ARENA KOMPETISI DAN PUSAT PELATIHAN BARONGSAI DI DENPASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARENA KOMPETISI DAN PUSAT PELATIHAN BARONGSAI DI DENPASAR"

Transkripsi

1 LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DALAM MEMENUHI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR PERIODE APRIL 2015 ARENA KOMPETISI DAN PUSAT PELATIHAN BARONGSAI DI DENPASAR MAHASISWA: SAPTA HARTAWAN NIM JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015

2 ABSTRAK Kini barongsai merupakan salah satu cabang olahraga yang telah diakui Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). di Bali telah banyak lahir klub Barongsai. Untuk di Bali sendiri terdapat 20 klub Barongsai (Data FOBI Provinsi Bali 2013) yang tersebar di beberapa Kabupaten di Bali. Jumlah klub tersebut terus meningkat sejak klub pertama berdiri tahun 2000, yakni perkumpulan Mutiara Naga dari Klenteng Tanah Kilap, Denpasar. Hal ini menandakan bahwa peminat olahraga Barongsai terus meningkat setiap tahunnya. Namun peningkatan jumlah klub serta peminat Barongsai tersebut belum diikuti dengan prestasi yang diraih. Olahraga barongsai di Bali hingga saat ini belum bisa menunjukkan prestasi di tingkat nasional. Olahraga Barongsai di Bali sebenarnya memiliki potensi untuk berprestasi. Arena Kompetisi ini diharapkan mampu menciptakan iklim kompetisi yang sehat agar dapat mengangkat prestasi olahraga Barongsai khususnya di Provinsi Bali. Selain itu, tempat pelatihan ini diharapkan mampu menampung dan memfasilitasi pelatihan para atlet Barongsai serta pelatihan untuk para pelatih dan juri olahraga Barongsai di Provinsi Bali. Kata Kunci: Arena Kompetisi, Pelatihan, Barongsai.

3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan landasan konsepsual perancangan tugas akhir berjudul Arena Kompetisi dan Pusat Pelatihan Barongsai di Denpasar tepat pada waktunya. Tersusunnya landasan konsepsual perancangan tugas akhir ini tidak lepas dari bimbingan, petunjuk, informasi, dan bantuan berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Ir. I Wayan Redana, MASc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana. 2. Bapak Ir. I Made Suarya, MT., selaku Ketua Jurusan Arsitektur. 3. Bapak Dr. Ir. Syamsul Alam Paturusi, MSP., selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah Seminar Tugas Akhir. 4. Bapak Ir. Ida Bagus Ngurah Bupala, MT., selaku Dosen Koordinator Mata Kuliah Studio Tugas Akhir. 5. Bapak Ir. A.A Gde Dharma Yadnya selaku Dosen Pembimbing I. 6. Bapak Ir. Ciptadi Trimarianto, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing II. 7. Ibu Dr. Ir. Ida Ayu Armeli, MSi., selaku Dosen Penguji I. 8. Bapak Ir. I Ketut Mudra, ST,. MT., selaku Dosen Pembimbing II. 9. Ibu Ni Made Swanendri, ST., MT., selaku Dosen Penguji III. 10. Seluruh Staf Dosen Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, yang telah memberikan pengetahuan dan arahan selama perkuliahan. 11. Ikrianto Wijaya, Putu Kurniawati dan Simulyati Ariani selaku orang tua dan wali yang memberikan banyak dukungan dari segi moral maupun material. 12. Tanniya Purnama Sari yang selalu memberikan semangat dan motivasi. 13. Rekan-rekan mahasiswa arsitektur yang banyak memberikan bantuan selama proses perkuliahan. 14. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan laporan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. i

4 Penulis menyadari bahwa landasan konsepsual perancangan tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk penyempurnaan laporan ini. Denpasar, Agustus 2015 Penulis, Sapta Hartawan ii

5 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel... x Daftar Lampiran... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Metode Perancangan Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Teknik Penyimpulan Data... 6 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP ARENA KOMPETISI DAN PELATIHAN BARONGSAI 2.1 Pemahaman Arena kompetisi dan pelatihan barongsai Pengertian Arena Kompetisi Pengertian pusat Pelatihan Pemahaman Barongsai Fungsi Dan Manfaat Barongsai Metode Pelatihan Barongsai Sarana Pelatihan Barongsai Program Pelatihan Barongsai Evaluasi Atlet Syarat peserta Pelatihan Barongsai Waktu Pelatihan Barongsai Metode Kompetisi Barongsai Sistem Kompetisi Kategori Pertandingan Barongsai Arena Barongsai iii

6 2.2.1 Standar arena Barongsai Tribun penonton Studi Fasilitas Sejenis Gelanggang olahraga DBL Arena Sasana Perkumpulan Pusaka Tantra di Kuta Badung GOR Lila Bhuana saat penyelenggaraan kejuaraanbarongsai Spesifikasi Umum Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai Pengertian Arena Kompetisi dan Pusat Pelatihan Barongsai Fungsi Tujuan dan sasaran Civitas Fasilitas yang akan disediakan Pengelola BAB III STUDI PERENCANAAN ARENA KOMPETISI DAN PELATIHAN BARONGSAI DI DENPASAR 3.1 Kota Denpasar Sebagai Wilayah Perencanaan Dasar Pemilihan Kota Denpasar Kondisi Kota Denpasar Rencana Wilayah Pengembangan Kota Denpasar (Menurut RTRW Kota Denpasar ) Potensi Olahraga Barongsai di Bali Induk Organisasi Olahraga Barongsai Jumlah dan perkembangan klub Barongsai Perkembangan jumlah atlet Perkembangan Kompetisi Barongsai Kondisi wadah Pelatihan Barongsai Permasalahan-permasalahan pada olahraga Barongsai Analisa S.W.O.T Arena Kompetisi dan Pusat Pelatihan Barongsai Spesifikasi Khusus Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai Definisi Fungsi Tujuan dan Sasaran iv

7 Kegiatan yang akan diwadahi Civitas Fasilitas yang akan disediakan Persyaratan lokasi Pengelolaan Proyek BAB IV TEMA DAN PEMROGRAMAN ARSITEKTURAL ARENA KOMPETISI DAN PUSAT PELATIHAN BARONGSAI DI DENPASAR 4.1 Tema Pendekatan tema Pemilihan dan pengertian Tema Penjabaran Tema Program Fungsional Identifikasi Fungsi Identifikasi Pelaku dan Kegiatan Proses Kegiatan Kebutuhan Ruang Pendekatan Kapasitas Pengelola Pengunjung Jumlah atlet prediksi 20 tahun mendatang Parkir Program Performansi Program Arsitektural Studi Besaran Ruang Perhitungan Kebutuhan Luas Site Hubungan Ruang Hubungan Ruang Makro Hubungan Ruang Mikro Sirkulasi Ruang Program Tapak Analisis Pemilihan Lokasi Analisis Pemilihan Tapak v

8 4.5.3 Analisis Tapak Analisis bentuk dan ukuran tapak Analisis pergerakan/sirkulasi di sekitar tapak Analisis Kontur dan Pola Drainase Analisis Jenis Tanah/Geologi dan hidrologi Analisis Jaringan Utilitas Analisis Kebisingan Analisis Iklim/klimatologi BAB V KONSEP PERANCANGAN ARENA KOMPETISI DAN PUSAT PELATIHAN BARONGSAI DI DENPASAR 5.1 Konsep Perancangan Tapak Konsep Entrance Tapak Konsep Zoning Tapak Konsep Bentuk, Pola dan Orientasi Massa Konsep Pola Sirkulasi pada Tapak Konsep Ruang Luar Konsep Utilitas Pada Tapak Konsep Perancangan Bangunan Konsep Zoning Konsep Entrance dan Sirkulasi Konsep Tampilan Bangunan Konsep Ruang Dalam Konsep Struktur Bangunan Konsep Utilitas Bangunan Sistem Jaringan Listrik Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Konsep pengaman Bangunan Sistem Penangkal Petir Sistem Pemadam Kebakaran Daftar pustaka... xi Lampiran... xiii vi

9 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Arena pertandingan Barongsai... 8 Gambar 2.2 Barongsai pada perayaan 17 Agustus 2010 di Istana Negara... 9 Gambar 2.3 Salah satu atraksi dari barongsai Gambar 2.4 Altar barongsai di Wihara Dharma Ratna Klungkung Gambar 2.5 Barongsai di panggung hiburan Gambar 2.6 Salah satu kejuaraan dunia di Malaysia Gambar 2.7 Matras sebagai alas dan perlindungan Gambar 2.8 Alat musik pengiring barongsai Gambar 2.9 Kepala barong sai dengan badannya Gambar 2.10 Tonggak Gambar 2.11 Bangku dan meja sebagai bagian dari atraksi Gambar 2.12 Kuda-kuda depan Gambar 2.13 Kuda-kuda tengah Gambar 2.14 Kuda-kuda samping Gambar 2.15 Kuda-kuda silang depan Gambar 2.16 Kuda-kuda silang belakang Gambar 2.17 Sikap sempurna Gambar 2.18 Pertandingan barongsai kategori tradisional Gambar 2.19 Pertandingan Barongsai kategori International Gambar 2.20 Ukuran arena Barongsai Gambar 2.21 Tampak Depan GOR Purna Krida Gambar 2.22 Denah GOR Purna Krida Gambar 2.23 Tribun penonton pada GOR Purna Krida Gambar 2.24 Rangka Baja pada upper struktur Gambar 2.25 Kolom pada GOR Purna Krida Gambar 2.26 Jendela dan ventilasi sebagai tempat sirkulasi udara Gambar 2.27 Pencahaayan alami melalui jendela yang berada di sekeliling hall Gambar 2.28 Penempatan lampu sebagai pencahayaan buatan Gambar 2.29 Tampak depan Gambar 2.30 Denah tempat latihan Klub/Perkumpulan Pusaka Tantra Gambar 2.31 Hall vii

10 Gambar 2.32 Rangka beton pada upper struktur Gambar 2.33 Tampak kolom pada hall Gambar 2.34 Penampang lantai pada Hall Gambar 2.35 Penempatan lampu sebagai cahaya buatan Gambar 2.36 Posisi juri yang mengakibatkan berkurangnya privasi Gambar 2.37 para klub meletakkan barang-barang mereka disisi arena Gambar 2.38 Jemuran pakaian pada tribun Gambar 2.39 Perawatan atlet yang cedera parah hanya di arena Gambar 2.40 Pemanasan pada koridor yang sempit Gambar 2.41 Para juri ketika bersiap sebelum dimulainya pertandingan Gambar 3.1Pulau Bali Gambar 3.2 Peta kota Denpasar Gambar 3.3 Peta kota Denpasar Gambar 3.4 Struktur Organisasi FOBI Prov. Bali Gambar 3.5 Struktur Organisasi pengelolaan Gambar 4.1 Proses kegiatan pengelola Gambar 4.2 Proses kegiatan pelatihan Gambar 4.3 Proses kegiatan kompetisi Gambar 4.4 Proses kegiatan penunjang Gambar 4.5 Proses kegiatan service Gambar 4.6 Hubungan ruang makro Gambar 4.7 Hubungan ruang kegiatan kompetisi dan pelatihan Gambar 4.8 Hubungan ruang kegiatan pengelola Gambar 4.9 Hubungan ruang kegiatan penunjang dan service Gambar 4.10 Sirkulasi ruang Gambar 4.11 Pulau Bali Gambar 4.12 Peta Kota Denpasar Gambar 4.13 Lokasi Tapak Gambar 4.14 Tapak alternatif Gambar 4.15 Kondisi Tapak Gambar 4.16 Tapak alternatif Gambar 4.17 Kondisi Tapak viii

11 Gambar 4.18 Tapak alternatif Gambar 4.19 Kondisi Tapak Gambar 4.20 Lokasi tapak terpilih Gambar 4.21 Data eksisting bentuk dan ukuran tapak Gambar 4.22 sirkuklasi di sekitar tapak Gambar 4.23 Data eksisting drainase tapak Gambar 4.24 Data geologi dan hidrologi tapak Gambar 4.25 Jenis tanah Gambar 4.26 Jaringan utilitas Gambar 4.27 Analisa kebisingan dan polusi Gambar 4.28 Klimatologi tapak Gambar 5.1 Konsep entrance tapak Gambar 5.2 Konsep tampilan entrance tapak Gambar 5.3 Konsep zoning tapak Gambar 5.4 Konsep zoning tapak Gambar 5.5 Konsep orientasi dan pola massa Gambar 5.6 Pola sirkulasi Gambar 5.7 Konsep tata hijau Gambar 5.8 Konsep parkir Gambar 5.9 Alur distribusi listrik Gambar 5.10 Alur distribusi air bersih Gambar 5.11 Utilitas tapak Gambar 5.12 Konsep zoning lantai Gambar 5.13 Konsep zoning lantai Gambar 5.14 Konsep entrance dan sirkulasi Gambar 5.15 konsep sirkulasi lantai Gambar 5.16 Konsep sirkulasi vertikal Gambar 5.17 Konsep tampilan bangunan Gambar 5.18 Konsep interior lobby Gambar 5.19 Konsep tribun arena Gambar 5.20 Konsep super structure Gambar 5.21 Konsep upper stucture ix

12 Gambar 5.22 Konsep sistem jaringan listrik Gambar 5.23 Konsep sistem keamanan penangkal petir Gambar 5.24 Konsep pemadam kebakaran Gambar 5.25 Alur sirkulasi darurat pada tribun DAFTAR TABEL 2.1 Jenis tribun penonton Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk kota Denpasar Kepadatan penduduk Kota Denpasar Data klub Barongsai di Bali Laju pertumbuhan atlet Hambatan, Tantangan serta rekomendasi pemecahan masalah Pelaku dan kegiatan Kebutuhan ruang Jumlah kapasitas Pemanfaatan fasilitas Persyaratan ruang Luasan ruang Pembobotan Kriteria Pemilihan Tapak Pemilihan Tapak Jenis vegetasi Kuat penerangan DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Perhitungan besaran ruang... xiii Lampiran 2. Transformasi Konsep... xiv Lampiran 3. Building Desain... xv x

13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya warga keturunan Tionghoa yang menetap di Indonesia, membuat masyarakat Indonesia lama kelamaan beradaptasi dengan kebudayaankebudayaan Tionghoa tersebut dan mulai timbul ketertarikan. Salah satu kebudayaan yang dibawa oleh orang Tionghoa adalah kesenian Barongsai atau Lion Dance dalam bahasa Inggris. Kesenian barongsai diperkirakan masuk di Indonesia pada abad-17, ketika terjadi migrasi besar dari Tiongkok Selatan. Perkembangan Barongsai sempat terhenti pada masa pemerintahan Presiden Soeharto tahun 1965 setelah meletusnya Gerakan 30 S/PKI. Dengan adanya Intruksi Presiden No 14 Tahun 1967 tentang agama, kepercayaan, dan adat istiadat Cina tanggal 6 Desember 1967, maka pertunjukan barongsai, arak-arakan toapekong dan perayaan Imlek hanya boleh dirayakan dalam lingkungan keluarga saja. (Greif 1994:39). Namun, perubahan situasi politik yang terjadi di Indonesia setelah tahun 1998 membangkitkan kembali kesenian Barongsai. Bangkitnya kembali kesenian 1

14 Barongsai di Indonesia ini berawal dari dukungan Mantan Presiden Abdurahman Wahid terhadap kebudayaan Tionghoa. Pada tanggal 18 Januari 2000, Pemerintah mengumumkan Keputusan Presiden No. 6 Tahun 2000 yang mencabut Intruksi Presiden No. 14 Tahun Sejak saat itu, masyarakat Tionghoa di indonesia dinyatakan bebas kembali menjalankan acara-acara agama, kepercayaan, dan adat istiadat mereka (Sudjoko 2001:108). Setelah itu, kesenian Barongsai mulai mengalami perkembangan. Barongsai mulai sering dipentaskan bahkan dipertandingkan. Tidak hanya sebagai sebuah seni pertunjukan namun juga sebagai sebuah cabang olahraga. Olahraga Barongsai memiliki induk organisasi yaitu Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI). FOBI adalah wadah dari olahraga barongsai yang berada di Indonesia dan berada dibawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). FOBI berdiri pada tanggal 9 Agustus 2012 di Jakarta dan pada tanggal 11 Juni 2013, FOBI resmi masuk KONI. Pada PON XIX di Jawa Barat mendatang, Barongsai akan dipertandingkan pertama kali sebagai cabang olahraga eksibishi. Federasi Olahraga Barongsai Indonesia juga telah mengirimkan atlet barongsai untuk mengikuti Kejuaraan Dunia Barongsai International Dragon and Lion Dance Federation (IDLDF) ke 5, yang diselenggarakan di Putian, Fujian, China, November Hasilnya Tim FOBI Indonesia berhasil meraih 3 perak dan 2 perunggu. (Dikutip dari website FOBI). Kini barongsai bukan lagi hanya sebagai sarana ritual, namun sudah menjadi sebuah olahraga dengan seni akrobatik yang dapat dimainkan oleh seluruh masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras, jenis kelamin, status sosial, dll. Kini di Indonesia, khususnya di Bali telah banyak lahir klub pelatihan Barongsai. Untuk di Bali sendiri terdapat 20 klub Barongsai (Data FOBI Provinsi Bali 2013) yang tersebar di beberapa Kabupaten di Bali. Jumlah klub tersebut terus meningkat sejak klub pertama berdiri tahun 2000, yakni perkumpulan Mutiara Naga dari Klenteng Tanah Kilap, Denpasar. Hal ini menandakan bahwa peminat olahraga Barongsai terus meningkat setiap tahunnya. Namun peningkatan jumlah klub serta peminat Barongsai tersebut belum diikuti dengan prestasi yang diraih. Olahraga barongsai di Bali hingga saat ini belum bisa menunjukkan prestasi di tingkat nasional. Hanya ada satu perkumpulan yang pernah mengikuti 2

15 kejuaraan di Surabaya, dan meraih juara 1 Barongsai kategori tradisional, yakni perkumpulan Pusaka Tantra dari Kuta, Badung. Klub yang lainnya belum pernah mengikuti kejuaraan. (Survei 2014) Olahraga Barongsai di Bali sebenarnya memiliki potensi untuk berprestasi. Hal tersebut dibuktikan dengan terus bertambahnya jumlah klub-klub Barongsai di Bali. Semakin banyak klub tentunya akan menambah ketat persaingan yang sehat diantara klub-klub tersebut. Namun, di Bali, talenta-talenta atlet Barongsai tersebut belum pernah dipertandingkan pada event kejuaraan. Belum meningkatnya prestasi olahraga Barongsai di Bali disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya ialah, Bali belum memiliki tempat yang representatif dan secara khusus berfungsi untuk menyelenggarakan pertandingan Barongsai. Beberapa GOR di Bali kurang layak untuk menyelenggarakan pertandingan Barongsai, karena beberapa GOR tersebut tidak khusus didesain untuk olahraga Barongsai melainkan didesain untuk cabang olahraga lain seperti basket, voli, bulutangkis, dll. Maka dari itu kebutuhan ruang yang diperlukan pun berbeda. Kekurangan tersebut terlihat pada Kejuaraan Barongsai yang diselenggarakan pada Oktober 2014 di GOR Lila Bhuana Denpasar. Selain wadah, penyebab lainnya ialah karena awamnya pengetahuan klubklub barongsai di Bali tentang standar aturan pertandingan Barongsai yang dikeluarkan oleh IDLDF (International Dragon and Lion Dance Federation), sehingga diperlukan banyak pelatihan-pelatihan untuk pelatih, juri dan para atlet oleh FOBI (Federasi Olahraga Barongsai Indonesia). Oleh sebab itu, judul 'Arena Kompetisi dan Pusat Pelatihan Barongsai' diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang ada. Arena Kompetisi ini diharapkan mampu menciptakan iklim kompetisi yang sehat agar dapat mengangkat prestasi olahraga Barongsai khususnya di Provinsi Bali. Selain itu, tempat pelatihan ini diharapkan mampu menampung dan memfasilitasi pelatihan para atlet Barongsai serta pelatihan untuk para pelatih dan juri olahraga Barongsai di Provinsi Bali. Semakin banyak wadah untuk menempa generasi muda melalui olahraga, maka akan semakin besar kesempatan untuk meluruskan jalan generasi penerus bangsa agar lebih mengarah ke aktifitas positif. 3

16 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada laporan landasan konsepsual perencanaan dan perancangan ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana spesifikasi umum dan khusus untuk sebuah fasilitas Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai tersebut? 2. Apa program ruang dan tapak yang sesuai untuk sebuah fasilitas Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai tersebut? 3. Bagaimana tema serta konsep perancangan yang tepat untuk fasilitas Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai tersebut? 1.3 Tujuan Tujuan pada laporan landasan konsepsual perencanaan dan perancangan ini terbagi menjadi 2, yakni sebagai berikut: a) Tujuan Proyek Sebagai sarana pengenalan dan pendidikan non formal akan olahraga Barongsai melalui kegiatan pelatihan dengan sarana dan prasarana yang lebih baik dan dengan waktu latihan yang berkala. Diharapkan menjadi wadah yang baik bagi generasi muda untuk berlatih Barongsai guna meningkatkan prestasi olahraga Barongsai Provinsi Bali di Tingkat Nasional maupun International. b) Tujuan Penulisan Menyusun landasan konseptual Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai di Denpasar, yang akan ditransformasikan ke dalam desain arsitektur. Landasan konseptual tersebut berupa rumusan spesifikasi umum dan khusus, program ruang dan program tapak serta tema yang mengikat konsep perancangan yang tepat untuk fasilitas Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai. 1.4 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu teknik pengumpulan data, pengolahan data, dan penyimpulan Teknik Pengumpulan Data Data yang dikelompokkan terdiri dari dua jenis data yaitu : 4

17 a) Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya serta semua keterangan yang untuk pertama kalinya diamati dan dicatat oleh peneliti (Bungin, 2004:122). Data primer ini diperoleh melalui : Interview/wawancara Mengadakan wawancara dengan para ahli pihak-pihak terkait untuk memperoleh data-data yang digunakan untuk pendekatan dan penganalisisan data. Dalam perencanaan arena kompetisi dan pusat pelatihan barongsai ini pihak pihak yang perlu untuk di wawancarai antara lain: Bapak Cahaya Wirawan Hadi selaku Ketua FOBI Provinsi Bali Jerry Kho selaku atlet Barongsai dari Klub Surya Naga Surabaya yang berpengalaman mengikuti kejuaraan nasional maupun internasional. Dan beberapa pengurus klub-klub barongsai yang ada di Bali termasuk para atlet-atletnya. Studi Banding Studi banding dilakukan pada fasilitas-fasilitas sejenis untuk memperoleh gambaran umum tentang proyek yang akan dibuat. Studi banding dilakukan pada GOR Purna Krida, Sasana Barongsai Pusaka Tantra, serta GOR Lila Bhuana pada saat kejuaran BISW b) Data sekunder : Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain, artinya data tersebut tidak diusahakan sendiri pengumpulannya (Bungin: 2004:122). Data sekunder diperoleh melalui : Studi literatur Pengumpulan data penunjang sebagai bahan pertimbangan proses perencanaan dan perancangan yang terdiri dari buku-buku, jurnal, koran, internet, dan lain-lain, yang terkait dengan Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai. Survey instansional Melakukan survey ke instansi-instansi terkait guna memperoleh data yang berhubungan dengan pengadaan proyek. 5

18 1.4.2 Teknik Pengolahan Data Teknik pengolahan data yang dilakukan terdiri dari tiga tahapan yaitu : Kompilasi data Data yang telah dikumpulkan dikelompokkan dengan kriteria data masingmasing yang kemudian dicari kaitannya antara yang satu dengan yang lainnya. Analisis data Berdasarkan kompilasi data, dilakukan analisis dengan berbagai pertimbangan. Teknik analisis dilakukan dengan dua cara yaitu : a) Kualitatif, yaitu menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data dan membuat diagramatik seperti menyimpulkan beberapa studi banding dan lain-lain. b) Kuantitatif, yaitu menganalisis data dengan cara perhitungan matematis. Analisis Data yang akan digunakan di dalam proses perancangan ini adalah dengan menyederhanakan seluruh data yang telah dikumpulkan, kemudian menyajikannya secara sistematis. Selanjutnya, data-data tersebut diolah, ditafsirkan dan kemudian digunakan dalam setiap proses perancangan yang dilakukan. Sintesis Mengintegrasikan setiap permasalahan yang ada ke dalam kelompok-kelompok beserta faktor pengaruhnya sebagai jalan keluar tebaik untuk memecahkan permasalahan Teknik Penyimpulan Data Dalam teknik penyimpulan data dipergunakan metode deduksi, yaitu suatu metode penyimpulan data dengan bertolak dari hal hal umum yang mengarah pada kesimpulan yang sifatnya khusus. 6

19 BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PROYEK Bab II ini berisi penjelasan mengenai pemahaman terhadap hal-hal yang berhubungan dengan Arena Kompetisi dan Pusat Pelatihan Barongsai, baik pemahaman yang didapat dari berbagai sumber literatur, wawancara maupun tinjauan proyek sejenis sebagai bahan pertimbangan. 2.1 Pemahaman Judul Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Arena Kompetisi Dan Pusat Pelatihan Barongsai terkait dengan pengertian dari judul serta pembahasannya Pengertian Arena Kompetisi. Pengertian arena kompetisi dibagi menjadi 2 kata yaitu arena dan kompetisi, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sebagai berikut: 7

20 a) Definisi arena ialah berarti sebuah tempat atau gelanggang yang menjadi tempat untuk berjuang ataupun bersaing. b) Definisi kompetisi adalah aktivitas pertandingan untuk meraih juara dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Pengertian arena kompetisi adalah sebuah tempat atau gelanggang yang difungsikan untuk suatu aktivitas untuk mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau berkelompok. Gambar 2.1 Arena pertandingan Barongsai Sumber: Pengertian Pusat Pelatihan. Pengertian Pusat Pelatihan dibagi menjadi 2 kata yaitu Pusat dan Pelatihan, menururt menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti sebagai berikut: a) Definisi pusat yaitu tempat/pokok pangkal atau yg menjadi pumpunan (berbagai-bagai urusan, hal, dsb). b) Pelatihan adalah salah satu bentuk pendidikan luar sekolah yang menyangkut proses pembentukan sikap dan cara melalui belajar dan latihan di bidangbidang tertentu. Pengertian Pusat Pelatihan adalah wadah atau tempat yang merupakan sebuah fasilitas untuk proses pembentukan sikap melalui belajar maupun latihan dalam bidang tertentu dengan melatih suatu yang mengkhusus atau umum berupa perbuatan, cara membina, pembaharuan, penyempurnaan, perbaikan, usaha, atau upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. 8

21 2.1.3 Pemahaman Barongsai Barongsai merupakan kesenian dan olahraga asli Tiongkok yang kini telah menjadi bagian dari kebudayaan Indonesia. Seperti kesenian dan olahraga lain pada umumnya barongsai memiliki latar sejarah yang panjang. Catatan pertama tentang tarian ini bisa ditelusuri pada masa Dinasti Chin sekitar abad ke tiga sebelum masehi. Kesenian Barongsai mulai populer di zaman dinasti Selatan- Utara (Nan Bei) tahun Masehi. Kala itu pasukan dari raja Song Wen Di kewalahan menghadapi serangan pasukan gajah raja Fan Yang dari negeri Lin Yi. Seorang panglima perang bernama Zhong Que membuat tiruan boneka singa untuk mengusir pasukan raja Fan itu. Ternyata upaya itu sukses hingga akhirnya tarian Barongsai melegenda. (Haly 2010;10) Barongsai diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke 17, ketika terjadi migrasi besar dari Tiongkok Selatan. Barongsai di Indonesia populer ketika masih adanya perkumpulan Tiong Hoa Hwe Koan yang berdiri pada 17 Maret Setiap perkumpulan tersebut di berbagai daerah di Indonesia hampir dipastikan memiliki sebuah perkumpulan Barongsai (Greif 1994:39). Gambar 2.2 berikut membuktikan bahwa barongsai telah diterima di Indonesia. Gambar 2.2 Barongsai pada perayaan 17 Agustus 2010 di Istana Negara Sumber: Barongsai dimainkan oleh dua orang yang masing-masing menjadi pemain kepala dan yang lainnya menjadi pemain ekor. Satu orang yang paling ahli yang menggerakkan kepala barongsai bisa melompat tinggi sehingga seolah barongsai bisa berdiri tegak. Satu orang bertugas sebagai pemain belakang atau ekor harus 9

22 pandai mengikuti gerak kepala sehingga barongsai akan tampak hidup dengan berbagai ketangkasannya. Atraksi permainan barongsai yang menirukan gerak, karakter, dan mimik singa ini sangat atraktif. Sosok kepala singa yang berupa 'barong' dengan tanduk tunggal di bagian kepalanya dengan warna-warna yang menyala yang didominasi warna merah dan kuning keemasan bagaikan binatang mitologi. Gerakan yang lincah meloncat tinggi, berguling, melewati rintangan dan diiringi iringan musik yang berdegup dan berdentang-dentang membuat barongsai semakin hidup dalam gerakan akrobatiknya. (lihat Gambar 2.3) Gambar 2.3 Salah satu atraksi dari barongsai Sumber: Fungsi dan Manfaat Barongsai Fungsi Barongsai bagi masyarakat adalah sebagai ritual, hiburan dan olahraga. (Putra 2009:11) A. Fungsi ritual Menurut ajaran Taoisme, pada hakekatnya yang memerintah kerajaan di dunia adalah Tuhan (Thian). Hanya saja dalam pelaksanaannya diserahkan kepada putra tuhan sebagai perantara dunia fana dan dunia alam baka. Putra tuhan itu adalah Yao dan Shun. Praktek ritual, kepada Yao dan Shun dilambangkan dengan binatang mitologi naga dan singa. Lambang dari kedua putra tuhan itulah, kemudian muncul prototipe naga atau liong dan singa atau samsi atau barongsai (Ong 1994:234). Oleh sebab itu, setiap hari raya imlek selalu dipertunjukkan Barongsai dan Naga. Meskipun bentuknya sama dengan ketika dipertunjukkan dan 10

23 dipertandingkan, tapi sebenarnya memiliki perbedaan dalam pelaksanaannya. Perbedaan itu terletak pada sebelum pertunjukan dimulai, biasanya barongsai disembahyangkan terlebih dahulu di klenteng dan ditempel Hoo (kertas kuning bertulisan mandarin yang dipercaya dapat memberi perlindungan pada yang memakainya) pada dahinya (Suk Bun, penasihat Klenteng Dharmayana Kuta, wawancara 22 september 2014). Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, bahwa fungsi ritual Barongsai tetap dipertahankan kelangsungannya oleh masyarakat Tionghoa di Bali. (lihat Gambar 2.5) Gb 2.4 Altar barongsai sakral di Wihara Dharma Ratna Klungkung Sumber: Observasi September 2014 B. Fungsi hiburan Barongsai sebagai seni hiburan dikemas berbeda dengan sajian ritual. Atraksinya yaitu pertunjukan keterampilan pemain dalam mempertunjukan gerakan-gerakan atraktif dan akrobatik baik di lantai maupun di tonggak. Bahkan, kadang-kadang ditambah dengan tarian-tarian. Tidak hanya dipentaskan pada saat perayaan besar imlek saja, melainkan bisa dilakukan di luar imlek seperti pesta pernikahan, peresmian, pemelaspas, dan lain-lain. (lihat Gambar 2.6) Gambar 2.5 Barongsai di panggung hiburan Sumber: Dokumentasi Februari

24 C. Fungsi olahraga FOBI (Federasi Olahraga Barongsai Indonesia) adalah wadah dari olahraga barongsai yang berada di Indonesia dan dibawah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). FOBI berdiri pada tanggal 9 Agustus 2012 di Jakarta dan memiliki tujuan untuk mengembangkan Olahraga Barongsai Indonesia. Pada tanggal 11 Juni 2013, FOBI resmi masuk KONI. Dalam susunan Pengurus Besar FOBI, nama Dahlan Iskan tercantum sebagai Ketua Umum didampingi Kuncoro Wibowo sebagai wakilnya (dikutip dari website resmi FOBI). Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI) telah mengirimkan atlet Barongsai untuk mengikuti Kejuaraan Dunia Barongsai International Dragon and Lion Dance Federation (IDLDF) ke 5, yang kali ini diselenggarakan di Putian, Fujian, China, November Hasilnya Tim FOBI Indonesia berhasil meraih 3 perak dan 2 perunggu. Barongsai bukan hanya sebagai sarana ritual, namun sudah menjadi sebuah olahraga dengan seni akrobatik yang dapat dimainkan oleh seluruh masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras, jenis kelamin, status sosial, dll. (lihat Gambar 2.7) Gambar 2.6 Salah satu kejuaraan dunia di Malaysia Sumber: Metode Pelatihan Barongsai Berikut ini merupakan penjelasan dari metode kegiatan pelatihan Barongsai berserta sarana latihan yang dibutuhkan: Sarana Latihan Barongsai Adapun sarana-sarana atau peralatan yang dibutuhkan dalam latihan Barongsai, sarana tersebut antara lain: 12

25 Matras Gambar 2.7 Matras sebagai alas dan perlindungan Sumber: Atraksi akrobatik pada olahraga barongsai rentan akan cedera jika terjatuh. Oleh karena itu untuk menjaga keamanan diperlukan matras sebagai alas untuk meminimalisir kemungkinan cedera yang ditimbulkan. (lihat Gambar 2.8) Alat musik Setiap atraksi atau pertandingan Barongsai pasti diiringi dengan musik. Alat musik tersebut antara lain tambur, simbal dan tung. Tambur biasanya dilengkapi dengan besi penyangga berisi roda agar lebih mudah dipindahkan. (lihat Gambar 2.9) Seperangkat Barongsai Bagian kepala dari Barongsai terbuat dari bambu dan rotan sedangkan bagian badan / ekor terbuat dari kain yang ditutupi dengan bulu sintetis. Satu orang akan menjadi pemain kepala dan satu orang lagi menjadi pemain ekor. (lihat Gambar 2.10) Gambar 2.8 Alat musik pengiring Sumber: Gambar 2.9 Seperangkat Barongsai Sumber: 13

26 Tonggak Tonggak terbuat dari besi dengan diameter 10 cm. Tonggak menjadi rintangan dari barongsai dan menjadi bagian dari atraksi akrobatik. Tidak semua perkumpulan/klub di Bali memilikinya. Sesuai standar pertandingan, tinggi tonggak minimal ialah 50cm dan tinggi tonggak maksimal ialah 3 meter. Properti pendukung lainnya Barongsai selalu dimainkan menggunakan alur cerita, diperlukan alat peraga atau properti tambahan. Yang lazim dan biasa digunakan ialah bangku yang disusun sedemikinan rupa dan diibaratkan sebagai jembatan yang akan dilalui Program Pelatihan Gambar 2.10 Tonggak Gambar Peralatan bagian dari atraksi Progam pelatihan yang dimaksud adalah dengan melakukan pembinaan terhadap atlet-atlet yang Barongsai. Menurut Hadi Gunawan (wawancara 29 November 2014) penekanan pembinaan lebih diarahkan pada penguasaan keterampilan bermain barongsai, kematangan pertandingan dan pembentukan tim yang solid dan peningkatan raihan prestasi secara individu dan tim setiap mengikuti kompetisi. Adapun program pembinaan serta ruang yang dibutuhkan, ialah sebagai berikut: a) Bidang pemahaman teori. Merupakan fase pengenalan terhadap Barongsai. Pengenalan berupa pengenalan terhadap peralatan hingga teori gerakan-gerakan pada Barongsai. Pada fase ini juga diberikan teori tentang gerakan kepala, gerakan dasar hingga etika ketika tampil pada pertandingan. Ruang yang dibutuhkan ialah ruang kelas yang dilengkapi dengan papan tulis serta tempat duduk untuk para atlet menyimak penjelasan dari pelatih. 14

27 b) Bidang dasar dan kuda-kuda. Bidang ini mulai mempraktekkan gerakan dasar kuda-kuda. Kuda-kuda pada olahraga Barongsai sama dengan pada olahraga wushu. Adapun jenis kuda-kuda yang digunakan, yaitu:. Gambar 2.13 Kuda kuda depan kudakudawushu.blogspot.com, Kuda-Kuda Depan. dibentuk dengan posisi kaki didepan ditekuk dan kaki belakang lurus, berat badan ditumpukan pada kaki depan. 2. Kuda-Kuda Tengah Dibentuk dengan kedua kaki ditekukan Gambar 2.14 Kuda kuda tengah kudakudawushu.blogspot.com, Kuda-kuda samping Gambar 2.15 Kuda kuda samping kudakudawushu.blogspot.com,2014 dilakukan dengan cara 1 kaki ditekuk, berat badan pada kaki yang ditekuk, bahu sejajar atau segaris dengan kaki. Gambar 2.16 Kuda kuda silang depan kudakudawushu.blogspot.com, Kuda-Kuda Silang Depan dibentuk dengan menyilang 1 kaki ke depan atau kebelakang kaki yang lain,. 5. Kuda-Kuda Silang Belakang salah satu kaki berada di belakang dengan keadaan menyilang, badan tetap lurus agar tidak jatuh saat melakukan gerakan tersebut. Gambar 2.17 Kuda silang belakang kudakudasilat.blogspot.com,

28 c) Bidang teknik dan artikulasi Barongsai. Gambar 2.18 Sikap Sempurna barongsaylion.blogspot.com,2014 Berlatih teknik-teknik lompatan pada Barongsai dan mengolaborasikan gerakan dasar kepala Barongsai dengan ekspresi/mimik muka Barongsai agar sesuai dengan gerakannya. Latihan bidang ini dilakukan pada arena/hall. d) Bidang seni dan kreasi musik. Setiap gerakan Barongsai harus terkoreografi dengan musik pengiringnya. Harus terjalin kerja sama yang kuat antara pemain Barongsai dengan pemain musik, agar musik bisa mengikuti setiap gerakan pemain Barongsai. Latihan bidang ini akan langsung dilakukan pada arena/hall. e) Bidang kekuatan dan kelincahan fisik. Diperlukan pemantapan fisik agar terbiasa melakukan gerakan-gerakan tersebut. Selain itu, pemantapan juga diperlukan agar pemain menjadi lincah. Latihan bidang ini akan dilakukan di dua tempat, yakni pada arena/ hall serta pada ruang pelatihan beban. f) Pemahaman terhadap peraturan permainan dan pertandingan. Diperlukan pemahaman terhadap aturan yang berlaku di pertandingan agar bisa mengkreasikan gerakan-gerakan Barongsai. Untuk pemahaman ini kembali dilakukan di ruang kelas yang dilengkapi dengan papan tulis serta tempat duduk untuk para atlet. g) Sikap dan karakter pengembangan diri. Terkait dengan kedisiplinan berlatih serta menunjukkan jiwa seorang atlet yang berkelakuan baik. Peningkatan teknik bermain Barongsai diimbangi 16

29 dengan sikap dan nilai-nilai moralitas sangatlah penting untuk Barongsai bisa tampil memukau. h) Keikutsertaan pada kompetisi pada level Nasional maupun Internasional. Untuk menambah jam terbang atlet, diperlukan keikutsertaan pada kompetisi Evaluasi atlet Untuk mengetahui perkembangan prestasi atlet akan dilakukan evaluasi secara menyeluruh baik itu prestasi teknis maupun non teknis. Atlet yang lambat peningkatan prestasinya dikelompokkan dalam kelompok pembinaan khusus sedangkan atlet yang prestasinya meningkat dikelompokkan dalam kelompok pengembangan. Evaluasi terhadap atlet akan diadakan setiap 3 bulan skali. Atlet baru dapat melanjutkan ke bidang berikutnya jika telah dinyatakan lulus dalam evaluasi dan siap untuk berlatih tahap bidang berikutnya Syarat Peserta Pelatihan Peserta yang akan mengikuti pelatihan adalah pemula dan atlet yang dinilai memiliki potensi yang dapat dikembangkan guna meraih prestasi. Para peserta berasal dari pelajar dan umum atau berasal dari klub-klub yang ada yang memenuhi kriteria-kriteria tes. 1. Segi usia a). Tingkat SMP (usia tahun) b). Tingkat SMA (usia tahun) c). Umum (usia tahun) 2. Komponen-komponen kebugaran a). Kekuatan d). Kelincahan b). Kecepatan e). Kelenturan c). Daya tahan f). Ketepatan 3. Fungsi organ tubuh baik (jantung, paru-paru, pencernaan, syaraf, panca indra). 4. Mental dan Psikologis 17

30 Waktu Pelatihan Dalam pelatihan olahraga, untuk mencapai prestasi yang maksimal diperlukan latihan secara berkala. Pada olahraga barongsai umumnya memerlukan waktu ±2 tahun. Tahapan latihan di mulai dari atlet pemula hingga atlet senior dapat dibagi menjadi tiga yaitu tahap dasar, tahap menengah dan tahap lanjut. (Gunawan, 2013:26) 1. Tahap Dasar Tahap ini ditujukan untuk atlet pemula. Latihan pada tahap ini berlangsung selama satu tahun. Latihan latihan ini bertujuan untuk nmenumbuhkan rasa senang berolahraga, meningkatkan kondisi fisik yang meliputi kekuatan, daya tahan, kelincahan, kelenturan dan koordinasi. Pelatihan bagi pemula sebaiknya 2-3 kali seminggu. 2. Tahap Menengah Tahap menengah ini ditujukan untuk atlet junior, pada dasarnya merupakan tahap lanjutan pembinaan tahap dasar. Waktu yang diperlukan selama satu tahun. Isi dan arah latian tahap menengah ini adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan kondisi fisik 2) Latian kondisi khusus 3) Meningkatkan keterampilan 4) Memantapkan teknik-teknik dasar Pada tahap ini sebaiknya 2-3 kali seminggu dengan intensitas latihan minimal 2 jam. 3. Tahap Lanjut Tahap lanjut ditujukan untuk atlet senior, memerlukan waktu 3 tahun. Tujuan utamanya ialah ntuk mencapai prestasi setinggi-tingginya dan mempertahankan prestasi tersebut. Latihannya mengarah pada: 1) Menjaga kondisi fisik agar selalu prima 2) Meningkatkan keterampilan sebaik mungkin 3) Mempertahankan kestabilan prestasi puncak Pada tahap ini dapat dilakukan lebih dari 2-3 kali seminggu dengan intensitas minial 2-3 jam setiap latihan. 18

31 2.1.6 Metode Kompetisi Barongsai Besar kecilnya suatu pertandingan ditentukan oleh skala pertandingan itu sendiri, misalnya pertandingan tingkat daerah, nasional, atau internasional. Sistem pertandingan yang digunakan dalam olahraga barongsai ialah sistem kompetisi penuh. Setiap tim akan menunjukkan kemampuannya masing-masing dihadapan paling sedikit 3 juri Sistem Penilaian Setiap tim akan dinilai sesuai dengan kriteria sebagai berikut: (dikutip dari Pedoman pertandingan Barongsai yang dikeluarkan FOBI tahun 2013) A. Kriteria Penilaian Barongsai: a. Bentuk Barongsai, Kostum, Sopan santun, Dekorasi Nilai max 1 b. Judul dan Alur Cerita Nilai max 1 c. Keserasian Gerak Kepala dan Ekor Nilai max 2 d. Keserasian Musik dan Gerakan Barongsai Nilai max 2 e. Tingkat Kesulitan Nilai max 3 f. Ekspresi Nilai max 1 B. Durasi / Waktu Waktu permainan Barongsai tidak boleh kurang dari 8 menit dan tidak boleh lebih dari 10 menit, persipan alat peraga tidak boleh lebih dari 5 menit. C. Pemotongan Nilai a) Pemotongan nilai yang diberikan oleh Juri berdasarkan warna, yaitu: Merah : Pemotongan nilai 0,4 - Kepala dan ekor jatuh dari alat peraga. - Kepala dan ekor terjatuh dan barongsai terlepas. - Tidak ada tema cerita dalam permainan. Hitam : Pemotongan nilai 0,3 - Pemain jatuh dari alat peraga tetapi barongsai masih dapat dipegang. - Objek makanan terjatuh dan pemain tidak dapat meraihnya kembali. - Waktu main tidak stabil, jatuh dan ditahan dengan tangan. Kuning : Pemotongan nilai 0,2 - Terpeleset di alat peraga atau berdiri kurang stabil 19

32 - Waktu naik/main alat peraganya jatuh, rusak atau bergeser - Waktu main peralatannya jatuh (misal stik tambur jatuh). - Objek makanan terjatuh tapi pemain dapat meraihnya kembali. - Makan objek makanan tidak melalui mulut. Hijau : Pemotongan nilai Waktu naik ke paha terpeleset tetapi tidak smapai jatuh. - Waktu naik alat peraga kurang stabil dan pindah tempat. - Aksesoris terjatuh/jatuh. - Kepala dan ekor barongsai berbenturan atau bertabakan. - Peserta keluar dan masuk tidak teratur/rapi. - Barongsai tidak memberi hormat. - Membentur alat peraga. b) Pemotongan nilai lain lain - Permainan lebih dari waktu 6 menit dan kurang dari 8 menit (6,01 sampai 8 menit) pemotongan nilai 1. - Permainan lebih dari waktu 10 menit dan kurang dari 12 menit (10,01 sampai 12 menit) pemotongan nilai 1. - Permainan apabila kurang dari waktu 6 menit dan lebih dari 12 menit, permainan di diskualifikasi D. Larangan Seluruh Peserta, baik Pemain Barongsai maupun pemain musik tidak boleh membawa alat bantu petunjuk waktu seperti jam tangan, stop watch dan sebagainya Kategori Pertandingan Barongsai Menurut data dari Pedoman pertandingan Barongsai yang dirilis oleh FOBI tahun 2013 dan merujuk pada standar International Dragon and Lion Dance Federation, terdapat 2 kategori pertandingan Barongsai, yakni: 20

33 1. Pertandingan nomor lantai Barongsai nomor lantai (Tradisional) adalah dasar dari permainan barongsai, Barongsai ini sering kita sebut sebagai barongsai tradisional. Permainan barongsai lantai dilakukan diatas lapangan seluas 8 8 m2 untuk barongsai tunggal dan m2 untuk barongsai kembar, mempunyai alur cerita dan kadang-kadang menggunakan alat-alat bantu lain seperti kursi, guci, meja, jembatan, dll. Selain itu biasanya juga ada pawang singa atau Chu yang bermain bersama singa tersebut. Ketentuan alat peraga: (dikutip dari Pedoman pertandingan Barongsai yang dikeluarkan FOBI tahun 2013) Tinggi alat peraga, maksimum 2 meter. Panjang alat peraga, maksimum 10 meter Alat peraga harus tradisional, misalnya: kursi, meja, tangga, lemari,dll. Semua alat peraga dapat dilihat oleh mata. Tidak boleh memakai makhluk hidup. Jika memakai kendi/tong/guci tidak boleh diisi semen. Ketentuan pemain dalam satu tim: 1 orang manajer 1 orang pemain tambur 1 orang pelatih 1 orang pemain tung 1 pemain kepala 4 orang pemain simbal 1 pemain ekor Maksimal 5 orang penjaga alat peraga Gambar 2.19 Pertandingan barongsai kategori tradisional Sumber: 21

34 2. Pertandingan Nomor Tonggak Barongsai nomor tonggak (Internasional) adalah barongsai yang dimainkan diatas deret tonggak. Dalam pertandingan barongsai internasional, jenis deret tonggak inilah yang dipertandingkan. Teknik permainan barongsai tonggak ini cukup sulit karena pemain harus melakukan gerakan-gerakan akrobatik diatas tonggak-tonggak yang diameternya sekitar 30 cm. Ketentuan tonggak: (dikutip dari Pedoman pertandingan Barongsai yang dikeluarkan FOBI tahun 2013) Tonggak yang paling tinggi tidak lebih dari 3 meter. Tonggak paling rendah tidak kurang dari 0,5 meter. Panjang deret tonggak maksimal 15 meter, minimal 10 meter. Setengah dari total tonggak harus mempunyai minimal tinggi 2 meter. Lingkaran pijakan tonggak berdiameter maksimal 0,38 meter Jarak antar tonggak minimal 0,66 meter. Ketentuan pemain dalam satu tim 1 orang manajer 1 orang pemain tambur 1 orang pelatih 1 orang pemain tung 1 pemain kepala 4 orang pemain simbal 1 pemain ekor Maksimal 5 orang penjaga alat peraga Gambar 2.20 Pertandingan Barongsai kategori International Sumber: 22

35 2.2. Arena Barongsai Adapun standar arena pertandingan barongsai menurut Pedoman pertandingan Barongsai yang dikeluarkan FOBI pada tahun 2013 yang merujuk pada standar dari induk organisasi olahraga Barongsai di dunia, yakni International Dragon And Lion Dance Federation Standar Arena Barongsai Menurut International Dragon And Lion Dance Federation. Pada pedoman tercantum standar ukuran lapangan, standar pencahayaan, standar suhu arena, serta fasilitas apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang arena kompetisi. a. Lapangan Gambar 2.21 Ukuran arena Barongsai (Pedoman pertandingan Barongsai yang dikeluarkan FOBI tahun 2013) Lapangan permainan berbentuk persegi panjang dengan ukuran 20 meter x 10 meter. Minimal panjang lapangan ialah 18 meter. Jarak antara permukaan lantai dengan langit-langit minimal 8 meter. Permukaan dasar lapangan harus rata dan terbuat dari kayu atau beralaskan karpet. 23

36 b. Pencahayaan Dari International Dragon And Lion Dance Federation, untuk pencahayaan pada arena barongsai yaitu lux. c. Suhu Suhu minimum tidak boleh dibawah dari 10 0 C. suhu maksimum tidak boleh lebih tinggi dari 34 0 C. d. Fasilitas yang dibutuhkan dalam arena barongsai sesuai dengan standar International dragon and lion dance federation. - Arena kompetisi - Ruang pemain - Tribun penonton - Ruang Pers - Area pemanasan - Ruang Komentator - Ruang sekretariat dan ruang statistik - Ruang Pelatihan Beban - Ruang layanan medis - Ruang Juri Tribun Penonton Tempat duduk penonton di tribun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: (Neufert 1996:150) Daerah penonton harus dibagi dalam kompartemen masing-masing menampung 200 orang atau maksimal 300 orang. Antara kompartemen yang bersebelahan harus dipisahkan dengan pagar permanen transparan minimal tinggi 100 cm dan maksimal 120 cm. Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan tinggi bagian masif minimal 40 cm dari tinggi keseluruhan cm. Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan ialah 100 cm cm. Untuk tempat duduk VIP dibutuhkan lebar minimal 50 cm dan maksimal 60 cm dengan ukuran panjang minimal 80 cm dan maksimal 90 cm, tidak boleh ada kolong di bawah tempat duduk. 24

37 Jenis tempat duduk tribun: Tabel 2.2 jenis tribun penonton Jenis Tempat Duduk Tipe dan Standar Bench Seat (bangku) One Piece Seats (tempat duduk per orang) Sumber: Neufert, 1996 : Study Fasilitas Sejenis Studi fasilitas sejenis dilakukan di tiga lokasi yang masing-masing disesuaikan dengan kebutuhan yang akan diamati. Lokasi pengamatan pertama pada GOR Purna Krida yang diamati ialah sistem struktur bentang lebar, utilitas, serta kapasitas pada gelanggang. Lokasi kedua pada Sasana Pusaka Tantra yang diamati ialah fasilitas apa saja yang dibutuhkan untuk tempat pelatihan Barongsai. Lokasi ketiga ialah pada GOR Lila Bhuana pada saat berlangsungnya Kejuaraan Barongsai BISW (Bali International Sport Week) Oktober 2014, yang diamati ialah kelayakan dari gelanggang tersebut untuk mengadakan pertandingan barongsai tingkat Internasional. 25

38 2.3.1 GOR Purna Krida Kerobokan A. Lokasi GOR Purna Krida ini berlokasi di Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Gedung ini dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Badung dengan fungsi utama untuk mewadahi kegiatan olah raga indoor seperti bulu tangkis, basket, voli, senam, serta kegiatan non olahraga. Gambar 2.22 Tampak Depan GOR Purna Krida Sumber: Observasi September 2014 B. Fasilitas Fasilitas pada GOR Purna Krida dapat dilihat pada gambar 2.18 berikut: Gambar 2.23 Denah GOR Purna Krida Sumber: Observasi September

39 Gambar 2.24 Hall Utama GOR Purna Krida Sumber: Observasi September 2014 C. Kapasitas Kapasitas penonton pada GOR Purna Krida ialah sejumlah 3000 orang. Gambar 2.25 Tribun penonton pada GOR Purna Krida Sumber: Observasi September 2014 D. Struktur Bangunan Sistem upper struktur pada GOR Purna Krida menggunakan rangka baja dan terdapat akses untuk perbaikan pada bagian atas, baik untuk lampu, struktur atap, dll. Gambar 2.26 Rangka Baja pada upper struktur Sumber: Observasi September

40 Super struktur menggunakan struktur rangka, penggunaan kolom-kolom yang memiliki dimensi 40 cm x 40 cm. pada kolom difinishing dengan cat serta paras kerobokan yang menjadi elemen estetika. Gambar 2.27 Kolom pada GOR Purna Krida Sumber: Observasi September 2014 E. Material lantai pada arena olahraga. Lantai pada bagian arena olahraga menggunakan bahan parket. Penggunaan parket bertujuan untuk meredam suara dan agar tidak licin. Pada bagian area bebas, lantai dilapisi dengan lantai keramik berwarna abu berukuran 30cm x 30 cm. F. Utilitas Sistem utilitas yang diamati ialah sistem penghawaan serta sistem pencahayaan. Penghawaan Pada GOR Purna Krida menggunakan penghawaan alami dan buatan. - Alami Menggunakan penghawaan dari ventilasi yang berada pada bagian atap serta terdapat jendela pada bagian tribun penonton. Gambar 2.28 Jendela dan ventilasi sebagai tempat sirkulasi udara Sumber: Observasi September

41 - Buatan Menggunakan air conditioner hanya pada ruang-ruang tertentu seperti pada ruang vip, ruang pemain, kantor KONI Badung, ruang wasit dan Ruang Medis. Selain itu terdapat juga kipas angin pada hall olahraga. Pencahayaan - Alami Pencahayaan alami berasal dari setiap jendela yang ada di hall olahraga. Gambar 2.29 Pencahaayan alami melalui jendela yang berada di sekeliling hall Sumber: Observasi September Buatan Cahaya dihasilkan oleh cahaya lampu yangdigunakan pada setiap ruang. Penempatan lampu pada arena olahraga diatur sedemikian rupa agar tidak menyilaukan mata. Gambar 2.30 Penempatan lampu sebagai pencahayaan buatan Sumber: Observasi September

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya warga keturunan Tionghoa yang menetap di Indonesia, membuat masyarakat Indonesia lama kelamaan beradaptasi dengan kebudayaankebudayaan Tionghoa tersebut dan

Lebih terperinci

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PROYEK

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PROYEK BAB II PEMAHAMAN TERHADAP PROYEK Bab II ini berisi penjelasan mengenai pemahaman terhadap hal-hal yang berhubungan dengan Arena Kompetisi dan Pusat Pelatihan Barongsai, baik pemahaman yang didapat dari

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Seminar Tugas Akhir Pusat Olahraga Tenis Meja di Denpasar

KATA PENGANTAR. Seminar Tugas Akhir Pusat Olahraga Tenis Meja di Denpasar KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar Tugas Akhir dengan judul Pusat Olahraga Tenis Meja di Denpasar sesuai dengan

Lebih terperinci

PUSAT PENGEMBANGAN BAKAT ANAK DALAM BIDANG SENI TRADISIONAL BALI DI DENPASAR

PUSAT PENGEMBANGAN BAKAT ANAK DALAM BIDANG SENI TRADISIONAL BALI DI DENPASAR LANDASAN KONSEPSUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR PUSAT PENGEMBANGAN BAKAT ANAK DALAM BIDANG SENI TRADISIONAL BALI DI DENPASAR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DALAM MEMENUHI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda

KATA PENGANTAR. Denpasar, Agustus 2016 Penulis, Indra Prananda KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir yang berjudul Redesain Kantor Bupati

Lebih terperinci

REDESAIN SMA NEGERI 1 SERIRIT

REDESAIN SMA NEGERI 1 SERIRIT LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DALAM MEMENUHI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR PERIODE APRIL 2015 REDESAIN SMA NEGERI 1 SERIRIT

Lebih terperinci

Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar

Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar LANDASAN KONSEPTUAL TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Rumah Susun Sederhana Sewa di Denpasar MAHASISWA : Nifka

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana,MT,Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana.

KATA PENGANTAR. 1. Bapak Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana,MT,Ph.D selaku Dekan Fakultas Teknik, Universitas Udayana. KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) karena atas karunia-nya, Landasan Konsepsual Perancangan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tujuan

Lebih terperinci

Kantor Produksi Iklan di Badung

Kantor Produksi Iklan di Badung TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana Kantor Produksi Iklan di Badung MAHASISWA: I Nyoman Satria Trypartha 0804205084

Lebih terperinci

WISATA ALAM DI KAWASAN DANAU BUYAN, BULELENG, BALI

WISATA ALAM DI KAWASAN DANAU BUYAN, BULELENG, BALI LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas Dalam Memenuhi Syarat - Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Fabruari 2016 WISATA ALAM DI KAWASAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN FASILITAS SISTEM RESI GUDANG DI GI

PERENCANAAN FASILITAS SISTEM RESI GUDANG DI GI PERENCANAAN FASILITAS SISTEM RESI GUDANG DI GIANYAR ABSTRAK Pertanian memasuki era globalisasi, tetap masih memegang peranan strategis karena merupakan penyedia makanan pokok utamanya beras dan bahan baku

Lebih terperinci

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner Scanned by CamScanner KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nyalah penulis dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

RESTORAN ANEKA BOGA BALI DI DENPASAR

RESTORAN ANEKA BOGA BALI DI DENPASAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DALAM MEMENUHI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR PERIODE APRIL 2015 RESTORAN ANEKA BOGA BALI

Lebih terperinci

GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR

GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur GEDUNG PERTUNJUKAN TEATER MODERN DI DENPASAR

Lebih terperinci

TEMPAT PENITIPAN ANAK USIA DINI DI DENPASAR

TEMPAT PENITIPAN ANAK USIA DINI DI DENPASAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 TEMPAT PENITIPAN ANAK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM

KATA PENGANTAR. Denpasar, Juni 2016 Penulis. Perdana Putra NIM ABSTRAK Sepeda motor merupakan alat transportasi yang banyak digunakan di Indonesia. Saat ini sepeda motor telah berkembang dalam berbagai jenis dan merek. Kegunaannya pun bukan hanya untuk transportasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PASAR HEWAN BEBANDEM

PENGEMBANGAN PASAR HEWAN BEBANDEM LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DALAM MEMENUHI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR PERIODE APRIL 2015 PENGEMBANGAN PASAR HEWAN

Lebih terperinci

GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN DI DENPASAR

GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN DI DENPASAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur GEDUNG PENJUALAN SARANA PENDIDIKAN DI DENPASAR

Lebih terperinci

GELANGGANG REMAJA DI KABUPATEN BADUNG

GELANGGANG REMAJA DI KABUPATEN BADUNG LANDASAN KONSEPTUL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas dalam Memenuhi Syarat Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Agustus 2014 GELANGGANG REMAJA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Galeri Seni Kriya Logam, Kulit dan Rotan di Denpasar

KATA PENGANTAR Galeri Seni Kriya Logam, Kulit dan Rotan di Denpasar KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya, penyusunan landasan konseptual perancangan tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan

Lebih terperinci

REDESAIN GEREJA KRISTEN PROTESTAN DI BALI (GKPB) JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA

REDESAIN GEREJA KRISTEN PROTESTAN DI BALI (GKPB) JEMAAT PHILIA DI AMLAPURA LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 REDESAIN GEREJA KRISTEN

Lebih terperinci

TEMPAT BERMAIN ANAK-ANAK KHUSUS PERMAINAN TRADISIONAL BALI DI DENPASAR

TEMPAT BERMAIN ANAK-ANAK KHUSUS PERMAINAN TRADISIONAL BALI DI DENPASAR Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana TEMPAT BERMAIN ANAK-ANAK KHUSUS PERMAINAN TRADISIONAL

Lebih terperinci

Sekolah Fotografi di Denpasar

Sekolah Fotografi di Denpasar LANDASAN KONSEPTUAL TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Sekolah Fotografi di Denpasar MAHASISWA : Trihono Ari Prabowo

Lebih terperinci

REDESAIN PASAR UMUM SUKAWATI DI KABUPATEN GIANYAR

REDESAIN PASAR UMUM SUKAWATI DI KABUPATEN GIANYAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 REDESAIN PASAR UMUM SUKAWATI

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. ii Denpasar Aquatic Centre

KATA PENGANTAR. ii Denpasar Aquatic Centre KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-nya, Laporan Tugas Akhir yang berjudul Denpasar Aquatic Centre dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Lebih terperinci

Klinik Perawatan Anjing di Kota Denpasar

Klinik Perawatan Anjing di Kota Denpasar LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Juli 2015 Klinik Perawatan Anjing di

Lebih terperinci

MOTOCROSS DI TABANAN

MOTOCROSS DI TABANAN LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 SIRKUIT MOTOCROSS DI TABANAN

Lebih terperinci

TEMPAT PENITIPAN DAN PERAWATAN ANAK USIA SEKOLAH DI DENPASAR

TEMPAT PENITIPAN DAN PERAWATAN ANAK USIA SEKOLAH DI DENPASAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas- Tugas dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur TEMPAT PENITIPAN DAN PERAWATAN ANAK USIA SEKOLAH

Lebih terperinci

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram... DAFTAR ISI Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

I KOMANG YOGI PURWANTA

I KOMANG YOGI PURWANTA LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana PUSAT PRODUKSI & DISTRIBUSI MAJALAH BOG-BOG DI DENPASAR OLEH

Lebih terperinci

Re - DesainTerminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Kab. Karangasem

Re - DesainTerminal Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Kab. Karangasem LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Juli 2015 Re - DesainTerminal Pelabuhan

Lebih terperinci

PET CARE CENTER DI DENPASAR

PET CARE CENTER DI DENPASAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 PET CARE CENTER DI DENPASAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR REDESAIN PASAR TAMPAKSIRING

KATA PENGANTAR REDESAIN PASAR TAMPAKSIRING KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-nyalah penulis dapat menyelesaikan Laporan Seminar Tugas Akhir ini tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT DHARMA YADNYA DI TOHPATI-DENPASAR

PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT DHARMA YADNYA DI TOHPATI-DENPASAR LANDASAN KONSEPSUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2012 By Design PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

REDISAIN GOR BASKET NGURAH RAI DENPASAR, BALI

REDISAIN GOR BASKET NGURAH RAI DENPASAR, BALI LANDASAN KONSEPSUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelas Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 REDISAIN GOR BASKET NGURAH

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel... x

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel... x DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan... 4 1.4 Metode... 4 BAB II PEMAHAMAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR Kampus Bukit Jimbaran Bali (0361) 701806, 703320, Fax: 701806 www.ft.unud.ac.id PERNYATAAN Judul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Perkembangan Olahraga Di Magetan Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi penerus yang dikemudian hari akan membawa nama harum bangsa pada tingkat

Lebih terperinci

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN GREEN HOTEL DI DESA PEMUTERAN KABUPATEN BULELENG

LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN GREEN HOTEL DI DESA PEMUTERAN KABUPATEN BULELENG LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Arsitektur Program Non Reguler Fakultas Teknik Universitas Udayana GREEN HOTEL DI DESA PEMUTERAN KABUPATEN

Lebih terperinci

Landasan Konseptual Perancangan Gedung Olahraga Air di Denpasar GEDUNG OLAHRAGA AIR Oleh :

Landasan Konseptual Perancangan Gedung Olahraga Air di Denpasar GEDUNG OLAHRAGA AIR Oleh : Landasan Konseptual Perancangan Gedung Olahraga Air di Denpasar Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana GEDUNG OLAHRAGA AIR di

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR Pabrik Pengolahan Kopi Arabika Flores Bajawa Di Kabupaten Ngada, Flores.

KATA PENGANTAR Pabrik Pengolahan Kopi Arabika Flores Bajawa Di Kabupaten Ngada, Flores. KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Studio Tugas Akhir ini dengan judul Pabrik Pengolahan Kopi Arabika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

CITY HOTEL DI DENPASAR

CITY HOTEL DI DENPASAR TUGAS AKHIR (BY DESIGN) LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN CITY HOTEL DI DENPASAR Sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Program Studi S1 Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana

Lebih terperinci

WISATA DESA TENUN RANGRANG DI NUSA PENIDA

WISATA DESA TENUN RANGRANG DI NUSA PENIDA LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DALAM MEMENUHI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR PERIODE APRIL 2015 WISATA DESA TENUN RANGRANG

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR ARSITEKTUR (KBA 12117) ALUR DESAIN HOSTEL DI TANAH LOT TABANAN MADE NURJAYA PERMANA NIM

SEMINAR TUGAS AKHIR ARSITEKTUR (KBA 12117) ALUR DESAIN HOSTEL DI TANAH LOT TABANAN MADE NURJAYA PERMANA NIM SEMINAR TUGAS AKHIR ARSITEKTUR (KBA 12117) ALUR DESAIN HOSTEL DI TANAH LOT TABANAN MADE NURJAYA PERMANA NIM 1104205001 JURUSAN ARSITEKTUR REGULER FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA SEMESTER GANJIL 2014/2015

Lebih terperinci

BEACH MALL DI GIANYAR

BEACH MALL DI GIANYAR SEMINAR TUGAS AKHIR Alur Desain BEACH MALL DI GIANYAR Oleh : I WAYAN PARSIKA UTAMA NIM : 1204205014 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015-2016 SEMINAR TUGAS AKHIR Alur Desain BEACH

Lebih terperinci

Sekolah Fotografi di Denpasar

Sekolah Fotografi di Denpasar LANDASAN KONSEPTUAL TUGAS AKHIR Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Sekolah Fotografi di Denpasar MAHASISWA : Trihono Ari Prabowo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perkembangan dunia olahraga akhir-akhir ini terutama di Indonesia sedang mengalami kemunduruan, dapat dilihat dari menurunnya prestasi atlet-atlet Indonesia

Lebih terperinci

GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR

GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana GALERI KERAJINAN PATUNG BATU DI GIANYAR OLEH MAHASISWA :

Lebih terperinci

GALERI KAIN TENUN ENDEK DI KOTA DENPASAR

GALERI KAIN TENUN ENDEK DI KOTA DENPASAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS-TUGAS DALAM MEMENUHI SYARAT-SYARAT GUNA MENCAPAI GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR PERIODE APRIL 2015 GALERI KAIN TENUN ENDEK DI

Lebih terperinci

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS

SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMK PERTANIAN DI TAWANGMANGU DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKOLOGIS TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Sebelas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana dan Penguji II.

KATA PENGANTAR. Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana dan Penguji II. KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat dan karunia-nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Landasan Konseptual untuk Seminar Tugas Akhir dengan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR

UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK - JURUSAN ARSITEKTUR Jalan Kampus Bukit Jimbaran - Bali (0361) 703384, 703320 Fax : 703384 www.ar.unud.ac.id PERNYATAAN Judul Tugas

Lebih terperinci

CHINESE GARDEN RESTAURANT AND FAMILY KARAOKE DI GIANYAR

CHINESE GARDEN RESTAURANT AND FAMILY KARAOKE DI GIANYAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 CHINESE GARDEN RESTAURANT

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM PROJEK AKHIR ARSITEKTUR Periode LXVI, Semester Gasal, Tahun 2014/2015 LANDASAN TEORI DAN PROGRAM GOR TRI LOMBA JUANG DI SEMARANG Tema Desain HIGH TECH ARCHITECTURE Fokus Kajian KENYAMANAN PENGGUNA PADA

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK. Kata Pengantar

SEMINAR TUGAS AKHIR UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya, Laporan Seminar Tugas Akhir bab I sampai dengan bab V dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa

Lebih terperinci

BALI UNITED FOOTBALL ACADEMY DI GIANYAR BALI UNITED FOOTBALL ACADEMY DI GIANYAR UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER) 2016

BALI UNITED FOOTBALL ACADEMY DI GIANYAR BALI UNITED FOOTBALL ACADEMY DI GIANYAR UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR (REGULER) 2016 LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 135 STADION AKUATIK DI SEMARANG

TUGAS AKHIR 135 STADION AKUATIK DI SEMARANG TUGAS AKHIR 135 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STADION AKUATIK DI SEMARANG Penekanan Desain Hi-Tech Architecture Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

PABRIK PUPUK GRANULER DAN BIJIH PLASTIK DI TPA SUWUNG, DENPASAR

PABRIK PUPUK GRANULER DAN BIJIH PLASTIK DI TPA SUWUNG, DENPASAR Landasan Konseptual Perancangan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana PABRIK PUPUK GRANULER DAN BIJIH PLASTIK DI TPA SUWUNG,

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangannya. Salah satu

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangannya. Salah satu 37 BAB III METODE PERANCANGAN A. Metode Perancangan Dalam proses perancangan, dibutuhkan sebuah metode untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangannya. Salah satu metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, hal-hal yang terkait pentingnya olahraga

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR DIAGRAM... vii DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO KOMPLEK OLAHRAGA KUDUS PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN TUGAS AKHIR PERIODE 131/53 APRIL SEPTEMBER 2015

UNIVERSITAS DIPONEGORO KOMPLEK OLAHRAGA KUDUS PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN TUGAS AKHIR PERIODE 131/53 APRIL SEPTEMBER 2015 UNIVERSITAS DIPONEGORO KOMPLEK OLAHRAGA KUDUS PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN TUGAS AKHIR PERIODE 131/53 APRIL SEPTEMBER 2015 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana/S1 SAMSUL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan perancangan, metoda penelitian dan pemahaman terhadap proyek. Latar belakang yang memaparkan tentang alasan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab I ini merupakan pendahuluan yang akan menjelaskan mengenai latar belakang permasalahan yang menjadi dasar pertimbangan dalam penyusunan laporan ini. Dari latar belakang permasalahan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO STADION RENANG KELAS OLYMPIC DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR MUH. HAFIDH ALHAQ

UNIVERSITAS DIPONEGORO STADION RENANG KELAS OLYMPIC DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR MUH. HAFIDH ALHAQ UNIVERSITAS DIPONEGORO STADION RENANG KELAS OLYMPIC DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR MUH. HAFIDH ALHAQ 21020110130092 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEMARANG SEPTEMBER 2014 UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut

Lebih terperinci

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN

GEDUNG OLAHRAGA AIR DI DENPASAR BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Pada Bab 1 ini akan dijabarkan mengenai latar belakang diperlukannya Gedung Olahraga Air Di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan Landasan

Lebih terperinci

PUSAT KEBUGARAN DAN SPA DI DENPASAR

PUSAT KEBUGARAN DAN SPA DI DENPASAR LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Juli 2015 PUSAT KEBUGARAN DAN SPA DI

Lebih terperinci

Landasan Konsepsual Perancangan ABSTRACT

Landasan Konsepsual Perancangan ABSTRACT ABSTRACT Landasan Konsepsual Perancangan Sport Center is a building that can accommodate a variety of sports facilities in a closed or open to support a community needs to work out in full in a complex

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN UNIVERSITAS DHYANA PURA DI BADUNG 1

BAB I PENDAHULUAN PENGEMBANGAN UNIVERSITAS DHYANA PURA DI BADUNG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang penulis dalam penulisan makalah ini yang menjadi suatu pedoman dalam pencarian data yang berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO YOUTH CENTER KUDUS DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK TUGAS AKHIR PERIODE JANUARI JULI 2015

UNIVERSITAS DIPONEGORO YOUTH CENTER KUDUS DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK TUGAS AKHIR PERIODE JANUARI JULI 2015 UNIVERSITAS DIPONEGORO YOUTH CENTER KUDUS DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK TUGAS AKHIR PERIODE JANUARI JULI 2015 Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana MUHAMMAD BUDI

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

I KADEK UDIANA

I KADEK UDIANA LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGAN Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Udayana SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) SENI RUPA DI BLAHBATUH -

Lebih terperinci

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA

PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT PAGELARAN SENI KONTEMPORER INDONESIA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis manusia guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang terbentuknya sport club di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan Landasan Konseptual

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... iii. Daftar Gambar... vii. Daftar Tabel...x DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vii Daftar Tabel...x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...3 1.3 Tujuan dan Sasaran...3 1.3.1 Tujuan...3 1.3.2

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL, DIAGRAM, DAN GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL, DIAGRAM, DAN GAMBAR... DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN ABSTRAKSI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL, DIAGRAM, DAN GAMBAR... i iii vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 5

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu ABSTRAK Perancangan Pasraman Hindu di Buleleng merupakan suatu upaya dalam memberikan pembinaan serta pendidikan secara mental dan fisik baik jasmani maupun rohani kepada seluruh masyarakat Hindu, khususnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. harus diperhatikan dengan teliti agar menghasilkan hasil yang maksimal.

BAB III METODE PERANCANGAN. harus diperhatikan dengan teliti agar menghasilkan hasil yang maksimal. 94 BAB III METODE PERANCANGAN Metode Perancangan Sebuah proses perancangan merupakan proses yang panjang dengan sistematika yang harus jelas, dimana di dalam proses perancangan dari awal sampai akhir harus

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO GELANGGANG OLAHRAGA BASKET DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR AHMAD ABDUL HAQ

UNIVERSITAS DIPONEGORO GELANGGANG OLAHRAGA BASKET DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR AHMAD ABDUL HAQ UNIVERSITAS DIPONEGORO GELANGGANG OLAHRAGA BASKET DI KOTA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR AHMAD ABDUL HAQ 21020110120013 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEMARANG DESEMBER 2014 UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang

Lebih terperinci

STADION RENANG DI KAWASAN GEDEBAGE LAPORAN PERANCANGAN AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER II TAHUN 2006/2007

STADION RENANG DI KAWASAN GEDEBAGE LAPORAN PERANCANGAN AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER II TAHUN 2006/2007 STADION RENANG DI KAWASAN GEDEBAGE LAPORAN PERANCANGAN AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER II TAHUN 2006/2007 Sebagai Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh: AMMY

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT OLAHRAGA TENIS DI SEMARANG TUGAS AKHIR YUDA PRATAMA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT OLAHRAGA TENIS DI SEMARANG TUGAS AKHIR YUDA PRATAMA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT OLAHRAGA TENIS DI SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana YUDA PRATAMA 21020110120066 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

Lebih terperinci

Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda.

Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda. B A B. I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda. Media sebagai sarana bermainnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam perancangan Museum Sejarah dan Budaya di Blitar, diuraikan dalam beberapa tahap sebagai berikut : Pertama, proses pencarían ide. Proses Pencarian

Lebih terperinci

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD by NURI DZIHN P_3204100019 Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD Kurangnya minat warga untuk belajar dan mengetahui tentang budaya asli mereka khususnya generasi muda. Jawa Timur memiliki budaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Dalam penentuan ide perancangan Kawasan wisata pantai Camplong menggunakan ayat Al-Qur an Surat Al-Baqarah Ayat 11: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG Berpenampilan menarik merupakan suatu kebutuhan hidup setiap individu karena penampilan merupakan sarana representatif bagi setiap individu yang dapat mencerminkan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka

BAB III METODELOGI PERANCANGAN. Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka BAB III METODELOGI PERANCANGAN Dalam Perancangan Hotel Resort Wisata Organik ini terdapat kerangka kajian yang diuraikan dalam beberapa tahap, antara lain: 3.1 Pencarian Ide / Gagasan Tahapan kajian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Pusat Pengembangan Musik Tradisional Jawa Timur di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang langkah-langkah yang dilakukan dalam

Lebih terperinci

PUSAT PELATIHAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI BANGLI

PUSAT PELATIHAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI BANGLI LANDASAN KONSEPTUAL PERANCANGANTUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dalam Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Periode Februari 2016 PUSAT PELATIHAN ANAK BERKEBUTUHAN

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR GALERI & SANGGAR KREATIFITAS SENI ANAK RUANG EKSPLORATIF MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR GALERI & SANGGAR KREATIFITAS SENI ANAK RUANG EKSPLORATIF MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR TUGAS AKHIR GALERI & SANGGAR KREATIFITAS SENI ANAK RUANG EKSPLORATIF DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR Disusun oleh : PAHALA BUDIMAN 41207010028

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR SURAT KETERANGAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR SURAT KETERANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS UDAYANA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR Kampus Bukit Bukit Jimbaran, 80361, Bali-Indonesia Telp. : (0361) 701806 Kampus Denpasar Jl. P.B. Sudirman, Bali-Indonesia

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG TUGAS AKHIR JUWITA OKTAVIANI

UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG TUGAS AKHIR JUWITA OKTAVIANI UNIVERSITAS DIPONEGORO PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BULUTANGKIS DI SEMARANG TUGAS AKHIR JUWITA OKTAVIANI 21020110141093 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEMARANG APRIL - SEPTEMBER 2014

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

SEMARANG INLINE SPEED SKATE AREN

SEMARANG INLINE SPEED SKATE AREN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktifitas olah raga sudah menjadi bagian kehidupan dari masyarakat saat ini. Kehidupan masyarakat perkotaan yang sibuk menuntut kebugaran fisik agar dapat beraktifitas

Lebih terperinci