Obat antiretroviral dalam perkembangan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Obat antiretroviral dalam perkembangan"

Transkripsi

1 NRTI Obat golongan ini menghambat replikasi (penggandaan) HIV dengan menghalang enzim reverse transcriptase. Enzim ini mengubah bahan genetik (RNA) HIV menjadi DNA. Langkah ini harus terjadi sebelum kode genetik HIV dapat dipadukan dengan kode genetik sel yang terinfeksi HIV. NRTI atau analog nukleosida meniru bahan yang dipakai oleh reverse transcriptase untuk membuat DNA sehingga DNA yang dibuat adalah cacat dan tidak dapat dipadukan dalam DNA sel induk. NRTI dalam perkembangan Apricitabine (ATC, AVX754) dari Avexa. Sebuah pertemuan dengan FDA-AS pada awal 2011 membahas hasil dari uji coba klinis Fase II/III. Avexa tetap melanjutkan perkembangannya. Dexelvucitabine (DFC, dahulu Reverset) sedang dikembangkan oleh Pharmasset. DFC dipakai sebagai pil sekali sehari. Obat ini bergiat terhadap HIV yang sudah resistan terhadap beberapa ARV lain. DOT (dioxolane thymidine) tengah diteliti oleh Universitas Georgia, AS, dalam uji coba klinis Fase I. Elvucitabine (ACH-126,443, Fd4C) dari Achillion Pharmaceuticals adalah obat sekali sehari yang bergiat terhadap HIV yang resistan terhadap beberapa NRTI lain. Obat ini juga efektif terhadap hepatitis B. Elvucitabine sudah menyelesaikan uji coba klinis Fase II selama satu tahun secara berhasil. Festinavir (E-d4T, OBP-601) dari Brisol-Myers Squibb menunjukkan hasil yang baik pada uji coba klinis Fase I. Obat ini mungkin dapat dipakai sehari sekali. GS7340 adalah versi tenofovir yang baru. Obat ini prodrug dari tenofovir; waktu diuraikan dalam tubuh, hasilnya adalah tenofovir. Hasil dari uji coba klinis Fase Ib menunjukkan bahwa obat ini lebih majur dibandingkan tenofovir, dan mungkin menimbulkan lebih sedikit efek samping. MIV-210 (FLG) dari GlaxoSmithKline dan Medivir menunjukkan kegiatan baik terhadap HIV yang resistan terhadap NRTI lain. Obat ini dalam uji coba klinis Fase I. Racivir dari Pharmasset Inc bergiat terhadap HIV dan hepatitis B dalam penelitian laboratorium. Dalam uji coba klinis Fase I/II, Racivir menunjukkan kegiatan anti-hiv yang bertahan lebih dari dua minggu setelah obat dihentikan. Produsen berharap racivir dapat dipakai sekali sehari. NNRTI Obat golongan ini juga menghambat replikasi (penggandaan) HIV dengan menghalang enzim reverse transcriptase. Enzim ini mengubah bahan genetik (RNA) HIV menjadi DNA. Langkah ini harus terjadi sebelum kode genetik HIV dapat dipadukan dengan kode genetik sel yang terinfeksi HIV. NNRTI menghindari pembuatan DNA oleh reverse transcriptase. NNRTI dalam perkembangan BILR 355 BS dari Boehringer Ingelheim dikembangkan untuk melawan virus tipe liar serta virus yang sudah resistan terhadap NNRTI lain. Obat ini dalam uji coba klinis Fase II. (+)-calanolide A dari Sarawak MediChem Pharmaceuticals dikembangkan dari tanaman hutan hujan. Tidak ada laporan baru mengenai status obat ini. GSK (dahulu IDX899 dari Idenix Pharma) sebelumnya diuji coba klinis Fase II. Perkembangan dilakukan oleh ViiV Healthcare. Pada Februari 2011, perkembangan obat ini dihentikan sementara oleh FDA-AS. Lersivirine (UK453,061) dari ViiV Healthcare sedang ditelitikan dalam uji coba klinis Fase II. Tampaknya obat ini giat terhadap HIV yang resistan terhadap obat lain, termasuk terhadap efavirenz. MIV-150 dari Medivir menunjukkan hasil yang baik dalam laboratorium terhadap HIV yang resistan terhadap NNRTI lain. Obat ini sudah disetujui sebagai bagian dari mikrobisida vagina. Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia

2 RDEA806 dari Ardea sudah mulai uji coba klinis Fase II. Obat ini giat terhadap HIV yang resistan terhadap obat lain. Resistansi tidak mudah berkembang. Tidak ada laporan mengenai status obat ini sejak Rilpivirine (Edurant, TMC278) dari Tibotec bergiat terhadap beberapa jenis HIV yang resistan terhadap NNRTI lain. Obat ini dikembangkan sebagai obat yang dipakai sekali sehari. Obat ini disetujui oleh FDA- AS pada Sebuah bentuk slow-release (keluar pelan) sedang ditelitikan. Protease inhibitor (PI) Obat golongan ini menghambat enzim protease. Saat bibit virus baru dirakit, enzim protease memotong serat protein yang panjang sesuai kebutuhan untuk membuat virus matang. Bila kegiatan protease dihambat, virus baru yang matang tidak dapat dibuat. Protease inhibitor dalam perkembangan Beberapa produsen mencoba mengembangkan PI baru yang tidak resistan silang terhadap obat yang sudah ada. Tujuan lain adalah agar obat tidak membutuhkan penguatan (boosting) oleh ritonavir. CTP-518 dari GlaxoSmithKline adalah molekul baru yang mengganti beberapa molekul hidrogen di atazanavir dengan deuterium, sebuah molekul yang serupa dengan hidrogen. Deuterium dimetabolisasi lebih lamban dibandingkan hidrogen. CTP-518 mungkin mampu menahan tingkatnya dalam darah manusia yang cukup tanpa dibutuhkan penguat. Obat ini dalam uji coba Fase I. TMC dari Tibotec Therapeutics adalah PI baru dalam uji coba klinis Fase II. Obat ini dikuatkan oleh ritonavir. Fusion dan attachment inhibitor Golongan obat ini adalah baru. Obat dalam golongan ini bermaksud untuk melindungi sel dari infeksi oleh HIV melalui pencegahan pengikatan virus pada sel dan menembus selaput yang melapisi sel. Para peneliti berharap obat ini dapat mencegah infeksi pada sel oleh virus bebas (dalam darah) atau oleh kontak dengan sel yang sudah terinfeksi. Karena obat golongan ini diuraikan oleh asam dalam lambung, kebanyakan obat ini dipakai secara suntikan atau infus (IV). Fusion dan attachment inhibitor dalam perkembangan AK602 adalah menghambat CCR5 yang dikembangkan oleh Universitas Kumamoto di Jepang. Obat ini dalam uji coba klinis awal terhadap manusia. BMS adalah penghambat pengikatan yang mengikat pada reseptor CD4, langkah pertama dalam pengikatan. Hasil baik pada uji coba klinis Fase IIa dilaporkan pada CROI GSK oleh ViiV Healthcare adalah antagonis CCR5 dalam uji coba Fase I. HGS0004 dari Human Genome Sciences, sebuah penghambat antibodi monoklonal CCR5, yang sudah menyelesaikan uji coba klinis Fase II secara sukses. Ibalizumab (TNX-355) dari TaiMed Biologics menghambat reseptor CD4. Obat ini direkayasa secara genetik, sebuah antibodi monoklonal. Obat ini ditelitikan sebagai infus ke dalam pembuluh darah (IV) setiap dua atau empat minggu. Obat ini diberikan bersamaan dengan ARV lain. Belum ditemukan efek samping yang bermakna. Obat ini dalam uji coba klinis Fase II. INCB9471 dari Incyte Corporation menyelesaikan uji coba klinis Fase II pada relawan yang sehat secara berhasil. Obat ditahan dengan baik. Namun Incyte tidak akan melakukan uji coba lanjutan. Perusahaan tersebut akan melisensi obat ini pada perusahaan lain, dan akan berhenti pekerjaannya dengan HIV. PF dari ViiV Healthcare adalah penghambat CCR5. Obat ini dalam uji coba klinis Fase II. PRO 140 dari Progenics sudah mulai uji coba klinis Fase II. Obat ini menghambat tembusan dengan mengikat pada sebuah protein reseptor pada permukaan sel CD4. PRO 140 diberi status fast-track oleh FDA-AS. Obat ini diuji coba sebagai infus intravena dan dengan suntikan subkutan (di bawah kulit). 2

3 SCH dari Schering dalam uji coba klinis Fase I. Obat ini paling baik dipakai sebagai bagian dari rejimen yang termasuk ritonavir yang dapat dipakai sekali sehari. SP01A dari Samaritan Pharmaceuticals adalah penghambat pemasukan (entry inhibitor) HIV dalam uji coba klinis Fase III. Cenicriviroc (TBR-652) dari Tobira Therapeutics (dahulu TAK-652 dari Takeda) adalah penghambat CCR5, dalam uji coba Fase II. VCH-286 dari ViroChem Pharma adalah antagonis (pelawan) CCR5. Obat ini disetujui untuk uji coba Fase II. VIR-576 dari Viro Pharmaceuticals menunjukkan hasil yang baik dalam uji coba klinis Fase I. Pembuatan obat ini sangat mahal dan saat ini diberi secara infus. Obat antiretroviral lain Integrase inhibitor Setelah kode genetik diubah dari serat tunggal (RNA) menjadi serat ganda (DNA) oleh enzim reverse transcriptase, DNA-nya dipadukan pada kode genetik sel terinfeksi. Kemudian kode genetik HIV dibaca, dengan hasilnya unsur virus baru dibuat oleh sel induk. Langkah ini menjadi titik lagi dalam siklus hidup HIV yang dapat menjadi sasaran obat antiretroviral. Dolutegravir (S/GSK ) dari ViiV Healthcare adalah integrase inhibitor. Uji coba klinis Fase II menujukkan hasil yang lebih baik dengan dosis dua kali sehari dibandingkan sekali sehari. Obat ini akan mulai uji coba klinis Fase III. Obat ini tidak membutuhkan penguatan. Elvitegravir (juga dikenal sebagai Gilead 9137 dan JTK-303) sedang dalam uji coba klinis Fase III. Obat ini dikuatkan ritonavir atau GS 9350, penguat Gilead yang baru. Hampir semua elvitegravir dikeluarkan melalui tinja, sehingga tidak dibutuhkan penyesuaian takaran oleh pasien dengan masalah ginjal. S/GSK dari ViiV Healthcare adalah integrase inhibitor dalam uji coba Fase IIa. Maturation inhibitor Satu golongan obat baru menghambat perkembangan bentuk internal HIV saat virus baru terbuat. Maturation inhibitor (penghambat pematangan) pertama dalam uji coba klinis adalah bevirimat (PA457, sekarang MPC-4326) dari Myriad Pharmaceuticals. Sebuah senyawa lain juga dikembangkan sebagai alternatif. Hasil awal menunjukkan kegiatan antiretroviral yang baik dan obat mudah ditahan. Pada 2010, Myriad mengumumkan perkembangan maturation inhibitornya dihentikan. Zinc finger inhibitor Bagian inti dalam HIV disebut sebagai nukleokapsid. Nukleokapsid diikat oleh bentuk yang disebut sebagai zinc finger (jari zink). Zinc finger inhibitor (atau juga disebut sebagai zinc ejectors) adalah obat yang merombak bentuk ini dan mencegah fungsi virus. Para ilmuwan beranggapan bahwa nukleokapsid tidak mudah bermutasi, sehingga sebuah obat yang bekerja menghambat zinc finger mungkin efektif untuk jangka waktu yang lama. Sayangnya zink finger tidak hanya dipakai oleh HIV, sehingga obat yang berlawanan dengannya mungkin menyebabkan efek samping yang berat. Salah satu jenis zinc finger inhibitor azodicarbonamide (ADA) pernah diuji coba klinis Fase I/II, tetapi tidak ada laporan baru mengenai perkembangannya. SB-728-T dari Sangamo BioSciences adalah terapi gen zinc finger. Obat ini mulai uji coba klinis Fase I pada Viral delay accelerator Sebuah jenis obat baru yang sedang dikembangkan mendorong mutasi pada HIV sampai tingkat virus tidak lagi berfungsi. 3

4 KP1461 dari Koronis Pharmaceuticals dihentikan perkembangan pada 2008, tetapi dimulai lagi setelah hasil yang positif dari uji coba klinis Fase IIa. Terapi kekebalan Apa terapi kekebalan itu? Kebanyakan obat antiretroviral menyerang HIV untuk menghambat replikasinya. Pendekatan lain adalah pertahanan, menguatkan tanggapan kekebalan orang yang terinfeksi. Bagian ini menggambarkan terapi kekebalan yang baru. Terapi berdasarkan kekebalan termasuk beberapa pendekatan untuk meningkatkan kesehatan dengan menguatkan sistem kekebalan tubuh: Perangsang kekebalan meningkatkan fungsi kekebalan keseluruhan. Vaksin terapeutik meningkatkan tanggapan kekebalan terhadap HIV. Pengobatan antiradang mengurangi tanda peradangan di seluruh badan dengan harapan dampak negatifnya kepada kesehatan ikut dikurangi. Perangsang kekebalan Obat ini diciptakan untuk meningkatkan fungsi kekebalan keseluruhan. Interferon berada di tubuh dalam beberapa bentuk. Hemispherx Biopharma menguji coba Alferon, sebentuk interferon, dalam uji coba klinis Fase II dan III. Senyawa ini diharapkan akan menggiatkan beberapa pertahanan sel sendiri terhadap virus. Interleukin-2 (IL-2, Aldesleukin, Proleukin) dari Novartis adalah sitokin yang terkenal. Uji coba klinis yang besar tidak menunjukkan manfaat pada kesehatan pada Odha sama sekali. Interleukin-7 (IL-7) adalah sitokin yang terlibat dalam perkembangan dan penahanan hidup sel-t. Dua uji coba klinis Fase I melaporkan peningkatan besar dalam jumlah sel-t CD4 dan CD8. IL-7 mungkin bermanfaat buat orang dengan jumlah CD4 yang tidak naik walau pakai ART. Obat ini dibuat oleh Cytheris. TXA127 (angiotensin 1-7) dari Tarix Pharmaceuticals merangsang sumsum tulang untuk membuat sel progenitor. Sel ini dapat berkembang menjadi beberapa jenis sel kekebalan, termasuk sel CD4. Obat ini dalam uji coba klinis Fase I. Vaksin terapeutik Vaksin terapeutik meningkatkan tanggapan sel-t khusus terhadap HIV pada pasien dengan viral loadnya ditekankan oleh ART. Hal ini seharusnya memungkinkan pengendalian HIV yang lebih baik bila ART dihentikan. Sebuah pendekatan yang lain adalah untuk mengobati Odha sebelum infeksi HIV-nya menyebabkan penurunan yang bermakna pada jumlah CD4. Hal ini seharusnya menunda kebutuhan akan ART. Ada banyak calon obat pada tahap awal penelitian. Beberapa ambil sel kekebalan dan mengubahnya secara genetis. Sel yang diubah ini kemudian digandakan dan diberi kembali kepada pasien agar menerus berkembang dan melawan HIV. AGS-004 dari Argos mengambil contoh virus dari pasien dan memisahkan RNA-nya. RNA ini dimasukkan pada sel dendritik yang dimasukkan kembali ke pasien, untuk memicu tanggapan kekebalan terhadap virus. Proses ini dalam uji coba klinis Fase IIa. DermaVir dari Genetic Immunity mengubah contoh sel dendritik pasien. Obat ini dipakai sebagai cairan di bawah tempelan pada kulit. Uji coba klinis Fase II menunjukkan hasil yang positif. FIT-06 dari FIT Biotech adalah vaksin terapeutik. Obat ini diberi sebagai suntikan pada otot. Obat ini sudah menyelesaikan uji coba klinis Fase II. GSK dari GlaxoSmithKline adalah vaksin terapeutik yang baru mulai uji coba klinis Fase II. 4

5 HRG214 dari Virionyx adalah kelompok antibodi terhadap HIV yang direkayasakan secara genetik. Produk ini disebut sebagai passive immuno-therapeutic pharmaceutical. HRG214 dalam uji coba klinis Fase I/II. Pendekatan antiradang Peradangan dikaitkan dengan banyak dampak kesehatan yang buruk. Beberapa cara sedang ditelitikan untuk mengurangi peradangan. Fosfat klorokuin adalah obat malaria. Obat ini langsung melawan HIV dan mengurangi peradangan. Aspirin dan pentoksifilin sedang ditelitikan dalam kombinasi dengan ART untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Mesalamin adalah pil antiradang yang bertujuan pada sel dalam usus. Obat ini disetujui untuk mengobati beberapa keadaan peradangan. Para peneliti di University of California-San Francisco sedang meneliti apakah mesalamin dapat mengurangi sindrom bocor usus pada Odha pengguna ART. Terapi gen Beberapa pendekatan sedang diteliti untuk membuat sel CD4 resistan terhadap infeksi HIV. Beberapa di antaranya melibatkan mengambil sel kekebalan dari pasien terinfeksi HIV, mengubah dan menggandakannya, dan kemudian kembalinya ke pasien yang bersangkutan agar terus bertumbuh dan menentang infeksi HIV. HGTV43 dari Enzo Biochem adalah terapi antisense. Obat ini dalam uji coba klinis Fase I. Belum ada berita baru tentang statusnya. Lexgenleucel-T (VRX496) dari VIRxSYS juga memakai pendekatan antisense. Obat ini sudah menyelesaikan uji coba klinis Fase II. SB-728-T dari Sangamo BioSciences memakai teknologi zinc finger. Proses ini mengubah sel CD4 sehingga tidak menunjkukkan reseptor CCR5. Uji coba klinis Fase I menunjukkan hasil yang baik. M87o dari EUFETS AG adalah terapi gen yang membantu sel CD4 menentang infeksi oleh HIV. Obat ini dalam uji coba klinis Fase I. Apakah itu uji coba klinis? Uji coba klinis hanya mulai setelah penelitian awal dalam laboratorium, serta uji coba pada hewan, telah menunjukkan bahwa obat yang akan diuji adalah cukup aman untuk dipakai oleh manusia. Uji coba klinis terhadap manusia umumnya dilakukan dalam tiga langkah atau fase: Uji coba klinis Fase I Uji coba klinis Fase I menguji obat atau produk pada hanya sedikit orang (umumnya relawan yang sehat yang HIV-negatif atau yang HIV-positif yang tidak memakai obat lain) untuk mengetahui apakah produk adalah aman untuk dipakai, dan untuk menentukan takaran maksimum yang aman. Uji coba klinis Fase I/II Uji coba klinis Fase I/II menguji obat dengan sampai beberapa ratus orang HIV-positif untuk menemukan takaran yang paling efektif. Uji coba klinis Fase II Uji coba klinis Fase II menilai apakah obat adalah giat terhadap penyakit dalam jangka pendek dengan mengamati perubahan pada viral load dan jumlah CD4. Bila obat tidak giat, tidak dilakukan uji coba lanjutan. Uji coba klinis Fase II umumnya berlanjut untuk sedikitnya enam bulan. Uji coba klinis Fase III Uji coba klinis Fase III menguji obat pada kelompok orang yang lebih besar, sering pada berbagai klinik atau rumah sakit. Umumnya obat diberikan dengan takaran yang ditemukan cukup aman untuk kebanyakan orang pada uji coba klinis Fase I atau II, dan dianggap giat terhadap penyakit. Uji coba ini 5

6 membandingkan obat baru dengan obat yang sudah dipakai, atau kadang kala dengan pil gula dengan bentuknya sama dengan obat baru, yang disebut sebagai plasebo. Uji coba klinis Fase III umumnya berlanjut sedikitnya 12 bulan. Diperbarui 26 November 2011 berdasarkan FS The AIDS InfoNet 410 (4 April 2011), 430 (21 Mei 2011), 440 (4 April 2011), 460 (4 April 2011), 470 (4 Maret 2011), 480 (31 Oktober 2011), serta buku kecil NAM Clinical Trials (edisi ke-5, 2008). 6

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Update tentang Pengobatan HIV 1. Perkenalkan diri serta pengalaman Anda. Perkenalkan sesi ini sebagai ringkasan yang sangat singkat mengenai perkembangan dalam perawatan,

Lebih terperinci

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP Pemberian ARV pada PMTCT Dr. Janto G. Lingga,SpP Terapi & Profilaksis ARV Terapi ARV Penggunaan obat antiretroviral jangka panjang untuk mengobati perempuan hamil HIV positif dan mencegah MTCT Profilaksis

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS BAB 2 TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS 2.1 Pengenalan Singkat HIV dan AIDS Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, HIV adalah virus penyebab AIDS. Kasus pertama AIDS ditemukan pada tahun 1981. HIV

Lebih terperinci

VI. Mulai dengan apa rejimen lini pertama yang diusulkan untuk bayi dan anak

VI. Mulai dengan apa rejimen lini pertama yang diusulkan untuk bayi dan anak ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) VI. Mulai dengan apa rejimen lini pertama yang diusulkan untuk bayi dan anak Pertimbangan untuk pengobatan dengan pendekatan

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA. Gambar 1 Proses Infeksi Virus HIV terhadap sel Darah Putih Sehat (Feng dan Rong 2006)

MODEL MATEMATIKA. Gambar 1 Proses Infeksi Virus HIV terhadap sel Darah Putih Sehat (Feng dan Rong 2006) 5 MODEL MATEMATIKA Interaksi Virus Terhadap Sel Darah Putih Sehat AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV. Virus ini merusak sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mudah diserang berbagai

Lebih terperinci

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi Prakata Dengan semakin banyak perempuan di Indonesia yang terinfeksi HIV, semakin banyak anak juga terlahir dengan HIV. Walaupun ada cara untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi (PMTCT), intervensi

Lebih terperinci

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak:

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Menuju akses universal Oleh: WHO, 10 Juni 2010 Ringkasan eksekutif usulan. Versi awal untuk perencanaan program, 2010 Ringkasan eksekutif Ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAA 2.1 Epidemiologi HIV/AIDS Secara global Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan kasusa HIV tertinggi dia Asia sejumlah 380.000 kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan pada tahun

Lebih terperinci

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi Kepatuhan yang kurang, tingkat obat yang tidak cukup, resistansi

Lebih terperinci

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular?

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular? Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri

Lebih terperinci

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4),

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi dari virus HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV Tuberkulosis (TB) mewakili ancaman yang bermakna pada kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di dunia, dimana penderita HIV terbanyak berada di benua Afrika dan Asia. Menurut World Health Organization

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau

I. PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau I. PENDAHULUAN Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusiaakibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Accquired Immunodeficiency Syndrom) adalah stadium akhir pada serangkaian abnormalitas imunologis dan klinis yang dikenal sebagai spektrum infeksi Human Immunodificiency

Lebih terperinci

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? HEALTH Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Chris W Green Spiritia Jl. Kemiri No.10, Gondangdia,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. imuno kompromis infeksius yang berbahaya, dikenal sejak tahun Pada

I. PENDAHULUAN. imuno kompromis infeksius yang berbahaya, dikenal sejak tahun Pada 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu penyakit imuno kompromis infeksius yang berbahaya, dikenal sejak tahun 1981. Pada tahun 1983, agen penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu. Penurunan imunitas seluler penderita HIV dikarenakan sasaran utama

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu. Penurunan imunitas seluler penderita HIV dikarenakan sasaran utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu infeksi yang perkembangannya terbesar di seluruh dunia, dalam dua puluh tahun terakhir diperkirakan

Lebih terperinci

Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9

Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9 Saya menghadiri 9th Bangkok Symposium on HIV Medicine (Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9), dilaksanakan oleh HIV-NAT 18-20 Januari, didanai oleh IHPCP. Pertemuan ini terutama membidik profesional medis

Lebih terperinci

OBAT ANTIVIRUS GOLONGAN OBAT ANTI NONRETROVIRUS

OBAT ANTIVIRUS GOLONGAN OBAT ANTI NONRETROVIRUS OBAT ANTIVIRUS Virus hanya dapat ditanggulangi oleh antibodies selama masih berada di dalam darah. Bila virus sudah masuk ke dalam sel, segera system-interferon dengan khasiat antiviralnya turun tangan,

Lebih terperinci

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? SERI BUKU KECIL Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? Oleh Chris W. Green Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan kriteria WHO, anemia merupakan suatu keadaan klinis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan kriteria WHO, anemia merupakan suatu keadaan klinis 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia Pada Pasien HIV/AIDS 2.1.1 Definisi Anemia Berdasarkan kriteria WHO, anemia merupakan suatu keadaan klinis dimana konsentrasi hemoglobin kurang dari 13 g/dl pada laki-laki

Lebih terperinci

SISTEM PERTAHANAN TUBUH

SISTEM PERTAHANAN TUBUH SISTEM PERTAHANAN TUBUH Sistem Pertahanan Tubuh Sistem Pertahanan Tubuh Non spesifik Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik Jenis Kekebalan Tubuh Disfungsi sitem kekebalan tubuh Eksternal Internal Struktur Sistem

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 54, Mei 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa II. Salatiga, 6-10 Mei 2007 Oleh: Dhayan Dirgantara Pertemuan

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Buku ini adalah terjemahan dan penyesuaian dari HIV, Pregnancy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1,2,3. 4 United Nations Programme on HIV/AIDS melaporkan

BAB I PENDAHULUAN 1,2,3. 4 United Nations Programme on HIV/AIDS melaporkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi dari virus Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

ANTIVIRUS. D. Saeful Hidayat. Bagian Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

ANTIVIRUS. D. Saeful Hidayat. Bagian Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ANTIVIRUS D. Saeful Hidayat Bagian Farmakologi dan Terapeutik, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara 1 (VISHAM = racun ) VIRUS Mikroorganisme terkecil 20 30 mikron Prion protein penyebab penyakit

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 38, Januari 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9 (1) Oleh Babe, 22 Januari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS dan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum HIV/AIDS HIV merupakan virus yang menyebabkan infeksi HIV (AIDSinfo, 2012). HIV termasuk famili Retroviridae dan memiliki genome single stranded RNA. Sejauh ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan

Lebih terperinci

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah Oleh : H. Deddy Ismail, MM Pengelola Program HIV-AIDS dan IMS Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Apa yang terpikir dalam benak Anda sewaktu

Lebih terperinci

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). 10,11 Virus ini akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.

Lebih terperinci

PERANAN NON-VIRAL LOAD SURROGATE MARKER PADA PASIEN HIV(+) YANG DIMONITOR SELAMA PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL

PERANAN NON-VIRAL LOAD SURROGATE MARKER PADA PASIEN HIV(+) YANG DIMONITOR SELAMA PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL PERANAN NON-VIRAL LOAD SURROGATE MARKER PADA PASIEN HIV(+) YANG DIMONITOR SELAMA PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL Dr. Donna Partogi, SpKK NIP. 132 308 883 DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN FK.USU/RSUP

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi HIV dan AIDS 2.1.1 Patofisiologi infeksi HIV HIV merupakan virus golongan retrovirus yang dapat menginfeksi manusia, menyerang sistem imun tubuh, dan merupakan penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Joint United National Program on BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang Infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) saat ini merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia. Berdasarkan data yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tantangan pengobatan dan pencegahan terhadap acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) telah menjadi masalah global sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1981

Lebih terperinci

Penanganan HBV dan HCV sebagai Koinfeksi HIV

Penanganan HBV dan HCV sebagai Koinfeksi HIV Oleh: Babe, 15 Februari 2007 Saya baru saja ikut Kursus Singkat Nasional Penanganan Hepatitis B dan Hepatitis C, diselenggarakan oleh Sekretariat HIV/AIDS PB IDI sebagai Pra-Pertemuan Nasional HIV-AIDS

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PATEN OLEH PEMERINTAH TERHADAP OBAT ANTIVIRAL DAN ANTIRETROVIRAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PATEN OLEH PEMERINTAH TERHADAP OBAT ANTIVIRAL DAN ANTIRETROVIRAL PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PATEN OLEH PEMERINTAH TERHADAP OBAT ANTIVIRAL DAN ANTIRETROVIRAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHASA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) IV. Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV Bagian ini merangkum usulan WHO untuk menentukan adanya infeksi HIV (i) agar memastikan

Lebih terperinci

M. ESHA FAHLUTHFI PEMBIMBING : DR. HJ. IHSANIL HUSNA, SP.PD

M. ESHA FAHLUTHFI PEMBIMBING : DR. HJ. IHSANIL HUSNA, SP.PD M. ESHA FAHLUTHFI PEMBIMBING : DR. HJ. IHSANIL HUSNA, SP.PD Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Lebih terperinci

Laporan Simposium Bangkok HIVNAT ke-12

Laporan Simposium Bangkok HIVNAT ke-12 Simposium Bangkok HIV HIV-NAT dilakukan setiap tahun pada bulan Januari. Pada 2009 Simposium ke-12 dilakukan, dan untuk keempat kali, Babe untung dapat mengikutinya. Ini ada laporan Babe mengenai kesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir tahun 2015, United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan bahwa secara global sekitar 36.7 juta orang hidup dengan HIV dan 2.1 juta orang baru terinfeksi

Lebih terperinci

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang: Ruang Lingkup Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang: Fisika medik, Kimia medik, Biologi medik, Fisika Medik Aplikasi konsep, prinsip, hukum-hukum,

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id, Situs

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 21, Agustus 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pengalaman... Laporan Program ARV di Afrika Selatan Oleh Keith Alcorn, 27 April 2004 Para peneliti

Lebih terperinci

SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S1 )

SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S1 ) STUDI PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL PADA PENDERITA HIV(Human Immunodeficiency Virus) POSITIF DI KLINIK VOLUNTARY CONSELING AND TESTING RSUD dr. SOEBANDI JEMBER Periode 1 Agustus 2007-30 September 2008 SKRIPSI

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 50, Januari 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan 10 th Bangkok Symposium on HIV Medicine, 17-19 Januari 2007 Oleh: Chris Green Hari

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 43, Juni 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan United Nations General Assembly Special Session on HIV/AIDS. New York, 31 Mei - 2 Juni

Lebih terperinci

4.6 Instrumen Penelitian Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Etika Penelitian BAB V.

4.6 Instrumen Penelitian Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Etika Penelitian BAB V. DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... I LEMBAR PERSETUJUAN... II PENETAPAN PANITIA PENGUJI... III KATA PENGANTAR... IV PRASYARAT GELAR... V ABSTRAK... VI ABSTRACT... VII DAFTAR ISI... VIII DAFTAR TABEL... X Bab I.

Lebih terperinci

Laporan Simposium Bangkok HIVNAT ke-10

Laporan Simposium Bangkok HIVNAT ke-10 Laporan Simposium Bangkok HIVNAT ke-10 Simposium Bangkok HIV HIV-NAT dilakukan setiap tahun pada bulan Januari. Pada 2008 Simposium ke-10 dilakukan, dan untuk ketiga kali, Babe untung dapat mengikutinya.

Lebih terperinci

APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI

APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI Aplikasi Bioteknologi mampu meningkatkan kualitas suatu organisme dengan memodifikasi fungsi biologis suatu organisme

Lebih terperinci

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR072010031 Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Asuhan Keperawatan Wanita Dan Anak Dengan HIV/AIDS 1. Pencegahan Penularan HIV pada Wanita dan

Lebih terperinci

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR

ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME ZUHRIAL ZUBIR PENDAHULUAN Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah penyakit yg disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) HIV : HIV-1 : penyebab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS yang merupakan singkatan dari Acquired

BAB 1 PENDAHULUAN. menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS yang merupakan singkatan dari Acquired BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS dapat terjadi pada hampir semua penduduk di seluruh dunia, termasuk penduduk Indonesia. AIDS merupakan sindrom (kumpulan gejala) yang terjadi akibat menurunnya

Lebih terperinci

spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan TB-HIV Buku Pedoman untuk Pelatih

spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan TB-HIV Buku Pedoman untuk Pelatih spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan TB-HIV Buku Pedoman untuk Pelatih Disusun oleh Chris W. Green 2014 Pendahuluan Beberapa penelitian membuktikan bahwa orang yang hidup dengan HIV-AIDS (Odha) yang

Lebih terperinci

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu jenis retrovirus yang memiliki envelope, yang mengandung RNA dan mengakibatkan gangguan sistem imun karena menginfeksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit HIV & AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang dan menjadi masalah global yang melanda dunia. Indonesia merupakan negara di ASEAN yang paling tinggi

Lebih terperinci

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak Proses pengambilan keputusan untuk mulai ART pada bayi dan anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mencapai target Millenium Development Goal s (MDG s), peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mencapai target Millenium Development Goal s (MDG s), peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global. Meskipun program pengendalian TB di Indonesia telah berhasil mencapai target

Lebih terperinci

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS).

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS). iv ABSTRAK HIV positif merupakan kondisi ketika terdapat infeksi Human Immunodeficiency Virus di dalam darah seseorang. Sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul

Lebih terperinci

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN

VIRUS HEPATITIS B. Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage. Oleh AROBIYANA G0C PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN 1 VIRUS HEPATITIS B Untuk Memenuhi Tugas Browsing Artikel Webpage Oleh AROBIYANA G0C015009 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNUVERSITAS MUHAMADIYAH SEMARANG

Lebih terperinci

TATA LAKSANA IMUNODEFISIENSI PRIMER: PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA

TATA LAKSANA IMUNODEFISIENSI PRIMER: PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA IMUNODEFISIENSI PRIMER TATA LAKSANA IMUNODEFISIENSI PRIMER: PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA TATA LAKSANA IMUNODEFISIENSI PRIMER: PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA 1 IMUNODEFISIENSI PRIMER Imunodefisiensi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi AIDS Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) dapat diartikan sebagai kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang menyerang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus atau HIV adalah virus yang menyerang sel darah putih dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia.

Lebih terperinci

Pelatihan Pendidik Pengobatan

Pelatihan Pendidik Pengobatan Yayasan Spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan Latar Belakang Kami di Spiritia sering diminta menjadi penyelenggara pelatihan Pendidik Pengobatan untuk kelompok dukungan sebaya atau organisasi lain. Walaupun

Lebih terperinci

Sri Mulatsih RSUP Dr Sardjito,Yogyakarta

Sri Mulatsih RSUP Dr Sardjito,Yogyakarta Sri Mulatsih RSUP Dr Sardjito,Yogyakarta GIVE CHILDREN WITH CANCER A CHANCE FOR A CURE. PEDIATRIC CANCER IS NOT PREVENTABLE, BUT IT CAN BE DETECTED AT EARLY STAGES. PARAMETER ANAK DEWASA Lokasi Jaringan

Lebih terperinci

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI

BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI 1 BAHAYA AKIBAT LEUKOSIT TINGGI TUGAS I Disusun untuk memenuhi tugas praktikum brosing artikel dari internet HaloSehat.com Editor SHOBIBA TURROHMAH NIM: G0C015075 PROGRAM DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem. 2) Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem. 2) Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep HIV-AIDS a. Pengertian 1) AIDS adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh; bukan penyakit bawaan tetapi didapat dari hasil

Lebih terperinci

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN

TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN TEORI SISTEM IMUN - SMA KELAS XI SISTEM IMUN PENDAHULUAN Sistem Imun merupakan semua mekanisme pertahanan yang dapat dimobilisasi oleh tubuh untuk memerangi berbagai ancaman invasi asing. Kulit merupakan

Lebih terperinci

REVERSE TRANSKRIPSI. RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd. Oleh

REVERSE TRANSKRIPSI. RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd. Oleh REVERSE TRANSKRIPSI RESUME UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Genetika I Yang dibina oleh Prof. Dr. A. Duran Corebima, M.Pd Oleh UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di 1 BAB II PENDAHULUANN 1.1 Latar Belakangg Humann Immunodeficiencyy Viruss (HIV) / Acquired Immuno Deficiency Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di dunia, dimana jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Human Imunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Human Imunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan berbagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Imunodefisiensi Virus ( HIV) 2.1.1 Pengertian HIV Human Imunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan berbagai gejala penyakit yang disebut Acquired Immune

Lebih terperinci

B. KARAKTERISTIK VIRUS

B. KARAKTERISTIK VIRUS BAB 9 V I R U S A. PENDAHULUAN Virus merupakan elemen genetik yang mengandung salah satu DNA atau RNA yang dapat berada dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu secara intraseluler dan ekstrseluler. Dalam

Lebih terperinci

MEMBANGUN KEKEBALAN TUBUH, MENGHAPUS SERATUS PENYAKIT

MEMBANGUN KEKEBALAN TUBUH, MENGHAPUS SERATUS PENYAKIT MEMBANGUN KEKEBALAN TUBUH, MENGHAPUS SERATUS PENYAKIT Oleh : dr. Euis Heryati, M.Kes Makalah Disampaikan pada Kegiatan Gebyar Healthy Life, Happy Life 2009 BUMI SILIWANGI HEALTH CARE CENTER UNIVERSITAS

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Human Imunodeficiency Virus (HIV) 1. Pengertian HIV Human Imunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis retrovirus yang termasuk dalam family lintavirus, retrovirus memiliki kemampuan

Lebih terperinci

ANALISIS NUMERIK UNTUK IMMUNOTHERAPY PADA INFEKSI HIV-1

ANALISIS NUMERIK UNTUK IMMUNOTHERAPY PADA INFEKSI HIV-1 1 ANALISIS NUMERIK UNTUK IMMUNOTHERAPY PADA INFEKSI HIV-1 ROSIDAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 40, Maret 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa (2006) Oleh: Siradj Okta Pada pertengahan bulan Maret tahun

Lebih terperinci

PrEP: HIV Pre exposure Prophylaxis

PrEP: HIV Pre exposure Prophylaxis PrEP: HIV Pre exposure Prophylaxis Yuda Hananta 29 mei 2017 Tujuan Memahami rekomendasi terbaru tentang PrEP Mengidentifikasi kelompok yang cocok mendapatkan PrEP Mempelajari bagaimana pengelolaan program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi merupakan gambaran atau ekspresi dimana terdapat keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi seseorang dapat diukur dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

KORELASI STATUS ZINK DENGAN RESPON IMUNOLOGI TERAPI ARV PADA ANAK PENDERITA HIV/AIDS DI RSUP SANGLAH KOTA DENPASAR

KORELASI STATUS ZINK DENGAN RESPON IMUNOLOGI TERAPI ARV PADA ANAK PENDERITA HIV/AIDS DI RSUP SANGLAH KOTA DENPASAR KORELASI STATUS ZINK DENGAN RESPON IMUNOLOGI TERAPI ARV PADA ANAK PENDERITA HIV/AIDS DI RSUP SANGLAH KOTA DENPASAR Skripsi MADE RIANI CAHYANI 1108505043 JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI

CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI CATATAN SINGKAT IMUNOLOGI rina_susilowati@ugm.ac.id Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imun. Sistem imun dipunyai oleh berbagai organisme, namun pada tulisan ini sistem

Lebih terperinci

Hepatitis Virus dan HIV spiritia

Hepatitis Virus dan HIV spiritia SERI BUKU KECIL Hepatitis Virus dan HIV spiritia Hepatitis Virus dan HIV Hepatitis Virus dan HIV Buku ini adalah terjemahan dan penyesuaian dari Viral Hepatitis and HIV, yang ditulis oleh Tim Horn dan

Lebih terperinci

Laporan Simposium Bangkok HIVNAT ke-15

Laporan Simposium Bangkok HIVNAT ke-15 Untuk kali ketujuh, saya saat ini mengikuti Simposium Internasional Bangkok HIV HIV-NAT, tahun ini yang ke-15, di Bangkok. Seperti biasa, saya akan melaporkan kesan utama saya secara langsung setiap hari

Lebih terperinci

Etiology dan Faktor Resiko

Etiology dan Faktor Resiko Etiology dan Faktor Resiko Fakta Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Virus hepatitis C merupakan virus RNA yang berukuran kecil, bersampul, berantai tunggal, dengan sense positif Karena

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian yang dipilih adalah rancangan studi potong lintang (Cross Sectional). Pengambilan data dilakukan secara retrospektif terhadap data

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 65, April 2008 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Propinsi Kalimantan Barat II Pontianak, 17-19 Mei 2008 Oleh: Fransisca

Lebih terperinci

Laporan Simposium Bangkok HIVNAT ke-14

Laporan Simposium Bangkok HIVNAT ke-14 Laporan Simposium Bangkok HIVNAT ke-14 Simposium Bangkok HIV HIV-NAT dilakukan setiap tahun pada bulan Januari. Pada 2011 Simposium ke-14 dilakukan, dan untuk kelima kali, Babe untung dapat mengikutinya.

Lebih terperinci

Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS

Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS Virus baru : Coronavirus dan Penyakit SARS 23 Apr 2003 Kasus sindrom pernapasan akut parah, atau lebih dikenal dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) masih menempatkan berita utama di sebagian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Asam Asetilsalisilat (AAS) merupakan turunan dari asam salisilat yang ditemukan dari ekstraksi kulit pohon Willow Bark (Miller et al.,1978). AAS diperoleh dengan mereaksikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 HIV/AIDS 2.1.1 Pengertian dan penularan Human Immnunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga sistem kekebalan tubuh manusia melemah

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dipengaruhi epidemi ini ditinjau dari jumlah infeksi dan dampak yang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dipengaruhi epidemi ini ditinjau dari jumlah infeksi dan dampak yang 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Epidemi Human immunodeficiency virus (HIV) / Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) merupakan krisis global dan tantangan yang berat bagi pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1.1 Latar Belakang Penyakit human immunodeficiency virus/acquired immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS) disebabkan oleh infeksi HIV. HIV adalah suatu retrovirus yang berasal dari famili

Lebih terperinci

leukemia Kanker darah

leukemia Kanker darah leukemia Kanker darah Pendahuluan leukemia,asal kata dari bahasa yunani leukos-putih,haima-darah. leukemia terjadi ketika sel darah bersifat kanker yakni membelah tak terkontrol dan menggangu pembelahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI II. 1. HIV/AIDS dan Kepatuhan Menjalani Terapi ARV II. 1. 1. HIV/AIDS Definisi AIDS AIDS adalah kependekan dari acquired immune deficiency syndrome. Acquired berarti didapat, bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkurang. Data dari UNAIDS (Joint United Nations Programme on HIV and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkurang. Data dari UNAIDS (Joint United Nations Programme on HIV and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit infeksi dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue I, II, III, dan IV yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopticus.

Lebih terperinci