FEAR OF SUCCESS PADA WANITA JAWA YANG BEKERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FEAR OF SUCCESS PADA WANITA JAWA YANG BEKERJA"

Transkripsi

1 FEAR OF SUCCESS PADA WANITA JAWA YANG BEKERJA Nama : Diah Woro Nensi Kusuma Ningrum NPM : Fakultas : Psikologi ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mendasar mengenai fear of success pada wanita suku jawa yang bekerja, faktor-faktor apa yang mempengaruhi fear of success pada wanita suku jawa yang bekerja serta bagaimana proses terbentuknya fear of success pada wanita suku jawa yang bekerja. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, dimana didalamnya digunakan metode observasi dan wawancara. Observasi yang dilakukan di dua tempat antara lain dilingkungan rumah dan kantor subjek, begitu juga dengan wawancara yang dilaksanakan ditempat yang sama. Dalam melakukan observasi penulis memilih jenis penelitian observasi non-partisipan. Jenis observasi ini dipilih karena penulis tidak turut ambil bagian secara langsung dalam kegiatan subjek atau tidak berada dalam keadaan objek yang di observasi, sedangkan dalam melakukan wawancara penulis menggunakan tipe wawancara dengan pedoman umum. Sebelumnya penulis telah menyiapkan pedoman wawancara, tetapi pedoman tersebut dapat saja berubah sesuai saat wawancara berlangsung. Subjek penelitian ini adalah empat orang wanita bekerja suku jawa dengan usia antara tahun dan telah menikah serta telah memiliki anak. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa ke empat subjek yang diteliti memiliki loss of feminity (kehilangan feminitas) dan memiliki loss of social self esteem (kehilangan harga diri sosial) yaitu dua memiliki loss of self esteem yang tinggi dan dua diantaranya memiliki loss of social self esteem (kehilangan harga diri sosial) sedang. Disamping itu dari ke empat subjek tersebut ternyata dua subjek memiliki loss of social rejection (ketakutan akan penolakan dari lingkungan) tinggi, satu subjek memiliki loss of social rejection (ketakutan akan penolakan dari lingkungan) sedang, satu subjek memiliki loss of social rejection (ketakutan akan penolakan dari lingkungan) rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ke empat subjek mengalami fear of success. Kata kunci : Fear of Success, Orientasi Peran gender

2 PENDAHULUAN Perempuan dengan pandangan tradisional menganggap kedudukan suami lebih dominan dari pada isteri atau ibu rumah tangga. Kekuasaan, kepemimpinan dalam keluarga berada di tangan suami. Perempuan dengan pandangan tradisional akan lebih memilih untuk berada di rumah. Setelah menikah perempuan tersebut akan mencurahkan tenaganya untuk suami dan keluarganya. Sehingga mereka akan menjalani peran domestik, yaitu tinggal di rumah, memasak, membersihkan rumah, mencuci, mengurus anak-anak dan suaminya, serta mencurahkan seluruh tenaga dan waktunya hanya untuk keluarga. Sejalan dengan perkembangan teknologi serta globalisasi terjadi perubahan tuntutan peran pada wanita, dimana wanita mulai masuk kedalam peran sosial, seperti mereka melakukan sosialisasi dengan cara keluar rumah, mengaktualisasikan diri, serta mereka mulai terjun ke dalam berbagai aktivitas ataupun berbagai macam bentuk kegiatan, bahkan ada yang terjun ke dalam dunia kerja untuk mengembangkan pendidikannya serta potensi yang dimilikinya. Bahkan saat ini banyak di antara mereka yang mulai mencapai posisi penting atau posisi tinggi di dalam pekerjaan mereka. Akan tetapi di lain sisi bagi wanita yang berpandangan tradisional atau feminim akan tetap merasa bahwa mereka harus bertanggung jawab terhadap anak, suami, urusan rumah tangga, urusan keluarga, dan lain sebagainya. Dowling (Scanzoni, 1981) menyatakan bahwa wanita dengan karakteristik tradisional menganggap bahwa wanita yang berhasil adalah wanita yang mampu membesarkan, membimbing dan mendidik anak-anaknya sehingga berhasil dalam pendidikan serta mendorong suami mencapai kesuksesan dalam pekerjaannya. Sehingga wanita dengan konsep ini adalah memandang karir bukan merupakan suatu hal yang menjadi prioritas utama akan tetapi keluarga yang utama dan akan selalu fokus pada urusan rumah tangga atau keluarganya. Di Indonesia pada budaya jawa memandang wanita masih diletakkan pada wilayah-wilayah domestik. Bahkan ketika kesempatan memperoleh pendidikan sudah terbuka lebar bagi siapapun, masih ada stigma bahwa perempuan boleh saja berpendidikan tinggi akan tetapi tetap tidak boleh melupakan tugasnya di wilayah domestik (mengurus rumah tangga dan menjaga anak).

3 Perempuan Jawa selalu diidentikkan dengan kelemah lembutan, penurut, sopan santun, dan beberapa sifat feminim lainnya. Bahkan ada falsafah bahwa seorang istri adalah konco wingking bagi suaminya. Seorang istri harus mendukung suaminya dari belakang tanpa boleh mendahului langkah suaminya. Menempatkan posisi seorang istri lebih rendah dari suami. Ada pula falsafah Jawa lain yang harus dipegang oleh seorang istri terhadap suaminya, yakni surgo nunut neroko katut. Falsafah tersebut menyiratkan bahwa seorang istri harus mengikuti suaminya. Keputusan mutlak di tangan laki-laki dan perempuan berkewajiban menurutinya tanpa boleh membantah. Adanya pandangan ini pada seorang wanita mengakibatkan ia tidak dapat mengembangkan potensinya secara optimal, akibatnya juga akan terhambat untuk meraih prestasi yang maksimal. Keadaan dimana seorang wanita merasa takut untuk berusaha meraih prestasi atau kesuksesan ini kemudian dikenal sebagi fear of success, yang menurut beberapa ahli timbul karena adanya ketakutan kecemasan akan menerima konsekwensi negatif dari masyarakat akibat sukses yang diraihnya. TINJAUAN PUSTAKA FEAR OF SUCCESS Fear of success dapat didefenisikan sebagai A set of realistic expectancies about a negative consequences of deviancy from aset of norms (Condry dan Condry dalam Frieze, 2001). Selanjutnya Good dan Good (dalam Frieze, 2001) menjelaskan Fear of success is experienced by people who worry about antagonizing others as a resut of succeeding. Penyebab yang mendasar pada diri wanita sehingga muncul fear of success adalah karena adanya Irrational beliefs, terdapat tiga factor yang menjadipenyebabnya, antara lain : Pertama adalah perasaan pada diri wanita bahwa keberhasilannya dalam pekerjaan menyebabkan ia kehilangan feminitas (loss of feminity). Dowling (dalam Sconzoni, 1981) menyatakan bahwa masyarakat menganggap perempuan yang berhasil adalah wanita yang mampu membesarkan, membimbing, dan mendidik anak-anaknya sehingga berhasil dalam pendidikan serta mendorong suami mencapai kesuksesan dalam pekerjaannya. Oleh karena itu, meskipun wanita sukses dalam pekerjaannya, namun

4 kurang berhasil atau bahkan gagal sebagai istri dan ibu, maka penghargaan masyarakat terhadap dirinya sebagai wanita akan berkurang. Akibatnya wanita akan merasa kehilangan feminitasnya. Kedua adalah loss of social self-esteem yaitu kehilangan harga diri sosial, dimana wanita merasa takut bahwa keberhasilan yang diraihnya menyebabkan kurangnya penghargaan dari lingkungan terhadap dirinya sebagai perempuan. Dengan kata lain, bahwa kurang adanya penghargaan masyarakat terhadap diri wanita yang sukses dikarenakan wanita tidak dapat menampilkan sifat feminim. Yang terakhir adalah loss of social rejection, yaitu ketakutan akan penolakan sosial ketika wanita harus berkompetisi dengan pria dalam dunia kerja. Bentuk penolakan ini ditunjukkan dengan tidak diikutsertakannya seorang wanita yang sukses dalam kegiatan kelompok, kurang disenangi oleh teman-temannya baik pria maupun wanita (Shaw & Costanzo, 1982). WANITA JAWA Sardjono (1992) menyatakan pria-pria jawa dari kalangan maupun dari kalangan dengan pendidikan formal apapun menunjukkan ciri-ciri yang sama dalam beberapa hal. Misalnya dalam memandang eksistensi seorang isteri tidak setara dengannya. Isteri merupakan tempat dimana suami mendapatkan layanan, kemudahan-kemudahan dan kesenangan. Sardjono (1992) mengungkapkan mengenai pandangan tentang wanita jawa yang menyatakan kedudukan wanita jawa tidak sama dengan pria, namun dari dirinya dituntut cirri-ciri terhormat antara lain : a. Kesetiaan, kepatuhan, kesabaran, kemampuan menyembunyikan gejolak batin, b. Pasrah atau nerimo ing pandrum dan kompromis. ORIENTASI PERAN GENDER Kata gender berarti jenis kelamin, sedangkan gene mengandung arti plasma pembawa sifat didalam keturunan. Saptari & Holzner (dalam Abdullah, 1997) menjelaskan bahwa gender adalah keadaan individu yang lahir secara biologis sebagai laki-laki dan perempuan, memperoleh ciri-ciri sosial sebagai laki-laki dan perempuan melalui atribut-atribut maskulinitas dan feminitas yang sering didukung oleh nilai-nilai atau sistem simbol masyarakat yang bersangkutan.

5 Pendapat diatas didukung oleh Cristensen (dalam Duvall, 1977) yang menyatakan bahwa perempuan dan laki-laki berbeda secara biologis dan kepribadian. Secara biologis yang sering disebut sex, ciri-ciri seperti prostat, berpenis, berjakun adalah ciri-ciri yang terdapat pada laki-laki dan tidak dimiliki perempuan. Begitu pula vagina, hamil, menyusui adalah ciri-ciri dari perempuan yang tidak dimiliki laki-laki. Sedangkan kepribadian, ciri-ciri seperti kuat, gagah, berani, lemah lembut, halus, sabar, peka, merupakan ciri-ciri kepribadian pada masing-masing individu sesuai jenis kelaminnya. Jadi gender adalah pembedaan antara laki-laki dan perempuan (maskulinitas dan feminitas) yang diciptakan oleh manusia, dapat ditukar atau diubah sesuai tempat, waktu dan lingkungan sosial. ASPEK-ASPEK PANDANGAN PERAN GENDER Menurut William & Best (1990), pandangan normatif mengenai bagaimana seharusnya hubungan peran antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, yang dikaitkan dengan kultur budaya disebut sebagai pandangan peran gender (gender role ideology). Pandangan ini bervariasi sepanjang suatu kontinum dimulai dari pandangan tradisional sampai dengan pandangan modern. Adapun aspek-aspek pandangan peran gender menurut Klain & Tilby (dalam William & Best, 1990) adalah sebagai berikut : a. Peran kerja dari laki-laki dan perempuan Aspek diatas mencakup pembagian peran dalam pekerjaan yang dilakukan antara laki-laki dan perempuan dalam perkawinan. b. Tanggung jawab sebagai orang tua Dalam hal ini meliputi tanggung jawab dan kewajiban orang tua terhadap anakanaknya, terhadap masing-masing pasangan suami isteri dan terhadap pekerjaan rumah tangga. c. Hubungan antar subjek Aspek ini mencakup aktivitas yang dilakukan baik suami ataupun isteri yang berhubungan dengan orang lain selain pasangan tersebut di dalam perkawinannya. d. Peran khusus kodrat perempuan Aspek ini menjelaskan peran yang harus dilakukan isteri sebagai perempuan dalam kedudukannya baik di rumah tangga maupun di dalam masyarakat.

6 WANITA BEKERJA Matlin (1987) menggunakan istilah working mothers, yang mengacu kepada dua pengertian, yaitu wanita yang bekerja di luar rumah yang memperoleh penghasilan sebagai imbalannya bekerja dan wanita yang tidak memperoleh penghasilan karena bekerja di dalam rumah. Sedangkan ia menemukan secara khusus mengenai wanita yang bekerja di luar rumah dan memperoleh penghasilan dari hasil bekerjanya sebagai employed women. Selanjutnya Pandia (1997) menyatakan bahwa wanita bekerja (employed women) adalah wanita yang bekerja di luar rumah dan menerima uang atau memperoleh penghasilan dari hasil pekerjannya. Selanjutnya Kebutuhan yang timbul pada wanita untuk bekerja adalah sama seperti pria, yaitu kebutuhan psikologis, rasa aman, sosial, ego dan aktualisasi diri. Bagi diri wanita itu sendiri sebenarnya dengan bekerja di luar rumah, ia akan mencapai suatu pemuasan kebutuhan. Menurut Umar (dalam Diana, 1990) bahwa dengan bekerja maka wanita dapat mencapai identitas diri, tingkat tertentu dalam golongan, tingkat sosial tertentu dalam masyarakat, kemungkinan untuk mengadakan kontak sosial, merasa senang dan terlepas dari bosan, melakukan sesuatu yang kostruktif dan kreatif, dapat menyumbangkan ide-idenya dan melakukan penyembuhan diri dari situasi yang menekan dan rutin. Kemudian Menurut Munandar (dalam Pandia, 1997) ada beberapa alasan mengapa wanita bekerja, antara lain yaitu menambah penghasilan, menghindari rasa bosan atau jenuh dalam mengisi waktu luang, mempunyai minat atau keahlian tertentu yang ingin dimanfaatkan, memperoleh status, mengembangkan diri. METODE PENELITIAN Subjek penelitian adalah seorang wanita suku Jawa yang bekerja, usia antara tahun. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan pedoman umum dan observasi. Alat Bantu untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan adalah pedoman wawancara dan observasi, alat perekam dan alat tulis. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Data yang dikumpulkan diorganisasikan, dikelompokkan berdasarkan kategori, tema dan pola jawaban, diuji asumsi atau permasalahan yang ada terhadap data dan dicari alternative penjelasan bagi data.

7 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran mendasar faer of success pada wanita suku Jawa yang bekerja Secara teoritis pada subjek 1, 2, 3 dan 4 ditemukan adanya loss of feminity yang tinggi, dimana mereka menganggap bahwa perempuan yang berhasil adalah mereka yang menyadari kodrat mereka sebagai perempuan yaitu menjadi seorang ibu rumah tangga yang baik, membimbing, membesarkan anak, jika dibandingkan dengan keinginan mereka untuk menjadi wanita karir ataupun sukses dalam pekerjaannya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Dowling (dalam Scanzoni, 1981) yang menyatakan bahwa masyarakat menganggap perempuan yang berhasil adalah wanita yang mampu membesarkan, membimbing dan mendidik anak-anaknya sehingga berhasil dalam pendidikan serta mendorong suami mencapai kesuksesan dalam pekerjaaannya. Selenjutnya secara teoritis pada subjek 1 dan 3 ditemukan adanya loss of social selfesteem yang tinggi, dimana mereka menganggap bahwa kesuksesan yang subjek dapat akan menurunkan nilai diri mereka dimata masyarakat serta akan menimbulkan suatu kecemasan serta perasaan takut, apabila mereka tidak dapat menunjukkan sifat feminim. Hal ini sejalan dengan pendapat Dowling (1992) yang mengungkapkan bahwa wanita merasa takut bahwa keberhasilan yang di raihnya menyebabkan kurangnya penghargaan dari lingkungan terhadap dirinya sebagai perempuan. Kemudian secara teoritis dari subjek 3 ditemukan adanya loss of social rejection yang tinggi, dimana subjek merasa takut jika harus berkompetisi dengan pria karena akan dinilai tidak feminim serta jika mereka sukses maka akan membuat keluarga akan terlantar dan lain sebagainya. Hal ini sejalan dengan pernyataan Oelzel dan Walberg (dalam Matlin, 1987) yang menyatakan bahwa wanita terlalu mementingkan berhubungan dengan orang lain hingga mereka lebih suka mengorbankan kemampuan berfikirnya dan potensinya. Faktor faktor apa yang Menyebabkan fear of success pada wanita suku Jawa yang bekerja Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Longlois dan Downs (dalam Atkinson, 1994) menyatakan bahwa para orang tua khususnya seorang bapak lebih memikirkan perilaku seks dari pada ibu dengan bereaksi negatif ketika seorang anak berlari lari saat bermain dengan memainkan mainan yang bersifat feminim, sedangkan dari seorang bapak lebih kurang merasa khawatir jika anak perempuan sibuk dengan permainan yang

8 bersifat maskulin.selanjutnya guru secara teoritis pada subjek 1, 2, 3 dan 4 dapat dilihat bahwa adanya peran guru dalam pembentukan peran gender, hal tersebut terlihat adanya perbedaan perlakuan antara murid laki-laki dan murid perempuan. Hal ini sesuai dengan Fagot dan Paterson (dalam Berk, 1989) yang menyatakan bahwa guru taman kanak-kanak di sekolah dasar lebih memberikan penguatan positif pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki dalam memberikan instruksi dan aktivitas bermain. Hal ini disebabkan karena anak perempuan mendapatkan tuntutan seperti ketenangan, kedisiplinan dan kepatuhan dibandingkan dengan anak laki-laki. Kemudian teman sebaya secara teoritis dari subjek 1, 2, 3 dan 4 menilai bahwa teman sebaya merupakan salah satu faktor utama dalam pembentukan peran gender terutama hubungan antar subjek yaitu pergaulan atau kegiatan yang dilakukan subjek di dalam lingkungannya. Bagaimana proses terbentuknya fear of success pada wanita suku Jawa yang bekerja Klain dan Tilby (dalam William dan Best, 1990) mengenai adanya suatu aspek yang mencakup pembagian peran dalam pekerjaan yang dilakukan antara laki-laki dan perempuan dalam suatu perkawinan. Selanjutnya tanggung jawab sebagai orang tua secara teoritis dari subjek 1, 2, 3, dan 4 menunjukkan bahwa subjek telah melakukan tanggung jawabnya yang utama yaitu sebagai ibu rumah tangga, mengurus anak, suami dan keluarga karena keluarga adalah nomor satu. Perwujudan tanggung jawab sebagai orang tua tersebut ditunjukkan oleh subjek dengan cara subjek berusaha membagi waktu hari libur sepenuhnya diberikan untuk keluarga. Hal tersebut dilakukan juga oleh ketiga subjek berikutnya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Klain dan Tilby (dalam William dan Best, 1990) mengenai adanya tanggung jawab dan kewajiban dari orangtua terhadap anak-anaknya, terhadap masing-masing pasangan suami isteri dan terhadap pekerjaan rumah tangga. KESIMPULAN DAN SARAN Gambaran fear of success yang dimiliki ke empat subjek dapat dilihat dari beberapa hal yakni adanya ketakutan oleh ke empat subjek mengenai penilaian adanya ketakutan kehilangan feminitas, ketakutan ini dinilai oleh masyarakat karena kurang berhasilnya atau bahkan kegagalan sebagai isteri dan seorang ibu yang baik. Kemudian ketakutan adanya konsekwensi negatif yang akan diterimanya dari masyarakat akibat telah meraih

9 sukses sehingga mengakibatkan subjek tidak mengembangkan potensinya secara optimal, akibatnya subjek akan terhambat untuk meraih prestasi secara maksimal. Selanjutnya faktor-faktor yang menyebabkan fear of success dapat dipengaruhi oleh adanya sebabsebab perasaan pada diri wanita bahwa keberhasilannya dalam pekerjaan menyebabkan kehilangan feminitas (loss of feminity), perasaan takut bahwa keberhasilan yang diraih akan menyebabkan kurangnya penghargaan dari lingkungan terhadap dirinya sendiri sebagai perempuan (loss of social esteem) serta perasaan ketakutan akan penolakan social ketika wanita harus berkompetisi dengan pria dalam dunia kerja (loss of social rejection). Selanjutnya faktor faktor yang menyebabkan fear of success yang lain adalah karena dipengaruhi oleh adanya, yakni adanya peran orang tua ketika masa kanak-kanak orang tua yang sangat mengharapkan ke empat subjek untuk menampilkan peran yang sesuai dengan jenis kelaminnya, guru, teman sebaya, media massa, pendidikan, perkawinan juga memiliki pengaruh yang sangat kuat pada diri subjek, apalagi jika hal tersebut dikaitkan dengan kultur budaya. Tempat kerja memang bukan merupakan hal penentu yang paling utama akan tetapi faktor-faktor tersebut mempengaruhi peran gender yang ditentukan dari masa kanak-kanak sampai masa dewasa. Sedangkan proses terbentuknya fear of success adalah karena peran orang tua dan juga sangat dipengaruhi oleh kebudayaan. Orang tua merupakan orang yang pertama menanamkan nilai-nilai tentang peran jenis kelamin, selanjutnya adanya nilai-nilai yang dianut oleh orang tua sehubungan dengan peran jenis kelamin yang kemudian diturunkan ke anak-anaknya. Selanjutnya kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat yang umumnya menilai prestasi atau kesuksesan sebagai suatu cirri wanita yang tidak feminism. Selanjutnya juga terbentuk karena adanya pandangan mengenai aspek pandangan peran gender yaitu peran kerja dari laki-laki dan perempuan, tanggung jawab sebagai orang tua, hubungan antar subjek, peran khusus kodrat perempuan. Dari keempat subjek menunjukkan bahwa proses perkembangan terbentuknya fear of success dimulai sejak mereka telah bekerja, menikah dan memiliki anak. SARAN

10 Fear of success adalah hal yang lumrah terjadi pada wanita yang telah berkeluarga apalagi yang telah memiliki anak akan tetapi bila perempuan punya suatu kompentensi yang memadai, seperti memiliki jabatan yang tinggi, pendidikan yang tinggi, memiliki ketrampilan maka pandangan masyarakat terhadap wanita apalagi jika bisa mengelola fear of successnya dengan baik maka karirnya akan menjadi lebih maju. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, I.Ed. (1997). Sangkan peran gender. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Atkinson, R.L, Atkinson, R.C. & Hilgard, E.R. (1994). Pengantar psikologi jilid 1. alih bahasa. Jakarta : Erlangga. Barnett, R. C & B. K, Baruch. (1978). The competent woman. New York : Mc Graw-Hill Book Co. Berk, Laura. E. (1989). child development. Massachusetts : Allyn and Bacon. BPS. (1989). Indikator sosial wanita Indonesia. Indonesia. Jakarta : Biro Statistik. BPS. (1991). Penyebaran pegawai negeri sipil menduduki jabatan struktural. Jakarta : Badan Kepegawaian Negara. Diana, J. (1991). Stress pada peran tradisional Ibu bekerja dan tidak bekerja. Yogjakarta: Andi Offset. Doyle, J. A & Paludi, M.A. (1995). Sex and gender the human experience. (3 rd ed). United State of America : W.M.C. Brown Comunication. Inc. Duval, E.M. (1997). Marriage and family development. Philadelphia : J.B. Lipincott Company. Feater, N.T & J.G, Simon. (1975). Reaction to male and female success and failure in sex linked occuption : impressions of personality, causal attribution and preceived like hood of different consequences, journal of personality and social psychology, 31(1) Frieze, I.H, J.E. Pearsen, P.B, Johnson, D.N. Ruble & B.L Zelma. (1978). Women and sex roles : a social psychological prespektive, Toronto : W.W. Norton & Company. Inc. Heru Basuki, A.M. (2006). Penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu kemanusiaan dan budaya. Jakarta : Universitas Gunadarma.

11 Hurlock, Elizabeth. B. (1994). Psikologi perkembangan, suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan. Jakarta : Erlangga. Horner, M.S. (1978). The measurement and behavioral implications of fear of success in moment, dalam atkinson, J.W & J.O. Raynor Personality, motivation and achievment. New York:John Wiley and Sons Life. Kartodirdjo, S. A, dkk. (1987). Perkembangan peradaban priyayi. Yogyakarta : Gdjah Mada University Press. Koentjoroningrat. (1990). Beberapa pokok antropologi masyarakat. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia. Lamanna, Marry Ann & Riedman, Agnes. (1981). Marriages and families making choices, throughout the life cycle. California : Wadswoth Publishing Company. Liebert, R.M, R.W, Nelson & RV, Kail. (1986). Developmental psychology, 4 th.ed. englewood cliffs. New Jersey :Prentice Hall. Lindzey and Aronson. (1969). The handbook of social psychology. Vol.1. New York : John Wiley and Sons. Marshall, C. & Rosman. (1998). Designing qualitative research. London : Sage Publications. Matlin, M. W. (1987). The psychology of women. Fort Wort : Holt Rine Hart & Winston. Midllebrok, R.N. (1980). Social psychology and modern 2 nd. Ed. New York : Alfred, A, Knoff. Moleong, L.J. (1990). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Monk, F..J, Knoers, A.M.P & Siti Rahayu Haditono. (1991). Psikologi perkembangan. Yogyakarta : Gadjah University Press. Munandar, A.S. (2001). Kondisi kejiwaan anda. Bandung : Pioner Jaya. Pandia, W. S. S. (1997). Hubungan antara peran jenis kelamin dengan sikap terhadap perceraian pada wanita bekerja skripsi (Tidak Diterbitkan) Depok : Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi. Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

12 Powel, D. H. (1983). Understanding human adjustment. USA : Little, Baron & Company. Sears, D.O. Freedman, J.L & Peplau, L.A. (1991). Psikologi sosial jilid 2. Jakarta : Erlangga. Shaw, M.E & P.K. Costanzo. (2001). Theories of social psychology 2nd. Ea. Auckland : Mc Graw Hill International book Company. Setyaningsih. (1992). Faktor-faktor yang memotivasi wanita bekerja. Laporan Penelitian. Jakarta : PD II LIPI. Sconzoni, L.D & John Sconzoni. (1981). Men, woman and change. USA : Mc. Graw Hill Inc. Strong, Bryan & Cristine De Vault. (1998). The marriage and familiy experience. St. Paul : West Publishing Company. Suseno, F. M. (1992). Etika Jawa. Jakarta : PT. Gramedia. William, J.E & Best, G.L. (1990). Psyche, gender and self viewed cross culturally. Sage Publications : California/London/New Delhi Wrightsman, L.S & K. Deaux. (1981). Social psychology in the 80 s 3 th, ed. montery. California : Brokks/Cole Publishing Company.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Fear of Succeess Walsh (dalam Adibah, 2009) menyatakan bahwa fear of success adalah suatu disposisi laten dari kepribadian wanita yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ketakutan Sukses. Menurut Horner dalam Riyanti (2007) k etakutan untuk sukses adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ketakutan Sukses. Menurut Horner dalam Riyanti (2007) k etakutan untuk sukses adalah 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketakutan Sukses 1. Pengertian Ketakutan Sukses Menurut Horner dalam Riyanti (2007) k etakutan untuk sukses adalah disposisi yang bersifat stabil dan mulai muncul sejak awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah upaya multi dimensional untuk mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus disertai peningkatan harkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kebutuhan ini tercermin dengan adanya dorongan untuk meraih kemajuan dan

BAB II LANDASAN TEORI. kebutuhan ini tercermin dengan adanya dorongan untuk meraih kemajuan dan BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Berprestasi 1. Definisi Motivasi berprestasi Menurut Mc. Clelland (1987) motivasi berprestasi adalah sebuah kebutuhan untuk dapat bersaing atau melampaui standar pribadi.

Lebih terperinci

BUDAYA MASYARAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KETERLIBATAN SUAMI DALAM KEGIATAN RUMAH TANGGA

BUDAYA MASYARAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KETERLIBATAN SUAMI DALAM KEGIATAN RUMAH TANGGA BUDAYA MASYARAKAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KETERLIBATAN SUAMI DALAM KEGIATAN RUMAH TANGGA Andi Tenri Ampa BPKB Sulawesi Tenggara Jl. Kijang no. 21 Kendari Sulawesi Tenggara Email : kulau_tenri@yahoo.com

Lebih terperinci

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya PERANAN INTENSITAS MENULIS DI BUKU HARIAN TERHADAP KONSEP DIRI POSITIF PADA REMAJA Erny Novitasari ABSTRAKSI Universitas Gunadarma Masa remaja merupakan masa mencari identitas diri, dimana remaja berusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan bagi sumber daya wanita untuk berkarya. Khususnya di kota-kota besar dimana

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan bagi sumber daya wanita untuk berkarya. Khususnya di kota-kota besar dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang serba kompetitif menuntut dunia usaha memberi lebih banyak ruang bagi sumber daya manusia untuk berkarya. Situasi dan kondisi demikian

Lebih terperinci

PENYESUAIAN PERKAWINAN DENGAN KECENDERUNGAN KESENJANGAN KONSEP PERAN SUAMI ISTRI

PENYESUAIAN PERKAWINAN DENGAN KECENDERUNGAN KESENJANGAN KONSEP PERAN SUAMI ISTRI 1 2 3 PENYESUAIAN PERKAWINAN DENGAN KECENDERUNGAN KESENJANGAN KONSEP PERAN SUAMI ISTRI Novi Qonitatin Fakultas Psikologi Universitas Dipoengoro qonitatin_novi@yahoo.co.id ABSTRAK Perkawinan merupakan kesepakatan

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI

RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI disusun oleh Dr. Wisnu Widjanarko PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMUNIKASI JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKUTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK UNIVERSITAS JENDERAL

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 20 karyawan divisi HC (Human Capital) yang mempersepsi budaya perusahaan di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 20 karyawan divisi HC (Human Capital) yang mempersepsi budaya perusahaan di BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui pengolahan data terhadap 20 karyawan divisi HC (Human Capital) yang mempersepsi budaya perusahaan di Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, permasalahan yang dialami. manusia semakin kompleks. Tuntutan dan kebutuhan hidup semakin

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, permasalahan yang dialami. manusia semakin kompleks. Tuntutan dan kebutuhan hidup semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, permasalahan yang dialami manusia semakin kompleks. Tuntutan dan kebutuhan hidup semakin meningkat yang mendorong kaum perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat

Lebih terperinci

perkawinan yang buruk dimana apabila antara suami istri tidak mampu lagi mencari jalan penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak (Hu

perkawinan yang buruk dimana apabila antara suami istri tidak mampu lagi mencari jalan penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak (Hu KEMANDIRIAN REMAJA YANG MEMILIKI ORANGTUA YANG BERCERAI STARLINA AULIA UNIVERSITAS GUNADARMA ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kemandirian remaja yang memiliki orangtua yang bercerai,

Lebih terperinci

PEMASALAN OLAHRAGA MELALUI SIFAT ANDROGINI PADA ANAK SEJAK DINI. Oleh : Agus Supriyanto Dosen Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

PEMASALAN OLAHRAGA MELALUI SIFAT ANDROGINI PADA ANAK SEJAK DINI. Oleh : Agus Supriyanto Dosen Pendidikan Kepelatihan FIK UNY PEMASALAN OLAHRAGA MELALUI SIFAT ANDROGINI PADA ANAK SEJAK DINI Oleh : Agus Supriyanto Dosen Pendidikan Kepelatihan FIK UNY ABSTRAK Pemasalan berasal dari kata masal, yang artinya mengikutsertakan atau

Lebih terperinci

HARGA DIRI SUAMI YANG TINGGAL DI RUMAH MERTUA. Indarwati Anjar Prabaningrum ABSTRAK

HARGA DIRI SUAMI YANG TINGGAL DI RUMAH MERTUA. Indarwati Anjar Prabaningrum ABSTRAK HARGA DIRI SUAMI YANG TINGGAL DI RUMAH MERTUA Indarwati Anjar Prabaningrum ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan harga diri seorang suami yang tinggal di rumah mertua, dimana dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Melanjutkan Pendidikan Strata 2 1. Pengertian Motivasi melanjutkan pendidikan strata 2 Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move).

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X ARINA MARLDIYAH ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran parenting task pada anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Ketakutan akan kesuksesan terjadi pada laki-laki dan perempuan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Ketakutan akan kesuksesan terjadi pada laki-laki dan perempuan akan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Ketakutan akan kesuksesan terjadi pada laki-laki dan perempuan akan tetapi fear of success cenderung lebih besar dialami oleh wanita karena dalam situasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan

BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh hasil bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara empati dengan kecenderungan perilaku prososial terhadap siswa berkebutuhan khusus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Ibu yang Bekerja. Matlin (1987) menggunakan istilah ibu yang bekerja dengan working

BAB II LANDASAN TEORI. A. Ibu yang Bekerja. Matlin (1987) menggunakan istilah ibu yang bekerja dengan working BAB II LANDASAN TEORI A. Ibu yang Bekerja 1. Pengertian Ibu yang Bekerja Matlin (1987) menggunakan istilah ibu yang bekerja dengan working mother, yang mengacu kepada dua pengertian, yaitu wanita yang

Lebih terperinci

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1 Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

PENGUNGKAPAN DIRI PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA BERCERAI

PENGUNGKAPAN DIRI PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA BERCERAI PENGUNGKAPAN DIRI PADA REMAJA YANG ORANG TUANYA BERCERAI Ruth Permatasari Novianna Fakultas Psikologi Univesitas Gunadarma Abstract Gejolak usia remaja merupakan usia paling rentan terhadap perceraian

Lebih terperinci

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK Dalam menjalani karirnya individu akan terus mengalami pertambahan usia sampai memasuki fase pensiun.

Lebih terperinci

Fear of Success dan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan

Fear of Success dan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Fear of Success dan Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Agustin Rahmawati Universitas Merdeka Malang agustin.rahmawati@unmer.ac.id Abstrak. Tulisan ini akan memberikan gambaran tentang bagaimana fear

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. American Psychological Association, C.J Patterson (1992, 1995a, 1995b)

DAFTAR PUSTAKA. American Psychological Association, C.J Patterson (1992, 1995a, 1995b) DAFTAR PUSTAKA American Psychological Association, C.J Patterson (1992, 1995a, 1995b) Atwater,E. (1983). Psychology of adjustment (2 nd ed). New Jersey: Prentice Hall, Inc Bell, R.R. (1973). Marriage and

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Papalia, D. E, Stems, H. L, Feldman, R. D. & Camp, C. J. (2002). Adult Development and Aging (2 nd ed). New York:McGrawHill

DAFTAR PUSTAKA. Papalia, D. E, Stems, H. L, Feldman, R. D. & Camp, C. J. (2002). Adult Development and Aging (2 nd ed). New York:McGrawHill DAFTAR PUSTAKA Baron, R. A & Bryne, D. (2005). Psikologi Sosial. Jilid II. Edisi kesepuluh. Jakarta : PT. Erlangga. Bruno, F. J. S. (2000). Conguer Loneliness : Cara Menaklukkan Kesepian. Alih Bahasa :Sitanggang.

Lebih terperinci

FEAR OF SUCCESS WANITA BEKERJA PADA ETNIS MELAYU

FEAR OF SUCCESS WANITA BEKERJA PADA ETNIS MELAYU FEAR OF SUCCESS WANITA BEKERJA PADA ETNIS MELAYU DISUSUN OLEH: SILVIANA REALYTA, S.Psi NIP. 132 317 265 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN AGUSTUS 2007 FEAR OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Masa dewasa muda merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan memainkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pemberian hak pada anak yang tidak mengistimewakan pada jenis kelamin

BAB V PENUTUP. pemberian hak pada anak yang tidak mengistimewakan pada jenis kelamin BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil penelitian mengungkapkan bahwa masyarakat di Desa Sikumpul dalam pola sosialisasi telah mampu menerapkan kesetaraan gender dengan cukup baik di beberapa aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Peneliti akan menguraikan tentang gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin. Kemudian menjelaskan secara deskriptif dengan di sertai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki dan perempuan dibedakan sesuai dengan perannya masing-masing yang dikonstruksikan

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN

KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN KEMANDIRIAN DITINJAU DARI URUTAN KELAHIRAN DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA PASANGAN YANG BERLATAR BELAKANG ETNIS BATAK DAN ETNIS JAWA. Mia Retno Prabowo Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma

PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA PASANGAN YANG BERLATAR BELAKANG ETNIS BATAK DAN ETNIS JAWA. Mia Retno Prabowo Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA PASANGAN YANG BERLATAR BELAKANG ETNIS BATAK DAN ETNIS JAWA Mia Retno Prabowo Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan 6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pernikahan 2.1.1. Pengertian Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan adalah nikah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi sebagian orang dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK

PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK Perkawinan saat ini diwarnai dengan gaya hidup commuter marriage. Istri yang menjalani

Lebih terperinci

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini berjudul Korelasi antara fear of success dan hasil kerja pada manajer wanita yang telah berkeluarga di PT X Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujian penelitian, maka rancangan penelitian

Lebih terperinci

KEPUASAN PERKAWINAN PADA PASANGAN BEDA USIA (Studi Pada Istri Yang Berusia Lebih Tua Daripada Usia Suami) SKRIPSI

KEPUASAN PERKAWINAN PADA PASANGAN BEDA USIA (Studi Pada Istri Yang Berusia Lebih Tua Daripada Usia Suami) SKRIPSI KEPUASAN PERKAWINAN PADA PASANGAN BEDA USIA (Studi Pada Istri Yang Berusia Lebih Tua Daripada Usia Suami) SKRIPSI Oleh : KARTIKA DEWI ANJANI 05810121 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita Yang Bekerja. tugas rumah tangga (Mathis, 2001).Tetapi dengan terus berkembang pesatnya

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita Yang Bekerja. tugas rumah tangga (Mathis, 2001).Tetapi dengan terus berkembang pesatnya 17 BAB II LANDASAN TEORI A. Wanita Yang Bekerja 1. Pengertian Wanita Yang Bekerja Dalam istilah gender, wanita diartikan sebagai manusia yang lemah lembut, anggun, keibuan, emosional dan lain sebagainya.baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan itu juga telah dipelajari secara mendalam. terjadi pada manusia, dan pada fase-fase perkembangan itu fase yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menghadapi zaman yang semakin modern seperti sekarang ini, banyak yang harus dipersiapkan oleh bangsa. Tidak hanya dengan memperhatikan kuantitas individunya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Dwi Hurriyati

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN Dwi Hurriyati Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472 GAYA PENGASUHAN CONSTRAINING DENGAN KOMITMEN DALAM BIDANG PENDIDIKAN (STUDI KORELASI PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Kendal Tau diperoleh sebuah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Kendal Tau diperoleh sebuah 60 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji analisis korelasi Kendal Tau diperoleh sebuah kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara harga diri dengan body image pada wanita akseptor KB.

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRES KERJA PADA KRU SINETRON KEJAR TAYANG. ¹Lia Nursofa ²Dona Eka Putri. Abstrak

MANAJEMEN STRES KERJA PADA KRU SINETRON KEJAR TAYANG. ¹Lia Nursofa ²Dona Eka Putri. Abstrak MANAJEMEN STRES KERJA PADA KRU SINETRON KEJAR TAYANG ¹Lia Nursofa ²Dona Eka Putri 1.2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstrak Kru sinetron kejar tayang adalah orang yang bekerja dalam pembuatan

Lebih terperinci

MASA DEWASA AWAL. Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

MASA DEWASA AWAL. Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA MASA DEWASA AWAL Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Sosial Pada Masa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah

TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah 7 TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah Duvall (1971) menyatakan bahwa kesiapan menikah adalah laki-laki maupun perempuan yang telah menyelesaikan masa remajanya dan siap secara fisik, emosi, finansial, tujuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,

Lebih terperinci

PEMECAHAN MASALAH PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL S K R I P S I

PEMECAHAN MASALAH PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL S K R I P S I PEMECAHAN MASALAH PADA WANITA SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL S K R I P S I Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Disusun oleh: ARTANTO RIDHO LAKSONO F 100

Lebih terperinci

KETAKUTAN SUKSES PADA WANITA KARIR DITINJAU DARI KONFLIK PERAN GANDA

KETAKUTAN SUKSES PADA WANITA KARIR DITINJAU DARI KONFLIK PERAN GANDA 1 KETAKUTAN SUKSES PADA WANITA KARIR DITINJAU DARI KONFLIK PERAN GANDA Lilyant Ch Daeng, Sri Hartati, Endang Widyastuti Universitas Setia Budi dan Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Wanita Karir yang telah

Lebih terperinci

menyebutkan dunia kerja serta hidup berumah tangga 1. Seniger, menjelaskan bahwa

menyebutkan dunia kerja serta hidup berumah tangga 1. Seniger, menjelaskan bahwa Siti Aisyah, 11410028, Hubungan Self Esteem dengan Orientasi Masa Depan pada Siswa SMA Kelas XI di SMA Negeri 3 Malang, Skripsi, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan

BAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wanita Indonesia saat ini memiliki kesempatan yang terbuka lebar untuk bekerja, sehingga hampir tidak ada lapangan pekerjaan dan kedudukan yang belum dimasuki

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ajzen. L & Fishbein. M Belief, Attitude, Intention and Behaviour: An

DAFTAR PUSTAKA. Ajzen. L & Fishbein. M Belief, Attitude, Intention and Behaviour: An DAFTAR PUSTAKA Ajzen. L & Fishbein. M. 1975. Belief, Attitude, Intention and Behaviour: An Introduction to theory and Research. Philippines: Addison-Wesley Publishing. Anastasi, Anne & Urbina, Susana.

Lebih terperinci

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya,

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya, Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-nya, Selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-mu! Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik

Lebih terperinci

PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA AWAL MADE CHRISTINA NOVIANTI DR. AWALUDDIN TJALLA ABSTRAKSI

PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA AWAL MADE CHRISTINA NOVIANTI DR. AWALUDDIN TJALLA ABSTRAKSI PERILAKU ASERTIF PADA REMAJA AWAL MADE CHRISTINA NOVIANTI DR. AWALUDDIN TJALLA ABSTRAKSI Masa awal remaja adalah masa dimana seorang anak memiliki keinginan untuk mengetahui berbagai macam hal serta ingin

Lebih terperinci

dalam suatu hubungan yaitu pernikahan. Pada kenyataannya tidak semua pasangan pernikahan berasal dari latar belakang yang sama, salah satunya adalah p

dalam suatu hubungan yaitu pernikahan. Pada kenyataannya tidak semua pasangan pernikahan berasal dari latar belakang yang sama, salah satunya adalah p Penyesuaian Diri Wanita yang Melakukan Konversi Agama Pra Pernikahan Yulia Eka Wati Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstrak Konversi agama yang dilakukan oleh seseorang terutama wanita karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemimpin adalah jabatan yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Pemimpin adalah jabatan yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemimpin adalah jabatan yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Salah satu penentu kemajuan dan kemunduran organisasi adalah pemimpin. Dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaaan ekonomi yang tidak stabil saat ini membuat banyak wanita di

BAB I PENDAHULUAN. Keadaaan ekonomi yang tidak stabil saat ini membuat banyak wanita di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaaan ekonomi yang tidak stabil saat ini membuat banyak wanita di Indonesia harus turut bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Wanita yang pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya tingkat perbedaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Untuk beberapa orang bekerja itu merupakan

Lebih terperinci

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Barlow, H.D., & Durand, V.M. (1995). Abnormal Psychology. Amerika. Serikat: Brook/Cole Publishing Company.

DAFTAR PUSTAKA. Barlow, H.D., & Durand, V.M. (1995). Abnormal Psychology. Amerika. Serikat: Brook/Cole Publishing Company. DAFTAR PUSTAKA Barlow, H.D., & Durand, V.M. (1995). Abnormal Psychology. Amerika Serikat: Brook/Cole Publishing Company. Bungin, B. (2001). Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI SOSIAL 1 * KODE MATAKULIAH / SKS = MKK / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : PSIKOLOGI SOSIAL 1 * KODE MATAKULIAH / SKS = MKK / 3 SKS TIU : mahasiswa mampu memahami dan menganaliusa perilaku manusia dalam lingkup sosial serta penerapannya dalam beberapa fenomena sosial yang berkaitan langsung dengan perilaku manusia 1 Pengantar A. Pengantar

Lebih terperinci

Studi Mengenai Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Sikap pada Ibu yang Memiliki Anak Autism Spectrum Disorder Karya Ilmiah

Studi Mengenai Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Sikap pada Ibu yang Memiliki Anak Autism Spectrum Disorder Karya Ilmiah Studi Mengenai Hubungan antara Dukungan Sosial dengan Sikap pada Ibu yang Memiliki Anak Autism Spectrum Disorder Karya Ilmiah Yuricia Vebrina (NPM: 190110070101) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA BARAT

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA BARAT Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VII... Jakarta Barat HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS VII DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 8 JAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA Ade Tri Wijayanti, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern ini peran wanita sangat dibutuhkan dalam membangun perkembangan ekonomi maupun sektor lain dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri

Lebih terperinci

1. Pendahuluan PENYULUHAN TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS KELUARGA DI DESA TANJUNGWANGI

1. Pendahuluan PENYULUHAN TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS KELUARGA DI DESA TANJUNGWANGI Prosiding SNaPP 2015 Kesehatan pissn 2477-2364 eissn 2477-2356 PENYULUHAN TENTANG PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS KELUARGA DI DESA TANJUNGWANGI 1 Kusdwiratri, 2 Endang Pudjiastuti, 3 Eni Nuraeni Nugrahawati, 4

Lebih terperinci

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung

Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Kepribadian I Analytical Psychology Carl Gustav Jung Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Manusia dalam Pandangan Carl G. Jung

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN FEAR OF SUCCESS PADA WANITA BEKERJA DEWASA MUDA PUTRI ADIBAH Pembimbing : M. Fakhrurrozi, S.Psi, M.

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN FEAR OF SUCCESS PADA WANITA BEKERJA DEWASA MUDA PUTRI ADIBAH Pembimbing : M. Fakhrurrozi, S.Psi, M. HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN FEAR OF SUCCESS PADA WANITA BEKERJA DEWASA MUDA PUTRI ADIBAH Pembimbing : M. Fakhrurrozi, S.Psi, M. Psi ABSTRAKSI Pada zaman sekarang ini, seorang wanita yang

Lebih terperinci

BABV PENUTUP. dunia psikologi dan jelas terlihat dalam penelitian ini, bahwa perempuan yang

BABV PENUTUP. dunia psikologi dan jelas terlihat dalam penelitian ini, bahwa perempuan yang BABV PENUTUP BABV PENUTUP 5.1. Bahasan Kondisi depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ada di dalam dunia psikologi dan jelas terlihat dalam penelitian ini, bahwa perempuan yang melakukan aborsi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : AKTUALISASI DIRI KODE MATA KULIAH / SKS : HM / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA MATA KULIAH : AKTUALISASI DIRI KODE MATA KULIAH / SKS : HM / 2 SKS b 1 Pengertian A. Pengertian : memahami dan menjelaskan pengertian aktualisasi diri B. Kepribadian sehat : memahami dan menjelaskan pribadian yang sehat C. Daya dorong Aktualisasi diri : memahami dan menjelaskan

Lebih terperinci

KEMATANGAN KEPRIBADIAN SEBAGAI PRASYARAT BAGI PEREMPUAN DALAM MENJALANI PERAN PUBLIK ATAU DOMESTIK. Kadwi Jamuati *

KEMATANGAN KEPRIBADIAN SEBAGAI PRASYARAT BAGI PEREMPUAN DALAM MENJALANI PERAN PUBLIK ATAU DOMESTIK. Kadwi Jamuati * KEMATANGAN KEPRIBADIAN SEBAGAI PRASYARAT BAGI PEREMPUAN DALAM MENJALANI PERAN PUBLIK ATAU DOMESTIK Kadwi Jamuati * Abstrak Kaum perempuan seringkali dihadapkan pada dua pilihan peran di dalam menjalani

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA

PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA PENYESUAIAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DI USIA MUDA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh : FAJAR TRI UTAMI F 100 040 114 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka

Lebih terperinci

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP A. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan pada perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Posisi atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana-S1 Psikologi Disusun oleh: YULIANA FATMA SARI F 100 040

Lebih terperinci

MATA KULIAH: PSIKOLOGI DAN BUDAYA

MATA KULIAH: PSIKOLOGI DAN BUDAYA MATA KULIAH: PSIKOLOGI DAN BUDAYA OLEH: DR. ASIH MENANTI, MS PERTEMUAN 6: CULTURE AND GENDER - THE IMPACT OF GENDER AND CULTURE TO PSYCHOLOGY: KIRA-KIRA 30-40 TAHUN LALU, PERGERAKAN WANITA DI US MENEMUKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan dan menyenangkan. Pengalaman baru yang unik serta menarik banyak sekali dilalui pada masa ini.

Lebih terperinci

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA 30-40 TAHUN YANG BELUM MENIKAH Siti Anggraini Langgersari Elsari Novianti, S.Psi. M.Psi. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

PENDIDIKAN ADIL GENDER DALAM KELUARGA 1. Siti Rohmah Nurhayati, M.Si. 2

PENDIDIKAN ADIL GENDER DALAM KELUARGA 1. Siti Rohmah Nurhayati, M.Si. 2 PENDIDIKAN ADIL GENDER DALAM KELUARGA 1 Siti Rohmah Nurhayati, M.Si. 2 Pendahuluan Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi anak. Di dalam keluarga, anak mendapatkan seperangkat nilai-nilai, aturan-aturan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Subjective Well-Being. kebermaknaan ( contentment). Beberapa peneliti menggunakan istilah well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Subjective Well-Being. kebermaknaan ( contentment). Beberapa peneliti menggunakan istilah well-being BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Subjective Well-Being A. Subjective Well-Being Kebahagiaan bisa merujuk ke banyak arti seperti rasa senang ( pleasure), kepuasan hidup, emosi positif, hidup bermakna,

Lebih terperinci

PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI

PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI PERSEPSI TENTANG LINGKUNGAN APARTEMEN DI KOTA BANDUNG SEBAGAI TEMPAT TINGGAL TETAP PADA MAHASISWA PERANTAU FITRIYANTI Dibimbing oleh: Prof. Dr. Tb. Zulrizka Iskandar, S.Psi., M.Sc. ABSTRAK Keterbatasan

Lebih terperinci

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi

BABI. Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua. sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan modem saat ini belum memungkinkan orangtua sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada anak. Kebutuhan ekonomi memaksa orangtua lebih

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah 106 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis sebagaimana yang telah disajikan pada bab 4, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada hubungan negatif sangat

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI PSIKOLOGI Mata Kuliah : Psikologi Sosial I Kode/SKS 3 SKS Status : Wajib Fakultas : Kedokteran Semester : I (Ganjil)

Lebih terperinci

2016 ISU FEMINITAS DAN MASKULINITAS DALAM ORIENTASI PERAN GENDER SISWA MINORITAS

2016 ISU FEMINITAS DAN MASKULINITAS DALAM ORIENTASI PERAN GENDER SISWA MINORITAS BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu penyelenggara pendidikan formal yang bertujuan untuk mempersiapkan dan mengasah keterampilan para siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam memenuhi kewajiban maupun tanggung jawab kepada anak-anaknya. Pengasuhan dan pendidikan pertama

Lebih terperinci

FENOMENA TAMAN PENITIPAN ANAK BAGI PEREMPUAN YANG BEKERJA. Nur Ita Kusumastuti K Pendidikan Sosiologi Antropologi

FENOMENA TAMAN PENITIPAN ANAK BAGI PEREMPUAN YANG BEKERJA. Nur Ita Kusumastuti K Pendidikan Sosiologi Antropologi FENOMENA TAMAN PENITIPAN ANAK BAGI PEREMPUAN YANG BEKERJA (Studi Kasus TPA Jaya Kartika Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar) Nur Ita Kusumastuti K8409045 Pendidikan Sosiologi Antropologi

Lebih terperinci

merupakan faktor penting untuk pembentukan self disclosure dan akan mempermudah self disclosure seseorang kepada orang lain (Mastuti, 2001). Pada umum

merupakan faktor penting untuk pembentukan self disclosure dan akan mempermudah self disclosure seseorang kepada orang lain (Mastuti, 2001). Pada umum Self Disclosure Orang Tua yang mempunyai Anak Down Syndrome Amira (10505011) Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran Self disclosure pada orang

Lebih terperinci

KEMATANGAN EMOSI PADA PASANGAN USIA REMAJA

KEMATANGAN EMOSI PADA PASANGAN USIA REMAJA KEMATANGAN EMOSI PADA PASANGAN USIA REMAJA SKRIPSI Oleh : ULFA BARARAH 08810185 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2012 KEMATANGAN EMOSI PADA PASANGAN USIA REMAJA SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alasan Pemilihan Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being menurut Diener (2005). Teori yang dipilih akan digunakan untuk meneliti gambaran

Lebih terperinci

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa Atrie Bintan Lestari Hendro Prabowo, SPsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata kunci:

Abstrak. Kata kunci: Studi Mengenai Stres dan Coping Stres pada Ibu Rumah Tangga yang Tidak Bekerja Karya Ilmiah Dini Maisya (NPM. 190110070038) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Abstrak. Dalam menjalankan tugas sebagai

Lebih terperinci

MEMBANGUN MOTIVASI DIRI DALAM RANGKA MERAIH PRESTASI OLEH IDA ANGGRAENI ANANDA

MEMBANGUN MOTIVASI DIRI DALAM RANGKA MERAIH PRESTASI OLEH IDA ANGGRAENI ANANDA MEMBANGUN MOTIVASI DIRI DALAM RANGKA MERAIH PRESTASI OLEH IDA ANGGRAENI ANANDA MEMBAHAS TENTANG MOTIVASI DALAM DIRI, ADALAH MASALAH YANG SELALU MUNCUL DALAM RANGKA MANUSIA MEMBANGUN HUBUNGAN YANG BERARTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Setiap manusia dalam perkembangan hidupnya akan mengalami banyak perubahan di mana ia harus menyelesaikan tugastugas perkembangan, dari lahir, masa kanak-kanak, masa

Lebih terperinci