MODEL IDEAL BASIC CLINICAL SKILL DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
|
|
- Ari Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODEL IDEAL BASIC CLINICAL SKILL DALAM STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI TIM PENELITI dr. I Gde Haryo Ganesha, S.ked Gusti Ayu Rahayu Windaswari ( ) Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2015 i
2 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Kata Pengantar... ii Daftar Isi... iii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Manfaat... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kurikulum Berbasis Kompetensi Metode Pembelajaran Berbasis Problem-Based Learning Basic Clinical Skill pada metode Problem-Based Learning Basic Clinical Skill yang Ideal Aplikasi Basic Clinical Skill di Indonesia BAB III SIMPULAN Daftar Pustaka Lampiran ii
3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan di Indonesia menggunakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Kurikulum ini dijalankan dengan menggunakan metode yang dikenal dengan singkatannya yaitu SPICES. Dalam menjalankan metode ini menyebabkan adanya perubahan fokus pendidikan di Indonesia yang menjadi student centre learning yang dahulu menggunakan sistem teacher centre learning. Perubahan ini juga dilihat dari sistem pembelajaran yang digunakan yaitu dengan problem based learning. Sedangkan pada mahasiswa kedokteran mengingat akan profesinya kelak didunia kesehatan, akan dilakukan juga pelatihan clinical skill oleh masingmasing fakultas untuk mempersiapkan output dokter yang berkompeten sesuai yang diharapkan kurikulum. 3 Dengan diterapkannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dalam menjalankan pendidikan di Indonesia maka dengan kata lain, setiap univeristas akan mempunyai cara ataupun proses tersendiri untuk mencapai output dokter yang ditetapkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem KBK ini melihat dari output yang dihasilkan bukan dari proses yang dijalankan. Melihat dari hal tersebut, dapat menimbulkan beberapa perbedaan dari universitas dalam menentukkan langkah yang tepat untuk proses pendidikan kedokteran. Adanya perbedaan proses ini kadang menyebabkan dapat tercapainya tujuan dari pelaksanaan KBK atau bahkan bisa menurunkan kualitas lulusan universitas tersebut. Clinical Skill menjadi salah satu pelatihan terpenting pada setiap bagian dari pendidikan dokter. Kemampuan untuk berpikir klinis dan keterampilan klinis mahasiswa kedokteran sangat diharapkan. Oleh karena itu "learning by doing", bertindak dalam hal ini melatih skill adalah sebagai salah satu cara efektif untuk belajar. Berlatarbelakang kurikulum berbasis kompetensi ini, secara tidak langsung menciptakan proses pelatihan clinical skill bagi mahasiswa pun berbeda disetiap univeritas yang didalamnya terdapat pendidikan dokter. 4 iii
4 Beberapa universitas di Indonesia yang memiliki program pendidikan dokter tidak semuanya menerapkan pelatihan keterampilan klinis yang ideal. Namun, ada beberapa juga yang telah menerapkan pelatihan keterampilan klinis secara berjenjang. Pada penulisan ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pelatihan Basic Clinical Skills yang ideal sebagai bagian dari penerapan strategi belajar Problem-Based Learning pada mahasiswa pendidikan dokter sesuai kurikulum berbasis kompetensi (KBK). 1.2 Identifikasi Masalah Pada penjabaran latar belakang diatas, bahwa ada kaitannya mengenai penerapan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) pada perguruan tinggi yang menggunakan strategi belajar Problem-Based Learning dengan pengaplikasiannya pada pelatihan Basic Clinical Skill, maka penulisan ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana pelatihan Basic Clinical Skill yang ideal sebagai bagian dari penerapan strategi belajar Problem-Based Learning pada mahasiswa pendidikan dokter sesuai kurikulum berbasis kompetensi (KBK). 1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk mengetahui pelatihan Basic Clinical Skill yang ideal sebagai bagian dari penerapan strategi belajar Problem-Based Learning pada mahasiswa pendidikan dokter sesuai kurikulum berbasis kompetensi (KBK). 1.4 Manfaat Manfaat dari penulisan ini agar pihak universitas dan mahasiswa dapat menerapkan pelatihan Basic Clinical Skill yang ideal sebagai bagian dari penerapan strategi belajar Problem-Based Learning pada mahasiswa pendidikan dokter sesuai kurikulum berbasis kompetensi (KBK). iv
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) didesain berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Dalam sistem KBK tidak ditentukan proses ataupun langkah apa yang dilakukan untuk mencapai output yang diinginkan, melainkan dalam sistem ini hanya menetapkan kompetensi apa yang harus dicapai. Sehingga mahasiswa pun diberi kebebasan mencari informasi dari berbagai sumber. 3 Kebijakan kurikulum berbasis kompetensi merupakan suatu kebijakan yang disusun serta dikeluarkan oleh pemerintah dengan tujuan dapat meningkatkan sumber daya manusia agar memiliki keahlian dibidangnya, produktif dan mampu bersaing dengan sumber daya manusia lainnya. 1 Kurikulum berbasis kompetensi pada dasarnya memberikan keleluasaan kepada perguruan tinggi dalam menyusun silabus modul kuliah yang disesuaikan dengan potensi perguruan tingginya. Sehingga dimungkinkan adanya keterjalinan ataupun komunikasi antara jalannya kurikulum satu wilayah dengan wilayah lainnya tanpa mengurangi kompetensi tertentu. Kurikulum berbasis kompetensi diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai yang ada dilingkungan pendidikan tersebut Startegi Pembelajaran Berbasis Problem-Based Learning Pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi tidak menitikberatkan pada proses yang dipilih oleh universitas, namun lebih kepada output yang harus dihasilkan dari pelaksaan kurikulum berbasis kompetensi ini. Proses yang fleksibel sesuai universitas itu sendiri. Dalam proses ini telah dikembangkan strategi belajar yang berbasis masalah, yaitu strategi Problem-Based Learning. v
6 PBL. 3 Dalam metode belajar Problem-Based Learning menekankan Problem-Based Learning adalah proses pembelajaran yang menitikberatkan pada masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari masalah ini mahasiswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan beberapa integrasi agar tercapainya suatu proses belajar yang ideal untuk menghasilkan output mahasiswa yang berkualitas. Pembelajaran berbasis masalah ini menekankan integrasi antara teori dan praktek maupun aspekaspek materi dari sejumlah disiplin yang relevan, integrasi antara berbagai tahap proses belajar ke arah penguasaan kompetensi tertentu, integrasi antara keahlian dosen yang berbeda-beda dalam rangka pengembangan aneka blok tematik lewat kerja tim, menekankan tumbuhnya kompetensi pembelajaran dalam problem solving baik lewat belajar aktif dan kooperatif dalam kelompok-kelompok kecil maupun lewat independent atau self-directed learning dalam rangka menemukan solusi atas aneka kasus maupun problem nyata. 6 Langkah penting dalam proses penerapan pembelajaran berbasis masalah yaitu generalisasi pada proses belajar diberbagai situasi dalam menerapkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan juga tingkah laku dalam menyelesaikan suatu permasalah medis. Seperti pemecahan masalah yang diberikan dalam proses pembelajaran dalam bentuk scenario. 15 Ada beberapa pendekatan sebagai konsep dasar dalam melaksanakan pembelajaran berbasis masalah ini. Pendekatan ini dikenal dengan the seven steps in PBL yaitu 15 : 1. Mahasiswa belajar dalam suatu kelompok untuk menyelesaikan masalah yang diberikan dalam bentuk skenario 2. Mahasiswa dapat menetapkan masalah yang diberikan vi
7 3. Pertukaran pendapat dalam kelompok dapat digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan menjelaskan fenomena yang terjadi dalam skenario yang diberikan 4. Kelompok mencapai simpulan sementara mengenai skenario yang diberikan 5. Kelompok merumuskan hasil dan tujuan pembelajaran 6. Mahasiswa belajar secara independen untuk mencapai hasil belajar yang optimal 7. Mahasiswa dapat bertemu kembali dengan kelompoknya untuk sharing pengetahuan yang diperoleh Dalam proses pembelajaran berbasis masalah, proses diskusi dilakukan dengan kelompok-kelompok kecil antara 7-10 orang untuk membahas masalah dalam bentuk skenario dan mencatat apa yang diketahui serta yang belum dimengerti. Proses pembelajaran dengan kelompok kecil ini disebut Small Group Discussion (SGD) Dalam jalannya diskusi, tugas dosen adalah mengamati seluruh proses dan menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran tersebut. 2 Diskusi yang efektif dalam SGD yaitu fasilitator hanya memfasilitasi bukan untuk memberi jawaban dari permasalahan dalam skenario. Dan juga dalam diskusi SGD juga diharapkan mahasiswa dapat melatih keterampilan berbicara dalam hal ini dapat menjelaskan permasalahan dalam skenario dan juga membuat mahasiswa yang lain mengerti saat melakukan sharing informasi. 16 Selain dari pembelajaran teori yang digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam kelompok diskusi, mahasiswa juga diharapkan dapat menerapkan teori tersebut dalam praktek klinis. Sehingga dibutuhkan pelatihan keterampilan klinis untuk mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi segala permasalahan di dunia kerjanya kelak. Pelatihan clinical skill yang efektif yaitu diberikan secara berjenjang kepada mahasiswa pendidikan kedokteran. Penerapan pelatihan clinical skill sebagai proses menciptakan output dokter yang berkompeten tidak bisa lepas dari poin praktek dalam vii
8 pembelajaran berbasis masalah. Poin praktek pada strategi pembelajaran Problem-Based Learning 7 : - PBL adalah proses pembelajaran yang menuntut siswa untuk menjadi terlibat aktif dalam kerja kelompok kolaboratif - PBL merupakan proses aktif dan mendalam dimana siswa harus mengambil tanggung jawab yang signifikan untuk menambah pengetahuan mereka - PBL membantu siswa berkembang menjadi reflektif dan praktisi yang kompeten Pembelajaran yang memiliki motivasi dan emosional, dan dalam kelompok PBL dapat menumbuhkan atau menghalangi ini tergantung pada keterampilan fasilitator - Kunci untuk hasil yang sukses (mencapai tujuan pendidikan) untuk mahasiswa dan fakultas yaitu untuk memahami proses belajar dan peran mereka di dalamnya 2.3 Basic Clinical Skill pada Metode Problem-Based Learning Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dikenalkan metode SPICES, yang terdiri dari Student Centre, Problem Based Learning, Integrated, Community Based, Early Clinical Exposure, dan Structured. Berdasarkan metode SPICES, akan terjadi perubahan paradigma pendidikan kedokteran dari pembelajaran yang berpusat pada dosen (Teacher centre learning) kearah pembelajaran yang berpusat pada pelajar. Salah satu indikator pelaksanaan student centre learning dapat dilihat dari banyaknya fakultas kedokteran di dunia maupun di Indonesia yang menerapkan PBL. 3 Selain Problem-Based Learning didalam kurikulum berbasis kompetensi juga terdapat Clinical Skill yang wajib diketahui oleh mahasiswa kedokteran. Dengan diterapkannya kurikulum berbasis kompetensi (KBK), maka output yang diharapkan adalah seorang lulusan dokter memiliki kompetensi yang disudah ditetapkan. Seorang lulusan pendidikan kedokteran harus mampu menunjukkan keterampilan kliniknya viii
9 di dunia kerja. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa seorang lulusan dokter tersebut telah memiliki kompetensi klinik maka diperlukan suatu penilaian untuk mengukur kompetensi tersebut. 3 Dengan adanya standar dokter yang telah ditentukan. Pelatihan Clinical Skill disetiap universitas dengan program studi pendidikan dokter pada khususnya wajib untuk diikuti oleh para mahasiswa. Dengan adanya penilaian untuk mengukur kompetensi kemampuan klinis, maka dalam pembelajaran ilmu kedokteran perlu diberikan Basic Clinical Skill untuk membantu menunjang keterampilan klinis para mahasiswa kedokteran. Dalam kompetensi klinis setiap mahasiswa terdapat empat komponen penting dalam pelatihannya, yaitu : ilmu pengetahuan yang menjadi dasar pelaksanaan keterampilan klinis, pemeriksaan fisik, pemecahan masalah, dan keterampilan dalam berkomunikasi. Keempat komponen ini wajib untuk mahasiswa kuasai dalam menjalankan profesinya kelak. 8 Selain hal-hal tersebut diatas, jalannya proses pembelajaran pendidikan dokter di Indonesia terbagi menjadi dua tahap yang berkesinambungan, yaitu pendidikan tahap sarjana kedokteran dan tahap profesi. Pada saat menempuh pendidikan tahap profesi, mahasiswa akan dibimbing oleh dosen pembimbing klinik. Dosen pembimbing klinik adalah staf pada tiap departemen baik yang mempunyai status pegawai kementrian pendidikan nasional maupun kementrian kesehatan dan pegawai pemerintah propinsi dan daerah. Sehingga adanya pelatihan dasar keterampilan klinis sangat diperlukan sebelum mahasiswa menuju tahap pendidikan program profesi Aplikasi Basic Clinical Skill di Indonesia Miller (1990) mengemukakan ada empat level keterampilan klinik yang terdiri dari Knows, Knows how, Show how dan does. Tingkat kemampuan keterampilan klinik didasarkan pada konsep Piramida Miller, sebagai berikut 13 : a. Tingkat Kemampuan 1: Mengetahui dan Menjelaskan ix
10 Dalam hal ini, lulusan dokter telah memiliki kemampuan untuk menjelaskan kepada teman sejawat, pasien ataupun klien tentang teori, prinsip, konsep, serta cara melakukan, komplikasi yang timbul dan sebagainya, karena telah menguasai pengetahuan teoritis sebelumnya. b. Tingkat Kemampuan 2: Pernah Melihat atau pernah didemonstrasikan Lulusan dokter memiliki pengetahuan teoritis mengenai keterampilan ini (baik konsep, teori, prinsip maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya). Selain itu, selama pendidikan pernah melihat atau pernah didemonstrasikan keterampilan ini. c. Tingkat kemampuan 3: Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi Dalam hal ini, lulusan dokter telah memiliki kemampuan untuk menjelaskan kepada teman sejawat, pasien ataupun klien tentang teori, prinsip, konsep, serta cara melakukan, komplikasi yang timbul dan sebagainya, karena telah menguasai pengetahuan teoritis sebelumnya. Dan tentunya juga pernah didemonstrasikan keterampilan ini, serta pernah mempraktekkannya dibawah pengawasan. d. Tingkat kemampuan 4: Mampu melakukan secara mandiri Dalam hal ini, lulusan dokter telah memiliki kemampuan untuk menjelaskan kepada teman sejawat, pasien ataupun klien tentang teori, prinsip, konsep, serta cara melakukan, komplikasi yang timbul dan sebagainya, karena telah menguasai pengetahuan teoritis sebelumnya. Dan tentunya juga pernah didemonstrasikan keterampilan ini, serta pernah mempraktekkannya dibawah pengawasan, dan memiliki pengalaman untuk menggunakan dan menerapkan keterampilan ini dalam konteks praktik dokter secara mandiri. x
11 klinik. 11 Banyak fakultas kedokteran di Indonesia baik PTS maupun PTN 2.1 Gambar piramida Miller 20 Penilaian keterampilan klinik selama ini umumnya menilai pada level knows dan knows how. Penilaian pada level ini tidak bisa memastikan kompetensi yang dimiliki seorang dokter. Penilaian show how dan does perlu dilakukan. 3 Penilaian terhadap show how dan does perlu dilakukannya suatu proses belajar. Dalam hal ini mahasiswa kedokteran dapat melatihnya dengan pelatihan basic clinical skill yang menjadi salah satu program pokok disetiap universitas yang didalamnya terdapat program pendidikan dokter. Pelatihan keterampilan klinis adalah pelatihan yang bertujuan menyiapkan mahasiswa kedokteran dalam menghadapi kepaniteraan klinik. Idealnya, Pelatihan keterampilan klinis dimulai sejak awal semester, karena akan meningkatkan minat belajar mahasiswa dan memberikan persiapan yang lebih baik untuk menjalani kepaniteraan yang telah memberlakukan pelatihan keterampilan klinis sejak awal dan terintegrasi di dalam perkuliahan preklinik, seperti UPH, UNS, UGM, dan Unsoed. 11 Fakultas kedokteran di seluruh dunia telah merancang suatu kurikulum dimana pelatihan keterampilan klinis diharapkan dapat menjembatani antara teori klinik dengan kemampuan klinik, di sisi lain, xi
12 pelatihan keterampilan klinis merupakan program yang tidak murah karena memakan banyak biaya untuk menyediakan fasilitas seperti alatalat keterampilan klinik. 12 Di universitas Udayana program pendidikan dokter sendiri telah melakukan pelatihan keterampilan klinik secara berjenjang. Beberapa universitas dengan program pendidikan dokter di Indonesia juga masih ada yang belum mengaplikasikan pelatihan keterampilan klinis secara bertahap ataupun dimulai diawal semester. Salah satunya yaitu FK Undip. Di FK Undip sendiri pelatihan keterampilan klinis diimplementasikan pada semester 8 atau akhir perkuliahan sarjana kedokteran Basic Clinical Skill yang Ideal Yang diharapkan dari pendidikan kedokteran adalah dapat mendidik dan melatih calon dokter yang memenuhi harapan. Untuk itu, sarjana program pendidikan kedokteran wajib mempunyai pengalaman belajar yang akan memungkinkan setiap calon dokter untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dianggap sesuai untuk lulusan sekolah kedokteran. Idealnya, program-program yang ada untuk pendidikan kedokteran akan dapat memastikan bahwa siswa memiliki kesempatan untuk mulai mengembangkan dasar keterampilan medis yang mereka miliki yang akan diperlukan untuk merawat pasien ataupun sepanjang karir profesinya kelak. 10 Peran utama dari pelatihan keterampilan klinis adalah menawarkan suatu metode pembelajaran inovatif yang efisien untuk mengisi kesenjangan antara pengetahuan teoritis dan praktek klinis. Pentingnya keterampilan klinis melihat dari fakta bahwa keterampilan klinis adalah poros dari pekerjaan sehari-hari dari semua profesional kesehatan. 11 Dalam setiap universitas yang terdapat program pendidikan dokter, basic clinical skill yang menjadi salah satu bekal saat menjalankan profesi tak terdapat standar khusus dalam proses pelatihannya. Dengan kata lain, tidak ada standar nasional yang pasti untuk proses pelatihan basic clinical xii
13 skill bagi mahasiswa kedokteran. Setiap universitas akan memiliki proses pelatihan ketrampilan klinis berbeda-beda. Namun ini sangat kontras ketika kita melihat adanya standar yang seragam untuk menilai pengetahuan klinis mahasiswa yang ditentukan dalam kurikulum. 10 Pada tingkat satuan pendidikan, komponen yang paling penting yang dibutuhkan dalam pendidikan keterampilan klinis yang efektif adalah 10 : Seorang dosen yang terampil dan bersedia membimbing Mahasiswa yang telah siap dan memiliki motivasi Seorang pasien yang bisa memberikan informasi dan yang bersedia Waktu dan kesempatan untuk mengulang keterampilan prakteknya, termasuk paparan dalam jumlah yang memadai dan beragam kelompok pasien Sikap tanggung jawab yang professional terhadap pasien oleh mahasiswa dan dosen Waktu dan kesempatan untuk melakukan umpan balik yang efektif antara mahasiswa dan dosen Dari perspektif pendidikan secara keseluruhan, ada dua kunci kondisi yang diperlukan untuk menjamin bahwa kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan dalam kurikulum. Pertama, membimbing dan meningkatkan pengembangan keterampilan klinis mahasiswa memerlukan penggambaran menyeluruh mengenai keterampilan klinis yang harus diajarkan selama menjalani pendidikan kedokteran. Kedua, ada kebutuhan untuk menggambarkan bagaimana dan kapan keterampilan tersebut harus dipelajari sebagai kemajuan mahasiswa melalui kurikulum. Saat salah satu dari kedua kunci ini tidak terpenuhi, bisa terjadi kesenjangan pada mahasiswa dalam melatih keterampilan klinis yang diperlukan. 10 Dalam desain kurikulum pendidikan keterampilan klinis, lembaga harus mengembangkan 10 : Serangkaian pendidikan keterampilan klinis secara keseluruhan Tingkatan tertentu perkembangan keterampilan klinis selama empat tahun kurikulum xiii
14 Daftar keterampilan khusus yang harus dipelajari sebelum wisuda Pengalaman yang ditunjukkan untuk pembelajaran keterampilan klinis selama kurikulum Pengembangan proses clinical skills-asessment yang meliputi komponen formatif dan sumatif Suatu sistem penyedia yang berkelanjutan dan adanya umpan balik individu mengenai pengembangan keterampilan klinisnya. Kesempatan untuk melakukan remedial keterampilan klinis dan self-directed learning Sebuah sistem untuk membantu fakultas dalam pengembangan pengajaran dan penilaian kemampuan untuk melaksanakan pendidikan keterampilan klinis yang efektif. xiv
15 BAB III SIMPULAN Idealnya, Pelatihan keterampilan klinis dimulai sejak awal semester, karena akan meningkatkan minat belajar mahasiswa dan memberikan persiapan yang lebih baik untuk menjalani kepaniteraan klinik. Namun, tidak ada standar nasional yang pasti untuk proses pelatihan basic clinical skill bagi mahasiswa kedokteran. Setiap universitas akan memiliki proses pelatihan ketrampilan klinis berbedabeda dengan memperhatikan output yang sesuai dengan Standar Kompetensi dokter Indonesia. xv
16 DAFTAR PUSTAKA 1. Curriculum B, Policy C, Medicine FOF. Implementasi kebijakan kurikulum berbasis kompetensi pada fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan universitas tanjungpura. 2012; Taufik. Implementasi Pembelajaran Problem Based Learning di Program Studi Pendidikan Biologi PMIP Universitas Jambi. 2012;1(1). 3. Dwi R. Studi Kualitatif Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Klinik FK Unhas Terhadap Sistem Kepaniteraan Klinik Terkait Standar Kompetensi Dokter. 2010;4(2). 4. Jiang L. Improving Clinical Skills of Medical Students Based on the Clinical Skills Competition. Int J e-education, e-business, e-management e-learning [Internet]. 2013;3(4): Available from: &id= Pgsd J, Unj FIP. Jurnal PGSD FIP UNJ Vol. II No. 1 Januari ;II(1): Kristiyani T. Efektivitas Metode Problem-Based Learning dalam Pembelajaran Mata Kuliah Teori Psikologi Kepribadian II. 1997;33(1): Bate E, Hommes J, Duvivier R, Taylor DCM. Problem-based learning (PBL): getting the most out of your students - their roles and responsibilities: AMEE Guide No. 84. Med Teach [Internet]. 2014;36(1):1 12. Available from: 8. Zamani A, Shams B, Zd S, Adibi P, Salehi H, Saneii H. The Effect of Communication Skill Training on Clinical Skill of Internal Medicine and Infectious Disease Residents of Isfahan University of Medical Sciences. 2006;8(2): Penelitian J, Pendidikan E, Penelitian J, Tahun EP. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan. 2012; Nutter D, Whitcomb M. The AAMC project on the clinical education of medical students. DC Assoc Am Med Coll [Internet]. 2001; Available from: Ahmed AM. Discussion and Debate Role of clinical skills centers in maintaining and promoting clinical teaching. 2008;3(April): xvi
17 12. Sandika E, Pendidikan P, Kedokteran S, Kedokteran F, Diponegoro U. Role of Clinical Skillls Centers in Maintaining and Promoting Clinical Teaching. 2012; 13. Klinik K. KETERAMPILAN ( SKILL ) DAN KETERAMPILAN KLINIK ( CLINICAL SKILL ). 2010; Ali L, Nisar S, Ghassan A, Khan SA. ORIGINAL ARTICLE IMPACT OF CLINICAL SKILL LAB ON STUDENTS LEARNING IN PRECLINICAL YEARS. 2012;23(4): Davis MH, Harden RM. AMEE Medical Education Guide No. 15 : Problem-based learning : a practical guide. 1999;21(15). 16. Edmunds S, Brown G. Effective small group learning : AMEE Guide No ;44(48): Thi P, Thanh H. Implementing a Student-Centered Learning Approach at Vietnamese Higher Education Institutions : Barriers under Layers of Casual Layered Analysis ( CLA ). 15(September 2010): Changiz T, Yousefy A. A Course Evaluation Tool Based on SPICES Model, and its Application to Evaluation of Medical Pharmacology Course. 2006;8(2): Esfehani RJ, Yazdi MJ, Jafarzadeh A, Rezaei A, Mahmudi A, Sciences M. Original article. 2012; Miller GE. The assessment of clinical skills/competence/performance. academic medicine: journal of the Association of American Medical Colleges p. S63-7. xvii
PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN
BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN Kegiatan pembelajaran di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan menekankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini, tuntutan masyarakat akan kompetensi dokter semakin berkembang. Masyarakat menuntut institusi pendidikan kedokteran untuk mempersiapkan lulusannya
Lebih terperinciPROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU SEBAGAI BENTUK STUDENT SUPPORT
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU SEBAGAI BENTUK STUDENT SUPPORT Zulharman Staf Pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran FK UGM PENDAHULUAN Para mahasiswa
Lebih terperinciPENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNIN (PBL) DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Amelia Dwi Fitri Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Email: dwifitri.amelia@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi diharapkan proses pemahaman akan menjadi lebih berkembang dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan era globalisasi membuat setiap orang harus mampu untuk bersaing sesuai kompetensi yang dimiliki. Upaya pengembangan sumber daya manusia (SDM) tertuju pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan obat dan obat tradisional. Pekerjaan Kefarmasian harus dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau penyaluranan obat, pengelolaan
Lebih terperinciBab II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE Menurut the Center for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 1997), IPE adalah dua atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan daya saing dalam pencarian, perolehan dan penciptaan pekerjaan. Pada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan penyelenggaraan pendidikan oleh sebuah institusi adalah untuk menyediakan dan menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dan daya saing dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi. di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pada beberapa tahun terakhir ini terjadi inovasi di dalam sistem pendidikan kedokteran di Indonesia, yang sebelumnya pembelajaran berbasis pengajar (teacher-centered
Lebih terperinciMODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR
MODUL PELATIHAN PELATIH PASIEN STANDAR A. LATAR BELAKANG Dasar hukum kegiatan ini adalah : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
IDENTIFIKASI PERAN STAF EDUKASI YANG DIBUTUHKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU DALAM RANGKA PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Zulharman Staf pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi akademik merupakan kajian yang menarik dalam berbagai penelitian pendidikan. Prestasi akademik merupakan salah satu indikator keberhasilan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Begitu pula dengan mahasiswa yang baru menjalani proses pembelajaran
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.I Kesimpulan 1. Pembelajaran IPE berbasis komunitas memberikan dampak positif dengan adanya peningkatan kemampuan kolaboratif (komunikasi, kolaborasi, peran dan tanggung jawab,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dengan teman sebaya (Peer-Assisted Learning; selanjutnya disingkat PAL) sudah cukup populer dan sejak lama digunakan dalam pendidikan kedokteran. Jika
Lebih terperinciHUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL
HUBUNGAN PRIOR KNOWLEDGE TERHADAP KEEFEKTIFAN KELOMPOK PADA METODE BELAJAR PROBLEM BASED LEARNING DI PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN STIK IMMANUEL Imelda Martina GS STIK Immanuel Abstrak Keefektifan kelompok
Lebih terperinciDraft Naskah Akademik Pengembangan Staf Dosen Pendidik Klinis Menggunakan Metode e-learning. Perkembangan jumlah institusi pendidikan kedokteran,
Draft Naskah Akademik Pengembangan Staf Dosen Pendidik Klinis Menggunakan Metode e-learning I. Pendahuluan 1. Latar Belakang Perkembangan jumlah institusi pendidikan kedokteran, Tuntutan kualitas, pentingnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. quality teaching and learning (Halpern, 1997 dalam Supratiknya & Kristiyani,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Pembelajaran merupakan salah satu kegiatan pokok setiap perguruan tinggi. Di lingkungan perguruan tinggi di berbagai negara marak gerakan ke arah quality teaching and
Lebih terperinciBab 1 KURIKUKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN PROBLEM-BASED LEARNING
Bab 1 KURIKUKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN PROBLEM-BASED LEARNING AREA KOMPETENSI DOKTER Fakultas Kedokteran UNS memiliki visi menyelenggarakan program studi pendidikan dokter yang berkualitas dan memiliki
Lebih terperinciProdi kedokteran FK UNS Oktober 2016
Prodi kedokteran FK UNS Oktober 2016 Pimpinan Fakultas Pengelola Program Studi Kedokteran VISI Prodi Kedokteran Menjadi Prodi Kedokteran Sebagai Pusat Pengembangan IPTEK Kedokteran bereputasi Internasional,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk menghasilkan dokter yang. sebagai bekal untuk belajar sepanjang hayat (Konsil Kedokteran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran merupakan suatu rangkaian pendidikan yang ditempuh untuk menjadi seorang dokter maupun dokter gigi. Pendidikan kedokteran bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum Problem-Based Learning (PBL) diperkenalkan pertama kali di Fakultas Kedokteran Universitas McMaster Kanada pada tahun 1969, selanjutnya banyak fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemberlakuan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) resmi dicanangkan oleh DIKTI tahun 2005. Dengan penerapan KBK diharapkan peserta didik dapat memperoleh seperangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pergeseran paradigma pendidikan kedokteran di Indonesia dari pembelajaran berpusat pada pendidik (teacher centered learning/tcl) kearah pembelajaran berpusat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang dan Masalah Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Penelitian Basic Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) adalah prosedur darurat yang digunakan untuk menjaga oksigenasi darah dan perfusi jaringan yang bertujuan
Lebih terperinciPerkuliahan Pada Pendidikan Dokter (Sistem Pembelajaran PBL) Eryati Darwin Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Perkuliahan Pada Pendidikan Dokter (Sistem Pembelajaran PBL) Eryati Darwin Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Sistem Pendidikan di Fakultas Kedokteran Unand 1. Tahun 1955 1983 : Paradigma Klinik 2.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Apoteker Indonesia 1. Standar Kompetensi Sarjana Farmasi Standar Kompetensi Sarjana Farmasi merupakan standar nasional yang harus dicapai lulusan pendidikan S1 Farmasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ilmu keperawatan. Lulus dari ujian merupakan keharusan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi program sarjana merupakan komponen utama dalam menilai kemampuan peserta didik pada pendidikan tinggi ilmu keperawatan. Pengujian klinik lapangan merupakan
Lebih terperincikedokteran keluarga, salah satunya adalah patient centered care. Dalam
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari tiga dekade terakhir ini, model pendekatan secara biopsikososial oleh dokter terhadap pasien telah menjadi suatu hal yang dianggap penting dan efektif dalam dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hal yang penting dalam pendidikan kedokteran. adalah keterlibatan langsung mahasiswa ke dalam situasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hal yang penting dalam pendidikan kedokteran adalah keterlibatan langsung mahasiswa ke dalam situasi klinik yang sebenarnya. Hal ini telah diaplikasikan di semua program
Lebih terperinciPersepsi Peserta Didik dan Pasien tentang Pelaksaanaan Bedside Teaching dalam Pendidikan Klinik
Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Persepsi Peserta Didik dan Pasien tentang Pelaksaanaan Bedside Teaching dalam Pendidikan Klinik Gilda Anindita Mahari 1, Rika Nilapsari 2, Yuktiana Kharisma
Lebih terperinciREFLEKSI : PENTINGKAH BAGI DOSEN PENDIDIKAN KEDOKTERAN? dr. Rika Lisiswanti Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
REFLEKSI : PENTINGKAH BAGI DOSEN PENDIDIKAN KEDOKTERAN? dr. Rika Lisiswanti Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Refleksi bukan merupakan hal yang baru. Kita sebenarnya
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN (Term of Reference) Student Centered Learning Internal Grant
KERANGKA ACUAN (Term of Reference) Student Centered Learning Internal Grant Hibah Internal Pembelajaran Berpusat pada Mahasiswa Implementasi pada Semester Gasal 2015/2016 A. LATAR BELAKANG Learning adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kedokteran dengan sistem integrasi berbagai multidisiplin ilmu dalam sebuah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Problem Based Learning (PBL) telah populer di pendidikan kedokteran dengan sistem integrasi berbagai multidisiplin ilmu dalam sebuah kasus (Barral dan Buck, 2013). Problem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. afektif. Kompetensi kognitif, keterampilan, dan afektif harus diuji dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kedokteran yang berdasarkan pada kompetensi mencakup tiga ranah (domain) yang saling terintegrasi yaitu kognitif, keterampilan, dan afektif. Kompetensi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran di pendidikan kedokteran terdiri dari : a. Outcome-based curriculum Pembelajaran metode outcome-based curriculum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa (FK Unwar) merupakan fakultas kedokteran swasta yang berdiri sejak Januari 2009. Pendirian FK Unwar dilatarbelakangi
Lebih terperinciKeywords: Competency Based Curriculum, Small Group Discussion, Cognitive
PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI (KBK) dengan SMALL GROUP DISCUSSION (SGD) UNTUK MENGUKUR KOGNITIF PADA MAHASISWA Dian Nur Adkhana Sari STIKES Surya Global Dian.adkhana@gmail.com ABSTRAK Kurikulum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Problem-Based Learning (PBL) pelajaran (Sudarman, 2007).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Problem-Based Learning (PBL) 2.1.1 Definisi Problem-Based Learning (PBL) Problem-Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jadi, yang tinggal dipindahkan ke orang lain dengan istilah transfer of knowledge.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergeseran pembelajaran adalah pergeseran paradigma, yaitu paradigma dalam cara kita memandang pengetahuan, paradigma belajar dan pembelajaran itu sendiri. Paradigma
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL)
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Problem Based Learning (PBL) 1. Pengertian Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang berbasis pada masalah, dimana masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat. melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skills Lab merupakan tempat mahasiswa dapat melatih keterampilan medis untuk mencapai kompetensi yang diperlukan sebagai dokter (Kevin, 2010). Disebutkan dalam Standar
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN PBL ( PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN PBL ( PROBLEM BASED LEARNING) MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS SEMINAR PENDIDIKAN DISUSUN OLEH KALAM SIDIK PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : LAKSMI PUSPITASARI K4308019
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah (problem solving skill) serta berfokus pada mahasiswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem PBL (Problem Based Learning) merupakan metoda pembelajaran yang meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam hal berpikir kritis dan memecahkan masalah (problem solving
Lebih terperinciStudi Kualitatif Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Klinik FK Unhas Terhadap Sistem Kepaniteraan Klinik Terkait Standar Kompetensi Dokter
Biocelebes, Desember 2010, hlm. 104-112 ISSN: 1978-6417 Vol. 4 No. 2 Studi Kualitatif Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Klinik FK Unhas Terhadap Sistem Kepaniteraan Klinik Terkait Standar Kompetensi Dokter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tugasnya, serta beberapa perilaku lain yang merupakan sifat-sifat kemanusiaan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Selama berabad-abad lamanya sejarah manusia telah beradaptasi dengan berbagai metode pengobatan dan perkembangannya. Salah satu hal yang konsisten dalam perjalanan
Lebih terperinciImplementasinya dalampbl. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI
Implementasinya dalampbl Sugito Wonodirekso Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia Departemen Pendidikan Kedokteran FKUI Pendahuluan KBK tidak sama dengan PBL PBL adalah salah satu cara untuk mencapai kompetensi
Lebih terperinciPENGALAMAN MAHASISWA S1 KEPERAWATAN DALAM METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
PENGALAMAN MAHASISWA S1 KEPERAWATAN DALAM METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Indah Sri Wahyuningsih*, Agus Santoso* *) Management Departmen, Faculty of Nursing, Sultan Agung Islamic University,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang kinerja setelah lepas dari institusi pendidikan (Barr, 2010)
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Masing-masing profesi kesehatan di pelayanan kesehatan memiliki peran yang berbeda. Namun pada praktiknya, profesional kesehatan tidak akan bekerja sendirian namun
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN (Term of Reference) Student Centered Learning Internal Grant. Hibah Internal Pembelajaran Berpusat pada Mahasiswa
KERANGKA ACUAN (Term of Reference) Student Centered Learning Internal Grant Hibah Internal Pembelajaran Berpusat pada Mahasiswa Implementasi pada Semester Gasal 2013/2014 A. LATAR BELAKANG Learning adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan Tinggi (PT) saat ini membawa konsekuensi untuk memperkuat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lebih terperinciKata Kunci: Dasar Hukum implementasi KBK, Implementasi KBK.
GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 (721-730) (PEMIKIRAN) IMPLEMENTASI KBK DI FAKULTAS KEDOKTERAN (Studi Pustaka tentang KBK) Satimin Hadiwidjaja Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran UNS Abstrak :Latar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata persepsi berasal dari kata perception yang berarti pengalaman,
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persepsi Kata persepsi berasal dari kata perception yang berarti pengalaman, pengamatan, rangsangan, dan penginderaan. Persepsi adalah pengalaman tentang objek,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan berpikir kritis merupakan hal yang penting pada mahasiswa keperawatan. Hal ini sesuai dengan Brinkley et al., (2010) yang mengungkapkan bahwa kemampuan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional Education (IPE) a. Definisi IPE merupakan suatu pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadikan perawat sebagai satu-satunya profesi dengan intensitas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Keperawatan didasarkan pada sebuah upaya promotif, preventif, rehabilitatif serta kuratif bahkan kolaboratif dalam setiap asuhan keperawatan. Semua upaya tersebut menjadikan
Lebih terperinciPENINGKATAN KECAKAPAN BERPIKIR MELALUI IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA
PENINGKATAN KECAKAPAN BERPIKIR MELALUI IMPLEMENTASI PROBLEM BASED LEARNING PADA PEMBELAJARAN IPA Agustiningsih, S.Pd.,M.Pd. Dosen PGSD FKIP Universitas Jember Abstrak Latar belakang dilakukan penelitian
Lebih terperinciGambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi
Gambaran Pelaksanaan Problem-Based Learning Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Anggia Rohdila Sari 1, Nyimas Natasha Ayu Shafira 2 Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.A.
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Penggunaan multiple choice question (MCQ soal pilihan berganda) sebagai metode untuk menguji pencapaian hasil akhir belajar saat ini sudah sangat luas. Mulai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Remaja merupakan generasi penerus perjuangan bangsa yang merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan bangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk meningkatkan
Lebih terperinciKompetensi Apoteker Indonesia adalah :
9 masyarakat yang berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang bermanfaat bagi kemanusiaan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student
130 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan 1. Metode pembelajaran PiTBL berdampak positif terhadap nilai student engagement, dibuktikan dengan nilai rata-rata student engagement di tiap minggu pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan Self-Directed Learning (SDL) merupakan salah satu karakteristik yang ada pada pembelajar orang dewasa. SDL digambarkan oleh Knowles (1975, disitasi
Lebih terperinciProfil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang
Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang Susilawati, Nur Khoiri Pendidikan Fisika IKIP PGRI Semarang, Jln Sidodadi Timur No. 24 Semarang susilawati.physics@gmail.com
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika
BAB II LANDASAN TEORI A. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Pengertian pembelajaran sebagaimana tercantum dalam UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional adalah suatu proses interaksi
Lebih terperinciKeywords: knowledge, skills, Competency-Based Curriculum (CBC), conventional curriculum
PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KLINIK MAHASISWA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DAN KONVENSIONAL DI BAGIAN OBSTETRI GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU Alifa Tahnia 1, M. Yulis Hamidy 2,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Kurikulum Menurut Kepmendiknas No. 232/U/2000 kurikulum didefinisikan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian
Lebih terperinciPanduan Modul Manajemen Rumah Sakit
Panduan Modul Manajemen Rumah Sakit Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Abdurrab Pekanbaru 2015 Topic Tree Pengantar Manajemen Rumah Sakit Patient Safety dan Hospital
Lebih terperinciProblem Based Learning (PBL) dalam KBK dan Pencapaian Prestasi Akademik: Evaluasi Implementasi PBL
30 Vol. 4, No. 1, Januari - Juni 2012 Problem Based Learning (PBL) dalam KBK dan Pencapaian Prestasi Akademik: Evaluasi Implementasi PBL Problem Based Learning (PBL) in Competence Based Curriculum and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan pendidikan tinggi yang bersifat mendasar berupa perubahan dari pandangan kehidupan masyarakat lokal ke masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah. perubahan paradigma dalam dunia pendidikan kesehatan, termasuk pendidikan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan kesehatan yang semakin kompleks dan tuntutan pelayanan profesional dari masyarakat yang terus meningkat mendorong terjadinya perubahan paradigma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kurikulum dan ilmu pendidikan (Anonim, 2014).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dokter merupakan pendidikan akademik profesional yang diselenggarakan di tingkat universitas. Pendidikan ini berbeda dengan pendidikan tinggi lainnya karena
Lebih terperinciPendekatan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Optimal
Pendekatan Problem Based Learning untuk Pembelajaran Optimal Oleh : Aini Mahabbati *) Pendahuluan Proses pembelajaran selalu berorientasi untuk menjawab pertanyaan mengenai efektivitas pencapaian tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat merupakan suatu profesi dimana seorang petugas kesehatan khususnya memberikan asuhan pelayanan kepada pasien yang meliputi kebutuhan biologis, psikologis, sosiokultural
Lebih terperinciStandard Operating Procedure. FASILITATOR PBL (Problem Based Learning)
Standard Operating Procedure FASILITATOR PBL (Problem Based Learning) PROGRAM STUDI SARJANA KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 07 0 LEMBAR IDENTIFIKASI Nama Dokumen :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Problem based learning (PBL) adalah metode belajar mengajar aktif yang telah digunakan oleh pendidik selama lebih dari 50 tahun. Pembelajaran berbasis masalah ini
Lebih terperinciABSTRACT
CORRELATION BETWEEN PROGRESS TESTING SCORE ON PROFESSION STAGE WITH CUMULATIVE GRADE POINT ACADEMIC OF GRADUATED DENTISTRY STUDENT OF UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA HUBUNGAN ANTARA NILAI PROGRESS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan individual discovery, proses pembelajaran yang sebelumnya lebih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia terus dilakukan oleh berbagai instansi yang dilandasi akan pentingnya pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia.
Lebih terperinciHAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan
HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN Oleh : Herminarto Sofyan Latar Belakang Dalam keseluruhan proses pendidikan di perguruan tinggi, pembelajaran merupakan aktivitas paling utama. Salah satu faktor penentu keberhasilan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) telah menggunakan beberapa metode pembelajaran sejak berdiri tahun 1993.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan proses yang sangat penting dan berarti dalam hubungan antar manusia. Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena
Lebih terperinciPeran Problem Based Learning dalam Proses Belajar Mengajar
Tinjauan Pustaka Peran Problem Based Learning dalam Proses Belajar Mengajar Mirza Indrajanti S Dosen Bagian Fisioologi Fakultas Kedokteran Ukrida Alamat Korespondensi : Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dikti (2007), materi pembelajaran pendidikan tinggi di Indonesia saat ini umumnya disusun tidak mengikuti taksonomi dimensi pengetahuan yang akan dicapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan pondasi utama dalam mengelola, mencetak dan meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan berwawasan yang diharapkan mampu untuk menjawab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi yang diharapkan dari mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (JPTE) dalam mempelajari materi kuliah pemrograman komputer adalah mampu memahami
Lebih terperinciDwi Susi Haryati, Yeni Tutu Rohimah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan
METODE PEMBELAJARAN PROBLEM BESED LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENCAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III PADA MAHASISWA SEMESTER IV JURUSAN KEPERAWATAN POLITEKNIK KESEHATAN
Lebih terperinciTujuan: Di akhir sesi ini, peserta diharapkan mampu untuk:
Team Based Learning Tujuan: Di akhir sesi ini, peserta diharapkan mampu untuk: Mendefinisikan Team Based Learning (TBL) Menggambarkan empat prinsip dasar TBL Mengidentifikasi keuntungan TBL Menyebutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk dunia pendidikan, dan memicu dunia pendidikan untuk selalu berinovasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat di era globalisasi berdampak pada berbagai aspek kehidupan, termasuk dunia pendidikan,
Lebih terperinciMODUL KETERAMPILAN PENULISAN LEMBAR KONSULTASI PASIEN (menjawab konsul)
MODUL KETERAMPILAN PENULISAN LEMBAR KONSULTASI PASIEN (menjawab konsul) Penyusun Asty Amalia Astrid Pratidina Susilo Kontributor Tim ISLaND Daftar Isi Halaman Sampul Daftar Isi I Ii Pendahuluan 1 Panduan
Lebih terperinciPANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN
PANDUAN PROSES EVALUASI KINERJA STAF MEDIS RUMAH SAKIT UMUM AMINAH BLITAR TAHUN 2014-2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah lembaga yang memberikan pelayanan klinik dengan badan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk karakter individu yang bertanggung jawab, demokratis, serta berakhlak mulia.
Lebih terperinciCURRICULUM VITAE. : Fisiologi dan Pendidikan Kedokteran
CURRICULUM VITAE INFORMASI PERSONAL Nama : Dr.Detty Iryani, M.Kes, M.Pd.Ked, AIF Jenis Kelamin : Perempuan NIP : 197106271999032001 Pangkat/golongan : IIIc/Lektor Tempat/tanggal lahir : Solok 27 Juni 1971
Lebih terperinciTEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk
Lebih terperinciKomentar dan Rekomendasi
Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) :.Non Grantee : 1. Pratiwi Sudarmono 2. Hemma Yulfi 1. Komentar Umum Pada tanggal 2-3 Juni 2014 telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam rangka menghadapi era kompetisi yang mengacu pada penguasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belajar didefinisikan sebagai proses perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai akibat dari pengalaman, dan belajar juga didefinisikan sebagai perubahan
Lebih terperinciHAKIKAT METODE PEMBELAJARAN. Oleh : Herminarto Sofyan
HAKIKAT METODE PEMBELAJARAN Oleh : Herminarto Sofyan Latar Belakang Dalam keseluruhan proses pendidikan di perguruan tinggi, pembelajaran merupakan aktivitas paling utama. Salah satu faktor penentu keberhasilan
Lebih terperinciProfil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior
Jurnal Riset Pendidikan ISSN: 2460-1470 Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior STKIP Al Hikmah Surabaya e-mail: kurnia.noviartati@gmail.com Abstrak Guru
Lebih terperinciPERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010
PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010 TENTANG PANDUAN UMUM PENYUSUNAN KURIKULUM 2010 PROGRAM STUDI JENJANG SARJANA DI UNIVERSITAS GADJAH MADA REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA, Menimbang
Lebih terperinci