merupakan faktor penting untuk pembentukan self disclosure dan akan mempermudah self disclosure seseorang kepada orang lain (Mastuti, 2001). Pada umum

Transkripsi

1 Self Disclosure Orang Tua yang mempunyai Anak Down Syndrome Amira ( ) Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran Self disclosure pada orang tua yang mempunyai anak Down syndrome dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Self disclosure pada orang tua yang mempunyai anak Down syndrome. Dalam penelitian ini melibatkan orang tua yang mempunyai anak Down syndrome, dan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa individu dapat bertukar informasi dengan orang lain tentang kondisi anaknya, individu tidak malu dan tidak menutupi kondisi anaknya. Individu tidak membedakan orang yang butuh informasi mengenai dirinya dan anaknya, individu termasuk individu yang mudah bersosialisasi dan komunikasi, individu berbagi informasi mengenai dirinya tanpa memandang usia orang tersebut. Penelitian yang lebih besar masih diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan awal ini. Kata kunci : Self disclosure, Down syndrome, Orang Tua PENDAHULUAN Self disclosure yaitu karakteristik kepribadian yang penting untuk berkomunikasi, memberi dan menerima informasi yang dibutuhkan dari orang lain (Sinha, 1972). Individu akan dapat menerima keadaan diri sendiri dan mudah menerima keadaan orang lain termasuk kekurangan atau hal-hal yang positif dari orang lain apabila mampu membuka diri (self disclosure) dengan baik. Self disclosure penting untuk dilakukan karena informasi yang diungkapkan seseorang terkadang tidak dapat diketahui oleh orang lain jika seseorang tidak membuka diri dan membiarkan orang lain mengetahui keadaannya (Utami, 2008). Rasa percaya diri dan ketertarikan kepada orang lain 1

2 merupakan faktor penting untuk pembentukan self disclosure dan akan mempermudah self disclosure seseorang kepada orang lain (Mastuti, 2001). Pada umumnya para orang tua ingin memiliki anak yang sempurna baik secara fisik, rohani, maupun mental. Begitu pula pada subjek penelitian ini yang memiliki anak yang mengalami down syndrome. Pengaruh yang dirasakan terutama oleh orang tua yang memiliki anak dengan down syndrome tersebut adalah adanya penderitaan yang cukup berat. Para orang tua banyak yang menyembunyikan anak mereka karena malu. Padahal mereka juga bisa diberi kesempatan untuk berkembang, walaupun perkembangan tersebut hanya akan mencapai batasan-batasan tertentu. Tidak sedikit orang tua yang menolak kenyataan bahwa anaknya mengalami down syndrome, banyak juga dari mereka yang menjadi terlalu melindungi anaknya (Ahmad, 1997). Down syndrome adalah sejenis keterbelakangan mental akibat adanya trisomi pada struktur kromosom penderita, di Indonesia paling sedikit 300 ribu anak dan 8 juta manusia di seluruh dunia menderita Down syndrome (Muslim, 2005). Menurut Connor (dalam Triwani, 2004) Sekitar 25-30% dari orang yang Down syndrome meninggal selama tahun pertama kehidupan dengan penyebab kematian yang paling sering adalah akibat infeksi saluran pernafasan dan kelainan jantung bawaan. Dengan demikian, para orang tua yang memiliki anak down syndrome sebaiknya tidaklah membatasi kemampuan anak dan jangan menyembunyikan anak karena ego rasa malu, takut dikucilkan oleh lingkungan dan lain sebagainya. Karena itu hanya akan membuat anak yang sudah menderita tambah menderita. Biarkan anak melakukan hal-hal yang mereka bisa dan sebagai orang tua sebaiknya memberi dukungan dan menyalurkan minat-minat mereka secara terarah dengan cara memberikan pendidikan dasar dan memberi les tambahan terhadap minat mereka tersebut. 2

3 TINJAUAN PUSTAKA Self disclosure Self disclosure merupakan segala informasi tentang diri yang diungkapkan oleh seseorang kepada orang lain. Informasi tersebut dapat berupa pemikiran, perasaan dan pengalaman seseorang. Self disclosure penting untuk dilakukan karena informasi yang diungkapkan seseorang terkadang tidak dapat diketahui oleh orang lain jika seseorang tidak membuka diri dan membiarkan orang lain mengetahui keadaannya (Derlega, 1993). Menurut Rice, (2002) Self disclosure adalah suatu bentuk komunikasi yang menawarkan informasi mengenai diri sendiri kepada orang lain. Selain itu menurut Atwater, (1983) Self disclosure suatu proses yang saling menguntungkan antara dua orang atau lebih yang dilakukan secara sukarela dengan saling berbagi perasaan dan pikiran mereka yang paling dalam. Jenis-jenis Self disclosure a. Descriptive self disclosure b. Evaluative self disclosure c. Personal self disclosure d. Relational self disclosure e. Self disclosure given f. Self disclosure received Komponen self disclosure a. Jumlah informasi yang diungkapkan b. Sifat dasar yang positif atau negative c. Dalamnya suatu pengungkapan diri d. Waktu pengungkapan diri e. Lawan bicara Faktor-faktor yang menyebabkan self disclosure a. Definisi Tentang Hubungan b. Rasa Suka c. Norma Berbalasan d. Kepribadian e. Jenis Kelamin f. Pola Asuh g. Rasa Percaya dan Waktu h. Usia Down syndrome Down syndrome pertama kali di temukan oleh John Langdon pada tahun Anak down syndrome paling mudah dikenali karena ada ciri fisik yang tampak, mereka juga mempunyai kecerdasan yang terbatas 3

4 yang terjadi karena jumlah kromosom mereka yang berlebih (Soetjiningsih, 1995). Menurut Mangunsong, (1998) down syndrome disebabkan oleh kerusakan kromosom yang terjadi pada saat pembelahan sel dan berdampak pada penampilan secara fisik dan perkembangan intelektual. Down syndrome merupakan suatu kelainan kromosom, yang pada umumnya terjadi karena adanya kromosom tambahan pada kromosom ke 21 (Papalia & Olds, 2001). Karakteristik Down syndrome Menurut Selikowitz, (1990) secara fisik anak down syndrome akan dapat dikenali sejak lahir. Terlihat dari ciriciri fisik yang dimiliki sebagai berikut: a. Wajah Wajah terlihat bulat, lebar dan dilihat dari samping tampak rata. b. Kepala Kepala bagian belakang terlihat rata. c. Mata Mata terlihat sipit. d. Rambut Rambut mereka biasanya terlihat jarang, dan lurus. e. Leher Pada bayi down syndrome yang baru lahir terlihat adanya kulit berlebih pada bagian belakang leher. f. Mulut Mulut terlihat lebih kecil g. Tangan Memiliki tangan yang kecil dengan telapak tangan cenderung melebar dan jari-jari yang pendek. Penyebab Down syndrome Down syndrome adalah salah satu dari banyak bentuk penyimpangan kromosom. Penyimpangan ini dapat terjadi selama perkembangan ovum, sperma ataupun zigot. Penyimpangan terjadi karena sel gagal mendistribusikan kromosom secara normal. Pada down syndrome kegagalan terjadi saat distribusi kromosom ke 21 sehingga terdapat ekstra kromosom atau sering disebut trisomy 21 (Papalia & Olds, 2001). Orang tua Menurut Rohidin, (2006) orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab 4

5 sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkan. Orang tua adalah dua individu yang berbeda memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan, pendapat dan kebiasaan sehari-hari orang tua didalam kehidupan keluarga mempunyai posisi kepala keluarga atau pemimpin rumah tangga. Menurut Hadikusumo, (1996) orang tua sebagai pendidik menurut kodrat adalah pendidik pertama dan utama karena secara kodrati anak manusia dilahirkan oleh orang tuanya (ibunya) dalam keadaan tidak berdaya. Hanya dengan pertolongan dan layanan orang tua terutama ibu, bayi (anak manusia) itu dapat hidup dan berkembang makin dewasa. Karena itu orang tua menjadi pendidik adalah bukan karena keputusan kemauan, melainkan karena memenuhi panggilan yang bersifat etis kodrati. Self disclosure orang tua yang mempunyai anak Down syndrome Self Disclosure atau pengungkapan diri sangat dibutuhkan bagi para orang tua yang mempunyai anak dengan kelainan karena dengan informasi yang mereka berikan terkadang tidak didapat oleh orang lain jika individu tidak membuka diri terhadap orang sekitar (Derlega, 1993). Self Disclosure sebagai usaha untuk mengungkap reaksi atau tanggapan individu terhadap situasi yang sedang dihadapi individu serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau informasi yang berguna untuk memahami tanggapannya di masa kini (Supratiknya, 1995). Selain itu menurut Atwater, (1983) Self Disclosure suatu proses yang saling menguntungkan antara dua orang atau lebih yang dilakukan secara sukarela dengan saling berbagi perasaan dan pikiran mereka yang paling dalam. Rasa percaya diri dan ketertarikan kepada orang lain merupakan faktor penting untuk pembentukan Self Disclosure dan akan mempermudah Self Disclosure seseorang kepada orang lain (Mastuti, 2001). Self Disclosure sebagai komunikasi dimana seseorang dengan sukarela dan sengaja memberitahukan orang lain mengenai dirinya secara akurat, yang tidak didapat atau diketahui 5

6 dari pihak lain. Dengan memberikan informasi tentang diri terhadap orang lain kemungkinan masalah yang dihadapi mudah terselesaikan dan mengurangi beban pikiran. Dengan demikian, para orang tua yang memiliki anak Down Syndrome sebaiknya tidaklah membatasi kemampuan anak dan jangan menyembunyikan anak karena ego rasa malu, takut dikucilkan oleh lingkungan dan lain sebagainya. Karena itu hanya akan membuat anak yang sudah menderita tambah menderita. Biarkan anak melakukan hal-hal yang mereka bisa dan sebagai orang tua sebaiknya memberi dukungan dan menyalurkan minatminat mereka secara terarah dengan cara memberikan pendidikan dasar dan memberi les tambahan terhadap minat mereka tersebut. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif jenis studi kasus. Subjek adalah orang tua dari anak yang mengalami Down Syndrome. Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan tehnik wawancara dengan pedoman umum. Alasannya peneliti menggunakan pedoman tersebut adalah dengan bertujuan untuk dapat meningkatkan penelitian-penelitian mengenai aspek-aspek yang harus digali secara mendalam dan juga dapat sebagai bahan pengecek dalam urutan-urutan pertanyaan. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode observasi non partisipasif, alasanya dilakukan karena peneliti hanya sejauh penglihatan peneliti tanpa ikut didalam setiap kegiatan yang dilakukan subjek (Basuki, 2006). HASIL DAN ANALISIS Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa subjek dapat bertukar informasi tentang kondisi anaknya. Subjek tidak malu dan tidak menutupi kondisi anaknya. Sama halnya dengan yang dikatakan oleh Rice (2002), Self Disclosure adalah suatu komunikasi yang menawarkan informasi mengenai diri sendiri kepada orang lain. Subjek adalah orang yang mudah berinteraksi dan komunikasi dengan 6

7 orang baru. Subjek cukup terbuka tentang masalah anaknya. Subjek tidak memandang jenis kelamin saat berbagi informasi tentang anaknya dengan orang lain. Subjek juga berhubungan baik dengan dengan teman curhat subjek. Self Disclosure salah satu karakteristik kepribadian yang penting untuk berkomunikasi memberi dan menerima informasi yang dibutuhkan dari orang lain (Sinha, 1972). Subjek akan dapat menerima keadaan diri sendiri dan mudah menerima keadaan orang lain apabila mampu membuka diri dengan baik. KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Subjek menunjukkan dapat bertukar informasi dengan orang lain tentang kondisi anaknya, subjek tidak malu dan tidak menutupi kondisi anaknya, subjek juga tidak membedakan orang yang akan subjek ceritakan karena subjek mengenalnya atau tidak mengenalnya. Subjek mendapat dukungan dari keluarga besar subjek dalam hal membantu merawat anak subjek. Subjek memiliki hubungan yang baik dengan keluarga dan sahabat-sahabat subjek. Subjek tidak membedakan orang yang butuh informasi tentang anaknya karena subjek menyukai orang tersebut atau tidak. Subjek juga orang yang mudah berinteraksi dan komunikasi dengan orang yang baru dikenal, subjek orangyang terbuka dalam hal membicarakan anaknya. Subjek bercerita atau berbagi informasi tanpa membedakan jenis kelamin, subjek berbagi informasi juga tidak memandang usia orang tersebut. Saran Bagi peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk mengadakan penelitian serupa mengenai Self Disclosure dengan beragam penelitian seperti subjek yang mempunyai anak Autis, cacat fisik dan lainnya. Dengan keragaman ini diharapakan hasil yang diperoleh dapat dibandingkan dengan penelitian lain, sehingga peneliti mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan komprehensif mengenai Self Disclosure orang tua yang mempunyai anak Down Syndrome. 7

8 DAFTAR PUSTAKA Ahmad, (2006). Peran orang tua terhadap masa depan anak. Jakarta m/2010/04/pengertian-orangtua.html diakses 10/04/ Atwater, E. (1983). Psychology of adjustment.new Jersey, NY: Englewood Cliffs. Basuki, A.M.H. (2006). Penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu kemanusian dan budaya.jakarta: Penerbit Gunadarma. Derlega, V.J.,Sandra. M, Sandra. P & Stephen.T.M. (1993). Self disclosure. California: Sage Publications, inc. Hadikusumo, K.(1996). Pengertian orang tua. Jakarta m/2010/12/pengertian-orangtua-menurut-kunaryo.html diakses tanggal 5/12/2011, 8.20 Mastuti, E. (2001). Studi korelasi antara rasa percaya diri dan ketertarikan dengan kecenderungan pengungkapan diri dalam hubungan interpersonal. Jurnal, (3)1,50-59: LIPI. Mangunsong, F. (1998). Psikologi dan pendidikan anak luar biasa. Jakarta: LPSP3UI. Muslim,C. Bhakti.K, Eka.C.P.A, Aceng.R & Herry.H. (2005). Antropometri status pertumbuhan pada sindrom down di sekolah luar biasa (SLB) kota bengkulu dan sekolah dasar luar biasa negeri (SLBN) megang kota lubuk linggau. Jurnal Pendidikan, (1)2,7-17 Utami, M.N. (2008). Hubungan antara self disclosure dan intimacy pada pasangan kekasih difitur testimonial situs friendster. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok: Universitas Indonesia. Papalia, D.E., Old, S. W & Feldman, R.D. (2001). Human development.mc Graw Hill Companies, inc. Rohidin, (2006). Pengaruh tingkat pendidikan dan dorongan orang tua terhadap prestasi belajar kelas II. Jakarta /16/Pengertian- Orang-Tua diakses 10/04/ Selikowitz, M. (1990). Down syndrome the facts. New york: Oxford University Press. Sinha, V.(1972). Age differences inself disclosure. Journal of Development Psychology,(1)3,

9 Soetjiningsih. (1995). Tumbuh kembang anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Supratiknya, A. (1995). Komunikasi antar pribadi :Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius. Triwani. (2004). Perbandingan tiga macam dermatogram walkel, uppsala, dan indiana university sebagai alat diagnostik down syndrome: Tesis. 9