BAB IV PEMBAHASAN KASUS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN KASUS"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN KASUS 4.1 Industri Farmasi Meski Indonesia dilanda krisis ekonomi pada penghujung tahun , dan mematikan hampir seluruh sektor industri, membuat Indonesia tetap berusaha bangkit dari krisis keuangan ini. Tahun 2002 dengan GDP per capita yang meningkat menjadi US$ 2, dari tahun sebelumnya US$ 2, Dapat disimpulkan dari kenaikan sebesar 4.70% bahwa Indonesia telah berupaya pulih dari krisis. Di tahun 2006, banyak sinyal positif bagi para pemain diberbagai sektor industri. Sinyal positifnya, antara lain, nilai rupiah dan tingkat inflasi yang mulai stabil dan terkendali pada tahun ini. Salah satu sektor masih menjanjikan pertumbuhan di tahun ini adalah bisnis farmasi, makanan-minuman. Bidang farmasi, menurut riset Danareksa, tahun 2006 akan tumbuh cukup signifikan 11,4%. Sebenarnya tanda-tanda bisnis farmasi akan tumbuh, telah terlihat sejak dua tahun terakhir (2004 dan 2005), dimana investasi di industri farmasi ini semakin tinggi, khususnya investasi asing. Apalagi, sampai Juni 2005 dana investasi di bidang farmasi ini terhitung paling besar sebelum diambil alih oleh bidang kontruksi. (SWA, January 12th, 2006) 31

2 32 Hingga tahun 2006, industri farmasi di Indonesia merupakan salah satu industri yang berkembang cukup pesat dengan pasar yang terus berkembang. Dapat dilihat dari perolehan penjualannya yang terus meningkat, yaitu total angka penjualan tahun 2004 mencapai lebih kurang Rp 20 triliun, untuk tahun 2005 sebesar Rp 22,8 triliun dan tahun 2006 sebesar Rp 26 triliun. Akan tetapi, pangsa pasar farmasi di Indonesia terbilang sangat kecil dibanding negara-negara lain. Dari data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI, 2005), dikatakan bahwa pangsa pasar industri farmasi di Indonesia hanya mencapai 14%. Di negara maju, seperti AS, pangsa pasar obat generiknya mencapai 50%. Di Taiwan bahkan 70%, dan Jerman 40%. Sementara itu, di negara tetangga, Singapura dan Malaysia, pangsa pasar obat generik mencapai 25% dan 20%. Sebagai negara dengan penduduk lebih dari 200 juta orang Indonesia seharusnya memiliki pasar obat yang tumbuh dengan baik. Dengan jumlah penduduk sebesar itu kebutuhan obat sangat banyak. Tetapi sebaliknya, meski tetap tumbuh, industri farmasi masih harus menghadapi masalah dikarenakan terkait dengan rendahnya daya beli masyarakat. Masyarakat banyak yang tersebar di desa-desa terpencil. Mereka akan lebih mementingkan pemenuhan kebutuhan akan makan daripada obat. Faktor lain dari rendahnya pasar farmasi juga disebabkan karena bahan baku.

3 33 Gambar 4.1 Permintaan dan Sumber Bahan Baku Farmasi Indonesia Saat ini, sekitar 90 persen bahan baku masih diimpor dan itu akan mempengaruhi harga jual obat. Sementara itu, harga obat terutama generik telah dipatok oleh pemerintah sehingga perusahaan pembuat obat tidak dapat menaikkan harga. Jika dilihat dari angka konsumsi obat per kapita yang hanya mencapai kurang dari US$ 7,2 per kapita/tahun (IMS, 2004) dan merupakan salah satu angka terendah di kawasan ASEAN (sedikit di atas Vietnam). Konsumsi obat tertinggi adalah Singapura, disusul oleh Thailand, Malaysia, dan Filipina.

4 34 Sumber dari IMS Health 2004 Gambar 4.2 Konsumsi Obat per Kapita Negara ASEAN 2004 Data IMS 2004 menunjukkan bahwa pangsa pasar farmasi masih dikuasai oleh pemain lokal yaitu PT Sanbe Farma masih menempati peringkat teratas dari sisi penjualan dengan nilai Rp1,54 triliun (7,37% pangsa pasar), disusul oleh PT Kalbe Farma Tbk dengan nilai Rp1,22 triliun (5,86%) dan PT Dexa Medica Rp1,15 triliun (5,53%). Pemain asing pada industri farmasi di Indonesia yaitu PT Pfizer ternyata hanya menempati peringkat ke-6 dengan nilai penjualan Rp762,1 miliar (3,65%).

5 35 Sumber dari IMS Health 2004 Gambar 4.3 Sepuluh Besar Penjualan Perusahaan Farmasi Indonesia 2004 Meski pemain industri farmasi masih dikuasai oleh pemain lokal, akan tetapi ini belum aman bagi pemain lokal karena dalam jangka panjang, produsen asing bisa saja menggeser pemain lokal. Tren yang ada di pasar internasional sekarang ini adalah merger dan akuisisi. Jika mereka mau menggarap pasar Indonesia dengan serius, bukan tidak mungkin, perusahaan lokal akan tergeser habis. Pemain asing diantaranya adalah PT Roche Indonesia, Sanofi-Aventis Pasteur, PT Wyeth Indonesia, PT Transfarma Medica Indah, PT Merck Sharp and Dohme, PT Astellas Pharma Indonesia, PT Solvay Pharma Indonesia, PT Servier Indonesia, PT Astra Zeneca Indonesia, PT Novo Nordisk Indonesia dan

6 36 PT Sterling. Selain produsen obat asing, terdapat juga beberapa nama distributor farmasi asing diantaranya Zuelliq Pharma dan Diethelm, yang merupakan distributor farmasi terkemuka di dunia, dan satu dari Malaysia, Pharma Niaga. Jika perusahaan asing saat ini belum mampu menguasai sepenuhnya pasar obat di Indonesia, itu karena mereka memiliki standar produksi yang lebih tinggi dari pabrik lokal. Misalnya, dalam soal riset dan bahan baku. Produsen lokal kebanyakan memproduksi obat dengan formula yang sudah lama beredar di masyarakat. Sebaliknya, produsen asing memiliki riset yang jauh lebih bagus. Bahan baku juga membuat banyak produsen asing sulit bersaing di Indonesia. Produsen asing biasanya membeli bahan baku dari pabriknya sendiri yang berada di luar negeri. Sebaliknya, banyak produsen obat lokal mengakali mahalnya bahan baku dari negara maju dengan mengimpornya dari Cina atau India yang harganya bisa lebih murah 50 persen. Akibatnya, harga produk obat asing lebih mahal. Meskipun demikian, hal tersebut tidak membuat pemain asing keluar dari Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 200 juta tidak dapat diabaikan. Mereka melihat potensi di masa depan. Tumbuhnya industri asuransi juga menjadi salah satu titik terang yang bisa menaikkan tingkat konsumsi obat resep. Kesadaran masyarakat yang makin tinggi tentang konsumsi obat juga membuat mereka makin hati-hati dalam membeli obat.

7 37 Jenis produk yang ditawarkan oleh industri farmasi antara lain obat ethical, obat OTC (Over the Counter), hingga tahun 2005 obat ethical masih diatas obat OTC. Gambar 4.4 Trend Market Ethical dan OTC Kalbe Group PT Kalbe Farma adalah produsen farmasi yang dirintis sejak tahun 1966 dan memiliki banyak anak perusahaan, diantaranya adalah PT Dankos Laboratories, dan PT Enseval Putera Megatrading.

8 38 Gambar 4.5 Struktur Organisasi Kalbe Group 2006 Sejak Indonesia dilanda krisis, manajemen PT Kalbe Farma, dan anak perusahaan PT Dankos Laboratories dan PT Enseval Putera Megatrading terus menerus menata ulang perusahaan. Melihat persaingan ketat yang ada di industri farmasi saat ini dan di masa mendatang, ketiga perusahaan sepakat menerapkan manajemen mata rantai pasokan (supply chain management) yang terpadu, tanpa hambatan dan efektif dimulai dari unit produksi hingga ke unit distribusi.

9 39 Berkaitan dengan alasan-alasan itulah, manajemen akhirnya memutuskan meleburkan Dankos dan Enseval ke dalam Kalbe. Pertimbangannya adalah sebagai langkah strategis perusahaan untuk meningkatkan daya saing di industri farmasi dan produk-produk kesehatan di pasar domestik dan internasional. Penggabungan ketiga perusahaan tersebut dimaksudkan adalah untuk penyederhanaan operasional karena segala kegiatan yang bersifat operasional, selama ini dianggap tumpang tindih akan disatukan. Penyederhanaan operasional ini meliputi: Penggabungan dua divisi riset & pengembangan (R&D). Setiap perusahaan farmasi umumnya mempunyai departemen R&D yang berfungsi mengembangkan produk-produk baru. Demikian pula, Dankos dan Kalbe. Setelah digabungkan, kegiatan R&D diharapkan dapat lebih ditingkatkan. Selama ini, Dankos banyak memproduksi obatan-obatan untuk pasar over the counter (OTC), sementara Kalbe bermain di obat ethical, jika Kalbe melakukan riset obat ethical, hasil risetnya tinggal dibagikan ke Dankos. Apabila kedua divisi ini disatukan, akan menghemat biaya yang sangat besar, seperti yang diketahui untuk melakukan R&D sebuah produk obat membutuhkan dana sebesar ratusan juta rupiah hingga miliaran rupiah. Inventory perusahaan akan lebih efisien. Dari sisi pabrik, investasi dalam hal mesin produksi obat-obatan juga dapat efisien. Setelah penggabungan, pembelian mesin baru hanya untuk satu unit, dan dipakai bersama-sama secara optimal dan efisiensi jumlah inventori perusahaan berkaitan dengan

10 40 ketersediaan bahan baku, bahan pengemasan dan finishing goods. Berdasarkan pengalamannya, inventory buffer stock harus tersedia untuk sekitar tiga bulan. Mengefisienkan proses distribusi produk karena perusahaan distribusi yang PT Enseval Putera Megatrading Tbk juga akan melebur ke dalam penggabungan ini. Sehingga, jalur distribusi akan terpusat pada Enseval. Dan pembelian bahan baku yang dilakukan salah satu divisi di Enseval akan menjadi lebih efisien, Supply raw material dari Enseval akan langsung disalurkan ke masing-masing anak perusahaan Kalbe. Jadi, prosesnya tidak harus melewati Dankos atau Kalbe terlebih dulu. Tim pemasaran bertambah banyak dan dapat berbagi tugas. Saat ini, total karyawan Dankos termasuk karyawan di tiga anak perusahaannya: Bintang Toedjoe, Sakapharma dan Hexpharma Jaya mencapai 3 ribu orang. Sementara Kalbe memiliki 5 ribu karyawan. Khusus tim pemasaran, setelah penggabungan, jumlahnya diperkirakan sekitar orang. Dengan tim pemasar dan penjual sebanyak itu, akan lebih fokus menggarap segmen pasar yang selama ini belum tersentuh, awalnya segmen pasar yang digarap hanya pada level menengah dan menengah ke bawah. Dengan adanya penggabungan ini, diharapkan sekaligus menggarap segmen pasar menengah ke atas.

11 PT Enseval Putera Megatrading Pasca Penggabungan Pasca penggabungan, berbagai rantai kegiatan operasional perusahaan mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, pemasaran, serta distribusi saat ini berada dalam satu manajemen. Jika awalnya kegiatan tersebut dilakukan oleh masing-masing anak perusahaan, saat ini dapat dilakukan secara lebih terintegrasi dan terstandarisasi karena adanya SOP (Standard Operating Procedure) yang terbentuk dengan baik untuk mengatur semua kegiatan Grup. Daya saing yang dimiliki oleh grup juga bertambah kuat karena masing-masing perusahaan memiliki best practice dibidang yang berbeda-beda sehingga dapat memperkuat struktur manajemen grup. Langkah Grup Kalbe untuk memperluas pasar dan menggarapnya lebih intensif menjadikan Grup Kalbe dapat menangkap pasar yang sebelumnya belum ter-cover. Enseval selaku distributor juga dapat melakukan distribusi dengan efisien, karena semua distribusi produk grup berpusat pada Enseval sehingga cakupan pasar Enseval lebih luas. Dengan penggabungan ini menjadikan Grup Kalbe dapat berkompetisi dengan baik di pasar. Selain itu, knowledge base juga menjadi semakin luas sehingga hal ini memberikan keuntungan bagi grup. Knowledge base ini mencakup banyak hal mulai dari internal knowledge maupun external

12 42 knowledge. Internal knowledge ini mencakup knowledge mengenai operasional (manajemen keuangan, sumber daya manusia, dan teknologi. Knowledge external mencakup knowledge mengenai pelanggan, supplier dan knowledge mengenai kompetitor Sejarah Perusahaan PT Enseval Putera Megatrading Tbk adalah perusahaan jasa dibidang distribusi produk farmasi yang memiliki 40 cabang yang tersebar diseluruh Indonesia. Visi Misi perusahaan adalah: Meningkatkan kesehatan melalui penyediaan produk kesehatan. Menjadi sebuah perusahaan jasa distribusi dan logistik yang terintegrasi dibidang kesehatan melalui penyediaan pelayanan yang memuaskan, teknologi dan kepemimpinan yang kuat. Pendiri PT Enseval sama dengan PT Kalbe Farma yaitu dr Bunyamin Setiawan yang akrab dipanggil dokter Bun. Beliau bersama saudara-saudaranya, semuanya dari bidang medis, diantaranya ada dokter, apoteker, dan dokter gigi, yang semuanya bergelut di dunia kesehatan. Tonggak sejarah yang menjadi catatan perusahaan ini dapat dideskripsikan sebagai berikut :

13 43 Tahun 1973 PT Enseval didirikan pada Oktober 1973, awalnya PT Enseval adalah bagian dari PT Kalbe Farma (didirikan tahun 1966), dimana pada saat itu hanya berstatus divisi distribusi. Namun pada tahun tersebut, pengoperasian PT Enseval belum aktif. Tahun 1988 Pendirian perseroan bernama PT Arya Gupta Cempaka. Pendirian ini untuk menangani usaha perdagangan dan distribusi PT Kalbe Farma. Karena pada tahun 1981, adanya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) bagi perusahaan farmasi yaitu peraturan pemisahan pabrik dengan distribusi. Alasan dikeluarkannya Permenkes ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kualitas, pemerintah menginginkan adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagian pabrik (produksi) dengan jalur distribusi karena farmasi adalah produk kesehatan yang dikonsumsi untuk menyembuhkan. Diharapkan bagian produksi farmasi hanya fokus dalam hal memproduksi obat, tidak mencampur urusan pemasaran. Jadi pertanggungjawaban kualitas itu penting, baik waktu di pabrik sebagai pembuat, maupun di distribusi sebagai penyalur. Maka PT Arya Gupta Cempaka pada saat itu bertindak sebagai distributor produk PT Kalbe Farma.

14 44 Sejak resmi berdiri, PT Arya Gupta Cempaka sudah mengatasnamakan sebagai perusahaan jasa, jadi dibebaskan untuk menjalin kerjasama dengan prinsipal-prinsipal sebanyak mungkin diluar Grup Kalbe, hal ini dilakukan karena PT Arya Gupta Cempaka sudah berdiri sendiri dan otomatis harus mendatangkan income untuk perusahaannya sendiri. Tahun 1993 Manajemen PT Kalbe Farma mengambil kebijaksanaan untuk kembali ke bidang usaha inti dalam hal ini hanya fokus memproduksi obat-obatan dan juga karena Permenkes tahun 1981, maka PT Kalbe melepas semua kegiatan usaha perdagangan dan distribusi yang diserahkan ke PT Arya Gupta Cempaka Pada Agustus 1993, perubahan nama PT Arya Gupta Cempaka kemudian menjadi PT Enseval Putera Megatrading. Pada tahun ini, nama perusahaan kembali memakai nama PT Enseval namun dibelakangnya ditambah Putera Megatrading, nama Enseval yang berarti pusat susunan saraf, yang tidak lain adalah otak, yang bisa dikembangkan terus tanpa batas. Oleh karena itu, Enseval yang berarti pusat susunan saraf akan terus dikembangkan tanpa batas dan tetap dipelihara.

15 45 Kepemilikan saham Kalbe Farma di Enseval yang mencapai lebih dari 50% membuat pendapatan PT Enseval memiliki kebergantungan tinggi pada pertumbuhan bisnis induk usahanya yaitu PT Kalbe. Karena itu, keinginan PT Enseval untuk meningkatkan pendapatan dari non Grup Kalbe tersebut merupakan hal yang positif. Hubungan PT Enseval dengan PT Kalbe Farma selaku holding adalah hubungan profesional dan netral, tidak ada istilah menganaktirikan dan menganakemaskan PT Kalbe karena jika PT Enseval melakukan banyak kerjasama dengan prinsipal lain juga akan berakibat positif terhadap kinerja keuangan PT Kalbe, dalam hal ini PT Kalbe selaku holding yang menguasai lebih dari 50% saham PT Enseval akan mendapatkan keuntungan. Demikian juga PT Enseval tidak menganakemaskan PT Kalbe, misalnya mendistribusikan terlebih dahulu produk PT Kalbe karena hal ini akan berakibat tidak efektif terhadap kinerja PT Enseval sendiri. Tahun 1994 Memasuki tahun 1994, tepatnya pada 1 Agustus 1994 Perseroan tercatat di Bursa Efek Jakarta sebagai PT Enseval Putera Megatrading Tbk. Hal ini dilakukan agar masyarakat luas dapat ikut berpartisipasi memiliki saham PT Enseval tersebut.

16 Unit Bisnis PT Enseval Putera Megatrading Gambar 4.6 Struktur Organisasi PT Enseval Sejalan dengan perkembangan ekonomi Indonesia, PT Enseval juga melakukan diversifikasi ke berbagai usaha diluar bidang perdagangan dan distribusi. Dapat dilihat dari 5 anak perusahaan yang dibawahi oleh PT Enseval dibawah ini PT Tri Sapta Jaya - tahun 2001 Terjadi penggabungan PT Tri Sapta Jaya dengan PT Enseval Putera Megatrading. PT Tri Sapta Jaya yang juga bergerak di bidang usaha distribusi produk farmasi dan kesehatan akan berfokus untuk memperluas jaringan

17 47 distribusi farmasi ke pasar bawah dan juga lebih menjangkau daerah-daerah yang terpencil. Pada tahun ini juga, ekspansi PT Enseval telah mencapai 40 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia PT Millenia Dharma Insani tahun 2003 PT Millenia Dharma Insani didirikan pada tahun 2003, dikembangkan dari hanya bisnis apotik menjadi klinik dengan nama Mitrasana. Klinik Mitrasana menyediakan fasilitas kesehatan yang ekonomis dan terintegrasi yang meliputi praktek dokter, farmasi, mini market dan sekarang diperluas dengan jasa layanan hemodialisis. Sampai dengan September 2009, Jumlah Klinik Mitrasana mencapai 6 klinik PT Global Chemindo Megatrading tahun 2007 PT Global Chemindo Megatrading yang juga didirikan pada November 2007 merupakan anak perusahaan yang bergerak di bidang bahan baku akan terus berfokus pada penjualan bahan baku baik ke pelanggan dalam grup maupun non grup. Dan telah bekerja sama dengan Perusahaan bertaraf Internasional

18 48 dari berbagai negara, diantaranya: Amerika Serikat, Eropa, Cina, Jepang, Korea dan negara lainnya PT Renalmed Tiara Utama tahun 2008 PT Renalmed Tiara Utama didirikan pada Juli 2008 usaha penyediaan bahan-bahan dan mesin hemodialisa bagi pasien gagal ginjal ke rumah sakit dan klinik-klinik pada dari pihak ketiga yang meliputi: kendaraan, mesin hemodialisa PT Enseval Medika Prima tahun 2008 Pada Oktober 2008, PT Enseval Medika Prima didirikan dan bergerak di bidang pemasaran alat kesehatan secara lebih fokus Jenis Produk yang Didistribusikan Dalam perkembangannya PT. Enseval juga berkembang menjadi distributor umum, tidak saja menjadi distributor produk-produk farmasi saja tapi juga mencakup produk keperluan konsumen, alat-alat kedokteran bahkan agen dan distributor bahan-bahan dasar kimia untuk industri farmasi, kosmetik dan industri makanan.

19 49 Ada beberapa divisi didalam PT Enseval, diantaranya : Divisi Ethical : produk obat yang terbatas, obat dengan resep. Divisi Consumer Product : produk makanan, kosmetik, rangkaian produk perawatan kecantikan dan kesehatan. Divisi OTC : obat bebas. Divisi Midi : produk alat kesehatan dan diagnostik. PT Enseval saat ini (tahun 2009) mengelola produk yang berbeda, mulai dari produk kesehatan obat bebas hingga peralatan kesehatan yang canggih berikut perlengkapannya Prinsipal PT Enseval Saat ini, prinsipal utama perusahaan dan anak perusahaan meliputi PT Kalbe Farma Tbk, PT Sanghiang Perkasa, PT Dankos Laboratories Tbk (sekarang bergabung dengan PT Kalbe Farma Tbk), PT Bintang Toedjoe, PT Finusol Prima Farma Internasional, PT Hexpharm Jaya Laboratories dan PT Saka Farma Laboratories. Prinsipal yang disebutkan diatas adalah prinsipal yang memiliki hubungan istimewa dengan PT Enseval. Selanjutnya prinsipal pihak ketiga ada PT L'Oreal Indonesia, PT Eisai Indonesia, PT Mead-Johnson Indonesia, PT Kara Santan Pertama dan PT Beiersdorf Indonesia, dan PT Nyonya Meneer. Prinsipal PT

20 50 Enseval dalam hal produk alat kesehatan diantaranya adalah GE Healthcare, 3M, Boston Scientific, Cardinal, Covidien. Gambar 4.7 Prinsipal Utama PT Enseval

21 Sumber Daya PT Enseval Jaringan Distribusi PT Enseval saat ini (tahun 2009) memiliki jaringan distribusi farmasi di Indonesia dengan 40 cabang dan dengan tambahan 20 cabang di bawah anak perusahaan (PT Tri Sapta Jaya). Setiap cabang memiliki gudang tersendiri untuk menampung produk Regional Distribution Centre (RDC) Dalam mendistribusikan produk ke cabangcabangnya di seluruh Indonesia, PT Enseval menggunakan sistem distribusi Sistem Tarik (Pull system) Gambar 4.8 Sistem Distribusi PT Enseval

22 52 Prinsip dari sistem ini adalah setiap pusat distribusi mengelola persediaan produk yang dimilikinya. Persediaan berada di gudang pusat. Setiap gudang di kantor cabang menghitung kebutuhan dan kemudian memesan kepada pusat distribusi atau RDC. PT Enseval memiliki 2 RDC yaitu RDC Jakarta dan RDC Surabaya yang semua pergerakan barang, diatur dengan menggunakan sistem Oracle Warehouse Management Systems dengan teknologi wireless barcode. Total penyimpanan (pallet) PT Enseval mencapai pallet. Gambar 4.9 Reginal Distribution Centre (RDC) PT Enseval

23 RDC Jakarta RDC Jakarta berlokasi di Jalan Rawa Gelam IV, No.6 Kawasan Industri Pulo Gadung, dengan fasilitas gudang standar internasional ISO 9001: RDC Jakarta terdiri dari RDC A dan B memiliki luas masing-masing lebih dari m2 dan mempunyai kapasitas lebih dari pallet. Pallet merupakan tempat untuk meletakkan barang-barang dengan tujuan memudahkan penyimpanan, perhitungan, dan transportasi. Material utama dari sebuah pallet biasanya terbuat dari kayu atau plastik. RDC Jakarta juga dilengkapi dengan fasilitas ruangan suhu kamar dengan luas lebih dari m2 dan ruangan dingin seluas kurang lebih 2.000m2 untuk penyimpanan obat dengan suhu tertentu. RDC Jakarta juga dilengkapi dengan fasilitas pengepakan dan

24 54 infrastuktur yang sesuai dengan standar internasional, antara lain: loading dock leveler, super flat floor, selective pallet racking, very narrow aisles, reach truck, counter balance, pallet mover dan turret. RDC Jakarta mendistribusikan barang ke cabang-cabang di bagian barat Indonesia, antara lain: Jakarta, Pejaten, Medan, Padang, Palembang, Bandung, Pontianak, Semarang, Lampung, Pekan Baru, Banda Aceh, Yogyakarta, Jambi, Cirebon, Tegal, Tasikmalaya, Bekasi, Purwokerto, Batam, Solo, Pematang Siantar, Pangkal Pinang dan Tangerang RDC Surabaya RDC Surabaya terletak di Jalan Berbek Industri VII No Waru, Sidoarjo dan mempunyai luas kurang lebih 3.700m2 dan mempunyai kapasitas lebih dari pallet. RDC Surabaya yang telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 juga dilengkapi dengan fasilitas suhu kamar dan ruangan dingin.

25 55 RDC Surabaya juga dilengkapi dengan fasilitas pengepakan dan infrastuktur yang sesuai dengan standar internasional, antara lain: loading dock leveler, super flat floor, selective pallet racking, very narrow aisles, reach truck, counter balance, pallet mover dan turret. RDC Surabaya mendistribusikan barang ke cabang-cabang di sebelah timur kepulauan Indonesia, antara lain: Surabaya, Malang, Jember, Kediri, Balikpapan, Banjarmasin, Samarinda, Mataram, Denpasar, Makassar, Manado, Palu, Kupang dan Jayapura Sumber Daya Manusia Tahun 2005, PT Enseval mempekerjakan sekitar 3885 personil. Sampai tahun 2009, sumber daya manusia PT Enseval yang dipekerjakan telah mencapai 4000 personil dengan lebih dari 2000 personil bekerja di bidang penjualan dan distribusi. Di tahun 2009, perusahaan terus menekankan Program CONIM (Continuos Improvement) atau

26 56 Perbaikan Terus Menerus kepada seluruh karyawan, baik di Pusat maupun di seluruh cabang Perusahaan. Pembinaan melalui pelatihan pelatihan untuk menambah kompetensi karyawan, antara lain: Becoming Effective Leader, Accounting Development Program,dan lain-lain. Gambar 4.10 SDM PT Enseval Infrastruktur dan Pelayanan Infrastruktur dan Fasilitas Sebagai distributor farmasi yang sangat besar di Indonesia, PT Enseval selalu mengembangkan sistem terbaik untuk mengatur logistik. Seperti menyiapkan stok dalam jumlah ideal, mengurangi resiko kehabisan stok dan membantu konsumen (prinsipal) mengatur stoknya secara efisien.

27 57 Hal yang dilakukan diantaranya adalah: Beragam laporan harian, mingguan dan bulanan Pembagian dan penyebaran data secara elektronik Informasi yang berkaitan dengan PPIC Intranet - Internet (Lotus Notes Workgroup) dan situs web ( Sistem Manajemen Gudang (Mfg/Pro & Wm/Pro) Platform ORACLE sebagai dasar dari teknologi informasi. 40 (40 situs + 1 HQ) Jaringan Area Lokal (LAN) (Sistem Operasi Bercabang Terintegrasi) & lebih dari 800 workstations. Gambar 4.11 Infrastruktur Teknologi PT Enseval

28 58 Selain infrastruktur IT, PT Enseval juga memiliki armada untuk pengiriman, berdasarkan catatan sampai tahun 2009, armada mencapai 1000 unit dengan kurang lebih 650 unit truk, dan 400 unit sepeda motor serta PDA (Personal Digital Assistant) yang digunakan untuk salesman dan supervisor. Gambar 4.12 Armada Distribusi PT Enseval Pelayanan Salah satu wujud nyata dari komitmen memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan adalah dengan program Enseval Customer Care (ECC). ECC adalah media layanan pelanggan untuk memberikan kemudahan mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan serta berbagai keluhan

29 59 pelanggan. ECC, melayani informasi pelayanan yang meliputi informasi produk, info pemesanan, info pembayaran, info pengiriman, info pemesanan, info perusahaan secara umum, serta layanan keluhan pelanggan. Program ECC difasilitasi oleh team Customer Service Officer yang handal - yang akan melayani pelanggan dengan penuh keramahan, kesabaran, ketanggapan, komunikasi yang baik serta ketuntasan didalam melakukan tindak lanjut. Pelayanan ini dapat semakin memberikan kepuasan yang tinggi bagi semua pelanggan PT Enseval hingga tercapainya kesuksesan bersama. 4.3 Deskripsi Kasus Pada tahun 1998 bahkan sebelum tahun tersebut, PT Kalbe Farma, berikut PT Enseval telah mencapai posisi pertama sebagai pemain dalam industri besar farmasi, yang kemudian disusul oleh PT Sanbe Farma berikut PT Bina San Prima (distributor Sanbe Grup) diposisi kedua. Saat itu, PT Kalbe Farma dengan produk lebih lengkap berhasil meraup penjualan Rp 330 Milyar, melebihi PT Sanbe Farma yang hanya berhasil meraup Rp 257 Milyar.

30 60 Tidak lama kemudian, di tahun 2002, PT Sanbe Farma berhasil mengejar PT Kalbe Farma, PT Kalbe harus mengakui posisi puncak kini telah berada pada PT Sanbe. PT Sanbe meraih peringkat puncak dengan membukukan penjualan mencapai Rp 1 Triliun tepatnya, Rp 1,07 Triliun dan PT Kalbe membukukan penjualan yang jauh di bawahnya, Rp 859 Milyar. Sejak saat itu, posisi PT Sanbe di peringkat puncak tak tergoyahkan sampai akhirnya PT Kalbe melakukan merger dengan dua perusahaan kelompok bisnisnya, yaitu PT Dankos Laboratories dan PT Enseval Putera Megatrading, pada tahun Bersamaan dengan merger itu, penjualan PT Sanbe menjadi turun hingga Rp 1,33 Triliun dari Rp 1,83 Triliun. PT Kalbe dari Rp 1,42 triliun menjadi Rp 1,58 trilun. (SWA, 28 June 2007) Inti kasus adalah strategi apakah yang dapat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar hingga saat ini. 4.4 Pesaing PT Enseval Putera Megatrading Industri farmasi di Indonesia memiliki cukup banyak pesaing baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan asing yang menanamkan modalnya di Indonesia, tidak hanya perusahaan manufaktur yang bersaing secara ketat, persaingan distributor juga tidak kalah ketatnya dalam bidang ini. Dengan melihat prospek dan peningkatan kebutuhan produk, semua perusahaan distributor juga memiliki rencana untuk mengembangkan usahanya dan meningkatkan output. Perusahaan manufaktur juga sangat gigih

31 61 mengembangkan produk unggulan agar dapat melakukan ekspor ke negaranegara luar karena disamping produk farmasi Indonesia komposisinya bagus untuk menyembuhkan, alasan lain adalah produk Indonesia jauh lebih murah dibanding produk buatan negara Amerika dan Eropa PT Sanbe Farma PT Bina San Prima PT Sanbe Farma didirikan di Bandung tahun 1975 oleh Santoso bersaudara, Sanbe singkatan dari Santoso bersaudara. Pada awalnya mereka hanya memproduksi obat-obatan dengan resep dokter, seiring bertambahnya waktu mereka mulai bekerjasama internasional dengan perusahaan Zambeleti/Eurodrugs. Dua tahun kemudian Sanbe mendapat lisensi untuk memproduksi dan memasarkan obat-obatan dari Menarini, salah satu perusahaan farmasi tertua di Italia yang pada 2003 nilai penjualannya mencapai US$2,32 miliar. Menarini terkenal dengan produk-produk uji glukosa dan urine. Memasuki 1992, Sanbe mulai memproduksi obat-obatan OTC, salah satunya bermerek Sanaflu. Tahun 2001 Sanbe mulai mengembangkan divisi risetnya. Kini Sanbe, yang mempekerjakan karyawan, memiliki 150-an produk mulai dari antibiotik klasik hingga modern, vitamin, termasuk obat-obatan hewan. Produk ethical unggulan PT Sanbe adalah Amoxsan, Cefat, dan Baquinor. Meski memiliki produk OTC seperti Sanaflu, Sanaflu Forte,

32 62 Neosanmag Fast, Lafalos, Poldan Mig, Otede dan Lafalos Plus, akan tetapi penjualan ethical yang dapat mencapai market share paling besar di Indonesia. Produk unggulan PT Sanbe yang lainnya adalah infus softbag dimana keunggulan infus ini ada pada teknologi yang digunakan, yaitu dengan sistem sterilisasi 121 derajat Celcius selama 15 menit. Teknologi sterilisasi ini hanya satu-satunya di Asia Tenggara yaitu dimiliki PT Sanbe. Produk infus Sanbe ini unggul di kala pada 28 Nov 2006, Badan POM memerintahkan penghentian produksi tiga jenis infus Otsuka (PT Otsuka Indonesia yang terkenal akan produksi infus) yaitu normal saline, ringer lactate, dan sterile water for irrigation karena disinyalir dengan 102 derajat Celcius selama 45 menit tidak cukup steril untuk cairan infus. PT Otsuka baru memproduksi ketiga infus itu kembali pada awal Mei 2007, setelah mengubah metode sterilisasinya menjadi 112 derajat Celcius selama 65 menit. Tetapi dengan metode barunya, infus Otsuka tidak dapat memenangkan pasar infus di tanah air selain infus Sanbe. Seiring berjalannya waktu, PT Sanbe juga melakukan diversifikasi diantaranya mendirikan rumah sakit Santosa yang berlokasi di Bandung, Klinik, Laboratorium, and Institusi. PT Sanbe memiliki 22 pusat distribusi di seluruh Indonesia dengan jaringan yang terdiri dari an dokter. Seluruh pemasaran produk Sanbe saat ini dipegang oleh distributor tunggalnya, PT Bina San

33 63 Prima. Dikatakan oleh Jahja Santoso bahwa, Seluruh produk kami ditujukan untuk pasar dalam negeri. PT Bina San Prima, selaku distributor tunggal untuk produk PT Sanbe, juga memasarkan produk nutrition, personal care, toiletries, food and beverages, house hold. Prinsipal PT Sanbe untuk produk konsumsi diantaranya adalah PT Kraft Food Indonesia (produk olahan susu), PT Nutrifood Indonesia (makanan-minuman), PT Ultrajaya Milk Industry (susu UHT), PT Tang Mas (air mineral). Mulai tahun 2002, peringkat Grup Sanbe tumbuh menjadi peringkat pertama sebagai pemimpin pasar farmasi dengan mengalahkan PT Kalbe Farma 5,86%, PT Dexa Medica, dan beberapa perusahaan ternama lainnya. PT Sanbe dengan market share 7,37% pada tahun PT Dexa Medica PT Anugrah Argon Medica Berdiri tahun 1969 di Palembang, oleh Drs. Rudy Soetikno, Dexa Medica kala itu bertujuan untuk mensuplai obat-obatan di area Palembang dan sekitarnya. Ditahun 1975, produk Dexa sudah tersebar di seluruh Sumatra, kemudian Dexa mulai memasuki pasar area Jawa melalui Surabaya. Tahun 1978, Dexa telah mendistribusikan produknya ke semua bagian Indonesia. 1980, dengan dikeluarkannya peraturan distribusi produk farmasi harus dilakukan oleh perusahaan lain, maka

34 64 didirikan PT Anugrah Argon Medica (AAM), selaku distributor tunggal Dexa. Tahun 1984, Dexa telah memposisikan sebagai pemain farmasi nasional dan memiliki kantor pemasaran di Jakarta. Sejak 1993, pengelolaan perusahaan Dexa dikelola oleh Ferry A. Soetikno, yang tidak lain aalah anak dari Rudy Soetikno. Tahun 1994, penjualan Dexa telah meningkat tinggi dibanding dengan perusahaan industri lain. 2001, mendirikan PT Ferron Par Pharmaceuticals. Jika produk Dexa ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dokter bedah, THT, kebidanan, dan yang pasarnya lebih luas, produk Ferron Par ditujukan untuk dokter mata, kulit, neuro, psikiatri, onkologi, dan niche market lainnya. Tahun 2000, ketika pemerintah mencanangkan program pengembangan obat dari tanaman asli Indonesia, Dexa meluncurkan Stimuno. Obat bahan alam berisi ekstrak meniran yang telah lulus uji klinis sebagai penguat imunitas tubuh ini diakui Ferry sebagai fitofarmaka (obat dari tanaman) pertama buatan pabrik farmasi swasta Indonesia. Sebelum Stimuno memang telah ada empat fitofarmaka Tensigard dan X-gra (Phapros), Fitoria (Kimia Farma), serta Rheumaneer (Nyonya Meneer) tetapi itu buatan pabrik farmasi BUMN dan pabrik jamu. (SWA, June 2005) Di tahun 2002, Dexa meraih market share sebesar 5,53%. Hingga kini, Dexa memiliki 4 produk unggulan yaitu Stimuno, Toxilite, Lytacur,

35 65 dan Vitafem. Antusias masyarakat terhadap Stimuno sangat besar, karena dengan cara edukasi pasar yang terbuat dari tanaman herbal dan lebih paham akan sistem imunisasi tubuh. Pada Agustus 2006, diluncurkanlah Toxilite yaitu suplemen detoks alami, dan 2007 Dexa melucurkan produk multivitamin anak untuk penambah nafsu makan. Keseluruhan produk ini adalah produk herbal yang membuktikan bahwa Dexa mengembangkan produk lebih nyata PT Tempo Scan Pacific PT Tempo Scan Pacific (TSP) dikenal sebagai PT Scanchemie, didirikan May 1970 oleh PT Perusahaan Dagang Tempo (Tempo) dan PT Indonesian Pharmaceutical Industries. Sejak 1980, TSP lebih banyak memproduksi obat bebas (OTC) diantaranya yang sudah tidak asing lagi namanya yaitu Hemaviton, Bodrex, Bodrexin, Neo rheumacyl, Oskadon, Zevit-C, Vidoran Smart PT Pfizer Indonesia Pfizer merupakan perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, termasuk yang terbesar, yang berbasis Research dan Development (R&D). Saat ini Pfizer memiliki peneliti yang tersebar di pusatpusat R&D-nya di seluruh dunia. Jika hampir semua dokter di dunia meresepkan atorvastatsin (Lipitor), itu semua adalah hasil penelitian panjang para ilmuwan Pfizer. Selain Lipitor yang merupakan produk

36 66 dengan penjualan terbesar di Pfizer, masih banyak produk unggulan Pfizer diantaranya, atorvastatin calcium yaitu obat penurun kolestrol LDL, Maraviroc yaitu obat anti HIV/AIDS. Produk OTC yang diproduksi Pfizer, Benadryl, Combantrin, Visine. Selain obat untuk manusia, Pfizer juga terkenal dengan produk animal Defensor (vaksin hewan). Dibandingkan institusi kesehatan lain (misalnya institusi pemerintah), perusahaan farmasi ini menjadi penemu obat terbanyak untuk penyakit akut PT Kimia Farma - PT Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD) Kimia Farma, salah satu perusahaan BUMN di Indonesia didirikan tahun 1917, oleh NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co., perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi eks perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001 Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Produknya antara lain obat ethical, obat bebas (OTC), produk kesehatan, kosmetik, sampai bahan baku. Produk yang sudah terkenal di masyarakat antara lain Batugin, Enkasari, Antussin, Fitolac.

37 67 Diversifikasi perusahaan antara lain pada bidang Apotik Kimia Farma, Laboratorium Klinik Kimia Farma. Produk perusahaan yang terdiri lebih dari 260 item produk dan dipasarkan keseluruh Indonesia serta di ekspor ke beberapa negara melalui jaringan distribusi tunggal (KFTD). KFTD adalah anak perusahaan dari Kimia Farma yang merupakan distributor tunggal produknya, memiliki total cabang 41 di seluruh Indonesia. Jasa pelayanan KFTD selain untuk produk Kimia Farma juga menangani produk diluar Kimia Farma. Produk yang ditangani antara lain obat ethical dan obat bebas, suplemen, kosmetik, dan toileteris. Selain jasa distribusi juga ada jasa perdagangan yaitu menjadi supplier obat-obatan dan alat kesehatan. Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya Kimia Farma berkomitmen untuk memastikan pasokan obat generik yang tetap ke pasar dalam negeri sesuai dengan misi perusahaan. PT Kimia Farma merupakan perusahaan farmasi BUMN yang dikelola oleh pemerintah, dengan market share 3,8% pada tahun PT Konimex Pharmaceutical Laboratories - PT Sinar Intermark Pada 8 Juni 1967, PT Konimex Pharmaceutical Laboratories didirikan. Bidang usaha saat itu adalah perdagangan obat-obatan, bahan kimia, alat laboratorium dan alat kedokteran. Tahun 1971, berkat

38 68 dukungan fasilitas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Konimex mulai memproduksi obat-obatan sendiri. Tahun 1979, Konimex membangun pabrik baru di Sanggrahan, sekitar lima kilometer barat daya Surakarta. Setahun kemudian, 1980, di kompleks baru ini Konimex mendirikan pabrik kembang gula Nimm s. Ini merupakan awal diversifikasi Konimex ke industri makanan. Mengikuti peraturan pemerintah yang mengharuskan pemisahan antara produsen obat dengan distributornya, pada tahun 1980, Konimex mendirikan PT Sinar Intermark. Untuk memperluas jangkauan distribusi dan sejalan dengan semakin banyaknya produk yang dipasarkan, tahun 1986, Konimex mendirikan perusahaan distributor yang kedua, PT Marga Nusantara Jaya. Tahun 1994, Konimex mendirikan pabrik biskuit Sobisco. Produk yang ditawarkan sangat beragam, yaitu produk farmasi diantaranya Konidin, Neo Napacin, Inza, Inzana, Paramex, Termorex, Anakonidin, Feminax, Fungiderm, Siladex, Jesscool, Protecal. Dan produk suplemen : Fit-Up dan Biomucil. Produk alami yaitu Konicare Minyak Telon, Konicare Minyak Kayu Putih, Virugon, Herbal Drink Sari Jahe, Sari Temulawak dan Kunir Asam. Serta diversifikasi ke produk makanan yaitu produk makanan ringan dari Sobisco dan produk kembang gula diantaranya Hexos, Nano-Nano, Eski dan Frozz.

39 PT Indofarma PT Indofarma Global Medika Perusahaan BUMN yang berdiri tahun 1981, produk yang menjadi unggulannya adalah obat generic. Produk Indofarma didistribusikan oleh PT Indofarma Global Medika (IGM). IGM adalah perusahaan trading dan distribusi obat dan alat kesehatan yang memiliki 30 cabang di Indonesia. Produk yang ditawarkan adalah produk obat ethical, obat bebas dan alat kesehatan. Prinsipalnya tidak hanya berasal dari Indofarma tetapi juga dari luar Indofarma seperti Widatra, Tobbest, Barkey, Platinum, dan Sony PT Phapros PT Rajawali Nusindo PT Phapros dulunya adalah NV Pharmaceutical Processing Industry disingkat menjadi Phapros yang didirikan pada 21 Juni 1954 sebagai bagian dari pengembangan usaha Oei Tiong Ham Concern (OTHC), konglomerat pertama Indonesia yang menguasai bisnis gula dan agroindustri. Phapros diambil-alih oleh pemerintah ketika pada tahun 1961 seluruh kekayaan OTHC dinasionalisasi dan diubah menjadi sebuah perusahaan holding yang sekarang dikenal sebagai PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI). Pada tahun 2003, RNI menguasai 53% saham Phapros dan selebihnya berada di tangan publik.

40 70 Phapros termasuk salah satu dari lima perusahaan yang pertama kali mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) pada tahun Komitmen tinggi Phapros terhadap standar kualitas dibuktikan lagi dengan memperoleh Sertifikat ISO 9001 pada tahun 1999 yang pada tahun 2002, kemudian ditingkatkan menjadi Sertifikat ISO 9011 versi dan Sertifikat ISO pada tahun Pada akhir 2002 Phapros telah memproduksi 137 item obat, 124 diantaranya adalah obat hasil pengembangan sendiri. Pada pertengahan 2004 Phapros memperkenalkan produk alam dalam kelompok Agro- Medicine Agromed. Produknya antara lain produk ethical, obat generic dan obat bebas, yang paling dikenal adalah Antimo PT Bio Farma PT Biotek Indonesia Merupakan perusahaan farmasi BUMN dan satu-satunya yang memproduksi vaksin dan sera. Didirikan tahun 6 Agustus 1890 dengan berlokasi di Jl. Pasteur, Bandung. Bio Farma menjadi salah satu produsen vaksin dunia yang mampu memasok kebutuhan vaksin dalam maupun luar negeri. Bio Farma meraih WHO "Recognized for Vaccine Production" pada 1997 yang merupakan awal dari perluasan pasar produk vaksin Bio Farma untuk memasok kebutuhan vaksin dalam negeri maupun global.

41 71 Pengakuan badan kesehatan dunia WHO kepada produk Bio Farma menjadikannya salah satu dari 23 perusahaan vaksin yang mendapatkan akreditasi dari lembaga tersebut. Posisi akreditasi tersebut memungkinkan perusahaan vaksin tersebut makin melebarkan sayapnya dalam membantu negara-negara lain memberantas penyakit menular. Saat ini produk PT Bio Farma telah digunakan di 110 negara di dunia. Hingga saat ini, produk vaksin Bio Farma digunakan untuk mencegah beberapa penyakit menular yakni vaksin BCG, polio, campak, TT, DT, DTP, Hepatitis B serta terakhir produksi vaksin combo. Distributor dalam negeri untuk produk Bio Farma dipegang oleh PT Biotek Indonesia, yang berdiri tahun 1996 dan mendistribusikan produk obat vaksin dan obat hewan. 4.5 Target Market PT Enseval Putera Megatrading PT Enseval melakukan distribusi produknya dengan mengandalkan cabang-cabang yang ada di tiap kota di Indonesia. Target market PT Enseval adalah sebagai berikut : Rumah Sakit Produk PT Enseval ditujukan ke rumah sakit di seluruh Indonesia, produk yang di distribusikan hampir semua adalah kebutuhan medis rumah sakit diantaranya obat ethical (obat resep), peralatan medis, injeksi, benang jahit, dan sebagainya.

42 72 PT Enseval mampu menangani layanan 24 jam untuk obat kritis (Life Saving Drugs), seperti cuci darah, infus. Apotik Produk yang ditawarkan adalah obat ethical, obat bebas, produk suplemen kesehatan. Apotik yang dijangkau tidak hanya apotik di rumah sakit dan diluar rumah sakit, tetapi PT Enseval juga memenuhi permintaan apotik berjaring, seperti Century, Guardian. Toko Obat Toko obat merupakan target market, disini PT Enseval memenuhi permintaan akan produk OTC (obat bebas), produk kesehatan, dan sebagainya. Supermarket, Hypermarket, dan Minimarket Market untuk ketiga tempat ini juga tidak kalah pentingnya, walaupun tidak sebesar apotik dan toko obat, tetapi permintaan produk OTC juga dibutuhkan disini. Toserba dan warung Untuk mencapai pendistribusian sampai ke daerah terpencil dan pelosok, distribusi produk PT Enseval terutama produk non ethical melalui toserba dan warung.

43 Analisa Kasus Analisa SWOT Analisa SWOT adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam suatu spekulasi bisnis. Proses ini mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat mendukung atau tidak dalam mencapai suatu tujuan. Analisa SWOT ini digunakan untuk melihat apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari PT Enseval Putera Megatrading, dan peluang atau ancaman apa yang akan berakibat pada kendala untuk meningkatkan perusahaan menjadi yang terdepan. Strength (Kekuatan) Memiliki banyak cabang di seluruh Indonesia. Dengan memiliki 40 cabang di Indonesia dan 20 cabang dari PT Tri Sapta Jaya, PT Enseval menjangkau luas area distribusi hingga ke pelosok Indonesia. List cabang terdapat pada lampiran. Kualitas gudang standard internasional yang sudah memenuhi ketentuan dengan kondisi dan suhu tertentu untuk penyimpanan produk obat. Selain dengan luas yang lebih dari m2, gudang pendistribusian jumlahnya ada 2, yaitu di Jakarta

44 74 dan Surabaya untuk mempermudah pengiriman produk ke seluruh wilayah Indonesia. Implementasi teknologi informasi pada perusahaan dengan menggunakan sistem Oracle Warehouses Management Systems dengan teknologi wireless barcode pada arus pergerakan barang di gudang, serta laporan stok barang dapat dicek oleh prinsipal setiap saat. Selain itu, untuk komunikasi supervisor dengan sales di lapangan sudah disediakan PDA (Personal Digital Assistant). Dengan adanya PDA berguna untuk meningkatkan kinerja dan efisiensi, sales di lapangan dapat melakukan order di tempat dan informasi stok barang bisa dipenuhi serta memberikan kecepatan input data. Jika sebelum memakai PDA, order produk ditumpuk dulu di kantor. Sekarang dengan PDA, sales dapat menginput sendiri order produknya. Memiliki layanan kesehatan yaitu klinik Mitrasana berikut apotik didalamnya tentu PT Enseval dapat langsung melakukan pendistribusian produk-produk yang ditangani. Tahun 2006, penggabungan antara 3 perusahaan besar farmasi yaitu PT Kalbe Farma, PT Dankos

45 75 Laboratories, dan PT Enseval Putera Megatrading telah membawa nilai positif bagi kemajuan ketiga perusahaan, dengan penggabungan ketiga perusahaan tersebut secara integrasi mereka dapat memperluas pasar, menawarkan produk obat, suplemen, minuman energi hingga bahan baku serta penjualan dan distribusi. Kerjasama PT Enseval dengan prinsipal barunya yaitu PT Nyonya Meneer di tahun 2009, akan memberi peluang karena pertumbuhan produk fitofarmaka (obat tanaman/herbal) semakin meningkat. Menurut data dari Charles Saerang (Ketua Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Herbal) tahun 2003 pangsa pasar masih 10,3 persen, namun pada 2005 naik menjadi 12 persen. Ditambah dengan produk jamu PT Nyonya Meneer saat ini, memimpin segmen pasar kelas atas konsumen jamu dengan pangsa pasar sebesar 34%. Weakness (Kelemahan) Tingkat dependency PT Enseval tinggi terhadap produk holding yaitu PT Kalbe Farma, karena hampir 70% penjualan produk merupakan kontribusi penjualan dari Grup Kalbe. Jika produk PT Kalbe

46 76 mengalami penurunan otomatis akan mempengaruhi penjualan PT Enseval. Sumber : PT Enseval Putera Megatrading Gambar 4.13 Kontribusi Penjualan Produk PT Enseval Opportunity (Peluang) Banyak perusahaan asing yang memerlukan distributor lokal untuk mendistribusikan produk obat mereka karena saat ini dengan adanya Permenkes No. 245/1999 yang isinya menyatakan izin pengedaran obat import hanya boleh diberikan jika perusahaan tersebut memiliki izin usaha industri farmasi di Indonesia. Hal ini membuka peluang bagi

47 77 PT Enseval yang menguasai jalur distribusi luas di Indonesia. Pasar regional terbuka luas untuk produk farmasi Indonesia. Produk farmasi Indonesia diakui sebagai produk dengan komposisi dan kualitas baik serta harga yang kompetitif dibanding harga obat buatan Amerika dan Eropa. Demikian juga peluang memasuki ASEAN China Free Trade, produk farmasi Indonesia masih dapat bersaing dengan produk China. Masih terdapat untapped area (area yang belum terjangkau) oleh Enseval seperti desa, dusun. Threat (Ancaman) Masuknya tiga distributor asing berskala internasional, menjadi ancaman serius dan perlu disikapi. Ketiga ditribustor asing adalah dua dari Swiss yaitu Zuelliq Pharma dan Diethelm, yang merupakan distributor farmasi terkemuka di dunia, dan satu dari Malaysia, Pharma Niaga. Ancaman makin serius ketika perusahaan asing ini mengakuisisi distributor lokal. Zuelliq yang menguasai 96% distribusi farmasi di Philipina, sudah mengakuisisi dua distributor lokal. Salah

48 78 satunya cukup besar yakni Anugerah Pharmindo Lestari (APL). Dan Pharma Niaga mengakuisisi Millenium Pharmacon Indonesia (MPI). Jika tidak kuat dalam persaingan, maka posisi PT Enseval akan turun dan diperebutkan. Sekedar untuk diketahui MPI adalah distributor obat-obatan, produk-produk diagnostik, dan suplemen makanan dari produsen seperti PT Merck Tbk, PT Meiji Indonesia, PT Meprofarm. Dan APL merupakan distributor produk obat-obatan seperti Panadol, Scott s Emulsion dan produk peralatan rumah sakit.

49 79 Tabel 4.1 Tabel SWOT Matrix Strategy untuk PT Enseval. Strength Weakness Opportunity Dengan memiliki jalur distribusi yang luas, kualitas gudang standard internasional dan penerapan teknologi informasi, PT Enseval berpeluang lebih besar dipercaya perusahaan asing untuk menangani produk mereka. Dengan penggabungan tiga perusahaan besar, Enseval akan lebih siap memasuki pasar regional. Kerjasama dengan Nyonya Meneer yang menguasai produk fitofarmaka akan memberi peluang besar Semakin banyaknya perusahaan asing yang memerlukan distributor lokal maka akan membantu PT Enseval untuk mendapatkan prinsipal diluar Grup Kalbe. Dengan adanya kantor cabang Kalbe Internasional di beberapa negara yaitu Myanmar, Thailand, Singapore, Malaysia, Afrika Selatan akan membuka peluang bagi Enseval masuk ke pasar regional dengan menggandeng Kalbe sebagai pintu masuk pertama sebelum bekerjasama dengan prinsipal-prinsipal lokal di negara tersebut. memasuki pasar regional. Jalur distribusi yang luas akan

50 80 memudahkan Enseval menguasai area yang paling terpencil dan semakin memperluas jalur pendistribusian. Threat Dengan segala kemampuan yang dimiliki PT Enseval yaitu jaringan distribusi yang kuat, pengalaman yang dimiliki Enseval seperti jaringan dan konwledge tentang costumer behaviour khususnya customer lokal akan membuat posisi Enseval lebih kompetitif akan mencegah terjadinya ancaman dari distributor asing yang masuk ke Indonesia. Tingkat dependency yang tinggi dengan Kalbe Farma akan membuat potensi pertumbuhan Enseval terhambat karena depend on tingkat pertumbuhan Kalbe Farma sendiri, namun dengan menjadi distributor tunggal dari Grup Kalbe akan mempertahankan tingkat kompetensi Enseval sehingga tidak mudah terancam dengan masuknya distributor asing Analisa Marketing Mix Product (Produk) Produk PT Enseval yang didistribusikan secara khusus adalah produk farmasi yaitu obat ethical, obat bebas, nutrisi

51 81 kesehatan, dan secara umum PT Enseval memanfaatkan jalur distribusinya yang telah terbentuk untuk mendistribusikan produk konsumsi, peralatan medis, bahan baku obat, hingga memperluas produk ke layanan kesehatan yaitu klinik, apotik, minimart. 70% produk yang di distribusikan PT Enseval adalah dari Grup Kalbe, dan selebihnya adalah dari non Kalbe. Brand/prinsipal terdapat pada lampiran. Price (Harga) PT Enseval memperoleh keuntungan dari jasa distribusi setiap produk yang di distribusikannya. Nilai yang diperoleh tergantung dari kekuatan tawar menawar PT Enseval terhadap prinsipalnya atau perusahaan rekanan, dan keuntungan yang didapatkan dapat berbeda pada setiap prinsipal. Place (Tempat) Sebagai distributor, PT Enseval mendistribusikan produk melalui 2 cabang utama yang ada di Jakarta dan Surabaya serta 40 cabang di daerah Indonesia dengan jalur distribusi yang telah terbentuk seperti Rumah Sakit, Apotik, Toko Obat, Hypermart, Supermarket, Minimart hingga warung. Pasar farmasi yang disasar dari kelas menengah atas sampai menengah bawah. Promotion (Promosi) Strategi promosi yang dilakukan adalah strategi partnership yaitu melakukan partnership dengan dokter di rumah

52 82 sakit, apotik, dan prinsipal Grup Kalbe dan non Kalbe, serta melakukan strategi promosi Below the Line yaitu menjadi sponsor kegiatan ilmiah kedokteran, kegiatan lain seperti event misalnya melakukan kegiatan sosial seperti aksi donor darah yang rutin dilakukan, berpartisipasi dalam kegiatan bencana, dan sebagainya Analisa CRM (Customer Relationship Management) Acquiring the Right Customers Untuk dapat customer yang tepat Enseval telebih dulu menganalisa pasar dan target customer potensial, apakah customer tersebut sesuai dengan target perusahaan. Dan dari sekian banyak customer yang berpotensial, diurutkan customer yang menjadi high-value customer.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perusahaan. Dalam perkembangannya PT. Enseval juga berkembang menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perusahaan. Dalam perkembangannya PT. Enseval juga berkembang menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan PT. Enseval didirikan pada Oktober 1973, sebagai akibat dari pemisahan fungsi distribusi dari pemasaran dan produksi PT. Kalbe Farma bersama anak perusahaan.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Untuk meningkatkan efisiensi, Kalbe-Dankos-Enseval menggabungkan perusahaan untuk penyederhaan operasional sebagai langkah untuk meningkatkan daya saing dibidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam industri ini cukup ketat karena semua saling

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam industri ini cukup ketat karena semua saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri farmasi mengalami perkembangan dari tahun ke tahun. Hal ini menyebabkan persaingan dalam industri ini cukup ketat karena semua saling berebut pangsa pasar.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Organisasi 3.1.1. Latar Belakang Organisasi PT. Enseval didirikan pada Oktober 1973, sebagai akibat dari pemisahan fungsi distribusi dari pemasaran dan produksi PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan zaman yang terus meningkat dengan diiringi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan zaman yang terus meningkat dengan diiringi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan zaman yang terus meningkat dengan diiringi suatu era globalisasi yang mendorong manusia untuk giat berkerja guna meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

MAKALAH MANAJEMEN FARMASI MANAJEMEN PEMASARAN PROCOLD PT. KALBE FARMA

MAKALAH MANAJEMEN FARMASI MANAJEMEN PEMASARAN PROCOLD PT. KALBE FARMA MAKALAH MANAJEMEN FARMASI MANAJEMEN PEMASARAN PROCOLD PT. KALBE FARMA DISUSUN OLEH : Hijrah ika f mauranan ( G 701 12 053 ) UNIVERSITAS TADULAKO FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN FARMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Industri Farmasi Di Indonesia. Industri farmasi merupakan industri yang berbasis riset di mana produknya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Industri Farmasi Di Indonesia. Industri farmasi merupakan industri yang berbasis riset di mana produknya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum 1.1.1. Latar Belakang Industri Farmasi Di Indonesia Industri farmasi merupakan industri yang berbasis riset di mana produknya diatur secara ketat baik pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia. Saat ini, nilai pasar obat di Indonesia lebih dari US$ 500 juta atau sekitar Rp.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Sesuai dengan judul penelitian skripsi ini, maka data yang dipergunakan adalah laporan keuangan yang dapat menggambarkan kinerja keuangan dari perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah industri farmasi di Indonesia diawali dengan berdirinya pabrik farmasi pertama yang didirikan di Hindia Timur pada tahun 1817, yaitu NV. Chemicalien Rathkamp

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI BAB II DESKRIPSI INDUSTRI 1.1. Sejarah Industri Farmasi Sejarah industri farmasi di Indonesia diawali dengan berdirinya pabrik farmasi pertama yang didirikan di Hindia Timur pada tahun 1817, yaitu NV.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kemasan kaleng tinplate di Indonesia telah dirintis sejak lama, dan hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik kaleng tidak banyak

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan ini awalnya adalah NV

BAB III OBJEK PENELITIAN. pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan ini awalnya adalah NV BAB III OBJEK PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT KF adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Indonesia Farma (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang farmasi dan kesehatan.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI BAB II DESKRIPSI INDUSTRI 2.1. Pengertian Suplemen Makanan Menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), suplemen makanan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada masa kini memberikan banyak kemudahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada masa kini memberikan banyak kemudahan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi pada masa kini memberikan banyak kemudahan dalam melaksanakan proses-proses bisnis yang ada. Dengan menggunakan aplikasi e-business dapat dikembangkan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan bisnis perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi farmasi saat ini semakin ketat. Peran perusahaan distributor dalam industri farmasi sangat penting, karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Kalbe Farma Tbk yang beralamat di Gedung Kalbe Jl. Let. Jend. Suprapto

BAB I PENDAHULUAN. PT Kalbe Farma Tbk yang beralamat di Gedung Kalbe Jl. Let. Jend. Suprapto BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Kalbe Farma Tbk yang beralamat di Gedung Kalbe Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4 Cempaka Putih Jakarta Pusat Didirikan pada tahun 1966. PT Kalbe Farma Tbk.

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik dilaksanakan di perusahaan PT. INDOFARMA Tbk, pada divisi pengembangan jasa teknik atau dikenal dengan nama INDOMACH (indofarma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya perusahaan memiliki suatu tanggung jawab

Lebih terperinci

... Hubungi Kami : Kinerja 25 TOP GROUP PERUSAHAAN FARMASI di Indonesia, Beserta Laporan Keuangannya. Mohon Kirimkan. eksemplar.

... Hubungi Kami : Kinerja 25 TOP GROUP PERUSAHAAN FARMASI di Indonesia, Beserta Laporan Keuangannya. Mohon Kirimkan. eksemplar. Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com M elambatnya pertumbuhan ekononi Indonesia ditahun 2015 yang tumbuh dibawah 5%, berdampak negatif terhadap beberapa sektor industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berawal dari nama PT. Asia Victory Industry, Ltd. (AVI), PCI resmi berganti nama menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Berawal dari nama PT. Asia Victory Industry, Ltd. (AVI), PCI resmi berganti nama menjadi BAB I PENDAHULUAN I.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Platinum Ceramics Industry (PCI) merupakan sebuah perusahaan keluarga yang didirikan pada tahun 1971 di Jalan Karang Pilang nomor 201 Surabaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem distribusi barang. Pada dasarnya sistem distribusi dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. sistem distribusi barang. Pada dasarnya sistem distribusi dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penting dalam dunia industri modern saat ini adalah sistem distribusi barang. Pada dasarnya sistem distribusi dimulai dari pengiriman barang dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. KIMIA FARMA TRADING AND DISTRIBUTION CABANG PEKANBARU. PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang Pekanbaru merupakan

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. KIMIA FARMA TRADING AND DISTRIBUTION CABANG PEKANBARU. PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang Pekanbaru merupakan 39 BAB IV GAMBARAN UMUM PT. KIMIA FARMA TRADING AND DISTRIBUTION CABANG PEKANBARU 4.1 Sejarah Umum Perusahaan PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang Pekanbaru merupakan anak perusahaan dari dari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kerjanya hanya dikawasan Jakarta saja. PT Kalbe Farma Tbk saat itu dipimpin

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. kerjanya hanya dikawasan Jakarta saja. PT Kalbe Farma Tbk saat itu dipimpin BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1 Sejarah Perusahaan Kalbe didirikan pada tanggal 10 september 1966 oleh 6 bersaudara dengan melakukan usaha dimulai di sebuah garasi di kawasan Jakarta Utara dan lingkup

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM YANG BERJALAN PADA PT ENSEVAL PUTERA MEGATRADING TBK 3.1 Latar Belakang Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Enseval Putera Megatrading didirikan pada bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlambatan pada tahun 2014 yaitu hanya tumbuh sekitar 3,7% (Investor Daily

BAB I PENDAHULUAN. perlambatan pada tahun 2014 yaitu hanya tumbuh sekitar 3,7% (Investor Daily BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan industri farmasi Indonesia telah mengalami perlambatan pada tahun 2014 yaitu hanya tumbuh sekitar 3,7% (Investor Daily 2015) dibandingkan dengan

Lebih terperinci

KONDISI EKONOMI DAN INDUSTRI BIR

KONDISI EKONOMI DAN INDUSTRI BIR KONDISI EKONOMI DAN INDUSTRI BIR Perekonomian Indonesia membukukan pertumbuhan yang tinggi di tahun 2010. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) bertumbuh sebesar 6,1%, terutama didorong oleh meningkatnya konsumsi

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT Kimia Farma (Persero) Medan. Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 1.1.1 Identitas Perusahaan Gambar 1. Logo Perusahaan PT Novell Pharmaceutical Laboratories adalah salah satu perusahaan farmasi di Indonesia yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan farmasi secara berkelanjutan terus melakukan inovasi menawarkan produk-produk baru, membantu

Lebih terperinci

UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES

UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES UPAYA PENGUATAN BIDANG INDUSTRI FARMASI DAN SARANA DISTRIBUSI UNTUK MENDUKUNG KETERSEDIAAN OBAT DI FASYANKES Direktur Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan Bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. lebih cenderung berbelanja ditempat ritel modern. Semua ini tidak lepas dari pengaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pergeseran minat belanja dari ritel tradisional ke ritel modern semakin berkembang dari tahun ketahun. Hal ini bisa dilihat dari peningkatan jumlah konsumen

Lebih terperinci

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS

BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 65 BAB V ANALISA SWOT, PEMASARAN, DAN LINGKUNGAN BISNIS 5.1. Analisa SWOT 5.1.1. Strength (Kekuatan) - Mempunyai ragam variasi kegunaan yang tinggi (masak, membuat roti, minum, mengobati penyakit autisme,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam keadaan perekonomian yang semakin sulit ini banyak terjadi persaingan di berbagai bidang kehidupan, termasuk didalamnya persaingan dalam dunia bisnis. Banyak perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian dilakukan di PT Enseval Putera Megatrading, Tbk yang berlokasi di Jl. Pulo Lentut No. 10 Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur. 3.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Konsumsi susu cair di Indonesia berpotensi terus tumbuh ditopang urbanisasi dan peningkatan pendapatan, serta tren kebugaran dan kesehatan (duniaindustri.com,

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR Oleh : Surya Yuliawati A14103058 Dosen : Dr. Ir. Heny K.S. Daryanto, M.Ec PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era sekarang ini investasi dan pasar modal sudah tidak asing lagi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Di era sekarang ini investasi dan pasar modal sudah tidak asing lagi bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era sekarang ini investasi dan pasar modal sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Kecanggihan teknologi terutama internet menyebabkan masyarakat mendapatkan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang ketat dalam dunia perusahaan membuta para perusahaan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan meminimalkan pengeluaran. Persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penjualan Mobil dan Sepeda Motor Indonesia. Sumber : APBI, Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Penjualan Mobil dan Sepeda Motor Indonesia. Sumber : APBI, Pefindo Divisi Valuasi Saham dan Indexing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang mampu bersaing dalam pasar adalah perusahaan yang dapat menyediakan produk atau jasa berkualitas. Sehingga perusahaan dituntut untuk terus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan. Perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT. Amerta Indah Otsuka merupakan anak perusahaan Otsuka

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. PT. Amerta Indah Otsuka merupakan anak perusahaan Otsuka BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Amerta Indah Otsuka merupakan anak perusahaan Otsuka Pharmaceutical Co., Ltd., yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi yang sudah terkenal

Lebih terperinci

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA 81 BAB VI DAMPAK ASEAN PLUS THREE FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA Negara-negara yang tergabung dalam ASEAN bersama dengan Cina, Jepang dan Rep. Korea telah sepakat akan membentuk suatu

Lebih terperinci

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE. Profil Perusahaan. Always Listening, Always Understanding

PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE. Profil Perusahaan. Always Listening, Always Understanding PT PRUDENTIAL LIFE ASSURANCE Profil Perusahaan Always Listening, Always Understanding PRUDENTIAL DI ASIA Prudential Corporation Asia PRUDENTIAL memiliki jaringan bisnis asuransi jiwa dan pengelola keuangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah

I. PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah sebuah pendekatan yang digunakan secara efisien dalam mengintegrasikan pemasok, pabrik, gudang, dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap pembentukan klaster industri kecil tekstil dan produk tekstil pada Bab IV. Pada bagian ini akan dilakukan analisis terhadap model

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Organisasi Perusahaan distribusi pharmasi ini berdiri tahun 1980 di Palembang, Sumatera Selatan, sebagai anak perusahaan manufaktur terbesar di Indonesia. Perusaahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari penetrasi modern market di

BAB I PENDAHULUAN. telah berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari penetrasi modern market di BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Bisnis consumer good khususnya makanan dan minuman di Indonesia telah berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari penetrasi modern market di berbagai daerah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing.

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan kondisi perekonomian dunia yang semakin cepat dan fluktuatif menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahanperubahan yang ada. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai. usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin modern perkembangan zaman menyebabkan timbulnya berbagai usaha bisnis yang tentu mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Salah satu bisnis yang

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi PT. Agung Sumatera Samudera Abadi secara legalitas berdiri pada tanggal 25 Januari 1997 sesuai dengan akta pendirian perseroan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. [28 Februari 2011] 1 Makanan dan Minuman

I. PENDAHULUAN.  [28 Februari 2011] 1 Makanan dan Minuman I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor industri makanan, minuman, dan tembakau merupakan salah satu sub-sektor industri pengolahan non migas yang memberikan sumbangan paling besar pada Pendapatan Domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terbesar di dunia, dan menduduki urutan kedua setelah Brazil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi Era Persaingan Bebas / Globalisasi, pada saat ini terlihat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi Era Persaingan Bebas / Globalisasi, pada saat ini terlihat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 PT. Indomilk 1.1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi Era Persaingan Bebas / Globalisasi, pada saat ini terlihat banyak tantangan dan peluang yang dihadapi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. logistik yang pekerjaan hariannya menyatukan data-data persediaan bahan baku,

BAB I PENDAHULUAN. logistik yang pekerjaan hariannya menyatukan data-data persediaan bahan baku, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. HM Sampoerna dalam perkembangan operasional hariannya mengalami banyak kesulitan. Salah satu departemen yang mengalaminya adalah departemen logistik yang pekerjaan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Perusahaan PT. Indofarma Global Medika. bergerak dibidang pendistribusian obat dan alat alat kesehatan.

BAB III PEMBAHASAN. 1. Sejarah Perusahaan PT. Indofarma Global Medika. bergerak dibidang pendistribusian obat dan alat alat kesehatan. BAB III PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Perusahaan PT. Indofarma Global Medika PT. Indofarma Global Medika (IGM) merupakan distributor atau anak cabang dari PT. Indofarma selaku induk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri produk kertas yang juga termasuk dalam industri stasioneri adalah salah satu industri manufaktur yang mengolah kertas menjadi barang dari kertas seperti buku,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan Klinik Geo Medika merupakan sebuah fasilitas layanan kesehatan milik swasta. Pada awal pendiriannya Klinik Geo Medika memberikan layanan kesehatan

Lebih terperinci

74 LAMPIRAN WAWANCARA

74 LAMPIRAN WAWANCARA LAMPIRAN WAWANCARA 74 75 L1 11 Oktober 2011 Kepada Yth. Ibu Purwidiati, S.Si. Di tempat Ass. Saya Marchelyne dari Universitas Esa Unggul, ingin mengajukan beberapa pertanyaan untuk penelitian Tugas Akhir.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha bisnis, maka perusahaan harus memiliki langkah strategik guna. sulit untuk meningkatkan jumlah pelanggan sehingga usaha untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha bisnis, maka perusahaan harus memiliki langkah strategik guna. sulit untuk meningkatkan jumlah pelanggan sehingga usaha untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan global dan krisis perekonomian dunia yang sedang melanda dewasa ini, tidak ada satupun bisnis yang bisa bertahan lama tanpa adanya kepuasan dan loyalitas

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bernofarm pertama kali didirikan di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 11 maret 1971 dengan nama CV Sumber Farma. Nama PT. Bernofarm sendiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. strategi rantai pasok tersebut umumnya terjadi trade off antara kecepatan

I. PENDAHULUAN. strategi rantai pasok tersebut umumnya terjadi trade off antara kecepatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah sebuah pendekatan yang digunakan secara efisien dalam mengintegrasikan pemasok, pabrik, gudang, dan

Lebih terperinci

Perbankan Komersial dan UKM

Perbankan Komersial dan UKM 01 Ikhtisar Data 02 Laporan Tinjauan Bisnis 04 122 PT Bank Central Asia Tbk 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola Pendukung Bisnis 06 Tanggung Jawab Sosial Tinjauan Perbankan Komersial dan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

Bab 2 GAMBARAN UMUM OBJEK Bab 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 PT Astra Otoparts Tbk Astra Intenational Tbk. adalah salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia dengan karyawan lebih dari 75.000 orang. Bisnis utama yang dijalankan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Merek merupakan salah satu indikator kualitas sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kemajuan perekonomian mempengaruhi kehidupan masyarakat. Peningkatan status sosial dan ekonomi masyarakat berakibat pada perubahan perilaku dan gaya hidup

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang telah berdiri sejak tahun Pada awalnya PT Anugrah Argon Medica hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang telah berdiri sejak tahun Pada awalnya PT Anugrah Argon Medica hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Anugrah Argon Medica adalah perusahaan distributor produk-produk farmasi yang telah berdiri sejak tahun 1980. Pada awalnya PT Anugrah Argon Medica hanya mendistribusikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dunia bisnis begitu pesat mengakibatkan timbulnya tingkat persaingan ketat antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Para pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal:

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal. ekonomi kawasan ASEAN yang tercermin dalam 4 (empat) hal: BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia mulai menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada awal tahun 2016, yang merupakan sebuah integrasi ekonomi yang didasarkan pada kepentingan bersama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan dan perubahan ekonomi serta kegiatan bisnis, maka dibutuhkan strategi untuk menarik dan mempertahankan konsumen dan pelanggan.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. digital merk Jadever, LOCOSC & Vibra (Shinko Denshi Co, Ltd). Kategori produk

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN. digital merk Jadever, LOCOSC & Vibra (Shinko Denshi Co, Ltd). Kategori produk BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. VGA SCALE INDONESIA adalah distributor / supplier timbangan digital merk Jadever, LOCOSC & Vibra (Shinko Denshi Co, Ltd). Kategori produk yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dibuat tidak berdasarkan tekanan apapun dan murni dari hasil analisa yang diperoleh. Dari analisa yang dilakukan pada Bab IV, maka dapat diambil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tapi juga dari sisi supply chain (rantai pasokan). Perusahaan bersaing dari sisi rantai

BAB I PENDAHULUAN. tapi juga dari sisi supply chain (rantai pasokan). Perusahaan bersaing dari sisi rantai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini persaingan antar perusahaan tidak hanya dari sisi produk, harga, dan promosi tapi juga dari sisi supply chain (rantai pasokan). Perusahaan bersaing dari sisi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Samudera Indonesia adalah sebuah perusahaan nasional yang bergerak di dalam bidang transportasi kargo dan pelayanan logistik yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada. masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang

I. PENDAHULUAN. Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada. masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang bersumber dari tuntutan pembangunan ekonomi domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Jaya Utama Motor adalah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak dibidang otomotif dengan menjalankan usahanya berfokus

Lebih terperinci

10,3% Perbankan Komersial dan UKM. Tinjauan Bisnis. Rp 164,7 triliun

10,3% Perbankan Komersial dan UKM. Tinjauan Bisnis. Rp 164,7 triliun Ikhtisar Data Keuangan Laporan Manajemen Profil Perusahaan Analisis dan Pembahasan Manajemen Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Tinjauan Keuangan Tinjauan Bisnis BCA terus meningkatkan kapabilitas dalam

Lebih terperinci

Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia

Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia Oleh : Friesa Ergo M (01216156) UNIVERSITAS NAROTAMA JL. ARIEF RACHMAN HAKIM NO. 51 SURABAYA TELP (031) 5946404, FAX (031)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di dunia perekonomian. Para pesaing

Lebih terperinci

I.' PENDAHULUAN lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi

I.' PENDAHULUAN lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi I.' PENDAHULUAN 1. Latar Belakang lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi sangat tinggi, ha1 ini dapat dimengerti karena produk obat-obatan yang dihasilkannya sudah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT. Rajawali Nusindo adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang perdagangan, impor, ekspor dan bertindak sebagai pemasok, toko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Data Perusahaan 2.1.1 Identitas Perusahaan Rumah.com adalah sebuah perusahaan media online yang ideal untuk pencarian properti, seperti rumah, bangunan komersial, dan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 1.1 Sejarah Singkat PT Anugrah Argon Medica Indonesia merupakan salah satu negara terbesar di dunia yang memiliki potensi pasar besar dengan lebih dari 200 juta orang

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PT. FASTRATA BUANA

BAB II DESKRIPSI PT. FASTRATA BUANA 18 BAB II DESKRIPSI PT. FASTRATA BUANA 2.1. Sejarah PT. Fastrata Buana Pendiri sekaligus pemilik Kopi Kapal Api berasal dari kota Surabaya yaitu, Soedomo Mergonoto. Merek kopi ABC (Second brand kopi),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa salah satu pondasi yang dimiliki Indonesia sehingga membuat krisis global

BAB I PENDAHULUAN. bahwa salah satu pondasi yang dimiliki Indonesia sehingga membuat krisis global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia jika dibandingkan perkembangan ekonomi dunia masih lebih baik. Krisis ekonomi dunia yang dialami beberapa negara termasuk negara maju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target

BAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelumas Pertamina adalah produk pelumas yang diproduksi oleh perusahaan Indonesia yaitu PT. Pertamina Lubricants yang merupakan anak perusahaan (subsidiary)

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal BAB I LATAR BELAKANG Laporan penelitian ini membahas tentang perencanaan bisnis pemasaran produk alat kecantikan berupa rambut palsu merek INDOWIG. Perencanaan bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah PT.LOTTEMART Wholesale Store 5 Bandung

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah PT.LOTTEMART Wholesale Store 5 Bandung BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1 Sejarah PT.LOTTEMART Wholesale Store 5 Bandung Lotte adalah sebuah perusahaan No.5 terbesar di Korea Selatan, berpengalaman dalam mengoperasikan dunia Retail, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua potensi efektif yang ada untuk mencapai tujuan tertentu, tidak peduli bagaimana bentuk struktur

Lebih terperinci