Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection Muji Tri Nurismu dan Ir. Apriani Kusumawardhani, Msc, Ir. Heru Setijono, Msc Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6 apri@ep.its.ac.id Abstrak Spion merupakan komponen yang menjadi kelengkapan standar kendaraan bermotor. Dalam proses produksinya harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Salah satu parameter yang menjadi tolak ukur kualitas Spion adalah faktor distorsi. Distorsi adalah salah satu cacat pada Spion yang menyebabkan bayangan tidak sesuai dengan aslinya. Untuk mengetahui besar faktor distorsi perlu dilakukan proses pengujian distorsi. Berdasarkan pengalaman kerja praktek di salah satu perusahaan yang memproduksi suku cadang kendaraan bermotor, proses pengujian distorsi kaca spion dilakukan dengan menggunakan metode concentric circle. Saat ini pengujian yang dilakukan masih manual. Pengujian ini cukup rumit dan berpotensi menimbulkan banyak kesalahan. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan perancangan sistem pengujian distorsi menggunakan konsep pengolahan citra berbasis deteksi tepi. Berdasarkan hasil percobaan, ditetapkan bahwa sistem dibuat dengan intensitas pencahayaan sebesar 2.3 lux, ketebalan garis lingkaran obyek sebesar.4 mm, operator deteksi tepi yang sesuai adalah roberts dengan nilai threshold.34. Jika dibandingkan dengan pengujian manual, sistem yang dibuat lebih akurat karena error dari sistem yang dibuat lebih kecil dari pada sistem pengujian manual. Error sistem pengujian yang dibuat sebesar % sedangkan error pengujian manual sebesar %. Kata Kunci Citra, distorsi, software, Spion. I. PENDAHULUAN PION merupakan hal yang sangat penting dan menjadi S kelengkapan standar kendaraan bermotor. Kaca Spion didefinisikan sebagai suatu cermin untuk melihat ke arah belakang kendaraan secara jelas. Agar sesuai dengan standar maka dalam proses produksi harus memperhatikan beberapa parameter tertentu, seperti jari-jari kelengkungan, pantulan dan efek distorsi. Parameter yang akan dibahas lebih lanjut adalah mengenai efek distorsi pada kaca Spion kendaraan bermotor kategori L3. Kendaraan kategori L3 didefinisikan sebagai kendaraan bermotor beroda dua dengan kapasitas silinder lebih dari 5 cm 3 atau dengan desain kecepatan maksimum lebih dari 5 km/jam apapun jenis tenaga penggeraknya[]. Pada kaca Spion kendaraan bermotor kategori L3 dipersyaratkan harus memiliki faktor distorsi maksimal 7 % [2]. Oleh karena itu untuk mengetahui seberapa besar faktor distorsi suatu kaca Spion, perlu dilakukan pengujian distorsi. Berdasarkan pengalaman kerja praktek di salah satu perusahaan yang memproduksi suku cadang kendaraan bermotor, proses pengujian distorsi kaca Spion dilakukan dengan menggunakan metode concentric circle. Saat ini pengujian yang dilakukan masih manual. Proses ini dilakukan dengan mencetak gambar Spion dan mengukur jari-jari pola lingkaran yang tertangkap pada Spion menggunakan jangka sorong, kemudian menghitung faktor distorsi dengan menggunakan software kalkulasi. Pengujian ini cukup rumit, membutuhkan waktu yang lama, membutuhkan biaya rutinitas untuk mencetak gambar dan berpotensi menimbulkan banyak kesalahan. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan perancangan sistem pengujian distorsi menggunakan konsep pengolahan citra berbasis deteksi tepi untuk menggantikan sistem pengujian yang telah ada. Penggunaan pengolahan citra dalam sistem pengujian distorsi diharapkan pengujian dapat dilakukan dengan mudah dan akurat. Pemilihan konsep pengolahan citra berbasis deteksi tepi didasarkan pada jurnal dari Dr. Karmilasari dan Tri Putriyati Permata dari Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Gunadarma yang berjudul Segmentasi Iris Mata Menggunakan Metode Deteksi Tepi Dan Operasi Morfologi, dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa dapat dilakukan pengukuran jari-jari suatu lingkaran dengan menggunakan pengolahan citra. Dalam kasus ini adalah pengukuran jari-jari lingkaran iris mata menggunakan metode deteksi tepi. Sementara ini telah dilakukan beberapa penelitian terkait faktor distorsi. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh J. C. Aparicio Fernandes dan Manuel Joao O Ferreira tentang Fast Correction of Lens Distortion for Image Application. Akan tetapi penelitian tentang perhitungan faktor distorsi suatu Spion (cermin cembung) dengan concentric circle method berbasis edge detection sejauh ini belum pernah dilakukan, khususnya di lingkungan teknik fisika. II. DASAR TEORI A. Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah suatu proses untuk mempersiapkan suatu citra agar dapat di interpretasi dengan baik sehingga lebih mudah untuk dilakukan proses analisis. Pengolahan citra

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 2 bisa berupa penyederhanaan ukuran citra, reduksi noise, peningkatan kontras atau konversi jenis citra. Sedangkan analisis citra adalah proses mendapatkan informasi dari suatu citra untuk tujuan tertentu[3]. B. Deteksi Tepi Tepi didefinisikan sebagai batas antara dua daerah yang memiliki perbedaan tingkat keabuan yang signifikan. Sedangkan deteksi tepi merupakan salah satu operasi dasar dari pemrosesan citra yang digunakan dalam menentukan tepi suatu obyek. Pada dasarnya, operasi deteksi tepi objek merupakan operasi yang mendeteksi perubahan tingkat keabuan yang signifikan dari suatu citra[4]. Representasi perubahan tingkat keabuan dapat dilihat pada gambar 2., perubahan tingkat intensitas diukur oleh suatu gradien citra. Gambar 2. Representasi 2 perubahan gray dari 2 tepi objek Misalnya diketahui suatu citra f(x,y) adalah fungsi dua dimensi, maka vektor gradien dari x dan y masing-masing merupakan turunan pertama terhadap x dan y yang dapat ditulis dalam bentuk persamaan [4]: G G x G y Gray Level x y f ( x, y) f ( x, y) Tepi yang ideal () Besaran dari gradien dapat dihitung menggunakan beberapa model persamaan salah satunya adalah metode euclidian distance: G( f ( x, y) ) G + G f ( x, y) + f ( x, y) x y x y dan arah dari gradien tersebut adalah: Gx α = tan G Macam-macam metode untuk proses deteksi tepi ini, antara lain: () Operator Sobel (2) Operator Robert s cross (3) Operator Prewit y 2 (2) (3) Operator Sobel Dalam operator sobel digunakan matrik konvolusi 3 x 3 dan susunan piksel-pikselnya di sekitar pixel (x, y) seperti bagan berikut: 2 G 2 2 x G y dan 2 (4) Operator sobel merupakan pengembangan Operator robert dengan menggunakan filter HPF yang diberi satu angka nol penyangga. Kelebihan dari Operator sobel ini adalah kemampuan untuk mengurangi noise sebelum melakukan perhitungan deteksi tepi. Operator Robert s Operator robert adalah nama lain dari teknik differensial yang sedang dikembangkan, yaitu differensial pada arah horisontal dan differensial pada arah vertikal. Operator robert merupakan salah satu operator yang menggunakan jendela matrik 2x2, operator ini melakukan perhitungan dengan mengambil arah diagonal untuk melakukan perhitungan nilai gradiennya. Bentuk operator Roberts dapat dilihat pada rumus: G x dan G y (5) Operator Prewit Operator Prewitt merupakan pengembangan operator robert dengan menggunakan High Pass Filter (HPF) yang diberi satu angka nol penyangga, serta menggunakan persamaan yang sama dengan operator sobel yang menggunakan matrik 3x3. Bentuk operator prewit adalah sebagai berikut: G x dan G y (6) C. Distorsi Distorsi adalah gejala di mana bayangan benda yang terbentuk tidak sama dengan benda aslinya karena adanya cacat pada suatu cermin. Distorsi terjadi, ketika ukuran setiap titik pada bidang gambar diperbesar dengan cara yang berbeda[5]. Gambar 2.2 Contoh gambar terdistorsi

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 3 D. Concentrical Circle Method Concentric circle method adalah metode pengujian distorsi dengan menggunakan obyek pantul yang memiliki gambar berbentuk lingkaran. Bentuk obyek pantul dan susunan komponen pengujian distorsi dapat di lihat pada gambar 2.3 dan 2.4. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Alur Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan hingga tujuan dapat tercapai. Proses pengerjaan penelitian ini meliputi perancangan dan pembuatan hardware sistem pengujian, perancangan dan pembuatan software pengolahan citra, koneksi software dengan webcam dan selanjutnya dilakukan pengujian sistem. Tahapan tahapan tersebut bisa dilihat pada gambar 3.. Gambar 2.3 Pola obyek Gambar 2.4 Susunan peralatan pengujian Pada gambar 2.4 kaca Spion diletakkan dengan jarak 3 mm dari obyek, posisi kamera dan kaca Spion diusahakan harus dalam keadaan lurus. Setelah semua komponen telah siap kemudian dilakukan pengambilan gambar menggunakan kamera, contoh hasil pengambilan gambar bisa dilihat pada gambar 2.5. Gambar 2.5 Contoh Hasil Pengambilan Gambar Tingkat kesempurnaan gambar lingkaran yang terjadi pada kaca Spion menunjukkan seberapa besar faktor distorsi pada kaca Spion tersebut. Faktor distorsi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Gambar 3. Diagram alir penelitian tugas akhir B. Gambaran Menyeluruh Sistem Pengujian Gambaran umum sistem secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.2. Kaca Spion diletakkan pada tiang penyangga yang berada 3 mm di depan webcam. Kemudian akan dilakukan proses akuisisi gambar Spion dengan menggunakan webcam. Citra hasil akuisisi webcam ditransfer menuju perangkat computer yang sudah terdapat program pengolahan citra. Ketika citra sudah dapat diterima software maka selanjutnya dilakukan proses pengukuran faktor distorsi kaca Spion tersebut dengan menggunakan konsep pengolahan citra. (7) (8) dengan keterangan: Rn adalah harga rata-rata jari-jari bayangan dari lingkaran konsentrik lingkaran n, dihitung dari rumus ; Ro adalah jari-jari bayangan terbesar atau terkecil ; ε adalah faktor distorsi.tikel yang untuk mendapatkan security clearances apapun yang dibutuhkan. Gambar 3.2 Gambaran keseluruhan sistem pengujian yang akan dibuat. C. Perancangan dan Pembuatan Hardware Alat Desain alat memiliki dua sumbu gerak utama yang saling

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 4 tegak lurus dan tiang tempat meletakkan kaca Spion yang mampu bergerak dalam satu sumbu gerak secara vertikal. Setiap sumbu dapat digeser untuk mengatur posisi kaca Spion. Rancangan mekanik alat dapat dilihat pada gambar 3.3. Gambar 3.3 Desain mekanik Alat Realisasi mekanik alat dibuat dengan bahan aluminium dan akrilik. Bahan alumunium digunakan untuk membuat kerangka dasar alat. Ukuran kerangka dasar ini adalah 5 cm pada arah sumbu x, 6 cm pada arah sumbu y dan 5 cm pada arah sumbu z. Bentuk mekanik alat pengujian distorsi secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.4. Gambar 3.4 Bentuk mekanik alat pengujian distorsi secara keseluruhan Gambar 3.5 Diagram alir program pengolahan citra Setelah melalui proses perancangan, Program pengolahan citra pada alat pengujian distorsi dibuat dengan program komputasional. Interface program pengolah citra dapat dilihat pada gambar 3.6 D. Perancangan dan Pembuatan Software Pengolahan Citra Algoritma program pengolah citra dijelaskan pada beberapa urutan penjelasan berikut. Adapun tahapan eksekusi program adalah sebagai berikut:. Inisialisasi perangkat webcam; 2. Pengakuisisian citra RGB dengan webcam; 3. Penyesuaian ukuran citra menjadi berukuran pixel; 4. Konversi citra berformat RGB menjadi format grayscale; 5. Konversi citra berformat grayscale menjadi format biner; 6. Proses deteksi tepi dengan operator sobel, roberts dan prewitt; 7. Seleksi informasi yang dibutuhkan; 8. Deteksi pusat lingkaran; 9. Deteksi 8 jari-jari lingkaran terluar.. Perhitungan faktor distorsi. Membandingkan nilai distorsi terhitung dengan nilai standar. Algoritma program pengolah citra keseluruhan dapat dituliskan dalam diagram alir, yaitu pada gambar 3.5. Gambar 3.6 Interface program pengolahan citra E. Menentukan Ketebalan Garis Lingkaran Pada Obyek Untuk menentukan ketebalan garis lingkaran pada obyek yang sesuai dengan sistem yang dibuat akan dilakukan pengujian terhadap 3 variasi ketebalan garis, yaitu:.3 mm,.4 mm dan.5 mm. F. Menentukan Nilai Threshold Untuk menentukan nilai threshold yang sesuai dengan sistem yang dibuat akan dilakukan pengujian terhadap 3 variasi nilai threshold, yaitu:.33,.34 dan.35. G. Menentukan Operator Deteksi Tepi Untuk menentukan operator deteksi tepi yang sesuai dengan sistem yang dibuat akan dilakukan pengujian terhadap

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) variasi operator deteksi tepi, yaitu: sobel, prewitt dan Roberts. Tebal Garis H. Menentukan Faktor Distorsi Webcam Karena pada sistem ini proses akuisisi citra dilakukan dengan menggunakan webcam, maka perlu dipertimbangkan bahwa lensa pada webcam juga memiliki efek distorsi. Oleh karena itu besar faktor distorsi webcam harus ditentukan agar dapat dipisahkan antara efek distorsi akibat dari webcam itu sendiri dan efek distorsi spion. Susunan alat pengujian distorsi webcam dapat dilihat pada gambar 3.7. Operator Deteksi Tepi Gambar 4. Hasil sistem pengujian dengan operator Sobel Tebal Garis Threshold Nilai Distorsi (%) Gambar 3.7 Susunan alat pengujian distorsi webcam. Operator Deteksi Tepi I. Kesesuaian Pengujian Distorsi Dengan Program Pengolahan Citra dan Pengujian Manual Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan pengujian distorsi menggunakan program pengolahan citra dan pengujian Manual. Dengan membandingkan dua hal tersebut akan dapat diketahui performansi program yang dibuat. IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Untuk Menentukan Ketebalan Garis, Nilai Threshold dan Operator Deteksi Tepi Pengujian dilakukan pada satu kaca spion dengan 3 variasi operator deteksi tepi (Sobel, Prewitt, Roberts), 3 variasi ketebalan garis (.3 mm,.4 mm,.5 mm) dan 3 variasi nilai threshold (.33,.34,.35). Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kondisi yang sesuai dengan sistem pengujian distorsi yang dibuat. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4., 4.2 dan 4.3. Berdasarkan hasil data yang diperoleh pada gambar 4., 4.2 dan 4.3, kombinasi yang diberi warna merah merupakan kombinasi terbaik. Hal ini dilihat dari hasil pengujian yang mendekati nilai referensi. Dari ketiga kombinasi tersebut ternyata kombinasi operator Roberts, tebal garis.4 mm, dan nilai threshold.34 memiliki nilai yang paling mendekati dengan pengujian manual. Oleh karena itu kombinasi inilah yang nantinya akan digunakan dalam setiap pengujian faktor distorsi dengan menggunakan software yang telah dibuat. Gambar 4.2 Hasil sistem pengujian dengan operator Prewitt Threshold Nilai Distorsi (%) Tebal Garis Operator Deteksi Tepi Threshold Nilai Distorsi (%) Gambar 4.3 Hasil sistem pengujian dengan operator Roberts

6 JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 6 B. Hasil Pengukuran Faktor Distorsi Webcam Pengukuran faktor distorsi webcam dilakukan utuk mengetahui seberapa besar pengaruh distorsi dari webcam terhadap sistem yang akan dibuat. Hasil pengujian nilai distorsi webcam dapat dilihat pada tabel 4.. Sehingga berdasar perhitungan diketahui bahwa webcam yang dipergunakan memiliki faktor distorsi sebesar.83 %. No Posisi Tabel 4. Hasil Pengukuran Faktor Distorsi Webcam Jari-Jari r An' Bn' Cn' Dn' En' Fn' Gn' Hn' Max - Rata-rata =.75 - Rata-rata Min =.79 r Max r Min r Ratarata Faktor Distorsi (%) C. Hasil Pengujian 6 Sampel Kaca Spion dan Hasil Pengujian Performansi Software yang Dibuat. Setelah diketahui kombinasi terbaik, maka akan dilakukan pengujian dengan sampel kaca Spion yang berbeda. Pengujian ini dilakukan pada 3 kaca Spion kanan dan 3 kaca Spion kiri. Hasil pengujian keenam sampel kaca spion dapat dilihat pada tabel 4.2. Dalam tabel tersebut dapat dilihat bahwa dalam pengujian 6 sampel kaca spion terdapat satu kaca spion yang tidak standar yaitu spion kanan. Spion tersebut dikatakan tidak standar karena besar faktor distorsinya lebih dari 7 %. Sedangkan kaca spion yang lainnya sudah standar. No Tabel 4.2 Hasil Pengujian 6 Sampel Kaca Spion Posisi Spion Kiri Spion 2 Kiri Spion 3 Kiri Spion Kanan Spion 2Kanan Spion 3Kanan r Max r Min r Rata-rata Faktor Distorsi (%) Selain itu akan dilakukan proses penentuan performansi software yang dibuat. Hasil proses penentuan performansi software dapat dilihat pada tabel 4.3. Sedangkan hasil perbandingan dengan pengujian manual, dapat dilihat pada tabel 4.4. Tabel 4.3 Perbandingan Pengujian Dengan Pengolahan Citra dan Referensi No Nama Sampel Nilai Distorsi(%) Referensi Pengujian Dengan Software yang Dibuat error % error Spion Kiri Spion 2 Kiri Spion 3 Kiri SpionKanan Spion2Kanan Spion3Kanan Rata-Rata Sehingga berdasarkan hasil diatas diketahui bahwa persen error sistem sebesar % Tabel 4.4 Perbandingan Pengujian Manual Dengan Jangka Sorong dan Referensi No Nama Sampel Nilai Distorsi(%) Referensi Pengujian Manual Dengan Jangka Sorong error % error Spion Kiri Spion 2 Kiri Spion 3 Kiri SpionKanan Spion2Kanan Spion3Kanan Rata-Rata Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa persen error sistem pengujian manual jauh lebih besar jika dibandingkan dengan persen error sistem pengujian dengan menggunakan konsep pengolahan citra. V. SIMPULAN Telah dirancang dan dibangun sistem pengujian distori kaca Spion kendaraan bermotor kategori L3 menggunakan metode concentrical circle berbasis edge detection dengan spesifikasi sebagai berikut: intensitas cahaya ditetapkan sebesar 2.3 lux, ketebalan garis lingkaran obyek sebesar.4 mm, menggunakan operator deteksi roberts dengan nilai threshold.34. Performansi sistem yang dibuat dinyatakan dalam nilai error sebesar %. Faktor distorsi yang ditimbulkan oleh Webcam adalah.83 %. Error sistem pengujian yang dibuat lebih kecil dari pada error hasil pengujian manual, yaitu 8, 7893 % dan %. Berdasarkan pengujian 6 kaca Spion sampel terdapat satu Spion yang tidak standar, yaitu kaca Spion kanan. Selebihnya semua kaca Spion dalam keadaan standar. DAFTAR PUSTAKA [] SNI 9-825, Sistem Penggolongan / Pengklasifikasian Kendaraan Bermotor. Badan Standardisasi Nasional, 22, pp. 2. [2] SNI 277.2, Kaca Spion untuk Kendaraan Bermotor Kategori L. Badan Standardisasi Nasional, 29, pp. 3-. [3] I. Hestiningsih, Pengolahan Citra. pp.. [4] R. C. Gonzalez, R. E. Woods, Digital Image Processing. Prentice Hall, 22. [5] A.G.J. Nijmeijer. 2. Correction of Lens-Distortion for Real-Time Image Processing Systems. University of Twente Department of Electrical Engineering Laboratory for Network Theory.

Perancangan Sistem Pengujian Distorsi Kaca Spion Menggunakan Metode Radial Line

Perancangan Sistem Pengujian Distorsi Kaca Spion Menggunakan Metode Radial Line JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 A-207 Perancangan Sistem Pengujian Distorsi Kaca Spion Menggunakan Metode Radial Line Fitri Rahmah, Apriani Kusumawardhani, Heru Setijono Department

Lebih terperinci

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt Romindo Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran No. 190 Pasar VI Manunggal romindo4@gmail.com Nurul Khairina Polikteknik Ganesha Medan Jl. Veteran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan pemrosesan data untuk sistem pendeteksi senyum pada skripsi ini, meliputi metode Viola Jones, konversi citra RGB ke grayscale,

Lebih terperinci

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL Muhammad Affandes* 1, Afdi Ramadani 2 1,2 Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kontak Person : Muhammad

Lebih terperinci

KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR

KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR KONTROL ROBOT MOBIL PENJEJAK GARIS BERWARNA DENGAN MEMANFAATKAN KAMERA SEBAGAI SENSOR Thiang, Felix Pasila, Agus Widian Electrical Engineering Department, Petra Christian University 121-131 Siwalankerto,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B Heri Setiawan, Iwan Setyawan, Saptadi Nugroho IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR Gibtha Fitri Laxmi 1, Puspa Eosina 2, Fety Fatimah 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PREWIT DAN ROBERTS UNTUK KEAKURATAN MENDETEKSI TEPI PADA SEBUAH GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN VB.6

PERBANDINGAN METODE PREWIT DAN ROBERTS UNTUK KEAKURATAN MENDETEKSI TEPI PADA SEBUAH GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN VB.6 PERBANDINGAN METODE PREWIT DAN ROBERTS UNTUK KEAKURATAN MENDETEKSI TEPI PADA SEBUAH GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN VB.6 Siti Mujilahwati 1, Yuliana Melita Pranoto 2 1 Mahasiswa Magister Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Marka Jalan Marka jalan merupakan suatu penanda bagi para pengguna jalan untuk membantu kelancaran jalan dan menghindari adanya kecelakaan. Pada umumnya marka jalan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK Pengolahan citra digital merupakan proses yang bertujuan untuk memanipulasi dan menganalisis

Lebih terperinci

NON-PHOTOREALISTIC RENDERING UNTUK SCENE ANIMASI 3D MENGGUNAKAN ALGORITMA CEL-SHADING

NON-PHOTOREALISTIC RENDERING UNTUK SCENE ANIMASI 3D MENGGUNAKAN ALGORITMA CEL-SHADING TESIS NON-PHOTOREALISTIC RENDERING UNTUK SCENE ANIMASI 3D MENGGUNAKAN ALGORITMA CEL-SHADING Nugrahardi Ramadhani, S.Sn. 2208205725 DOSEN PEMBIMBING Mochamad Hariadi, ST., M.Sc., Ph.D. NIP : 196912091997031002

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN Dolly Indra dolly.indra@umi.ac.id Teknik Informatika Universitas Muslim Indonesia Abstrak Pada tahap melakukan ekstraksi ciri (feature extraction) faktor

Lebih terperinci

PERBANDINGAN WAKTU EKSEKUSI MENDETEKSI TEPI GAMBAR MENGGUNAKAN BERBAGAI METODE

PERBANDINGAN WAKTU EKSEKUSI MENDETEKSI TEPI GAMBAR MENGGUNAKAN BERBAGAI METODE PERBANDINGAN WAKTU EKSEKUSI MENDETEKSI TEPI GAMBAR MENGGUNAKAN BERBAGAI METODE Ayu Leonitami, Noor Aziza Arifani 2, Retno Dewi Anissa 3, Sari Narulita Hantari 4, Widya Wulaningsuci 5 Informatika/Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson Veronica Lusiana Program Studi Teknik Informatika, Universitas Stikubank email: verolusiana@yahoo.com Abstrak Segmentasi citra sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Citra adalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari gambar analog dua dimensi yang kontinu menjadi gambar diskrit melalui proses sampling. Gambar analog dibagi

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) Pramuda Akariusta Cahyan, Muhammad Aswin, Ir., MT., Ali Mustofa, ST., MT. Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL

BAB III METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL BAB III METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL 3.1 Tepi Objek Pertemuan antara bagian obyek dan bagian latar belakang disebut tepi obyek. Dalam pengolahan citra, tepi obyek

Lebih terperinci

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS

OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS OPTIMASI ALGORITMA IDENTIFIKASI STRABISMUS PADA MATA MANUSIA BERBASIS IMAGE PROCESSING DENGAN EUCLIDEAN DISTANCE PADA SISTEM MEKANIKAL AUTOMATED OPTICAL INSPECTION (AOI) AHMAD RIFA I RIF AN NRP. 2106 100

Lebih terperinci

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt Ardi Satrya Afandi Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Depok, Indonesia art_dhi@yahoo.com Prihandoko,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan perkembangan komputer dan alat pengambilan gambar secara digital yang semakin berkembang saat ini, sehingga menghasilkan banyak fasilitas untuk melakukan proses

Lebih terperinci

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL Rudy Adipranata Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya. Telp. (031) 8439040

Lebih terperinci

Batra Yudha Pratama

Batra Yudha Pratama Pendeteksian Tepi Pengolahan Citra Digital Batra Yudha Pratama m111511006@students.jtk.polban.ac.id Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara

Lebih terperinci

Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel

Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel Sri Enggal Indraani, Ira Dhani Jumaddina, Sabrina Ridha Sari Sinaga (enggal24@gmail.com, Ira.dhani5393@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem Tahapan analisis merupakan tahapan untuk mengetahui tahapan awal didalam sebuah sistem pendeteksian filter sobel. Didalam aplikasi filter sobel ini

Lebih terperinci

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *) *) Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura Abstrak CT scan mampu menghasilkan citra organ internal (struktur

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA

IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA Hal : -29 IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA Asmardi Zalukhu Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpang Limun Medan ABSTRAK Deteksi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. 1 Tinjauan Studi Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menunjukkan betapa pentingnya suatu edge detection dalam perkembangan pengolahan suatu citra, berikut

Lebih terperinci

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Aplikasinya SNIKA 2008 27/11/2008 OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR Thiang, Leonardus Indrotanoto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

ALGORITMA SOBEL UNTUK DETEKSI KARAKTER PADA PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR

ALGORITMA SOBEL UNTUK DETEKSI KARAKTER PADA PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR Pengolahan citra digital by Jans Hry / S2 TE UGM 09 ALGORITMA SOBEL UNTUK DETEKSI KARAKTER PADA PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR Edge atau tepi merupakan representasi dari batas objek dalam citra. Hal ini

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING

SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING SISTEM PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN WEBCAM UNTUK ABSENSI DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING Mohamad Aditya Rahman, Ir. Sigit Wasista, M.Kom Jurusan Teknik Elektronika, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra (image processing) merupakan proses untuk mengolah pixel-pixel dalam citra digital untuk tujuan tertentu. Beberapa alasan dilakukan pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah menjelaskan seluruh kegiatan selama berlangsungnya penelitian untuk menghasilkan informasi yang lebih akurat sesuai dengan permasalahan yang akan

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses implementasi dari metode pendeteksian paranodus yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terbagai menjadi empat bagian, bagian 3.1 menjelaskan

Lebih terperinci

EDGE DETECTION MENGGUNAKAN METODE ROBERTS CROSS

EDGE DETECTION MENGGUNAKAN METODE ROBERTS CROSS EDGE DETECTION MENGGUNAKAN METODE ROBERTS CROSS Arifin 1, Budiman 2 STMIK Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 arifins2c@yahoo.com 1, sync_vlo@yahoo.com 2 Abstrak Pengolahan citra digital

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Digital Secara harafiah, citra (image) adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinu dari intensitas cahaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL

PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL Pitrawati, S.Kom., M.Pd Program Studi Komputerisasi Akuntansi AMIK Dian Cipta Cendikia, Bandar Lampung Abstrak Pengolahan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL UNTUK PENGUKURAN TINGGI BADAN MENGGUNAKAN WEBCAM

PENERAPAN METODE SOBEL UNTUK PENGUKURAN TINGGI BADAN MENGGUNAKAN WEBCAM PENERAPAN METODE SOBEL UNTUK PENGUKURAN TINGGI BADAN MENGGUNAKAN WEBCAM Ade Noversi Putra, Agus Basukesti, Dwi Nugraheny Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta informatika@stta.ac.id

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan

1 BAB I PENDAHULUAN. Pengajaran yang diperoleh dari sekolah adalah pengenalan dan pemahaman akan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak lahir, balita masih belum mengenal apapun yang dilihatnya. Dalam pertumbuhannya, balita mulai dapat mengenali sesuatu. Proses pengenalan pada balita dengan

Lebih terperinci

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER.

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER. PROSES PENYARINGAN PENGOLAHAN CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSSIAN, LOW PASS FILTERING DAN HIGH PASS FILTERING NAMA : DWI PUTRI ANGGRAINI NPM : 12112301 PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Pengolahan Citra Digital Kode : IES 6323 Semester : VI Waktu : 2 x 3x 50 Menit Pertemuan : 10&11 A. Kompetensi 1. Utama Mahasiswa dapat memahami tentang sistem

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Diagram Percobaan

Gambar 4.1 Diagram Percobaan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kerangka Percobaan Pada bab ini dilakukan pembahasan dari implementasi terhadap sistem yang telah dirancang, berupa cara kerja sistem dan pembahasan data-data percobaan yang

Lebih terperinci

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY Minati Yulianti 1, Cucu Suhery 2, Ikhwan Ruslianto 3 [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof.

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN HALANGAN PADA ROBOT CERDAS PEMADAM API MENGGUNAKAN KAMERA DENGAN INTEGRAL PROYEKSI

PENDETEKSIAN HALANGAN PADA ROBOT CERDAS PEMADAM API MENGGUNAKAN KAMERA DENGAN INTEGRAL PROYEKSI PENDETEKSIAN HALANGAN PADA ROBOT CERDAS PEMADAM API MENGGUNAKAN KAMERA DENGAN INTEGRAL PROYEKSI Setiawardhana 1), Nana Ramadijanti 2), Rizky Yuniar Hakkun 3), Aji Seto Arifianto 4) 1,2,3) Dosen Jurusan

Lebih terperinci

Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan. Andry Jonathan ( )

Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan. Andry Jonathan ( ) Model Sistem Akses Tempat Parkir Berdasarkan Pengenalan Plat Nomor Kendaraan Andry Jonathan (1122041) Email: andry.jonathan1234@gmail.com Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

Bab III Perangkat Pengujian

Bab III Perangkat Pengujian Bab III Perangkat Pengujian Persoalan utama dalam tugas akhir ini adalah bagaimana mengimplementasikan metode pengukuran jarak menggunakan pengolahan citra tunggal dengan bantuan laser pointer dalam suatu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Desember 2007 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

MENGANALISA PERBANDINGAN DETEKSI TEPI ANTARA METODE SOBEL DAN METODE ROBET

MENGANALISA PERBANDINGAN DETEKSI TEPI ANTARA METODE SOBEL DAN METODE ROBET MENGANALISA PERBANDINGAN DETEKSI TEPI ANTARA METODE SOBEL DAN METODE ROBET Purnomo Adi Setiyono Program Studi Teknik Informatika-S1, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN Rudy Adipranata 1, Liliana 2, Gunawan Iteh Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah kegiatan memanipulasi citra yang telah ada menjadi gambar lain dengan menggunakan suatu algoritma atau metode tertentu. Proses ini mempunyai

Lebih terperinci

Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC

Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC Hanjaya Mandala (1).EkoRudiawan,S.ST (2).HendawanSoebhakti,ST.,MT (3). (1) (2) (3) Politeknik Negeri Batam

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA HASNAH(12110738) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika, STMIK Budidarma Medan Jl. Sisingamangaraja No. 338

Lebih terperinci

DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN METODE CANNY DENGAN MATLAB UNTUK MEMBEDAKAN UANG ASLI DAN UANG PALSU ABSTRAKSI

DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN METODE CANNY DENGAN MATLAB UNTUK MEMBEDAKAN UANG ASLI DAN UANG PALSU ABSTRAKSI DETEKSI TEPI MENGGUNAKAN METODE CANNY DENGAN MATLAB UNTUK MEMBEDAKAN UANG ASLI DAN UANG PALSU ABSTRAKSI Peredaran uang palsu dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini dikarena mudahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian dibuat, rumusan masalah, batasan masalah yang akan dibahas, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Pada penelitian ini dilakukan kombinasi edges detectionpada citra manuscripts kuno dengan mengimplementasikan metode gradientedges detection operator Sobel dengan

Lebih terperinci

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK

APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK APLIKASI IDENTIFIKASI ISYARAT TANGAN SEBAGAI PENGOPERASIAN E-KIOSK Wiratmoko Yuwono Jurusan Teknologi Informasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya-ITS Jl. Raya ITS, Kampus ITS, Sukolilo Surabaya 60111

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Fungsi utama perancangan program aplikasi tugas akhir ini adalah melakukan konversi terhadap citra dengan format raster atau bitmap ke format vektor dengan tipe

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION Nama Mahasiswa : Gigih Prasetyo Cahyono NRP : 1206 100 067 Jurusan : Matematika FMIPA-ITS Dosen Pembimbing : Prof.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pengolahan citra (image processing) telah banyak dipakai di berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra (image) adalah bidang dalam dwimatra (dua dimensi) (Munir, 2004). Sebagai salah satu komponen multimedia, citra memegang peranan sangat penting sebagai

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Percobaan dilakukan dengan menggunakan dua buah objek berbeda, seperti

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Percobaan dilakukan dengan menggunakan dua buah objek berbeda, seperti BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Kerangka Percobaan Percobaan dilakukan dengan menggunakan dua buah objek berbeda, seperti yang telah dijelaskan pada bab 3. Berikut ini adalah kerangka dari percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALGORITMA PENGUBAHAN UKURAN CITRA BERBASISKAN ANALISIS GRADIEN DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL

PENGEMBANGAN ALGORITMA PENGUBAHAN UKURAN CITRA BERBASISKAN ANALISIS GRADIEN DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL PENGEMBANGAN ALGORITMA PENGUBAHAN UKURAN CITRA BERBASISKAN ANALISIS GRADIEN DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL Eric Christopher #1, Dr. Ir. Rinaldi Munir, M. T. #2 #School of Electrical Engineering and Informatics,

Lebih terperinci

EKSPERIMEN PENENTUAN GOLONGAN DARAH MELALUI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN METODE PREWITT, SOBEL, DAN ROBERT TUGAS AKHIR.

EKSPERIMEN PENENTUAN GOLONGAN DARAH MELALUI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN METODE PREWITT, SOBEL, DAN ROBERT TUGAS AKHIR. EKSPERIMEN PENENTUAN GOLONGAN DARAH MELALUI PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN METODE PREWITT, SOBEL, DAN ROBERT TUGAS AKHIR Disusun Oleh : HARMANTO NPM. 0534010075 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN Bidang perindustrian merupakan salah satu bidang yang juga banyak menggunakan kecanggihan teknologi, walaupun pada beberapa bagian, mas

1. PENDAHULUAN Bidang perindustrian merupakan salah satu bidang yang juga banyak menggunakan kecanggihan teknologi, walaupun pada beberapa bagian, mas PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS KERAMIK BERDASARKAN EKSTRAKSI FITUR TEKSTUR STATISTIK Yogi Febrianto yoefanto@gmail.com Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global

Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode Neural Network Dengan Umpan Balik Kamera Pemosisian Global The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Pengendalian Posisi Mobile Robot Menggunakan Metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra merupakan hasil representasi atau duplikasi dari sebuah objek ataupun imitasi dari sebuah objek atau benda. Citra memiliki beberapa karateristik yang menjadikan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL

PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL PENGENDALIAN POSISI MOBILE ROBOT MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DENGAN UMPAN BALIK KAMERA PEMOSISIAN GLOBAL Randy Reza Kautsar (1), Bima Sena Bayu D S.ST M.T (2), A.R. Anom Besari. S.ST, M.T (2) (1)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014. 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan November 2013 s/d Mei 2014. Pembuatan dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium Eksperimen

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Posisi Target dengan Kamera Stereo untuk Pengarah Senjata Otomatis

Rancang Bangun Sistem Pengukuran Posisi Target dengan Kamera Stereo untuk Pengarah Senjata Otomatis A216 Rancang Bangun Sistem Pengukuran Posisi Target dengan Kamera Stereo untuk Pengarah Senjata Otomatis Anas Maulidi Utama, Djoko Purwanto, dan Ronny Mardiyanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Aplikasi Metoda Random Walks untuk Kontrol Gerak Robot Berbasis Citra

Aplikasi Metoda Random Walks untuk Kontrol Gerak Robot Berbasis Citra Abstrak Aplikasi Metoda Random Walks untuk Kontrol Gerak Robot Berbasis Citra R. Febriani, Suprijadi Kelompok Keahlian Fisika Teoritik Energi Tinggi dan Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Citra menurut kamus Webster adalah suatu representasi atau gambaran, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda, contohnya yaitu foto seseorang dari kamera yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori yang berkaitan dengan sistem pendeteksi orang tergeletak mulai dari : pembentukan citra digital, background subtraction, binerisasi, median filtering,

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa teknik pengolahan citra

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa teknik pengolahan citra BAB IV ANALISA 4.1 Analisa teknik pengolahan citra Pada proses pengolahan citra ada beberapa teknik lain yang digunakan selain teknik restorasi citra blur untuk memperjelas citra blur, seperti proses grayscale

Lebih terperinci

PENGENALAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN OPERATOR PREWITT

PENGENALAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN OPERATOR PREWITT PENGENALAN AKSARA JAWA MENGGUNAKAN OPERATOR PREWITT SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelas Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS-ITS 2005

Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS-ITS 2005 Image Filtering Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENS-ITS 25 Materi Prinsip Filtering Di Dalam Image Processing Konvolusi Low-Pass Filter High-Pass Filter Prinsip Filter Dalam Image

Lebih terperinci

ALAT BANTU PEMBELAJARAN MATA KULIAH COMPUTER VISION PADA MATERI EDGE BASED SEGMENTASI CITRA BERBASIS MULTIMEDIA

ALAT BANTU PEMBELAJARAN MATA KULIAH COMPUTER VISION PADA MATERI EDGE BASED SEGMENTASI CITRA BERBASIS MULTIMEDIA ALAT BANTU PEMBELAJARAN MATA KULIAH COMPUTER VISION PADA MATERI EDGE BASED SEGMENTASI CITRA BERBASIS MULTIMEDIA 1 Achmad Sahri Ramdhani (07018037), 2 Murinto (0510077302) 1,2 Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra

Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra Rancang Bangun Sistem Penghitung Laju dan Klasifikasi Kendaraan Berbasis Pengolahan Citra M Agus Taksiono, Dr. Ronny Mardiyanto, ST., MT.dan Ir. Joko Purwanto M.Eng, Ph.d Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab landasan teori ini akan diuraikan mengenai teori-teori yang terkait dengan Content Based Image Retrieval, ekstraksi fitur, Operator Sobel, deteksi warna HSV, precision dan

Lebih terperinci

Aplikasi Kamera Web Untuk Menggerakkan Gambar Objek Dengan Jari Tangan

Aplikasi Kamera Web Untuk Menggerakkan Gambar Objek Dengan Jari Tangan Aplikasi Kamera Web Untuk Menggerakkan Gambar Objek Dengan Jari Tangan Victor Robbin/ 0322084 Jl. Cibogo 1 No. 18, Bandung 40164 Telp 085220776556 Email: kakek_oet@yahoo.co.id Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PENELUSURAN TEPI CITRA MENGGUNAKAN DETEKTOR TEPI SOBEL DAN CANNY

ANALISIS PENELUSURAN TEPI CITRA MENGGUNAKAN DETEKTOR TEPI SOBEL DAN CANNY Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 28) Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 2-21 Agustus 28 ISSN : 1411-6286 ANALISIS PENELUSURAN TEPI CITRA MENGGUNAKAN DETEKTOR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Remote Sensing (Penginderaan Jauh)

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Remote Sensing (Penginderaan Jauh) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Remote Sensing (Penginderaan Jauh) Remote Sensing didefinisikan sebagai ilmu untuk mendapatkan informasi mengenai obyek-obyek pada permukaan bumi dengan analisis data yang

Lebih terperinci

Operasi Bertetangga KONVOLUSI. Informatics Eng. - UNIJOYO log.i. Citra kualitas baik: mencerminkan kondisi sesungguhnya dari obyek yang dicitrakan

Operasi Bertetangga KONVOLUSI. Informatics Eng. - UNIJOYO log.i. Citra kualitas baik: mencerminkan kondisi sesungguhnya dari obyek yang dicitrakan KONVOLUSI Informatics Eng. - UNIJOYO log.i Citra kualitas baik: mencerminkan kondisi sesungguhnya dari obyek yang dicitrakan Citra ideal: korespondensi satu-satu sebuah titik pada obyek yang dicitrakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN BAB 3 METODE PERANCANGAN 3.1 Konsep dan Pendekatan Tujuan utama yang ingin dicapai dalam pengenalan objek 3 dimensi adalah kemampuan untuk mengenali suatu objek dalam kondisi beragam. Salah satu faktor

Lebih terperinci

Pengenalan Pola Menggunakan Persamaan Diferensial Ujung Deteksi

Pengenalan Pola Menggunakan Persamaan Diferensial Ujung Deteksi Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Pengenalan Pola Menggunakan Persamaan Diferensial Ujung Deteksi Rahmat H. Kiswanto 1), Harrizki Arie Pradana 2), Rosiyati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra merupakan hasil representasi atau duplikasi dari sebuah objek ataupun merupakan imitasi dari sebuah objek atau benda. Citra memiliki beberapa karakteristik yang

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 29 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan Pada penelitian pendahuluan ini dilakukan beberapa percobaan yang terkait dengan sensor yang akan digunakan. Untuk pemilihan sensor sinar laser yang tepat,

Lebih terperinci

Pengembangan Prototype Sistem Untuk Manajemen Lahan Parkir Dengan Jaringan Sensor Kamera Nirkabel

Pengembangan Prototype Sistem Untuk Manajemen Lahan Parkir Dengan Jaringan Sensor Kamera Nirkabel Pengembangan Prototype Sistem Untuk Manajemen Lahan Parkir Dengan Jaringan Sensor Kamera Nirkabel ALDELLA PUTRA A. NRP 070006 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala 52 BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI 3.1 ANALISA MASALAH Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala melakukan proses retrival citra dan bagaimana solusi untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pengolahan citra digital memiliki kegunaan yang sangat luas. geologi, kelautan, industri, dan lain sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pengolahan citra digital memiliki kegunaan yang sangat luas. geologi, kelautan, industri, dan lain sebagainya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata merupakan salah satu panca indra yang digunakan manusia untuk melihat. Namun mata manusia memiliki keterbatasan dalam menangkap sinyal elektromagnetik.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

DETEKSI TEPI CITRA TELUR DENGAN ALGORITMA PREWITT UNTUK PERHITUNGAN VOLUME

DETEKSI TEPI CITRA TELUR DENGAN ALGORITMA PREWITT UNTUK PERHITUNGAN VOLUME DETEKSI TEPI CITRA TELUR DENGAN ALGORITMA PREWITT UNTUK PERHITUNGAN VOLUME Miftakhul Huda 1 mh_iftah@yahoo.com 1 Dosen D3 Teknik Komputer Politeknik Harapan Bersama Tegal Abstrak Telur ayam merupakan salah

Lebih terperinci

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel 1 Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel Andi Muhammad Ali Mahdi Akbar, Arief Kurniawan, Ahmad Zaini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa

Analisis Kesalahan Pengukuran Kecepatan Akibat Distorsi Lensa JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (21) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) A9 Analisis Kesalahan Pengukuran Akibat Distorsi Lensa Yudha Hardhiyana Putra dan Yusuf Kaelani Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,

Lebih terperinci

Pengembangan Algoritma Pengubahan Ukuran Citra Berbasiskan Analisis Gradien dengan Pendekatan Polinomial

Pengembangan Algoritma Pengubahan Ukuran Citra Berbasiskan Analisis Gradien dengan Pendekatan Polinomial Pengembangan Algoritma Pengubahan Ukuran Citra Berbasiskan Analisis Gradien dengan Pendekatan Polinomial Eric Christopher School of Electrical Engineering and Informatics, Institute Technology of Bandung,

Lebih terperinci