KETAKUTAN SUKSES PADA WANITA KARIR DITINJAU DARI KONFLIK PERAN GANDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KETAKUTAN SUKSES PADA WANITA KARIR DITINJAU DARI KONFLIK PERAN GANDA"

Transkripsi

1 1 KETAKUTAN SUKSES PADA WANITA KARIR DITINJAU DARI KONFLIK PERAN GANDA Lilyant Ch Daeng, Sri Hartati, Endang Widyastuti Universitas Setia Budi dan Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Wanita Karir yang telah menikah sering mengalami hambatan dalam mengaktualisasikan kemampuannya. Hal ini disebabkan karena adanya konflik peran ganda sehingga wanita menjadi takut sukses dalam karirnya. Wanita karir yang telah menikah akan merasa bersalah apabila mancapai kesuksesan dalam karirnya sementara keluarganya tidak harmonis. Wanita karir yang telah menikah akan merasa ditolak oleh masyarakat dan keluarganya sendiri dan kehilangan feminitas sebagai wanita. Hal ini menyebabkan wanita berpikir dua kali apakah mencapai kesuksesan dalam karir ataukah kesuksesan sebagai ibu rumah tangga sehingga wanita akan menahan diri untuk berprestasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengatahui hubungan antara konflik peran ganda dengan ketakutan sukses pada wanita karir. Subjek penelitian ini adalah karyawan wanita perbankan yang telah menikah, berusia antara tahun dan memiliki tingkat pendidikan minimal D3. Penelitian dilaksanakan di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Solo Slamet Riyadi dan PT Bank Pembangunan Daerah Jateng Cabang Koordinator Surakarta. Alat ukur yang digunakan adalah skala ketakutan sukses dan skala konflik peran ganda. Skala ketakutan sukses (Hikmah, 1996) mengacu pada aspek-aspek ketakutan sukses yang dikemukakan Horner (1972); sedangkan skala konflik peran ganda (Listyowati, 2000) disusun berdasar aspek-aspek konflik peran ganda dari Sekaran (1983). Berdasar hasil analisis data penelitian diperoleh koefisien korelasi (r xy ) sebesar dengan p < Dengan demikian disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara konflik peran ganda dengan ketakutan sukses pada wanita. Kata kunci : ketakutan sukses,konflik peran ganda PENDAHULUAN Pembangunan yang sedang berjalan sekarang ini menimbulkan berbagai perubahan, salah satunya adalah kesempatan bagi wanita untuk bekerja menjadi semakin terbuka, sehingga kegiatan wanita tidak hanya bertumpu pada keluarga saja. Wanita bisa lebih mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Pilihan wanita untuk bekerja menurut Aryatmi (dalam Kartono, 1985) dilandasi oleh motif kerja sebagai berikut : (a) keharusan ekonomi, (b) keinginan untuk membina karir dan (c) kesadaran bahwa pembangunan memerlukan tenaga kerja, baik tenaga kerja pria maupun wanita. Seiring dengan terbukanya kesempatan bagi wanita untuk mengembangkan diri, akan tetapi tidak sedikit wanita yang mengalami hambatan dalam mengaktualisasi potensi diri. Wanita sering menolak/mengabaikan kesempatan untuk berkembang, antara lain dalam bentuk tidak memanfaatkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, menolak untuk dipromosikan dengan alasan rumah tangga. Hambatan yang dialami wanita dalam mengembangkan potensinya disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Faktor dari dalam yaitu sikap wanita sendiri yang enggan untuk meningkatkan prestasi karena takut akan konsekuensi negatif dari kesuksesan yang dicapainya, antara lain kehilangan teman kencan bagi karyawati yang belum menikah dan takut anak-anak dan suami tidak terurus bagi yang sudah menikah. Faktor dari luar antara lain adanya pandangan masyarakat yang masih menganggap wanita lebih rendah daripada pria sehingga kurang memberi kesempatan bagi wanita untuk menduduki jabatan terntentu. Faktor penghambat lain adalah kurangnya dukungan dari suami. Secara umum pria menyukai wanita yang bekerja di luar rumah tetapi di pihak lain tidak mengharap yang berkarir adalah istrinya sendiri.

2 2 Listyowati (2000) mengemukakan faktor penghalang bagi wanita untuk dapat eksis di dunia kerja adalah : (a) hambatan fisik karena adanya tugas kodrati (seperti mengandung, melahirkan dan menyusui), (b) hambatan teologis, yaitu keyakinan bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk pria, (c) hambatan sosial budaya dalam TINJAUAN PUSTAKA Horner (dalam Dowling, 1995) menyebutkan bahwa cara wanita mengejar kesuksesan tidak sama dengan pria. Wanita merasa cemas ketika segala sesuatu berjalan mulus, atau kesuksesan menjelang. Kesuksesan yang dialami wanita mempunyai akibat negatif berupa ketakutan penolakan sosial, kehilangan kelayakan teman kencan dan takut dikucilkan, kesepian atau tidak bahagia akibat kesuksesan. Lebih lanjut menurut Horner takut sukses ini merupakan hasil dari konflik antara motif berprestasi dan motif afiliasi. Takut sukses muncul karena wanita takut melanggar norma sosial yang ditetapkan masyarakat dimana norma sosial yang ditanamkan pada wanita adalah untuk tampil feminin yaitu patuh, mengabdi, pasif, mengurus rumah tangga, dan bertanggungjawab pada orang lain (Seniati, 2002). Martaniah, dkk (2000) menyatakan terdapat empat aspek ketakutan sukses, yaitu : (1) aspek kompetensi, (2) aspek kemandirian, (3) aspek kompetisi, dan (4) aspek sikap terhadap kesuksesan atau prestasi. Masuknya wanita ke dalam dunia kerja mengakibatkan wanita memiliki peran ganda. Selain sebagai karyawan, wanita juga berperan sebagai ibu rumah tangga. Dalam meniti karir wanita mempunyai beban lebih dibanding rekan prianya, wanita terlebih dahulu harus mengatasi urusan keluarga, suami, anak dan hal-hal lain yang menyangkut kehidupan rumah tangga. Kedua peran ini harus dijalani dalam waktu bersamaan. Dampak dari peran ganda seorang istri/ibu terutama adalah berkurangnya waktu dan perhatian terhadap suami dan anak-anak. Dalam kasus terjadinya kenakalan anak maka ibulah akan dipersalahkan, ibu yang bekerja di luar rumah dianggap kurang berperan secara emosional dan kurang menyediakan waktu bentuk munculnya stereotip dimana wanita dianggap sebagai makhluk yang lemah, pasif, emosional dan tergantung, (d) hambatan sikap pandang, wanita dipandang sebagai makhluk rumah sedangkan pria adalah makhluk luar rumah, dan (e) hambatan historis, kurangnya nama wanita dalam sejarah masa lampau. dalam pengasuhan anak. Masalah lainnya yang muncul adalah pengaturan waktu, stress dan kelelahan. Tuntutan masyarakat kepada wanita untuk selalu bertindak dan berperilaku sesuai dengan kodrat nya disatu sisi, sementara disisi lain mereka memiliki keinginan untuk maju dan berkarir menyebabkan timbulnya dilema dan konflik pada diri wanita. Konflik tersebut muncul akibat adanya pertentangan antara peran sebagai istri/ibu yang harus mengurus keluarga serta mengasuh anak dengan peran sebagai wanita karir yang harus mampu bersikap profesional dalam pekerjaan. Menurut Sekaran (1986) dan Work- Family Conflict Scale (Koppelman, 1983 dan Burley, 1989) terdapat tujuh aspek konflik peran ganda, yaitu : (a) aspek pengasuhan anak, (b) bantuan pekerjaan rumah tangga, (c) komunikasi dan interaksi dengan anak dan suami, (d) waktu untuk keluarga, (e) menentukan prioritas, (f) tekanan karir dan tekanan keluarga, dan (g) pandangan suami tentang peran ganda wanita. Ketujuh aspek tersebut terurai dalam empat faktor penyebab konflik peran ganda, yaitu : (1) faktor pekerjaan, wanita yang bekerja dituntut untuk menunjukkan dedikasi, keuletan, ambisius, mandiri, progresif dan bermotivasi tinggi; (2) faktor keluarga, status sebagai istri menuntut wanita untuk memperhatikan suami dan anak, menjaga keharmonisan keluarga serta menyelesaikan tugas-tugas rumah tangga lainnya; (3) faktor masyarakat, tuntutan sosial menghendaki wanita dapat bersifat feminin (lembut, hangat, mementingkan keluarga, tidak berperilaku kompetitif, agresif dan ambisius); dan (4) nilai individu, yaitu keyakinan, kepercayaan dan norma yang dianut yang menentukan pandangan individu terhadap peran yang dihadapi. Ketidakberhasilan mengatur peran ganda yang dijalani wanita dapat memberikan dampak negatif seperti

3 3 munculnya ketegangan dalam rumah tangga, disalahkannya istri/ibu jika terjadi kenakalan anak dan kemunduran prestasi belajar anak, dan mengurangi sifat-sifat feminin. Adanya dampak negatif membuat wanita berpikir dua kali untuk ditempatkan di posisi yang strategis. Wanita takut untuk menduduki jabatan yang tinggi karena kedudukan kedudukan ini dianggap menjadi penyebab hal-hal yang kurang menguntungkan. Oleh karena itu wanita karir cenderung akan menekan ambisi untuk meraih prestasi serta jabatan yang lebih tinggi. Hal ini dilakukan agar wanita yang memiliki peran ganda tetap dianggap feminin dan dihargai oleh lingkungan. METODE PENELITIAN Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah ketakutan sukses, sedangkan variabel bebasnya adalah konflik peran ganda. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan wanita yang bekerja pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk cabang Surakarta dan PT Bank Danamon Indonesia cabang Surakarta, dengan ciri-ciri : karyawan wanita yang telah menikah, berumur antara tahun dengan tingkat pendidikan minimal D III. Data mengenai konflik peran ganda dan ketakutan sukses diukur dengan menggunakan dua skala yaitu Skala Ketakutan Sukses dan Skala Konflik Peran Ganda. Skala ketakutan sukses terdiri dari 32 butir pernyataan untuk mengetahui ketakutan sukses pada subjek penelitian. Skala ketakutan sukses yang digunakan merupakan modifikasi dari skala yang disusun oleh Hikmah (1996) berdasar pada aspek ketakutan suskes dari Martaniah, dkk (1992). Aspek dalam skala ini meliputi (1) aspek kompetensi, yaitu perasaan keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri dalam melakukan sesuatu (2) aspek kemandirian, yaitu keyakinan untuk melakukan sesuatu tanpa tergantung pada orang lain (3) aspek kompetisi, yaitu sikap atau perasaan terhadap situasi persaingan dan (4) aspek sikap terhadap kesuksesan, yaitu sikap mendukung atau tidak mendukung kesuksesan yang dicapai oleh wanita. Skala konflik peran ganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yang disusun oleh Listyowati (2000) berdasarkan skala konflik peran ganda dari Sekaran (1983) dan Work-Family Conflict Sacle dari (Koppelman, dkk, 1983 dan Burley, 1989) yang telah diringkas menjadi 4 (empat) faktor sumber konflik yaitu : (1) pekerjaan, (2) keluarga, (3) masyarakat dan (4) nilai individu. Skala konflik peran ganda ini terdiri dari 40 butir. Kedua skala tersebut disusun berdasar metode Summated Rating dari Likert dengan 5 (lima) jenjang penilaian. Jawaban untuk butir favorable mendapat skor dari 1 sampai 5, adapun jawaban butir unfavorable mendapat skor 5 sampai 1. Uji coba terhadap kedua skala tersebut di atas dilaksanakan pada 25 orang karyawati PT Bank Danamon Indonesia cabang Surakarta dan 25 orang karyawati PT Bank Negara Indonesia cabang Surakarta. Perhitungan hasil uji coba meliputi perhitungan reliabilitas dan korelasi aitem-total. Dari aitem yang sahih pada skala ketakutan terhadap sukses, koefisien aitem-total bergerak antara 0,3078 0,5830 dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,8188. Perhitungan korelasi aitemtotal untuk skala konflik peran ganda menunjukkan koefisien korelasi antara 0,3276 0,8260 dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,9310. Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis korelasi Spearman. Perhitungan korelasi ini menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Program for Social Science) for Windows release HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis terhadap identitas subjek penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subjek berusia antara tahun (90%) sedangkan usia antara tahun sebanyak 10%. Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar subjek mempunyai tingkat pendidikan S1 (87,5 %), D3 sebesar 7,5 % dan S2 sebesar 5 %. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, ketakutan sukses subjek penelitian memiliki rata-rata empiris sebesar 75,65 sedangkan rata-rata hipotetik sebesar 96. Diketahui pula bahwa rata-rata empiris konflik peran ganda sebesar 82,10 sedangkan rata-rata hipotetik sebesar 120.

4 4 Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata subjek penelitian mempunyai ketakutan sukses dan konflik peran ganda yang rendah. Sebagai gambaran lebih detil, sebanyak 47,5 % subjek mempunyai ketakutan sukses pada taraf rendah dan 52,5 % berada pada taraf sedang; serta 77,5 % subjek mempunyai konflik peran ganda pada taraf rendah dan 22,5 % berada pada taraf sedang. Uji asumsi terhadap data penelitian menunjukkan bahwa variabel ketakutan sukses dan variabel konflik peran ganda menunjukkan distribusi normal. Uji linearitas yang dilaksanakan menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel tidak linear. Berdasarkan uji asumsi tersebut maka uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Spearman dengan menggunakan program SPSS (Statistical Program for Social Science) for Windows release Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa korelasi antara konflik peran ganda dan ketakutan sukses adalah sebesar 0,533 dengan p = 0,00 (p < 0.01). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang sangat signifikan antara konflik peran ganda dan ketakutan terhadap sukses. Hasil analisis data pada subjek penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara konflik peran ganda dengan ketakutan sukses, semakin tinggi konflik peran ganda semakin tinggi pula ketakutan terhadap sukses. Hennig dan Jardin (dalam Widyarini, 1998) mengemukakan bahwa konflik peran ganda muncul setelah sepuluh tahun pertama karir subjek; dan selanjutnya konflik peran ganda dapat diatasi dengan munculnya job maturity. Setelah sepuluh tahun masa kerja, wanita telah memiliki identitas yang mantap. Wanita memperlambat dorongan berprestasi dan melakukan berbagai usaha untuk menolak tanggung jawab ekstra dengan mendelegasikan kepada orang lain. Adanya pandangan negatif dari masyarakat terhadap wanita karir jika keberhasilannya mengakibatkan rumah tangganya tidak harmonis ikut menyumbang kemunculan ketakutan sukses pada wanita. Apabila muncul masalah dalam keluarga, pihak istri akan cenderung dipersalahkan. Di pihak lain, perusahaan selalu menuntut profesionalisme karyawannya. Apapun masalah yang dihadapi di rumah, perusahaan tetap menuntut karyawatinya untuk menunjukkan kinerja yang bagus. Hal ini akan menghambat keinginan wanita untuk maju dan berprestasi. Hasil deskripsi subjek penelitian menunjukkan bahwa karyawati yang telah menikah memiliki tingkat ketakutan sukses dan konflik peran ganda yang tergolong rendah sampai sedang. Ketakutan sukses yang berada pada taraf rendah sampai sedang disebabkan karena adanya kesadaran wanita untuk mengaktualisasikan kemampuannya dengan menanggung resiko akibat keputusan untuk bekerja. Tingginya tingkat pendidikan (sebagian besar lulusan S1) merubah cara pandang dan pola pikir wanita yang berperan ganda. Mereka dapat melakukan tindakan coping dengan cara menyelesaikan tugas rumah tangga sebelum dan setelah jam kerja kantor. Perilaku coping ini menyebabkan ketakutan sukses menjadi rendah. Perubahan zaman sedikit demi sedikit telah merubah pandangan masyarakat terhadap wanita yang semula dianggap sebagai konco wingking kaum pria. Wanita sekarang sudah lebih dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan menjadi partner kerja. Terlebih lagi, meningkatnya kesulitan hidup yang diakibatkan kenaikan biaya hidup mengakibatkan wanita harus membantu perekonomian rumah tangga. Masyarakat sekarang tidak memberikan penilaian negatif pada wanita yang bekerja di luar rumah bahkan menjadi kebanggaan bila wanita bekerja dan berprestasi dalam pekerjaannya. Perubahan persepsi ini menyebabkan ketakutan sukses pada wanita berada pada tahap rendah sampai sedang. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu peneliti tidak bisa bertemu langsung dengan subjek penelitian. Data penelitian akan lebih akurat apabila dilengkapi dengan metode pengumpulan data lain, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Peneliti selanjutnya dapat mempertimbangkan variabel lain sebagai variabel penelitian, seperti tingkat pendidikan suami, latar belakang keluarga subjek, masa kerja dan budaya setempat.

5 5 DAFTAR PUSTAKA Dowling, L Tantangan Wanita Modern : Ketakutan Kemandirian. Jakarta : Erlangga. Hikmah, N Ketakutan Sukses pada Perawat dan Polwan. Skripsi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Horner, M.S Toward an Understanding of Achievement Related Conflict. Journal of Social Issue, 28, 157. Listyowati, F Konflik Peran Ganda pada Wanita Bekerja. Skripsi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Martaniah, dkk Ketakutan sukses. Laporan Penelitian (Tidak diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Sekaran, U Dual Career Families. San Fransisco : Josey Bass Publishers. Seniati, L & Dahesihsari, R Hubungan antara Peran Jenis Kelamin, Fear of Success dan Kesukubangsaan dengan Komitmen Dosen Perempuan terhadap Organisasi. Anima Indonesian Psychological Journal Vol 17, Widyarini, N.1998.Konflik Peran Ganda pada Wanita Pekerja dalam Bidang Manajemen.Tesis (Tidak diterbitkan). Yogyakarta : Program Pasca Sarjana, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

6 6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi sebagian orang dewasa (Frone et al,1992). Dalam beberapa dekade ini perkembangan dan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Ibu yang Bekerja. Matlin (1987) menggunakan istilah ibu yang bekerja dengan working

BAB II LANDASAN TEORI. A. Ibu yang Bekerja. Matlin (1987) menggunakan istilah ibu yang bekerja dengan working BAB II LANDASAN TEORI A. Ibu yang Bekerja 1. Pengertian Ibu yang Bekerja Matlin (1987) menggunakan istilah ibu yang bekerja dengan working mother, yang mengacu kepada dua pengertian, yaitu wanita yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diteliti dalam bidang manajemen sumberdaya manusia. Potensi kaum wanita pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diteliti dalam bidang manajemen sumberdaya manusia. Potensi kaum wanita pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa perkembangan zaman yang semakin modern, bertambah kompleksnya kehidupan, bertambah pula intensitas peran yang dijalani oleh kaum wanita. Kajian tentang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai gelar Sarjana-S1 Psikologi Disusun oleh: YULIANA FATMA SARI F 100 040

Lebih terperinci

Journal of Social and Industrial Psychology

Journal of Social and Industrial Psychology JSIP 1 (1) (2012) Journal of Social and Industrial Psychology http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sip PENGARUH SITUASI KOMPETISI KERJA TERHADAP FEAR OF SUCCESS PADA PEGAWAI WANITA Ratna Mulya Sari

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN SIKAP TERHADAP KARAKTERISTIK PEKERJAAN DENGAN KETAKUTAN AKAN SUKSES PADA WANITA KARIR SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Ketakutan akan kesuksesan terjadi pada laki-laki dan perempuan akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Ketakutan akan kesuksesan terjadi pada laki-laki dan perempuan akan 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Ketakutan akan kesuksesan terjadi pada laki-laki dan perempuan akan tetapi fear of success cenderung lebih besar dialami oleh wanita karena dalam situasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Peneliti akan menguraikan tentang gambaran umum subjek berdasarkan jenis kelamin. Kemudian menjelaskan secara deskriptif dengan di sertai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah upaya multi dimensional untuk mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus disertai peningkatan harkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Untuk beberapa orang bekerja itu merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan bagi sumber daya wanita untuk berkarya. Khususnya di kota-kota besar dimana

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan bagi sumber daya wanita untuk berkarya. Khususnya di kota-kota besar dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang serba kompetitif menuntut dunia usaha memberi lebih banyak ruang bagi sumber daya manusia untuk berkarya. Situasi dan kondisi demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak wanita yang bekerja di sektor formal. Ada yang sekedar untuk

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak wanita yang bekerja di sektor formal. Ada yang sekedar untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, sebagaimana juga yang terjadi di seluruh penjuru dunia, makin banyak wanita yang bekerja di sektor formal. Ada yang sekedar untuk menyambung nafkah dan

Lebih terperinci

Puji Hastuti F

Puji Hastuti F HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA WANITA KARIER DENGAN SIKAP KERJA NEGATIF ABSTRAKSI Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat Mencapai gelar Sarjana S-1 Psikologi Oleh : Puji Hastuti F 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaaan ekonomi yang tidak stabil saat ini membuat banyak wanita di

BAB I PENDAHULUAN. Keadaaan ekonomi yang tidak stabil saat ini membuat banyak wanita di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keadaaan ekonomi yang tidak stabil saat ini membuat banyak wanita di Indonesia harus turut bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Wanita yang pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. kebutuhan ini tercermin dengan adanya dorongan untuk meraih kemajuan dan

BAB II LANDASAN TEORI. kebutuhan ini tercermin dengan adanya dorongan untuk meraih kemajuan dan BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Berprestasi 1. Definisi Motivasi berprestasi Menurut Mc. Clelland (1987) motivasi berprestasi adalah sebuah kebutuhan untuk dapat bersaing atau melampaui standar pribadi.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PERAN GANDA PADA WANITA BEKERJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, tetapi banyak istri yang bekerja juga. Wanita yang pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya tingkat perbedaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kaum perempuan di sektor publik. Tampak tidak ada sektor publik yang belum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di era globalisasi sekarang ini menimbulkan berbagai macam perubahan, salah satu dari perubahan tersebut ditandai dengan meningkatnya peran kaum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

Nomer : Jenis Kelamin : Kuliah di : Usia : Asal daerah : Tempat tinggal di Semarang : PETUNJUK PENGISIAN

Nomer : Jenis Kelamin : Kuliah di : Usia : Asal daerah : Tempat tinggal di Semarang : PETUNJUK PENGISIAN Nomer : Jenis Kelamin : Kuliah di : Usia : Asal daerah : Tempat tinggal di Semarang : PETUNJUK PENGISIAN 1. Bacalah pernyataan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian jawablah dengan sungguh-sungguh sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan

BAB I PENDAHULUAN. dimasuki oleh kaum wanita baik sebagai dokter, guru, pedagang, buruh, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wanita Indonesia saat ini memiliki kesempatan yang terbuka lebar untuk bekerja, sehingga hampir tidak ada lapangan pekerjaan dan kedudukan yang belum dimasuki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemimpin adalah jabatan yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Pemimpin adalah jabatan yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemimpin adalah jabatan yang sangat penting dalam sebuah organisasi. Salah satu penentu kemajuan dan kemunduran organisasi adalah pemimpin. Dalam menjalankan

Lebih terperinci

pelayanan yang baik kepada individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat harus dapat bekerjasama dengan pihak pihak lain yang berkaitan dengan

pelayanan yang baik kepada individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat harus dapat bekerjasama dengan pihak pihak lain yang berkaitan dengan A. Pengantar Seorang perawat profesional dalam melaksanakan tugasnya memberikan pelayanan yang baik kepada individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat harus dapat bekerjasama dengan pihak pihak lain

Lebih terperinci

#### Selamat Mengerjakan ####

#### Selamat Mengerjakan #### Pekerjaan Istri = Bekerja / Tidak Bekerja Apa pekerjaan Istri Anda? = Berapa jam perhari Istri bekerja = Usia Anak =...Tahun Pembantu Rumah Tangga = Punya / Tidak Punya (Lingkari Salah Satu) Dengan hormat,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan data skala motivasi berprestasi dan skala peran jenis dilakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian dengan menggunakan teknik ANOVA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga dan anak-anaknya saja, kini mempunyai peran kedua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangga dan anak-anaknya saja, kini mempunyai peran kedua yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keadaaan ekonomi yang kurang baik membuat setiap keluarga di Indonesia harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Pada saat ini tidak hanya suami

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita Yang Bekerja. tugas rumah tangga (Mathis, 2001).Tetapi dengan terus berkembang pesatnya

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita Yang Bekerja. tugas rumah tangga (Mathis, 2001).Tetapi dengan terus berkembang pesatnya 17 BAB II LANDASAN TEORI A. Wanita Yang Bekerja 1. Pengertian Wanita Yang Bekerja Dalam istilah gender, wanita diartikan sebagai manusia yang lemah lembut, anggun, keibuan, emosional dan lain sebagainya.baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia tidak dapat hidup seorang diri karena manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan kehadiran individu lain dalam kehidupannya. Tanpa kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rini Yuniati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rini Yuniati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupannya. Untuk membagi kedekatan emosional dan fisik serta berbagi bermacam tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sehubungan dengan pesatnya pembangunan dan didukung dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sehubungan dengan pesatnya pembangunan dan didukung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sehubungan dengan pesatnya pembangunan dan didukung dengan kemajuan teknologi, Indonesia akan memasuki era globalisasi. Hal ini tentu berpengaruh pada berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah membuat sebagian besar wanita ikut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia yang semakin pesat membuat kebutuhan rumah tangga semakin meningkat. Kurangnya pendapatan yang dihasilkan suami sebagai kepala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era modern ini peran wanita sangat dibutuhkan dalam membangun perkembangan ekonomi maupun sektor lain dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI FEAR OF SUCCESS DAN FEAR OF FAILURE DITINJAU DARI GENDER DAN NEED FOR ACHIEVEMENT

NASKAH PUBLIKASI FEAR OF SUCCESS DAN FEAR OF FAILURE DITINJAU DARI GENDER DAN NEED FOR ACHIEVEMENT NASKAH PUBLIKASI FEAR OF SUCCESS DAN FEAR OF FAILURE DITINJAU DARI GENDER DAN NEED FOR ACHIEVEMENT Oleh: DIAN FITRIA KS BAGUS RIYONO UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Konflik Peran Ganda Pada Wanita Karir

NASKAH PUBLIKASI. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Konflik Peran Ganda Pada Wanita Karir 1 NASKAH PUBLIKASI Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Konflik Peran Ganda Pada Wanita Karir Oleh : KILAT T. B. H. E. WEDA 03320163 FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melihat perkembangan era modern ini, pemandangan wanita bekerja bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Berbeda dari budaya Timur yang pada umumnya peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan sumber daya yang berkualitas. Setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya zaman, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan semakin ketat. Angkatan kerja dituntut untuk kompeten dan memiliki keterampilan yang mumpuni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung : Gaya Manajemen Konflik 2. Variabel Bebas : Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ketakutan Sukses. Menurut Horner dalam Riyanti (2007) k etakutan untuk sukses adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Ketakutan Sukses. Menurut Horner dalam Riyanti (2007) k etakutan untuk sukses adalah 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ketakutan Sukses 1. Pengertian Ketakutan Sukses Menurut Horner dalam Riyanti (2007) k etakutan untuk sukses adalah disposisi yang bersifat stabil dan mulai muncul sejak awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam mengelola urusan keluarga. Sedangkan dalam rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam mengelola urusan keluarga. Sedangkan dalam rumah tangga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era modern ini, terjadi pergeseran dari rumah tangga tradisional ke rumah tangga modern. Dalam rumah tangga tradisional terdapat pembagian tugas yang jelas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. berkaitan dengan variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2013) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu dilakukan dengan mengumpulakan data yang berupa angka. Data tersebut kemudian diolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar waktunya. Walaupun berbeda, pekerjaan dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar waktunya. Walaupun berbeda, pekerjaan dan keluarga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pekerjaan dan keluarga adalah dua area dimana manusia menghabiskan sebagian besar waktunya. Walaupun berbeda, pekerjaan dan keluarga interdependent satu sama lain

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN A Skala Penelitian A-1 SKALA SIKAP SUAMI TERHADAP ISTRI BEKERJA A-2 SKALA KESADARAN KESETARAAN GENDER LAMPIRAN A-1 Skala SIKAP SUAMI TERHADAP ISTRI BEKERJA LAMPIRAN A-2 Skala KESADARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan jaman, saat ini banyak wanita yang mengenyam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan jaman, saat ini banyak wanita yang mengenyam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan jaman, saat ini banyak wanita yang mengenyam pendidikan tinggi. Dengan demikian, lebih banyak wanita/istri yang bekerja di luar rumah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak perkembangan dalam berbagai bidang. Hal ini terutama

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak perkembangan dalam berbagai bidang. Hal ini terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, Indonesia dapat dikatakan telah mengalami banyak perkembangan dalam berbagai bidang. Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan Indonesia kearah modernisasi maka semakin banyak peluang bagi perempuan untuk berperan dalam pembangunan. Tetapi berhubung masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 1. Variabel Dependen : Kesejahteraan Psikologis. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 1. Variabel Dependen : Kesejahteraan Psikologis. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel 1. Variabel Dependen : Kesejahteraan Psikologis 2. Variabel Independen : Tuntutan Pekerjaan B. Definisi Operasional 1. Kesejahteraan Psikologis Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia seringkali terjadi konflik yang tidak dapat dihindarkan dan sulit untuk diselesaikan. Umat manusia diberikan akal dan pikiran agar dapat memecahkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA Ade Tri Wijayanti, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. bertindak sebagai penopang ekonomi keluarga terpaksa menganggur. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, jumlah pengangguran meningkat sehingga berimbas pada peningkatan jumlah penduduk miskin. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Jenis penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif yang bersifat korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan tergantung.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. keduanya merupakan peran bagi pria, sementara bagi wanita akan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan pekerjaan dan keluarga menjadi bagian yang akan dilalui oleh setiap individu dalam hidupnya. Memilih keduanya atau menjalani salah satu saja merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hampir separuh dari seluruh kehidupan seseorang dilalui dengan bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan berbagai perasaan dan sikap. Saat ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran sebagai pekerja. Menurut Undang - Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun

BAB I PENDAHULUAN. peran sebagai pekerja. Menurut Undang - Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu peran baru yang dimainkan oleh perempuan dewasa kini adalah peran sebagai pekerja. Menurut Undang - Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003, pekerja/buruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Proses Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Sebelum melakukan penelitian, perlu ada persiapan yang matang agar kendala-kendala yang

Lebih terperinci

PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG

PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG RINGKASAN LAPORAN PENELITIAN PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG Oleh : Dra. Sofi Sufiarti. A ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era globalisasi ini kompetisi antar bank menjadi sangat ketat. Perkembangan bisnis yang baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Persepsi Terhadap Pengembangan Karir 1. Definisi Persepsi Pengembangan Karir Sunarto (2003) mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan

Lebih terperinci

KONFLIK PERAN PEKERJAAN DAN KELUARGA PADA PASANGAN BERKARIR GANDA

KONFLIK PERAN PEKERJAAN DAN KELUARGA PADA PASANGAN BERKARIR GANDA KONFLIK PERAN PEKERJAAN DAN KELUARGA PADA PASANGAN BERKARIR GANDA Intan Puspita Sari Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Pengelolaan berkarir ganda menghadapi masalah pengelolaan pekerjaan dan tanggung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Fear of Succeess Walsh (dalam Adibah, 2009) menyatakan bahwa fear of success adalah suatu disposisi laten dari kepribadian wanita yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja merupakan suatu tuntutan bagi individu yang harus dijalankan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja merupakan suatu tuntutan bagi individu yang harus dijalankan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan suatu tuntutan bagi individu yang harus dijalankan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Secara khusus, bekerja dapat menjadi sarana pemenuhan aktualisasi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menarik kesimpulan sebagai berikut ini: 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN STRES KERJA PADA GURU WANITA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KEBONARUM KLATEN SKRIPSI Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi saat ini, perkembangan ekonomi yang terjadi begitu pesat seiring berkembangnya kemajuan teknologi. Persaingan dan tuntutantuntutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan yang terjadi di kedua domain (pekerjaan personal).

BAB I PENDAHULUAN. perubahan-perubahan yang terjadi di kedua domain (pekerjaan personal). 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kerja merupakan dunia yang penuh dinamika dan mengalami perubahan secara terus menerus dari waktu ke waktu, begitu pula dengan kehidupan personal orang-orang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Bebas : Gaya Kepemimpinan Transformasional Variabel Tergantung : Kepuasan Kerja B. Definisi Operasional 1. Kepuasan Kerja a. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan lama. Karena salah satu sumber daya yang sangat penting yang. dimiliki oleh perusahaan adalah sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan lama. Karena salah satu sumber daya yang sangat penting yang. dimiliki oleh perusahaan adalah sumber daya manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi saat ini menuntut setiap perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan produktivitas dan mengembangkan sumber daya manusianya. Apabila perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki peranan dalam sistem sosial, yang ditampilkan pada perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Posisi atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : TRI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang setidak-tidaknya menawarkan tiga iklim: perdagangan

I. PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang setidak-tidaknya menawarkan tiga iklim: perdagangan I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proses globalisasi yang setidak-tidaknya menawarkan tiga iklim: perdagangan bebas, hadirnya teknologi komunikasi yang mahadahsyat, dan keterbukaan gelombang informasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Penelitian ini akan dilakukan di UD Anugerah Sejati Embroidery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Penelitian ini akan dilakukan di UD Anugerah Sejati Embroidery BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penelitian ini akan dilakukan di UD Anugerah Sejati Embroidery Yogyakarta. UD Anugerah Sejati Embroidery Yogyakarta adalah perusahan yang bergerak dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Tergantung : Kecemasan sebelum berlomba Variabel Bebas : Dukungan sosial B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Kecemasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Peran Pekerjaan dan Keluarga Fenomena wanita bekerja di luar rumah oleh banyak pihak dianggap sebagai sesuatu yang relatif baru bagi masyarakat Indonesia. Kendati semakin lumrah,

Lebih terperinci

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA

2016 WORK FAMILY CONFLICT - KONFLIK PERAN GANDA PADA PRAMUDI BIS WANITA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja bagi manusia sudah menjadi suatu kebutuhan, baik bagi pria maupun bagi wanita. Bekerja mengandung arti melaksanakan suatu tugas yang diakhiri dengan buah karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan atau pekerja ada bermacam-macam jenisnya yaitu pekerja lepas, pekerja operasional,

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan atau pekerja ada bermacam-macam jenisnya yaitu pekerja lepas, pekerja operasional, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini persaingan pada organisasi atau perusahaan semakin tinggi. Mereka berlomba-lomba agar dapat bertahan dalam persaingan di pasar.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel tergantung : Stres Kerja Variabel bebas 1 : Kesejahteraan Keluarga (Family Well-being) Variabel bebas 2 1 : Kepribadian Tipe A Variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut dapat bermacam-macam, berkembang dan berubah terkadang tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut dapat bermacam-macam, berkembang dan berubah terkadang tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan tersebut dapat bermacam-macam, berkembang dan berubah terkadang tanpa disadari oleh pelakunya. Seiring

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sampel 165 pekerja perempuan di perusahaan berteknologi tinggi Science-Based

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sampel 165 pekerja perempuan di perusahaan berteknologi tinggi Science-Based 24 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Dukungan sosial sebagai variabel dalam mengatasi stress kerja yang disebabkan oleh konflik pekerjaan keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Peran wanita di masa sekarang sudah tidak hanya mengerjakan urusan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Peran wanita di masa sekarang sudah tidak hanya mengerjakan urusan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Peran wanita di masa sekarang sudah tidak hanya mengerjakan urusan rumah tangga saja namun telah berkembang, sehingga wanita telah berperan serta dalam setiap

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KONFLIK PERAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk DI GRESIK SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, lingkup penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu: 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga 2. Variabel Tergantung : Harga Diri B. Definisi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KEBAHAGIAAN PADA WANITA KARIR YANG BELUM MENIKAH

HUBUNGAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KEBAHAGIAAN PADA WANITA KARIR YANG BELUM MENIKAH HUBUNGAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KEBAHAGIAAN PADA WANITA KARIR YANG BELUM MENIKAH Nama : Dea Alliqa Fitri NPM : 11511768 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Ursa Majorsy, SPsi, MSi. Quroyzhin Kartika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, sehubungan dengan itu peneliti menggunakan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, sehubungan dengan itu peneliti menggunakan rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penerapan suatu metode yang digunakan dalam penelitian merupakan faktor penting, kesalahan dalam menetapkan suatu metode akan memberikan akibat pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Identifikasi merupakan variabel yang diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan b. Variable Bebas (X) :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan wanita dalam dunia bisnis saat ini menunjukkan fenomena yang tidak kalah menarik. Pertama, angkatan kerja saat ini lebih didominasi oleh wanita Dessler (Chiu,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fenomena tertentu serta menganalisis hubungan-hubungan antara suatu variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fenomena tertentu serta menganalisis hubungan-hubungan antara suatu variabel 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dapat digolongkan sebagai penelitian deskriptif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Psychological well-being (kesejahteraan psikologis) merupakan suatu kondisi tertinggi yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Al-Uqshari, Yusuf.(2006). Kenali Diri Raih Prestasi (Seri Temukan Jati Diri). Jakarta: GEMA INSANI.

DAFTAR PUSTAKA. Al-Uqshari, Yusuf.(2006). Kenali Diri Raih Prestasi (Seri Temukan Jati Diri). Jakarta: GEMA INSANI. 74 DAFTAR PUSTAKA Al-Uqshari, Yusuf.(2006). Kenali Diri Raih Prestasi (Seri Temukan Jati Diri). Jakarta: GEMA INSANI. Anoraga, P. 2001. Psikologi Kerja. Cetakan ke-3. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan, pada umumnya manusia menjadikan usaha atau perkerjaan sebagai salah satu cara untuk mendapatkan semua yang dibutuhkan. Umumnya kebutuhan tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP PERAN GENDER TERHADAP MINAT BELAJAR BIDANG TATA BOGA SISWA LAKI-LAKI KELAS X DI SMK SAHID SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KONSEP PERAN GENDER TERHADAP MINAT BELAJAR BIDANG TATA BOGA SISWA LAKI-LAKI KELAS X DI SMK SAHID SURAKARTA 30 HUBUNGAN ANTARA KONSEP PERAN GENDER TERHADAP MINAT BELAJAR BIDANG TATA BOGA SISWA LAKI-LAKI KELAS X DI SMK SAHID SURAKARTA Astri Carissia Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam memberikan kontribusi ke arah pencapaian tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berperan dalam memberikan kontribusi ke arah pencapaian tujuan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen sumber daya manusia (MSDM) dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi melalui fungsi SDM yaitu perencanaan, rekrutmen dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah gejala yang dipersoalkan (Purwanto, 2010). Gejala bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel adalah gejala yang dipersoalkan (Purwanto, 2010). Gejala bersifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel adalah gejala yang dipersoalkan (Purwanto, 2010). Gejala bersifat membedakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identitas Variabel Variabel merupakan suatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda, menurut (Sugioyo, 2001), variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel tergantung : Eksistensi diri pada cover dancer boyband dan girlband Korea 2. Variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan kaum perempuan pada tahap dewasa dini pada saat ini secara umum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan kaum perempuan pada tahap dewasa dini pada saat ini secara umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan pada saat ini dihadapkan pada berbagai macam peran. Perempuan juga diharapkan dapat memilih dan bertanggung jawab atas peranan yang telah dipilihnya

Lebih terperinci