V. Anatomi Secara makroskopis struktur tulang terdiri dari substantia compacta dan substantia spongiosa. Pada os Longum substantia compacta berada di

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "V. Anatomi Secara makroskopis struktur tulang terdiri dari substantia compacta dan substantia spongiosa. Pada os Longum substantia compacta berada di"

Transkripsi

1 FIBROUS DISPLASIA I. Pendahuluan Fibrous displasia adalah suatu gangguan pertumbuhan dimana area trabekular tulang digantikan oleh jaringan fibrous. Fibrous displasia merupakan anomali perkembangan skeletal dari mesenkim tulang yang bermanifestasi sebagai defek pada diferensiasi dan maturasi osteoblastik. Keadaan ini dimulai sebelum lahir. Ini disebabkan oleh mutasi gen yang mempengaruhi sel yang memproduksi tulang. Mutasi ini menyebabkan tulang fibrous yang abnormal terus tumbuh dan meluas, sehingga terjadi kelemahan tulang. Kelemahan tulang ini dapat menyebabkan nyeri. Dapat terjadi fraktur pada tulang dan menjadi suatu deformitas. 1,2,3,4 Fibrous displasia ini dapat mengenai satu tulang (monostotic), satu anggota tubuh (monomelic) atau beberapa tulang (polyostotic). Perluasan dari tipe poliostotik, yaitu poliostotik fibrous displasia dengan gangguan endokrin, pigmentasi kulit (plak café-aulait) dan puberitas prekoks dikenal dengan sindroma Albright. Biasanya fibrous displasia ini mengenai tulang panjang dan muncul pada usia dewasa muda, seringkali dengan fraktur tulang atau kadang kala karena adanya suatu pembengkakan atau deformitas. Fibrous displasia bisa mengenai semua tulang termasuk pelvis, femur, costa, cranium, dan humerus. 1,4,5,6,7 Kebanyakan pasien didiagnosa fibrous displasia pada awal dekade ketiga kehidupan. Monostotik fibrous displasia dapat asimptomatik dan secara kebetulan ditemukan dengan X-ray. Tumor ini dapat timbul sebagai suatu fraktur patologis yang dsertai nonunion atau malunion. 6 II. Insiden Kebanyakan kasus asimptomatik, jadi insiden yang pasti tidak diketahui. Kelainan ini jarang terjadi dan hanya 4 6 % dari seluruh tumor jinak tulang, terutama pada usia kanak kanak dan dewasa muda, banyak kasus akan bermanistesi pada usia 30 tahun. Fibrous displasia lebih sering pada wanita dengan perbandingan 3 : 1. 1

2 Displasia fibrosa monostatik lebih sering ditemukan daripada poliostotik. Sekitar % fibrous displasia adalah bentuk monostotik. Bentuk monostotik ini lebih sering mengenai costa (28 %), femur (23 %), tibia atau tulang craniofacial (10-25 %), humerus, dan vertebra. Sekitar % fibrous displasia dalam bentuk poliostotik. Poliostotik fibrous displasia mengenai femur (91 %), tibia (81 %), pelvis (78 %), costa, cranium dan tulang facial (50 %), ekstremitas atas, vertebra lumbal dan cervical, serta clavicula. 3,8 III. Etiologi Pada dasarnya, fibrous displasia timbul karena pada saat pembentukan tulang (remodeling) fisiologis digantikan oleh proliferasi jaringan fibrous yang abnormal atau pertumbuhan abnormal dari mesenkim tulang. Pada level molekuler, fibrous displasia disebabkan oleh mutasi sporadic gen GNAS1 yang mengkode subunit alfa protein G stimulator (G1), jalur biokimia ini mengarah pada tipe klinis yang tidak diketahui. Mutasi somatic terjadi setelah konsepsi. Jumlah dan bentuk penyakit tergantung stadium pertumbuhan dan lokasi dimana terjadi mutasi. 2 IV. Patofisiologi Ciri umum displasia fibrosa adalah pertumbuhan jaringan ikat dalam banyak tulang tanpa osteoporosis. Tumor ini tumbuh secara progresif di dalam rongga sumsum tulang dan merusak tulang dari dalam tumor ini selalu dibatasi oleh korteks tulang yang tipis, karena pembentukan tulang baru oleh selaput periosteum yang tidak rusak. Akibat penipisan ini tidak jarang terjadi patah tulang. 9 Fibrous displasia ini berhubungan dengan tulang yang immature, yaitu jaringan ikat fibrous yang tidak berdiferensiasi gagal memproduksi kolagen dalam jumlah normal. Kavitas medullary digantikan oleh jaringan fibrous yang kuat dengan tepi tulang sklerotik pada perifer. Secara mikroskopis, tumor terdiri atas sel spindle dengan tulang metaplastik. 2,10 2

3 V. Anatomi Secara makroskopis struktur tulang terdiri dari substantia compacta dan substantia spongiosa. Pada os Longum substantia compacta berada di bagian tengah dan makin ke ujung tulang menjadi semakin tipis. Pada ujung tulang terdapat substantia spongiosa, yang pada pertumbuhan memanjang tulang membentuk cavitas medullaris. Lapisan superficialis tulang disebut periosteum dan lapisan profunda disebut endosteum. Bagian tengah os Longum disebut corpus, ujung tulang berbentuk konveks atau konkaf, membesar, membentuk persendian dengan tulang lainnya. Dari aspek pertumbuhan, bagian tengah tulang disebut diaphysis, ujung tulang disebut epiphysis dibentuk oleh cartilage, dan bagian di antara keduanya disebut metaphysic, tempat pertumbuhan memanjang dari tulang (peralihan antara cartilage menjadi osseum). 11 Menurut lokalisasi Skeleton dibagi menjadi : A. Skeleton appendiculare, membentuk ekstremitas superior et inferior. 1. Ekstermitas superior = Ossa membri superior : scapula, clavicula, pars membri superioris humerus, radius, ulna, ossa carpi (carpalia), ossa metacarpi (metacarpalia), ossa digitorum (phalanges). 2. Ekstermitas inferior = Ossa membri inferior : os coxae (pelvicum), os pubis, os ilii (ilium), os ischium (ischium), femur, patella, tibia, fibula, ossa tarsi (tarsalia), talus, calcaneus, os naviculare, os cuboideum, ossa cuneiforme, ossa metatarsi, ossa digitorum (phalanges). 11 B. Skeleton axiale, terdiri dari : 1. Columna vertebralis : V. cervicales 7 ruas, V. thoracales 12 ruas, V. lumbales 5 ruas, V. Sacrales 5 ruas membentuk os sacrum, V. coccygeales 4 ruas membentuk os coccygeus. 2. Costa 3. Sternum 4. Cranium. 11 3

4 Cranium Cranium terdiri atas serangkaian tulang tulang yang saling berhubungan, sebagian besar membentuk synarthrosis dan hanya sebuah tulang, yakni mandibula yang membentuk persendian dengan os temporale, berbentuk diarthrosis (= articulation temporomandibularis). Cranium dibagi menjadi 2 bagian, yaitu neurocranium dan viscerocranium (= splanchnocranium ). Neurocranium membentuk cavitas cranii, yang ditempati oleh encephalon dan dibagi menjadi bagian yang membentuk basis cranii dan calvaria cranii. Tulang tulang yang membentuk neurocranium adalah os frontale, os ethmoidale, os sphenoidale, os occipitale, os temporale dan os parietale. Viscerocranium membentuk facies (wajah) dibentuk oleh sebagian dari os frontale, os nasale, os lacrimale, os zygomaticum, os maxilla dan mandibula. Os nasale, os lacrimale, os zygomaticum dan os maxilla adalah tulang tulang yang berpasangan. Masih ada tulang tulang lainnya yang berada di bagian profunda, yaitu sebuah os vomer, sepasang os palatinum, sepasang os concha nasalis inferior. 11 Costa Ada 12 pasang costa, yang berdasarkan perlekatannya pada sternum dibagi menjadi 3 bagian yaitu (1) Costa vera, melekat langsung pada sternum, yaitu costa I VII, (2) Costa spuria, melekat pada costa di cranialisnya, yaitu costa VIII X, (3) Costa fluctuantes, melayang layang, tidak melekat di bagian anterior, yaitu costa XI XII. Setiap costa terdiri dari capitullum, collum dan corpus. Capitulum costae mempunyai facies articularis untuk berhubungan dengan corpus vertebrae. Costa berhubungan dengan sternum dengan perantaraan cartilage, disebut pars cartilaginous, dan bagian costa lainnya dinamakan pars osseum. 11 Humerus Ujung distal corpus humeri melebar, disebut epicondylus medialis dan epicondylus lateralis humeri. Dibagian dorsal dari epicondylus medialis terdapat sulcus nervi ulnaris. Di bagian medial ujung distal humeri terdapat trochlea humeri yang membentuk 4

5 persendian dengan ulna, dan bagian lateral terdapat capitulum humeri yang membentuk persendian dengan radius. Di bagian dorsal terdapat fossa olecranii yang ditempati oleh olecranon. 11 Radius Ujung proksimal radius membentuk caput radii, berbentuk roda, letak melintang. Ujung cranial caput radii membentuk fovea articularis yang serasi dengan capitulum humeri. Ujung distal radius melebar ke arah lateral membentuk proccesus styloideus radii, di bagian medial membentuk incisura ulnaris. 11 Ulna Ujung proksimal ulna lebih besar daripada ujung distalnya. Hal yang sebaliknya terdapat pada radius. Pada ujung proksimal ulna terdapat incisura trochlearis, menghadap kea rah ventral, membentuk persendian dengan trochlea humeri. Ujung distal ulna disebut caput ulna. Ujung distal ulna ini berhadapan dengan cartilage triangularis dan dengan radius. 11 Pelvis Terdiri atas tiga buah tulang, yaitu os ilium, os ischium dan os pubis. Ketiga tulang tersebut bertemu pada acetabulum pada usia kira kira 16 tahun. Os coxae sinister dan os coxae dexter bertemu di bagian anterior pada linea mediana, membentuk symphisis pubis, di bagian dorsal membentuk persendian dengan os sacrum. Os coxae sinister, os coxae dexter, os sacrum dan os coccygeus membentuk cavum pelvicum. 11 Femur Merupakan tulang yang paling panjang dan paling berat dalam tubuh manusia. Panjangnya kira kira ¼ sampai 1/3 dari panjang rubuh. Pada posisi berdiri, femur meneruskan gaya berat badan dari pelvis menuju ke os tibia. Terdiri dari corpus, ujung 5

6 proksimal dan ujung distal. Pada ujung proksimal terdapat caput ossis femoris, collum ossis femoris, trochanter major dan trochanter minor. Pada ujung distal terdapat condylus medialis dan condylus lateralis. 11 VI. Diagnosis A. Gambaran klinis Gambaran klinis yang dapat ditemukan bervariasi dari rasa nyeri ringan sampai adanya deformitas dan kecacatan. Bila kelainan terjadi pada daerah lutut atau daerah panggul maka dapat terjadi fraktur patologis. Jika lesi besar, tulang menjadi lemah dan dapat terjadi fraktur patologi atau deformitas.. jika lesi kecil dan tunggal biasanya asimptomatik. 1,8 Seperti halnya jaringan fibrous yang tumbuh dan meluas, maka daerah tulang yang terkena menjadi lebih lemah. Daerah ltulang yang lemah ini kemudian akan terasa nyeri. Nyeri akan lebih terasa jika mengenai tulang penopang tubuh (weight-bearing), tulang kaki dan pelvis.umumnya nyeri diawali nyeri tumpul yang bertambah berat dengan aktifitas dan berkurang dengan istirahat. Kadang tulang fraktur pada daerah yang lemah, 6

7 disebabkan oleh nyeri hebat yang tiba tiba. Daerah tulang yang lemah dapat menyebabkan deformitas pada tulang. Deformitas pada tulang facial dan pembengkokan tulang dapat terjadi. Deformitas berat dapat megacu pada hilangnya penglihatan atau pendengaran jika tulang fasial terlibat. Saat tulang kaki dan pelvis mengalami deformitas berat, arthritis dapat terjadi pada ligamentum terdekat. 4 Pada pasien yang lebih muda dengan abnormalitas hormonal akan mengalami pubertas dini. Masalah ini lebih sering terdapat pada anak perempuan dibanding anak laki laki. Ini biasanya disebabkan karena peningkatan aktifitas ovarium. Peningkatan aktivitas juga terjadi pada : Glandula thyroid (menyebabkan kecemasan, penurunan berat badan, dan keringat berlebihan) Glandula adrenal (menyebabkan obesitas, diabetes) Glandula pituitary (gigantisme, akromegali) Glandula paratiroid (menyebabkan peningkatan kalsium dalam darah. 2,4 Displasia fibrosa poliostotik Lesi poliostotik disertai dengan pigmentasi kulit serta menstruasi prekoks pada wanita merupakan suatu sindroma yang disebut sindroma Albright. Pada anak anak, kelainan ini dapat menyebabkan anak anak terlambat berjalan, jalan pincang atau berjalan seperti bebek (waddling gait). Pada lesi poliostotik, struktur tulang melemah, dan tulang penopang tubuh (weight-bearing) menjadi bengkok. Kurvatur proksimal femur meningkat karena lesi femoral biasanya menyebabkan abnormalitas coxa vara berat, deformitas shepherd s-crook, yang merupakan karakteristik dari kelainan ini. 3,8 7

8 Sindroma Albright (plak café-au-lait) Displasia fibrosa monostotik Pada lesi monostotik dapat timbul nyeri atau fraktur patologis. Tingkat deformitas tulang pada lesi monostotik relatif lebih ringan dibandingkan dengan lesi poliostotik. 3 Bentuk craniofacial Bentuk craniofacial ini terdapat pada % pasien dengan displasia fibrous monostotik dan 50 % pasien dengan displasia fibrous poliostotik. Bentuk craniofacial ini paling banyak terdapat pada daerah frontal, sphenoidale, maksillaris, dan tulang ethmoidales. Bentuk ini jarang menyerang tulang oksipital dan temporal. Cranial asimetris, deformitas facial, gangguan penglihatan, eksoftalmus, dan kebutaan dapat terjadi karena bentuk craniofacial ini juga menyerang tulang orbital dan periorbital. Jika menyerang tulang temporal dan sphenoid dapat menyebabkan disfungsi vestibuler, tinnitus, dan hilangnya pendengaran. 3 8

9 Cherubism Ini merupakan salah satu variant dari fibrous displasia yang disebabkan oleh kelainan autosomal dominant. Lebih sering terdapat pada anak anak dan lebih berat pada anak laki laki. Dagu menjadi lebih lebar dan menonjol, maksila dan mandibula simetris. 3 B. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan radiologis Pada foto rontgen tumor terlihat opak, jaringan fibrosa nampak lebih translusen, korteks tulang menipis dan eksentrik serta dapat terjadi erosi pada tulang. Gambaran X- ray menunjukkan daerah kistik pada metafisis karena mengandung jaringan fibrous dengan plak difus pada tulang yang immatur, plak radiolusen yang tampak kabur atau ada gambaran ground glass (ground glass appearance). Tulang penopang tubuh (weightbearing) bisa saja bengkok dan gambaran klasik ini dikenal dengan deformitas shepherd s crook pada proksimal femur. 1,2,5,6,8,12 Gambaran radiologi pada tibia : perluasan metaphysis dan diaphysis, gambaran ground-glass pada matriks 9

10 Gambaran ground-glass pada humerus 3 Fibrous displasia pada femur yang disertai dengan adanya pembengkokan femur. 4 Fibrous displasia pada humerus yang disertai fraktur. 4 10

11 Fibrous displasia pada femur (panah merah) dan transformasii malignant, kanker (panah kuning) Patologi Terjadi displasia jaringan ikat fibrosa yang mengandung trabekula tulang dengan karakteristik seperti pusaran dari sel spindle. Gambaran mikroskopis menunjukkan segmen tulang yang irregular atau trabekula tidak berada di tepi osteoblast. Trabekula yang irregular ini digambarkan seperti huruf cina (Chinese letters). 11

12 VII. Penatalaksanaan Rasa nyeri dan adanya deformitas merupakan indikasi utama untuk tindakan bedah. Kuretase dan grafting tulang dilakukan pada lesi di daerah tulang panjang. Reseksi komplit dilakukan pada lesi yang terlokalisir misalnya pada daerah tulang iga. Manipulasi dan imobilisasi dilakukan untuk mencegah fraktur patologis. Pengobatan tergantung dari banyaknya defek dan ada atau tidak adanya deformitas. Lesi yang kecil tidak membutuhkan terapi. 1,8 Terapi non bedah Fibrous displasia merupakan suatu penyakit kronik dan sering progresif. Meskipun lesi stabil dan tidak berkembang, lesinya tetap tidak menghilang. Lesi tunggal dapat berkembang menjadi bentuk poliostotik terutama pada anak yang sedang tumbuh. Bagian tulang yang terkena fibrous displasia bisa asimptomatik dan dapat diobservasi secara periodik dengan foto roentgen dan tidak diterapi jika tidak progresif. Tidak ada pengobatan spesifik untuk penyakit tulang ini, meskipun pada awalnya diduga vitamin D dan biophosphonat membantu menghilangkan nyeri dan mungkin mengganti lesi dengan tulang normal. 2,4 12

13 Terapi bedah Indikasi tindakan bedah : Lesi simptomatis yang tidak berespon dengan terapi non bedah Adanya fraktur (jika tulang patah dua atau lebih) Adanya deformitas yang progresif Kanker Untuk mencegah lesi yang besar yang dapat menyebabkan fraktur Jika dilakukan tindakan bedah, stabilisasi tulang dengan implant metal seperti plate dan sekrup (screws) membantu untuk memfiksasi fraktur atau deformitas, atau mencegah patah tulang. Allograft atau autograft menghambat konversi, resorbsi dan penggantian oleh tulang displastik. Tulang panjang perlu distabilisasi menggunakan intramedullary nail fiksasi dengan eksisi. Deformitas perlu dilakukan osteotomi dan internal fiksasi. 2 Gambaran radiologi fibrous displasia pada femur setelah kuretase, grafting, dan fiksasi metal plate. 4 Gambar radiologis fibrous displasia pada pelvis dan proksimal femur. Metal rods pada femur untuk mencegah fraktur. 4 13

14 VIII. Diagnosis banding Kista soliter tulang Kondroma soliter Enkondromatosis multiple Osteogenik sarcoma. 8 IX. Komplikasi Fraktur Deformitas pada tulang penopang tubuh (weightbearing) Transformasi malignant 14

15 DAFTAR PUSTAKA 1. Apley, Graham. Apley s System of Orthopaedics and Fractures. 7 nd edition. British : Butterworth Heineman : p Anonymous. Mark Clayers. Fibrous Dysplasia. Available from : Accesed on Anonymous. Mahesh Kumar. Fibrous Dysplasia. Available from : Accesed on Anonymous. Fibrous Dysplasia. Available from : Accesed on Crenshaw, A. H. Tumors and Tumorlike Lesions of Somatic Tissue. Campbell s Operative Orthopaedics. 4 nd edition. Volume two. Saint Louise : The C. V. Mosby Company p Anonymous. Getelis et al. Fibrous Dysplasia. Available from : on Duckworth, T. General Abnormalities of Skeletal Development. Lectures Notes on Orthopaedics and Fractures. 2 nd edition. Singapore : P. G Publishing Pte Ltd : p Rasjad, Chaeruddin. Tumor Tulang dan Sejenisnya. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Makassar : Bintang Lamumpatue : p Jong, Wim de. Tindakan Bedah : Organ dan Sistem Organ. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi. Jakarta : EGC. p Anonymous. Resnick D et al. Monostotic Fibrous Dysplasia. Available from : Accesed on Luhulima, J. W. Anatomi I : Osteologi. Makassar : FKUH : Adams, John Crawford. Local Affections of Bone. Outline of Orthopaedics, 11 th edition. British : Churchill-Livingstone : p

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari

PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM. by : Hasty Widyastari ANATOMI PENDAHULUAN dan OSTEOLOGI UMUM by : Hasty Widyastari Posisi Posisi Anatomi : Berdiri tegak, kedua lengan disamping lateral tubuh, kedua telapak tangan membuka kedepan Posisi Fundamental : Berdiri

Lebih terperinci

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR

ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR A. HUMERUS (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada bagian distal

Lebih terperinci

OSTEOLOGI UMUM DAN KHUSUS

OSTEOLOGI UMUM DAN KHUSUS Nama dosen : Dr.dr.Sitti Rafiah, M.Si Judul mata kuliah : Biomedik 1 Standar kompetensi : Area kompetensi 5 : Landasan ilmiah Ilmu Kedokteran Kompetensi Dasar : Memahami ilmu kedokteran dasar pada sistem

Lebih terperinci

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR

OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR BLOK BASIC BIOMEDICAL SCIENCES OSTEOLOGI EXTREMITAS INFERIOR DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 Dimulai dari regio Glutea (posterior) dan dari regio Inguinal (anterior)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai 3 4

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai 3 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Karakteristik Skelet Tungkai Skelet tungkai MEP memiliki ukuran tulang yang kecil namun kompak dengan permukaan yang halus dan tidak banyak dijumpai rigi ataupun penjuluran.

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI

PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI PETUNJUK PRAKTIKUM ANATOMI TATA TERTIB 1. Berpakaian rapi dan sopan, dan menggunakan jas lab. 2. Dilarang makan, minum dan merokok di dalam ruangan praktikum 3. Bersikap sopan dan menjaga ketenangan serta

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna

Gambar 2.1 Os radius 2. Os. Ulna Anatomi antebrachii 1. Os. Radius Adalah tulang lengan bawah yang menyambung dengan humerus dan membentuk sendi siku. Radius merupakan os longum yang terdiri atas epiphysis proximalis, diaphysis, dan epiphysis

Lebih terperinci

Rangka manusia. Axial Skeleton. Apendikular Skeleton. Tengkorak Tulang belakang Tulang iga Tulang dada

Rangka manusia. Axial Skeleton. Apendikular Skeleton. Tengkorak Tulang belakang Tulang iga Tulang dada Mulai Rangka manusia Axial Skeleton Tengkorak Tulang belakang Tulang iga Tulang dada Apendikular Skeleton Gelang bahu Ekstremitas atas Gelang panggul Ekstremitas bawah Selesai Tengkorak Mandible (Rahang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG

PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG PERKEMBANGAN & PERTUMBUHAN TULANG DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN USU TULANG Terdiri dari sel-sel tulang : Osteosit Substansi Dasar Serabut Kolagen (membentuk substansi interselluler/osteoid) Substansi

Lebih terperinci

OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI

OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI OSTEOLOGI AXIALE I D R H. H E R L INA P R AT IWI SKELETON AXIALIS SKELETON AXIALIS Ossa Craniofascialis Columna Vertebrae Ossa Cranii Ossa Fasciei OSSA CRANII (NEUROCRANII) Os. Occipitale Os. Sphenoidale

Lebih terperinci

CARNIVOR-1 (Osteology) Anatomi Veteriner Makro-3 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2017

CARNIVOR-1 (Osteology) Anatomi Veteriner Makro-3 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2017 CARNIVOR-1 (Osteology) Anatomi Veteriner Makro-3 Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2017 SKELETON AXIALIS Ossa Craniofascialis Ossa Cranii Ossa Fasciei V. Cervicalis V. Thoracalis Columna

Lebih terperinci

BAB 2 SINDROM MCCUNE-ALBRIGHT. pada gen GNAS1. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai definisi, etiologi,

BAB 2 SINDROM MCCUNE-ALBRIGHT. pada gen GNAS1. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai definisi, etiologi, BAB 2 SINDROM MCCUNE-ALBRIGHT Sindrom McCune-Albright merupakan penyakit kelainan kulit, gangguan kelenjar endokrin dan displasia pada tulang yang tidak diketahui penyebab terjadinya. Para ahli sampai

Lebih terperinci

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS INFERIOR Prof. DR. dr. Hj. Yanwirasti, PA BAGIAN ANATOMI Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Dibentuk oleh : - sacrum - coccygis - kedua os.coxae Fungsi : Panggul (pelvis)

Lebih terperinci

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA Fraktur tibia umumnya dikaitkan dengan fraktur tulang fibula, karena gaya ditransmisikan sepanjang membran interoseus fibula. Kulit dan jaringan subkutan sangat tipis pada bagian

Lebih terperinci

SISTEM. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. DKKD FIK-UI 2006

SISTEM. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. DKKD FIK-UI 2006 SISTEM MUSKULOSKELETAL TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. DKKD FIK-UI 2006 SISTEM RANGKA 1.Support Frame work 2. Protection 3. Body movement 4. Hemopoiesis 5. Mineral storage : 95% Ca ++ SISTEM MUSKULOSKELETAL

Lebih terperinci

bemffums.blogspot.com

bemffums.blogspot.com bemffums.blogspot.com KATA ANATOMI BERASAL DARI KATA ANATOME (YUNANI), YANG DIBENTUK DARI DIA KATA ANA = UP (MENGURAI) TOME = A CUTTING (MEMOTONG) KATA ANATOME mirip/setara DENGAN KATA DISSECTION DIS

Lebih terperinci

Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur.

Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur. Definisi fraktur Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TULANG BELULANG

IDENTIFIKASI TULANG BELULANG LAPORAN KASUS IDENTIFIKASI TULANG BELULANG Abdul Gafar Parinduri Departemen Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Email: sauqipancasilawati@gmail.com Abstrak: Identifikasi

Lebih terperinci

Fraktura Os Radius Ulna

Fraktura Os Radius Ulna Fraktura Os Radius Ulna Pendahuluan Fraktura adalah patah atau ruptur kontinuitas struktur dari tulang atau cartilago dengan atau tanpa disertai dislokasio fragmen. Fraktur os radius dan fraktus os ulna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Osteosarkoma adalah keganasan pada tulang yang sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa. Ketepatan diagnosis pada keganasan tulang sangat penting karena

Lebih terperinci

OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU

OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU OSTEOLOGI DINDING THORAX 1 THORAX Bgn tubuh yg terdapat diantara leher dan abdomen Rangka dinding thorax ( compages thoracis ), dibentuk oleh

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MUSCLE OF UPPER EXTREMITY DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA OTOT-OTOT EKSTREMITAS SUPERIOR 1. Kelompok otot pada gelang bahu 2. Kelompok otot regio brachii (lengan atas)

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor

LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor LAPORAN PENDAHULUAN Soft Tissue Tumor A. DEFINISI Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak antara lain

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Monyet Ekor Panjang

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Monyet Ekor Panjang TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Monyet Ekor Panjang MEP merupakan spesies monyet dengan nama latin Macaca fascicularis yang termasuk ke dalam sub famili Cercopithecinae dari famili Cercopithecidae. Seperti

Lebih terperinci

acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar

acromion yang panjang dengan permukaan yang kasar. Penjuluran ini berfungsi sebagai tuas saat os scapula melakukan gerakan perputaran dan melempar PEMBAHASAN Lokomosi pada MEP ditandai dengan perpindahan dari satu posisi ke posisi lainnya. Saat melakukan perpindahan, MEP mampu melakukan perpindahan baik secara quadrupedalism maupun bipedalism (Napier

Lebih terperinci

PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK (CSL) FOTO X RAY SKULL & LUMBOSACRAL

PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK (CSL) FOTO X RAY SKULL & LUMBOSACRAL PANDUAN KETERAMPILAN KLINIK (CSL) FOTO X RAY SKULL & LUMBOSACRAL Disusun Oleh : Prof. Dr. dr. Muhammad Ilyas, Sp.Rad (K) dr. Rafikah Rauf, Sp.Rad., M.Kes DEPARTEMEN RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Laporan Pendahuluan METASTATIC BONE DISEASE PADA VERTEBRAE Annisa Rahmawati Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Laporan Pendahuluan METASTATIC BONE DISEASE PADA VERTEBRAE Annisa Rahmawati Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Laporan Pendahuluan METASTATIC BONE DISEASE PADA VERTEBRAE Annisa Rahmawati- 1006672150 Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia I. PENDAHULUAN Metastase tulang merupakan penyebaran sel

Lebih terperinci

MATERI PERKULIAHAN. Pengantar Anatomi - Overview. Pengantar Anatomi - Istilah Anatomi Syndesmology - Skeleton & Joint. Skeleton Axiale - Ossa Cranii

MATERI PERKULIAHAN. Pengantar Anatomi - Overview. Pengantar Anatomi - Istilah Anatomi Syndesmology - Skeleton & Joint. Skeleton Axiale - Ossa Cranii ANATOMI VETERINER I DOSEN PENGAMPU drh. Analis Wisnu Wardana, M.Biomed drh. Handayu Untari drh. Herlina Pratiwi PENILAIAN: Keaktifan 10% Tugas 20% Kuis 20% UTS 25% UAS 25% MATERI PERKULIAHAN Pokok Bahasan

Lebih terperinci

Pembimbing Residen : dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka Supervisor : dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad. Anggota : Monareza Restantia Shirly D.

Pembimbing Residen : dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka Supervisor : dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad. Anggota : Monareza Restantia Shirly D. OSTEOARTHRITIS Pembimbing Residen : dr. Praharsa Akmaja Chaetajaka Supervisor : dr. Taufiqqulhidayat, Sp.Rad Anggota : Monareza Restantia Shirly D. C 111 11 178 Uswah Hasanuddin C 111 11 206 Citra Lady

Lebih terperinci

Wan Rita Mardhiya, S. Ked

Wan Rita Mardhiya, S. Ked Author : Wan Rita Mardhiya, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UR http://www.yayanakhyar.co.nr PENDAHULUAN Fraktur femur mempunyai pengaruh sosial ekonomi

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Conducted by: Jusuf R.

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Conducted by: Jusuf R. Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 ANATOMI : adalah ilmu yang

Lebih terperinci

NEOPLASMA TULANG. Neoplasma : Berasal dari Tulang : Jinak : Osteoma, Osteoid osteoma, osteoblastoma

NEOPLASMA TULANG. Neoplasma : Berasal dari Tulang : Jinak : Osteoma, Osteoid osteoma, osteoblastoma NEOPLASMA TULANG Neoplasma : Berasal dari Tulang : Jinak : Osteoma, Osteoid osteoma, osteoblastoma Ganas : Osteosarkoma, parosteal osteosarkoma Berasal dari Tulang rawan : Jinak : Kondroma, Osteokondroma,

Lebih terperinci

MULTIPLE MYELOMA ANATOMI

MULTIPLE MYELOMA ANATOMI MULTIPLE MYELOMA PENDAHULUAN Multiple myeloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel plasma yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh otot tubuh dan memberikan hasil keseluruhan yang paling baik. 11,12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seluruh otot tubuh dan memberikan hasil keseluruhan yang paling baik. 11,12 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Renang Renang merupakan jenis olahraga yang dilakukan di air dan dapat dilakukan baik putra maupun putri. 10 Dibandingkan dengan olahraga-olahraga lainnya, renang merupakan

Lebih terperinci

Fungsi Sistem Rangka

Fungsi Sistem Rangka Sistem Rangka Tujuan Membuat daftar fungsi sistem rangka Menjelaskan struktur dari tulang panjang Menjelaskan peran dari osteoblast dan osteosit Membuat daftar tulang dari skeleton aksial Membuat daftar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kulit di daerah bahu beruk ditutupi oleh rambut yang relatif panjang dan berwarna abu-abu kekuningan dengan bagian medial berwarna gelap. Morfologi tubuh beruk daerah bahu

Lebih terperinci

12/29/2010. Pengantar Anatomi. (a) Departemen Anatomi FK USU, 2010

12/29/2010. Pengantar Anatomi. (a) Departemen Anatomi FK USU, 2010 Pengantar Anatomi (a) Departemen Anatomi FK USU, 2010 Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh. Anatomi manusia menunjukkan berbagai struktur yang membentuk organisme manusia. Di laboratorium,

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI TULANG dan PERSENDIAN. by : Hasty Widyastari

ANATOMI FISIOLOGI TULANG dan PERSENDIAN. by : Hasty Widyastari ANATOMI FISIOLOGI TULANG dan PERSENDIAN by : Hasty Widyastari OSTEOLOGI Penyusun tulang : Organik : K, Na, C, kolagen, elastis, sel tulang, Anorganik : Ca, P (PO4) Fungsi tulang: 1. Proteksi : organ vital

Lebih terperinci

2 RANGKA TUBUH MANUSIA DAN HEWAN

2 RANGKA TUBUH MANUSIA DAN HEWAN 2 RANGKA TUBUH MANUSIA DAN HEWAN A. Rangka Manusia Sistem rangka pada manusia terbagi atas dua bagian, yaitu: rangka aksial (rangka sumbu tubuh) dan rangka apendicular (rangka tambahan). Rangka aksial

Lebih terperinci

TULANG Alat gerak pasif pada manusia adalah tulang. Tulang adalah bahan yang hidup dan tumbuh. Tulang mempunyai kerangka protein. Kalsium memperkuat

TULANG Alat gerak pasif pada manusia adalah tulang. Tulang adalah bahan yang hidup dan tumbuh. Tulang mempunyai kerangka protein. Kalsium memperkuat TULANG Alat gerak pasif pada manusia adalah tulang. Tulang adalah bahan yang hidup dan tumbuh. Tulang mempunyai kerangka protein. Kalsium memperkuat kerangka tersebut. Lapisan luar tulang mempunyai saraf

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITISKNEE JOINT

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITISKNEE JOINT PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITISKNEE JOINT Disusun oleh : MIFTAHUDDIN ULINNUHA ABROR P27226015077 PROGRAM STUDI DIPLOMA III FISIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA KARANGANYAR 2015 BAB

Lebih terperinci

SKELETON (Sistem rangka)

SKELETON (Sistem rangka) SKELETON (Sistem rangka) Struktur dan Fungsi Skeleton Pada Vertebrata skeleton disusun dari tulang, tulang rawan dan kombinasi keduanva. Fungsi skeleton adalah sebagai penyokong tubuh, perlekatan otot-otot,

Lebih terperinci

GAMBARAN RADIOGRAFI MONOSTOTIK FIBROUS DISPLASIA PADA RAHANG SKRIPSI. Sarjana Kedokteran Gigi

GAMBARAN RADIOGRAFI MONOSTOTIK FIBROUS DISPLASIA PADA RAHANG SKRIPSI. Sarjana Kedokteran Gigi GAMBARAN RADIOGRAFI MONOSTOTIK FIBROUS DISPLASIA PADA RAHANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh : BUNGA A.R NIM : 060600028 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tolak Peluru Tolak peluru termasuk nomor lempar dalam olahraga atletik yang memiliki kriteria tersendiri dari alat hingga lapangan

Lebih terperinci

OSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi

OSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi OSTEOARTHRITIS GENU 1. Definisi Osteoarthritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang sendi berupa disintegritas dan perlunakan progesif, diikuti penambahan pertumbuhan

Lebih terperinci

CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)/ Club Foot-I

CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)/ Club Foot-I CTEV (Congenital Talipes Equino Varus)/ Club Foot-I CTEV merupakan kelainan pada kaki, dimana kaki belakang equinus (mengarah ke bawah), varus (mengarah ke dalam/ medial), dan kaki depan adduktus (mendekati

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif kronik non inflamasi yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Penyakit ini bersifat progresif lambat,

Lebih terperinci

Multiple Myeloma DEFINISI GEJALA. Penyebab & Faktor Risiko

Multiple Myeloma DEFINISI GEJALA. Penyebab & Faktor Risiko Multiple Myeloma DEFINISI Multiple myeloma adalah kanker yang terjadi pada sel plasma, jenis sel darah putih yang dihasilkan dari sumsum tulang. Sel plasma normalnya menghasilkan protein yang disebut antibodi

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM GERAK MANUSIA Tubuhmu memiliki bentuk tertentu. Tubuhmu memiliki rangka yang mendukung dan menjadikannya

Lebih terperinci

Persendian adalah hubungan antara dua tulang atau lebih. Persendian dibedakan menjadi 2 yaitu:

Persendian adalah hubungan antara dua tulang atau lebih. Persendian dibedakan menjadi 2 yaitu: SISTEM RANGKA Rangka manusia dewasa tersusun dari tulang-tulang (sekitar 206 tulang) yang membentuk suatu kerangka tubuh yang kokoh. Walaupun rangka terutama tersusun dari tulangm rangka disebagian tempat

Lebih terperinci

BAB 2 PENGERTIAN, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA OSTEOSARKOMA. Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai

BAB 2 PENGERTIAN, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA OSTEOSARKOMA. Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai BAB 2 PENGERTIAN, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA OSTEOSARKOMA 2.1 Definisi dan Etiologi Osteosarkoma 2.1.1 Definisi Osteosarkoma adalah suatu lesi ganas pada sel mesenkim yang mempunyai kemampuan untuk membentuk

Lebih terperinci

OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE)

OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE) OSTEOLOGI VERTEBRALIS II (LUMBALIS, SACRUM, COCCYGEA, STERNUM & COSTAE) Oleh: drh. Herlina Pratiwi, M.Si Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perkiraan Tinggi Badan Tinggi badan merupakan ukuran bagi seseorang pada saat masih hidup, sedangkan panjang badan merupakan ukuran seseorang pada saat setelah meninggal dunia.

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK ETIOLOGI Kadar hormon tiroid dan paratiroid yang berlebihan dapat mengakibatkan hilangnya kalsium dalam jumlah yang lebih banyak. Obat-obat golongan steroid pun dapat mengakibatkan hilangnya kalsium dari

Lebih terperinci

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Dislokasi Sendi Panggul Dislokasi sendi panggul banyak ditemukan di Indonesia akibat trauma dan sering dialami oleh anak-anak. Di Negara Eropa, Amerika dan Jepang, jenis dislokasi sendi panggul yang sering

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membantu penyidik dalam memenuhi permintaan visum et repertum, untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membantu penyidik dalam memenuhi permintaan visum et repertum, untuk BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Identifikasi Peranan dokter forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik dalam memenuhi permintaan visum et repertum, untuk menentukan identitas seseorang,identifikasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2014 bertempat di Laboratorium Anatomi, Departemen Anatomi Fisiologi dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment

Thompson-Epstein Classification of Posterior Hip Dislocation. Type I Simple dislocation with or without an insignificant posterior wall fragment Dislokasi Hips Posterior Mekanisme trauma Caput femur dipaksa keluar ke belakang acetabulum melalui suatu trauma yang dihantarkan pada diafisis femur dimana sendi panggul dalam posisi fleksi atau semifleksi.

Lebih terperinci

Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang)

Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang) Proses Penyembuhan Fraktur (Regenerasi Tulang) Proses penyembuhan suatu fraktur dimulai sejak terjadi fraktur sebagai usaha tubuh untuk memperbaiki kerusakan kerusakan yang dialaminya. Penyembuhan dari

Lebih terperinci

1. Epifisis Epifisis dibentuk oleh pusat-pusat penulangan sekunder. DEFINISI

1. Epifisis Epifisis dibentuk oleh pusat-pusat penulangan sekunder. DEFINISI DEFINISI Multipel mieloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sel plasma imatur dan matur yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang

Lebih terperinci

ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI

ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI KULIAH ANATOMI UMUM TIM ANATOMI FIK Universitas Negeri Yogyakarta ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI BIDANG-BIDANG DAN AXIS (SUMBU) ANATOMIS: GARIS-GARIS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan teori 1. Articulatio Genu Definisi umum articulatio genu Persendian pada articulatio genu, merupakan persendian sinovial berdasarkan klasifikasi struktural. Penilaian

Lebih terperinci

ANATOMI SKELET TUNGKAI MONYET EKOR PANJANG

ANATOMI SKELET TUNGKAI MONYET EKOR PANJANG ANATOMI SKELET TUNGKAI MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) Miko Saputra FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK MIKO SAPUTRA. Anatomi Skelet Tungkai Monyet Ekor Panjang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pada hasil pengamatan didapatkan otot-otot panggul dan paha badak Sumatera memiliki struktur yang kompak dan teba l. Otot-otot panggul dan paha terdiri atas dua kelompok otot,

Lebih terperinci

ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI

ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI KULIAH ANATOMI UMUM Tim Anatomi (Jaka Sunardi, dkk) jaka_sunardi@uny.ac.id FIK Universitas Negeri Yogyakarta ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI BIDANG--BIDANG

Lebih terperinci

OSTEOMIELITIS. Rachmanissa

OSTEOMIELITIS. Rachmanissa OSTEOMIELITIS Rachmanissa 1301-1208-0028 DEFINISI Osteomielitis adalah Infeksi pada tulang Page 2 KLASIFIKASI Hematogeous osteomyelitis (20%) bakteremia menyebar ke tulang - Akut - kronik Contigous osteomyelitis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Proses Penyembuhan Fraktur Proses penyembuhan suatu fraktur dimulai sejak terjadi fraktur sebagai usaha tubuh untuk memperbaiki kerusakan kerusakan yang dialaminya. Penyembuhan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fraktur Femur 2.1.1. Definisi Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian),

Lebih terperinci

II. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI

II. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI OSTEOARTHRITIS Osteoartritis adalah gangguan yang terjadi pada satu atau lebih sendi, awalnya oleh adanya gangguan yang bersifat lokal pada kartilago dan bersifat progresif degeneratif dari kartilago,

Lebih terperinci

ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM

ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM ANATOMI TERAPAN LOKOMOSI LABORATORIUM ANATOMI FKH UGM ADAPTASI LOKOMOSI BERLARI Melibatkan gerakan cyclic dan berulang anggota gerak (stride=satu siklus anggota gerak pada gait tertentu) Gait = satu kali

Lebih terperinci

BAB II DEFENISI, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA, DIFERENSIAL DIAGNOSA. Pycnodysostosis berasal dari bahasa Yunani, Pycno (padat), dys (cacat) dan

BAB II DEFENISI, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA, DIFERENSIAL DIAGNOSA. Pycnodysostosis berasal dari bahasa Yunani, Pycno (padat), dys (cacat) dan 12 BAB II DEFENISI, ETIOLOGI, TANDA DAN GEJALA, DIFERENSIAL DIAGNOSA 2.1 Defenisi Pycnodysostosis berasal dari bahasa Yunani, Pycno (padat), dys (cacat) dan ostosis (tulang). Pycnodysostosis merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. articular caput femur dan regio interthrocanter dimana collum femur merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. articular caput femur dan regio interthrocanter dimana collum femur merupakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fraktur Collum Femoris Fraktur collum femoris merupakan fraktur yang terjadi antara ujung permukaan articular caput femur dan regio interthrocanter dimana collum femur merupakan

Lebih terperinci

ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI

ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI KULIAH ANATOMI UMUM TIM (Dra. Endang Rini Sukamti, M.S.) FIK Universitas Negeri Yogyakarta ANATOMI Adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur tubuh manusia POSISI ANATOMI BIDANG--BIDANG DAN AXIS (SUMBU)

Lebih terperinci

DESKRIPSI FOTO X-Ray. Foto Schedel AP/Lateral. o Besar dan bentuk calvaria normal/tidak

DESKRIPSI FOTO X-Ray. Foto Schedel AP/Lateral. o Besar dan bentuk calvaria normal/tidak DESKRIPSI FOTO X-Ray Foto Schedel AP/Lateral o Besar dan bentuk calvaria normal/tidak o Tabula eksterna, diploe dan tabula interna ada fraktur?, kalsifikasi? o Vaskular marking (garis pembuluh darah) ada/tidak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN REFERAT MULTIPEL MIELOMA KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN REFERAT MULTIPEL MIELOMA KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN Multipel mieloma adalah keganasan pada sel plasma yang membentuk tumor pada sumsum tulang dan menghasilkan antibodi abnormal. Multipel mieloma terjadi 4 kasus per 100000 orang setiap

Lebih terperinci

OSTEOSARCOMA PADA RAHANG

OSTEOSARCOMA PADA RAHANG OSTEOSARCOMA PADA RAHANG SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi Oleh : AFRINA ARIA NINGSIH NIM : 040600056 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Distribusi umur Umur pasien kelompok fraktur intertrochanter adalah 69,7 + 3,7 tahun, sedangkan umur kelompok fraktur collum femur adalah 72,5 + 5,8 tahun. Didapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Observational Analitik, dengan tinjauan Cross Sectional 3.. Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Orthopedi

Lebih terperinci

BAB I LAPORAN KASUS. Alamat/no.telp : Jl. Cendrawasih lorong 5 no.5 Status perkawinan : Kawin

BAB I LAPORAN KASUS. Alamat/no.telp : Jl. Cendrawasih lorong 5 no.5 Status perkawinan : Kawin BAB I LAPORAN KASUS I.1 Identitas Pasien Nama : Tn. A No. rekam medik : 714179 Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal lahir : 05 Mei 1988 Umur : 27 tahun Agama : Islam Pekerjaan : Buruh Alamat/no.telp : Jl.

Lebih terperinci

GAMBARAN RADIOGRAFI CEMENTO OSSIFYING FIBROMA PADA MANDIBULA

GAMBARAN RADIOGRAFI CEMENTO OSSIFYING FIBROMA PADA MANDIBULA GAMBARAN RADIOGRAFI CEMENTO OSSIFYING FIBROMA PADA MANDIBULA SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran gigi Oleh : CHANDRA PH PANDIANGAN 080600113

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang

BAB II TINJAUAN TEORI. tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang yang di tandai oleh rasa nyeri, pembengkakan, deformitas, gangguan fungsi, pemendekan, dan krepitasi (Doenges, 2002). Fraktur

Lebih terperinci

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh.

BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA. pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi, dan melindungi organ tubuh. BAB 2 DEFINISI, ETIOLOGI, KLASIFIKASI, DAN STADIUM EWING S SARCOMA Sarcoma adalah suatu tipe kanker yang jarang terjadi dimana penyakit ini berkembang pada struktur pendukung tubuh. Ada 2 jenis dari sarcoma,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. murni dengan nama dagang Suprasoft. Konsep penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. murni dengan nama dagang Suprasoft. Konsep penelitian ini adalah digilib.uns.ac.id 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Kolagen Tipe I yang dipakai dalam penelitian ini adalah Kolagen murni dengan nama dagang Suprasoft. Konsep penelitian ini adalah dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara berkembang dan menuju industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat terutama dalam bidang penggunaan

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SALATIGA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SALATIGA PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SALATIGA Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

OSTEOLOGI VERTEBRAE I

OSTEOLOGI VERTEBRAE I OSTEOLOGI VERTEBRAE I Oleh: drh. Herlina Pratiwi, M.Si Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae sacralis Vertebrae coccygealis costae sternum Columna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat

BAB I PENDAHULUAN. sampai 6 gram. Ovarium terletak dalam kavum peritonei. Kedua ovarium melekat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ovarium merupakan kelenjar kelamin (gonad) atau kelenjar seks wanita. Ovarium berbentuk seperti buah almond, berukuran panjang 2,5 sampai 5 cm, lebar 1,5 sampai 3 cm

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. berhubungan dengan asetabulum menbentuk kepala sendi yang disebut kaput

BAB I KONSEP DASAR. berhubungan dengan asetabulum menbentuk kepala sendi yang disebut kaput BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Sistem muskuloskeletal adalah suatu sistem yang terdiri dari tulang, otot, kartilago, ligamen, tendon, fascia, bursae, dan persendian (Depkes, 1995: 3). Fraktur adalah

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST ORIF FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST ORIF FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST ORIF FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL KARYA TULIS ILMIAH Disusun oleh: Herru Fratomo J100100037 Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan Histologi Tulang Tulang terdiri dari beragam bentuk dan ukuran, ada yang panjang, ada yang pipih, ada yang bentuknya seperti biji. Secara garis besar tulang dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sendi lutut berada di antara tulang femur dan tibia. a. Permukaan Artikulasi Sendi Lutut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sendi lutut berada di antara tulang femur dan tibia. a. Permukaan Artikulasi Sendi Lutut BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Anatomi lutut Komponen sendi lutut besar karena menanggung tekanan beban yang berat dan mempunyai ROM yang luas. Gerakannya penting untuk memendekkan dan

Lebih terperinci

OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS)

OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS) OSTEOLOGI AXIALE II COLLUMNA VERTEBRALIS (VERTEBRAE CERVICALIS) Oleh: drh. Herlina Pratiwi Columna vertebralis thorax Vertebrae cervicalis Vertebrae thorachalis Vertebrae lumbalis Vertebrae sacralis Vertebrae

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan ke arah perkembangan di bidang industri yang lebih maju. Hal ini ditandai dengan munculnya industri-industri

Lebih terperinci

PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA

PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA PENDAHULUAN OIeh : drg. Emut Lukito, SU, Sp.KGA MUSCULUS /OTOT Otot terdiri atas jaringan otot. Sifat istimewa otot adalah dapat berkerut/kontraksi sehingga mengakibatkan gerakan organ di sekitarnya. Jaringan

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. Kode Mata Kuliah : IOF 219. Materi : Sendi

BAHAN AJAR. Kode Mata Kuliah : IOF 219. Materi : Sendi BAHAN AJAR Mata Kuliah : Kinesiologi Kode Mata Kuliah : IOF 219 Materi : Sendi A. Pengertian Sendi, Persambungan, atau artikulatio adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pertemuan antara dua atau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kanan. Tulang kerangka pada bayi dan anak-anak lebih dari 206 segmen

II. TINJAUAN PUSTAKA. kanan. Tulang kerangka pada bayi dan anak-anak lebih dari 206 segmen II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Rangka Manusia Tulang kerangka manusia dewasa terdiri dari 206 segmen tulang yang sebagian besar berpasangan satu dengan yang lain yaitu sisi kiri dan sisi kanan. Tulang

Lebih terperinci

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017

KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017 713 Try Out Ke-3 Kelas XI SMA IPA PEMBAHASAN TO-3 KELAS XI SMA IPA KODE SOAL 713 SENIN 20 NOVEMBER 2017 halaman 10 dari 8 halaman Website: www.quin.web.id, e-mail: belajar yuk@hotmail.com 713 Try Out Ke-3

Lebih terperinci

Teknik Radiografi Manus, Wrist joint, Antebrachii, Humerus

Teknik Radiografi Manus, Wrist joint, Antebrachii, Humerus Teknik Radiografi Manus, Wrist joint, Antebrachii, Humerus INDIKASI PEMERIKSAAN RADIOGRAFI Trauma / cidera Fraktur, fisura, dislokasi, luksasi, ruptur Pathologis Artheritis, Osteoma, dll. Benda asing (corpus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. OSTEOARTHRITIS 1. Definisi Osteoartritis disebut juga penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertrofi. Penyakit ini merupakan penyakit kerusakan tulang rawan sendi yang

Lebih terperinci

Anatomi Vertebra. Gambar 1. Anatomi vertebra servikalis. 2

Anatomi Vertebra. Gambar 1. Anatomi vertebra servikalis. 2 Anatomi Vertebra Tulang belakang (vertebra) dibagi dalam dua bagian. Di bagian ventral terdiri atas korpus vertebra yang dibatasi satu sama lain oleh discus intervebra dan ditahan satu sama lain oleh ligamen

Lebih terperinci