Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN :"

Transkripsi

1 Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : STUDI EKSPLORASI KEMUNGKINAN PENYEBAB KEGAGALAN MAHASISWA DALAM UJI KOMPETENSI DOKTER INDONESIA STUDI KASUS DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA Syarifah Nora Andriaty Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama syarifah.nora@gmail.com ABSTRAK Pendidikan yang baik sangat dibutuhkan untuk meningkatkan sumber daya manusia di bidang kedokteran dan pelayanan kesehatan di Indonesia. Uji Kompetensi (UK) berperan sebagai instrumen penilaian lulusan dokter yang memenuhi Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI), namun kelulusan mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Unaya dalam uji kompetensi masih rendah. Penelitian ini mempunyai fokus dalam mengeksplorasi kemungkinan penyebab kegagalan mahasiswa FK Unaya dalam menghadapi uji kompetensi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD) terhadap mahasiswa yang lulus dan tidak lulus uji kompetensi dan wawancara mendalam terhadap pemangku kepentingan, staf pengajar preklinik dan klinik. FGD dilakukan sebanyak 5 kali dengan melibatkan 13 mahasiswa yang lulus, 12 mahasiswa yang tidak lulus uji kompetensi dan 3 wawancara mendalam terhadap pemangku kepentingan, 6 wawancara mendalam terhadap staf pengajar. Setelah data dianalisis dengan pendekatan tematik diperoleh faktor yang mempengaruhi uji kompetensi mahasiswa FK Unaya yaitu 1. Faktor yang potensial mempengaruhi keberhasilan uji kompetensi dari segi proses pendidikan terdiri dari faktor akademik (karakteristik pembelajar orang dewasa, materi pembelajaran, pengajaran dan pembelajaran, sumber daya, evaluasi hasil) dan faktor non akademik (motivasi) 2. Faktor yang potesial mempengaruhi uji kompetensi saat pelaksanaan ujian terdiri dari faktor akademik (metode belajar, materi ujian yang tidak dikuasai, bentuk soal kasus) dan faktor non akademik (internal: karakteristik pembelajaran orang dewasa, motivasi, konsentrasi, kesehatan; eksternal: metode Computer Based Test, lingkungan belajar). Meskipun proses pendidikannya banyak kendala, namun ada mahasiswa yang lulus uji kompetensi. Faktor yang potensial menentukan kelulusan mahasiswa yang lulus uji kompetensi adalah mahasiswa yang lulus memiliki karakteristik pembelajar dewasa dan memiliki motivasi untuk lulus uji kompetensi. Kata kunci: Uji kompetensi, kegagalan uji kompetensi, proses pendidikan PENDAHULUAN Pendidikan yang baik sangat dibutuhkan untuk meningkatkan sumber daya manusia di bidang kedokteran dan pelayanan kesehatan di Indonesia. Standarisasi pendidikan kedokteran di Indonesia dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) khususnya oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan 1

2 Syarifah Nora Andriaty Tinggi (BAN-PT) dan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) melalui Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia (SPPDI). Parameter penilaian mutu pendidikan adalah dengan penjaminan mutu internal masing-masing program studi dan juga akreditasi dari badan akreditasi eksternal. Mekanisme lain untuk penilaian kualitas penyelenggaraan pendidikan adalah dari mutu lulusan yang terstandar secara nasional. Institusi pendidikan kedokteran mengeluarkan ijazah sebagai pengakuan hasil pembelajaran yang sudah dicapai seorang lulusan dokter sedangkan Konsil Kedokteran Indonesia mengeluarkan Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai pengakuan kompetensi dan pencatatan tenaga dokter sesuai dengan payung hukum yang berlaku di Indonesia. Uji Kompetensi (UK) berperan sebagai instrumen penilaian lulusan dokter yang memenuhi Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Bagi dokter yang lulus UK diberikan Sertifikasi Kompetensi sebagai dasar penerbitan STR.Ujian kompetensi di Amerika Serikat disebut United States Medical Licensing Examination (USMLE). Ujian harus diikuti oleh seorang dokter untuk mendapatkan izin praktek kedokteran. Penelitian juga telah dilakukan untuk memprediksi faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam uji kompetensi (West C, et.all, 2014). Masih terdapat masalah yang berkaitan dengan uji kompetensi di Indonesia yaitu masih rendahnya angka kelulusan uji kompetensi secara keseluruhan, masih tingginya kesenjangan angka kelulusan antar institusi pendidikan dokter di Indonesia dan masalah jumlah peserta UK yang belum lulus (retaker) yang semakin banyak. Diantaranya adalah Fakultas Kedokteran Universitas Abuyatama (FK Unaya) memiliki angka kelulusan UK kurang dari 50 % pada tahun Penelitian ini mempunyai fokus dalam mengeksplorasi kemungkinan penyebab kegagalan lulusan FK Unaya dalam menghadapi UK sehingga hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan dalam usaha peningkatan kualitas lulusan secara signifikan. TINJAUAN PUSTAKA Teori yang banyak diaplikasikan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi performa akademik diadopsi dari General System s theory input-output Ludwig Von Bertalanffy pada tahun Teori tersebut menggambarkan kesatuan sistem yang bekerja sama dan saling mempengaruhi, seperti proses pendidikan di suatu institusi. Mahasiswa sebagai input dengan latar belakang yang berbeda-beda memasuki universitas dan menjalani proses pendidikan hingga mahasiswa dapat mencapai tujuan pendidikan dan kompetensinya. Martha Kyoshaba (2009), mengambil teori tersebut untuk menggambarkan konsep performa akademik. Pendidikan di Indonesia memiliki tujuan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sistem pendidikan perguruan tinggi Indonesia memiliki empat tahap yaitu input, proses, output, dan outcome (Martha Kyoshaba, 2009, Dent JA, Harden RM, 2009, Anonimous, 2012, Amin Z, Eng KH., 2007) : (1) Mahasiswa sebagai input di perguruan tinggi yang dipengaruhi oleh faktor bawaan diantaranya gender, status sosial ekonomi orang tua (pendidikan, pendapatan, pekerjaan), latar belakang pendidikan sebelumnya, dan nilai seleksi masuk (Martha Kyoshaba, 2009, Dent JA, Harden RM, 2009 ), (2) Proses, merupakan kegiatan yang berlangsung selama di perguruan tinggi, dipengaruhi oleh institusi pendidikan (materi pembelajaran, pengajaran dan strategi pembelajaran, sumber daya, serta evaluasi hasil belajar) dan mahasiswa (fakor 2

3 Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : akademik yaitu keterampilan belajar, ketidakhadiran dalam kegiatan akademik, indeks prestasi kumulatif; faktor non akademik internal yaitu minat, bakat, motivasi, perilaku belajar, kesehatan; faktor akademi eksternal yaitu keluarga) yang menjalani proses pendidikan. (3) Output. Setelah menjalani proses pendidikan mahasiswa memperoleh nilai (IPK) sebagai hasil pembelajaran yang dicapai. Penilaian hasil belajar merupakan standar kompetensi yang dicapai mahasiswa selama pembelajaran.( Martha Kyoshaba, 2009, Dent JA, Harden RM, 2009, Amin Z, Eng KH., 2007) Selanjutnya mahasiswa mengikuti uji kompetensi sebagai standarisasi pendidikan di seluruh Indonesia. (4) Outcome, merupakan standar pelayanan yang diberikan oleh seorang dokter terhadap pasien dan masyarakat. Seorang dokter dapat melakukan praktik kedokteran setelah mengikuti uji kompetensi, memperoleh STR dan memiliki surat izin praktik.. Uji Kompetensi (UK) Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UK) yang telah dilaksanakan sejak tahun 2007 merupakan alat ukur standar kompetensi dokter di Indonesia secara nasional. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-undang Republik Indonesia nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, kelulusan UK merupakan syarat untuk mendapatkan Sertifikasi Kompetensi, yaitu surat tanda pengakuan terhadap kemampuan dokter untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh Indonesia. Setelah dokter mendapatkan Sertifikasi Kompetensi, maka secara resmi dokter dicatat (registrasi) serta diakui secara hukum untuk melakukan tindakan sesuai dengan kualifikasi profesinya. Registrasi dokter berlaku dalam periode tertentu kemudian diregistrasi ulang setelah memenuhi persyaratan yang berlaku (Anonimous, 2014a, Anonimous. 2014b). Faktor yang mempengaruhi keberhasilan ujian Analisis faktor prediksi keberhasilan dalam menghadapi ujian, yaitu sebagai berikut (Martha Kyoshaba, 2009, Dent JA, Harden RM, 2009, Amin Z, Eng KH., 2007, Tangjitgamol, et.all, 2013, Marks M, Humprey S, 2009., ): 1. Karakteristik kandidat peserta ujian, yaitu indeks prestasi kumulatif (IPK), persiapan ujian, perilaku belajar, teknik menjawab soal (identifikasi, analisa, mind mapping, problem solving). 2. Faktor institusi pendidikan, yaitu dukungan dari proses pendidikan termasuk program remediasi. 3. Faktor penguji, yaitu bias penguji. Faktor penguji dan soal ujian kompetensi telah distandarisasi sesuai dengan SKDI dan bersifat objektif. 4. Faktor penguji, yaitu bias penguji. Faktor penguji dan soal ujian kompetensi telah distandarisasi sesuai dengan SKDI dan bersifat objektif. Remediasi Kegagalan mahasiswa dalam ujian kompetensi bukan hanya menjadi tanggung jawab mahasiswa, melainkan juga merupakan tanggung jawab institusi penyelenggara pendidikan. Kegagalan tersebut juga dapat diakibatkan karena kurangnya pengetahuan mahasiswa, perilaku yang tidak profesional pada saat pendidikan klinis dan kesulitan 3

4 Syarifah Nora Andriaty dalam mengaplikasikan pengetahuan ke dalam praktek klinis. Tujuan program remediasi yaitu untuk memberi bantuan kepada mahasiswa yang bermasalah di bidang akademik dan meningkatkan angka kelulusan ujian mahasiswa (Durning, et.all., 2011, Cleland, et.all, 2013). METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus. Penelitian studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui tentang sesuatu hal secara mendalam. Peneliti menggunakan studi kasus untuk mengetahui faktor yang melatarbelakangi kegagalan mahasiswa FK Unaya dalam ujian kompetensi. Verifikasi dilakukan melalui triangulasi terhadap staf pengajar preklinik dan klinik serta pemangku kepentingan. Waktu penelitian dilakukan selama bulan Januari-April Penelitian ini dilakukan di Bireun, Meulaboh, Sabang, RSUD Langsa dan FK Unaya. Populasi penelitian adalah mahasiswa, staf pengajar preklinik, staf pengajar klinik (RSUD Langsa) dan pemimpin kebijakan. Penentuan narasumber/ informan ditetapkan berdasarkan purposive sampling, artinya pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan dalam utama penelitian ini adalah sampel yang dianggap paling menguasai dan mengelaborasi faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan lulusan FK Unaya dalam mengikuti uji kompetensi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian FGD dilakukan sebanyak lima kali dengan jumlah informan sebanyak 25 mahasiswa dan wawancara mendalam dilakukan sembilan kali. Informan wawancara mendalam adalah para pemangku kepentingan, staf pengajar preklinik dan klinik. Informan FGD dalam penelitian ini sebanyak 25 mahasiswa lulusan yang terdiri dari 12 mahasiswa laki-laki dan 13 mahasiswa perempuan, dan terbagi dalam lima FGD. Informan adalah lulusan angkatan 2007 dan 2008 yang telah mengikuti kurikulum berbasis kompetensi. Informan telah mengikuti uji kompetensi CBT dan/atau OSCE yang diadakan oleh AIPKI. Tidak ada mahasiswa yang mengulang uji kompetensi ketika penelitian dilakukan. Saat ini mahasiswa lulusan sedang menjalani internship di kota yang berbeda-beda. Karakteristik peserta FGD dapat dilihat di Tabel 2. Peneliti membagi kelompok FGD dengan kriteria sebagai berikut: a. Mahasiswa yang mengikuti UK satu kali dan dinyatakan lulus Kelompok I terdiri dari 4 mahasiswa di Langsa Kelompok II terdiri dari 5 mahasiswa di Bireun b. Mahasiswa yang mengikuti UK lebih dari satu kali dan dinyatakan lulus Kelompok III terdiri dari 4 mahasiswa di Meulaboh c. Mahasiswa yang mengikuti UK lebih dari satu kali dan belum dinyatakan lulus Kelompok IV terdiri dari 4 mahasiswa di Meulaboh Kelompok V terdiri dari 8 mahasiswa di Sabang Dari hasil analisis data FGD terhadap mahasiswa yang lulus dan tidak lulus uji kompetensi, terdapat beberapa persamaan dan perbedaan jawaban yang mempengaruhi hasil uji kompetensi. Rincian lebih lanjut diuraikan di Tabel 1. Hasil FGD menunjukkan bahwa untuk persiapan menghadapi ujian baik dari kelompok mahasiswa yang lulus maupun yang tidak lulus menyampaikan hal yang relatif sama. Mahasiswa berpendapat bahwa persiapan ujian yang dilakukan adalah 4

5 Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : belajar kelompok, baik dengan teman sebaya, belajar di rumah, mengikuti bimbingan belajar, mengumpulkan dan membahas soal-soal uji kompetensi sebelumnya, mempersiapkan fisik seperti istirahat yang cukup dan menjaga pola makan. Selain itu, terkait proses pendidikan seluruh mahasiswa yang lulus dan tidak lulus merasakan pengalaman dan kendala yang sama. Yang paling dirasakan oleh mahasiswa adalah terbatasnya staf pengajar baik dari segi kuantitas maupun kualitas dan minimnya fasilitas yang mereka dapatkan selama masa pendidikan preklinik maupun ketika pendidikan klinik. Namun demikian terdapat perbedaan dalam hal pengetahuan yang dimiliki mahasiswa setelah menjalani proses pendidikan. Mahasiswa yang lulus mengatakan mendapat pengetahuan selama masa pendidikan, sehingga pada saat mengikuti bimbingan mereka hanya mengulang materi yang telah ada. Sedangkan mahasiswa yang tidak lulus mengatakan pengetahuan yang didapat dirasakan kurang pada saat pendidikan dan mendapatkannya pada saat di bimbingan. Dari hasil FGD terhadap mahasiswa, wawancara mendalam dengan pemangku kepentingan dan wawancara dengan staf pengajar, didapatkan beberapa hasil yang berbeda yang mempengaruhi proses pendidikan di FK Unaya. Hal tersebut dijelaskan dalam Tabel 2. Tabel 1. Perbandingan persepsi mahasiswa yang lulus dan tidak lulus UK Kelompok mahasiswa yang lulus Kelompok mahasiswa yang tidak lulus Mengetahui tujuan uji kompetensi yang Pembelajaran yang dilakukan hanya untuk dilakukan : agar lulusan pendidikan dokter lulus ujian kompeten dan terstandar, menguji pengetahuan dan keterampilan untuk praktik kedokteran dan pembelajaran sepanjang hayat Faktor yang mempengaruhi uji kompetensi Pelaksanaan ujian - Apabila materi ujian ada yang tidak dipelajari. - Belum terbiasa dengan bentuk soal kasus (vignette) - kesehatan: kecemasan pada saat akan ujian Persiapan ujian - Memiliki karakteristik pembelajar dewasa : - Memiliki motivasi yang tinggi - Konsentrasi (mampu mengendalikan gangguan yang berasal dari luar) Pelaksanaan ujian - Metode ujian CBT - Lingkungan ujian (suhu ruang ujian terlalu dingin, pengawas yang mondar-mandir) - Kesehatan: kecemasan pada saat ujian dan mata lelah karena melihat komputer terus menerus dan kondisi sakit saat ujian Persiapan ujian Tidak konsentrasi (tidak dapat mengendalikan ganguan yang berasal dari luar) Proses pendidikan Pengalaman belajar: pengetahuan yang didapat baik Pengetahuan yang didapat kurang 5

6 Syarifah Nora Andriaty Tabel 2. Perbandingan hasil FGD mahasiswa, pemangku kepentingan dan staf pengajar FK Unaya terhadap proses pendidikan FGD Mahasiswa Mahasiswa - Cenderung menyukai pembelajaran berpusat pendidik(teacher centered) Materi pembelajaran - Materi blok tidak terintegrasi - Materi yang didapat kurang Staf pengajar - Kualifikasi staf pengajar kurang - Jumlah staf pengajar kurang Sarana prasarana - Jadwal kegiatan perkuliahan belum baik - RS pendidikan mahasiswa merupakan RS tipe B non pendidikan Proses pengajaran dan Pembelajaran - Proses metode pembelajaran PBLdi tutorial dan laboratorium keterampilan klinik belum baik Evaluasi hasil belajar - Standar penilaian belum baik 6 Wawancara mendalam Pemangku Kepentingan - Input mahasiswa beragam - Belum siap dengan metode pembelajaran berpusat mahasiswa (student centered) - Bersifat labil - Kurikulum preklinik tidak terintegrasi dengan klinik - Pergantian staf pengajar tinggi - Manajemen waktu staf pengajar kurang baik - Jadwal kegiatan akademik belum baik Wawancara mendalam Staf pengajar - Seleksi masuk mahasiswa belum baik - Tidak memiliki karakteristik pembelajar orang dewasa - Motivasi pembelajaran kurang - Materi yang didapat kurang - Kualifikasi staf pengajar belum tepat - Keterampilan mengajar kurang - Reward terhadap staf pengajar kurang - Jadwal kegiatan perkuliahan belum baik - RS pendidikan mahasiswa merupakan RS tipe B non pendidikan - Fasilitas mahasiswa di RS kurang - Format soal ujian belum baik - Format penilaian belum baik

7 Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : Pembahasan Faktor yang mempengaruhi hasil uji kompetensi ditahap proses pendidikan Faktor akademik Proses pendidikan memiliki peranan penting dalam membentuk karakter dan pengetahuan mahasiswa. Agar keberhasilan mahasiswa dapat tercapai dengan baik diperlukan faktor pendukung proses pendidikan. Faktor-faktor pendukung tersebut saling terkait satu sama lain. Adapun faktor yang mempengaruhi proses pendidikan diantaranya mahasiswa, materi pembelajaran, pengajaran dan pembelajaran, sumber daya, serta evaluasi hasil pembelajaran (Dahar, R.W, Amin Z., et.all., 2006). Mahasiswa Penerimaan mahasiswa dilakukan melalui tahap penyeleksian ujian masuk. Staf pengajar mengatakan bahwa seleksi mahasiswa FK Unaya belum memiliki standar yang baik dan pelaksanaannya berada di bawah kewenangan pihak yayasan. Seleksi mahasiswa yang tepat diharapkan memberikan hasil yang baik pada mahasiswa yaitu, memiliki kemampuan intelektual yang baik, mampu menyelesaikan pendidikan dan memiliki karakteristik yang dibutuhkan sebagai calon dokter yang kompeten. Agar tujuan yang diharapkan tercapai dengan baik maka proses seleksi mahasiswa sebaiknya memiliki tujuan yang jelas. Tes ujian masuk yang digunakan pun harus valid, reliabel, dan objektif (Anonimous, 2014, Dahar, R.W, Amin Z., et.all., 2006). Masalah dalam kemampuan belajar mandiri mahasiswa FK Unaya mungkin dipengaruhi oleh keterbatasan dalam proses seleksi mahasiswa yang hanya mempertimbangkan kemampuan kognitif. Selain mempertimbangkan faktor kognitif, proses seleksi mahasiswa sebaiknya juga mempertimbangkan faktor non-kognitif seperti bakat dan kepribadian mahasiswa. Karena faktor kepribadian dan pengalaman belajar sebelumnya dapat mempengaruhi kemampuan belajar mandiri mahasiswa. Pembelajar dewasa memiliki pengalaman, konsep diri, orientasi, kesiapan belajar, dan kemampuan kognitif yang lebih tinggi. Kemampuan belajar mandiri merupakan karakteristik pembelajar dewasa yang diperlukan dalam pendidikan kedokteran yang menuntut pembelajaran sepanjang hayat. Staf pengajar memiliki peran dalam pengembangan kemampuan belajar mandiri mahasiswa, sehingga dapat menentukan strategi pembelajaran yang sesuai untuk mahasiswa (Dahar, R.W, Amin Z., et.all., 2006). Staf pengajar dan pemangku kepentingan FK Unaya berpendapat bahwa sebagian besar mahasiswa FK Unaya tidak aktif dalam pembelajarannya, kurang memiliki tanggung jawab dan kurang mandiri. Namun demikian masih ada mahasiswa FK Unaya yang memiliki karakteristik pembelajar dewasa yang terdapat di kelompok mahasiswa yang lulus uji kompetensi, sehingga mahasiswa ini memiliki performa yang lebih baik dibandingkan mahasiswa yang tidak lulus. Materi pembelajaran Ketidaksiapan FK Unaya untuk menghadapi kurikulum berbasis kompetensi dapat diketahui dari pendapat mahasiswa dan pemangku kepentingan yang mengatakan materi yang diperoleh pada saat pendidikan tidak terintegrasi dengan baik. Pada awal perkuliahan mahasiswa tidak mendapatkan materi dasar yang menjadi landasan utama untuk mempelajari materi klinik. Akibatnya mahasiswa sulit memahami dan menghubungkan materi pembelajaran yang satu dengan yang lain karena tidak mengingat pengetahuan dasar. Materi pembelajaran seharusnya disusun dari materi 7

8 Syarifah Nora Andriaty yang sederhana hingga materi yang kompleks sehingga dapat menggambarkan perkembangan hasil belajar. Dasar ilmu yang didapat pada fase awal inilah yang dipergunakan sebagai prior knowledge untuk tahapan selanjutnya. Kesinambungan kurikulum tahap preklinik harus disesuaikan dengan kurikulum tahap klinik termasuk metode pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran terintegrasi memiliki karakteristik yaitu adanya pengulangan, penambahan tingkat kesukaran materi dan penambahan materi baru yang berkaitan dengan pengetahuan sebelumnya. Dengan demikian mahasiswa dapat meningkatkan retensi pengetahuan dan mengembangkan keterampilan klinisnya. (Amin Z., et.all., 2006; DE & Ferguson KJ, 2015: Prideaux, D. 2003). Dalam penelitian ini mahasiswa merasa kurang mendalami materi farmakologi pada saat pendidikan preklinik, sehingga mereka kesulitan pada saat menjawab pertanyaan uji kompetensi. Staf pengajar preklinik juga menyampaikan hal yang sama. Penyusunan kurikulum yang baik terdiri dari rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Penyusunan kurikulum yang tidak baik, termasuk dalam penyesuaian materi pembelajaran menyebabkan mahasiswa tidak dapat mencapai kompetensi yang seharusnya dimiliki.(prideaux, D, 2003). Metode pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah proses pembelajaran berdasarkan masalah dan menstimulasi proses belajar berdasarkan pengetahuan yang telah miliki sebelumnya untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan. Mahasiswa menggunakan skenario untuk menentukan sasaran pembelajaran dari skenario tersebut. Tutor atau fasilitator dan mahasiswa memegang peranan penting dalam proses tutorial PBL. Agar pelaksanaan PBL dapat berjalan dengan baik, maka mahasiswa dan staf pengajar perlu diberi pembekalan dan pelatihan mengenai PBL (Lee, R.M, Kwan Y, 1997; Mann, E.T., Keitell C.A, 2001). Keterampilan klinik dasar merupakan bagian kompetensi dokter dalam hal mengaplikasikan. Keterampilan yang diharapkan antara lain keterampilan berkomunikasi, anamnesis, pemeriksaan fisik, tindakan prosedural medis, mendiagnosis, dan memberi terapi. Kompetensi keterampilan klinik yang harus dicapai oleh dokter umum terdapat di SKDI. Pembelajaran menggunakan role-play, manekin, pasien simulasi atau melihat video keterampilan klinik dan suasana yang dibuat mirip dengan suasana yang sebenarnya.( Keitell C.A, 2001). Staf pengajar Mahasiswa berpendapat bahwa jumlah staf pengajar preklinik di FK Unaya kurang, sehingga materi kuliah lebih banyak diberikan oleh dokter spesialis penyakit dalam. Mahasiswa merasa materi yang diperoleh kurang spesifik. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh staf pengajar. Dari borang akreditasi FK Unaya didapatkan rasio staf pengajar dan mahasiswa di FK Unaya pada tahap pre klinik 1:6 dan tahap klinik 1:9. Hal ini menunjukkan jumlah staf pengajar di FK Unaya pada tahap preklinik sudah memadai. Bila ditinjau dari Pedoman Pendidikan Dokter Indonesia maka rasio mahasiswa dan staf pengajar pada tahap klinik masih kurang. Menurut Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia rasio staf pengajar dan mahasiswa adalah 1:10 8

9 Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : untuk tahap preklinik dan 1:5 untuk tahap klinik. Jumlah staf pengajar yang kurang dapat mengganggu kelancaran proses pembelajaran. Hampir 50% staf pengajar preklinik berpendidikan dokter umum (43 staf pengajar dengan pendidikan S1 dan 8 staf pengajar berpendidikan S2 dan 44 orang dokter spesialis)( Anonimous, 2005). Mahasiswa dan staf pengajar berpendapat kualifikasi pengajaran masih kurang, dan materi kuliah atau praktikum masih diajarkan oleh dokter umum sehingga materi yang disampaikan cenderung terbatas dan kurang mendalam. Peningkatkan dan pengembangan staf pengajar akan berdampak positif terhadap kualitas pengajaran dan pembelajaran, sehingga berdampak terhadap kualitas lulusan mahasiswa.( Harden RM, Crosby J.,2000; ). Pengembangan staf pengajar sudah mulai dilakukan FK Unaya dengan mengadakan pelatihan fasilitator, student assessor, dan memberikan beasiswa kepada staf pengajar yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang strata dua. Menurut pendapat mahasiswa dan staf pengajar, staf pengajar di FK Unaya memiliki keterampilan yang berbeda-beda, ada staf pengajar yang dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan baik sehingga mahasiswa mudah mengerti, namun ada juga staf pengajar yang kurang dapat menyampaikan materi pembelajaran. Keterampilan dasar mengajar harus dimiliki setiap oleh staf pengajar. Selain penguasaan materi pembelajaran, staf pengajar sebaiknya juga menguasai cara mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar penyampaian materi tetapi mencakup pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan, dan nilai-nilai moral.( Khairani M., 2013). Dari hasil wawancara mendalam staf pengajar berpendapat bahwa reward institusi terhadap staf kurang. Hal tersebut dapat memberikan dampak yang buruk terhadap kualitas proses pendidikan. Dari hasil penelitian yang dilakukan Madris, disebutkan kinerja dosen yang baik memberikan dampak positif bagi fakultas dan proses pembelajaran. Kinerja staf pengajar dipengaruhi oleh kemampuan (ability) dan motivasi (motivation). Reward yang diberikan secara tepat dan benar memiliki hubungan positif dengan motivasi dan kepuasan kerja.( Jerome N., 2013). Sarana prasarana Lingkungan pembelajaran dapat berupa lingkungan fisik dan non fisik (sosial). Lingkungan fisik seperti sarana prasarana, suhu, ventilasi, pencahayaan. Lingkungan fisik yang baik adalah lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan fisiologis mahasiswa dan memberi kenyamanan memberi efek yang positif terhadap hasil pembelajaran karena dapat meningkatkan motivasi.(owoeye JS, Yara PO., 2011). Sarana prasarana juga merupakan faktor yang berpengaruh atas penerapan PBL. Pada sistem PBL pembelajaran dilakukan pada kelompok kecil sehingga dibutuhkan banyak ruang diskusi dengan fasilitas yang cukup.( HPEQ-Dikti., 2012). Mahasiswa yang lulus berpendapat sarana prasarana di FK Unaya pada awalnya sangat minim, kurangnya laboratorium pendukung, peralatan, dan bahan praktikum, fasilitas perpustakaan yang kurang mendukung, ruang kuliah yang tidak memadai dan internet yang terbatas menyebabkan mahasiswa kesulitan untuk mengakses informasi yang mereka butuhkan untuk pembelajaran. RS pendidikan FK Unaya adalah RS daerah tipe B, tapi bukan RS pendidikan, sehingga banyak keterbatasan yang dimiliki. Fasilitas yang kurang di RS untuk mendukung aktifitas pembelajaran mahasiswa seperti perpustakaan, laboratorium 9

10 Syarifah Nora Andriaty sederhana, ruang diskusi belum ada dan berdampak terhadap kinerja mahasiswa. Proses pembelajaran akan berhasil apabila ada interaksi antara mahasiswa dengan lingkungannya. Mahasiswa dan staf pengajar harus memiliki akses ke sumber pembelajaran yang tepat seperti perpustakaan, ruang kuliah, ruang seminar, internet, dan lingkungan yang sesuai untuk pengembangan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku. Dari penelitian yang dilakukan oleh Owoeye didapatkan hubungan yang positif antara fasilitas seperti laboratorium, kelengkapan buku di perpustakaan, dan gedung sekolah terhadap prestasi akademik.( Taylor David, Hamdy Hossam, 2013; Abela, J., 2009). Untuk jadwal kegiatan akademik di FK Unaya juga belum teratur meskipun jadwal untuk setiap kegiatan telah ditentukan pada setiap semester dan tercantum di buku blok. Untuk kegiatan tutorial PBL, skills lab, praktikum sudah baik, tapi jadwal perkuliahan dan ujian oleh dosen pakar masih belum baik. Ketidakteraturan jadwal kuliah pakar disebabkan kurangnya jumlah staf pengajar tetap, kesibukan staf pengajar di RS atau klinik, kurangnya komitmen dari staf pengajar untuk institusi, dan tidak adanya sanksi dari fakultas sehingga staf pengajar pakar sering mengajar di luar jadwal kegiatan akademik yang telah ditentukan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan West diperoleh kesimpulan bahwa jam belajar yang tidak terlalu lama dan terencana dengan baik merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan konsentrasi dan kemampuan mengingat mahasiswa. (West C, et.all, 2014). Evaluasi hasil pembelajaran Penilaian hasil pembelajaran mahasiswa di FK Unaya dilakukan pada akhir blok. Mahasiswa mengatakan penilaian hasil pembelajaran belum dilakukan dengan baik dan belum seluruhnya objektif. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh staf pengajar yang terlibat dalam penyusunan kurikulum. Pemangku kepentingan juga mengatakan meskipun mahasiswa lulus ujian pada masa pendidikan, namun banyak yang gagal ketika mengikuti uji kompetensi. Penilaian hasil belajar merupakan bagian dari proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar harus sesuai dengan tujuan pembelajaran.( Amin Z, Eng KH., 2007; Harden RM, Crosby J. 2000). Selain itu, FK Unaya belum memiliki format ujian yang baik. Pada awal implementasi KBK soal ujian tulis belum berbentuk MCQ dengan kasus, sehingga tidak melatih keterampilan clinical reasoning, critical thinking, dan problem solving mahasiswa. Soal MCQ merupakan bentuk yang paling umum digunakan untuk ujian, karena bisa menilai kognitif mahasiswa hingga kemampuan aplikasi. Pembuatan soal MCQ yang baik dan dapat menilai kemampuan mahasiswa hingga taraf higher order thinking bukanlah hal yang mudah. Diperlukan pelatihan pembuatan soal untuk staf pengajar, agar semua komponen yang diperlukan dalam soal MCQ dapat terpenuhi dengan baik. Bentuk soal ujian di FK Unaya selama ini lebih untuk recall dan hafalan (rote memory) saja. Ujian yang baik mampu membedakan kelompok mahasiswa yang berperforma baik dan yang tidak baik. (Kim S, Hur y, Park JH. 2014). PENUTUP Simpulan Secara umum faktor-faktor yang potensial mempengaruhi keberhasilan uji kompetensi mahasiswa FK Unaya adalah proses belajarnya selama ini dan faktor saat ujian yaitu: 1. Faktor akademik terdiri dari karakteristik pembelajar dewasa, metode 10

11 Jurnal Serambi PTK, Volume III, No.2, Desember 2016 ISSN : belajar, materi ujian yang tidak dikuasai, bentuk soal kasus), dan 2. Faktor non akademik yang terdiri dari faktor non akademik internal (motivasi, konsentrasi, kesehatan), faktor non akademik eksternal (bentuk CBT, lingkungan belajar). Meskipun terdapat banyak kendala dalam proses pendidikannya, ada mahasiswa yang lulus uji kompetensi. Faktor yang potensial menentukan kelulusan mahasiswa yang lulus uji kompetensi adalah bahwa mahasiswa yang lulus memiliki karakteristik pembelajar dewasa dan memiliki motivasi untuk lulus uji kompetensi. Saran Melakukan evaluasi dan perbaikan kurikulum, meningkatkan kualitas proses pendidikan preklinik dan klinik, meningkatkan kuantitas dan kualitas staf pengajar, meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa, dan lebih mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi uji kompetensi. DAFTAR KEPUSTAKAAN Abela J., Adult learning theories and medical in medical education: a review. Department of Primary Health Care. Florida. Amin Z, Eng KH., Basic in medical education. World Scientific pub.co. London Amin Z, Seng CY, Eng KH., Practical guide to medical assessment. World scientific pub. Anonimous, Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun Tentang guru dan dosen. Diunduh pada tanggal 1 Juni 2015 dari Anonimous, Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI). Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia Diunduh pada tanggal 10 Juni 2014 dari Pendidikan-Kedokteran-16mei-2012.pdf Anonimous, 2014a. Undang-Undang RI No.20 tahun Sistem Pendidikan Nasional Diunduh pada tanggal 10 Juni 2014 dari files/sisdiknas.pdf Anonimous, 2014b. Undang-Undang RI No.29 tahun Praktik kedokteran Diunduh pada tanggal 10 Juni 2014 dari Cleland J, Legget H, Sandars J, Costa M.J, Patel R, Moffat M. The remediation challenge: theoretical and methodological insight from a systematic review. Blackwell publishing ltd. Medical Education 2013;47: Dahar, R.W., Teori-teori belajar dan pembelajaran. Penerbit Erlangga. Jakarta. Dent JA, Harden RM., A practical guide. Medical teachers. Third edition. Churchill livingstone. DE & Ferguson KJ., The integrated curriculum in medical education: AMEE Guide. In Medical Teacher. 2015; 37: Durning SJ, Clearly TJ, Sandars J., Viewing Strugglers through a different lens: How self regulated learning perspective can help medical educators with assessment and remediation. Academic Medicine.2011;86 (4):

12 Syarifah Nora Andriaty Harden RM, Crosby J. (2000) AMEE Guide No 20: The good teacher is more than a lecturer-twelve roles of the teacher. Medical teacher. 2000;22(4). HPEQ-Dikti., Standar pendidikan kedokteran Indonesia Diunduh dari Kedokteran-16mei-2012.pdf pada tanggal 10 Juni Jerome N., Application of the Maslow s hierarchy of need theory; impacts and implications on organizational culture, human resource and employee s performance. Department of Economics Taraba State University Jaling. Nigeria. International Journal of Business and Management Invention. 2013;2(3). Khairani M., Psikologi belajar. Aswaja pressindo. Yogyakarta. Kim S, Hur y, Park JH The correlation between achievement goals, learning strategies, and motivation in medical student. Korean Journal of Medical Education. 2014: Lee RM, Kwan Y., The use of problem-based learning in medical education. J Med Education. 1997;1(2): Mann ET, Kaitell CA., Problem-based learning in a new Canadian curriculum. University of Ottawa School of Nursing. Blackwell Science Ltd. Marks M, Humprey S, Performancce Assessment. Chapter 44. Section 6 in Medical teachers. A practical guide. Churchil livingstone. 2009: Martha K., Factors affecting academic performance of undergraduate students at Uganda university. Owoeye JS, Yara PO., School facilities and academic achievement of secondary school agricultural science in Ekiti State, Nigeria. Kampala International University. Asian Social Science. 2011;7. Prideaux D., ABC of learning and teaching in medicine: curriculum Design. BMJ. Taylor David, Hamdy Hossam. (2013). Adult learning theories: Implications for learning and teaching in medical education: AMEE Guide. Medical teacher. 2013;(83). Tangjitgamol S, Tanvanich S, Pongpatiroj A, Soorapanth C., Factor related to the achievement of the national license examination part 1 of medical students in faculty of medicine Vajira hospital, Navamindradhiraj University. South East Asian Journal of Medical Education, 2013;7: West C, Kurz T, Smith S, Graham L. Are Study strategies related to medical licensing exam performance?. International Journal of Medical Education. 2014; 5:

IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Zulharman Staf pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi akademik merupakan kajian yang menarik dalam berbagai penelitian pendidikan. Prestasi akademik merupakan salah satu indikator keberhasilan seseorang

Lebih terperinci

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU SEBAGAI BENTUK STUDENT SUPPORT

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU SEBAGAI BENTUK STUDENT SUPPORT PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU SEBAGAI BENTUK STUDENT SUPPORT Zulharman Staf Pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran FK UGM PENDAHULUAN Para mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini, tuntutan masyarakat akan kompetensi dokter semakin berkembang. Masyarakat menuntut institusi pendidikan kedokteran untuk mempersiapkan lulusannya

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan

Lebih terperinci

Problem Based Learning (PBL) dalam KBK dan Pencapaian Prestasi Akademik: Evaluasi Implementasi PBL

Problem Based Learning (PBL) dalam KBK dan Pencapaian Prestasi Akademik: Evaluasi Implementasi PBL 30 Vol. 4, No. 1, Januari - Juni 2012 Problem Based Learning (PBL) dalam KBK dan Pencapaian Prestasi Akademik: Evaluasi Implementasi PBL Problem Based Learning (PBL) in Competence Based Curriculum and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan daya saing dalam pencarian, perolehan dan penciptaan pekerjaan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. dan daya saing dalam pencarian, perolehan dan penciptaan pekerjaan. Pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan oleh sebuah institusi adalah untuk menyediakan dan menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dan daya saing dalam

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student 130 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student engagement, dibuktikan dengan nilai rata-rata student engagement di tiap minggu pembelajaran

Lebih terperinci

Komentar dan Rekomendasi

Komentar dan Rekomendasi Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) :.Non Grantee : 1. Pratiwi Sudarmono 2. Hemma Yulfi 1. Komentar Umum Pada tanggal 2-3 Juni 2014 telah

Lebih terperinci

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Amelia Dwi Fitri Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Email: dwifitri.amelia@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dengan teman sebaya (Peer-Assisted Learning; selanjutnya disingkat PAL) sudah cukup populer dan sejak lama digunakan dalam pendidikan kedokteran. Jika

Lebih terperinci

Draft Naskah Akademik Pengembangan Staf Dosen Pendidik Klinis Menggunakan Metode e-learning. Perkembangan jumlah institusi pendidikan kedokteran,

Draft Naskah Akademik Pengembangan Staf Dosen Pendidik Klinis Menggunakan Metode e-learning. Perkembangan jumlah institusi pendidikan kedokteran, Draft Naskah Akademik Pengembangan Staf Dosen Pendidik Klinis Menggunakan Metode e-learning I. Pendahuluan 1. Latar Belakang Perkembangan jumlah institusi pendidikan kedokteran, Tuntutan kualitas, pentingnya

Lebih terperinci

Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016

Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016 Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016 Pimpinan Fakultas Pengelola Program Studi Kedokteran VISI Prodi Kedokteran Menjadi Prodi Kedokteran Sebagai Pusat Pengembangan IPTEK Kedokteran bereputasi Internasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pergeseran paradigma pendidikan kedokteran di Indonesia dari pembelajaran berpusat pada pendidik (teacher centered learning/tcl) kearah pembelajaran berpusat pada

Lebih terperinci

Keywords: knowledge, skills, Competency-Based Curriculum (CBC), conventional curriculum

Keywords: knowledge, skills, Competency-Based Curriculum (CBC), conventional curriculum PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KLINIK MAHASISWA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN KONVENSIONAL DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU Alifa Tahnia 1, M. Yulis Hamidy 2,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan Self-Directed Learning (SDL) merupakan salah satu karakteristik yang ada pada pembelajar orang dewasa. SDL digambarkan oleh Knowles (1975, disitasi

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR

MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR A. LATAR BELAKANG Dasar hukum kegiatan ini adalah : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran merupakan suatu rangkaian pendidikan yang ditempuh untuk menjadi seorang dokter maupun dokter gigi. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penerapan Problem Based Learning (PBL) di perguruan tinggi di Indonesia berdasarkan SK Mendiknas No. 323/U/2002 tentang kurikulum perguruan tinggi dan hasil belajar

Lebih terperinci

Komentar dan RekomendasiHasil Visitasi PSPD FKK UMJ

Komentar dan RekomendasiHasil Visitasi PSPD FKK UMJ Komentar dan RekomendasiHasil Visitasi PSPD FKK UMJ Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Universitas Muhammadiyah Jakarta : Non grantee : 1. Erma Sulistyaningsih 2.Febri Endra B.S 1. Komentar Umum Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2006 dan telah digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kedokteran Indonesia (KKI) pada tahun 2006 dan telah digunakan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dokter adalah seorang tenaga kesehatan yang menjadi tujuan pertama bagi pasien atau masyarakat dalam menyelesaikan semua masalah kesehatan yang dihadapi tanpa memandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010)

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berpikir kritis merupakan hal yang penting pada mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010) yang mengungkapkan bahwa kemampuan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa (FK Unwar) merupakan fakultas kedokteran swasta yang berdiri sejak Januari 2009. Pendirian FK Unwar dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Begitu pula dengan mahasiswa yang baru menjalani proses pembelajaran

Lebih terperinci

Adult Learning dan Berpikir Kritis. By : Kelompok 6

Adult Learning dan Berpikir Kritis. By : Kelompok 6 Adult Learning dan Berpikir Kritis By : Kelompok 6 Anggota kelompok Wahyu Prasetyo A. (09020037) Cut Ainunin Nova (09020038) Riza Nur Azizi (09020039) Fadhiel Yudistiro (09020040) Fatimah (09020041) Erwin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran di pendidikan kedokteran terdiri dari : a. Outcome-based curriculum Pembelajaran metode outcome-based curriculum

Lebih terperinci

Rika L, Dwita O, Merry, Arif Yudho l Perbedeaan Nilai sebelum dan sesudah Bimbingan Metode Small Group Learning dalam Persiapan UKMPPD Nasional

Rika L, Dwita O, Merry, Arif Yudho l Perbedeaan Nilai sebelum dan sesudah Bimbingan Metode Small Group Learning dalam Persiapan UKMPPD Nasional Perbedaan Sebelum dan Sesudah Bimbingan Metode Small Group Learning dalam Persiapan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Rika Lisiswanti 1, Dwita Oktaria 1, Merry Indah Sari 1, Arif Yudho Prabowo 1

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN STAF EDUKASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

PROGRAM PENGEMBANGAN STAF EDUKASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PROGRAM PENGEMBANGAN STAF EDUKASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Zulharman Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran FK UGM PENDAHULUAN Penerapan

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran Keterampilan Klinik di Institusi Pendidikan Kedokteran

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran Keterampilan Klinik di Institusi Pendidikan Kedokteran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Pembelajaran Keterampilan Klinik di Institusi Pendidikan Kedokteran Oktadoni Saputra, Rika Lisiswanti Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi yang diperlukan sebagai dokter (Kevin, 2010). Disebutkan dalam Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergeseran pembelajaran adalah pergeseran paradigma, yaitu paradigma dalam cara kita memandang pengetahuan, paradigma belajar dan pembelajaran itu sendiri. Paradigma

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan penilaian pada aspek pengetahuan (Khalidatunnur dkk, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Objective Structured Clinical Examination (OSCE) dan Multiple Choice Question (MCQ) merupakan bentuk ujian pada mahasiswa kedokteran untuk menilai hasil belajar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Selama berabad-abad lamanya sejarah manusia telah beradaptasi dengan berbagai metode pengobatan dan perkembangannya. Salah satu hal yang konsisten dalam perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. afektif. Kompetensi kognitif, keterampilan, dan afektif harus diuji dengan

BAB I PENDAHULUAN. afektif. Kompetensi kognitif, keterampilan, dan afektif harus diuji dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran yang berdasarkan pada kompetensi mencakup tiga ranah (domain) yang saling terintegrasi yaitu kognitif, keterampilan, dan afektif. Kompetensi

Lebih terperinci

Perkuliahan Pada Pendidikan Dokter (Sistem Pembelajaran PBL) Eryati Darwin Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Perkuliahan Pada Pendidikan Dokter (Sistem Pembelajaran PBL) Eryati Darwin Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Perkuliahan Pada Pendidikan Dokter (Sistem Pembelajaran PBL) Eryati Darwin Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Sistem Pendidikan di Fakultas Kedokteran Unand 1. Tahun 1955 1983 : Paradigma Klinik 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.A.

BAB I PENDAHULUAN I.A. BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Penggunaan multiple choice question (MCQ soal pilihan berganda) sebagai metode untuk menguji pencapaian hasil akhir belajar saat ini sudah sangat luas. Mulai

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran sejak berdiri tahun 1993.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan,

BAB I PENDAHULUAN. Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan, 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ujian merupakan suatu rangkaian persoalan, pertanyaan-pertanyaan, latihan-latihan untuk menentukan tingkat pengetahuan, kemampuan, bakat atau kualifikasi seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global saat ini, menuntut perguruan tinggi untuk menyesuaikan tuntutan dunia kerja, alasan ini dikembangkan

Lebih terperinci

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II TINJAUAN PUSTAKA Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh perubahan dengan tujuan, dimana setiap manusia memiliki cara yang berbeda. Kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa

Lebih terperinci

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3 September 2014

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3 September 2014 HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN TUTOR PADA TUTORIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO Indah Puspasari Kiay

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. perubahan paradigma dalam dunia pendidikan kesehatan, termasuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. perubahan paradigma dalam dunia pendidikan kesehatan, termasuk pendidikan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan kesehatan yang semakin kompleks dan tuntutan pelayanan profesional dari masyarakat yang terus meningkat mendorong terjadinya perubahan paradigma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dunia pendidikan, dan memicu dunia pendidikan untuk selalu berinovasi

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dunia pendidikan, dan memicu dunia pendidikan untuk selalu berinovasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat di era globalisasi berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan,

Lebih terperinci

Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi. 2. Setyawati Soeharto

Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi. 2. Setyawati Soeharto Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : UNIVERSITAS PELITA HARAPAN : C : 1. Zinatul Hayati 2. Setyawati Soeharto 1. Komentar Umum Visitasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. seorang perawat harus memiliki sertifikat kompetensi (DEPKES, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk dapat menjalankan praktik keperawatan, seorang perawat wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR). Sedangkan untuk mendapatkan STR, seorang perawat harus memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher

I. PENDAHULUAN. kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma pendidikan kedokteran, menyebabkan perlu diadakan perubahan pada kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional

Lebih terperinci

BAB IV RUANG LINGKUP NASKAH AKADEMIK. c. Unsur yuridis. Belum ada peraturan perundang-undangan yang khusus mengatur mengenai pendidikan kedokteran.

BAB IV RUANG LINGKUP NASKAH AKADEMIK. c. Unsur yuridis. Belum ada peraturan perundang-undangan yang khusus mengatur mengenai pendidikan kedokteran. BAB IV RUANG LINGKUP NASKAH AKADEMIK Konsep awal Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Pendidikan Kedokteran adalah konsep awal yang disajikan di dalam Naskah Akademik, sebagai dasar untuk menyusun pasal-pasal

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT CORRELATION BETWEEN PROGRESS TESTING SCORE ON PROFESSION STAGE WITH CUMULATIVE GRADE POINT ACADEMIC OF GRADUATED DENTISTRY STUDENT OF UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA NILAI PROGRESS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSPDG UMY) telah berdiri sejak tahun 2004. PSPDG UMY merupakan salah satu program studi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Di era informasi dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di era informasi dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik informasi yang berupa ilmu pengetahuan umum, teknologi, maupun yang lainnya. Informasi-informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem PBL (Problem Based Learning) merupakan metoda pembelajaran yang meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal berpikir kritis dan memecahkan masalah (problem solving

Lebih terperinci

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL Imelda Martina GS STIK Immanuel Abstrak Keefektifan kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Dunia pendidikan adalah dunia yang terus berubah sesuai perkembangan zaman dan kecanggihan ilmu pengetahuan serta teknologi. Perubahan-perubahan yang terjadi meletakkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Profil Responden Berdasarkan Variabel yang Diteliti. Pada tabel 4.1 terdapat 95 responden achiever dan 97 responden

BAB V PEMBAHASAN. A. Profil Responden Berdasarkan Variabel yang Diteliti. Pada tabel 4.1 terdapat 95 responden achiever dan 97 responden BAB V PEMBAHASAN A. Profil Responden Berdasarkan Variabel yang Diteliti Pada tabel 4.1 terdapat 95 responden achiever dan 97 responden underachiever. Kriteria underachievement sendiri bukan merupakan suatu

Lebih terperinci

Workshop Penulisan Soal Uji Kompetensi - Objective Structured Clinical Examination (UK-OSCE) bagi Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Workshop Penulisan Soal Uji Kompetensi - Objective Structured Clinical Examination (UK-OSCE) bagi Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Workshop Penulisan Soal Uji Kompetensi - Objective Structured Clinical Examination (UK-OSCE) bagi Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Oktadoni Saputra, Rika Lisiswanti, Ety Apriliana, Reni Zuraida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan

Lebih terperinci

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INDEKS PRESTASI KUMULATIF DENGAN NILAI UKDI PADA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER : STUDI KASUS FK UNDIP

HUBUNGAN ANTARA INDEKS PRESTASI KUMULATIF DENGAN NILAI UKDI PADA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER : STUDI KASUS FK UNDIP HUBUNGAN ANTARA INDEKS PRESTASI KUMULATIF DENGAN NILAI UKDI PADA PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER : STUDI KASUS FK UNDIP ASSOCIATION BETWEEN TOTAL GRADE POINT AVERAGE AND UKDI S SCORES OF MEDICAL EDUCATION PROGRAMME

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster Kanada pada tahun 1969, selanjutnya banyak fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (PSIK FK UMY) menggunakan 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada buku panduan akademik PSIK tahun 2007 tercantum bahwa model pendidikan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA DIPLOMA IV BIDAN PENDIDIK SEMESTER V DI STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Ummy Safinah M 201410104019 PROGRAM

Lebih terperinci

KERANGKA SISTEM UJI KOMPETENSI DOKTER INDONESIA. Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia

KERANGKA SISTEM UJI KOMPETENSI DOKTER INDONESIA. Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia KERANGKA SISTEM UJI KOMPETENSI DOKTER INDONESIA Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia Latar Belakang UU No 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 20 ayat 3 berbunyi : Perguruan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi Kode Blok Blok Bobot Semester : Pendidikan Dokter : KBK101A : Budaya Ilmiah : 3 SKS : I Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat menjelaskan

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB V EVALUASI KEBERHASILAN BAB V EVALUASI KEBERHASILAN Evaluasi dalam kurikulum berbasis kompetensi dengan metode PBL ini meliputi elemen hasil pembelajaran yaitu pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh oleh mahasiswa), proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tanggung jawab dan peranan di universitas. Stres yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tanggung jawab dan peranan di universitas. Stres yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres yang terlalu berat dapat mengancam kemampuan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam pencapaian mutu pendidikan yang baik. Proses belajar yang kondusif menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian BAB I PENDAHULUAN E. Latar belakang Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan kedokteran terdiri dua tahap, yaitu pendidikan tahap sarjana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan kedokteran terdiri dua tahap, yaitu pendidikan tahap sarjana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran terdiri dua tahap, yaitu pendidikan tahap sarjana kedokteran dan profesi dokter (klinik). Mahasiswa Program Studi Profesi Dokter (PSPD),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum pembelajaran kedokteran Mahasiswa dituntut untuk mengetahui segala hal yang dituntut oleh kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan kemampuan-kemampuan

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prestasi belajar merupakan hasil maksimal yang dicapai seseorang yang telah melakukan usaha belajar. Dalam belajar seseorang selalu mempunyai keinginan atau harapan

Lebih terperinci

Pokok Bahasan. Urgensi Validasi Data Dasar FK. Izin Prodi Akademik-Profesi FK. Status Akreditasi Akademik-Profesi & Prodi Spesialis

Pokok Bahasan. Urgensi Validasi Data Dasar FK. Izin Prodi Akademik-Profesi FK. Status Akreditasi Akademik-Profesi & Prodi Spesialis Illah Sailah Pokok Bahasan 1 2 3 4 5 Urgensi Validasi Data Dasar FK Izin Prodi Akademik-Profesi FK Status Akreditasi Akademik-Profesi & Prodi Spesialis Komitmen UKDI sebagai Exit Exam Komitmen FK untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) resmi dicanangkan oleh DIKTI tahun 2005. Dengan penerapan KBK diharapkan peserta didik dapat memperoleh seperangkat

Lebih terperinci

PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR

PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR PROCEEDINGS INTERNATIONAL SEMINAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS CIBIRU 2016 37 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Oleh Ujiati Cahyaningsih Ujiati.dikdas13.uny@gmail.com

Lebih terperinci

Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi

Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi Laporan Evaluasi Visitasi PHK-PKPD (AIPKI) Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer 1. Komentar Umum : UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG : B : 1. I Wayan Sumardika 2. Zinatul Hayati Selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi program sarjana merupakan komponen utama dalam menilai kemampuan peserta didik pada pendidikan tinggi ilmu keperawatan. Pengujian klinik lapangan merupakan

Lebih terperinci

AKREDITASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

AKREDITASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI Draf 07 Agustus 2011 BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI BUKU VII PEDOMAN ASESMEN LAPANGAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2011 DAFTAR ISI halaman DAFTAR ISI 1 BAB

Lebih terperinci

MODEL IDEAL BASIC CLINICAL SKILL DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

MODEL IDEAL BASIC CLINICAL SKILL DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MODEL IDEAL BASIC CLINICAL SKILL DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI TIM PENELITI dr. I Gde Haryo Ganesha, S.ked Gusti Ayu Rahayu Windaswari (1402005037) Program

Lebih terperinci

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN TERINTEGRASI

PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN TERINTEGRASI www.iakmi.or.id PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN TERINTEGRASI Aplikasi Student Centered Active Learning untuk Meningkatkan Mutu Lulusan Agustin Kusumayati, dr., MSc., PhD. Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Tinggi

Lebih terperinci

Abstract. Abstrak. Keywords: competency-based curriculum, student s competencies, clinical rotation phase

Abstract. Abstrak. Keywords: competency-based curriculum, student s competencies, clinical rotation phase Hubungan Kurikulum Pendidikan Tahap Sarjana terhadap Kompetensi Mahasiswa pada Tahap Profesi di Rumah Sakit Pendidikan Nurfitri Bustamam, Runinda Pradnyamita, Citra Ayu Aprilia, Wahyukarno Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

Abstract. Abstrak. Keywords: competency-based curriculum, student s competencies, clinical rotation phase

Abstract. Abstrak. Keywords: competency-based curriculum, student s competencies, clinical rotation phase Hubungan Kurikulum Pendidikan Tahap Sarjana terhadap Kompetensi Mahasiswa pada Tahap Profesi di Rumah Sakit Pendidikan Nurfitri Bustamam, Runinda Pradnyamita, Citra Ayu Aprilia, Wahyukarno Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian

BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah individu yang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir, serta kerencanaan dalam bertindak dan sedang menuntut ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan Tinggi (PT) saat ini membawa konsekuensi untuk memperkuat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

Implementasinya dalampbl. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI

Implementasinya dalampbl. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI Implementasinya dalampbl Sugito Wonodirekso Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI Pendahuluan KBK tidak sama dengan PBL PBL adalah salah satu cara untuk mencapai kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. latihan sehingga mereka belajar untuk mengembangkan segala potensi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan formal yang menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional dan mempunyai tujuan untuk menyiapkan peserta didik

Lebih terperinci

SHERMAN SALIM CALON DEKAN

SHERMAN SALIM CALON DEKAN SHERMAN SALIM CALON DEKAN Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga 2010-2015 INTEGRASI, SINERGI, INOVASI DAN IMPLEMENTASI UNTUK MEWUJUDKAN FKG UNAIR KIBLAT BIDANG KEDOKTERAN GIGI DI INDONESIA STRATEGI

Lebih terperinci

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN IKATAN BIDAN INDONESIA dan ASSOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEBIDANAN INDONESIA 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran.

SKRIPSI Diajukan ke Fakultas Kedokteran Universitas Andalas sebagai pemenuhan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran. HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION (OSCE) DENGAN NILAI OSCE MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI Diajukan ke Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memicu perubahan kurikulum dan semua perangkat kerjanya termasuk sistem

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memicu perubahan kurikulum dan semua perangkat kerjanya termasuk sistem 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan dokter spesialis mengalami perubahan yang pesat, dimulai dengan munculnya istilah kompetensi dan pengobatan berbasis bukti yang memicu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran untuk melakukan pembaharuan dan memajukan kualitas sebagai institusi pendidikan dengan memberikan

Lebih terperinci

Pelaksanaan Pembelajaran Mandiri Menurut Persepsi Mahasiswa Angkatan 2012 di PSPD, FKIK UNJA ABSTRAK

Pelaksanaan Pembelajaran Mandiri Menurut Persepsi Mahasiswa Angkatan 2012 di PSPD, FKIK UNJA ABSTRAK Pelaksanaan Pembelajaran Mandiri Menurut Persepsi Mahasiswa Angkatan 2012 di PSPD, FKIK UNJA Novvi Fitria Ayu 1, Adriani 2 dan Amelia Dwi Fitri 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

CURRICULUM VITAE. : Fisiologi dan Pendidikan Kedokteran

CURRICULUM VITAE. : Fisiologi dan Pendidikan Kedokteran CURRICULUM VITAE INFORMASI PERSONAL Nama : Dr.Detty Iryani, M.Kes, M.Pd.Ked, AIF Jenis Kelamin : Perempuan NIP : 197106271999032001 Pangkat/golongan : IIIc/Lektor Tempat/tanggal lahir : Solok 27 Juni 1971

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. aktif dalam proses pembelajaran. Metode PBL adalah salah satu dari beberapa

BAB V PEMBAHASAN. aktif dalam proses pembelajaran. Metode PBL adalah salah satu dari beberapa BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian Diskusi tutorial yang merupakan implementasi dari metode pembelajaran Problem Based Learning dapat memberikan mahasiswa kesempatan untuk aktif dalam proses

Lebih terperinci

Dokumen Akademik DOKUMEN AKADEMIK

Dokumen Akademik DOKUMEN AKADEMIK Dokumen Akademik DOKUMEN AKADEMIK Landasan yang bersifat normatif-ideologis yang wajib dimiliki oleh setiap institusi penyelenggara kegiatan akademik. Kantor Jaminan Mutu Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat dan tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara

Lebih terperinci