namun di sisi lain, pada awal kampanye, logo dan slogan belum bisa ditetapkan secara partisipatif. Hal inilah yang menyebabkan desain pin di awal kampanye belum terlalu berwarna dan tidak dikenali sebagai sesuatu yang spesial bagi khalayak. Berbeda dengan pin yang diproduksi pada fase pertengahan, dimana logo, slogan maupun kampanye Pride sudah dikenal khalayak. Oleh karena itu, pin langsung bisa dikenali sebagai identitas kampanye dan memakainya dianggap sebagai refleksi dukungan, selain karena desain yang sudah lebih berwarna. Gambar D.4 Pin Kampanye sebelum uji coba (kiri) dan setelah uji coba (kanan) 61

70 Suvenir : Payung Konservasi, Mug Dolok Surungan, dan Taplak Meja Dolok Surungan Taplak meja, payung dan mug dirancang dengan maksud yang sama dengan stiker kampanye, agar pesan utama untuk menyelamatkan Suaka Margasatwa Dolok Surungan tersebar ke tempat-tempat aktivitas khalayak. Desain yang dipakai pun sama-sama menonjolkan logo kampanye dengan pesan Selamatkan Dolok Surungan, Dongan. Taplak berbahan MMT (bahan spanduk digital printing) ini khusus diperuntukkan bagi kedai-kedai kopi atau tuak, tempat para lelaki berkumpul dan bertukar informasi. Dengan membaca isi pesan pada taplak pada saat berkumpul, diharapkan keberadaan pesan ini bisa memancing pembicaraan di antara khalayak. Payung juga memuat logo kampanye dengan warna dasar kuning dan hitam bergantian (dua jenis). Mug memuat pesan pelestarian dan perambahan yang merugikan, tetapi selebihnya lebih menonjolkan kata-kata SM Dolok Surungan sebagai pengingat. Tidak banyak produk ini yang dicetak, karena ketiganya berfungsi saling menggantikan. Mug dan payung hanya dicetak masing-masing sebanyak 100 buah. Pembagian mug dan payung sebagai hadiah atau suvenir lomba, Grebeg Pekan, dan Kunjungan Malam. Taplak yang diproduksi hanya sepanjang 25 meter dan bisa dibagikan di 8 meja kedai miso, kedai sampah, kedai nasi, dan kedai kopi. Ada kekhawatiran pemilik kedai bila taplak meja dipasang di kedainya, yaitu pelanggan yang datang berkurang. Sebab bila pelanggannya adalah perambah maka pemilik kedai akan dianggap sebagai lawan idealismenya dalam hal pemanfaatan yang paling sesuai untuk SM Dolok Surungan. Tim tidak memaksa pemilik kedai untuk mempertahankan taplak mejanya. Meskipun ada alasan yang sangat halus disampaikan oleh salah seorang pemilik kedai yang juga merupakan pekerja pada kebun sawit milik pengusaha perambah, Saya takut taplak ini rusak bila dipasang setiap hari, maka untuk menjaganya saya lepas dan pasang seminggu sekali saja pada saat pelanggan ramai (hari penimbangan/tender), katanya. Kemungkinannya pemilik kedai ini akan malu jika terjadi diskusi di kedainya sedangkan dia adalah pekerja pada perambah. Mempertimbangkan kesediaannya pada saat taplak akan dipasang pertama kali merupakan hal yang sangat kami hargai, tim juga tidak memeriksa apakah dia benar-benar memasang taplak kembali pada hari tender karena dikhawatirkan akan menimbulkan kesan inspeksional. Namun, bagi pendukung kampanye, memiliki dan memasang taplak kampanye adalah kebanggaan. Beberapa yang tidak kebagian menuntut untuk dicetak kembali karena akan memasang di rumah atau kedai di rumahnya, bahkan milik saudara atau tetangganya. Tips yang bayak dimuat dalam Buku Pegangan Pride tentang penghargaan yang lebih terhadap merchandise kampanye jika diperaoleh dengan usaha sangat cocok menggambarkan efektivitas suvenir-suvenir ini. Payung dan mug yang dibagikan hanya kepada orang yang berhasil memenangkan perlombaan dan kuis membuat suvenir lebih dihargai. Taplak meja yang dibagikan membuat barang ini sedikit tidak eksklusif bagi penerimanya. Namun, ada juga kenyataan yang menunjukkan suvenir yang habis terbagi, menarik lebih banyak peminat yang meminta. Setelah taplak meja habis dibagi, beberapa warga datang ke pos resort untuk meminta beberapa meter taplak untuk dipasang di kedainya. Evaluasi proses untuk alat kampanye suvenir adalah upaya untuk menjadikan satu suvenir dengan yang lainnya saling menggantikan. Menyediakan atau membagikan banyak macam suvenir pada waktu bersamaan tidak terlalu baik karena kebanyakan khalayak tidak akan puas jika tidak memiliki semuanya. Hal ini menyebabkan pemborosan sumberdaya, terutama biaya. Padahal, pesan yang dimuat dalam suvenir ini relatif sama, yaitu pengulangan slogan dan logo kampanye. 62

71 Program Pemuda Kelompok pemuda adalah kelompok yang cukup sulit didekati. Padahal potensi jumlah yang ada sangat bermanfaat bila bisa bergabung ke dalam pendukung kampanye. Pemuda di Dolok Surungan sebagian besar sudah bekerja sejak usia SMP, sehingga waktu luang yang dimiliki hanya sore dan malam hari. Ketiadaan program kampanye yang khusus untuk pemuda menjadi penghalang pemuda untuk aktif dalam kampanye. Seharusnya program radio akan sangat menarik bagi kelompok ini. Akan tetapi prioritas kerja dengan petani dan orang dewasa menjadikan kegiatan radio tidak jadi terealisasi selama kampanye. Memanfaatkan peluang perkenalan pribadi anggota tim lokal dan kegemaran olahraga pemuda, selama kampanye berhasil dilaksanakan dua program untuk menjangkau dan mengajak kelompok ini. Satu tim pemuda yang diberi nama Tim Pendawa Dolok Surungan oleh Pak Sidik akhirnya aktif mengawal kampanye terutama dalam kegiatan-kegiatan Grebeg Pekan dan Kunjungan Malam. Cikal bakal tim ini adalah relawan pada Hari Bumi yang dinilai sangat antusias dan diminta mengajak lebih banyak temannya untuk bergabung. Survey pasca kampanye juga sangat terbantu dengan kehadiran rekan-rekan dari Pendawa. Program lainnya adalah kostum tim sepakbola lokal. Memanfaatkan kegemaran pemuda berolahraga, terutama sepakbola, Pak Mariadi membujuk CM membuatkan seragam tim yang disablon logo kampanye. Alasannya kostum ini akan dibawa saat bertanding dan akan menjadi kampanye tersendiri di arena sepakbola kampung. Selain itu, kostum ini juga untuk membujuk anggota sepakbola agar mau membantu kegiatan penanaman oleh KSM Lestari Dongan. Partisipasi tim sepakbola pada program penanaman memang meningkat sesaat. Pembersihan lahan seluas 5 ha aktif didukung oleh kelompok ini. Kostum tim dengan logo kampanye juga sering beredar pada pertandingan-pertandingan tingkat desa. Namun keberlanjutan kerjasama sulit dicapai dengan melibatkan semua anggota kelompok. Pada akhirnya hanya beberapa pemuda yang tertarik dan bertahan membantu tim kampanye, tidak hanya untuk penanaman tetapi juga sampai program penjangkauan. Lagi-lagi ini menjadi pembelajaran bahwa pendampingan yang aktif untuk setiap kelompok sangat diperlukan untuk meningkatkan partisipasi dan kapasitas relawan. Menciptakan program kreatif menjadi tantangan untuk menggerakkan kelompok pemuda ini di masa depan. 63

72 Foto 12 Kostum Tim PERSSAP dengan Logo Kampanye Bendera dan Umbul-umbul Dolok Surungan Bendera dan umbul-umbul merupakan perlengkapan yang dibuat menjelang Hari Bumi di Dolok Surungan. Idenya adalah membuat suasana yang semarak pada perayaan seperti pada saat penyambutan-penyambutan hari besar atau kampanye politik. Umbul-umbul akan mempertegas keberadaan kampanye dan warna-warnanya yang mencolok akan mengundang orang untuk membaca pesan pengulangan mengenai penyelamatan SM Dolok Surungan (slogan kampanye). Sebanyak 100 buah berwarna merah, hijau, dan kuning (warna-warna kampanye Pride SM Dolok Surungan) disablon logo kampanye berukurna besar. Umbul-umbul berwarna kuning disablon tulisan vertikal SM DOLOK SURUNGAN dan logo kampanye pada bagian bawahnya. Bendera dan umbul-umbul dipasang di sepanjang jalan mulai dari pos resort sampai ke arena peringatan hari bumi. Pada saat acara bendera dipakai oleh kelompok anak-anak untuk mengiringi karnaval angkong dengan melambai-lambaikannya. Pada akhir acara lebih dari 60 lembar bendera dibawa pulang oleh anak-anak dan pemuda yang membawa sepeda motor sebagai suvenir. Tim tidak dapat mencegah hal ini. Bendera dan umbul-umbul yang tersisa dipakai untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya seperti Kunjungan Malam, pertandingan sepakbola tim PERSSAP yang memakai kaos berlogo kampanye, Grebeg Pekan, dan Kunjungan Sekolah. Kedua media ini memuat pesan repetisi slogan dan logo kampanye. Sebagai atribut kampanye, bendera dan spanduk cukup efektif menarik perhatian dan menimbulkan suasana ramai dan heboh. Kelebihan media ini adalah harganya yang murah dan meriah, namun kekurangannya adalh kebutuhan tiang bendera yang sedikit merepotkan. Tim harus bolak-balik mencari tiang dari ranting atau bambu setiap acara yang memakai kedua alat ini. Sebab, membawabawa tiang kemana-mana lebih merepotkan daripada mencarinya di lokasi acara. 64

73 Kunjungan Malam Kunjungan Malam merupakan penamaan lain dari kunjungan kelompok atau penjangkauan konvensional dengan mengumpulkan masyarakat pada satu tempat untuk penyampaian pesan. Pemilihan waktu malam yang menjadi pertimbangan khusus bagi tim kampanye. Sebab, waktu malam diidentifikasi sebagai waktu terbaik untuk mengumpulkan warga dengan tidak mengganggu jadwal kerja mereka, dan jadwal bekerja relawan kampanye juga. Kunjungan Malam diisi dengan pemutaran film layar tancap dan membagi-bagikan suvenir dengan kuis evaluasi. Dusun-dusun yang jauh dan seringkali bila didatangi siang hari warganya sibuk bekerja menjadi target utama kunjungan. Dusun Jambu Dolok di Meranti Tengah, Dusun PIRBUN, dan Salipotpot menjadi target awal kunjungan. Pada bulan Ramadhan, kunjungan dihentikan sementara karena digantikan dengan program Safari Ramadhan. Kegiatan ini murni diorganisir oleh relawan pemuda didampingi oleh tim lokal kampanye : Pak Sidik dari Forum Guru dan Pak Mariadi dari KSM. Kunjungan malam efektif untuk menjangkau kelompok-kelompok khalayak dalam satuan wilayah. Bila grebeg pekan, festival, atau program sekolah dilaksankan di tempat khusus yang didatangi warga dari beberapa kampung, maka kunjungan malam mengunjuni secara khusus lokasi pemukiman warga di dusun-dusun. Satuan kunjungan adalah satu komplek pemukiman, tidak lagi berdasarkan desa atau batas administratif. Contohnya, kunjungan untuk Salipotpot (Desa Lobu Rappa) bisa menjangkau beberapa warga Sigalapang (Meranti Timur) dan warga Dusun Lobu Rappa (sebuah dusun di sebelah Dusun Salipotpot yang memiliki nama sama dengan desanya, Lobu Rappa). Kendala cuaca, medan yang berat, dan jauhnya lokasi menyebabkan banyak rencana kunjungan yang diundur dan terkendala. Sementara, tim kampanye yang terdiri dari relawan yang umumnya petani tidak bisa menginap dan harus pergi pulang (PP) untuk sekali kunjungan. Oleh karena itu, biasanya kunjungan dilaksanakan setelah hari pekan atau tender (waktu petani libur keesokan harinya) sehingga bisa meminimalkan pengurangan hari kerja relawan di ladangnya. Kegiatan kunjungan sepenuhnya dikoordinir oleh relawan, terutama pada tahap akhir kampanye. Foto 13 Relawan Mengenakan Kaos Kampanye Dolok Surungan T Shirt Kampanye Pakaian adalah identitas bagi pemakainya. Seringkali pakaian menunjukkan karakter dan sifat seseorang. Misalnya kalau melihat seseorang dengan baju kaos dengan noda-noda getah, memakai sepatu boot, dan memakai topi di sekitar Dolok Surungan, sudah bisa dipastikan orang tersebut adalah petani karet atau sawit. Bila melihat seseorang dengn pakaian atasan putih, bawahan abu-abu dan memakai sepatu maka hampir dapt dipastikan orang tersebut adalah siswa SMA. Berdasarkan sifat pakaian inilah sebuah desain kaos kampanye Pride Dolok Surungan dirancang. Meskipun menurut Buku Panduan Pride pakaian memiliki kedalaman pesan yang rendah, tetapi tim sangat yakin bila diberikan kepada orang-orang yang berkeringat dalam kampanye maka keberadaan kaos justru akan memperdalam pesan yang diterima oleh sang relawan. Kaos kampanye Pride Dolok Surungan memang tidak akan menjadi media penyampai pesan yang terlalu efektif bagi khalayak yang melihatnya saat dipakai oleh relawan, namun kaos kampanye akan menumbuhkan rasa bangga bagi sang relawan yang sudah menyumbangkan peran bagi upaya penyelamatan SM Dolok Surungan. T Shirt/kaos kampanye Pride Dolok Surungan dicetak pada akhir kampanye sebanyak 100 buah. Kaos-kaos ini didistribusikan kepada para relawan dan pendukung kampanye. Fungsi utamanya dalah sebagai bentuk 65

Draf Ringkasan Lokasi

Draf Ringkasan Lokasi Bobby Nopandry BKSDA Sumut Draf Ringkasan Lokasi Nama Lokasi Nama MK Letak Suaka Margasatwa Dolok Surungan Wilayah Ekologi (Ecoregion) (dan kode): Negara: Indonesia Kawasan: Kawasan Konservasi SM Dolok

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. di Indonesia memiliki keterkaitan yang erat dengan kekayaan keanekaragaman

TINJAUAN PUSTAKA. di Indonesia memiliki keterkaitan yang erat dengan kekayaan keanekaragaman TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Hutan Sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati sangat penting artinya bagi keberlangsungan kehidupan. Pengelolaan sumberdaya dan keanekaragaman hayati di Indonesia memiliki

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 6 Peningkatan ini disajikan dalam tabel dan rincian pada Bab E. Hasil Kampanye Dokumen Laporan Proyek Pride Campaign SM Dolok Surungan

1. Pendahuluan. 6 Peningkatan ini disajikan dalam tabel dan rincian pada Bab E. Hasil Kampanye Dokumen Laporan Proyek Pride Campaign SM Dolok Surungan G. Tindak Lanjut Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun,

Lebih terperinci

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye

17.0 PESAN KAMPANYE Strategi pembuatan pesan Pesan-pesan Inti dan Slogan-slogan. G. Strategi Kampanye 17.0 PESAN KAMPANYE 17.1 Strategi pembuatan pesan Strategi pembuatan pesan bagi petani dan masyarakat akan membantu memandu semua pesan yang dirancang agar dapat mencapai sasaran kampanye kami. Strategi-strategi

Lebih terperinci

C. Model-model Konseptual

C. Model-model Konseptual C. Model-model Konseptual Semua kampanye Pride Rare dimulai dengan membangun suatu model konseptual, yang merupakan alat untuk menggambarkan secara visual situasi di lokasi proyek. Pada bagian intinya,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 tahapan yaitu: 1. Tahap Perencanaan, yang dilaksanakan pada bulan September 2006 Februari 2007, dilaksanakan di Aceh

Lebih terperinci

E. Hasil Kampanye. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu:

E. Hasil Kampanye. Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu: Strategi pemantauan Rencana Proyek memiliki 5 tujuan utama, yaitu: E. Hasil Kampanye Mengukur paparan terhadap kegiatan-kegiatan kampanye Pride di kalangan dua segmen khalayak sasaran kampanye, yaitu:

Lebih terperinci

2. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek, yang memuncak dalam Rencana Proyek

2. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek, yang memuncak dalam Rencana Proyek F. Analisa Kritikal Bab Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan

19.0 TEORI PERUBAHAN. H. Teori Perubahan 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk mempertahankan keberadaan Hutan Geumpang sebagian Kawasan Blang Raweu, suatu kawasan yang kaya akan

Lebih terperinci

G. RENCANA TINDAK LANJUT

G. RENCANA TINDAK LANJUT G. RENCANA TINDAK LANJUT Rencana Tindak Lanjut Kampanye adalah strategi yang diartikulasikan dengan jelas dari langkah-langkah yang perlu diterapkan oleh lembaga mitra dalam periode 1-3 tahun untuk membangun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 3 Tahun 2004 tentang Tata Ruang Wilayah Berau tahun 2001 2011 tanggal 29 Mei 2004, telah menetapkan secara khusus kawasan alokasi

Lebih terperinci

TATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

TATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU TATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor: P.7/IV-Set/2011 Pengertian 1. Kawasan Suaka Alam adalah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS TROPICAL FOREST CONSERVATION ACTION FOR SUMATERA RENCANA STRATEGIS 2010-2015 A. LATAR BELAKANG Pulau Sumatera merupakan salah kawasan prioritas konservasi keanekaragaman hayati Paparan Sunda dan salah

Lebih terperinci

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana

Kampanye Pride. Di KKLD Kaimana Kampanye Pride Di KKLD Kaimana Theory Perubahan Perilaku (ToC) CR Conservation Result TR Threat Reduction BC Behavior Change BR Barrier Removal IC Interpersonal Communication A Attitude K Knowledge Pada

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR

STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR STUDI EVALUASI PENETAPAN KAWASAN KONSERVASI TAMAN NASIONAL BUKIT TIGAPULUH (TNBT) KABUPATEN INDRAGIRI HULU - RIAU TUGAS AKHIR Oleh: HERIASMAN L2D300363 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal 19.0 TEORI PERUBAHAN H. Teori Perubahan Penjelasan Mengenai Teori Perubahan (maksimum 175 kata) Untuk menghentikan kawasan hutan dan memelihara area hutan Taman Nasional Gunung Leuser Wilayah SPTN VI Besita

Lebih terperinci

WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC

WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC CURRICULUM VITAE WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC 1 Jabatan Peneliti Peneliti Madya 2 Kepakaran Konservasi Sumberdaya Hutan 3 E-mail wkuswan@yahoo.com 4 Riwayat Pendidikan S1 : Jurusan Konservasi Sumberdaya

Lebih terperinci

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan Merupakan sesuatu yang kritis untuk memiliki ide yang jelas bagaimana kampanye Pride kita akan menciptakan yang bertahan lama untuk konservasi keanekaragaman hayati. Salah satu cara untuk melakukan hal

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Kawasan lindung Bukit Barisan Selatan ditetapkan pada tahun 1935 sebagai Suaka Marga Satwa melalui Besluit Van

Lebih terperinci

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI

Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI Konservasi Tingkat Komunitas OLEH V. B. SILAHOOY, S.SI., M.SI Indikator Perkuliahan Menjelaskan kawasan yang dilindungi Menjelaskan klasifikasi kawasan yang dilindungi Menjelaskan pendekatan spesies Menjelaskan

Lebih terperinci

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk

Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 3,5%) Pengetahuan Positif terbentuk. 50% (meningkat dari 13,9%) Pengetahuan Positif terbentuk RENCANA PEMANTAUAN Rencana Pemantauan yang baik akan membantu kita secara akurat dan tepercaya menilai dampak intervensi proyek kita untuk menentukan apakah proyek telah mencapai tujuan dan sasarannya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dari penunjukan kawasan konservasi CA dan SM Pulau Bawean adalah untuk

I. PENDAHULUAN. dari penunjukan kawasan konservasi CA dan SM Pulau Bawean adalah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suaka Alam Pulau Bawean ditunjuk dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 76/Kpts/Um/12/1979 tanggal 5 Desember 1979 meliputi Cagar Alam (CA) seluas 725 ha dan Suaka

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.22, 2008 DEPARTEMEN KEHUTANAN. KAWASAN. Pelestarian.Suaka Alam. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P.41 /Menhut-II/2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Kaedah

BAB I PENDAHULUAN. hidup Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Kaedah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kaedah dasar yang melandasi pembangunan dan perlindungan lingkungan hidup Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Kaedah dasar ini selanjutnya

Lebih terperinci

PROGRAM PHBM DI SEKITAR KAWASAN KONSERVASI. LAYAKKAH DIPERTAHANKAN???

PROGRAM PHBM DI SEKITAR KAWASAN KONSERVASI. LAYAKKAH DIPERTAHANKAN??? PROGRAM PHBM DI SEKITAR KAWASAN KONSERVASI. LAYAKKAH DIPERTAHANKAN??? (Studi kasus di kawasan TN Alas Purwo) Oleh : Bagyo Kristiono, SP. /Polhut Pelaksana Lanjutan A. PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan menurut fungsi pokoknya dibagi menjadi tiga yaitu hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi (Dephut, 2009). Hutan konservasi sendiri didefinisikan kawasan

Lebih terperinci

Taman Nasional Kutai

Taman Nasional Kutai Oleh : Kepala Balai TN Kutai / Ketua Organizing Committee Mitra TNK Disampaikan pada Seminar dan Lokakarya Pembentukan Kelembagaan Multipihak untuk Kolaborasi Pengelolaan Hutan Lindung Batang Toru Brastagi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman Nasional (TN) Gunung Merapi ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi Kawasan Hutan Lindung, Cagar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari 3 negara yang mempunyai tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Fauna merupakan bagian dari keanekaragaman hayati di Indonesia,

Lebih terperinci

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN 05-09 Prof. DR. M. Bismark, MS. LATAR BELAKANG Perlindungan biodiversitas flora, fauna dan mikroorganisme menjadi perhatian dunia untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN Lampiran Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.16/Menhut-II/2011 Tanggal : 14 Maret 2011 PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pedoman

Lebih terperinci

SMP NEGERI 3 MENGGALA

SMP NEGERI 3 MENGGALA SMP NEGERI 3 MENGGALA KOMPETENSI DASAR Setelah mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan dapat mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem. Untuk Kalangan Sendiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam,

I. PENDAHULUAN. margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kawasan konservasi terdiri dari kawasan suaka alam termasuk cagar alam dan suaka margasatwa, kawasan pelestarian alam seperti taman nasional, taman wisata alam, dan taman

Lebih terperinci

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013 Geografi K e l a s XI PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberadaan burung pemangsa (raptor) memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu ekosistem. Posisinya sebagai pemangsa tingkat puncak (top predator) dalam ekosistem

Lebih terperinci

POLRES TOBA SAMOSIR BELUM TETAPKAN TERSANGKA PERAMBAHAN SM. DOLOK SURUNGAN

POLRES TOBA SAMOSIR BELUM TETAPKAN TERSANGKA PERAMBAHAN SM. DOLOK SURUNGAN POLRES TOBA SAMOSIR BELUM TETAPKAN TERSANGKA PERAMBAHAN SM. DOLOK SURUNGAN TIME-TOBASAMOSIR / 03-04-2016 SM. Dolok Surungan adalah salah satu kawasan konservasi yang telah ditetapkan peruntukannya oleh

Lebih terperinci

F. ANALISA KRITIKAL. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek

F. ANALISA KRITIKAL. Tinjauan Kritikal. Tinjauan terhadap Proses Perencanaan Proyek F. ANALISA KRITIKAL Analisa Kritikal memberikan kesempatan untuk melihat hal-hal yang telah berjalan dengan baik pada saat tahap-tahap perencanaan dan pelaksanaan kampanye dan di bagian mana perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR KAWASAN KONSERVASI UNTUK PELESTARIAN PRIMATA ANI MARDIASTUTI JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR Kawasan Konservasi Indonesia UURI No 5 Tahun 1990 Konservasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Habitat merupakan lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan berkembang biak secara alami. Kondisi kualitas dan kuantitas habitat akan menentukan komposisi,

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BAB I. Pendahuluan. Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia, termasuk tingkat endemisme yang tinggi. Tingkat endemisme

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera

Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera Penyelamatan Ekosistem Sumatera Dalam RTR Pulau Sumatera 1 2 3 Pendahuluan (Sistem Perencanaan Tata Ruang - Kebijakan Nasional Penyelamatan Ekosistem Pulau Sumatera) Penyelamatan Ekosistem Sumatera dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan hutan di Sumatera Utara memiliki luas sekitar 3.742.120 ha atau sekitar 52,20% dari seluruh luas provinsi, luasan kawasan hutan ini sesuai dengan yang termaktub

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM MENTERI KEHUTANAN, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR KAMPANYE HUTAN GEUMPANG, KOMPLEKS ULU MASEN, ACEH. Oleh: Shaummil Hadi Fauna & Flora International Program Aceh Agustus 2010

LAPORAN AKHIR KAMPANYE HUTAN GEUMPANG, KOMPLEKS ULU MASEN, ACEH. Oleh: Shaummil Hadi Fauna & Flora International Program Aceh Agustus 2010 LAPORAN AKHIR KAMPANYE HUTAN GEUMPANG, KOMPLEKS ULU MASEN, ACEH Oleh: Shaummil Hadi Fauna & Flora International Program Aceh Agustus 2010 PENDAHULUAN oleh Shaummil Hadi Selama dua tahun terakhir, saya

Lebih terperinci

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan G. Tindak Lanjut Pendahuluan Program Kampanye Pride di Taman Nasional Ujung Kulon telah menunjukkan hasil yang positif, dalam mencapai perubahan perilaku maupun dampak konservasi, sebagai contoh terdapat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1230, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Kelompok Tani Hutan. Pembinaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.57/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN KELOMPOK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai desain media komunikasi untuk pendidikan konservasi berdasarkan preferensi masyarakat dan efeknya terhadap perubahan pengetahuan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tinggi yang tersebar di ekosistem hutan dataran rendah Dipterocarpaceae sampai hutan

TINJAUAN PUSTAKA. tinggi yang tersebar di ekosistem hutan dataran rendah Dipterocarpaceae sampai hutan TINJAUAN PUSTAKA Taman Nasional Gunung Leuser Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) ditetapkan sebagai kawasan strategis karena kawasan penyangga ini memiliki peranan yang sangat besar dalam melindungi dan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN SATWA DAN TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat

BAB I PENDAHULUAN. penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Kerinci Seblat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Undang-Undang No. 05 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya (KSDHE), Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

Lebih terperinci

ANCAMAN KELESTARIAN DAN STRATEGI KONSERVASI OWA-JAWA (Hylobates moloch)

ANCAMAN KELESTARIAN DAN STRATEGI KONSERVASI OWA-JAWA (Hylobates moloch) ANCAMAN KELESTARIAN DAN STRATEGI KONSERVASI OWA-JAWA (Hylobates moloch) IMRAN SL TOBING Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta Foto (Wedana et al, 2008) I. PENDAHULUAN Latar belakang dan permasalahan

Lebih terperinci

D. Kegiatan Kampanye

D. Kegiatan Kampanye D. Kegiatan Kampanye Pembuatan pesan kampanye tidak hanya terkait dengan Teori Perubahan, tapi juga berbagai sasaran SMART yang telah disetujui dalam rencana proyek awal, dan dalam kerangka waktu dan fungsi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan lebih lanjut ketentuan Bab IV Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN

ASSALAMU ALAIKUM WR. WB. SELAMAT PAGI DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEKALIAN 1 MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA PERESMIAN PROGRAM MECU (MOBILE EDUCATION CONSERVATION UNIT) DAN PENYERAHAN SATWA DI DEALER FORD ROXY MAS HARI JUMAT TANGGAL 11 MARET

Lebih terperinci

2. MODEL KONSEP RINGKASAN KREATIF Ringkasan Kreatif : Petani Pesan Kampanye... 23

2. MODEL KONSEP RINGKASAN KREATIF Ringkasan Kreatif : Petani Pesan Kampanye... 23 Daftar Isi Daftar Isi... iii Daftar Tabel... v Daftar Gambar & Foto... vii RINGKASAN EKSEKUTIF... 1 FORMULA TEORI PERUBAHAN... 2 1. LATAR BELAKANG KAWASAN... 5 1.1. FOKUS KEANEKARAGAMAN HAYATI KAWASAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menyandang predikat mega biodiversity didukung oleh kondisi fisik wilayah yang beragam mulai dari pegunungan hingga dataran rendah serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan aslinya (Hairiah, 2003). Hutan menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan aslinya (Hairiah, 2003). Hutan menjadi sangat penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutan merupakan kesatuan flora dan fauna yang hidup pada suatu kawasan atau wilayah dengan luasan tertentu yang dapat menghasilkan iklim mikro yang berbeda dengan keadaan

Lebih terperinci

Dana Alumni Rare 2010 Formulir Aplikasi

Dana Alumni Rare 2010 Formulir Aplikasi I. Informasi Umum 1. Persyaratan yang harus dipenuhi pelamar: (Dana Alumni Rare tahun 2010 HANYA disediakan untuk alumni manajer kampanye Pride dan dalam kondisi-kondisi khusus diberikan pula untuk organisasi-organisasi

Lebih terperinci

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati 1 Konservasi Lingkungan Lely Riawati 2 Dasar Hukum Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 31 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penentuan Lokasi Metode yang digunakan dalam penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive sampling) difokuskan pada kawasan yang berada di hulu sungai dan

Lebih terperinci

KONDISI KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

KONDISI KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA KONDISI KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA (Bahan Kata Sambutan Gubernur Sumatera Utara pada Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan

Lebih terperinci

D. Analisis Ancaman. 4.0 Peringkat Ancaman 4.1 Lingkup, Intensitas, dan Ketakberbalikan 4.2 Rantai Faktor

D. Analisis Ancaman. 4.0 Peringkat Ancaman 4.1 Lingkup, Intensitas, dan Ketakberbalikan 4.2 Rantai Faktor Sebagian besar lokasi menghadapi sangat banyak ancaman. Sumberdaya konservasi sangat langka dan kompetensi sering terbatas. Tantangan umum untuk manajer sumber daya adalah menentukan yang mana dari banyak

Lebih terperinci

2. Dinamika ekosistem kawasan terus berubah (cenderung semakin terdegradasi),

2. Dinamika ekosistem kawasan terus berubah (cenderung semakin terdegradasi), SINTESIS . Dasar kriteria dan indikator penetapan zonasi TN belum lengkap,. Dinamika ekosistem kawasan terus berubah (cenderung semakin terdegradasi), 3. Informasi dan pengembangan jasa lingkungan belum

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 71 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

I. Latar Belakang. Panduan Pelaksanaan

I. Latar Belakang. Panduan Pelaksanaan I. Latar Belakang Panduan Pelaksanaan Indonesia merupakan rumah bagi hutan hujan tropis ketiga terbesar di dunia. Dengan hanya 1% dari luas daratan bumi, hutan hujan kita mengandung 10% dari spesies tanaman

Lebih terperinci

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005 MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 71

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2010 TENTANG NORMA, STANDAR, PROSEDUR DAN KRITERIA PENGELOLAAN HUTAN PADA KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (KPHL) DAN KESATUAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat dibutuhkan. Bagi manusia, lahan sangat dibutuhkan dalam menjamin kelangsungan hidup seperti untuk membangun

Lebih terperinci

BAGIAN 1-3. Dinamika Tutupan Lahan Kabupaten Bungo, Jambi. Andree Ekadinata dan Grégoire Vincent

BAGIAN 1-3. Dinamika Tutupan Lahan Kabupaten Bungo, Jambi. Andree Ekadinata dan Grégoire Vincent BAGIAN 1-3 Dinamika Tutupan Lahan Kabupaten Bungo, Jambi Andree Ekadinata dan Grégoire Vincent 54 Belajar dari Bungo Mengelola Sumberdaya Alam di Era Desentralisasi PENDAHULUAN Kabupaten Bungo mencakup

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan

Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Keputusan Menteri Kehutanan No. 31 Tahun 2001 Tentang : Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 677/Kpts-II/1998 jo Keputusan Menteri

Lebih terperinci

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara

Kata kunci: Fungsi hutan, opini masyarakat, DAS Kelara Opini Masyarakat Terhadap Fungsi Hutan di Hulu DAS Kelara OPINI MASYARAKAT TERHADAP FUNGSI HUTAN DI HULU DAS KELARA Oleh: Balai Penelitian Kehutanan Makassar, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.16 Makassar, 90243,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

Alang-alang dan Manusia

Alang-alang dan Manusia Alang-alang dan Manusia Bab 1 Alang-alang dan Manusia 1.1 Mengapa padang alang-alang perlu direhabilitasi? Alasan yang paling bisa diterima untuk merehabilitasi padang alang-alang adalah agar lahan secara

Lebih terperinci

Malam Rare Pride. pada Lokakarya Fish Forever Bali, Oktober Mengenal lebih jauh Program Pride di Indonesia

Malam Rare Pride. pada Lokakarya Fish Forever Bali, Oktober Mengenal lebih jauh Program Pride di Indonesia Malam Rare Pride. Persembahan kisah lapangan yang menghibur pada malam pertama Lokakarya Fish Forever di Bali, 22 Oktober 2012. Perayaan keberhasilan Angkatan Bogor 4 yang telah berhasil menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II BAGAIMANA KETENTUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP SUAKA MARGASATWA KARANG GADING DAN LANGKAT TIMUR LAUT (KGLTL)

BAB II BAGAIMANA KETENTUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP SUAKA MARGASATWA KARANG GADING DAN LANGKAT TIMUR LAUT (KGLTL) BAB II BAGAIMANA KETENTUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP SUAKA MARGASATWA KARANG GADING DAN LANGKAT TIMUR LAUT (KGLTL) A. Definisi Suaka Marga Satwa dan Kawasan Konservasi. Alam menyediakan segala macam

Lebih terperinci

REPETA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2004

REPETA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2004 I. PENDAHULUAN REPETA DEPARTEMEN KEHUTANAN TAHUN 2004 Pembangunan kehutanan pada era 2000 2004 merupakan kegiatan pembangunan yang sangat berbeda dengan kegiatan pada era-era sebelumnya. Kondisi dan situasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Bengkunat (SPTN II Bengkunat)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Bengkunat (SPTN II Bengkunat) IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Bengkunat (SPTN II Bengkunat) Taman Nasional Bukit Barisan Selatan memiliki daerah pembagian wilayah yang

Lebih terperinci

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi I. Keanekaragaman hayati UU No. 5, 1990 Pasal 21 PP No. 68, 1998 UU No. 41, 1999 Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pengawetan keanekaragaman hayati serta ekosistemnya melalui Cagar Alam

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau No. 6, September 2001 Bapak-bapak dan ibu-ibu yang baik, Salam sejahtera, jumpa lagi dengan Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama.

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA FINALISASI DAN REALISASI MASTERPLAN PUSAT KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (PPKH) Pongkor, Selasa, 23 April 2013

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA FINALISASI DAN REALISASI MASTERPLAN PUSAT KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (PPKH) Pongkor, Selasa, 23 April 2013 SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA FINALISASI DAN REALISASI MASTERPLAN PUSAT KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (PPKH) Pongkor, Selasa, 23 April 2013 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni

I. PENDAHULUAN. Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siamang (Hylobates syndactylus) merupakan salah satu jenis primata penghuni hutan tropis sumatera yang semakin terancam keberadaannya. Tekanan terhadap siamang terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perencanaan pengembangan wilayah merupakan salah satu bentuk usaha yang memanfaatkan potensi sumberdaya lahan secara maksimal untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya, BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang beragam. Wilayahnya yang berada di khatuistiwa membuat Indonesia memiliki iklim tropis, sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah wilayah dengan topogafi yang dibatasi oleh punggung-punggung bukit tempat tangkapan air hujan yang akan dialirkan melalui anak-anak sungai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam juga semakin besar, salah satunya kekayaan alam yang ada

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam juga semakin besar, salah satunya kekayaan alam yang ada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk dan perubahan kondisi sosial ekonomi sekarang, menjadikan tuntutan masyarakat dalam pemanfaatan sumberdaya alam juga semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suaka margasatwa merupakan salah satu bentuk kawasan suaka alam. Kawasan suaka alam sesuai Undang Undang Nomor 5 Tahun 1990 adalah sebuah kawasan yang mempunyai fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hewan langka di Indonesia yang masuk dalam daftar merah kelompok critically

BAB I PENDAHULUAN. hewan langka di Indonesia yang masuk dalam daftar merah kelompok critically BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan flora dan faunanya. Dari segi fauna, Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang terdiri dari kepulauan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan fauna yang tersebar diberbagai wilayah di DIY. Banyak tempat tempat

BAB I PENDAHULUAN. dan fauna yang tersebar diberbagai wilayah di DIY. Banyak tempat tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta terkenal dengan kota pelajar dan kota budaya, selain itu Daerah Istimewa Yogyakarta juga dikenal sebagai daerah pariwisata ini dibuktikan

Lebih terperinci

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Sumberdaya Alam Hayati : Unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumberdaya alam nabati (tumbuhan) dan sumberdaya alam hewani (satwa) yang bersama dengan

Lebih terperinci

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan

mampu menurunkan kemampuan fungsi lingkungan, baik sebagai media pula terhadap makhluk hidup yang memanfaatkannya. Namun dengan Latar Belakang Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang utama memegang posisi penting dalam kelestarian lingkungan. Kemerosotan kemampuan tanah yang ditunjukkan dengan meningkatnya laju erosi dari

Lebih terperinci

Meninjau Ulang Teori Perubahan

Meninjau Ulang Teori Perubahan Meninjau Ulang Teori Sawit karet sebagai komoditas utama budaya merantau (kebutuhan meningkat) Orang tua mewariskan anak2nya Harga sawit karet tinggi - Perlagan karet sawit di - Jual beli Pe Kawasan Habitat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERUBAHAN PERUNTUKAN DAN FUNGSI KAWASAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2015 KEHUTANAN. Hutan. Kawasan. Tata Cara. Pencabutan (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5794). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci