PERKEMBANGAN TRIWULANAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERKEMBANGAN TRIWULANAN"

Transkripsi

1 Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Investing in Indonesia s Institutions for Inclusive and Sustainable Development PERKEMBANGAN TRIWULANAN INDONESIA ECONOMIC QUARTERLY PEREKONOMIAN INDONESIA Current challenges,masa future bergejolak potential Oktober October 211

2 PERKEMBANGAN TRIWULANAN PEREKONOMIAN INDONESIA Oktober 211

3

4 Kata Pengantar Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia menyajikan perkembangan utama ekonomi Indonesia dalam tiga bulan terakhir. Laporan ini menempatkan perkembangan tersebut dalam konteks jangka panjang dan global, serta memberikan penilaian terhadap prospek ekonomi dan kesejahteraan sosial Indonesia. Laporan ini ditujukan untuk khalayak termasuk pembuat kebijakan, pemimpin bisnis, pelaku pasar keuangan, serta komunitas analis dan professional yang terlibat dalam ekonomi Indonesia. Laporan Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia ini disusun dan dihimpun oleh tim analisa makroekonomi kantor perwakilan Bank Dunia di Jakarta dan dipimpin oleh Shubham Chaudhuri (Lead Economist) dan Enrique Blanco Armas (Senior Economist): Magda Adriani (harga komoditas), Andrew Blackman (sektor eksternal dan spillovers international), Andrew Carter (penerimaan pemerintah), David Stephan (ringkasan eksekutif, neraca nasional), Fitria Fitrani (sektor eksternal), Faya Hayati (harga dan risiko), Ahya Ihsan (belanja fiskal dan KPS), dan Ashley Taylor. Tambahan kontribusi diterima dari Anna I. Gueorguieva, Yuliya Makarova dan Wahyoe Soedarmono (belanja daerah), Dwi Endah Abriningrum (KPS), dan Cut Dian Agustina dan Ahmad Zaki Fahmi (Diagnosa Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur). Arsianti dan Ashley Taylor berbagi tugas penyuntingan dan produksi. Enrique Blanco Armas, Mustapha Benmaamar, Alex Drees- Gross, Franz Drees-Gross, Gregorius D.V. Pattinasarany, Djauhari Sitorus, P.S. Srinivas, William Wallace dan Andri Wibisono memberikan komentar dan masukan yang terperinci. Farhana Asnap, Indra Irnawan, Jerry Kurniawan, Nugroho, Marcellinus Winata dan Randy Salim mengatur diseminasi dan Titi Ananto, Sylvia Njotomihardjo dan Nina Herawati memberikan bantuan administrasi. Untuk mendapatkan lebih banyak analisa Bank Dunia terhadap ekonomi Indonesia: Untuk informasi mengenai Bank Dunia serta kegiatannya di Indonesia, silakan berkunjung ke website ini Untuk mendapatkan publikasi terkait melalui , silakan menghubungi Untuk pertanyaan dan saran berkaitan dengan publikasi ini, silakan menghubungi

5 Daftar isi Kata Pengantar Ringkasan Eksekutif: iii viii A. PERKEMBANGAN EKONOMI DAN FISKAL TERKINI 1 1. Kembali menurunnya pertumbuhan global dan meningkatnya gejolak pasar 1 2. Ketidakpastian telah meningkat disekitar outlook dasar dari pertumbuhan domestik yang kuat 4 3. Aliran masuk modal tetap kuat pada triwulan dua sementara surplus perdagangan menurun 6 4. Gejolak internasional belakangan ini mempengaruhi pasar keuangan Indonesia 8 5. Inflasi IHK terus turun dengan melambatnya goncangan inflasi pangan 1 6. Tingkat kemiskinan tahunan nasional Indonesia turun pada bulan Maret Defisit tahun 211 direvisi naik karena pengeluaran yang lebih besar untuk subsidi energi Seperti kondisi ekonomi global, risiko jangka pendek terhadap outlook Indonesia meningkat 18 B. BEBERAPA PERKEMBANGAN TERBARU PEREKONOMIAN INDONESIA Potensi pengaruh penurunan outlook dunia terhadap Indonesia 19 a. Memikirkan beberapa potensi skenario yang berkaitan dengan ekonomi global b. Bagaimana goncangan internasional dapat ditransmisikan ke Indonesia? c. Potensi dampak jangka pendek terhadap ekonomi Indonesia d. Peran kebijakan pendukung dan pentingnya menghindari kesalahan kebijakan e. Kembalinya aliran masuk modal pada jangka menengah memberikan insentif lebih lanjut untuk meneruskan kemajuan pada reformasi struktural utama Menggunakan KPS (Kerjasama Pemerintah dan Swasta) untuk menangani tantangan infrastruktur Indonesia 27 a. KPS merupakan fokus dalam agenda pembangunan Indonesia b. Kemajuan telah dicapai dalam membangun kerangka aturan dan kelembagaan bagi KPS, tetapi pelaksanaan masih menjadi tantangan utama c. Pengalaman internasional memberikan pelajaran bagi keberhasilan penerapan KPS d. Jalan ke depan C. INDONESIA 214 DAN SETERUSNYA: PANDANGAN SELEKTIF Belanja Daerah Tidak Menunjukkan Hasil 34 a. Belanja pemerintah daerah telah meningkat pesat selama satu dekade terakhir b. Hasil-hasil pembangunan tidak menunjukkan pola yang seragam c. Pelayanan publik bisa meningkat dengan efisiensi dan prioritas yang lebih baik d. Apa yang mendorong ketidakefisienan belanja dan kurangnya kualitas pelayanan publik?. 4 e. Catatan penutup Identifikasi hambatan-hambatan untuk pertumbuhan inklusif di Jawa Timur 43 a. Kinerja ekonomi Jawa Timur b. Menelusuri hambatan-hambatan pertumbuhan inklusif di Jawa Timur c. Pilihan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan inklusif yang lebih tinggi di Jawa Timur. 49 LAMPIRAN: GAMBARAN EKONOMI INDONESIA 5

6 DAFTAR GRAFIK Gambar 1: Keprihatinan pasar terhadap keberlanjutan fiskal zona Euro telah meningkat... 1 Gambar 2: Pertumbuhan mitra dagang utama Indonesia melemah... 2 Gambar 3: Permasalah yang dihadapi negara maju telah menurunkan outlook pertumbuhan global... 2 Gambar 4: Pasar ekuitas jatuh dengan tajam dan volatilitas meningkat... 3 Gambar 5: dan investor telah beralih kepada aset yang lebih aman seperti obligasi AS... 3 Gambar 6: Penurunan harga komoditas global telah terpusat pada bahan-bahan metal dan dasar... 3 Gambar 7: Pertumbuhan PDB triwulanan bertahan pada 6,5 persen pada triwulan kedua tahun Gambar 8: didorong oleh ekspor bersih, konsumsi swasta dan investasi... 4 Gambar 9: Aliran masuk neraca keuangan meningkat pada triwulan 2/ 211 tetapi surplus neraca berjalan menurun... 7 Gambar 1: Harga aset turun tajam pada bulan September... 8 Gambar 11: turun dari tingkat yang tinggi... 8 Gambar 12: Penurunan besar terhadap ekuitas Indonesia tetapi sama dengan yang dialami oleh negara lainnya di kawasan... 9 Gambar 13: sementara depresiasi Rupiah relatif terbatas dibandingkan dengan negara lainnya di kawasan... 9 Gambar 14: Aliran portfolio berbalik arah dengan tajam di bulan Agustus dan September... 9 Gambar 15: Inflasi telah menurun pada tahun 211 tetapi merangkak naik di bulan Agustus. 11 Gambar 16: dengan meningkatnya inflasi bulanan, sebagian karena meningkatnya inflasi inti11 Gambar 17: Kemiskinan nasional Indonesia turun di Gambar 18: Lemahnya pencairan pada program-program inti dan lebih tingginya pengeluaran subsidi energi terus berlanjut Gambar 19: Belanja modal telah meningkat antara bulan Juni dan Agustus, tetapi masih berada di bawah tingkat tahun yang lalu Gambar 2: Belanja infrastruktur pemerintah pusat untuk transportasi, energi dan irigasi menurun di tahun Gambar 21: Skenario untuk outlook eksternal termasuk berlanjutnya gejolak pasar keuangan sampai penurunan tajam pertumuhan ekonomi global... 2 Gambar 22: Potensi aliran keluar dana asing makin meningkat seiring dengan makin besarnya cadangan devisa Gambar 23: Investasi infrastruktur swasta Indonesia hanya pulih sebagian sejak krisis tahun Gambar 24: dan tetap relatif rendah dibanding ekonomi berkembang lainnya, terutama Brasil dan India Gambar 25: Realisasi proyek KPS di Indonesia sangat tertinggal dari rencana yang diumumkan3 Gambar 26: Pemerintah daerah mengelola lebih dari setengah dari seluruh belanja pemerintah pada sektor-sektor utama Gambar 27: Belanja pemerintah daerah sama dengan belanja inti pemerintah pusat Gambar 28: Transfer pemerintah pusat, terutama DAU, mendanai sebagian besar pendapatan pemerintah daerah Gambar 29: Korelasi yang tidak signifikan antara peningkatan belanja dan peningkatan hasil pelayanan publik Gambar 3: Walaupun belanja untuk infrastruktur telah meningkat, belanja untuk administrasi pemerintahan masih menjadi bagian terbesar belanja pemerintah daerah Gambar 31: Beberapa daerah dapat menyampaikan hasil yang jauh lebih tinggi pada tingkat input yang serupa... 4 Gambar 32: Belanja kepegawaian yang tinggi pada tingkat pemerintah daerah didorong oleh sektor aparat pemerintahan dan pendidikan Gambar 33: Laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur mengikuti laju pertumbuhan nasional pada beberapa tahun terakhir Gambar 34: Contoh kerangka pemeriksaan pertumbuhan HRV Gambar 35: Pada tahun 28, sepertiga jalan kabupaten/kota di Jawa Timur dalam kondisi buruk dan sangat buruk Gambar 36: Angkatan kerja per pencapaian pendidikan di tahun Gambar 37: Pajak dan Retribusi Daerah relatif rendah di Jawa Timur... 48

7 DAFTAR GRAFIK LAMPIRAN DAFTAR TABEL Gambar lampiran 1: Pertumbuhan PDB triwulanan dan tahunan... 5 Gambar lampiran 2: Kontribusi terhadap PDB (pengeluaran)... 5 Gambar lampiran 3: Kontribusi terhadap PDB (sektor)... 5 Gambar lampiran 4: Penjualan sepeda motor dan mobil (unit)... 5 Gambar lampiran 5: Indikator konsumen... 5 Gambar lampiran 6: Indikator kegiatan industri... 5 Gambar lampiran 7: Aliran perdagangan riil Gambar lampiran 8: Neraca pembayaran Gambar lampiran 9: Neraca perdagangan Gambar lampiran 1: Cadangan devisa dan dana modal asing Gambar lampiran 11: Term of trade dan implisit ekspor- impor berdasarkan chained Fisher- Price indices Gambar lampiran 12: Inflasi dan kebijakan moneter Gambar lampiran 13: Rincian tingkat harga konsumen Gambar lampiran 14: Tingkat inflasi negara tetangga Gambar lampiran 15: Harga beras domestik dan internasional Gambar lampiran 16: Tingkat kemiskinan dan pengangguran Gambar lampiran 17: Indeks saham regional Gambar lampiran 18: Indeks spot dolar dan rupiah Gambar lampiran 19: Yield obligasi pemerintah 5 tahunan mata uang lokal Gambar lampiran 2: Spread EMBI obligasi pemerintah dengan obligasi dollar amerika Gambar lampiran 21: Tingkat kredit bank umum Gambar lampiran 22: Indikator keuangan sektor perbankan Gambar lampiran 23: Hutang pemerintah Gambar lampiran 24: Hutang luar negeri Tabel 1: Dalam skenario dasar pertumbuhan diproyeksikan akan melambat di tahun ix Tabel 2: Proyeksi dasar pertumbuhan PDB tahun 211 diturunkan, risiko di sekitar outlook meningkat... 6 Tabel 3: Aliran masuk neraca pembayaran diperkirakan menurun di tahun 211 dan 212 pada skenario dasar... 7 Tabel 4: Proyeksi defisit tahun 211 telah direvisi naik, terutama karena peningkatan pengeluaran subsidi energi Tabel 5: Skenario berbeda ekonomi global dapat mengakibatkan berbagai dampak terhadap perekonomian Indonesia Tabel 6: Perlambatan yang terjadi di AS dan Eropa menempengaruhi Indonesia baik langsung dan tak langsung melalui perannya sebagai pemasok bahan baku dari mitra dagang lainnya Tabel 7: Industri manufaktur paling terpengaruh langsung terhadap AS dan Uni Eropa sementara komoditas lebih bergantung pada permintaan regional Tabel 8: Penurunan ekonomi global yang parah akan menyebabkan penurunan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi domestik Tabel 9: Nilai proyek yang siap ditawarkan mencapai setengah dari rencana proyek KPS Indonesia untuk tahun Tabel 1: Bagian Jawa Timur dalam total investasi swasta nasional masih tetap rendah DAFTAR TABEL LAMPIRAN DAFTAR KOTAK Tabel lampiran 1: Realisasi dan estimasi anggaran belanja pemerintah Tabel lampiran 2: Neraca Pembayaran Kotak 1: Potensi manfaat KPS bagi penyampaian layanan infrastruktur Kotak 2: Pengalaman KPS di India Kotak 3: Mekanisme transfer dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang kini berlaku di Indonesia Kotak 4: Pengantar singkat kerangka diagnosis pertumbuhan inklusif... 45

8 SINGKATAN DAN AKRONIM APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah MP3EI : Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara MSME : Micro, Small, and Medium-sized enterprises (Usaha Kecil dan Menengah Mikro) APBN-P : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara- : Major Trading Partners (Mitra Perdagangan MTP Perubahan Utama) BAPPEDA : Badan Perencana Pembangunan Daerah LHS : Left Hand Side (Sisi kiri) BAPPENAS : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional LKPP : Laporan Keuangan Pemerintah Pusat BI : Bank Indonesia LPEM : Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat BOS : Bantuan Operasional Sekolah NER : Net Enrollment Rate (Rasio Penerimaan Murid) BPS : Badan Pusat Statistik O&M : Operasi dan Pemeliharaan BULOG : Badan Urusan Logistik PDB : Produk Domestik Bruto BUMN : Badan Usaha Milik Negara PMA : Penanaman Modal Asing CPI : Consumer Price Index (Indeks Harga Konsumer) PODES : Poliklilnik Desa DAK : Dana Alokasi Khusus PPP : Public Private Partnership DAU : Dana Alokasi Umum R-APBN : Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara DBH : Dana Bagi Hasil RHS : Right Hand Side (Sisi Kanan) DEKON/TP : Dana Dekosentarasi dan Tugas Pembantuan RMU : Risk Management Unit DID : Dana Insentif Daerah Rp : Rupiah DPRD : Dewan Perwakilan Rakyat Daerah RPJM : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional EU : European Union (Uni Eropa) SBI : Sertifikat Bank Indonesia FY : Fiscal Year (Tahun Fiskal) SD : Sekolah Dasar HRV : Hausmann, Rodrik dan Velasco SIKD : Sistem Informasi Keuangan Daerah IEQ : Indonesia Economic Quarterly SMP : Sekolah Menengah Pertama IMF : International Monetary Fund SMK : Sekolah Menengah Kejuruan KemenKeu : Kementerian Keuangan SMU : Sekolah Menengah Umum KKPPI : Komite Kebijakan Percepatan Pembangunan Infrastruktur SUNs : Surat Utang Negara KPPOD : Komite Pengawasan Pelaksanaan Otonomi Daerah Susenas : Survei Sosial Ekonomi Nasional KPS : Kerjasama Pemerintah Swasta UKP4 : Unit Kerja Presiden untuk Pengawasan dan Pengandalian Pembangunan KUR : Kredit Usaha Rakyat UMKM : Usaha Mikro, Kecil dan Menengah LARF : Land Acquisition Revolving Fund (Dana Bergulir Pembebasan Lahan) US : United States (Amerika Serikat) LDR : Loan to Deposit Ratio (Rasio Pinjaman terhadap Simpanan) USD : United States Dollar (dolar Amerika Serikat) MoF : Ministry of Finance (Kementerian Keuangan) WB : World Bank (Bank Dunia)

9 Ringkasan Eksekutif: Bagaimana dampak penurunan outlook ekonomi dan keuangan global terhadap Indonesia? Dalam jangka pendek gejolak pasar keuangan internasional diperkirakan akan berlanjut tetapi juga ada risiko terjadinya skenario penurunan yang lebih besar walapun kemungkinannya lebih kecil Indonesia memasuki periode meningkatnya ketidakpastian dengan posisi yang relatif kuat dengan kinerja pertumbuhan ekonomi yang kuat akhir-akhir ini dan rendahnya inflasi, posisi fiskal yang kuat, Peristiwa-peristiwa di dunia internasional mendominasi perkembangan ekonomi Indonesia selama triwulan terakhir. Prospek pertumbuhan global telah melemah dan krisis hutang pemerintah di zona Euro telah meningkat. Gejolak pasar dan penghindaran risiko di dunia internasional juga telah meningkat, walaupun masih berada jauh di bawah kondisi pada akhir tahun 28. Pasar-pasar saham berjatuhan dan negara ekonomi berkembang utama (emerging markets) mengalami aliran keluar modal, memberikan tekanan terhadap nilai tukar mata uang mereka. Kinerja perekonomian domestik Indonesia tetap kuat, tetapi seperti di negara lainnya di kawasan, pasar keuangan Indonesia juga tidak kebal terhadap gejolak saat ini. Pada tanggal 22 September indeks harga saham dalam negeri merosot tajam sebesar 8,9 persen, penurunan harian terbesar sejak bulan Oktober 28, dan saham dan obligasi yang dimiliki investor asing juga telah berkurang. Melihat ke depan, pertanyaannya adalah bagaimana kondisi yang semakin memburuk dan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dalam jangka pendek? Bagaimana perkembangan di AS, zona Euro dan Cina akan menjadi penentu utama terhadap tipe dan skala pengaruh eksternal yang akan dihadapi Indonesia dalam jangka pendek. Masih terus berkembangnya penyelesaian krisis hutang zona Euro, berlanjutnya gejolak dan volatilitas keuangan, dan melemahnya harga-harga komoditas, tampaknya akan menjadi skenario dasar (baseline). Gejolak ini dapat menghilang secara perlahan bila ada tindak kebijakan yang mendukung, yang mendorong kepercayaan, investasi dan pertumbuhan. Tetapi juga terdapat risiko terjadinya peristiwa negatif yang lebih besar, seperti kacau-balaunya penyelesaian krisis zona Euro yang dapat memicu krisis keuangan internasional, serupa seperti yang terjadi pada akhir tahun 28. Karena banyak negara hanya memiliki respon kebijakan yang terbatas, maka pertumbuhan, perdagangan dan harga komoditas global tampaknya akan mengalami penurunan lebih lanjut. Dalam skenario ekstrim hal ini dapat menyebabkan perlambatan yang cukup besar terhadap pertumbuhan global jika ekonomi-ekonomi berkembang utama seperti Cina dan India tidak mendukung permintaan global, seperti yang mereka lakukan di tahun 29, tetapi sebaliknya mereka juga mengalami penurunan pertumbuhan yang cukup besar (hard landing). Pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh domestik, posisi fiskal yang kokoh, akumulasi cadangan devisa dan kinerja sektor keuangan yang kuat, membuat Indonesia berada pada posisi yang relatif baik untuk menghadapi goncangan eksternal yang timbul dari skenario-skenario di atas. Meningkatnya ketahanan terhadap goncangan eksternal, dan tanggapan kebijakan yang kuat, telah dilakukan pada waktu krisis tahun Pertumbuhan PDB pada triwulan 2/211 tidak berubah dari triwulan 1 sebesar 6,5 persen tahun-ke-tahun. Investasi dan konsumsi swasta tetap kuat. Sektor non-tradable terus menjadi pendorong pertumbuhan dan pertumbuhan manufaktur juga bergerak di atas 6 persen tahun-ke-tahun pada triwulan 2 untuk pertama kali dalam enam tahun. Dengan penurunan harga bahan pangan, inflasi IHK bergerak turun menjadi 4,8 persen di bulan Agustus 211. Walaupun tingginya harga-harga bahan pangan beberapa waktu lalu berdampak negatif terhadap konsumen pangan bersih (net food consumers), kuatnya ekonomi dalam negeri berkontribusi terhadap penurunan tingkat kemiskinan nasional menjadi 12,5 persen di bulan Maret 211, dari 13,3 persen tahun sebelumnya. Tingkat hutang pemerintah Indonesia terhadap PDB relatif rendah, sekitar 25 persen, dan dengan kecenderungan menurun. Hal ini jauh berbeda dengan memburuknya posisi fiskal banyak negara lainnya sejak tahun 28. Defisit diperkirakan akan turun dari 2,1 persen dari PDB di APBN-P tahun 211 menjadi 1,5 persen di R-APBN tahun 212. Pengeluaran untuk subsidi energi masih rentan terhadap peningkatan harga minyak, seperti terlihat dari kenaikan defisit dalam APBN-P tahun 211 terhadap defisit APBN awal dari 1,8 persen dari PDB. Akan tetapi, belanja inti, terutama untuk infrastruktur, masih terhambat oleh masalah pencairan. Posisi pembiayaan fiskal juga tampaknya akan mampu menghadapi gejolak pasar dalam jangka pendek, setelah adanya kelebihan pembiayaan di tahun 21 dan pra-pembiayaan selama tahun 211.

10 akumulasi cadangan devisa dari tingginya aliran masuk neraca pembayaran selama tahun 21 dan paruh pertama tahun 211, dan menguatnya kinerja sektor keuangan Perkembangan internasional akan mempengaruhi prospek pertumbuhan jangka pendek Indonesia, melalui dampaknya terhadap permintaan eksternal, harga komoditas dan aliran modal Proyeksi pertumbuhan skenario dasar Bank Dunia untuk tahun 212 telah diturunkan menjadi 6,3 persen Memasuki gejolak pasar di bulan September, cadangan devisa Indonesia sebesar 125 miliar dolar Amerika merupakan lebih dari dua kali lipat nilai di bulan Agustus 28. Jumlah aliran masuk neraca pembayaran kembali mencatat nilai yang tinggi pada triwulan kedua tahun 211, yang berasal dari tingginya aliran masuk neraca keuangan. Selain aliran masuk portofolio, PMA juga menunjukkan tren yang meningkat. Akan tetapi surplus neraca berjalan telah mengecil, walaupun hanya disebabkan oleh melebarnya defisit pendapatan. Kinerja sektor keuangan Indonesia akhir-akhir ini juga menjadi penyangga terhadap ketidakstabilan pasar keuangan. Sebagian dari hal ini disebabkan oleh upaya-upaya untuk menerapkan dan menegakkan perbaikan pada keseluruhan kerangka peraturan dan pemantauan. Kecukupan modal sektor perbankan cukup tinggi dan kredit macet telah menurun. Sistem perbankan juga memiliki likuiditas yang tinggi tetapi harus terus dipantau karena bank-bank tidak memiliki tingkat likuiditas yang sama. Goncangan-goncangan internasional dapat berdampak terhadap Indonesia melalui berbagai jalur, termasuk jalur perdagangan. Dampak langsung perdagangan Indonesia terhadap AS dan Uni Eropa memang terbatas tetapi dampak tidak langsung kepada Indonesia melalui mitra perdagangan lainnya dapat menjadi lebih signifikan. Jatuhnya harga komoditas dunia dan merosotnya permintaan dari ekonomi-ekonomi berkembang utama, terutama Cina, merupakan mekanisme transmisi lainnya yang dapat mempengaruhi ekspor dan juga neraca fiskal, investasi dalam negeri, konsumsi dan inflasi. Seperti disoroti di atas, pengaruh krisis keuangan terhadap Indonesia telah terlihat. Dampak aliran keluar modal portofolio terhadap Indonesia telah meningkat sejalan dengan peningkatan cadangan devisa dalam beberapa tahun terakhir. Volume dan arah aliran portofolio, dan biaya pembiayaan bagi Pemerintah dan perusahaan Indonesia, memiliki kepekaan terhadap sentimen investor asing dan juga terhadap situasi ekonomi dan kebijakan domestik. Hal serupa juga berlaku untuk PMA, daya tarik Indonesia sebagai tujuan PMA mungkin masih bertahan tetapi berlanjutnya kelemahan kondisi perusahaan di negara-negara asal kemungkinan dapat mempengaruhi aliran modal masuk. Dalam skenario dasar (baseline) dengan berlanjutnya gejolak pasar internasional, Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan Indonesia sebesar 6,4 persen di tahun 211 dan sedikit melambat di tahun 212 menjadi 6,3 persen (Tabel 1). Angka pertumbuhan tahun 212 telah diturunkan dari 6,7 persen dalam Triwulanan edisi Juni karena melemahnya pertumbuhan negara-negara mitra dagang utama dan harga komoditas, tetapi masih berada pada tingkat yang kuat. Dibawah skenario yang lebih pesimistis termasuk terjadinya krisis keuangan internasional yang dalam dan terus melemahnya permintaan eksternal, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan turun ke sekitar 5,5 persen. Akhirnya, dalam skenario yang lebih ekstrim dimana krisis menyebabkan turunnya pertumbuhan global secara signifikan dimana Cina dan India juga menghadapi penurunan pertumbuhan yang besar, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 212 dapat merosot tajam, walaupun diproyeksikan masih berada di atas 4 persen. Tabel 1: Dalam skenario dasar pertumbuhan diproyeksikan akan melambat di tahun 212 Produk domestik bruto Indeks harga konsumen* ( perubahan tahunan) 4,6 6,1 6,4 6,3 ( perubahan tahunan) 2,6 6,3 5, 5,5 Defisit anggaran** ( PDB) -1,6 -,6-2,1-1,5 Pertumbuhan mitra dagang utama ( perubahan tahunan) -1, 6,6 3,3 3,9 Catatan: * laju inflasi triwulan 4 ke triwulan 4. ** Angka 211 adalah APBN-P dan 212 adalah RAPBN Sumber: Kementerian Keuangan, BPS lewat CEIC, Consensus Forecasts Inc., dan Bank Dunia ix

11 Tanggapan kebijakan yang kuat dan konsisten dapat membatasi pengaruh goncangan eksternal dan mengurangi dampaknya Menjaga kemajuan reformasi untuk meningkatkan iklim investasi, infrastruktur dan pelayananan publik juga dapat membantu mendorong kepercayaan investor dan meningkatkan outlook pertumbuhan jangka menengah Indonesia Pemerintah dan Bank Indonesia (BI) telah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk menghadapi aliran keluar modal, termasuk pembelian obligasi dalam negeri. Upayaupaya terdahulu termasuk memperpanjang rata-rata waktu jatuh tempo dan periode kepemilikan minimum dari Sertifikat Bank Indonesia. BI juga menetapkan serangkaian kebijakan kehati-hatian makro. Ruang untuk stimulus fiskal juga sudah tersedia, bila dibutuhkan, tetapi tambahan belanja dapat terhambat oleh masalah pencairan. Namun demikian, kokohnya fundamental ekonomi makro Indonesia dan kebijakan yang ada merupakan beberapa pertahanan yang paling kuat untuk menghadapi goncangan saat ini dan masa depan. Penguatan lebih lanjut terhadap kemampuan pemerintah untuk menangani risiko-risiko akan membawa manfaat. Dalam gejolak yang terjadi sekarang menghindari kebijakan-kebijakan yang tidak pasti menjadi lebih penting, terutama yang berkaitan dengan perubahan dalam pembatasan investasi luar negeri dan kerangka peraturan dan pemerintahan. Fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat dan proyeksi bagi pertumbuhan jangka menengah pada kisaran 6,5 persen atau lebih masih tetap bertahan. Keberlanjutan kemajuan reformasi struktural, seperti reformasi subsidi energi, pembebasan tanah dan pembiayaan infrastruktur, merupakan kunci untuk menggerakkan laju potensi pertumbuhan lebih tinggi dan juga dapat memainkan peran penting dalam memelihara kepercayaan investor dalam jangka pendek. Edisi Triwulanan ini memiliki sejumlah pembahasan tentang masalah-masalah jangka menengah tersebut. Yang pertama membicarakan bagaimana kerangka Kerjasama Pemerintah-Swasta di Indonesia dan bagaimana penerapannya dapat diperkuat sehingga dapat membantu Pemerintah untuk mencapai sasarannya terhadap investasi infrastruktur sektor swasta. Yang kedua membahas peran penting pemerintah daerah dalam penyampaian layanan publik pada bidang-bidang seperti infrastruktur, kesehatan dan pendidikan dan keterbatasan efisiensi belanja daerah. Yang terakhir membicarakan tantangan utama pembangunan bagaimana menjadikan pertumbuhan menjadi lebih inklusif, dan juga lebih tinggi, dengan fokus pada analisis di propinsi Jawa Timur. x

12 A. PERKEMBANGAN EKONOMI DAN FISKAL TERKINI 1. Kembali menurunnya pertumbuhan global dan meningkatnya gejolak pasar Lingkungan perekonomian global telah melemah dengan signifikan sepanjang triwulan lalu dan semakin bertambahnya ketidakpastian Triwulan yang lalu ditandai dengan meningkatnya dan meluasnya krisis hutang negara negara zona Eropadan melemahnya outlook pertumbuhan ekonomi AS dan Uni Eropa dan juga beberapa negara negara berkembang utama lainnya.. Kesehatan sektor perbankan Eropa masih mengkhawatirkan, sementara biaya pembiayaannya semakin tinggi. Ketidakpastian kebijakan, terutama yang berkaitan dengan respon terhadap krisis hutang di zona Eropa serta kebijakan fiskal di AS (seperti terlihat pada negosiasi batas atas hutang federal), memperkeruh kondisi jangka pendek dan memberikan sentimen negatif kepada para investor. Gejolak di pasar keuangan meningkat tajam selama kurun triwulan lalu. Penjualan saham besar-besaran yang mencerminkan tingginya penghindaran risiko telah memicu pelarian modal ke instrumen yang lebih aman. Harga harga komoditas di pasaran dunia juga menurun, terutama untuk bahan-bahan baku. Pertanyaan bagaimana kondisi yang semakin memburuk ini outlook global dapatberdampak terhadap Indonesia merupakan tema utama dari Laporan Triwulanan kali ini. Untuk memberi gambaran umum, bagian ini mencoba menguraikan dengan singkat tentang perkembangan-perkembangan terkini, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi dari negara-negara mitra dagang utama Indonesia, perkembangan harga harga komoditas dunia, dan aliran dana portfolio international. yang didorong oleh kekhawatiran meningkatanya ketidakpastian atas penyelesaian krisis hutang di zona Eropa dan implikasinya terhadap sektor perbankan Eropa seiring dengan menurunnya outlook pertumbuhan, terutama di negara negara maju Kekhawatiran terhadap penerapan reformasi fiskal dan prospek pertumbuhan di Yunani dan negara negara di zona Eropa lainnya telah meningkat (Gambar 1). Kekhawatiran akan kondisi fiskal, telah mempengaruhi risiko kredit perbankan yang menyimpan sejumlah besar obligasi negara zona Eropa. Biaya pendanaan perbankan di zona ini juga makin meningkat. Menghadapi situasi ini, negara-negara anggota Euro telah bersepakat untuk menambah paket dana talangan bagi Yunani di akhir bulan Juli lalu dan mengucurkan uang kepada komite Pengendalian Fasilitas Keuangan Gambar 1: Keprihatinan pasar terhadap keberlanjutan fiskal zona Euro telah meningkat (imbal hasil obligasi pemerintah 1-tahunan, persen) Greece Portugal Ireland Italy Spain Jan-1 Jul-1 Jan-11 Jul Sumber: Datastream Eropa, atau yang lebih dikenal sebagai European Financial Stability Facility (EFSF). Pada bulan Juli disetujui bahwa, tergantung dari ratifikasi atau prosedur pengesahan di masingmasing negara, EFSF dapat, jika dibutuhkan, memberikan penalangan pendanaan siaga, memberikan pinjaman kepada negara-negara bukan anggota dengan tujuan merekapitalisasi lembaga-lembaga keuangan, dan untuk mengintervensi pasar hutang sekunder pada kondisi-kondisi tertentu. Namun demikian, kekhawatiran pasar masih besar terhadap respon kebijakan krisis hutang dan potensi keputusan yang menimbulkan kekacauan. Outlook pertumbuhan ekonomi bagi negara negara berpenghasilan tinggi menurun menyusul melemahnya perekonomian di triwulan 2/ 211, sejalan denganrevisi penurunan pertumbuhan sebelumnya. Sebagai contoh, menjelang akhir bulan Juni, perkiraan resmi pertumbuhan AS pada triwulan 1/211 telah diturunkan menjadi,4 persen dari level sebelumnya 1,9 persen. Dampak gempa bumi dan tsunami masih membebani pertumbuhan di Jepang. Mengikuti hasil pertumbuhan di triwulan satu yang sangat kuat, perlambatan pertumbuhan juga terjadi di negara berkembang utama (emerging economies) di Asia Timur. Faktor-faktor tersebut menjadi pendorong melambatnya pertumbuhan negara negara mitra dagangan utama Indonesia (Gambar 2)

13 Beberapa prediksi dan indikator parsial mengarahkan pada perlemahan kegiatan ekonomi di paruh kedua tahun 211. Hal ini disebabkan oleh faktor hutang dan dampak riil dari upaya pengetatan fiskal yang membayangi pertumbuhan di Eropa serta kepercayaan konsumen yang terus menurun di AS. Indeks Indikator Utama Gabungan (Composite Leading Indicators Indices) dari OECD memperlihatkan adanya momentum perlambatan pertumbuhan di pasar negara maju maupun berkembang. Dalam laporan IMF September 211 World Economic Outlook menurunkan proyeksi pertumbuhan AS sekitar satu poin persentase relatif untuk tahun 211 dan 212 relatif terhadap proyeksi bulan Juni 211. Ramalan terhadap zona Eropa diturunkan sekitar satu setengah poin persentase (Gambar 3). Sementara, pertumbuhan untuk negara ekonomi berkembang dan negara berkembang utama (emerging economies) juga ikut diturunkan, walau masih berada di atas 6 persen. Dengan kontribusi Cina yang masih menjadi sentral terhadap pertumbuhan dunia dan permintaan komoditas, isyarat perlemahan apapun pada kegiatan industri manufaktur Cina terus dicermati dengan sangat hati-hati. Gambar 2: Pertumbuhan mitra dagang utama Indonesia melemah (Pertumbuhan PDB mitra dagang utama Indonesia, persen) Pertumbuhan tahun-ke-tahun (RHS) 1 5 Gambar 3: Permasalah yang dihadapi negara maju telah menurunkan outlook pertumbuhan global (Pertumbuhan PDB, persen) Ramalan IMF WEO untuk Apr-11 Jun-11 Sep Pertumbuhan triwulanan dengan penyesuaian musiman (LHS) Jun-3 Jun-5 Jun-7 Jun-9 Jun US Euro area Japan -1 Catatan: Rangkaian MTP disusun dari tingkat pertumbuhan dengan bobot bagian ekspor nominal Indonesia tahun 21 Sumber: CEIC dan Bank Dunia Sumber: IMF World Economic Outlook (beraneka) Pasar saham dunia merosot tajam dengan meningkatnya aksi penghindaran risiko Pasar-pasar keuangan telah diterjang oleh perkembangan-perkembangan di atas pada triwulan terakhir, walaupun tingkat tekanan pasar keuangan masih jauh dari yang dicatat pada akhir tahun 28. Indeks VIX yang mengukur volatilitas pasar saham meningkat sekitar dua kali lipat dari pertengahan bulan Juni ke pertengahan September (Gambar 4). Dengan meningkatnya motivasi menghindari resiko, para investor beraksi dengan memindahkan aset-aset mereka yang berisiko ke instrumen yang lebih aman. Dari tanggal 15 Juni hingga 27 September saham di pasar negara maju merosot sebesar 11,2 persen dalam nilai dolar Amerika. Imbal hasil (yields) untuk obligasi 1-tahunan pemerintah AS turun sekitar 1 poin persentase menjadi sedikit di bawah 2 persen. Negara-negara berkembang utama (emerging markets) juga tak luput dari badai ini. Saham-saham negara berkembang Asia turun sebesar 21,3 persen dalam nilai dolar Amerika dari tanggal 15 Juni hingga 27 September. Rata-rata spread pada spread obligasi mereka meningkat dari 13 basis poin menjadi 45 basis poin dan terjadi peningkatan tingkat credit default swap lintas bursa. Penerbitan modal baru ke negaranegara berkembang turun di bulan Juli dan Agustus dan tercatat aliran modal keluar yang signifikan dari pasar negara berkembang, termasuk di Indonesia, seperti dibahas di bawah ini. THE WORLD BANK BANK DUNIA Oktober 211 2

14 Gambar 4: Pasar ekuitas jatuh dengan tajam dan volatilitas meningkat (Indeks saham US$; indeks volatilitas saham VIX) Indeks (1=Juni 28) 125 Saham AS$ negara Asia utama 1 indeks VIX Gambar 5: dan investor telah beralih kepada aset yang lebih aman seperti obligasi AS (yield, persen; spread obligasi negara AS, basis poin) Yield, persen 5 4 Yield obligasi AS 1-tahunan (LHS) Spread, basis poin Saham AS$ pasar negara maju (LHS) Indeks volatilitas VIX (RHS) 25 1 Spread obligasi pasar berkembang, EMBIG (RHS) 2 Jun-8 Jun-9 Jun-1 Jun-11 Jun-8 Jun-9 Jun-1 Jun-11 Catatan: Indeks VIX mengukur perkiraan volatilitas 3-hari dari indeks S&P 5 index seperti ditunjukkan oleh harga kontrak pilihan. Saham adalah indeks MSCI Sumber: Datastream dan Bank Dunia Catatan: EMBIG adalah JP Morgan Emerging Bond Index Global. Sumber: Datastream Harga harga komoditas juga turut berjatuhan, terutama komoditas yang dijadikan sebagai input industri manufaktur ataupun investasi Tantangan ekonomi yang sulit berarti bahwa situasi pasar keuangan internasional akan tetap cair dalam jangka pendek Harga harga komoditas turun dikarenakan perkembangan di atas. Pada bulan Agustus indeks harga komoditas non-migas dalam dolar Amerika dari Bank Dunia turun sebesar 1,6 persen sementara harga-harga energi menurun sebesar 6,3 persen. Untuk beberapa komoditas pilihan, penurunan harga komoditas metal cenderung turun lebih besar dari pada komoditas lainnya di bulan Juni ke September (Gambar 6)., yang mencerminkan jatuhnya optimisme untuk outlook manufaktur dan investasi. Satu pengecualian adalah peningkatan dalam harga emas karena para investor mencari aset yang aman. Harga beras internasional (Thai) juga Gambar 6: Penurunan harga komoditas global telah terpusat pada bahan-bahan metal dan dasar (perubahan dalam rata-rata harga internasional dolar Amerika dari bulan Juni ke September 211, persen ) Gold Crude Oil: Brent Aluminium Alloy Copper Nickel Lead Tin Zinc Palm Oil Sugar Rice Wheat Perubahan harga, persen Catatan: September adalah rata-rata hingga 26 September Sumber: CEIC dan Bank Dunia mengalami peningkatan karena perubahan kebijakan dalam negerinya (lihat pada bagian harga-harga di bawah untuk rincian lebih lanjut). Tantangan fundamental ekonomi yang dihadapi oleh banyak negara berpenghasilan tinggi adalah tantangan jangka menengah - konsolidasi fiskal, pemulihan kesehatan neraca perbankan dan pihak swasta, dan reformasi struktural untuk memperbaiki prospek tren pertumbuhan sangat dibutuhkan. Untuk negara negara dengan tingkat hutang yang tinggi, tantangan mereka adalah terbatasnya ruang gerak dalam hal memilih kebijakan yang tepat untuk mencegah semakin menurunnya pertumbuhan. Rumitnya negosiasi politik juga seringkali menjadi syarat yang harus dilalui dalam proses pengambilan kebijakan yang dibutuhkan. Walapun outlook negara berkembang masih kuat, dengan belum adanya kejelasan penyelesaian krisis di zona Eropa, situasi pasar keuangan internasional kemungkinan akan tetap cair dalam jangka pendek. Menghadapi volatilitas THE WORLD BANK BANK DUNIA Oktober 211 3

15 aliran modal menambah tantangan yang dihadapi negara berkembang, termasuk tekanan inflasi untuk beberapa negara, dan juga menangani dampak spillover dari penurunan pertumbuhan di Eropa dan US. Sejalan dengan ketidakpastian di atas, maka bagian B lebih lanjut mencoba menganalisa beberapa alternatif skenario bagaimana situasi ekonomi global terus berkembang dan bagaimana hal hal tersebut berdampak terhadap Indonesia. 2. Ketidakpastian telah meningkat disekitar outlook dasar dari pertumbuhan domestik yang kuat Pertumbuhan PDB tetap kuat pada triwulan 2/211 sebesar 6.5 persen Ekonomi Indonesia terus tumbuh dengan kuat pada triwulan 2/211. Pertumbuhan tahunke-tahun bertahan pada tingkat 6,5 persen sejak triwulan 1 (Gambar 7). Dengan penyesuaian musiman, pertumbuhan triwulanan meningkat sebesar 1,6 persen. Angka ini lebih tinggi dari 1, persen yang dicatat pada triwulan 1 dan tingkat pertumbuhan rata-rata 1-tahunan. Pertumbuhan pada triwulan kedua sesuai dengan harapan pasar dan perkiraan Triwulanan edisi Juni. Melihat kinerja pertumbuhan sampai saat ini, dan tetap kuatnya pendorong pertumbuhan dalam negeri, proyeksi pertumbuhan tahun 211 tetap pada 6,4 persen sesuai dengan Triwulanan edisi Juni. Akan tetapi, seperti disoroti di atas, outlook internasional telah menurun, yang disebabkan oleh perkiraan perlambatan pada permintaan eksternal, proyeksi pertumbuhan tahun 212 diturunkan menjadi 6,3 persen dari 6,7 persen, dan ketidakpastian disekitar baseline ini telah meningkat. Konsumsi swasta dan investasi memberikan dukungan berkelanjutan terhadap pertumbuhan, sementara ekspor bersih memberikan dorongan kuat pada triwulan 2/211 Konsumsi swasta terus memberi kontribusi yang kuat terhadap pertumbuhan PDB triwulanan pada triwulan kedua, sementara pertumbuhan investasi berbalik arah menjadi positif. Pertumbuhan konsumsi swasta didukung oleh berlanjutnya sentimen konsumen tingkat tinggi dan penurunan inflasi yang terjadi akhir-akhir ini. Kuatnya investasi didorong oleh pembangunan gedung, yang terlihat dari tingginya penjualan semen. Walaupun demikian, ekspor bersih (net exports) memberikan sumbangan utama pada pertumbuhan PDB triwulanan, setelah sebelumnya memberikan sumbangan yang negatif pada triwulan pertama. Pertumbuhan triwulan ekspor riil meningkat menjadi 5,4 persen, hampir dua kali lipat dari impor riil. Kuatnya ekspor pada triwulan kedua ini disebabkan oleh kuatnya peningkatan ekspor komoditas dan pertanian, terutama ke Jepang, Cina dan India. Konsumsi riil pemerintah memberikan kontribusi yang minim pada pertumbuhan triwulanan ini, yang menunjukkan masih adanya masalah pada pencairan anggaran belanja. Gambar 7: Pertumbuhan PDB triwulanan bertahan pada 6,5 persen pada triwulan kedua tahun 211 (persen perubahan dalam PDB riil) 4 Tahun-ke-tahun (RHS) 8 Gambar 8: didorong oleh ekspor bersih, konsumsi swasta dan investasi (kontribusi pada pertumbuhan triwulan-ke-triwulan dengan penyesuaian musiman, persen) Tw-k-Tw, peny. musiman (LHS) Rata-rata (LHS)* Jun-5 Dec-6 Jun-8 Dec-9 Jun-11 Catatan: * Rata-rata pertumbuhan Tw-k-Tw sejak Triwulan 2/21 Sumber: BPS dan perhitungan staf Bank Dunia 2-4 Jun-8 Mar-9 Dec-9 Sep-1 Jun-11 Discrepancy Net Exports Investment Gov cons. Private cons. GDP Catatan: Kontribusi mungkin tidak berjumlah sesuai pertumbuhan keseluruhan PDB karena penyesuaian musiman pada tiap rangkaian secara individual Sumber: BPS dan perhitungan staf Bank Dunia -4 THE WORLD BANK BANK DUNIA Oktober 211 4

16 Pertumbuhan manufaktur cukup signifikan, untuk pertama kalinya dalam enam tahun meningkat di atas 6 persen Lingkungan eksternal melemah tetapi dengan fundamental ekonomi yang kuat, Indonesia diperkirakan dapat mempertahankan pertumbuhan pada 6,4 persen pada tahun 211, sementara pertumbuhan tahun 212 sedikit diturunkan tetapi masih tetap kuat sebesar 6,3 persen Pertumbuhan pada sisi produksi pada triwulan kedua didorong oleh perdagangan ritel dan kulakan, manufaktur dan transportasi dan komunikasi. Sektor non perdagangan tetap berkontribusi besar kepada pertumbuhan, walaupun terjadi perlambatan terhadap laju pertumbuhannya. Sektor manufaktur mencatat pertumbuhan yang sangat kuat pada triwulan 2, meningkat sebesar 6,1 persen tahun-ke-tahun dan 1,6 persen triwulan-ketriwulan (dengan penyesuaian musiman), didorong oleh permintaan ekspor dan domestik. Ini adalah yang pertama kali dalam enam tahun di mana pertumbuhan tahun-ke-tahun melampaui enam persen. Pertumbuhan umum di bidang manufaktur tetap tinggi walaupun terjadi perlambatan pada produksi peralatan transportasi dan permesinan yang disebabkan oleh gangguan pasokan akibat gempa dan tsunami yang terjadi pada bulan Maret di Jepang. Seperti dibahas di atas, peristiwa-peristiwa pada triwulan yang lalu telah meningkatkan ketidakpastian outlook global dan juga mempengaruhi outlook pertumbuhan di Indonesia. Besarnya dan lamanya pemulihan perlambatan pertumbuhan dunia akan mempengaruhi outlook pertumbuhan mitra-mitra perdagangan utama dan harga-harga komoditas. Tingkat penghindaran resiko investor internasional, dan respon kebijakan yang diambil di Indonesia, akan mempengaruhi outlook aliran masuk modal. Menurut skenario dasar, proyeksi bagi mitra perdagangan utama (MTP) telah direvisi turun dibandingkan dengan edisi Juni 211 sebesar 1 poin persentase pada tahun 211 dan 212. Asumsi harga minyak tetap pada 15 dolar Amerika per barel, yang menyeimbangkan ketidakpastian outlook dengan hasil-hasil yang baik pada bagian awal tahun ini. Harga minyak diperkirakan akan sedikit melambat ke 1 dolar Amerika pada tahun 212. Berdasarkan skenario dasar ini, pertumbuhan MTP yang lebih rendah akan diimbangi oleh kuatnya konsumsi swasta dalam negeri jangka pendek dan investasi, dimana investasi ini mencerminkan masuknya FDI pada akhir-akhir ini dan meningkatnya belanja modal dari APBN. Digabungkan dengan kuatnya pertumbuhan yang ditunjukkan sampai saat ini, proyeksi pertumbuhan tahun 211 tetap tidak berubah dari Triwulanan edisi Juni sebesar 6,4 persen. Sedangkan proyeksi pertumbuhan untuk tahun 212 telah direvisi turun sebesar,4 basis poin menjadi 6,3 persen. Angka ini mencerminkan revisi turun dari permintaan eksternal dan outlook harga komoditas, serta meningkatnya ketidakpastian ekonomi, yang menyebabkan melambatnya pertumbuhan konsumsi dan investasi selama tahun 212 (Tabel 2). Perkiraan dasar ini didasarkan pada berlanjutnya fundamental domestik yang positif, sebagai contoh termasuk respon kebijakan yang terkoordinasi dalam menanggapi pengaruh negatif gejolak pasar internasional terhadap sektor keuangan dalam negeri. Perkembangan-perkembangan yang terjadi di zona Euro, AS dan Cina, dan pada pasarpasar keuangan internasional, dapat menyebabkan outlook yang berbeda. Bagian risiko di bawah dan Bagian B akan melihat beberapa kemungkinan skenario yang berlainan secara lebih rinci. THE WORLD BANK BANK DUNIA Oktober 211 5

17 Tabel 2: Proyeksi dasar pertumbuhan PDB tahun 211 diturunkan, risiko di sekitar outlook meningkat (persentase perubahan, kecuali dinyatakan lain) 1. Indikator ekonomi utama Tahunan Tahun berjalan ke triwulan Desember Revisi Tahunan Total pengeluaran konsumsi 4, 5,1 5,4 4,9 6,4 5, -,1 -,8 Pengeluaran konsumsi swasta 4,6 4,9 4,7 4,4 5,6 4,6, -,3 Konsumsi pemerintah,3 6,6 1,1 7,3 1,6 6,9, -3,5 Pembentukan modal tetap bruto 8,5 9,2 9,3 8,7 1,3 9,, -,6 Ekspor barang dan jasa 14,9 14,1 8,9 16,1 9,1 7,7 1,2-1,6 Impor barang dan jasa 17,3 15,4 1, 16,9 1,4 9,1-1,5-2,6 Produk Domestik Bruto 6,1 6,4 6,3 6,9 6,2 6,, -,4 Pertanian 2,9 3,4 3,8 3,8 1,7 4,, -,1 Industri 4,7 5,1 5, 5,3 5,3 4,5,2 -,2 Jasa-jasa 8,4 8,5 8,1 9,2 8,8 7,8 -,1 -,7 2. Indikator eksternal Neraca pembayaran (miliar AS$) 3,3 23,9 18,8 n/a n/a n/a -,9-7,2 Neraca berjalan (miliar AS$) 5,6 2,3,3 n/a n/a n/a -,5-4,2 Neraca perdagangan (miliar AS$) 21,3 21,7 19,7 n/a n/a n/a 3,1-1,3 Neraca keuangan (miliar AS$) 26,2 23,3 18,5 n/a n/a n/a,8-3, 3. Indikator ekonomi lainnya Indeks harga konsumen 5,1 5,6 5,5 6,3 5, 5,5 -,3 -,6 Indeks keranjang kemiskinan 8,4 8,1 6,7 11,1 5,8 6,4,3 -,3 Deflator PDB 8, 8,3 9, 8, 8,7 8,7 -,9 -,6 PDB nominal 14,6 15,2 15,8 15, 15,5 15,2-1, -1,2 4. Asumsi ekonomi Kurs tukar (IDR/AS$) ,9, Suku bunga 6,4 6,8 6,8 6,5 6,8 6,8, -,3 Harga minyak Indonesia (AS$/barel) 79,4 15, 1, 86,2 1, 1,, 3, Pertumbuhan mitra dagang utama 6,6 3,3 3,9 5,6 3,9 4,1-1, -,8 Catatan: Proyeksi aliran perdagangan berkaitan dengan neraca nasional, yang dapat melebihkan pergerakan volume perdagangan sebenarnya, dan mengecilkan pergerakan harga karena perbedaan dalam penggunaan harga Sumber: Kemenkeu, BPS, BI, CEIC dan proyeksi Bank Dunia 3. Aliran masuk modal tetap kuat pada triwulan dua sementara surplus perdagangan menurun Keseluruhan aliran masuk neraca pembayaran pada triwulan 2/211 sekali lagi mencatat nilai tinggi Keseluruhan aliran masuk neraca pembayaran sekali lagi mencatat nilai tinggi pada triwulan 2/211, menyentuh 11.9 miliar dolar Amerika didorong oleh aliran masuk modal dan finansial sebesar 12,5 miliar dolar Amerika (Gambar 9). Surplus neraca berjalan menyempit tajam ke,2 miliar dolar Amerika sementara net errors (kesalahan bersih) menyumbang sebesar,8 miliar dolar Amerika pada aliran keluar. Kuatnya hasil triwulan 2 ini, ditambah aliran masuk lanjutan di bulan Juli dan Agustus, meningkatkan cadangan devisa hingga 124,6 miliar dolar Amerika pada akhir bulan Agustus (setara dengan impor dan hutang luar negeri Pemerintah untuk 7,1 bulan). THE WORLD BANK BANK DUNIA Oktober 211 6

18 aliran masuk FDI dan portofolio terus menguat, sebelum terjadinya gejolak pasar Neraca berjalan terus menyempit, terutama didorong oleh repatriasi keuntungan pada neraca pendapatan Peningkatan impor minyak dan gas bumi mengimbangi ekspor komoditas lain pada triwulan kedua Surplus neraca finansial dan modal kembali terjadi, setelah mengalaminya selama delapan triwulan berturut-turut, di dorong oleh kuatnya aliran masuk portofolio bersih ke sekuritas negara (baik obligasi domestik dan global bulan Mei) serta obligasi korporasi, juga kontribusi dari repatriasi bersih valuta asing dan deposit serta penarikan hutang bersih dari luar negeri. Aliran masuk FDI terus menguat, dengan aliran masuk bruto sebesar 5,2 miliar dolar Amerika, sementara FDI bersih mencapai 2,7 miliar dolar Amerika. Hal ini menambah mendukung tren investasi dalam jangka yang lebih panjang, relatif terhadap aliran portofolio. Pada triwulan 2/211 neraca transaksi berjalan mendekati defisit untuk pertama kali sejak krisis keuangan dunia tahun 28. Neraca perdagangan Indonesia untuk barang dan jasa secara keseluruhan stabil, walaupun defisit minyak dan gas bumi terus meningkat. Transfer berjalan juga sedikit menurun, tapi ini meningkatkan secara signifikan pada defisit pendapatan, sebesar 6,9 miliar dolar Amerika dari 5,3 miliar dolar Amerika di triwulan 1, yang merupakan penyumbang terbesar terhadap penurunan surplus neraca transaksi berjalan. Penyebab utamanya adalah repatriasi keuntungan (profit repatriation) dari investasi langsung yang dapat dilihat sebagai isyarat daya tarik Indonesia sebagai tujuan FDI. Pada neraca perdagangan, peningkatan surplus perdagangan non-migas diimbangi oleh peningkatan defisit migas, dan adanya peningkatan pada defisit jasa dengan meningkatnya pengeluaran untuk jasa pengiriman sejalan dengan volume perdagangan. Peningkatan ekspor terutama terjadi pada komoditas, seperti karet, minyak sawit dan batu bara, sedangkan impor barang-barang industri yang telah diproses dan barang-barang modal tetap stabil, sejalan dengan investasi dalam negeri. Neraca minyak dan gas bumi mencatat defisit triwulanannya yang pertama, menurut data neraca pembayaran Bank Indonesia, dengan berlanjutnya tren peningkatan impor minyak, terutama produk yang telah diproses. Hal ini sejalan dengan menguatnya permintaan dalam negeri bagi bahan bakar bersubsidi (lihat bagian fiskal di bawah). Data bulanan menunjuk pada berlanjutnya penurunan neraca perdagangan barang-barang, yang turun ke 1,4 miliar dolar Amerika di bulan Juli, walaupun masih 1,5 miliar dolar Amerika lebih tinggi dari defisit kecil bersih yang dicatat pada bulan Juli 21. Gambar 9: Aliran masuk neraca keuangan meningkat pada triwulan 2/ 211 tetapi surplus neraca berjalan menurun (miliar dolar Amerika) miliar dolar AS Net direct investment Net portfolio Net other capital Current account Overall balance miliar dolar AS Jun-8 Jun-9 Jun-1 Jun Tabel 3: Aliran masuk neraca pembayaran diperkirakan menurun di tahun 211 dan 212 pada skenario dasar (miliar dolar Amerika) Jumlah Neraca pembayaran -1,9 12,5 3,3 25,9 18,8 Neraca berjalan,1 1,6 5,6 2,3,3 Perdagangan 9,9 21,2 21,3 21,7 19,7 Pendapatan -15,2-15,1-2,3-23,9-24,2 Transfer 5,4 4,6 4,6 4,5 4,8 Neraca kapital & keuangan -1,8 4,9 26,2 23,3 18,5 PMA 3,4 2,6 1,7 12,3 14,8 Portofolio 1,8 1,3 13,2 9,7 1,2 Lain-lain -7,3-8,1 2,2 1,3-6,5 Cadangan devisa (a) 51,6 66,1 96,2 122, Catatan: Kesalahan dan penghilangan tidak diperlihatkan Sumber: BI Catatan: Kesalahan dan penghilangan tidak diperlihatkan. (a) Cadangan tahun 211 per akhir bulan Agustus 211 Sumber: BI dan proyeksi Bank Dunia THE WORLD BANK BANK DUNIA Oktober 211 7

19 Proyeksi terhadap aliran masuk neraca pembayaran sangat peka terhadap aliran masuk portofolio yang akan datang, tetapi pada skenario dasar diperkirakan akan menurun dari nilai 21 yang tinggi Penurunan harga komoditas dan aliran portofolio ke pasar-pasar negara sedang berkembang yang terjadi belakangan ini, serta bersamaan dengan penurunan permintaan eksternal, menyebabkan melambatnya aliran masuk neraca pembayaran. Akan tetapi, dengan aliran portofolio yang sensitif terhadap sentimen investor internasional, besarnya perlambatan sangat tidak pasti. Pada proyeksi dasar neraca berjalan tetap melambat sampai dengan sedikit diatas keseimbangan pada tahun 212 karena disebabkan terjadi tren penurunan neraca perdagangan dan peningkatan defisit pendapatan terus berlanjut (Tabel 3). Aliran masuk portofolio diperkirakan akan turun tapi tetap solid pada tahun 212 sebagaimana berlanjutnya dorongan fundamental aliran masuk. Proyeksi aliran masuk merupakan suatu tantangan walaupun tanpa ditunjang kepastian pasar yang jelas terlihat. Juga FDI, diproyeksikan memiliki keberlanjutan aliran masuk yang solid yang sangat tergantung kepada kondisi negara-negara investor, meskipun terdapat faktorfaktor menarik seperti kuatnya pasar domestik Indonesia. 4. Gejolak internasional belakangan ini mempengaruhi pasar keuangan Indonesia Saham-saham Indonesia melemah dengan tajam sejak Triwulanan Juni 211 karena peningkatan penghindaran risiko global yang juga memberi tekanan terhadap Rupiah Sejak bulan Agustus, pasar keuangan di Indonesia dan negara-negara lain se-kawasan, mengalami dampak buruk dari peningkatan ketidakpastian prospek dari zona Euro dan AS. Pada awal bulan Agustus, pemicunya adalah penurunan peringkat hutang negara AS oleh Standard and Poor s. Dari awal bulan September terjadi penurunan bertahap yang lebih jauh di pasar saham domestik, beberapa peningkatan yield obligasi dan melemahnya kurs tukar mata uang (Gambar 1). Indeks harga sahamkemudian jatuh dengan tajam, sebesar 8,9 persen, pada tanggal 22 September 211. Penurunan ini adalah penurunan harian yang paling besar sejak bulan Oktober 28 dan diikuti dengan pengumuman pada malam harinya mengenai Operation Twist oleh Bank Sentral Amerika Serikat bersama-sama dengan pernyataan yang menyebutkan adanya risiko penurunan yang signifikan terhadap prospek perekonomian global. Pengetatan kondisi pendanaan internasional bagi investor-investor asing yang ikut berpartisipasi di pasar obligasi domestik Indonesia dapat menurunkan kepemilikan mereka, memberikan tekanan terhadap mata uang, yang mengakibatkan turunnya sentimen terhadap ekuitas. Secara keseluruhan, sejak Triwulanan edisi Juni 211 (yaitu sejak 15 Juni hingga 27 September) saham-saham Indonesia telah turun sebesar 8,4 persen sementara Rupiah mengalami depresiasi sebesar 4,3 persen terhadap dolar AS. Akan tetapi penurunan tersebut berasal dari nilai yang tertinggi dari harga aset domestik (Gambar 11). Yield obligasi pemerintah lima tahun dalam mata uang Rupiah mengecil hampir sebesar 2 basis poin menjadi 6,61 persen dalam satu kwartal. Rata-rata spread pada obligasi eksternal Indonesia telah meningkat sebesar 12 basis poin menjadi sedikit di atas 32 basis poin. Gambar 1: Harga aset turun tajam pada bulan September Gambar 11: turun dari tingkat yang tinggi (indeks ekuitas, 15 Juni 211=1; Rp per dolar AS; yield, (indeks ekuitas, 15 Juni 211=1; Rp per dolar AS; yield, persen) persen) 15 Juni 211=1 ; Rp per dolar AS 12 9 Rp per dolar AS (RHS) 11 1 Ekuitas IHSG (LHS) Juni 28=1 ; Rp per dolar AS yield obligasi negara 5 tahun (RHS) Rp per dolar AS (RHS) yield obligasi negara 5 tahun (RHS) Ekuitas IHSG (LHS) 5 15-Jun 15-Jul 15-Aug 15-Sep Jun-8 Jun-9 Jun-1 Jun-11 Sumber: CEIC dan Bank Dunia Sumber: CEIC dan Bank Dunia THE WORLD BANK BANK DUNIA Oktober 211 8

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan Prospek pertumbuhan global masih tetap lemah dan pasar keuangan tetap bergejolak Akan tetapi, kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat

Lebih terperinci

Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Desember Ndiame Diop Lead Economist & Economic Advisor, Indonesia Bank Dunia

Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Desember Ndiame Diop Lead Economist & Economic Advisor, Indonesia Bank Dunia Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Desember 212 Menyoroti kebijakan Ndiame Diop Lead Economist & Economic Advisor, Indonesia Bank Dunia 18 Desember 212 World Bank and The Habibie Center Joint

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

Perkembangan Triwulanan Ekonomi Indonesia Masa bergejolak

Perkembangan Triwulanan Ekonomi Indonesia Masa bergejolak Perkembangan Triwulanan Ekonomi Indonesia Masa bergejolak Shubham Chaudhuri Ekonom Utama Indonesia Bank Dunia www.worldbank.org/id www.worldbank.org/indonesia 4 Oktober 211 Paramadina Public Policy Institute,

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut Indonesia sedang mengalami penyesuaian ekonomi yang cukup berarti yang didorong oleh perlemahan neraca eksternalnya yang membawa perlambatan pertumbuhan dan peningkatan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULANAN INDONESIA PEREKONOMIAN ECONOMIC QUARTERLY

PERKEMBANGAN TRIWULANAN INDONESIA PEREKONOMIAN ECONOMIC QUARTERLY Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized PERKEMBANGAN TRIWULANAN INDONESIA PEREKONOMIAN ECONOMIC QUARTERLY INDONESIA Mengatasi

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: menjaga ketahanan. P e r k e m b a n g a n T r i w u l a n a n P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a

Ringkasan eksekutif: menjaga ketahanan. P e r k e m b a n g a n T r i w u l a n a n P e r e k o n o m i a n I n d o n e s i a Ringkasan eksekutif: Menjaga ketahanan Tantangan dalam menjaga ketahanan di tengah melambatnya perekonomian dunia, yang mendorong pembaruan ekspansi moneter Di tengah lemahnya permintaan eksternal dan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% BII (TD)

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. 10-Mar-2004 Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% 1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi Melihat ke tahun 2014, Indonesia menghadapi perlambatan pertumbuhan dan risiko-risiko ekonomi yang signifikan yang membutuhkan fokus kebijakan tidak

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

A. PERKEMBANGAN EKONOMI DAN FISKAL

A. PERKEMBANGAN EKONOMI DAN FISKAL A. PERKEMBANGAN EKONOMI DAN FISKAL 1. Beberapa Sumber ketidakpastian dalam perekonomian global Pembangunan selama kuartal terakhir menunjukkan ketidakpastian yang masih berlangsung dalam lingkungan ekonomi

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

Kinerja CARLISYA PRO SAFE 29-Jan-16 NAV: (netto) vs per December 2015 () 5.15% 6.92% Total Dana Kelolaan 395,930,218.07 10 0-100% Kinerja - Inflasi (Jan 2016) 0.51% Deskripsi Jan-16 YoY - Inflasi (YoY) 4.14% - BI Rate 7.25% Yield

Lebih terperinci

KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist

KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist Isi Presentasi Mengapa perlu kenaikan harga BBM? Beban Anggaran Kemiskinan dan BLSM Benarkah keputusan

Lebih terperinci

Perkembangan Triwulanan Ekonomi Indonesia Tantangan saat ini, peluang masa depan

Perkembangan Triwulanan Ekonomi Indonesia Tantangan saat ini, peluang masa depan Perkembangan Triwulanan Ekonomi Indonesia Tantangan saat ini, peluang masa depan Shubham Chaudhuri Ekonom Senior Indonesia Bank Dunia 28 Juni 211 BKPM, Jakarta Ikhtisar Agenda pembahasan Outlook ekonomi

Lebih terperinci

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro Melemahnya nilai tukar rupiah dan merosotnya Indeks Harga Saham Gabungan membuat panik pelaku bisnis. Pengusaha tahu-tempe, barang elektronik, dan sejumlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak

ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak ANALISIS STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA (NPI) Abstrak Neraca pembayaran yaitu catatan yang sistematis tentang transaksi ekonomi internasional antara penduduk suatu negara dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 18 May 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis; Rupiah Konsolidasi Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis, Namun Tetap Waspada Anton Hendranata Ekonom/Ekonometrisi anton.hendranata@danamon.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sektor Properti Sektor properti merupakan sektor yang rentan terhadap perubahan dalam perekonomian, sebab sektor properti menjual produk yang

Lebih terperinci

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% RD Pasar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004

BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 2004 BAB I KONDISI EKONOMI MAKRO TAHUN 24 Kondisi ekonomi menjelang akhir tahun 24 dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, sejak memasuki tahun 22 stabilitas moneter membaik yang tercermin dari stabil dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN: GAMBARAN EKONOMI INDONESIA

LAMPIRAN: GAMBARAN EKONOMI INDONESIA LAMPIRAN: GAMBARAN EKONOMI INDONESIA Gambar Lampiran : Pertumbuhan PDB (persen pertumbuhan) Year on year Gambar Lampiran : Kontribusi terhadap PDB (pengeluaran) (pertumbuhan trimulan-ke-triwulan), seasonally

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam triwulan II/2001 proses pemulihan ekonomi masih diliputi oleh ketidakpastian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan industri merupakan bagian dari pembangunan nasional, sehingga derap pembangunan industri harus mampu memberikan sumbangan yang berarti terhadap pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan

Lebih terperinci

Kinerja CENTURY PRO FIXED

Kinerja CENTURY PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 3,058,893,148.56 - Keuangan - Infrastruktur 0-80% AAA A - 66.33% 15.52% 18.15% - Inflasi (Jan 2016) - Inflasi (YoY) - BI Rate 0.51% 4.14% 7.25% Kinerja Sejak pe- Deskripsi

Lebih terperinci

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Kerangka ekonomi makro dan pembiayaan pembangunan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang akan dicapai dalam tahun 2004 2009, berdasarkan

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari suatu pasar finansial karena berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka panjang. Hal ini berarti pasar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia karena pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana jangka panjang yang diarahkan

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO FIXED

Kinerja CARLISYA PRO FIXED 29-Jan-16 NAV: Total Dana Kelolaan 1,728,431,985.66 Pasar Uang 0-80% Deposito Syariah 6.12% 93.88% Infrastruktur 87.50% Disetahunkaluncuran Sejak pe- Deskripsi Jan-16 YoY Keuangan 12.50% Yield 0.64% 7.66%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian A. Pasar Valuta Asing Pasar Valuta Asing menyediakan mekanisme bagi transfer daya beli dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Pasar ini bukan entitas

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN III/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN III/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN III/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Pada awal triwulan III/2001 perekonomian membaik seperti tercermin dari beberapa

Lebih terperinci

Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Oktober 2012 Menjaga Ketahanan

Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Oktober 2012 Menjaga Ketahanan Perkembangan Triwulanan Perekonomian Indonesia: Oktober 1 Menjaga Ketahanan Ndiame Diop Lead Economist & Economic Advisor, Indonesia Bank Dunia 15 Oktober 1 Paramadina Public Policy Institute www.worldbank.org/id

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULANAN PEREKONOMIAN INDONESIA

PERKEMBANGAN TRIWULANAN PEREKONOMIAN INDONESIA Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Investing in Indonesia s Institutions for Inclusive and Sustainable Development 7334

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO

PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PERKEMBANGAN EKONOMI TERKINI, PROSPEK DAN RISIKO PEREKONOMIAN GLOBAL PEREKONOMIAN DOMESTIK PROSPEK DAN RISIKO KEBIJAKAN BANK INDONESIA 2 2 PERTUMBUHAN EKONOMI DUNIA TERUS MEMBAIK SESUAI PERKIRAAN... OUTLOOK

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 49 IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA 4.1 Produk Domestik Bruto (PDB) PDB atas dasar harga konstan merupakan salah satu indikator makroekonomi yang menunjukkan aktivitas perekonomian agregat suatu negara

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja

Lebih terperinci

Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized

Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized. Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized PERKEMBANGAN TRIWULANAN PEREKONOMIAN INDONESIA September 21 Kata Pengantar Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2007, keadaan ekonomi di Indonesia dapat dikatakan baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada tahun 2007, keadaan ekonomi di Indonesia dapat dikatakan baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2007, keadaan ekonomi di Indonesia dapat dikatakan baik dan stabil. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator yang memberikan nilai-nilai yang

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun

Lebih terperinci

CATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN

CATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN CATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN 2013 Asumsi ekonomi makro yang dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan berbagai besaran RAPBN tahun 2013 adalah sebagai berikut: Pertumbuhan ekonomi 6,8 %, laju

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998 memberikan dampak pada keuangan Indonesia. Berbagai peristiwa yang terjadi pada masa krisis mempengaruhi Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Mengarahkan kembali belanja publik April

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan pesat pasar keuangan global di masa sekarang semakin cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi direspon oleh pelaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pernah mengalami goncangan besar akibat krisis ekonomi yang terjadi tahun 1997 sampai 1998 lalu. Peristiwa ini telah membawa dampak yang merugikan

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika Serikat, ternyata berdampak kepada negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kompleknya keterkaitan dan hubungan antarnegara didalam kancah internasional menyebabkan pemerintah juga ikut serta dalam hal meregulasi dan mengatur

Lebih terperinci

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

Kinerja CARLISYA PRO MIXED 29-Jan-16 NAV: 1,707.101 Total Dana Kelolaan 12,072,920,562.29 - Pasar Uang 0-90% - Deposito Syariah - Efek Pendapatan Tetap 10-90% - Syariah - Efek Ekuitas 10-90% - Ekuitas Syariah 12.37% 48.71% 38.92%

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 29 Responden Survei Persepsi Pasar (SPP) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 (yoy) dan selama tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5%. Perkiraan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Berdasarkan strategi dan arah kebijakan pembangunan ekonomi Kabupaten Polewali Mandar dalam Rencana

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 29 Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 dan selama tahun 29 diperkirakan masih akan berlanjut sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang belum menunjukkan

Lebih terperinci

PRUlink Quarterly Newsletter

PRUlink Quarterly Newsletter PRUlink Quarterly Newsletter Kuartal I 2012 Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Daftar Boks... BAB

Lebih terperinci

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAANN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJAA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGAR RAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel...

Lebih terperinci

PRUlink Quarterly Newsletter

PRUlink Quarterly Newsletter PRUlink Quarterly Newsletter Kuartal Kedua 2014 PT Prudential Life Assurance terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2002 2004 Bab perkembangan ekonomi makro tahun 2002 2004 dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh mengenai prospek ekonomi tahun 2002 dan dua tahun berikutnya.

Lebih terperinci

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21 21/PBI/2014 TENTANG PENERAPAN PRINSIP KEHATI-HATIAN HATIAN DALAM PENGELOLAAN UTANG LUAR NEGERI KORPORASI NONBANK 1. Q: Apa latar belakang diterbitkannya PBI

Lebih terperinci

PRUlink Quarterly Newsletter

PRUlink Quarterly Newsletter PRUlink Quarterly Newsletter Publikasi dari PT Prudential Life Assurance Kuartal Kedua 2012 Sekilas Ekonomi dan Pasar Modal Indonesia Informasi dan analisis yang tertera merupakan hasil pemikiran internal

Lebih terperinci