tlllusa YURlDll( TERllloAP RES0IUS ilileus UlilUll PERSERII(ITAI Btllcsl- Btil8sA lltlalil Rtllclil PEllYELESilAtl lilasatth lllterlltsl0ml

Transkripsi

1 tlllusa YURlDll( TERllloAP RES0IUS ilileus UlilUll PERSERII(ITAI Btllcsl- Btil8sA lltlalil Rtllclil PEllYELESilAtl lilasatth lllterlltsl0ml Ansrner SKRIPSI otel{ I CUSITI TGURAH BAOUS ARIBAWA t{ R P Irnnit! t4 Ftl(UtTAS llukutl UIIIVERSITAS SUnmAYA SURABAYT tg93

2 Surabaya, Septenber Xahasiswa yang bersanellutan, I Gusti Ngurah Bagua Aribawa HenEetahu i Dekan, Penbirbing -,-., Daniel Djoko Tarliran, s-h- Saulina Sinurat, S.H-, lt-s.

3 ABSTRAK SKRIPSI Perserikatan Ban lsa-banelsa (selanjutnya disebut PBB) di dalan pertuubuhannya seiah didirikan pada tahun 1945 uerupakan suatu bentuk oraganisasi internasional agak lama bertahannya iika dibandinelkan dengan LiEla Bangsa-bangsa, kendati dalam Perjalanannya terdapat kekuran lan- ke ku rangan di dalam peneliharaan perdanaian dan keananan internasional. Hal ini iuga dikenukakan oleh Henteri Luar Negeri Republik Indonesia pada sidang unun PBB yanel ke 37 di New York pada tanggal 30 Septenber PBB nerupakan or anisasi internasional yang paling besar di dalan sejarah pertunbuhan keria sama di antara negala-negara yan ada di dunia. PBB telah neletakkan kerangka konst itus ionalnya nelalui instrunen pokok yang berupa suatu piagan dengan suatu tujuan untuk nenghindari terjadinya perang dunia yanel pernah teriadi dan reninbulkan beneana bagi unat nanusia. Di sampinel itu piaelan PBB telah neletakkan prinsip-prinsip guna peneliharaan dunia dan keananan internasional, meningkatkan hubungan dan nencapai kerja sana untuk semua bidang. Oleh karenanya, senua neelara menpunyai kewajiban manghornati persamaan bagi senua banelsa, tidak nen$gunakan ancaaan ataupun keherasan terhadap heuerdehaan kedaulatan dan keutuhan

4 suatu wilayah negara, tidak nencampuri urusan dalan negeri suatu negara, serta berusaha nenyelesaikan Pertikaian antar neglara secara damai. PBB sebagai suatu sisten yane! nenpunyai lingkup keg!iatan yang eukup luas, salah satu fungsinya merupakan lenbaga yang berperan untuk nenelihara perdanaian dan keananan internasional. Peran demikian ini dapat dilihat dari Dewan Keananan yanel nerupakan bagian dari PBB' Dewan Keananan sebagai lenbaga yang berperan untuk menanelgulaneli perdanaian dan keananan internasional sebagainana tujuan yang dikehendaki oleh PBB. Untuk itu, dewan keananan PBB nenpunyai kewenanelan untuk rnenye Lenggarakan kebijaksanaan untuk menanggulangi sengketa-senelketa yang dapat menbahayakan perdanaian dan keananan internasional, dan peristiwa yang dapat nen lanean perdanaian' Hekanisne Dewan Keananan dalan nenjalankan fungsinya dapat dilihat adanva lenbaga "veto" yang hanya diniliki oleh (5 Lina) anbelota tetap Deran Keamanan, vakni Anerika Serikat, Rusia, Perancis, Republik Rakyat Cina, dan Inggris. Veto yang dipunyai oleh neelara anggota tetap Dewan Keananan tersebut akan berpenelaruh terhadap PeneIiharaan perdanaian dan keamanan internasional ' Hal ini terbukti apabila nasalah yane! diajukan kepada Desan Keananan PBB nenyangkut kepentinelan negara anggota tetap Desan Keananan PBB. Oleh karenanya, negara anelgota Dewan

5 Keananan tersebut tidak nenutup kenungkinan Deloveto putusan Dewan Keananan. DenEfan deuikian, nasalah yang diajukan kepada Dewan Keananan tersebut akan mentah kenbali tanpa adanya suatu penyelesaian dari Denan Keananan sebaelai salah satu lenbaga PBB yan nenpunyai fungsi nenelihara perdamaian dan keananan internasional. Konposisi Dewan Keamanan denikian ini dalam nenjalankan fungsinya sebagian besar ditentukan Untuk nenghadapi oleh anggota tetap. kegagalan Dewan Keananan PBB tersebut, PBB melakukan t indakan- t ind akan yang pada hakikatnya hanya nenpunyai kekuatan noral dan politik saia' Tindakan tersebut dapat dilakukan dengan sidan l khusus llajelis Umun PBB dan sidang khusus darurat. Sidang khusus Hajelis Unun PBB dapat diadakan untuk nenbicarakan nasalah yang tidak ditanee api secara positif atau karena kegagalan Dewan Keananan PBB. GaIibnya, sidanel secara denikian ini Eenghasilkan suatu resolusi. Denikian pula pada si.danel darurat iuela aenghasilhan suatu resolusi ' Penggunaan resolusi denikian ini dapat dilihat pada saat nee ara Uni Sovyet men lelunakan hak vetonya dalan nenyelesaikan persoalan Korea pada tahun Pada saat itu pula l{ajelis unun PBB dalan sidanelnya nenghasilkan for 'Uniting Peace Resolution', resolusi ini diprakarsai oleh negara Anerika Serikat untuk Eenelelak veto yang dikeluarkan oleh neeiara Uni Sovyet dalan Dewan Keananan. Resolusi semacan

6 deaikian ini dalan kenyataannya nenang pernah nenbantu dslan penyelesaisn krisis Suez pada tahun 1956 dan krisis Libanon pada tahun Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas tampak ada pernasalahan yang Inenyangkut resolusi, khususnya men5lenai kekuatan berlakunya. Pernasalahan ini tinbul disebabkan karena pada hakikatnya bentuk resolusi bukan nerupakan "produk hukun", dan tentunya iuga bukan nerupakan sunber hukun internasional. Atas dasar tersebut, saya hendak nenekaii lebih laniut tentang keberadaan resolusi dalam menyelesaikan nasalah-nasalah internasional- Adapun permasalahan yanel hendak dibahas adalah : BaElainana kekuatan berlakunya resolusi Haielis Umum PBB di dalan nenyelesai-kan uasalah-nasalah internasional? Ada beberapa tujuan Penelitian yang perlu dikenukahan, yakni : a. Untuk nemperoleh data-data yang dapat diperelunakan sebagai bahan Penyusunan skripsi. Di sanping itu, penelitian dinaksudkan untuk mencapai validitas penyusunan skripsi yang dapat d ipertanggun ri awabkan. b. Untuk mengetahui lebih laniut tentang resolusi l'taielis Unun PBB, yang pada perkenbanelannya oleh nasyarakat internasional dipergunakan sebagai salah satu alternatif untuk menyelesaikan nasalah-nasalah internasional, khususnya yanel nenyanekut kekuatan berlakunya resolusi

7 ajelis Umun PBB di dalaur nenyelesaikan masalah internasional. Penelitian dalan penyusunan skripsi ini diawali dengan nelakukan pendekatan nasalah yang akan dibahas denelan nenel lunakan netoda yuridis nornatif, yakni Pendekatan masalah dengan neninjau ketentuan- ket entuan yane men latur tentang hukun internasional pada ununnya, khususnya ketentuan yang nengatur tentane lembaga PBB sebagainana yan terdapat dalam Pia au PBB. Selaniutnya data yang akan diperelunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah berupa data sekunder. 0leh karena itu, data-data yang diteliti dalan ran lka penyusunan skripsi ini berupa bahan hukun priner, yakni ketentuan- ketentuan yancl terdapat pada hukun internasional pada umunnya dan ketentuan yang mengatur PBB pada khususnya sebaelainana yane terdapat dalarn Pia lan PBB. Di sanping itu, juga dilakukan penelitian terhadap bahan hukun sekunder, yakni peni e lasan-penj e lasan tentanef bahan hukult priner, yang di dapat dari buku-buku, bahan kuliah, dan bahan tertulis lainnya yan terdapat di PerPustakaan Universitas Surabaya dan koleksi pribadi. Untuk nenunjanel data tersebut, iuga diperoleh infornasi dari Pusat Infornasi PBB di Indonesia, baik dalam bentuk tertulis naupun dalan bentuk Iisan. Adapun pengunpulan data dilakukan dengan cara Inem-

8 baca, menpelajari serta nenganalisis data sekunder atau bahan kepustakaan sebagaimana lazinnya yang dilakukan pada penelitian yang bersifat yur id is-nornat if, antara lain bahan kepustakaan dan hukun internasional. Di sanping itu, untuk menunjang data sekunder, dalan penyusunan skripsi ini iuga dilakukan wawancara den$an Pusat Infornasi PBB di Indonesia. Adapun metode $arrancara yang diperelunakan adalah Hawancara tidak ber-struktur ' Langkah selanjutnya setelah pengunpul'an data adalah PenElolahan data. Pengolshan data dalan skripsi ini dilakukan den an nenglgunakan netode deduksi, yakni neninjau tentang hukun internasional yang menpunyai kekuatan hukum kenrudian dikaitkan denelan resolusi Haielis Umun PBB yan i secara praktis dipergunakan untuk menyelesaikan nasalah-masalah internasional. Setelah itu, data dianalisis secara kualitatif, yakni neneacu pada asas-asas hukun dan sisten hukuul yang terdapat Pada hukun internasional yang nencakup hak dan kewaiiban, subyek hukum dan peristiwa hukum, kenudian dipaparkan secara deskriptip-analistis' Taktu peneliti.an dalan rangka penyusunan shripsi ini dilakukan selaua 5 (bulan), Yan terdiri dari dua fase. Fase pertama nerupakan fase penelitian bahan-bahan kepustakaan dan hukun internasional, yang dinulai pada tanggal I Agustus 1990 sanpai 10 Januari 1991' SedanElkan untuk fase kedua diadakan penelitian yang dilakukan pada

9 Pusat Infornasi PBB di Jakarta diqrulai 12 Januari sanpai I Haret Penelitian yang diperoleh berupa Pokok-pokok pihiran sebagainana berikut ini ; a. Resolusi l{ajelis Unun PBB terdiri dari klausula preanbui atau deklaratif dan klausula operatif. Resolusi l'tajelis Unun PBB yang bersifat internal adalah nengikat, kecuali seeara eksplisit dinyatakan sebaelai rekonendasi. Resolusi Hajelis Umun PBB yanef bersifat eksternal hakikatnya berbentuk rekonendasi, dan dalan hukun internasional tidak nengikat, akan tetapi dari sebagian rekonendasi ada yang bersifat "psedoagsreements". b. Ditiniau dari aspek Perkembangannya, resolusi Haielis Unun PBB dapat diperelunakan sebagai alternatif untuk nenyelesaikan nasalah internasional di sanping reso- Iusi Dewan Keananan PBB, Hahkanah Internasional, ataupun keten tuan- ketentuan Iain yane nenelatur tentang hukun internasional. c. Resolusi Hajelis Umun akan nenpunyai kekuatan nenelikat apabila sudah aenelarah pada kebiasaan internasional. Dengan denikian, resolusi Hajelis Unun PBB tidak dapat dipergunakan sebaglai dasar yanel bersifat Iangsung dan seketika dalan menyelesaikan masalah internasional. Keberhasilan resolusi Uaielis Unun PBB dalan nenyele-

10 saikan masalah internasional dipengaruhi oleh keinginan yang kuat dari Hajelis Unun PBB dan persetujuan terhadap resolusi yang diberikan oleh an telota. Obyek yanel diteliti dalan rane!ka Penyusunan skripsi ini sesuai den lan bahan-bahan yang hendak diteliti, yan6j berupa teori-teori yang terdapat dalasl kepustakaan dan hukun internasional, khususnya yang nenyangkut produproduk dikeluarkan oleh Hajelis Unum PBB dalan rangka nenyelesaikan masalah-nasalah internasional. Di sanpinel itu, penelitian juga dilakukan terhadap resolusi Majelis Unun PBB yan berlakunya bersifat eksternal, yan Pada hakikatnya diperelunakan untuk nenyelesaikan nasalah-uasalah internasional. Lokasi penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Surabaya di samping dilakukan di perpustakaan pribadi. SeIain itu, penelitian iuela dilakukan pada Pusat Infornasi PBB di Jakarta. Ditinjau dari sifat dan hakikatnya, keputusan Hajelis Unum ternyata beraneka taeian, baik yang berupa resolusi l{ajelis Unum sebagai pengeiauantahan kenenangan politik satrpai pada bentuk konvensi. Oleh karena itu, resolusi Hajelis Unun tidak dapat ditarik secara unun menelenai kekuatan berlakunya. Salah satu alternatif untuk nengetahui kekuatan berlakunya resolusi dapat dilakukan denelan cara nenelkaji satu persatu resolusi yanel diputus-

11 kan oleh Haielis Unun, baik ditinjau dari segi kepentinelan resolusi, obyek resolusi naupun ruang lingkupnya. Resolusi Hajelis Unum PBB yanel rnenyangkut Persoalan internal adalah nengikat, kecuali secara eksplisit dinyatakan sebapai rekouendasi. Salah satu bukti adanya resolusi yangl nenpunyai kekuatan hukun dapat dilihat Pada bentuk resolusi yan nengatur tentang kewaiiban anggota dalan nenbayar iuran kepada PBB, yang di dalamnya terdapat sanksi hukuu. Sedangkan resolusi Haielis Unun PBB yang nengatur tentane! nasalah eksternal pada hakikatnya berbentuk rekonendasi dan di dalan hukum internasional tidak urengikat, akan tetapi dari sebagian rekonendasi ada yang bersifat "psedos lreenents". Denlan deoikian, ada beberapa resolusi Majelis Unun PBB adalah nen ikat dan nenberikan sunbanglan baei hukun Internasional. Ada beberapa resolusi Hajelis Umum PBB nenpunyai kekuatan hukum, akan tetapi kekuatan hukun yang terdapat dalam resolusi ilejelis Unun tersebut ti-dak dapat di eneralisasi. Kekuatan resolusi Hajeli.s Umun PBB tergantunel pada persetujuan di antara sebaelian besar negara-neeara dan persetujuan secara dian-dian dari sebagian kecil negara-negara.