BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan Self-Directed Learning (SDL) merupakan salah satu karakteristik yang ada pada pembelajar orang dewasa. SDL digambarkan oleh Knowles (1975, disitasi oleh Smith, 2013) sebagai proses dimana individu memiliki inisiatif dengan atau tanpa bantuan orang lain mengenali kebutuhan belajarnya, merumuskan tujuan belajarnya, mengenali sumber belajarnya, memilih dan menerapkan strategi belajar yang tepat dan menilai hasil belajarnya sendiri. Dilihat dari sudut pandang perkembangan psikologis belajar, SDL merupakan karakter yang ada pada manusia sebagai hasil dari proses kematangan psikologis dalam belajar (Ellinger, 2004; Mann, Dornan & Teunissen, 2011). Kemampuan SDL merupakan salah satu karakter pembelajar orang dewasa yang berperan dalam membentuk individu yang memiliki kemampuan belajar sepanjang hayat (lifelong learning), dan hal ini dapat diperoleh dengan menerapkan prinsip-prinsip SDL dalam proses pembelajaran. Davis & Harden (1999) berpendapat bahwa Problem- Based Learning (PBL) akan membentuk keterampilan SDL dalam diri pembelajar sehingga pada akhirnya akan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Penerapan prinsip-prinsip pembelajar orang dewasa dalam pendidikan kedokteran dapat dilihat pada strategi pendidikan model SPICES (Student-centered, Problem-based, Integrated, Communitybased, Electives, Systematic). Harden, Sowden & Dunn (1984) menyampaikan model SPICES sebagai strategi pendidikan yang inovatif yang bertujuan untuk menghasilkan dokter yang memiliki kemampuan mandiri dalam belajar, memiliki kemampuan memecahkan masalah, dan mempersiapkan dokter yang siap untuk menjalankan profesinya di masyarakat. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka pendidikan 1

2 2 kedokteran di Indonesia juga menerapkan model SPICES sebagai strategi pendidikannya, dengan PBL sebagai metode pembelajarannya. Metode pembelajaran PBL adalah metode belajar yang menerapkan prinsip-prinsip pembelajar orang dewasa dalam proses belajarnya (David & Patel, 1995). Hal ini dapat dilihat dari kelebihan PBL seperti yang disampaikan oleh Dolmans & Schmidt (1996) sebagai berikut; 1) mahasiswa akan belajar lebih baik saat ia mengaktifkan prior knowledge, elaborasi dan belajar kontekstual; 2) mahasiswa akan lebih baik dalam mengintegrasikan pengetahuan dasar dalam menyelesaikan masalah klinis; 3) mahasiswa akan memiliki kemampuan SDL; dan 4) PBL akan meningkatkan ketertarikan intrinsik pada materi yang dipelajari. Belajar dengan mengaktifkan pengetahuan yang diperoleh sebelumnya (prior knowledge) dan melakukan elaborasi juga akan memfasilitasi mahasiswa belajar (Dolmans & Schimdt, 1996). Pengetahuan akan lebih baik terbentuk dan diretensi dengan baik bila mahasiswa tersebut belajar dengan mengaktifkan prior knowledge dan mengelaborasikannya dengan informasi yang didapatnya. Menggunakan masalah (skenario) yang berkaitan dengan masalah di kehidupan nyata akan mempercepat pembentukan kemampuan analisis penyakit (clinical reasoning) atau kemampuan menyelesaikan masalah (Dolmans & Schmidt, 1996). Ketertarikan mahasiswa secara intrinsik kepada materi yang dipelajari akan berdampak pada meningkatkan motivasi belajar mahasiswa itu sendiri (Norman & Schmidt, 1992). Metode pembelajaran PBL diyakini dapat membentuk kemampuan SDL pada mahasiswa. Chiang, Leung, Chui, Leung & Mak (2013) melalui wawancara fokus group mahasiswa keperawatan menemukan bahwa mahasiswa yang mengikuti metode pembelajaran PBL merasa mereka diberi pengalaman untuk melakukan keterampilan SDL, sehingga mereka terlatih untuk menerapkan keterampilan SDL dalam proses belajarnya. Williams (2004) pada penelitiannya menemukan bahwa mahasiswa perawat yang menggunakan metode pengajaran PBL memiliki

3 3 kemampuan SDL pada dirinya. Malta, Dimeo & Carey (2010) menemukan adanya peningkatan SDL pada mahasiswa program studi terapi fisik dan terapi kerja dengan membandingkan nilai SDL pada semester awal dan semester akhir. Yuan, Williams, Fang & Pang (2012) juga menemukan adanya perbedaan nilai SDL mahasiswa keperawatan antara mahasiswa tingkat bawah (junior) dengan mahasiswa tingkat atas (senior), dimana mahasiswa tingkat atas memiliki skor SDL yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa tingkat bawah. Shokar, Shokar, Romero & Bulik (2002) dalam penelitian yang mereka lakukan menemukan bahwa nilai Self-Directed Learning Readiness Scale (SDLRS) mahasiswa kedokteran tahun ketiga yang diberikan metode pengajaran PBL memiliki skor SDLRS yang lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajar dewasa pada umumnya. Belajar dengan menerapkan kemampuan SDL dapat terbentuk dengan baik bila mahasiswa memiliki motivasi untuk melakukannya. Metode pembelajaran PBL dirancang agar memberikan motivasi kepada pembelajar dalam mempelajari materi yang disampaikan. Regan (2003) melalui penelitian yang dilakukannya menyimpulkan bahwa dengan memberi motivasi kepada mahasiswa untuk melakukan SDL akan meningkatkan kemampuan SDL mahasiswa tersebut. Perbedaan budaya merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan SDL. Pengaruh budaya dalam pembentukan SDL disebabkan adanya perbedaan dalam konteks pendidikan dan pendekatan belajar disetiap budaya yang berbeda-beda (Frambach, Driessen, Chan & van der Vlueten, 2012). PBL berasal dari budaya Barat yang berbeda dengan budaya Timur (Asia), maka dari itu penerapan metode pembelajaran ini dapat menemui tantangan dalam membentuk SDL mahasiswa. Asal daerah juga mempengaruhi penerapan metode pembelajaran PBL. Mahasiswa yang berasal dari pulau Jawa memiliki kemampuan menerapkan proses belajar berpusat pada pembelajar (student centered learning) yang lebih tinggi dibandingkan dengan

4 4 mahasiswa yang berasal dari luar pulau Jawa (Lestari & Widjajakusumah, 2009). Asal daerah yang dimaksud dalam penelitian tersebut dapat diasumsikan sebagai asal daerah SMA (Sekolah Menengah Atas) mahasiswa, maka dari itu dalam penelitian ini asal daerah SMA mahasiswa ikut dinilai. Pengalaman belajar mandiri dan aktif yang diperoleh mahasiswa saat duduk dibangku sekolah menengah atas (SMA) juga mempengaruhi kemampuan SDL mereka saat melaksanakan metode pembelajaran PBL (Zulharman, 2008). Mahasiswa akan cenderung memiliki kemampuan SDL yang tinggi bila mahasiswa tersebut telah melaksanakan proses belajar mandiri dan aktif saat SMA. Dokter dituntut harus memiliki seperangkat kompetensi seperti apa yang disampaikan dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI). Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter di Indonesia adalah kompetensi mawas diri dan pengembangan diri (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012). Kompetensi ini dapat dicapai dengan membentuk karakter pembelajar orang dewasa yang menggunakan keterampilan SDL dalam proses belajar. Dokter yang memiliki kemampuan SDL tersebut diharapkan dapat memiliki kemampuan menerapkan praktik belajar sepanjang hayat seperti apa yang tertuang dalam SKDI. Oleh karenanya penting bagi seluruh pendidikan kedokteran di Indonesia untuk dapat membentuk karakter SDL pada setiap lulusannya. Penerapan metode pembelajaran PBL di Indonesia sebagai upaya pembentukan karakter pembelajar orang dewasa, khususnya kemampuan SDL di dalam diri pembelajar menemukan hasil yang berbeda. Lestari & Widjajakusumah (2009) melalui penelitiannya terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran Sultan Agung, menemukan bahwa 50% dari mahasiswa tahun ketiga dan keempat memiliki rentang skor SDLRS antar rendah sampai sedang. Triatmojo (2013) menemukan bahwa masalah utama penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) di Kedokteran

5 5 Universitas Gadjah Mada (FK UGM) adalah lemahnya motivasi intrinsik mahasiswa. Penelitian tersebut memberi gambaran bahwa pembentukan karakter SDL melalui metode pengajaran PBL di Indonesia belum dapat terbentuk dengan baik. Fakultas Kedokteran UGM merupakan fakultas yang cukup lama menggunakan metode pembelajaran PBL secara penuh dalam kurikulum pendidikannya, yaitu sejak tahun Hal ini berarti FK UGM telah menerapkan metode pembelajaran PBL selama > 10 tahun. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana hasil dari proses pelaksanaan PBL di FK UGM terkait dalam pembentukan kemampuan SDL. B. Perumusan Masalah Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan tersebut, dapat dirumuskan permasalahan penelitian, yaitu: Bagaimanakah hasil penerapan metode pembelajaran PBL dalam pembentukan kemampuan SDL mahasiswa? C. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. 1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan antara metode pembelajaran PBL, motivasi intrinsik dengan pembentukan kemampuan SDL. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan persepsi mahasiswa terhadap PBL. b. Mendeskripsikan motivasi intrinsik mahasiswa. c. Mendeskripsikan kemampuan SDL mahasiswa. d. Menganalisis hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap PBL dengan kemampuan SDL mahasiswa. e. Menganalisis hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap PBL dengan motivasi intrinsik mahasiswa.

6 6 f. Menganalisis hubungan antara motivasi intrinsik mahasiswa dengan kemampuan SDL mahasiswa. g. Menganalisis hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap PBL dengan kemampuan SDL mahasiswa yang dimediasi oleh motivasi intrinsik. h. Menganalisis hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap PBL dengan kemampuan SDL yang dimoderasi oleh asal SMA, dan pengalaman belajar mandiri/aktif di SMA. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat dilihat dari 2 sisi, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan teori yang disampaikan oleh Barrow (1983, disitasi oleh, Williams, 2001), yang menerangkan bahwa penerapan metode pembelajaran PBL dapat membentuk karakter SDL didalam diri pembelajar, dan juga untuk menerangkan model proses SDL dalam PBL oleh Hmelo, Gotterer & Brasford (1997). Penelitian ini juga diharapkan dapat memberi penjelasan mengenai Two-shells-model of motivated selfdirected learning yang disampaikan oleh Nenniger (1999). Nenniger menjelaskan bahwa SDL terjadi akibat pengaruh dari motivasi yang menetap pada diri pembelajar dalam proses pendidikan dan akan dimodifikasi secara terus menerus dari hasil evaluasi pengalaman belajarnya. Manfaat praktis yang diperoleh ialah dapat memberi informasi mengenai persepsi mahasiswa terhadap kualitas pengalaman belajar yang diperolehnya, motivasi intrinsik mahasiswa, dan pembentukan kemampuan SDL mahasiswa setelah mengikuti proses pembelajaran PBL di institusi yang telah menerapkan metode pembelajaran PBL selama 11 tahun. Informasi tersebut dapat memberikan masukan kepada pihak institusi dalam mengembangkan strategi pengajaran yang lebih baik lagi, sehingga tujuan dari proses pengajaran yaitu untuk membentuk individu

7 7 yang dapat menerapkan kemampuan belajar sepanjang hayat dapat terwujud. E. Keaslian Penelitian Penelitian berkaitan dengan pembentukan kemampuan SDL dengan menggunakan metode pembelajaran PBL telah banyak dilakukan, namun kebanyakan penelitian tersebut berfokus pada penilaian hasil SDL dari metode pembelajaran PBL dan tidak menilai persepsi mahasiswa terhadap pengalaman belajar yang dilaksanakan. Ada beberapa penelitian yang memiliki kemiripan dengan penelitian ini, yaitu: 1. Penelitian disertasi yang dilakukan oleh Huang (2008) yang berjudul Factors influencing self-directed learning readiness amongst Taiwanese nursing students. Penelitian tersebut bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi SDLR (Self-Directed Learning Readinsess) pada siswa perawat. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian mixed methode, dimana tahap pertama penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif (wawancara) kepada siswa perawat untuk mengetahui pengalaman belajar siswa berkaitan dengan pembentukan kemampuan SDL. Tahap kedua dari penelitiannya menggunakan pendekatan kuantitatif dimana peneliti memberikan kuesioner Mastery, Performance and Alination Goals Scales; Course Experience Questionnaire (CEQ); Revised Study Process Questionnaire 2-Factors (R-SPQ-2F); dan SDLRS Fisher pada 369 siswa perawat. Kesimpulan dari hasil dari penelitiannya berupa prestasi belajar siswa dan persepsi mereka terhadap lingkungan belajar secara signifikan berpengaruh terhadap penggunaan pendekatan belajar dan pembentukan kesiapan SDL. 2. Penelitian Lestari & Widjajakusumah (2009) yang berjudul Students self-directed learning readiness, perception towards student-centered learning and predispotition towards student-centered behaviour.

8 8 Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian survei dengan menggunakan instrumen penelitian: Adapted Principles of Adult Learners (APAL) untuk mengukur perilaku belajar berpusat pada pembelajar (student-centered behaviour), dan mengukur persepsi mahasiswa terhadap belajar berpusat pada diri pembelajar (perception towards student-centered); sedangkan, SDLRS Fisher digunakan untuk mengukur kesiapan SDL. Penelitian tersebut menggunakan total populasi sebesar 205 orang yang terdiri dari mahasiswa fakultas kedokteran tahun ketiga dan tahun keempat. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan perilaku belajar berpusat pada pembelajar harus didukung kesiapan SDL dan persepsi yang positif dari siswa terhadap belajar berpusat pada pembelajar. Kesamaan dari kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama melihat persepsi mahasiswa terhadap metode pembelajaran PBL dalam membentuk kemampuan SDL. Perbedaan kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada: 1. Tujuan penelitian: penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap kualitas pengalaman belajar PBL dengan pembentukan kemampuan SDL yang dimediasi oleh motivasi intrinsik; penelitian Lestari & Widjajakusumah (2009) bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang dapat menentukan pendekatan mahasiswa terhadap belajar berpusat pada pembelajar; penelitian Huang (2008) bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi SDLR. 2. Metode penelitian: penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian cross sectional (potong lintang); penelitian Huang (2008) menggunakan metode penelitian mixed method. 3. Populasi: populasi penelitian ini adalah mahasiswa fakultas kedokteran; penelitian Huang (2008) menggunakan populasi siswa perawat.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. perubahan paradigma dalam dunia pendidikan kesehatan, termasuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. perubahan paradigma dalam dunia pendidikan kesehatan, termasuk pendidikan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan kesehatan yang semakin kompleks dan tuntutan pelayanan profesional dari masyarakat yang terus meningkat mendorong terjadinya perubahan paradigma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pergeseran paradigma pendidikan kedokteran di Indonesia dari pembelajaran berpusat pada pendidik (teacher centered learning/tcl) kearah pembelajaran berpusat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergeseran pembelajaran adalah pergeseran paradigma, yaitu paradigma dalam cara kita memandang pengetahuan, paradigma belajar dan pembelajaran itu sendiri. Paradigma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kurikulum dan ilmu pendidikan (Anonim, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kurikulum dan ilmu pendidikan (Anonim, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dokter merupakan pendidikan akademik profesional yang diselenggarakan di tingkat universitas. Pendidikan ini berbeda dengan pendidikan tinggi lainnya karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan kedokteran diharapkan dapat berperan serta dalam Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan kedokteran diharapkan dapat berperan serta dalam Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan globalisasi, lulusan pendidikan kedokteran diharapkan dapat berperan serta dalam Sistem Kesehatan Nasional dan mengikuti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. V.1. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. V.1. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan V.1.1. Mahasiswa PSIK FK UGM yang telah terpapar dengan kurikulum PBL selama fase pendidikan praklinik dan sedang mengikuti pendidikan klinik dalam penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher

I. PENDAHULUAN. kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional berupa teacher I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma pendidikan kedokteran, menyebabkan perlu diadakan perubahan pada kurikulum pendidikan dokter khususnya kedokteran dasar di Indonesia. Dari sistem konvensional

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. jenis kelamin sama, yaitu jumlah responden mahasiswa perempuan lebih

BAB V PEMBAHASAN. jenis kelamin sama, yaitu jumlah responden mahasiswa perempuan lebih digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian Pada tabel 4.1 terlihat bahwa karakteristik dari setiap angkatan menurut jenis kelamin sama, yaitu jumlah responden mahasiswa perempuan lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi Akademik a. Definisi Motivasi berasal dari kata Latin movere diartikan sebagai dorongan atau menggerakkan (Hasibuan, 2006). Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model telah banyak ditemukan oleh para peneliti pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai model telah banyak ditemukan oleh para peneliti pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada peserta didik telah diterapkan pada perguruan tinggi di dunia termasuk di Indonesia. Berbagai model telah banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan yang diinginkan (Slameto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan yang diinginkan (Slameto, 2010). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar mandiri merupakan faktor penting dalam sistem pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Belajar mandiri merupakan faktor penting dalam sistem pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Self-directed Learning (SDL) atau belajar mandiri adalah usaha individu yang otonomi untuk mencapai kompetensi akademis. Knowles mendeskripsikan belajar mandiri sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang telah digunakan oleh pendidik selama lebih dari 50 tahun. Pembelajaran berbasis masalah ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan. tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan. tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Suatu metode pembelajaran digunakan sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik mahasiswa maupun sumber daya yang ada. Pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

Oleh: RAYMOND BERNARDUS

Oleh: RAYMOND BERNARDUS Persepsi Mahasiswa FK USU terhadap Kesiapan Menghadapi Self Directed Learning dengan Menggunakan Guglielmino s SDLR Scale dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Oleh: RAYMOND BERNARDUS 100100090 FAKULTAS

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mahasiswa dapat berbagi ide dengan kelompoknya, mengidentifikasi isuisu

TINJAUAN PUSTAKA. mahasiswa dapat berbagi ide dengan kelompoknya, mengidentifikasi isuisu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Problem Based Learning (PBL) Problem based learning (PBL) adalah cara belajar dengan kelompok kecil yang distimulasi oleh skenario atau masalah. Dari masalah tersebut mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. sebagai satu kesatuan pada jenjang pendidikan tinggi yang diselenggarakan

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. sebagai satu kesatuan pada jenjang pendidikan tinggi yang diselenggarakan BAB II TINJAUAN PUSATAKA A. Pendidikan Kedokteran Pendidikan dokter merupakan pendidikan akademik profesional yang diselenggarakan di tingkat universitas. Pendidikan kedokteran adalah pendidikan formal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) resmi dicanangkan oleh DIKTI tahun 2005. Dengan penerapan KBK diharapkan peserta didik dapat memperoleh seperangkat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL

HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL Imelda Martina GS STIK Immanuel Abstrak Keefektifan kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tutorial merupakan salah satu metode pembelajaran yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Tutorial merupakan salah satu metode pembelajaran yang menggunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tutorial merupakan salah satu metode pembelajaran yang menggunakan prinsip kolaborasi dalam konstruksi pengetahuan. Kolaborasi dalam kontruksi pengetahuan tersebut

Lebih terperinci

Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi

Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Anggia Rohdila Sari 1, Nyimas Natasha Ayu Shafira 2 Fakultas

Lebih terperinci

SELF-DIRECTED LEARNING READINESS AND ITS INFLUENCE FACTORS IN FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA

SELF-DIRECTED LEARNING READINESS AND ITS INFLUENCE FACTORS IN FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA SELF-DIRECTED LEARNING READINESS AND ITS INFLUENCE FACTORS IN FACULTY OF MEDICINE UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA Nurfitri Bustamam, Runinda Pradnyamita, Citra Ayu Aprilia, Maria S Thadeus

Lebih terperinci

Tingkat Self Directed Learning Readiness (SDLR) pada Mahasiswa Kedokteran

Tingkat Self Directed Learning Readiness (SDLR) pada Mahasiswa Kedokteran Tingkat Self Directed Learning Readiness (SDLR) pada Indira Malahayati Sugianto 1, Rika Lisiswanti 2 1 Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung 2 Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran,

Lebih terperinci

Adult Learning dan Berpikir Kritis. By : Kelompok 6

Adult Learning dan Berpikir Kritis. By : Kelompok 6 Adult Learning dan Berpikir Kritis By : Kelompok 6 Anggota kelompok Wahyu Prasetyo A. (09020037) Cut Ainunin Nova (09020038) Riza Nur Azizi (09020039) Fadhiel Yudistiro (09020040) Fatimah (09020041) Erwin

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 40 JURNAL KEPERAWATAN NOTOKUSUMO VOL. IV, NO. 1, AGUSTUS 2016 HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN Fika Nur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster Kanada pada tahun 1969, selanjutnya banyak fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi pembelajaran merupakan pertimbangan utama sekolah kedokteran untuk melakukan pembaharuan dan memajukan kualitas sebagai institusi pendidikan dengan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini yang paling dibutuhkan dalam dunia kesehatan adalah kerja sama tim antar sesama profesi kesehatan. Keselamatan dan kualitas pelayanan kesehatan bergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi yang diperlukan sebagai dokter (Kevin, 2010). Disebutkan dalam Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dengan teman sebaya (Peer-Assisted Learning; selanjutnya disingkat PAL) sudah cukup populer dan sejak lama digunakan dalam pendidikan kedokteran. Jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan daya saing dalam pencarian, perolehan dan penciptaan pekerjaan. Pada

BAB I PENDAHULUAN. dan daya saing dalam pencarian, perolehan dan penciptaan pekerjaan. Pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan oleh sebuah institusi adalah untuk menyediakan dan menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dan daya saing dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini, tuntutan masyarakat akan kompetensi dokter semakin berkembang. Masyarakat menuntut institusi pendidikan kedokteran untuk mempersiapkan lulusannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar di perguruan tinggi merupakan pilihan strategis untuk mencapai tujuan bagi mereka yang menyatakan diri untuk belajar melalui jalur formal. Namun, realitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student 130 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student engagement, dibuktikan dengan nilai rata-rata student engagement di tiap minggu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kurikulum pembelajaran kedokteran Mahasiswa dituntut untuk mengetahui segala hal yang dituntut oleh kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan kemampuan-kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar melibatkan keterampilan dan perilaku baru bagi peserta didik. Belajar tidak hanya menerima informasi dari orang lain. Belajar yang sesungguhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belajar didefinisikan sebagai proses perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman, dan belajar juga didefinisikan sebagai perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran merupakan suatu rangkaian pendidikan yang ditempuh untuk menjadi seorang dokter maupun dokter gigi. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi akademik merupakan kajian yang menarik dalam berbagai penelitian pendidikan. Prestasi akademik merupakan salah satu indikator keberhasilan seseorang

Lebih terperinci

B. SARAN. kemampuan SDL dengan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan. pelaksanaan SDL agar terlaksana pembelajaran yang efektif.

B. SARAN. kemampuan SDL dengan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan. pelaksanaan SDL agar terlaksana pembelajaran yang efektif. 64 B. SARAN 1. Bagi mahasiswa Mahasiswa diharapkan dapat melatih dan mengembangkan kemampuan SDL dengan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dan diskusi tutorial dan dapat meningkatkan disiplin dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pendidikan di perguruan tinggi mulai mengalami pergeseran dari TCL (Teacher Centered Learning) ke SCL (Student Centered Learning) dikarenakan a) persaingan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK. UGM) menerapkan metode Problem Based Learning (PBL)

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK. UGM) menerapkan metode Problem Based Learning (PBL) BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) menerapkan metode Problem Based Learning (PBL) dalam proses belajar mengajar sejak tahun 2002. Metode ini merupakan

Lebih terperinci

Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 2 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, 2 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Korelasi Self-Directed Learning Readiness (SDLR) Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung TahunAjaran 2014/2015 Oktadoni Saputra 1, Rika Lisiswanti 1, Marizka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. universitas dimana mahasiswa sebagai komponen didalamnya sebagai peserta

BAB I PENDAHULUAN. universitas dimana mahasiswa sebagai komponen didalamnya sebagai peserta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang perlu dan harus berinteraksi dengan sesama, oleh karena itu manusia harus memiliki kemampuan intelektual. Salah

Lebih terperinci

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan global, perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran di pendidikan kedokteran terdiri dari : a. Outcome-based curriculum Pembelajaran metode outcome-based curriculum

Lebih terperinci

Keywords: PBL, constructive, self-directed, collaborative, contextual learning, FM UGM

Keywords: PBL, constructive, self-directed, collaborative, contextual learning, FM UGM Tingkat Pelaksanaan Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Berdasarkan Banu Aji Dibyasakti, Gandes Retno Rahayu, Yoyo Suhoyo Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Lebih terperinci

Riry A dkk Analisis Self Directed Learning Readiness Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa

Riry A dkk Analisis Self Directed Learning Readiness Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Analisis Self Directed Learning Readiness terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Bengkulu Riry Ambarsarie 1, Noor Diah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Selama berabad-abad lamanya sejarah manusia telah beradaptasi dengan berbagai metode pengobatan dan perkembangannya. Salah satu hal yang konsisten dalam perjalanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan suatu keadaan, sehingga masa depan dapat diketahui dari

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan suatu keadaan, sehingga masa depan dapat diketahui dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Refleksi adalah sebuah proses metakognitif yang terjadi terus menerus dengan tujuan pengembangan pemahaman lebih luas tentang diri sendiri dan suatu keadaan, sehingga

Lebih terperinci

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Amelia Dwi Fitri Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Email: dwifitri.amelia@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Self Directed Learning Self-directed learning didefinisikan oleh Hiemstra (1994) sebagai kemampuan mengubah pembelajaran yang merupakan pengetahuan dan ilmu belajar dari satu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Ibnu Katsir Machbub, 2009 : Pembimbing I : Dr. Slamet Santosa dr., M.Kes. Pembimbing II : July Ivone dr., M.S.MpdKed.

ABSTRAK. Ibnu Katsir Machbub, 2009 : Pembimbing I : Dr. Slamet Santosa dr., M.Kes. Pembimbing II : July Ivone dr., M.S.MpdKed. ABSTRAK GAMBARAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA FAKULTAS KEDOKTERAN X DI BANDUNG TAHUN 2009 Ibnu Katsir Machbub, 2009 : Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. quality teaching and learning (Halpern, 1997 dalam Supratiknya & Kristiyani,

BAB 1 PENDAHULUAN. quality teaching and learning (Halpern, 1997 dalam Supratiknya & Kristiyani, BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Pembelajaran merupakan salah satu kegiatan pokok setiap perguruan tinggi. Di lingkungan perguruan tinggi di berbagai negara marak gerakan ke arah quality teaching and

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat saat ini. Mengatasi masalah tersebut, pakar pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat saat ini. Mengatasi masalah tersebut, pakar pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan zaman membuat arah pendidikan kedokteran berubah. Kurikulum konvensional pendidikan dokter yang selama ini digunakan di Indonesia dirasakan

Lebih terperinci

P e n g a n t a r SELF-DIRECTED LEARNING. Self-directed learning: batasan. Self-directed learning (1)

P e n g a n t a r SELF-DIRECTED LEARNING. Self-directed learning: batasan. Self-directed learning (1) P e n g a n t a r SELF-DIRECTED LEARNING Harsono Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Belajar: Melibatkan ketrampilan dan perilaku Bukan sekedar menerima informasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based

BAB I PENDAHULUAN. manajemen waktu dapat dilakukan dengan metode Problem Based. pendekatan SCL adalah metode pembelajaran dengan Problem Based BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Student center learning (SCL) atau pembelajaran yang berfokus pada peserta didik merupakan model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari proses

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perawat, salah satunya adalah clinical reasoning (Fonteyn & Ritter, 2005;

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perawat, salah satunya adalah clinical reasoning (Fonteyn & Ritter, 2005; 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang ikut berperan dalam membuat keputusan mengenai jenis tindakan yang akan diberikan kepada pasien melalui proses

Lebih terperinci

Rimonta F. Gunanegara*, Mardiastuti H. Wahid**, Indah S. Widyahening**

Rimonta F. Gunanegara*, Mardiastuti H. Wahid**, Indah S. Widyahening** Comparison of Students Characteristics, Self-Motivation, and Readiness of Self-Directed Learning Implementation among Medical Students at Maranatha Christian University Rimonta F. Gunanegara*, Mardiastuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan proses yang sangat penting dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. dorongan yang dapat menimbulkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian BAB I PENDAHULUAN E. Latar belakang Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian

BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah individu yang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir, serta kerencanaan dalam bertindak dan sedang menuntut ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejak dua dekade yang lalu (Wynia et al., 1999). Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sejak dua dekade yang lalu (Wynia et al., 1999). Banyak hal yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Profesionalisme dalam dunia kedokteran terus mendapat perhatian dan terus berkembang sejak dua dekade yang lalu (Wynia et al., 1999). Banyak hal yang mendasari perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa (FK Unwar) merupakan fakultas kedokteran swasta yang berdiri sejak Januari 2009. Pendirian FK Unwar dilatarbelakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni pada era global saat ini, menuntut perguruan tinggi untuk menyesuaikan tuntutan dunia kerja, alasan ini dikembangkan

Lebih terperinci

Abstract. Abstrak. Keywords: competency-based curriculum, student s competencies, clinical rotation phase

Abstract. Abstrak. Keywords: competency-based curriculum, student s competencies, clinical rotation phase Hubungan Kurikulum Pendidikan Tahap Sarjana terhadap Kompetensi Mahasiswa pada Tahap Profesi di Rumah Sakit Pendidikan Nurfitri Bustamam, Runinda Pradnyamita, Citra Ayu Aprilia, Wahyukarno Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

Abstract. Abstrak. Keywords: competency-based curriculum, student s competencies, clinical rotation phase

Abstract. Abstrak. Keywords: competency-based curriculum, student s competencies, clinical rotation phase Hubungan Kurikulum Pendidikan Tahap Sarjana terhadap Kompetensi Mahasiswa pada Tahap Profesi di Rumah Sakit Pendidikan Nurfitri Bustamam, Runinda Pradnyamita, Citra Ayu Aprilia, Wahyukarno Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3 September 2014

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.3 September 2014 HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN TUTOR PADA TUTORIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO Indah Puspasari Kiay

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional (studi potong lintang) yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR MANDIRI DENGAN PERFORMA MAHASISWA FK UNILA ANGKATAN 2015 DALAM MENGIKUTI TUTORIAL BLOK SPESIAL SENSE.

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR MANDIRI DENGAN PERFORMA MAHASISWA FK UNILA ANGKATAN 2015 DALAM MENGIKUTI TUTORIAL BLOK SPESIAL SENSE. HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR MANDIRI DENGAN PERFORMA MAHASISWA FK UNILA ANGKATAN 2015 DALAM MENGIKUTI TUTORIAL BLOK SPESIAL SENSE (Skripsi) Oleh : NURUL PURNA MAHARDIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS

Lebih terperinci

PERBEDAAN SELF DIRECTED LEARNING MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN LECTURE DAN PROBLEM BASED LEARNING

PERBEDAAN SELF DIRECTED LEARNING MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN LECTURE DAN PROBLEM BASED LEARNING PERBEDAAN SELF DIRECTED LEARNING MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN LECTURE DAN PROBLEM BASED LEARNING Devysia Martharina Agustin 1 Warjiman 2 Bagus Rahmat Santoso 3 SekolahTinggi Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan hal yang mendasar dalam keperawatan, bahkan efektivitas pelayanan pasien dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi yang dibangun perawat selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab. Sebaliknya, jika memiliki tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab. Sebaliknya, jika memiliki tanggung jawab yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanggung jawab memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan manusia. Seseorang akan bertindak seenaknya sendiri jika tidak memiliki tanggung jawab. Sebaliknya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional dalam tujuan mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap warga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era globalisasi ini. Selain itu, dengan adanya pasar bebas AFTA dan AFLA serta APEC tentu saja telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era global seperti saat ini, seorang tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan yang bermutu dapat diperoleh dari kolaborasi

Lebih terperinci

Standar Kurikulum Penilaian landasan penumbuh kembangan kompetensi abad 21 dan karakter bangsa

Standar Kurikulum Penilaian landasan penumbuh kembangan kompetensi abad 21 dan karakter bangsa Standar Kurikulum Penilaian landasan penumbuh kembangan kompetensi abad 21 dan karakter bangsa Nizam Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT CORRELATION BETWEEN PROGRESS TESTING SCORE ON PROFESSION STAGE WITH CUMULATIVE GRADE POINT ACADEMIC OF GRADUATED DENTISTRY STUDENT OF UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA NILAI PROGRESS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Persepsi 1. Pengertian persepsi Persepsi atau tanggapan adalah proses mental yang terjadi pada diri manusia yang akan menunjukkan seseorang melihat, mendengar merasakan, memberi,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEPERAWATAN DENGAN PENCAPAIAN KOMPETENSI DALAM PEMBELAJARAN PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH V DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedokteran merupakan cabang dari ilmu kesehatan. Pendidikan dokter adalah salah satu program studi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedokteran merupakan cabang dari ilmu kesehatan. Pendidikan dokter adalah salah satu program studi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kedokteran merupakan cabang dari ilmu kesehatan. Pendidikan dokter adalah salah satu program studi di fakultas kedokteran yang mempelajari tubuh manusia berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi harus membekali peserta didiknya dengan attitude, knowledge, memiliki daya saing tinggi (Nursalam & Ferry, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi harus membekali peserta didiknya dengan attitude, knowledge, memiliki daya saing tinggi (Nursalam & Ferry, 2008). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan keperawatan saat ini dituntut untuk dapat menghasilkan lulusan tenaga keperawatan yang kompeten dan berstandar nasional maupun internasional (Nurhadi,

Lebih terperinci

Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016

Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016 Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016 Pimpinan Fakultas Pengelola Program Studi Kedokteran VISI Prodi Kedokteran Menjadi Prodi Kedokteran Sebagai Pusat Pengembangan IPTEK Kedokteran bereputasi Internasional,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Slameto (2003) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk memperoleh perubahan dengan tujuan, dimana setiap manusia memiliki cara yang berbeda. Kesulitan belajar yang dihadapi mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan Tinggi (PT) saat ini membawa konsekuensi untuk memperkuat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih terperinci

kedokteran keluarga, salah satunya adalah patient centered care. Dalam

kedokteran keluarga, salah satunya adalah patient centered care. Dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari tiga dekade terakhir ini, model pendekatan secara biopsikososial oleh dokter terhadap pasien telah menjadi suatu hal yang dianggap penting dan efektif dalam dunia

Lebih terperinci

Naskah Publikasi Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SRI MUHARNI

Naskah Publikasi Disusun Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta SRI MUHARNI PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP PERAN TUTOR DALAM PELAKSANAAN SEVEN JUMPS PADA DISKUSI TUTORIAL MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Naskah Publikasi Disusun

Lebih terperinci

HUBUNGAN LAMA PENDIDIKAN DAN PENDEKATAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MAHASISWA TAHAP SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SURAKARTA TESIS

HUBUNGAN LAMA PENDIDIKAN DAN PENDEKATAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MAHASISWA TAHAP SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SURAKARTA TESIS HUBUNGAN LAMA PENDIDIKAN DAN PENDEKATAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MAHASISWA TAHAP SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNS SURAKARTA TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan era globalisasi membuat setiap orang harus mampu untuk bersaing sesuai kompetensi yang dimiliki. Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) tertuju pada

Lebih terperinci

Pengaruh Kinerja Tutor Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa dalam Problem Based Learning

Pengaruh Kinerja Tutor Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa dalam Problem Based Learning Pengaruh Kinerja Tutor Terhadap Kemandirian Belajar Mahasiswa dalam Problem Based Learning di Fakultas Kedokteran UISU Martinus*, Gandes Retno Rahayu**, Ova Emilia** * Fakultas Kedokteran Universitas Islam

Lebih terperinci

Keywords: knowledge, skills, Competency-Based Curriculum (CBC), conventional curriculum

Keywords: knowledge, skills, Competency-Based Curriculum (CBC), conventional curriculum PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KLINIK MAHASISWA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN KONVENSIONAL DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU Alifa Tahnia 1, M. Yulis Hamidy 2,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu tidak hanya dari dosen. Metode Pembelajaran SCL

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu tidak hanya dari dosen. Metode Pembelajaran SCL 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran TCL (Teaching Centerd learning) yang berpusat kepada dosen sudah tidak lagi sesuai dengan capaian pembelajaran mengingat perkembangan tekhnologi yang

Lebih terperinci

Bab 1 KURIKUKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN PROBLEM-BASED LEARNING

Bab 1 KURIKUKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN PROBLEM-BASED LEARNING Bab 1 KURIKUKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN PROBLEM-BASED LEARNING AREA KOMPETENSI DOKTER Fakultas Kedokteran UNS memiliki visi menyelenggarakan program studi pendidikan dokter yang berkualitas dan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010)

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berpikir kritis merupakan hal yang penting pada mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010) yang mengungkapkan bahwa kemampuan dalam

Lebih terperinci

UJI KOMPARASI KEMAMPUAN SELF-DIRECTED LEARNING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG MENJALANKAN PROBLEM-BASED LEARNING NASKAH PUBLIKASI

UJI KOMPARASI KEMAMPUAN SELF-DIRECTED LEARNING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG MENJALANKAN PROBLEM-BASED LEARNING NASKAH PUBLIKASI UJI KOMPARASI KEMAMPUAN SELF-DIRECTED LEARNING PADA MAHASISWA KEPERAWATAN YANG MENJALANKAN PROBLEM-BASED LEARNING NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi syarat memperoleh derajat Magister Keperawatan Universitas

Lebih terperinci