Rekonstruksi Model Dimensi Tiga pada Objek Museum Menggunakan Metode Cahaya Strip Berpola

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rekonstruksi Model Dimensi Tiga pada Objek Museum Menggunakan Metode Cahaya Strip Berpola"

Transkripsi

1 1 Rekonstruksi Model Dimensi Tiga pada Objek Museum Menggunakan Metode Cahaya Strip Berpola Muhammad Reza Hadafi F, Surya Sumpeno, Muhtadin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya dan Abstrak Dewasa ini museum mulai dilupakan masyarakat karena kurangnya informasi yang dapat mempromosikan museum dalam bentuk yang menarik. Karena itu perlu adanya revitalisasi museum dengan membuat media promosi yang menarik sehingga diharapkan dapat menambah rasa ketertarikan untuk berkunjung ke museum. Salah satu upaya adalah dengan membuat museum maya (virtual museum) yang berbasis web dengan harapan mudah diakses. Dalam museum maya terdapat visualisasi objek museum dalam bentuk dimensi tiga yang diperoleh dari rekonstruksi model dimensi tiga pada objek asli pada museum. Dalam tugas akhir ini diimplementasikan metode rekonstruksi model dimensi tiga berbasis cahaya strip berpola pada objek museum asli. Pada penelitian ini diharapkan akan terbentuk model dimensi tiga yang lebih realistis dimana memiliki kontur yang mirip dengan benda aslinya dan memiliki tekstur yang dapat menggambarkan material benda aslinya. Pada proses rekonstruksi model dimensi tiga menggunakan mesin pemindai dimensi tiga diperlukan pemrosesan pada data pindaian yang meliputi penghilangan noise, penggabungan data permukaan, pembentukan permukaan model dan perbaikan model. Tekstur model didapat dari pemetaan citra sisi model asli ke masing-masing permukaan model. Citra yang dipetakan diambil menggunakan kamera DSLR dengan resolusi tinggi. Model hasil rekonstruksi sangat akurat karena memiliki nilai error relatif antara dan menghasilkan model yang kurang akurat, selain itu lama dalam pengerjaannya. Perlu adanya metode untuk merekontruksi objek museum asli dalam bentuk model dimensi tiga agar didapat model dimensi tiga yang akurat dan mirip dengan objek. Metode triangulasi dengan memanfaatkan pola cahaya strip yang berpola adalah salah satu metode dalam rekontruksi model dimensi tiga menggunakan kamera dan sumber cahaya berpola dari proyektor. Data yang didapat adalah data point cloud yang berisi data titik-titik koordinat permukaan yang kemudian diolah hingga menjadi model utuh dimensi tiga objek museum. II. URAIAN PENELITIAN Langkah yang digunakan dalam penelitian ini [2] dapat digambarkan secara sitematis dengan diagram flowchart pada Gambar 1 dan akan dijelaskan pada sub-bab berikutnya. Kata Kunci: 3D Reconstruction, Visi Komputer, Structured Light Pattern. D I. PENDAHULUAN EWASA ini museum budaya mulai dilupakan masyarakat karena kurangnya informasi yang dapat mempromosikan museum dalam bentuk yang menarik. Padahal museum merupakan media yang paling efektif untuk menggambarkan sejarah, budaya atau hasil karya orang lain [1]. Perlu adanya revitalisasi museum dengan pembuatan media promosi yang menarik sehingga diharapkan dapat menambah rasa ketertarikan untuk berkunjung ke museum. Salah satu upaya adalah dengan membuat museum maya (virtual museum) yang berbasis web dengan harapan mudah diakses. Dalam pembuatan museum maya diperlukan data objek museum yang sudah berbentuk maya untuk ditampilkan dalam media web sebagai media virtual. Objek dalam museum maya nantinya akan menggunakan model dimensi tiga agar memungkinkan adanya interaksi antara objek museum dengan pengunjung museum maya. Pemodelan objek museum dimensi tiga secara manual akan Gambar. 1. Langkah penelitian rekonstruksi dimensi tiga

2 2 A. Kalibrasi 3D Scanner Alat pemindai dimensi tiga (3D Scaner) yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari kamera AVT, kamera DSLR Cannon dan proyektor DLP. Kamera AVT digunakan untuk menangkap kumpulan citra hasil proyeksi pola cahaya yang dipancarkan proyektor ke benda yang direkonstruksi. Nantinya kumpulan citra tersebut akan digunakan dalam menentukan point cloud dimensi tiga objek yang direkonstruksi. Kamera Cannon digunakan dalam menangkap tekstur objek yang nantinya akan dipetakan ke model dimensi tiga objek yang direkonstruksi. Namun pada penelitian ini hanya menggunakan kamera AVT dan proyektor tanpa menggunakan kamera DSLR karena keterbatasan pencahayaan ruangan. Proses pemetaan tekstur akan dilakukan secara manual pada model yang telah direkonstruksi. Alat pemindai dimensi tiga dapat dilihat pada Gambar 2. Untuk mendapatkan hasil pemindaian yang maksimal maka perlu adanya kalibrasi pada tiap komponen dalam alat pemindai agar terbentuk korespondensi antara cahaya berpola yang dipancarkan oleh proyektor dan citra proyeksi yang ditangkap kamera. Proses kalibrasi meliputi kalibrasi geometri dan radiometri [3]. Gambar. 2. Alat pemindai dimensi tiga Pada kalibrasi geometri akan dikalkulasi korelasi antara pola cahaya yang dipancarkan proyektor dan pixel citra yang ditangkap kamera AVT sebagai penentuan posisi point cloud. Pada langkah ini dilakukan pengambilan beberapa sample objek scan berupa papan kalibrasi dengan pola checkerboard dengan posisi yang berbeda. Berikut adalah metode pengambilan data kalibrasi checkerboard yang dapat dilihat pada Gambar 3. checkerboard yang ditangkap oleh kamera AVT. Contoh citra sample kalibrasi yang ditangkap kamera AVT dapat dilihat pada Gambar 4. Kemudian akan dilakukan proses ekstraksi tepi checkerboard pada citra yang ditangkap kamera AVT yang digunakan untuk menentukan parameter intrinsik dan ekstrinsik kamera AVT [11]. Parameter ekstrinsik ini nantinya akan menjadi acuan orientasi kamera AVT terhadap proyektor. Gambar 4. Citra sample kalibrasi hasil proyeksi pola checkerboard oleh proyektor, citra sample kalibrasi yang ditangkap kamera AVT Setelah didapat parameter intrinsik dan ekstrinsik kamera maka dilakukan pemrosesan pada citra hasil proyeksi pola checkerboard pada papan checkerboard. Korelasi antar pixel pada citra yang ditangkap kamera dengan pola cahaya didapat dengan menentukan parameter ekstrinsik proyektor dimana merepresentasikan posisi relatif antara proyektor dan kamera AVT. Pada citra hasil proyeksi pola checkerboard pada papan kalibrasi akan dilakukan pendeteksian tepi masing-masing kotak yang dapat dilihat pada Gambar 5. Nantinya posisi koordinat dunia yang digunakan sebagai inputan dalam penentuan parameter intrinsik dan ekstrinsik akan diambil dari hasil konversi koordinat pada pixel tepi kotak yang terdeteksi ke koordinat dunia menggunakan parameter ekstrinsik kamera. Proyeksi pola checkerboard diibaratkan sebagai point of view dari proyektor dan pola checkerboard asli adalah point of view dari kamera AVT. Gambar. 3. posisi checkerboard dalam pengambilan data kalibrasi geometri Pada tiap pengambilan sample kalibrasi pada masingmasing posisi papan checkerboard, mesin pemindai akan mengambil dua citra dimana masing-masing adalah citra iluminasi cahaya proyektor pada papan kalibrasi dan citra hasil proyeksi pola checkerboard oleh proyektor pada papan Gambar 5. Perbedaan posisi proyeksi pola checkerboard dan pola checkerboard asli Untuk setiap pangambilan sampel kalibrasi akan dikalkulasi eror kalibrasi dimana ditentukan oleh perbandingan titik tepi sebenarnya terhadap titik yang berhasil ditangkap dan diekstraksi oleh kamera. Error rata-rata masing-masing kamera akan dirata-rata untuk menentukan error sistem. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kalibrasi geometri ini agar hasil pemindaian yang dihasilkan bagus. Hal-hal tersebut diantaranya : 1. Fokus kamera dan proyektor diperhatikan

3 3 2. Tidak mengubah zoom kamera dan proyektor selama kalibrasi dan proses pemindaian. 3. Usahakan seluruh permukaan papan checkerboard tertangkap kamera Dalam pemindaian dimensi tiga, pola cahaya yang di hasilkan oleh proyektor adalah 256 nilai intensitas keabuan, dari 0 (hitam) sampai 255 (putih). Namun nilai intensitas yang dihasilkan oleh proyektor dan intensitas citra yang dihasilkan kamera tidak sama persis karena ada pengaruh pencahayaan ruangan dan kartu grafis dari kamera. Karena itu perlu adanya kalibrasi radiometri pada proyektor yang akan menentukan korelasi linieritas intensitas keabuan antara citra dari kamera dan cahaya yang dipancarkan proyektor. Proses dalam kalibrasi radiometri adalah kamera akan menangkap beberapa sample citra proyeksi untuk masingmasing sample intensitas yang dihasilkan proyektor. Kemudian sistem akan menghitung korelasi intensitas proyektor terhadap hasil intensitas proyeksi pada citra kamera. Dalam pengerjaannya dilakukan dengan mengatur tingkat intensitas kamera AVT, pada ruangan yang gelap disarankan untuk memperbesar tingkat intensitas kamera AVT agar didapat hasil yang semakin linier antara intensitas yang ditangkap kamera dan intensitas cahaya yang dipancarkan oleh proyektor. Berikut adalah contoh pengerjaan dalam kalibrasi radiometri yang dapat dilihat pada Gambar 6. dimana memiliki kecepatan tangkap yang tinggi. Kumpulan citra ini nantinya digunakan dalam penentuan point cloud model dengan mengkalkulasi pergeseran fase pola cahaya yang ditangkap dibandingkan dengan pola cahaya referensi. Pergeseran fasa pola cahaya disebabkan karena proyeksi cahaya pada permukaan objek yang tidak rata. Berikut adalah contoh citra hasil proyeksi pola cahaya terhadap objek arca yang dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Citra hasil proyeksi pola cahaya terhadap arca Keakuratan data hasil pemindaian dipengaruhi oleh banyaknya jumlah point cloud dari permukaan model yang terekonstruksi. Perlu adanya pengaturan batas minimum intensitas keabuan citra model yang akan direkonstruksi oleh mesin pemindai untuk menghasilkan data point cloud permukaan yang akurat. Semakin kecil pengaturan batas intensitas mesin pemindai maka semakin banyak point cloud permukaan yang akan terekonstruksi. Untuk rekonstruksi benda gelap batas intensitas bisa di atur dengan nilai yang mendekati 0. Gambar 6. pengaturan intensitas kamera dalam kalibrasi dan grafik linieritasnya Pada Gambar 6 terlihat bahwa dengan mengatur intensitas kamera AVT lebih besar sehingga didapatkan hasil grafik yang linier antara intensitas cahaya yang didapat oleh kamera AVT dan intensitas yang dipancarkan proyektor. B. 3D Scanning Pengambilan data pemindaian dimensi tiga dilakukan dengan melakukan pemindaian pada objek arca dengan mengambil data pemindaian pada permukaan benda dengan derajat putaran konstan sampai semua permukaan benda didapat data pemindaiannya. Pada saat melakukan pengambilan data, diusahakan terdapat region permukaan model yang saling overlapping antar masing-masing data pindaian. Overlapping pada region permukaan akan memudahkan dalam proses alignment nantinya. Data pemindaian pada tahap ini berupa data model dimensi tiga dalam file format ply. Proses pemindaian dimensi tiga objek dilakukan dengan menggunakan prinsip cahaya strip berpola yang dihasilkan oleh proyektor. Dalam penelitian ini ada dua pola cahaya yang akan dipancarkan yaitu pola biner dan pola berfasa (phase shift). Hasil citra proyeksi cahaya terhadap objek pada masing-masing pola ditangkap oleh kamera AVT Gambar 8. Data hasil pemindaian model dengan setting batas intensitas lebih besar dari 0 dan data hasil model dengan batas intensitas 0 Pada Gambar 8 terlihat bahwa masih adanya lubang pada point cloud hasil pemindaian. Hal ini dikarenakan pada citra proyeksi pola cahaya ke benda yang ditangkap kamera terdapat beberapa area yang gelap. Pada pengaturan nilai batas intensitas lebih besar dari 0, area yang gelap tersebut tidak dihasilkan point cloud. Pada pengaturan nilai batas intensitas sama dengan 0 maka pada area tersebut dihasilkan point cloud. C. Alignment Pada tahap ini data pindaian masing-masing permukaan model dimensi tiga objek akan digabungkan agar tercipta model dimensi tiga yang utuh. Penggabungan masing-masing permukaan model adalah berdasarkan area antar permukaan yang memiliki kemiripan antara data permukaan referensi

4 4 dan permukaan yang akan ditranformasi posisinya. Dalam penelitian ini permukaan yang ditranformasi akan ditranformasi berdasarkan key point dimana merepresentasikan titik yang sama pada objek referensi seperti pada Gambar 9. Selanjutnya akan dikalkulasi matrik translasi dan tranformasi pada permukaan yang akan ditranformasi dengan menggunakan ICP (Iterative Closest Point) [4]. Jika pada tahap ini masih terdapat region permukaan yang tidak terdapat point cloud maka perlu adanya pengambilan data ulang pada region permukaan tersebut. memiliki beda intensitas warna pada tiap sisinya. Contoh hasil rekonstruksi yang teksturnya kurang akurat dapat dilihat pada Gambar 10. Perlu adanya pemetaan ulang tekstur ke model. Tekstur yang didapat adalah hasil dari pengambilan citra masingmasing permukaan sisi model asli dengan kamera DSLR. D. Noise Removal Data hasil pemindaian dimensi tiga pada permukaan benda memungkinkan untuk didapat noise berupa point cloud dimensi tiga dimana bukan termasuk bagian dari objek. Untuk menghasilkan hasil yang lebih akurat maka diperlukan penghilangan noise. Penghilangan noise dapat dilakukan dengan cara menghapus point cloud yang dianggap noise secara manual. Gambar 10. Model setelah mengalami pemrosesan mesh Untuk mendapatkan hasil citra yang bagus untuk pemetaan ke objek maka pengambilan citra harus dilakukan di tempat dimana terdapat intensitas cahaya yang sama pada setiap sisi benda. Dalam penelitian ini digunakan studio foto mini karena objek yang di rekonstruksti berukuran kecil. Berikut adalah perbedaan citra yang diambil dengan menggunakan studio dan tidak yang dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 9. Proses alignment berdasarkan key point E. Surface Reconstruction Setelah didapatkan point cloud objek secara utuh maka langkah berikutnya adalah merekonstruksinya kembali dalam bentuk padat (meshing). Dalam proses ini tiap permukaan yang sudah di gabungkan akan di padatkan dengan memberi poligon antara masing-masing point cloud sehingga menjadi model yang utuh permukaannya. F. Hole Filling Pada rekonstruksi permukaan model dimensi tiga akan didapatkan lubang yang harus ditutup agar model luaran terlihat lebih indah. Lubang terdapat pada daerah model dimana pada objek nyatanya tidak terkena cahaya yang dihasilkan mesin pemindai dimensi tiga. Sehingga pada daerah itu tidak ditemukan point cloud. Penutupan lubang dilakukan dengan memberikan poligon tambahan pada region yang ditemukan adanya lubang secara manual. G. Texture Mapping Pemindaian dimensi tiga model pada ruangan dimana memiliki intensitas cahaya yang berbeda pada tiap sisi model akan mengakibatkan hasil tekstur yang kurang akurat dimana Gambar 11. Hasil pengambilan tekstur permukaan tanpa studio, hasil pengambilan tekstur permukaan dengan menggunakan studio Perbedaan antara dua hasil pengambilan citra adalah dari intensitas warna pada masing-masing sisi permukaan objek. Pada pengambilan tanpa menggunakan studio intensitas warna pada tepi objek pada pengambilan dari permukaan depan terluhat lebih terang disebabkan karena kontur objek yang meruncing kedepan. Berikut adalah hasil dari pemetaan tekstur dengan menggunakan tekstur yang diambil tanpa menggunakan studio yang dapat dilihat pada Gambar 12.

5 5 III. HASIL AKHIR Dalam penelitian sudah direkonstruksi tiga objek dimana masing-masing memiliki ciri fisik yang berbeda yaitu patung ganesha, patung budha dan patung wanita Bali. Berikut adalah citra dari masing-masing patung pada Gambar 13. Pada hasil pemindaian patung Ganesha terdapat banyak noise dikarenakan tekstur objek yang gelap sehingga perlu menurunkan batas nilai intensitas keabuan mesin pemindai. Noise nantinya akan dihilangkan secara manual pada proses noise removal. Berikut adalah perbandingan antara patung Buddha asli dan hasil rekonstruksinya pada Gambar 15. Gambar 15. Patung Buddha, patung hasil rekonstruksi Gambar 12. Hasil rekonstruksi dimensi tiga ganesha dengan menggunakan tekstur yang diambil tanpa studio dan dengan studio Pada proses pemindaian patung wanita diperlukan pemindaian pada dua bagian model dikarenakan area pancar cahaya proyektor yang terbatas dan keterbatasan area tangkap kamera, bagian model yang dimaksud adalah bagian atas dari kepala sampai perut dan bagian bawah adalah dari bagian perut sampai kaki. Proses alignment pada data hasil pemindaian patung ini adalah dengan melakukan alignment pada permukaan bagian bawah dan bagian atas secara terpisah. Setelah semua permukaan menyatu maka dilakukan alignment pada seluruh permukaan atas dan seluruh permukaan bawah sehingga didapat satu model yang utuh. Berikut adalah perbandingan antara patung wanita asli dengan hasil rekonstruksinya ny pada Gambar 16. (c) Gambar 13. Patung Ganesha, patung Buddha, patung Wanita Berikut adalah perbandingan antara patung Ganesha asli dan hasil yang telah direkonstruksi pada Gambar 14. Gambar 14. Patung Ganesha, patung hasil rekonstruksi Pada hasil pemindaian patung Buddha terdapat noise berupa bayangan pada objek yang ikut terekonstruksi dengan tekstur hitam. Noise pada hasil pemindaian akan mempengaruhi warna dari tekstur model bila sudah digabungkan masingmasing permukaannya. Karena itu dilakukan pemetaan tekstur ulang agar didapat model dengan tekstur yang lebih akurat. Gambar 16. Patung Wanita, patung hasil rekonstruksi Pengujian keakuratan hasil rekonstruksi dilakukan dengan membandingkan dimensi antara benda asli dan hasil rekonstruksinya. Perbandingan data diambil dari sampel pengukuran panjang bagian-bagian tertentu pada benda asli dengan menggunakan jangka sorong kemudian akan dibandingkan dengan ukuran panjang pada hasil rekonstruksinya. Dilakukan penyekalaan panjang sample pada benda asli agar data sample pada benda asli sebanding dengan data sample pada objek virtual. Skala ditentukan berdasarkan perbandingan anatara panjang sisi objek berbentuk balok yang sebelumnya sudah diketahui secara pasti panjangnya dan panjang sisi hasil rekonstruksi balok tersebut.,sehingga didapat skala sebesar 1.8 mm. Pada masing-masing model diambil 5 sampel data panjang antar sisi model. Penghitungan error dilakukan dengan menggunakan error relatif yang merupakan error data pada objek virtual terhadap objek aslinya. Berikut adalah rumusan error relatif :

6 6 dimana y adalah panjang sisi pada model asli dan y adalah panjang sisi pada model hasil rekonstruksi Berikut adalah hasil eror relatif pada tiap hasil rekonstruksi yang dapat dilihat pada tabel 1: Tabel 1. Hasil pengujian keakuratan kontur hasil rekonstruksi Model Eror relatif Ganesha Budha Patung Wanita Bali IV. KESIMPULAN Berdasarkan dari penelitian rekonstruksi dimensi tiga pada tiga objek museum maka diperoleh beberapa kesimpulan: 1) Beberapa hal yang mempengaruhi keakuratan hasil rekonstruksi diantaranya adalah pengaturan batas intensitas alat pemindai, setting pencahayaan ruangan dan kelengkapan data. 2.1 Pengaturan batas intensitas alat pemindai Pada proses pemindaian perlu adanya pengaturan batas intensitas yang nantinya akan mempengaruhi kelengkapan point cloud permukaan model. 2.2 Pencahayaan ruangan Pada tahap pengambilan tekstur pada permukaan model perlu menggunakan ruangan dengan pencahayaan yang merata pada tiap sisi model agar tidak terdapat beda kecerahan pada tiap sisi model. Adanya beda kecerahan pada salah satu tekstur sisi model akan mempengaruhi keakuratan tekstur model. 2.3 Kelengkapan data. Kelengkapan data mempengaruhi hasil rekonstruksi model. Semakin lengkap data maka semakin sedikit adanya lubang pada model. 2) Hasil rekonstruksi pada pada patung Ganesha, Buddha dan patung wanita memiliki kontur yang akurat dengan error relatif kontur yang kecil dimana model Ganesha memiliki error relatif 0.058, model Buddha memiliki error relatif dan model Wanita dengan error relatif [5] The 3D Model Acquisition Pipeline. Fausto Bernardini and Holly Rushmeier. Yorktown Heights, New York, USA : IBM Thomas J. Watson Research Center. [6] Hertz, RIchard. Theories of Contemporary Art. s.l. : Art. Centre Collage and Design. [7] Shape from 2D Edge Gradient. Winkelbach, Simon and F. M. Wahl. Hamburg : Institute for Robotics and Process Control Technical University of Braunschweig. [8] Rigid Registration : The Iterative Closest Point Algorithm. Yaniv, Ziv. Jerusalem : School of Engineering and Computer Science The Hebrew University. [9] Canada, Departement of Computer Science and Engineering of University of. [Online] [Cited: May Friday, 2013.] [10] Penggunaan Jarak Objek dari Kamera dengan Menggunakan Stereo Vision pada Perangkat Model. Anis, Muhammad and Imam, Ahmad. Bandung : Jurnal Sarjana Institut Teknologi Bandung, [11] Z. Zhang, Flexible camera calibration by viewing a plane from unknown orientations, in Seventh International Conference on Computer Vision (ICCV 99) (IEEE Computer Society, 1999), Vol. 1, 666. DAFTAR PUSTAKA [1] Structured-light 3D surface imaging: a tutorial. Jason, Geng. Rockville : s.n. IEEE Intelligent Transportation System Society. [2] Simple, Accurate, and Robust Projector-Camera Calibration. Moreno, Daniel and Taubin, Gabriel. USA : School of Engineering Brown University Providence. [3] Shape from Single Stripe Pattern Illumination. S. Winkelbach and F. M. Wahl. s.l. : Institute for Robotics and Process Control, Technical University of Braunschweig, Luc Van Gool (Editor): Pattern Recognition, Lecture Notes in Computer Science [4] 3D Reconstruction Based on Stereovision and Texture Mapping. Jingchao Li, et al., et al. Beijing : Institute of Information Science, Beijing Jiaotong University.

KALIBRASI PARAMETER KAMERA DENGAN MENGGUNAKAN PROJECTOR UNTUK REKONSTRUKSI 3D BERBASIS METODE STRUCTURED LIGHT

KALIBRASI PARAMETER KAMERA DENGAN MENGGUNAKAN PROJECTOR UNTUK REKONSTRUKSI 3D BERBASIS METODE STRUCTURED LIGHT KALIBRASI PARAMETER KAMERA DENGAN MENGGUNAKAN PROJECTOR UNTUK REKONSTRUKSI 3D BERBASIS METODE STRUCTURED LIGHT R Dimas Adityo Jurusan Teknik Informatika, Universitas Bhayangkara Surabaya Jl. A.Yani 114

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Projection Mapping Pada Bidang Non Planar Sebagai Media Proyeksi Dengan Model Dimensi Tiga Dari Perangkat Kinect Dengan Metode Iterative Closest Point Farandi

Lebih terperinci

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Pengolahan Citra / Image Processing : Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Teknik pengolahan citra dengan mentrasformasikan citra menjadi citra lain, contoh

Lebih terperinci

Swakalibrasi Kamera Menggunakan Matriks Fundamental

Swakalibrasi Kamera Menggunakan Matriks Fundamental Swakalibrasi Kamera Menggunakan Matriks Fundamental Eza Rahmanita, Eko Mulyanto 2, Moch. Hariadi 3 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang Po Bo 2 Kamal, Bangkalan

Lebih terperinci

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL Rudy Adipranata Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya. Telp. (031) 8439040

Lebih terperinci

REKONSTRUKSI 3D PADA PATUNG PURBAKALA DENGAN SCANNER BERBASIS OPTIK. Fendik Eko P

REKONSTRUKSI 3D PADA PATUNG PURBAKALA DENGAN SCANNER BERBASIS OPTIK. Fendik Eko P REKONSTRUKSI 3D PADA PATUNG PURBAKALA DENGAN SCANNER BERBASIS OPTIK Fendik Eko P 2210205019 Pembimbing: Dr. I ketut Edy Purnama. MT Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, M.Eng PROGRAM PASCA SARJANA BIDANG

Lebih terperinci

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel 1 Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel Andi Muhammad Ali Mahdi Akbar, Arief Kurniawan, Ahmad Zaini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

Analisa Pengaruh Perbedaan Medium Air dan Udara Terhadap Kalibrasi Kamera Dengan Menggunakan Metode Zhang

Analisa Pengaruh Perbedaan Medium Air dan Udara Terhadap Kalibrasi Kamera Dengan Menggunakan Metode Zhang Analisa Pengaruh Perbedaan Medium Air dan Udara Terhadap Kalibrasi Kamera Dengan Menggunakan Metode Zhang Pulung Nurtantio Andono 1, Guruh Fajar Shidik 2, Ricardus Anggi Pramunendar 3, Catur Supriyanto

Lebih terperinci

KALIBRASI PARAMETER KAMERA DENGAN PROYEKSI PATERN MENGGUNAKAN PROJECTOR PADA PROSES REKONSTRUKSI 3D BERBASIS STRUCTURED LIGHT

KALIBRASI PARAMETER KAMERA DENGAN PROYEKSI PATERN MENGGUNAKAN PROJECTOR PADA PROSES REKONSTRUKSI 3D BERBASIS STRUCTURED LIGHT KALIBRASI PARAMETER KAMERA DENGAN PROYEKSI PATERN MENGGUNAKAN PROJECTOR PADA PROSES REKONSTRUKSI 3D BERBASIS STRUCTURED LIGHT R Dimas Adityo 1, Eko Mulyanto Yuniarno 2, I Ketut Eddy Purnama 3, Mauridhi

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Muhtadin, ST., MT. Ahmad Zaini, ST., MT. Fatchur Rohman A

Dosen Pembimbing : Muhtadin, ST., MT. Ahmad Zaini, ST., MT. Fatchur Rohman A o Dosen Pembimbing : Muhtadin, ST., MT. Ahmad Zaini, ST., MT. Fatchur Rohman A. 2206 100 724 1 Latar Belakang Media informasi tentang museum Indonesia masih berbentuk dimensi dua yaitu poster dan brosur.

Lebih terperinci

Oleh : Umar Maksum Dosen Pembimbing : Ahmad Zaini, ST, M.T. Dr. I Ketut Eddy Purnama.ST.,MT

Oleh : Umar Maksum Dosen Pembimbing : Ahmad Zaini, ST, M.T. Dr. I Ketut Eddy Purnama.ST.,MT Rekontruksi Citra 3 Dimensi menggunakan Voxel Coloring Oleh : Umar Maksum 2204 109 659 Dosen Pembimbing : Ahmad Zaini, ST, M.T. Dr. I Ketut Eddy Purnama.ST.,MT Latar Belakang Mendapatkan bentuk citra objek

Lebih terperinci

Panorama 360 o untuk Virtual Touring pada Museum Tugu Pahlawan Surabaya

Panorama 360 o untuk Virtual Touring pada Museum Tugu Pahlawan Surabaya JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Panorama 360 o untuk Virtual Touring pada Museum Tugu Pahlawan Surabaya Dyah Kartikawati (1), Ahmad Zaini, (2) dan Muhtadin (3). Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem 3D Scanner Pemindaian tiga dimensi (3D) merupakan proses pengambilan data berupa bentuk suatu objek untuk membuat pemodelan 3D dari objek tersebut. Model 3D yang tercipta

Lebih terperinci

Raycasting Pada Augmented Reality Dimensi Tiga

Raycasting Pada Augmented Reality Dimensi Tiga JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-7 1 Raycasting Pada Augmented Reality Dimensi Tiga Wahyu Setyo Budi, Supeno Mardi Susiki Nugroho, dan Christyowidiasmoro Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 44 BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Analisa yang dilakukan terdiri dari : a. Analisa terhadap permasalahan yang ada. b. Analisa pemecahan masalah. 3.1.1 Analisa Permasalahan Pengenalan uang kertas

Lebih terperinci

APLIKASI REKONSTRUKSI OBJEK 3D DARI KUMPULAN GAMBAR 2D DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENERALIZED VOXEL COLORING

APLIKASI REKONSTRUKSI OBJEK 3D DARI KUMPULAN GAMBAR 2D DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENERALIZED VOXEL COLORING APLIKASI REKONSTRUKSI OBJEK 3D DARI KUMPULAN GAMBAR 2D DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENERALIZED VOXEL COLORING Nama : Charley C. Corputty NPM : 11111620 Jurusan Pembimbing : Sistem Informasi : Dr.-Ing.

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

Pembentukan Citra. Bab Model Citra Bab 2 Pembentukan Citra C itra ada dua macam: citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit

Lebih terperinci

Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris

Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi Dan Pemetaan Teristris JURNAL TEKNIK POMITS Vol. X, No. X, (20XX) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) 1 Perbandingan Penentuan Volume Suatu Obyek Menggunakan Metode Close Range Photogrammetry Dengan Kamera Non Metrik Terkalibrasi

Lebih terperinci

DETEKSI MARKA JALAN DAN ESTIMASI POSISI MENGGUNAKAN MULTIRESOLUTION HOUGH TRANSFORM

DETEKSI MARKA JALAN DAN ESTIMASI POSISI MENGGUNAKAN MULTIRESOLUTION HOUGH TRANSFORM DETEKSI MARKA JALAN DAN ESTIMASI POSISI MENGGUNAKAN MULTIRESOLUTION HOUGH TRANSFORM Charles Edison Chandra; Herland Jufry; Sofyan Tan Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University

Lebih terperinci

Model Citra (bag. 2)

Model Citra (bag. 2) Model Citra (bag. 2) Ade Sarah H., M. Kom Resolusi Resolusi terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Resolusi spasial 2. Resolusi kecemerlangan Resolusi spasial adalah ukuran halus atau kasarnya pembagian kisi-kisi

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Konversi Citra ke G-Code untuk Aplikasi Manufaktur

Pengembangan Sistem Konversi Citra ke G-Code untuk Aplikasi Manufaktur Pengembangan Sistem Konversi Citra ke G-Code untuk Aplikasi Manufaktur Retno Tri Wahyuni, Djoko Purwanto, Tri Arief Sardjono Program Studi Teknik Elektro, Program Pascasarjana ITS Kampus ITS, Sukolilo,

Lebih terperinci

Pengantar Pengolahan Citra. Ade Sarah H., M. Kom

Pengantar Pengolahan Citra. Ade Sarah H., M. Kom Pengantar Pengolahan Citra Ade Sarah H., M. Kom Pendahuluan Data atau Informasi terdiri dari: teks, gambar, audio, dan video. Citra = gambar adalah salah satu komponen multimedia yang memegang peranan

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI REFERENSI

BAB 2 STUDI REFERENSI BAB 2 STUDI REFERENSI Bab ini berisi rangkuman hasil studi referensi yang telah dilakukan. Referensi- referensi tersebut berisi konsep dasar pengukuran 3dimensi menggunakan terrestrial laser scanner, dan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Posisi Target dengan Kamera Stereo untuk Pengarah Senjata Otomatis

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Posisi Target dengan Kamera Stereo untuk Pengarah Senjata Otomatis A216 Rancang Bangun Sistem Pengukuran Posisi Target dengan Kamera Stereo untuk Pengarah Senjata Otomatis Anas Maulidi Utama, Djoko Purwanto, dan Ronny Mardiyanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SENSOR KAMERA KINECT UNTUK MENGUKUR PANJANG OBJEK BENDA MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE CLOSEST POINT. Tugas Akhir

IMPLEMENTASI SENSOR KAMERA KINECT UNTUK MENGUKUR PANJANG OBJEK BENDA MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE CLOSEST POINT. Tugas Akhir IMPLEMENTASI SENSOR KAMERA KINECT UNTUK MENGUKUR PANJANG OBJEK BENDA MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE CLOSEST POINT Tugas Akhir Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Strata 1 Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

IP TRAFFIC CAMERA PADA PERSIMPANGAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE LUASAN PIKSEL

IP TRAFFIC CAMERA PADA PERSIMPANGAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE LUASAN PIKSEL IP TRAFFIC CAMERA PADA PERSIMPANGAN JALAN RAYA MENGGUNAKAN METODE LUASAN PIKSEL OLEH : ANDI MUHAMMAD ALI MAHDI AKBAR Pembimbing 1: Arief Kurniawan, ST., MT Pembimbing 2: Ahmad Zaini, ST., M.Sc. Page 1

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Pemindaian Geometrik Model 3D Menggunakan 3 Input

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: Pemindaian Geometrik Model 3D Menggunakan 3 Input Pemindaian Geometrik Model 3D Menggunakan 3 Input Mark Budiman Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti E-mail: markbudiman93@gmail.com Abstrak 3D Laser Scanner merupakan alat

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt Romindo Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran No. 190 Pasar VI Manunggal romindo4@gmail.com Nurul Khairina Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran

Lebih terperinci

Grafik Komputer : Konsep 3 Dimensi

Grafik Komputer : Konsep 3 Dimensi Grafik Komputer : Konsep 3 Dimensi Universitas Gunadarma 2006 Grafik Komputer : Konsep 3D 1/10 Alur Proses Grafik Komputer 3D (1/2) Penetapan ruang model. Transformasi model adalah menempatkan model pada

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (21) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A9 Analisis Kesalahan Pengukuran Akibat Distorsi Lensa Yudha Hardhiyana Putra dan Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 8 - GRAFKOM DAN PENGOLAHAN CITRA Konsep Dasar Pengolahan Citra Pengertian Citra Analog/Continue dan Digital. Elemen-elemen Citra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Marka Jalan Marka jalan merupakan suatu penanda bagi para pengguna jalan untuk membantu kelancaran jalan dan menghindari adanya kecelakaan. Pada umumnya marka jalan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING Mohamad Aditya Rahman, Ir. Sigit Wasista, M.Kom Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection Muji Tri Nurismu

Lebih terperinci

Operasi-operasi Dasar Pengolahan Citra Digital

Operasi-operasi Dasar Pengolahan Citra Digital Operasi-operasi Dasar Pengolahan Citra Digital Pendahuluan Citra digital direpresentasikan dengan matriks. Operasi pada citra digital pada dasarnya adalah memanipulasi elemen- elemen matriks. Elemen matriks

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI STEREOGRAM GENERATOR

PEMBUATAN APLIKASI STEREOGRAM GENERATOR PEMBUATAN APLIKASI STEREOGRAM GENERATOR Rudy Adipranata 1, Danny Raharja, Cherry Galatia Ballangan 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bagian ini akan disajikan hasil penelitian pemanfaatan sistem sensor pergeseran mikro untuk estimasi diameter lubang pada bahan gigi tiruan berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk dari digitalisasi yang sedang berkembang saat ini adalah teknologi 3D Scanning yang merupakan proses pemindaian objek nyata ke dalam bentuk digital.

Lebih terperinci

BROSUR INTERAKTIF BERBASIS AUGMENTED REALITY

BROSUR INTERAKTIF BERBASIS AUGMENTED REALITY BROSUR INTERAKTIF BERBASIS AUGMENTED REALITY Muchammad Chafied, Rengga Asmara, S.Kom, Taufiqurrahman, S.ST, Rizky Yuniar Hakkun, S.Kom Jurusan Teknik Informatika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,

Lebih terperinci

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION Indra Pramana, M Zen Hadi Samsono, Setiawardhana Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS PADA MATA MANUSIA BERBASIS IMAGE PROCESSING DENGAN EUCLIDEAN DISTANCE PADA SISTEM MEKANIKAL AUTOMATED OPTICAL INSPECTION (AOI) AHMAD RIFA I RIF AN NRP. 2106 100

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI STEREOGRAM GENERATOR

PEMBUATAN APLIKASI STEREOGRAM GENERATOR PEMBUATAN APLIKASI STEREOGRAM GENERATOR Rudy Adipranata 1, Cherry Galatia Ballangan 2, Danny Raharja Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

Intensitas cahaya ditangkap oleh diagram iris dan diteruskan ke bagian retina mata.

Intensitas cahaya ditangkap oleh diagram iris dan diteruskan ke bagian retina mata. Pembentukan Citra oleh Sensor Mata Intensitas cahaya ditangkap oleh diagram iris dan diteruskan ke bagian retina mata. Bayangan obyek pada retina mata dibentuk dengan mengikuti konsep sistem optik dimana

Lebih terperinci

Perancangan Sistem dan Algoritma Identifikasi Obyek 3 Dimensi dengan Pemanfaatan Laser Pointer sebagai Pembangkit Berkas

Perancangan Sistem dan Algoritma Identifikasi Obyek 3 Dimensi dengan Pemanfaatan Laser Pointer sebagai Pembangkit Berkas 30 pril 008, Surabaya, Indonesia Perancangan Sistem dan lgoritma Identifikasi Obyek 3 Dimensi dengan Pemanfaatan Laser Pointer sebagai Pembangkit Berkas Stefanus Ongkodjojo 1), Rudi dipranata ), dan Stanley

Lebih terperinci

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-5 1 Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram Shabrina Mardhi Dalila, Handayani Tjandrasa, dan Nanik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri keramik yang terdiri dari ubin (tile), saniter, perangkat rumah tangga (tableware), genteng telah memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. bagian penting untuk dapat mengetahui sifat aliran fluida pada medium berpori.

BAB III METODOLOGI. bagian penting untuk dapat mengetahui sifat aliran fluida pada medium berpori. 16 BAB III METODOLOGI 3.1 Metode Serial Sectioning Pengetahuan tentang struktur pori tiga dimensi secara komputasi menjadi bagian penting untuk dapat mengetahui sifat aliran fluida pada medium berpori.

Lebih terperinci

Implementasi Morphology Concept and Technique dalam Pengolahan Citra Digital Untuk Menentukan Batas Obyek dan Latar Belakang Citra

Implementasi Morphology Concept and Technique dalam Pengolahan Citra Digital Untuk Menentukan Batas Obyek dan Latar Belakang Citra Implementasi Morphology Concept and Technique dalam Pengolahan Citra Digital Untuk Menentukan Batas Obyek dan Latar Belakang Citra Eddy Nurraharjo Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Citra Digital Berbasis Color Constancy Menggunakan Gray World

Peningkatan Kualitas Citra Digital Berbasis Color Constancy Menggunakan Gray World Peningkatan Kualitas Citra Digital Berbasis Color Constancy Menggunakan Heri Priya Waspada, *, Supeno Mardi Susiki Nugroho, Eko Mulyanto Yuniarno S Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Rancang Bangun Sistem Pemantau Ruangan Berbasis Multi Kamera untuk Smartphone Android pada Jaringan Pikonet yang Adaptif terhadap Perubahan Situasi Ruangan

Lebih terperinci

Perbaikan Kualitas Rekonstruksi Motion Capture

Perbaikan Kualitas Rekonstruksi Motion Capture Perbaikan Kualitas Rekonstruksi Motion Capture Dengan Metode Interpolasi Winaryo, Ahmad Zaini, Muhtadin Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro Kampus ITS

Lebih terperinci

Penjejakan Objek Visual berbasis Algoritma Mean Shift dengan menggunakan kamera Pan-Tilt

Penjejakan Objek Visual berbasis Algoritma Mean Shift dengan menggunakan kamera Pan-Tilt Penjejakan Objek Visual berbasis Algoritma Mean Shift dengan menggunakan kamera Pan-Tilt Sulfan Bagus Setyawan 1, Djoko Purwanto 2 Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1 sulfan13@mhs.ee.its.ac.id

Lebih terperinci

MENERAPKAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PADA OBYEK-OBYEK MUSEUM RADYA PUSTAKA. Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

MENERAPKAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PADA OBYEK-OBYEK MUSEUM RADYA PUSTAKA. Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta MENERAPKAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PADA OBYEK-OBYEK MUSEUM RADYA PUSTAKA 1 Dedi Ary Prasetya, 1 Muhammad Nurruzzaman Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Email: dediary@ums.ac.id,

Lebih terperinci

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP. 1202 109 022 Teknologi fotografi pada era sekarang ini berkembang sangat pesat. Hal ini terbukti dengan adanya kamera digital. Bentuk dari kamera digital pada umumnya kecil,

Lebih terperinci

METODE FADHLI FAME LANER UNTUK ALAT 3D LASER SCANNER

METODE FADHLI FAME LANER UNTUK ALAT 3D LASER SCANNER METODE FADHLI FAME LANER UNTUK ALAT 3D LASER SCANNER Fadhli Umar Lubis Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Trisakti E-mail: fadhli_umar@yahoo.com Abstrak 3D laser scanner yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Tulisan Tangan angka Jawa Digitalisasi Pre-Processing ROI Scalling / Resize Shadow Feature Extraction Output Multi Layer Perceptron (MLP) Normalisasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengujian simulasi pemindaian dan reonstuksi, juga rekonstruksi tomogram dari citra sinar-x. Sistem rekonstruksi citra yang telah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Dalam analisis ini berisi penjelasan tentang analisis dan perancangan sistem yang akan dibangun. Analisis akan terdiri dari analisis permasalahan, analisis kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1 BAB II LANDASAN TEORI Computer vision adalah bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat mesin seolah-olah dapat melihat. Komponen dari Computer Vision tentunya adalah gambar atau citra, dengan

Lebih terperinci

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK Program Studi Matematika FMIPA Universitas Negeri Semarang Abstrak. Saat ini, banyak sekali alternatif dalam

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KAMERA CCTV SEBAGAI ALAT BANTU TRAFFIC SURVEY BIDANG : TRAFFIC ENGINEERING. Ressi Dyah Adriani NPP

PEMANFAATAN KAMERA CCTV SEBAGAI ALAT BANTU TRAFFIC SURVEY BIDANG : TRAFFIC ENGINEERING. Ressi Dyah Adriani NPP PEMANFAATAN KAMERA CCTV SEBAGAI ALAT BANTU TRAFFIC SURVEY BIDANG : TRAFFIC ENGINEERING Ressi Dyah Adriani NPP 10529 ressi.adriani@jasamarga.co.id ABSTRAK Data kepadatan lalu-lintas merupakan kebutuhan

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Diagram Percobaan

Gambar 4.1 Diagram Percobaan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kerangka Percobaan Pada bab ini dilakukan pembahasan dari implementasi terhadap sistem yang telah dirancang, berupa cara kerja sistem dan pembahasan data-data percobaan yang

Lebih terperinci

Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan

Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan A723 Studi Perbandingan Total Station dan Terrestrial Laser Scanner dalam Penentuan Volume Obyek Beraturan dan Tidak Beraturan Reza Fajar Maulidin, Hepi Hapsari Handayani, Yusup Hendra Perkasa Jurusan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Konsep Dasar Pengolahan Citra Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI Definisi Citra digital: kumpulan piksel-piksel yang disusun dalam larik (array) dua-dimensi yang berisi nilai-nilai real

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB III REKONTRUKSI 3D MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PHOTOMODELER.

BAB III REKONTRUKSI 3D MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PHOTOMODELER. BAB III REKONTRUKSI 3D MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PHOTOMODELER. 3.1 Perangkat lunak PhotoModeler Photomodeler adalah salah satu perangkat lunak yang mempunyai kemampuan yang cukup unggul dan umum dipakai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

Pengolahan Citra : Konsep Dasar

Pengolahan Citra : Konsep Dasar Pengolahan Citra Konsep Dasar Universitas Gunadarma 2006 Pengolahan Citra Konsep Dasar 1/14 Definisi dan Tujuan Pengolahan Citra Pengolahan Citra / Image Processing Proses memperbaiki kualitas citra agar

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI MENERAPKAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PADA OBJEK-OBJEK MUSEUM RADYA PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI MENERAPKAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PADA OBJEK-OBJEK MUSEUM RADYA PUSTAKA NASKAH PUBLIKASI MENERAPKAN APLIKASI AUGMENTED REALITY PADA OBJEK-OBJEK MUSEUM RADYA PUSTAKA Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-satu Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan

BAB 2 LANDASAN TEORI. metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan pengenalan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Automatic Number Plate Recognition Automatic Number Plate Recognition atau yang disingkat dengan ANPR adalah metode yang digunakan sebagai pengawasan kendaraan yang menggunakan

Lebih terperinci

APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY UNTUK PERHITUNGAN VOLUME OBJEK

APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY UNTUK PERHITUNGAN VOLUME OBJEK APLIKASI CLOSE RANGE PHOTOGRAMMETRY UNTUK PERHITUNGAN VOLUME OBJEK Oleh : Sarkawi Jaya Harahap 3511 1000 04 Dosen Pembimbing : Hepi Hapsari Handayani, S.T, Ms.C Jurusan Teknik Geomatika Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Fourier Descriptor Based Image Alignment (FDBIA) (1)

Fourier Descriptor Based Image Alignment (FDBIA) (1) Fourier Descriptor Based Image Alignment (FDBIA) (1) Metode contour tracing digunakan untuk mengidentifikasikan boundary yang kemudian dideskripsikan secara berurutan pada FD. Pada aplikasi AOI variasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deteksi Dari citra setting yang telah direkam, dengan menggunakan software Paint Shop Pro v.6, diketahui nilai RGB dari tiap laser yang terekam oleh kamera CCD. RGB yang dicantumkan

Lebih terperinci

PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN. Sudimanto

PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN. Sudimanto Media Informatika Vol. 14 No.3 (2015) Abstrak PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN Sudimanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda

Lebih terperinci

One picture is worth more than ten thousand words

One picture is worth more than ten thousand words Budi Setiyono One picture is worth more than ten thousand words Citra Pengolahan Citra Pengenalan Pola Grafika Komputer Deskripsi/ Informasi Kecerdasan Buatan 14/03/2013 PERTEMUAN KE-1 3 Image Processing

Lebih terperinci

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL Muhammad Affandes* 1, Afdi Ramadani 2 1,2 Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kontak Person : Muhammad

Lebih terperinci

Performansi David Laser Scanner untuk Pengukuran Antropometri Kaki

Performansi David Laser Scanner untuk Pengukuran Antropometri Kaki Petunjuk Sitasi: Dharma, I. G., & Nathania, N. A. (2017). Performansi David Laser Scanner untuk Pengukuran Antropometri Kaki. Prosiding SNTI dan SATELIT (pp. B239-243). Malang: Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM) Rima Tri Wahyuningrum *) Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Sistem Penangkap Citra Pelanggaran Lampu Merah

Sistem Penangkap Citra Pelanggaran Lampu Merah Sistem Penangkap Citra Pelanggaran Lampu Merah 1 Muhtadin 1) Isrin Ramdani 2) Ahmad Zaini 2) 1) Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya 60111, email: muhtadin@ee.its.ac.id 2) Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EXPOSURE TERHADAP PERFORMA ALGORITMA SIFT UNTUK IMAGE MATCHING PADA UNDERWATER IMAGE

ANALISIS PENGARUH EXPOSURE TERHADAP PERFORMA ALGORITMA SIFT UNTUK IMAGE MATCHING PADA UNDERWATER IMAGE ANALISIS PENGARUH EXPOSURE TERHADAP PERFORMA ALGORITMA SIFT UNTUK IMAGE MATCHING PADA UNDERWATER IMAGE HANANTO DHEWANGKORO A11.2009.04783 Universitas Dian Nuswantoro. Semarang, Indonesia Email: hanantodhewangkoro@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o o BT

BAB III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o o BT 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Potensi Daerah Penelitian 3.1.1 Lokasi Daerah Penelitian Daerah penelitian secarageografisterletakpada107 o 44 30-107 o 47 30 BT dan 7 o 10 30-7 o 8 30 LS. Tepatnya

Lebih terperinci

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan Teady Matius Surya Mulyana tmulyana@bundamulia.ac.id, teadymatius@yahoo.com Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV UJI PENENTUAN POSISI TIGA DIMENSI BUAH JERUK LEMON PADA TANAMANNYA

BAB IV UJI PENENTUAN POSISI TIGA DIMENSI BUAH JERUK LEMON PADA TANAMANNYA BAB IV UJI PENENTUAN POSISI TIGA DIMENSI BUAH JERUK LEMON PADA TANAMANNYA A. Pendahuluan Latar belakang Robot selain diterapkan untuk dunia industri dapat juga diterapkan untuk dunia pertanian. Studi yang

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor

Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor 1 Pengembangan Sistem Identifikasi Telapak Tangan dengan Menggunakan Metode Filter Bank Gabor Ricky Kurniadi dan Nurul Hidayat urusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

PENGUKURAN KECEPATAN OBYEK DENGAN PENGOLAAN CITRA MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING SKRIPSI. Disusun Oleh : Hery Pramono NPM.

PENGUKURAN KECEPATAN OBYEK DENGAN PENGOLAAN CITRA MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING SKRIPSI. Disusun Oleh : Hery Pramono NPM. PENGUKURAN KECEPATAN OBYEK DENGAN PENGOLAAN CITRA MENGGUNAKAN METODE THRESHOLDING SKRIPSI Disusun Oleh : Hery Pramono NPM. 0434010389 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG)

Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Implementasi Deteksi Copy-move Forgery pada Citra menggunakan Metode Histogram of Oriented Gradients (HOG) Ni Luh Made Asri Mulyasari,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. Citra Digital Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi

Lebih terperinci

II.1. Persiapan II.1.1. Lokasi Penelitian II.1.2. Persiapan Peralatan Penelitian II.1.3. Bahan Penelitian II.1.4.

II.1. Persiapan II.1.1. Lokasi Penelitian II.1.2. Persiapan Peralatan Penelitian II.1.3. Bahan Penelitian II.1.4. DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... v PERNYATAAN... vi PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv DAFTAR ISTILAH... xvi INTISARI...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan sistem pendeteksi orang tergeletak mulai dari : pembentukan citra digital, background subtraction, binerisasi, median filtering,

Lebih terperinci

HASIL DAN ANALISIS. Tabel 4-1 Hasil kalibrasi kamera Canon PowerShot S90

HASIL DAN ANALISIS. Tabel 4-1 Hasil kalibrasi kamera Canon PowerShot S90 BAB 4 HASIL DAN ANALISIS Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil dari setiap proses yang telah dilakukan dan dibahas pada bab sebelumnya baik dari kalibrasi kamera sampai pada pengolahan data yang telah

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE TRIANGULASI UNTUK MEMINDAI OBJEK KE DALAM 3D POINT CLOUD

PENGGUNAAN METODE TRIANGULASI UNTUK MEMINDAI OBJEK KE DALAM 3D POINT CLOUD PENGGUNAAN METODE TRIANGULASI UNTUK MEMINDAI OBJEK KE DALAM 3D POINT CLOUD Randy Muhammad Putra 1, Slamet Winardi 2 1,2 Program Studi Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya 1 Randyymp@gmail.com,

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) Pramuda Akariusta Cahyan, Muhammad Aswin, Ir., MT., Ali Mustofa, ST., MT. Jurusan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan

Lebih terperinci

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram Komang Budiarta,

Lebih terperinci

Sistem Koordinat 3D. +y +y

Sistem Koordinat 3D. +y +y Pendahuluan Grafika Komputer dalam aplikasinya terbagi menjadi 2 : Grafika 2D Grafika 3D Aplikasi 2D banyak dipakai dalam pembuatan grafik, peta, kreasi 2D yang banyak membantu pemakai dalam membuat visualisasi.

Lebih terperinci