Prosiding Skripsi Semester Ganjil 2009/2010 SK - 07

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prosiding Skripsi Semester Ganjil 2009/2010 SK - 07"

Transkripsi

1 Prosiding Skripsi Semester Ganjil 2009/2010 SK - 07 PEMUTN SENSOR GS RESISTOR N TRNSISTOR ERHN POLIMER KONUKTIF ORGNIK: LPISN SR POLIPIROL N VRISI LPISN TS POLINILIN, POLI-3- METILTIOFEN, POLITIOFEN Made smawati*, Suprapto 1 Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan lam Institut Teknologi Sepuluh Nopember STRK Telah dilakukan penelitian mengenai pembuatan sensor gas resistor dan transistor berbahan polimer konduktif. Polimer konduktif tidak stabil terhadap perubahan lingkungan, kelemahan ini merupakan dasar dari pembuatan sensor gas berbahan polimer konduktif. Pembuatan sensor gas resistor dan transistor lapisan rangkap dengan monomer pirol, anilin, 3-metiltiofena dan tiofena dilakukan dengan metode elektropolimerisasi. Polimerisasi secara elektrokimia kimia ini menggunakan metode voltametri siklis. Laju scan yang digunakan adalah 100 mv/s dengan interval potensial -1V sampai +2,5V. Voltamogram yang dihasilkan pada monomer ketika ada lapisan dasar dan tanpa lapisan dasar relatif berbeda. Perubahan ketika dipaparkan ke udara dan pada bensin, minyak tanah dan biosolar pada berbagai variasi sensor gas menunjukkan pola yang berbedabeda. engan demikian gugusan sensor gas ini dapat digunakan untuk uji kualitatif bensin, minyak tanah dan biosolar. Kata kunci: Sensor gas, Polimer konduktif, Elektropolimerisasi. STRT The fabrication of organic conducting polymer resistor and transistor gas sensor has been done. Organic conducting polymer unstable to the environmental changes, this drawback was explored in the application of organic conducting polymer for gas sensor. The fabrication of resistor and transistor gas sensor with polypyrrole, polyaniline, poly-3-methylthiophene and polythiophene active materials was done electrochemically. yclic voltammetric analysis was carried out at scan rate 100 mv/s and potensial interval -1V to +2,5V. Interdigitated electrodes were used as sensor substrate. Voltammogram of monomers with and without base layer was different. The gas sensor resistance alteration when exposed to the petroleum derivatives were different. Radar plot give different pattern between gasoline, biosolar and kerosene. Thus, the array of the sensors fabricated could be applied for qualitative analysis of petroleum derivates. Key words: Gas sensor, onducting polimer, Electropolimerization. PENHULUN Seiring kesadaran yang makin meningkat terhadap masalah lingkungan dan perkembangan pesat industri yang berpengaruh pada emisi gas polutan membuat permintaan akan sensor menjadi meningkat. Untuk memonitor gas-gas yang berbahaya diperlukan alat monitoring yaitu sensor gas. Sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia dan mengubahnya menjadi sinyal listrik baik arus listrik ataupun tegangan listrik (Venema, 1998). * orresponding author Phone : , made_a@chem.its.ac.id 1 lamat sekarang : Jurusan Kimia, Fakultas MIP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Untuk analisis gas, kromatografi gas (G) dan kromatografi gas-spektrometri massa (G-MS) telah digunakan secara luas dan umum. Tetapi karena peralatan G dan G-MS tidak mudah dibawa atau tidak portable sehingga pengukuran secara insitu sulit dilakukan. Selain itu biaya pemeliharaan instrumen dan operasionalnya juga mahal. Oleh karena itu, sensor gas mulai dikembangkan (Suprapto, 2007) Material aktif pada sensor gas dapat berupa logam, oksida logam, polimer komposit dan polimer konduktif. Sensor gas berbahan logam dan oksida logam banyak diaplikasikan untuk monitoring gas-gas hasil pembakaran seperti O, O 2, NO 2 dan gas sejenisnya. Sensor gas berbahan polimer komposit dan polimer konduktif banyak diaplikasikan untuk pengukuran uap senyawa organik. Sensor gas berbahan logam dan

2 oksida logam beroperasi pada suhu tinggi sehingga mengkonsumsi energi yang lebih besar dibanding sensor gas berbahan polimer yang dapat dioperasikan pada suhu ruang. isamping itu tersedianya polimer dengan struktur kimia yang beragam, fabrikasi yang sederhana dan mudah dan harga bahan monomer yang relatif murah menyebabkan polimer konduktif merupakan material yang prospektif untuk aplikasi sensor gas (Shirakawa, 2001). Polimer konduktif mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1970-an dan telah melahirkan penelitian yang intensif untuk mempelajari sifat-sifat kelistrikan polimer konduktif dari material insulator, semi konduktor sampai konduktor. Material jenis baru ini bersifat semikonduktif dan konduktif dengan sifat elektrik dan optik mirip dengan semikonduktor anorganik namun memiliki kelenturan mekanis seperti plastik/polimer. kan tetapi mekanisme pembawa muatan pada polimer semikonduktif memiliki perbedaan mendasar dengan semikonduktor anorganik. Tidak semua polimer dapat menjadi konduktif, hanya polimer terkonjugasi yang bisa menjadi konduktor (ikatan pada rantai berupa ikatan tunggal dan rangkap yang berposisi berselang-seling) (Shirakawa, 2001). Struktur ikatan tunggal atau rangkap yang berselang-seling dengan orbital p tumpang tindih dengan orbital p lain memudahkan transfer muatan sepanjang rantai polimer yang dioksidasi parsial dengan aseptor elektron (I 2, s F 5 ) atau reduksi parsial dengan donor elektron (Na, NH 3 ) (Limin, 2001). Keuntungan dari polimer konduktif adalah merupakan material dengan sifat listrk seperti logam tetapi bersifat elastis seperti plastik. Polimer konduktif mempunyai konduktifitas tinggi, transparan, prosesnya mudah dan tidak rumit, harganya murah dan sintesisnya bisa dipilih ( Levi dkk, 2002). Umumnya, sensor gas dari polimer konduktif organik menunjukan sensitivitas yang baik, khususnya untuk senyawa polar. Temperatur operasional yang rendah (<50 0 ) membuat sensor sangat sensitif terhadap kelembaban. Walaupun beberapa sensor tidak terpengaruh oleh gangguan lingkungan namun waktu hidupnya hanya sekitar 9-18 bulan. Lifetime yang pendek disebabkan oksidasi pada polimer, atau rusaknya sensor terhadap bahan kimia yang dapat merusak hubungan antara polimer dan elektroda (Schaller,1998). Polimer konduktif organik adalah polimer yang mengandung ikatan konjugasi yang panjang. Ikatan terkonjugasi sepanjang rantai-rantai polimer, sehingga elektronnya terdelokalisasi (Limin, 2001). Polimer konduktif merupakan material amorf, beberapa berbentuk semikristalin dan menunjukkan cacat material yang yang berasal dari reagen sintesis atau dari pengotor ion dopan. Mobilitas muatan antar rantai, dikenal sebagai loncatan antar rantai (chain hopping), sangat dipengaruhi oleh keseragaman dan kekristalan rantai. Konduktivitas polimer konduktif semikristalin lebih besar daripada polimer konduktif amorf (Pratt, 1996). Fluktuasi konduktivitas selama berada pada lingkungan kimia merupakan sifat polimer konduktif yang digunakan dalam aplikasinya sebagai sensor gas. Polimer konduktif yang banyak dipelajari adalah polipirol, politiofen, polianilin dan turunannya (Suprapto, 2007). erdasarkan mode operasinya sensor elektrokimia dibedakan menjadi dua yaitu, sensor yang mengukur tegangan (potensiometri), yang mengukur aliran listrik (amperometri) dan yang mengukur konduktivitas dan resistivitas (konductrimetri). Semua metode ini menggunakan metode khusus, dimana reaksi kimia terjadi maupun transport muatan dimodulasi oleh reaksi. idalam pengukuran haruslah terdapat aliran listrik (Nanto&stetter, 2003). Resistor gas sensor merupakan bentuk alat paling popular dari sensor gas. Film tipis dan material serat dapat dimanfaatkan sebagai bahan sensor resistor kimia dan output sinyalnya adalah perubahan. Kerugian resistor kimia adalah alatnya dipengaruhi banyak faktor lingkungan, tidak hanya ditentukan oleh film polimer konduktif, tetapi juga hubungan nya dengan elektroda (ai, 2007). engan mengetahui sifat elektrokimia dan morfologi film polimer yang dihasilkan maka dapat diketahui sifat sensor berbahan polimer konduktif. Film polimer konduktif tersebut akan digunakan sebagai material sensor gas seperti resistor sensor gas dan field effect transistor sensor gas (Suprapto, 2007). ari paparan diatas didapat tujuan dari penelitian ini adalah pembuatan sensor gas berbentuk resistor dan transistor dengan bahan aktif polimer konduktif polipirol dan variasi lapisan atas polianilin, politiofena dan poli-3-metiltiofena. METOE PENELITIN lat dan bahan lat lat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah P (printed circuit board), beaker gelas, erlenmeyer, wadah kaca berbntuk kubus dengan volume 500 ml, pipet ukur, alat suntik ukuran 1ml, penjepit buaya, kabel, potensiostat PG 330, sel elektrokimia yang terdiri dari elektroda kerja u; elektroda pembanding g/gl; dan elektroda bantu Pt, power supply, kamera digital dan mikroskop optik. ahan ahan-bahan yang diperlukan pada penelitian ini adalah larutan emas yang mengandung Ku(N) 4 (LTH bunguran), larutan ul 2, larutan detegen, anilin, pirol, tiofena, 3-metiltiofena, garam tetrabutilamonium heksafluorofosfat (TPF 6 ), asetonitril, aquades, bensin, biosolar, dan minyak tanah. Prosedur Kerja Pembuatan larutan Monomer pirol, anilin, tiofena, dan 3- metiltiofena dilarutkan dengan pelarut asetonitril hingga konsentrasinya menjadi 0,1M. Larutan

3 monomer yang telah dibuat digunakan untuk melarutkan garam TPF 6 sampai konsentrasinya menjadi 0,1M, sehingga didapatkan larutan 0,1M pirol/tetrabutilamonium heksafluorofosfat (TPF 6 ); 0,1M anilin/tetrabutilamonium heksafluorofosfat (TPF 6 ); 0,1M tiofena/tetrabutilamonium heksafluorofosfat (TPF 6 ); dan 0,1M 3- metiltiofena/tetrabutilamonium heksafluorofosfat (TPF 6 ). Pembuatan elektroda interdigital u Elektroda interdigital u dibuat dari P (printed circuit board) yang berlapis tembaga. Pertama-tama yang dilakukan adalah membuat pola interdigital pada kertas transparan. Pola interdigital (resistor dan transistor) pada kertas transparan ditempelkan di atas P. Kemudian P dicuci dengan larutan ul 2 sehingga didapatkan pola interdigital pada P. P dipotong sesuai pola interdigital. P dicuci dengan larutan detergen kemudian direndam dalam larutan emas yang mengandung Ku(N) 4 (LTH bunguran) pada suhu konstan 60º. Elektroda interdigital emas yang terbentuk dihubungkan dengan kabel. Voltametri siklis dari elektropolimerisasi lapisan dasar pirol dan analisis polimer yang terbentuk pada elektroda kerja. Lapisan dasar dibuat dengan metode elektropolimerisasi pada elektroda interdigital u yang telah dihubungkan dengan potensiostat. Elektroda interdigital (resistor dan transistor) dicelupkan ke dalam larutan 0,1M pirol/tetrabutilamonium heksafluorofosfat (TPF 6 ). Elektropolimerisasi dilakukan pada potensial -1V sampai +2,5V dengan laju scan 100mV/s sebanyak 3 siklis. Film yang terbentuk kemudian difoto permukaannnya menggunakan kamera digital dengan perbesaran 10 kali dan mikroskop optik dengan perbesaran 900 kali. Voltametri siklis dari elektropolimerisasi lapisan dasar polipirol yang dilapisi monomer dan analisis polimer yang terbentuk pada elektroda kerja. Lapisan atas anilin dibuat secara elektropolimerisasi pada elektroda interdigital u yang telah dilapisi polipirol dihubungkan dengan potensiostat. Elektroda interdigital dengan lapisan dasar polipirol (resistor dan transistor) dicelupkan ke dalam larutan 0,1M anilin/tetrabutilamonium heksafluorofosfat (TPF 6 ). Elektropolimerisasi dilakukan pada potensial -1V sampai +2,5V dengan laju scan 100mV/s sebanyak 50 siklis. Kemudian film polimer konduktif lapisan rangkap yang terbentuk difoto permukaannnya menggunakan kamera digital dengan perbesaran 10 kali dan mikroskop optik dengan perbesaran 900 kali. Langkah kerja ini dilakukan juga untuk monomer 3-metiltiofena dan tiofena. Uji sensor gas terhadap turunan minyak bumi Sensor gas yang terbentuk (resistor dan transistor) diukur nya terhadap turunan minyak bumi yaitu bensin, biosolar, dan minyak tanah, menggunakan potensiostat PG 330 secara LSV (Linier Sweep Voltametry). Resistor Elektroda bantu Pt dan elektroda pembanding g/gl pada potensiostat PG 330, disambung menjadi satu lalu dihubungkan pada elektroda positif resistor menggunakan penjepit buaya dan kabel. Sedangkan elektroda kerja pada potensiostat PG 330 dihubungkan pada elektroda negatif resistor menggunakan penjepit buaya dan kabel. diukur pada potensial -2,5V sampai +2,5V dengan laju scan 100mV/s secara LSV (Linier Sweep Voltametry) terhadap turunan minyak bumi dan terhadap udara yang diukur sebagai awal. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali. Nilai merupakan 1/slope dari grafik yang dihasilkan. Normalisai diperoleh dari nilai mutlak perubahan terhadap udara dan terhadap turunan minyak bumi dibagi terhadap udara. Transistor Elektroda bantu Pt dan elektroda pembanding g/gl pada potensiostat PG 330, disambung menjadi satu lalu dihubungkan pada source transistor menggunakan penjepit buaya dan kabel. Sedangkan elektroda kerja pada potensiostat PG 330 dihubungkan pada drain transistor menggunakan penjepit buaya dan kabel. Salah satu kutup pada power supply dihubungkan dengan drain transistor, sedangkan kutup yang lain dihubungkan dengan gate transistor. diukur pada potensial -2,5V sampai +2,5V dengan laju scan 100mV/s secara LSV (Linier Sweep Voltametry) terhadap turunan minyak bumi dan terhadap udara yang diukur sebagai awal, pada 0V dan 16V. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali. Nilai merupakan 1/slope dari grafik yang dihasilkan. Normalisai diperoleh dari nilai mutlak perubahan terhadap udara dan terhadap turunan minyak bumi dibagi terhadap udara. Hasil dan pembahasan Pembuatan elektroda interdigital Elektroda kerja emas pada penelitian ini meggunakan model interdigital dengan jarak antar elektroda 125 mikrometer dan lebar masing-masing elektroda 50 mikrometer. Pembuatan elektroda kerja dimulai dengan membuatan pola interdigital (resistor dan transistor) pada plat P (printed circuit board) pollivinil fiber yang berlapis tembaga, sebagaimana Gambar 1. Elektroda yang telah memiliki pola tersebut dicuci menggunakan larutan ul 2 dengan tujuan mengoksidasi lapisan tembaga yang tidak tertutupi pola sehingga hanya pola interdigital yang tersisa pada plat P pollivinil fiber. P kemudian

4 dibersihkan dengan larutan basa untuk menghilangkan pengotor yang tersisa. Langkah selanjutnya yaitu pelapisan emas pada pola interdigital secara electroless pada suhu 60 0 dengan menggunakan larutan Ku(N) 4. Gambar 1. Elektroda interdigital (a ) elektroda resistor, elektroda resistor dengan perbesaran 10 kali, elektroda transistor. Pada resistor terdiri dari dua elekteroda. Sedangkan pada transistor terdiri dari tiga elektoda yaitu elektroda source, drain dan satu elekteroda gate. Elektroda interdigital yang digunakan merupakan 4 resistor pararel yang tidak saling kontak. Resistor pararel tersebut merupakan tempat terjadinya endapan film pada proses elektropolimerisasi, sehingga apabila diberi potensial akan saling kontak dan yang ditimbulkan berasal dari polimer konduktif yang menempel pada elektroda tersebut. Jarak antar elektroda dibuat dalam skala mikro agar film yang dihasilkan lebih cepat menutupi celah antar elektroda dan mampu mempertinggi transport massa spesi-spesi elektroaktif. Pada penelitian selanjutnya Film polimer konduktif yang terbentuk pada elekroda kerja tersebut akan digunakan sebagai material sensor gas seperti resistor sensor gas dan field effect transistor sensor gas. Elektropolimerisasi Elektropolimerisasi dilakukan dengan metode voltametri siklis untuk mengetahui puncak oksidasi dan puncak reduksi dari monomer pada lapisan dasar dan lapisan atas, sehingga dapat diperkirakan besarnya potensial monomer agar tidak teroksidasi berlebih atau overoksidasi. Overoksidasi berpengaruh pada sifat kimia dan fisika polimer. erdasarkan puncak oksidasi dan puncak reduksi maka diketahui berapa besarnya potensial yang diperlukan oleh monomer untuk mengendap pada elektroda kerja dari proses elektropolimerisasi dari monomernya pada saat larutan monomer diberi potensial dari puncak oksidasinya sehingga membentuk polimer. Puncak oksidasi merupakan potensial yang menyebabkan terbentuknya radikal kation yang terjadi secara elektrokimia pada monomer dimana radikal kation ini akan menyerang radikal kation yang lain atau oligomer yang terbentuk secara kimia membentuk oligomer dengan rantai yang lebih panjang. Polimerisasi tercapai apabila monomer telah mendekati nilai potensial oksidasi dari monomer tersebut. Elektropolimerisasi dilakukan dalam media sel elektrokimia, terdiri dari sel tiga elektroda yaitu emas (u) sebagai elektroda kerja, platina (Pt) sebagai elektroda bantu dan g/gl sebagai elektroda pembanding. Elektropolimerisasi berlangsung pada media elektrolit yang terdiri dari campuran monomer, ion dopan berupa garam tetrabutilammoniumheksaflorofosfat (TPF 6 ) dan asetonitril sebagai pelarut. Elektropolimerisasi berlangsung dengan menggunakan alat potensiostat PG 330. setonitril merupakan pelarut organik, sehingga sulit terjadinya oksidasi maupun reduksi, maka rentang jendela analisis yang digunakan lebih lebar. erdasarkan hal ini maka asetonitril digunakan untuk mengetahui potensial oksidasi suatu senyawa dengan nilai potensial oksidasi tinggi, pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui potensial oksidasi monomer yang digunakan. Garam tetrabutilammoniumheksaflorofosfat (TPF 6 ) berperan sebagai atom atau molekul doping yang menghasilkan cacat dalan rantai polimer (cacat struktur). acat inilah yang berperan dalam menghantarkan listrik, cacat dapat bermuatan positif, negatif, atau netral. Jumlah cacat bertambah dengan penambahan jumlah atom dopan. Tetapi jumlah atom dopan yang terlalu banyak dapat menurunkan sifat meknik polimer. Monomer yang digunakan pada penelitian adalah pirol, tiofena, 3-metiltiofena dan anilin. Pirol dalam asetonitril dan garam tetrabutilammoniumheksaflorofosfat (TPF 6 ) sebagai lapisan dasar. Elektropolimerisasi lapisan dasar dilakukan pada elektroda resistor dan transistor. Lapisan atas yang digunakan pada penelitian ini adalah tiofena, 3-metiltiofena dan anilin. erdasarkan variasi lapisan atas dan variasi geometri elektroda dapat dipelajari pengaruhnya terhadap voltamogram dan yang dihasilkan. Elektropolimerisasi semua monomer dilakukan dengan interval potensial dari -1V sampai dengan +2,5V dan laju scan 100 mv/s. Voltamogram Gambar 2 menunjukan voltamogram siklis pada elektropolimerisasi dari keempat monomer yang digunakan. Voltamogram siklis pirol/tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril pada elektroda emas menunjukan puncak oksidasi dan puncak reduksi yang jelas, hal ini terlihat pada Gambar 2, dimana puncak oksidasinya sebesar 0,39V dan puncak reduksi sebesar -0,56V. Penentuan puncak oksidasi pirol pada 0,39V adalah untuk menentukan potensial minimum yang diperlukan untuk mengoksidasi pirol agar terbentuk polimer konduktif yang diinginkan yaitu polipirol pada elektroda kerja. erdasarkan puncak oksidasi dan puncak reduksi polipirol maka konduktivitas polipirol dapat diatur. Konduktivitas polipirol akan naik jika dioksidasi diatas nilai puncak oksidasi polipirol karena pada elektroda kerja kelebihan kation hal ini yang menyebabkan konduktivitas meningkat. Sedangkan

5 untuk menurunkan konduktivitas polipirol dengan mereduksi polipirol dibawah nilai puncak reduksi polipirol sehingga kation pada elektroda kerja berkurang. Gambar 2 adalah voltamogaram siklis anilin /tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril. erdasarkan voltamogram tersebut puncak oksidasi untuk anilin/tpf 6 sebesar 0,65V; 0,82V; dan 1,02V. Ketiga puncak oksidasi dari anilin tersebut menunjukkan tiga keadaan teroksidasi anilin, kemungkinannya Leuco-emeraldin, emeraldin, garam emeraldin atau pernigranilin. Penentuan puncak oksidasi anilin pada 0,65V; 0,82V; dan 1,02V adalah untuk menentukan potensial minimum yang diperlukan untuk mengoksidasi anilin agar terbentuk polimer konduktif yang diinginkan yaitu polianilin pada elektroda kerja. erdasarkan puncak oksidasi dan puncak reduksi polianilin maka konduktivitas polianilin dapat diatur. Konduktivitas polianilin akan naik jika dioksidasi diatas nilai puncak oksidasi polianilin karena pada elektroda kerja kelebihan kation hal ini yang menyebabkan konduktivitas meningkat. Gambar 2 adalah voltamogram 3- metiltiofena/ tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril. Puncak oksidasi dan puncak reduksi 3-metiltiofena terlihat jelas. imana puncak oksidasinya sebesar 0,59V dan puncak reduksinya sebesar -0,75V. Sedangkan tujuan dari penentuan puncak oksidasi dari elektropolimerisasi 3- metiltiofena pada 0,59V adalah potensial minimal yang diperlukan untuk mengoksidasi monomer 3- metiltiofena agar terbentuk polimer konduktif yang diinginkan yaitu poli(3-metiltiofena) pada elektroda kerja. rus () 0,004 0,003 0,002 0,001-0,001-0,002-0,003-0,004 0,0020 0,0015 0, ,00-0,75-0,50-0,25 0,00 0,25 0,50 0,75 rus () rus () 0,010 0,008 0,006 0,004 0,002-0,002-1,0-0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 0, , , Gambar 3.2 (d) terlihat dengan jelas puncak oksidasi dan puncak reduksi dari tiofena/tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril. imana puncak oksidasinya sebesar 0,64V dan puncak reduksinya sebesar -0,69V. Maksud dari penetuan puncak oksidasi pirol pada elektropolimerisasi yaitu pada 0,64V adalah potensial minimum yang diperlukan untuk mengoksidasi tiofena agar terbentuk polimer konduktif yang diinginkan yaitu politiofena pada elektroda kerja. Potensial oksidasi masing-masing monomer dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Potensial oksidasi monomer. E Monomer (Potensial Oksidasi) V Pirol 0,39 nilin 0,65; 0,82 dan 1,02 3-metiltiofena 0,59 Tiofena 0,68 Voltamogram lapisan atas pada elektropolimerisasi dengan lapisan dasar pirol dan tanpa lapisan dasar pirol terlihat pada Gambar 3.3. Lapisan rangkap ini menimbulkan pertukaran partikel secara keseluruhan atau hanya terorientasi pada kedua kutup permukaan sehingga harapkan konduktifitas lapisan rangkap yang ditimbulkan lebih baik dari pada menggunakan hanya satu lapisan. Gambar 3 dan adalah voltamogram anilin/tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril tanpa lapisan dasar pirol dan diatas lapisan dasar pirol. Puncak oksidasi anilin tanpa lapisan dasar terlihat lebih jelas dibandingkan voltamogram anilin pada lapisan atas. Puncak oksidasi anilin tanpa lapisan dasar pirol yaitu sebesar 0,65V; 0,82V; dan 1,02V, sedangkan puncak oksidasi anilin pada lapisan atas sebesar 0.62V. ari voltamogram yang dihasilkan lapisan atas anilin hanya terlihat puncak reduksinya saja, puncak oksidasinya kurang terlihat, hal ini disebabkan karena polianilin tidak stabil pada interval potensial yang digunakan untuk elektropolimerisasi monomer anilin yaitu -1V sampai 2,5V. Selain hal tersebut siklis yang terlalu banyak dilakukan menimbulkan histeresis dengan tidak munculnya puncak oksidasi yang tepat ,0-0,5 0,0 0,5 1,0 1, ,0-0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 (d) Gambar 2. Voltamogram siklis pada potensial -1V sampai +2,5V dengan laju scan 100mV/s dalam asetonitril/tpf 6 ; pirol; anilin; 3-metiltiofena; (d) tiofena.

6 rus () rus () rus () 0,010 0,008 0,006 0,004 0,002-0,002-1,0-0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 0,0020 0,0015 0, , , , ,0-0,5 0,0 0,5 1,0 1,5-1,0-0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 (e) rus () rus () rus () 0,012 0,010 0,008 0,006 0,004 0,002-0,002-0,004-0,006 0,004 0,003 0,002 0,001-0,001-0,002-1,0-0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0-0,003-1,5-1,0-0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 0,020 0,015 0,010 0,005-0,005-0,010-0,015 (d) -1,5-1,0-0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 Gambar 3. Voltammogram siklis pada potensial -1V sampai +2,5V dengan laju scan 100mV/s dalam asetonitril/tpf 6 ; anilin; anilin di atas pirol; 3- metiltiofena; (d) 3-metiltiofena di atas pirol; (e) tiofena; (f) tiofena di atas pirol. Gambar 3 terlihat bahwa pada 3- metiltiofena/ tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril memiliki potensial oksidasi sebesar 0,59V. Sedangkan pada Gambar 3 (d) terlihat bahwa ketika diberikan lapisan atas poli-3- metiltiofena, dimana puncak oksidasinya sebesar 1,2V. Puncak oksidasi ketika diberikan lapisan atas tidak terlihat jelas dan sulit ditentukan. imana interval yang digunakan terlalu besar untuk 3- metiltiofena menyebabkan hal tersebut. Gambar 3 (e) adalah voltamogram siklis tiofena/tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril, dimana potensial oksidasi sebesar 0,68V. Gambar 4 (f) adalah voltamogram tiofena/tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril di atas pirol. Puncak oksidasinya adalah sebesar 0,63V. erdasarkan puncak oksidasi tiofena tanpa ada lapisan dasar pirol ini yaitu sebesar 0,68V maka digunakan untuk menentukan interval potensial tiofena sebagai lapisan atas. Potensial oksidasi masing-masing monomer dapat dilihat pada tabel 2. (f) Tabel 2. Potensial oksidasi lapisan atas. Monomer E (Potensial Oksidasi) V Tanpa lapisan dasar polipirol engan lapisan dasar polipirol nilin 0,65; 0,82 dan 1,02 0,62 3-metiltiofena 0,59 1,2 tiofena 0,68 0,63 Foto sensor gas Film polimer yang terendapkan pada elektroda kerja berwarna hitam dan secara fisik menutupi semua permukaan elektroda interdigital, hal ini terlihat pada Gambar 4 dan Gambar 4 (d). Ketebalan film polimer yang dihasilkan berpengaruh terhadap konduktivitas. Film polimer yang terbentuk pada elektroda menandakan bahwa pada monomer terjadi radikal kation dimana radikal kation ini akan menyerang radikal kation yang lain atau oligomer yang terbentuk secara kimia membentuk oligomer dengan rantai yang lebih panjang. Semakin banyak endapan polimer maka dikatakan semakin cepat pembentukan polimer. Pada penelitian ini secara umum film polimer yang terbentuk secara fisik memiliki ketebalan yang cukup. Film polimer yang dihasilkan polianilin lebih tipis karena permukaan lapisan dasar terkikis kembali, hal ini karena polianilin akan tereduksi oleh potensial oksidasi monomernya menyebabkan overoksidasi berlangsung sehingga endapan yang terbentuk pada permukaan elektroda terdegradasi kembali. (d) Gambar 4. Gambar mikroskop optik elektroda interdigital; dan sebelum dilakukan elektropolimerisasi; dan (d) setelah dilakukan elektopolimerisasi pirol/(tpf 6 ) dalam asetonitril pada potensial -1V sampai +2,5V dengan laju scan 100mV/s.

7 Sedangkan untuk melihat film polimer pada elektroda kerja dengan perbesaran 900 kali ditunjukan pada Gambar 5. Pada Gambar 5 terlihat bahwa film polimer yang terendapkan pada permukaan elektroda kerja secara keseluruhan belum merata. Hal ini dapat dimungkinkan karena besarnya interval potensial yang digunakan yaitu sebesar -1V sampai dengan +2,5V. Pada interval potensial ini dapat dimungkinkan film polimer yang terendapkan pada elektroda kerja akan mengalami overoksidasi. yang lain bersifat insulator. erdasarkan hal ini dimungkinkan bahwa polimer yang terbentuk bukan pada keadaan oksidasi garam emeraldin tetapi pada keadaan oksidasi yang lain. Politiofena memiliki nilai terbesar sehingga konduktifitasnya sangat rendah atau bersirat insulator. Poli-3-metiltiofena memiliki yang cukup kecil sehingga konduktifitasnya cukup besar atau semikonduktif. erdasarkan data pada tabel 3, dimana polipirol paling kecil sehingga memiliki konduktifitas yang baik maka polipirol dapat digunakan sebagai lapisan dasar untuk pembuatan polimer lapisan rangkap. Polimer lapisan rangkap berguna untuk menghindari histeresis yang timbul akibat penyebaran film yang tidak merata. esarnya nilai pada elektroda resistor terlihat pada tabel 3. 0, ,20 0, , ,05 0, , ,10-0, , Gambar 5. Elektroda kerja setelah elektropolimerisasi dengan perbesaran 900 kali; anilin diatas pirol; 3- metiltiofena di atas pirol; tiofena di atas pirol dalam asetonitril/tpf 6. awal Uji dilakukan setelah terbentuk film polimer pada elektroda interdigital, sensor gas yang dihasilkan pada berbagai varisai baik varisi lapisan dan variasi pola elektroda di uji nya. di ukur dengan linier sweep voltametry (LSV) selama 150 detik pada potensial -2,5V sampai 2,5V. Potensial diatas berlaku untuk elektroda resistor, sehingga dihasilkan bentuk voltamogram seperti Gambar 6. Polipirol memiliki yang paling kecil yaitu 25,8 Ω dibandingkan dengan polimer konduktif yang lain sehingga dapat dikatakan polipirol memiliki konduktivitas yang tinggi, karena tepatnya pelarut yang digunakan untuk polimerisasi polipirol sehingga didapatkan hasil cukup bagus sehingga memiliki konduktifitas yang baik atau semikonduktif. Sesuai dengan hasil yang diharapkan. Pada polianilin memiliki nilai cukup besar sehingga konduktifitasnya rendah. Mercourl melaporkan bahwa polianilin mempunyai beberapa keadaan oksidasi yaitu Leuco-emeraldin, emeraldin base, garam emeraldin atau pernigaranilin. ari keempat keadaan tersebut hanya garam emeraldin yang bersifat konduktor yang baik sedangkan keadaan 0,0025 0,0020 0,0015 0, ,0010-0, (d) Gambar 6. pada elektroda resistor pirol; anilin; 3-metiltiofena di atas pirol; (d) tiofena di atas pirol dalam asetonitril/tpf 6. Tabel 3. pada elektroda resistor sensor gas. Monomer R 0 () Pirol 25,8 nilin metiltiofena tiofena pada elektroda transistor diukur pada dua jenis voltase gate, yaitu pada voltase gate 0V dan voltase gate 16V. Tipikal pada elektroda transistor terlihat pada Gambar 7. Pada voltase gate 0V memberikan nilai yang rendah, sedangkan pada voltase gate 16V nya meningkat. Perubahan yang terjadi elektroda transistor poli-3-metiltiofena pada voltase gate 0V dan

8 16V memiliki nilai perbedaan yang kecil pada masing-masing senyawa uji. Sehingga kurva yang dihasilkan saling menumpuk. esarnya nilai pada voltase gate 0V dan 16V terlihat pada tabel ,04 0,02 0,00-0,02-0,04-0, kimia (bensin, biosolar dan minyak tanah) yang dipaparkan pada polimer. Secara umum pada penelitian ini terjadi peningkatan sensor gas ketika dipaparkan terhadap senyawa uap bensin, biosolar dan minyak tanah. Perubahan ini karena transfer elektron yang terjadi antara film polimer pada sensor gas dan molekul analit yang diuji mengakibatkan perubahan fungsi kerja pada polimer sehingga menyebabkan respon perubahan pada arus source-drain atau potensial gate. Pengukuran dilakukan dengan metode potensiodinamik. Uap senyawa organik yang digunakan untuk mengukur perubahan adalah senyawa turunan minyak bumi yaitu bensin, biosolar dan minyak tanah. ensin merupakan produk utama pada proses destilasi minyak bumi. Titih didih bensin sekitar o. Titik didih dari senyawa organik dicerminkan dari struktur molekulnya, khususnya tipe dari interaksi bersama ikatan intermolekular molekul pada keadaan cair. ensin adalah bahan bakar yang mudah menguap dan mudah meledak pada tekanan rendah. iosolar lebih berat dibandingkan dengan bensin dengan titik didih o, sehingga lebih sulit menguap dibandingkan bensin, biasanya digunakan sebagai bahan bakar mesin berkecepatan tinggi seperti truk dan bis. Minyak tanah juga digunakan sebagai senyawa uji pada sensor gas. Gambar 7. pada elektroda transistor polianilin diatas polipirol ; poli-3- metiltiofena di atas polipirol; politiofena di atas polipirol, dimana voltase gate sebesar 0 volt, voltase gate sebesar 16 volt Tabel 4. pada elektroda transistor sensor gas. Monomer Voltase gate (0 V) R 0 () Voltase gate (16 V) nilin metiltiofena tiofena Uji sensor gas terhadap turunan minyak bumi Sensor gas atau sensor kimia mampu membedakan atau mendeteksi bahan kimia dalam hal ini gas atau uap senyawa organik, dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Karakteristik sensor yang ideal ditentukan dari sejauh mana sensor tersebut memiliki kemampuan yang baik dalam mengenali zat yang ingin dideteksinya. Respon yang ditimbulkan sensor gas yaitu perubahan ketika dipaparkan pada gas-gas yang dapat dioksidasi dan direduksi. Sensor gas berbahan polimer konduktif organik menunjukan perubahan reversibel pada bahan-bahan Gambar 8. sensor gas resistor polianilin diatas polipirol, yang dipaparkan pada udara, bensin, biosolar, dan minyak tanah. Tabel 5. pada elektroda resistor polianilin /tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril diatas pirol. Gas yang diuji (Ω) Udara (R 0 ) ensin (R) ,87 iosolar (R) ,04 Minyak tanah (R) ,56

9 Gambar 8 menunjukan perubahan resistor dengan lapisan atas polianilin/tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril. danya senyawa uap meningkatkan sensor gas. erdasarkan Gambar 8 respon yang ditimbulkan senyawa uji yaitu bensin, biosolar dan minyak tanah terlihat perbedaanya dengan jelas. Meningkatnya ini terjadi karena kontak antara dua lingkungan yang berbeda secara kimia antara film polimer pada sensor gas dan uap senyawa uji yang menimbulkan medan listrik. Transfer elektron yang terjadi antara film polimer pada sensor gas dan molekul senyawa uji mengakibatkan perubahan fungsi kerja pada polimer sehingga menyebabkan respon arus pada kutub positif dan negatif. Pada saat dikenai uap biosolar sensor gas dengan lapisan atas polianilin menunjukan respon terbesar yaitu sekitar Ω. erdasarkan nilai tersebut sensor gas dengan lapisan atas polianilin memiliki sensitivitas rendah terhadap biosolar, sehingga nilai konduktivitas yang dihasilkan rendah. Minyak tanah memberikan respon yang sedang pada sensor gas, sedangkan biosolar memberikan respon terendah. esarnya respon yang ditimbulkan sensor gas dipengaruhi oleh kecepatan partikel senyawa uji berinteraksi dengan sensor gas, ketika waktu dan komposisi senyawa uji dibuat konstan. Gambar 9 menunjukan perubahan resistor dengan lapisan atas poli-3- metiltiofena/tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril. Keempat senyawa yang diuji memberikan perubahan respon yang cukup dengan kisaran di bawah 1 kω. esarnya respon yang ditimbulkan dapat dilihat pada tabel 6. 0,0025 0,0020 0,0015 0, ,0010-0,0015 Gambar 9. sensor gas resistor poli-3- metiltiofena diatas polipirol, ketika dipaparkan udara, bensin, biosolar, dan minyak tanah. Tabel 6. pada elektroda resistor poli-3- metiltiofena/tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril diatas polipirol. Gas yang diuji (Ω) Udara (R 0 ) ensin (R) ,61 iosolar (R) ,21 Minyak tanah (R) , Gambar 10. sensor gas resistor politiofena/(tpf 6 ) dalam asetonitril diatas polipirol, ketika dipaparkan ke udara, bensin, biosolar, dan minyak tanah. Tabel.7. pada elektroda resistor poltiofena/tetrabutil-ammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril diatas polipirol. Gas yang diuji (Ω) Udara (R 0 ) ensin (R) ,09 iosolar (R) ,12 Minyak tanah (R) ,74 Gambar 10 menunjukan perubahan resistor dengan lapisan atas politiofena/tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril. danya senyawa uap meningkatkan resistor sensor gas dengan lapisan atas politiofena. erdasarkan Gambar 10 ketiga senyawa uji menunjukan perubahan kenaikan yang begitu jelas. esarnya respon yang ditimbulkan sensor gas dipengaruhi oleh interaksi antara senyawa uji pada sensor gas, ketika waktu dan komposisi senyawa uji dibuat konstan. Pada saat dikenai uap biosolar sensor gas menunjukan respon terbesar yaitu sekitar Ω. erdasarkan nilai tersebut sensor gas dengan lapisan

10 atas politiofena memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap biosolar. esarnya respon yang ditimbulkan dapat dilihat pada tabel Gambar 11. sensor gas pada elektroda transistor polianilin diatas polipirol dengan voltase gate sebesar 0 Volt, yang dipaparkan ke udara, bensin, biosolar, dan minyak tanah. Tabel 8. elektroda transistor polinilin/tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril diatas polipirol dengan voltase gate sebesar 0 Volt. Gas yang diuji (Ω) Udara (R 0 ) ensin (R) ,75 iosolar (R) ,97 Minyak tanah (R) ,94 Gambar 11 dan Gambar 12 menunjukan respon elektroda transistor polianilin/tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril diatas polipirol berturutturut dengan voltase gate sebesar 0 V dan 16V. Saat dikenai uap biosolar dengan voltase gate sebesar 0 V mengalami punurunan, nilai yang ditimbulkan sebesar Ω. Uap bensin dan minyak tanah memberikan kenaikan respon. esarnya respon dengan voltase gate 0V dapat dilihat pada tabel 8. Hal yang sama terjadi pada uji dengan voltase gate sebesar 16 V, dimana penurunan terjadi pada uap biosolar dengan respon sebesar Ω. Uap bensin dan minyak tanah memberikan kenaikan respon pada elektroda transistor polianilin dengan voltase gate 16V. esarnya respon dengan voltase gate 16V dapat dilihat pada tabel Gambar 12. sensor gas transistor polianilin/ (TPF 6 ) dalam asetonitril diatas polipirol dengan voltase gate sebesar 16 V, yang dipaparkan ke udara, bensin, biosolar, dan minyak tanah. Tabel 9. pada elektroda transistor polianilin/tetrabutil-ammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril diatas polipirol dengan voltase gate sebesar 16 Volt. Gas yang diuji (Ω) Udara (R 0 ) ensin (R) ,73 iosolar (R) ,02 Minyak tanah (R) ,75 Gambar 13 menunjukan respon elektroda transistor poli-3-metiltiofena/ tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril diatas polipirol dengan voltase gate sebesar 0 V. Keempat senyawa yang uji perbedaan memberikan respon yang cukup kecil, sehingga pada pada gambar terlihat saling tumpang tindih dan sulit terlihat peningkatan yang ditimbulkan. esarnya respon yang ditimbulkan poli-3-metiltiofena dengan voltase gate sebesar 0 V dapat dilihat pada tabel 10. 0,0050 0, ,0025-0,0050 Gambar 13. sensor gas transistor poli-3- metiltiofena diatas polipirol dengan voltase gate sebesar 0 Volt, yang dipaparkan ke udara, bensin, biosolar, dan minyak tanah.

11 Tabel 10. pada elektroda transistor poli-3- metiltiofena/tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril diatas polipirol dengan voltase gate sebesar 0 Volt. Gas yang diuji (Ω) Udara (R 0 ) ensin (R) ,82 iosolar (R) ,43 Minyak tanah (R) ,87 Gambar 14 menunjukan respon elektroda transistor poli-3-metiltiofena/ tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril diatas polipirol dengan voltase gate sebesar 16 V. esarnya respon yang ditimbulkan sensor dengan lapisan atas poli-3- metiltiofena dengan voltase gate sebesar 16 V dapat dilihat pada tabel 11. 0,015-0,015-0,030-0,045 Gambar 14. sensor gas transistor poli-3- metiltiofena di atas polipirol dengan voltase gate sebesar 16 Volt, yang dipaparkan ke udara, bensin, biosolar, dan minyak tanah. Tabel 11. pada elektroda transistor poli-3- metiltiofena/tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril diatas polipirol dengan voltase gate sebesar 16 Volt. Gas yang diuji (Ω) Udara (R 0 ) ensin (R) ,46 iosolar (R) ,86 Minyak tanah (R) , Gambar 15. sensor gas transistor politiofena di atas polipirol dengan voltase gate sebesar 0 Volt, yang dipaparkan pada udara, bensin, biosolar, dan minyak tanah. Gambar 15 menunjukan perubahan transistor dengan lapisan atas politiofena/tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril dengan voltase gate sebesar 0 Volt. danya senyawa uap meningkatkan sensor gas. Meningkatnya ini terjadi karena kontak antara dua lingkungan yang berbeda secara kimia antara film polimer pada sensor gas dan uap senyawa uji yang menimbulkan medan listrik. Transfer elektron yang terjadi antara film polimer pada sensor gas dan molekul senyawa uji mengakibatkan perubahan fungsi kerja pada polimer sehingga menyebabkan respon pada potensial sourcedrain. esarnya respon yang ditimbulkan sensor gas dipengaruhi oleh kecepatan partikel senyawa uji berinteraksi dengan sensor gas, ketika waktu dan komposisi senyawa uji dibuat konstan. Pada saat dikenai uap biosolar sensor gas transistor dengan lapisan atas politiofena menunjukan respon terbesar yaitu sekitar Ω. Minyak tanah memberikan respon yang sedang pada sensor gas, sedangkan bensin memberikan respon terendah. esarnya respon yang ditimbulkan sensor gas dipengaruhi oleh kecepatan partikel senyawa uji berinteraksi dengan sensor gas, ketika waktu dan komposisi senyawa uji dibuat konstan. esarnya respon yang ditimbulkan politiofena dengan voltase gate sebesar 0 V dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. pada elektroda transistor politiofena/ tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril diatas polipirol dengan voltase gate sebesar 0 Volt. Gas yang diuji (Ω) Udara (R 0 ) ensin (R) ,96 iosolar (R) ,91 Minyak tanah (R) ,95

12 Gambar 16 menunjukan perubahan transistor dengan lapisan atas politiofena/tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril dengan voltase gate sebesar 16 Volt, Meningkatnya ini terjadi karena kontak antara dua lingkungan yang berbeda secara kimia antara film polimer pada sensor gas dan uap senyawa uji yang menimbulkan medan listrik. Transfer elektron yang terjadi antara film polimer pada sensor gas dan molekul senyawa uji mengakibatkan perubahan fungsi kerja pada polimer sehingga menyebabkan respon pada arus source-drain atau potensial gate. erdasarkan Gambar 16 dapat dilihat bahwa memiliki tipikal respon yang sama dengan voltase gate sebesar 0 Volt. esarnya respon yang ditimbulkan tiofena dengan voltase gate sebesar 16 V dapat dilihat pada tabel Gambar 17. Tipe radar plot pada elektroda resistor, dimana pada bensin, pada biosolar, pada minyak tanah Gambar 16. sensor gas transistor politiofena di atas polipirol dengan voltase gate sebesar 16 Volt, yang dipaparkan pada udara, bensin, biosolar, dan minyak tanah. Tabel 13. pada elektroda transistor politiofena/ tetrabutilammonium heksafluorofosfat (TPF 6 ) dalam asetonitril diatas polipirol dengan voltase gate sebesar 16 Volt. Normalisas Gas yang diuji (Ω) i Udara (R 0 ) ensin (R) ,53 iosolar (R) ,95 Minyak tanah (R) ,9 (e) (d) (f) Radar plot erdasarkan uji respon terhadap senyawa uap turunan minyak bumi, maka dapat dibuat radar plot. Tipe radar plot yang didapatkan pada berbagai variasi sensor gas terhadap bensin, biosolar dan minyak tanah memiliki perbedaan tipikal radar plot. Sehingga gugusan sensor ini dapat digunakan untuk membedakan bensin, biosolar dan minyak tanah. Tipe radar plot pada sensor gas resistor dapat dilihat pada Gambar17 dan pada sensor gas transistor Gambar 18. Gambar 18. Radar plot sensor gas transistor ketika dipaparkan pada bensin dengan voltase gate sebesar 0 V, bensin dengan voltase gate sebesar 16 V, biosolar dengan voltase gate sebesar 0 V, (d) biosolar dengan voltase gate sebesar 16 V, (e) minyak tanah dengan voltase gate sebesar 0 V, (f) miyak tanah dengan voltase gate sebesar 16 V.

13 Kesimpulan erdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa telah berhasil dibuat sensor gas resistor dan transisitor berbahan polimer konduktif organik dengan lapisan dasar polipirol dan variasi lapisan atas polianilin, poli-3-metiltiofena, tiofena. Lapisan atas berbengaruh terhadap voltamogram dimana puncak oksidasi dari monomer pirol, anilin, 3-metiltiofena dan tiofena, relatif berbeda, berturutturut sebesar 0,39V,( 0,65V; 0,82V; 1,02V), 0,59V dan 0,68V. Sedangkan puncak oksidasi untuk lapisan rangkap dimana lapisan dasarnya polipirol dan lapisan atasnya adalah monomer anilin, 3-metiltiofen dan tiofen relatif berbeda, berurutan dengan nilai sebesar 0,62V, 1,2V dan 0,63V. yang ditimbulkan sensor gas lapisan rangkap dimana lapisan dasarnya polipirol dan lapisan atasnya adalah monomer anilin, 3-metiltiofena dan tiofena terhadap senyawa turunan minyak bumi berbeda-beda, diperlihatkan pada radar plot sehingga gugusan sensor ini dapat digunakan untuk membedakan bensin, biosolar dan minyak tanah. UPN TERIM KSIH 1. Suprapto, M.Si, Ph. selaku osen Pembimbing atas semua diskusi, saran, dan bimbingan yang telah diberikan serta ilmu yang bermanfaat selama penyelesaian Tugas khir. 2. rs. Lukman tmaja, Ph.. selaku Ketua Jurusan Program S1 Jurusan Kimia FMIP ITS. 3. ra. Yulfi Zetra, M.S selaku Koordinator Tugas khir Program S1 Jurusan Kimia FMIP ITS. 4. Prof.r Mardi Santoso, M.Si selaku dosen wali. 5. Orang tua, dik dan Keluarga besar atas segala doa, kepercayaan, dan dukungan yang tiada henti-hentinya. 6. li Mustofa dan ilqis Najwa zizah li terima kasih atas semua dukungan dan kesabarannya. 7. PEM Kabupaten Merauke serta masyarakat Merauke atas biaya selama kuliah di Kimia FMIP-ITS. 8. Rekan-rekan tugas akhir S1 Kimia ITS. 9. Serta pihak-pihak lain yang telah membantu. FTR PUSTK ai, H., Shi, G., 2007, Review: Gas Sensors ased on onducting Polymers, Sensors, 7: Levi M.., 2002, Synopsis of recent attempts toward construction of rechargeable batteries utilizing conducting polimer cathodes and anodes, Wiley InterScience published, israel Limin,., 2001, onjugated polymers for Light- Emiting pplications, Weinheim Nanto, H., Setter, J.R., 2003, Introduction to hemosensors, John Wiley & Sons, New Jersey Pratt, olin, 1996, onducting Polymer, John Wiley & Sons, New Jersey Schaller E., osset J.O., 1998, Electronic noses add their application to food, review article 33: p Shirakawa. H, 2001, Nobel Lecture: The discovery of polyacetylene film the dawning of an era of conducting polymers, University of Tsukuba, Japan Suprapto, 2007, Investigation of Organic onducting Polymers For Gas Sensor, thesis submitted to The University of Manchester for the degree of octor of Philosophy in the Faculty of Engineering and Physical Sciences Venema,., 1998, Principles of hemical Microsensors, Lecture Notes at elft University of Technology IOGRFI PENULIS ME SMWTI dilahirkan di Merauke pada tanggal 27 pril 1985, sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Penulis dilahirkan dari kedua orang tua yang bernama Ketut stawa dan Mistiana. Penulis adalah alumnus dari, S Inpres Kurik V, SLTP Negeri 4 Merauke dan SM Negeri 2 Merauke. Setelah lulus menempuh Pendidikan Menengah atas, penulis melanjutkan Pendidikan Tinggi di Jurusan Kimia Fakultas MIP Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sebagai utusan dari Pemerintah aerah Tingkat II Merauke (PEM Merauke) pada tahun 2004 dan terdaftar dengan NRP Selama menempuh pendidikan tinggi di ITS, penulis juga aktif mengikuti beberapa seminar dan study tour diantaranya pernah mengikuti Study Tour pada PT. Krakatau steel. Penulis sempat menempuh Kerja Praktek di PT. Mertex Mojokerto. Penulis menamatkan studi di Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan lam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dengan mengambil Tugas khir pada bidang Kimia nalitik.

PEMBUATAN SENSOR GAS RESISTOR DAN TRANSISTOR DARI POLIMER KONDUKTIF ORGANIK: POLIANILIN, POLIPIROL, POLI-3-METILTIOFENA, DAN POLITIOFENA

PEMBUATAN SENSOR GAS RESISTOR DAN TRANSISTOR DARI POLIMER KONDUKTIF ORGANIK: POLIANILIN, POLIPIROL, POLI-3-METILTIOFENA, DAN POLITIOFENA PEMUTN SENSOR GS RESISTOR N TRNSISTOR RI POLIMER KONUKTIF ORGNIK: POLINILIN, POLIPIROL, POLI-3-METILTIOFEN, N POLITIOFEN Oleh: Iccha Hamidah Nilawati (1405 100 008) osen Pembimbing: Suprapto, M.Si., Ph.

Lebih terperinci

Prosiding Skripsi Semester Gasal 2009/2010 SK - 17

Prosiding Skripsi Semester Gasal 2009/2010 SK - 17 Prosiding Skripsi Semester Gasal 2009/2010 SK - 17 PEMUATAN SENSOR GAS ERAHAN POLIMER KONUKTIF LAPISAN RANGKAP POLIPIROL, POLITIOFENA AN POLI-3-METILTIOFENA UNTUK UJI MINYAK TANAH, ENSIN AN IOSOLAR Ika

Lebih terperinci

Prosiding Skripsi Semester Gasal 2009/2010 SK - 08

Prosiding Skripsi Semester Gasal 2009/2010 SK - 08 Prosiding Skripsi Semester Gasal 2009/2010 SK - 08 PEMUTN SENSOR GS RESISTOR N TRNSISTOR RI POLIMER KONUKTIF ORGNIK; LPISN WH POLINILIN- POLIPIROL N LPISN TS POLINILIN, POLI- 3- METILTIOFEN, N POLITIOFEN

Lebih terperinci

POLIMERISASI PIROL, TIOFEN, 3-METILTIOFEN DAN 3-HEKSILTIOFEN SECARA ELEKTROKIMIA

POLIMERISASI PIROL, TIOFEN, 3-METILTIOFEN DAN 3-HEKSILTIOFEN SECARA ELEKTROKIMIA TUGAS AKHIR SK 1512 POLIMERISASI PIROL, TIOFEN, 3-METILTIOFEN DAN 3-HEKSILTIOFEN SECARA ELEKTROKIMIA I WAYAN TANJUNG ARYASA NRP 1405 100 062 Dosen Pembimbing SUPRAPTO, M.Si, Ph.D JURUSAN KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

Pendahuluan. Metodologi. Kesimpulan

Pendahuluan. Metodologi. Kesimpulan CONTENTS Pendahuluan Metodologi Hasil dan Pembahasan Kesimpulan Geometri Elektroda Hasil dan Pembahasan Elektroda interdigital Au Elektropolimerisasi Lapisan Dasar poli-3-metiltiofena-polipirol Voltamogram

Lebih terperinci

Pembuatan Polimer Konduktif dengan Variasi pelarut pada Fabrikasi Sensor Gas untuk Uji Bensin, Biosolar dan Minyak Tanah

Pembuatan Polimer Konduktif dengan Variasi pelarut pada Fabrikasi Sensor Gas untuk Uji Bensin, Biosolar dan Minyak Tanah Pembuatan Polimer Konduktif dengan Variasi pelarut pada Fabrikasi Sensor Gas untuk Uji Bensin, Biosolar dan Minyak Tanah Agustiana 1405 100 006 Email: agustiana.tian@yahoo.com I. Pendahuluan II. III. IV.

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voltametri Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara besaran

Lebih terperinci

Elektropolimerisasi Film Polianilin dengan Metode Galvanostatik dan Pengukuran Laju Pertumbuhannya

Elektropolimerisasi Film Polianilin dengan Metode Galvanostatik dan Pengukuran Laju Pertumbuhannya JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR 1 JANUARI 2012 Elektropolimerisasi Film Polianilin dengan Metode Galvanostatik dan Pengukuran Laju Pertumbuhannya Rakhmat Hidayat Wibawanto dan Darminto Jurusan

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri dan Modifikasi Elektroda Teknik elektrometri telah dikenal luas sebagai salah satu jenis teknik analisis. Jenis teknik elektrometri yang sering digunakan untuk

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pelapisan Elektrode dengan Polipirol Dalam penelitian ini dibuat elektrode kawat emas terlapis polipirol dengan tiga jenis ionofor untuk penentuan surfaktan ads,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) 39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan

Lebih terperinci

Senin, 26 Maret Anita Muji Rahayu Pembimbing : Dr. rer. nat. Fredy Kurniawan, M.Si

Senin, 26 Maret Anita Muji Rahayu Pembimbing : Dr. rer. nat. Fredy Kurniawan, M.Si Senin, 26 Maret 2012 Anita Muji Rahayu 1408100073 Pembimbing : Dr. rer. nat. Fredy Kurniawan, M.Si Sistematika Pendahuluan Metodologi Hasil dan Pembahasan Kesimpulan PENDAHULUAN Kromium Pencemaran Logam

Lebih terperinci

PEMBUATAN POLIMER KONDUKTIF DENGAN VARIASI PELARUT PADA FABRIKASI SENSOR GAS UNTUK UJI BENSIN, BIOSOLAR DAN MINYAK TANAH

PEMBUATAN POLIMER KONDUKTIF DENGAN VARIASI PELARUT PADA FABRIKASI SENSOR GAS UNTUK UJI BENSIN, BIOSOLAR DAN MINYAK TANAH Prosiding Skripsi Semester Ganjil 2009/2010 SK - 06 PEMBUATAN POLIMER KONDUKTIF DENGAN VARIASI PELARUT PADA FABRIKASI SENSOR GAS UNTUK UJI BENSIN, BIOSOLAR DAN MINYAK TANAH Agustiana*, Suprapto 1 Jurusan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I.1 Deskripsi Topik Penelitian dan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Deskripsi Topik Penelitian dan Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Deskripsi Topik Penelitian dan Latar Belakang Setiap tahun produksi dan penggunaan surfaktan di dunia mencapai beberapa juta ton, 70% di antaranya adalah surfaktan anionik yang digunakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SENSOR ALKOHOL DARI BAHAN POLIPIROL KONDUKTIF DENGAN VARIASI KONSENTRASI DOPAN FLUOROBORAT

PENGEMBANGAN SENSOR ALKOHOL DARI BAHAN POLIPIROL KONDUKTIF DENGAN VARIASI KONSENTRASI DOPAN FLUOROBORAT PENGEMBANGAN SENSOR ALKOHOL DARI BAHAN POLIPIROL KONDUKTIF DENGAN VARIASI KONSENTRASI DOPAN FLUOROBORAT SKRIPSI Oleh Susi Nur Qomariyah NIM 051810301021 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

ELEKTROPOLIMERISASI POLIPIROL DENGAN VARIASI KONSENTRASI DOPAN PARA-TOLUENASULFONAT DAN KARAKTERISASI RESPONNYA TERHADAP SENYAWA GOLONGAN ALKOHOL

ELEKTROPOLIMERISASI POLIPIROL DENGAN VARIASI KONSENTRASI DOPAN PARA-TOLUENASULFONAT DAN KARAKTERISASI RESPONNYA TERHADAP SENYAWA GOLONGAN ALKOHOL ELEKTROPOLIMERISASI POLIPIROL DENGAN VARIASI KONSENTRASI DOPAN PARA-TOLUENASULFONAT DAN KARAKTERISASI RESPONNYA TERHADAP SENYAWA GOLONGAN ALKOHOL SKRIPSI Oleh Dwi Yunitasari NIM 051810301012 JURUSAN KIMIA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknik Voltametri Teknik voltametri digunakan untuk menganalisis analit berdasarkan pengukuran arus sebagai fungsi potensial. Hubungan antara arus terhadap potensial divisualisasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai 10 atom karbon yang diperoleh dari minyak bumi. Sebagian diperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai 10 atom karbon yang diperoleh dari minyak bumi. Sebagian diperoleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Premium Premium terutama terdiri atas senyawa-senyawa hidrokarbon dengan 5 sampai 10 atom karbon yang diperoleh dari minyak bumi. Sebagian diperoleh langsung dari hasil penyulingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah permasalahan besar yang harus dihadapi pada

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah permasalahan besar yang harus dihadapi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran udara adalah permasalahan besar yang harus dihadapi pada saat ini karena udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan makhluk hidup, terutama manusia.

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRSI CaCO 3 TERHADAP SIFAT KOROSI BAJA ST.37 DENGAN COATING PANi (HCl) CaCO 3

PENGARUH KONSENTRSI CaCO 3 TERHADAP SIFAT KOROSI BAJA ST.37 DENGAN COATING PANi (HCl) CaCO 3 Tugas Akhir PENGARUH KONSENTRSI CaCO 3 TERHADAP SIFAT KOROSI BAJA ST.37 DENGAN COATING PANi (HCl) CaCO 3 Oleh: Ahmad Hijazi 1106 100 018 Pembimbing: Drs. Suminar Pratapa, M.Sc., ph.d. JURUSAN FISIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI ph ELEKTROPOLIMERISASI ANILIN TERHADAP KONDUKTIVITAS POLIANILIN

PENGARUH VARIASI ph ELEKTROPOLIMERISASI ANILIN TERHADAP KONDUKTIVITAS POLIANILIN PENGARUH VARIASI ph ELEKTROPOLIMERISASI ANILIN TERHADAP KONDUKTIVITAS POLIANILIN Tri Paus Hasiholan Hutapea, Yunita Triana, *Fredy Kurniawan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Email: hutapea2606@gmail.com

Lebih terperinci

Eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data

Eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data 7 jam dan disonikasi selama jam agar membran yang dihasilkan homogen. Langkah selanjutnya, membran dituangkan ke permukaan kaca yang kedua sisi kanan dan kiri telah diisolasi. Selanjutnya membran direndam

Lebih terperinci

FABRIKASI POLIANILIN-TiO 2 DAN APLIKASINYA SEBAGAI PELINDUNG ANTI KOROSI PADA LINGKUNGAN STATIS, DINAMIS DAN ATMOSFERIK

FABRIKASI POLIANILIN-TiO 2 DAN APLIKASINYA SEBAGAI PELINDUNG ANTI KOROSI PADA LINGKUNGAN STATIS, DINAMIS DAN ATMOSFERIK FABRIKASI POLIANILIN-TiO 2 DAN APLIKASINYA SEBAGAI PELINDUNG ANTI KOROSI PADA LINGKUNGAN STATIS, DINAMIS DAN ATMOSFERIK Andry Permana, Darminto. Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil pengujian dari elektroda Ag/AgCl yang telah dibuat dengan memvariasikan konsentrasi larutan dan waktu pembuatan.

Lebih terperinci

PENGARUH ph ELEKTROPOLIMERISASI PIROL TERHADAP KONDUKTIVITAS POLIPIROL

PENGARUH ph ELEKTROPOLIMERISASI PIROL TERHADAP KONDUKTIVITAS POLIPIROL PENGARUH ph ELEKTROPOLIMERISASI PIROL TERHADAP KONDUKTIVITAS POLIPIROL Yunita Triana, Tri Paus Hasiholan Hutapea, *Fredy Kurniawan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Email: fredy@chem.its.ac.id

Lebih terperinci

PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT UNTUK ANALISIS LOGAM

PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT UNTUK ANALISIS LOGAM PEMBUATAN ELEKTRODA PASTA KARBON TERMODIFIKASI ZEOLIT UNTUK ANALISIS LOGAM Fe(II) DENGAN ION PENGGANGGU Zn(II) DAN Cd(II) SECARA CYCLIC STRIPPING VOLTAMMETRY MANUFACTURE OF ZEOLITE MODIFIED CARBON PASTE

Lebih terperinci

Pembuatan Elektroda Karbon Polipirol Termodifikasi Asam Humat untuk Penentuan Formalin

Pembuatan Elektroda Karbon Polipirol Termodifikasi Asam Humat untuk Penentuan Formalin Pembuatan Elektroda Karbon Polipirol Termodifikasi Asam umat untuk Penentuan Formalin Sri Endarwati Fredy, Kurniawan* Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan

Lebih terperinci

STUDY OF ELECTROPOLIMERIZATION PROCESSES OF PYRROLE BY CYCLIC VOLTAMMETRIC TECHNIQUE

STUDY OF ELECTROPOLIMERIZATION PROCESSES OF PYRROLE BY CYCLIC VOLTAMMETRIC TECHNIQUE 117 STUDY OF ELECTROPOLIMERIZATION PROCESSES OF PYRROLE BY CYCLIC VOLTAMMETRIC TECHNIQUE Studi Proses Elektropolimerisasi Pirol dengan Teknik Voltametri Siklis Adhitasari Suratman Chemistry Department,

Lebih terperinci

DAN KONSENTRASI SAMPEL

DAN KONSENTRASI SAMPEL PERANCANGAN SENSOR ph MENGGUNAKAN FIBER OPTIK BERDASARKAN VARIASI KETEBALAN REZA ADINDA ZARKASIH NRP. 1107100050 DAN KONSENTRASI SAMPEL DOSEN PEMBIMBING : DRS. HASTO SUNARNO,M.Sc Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2)

(Fuel cell handbook 7, hal 1.2) 15 hidrogen mengalir melewati katoda, dan memisahkannya menjadi hidrogen positif dan elektron bermuatan negatif. Proton melewati elektrolit (Platinum) menuju anoda tempat oksigen berada. Sementara itu,

Lebih terperinci

Pengujian Karakteristik Komposit Polimer-Karbon Sebagai Bahan Sensor Gas

Pengujian Karakteristik Komposit Polimer-Karbon Sebagai Bahan Sensor Gas Pengujian Karakteristik Komposit Polimer-Karbon Sebagai Bahan Sensor Gas Budi Gunawan 1,2, Muchammad Rivai 1, Hendro Juwono 3 1 Jurusan Teknik Elektro ITS, Surabaya, Indonesia 2 Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang pesat telah memaksa riset dalam segala bidang ilmu dan teknologi untuk terus berinovasi. Tak terkecuali teknologi dalam bidang penyimpanan

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Teknik Voltametri 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Teknik Voltametri Teknik voltametri adalah salah satu teknik analisis yang sering digunakan di bidang kimia analitik. Pada teknik ini, arus dari elektroda kerja diukur sebagai fungsi

Lebih terperinci

APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph

APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI OPTIK DAN FIBER OPTIK SEBAGAI SENSOR ph Oleh : Rahardianti Ayu K. (1106 100 042) Dosen Pembimbing : Drs. Hasto Sunarno, M.Sc PENDAHULUAN Selama dua dekade terakhir, pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAH ULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAH ULUAN 1.1.Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Polimer secara umum merupakan bahan dengan kemampuan menghantarkan listrik yang rendah dan tidak memiliki respon terhadap adanya medan magnet dari luar. Tetapi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sel surya tersensitisasi zat warna (dye-sensitized solar cell, DSSC) merupakan jenis sel surya generasi ketiga yang banyak dikembangkan karena efisiensinya yang tinggi,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Vivi Andriani NIM Dosen Pembimbing Utama : Drs. SISWOYO, M.Sc., PhD. Dosen Pembimbing Anggota : Drs. ZULFIKAR, PhD.

SKRIPSI. Oleh : Vivi Andriani NIM Dosen Pembimbing Utama : Drs. SISWOYO, M.Sc., PhD. Dosen Pembimbing Anggota : Drs. ZULFIKAR, PhD. SKRIPSI PENGEMBANGAN SENSOR VOLTAMETRI N 2 O DENGAN Vivi Andriani NIM 031810301047 Dosen Pembimbing Utama : Drs. SISWOYO, M.Sc., PhD. Dosen Pembimbing Anggota : Drs. ZULFIKAR, PhD. PENGEMBANGAN SENSOR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Laju Korosi Baja Karbon Pengujian analisis dilakukan untuk mengetahui prilaku korosi dan laju korosi baja karbon dalam suatu larutan. Pengujian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP NILAI RESISTANSI SENSOR GAS BERBAHAN POLYMER

PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP NILAI RESISTANSI SENSOR GAS BERBAHAN POLYMER PENGARUH SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP NILAI RESISTANSI SENSOR GAS BERBAHAN POLYMER Budi Gunawan* 1), Arief Sudarmadji 2) 1) Jurusan Teknik Elektro Fak Teknik Universitas Muria Kudus 2) Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan makhluk hidup serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan makhluk hidup serta dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pencemaran udara adalah kehadiran substansi fisik, kimia atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan makhluk hidup serta dapat merusak benda-benda

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mulai abad 20, memberikan dampak positif dalam hal kemudahan akses disegala bidang serta dampak negatif berkaitan dengan menurunnya kualitas lingkungan

Lebih terperinci

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Pembuatan Larutan CuSO 4 Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi yang terus meningkat dan semakin menipisnya cadangan minyak bumi dan gas alam menjadi pendorong bagi manusia untuk mencari sumber energi alternatif.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Sintesis Voltametrik Polimer Konduktif Polipirol dan Karakterisasi Responnya Terhadap Alkohol

Sintesis Voltametrik Polimer Konduktif Polipirol dan Karakterisasi Responnya Terhadap Alkohol Jurnal ILMU DASAR Vol. 16 No. 2, Juli 2015 : 75 80 75 Sintesis Voltametrik Polimer Konduktif Polipirol dan Karakterisasi Responnya Terhadap Alkohol Voltammetric Synthesis of Conducting Polymer Polypyrrole

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujiaan 4.1.1. Pengujian Ketebalan Lapisan Dengan Coating Gauge Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tebal lapisan yang terdapat pada spesimen dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN SEL SURYA

PERKEMBANGAN SEL SURYA PERKEMBANGAN SEL SURYA Generasi Pertama Teknologi pertama yang berhasil dikembangkan oleh para peneliti adalah teknologi yang menggunakan bahan silikon kristal tunggal. Teknologi ini dalam mampu menghasilkan

Lebih terperinci

BATERAI BATERAI ION LITHIUM

BATERAI BATERAI ION LITHIUM BATERAI BATERAI ION LITHIUM SEPARATOR Membran polimer Lapisan mikropori PVDF/poli(dimetilsiloksan) (PDMS) KARAKTERISASI SIFAT SEPARATOR KOMPOSIT PVDF/POLI(DIMETILSILOKSAN) DENGAN METODE BLENDING DEVI EKA

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STUDY OF LYSINE AND ALANINE DELIVERANCE THROUGH POLYPYRROLE MEMBRANE

STUDY OF LYSINE AND ALANINE DELIVERANCE THROUGH POLYPYRROLE MEMBRANE 186 STUDY OF LYSINE AND ALANINE DELIVERANCE THROUGH POLYPYRROLE MEMBRANE Studi Penghantaran Lisin dan Alanin melalui Membran Polipirol Adhitasari Suratman Chemistry Department, Faculty of Mathematics and

Lebih terperinci

Prosiding Skripsi Semester Ganjil 2009/2010 SK - 01 PENGUJIAN SENYAWA SANTON SEBAGAI ANTIMALARIA DENGAN METODE VOLTAMETRI SIKLIS

Prosiding Skripsi Semester Ganjil 2009/2010 SK - 01 PENGUJIAN SENYAWA SANTON SEBAGAI ANTIMALARIA DENGAN METODE VOLTAMETRI SIKLIS Prosiding Skripsi Semester Ganjil 2009/2010 SK - 01 PENGUJIAN SENYAWA SANTN SEBAGAI ANTIMALARIA DENGAN METDE VLTAMETRI SIKLIS Mega Vania*, Taslim Ersam 1, Suprapto 2 Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi dunia terhadap energi listrik kian meningkat seiring pesatnya teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang diharapkan

Lebih terperinci

3. Pada konsentrasi 6 ppm. 4.5 Pengukuran Senyawa Uji yang Berpotensi Aktif Antimalaria

3. Pada konsentrasi 6 ppm. 4.5 Pengukuran Senyawa Uji yang Berpotensi Aktif Antimalaria 4.5 Pengukuran Senyawa Uji yang Berpotensi Aktif Antimalaria 4.1.1 Cinchona base Pengukuran senyawa antimalaria cinchona base menggunakan metode voltametri siklis dilakukan menggunakan elektroda kerja

Lebih terperinci

C w : konsentrasi uap air dalam kesetimbangan, v f dan f w menyatakan laju penguapan dengan dan tanpa film di permukaan

C w : konsentrasi uap air dalam kesetimbangan, v f dan f w menyatakan laju penguapan dengan dan tanpa film di permukaan Adanya film monomolekuler menyebabkan laju penguapan substrat berkurang, sedangkan kesetimbangan tekanan uap tidak dipengaruhi Laju penguapan dinyatakan sebagai v = m/t A (g.det -1.cm -2 ) Tahanan jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Voltametri adalah salah satu metode elektroanalitik dimana informasi mengenai analit diperoleh dari pengukuran arus sebagai fungsi dari potensial yang diterapkan.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan E.Coli dalam air dengan menggunakan elektroda platina-platina (Pt/Pt) dilakukan di Laboratorium Penelitian

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA/MA Mata Pelajaran : KIMIA Kurikulum : 2013 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 2 3 4 3.4 Menganalisis hubungan konfigurasi elektron

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Polimer. 2.2 Membran 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Polimer Polimer (poly = banyak, meros = bagian) merupakan molekul besar yang terbentuk dari susunan unit ulang kimia yang terikat melalui ikatan kovalen. Unit ulang pada polimer,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA ELEKTRODA KAWAT TERLAPIS POLIPIROL-ASPARTAT SEBAGAI SENSOR ASPARTAT SECARA POTENSIOMETRI ABSTRAK

ANALISIS KINERJA ELEKTRODA KAWAT TERLAPIS POLIPIROL-ASPARTAT SEBAGAI SENSOR ASPARTAT SECARA POTENSIOMETRI ABSTRAK ANALISIS KINERJA ELEKTRODA KAWAT TERLAPIS POLIPIROL-ASPARTAT SEBAGAI SENSOR ASPARTAT SECARA POTENSIOMETRI Abdul Karim, Abd. Wahid Wahab, Musfirah Jurusan Kimia FMIPA UNHAS, Jl.Perintis Kemerdekaan Km.10

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Secara garis besar, penelitian ini terdiri dari tiga tahapan. Tahap yang pertama adalah pembuatan elektroda dan karakterisasi elektroda. Karakterisasi elektroda ini meliputi penentuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian studi voltametri siklik asam urat dengan menggunakan elektroda nikel sebagai elektroda kerja ini bertujuan untuk mengetahui berbagai pengaruh dari parameter yang ada

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Elektroda di Larutan Elektrolit Pendukung Elektroda pasta karbon lapis tipis bismut yang dimodifikasi dengan silika dikarakterisasi di larutan elektrolit pendukung

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang dialami hampir oleh seluruh negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang dialami hampir oleh seluruh negara di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis energi yang dialami hampir oleh seluruh negara di dunia menyebabkan beberapa perubahan yang signifikan pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Energi

Lebih terperinci

Handout. Bahan Ajar Korosi

Handout. Bahan Ajar Korosi Handout Bahan Ajar Korosi PENDAHULUAN Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Energi cahaya matahari dapat dikonversi menjadi energi listrik melalui suatu sistem yang disebut sel surya. Peluang dalam memanfaatkan energi matahari masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia. Sehingga para peneliti terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi

Lebih terperinci

Struktur atom, dan Tabel periodik unsur,

Struktur atom, dan Tabel periodik unsur, KISI-KISI PENULISAN USBN Jenis Sekolah : SMA/MA Mata Pelajaran : KIMIA Kurikulum : 2006 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 1 2 3 1.1. Memahami struktur atom berdasarkan teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Emas merupakan salah satu logam mulia yang bernilai ekonomi tinggi dan memiliki banyak kegunaan. Sifatnya yang tahan korosi dan memiliki penampilan menarik membuat

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

Fabrikasi Komposit PANi/CaCO 3 berbasis Material Alam sebagai Pelapis Anti Korosi

Fabrikasi Komposit PANi/CaCO 3 berbasis Material Alam sebagai Pelapis Anti Korosi JURNAL FISIKA DAN APLIKASINYA VOLUME 8, NOMOR 2 JUNI 2012 Fabrikasi Komposit PANi/CaCO 3 berbasis Material Alam sebagai Pelapis Anti Korosi Herman Jufri Andi, Zainal Arifin, dan Darminto Jurusan Fisika-FMIPA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban manusia di abad ini. Sehingga diperlukan suatu kemampuan menguasai teknologi tinggi agar bisa

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

KISI-KISI UN KIMIA SMA/MA

KISI-KISI UN KIMIA SMA/MA KISI-KISI UN KIMIA SMA/MA 2015-2016 Siswa mampu memahami, menguasai pengetahuan/ mengaplikasikan pengetahuan/ menggunakan nalar dalam hal: Struktur Atom Sistem Periodik Unsur Ikatan Kimia (Jenis Ikatan)

Lebih terperinci

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI Yusuf Syetiawan, Sugianto, Riad Syech Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl

PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl Jurnal Atomik, 2018, 03 (1) hal 39-46 PENURUNAN INTENSITAS WARNA REMAZOL RED RB 133 DALAM LIMBAH BATIK DENGAN ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN NaCl A DECREASE IN THE INTENSITY OF DYE RED REMAZOL RB 133 IN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGHASIL GAS HIDROGEN UNTUK BAHAN BAKAR KOMPOR

RANCANG BANGUN ALAT PENGHASIL GAS HIDROGEN UNTUK BAHAN BAKAR KOMPOR RANCANG BANGUN ALAT PENGHASIL GAS HIDROGEN UNTUK BAHAN BAKAR KOMPOR Maria Riswanti Tadubun, Rika Winarni, Fransiskus Tayi dan Richard Samuel Waremra S.T., M.Si, Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PELAPISAN BAJA DENGAN SILIKA SECARA ELEKTROFORESIS UNTUK MENCEGAH KOROSI

PELAPISAN BAJA DENGAN SILIKA SECARA ELEKTROFORESIS UNTUK MENCEGAH KOROSI HASIL SKRIPSI : PELAPISAN BAJA DENGAN SILIKA SECARA ELEKTROFORESIS UNTUK MENCEGAH KOROSI Penyusun : NI MADE INTAN PUTRI SUARI (2307.100.020) ANCE LINASARI ORLINTA S.M. (2307.100.030) Laboratorium Elektrokimia

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT)

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK KIMIA BATERAI (BAT) Disusun oleh: Jeffrey Pradipta Wijana Robby Sukma Dharmawan Dr. Isdiriayani Nurdin Hary Devianto, Ph.D Dr. Ardiyan Harimawan PROGRAM

Lebih terperinci

Studi Efek Pendadah Berbagai Asam dan Temperatur Terhadap Konduktivitas Polibenzidin. Oleh : Agus salim Suwardi

Studi Efek Pendadah Berbagai Asam dan Temperatur Terhadap Konduktivitas Polibenzidin. Oleh : Agus salim Suwardi Studi Efek Pendadah Berbagai Asam dan Temperatur Terhadap Konduktivitas Polibenzidin Oleh : Agus salim Suwardi Pendahuluan Polimer elektroaktif telah menjadi objek penelitian yang menarik bagi kalangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 30 BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1 PENDAHULUAN Baterai seng udara merupakan salah satu bentuk sumber energi secara elektrokimia yang memiliki peluang sangat besar untuk aplikasi sumber energi masa depan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses

BAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang sangat pesat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut telah membawa manusia ke era baru

Lebih terperinci

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2 Bab IV Pembahasan Atom seng (Zn) memiliki kemampuan memberi elektron lebih besar dibandingkan atom tembaga (Cu). Jika menempatkan lempeng tembaga dan lempeng seng pada larutan elektrolit kemudian dihubungkan

Lebih terperinci