dengan processus spinosus berfungsi sebagai tuas untuk otot-otot dan ligamenligamen
|
|
- Sudirman Kartawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 6 ke lateral dan sedikit ke arah posterior dari hubungan lamina dan pedikel dan bersama dengan processus spinosus berfungsi sebagai tuas untuk otot-otot dan ligamenligamen yang menempel kepadanya. Processus articular tampak menonjol dari lamina. Permukaan processus articular superior berbentuk konkaf dan menghadap kearah medial dan sedikit posterior. Processus articular inferior menonjol ke arah lateral dan sedikit anterior dan permukaannya berbentuk konveks. 15,16 Gambar 2.1 Vertebra lumbal Sendi facet disebut juga sendi zygapophyseal, merupakan sendi yang khas. Terbentuk dari processus articular dari vertebrae yang berdekatan untuk memberikan sifat mobilitas dan fleksibilitas. Sendi ini merupakan true synovial joints dengan cairan sinovial (satu processus superior dari bawah dengan satu processus inferior dari atas). Manfaat sendi ini adalah untuk memberikan stabilisasi pergerakan antara dua vertebrae dengan adanya translasi dan torsi saat melakukan fleksi dan ekstensi karena bidang geraknya yang sagital. Sendi ini membatasi pergerakan fleksi lateral dan rotasi. Permukaan sendi facet terdiri dari kartilago hialin. Pada tulang belakang lumbal, kapsul sendinya tebal dan fibrosa, meliputi bagian dorsal sendi. Kapsul sendi
2 7 bagian ventral terdiri dari lanjutan ligamentum flavum. Ruang deltoid pada sendi facet adalah ruang yang dibatasi oleh kapsul sendi atau ligamentum flavum pada satu sisi dan pertemuan dari tepi bulat permukaan kartilago sendi artikuler superior dan inferior pada sisi lainnya, ruang ini diisi oleh meniscus atau jaringan fibro adipose yang berupa invaginasi rudimenter kapsul sendi yang menonjol ke dalam ruang sendi. Fungsi meniskus ini adalah untuk mengisi kekosongan sehingga dapat terjadi stabilitas dan distribusi beban yang merata. Gambar 2.2 Sendi Facet Konfigurasi kanalis spinalis pada potongan melintang terutama terbentuk oleh bagian posterior lengkung syaraf dan permukaan posterior corpus vertebrae di bagian anteriornya. Bentuk canalis adalah oval pada vertebrae L1 dan berbentuk segitiga pada vertebrae L5. Karena saraf lumbalis yang paling besar terdapat pada L5, sedangkan di daerah tersebut terjadi penyempitan, maka terdapat kemungkinan adanya penjepitan syaraf oleh struktur-struktur pembentuk foramen. Corda spinalis akan berakhir dengan conus medullaris setinggi batas inferior vertebra L1. Area lumbosakral dari canalis spinalis mengandung cauda equina.
3 8 Gambar 2.3 Kanalis Spinalis Pemeriksaan Radiografi Pemeriksaan radiografi standar untuk melihat posisi dari kanalis lumbalis adalah pemeriksaan radiografi vertebra lumbalis, dimana ada 2 proyeksi standar yang dapat dilakukan yaitu, anteroposterior, dan lateral. Proyeksi anteroposteior diambil dalam posisi tidur terlentang atau tegak dengan fleksi sendi panggul dan lutut secukupnya agar bagian punggung kontak dengan meja pemeriksaan, sehingga mengurangi kurva lordotik dari tulang vertebra lumbal. Sedangkan proyeksi lateral dilakukan pada posisi tiduran atau tegak, pasien miring ke arah yang sakit atau biasanya miring ke kiri. Fleksikan sendi panggul dan lutut agar pasien nyaman, kedua bahu difleksikan di depan dada, atur tubuh agar seimbang. Untuk mencegah rotasi, letakkan bantalan diantara kedua lutut dan dibawah thorax bagian bawah, atur sehingga long axis tulang belakang horizontal. 21, Metode Pengukuran Diameter Kanalis Spinalis Pada saat ini terdapat dua jenis pengukuran diameter kanalis spinalis dengan pada foto polos radiografi, yaitu metode Jones dan Thompson, dan metode Eisenstein.
4 9 1) Metode Jones dan Thompson Merupakan salah satu metode pertama yang digunakan untuk mengukur diameter kanalis spinalis. Pertama kali dipublikasi pada tahun 1968 di dalam Journal Bone Joint Surgery. Pada penelitian mereka, pertama-tama diukur diameter anteroposterior kanalis spinalis pada foto radiografi vertebra lumbal proyeksi lateral dari pertengahan bagian belakang badan vertebra sampai batas dari prossesus spinosus yang setentang dengan badan vertebra tersebut. Lalu diukur melintang dari kanalis spinalis dengan cara mengukur jarak antar pedicle pada foto radiografi vertebra lumbal proyeksi anteroposterior yaitu jarak antara kedua pedicle bagian medial pada satu level yang sama. 2 Hasil perkalian dari kedua diameter diatas lalu dibandingkan dengan hasil perkalian diameter badan vertebra secara anteroposterior dan melintang. Hasil dari pembagian tersebut dikenal dengan Jones Index (JI). Gambar 2.4 Foto radiografi vertebra lumbal anteroposterior dan lateral. A-jarak antar pedicle. B-diameter kanalis spinalis secara anteroposterior. C-diameter badan vertebra secara melintang. D-diameter badan vertebra secara anteroposterior. JI = AB/CD. Jones Index = {diameter kanalis spinalis melintang (A) x diameter kanalis spinalis anteroposterior (B)} : {diameter badan vertebra melintang (C) x diameter badan vertebra 5,19,20 anteroposterior (D)}.
5 10 2) Metode Eisenstein Pertama kali dipublikasikan oleh Steve Eisenstein pada jurnal yang sama sebelumnya pada tahun Pada penelitian ini Eisentein menggunakan metode yang sama dengan Jones dan Thompson untuk mengukur diamater kanalis spinalis vertebra lumbal baik secara melintang maupun anteroposterior. Tetapi pada penelitian ini digunakan kadaver sebagai sampel, dimana kadaver tersebut diukur diameter kanalis spinalisnya secara langsung lalu dilakukan foto radiografi pada kadaver tersebut yang nantinya akan diukur diameter kanalis spinalisnya secara radiografi (gambar 2.5). 1 Dari hasil penelitian Eisenstein tersebut didapat bahwa Jones Index kurang valid untuk mengindikasikan suatu penyempitan kanalis spinalis, karena tidak didapatkan perubahan yang signifikan pada diameter kanalis spinalis secara melintang pada kasus penyempitan kanalis spinalis. Hal ini disebabkan oleh karena perubahan struktur kanalis spinalis pada kasus spinal stenosis lebih banyak terjadi karena peningkatan interlaminal angle (pemendekan dari lamina), daripada pemendekan dari pedicle yang didapat dari pemeriksaan langsung dari kadaver. 1,7 Gambar 2.5 Pengukuran kanalis spinalis pada kadaver
6 11 Gambar 2.6 Diameter kanalis lumbal Anteroposterior. Meskipun menurut Eisenstein validitas dari metode Jones dan Thompson diragukan, sampai saat ini masih banyak penelitian yang membandingkan kedua metode tersebut, seperti yang dilakukan oleh Shrestha & Dhugana (2013), 8 Jadhav dkk (2013), dan Shastrakar & Kaote (2015). 9 Metode Eisenstein merupakan jarak antara batas belakang dari badan vertebra tegak lurus dengan garis antara superior articular facet dam inferior articular facet, atau batas bagian dalam dari neural arch yang setentang. Menurut penelitian Jones & Thompson (1968), nilai Jones index berada antara 1:2 sampai 1:4 atau 1:5, dimana jika nilainya lebih dari 1:4 atau 1:5 mengindikasikan adanya penyempitan kanalis spinalis vertebra lumbal. 2 Sedangkan menurut penelitian Eisenstein (1977) nilai rata-rata diameter secara midsagital/anteroposterior sebesar 16 mm dengan nilai paling rendah sebesar 13 mm Limitasi Pada Metode Pengukuran Pada studi yang dilakukan sebelumnya oleh Jones & Thompson telah dinyatakan bahwa pengukuran diamater kanalis spinal menggunakan pemeriksaan foto polos radiologi tidak memberikan hasil yang akurat dalam menentukan ukuran kanalis spinalis, hanya memberikan gambaran secara kasar sebagai ukuran relatif pada pemeriksaan awal diameter kanalis spinalis. Masalah utama dalam pengukuran tersebut adalah variasi bentuk kanalis spinalis, yang kebanyakan berbentuk segi lima, ada yang
7 12 berbentuk bundar, bahkan segitiga. Diperlukan pemeriksaan yang lebih spesifik untuk menentukan informasi yang defenitif tentang bentuk dari kanalis spinalis, seperti tomography dari dua arah atau dari bidang aksial melintang. Metode pengukuran lain yang lebih spesifik yaitu dengan menggunakan Magnetic Resonance Imaging (MRI), yang sangat ideal untuk mendiagnosa kelainan diskus yang mengenai saraf pusat dan adanya penebalan pada ligamen-ligamen. 2,7,8,9
8 Kerangka Teori Penyempitan kanalis spinalis Hipertrofi ligamen Osteofit Pembesaran sendi facet Herniasi nukleus pulposus Gejala klinis Pemeriksaan radiografi - Nyeri - Mati rasa - Kesemutan - Kelemahan tungkai bawah - Perasaan tercengkeram (cramping) - Rasa terbakar (burning) punggung bawah, Xray MRI Metode Eisenstein Metode Jones dan Thompson
9 Kerangka Pemikiran Kanalis Spinalis Lumbal The tempting conclusion is that the South African negroid has a wider lumbar canal than the caucasoid. On the contrary, the negroid canal is marginally less capacious than the caucasoid in both sexes (Table I). The cause of caucasoid preponderance in stenosis sshould Foto Vertebra Lumbal Lateral Foto Vertebra Lumbal Anteroposterior Pengukuran Diameter Kanalis Spinalis Umur Jenis kelamin Riwayat operasi Riwayat trauma Kelainan Metode Jones & Thompson Metode Eisenstein Kanalis Spinalis Normal Penyempitan kanalis spinalis Hipertrofi ligamen Osteofit Pembesaran sendi facet Herniasi nukleus pulposus
Anatomi Vertebra. Gambar 1. Anatomi vertebra servikalis. 2
Anatomi Vertebra Tulang belakang (vertebra) dibagi dalam dua bagian. Di bagian ventral terdiri atas korpus vertebra yang dibatasi satu sama lain oleh discus intervebra dan ditahan satu sama lain oleh ligamen
Lebih terperinciANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG
ANATOMI FISIOLOGI TULANG BELAKANG Tulang punggung atau vertebra adalah tulang tak beraturan yang membentuk punggung yang mudah digerakkan. Terdapat 33 tulang punggung pada manusia, 5 di antaranya bergabung
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN
39 LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN Salam sejahtera, Bapak/ibu Yth, Perkenalkan Saya, dr. Antonius Haratua Pakpahan, saat ini sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis Orthopaedi
Lebih terperinciUNIVERSITAS SUMATERA UTARA EVALUASI PENGUKURAN DIAMETER KANALIS SPINALIS DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK MEDAN KARYA AKHIR
i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA EVALUASI PENGUKURAN DIAMETER KANALIS SPINALIS DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK MEDAN KARYA AKHIR Antonius Haratua Pakpahan 107117001 PROGRAM STUDI ILMU ORTHOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era yang lebih maju dan berkembang disertai dengan peningkatan teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan perilaku hidup, hal ini mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dibentuk oleh struktur tulang belakang yang sangat kuat dimana berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Columna vertebralis merupakan poros tulang rangka tubuh yang memungkinkan untuk bergerak. Terdapat 33 columna vertebralis, meliputi 7 columna vertebra cervical, 12
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian yakni salah satunya bagian leher yang mempunyai peranan sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia dibentuk oleh struktur tulang belakang yang sangat kuat dimana berfungsi sebagai penyanggah berat badan, yang terdiri dari beberapa bagian yakni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensi tertinggi menyerang wanita (Hoy, et al., 2007). Di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nyeri leher adalah masalah yang sering dikeluhkan di masyarakat. Prevalensi nyeri leher dalam populasi umum mencapai 23,1% dengan prevalensi tertinggi menyerang
Lebih terperinciTUGAS CASE LBP E.C. SPONDILOSIS. 1. Pemeriksaan Lasegue, Cross Lasegue, Patrick, dan Contra-Patrick
TUGAS CASE LBP E.C. SPONDILOSIS Nama : Meiustia Rahayu No.BP : 07120141 1. Pemeriksaan Lasegue, Cross Lasegue, Patrick, dan Contra-Patrick a. Pemeriksaan Lasegue (Straight Leg Raising Test) Cara pemeriksaan:
Lebih terperinciASPEK ANATOMI DAN BIOMEKANIK TULANG LUMBOSAKRAL DALAM HUBUNGANNYA DENGAN NYERI PINGGANG. OLEH : dr. VITRIANA, SpRM
ASPEK ANATOMI DAN BIOMEKANIK TULANG LUMBOSAKRAL DALAM HUBUNGANNYA DENGAN NYERI PINGGANG OLEH : dr. VITRIANA, SpRM SMF REHABILITASI MEDIK FK UNPAD/RSUP Dr.HASAN SADIKIN FK UI/RSUPN Dr.CIPTOMANGUNKUSUMO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fungsional sehari-hari. yang lama dan berulang, akan menimbulkan keluhan pada pinggang bawah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada perkembangan jaman sekarang ini, kesehatan merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik
Lebih terperinciInstabilitas Spinal dan Spondilolisthesis
Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis Akhmad Imron*) Departemen Bedah Saraf FK.Unpad/RSHS Definisi Instabilitas Spinal : adalah hilangnya kemampuan jaringan lunak pada spinal (contoh : ligamen, otot
Lebih terperinciBAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA. Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat
BAB 2 SENDI TEMPOROMANDIBULA Temporomandibula merupakan sendi yang paling kompleks yang dapat melakukan gerakan meluncur dan rotasi pada saat mandibula berfungsi. Sendi ini dibentuk oleh kondilus mandibula
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN HNP
LAPORAN PENDAHULUAN HNP Hernia Nukleus Pulposus (HNP) sering disebut juga dengan ruptur diskus intervertebralis. Diskus intervertebralis adalah lempengan kartilago yang membentuk sebuah bantalan diantara
Lebih terperinciBy Sudaryanto, S.St Dosen Biomekanik BIOMEKANIK VERTEBRA
1 BIOMEKANIK VERTEBRA Columna vertebralis terdiri dari 33 tulang vertebra yang membentuk kurva dan secara struktural terbagi atas 5 regio. Dari superior ke inferior, mulai dari 7 segmen vertebra cervical,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti HNP, spondyloarthrosis, disc migration maupun patologi fungsional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vertebra memiliki struktur anatomi paling kompleks dan memiliki peranan yang sangat penting bagi fungsi dan gerak tubuh. Patologi morfologi seperti HNP, spondyloarthrosis,
Lebih terperinciFRAKTUR TIBIA DAN FIBULA
FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA Fraktur tibia umumnya dikaitkan dengan fraktur tulang fibula, karena gaya ditransmisikan sepanjang membran interoseus fibula. Kulit dan jaringan subkutan sangat tipis pada bagian
Lebih terperinciBiomekanika Spine. Sistem muskuloskeletal batang tubuh terdiri dari spine (tulang
Biomekanika Spine Sistem muskuloskeletal batang tubuh terdiri dari spine (tulang belakang), tulang iga, pelvis dan fasia serta otot-otot yang terkait. Spine terdiri dari 24 semirigid presacral vertebra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Angka kejadian Ischialgia bawah hampir sama pada semua populasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ischialgia merupakan salah satu keluhan nyeri yang sering didapatkan di masyarakat. Angka kejadian Ischialgia bawah hampir sama pada semua populasi masyarakat
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN BY ADE. R. SST FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN A. JALAN LAHIR (PASSAGE) B. JANIN (PASSENGER) C. TENAGA atau KEKUATAN (POWER) D. PSIKIS WANITA (IBU)
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilaksanakan di RSUD Kebumen pada bulan Juni 2015 Juli 2015. Dari penelitian didapatkan sebanyak 74 orang yang memeriksakan LBP ke RSUD Kebumen dan
Lebih terperincikemungkinan penyebabnya adalah multifactorial sehingga sulit untuk mengetahui penyebab pasti dari keluhan tersebut dan kebanyakan LBP pada usia
BAB V PEMBAHASAN Nyeri punggung bawah atau LBP merupakan penyakit muskuloskeletal yang dapat berasal dari mana saja seperti sendi, periosteum, otot, annulus fibrosus bahkan saraf spinal. LBP bukan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri pinggang bawah atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, pegal yang terjadi di daerah pinggang bawah. Nyeri pinggang bawah bukanlah diagnosis tapi hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, peran yang sangat kompleks, anatomi dan fisiologi (fungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wanita merupakan makhluk istimewa yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya aktivitas keseharian, problematika sehari-hari, peran yang
Lebih terperincimakalah low back pain akibat kerja LOW BACK PAIN ( NYERI PUNGGUNG BAWAH) AKIBAT KERJA
makalah low back pain akibat kerja LOW BACK PAIN ( NYERI PUNGGUNG BAWAH) AKIBAT KERJA PENDAHULUAN 1). Latar Belakang Low back pain (LBP) merupakan permasalah yang sering muncul dalam suatu asuhan keperawatan
Lebih terperinciPERENCANAAN PROGRAM LATIHAN UNTUK LBP (LOW BACK PAIN) ET CAUSA SPONDYLOSIS
PERENCANAAN PROGRAM LATIHAN UNTUK LBP (LOW BACK PAIN) ET CAUSA SPONDYLOSIS DISUSUN OLEH : Sela Maudia (1406626274) PROGRAM VOKASI BIDANG STUDI RUMPUN KESEHATAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI KATA PENGANTAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan peradaban manusia sudah semakin berkembang pesat di segala bidang kehidupan. Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan
Lebih terperinciTeksbook reading. Tessa Rulianty (Hal 71-80)
Teksbook reading Tessa Rulianty (Hal 71-80) Tes ini sama dengan tes job dimana lengan diputar ke arah yang berlawanan. Jika terdapat nyeri dan pasien mengalami kesulitan mengatur posisi mengindikasikan
Lebih terperincimasukan sensoris pada sendi. Penelitian lain menjelaskan mengenai persarafan melalui dorsal rami dari akar saraf spinal L5-S4.
Definisi Sendi sakroiliaka merupakan penyebab kecil tetapi signifikan dari nyeri punggung bawah, bokong, dan nyeri ekstremitas bagian bawah. Disfungsi sendi sakroiliaka adalah diagnosis yang dapat ditegakkan
Lebih terperinciProsedur Pemeriksaan Radiologi. Untuk Mendeteksi Kelainan dan Cedera Tulang Belakang
Prosedur Pemeriksaan Radiologi Untuk Mendeteksi Kelainan dan Cedera Tulang Belakang Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan
Lebih terperinciNama: Anugerah Ramadhaan Putra Nim: Pembimbing: dr. Haidar Nasution
Nama: Anugerah Ramadhaan Putra Nim: 04101401005 Pembimbing: dr. Haidar Nasution HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nucleus pulposus dari discus melalui robekan annulus fibrosus keluar ke belakang/dorsal
Lebih terperinciLow Back Pain Dr.dr.Yunus Sp RM. MARS. MM. CFP
Low Back Pain Dr.dr.Yunus Sp RM. MARS. MM. CFP PENDAHULU AN Penyebab L.B.P. tulan g oto t saraf 4 DIFINISI ANATOMI ANATOMI 8 ANATOMI 9 10 SEBAB MEKANIK ANKILOSING SPONDILITIS 16 PENYEBAB sis 1. Spon
Lebih terperinciTESIS AMELIA PUTRI UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I RADIOLOGI JAKARTA AGUSTUS 2013
TINGKAT SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS RADIOGRAFI LUMBOSAKRAL DALAM MENDETEKSI TANDA-TANDA SEKUNDER HNP DIBANDINGKAN PEMERIKSAAN MRI SEBAGAI PEMERIKSAAN BAKU EMAS TESIS AMELIA PUTRI 0906647734 UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Patella merupakan tulang sesamoid terbesar yang ada di tubuh, menduduki
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Patella Patella merupakan tulang sesamoid terbesar yang ada di tubuh, menduduki femoral trochlea. Bentuknya yang oval asimetris dengan puncaknya mengarah ke distal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengguna jasa asuransi kesehatan. Pengertian sehat sendiri adalah suatu kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kesehatan saat ini merupakan hal yang sangat penting dikarenakan meningkatnya jumlah pasien di rumah sakit dan meningkat juga pengguna jasa asuransi kesehatan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seumur hidup sebanyak 60% (Demoulin 2012). Menurut World Health
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri punggung merupakan keluhan yang sering dijumpai pada kehidupan sehari-hari. Diperkirakan hampir semua orang pernah mengalami nyeri punggung semasa hidupnya. Nyeri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sendi lutut berada di antara tulang femur dan tibia. a. Permukaan Artikulasi Sendi Lutut
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Anatomi lutut Komponen sendi lutut besar karena menanggung tekanan beban yang berat dan mempunyai ROM yang luas. Gerakannya penting untuk memendekkan dan
Lebih terperinciOSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU
OSTEOLOGI THORAX, TRUNCUS DAN PELVIS DEPARTEMEN ANATOMI FK USU OSTEOLOGI DINDING THORAX 1 THORAX Bgn tubuh yg terdapat diantara leher dan abdomen Rangka dinding thorax ( compages thoracis ), dibentuk oleh
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: EKO BUDI WIJAYA J 100 090 032 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas -Tugas dan Memenuhi
Lebih terperinciKelainan Degeneratif SPINE Dr. Nuryani Sidarta,SpRM
Kelainan Degeneratif SPINE Dr. Nuryani Sidarta,SpRM Proses degeneratif sendi (1) Dimulai pada usia dewasa, terus mengalami progresifitas lambat sepanjang hidup Terjadi perubahan bertahap permukaan cartilago
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk itu peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam rangka menciptakan. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan perilaku hidup
Lebih terperinciLUMBAR SPINAL CANAL STENOSIS DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA. Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar ABSTRAK
LUMBAR SPINAL CANAL STENOSIS DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA 1 Putu Indah Budi Apsari, 2 I Ketut Suyasa, 3 Sri Maliawan, 4 Siki Kawiyana 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 2,3,4 Bagian/SMF Ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Punggung merupakan salah satu dari bagian tubuh manusia yang sering digunakan untuk beraktifitas. Banyak aktifitas yang melibatkan pergerakan punggung antara lain aktifitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Spinopelvic Balance dan Pelvic Parameter Hal yang membedakan manusia dan merupakan keunikan tersendiri dari manusia (Homo sapiens) adalah manusia merupakan satu-satunya primata
Lebih terperinciOSTEOARTHRITIS GENU (http://www.diskdr-online.com/news/5/osteoarthritis-genu)
OSTEOARTHRITIS GENU (http://www.diskdr-online.com/news/5/osteoarthritis-genu) Definisi Osteoarthritis genu adalah suatu penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi lutut,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan yang semakin meningkat otomatis disertai dengan peningkatan peran serta masyarakat untuk lebih aktif. Aktivitas manusia sangat erat hubungannya dengan gerak
Lebih terperinciHUBUNGAN BERATNYA PEKERJAAN DENGAN KEJADIAN HERNIA NUKLEUS PULPOSUS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2014
HUBUNGAN BERATNYA PEKERJAAN DENGAN KEJADIAN HERNIA NUKLEUS PULPOSUS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN PADA TAHUN 2014 Oleh : THAMRIN CIATAWI 120100368 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA
Lebih terperinciANATOMI HUMERUS DAN FEMUR
ANATOMI HUMERUS DAN FEMUR A. HUMERUS (arm bone) merupakan tulang terpanjang dan terbesar dari ekstremitas superior. Tulang tersebut bersendi pada bagian proksimal dengan skapula dan pada bagian distal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keselamatan kerja. Hal ini disebabkan karena 65% penduduk Indonesia. adalah usia kerja 30% bekerja disektor formal dan 70% disektor
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu dari negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, sangat berkepentingan terhadap masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini
Lebih terperinciPENGARUH UJI PROVOKASI TERHADAP ONSET NYERI DAN JARAK BERJALAN PADA KASUS LUMBAL SPINAL STENOSIS DEGENERATIF
PENGARUH UJI PROVOKASI TERHADAP ONSET NYERI DAN JARAK BERJALAN PADA KASUS LUMBAL SPINAL STENOSIS DEGENERATIF (STUDI DI RS ORTHOPAEDI PROF DR R SOEHARSO SURAKARTA) TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bebas dari kecacatan sehingga untuk dapat melakukan aktivitas dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan satu hal yang sangat penting dalam kehidupan setiap makhluk Tuhan yang ada di dunia ini terutama manusia. Bagi manusia kesehatan mencakup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, tingkat aktivitas masyarakat Indonesia semakin tinggi. Hal ini disebabkan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih efektif dan efisien. Komputer, laptop, atau handphone
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, berbagai macam teknologi telah diciptakan untuk membuat segala pekerjaan menjadi lebih efektif dan efisien. Komputer,
Lebih terperinciMEKANICAL CERVICAL & LUMBAR TRACTION. Oleh: Sugijanto
MEKANICAL CERVICAL & LUMBAR TRACTION Oleh: Sugijanto Pengertian Traksi: proses menarik utk meregangkan jarak antar suatu bagian. Traksi spinal: tarikan utk meregangkan jarak antar vertebra. Traksi Non
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
4" BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nyeri Punggung Bawah 2.1.1. Definisi Nyeri punggung bawah adalah perasaan nyeri diantara sudut kosta sampai daerah bokong yang dapat menjalar sampai ke kedua kaki (Casazza,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pentingnya Konsep Ergonomi untuk Kenyamanan Kerja Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni yang berupaya menserasikan antara alat, cara, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan,
Lebih terperinciPENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEMERIKSAAN RADIOGRAFI TORAKS BLOK 2.6 GANGGUAN RESPIRASI. Edisi 1, 2016
PENUNTUN KETRAMPILAN KLINIS PEMERIKSAAN RADIOGRAFI TORAKS BLOK 2.6 GANGGUAN RESPIRASI Edisi 1, 2016 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS ANDALAS FAKULTAS KEDOKTERAN PADANG 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wanita dewasa adalah wanita yang telah menyelesaikan masa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Wanita dewasa adalah wanita yang telah menyelesaikan masa pertumbuhan dan siap menerima peran baru sebagai seorang istri maupun ibu. Perubahan peran ini secara
Lebih terperinci31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya
31 Pasang Saraf Spinal dan Fungsinya January 22, 2015 Tedi Mulyadi 0 Comment Saraf spinal Sistem saraf perifer terdiri dari saraf dan ganglia di luar otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi utama dari
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST DR. SOEDJONO MAGELANG Naskah Publikasi Diajukan Guna Melengkapi Tugas Dan Memenuhi Sebagian persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma
Lebih terperinciLAPORAN KASUS: PENATALAKSANAAN LOW BACK PAIN e.c SPONDYLOSIS LUMBALIS DENGAN SWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE
LABORATORIUM ILMU KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI RSSA LAPORAN KASUS: PENATALAKSANAAN LOW BACK PAIN e.c SPONDYLOSIS LUMBALIS DENGAN SWD DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE KALAICHELVI REGUNATHAN 0710714014
Lebih terperinciVolume 2 No. 6 Oktober 2016 ISSN :
PENGARUH CENTRAL RAY TERHADAP HASI RADIOGRAF FORAMEN INTERVERTEBRALIS PADA PEMERIKSAAN RADIOGRAFI CERVICAL RIGH POSTERIOR OBLIQUE 1) Farida Wahyuni, 2) Surip, 3) Ganis Rizki Agita 1,2,3) Program Studi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Nyeri punggung bawah (NPB) atau sering disebut juga low back pain
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Nyeri Punggung Bawah 2.1.1 Definisi Nyeri punggung bawah (NPB) atau sering disebut juga low back pain (LBP) merupakan masalah kesehatan di hampir semua negara. Hampir bisa dipastikan
Lebih terperinciSARI PUSTAKA CERVICAL DEGENERATIVE DISC DISEASE
SARI PUSTAKA CERVICAL DEGENERATIVE DISC DISEASE Oleh : IB Aditya Wirakarna Pembimbing : dr. I.G.L.N.A Artha Wiguna Sp.OT (K) Spine PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SUB BAGIAN ORTHOPAEDI
Lebih terperinciII. INSIDEN DAN EPIDEMIOLOGI
OSTEOARTHRITIS Osteoartritis adalah gangguan yang terjadi pada satu atau lebih sendi, awalnya oleh adanya gangguan yang bersifat lokal pada kartilago dan bersifat progresif degeneratif dari kartilago,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Foramen Mentale Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Melalui foramen mentale dapat keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Menuju Indonesia Sehat 2010 merupakan program pemerintah dalam mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai macam kondisi yang dapat
Lebih terperinciDISLOKASI SENDI PANGGUL
DISLOKASI SENDI PANGGUL Pembimbing: Prof. dr. H. Hafas Hanafiah, Sp.B, Sp.OT(K), FICS Oleh: Leni Agnes Siagian (070100153) Rahila (070100129) Hilda Destuty (070100039) ILMU BEDAH ORTOPAEDI DAN TRAUMATOLOGI
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi Punggung Bawah Menurut Snell (2006), punggung yang terbentang dari kranium sampai ke ujung os coccygis dapat disebut sebagai permukaan posterior trunkus. Skapula dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tugas-tugasnya dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. sendi bahu dan mengakibatkan gangguan aktivitas fungsional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Dengan kondisi yang
Lebih terperinci31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya
31 Pasang saraf spinalis dan fungsinya Sumsum tulang belakang adalah struktur yang paling penting antara tubuh dan otak. Sumsum tulang belakang membentang dari foramen magnum di mana ia kontinu dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan nyeri pinggang dapat dialami oleh
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri pinggang bawah merupakan salah satu keluhan yang cukup sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gangguan nyeri pinggang dapat dialami oleh semua, tidak memandang
Lebih terperinciFISIOTERAPI PADA PENDERITA LBP AKIBAT SPONDYLOSIS
FISIOTERAPI PADA PENDERITA LBP AKIBAT SPONDYLOSIS Jumat, 17 Desember 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah lumbal terdiri atas L1 sampai L5 dan L5 S1 yang paling besar menerima beban
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosacral (sekitar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Low Back Pain Definisi Low Back Pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosacral (sekitar tulang ekor).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Upaya dalam pembangunan kesehatan ditunjukkan untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN Upaya dalam pembangunan kesehatan ditunjukkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ischiadicus dan kedua cabangnya yaitu nervus peroneus comunis & nervus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ischialgia adalah rasa nyeri yang menjalar sepanjang perjalanan n. Ischiadicus dan kedua cabangnya yaitu nervus peroneus comunis & nervus tibialis. Keluhan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif kronik non inflamasi yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi. Penyakit ini bersifat progresif lambat,
Lebih terperinciSPINAL CORD & PERIPHERAL NERVE
Anatomi Blok 1.5 Bismillahirrahmanirrahim. SPINAL CORD & PERIPHERAL NERVE Pembagian Sistem Saraf Anatomis SN SNC Encephalon Medulla spinalis Cerebrum Truncus cerebri Cerebellum Diencephalon Mesencephalon
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanalis Mandibularis Kanalis mandibularis adalah saluran yang memanjang dari foramen mandibularis yang terletak pada permukaan medial ramus. Kanalis ini dialiri oleh inferior
Lebih terperinciPembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung
Pembacaan Foto Rontgen Toraks Jantung dr. Asmah Yusuf, Sp. Rad Kontributor Blok Sistem Kardiovaskuler Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara Pendahuluan Penilaian pembacaan foto rontgen toraks
Lebih terperinciOSTEOARTHRITIS GENU. 1. Definisi
OSTEOARTHRITIS GENU 1. Definisi Osteoarthritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis disertai kerusakan tulang sendi berupa disintegritas dan perlunakan progesif, diikuti penambahan pertumbuhan
Lebih terperinciSYNOVIAL CHONDROMATOSIS. Junita Intan
SYNOVIAL CHONDROMATOSIS Junita Intan ABSTRACT LAPORAN KASUS SYNOVIAL CHONDROMATOSIS INTRODUCTION : Synovial chondromatosis (sinonim synovial osteochondromatosis, synovial chondrometaplasia ) is a disorder
Lebih terperinciMOBILISASI SHOULDER GIRDLE
MOBILISASI SHOULDER GIRDLE STIKES Katolik St Vinc a Paulo Surabaya Mobilisasi Shoulder Girdle 1 REVIEW ANATOMI Shoulder kompleks GH joint ST joint AC joint SC joint Mobilisasi Shoulder Girdle 2 Articular
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi 2.1.1. Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam merupakan agama yang sempurna, dan telah mengatur segala aspek kehidupan manusia dari yang terbesar hingga yang terkecil sekalipun. Salah satu kelebihan islam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS. 4 kg, sedangkan untuk kelas junior putra 5 kg dan putri 3 kg.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS 2.1 Tolak Peluru Tolak peluru termasuk nomor lempar dalam olahraga atletik yang memiliki kriteria tersendiri dari alat hingga lapangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Lama Duduk Sebelum Istirahat Dalam Berkendara
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Lama Duduk Sebelum Istirahat Dalam Berkendara Sopir atau pengemudi adalah orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang telah memiliki Surat Ijin
Lebih terperinciyang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Disabilitas (ketidakmampuan) baik secara langsung ataupun tidak dapat mempengaruhi kehidupan setiap orang. Adanya nyeri pada lutut yang disebabkan oleh osteoarthtritis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kerusakan kartilago articulatio serta menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Osteoarthritis (OA) adalah penyakit articulatio degeneratif yang berhubungan dengan kerusakan kartilago articulatio serta menimbulkan disabilitas. Osteoarthritis
Lebih terperinciInsidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Dislokasi Sendi Panggul Dislokasi sendi panggul banyak ditemukan di Indonesia akibat trauma dan sering dialami oleh anak-anak. Di Negara Eropa, Amerika dan Jepang, jenis dislokasi sendi panggul yang sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya di bidang kesehatan. Pembangunan di bidang
BAB I PENDAHULUAN Pembangunan Nasional adalah pembangunan yang meliputi segala aspek kehidupan termasuk salah satunya di bidang kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan, pada hakekatnya adalah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan,
Lebih terperinciSemester 5 Prodi D3 Fisioterapi STIKES St. Vincentius a Paulo Surabaya
Semester 5 Prodi D3 Fisioterapi STIKES St. Vincentius a Paulo Surabaya 1. Nondisplaced 2. Medial displacement 3. Lateral displacement 4. Distracted 5. Overidding with posterior & superior displacement
Lebih terperinciBAB I DATA DASAR PASIEN
BAB I DATA DASAR PASIEN A. Identitas Nama Jenis Kelamin Umur Agama Suku bangsa Pekerjaan Alamat : Mr. Z : Laki-laki : 36 Tahun : Islam : Sasak : Petani : Mengkuri Status perkawinan : Menikah B. Anamnesis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Salah satu tujuan dari bangsa Indonesia yang tercantum pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pada dewasa ini tingkat partisipasi
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. vertebralis servikal dan lumbal merupakan sendi yang paling banyak
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar belakang Sendi ekstremitas bawah, sendi panggul dan sendi lutut, juga kolumna vertebralis servikal dan lumbal merupakan sendi yang paling banyak gerakannya dan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian dan Macam-macam Sikap Kerja. 4 macam sikap dalam bekerja, yaitu :
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Sikap Kerja a. Pengertian dan Macam-macam Sikap Kerja Menurut Nurmianto (2008), sikap kerja merupakan suatu tindakan yang diambil tenaga kerja untuk melakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Osteologi, Miologi, dan Arthrologi Leher Leher merupakan bagian dari tubuh manusia yang terletak di antara thorax dan caput. Leher termasuk ke dalam columna vertebrales. Batas
Lebih terperinciPENGANTAR ANATOMI & FISIOLOGI TUBUH MANUSIA
Pertemuan 1 PENGANTAR ANATOMI & FISIOLOGI TUBUH MANUSIA MK : Biomedik Dasar Program D3 Keperawatan Akper Pemkab Cianjur tahun 2015 assolzain@gmail.com nersfresh@gmail.com www.mediaperawat.wordpress.com
Lebih terperinci