spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan TB-HIV Buku Pedoman untuk Pelatih

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan TB-HIV Buku Pedoman untuk Pelatih"

Transkripsi

1 spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan TB-HIV Buku Pedoman untuk Pelatih Disusun oleh Chris W. Green 2014

2 Pendahuluan Beberapa penelitian membuktikan bahwa orang yang hidup dengan HIV-AIDS (Odha) yang mempunyai pengetahuan dan pemahaman mengenai infeksinya bertahan hidup lebih lama, dengan mutu hidup yang lebih baik. Hal ini semakin benar dengan tersedianya obat antiretroviral, yang dapat menekankan virus di dalam darahnya sampai tingkat yang tidak terdeteksi bila dipakai semestinya. Sebaliknya, bila Odha tidak mengetahui cara kerja obat ini, dan tidak mengerti dampak dari ketidakpatuhan terhadap terapi, obat ini dapat menjadi sia-sia untuk Odha. Lagi pula, resistansi yang timbul pada tingkat individu dapat menyebar melalui perilaku berisiko, sehingga munculnya resistansi pada tingkat populasi, dengan dampak yang sangat buruk pada kesehatan masyarakat. Oleh karena ini, Spiritia didesak agar menyusun modul pelatihan pendidik pengobatan HIV-AIDS ini untuk dipakai oleh dan untuk anggota jaringan dukungan sebaya untuk Odha di Indonesia. Diharapkan modul ini dapat menjadi dasar untuk mengenal sebagian besar topik yang sering menjadi bahan diskusi oleh teman Odha yang ingin tahu mengenai infeksinya dan bagaimana penyakitnya dapat diobati. Lebih penting lagi, diharapkan informasi yang diberikan dapat dipakai untuk mendorong kepatuhan terhadap obat, dan menjadi alat untuk memberi semangat pada Odha yang memakai obat tersebut, atau mempertimbangkan penggunaannya. Lagi pula, semakin jelas bahwa koinfeksi dengan TB sangat meningkatkan risiko pada kehidupan Odha. Oleh karena itu, pengendalian TB pada Odha, termasuk pencegahan, diagnosis dini, dan pengobatan, harus mendapatkan perhatian yang lebih tinggi dalam pelatihan ini. Pada modul pelatihan yang disusun sebelumnya, hanya ada satu sesi yang membahas masalah TB-HIV. Dengan revisi ini, ditambah sesi yang membahas dasar TB, pengobatan TB, dan upaya untuk mengurangi beban TB pada Odha. Sebaliknya, ada beberapa topik yang tidak lagi dimasukkan pada modul ini, termasuk GIPA, Hak Asasi Manusia, dan HIV Stop di Sini. Namun topik ini tetap tersedia dari Spiritia. Modul pelatihan pendidik pengobatan yang pertama pada awal disusun berdasarkan program pelatihan All About Antiretrovirals, yang dikembangkan untuk dipakai dalam pelatihan para perawat di KwaZulu Natal, Afrika Selatan. Kami ingin mengucapkan terima kasih banyak pada Marcus McGilvray dan Nicola Willis, penyusun modul tersebut. Bagian baru yang membahas TB disusun berdasarkan Pelatihan Nasional Tanzania mengenai TB/HIV untuk Petugas Layanan Kesehatan, dan disesuaikan dengan bantuan dari dr. Ratih Pahlesia, Subdit TB, PP&PL Kemenkes RI. Kami mengucapkan terima asih banyak pada dr. Ratih atas waktu yang disediakan untuk menyempurnakan modul tersebut. Kami di Spiritia berharap agar modul ini dapat dipakai oleh kelompok dukungan sebaya untuk Odha di Indonesia, sebagai acuan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai HIV dan terapinya. Buku ini dapat dipakai oleh fasilitator, atau untuk belajar sendiri. Bila dipakai untuk melatih kelompok, pelatihan dapat dilakukan dengan kegiatan 4-5 hari penuh, atau modul demi modul, misalnya sekali seminggu. Setelah dilakukan pelatihan dalam bentuk apa saja, kami berharap kelompok yang memakainya dapat memberi laporan singkat pada Spiritia, yang menjelaskan bagaimana dipakai, dan hasil dari pelatihan termasuk masukan untuk memperbaiki modul atau pedoman. Silakan juga mengubah modul atau pedoman ini sesuai dengan kebutuhan. Kami hanya minta agar Spiritia ditunjukkan sebagai pembentuk aslinya. Seperti dengan versi sebelumnya, Spiritia menganggap modul ini sebagai pekerjaan dalam perkembangan, yang harus diperbarui dan disesuaikan berdasarkan perubahan pada keadaan epidemi HIV-AIDS di Indonesia, dan peningkatan dalam ketersediaan pengobatan untuk menghadapinya. Pasti juga ada bagian yang tidak jelas, atau bahkan salah. Kami sangat mengharapkan para pendidik yang memakai bahan ini akan memberi masukan dan usulan pada Spiritia agar modul ini dapat disempurnakan. Chris W. Green Maret 2012, Januari

3 Daftar Isi Pendahuluan...2 Daftar Isi...3 Terms of Reference...5 Persiapan untuk Pelatihan...6 Agenda...7 Evaluasi Hari...8 Evaluasi Akhir Pelatihan...9 Tes Prapelatihan...10 Modul: Prakata...12 Presentasi...12 Tugas Kepatuhan...16 Modul: Dasar HIV...18 Presentasi...18 Materi Dasar HIV 1: Siklus Hidup HIV...22 Materi Dasar HIV 2: Stadium Klinis HIV pada Orang Dewasa dan Remaja...23 Pelatihan Pelajaran...24 Pelatihan Pelajaran: Siklus Hidup HIV...26 Modul: Dasar ART...27 Presentasi...27 Materi Dasar ART 1: ARV yang Tersedia di Indonesia...33 Materi Dasar ART 2: Cara Kerja ARV...34 Pelatihan Pelajaran...35 Modul: Dasar TB...37 Presentasi...37 Pelatihan Pelajaran...44 Modul: Dasar OAT...46 Presentasi...46 Materi Dasar OAT: Obat Anti-TB yang Dipakai di Indonesia...51 Pelatihan Pelajaran...52 Modul: Efek Samping...54 Presentasi...54 Materi Efek Samping: ARV, Obat Anti-TB dan Efek Sampingnya...60 Pelatihan Pelajaran...61 Modul: Resistansi...64 Presentasi...64 Pelatihan Pelajaran...70 Modul: Kepatuhan...72 Presentasi...72 Materi Kepatuhan 1: Cara Menjelaskan Dampak bila Kita Tidak Tepat pada Waktu...79 Materi Kepatuhan 2: Interaksi antara Metadon dan Beberapa Obat Lain...81 Pelatihan Pelajaran...82 Modul: HIV pada Anak...85 Presentasi...85 Pelatihan Pelajaraan...90 Modul: ART & Anak...91 Presentasi...91 Materi ART & Anak: Stadium WHO untuk bayi dan anak yang terinfeksi HIV...99 Pelatihan Pelajaran...100, Januari

4 Modul: TB pada Anak Presentasi Materi TB pada Anak: Sistem skor gejala dan pemeriksaan penunjang TB Pelatihan Pelajaran Modul: HIV & Perempuan Presentasi Pelatihan Pelajaran Modul: Infeksi Oportunistik Presentasi Pelatihan Pelajaran Modul: HIV & Hepatitis Presentasi Materi HIV & Hepatitis 1: Alur Diagnosis Hepatitis B Materi HIV & Hepatitis 2: Alur Pengobatan Hepatitis B Materi HIV & Hepatitis 3: Alur Pengobatan Hepatitis C Pelatihan Pelajaran Modul: Perawatan Komprehensif Presentasi Modul: Gizi terkait ART & TB Presentasi Materi Gizi terkait ART & TB 1: Panduan Manajemen Gejala Materi Gizi terkait ART & TB 2: Karbohidrat, Protein dan Lemak Materi Gizi terkait ART & TB 3: Vitamin dan Mineral Penting Modul: Penjagaan Kesehatan Presentasi Modul: Tiga I Presentasi Materi Tiga-I: Formulir Skrining TB pada Odha Pelatihan Pelajaran Modul: Infeksi Menular Seksual Presentasi Modul: Pembelajaran Orang Dewasa Presentasi Materi Pembelajaran Orang Dewasa: Sikap Orang Dewasa Modul: Tugas Pelatih Presentasi Modul: Advokasi Presentasi Tes Pascapelatihan Jawaban pada Tes Prapelatihan dan Pascapelatihan...178, Januari

5 Terms of Reference Pelatihan Pendidikan Pengobatan Latar Belakang Di Indonesia, lebih dari orang yang hidup dengan HIV/AIDS (Odha) pernah mulai terapi antiretroviral (ART terapi untuk menekankan pembuatan HIV) pada Juni 2007, dengan obat yang disediakan dengan subsidi penuh oleh pemerintah melalui Departemen Kesehatan (Depkes). Pada awal, obat tersedia di 25 rumah sakit di 17 kota, tetapi jumlah rumah sakit rujukan AIDS itu sudah ditambah menjadi lebih dari 237 di 33 provinsi. Saat ini, lima jenis obat dari dua golongan antiretroviral tersedia sebagai rejimen lini pertama, sementara ada tiga jenis obat lagi tersedia sebagai rejimen lini kedua, untuk mereka yang mengalami kegagalan pada rejimen lini pertama. Walau begitu, lebih dari Odha sudah meninggal dunia setelah mulai ART, dan lebih dari Odha lain kehilangan atau berhenti penggunaannya. Sebenarnya, ada banyak Odha yang sudah mulai terapi tetapi masih belum mengerti secara jelas mengenai semua aspek pengobatannya, termasuk dampak dari kepatuhan, efek samping, dan kombinasi obat, atau bagaimana menjangkau obat tersebut. Ada laporan bahwa banyak Odha memakai obat tanpa mengikuti pedoman walaupun diberi tahu mengenai ini oleh dokter. Tambahan, kita harus sadar bahwa jumlah dokter yang mempunyai pengetahuan, pengalaman dan keterampilan untuk menangani terapi ini sangat terbatas di semua daerah di Indonesia, dan kebanyakannya mempunyai waktu yang sangat terbatas untuk membahas dengan pasiennya. Hasil yang tidak dapat dielakkan dari semua tantangan ini adalah ketidakpatuhan, perkembangan resistansi, kegagalan terapi, dan risiko pada kesehatan masyarakat akibat penularan jenis virus yang resistan. Satu cara yang penting untuk mengurangi kemungkinan masalah ini akan terjadi dan meningkatkan keefektifan terapi untuk Odha adalah untuk melibatkan sebaya, keluarga dan komunitas, untuk mendukung Odha tersebut dengan pengetahuan dan keterampilan. Tujuan Utama Tingkatkan mutu hidup Odha, melalui peningkatan akses pada pengobatan bermutu untuk HIV dan pada informasi untuk meningkatkan tingkat keberhasilannya Tujuan Pelatihan Tingkatkan pengetahuan dan keterampilan Odha dan komunitas yang terpengaruh mengenai ART Libatkan Odha dan komunitas yang terpengaruh dalam dukungan pada Odha yang mulai ART Dorong Odha untuk memulai ART dengan penuh percaya diri Sediakan modul pelatihan pendidikan pengobatan yang dapat dipakai oleh peserta untuk melakukan pelatihan sejenis pada kelompoknya atau lembaganya Kriteria Peserta Diharapkan peserta yang akan hadir di pelatihan pendidik pengobatan ini untuk memenuhi beberapa kriteria tertentu, antara lain: 1. Peserta sudah mempunyai pemahaman/pengetahuan penuh tentang dasar HIV; 2. Peserta minimal mempunyai sedikit pengetahuan tentang pengobatan HIV; 3. Peserta tertarik belajar tentang pengobatan HIV dan bersedia membagi pengetahuannya kepada anggota kelompoknya dan Odha di daerahnya; dan 4. Peserta siap membaca semua buku kecil dan lembaran informasi Spiritia sebelum hadir., Januari

6 Persiapan untuk Pelatihan Modul pelatihan ini adalah untuk kursus lima hari. Jumlah peserta ideal adalah 16 (min. 12, maks. 18). Fasilitasi Modul ini dirancang untuk dikajikan oleh sedikitnya dua fasilitator. Dengan ini, ada perbedaan dalam pola dan kecepatan pelatihan. Hal ini juga membagi beban. Misalnya, satu fasilitator dapat membawa satu sesi, kemudian yang berikut dibawa oleh fasilitator lain. Dengan ini, satu fasilitator dapat membidik pada tanggapan dari peserta, sedangkan yang kedua bertindak sebagai pembantu, dan menulis jawaban pada papan. Karena ada cukup banyak materi yang harus diangkat, fasilitator harus mengamati waktu dan bergerak melalui sesi secara efisien, sekali pun memberi cukup waktu agar peserta dapat melakukan kegiatan dan membahas masalah penting yang muncul. Selain modul yang ada di pedoman ini, diharapkan dapat dilakukan beberapa sesi penunjang dengan narasumber dari luar lihat Agenda pada halaman berikut. Persiapan Sebelum pelatihan dimulai, bacalah modul ini secara hati-hati untuk memastikan: apa yang harus dilakukan pada setiap unsur mengapa harus dilakukan bagaimana dilakukan siapa akan menyampaikan setiap unsur pelatihan Ruang Pelatihan Jika mungkin, meninjau ruang pelatihan sebelum hari pertama pelatihan. Pada Hari H, datanglah sedikitnya 45 menit sebelum pelatihan dijadwalkan, agar membuat ruangannya nyaman dan agar dapat istirahat sejenak sebelum mulai kerja. Karena pelatihan ini mengangkat materi yang cukup rumit, sebaiknya disediakan meja dan kursi, atau kursi kuliah, untuk peserta. Bentuk terbaik adalah dengan menyusunnya sebagai sepertiga lingkaran lihat gambar. Jangan biarkan ada kursi kosong. Bila ada peserta yang tidak hadir, keluarkan kursi kosong. Dengan ini, dapat menghindari kesadaran bahwa ada sesuatu yang hilang. Tujuan ini adalah untuk membentuk rasa kesatuan dan kebersamaan dalam kelompok. Aturkan agar peserta tidak duduk di tempat yang sama setiap hari. Minta mereka pindah, dan duduk di sebelah orang lain setiap hari. Hal ini akan meningkatkan interaksi dan sharing. Alat-Alat/Materi Bahan/alat yang dibutuhkan untuk melakukan pelatihan ini: alat (komputer + proyektor (InFocus) + layar) dan PowerPoint, serta pointer laser papan tulis beberapa helai kertas yang besar/kertas plano/flipchart spidol untuk papan tulis lakban/isolasi map/buku nota dan pena untuk peserta, Januari

7 binder untuk buku peserta, serta materi (catatan: jawaban sebaiknya ditahan dan hanya disebarkan pada akhir sesi yang bersangkutan) buku kecil dan lembaran informasi Spiritia Kegiatan Penunjang Setiap hari sebaiknya dibuka dengan doa, serta kegiatan Apa kabar pagi ini (selain hari pertama). Setelah itu, ada baik bila diambil beberapa menit untuk membahas pertanyaan dari hari sebelumnya, baik yang ditulis pada evaluasi hari, maupun yang diajukan secara lisan oleh peserta. Beberapa sesi lengkap dengan Pelajaran Pelatihan, dengan pertanyaan untuk dijawab secara individu atau oleh sub-kelompok setelah diskusi. Juga ada beberapa studi kasus, yang bermaksud untuk merangsang pikiran oleh peserta. Setiap kali setelah makan siang dan rehat kopi dilakukan energizer (permainan, agar badan bergerak ), dan juga untuk meningkatkan rasa kebersamaan antara peserta. Kegiatan ini dapat membutuhkan menit tiga kali sehari. Setiap hari ditutup dengan doa, yang didahului dengan acara Kesan hari ini (kecuali hari terakhir). Pada setiap hari setelah sesi Dasar HIV, peserta dibagi untuk meragakan kembali siklus hidup HIV di depan kelas. Kalau pelatihan lima hari, setiap awal hari 3-4 peserta diminta meragakannya; bila pelatihan hanya tiga hari, dilakukan juga setelah makan siang, agar semua peserta diberi kesempatan untuk melakukannya. Dengan metode ini, diharapkan peserta dapat lebih memahami dan mengingat siklus hidup HIV, serta merasa lebih percaya diri untuk menyampaikan pada kelompoknya sendiri. Agenda Acara Pembukaan/Perkenalan Prakata/Informasi sebagai Terapi Kesepakatan Belajar Tes Prapelatihan Dasar HIV Dasar ART Dasar TB Dasar OAT Efek Samping Resistansi Kepatuhan HIV pada Anak ART & Anak TB pada Anak HIV & Perempuan Infeksi Oportunistik HIV & Hepatitis Perawatan Komprehensif Gizi terkait ART-TB Penjagaan Kesehatan Tiga-I Infeksi Menular Seksual & HIV Hak Pasien & Dokter/Perawat* Pencegahan Positif* Pemberlajaran Orang Dewasa Tugas Pelatih Advokasi Tinjauan/Evaluasi/Penutup Tes Pascapelatihan Total * Oleh pembicara eksternal; tidak termasuk dalam modul Waktu 30 Menit 30 Menit 15 Menit 30 Menit 105 Menit 105 Menit 105 Menit 75 Menit 105 Menit 75 Menit 105 Menit 60 Menit 75 Menit 45 Menit 75 Menit 90 Menit 75 Menit 30 Menit 45 Menit 30 Menit 45 Menit 40 Menit 40 Menit 60 Menit 45 Menit 60 Menit 30 Menit 60 Menit 30 Menit 1715 Menit, Januari

8 Evaluasi Hari Evaluasi Hari 1. Sesi hari ini menarik: Tanggal: Sangat tak setuju Tak setuju Tidak tahu Setuju Sangat setuju Sesi hari ini bermutu tinggi: Sangat tak setuju Tak setuju Tidak tahu Setuju Sangat setuju Sesi hari ini memenuhi harapan saya: Sangat tak setuju Tak setuju Tidak tahu Setuju Sangat setuju Sesi hari ini memberi materi yang baru untuk saya: Sangat tak setuju Tak setuju Tidak tahu Setuju Sangat setuju Waktu yang disediakan hari ini dipakai secara efektif: Sangat tak setuju Tak setuju Tidak tahu Setuju Sangat setuju Pembicara hari ini menarik: Sangat tak setuju Tak setuju Tidak tahu Setuju Sangat setuju Materi hari ini jelas: Sangat tak setuju Tak setuju Tidak tahu Setuju Sangat setuju Sesi yang paling berguna untuk saya: 9. Sesi yang paling tidak berguna untuk saya: 10: Saya ingin penjelasan tambahan mengenai: 11. Saya ingin mendapatkan jawaban pada pertanyaan yang berikut: a. b. c. 12: Komentar lain:, Januari

9 Evaluasi Akhir Pelatihan Evaluasi Akhir Pelatihan 1. Sesi umumnya menarik: Sangat tak setuju Tak setuju Tidak tahu Setuju Sangat setuju Sesi umumnya bermutu tinggi: Sangat tak setuju Tak setuju Tidak tahu Setuju Sangat setuju Sesi umumnya memenuhi harapan saya: Sangat tak setuju Tak setuju Tidak tahu Setuju Sangat setuju Sesi umumnya memberi materi yang baru untuk saya: Sangat tak setuju Tak setuju Tidak tahu Setuju Sangat setuju Waktu yang disediakan umumnya dipakai secara efektif: Sangat tak setuju Tak setuju Tidak tahu Setuju Sangat setuju Pembicara umumnya menarik: Sangat tak setuju Tak setuju Tidak tahu Setuju Sangat setuju Materi umumnya jelas: Sangat tak setuju Tak setuju Tidak tahu Setuju Sangat setuju Fasilitas tempat pelatihan cukuk baik: Sangat tak setuju Tak setuju Tidak tahu Setuju Sangat setuju Sesi yang paling berguna untuk saya: 10. Sesi yang paling tidak berguna untuk saya: 11: Saya akan bertindak seperti berikut sebagai hasil dari pelatihan ini: 12: Komentar lain:, Januari

10 Tes Prapelatihan Tes Prapelatihan Catatan: Untuk setiap pertanyaan, hanya ada satu jawaban yang benar. 1. Sel yang mana menjadi sasaran utama HIV untuk replikasi? Sel darah merah Sel limfosit-b Sel CD4 Sel DNA Tidak tahu 2. Setelah terinfeksi HIV, rata-rata Odha yang tidak memakai ART akan berlanjut ke masa AIDS setelah: 3 minggu-3 bulan 18 bulan 7-10 tahun tahun Tidak tahu 3. Sebutkan tiga golongan antiretroviral yang dipakai di ART lini-1 dan lini-2 1: 2: 3: 4. Terapi antiretroviral sebaiknya dimulai: Saat jumlah CD4 menjadi 350 Saat jumlah CD4 menjadi 200 Setelah sakit berat Waktu limfosit total di atas 2000 Tidak tahu 5. Odha sebaiknya tidak mulai ART bila dia belum siap: Benar Tidak benar Tidak tahu 6. Mual dan sakit kepala adalah efek samping dari: AZT INH Nevirapine Umum untuk semua ARV/OAT Tidak tahu 7. Sebaiknya Odha tidak diberi tahu mengenai efek samping agar dia tidak takut memakainya: Benar Tidak benar Tidak tahu 8. Hasil tes cepat non-reaktif pada anak berusia 12 bulan berarti: Bayi mungkin dalam masa jendela Status HIV-nya baru dapat dipastikan pada usia 18 bulan Bayi pasti tidak terinfeksi HIV Bayi pasti tidak terinfeksi HIV, asal tidak disusui oleh ibu terinfeksi HIV Tidak tahu 9. Odha sebaiknya tidak menjadi hamil: Benar Tidak benar Tidak tahu 10. Kemungkinan bayi yang dilahirkan oleh ibu HIV-positif akan menjadi terinfeksi HIV, bila tidak ada intervensi dan bila bayinya diberi ASI adalah: 1-5% 5-10% 30-40% % Tidak tahu, Januari

11 Tes Prapelatihan 11. Untuk menghindari terjadi resistansi, sebaiknya kita: Pakai 1 jenis ARV saja Pakai 2 jenis ARV bersama Pakai 3 jenis ARV bersama Tidak pakai lebih dari 5 pil per hari Tidak tahu 12. Kepatuhan berarti kita: Pakai obat yang benar Pakai obat pada waktu yang benar Pakai obat dengan cara benar Semua di atas Tidak tahu 13. Untuk menghindari resistansi, kita sebaiknya tidak lupa memakai obat lebih dari: 3 kali seminggu 5 kali sebulan 3 kali sebulan Tidak boleh lupa sama sekali Tidak tahu 14. Sebaiknya pemberian ART untuk bayi terinfeksi HIV ditunda sampai usia lebih dari satu tahun: Benar Tidak benar Tidak tahu 15. TB pada Odha dengan jumlah CD4 yang sangat rendah: Kemungkinan mengakibatkan batuk berdahak yang BTA+ Menyebabkan hasil rontgen dada yang sangat spesifik/mudah dilihat Sering kali di luar paru Jarang menjadi aktif Tidak tahu 16. Infeksi oportunistik hanya terjadi bila jumlah CD4: Di bawah 100 Di bawah 200 Di bawah 300 Apa pun Tidak tahu 17. ARV bentuk sirup adalah formulasi terbaik untuk bayi dengan HIV: Benar Tidak benar Tidak tahu 18. Pernyataan mana yang berikut mengenai TB TIDAK benar? Penularan umumnya terjadi dengan menghirup hasil bersin/batuk orang terinfeksi aktif TB paling umum berpengaruh pada paru Diagnosis TB harus ditegaskan dengan rontgen dada Orang dapat terinfeksi TB tanpa mengalami penyakit TB Tidak tahu 19. Infeksi TB menimbulkan masalah untuk Odha, karena: TB adalah penyebab kematian kebanyakan Odha Pengobatan TB pada Odha lebih rumit HIV berlanjut lebih cepat pada Odha dengan TB Semua di atas Tidak tahu 20. Ada vaksin untuk mencegah TB pada orang dewasa: Benar Tidak benar Tidak tahu, Januari

12 Modul - Prakata Modul: Prakata Tujuan Modul Modul ini menjadi pengantar pada pelatihan, termasuk tujuan dan susunan acara. Setelah mengikuti modul ini, peserta harus mampu: Menggambarkan konsep terapi sebagai informasi Menyebutkan alasan kita bicara mengenai TB terkait HIV Mengenal tujuan pelatihan Menjelaskan peranan pendidik pengobatan Waktu yang dibutuhkan Presentasi: Diskusi: Total: 30 menit 30 menit Presentasi Informasi sebagai Terapi Program Pelatihan Pendidik Pengobatan 1. Perkenalkan diri serta pengalaman Anda. Perkenalkan sesi ini sebagai prakata pada pelatihan pendidik pengobatan. Sesi ini akan memperkenalkan konsep bahwa informasi adalah sejenis terapi. Konsep ini mendasari seluruh pelatihan pendidik pengobatan. Kemudian sesi akan menyampaikan tujuan pelatihan, dan tugas pendidik pengobatan. Dorong peserta agar mengajukan pertanyaan kapan saja. Apa artinya terapi? Usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit Bukan usaha medis...! Tidak menyembuhkan 2. Kemungkinan peserta belum pernah mendengar anggapan bahwa informasi adalah terapi. Minta peserta mengusulkan definisi terapi. Jelaskan bahwa terapi adalah upaya apa saja yang dapat menyamankan seorang yang sakit. Terapi tidak terbatas pada usaha medis, dan tidak juga hanya bertujuan untuk menyembuhkan. Jadi, pengertian terapi lebih luas daripada hanya sekadar pengobatan atau perawatan., Januari

13 Modul - Prakata Apakah terapi hanya fisik? Terbatas pada pil, bedah, jamu, pijat? Semua ini didukung oleh informasi Tanpa informasi: Bagaimana kita tahu ada terapi baru? Apakah terapi itu efektif? Untuk gejala apa? Di mana tersedia? Bagaimana diperoleh? Harganya? 3. Kita cenderung menganggap terapi sebagai sesuatu yang fisik: pil, jamu, pijat, akupunktur. Jarang kita dengar informasi dianggap sebagai terapi. Namun informasi melatarbelakangi semua bentuk terapi lain. Tanpa informasi, bagaimana kita dapat mengerti tentang berbagai terapi yang ada? Apakah terapi itu efektif? Untuk gejala apa? Di mana terapi itu tersedia? Bagaimana kita memperolehnya? Berapa harganya? Sebagian jawaban akan disampaikan pada pelatihan ini, jadi pelatihan ini terapi informasi. Informasi, Terapi Pertama & Utama Bukan sekadar pengetahuan Harus dalam bentuk dan bahasa yang cocok, pada waktu dibutuhkan Terapi untuk muram, depresi, ketakutan 4. Terapi informasi bukan sekadar pengetahuan. Contoh: Bila kita dites HIV-positif, banyak pertanyaan muncul: Apa itu AIDS? Apa bedanya dengan HIV? Apakah saya akan segera meninggal? Bagaimana kelanjutannya? Bagaimana penularannya? Apa pengobatannya? Gejalanya apa? Pantas kita merasa muram atau takut; kita tidak dapat bayangkan masa depan. Apa pengobatan untuk depresi ini, ketakutan ini? Bukan obat, bukan pengobatan medis, tetapi jawaban terhadap pertanyaan kita. Informasi, dengan bentuk dan bahasa yang dapat kita pahami dan pada waktu kita perlukan. Informed consent Artinya informed consent : kita mempunyai informasi yang cukup dan tepat untuk mengambil keputusan yang baik Wajib untuk semua bentuk tindakan medis Efek samping, harga, takaran, tujuan, dll. 5. Informasi berkaitan dengan informed consent. Bagaimana kita dapat mengambil keputusan terbaik tanpa informasi yang lengkap dan benar? Walau kita cenderung hanya mengaitkan informed consent dengan tes HIV, informed consent seharusnya wajib untuk semua bentuk tindakan medis. Apakah kita cukup tahu tentang maksudnya, efek sampingnya, harganya, kesulitan untuk memakainya, dll., supaya kita dapat dengan tenang hati memutuskan untuk menerima terapi ini. Terapi informasi harus selalu mendahului terapi obat. Paham, ingat & tanya Informasi Pengertian Pasien yang benar-benar paham keadaan, penyakit, pengobatan, serta pilihannya akan bertahan hidup jauh lebih lama daripada pasien ya Dok Mengerti Mengingat Tahu ada informasi, dan di mana mencarinya Cara terbaik untuk dapat informasi: tanya! 6. Informasi tidak sama dengan pengertian. Namun penelitian sering menunjukkan bahwa pasien yang benar-benar mengerti keadaannya akan bertahan hidup jauh lebih lama daripada pasien yang sekadar percaya pada dokternya. Mengerti juga tidak sama dengan mengingat. Dengan tersedianya semakin banyak informasi, mustahil kita mengingat semuanya. Kita harus tahu bahwa ada informasi dan di mana mencarinya. Cara terbaik untuk memperoleh informasi adalah dengan pertanyaan. Tidak ada pertanyaan tolol sehubungan dengan kesehatan kita sendiri. Kita punya hak untuk mendapatkan informasi., Januari

14 Modul - Prakata Sumber informasi Buku kecil Spiritia Lembaran Informasi Milis WartaAIDS 7. Ada berbagai sumber informasi, seperti ditunjukkan di sini. Untuk yang dapat berbahasa Inggris, jelas ada banyak sumber informasi lain. Bila ada pertanyaan, dapat dikirim ke milis WartaAIDS. Situs web Spiritia menyediakan dua pilihan: ada forum dan juga ada layanan tanya-jawab. Kita juga dapat menyampaikan pertanyaan ke teman-teman di Spiritia melalui telepon. Situs Web Spiritia Forum Tanya-Jawab HIV & TB Mengapa kita bicarakan TB? HIV mulai dikendalikan Berkat ART, harapan hidup Odha serupa dengan masyarakat lain asal TB dikendalikan juga TB penyebab kematian utama untuk Odha Namun umumnya TB dapat disembuhkan TB semakin rumit Ada versi TB yang tidak dapat diobati Jadi penting kita membahas kedua infeksi 8. Kita mengikuti Pelatihan Pendidik Pengobatan HIV dan TB; mengapa kita secara khusus membahas TB, dan bukan (misalnya) hepatitis? Seperti kita akan melihat, berkat ART, infeksi HIV mulai dikendalikan, dan kita kemungkinan tidak akan meninggal karena infeksinya; Tetapi tetap ada kemungkinan kita dapat meninggal karena TB, penyebab utama kematian Odha. TB umumnya dapat disembuhkan. Tetapi penanggulangan TB semakin rumit, dengan versi TB yang tidak dapat diobati sama sekali. Jadi penting kita dan anggota kelompok lebih paham dampak kedua infeksi. Tujuan pelatihan Tujuan Menurunkan risiko kematian pada Odha akibat TB dan meningkatkan mutu hidup mereka. Hasil yang diharapkan: Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Odha dan komunitas yang terpengaruh mengenai HIV-TB. Odha melakukan deteksi dini (early diagnosis) sehingga dapat dilakukan pengobatan TB lebih awal (early treatment); Jejaring layanan TB dengan layanan HIV dikembangkan dan dikuatkan di wilayah masing-masing. 9. Dengan latar belakang itu mengenai terapi informasi, kita mungkin lebih paham mengenai tujuan pelatihan. Bacakan tujuan satu per satu, dan minta pertanyaan atau pendapat peserta. Apakah tujuan ini mencerminkan harapan peserta sendiri dari pelatihan ini? Minta peserta mengingat tujuan ini dan pada akhir pelatihan coba menilai apakah tujuan dicapai. Peranan pendidik pengobatan Sumber informasi mengenai pengobatan untuk anggota kelompok/komunitas Dorong kepatuhan terhadap ART/OAT Advokasi Pemantauan Perantara dengan petugas layanan kesehatan 10. Terkait dengan tujuan adalah bagaimana kita melihat peranan dan tugas kita sebagai pendidik pengobatan. Minta peserta mengajukan pikirannya mengenai ini. Jelaskan bahwa kita bukan dokter, bukan ahli, dan kita sebaiknya membangun hubungan erat dengan dokter. Bila ragu, selalu usulkan Odha untuk periksa ke dokter. Minta peserta membagi pengalaman mengenai ini. Penting kita sadar terhadap keterbatasan kita!, Januari

15 Modul - Prakata Bahasa dan istilah Masalah cukup rumit Sulit dijelaskan secara singkat/sederhana Kadang dipakai istilah kedokteran Agar kita dapat berhubungan dengan dokter Rujuk pada Lembaran Informasi (LI) dan Daftar Istilah (LI 999) Tidak semuanya akan dipahami sepenuhnya Jangan ragu mengajukan pertanyaan 11. Pada pelatihan ini, kami akan memakai bahasa dan istilah yang mungkin agak asing untuk beberapa peserta. Sebagian ini disebabkan karena beberapa topik sulit disederhanakan, tetapi juga karena kita harus mampu berbicara dengan dokter, dan harus siap menjelaskan artinya pada pasien. Bila kita mengharapkan kita akan dihargai oleh dunia kedokteran, penting kita berbicara dengan bahasanya. Bila ada istilah baru, coba cari di daftar istilah. Dan jangan ragu mengajukan pertanyaan kapan saja bila tidak mengerti. Satu istilah yang mungkin membingungkan adalah kuman. Kita mengartikan kuman sebagai makhluk apa saja yang dapat menimbulkan infeksi, walau secara resmi (menurut KBBI), kuman berarti bakteri TB. Susunan acara Lihat paket informasi Cukup padat, tetapi diusahakan interaktif Dapat melakukan sesi tambahan pada malam hari Bila tidak paham, tanya! 12. Jelaskan bahwa susunan acara ada di paket informasi. Memang programnya cukup padat, dan tidak semuanya akan langsung ditangkap. Kita tidak mungkin menjadi ahli dalam 4 hari. Bila diperlukan, kami siap melakukan sesi tambahan tentang topik apa saja pada malam. Juga jangan ragu mengajukan pertanyaan, baik dalam sesi, maupun pada waktu istirahat. Sekali lagi, hanya ada satu jenis pertanyaan yang bodoh: pertanyaan yang tidak ditanyakan! Tidak ada pertanyaan yang salah atau bodoh! Apa yang dapat kita lakukan? Kebanyakan sesi akan berakhir dengan pertanyaan ini Pendapat kalian penting! Suara kita sebagai komunitas sangat kuat. Kita dapat berpengaruh Setiap sesi akan ditutup dengan pertanyaan: Apa yang dapat kita lakukan...? Biasanya pertanyaan ini akan dilemparkan pada peserta, untuk mendapatkan masukkan dari kita semua mengenai bagaimana kita dapat mengubah keadaan, agar tujuan kita untuk tingkatkan mutu hidup Odha melalui peningkatan akses pada pengobatan bermutu untuk HIV dan pada informasi untuk meyakinkan suksesnya dapat dicapai., Januari

16 Modul - Prakata Tugas Kepatuhan Tujuan pelatihan Membuka pikiran peserta mengenai kesulitan dengan memakai obat antiretroviral sesuai dengan jadwal. Catatan: bila kebanyakan peserta sudah memakai terapi antiretroviral (ART), mungkin pelatihan ini dapat dilewatkan Bentuk pelatihan Peserta diminta memakai pil dengan jadwal sama dengan jadwal untuk terapi antiretroviral rejimen Duviral + efavirenz Sebelum pelatihan, sediakan dua kantong plastik serupa yang dipakai oleh apotek untuk pil, serta etiket yang dapat ditempel pada kantong, seperti berikut: NAMA: TGL: OBAT: X SEHARI TABLET/KAPSUL/BUNGKUS SEBELUM/SESUDAH MAKAN Cari permen yang dapat meniru pil Duviral (mis. Frozz yang berwarna putih) dan yang dapat meniru efavirenz (mis. Ricola yang berwarna kuning). Isi satu kantong per peserta dengan dua Duviral untuk setiap hari dan satu kantong per peserta dengan satu efavirenz untuk setiap hari. Juga sediakan formulir Tugas Kepatuhan seperti halaman berikut. Bagikan kedua kantong serta formulir pada masing-masing peserta. Jelaskan tujuan, dan bahwa pil hanya permen, bukan obat benar. Jelaskan bahwa peserta baru mulai ART, dan ini resep pertama dari dokter. Tanya pada peserta apakah mereka jelas mengenai apa yang mereka harus lakukan. Pastikan pertanyaan berikut dibahas: Berapa pil harus dipakai? Jadwal (dua kali sehari atau per 12 jam)? Apakah ada kelonggaran pada jadwal? Apakah ada aturan makan? Apa yang harus lakukan bila dosis terlupa? Apa yang harus dilakukan bila merasa sakit setelah memakainya? Sebelum penutupan pada hari terakhir, minta peserta kembalikan formulir yang diisi. Membahas kepatuhan, tanyakan pada peserta apakah mereka menghadapi kesulitan, dan coba menilai apakah formulir diisi secara jujur (pasti sebagian hanya diisi pas sebelum harus dikembalikan, seperti dapat dilihat dari tulisan). Tanyakan apakah pelatihan ini bermanfaat., Januari

17 Modul - Prakata PELATIHAN PENDIDIK PENGOBATAN TUGAS KEPATUHAN Teman-teman, Salah satu tujuan pelatihan Pendidik Pengobatan adalah untuk meningkatkan pemahaman kita mengenai konteks sosial terkait HIV, serta kesulitan yang dihadapi oleh Odha dengan memakai terapi antiretroviral (ART). Untuk memudahkan pemahaman kita mengenai masalah kepatuhan salah satu faktor dalam mencapai keberhasilan dari penggunaan ART kami mengajak kita semua mengikuti tugas praktek di bawah. Terima kasih TUGAS Anda diberikan dua paket yang diisi permen yang mewakili obat dalam rejimen Anda. Anda diminta mengikuti rejimen berdasarkan aturan yang tercantum serupa dengan resep yang diberikan pada Odha yang memakai ART, yang ditulis di etiket pada masing-masing paket. Setiap kali dengan jujur! Anda boleh memutuskan jam penggunaan obat, asal sesuai dengan etiket meminum obat. TABEL PENGGUNAAN OBAT Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Duviral pagi Duviral malam Efavirenz malam, Januari

18 Modul - Dasar HIV Modul: Dasar HIV Tujuan Modul Modul ini meninjau informasi dasar mengenai HIV, siklus hidupnya, dan stadium penyakit Setelah mengikuti modul ini, peserta harus mampu: Menggambarkan dasar dari infeksi HIV dan dampaknya pada sistem kekebalan tubuh Menyampaikan informasi mengenai perjalanan klinis infeksi HIV pada anggota kelompok Membahas sistem untuk menggolongkan tahap penyakit berdasarkan stadium infeksi HIV Menjelaskan beda antara HIV dan AIDS Waktu yang dibutuhkan: Presentasi: 75 menit Diskusi: 30 menit Total: 105 menit Presentasi Dasar HIV Program Pelatihan Pendidik Pengobatan Marcus McGilvray & Nicola Willis Diterjemahkan dan disesuaikan oleh 1. Perkenalkan diri serta pengalaman Anda. Perkenalkan sesi ini dengan ringkasan mengenai isinya. Untuk mengerti peranan pengobatan untuk HIV, kita harus memahami dasar dari HIV terlebih dahulu. Sesi ini menjadi landasan untuk kebanyakan sesi, jadi penting untuk dipahami dengan baik. Jelaskan bahwa sesi ini tidak membahas masalah yang sangat dasar, misalnya bagaimana HIV menular dan tidak menular, yang seharusnya sudah diketahui oleh peserta. Dorong peserta agar mengajukan pertanyaan kapan saja. Human Immunodeficiency Virus Apa itu HIV? Virus yang merusak kekebalan manusia Seperti semua virus, HIV harus masuk sel lain untuk replikasi HIV adalah retrovirus dan bahan genetiknya, RNA, harus diubah menjadi DNA saat replikasi RNA 2. HIV adalah virus. Semua virus sangat sederhana, tidak dapat bereplikasi atau menggandakan diri tanpa bantuan dari sel lain. Jadi, seperti semua virus, HIV harus masuk ke sel lain untuk bereplikasi. HIV adalah anggota golongan virus yang disebut retrovirus. Bahan genetiknya disimpan dalam bentuk RNA, yang harus diubah atau diterjemahkan menjadi DNA untuk dipadukan pada DNA sel induk. Virus juga mengandung beberapa enzim, jenis protein, yang dibutuhkan untuk membuat virus baru. Enzim ini dapat dianggap sebagai pembantu dalam produksi virus., Januari

19 Modul - Dasar HIV DNA, RNA? DNA adalah pedoman untuk membuat sel baru. Informasi di RNA dan DNA adalah sama, hanya dalam bahasa lain. Contohnya, di kamus bahasa Inggris > Indonesia, kita cari: floor > lantai Walaupun mudah memakai kamus seperti ini, bisa terjadi kesalahan Kalau terjadi kesalahan ketika mengubah atau menerjemahakan RNA menjadi DNA, dampak dapat serius DNA dapat dianggap seperti pedoman yang mengandung instruksi untuk membuat sel baru. Namun pedoman ini disimpan dalam retrovirus sebagai RNA, bukan DNA. Informasi di RNA dan DNA sama, tetapi dalam bahasa lain. Diumpamakan orang asing mau menyuruh pembantu membersihkan lantai, tapi tidak tahu apa itu floor dalam bahasa Indonesia. Dia cari kata itu dalam kamus, dan catat hasilnya: lantai. Mudah sekali, tetapi bisa terjadi kesalahan pada waktu mencari kata, atau waktu menulis versi bahasa Indonesia. Akibat kesalahan ini akan dibahas nanti di sesi Resistansi. Sistem melindungi tubuh terhadap serangan dari benda asing Bakteri, Virus, Parasit, Jamur Sistem ganda Sistem kekebalan innate (pembawaan lahir) Sistem kekebalan acquired (didapat setelah lahir) Antibodi dibentuk terhadap benda asing yang masuk Sistem kekebalan tubuh diaktifkan oleh satu jenis sel darah putih yang disebut sel CD4 Sistem kekebalan tubuh Bakteri Virus Parasit Jamur 4. Sistem kekebalan tubuh melindungi kita terhadap benda asing yang menyerang kita, termasuk bakteri, virus, parasit dan jamur. Gambar tidak berskala, dan virus sangat kecil (1/10.000mm) sehingga hanya dapat terlihat dengan mikroskop yang canggih. Ada dua bagian pada sistem kekebalan tubuh. Kita mempunyai bagian pertama, yang disebut sebagai innate immune system, sejak kita lahir, terdiri terutama dari kulit, melindungi dari benda dalam lingkungan kita. Bagian kedua disebut sebagai acquired immune system, terbentuk dalam tahun pertama kehidupan kita berdasarkan pengalaman dari serangan kuman, atau sebagai hasil dari vaksinasi. Sistem ini membentuk antibodi terhadap kuman, yang menandai kuman agar dimakan oleh sel lain. Saat kuman masuk tubuh, sistem ini diaktifkan untuk melawannya oleh sejenis sel darah putih yang disebut sel CD4. HIV & sistem kekebalan tubuh Sel CD4 adalah sel darah putih yang membawa reseptor CD4 pada permukaannya HIV memakai sel CD4 untuk replikasi Reseptor CD4 dipakai oleh HIV untuk mengikat pada sel (seperti kunci dan gembok) Sel CD4 diserang HIV 5. Seperti dibahas, HIV harus masuk pada sel untuk replikasi. Sasaran utama HIV adalah sel CD4 itu. Nama CD4 diberikan karena sel ini membawa reseptor CD4 pada permukaannya. Reseptor ini adalah sejenis protein, dan HIV mencari reseptor CD4. Bila bertemu, HIV mengikat pada reseptor CD4 seperti kunci dan gembok. Fotonya adalah sel CD4 yang diperbesarkan; benda berbentuk bola berwarna merah adalah HIV yang terikat. (CD= Cluster of Differentiation atau kelompok perbedaan.), Januari

20 Modul - Dasar HIV HIV 1. Ikat pada sel CD4 induk, keluar isi 2. Reverse transcriptase membuat DNA dari RNA virus Siklus hidup HIV Sel CD4 3. DNA virus dipadukan pada DNA sel induk dengan integrase 4. Membuat unsur virus 5. Virus baru dirakit dengan protease 6. Virus baru keluar, siklus diulang 6. Tunjukkan virus, dengan sampul, enzim & RNA, serta sel CD4. Penting kita memahami ke-6 langkah dalam siklus hidup HIV agar paham dampak ARV pada HIV. 1) HIV mengikat pada sel CD4, memasukkan RNA & enzim ke dalam sel. 2) RNA virus diubah menjadi DNA dengan bantuan enzim reverse transcriptase. 3) DNA virus dipadukan dalam DNA sel dalam inti sel dengan bantuan enzim integrase. 4) Jutaan unsur virus baru dibuat memakai alat sel induk. 5) Unsur dirakit menjadi virus baru dengan bantuan enzim protease. 6) Virus baru dikeluarkan dari sel & mencari sel CD4 baru untuk replikasi. Proses keluar dari sel juga menghancurkan sel. Lihat Materi Dasar HIV 1. Awal infeksi dewasa Viral load meningkat tajam, terus turun Jumlah CD4 menurun tajam, terus naik Antibodi baru terdeteksi setelah beberapa minggu Viral load paling tinggi waktu masa jendela 7. Grafik ini menunjukkan kelanjutan infeksi pada beberapa bulan pertama (masa infeksi akut). Segera setelah virus masuk ke aliran darah kita, HIV mulai replikasi secara cepat, dan viral load meloncat tajam (garis merah). Oleh karena itu, banyak sel CD4 dihancurkan, dan jumlah sel CD4 turun drastis (garis biru). Setelah beberapa minggu, sistem kekebalan mulai membentuk antibodi terhadap HIV (garis hijau), dan antibodi ini membunuh virus, sehingga viral load mulai menurun dan CD4 meningkat kembali. Antibodi baru dapat terdeteksi setelah beberapa minggu (masa jendela). Pada masa ini, viral load dan daya menular paling tinggi. Lambat laun: viral load meningkat jumlah CD4 menurun AIDS terjadi 7-10 tahun setelah terinfeksi Kelanjutan penyakit 8. Grafik ini menunjukkan kelanjutan infeksi setelah infeksi akut. Tahap ini biasanya mulai dengan masa tanpa gejala, yang bertahan rata-rata 7-10 tahun dan dapat jauh lebih lama. Selama masa ini viral load meningkat pelan-pelan, sementara jumlah CD4 terusmenerus merosot. HIV bereplikasi terus dengan puluhan miliar virus dibuat dan juga kemudian mati setiap hari. Kemudian viral load mulai meningkat tajam, sementara jumlah CD4 menurun di bawah 200, yang mendefinisikan AIDS. IO mulai muncul. Akhirnya, viral load menjadi sangat tinggi dan jumlah CD4 dapat menjelang nol. Tes terkait HIV Tes antibodi dipakai untuk diagnosis Tergantung pada masa jendela Hasil reaktif pada bayi terpajan HIV waktu lahir Tingkat kerusakan sistem kekebalan tubuh diukur dengan jumlah CD4 Nilai normal untuk dewasa: 500 ke atas Untuk anak, persentase CD4 (CD4%) lebih baik Nilai normal: 25% ke atas Tes viral load ukur laju kerusakan dengan alat PCR Juga dapat dipakai untuk diagnosis HIV pada bayi 9. Tes HIV mencari antibodi, yang baru dibentuk setelah masa jendela, jadi pada orang baru terinfeksi, hasil tes baru akan reaktif setelah 3 minggu hingga 3 bulan. Tes CD4 hitung jumlah sel CD4 dalam contoh darah, untuk mencermin kesehatan sistem kekebalan: >500 dianggap normal. Karena balita punya lebih banyak sel CD4, dengan semakin berumur semakin rendah, persentase CD4 (CD4% persentase sel CD4 banding jumlah semua sel darah putih atau limfosit) mengganti jumlah CD4 mutlak: >25% adalah normal. Tes viral load (VL) mengukur jumlah virus dalami darah. Semakin HIV bereplikasi, VL menjadi semakin tinggi. VL menunjukkan lajunya infeksi HIV: semakin tinggi, semakin cepat laju infeksi., Januari

21 Modul - Dasar HIV Infeksi oportunistik Lambat laun HIV membunuh semakin banyak sel CD4 Dengan jumlah CD4 semakin menurun, infeksi mengambil opportunity atau kesempatan karena lemahnya sistem kekebalan tubuh, yang mengakibatkan infeksi oportunistik 10. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, lambat laun HIV menghancurkan sel CD4 dan sistem kekebalan tubuh menjadi semakin rusak. Sistem kekebalan tubuh kita bertugas untuk melindungi kita terhadap infeksi. Namun karena kerusakan akibat HIV, sistem kekebalan tidak lagi mampu menyerang infeksi yang seharusnya dapat ditangani, bahkan dengan bantuan obat. Infeksi ini mengambil kesempatan disebabkan oleh sistem kekebalan yang lemah, dan karena itu disebut sebagai infeksi oportunistik, atau IO. Jelaskan bahwa akan ada sesi khusus mengenai IO nanti. Stadium klinis infeksi HIV Stadium klinis 1: Asimptomatik/tanpa gejala Stadium klinis 2: Penyakit ringan Stadium klinis 3: Penyakit sedang Stadium klinis 4: Penyakit berat (AIDS) 11. WHO membentuk sistem untuk menggolongkan tahap penyakit berdasarkan tanda & gejala dalam 4 stadium (lihat Materi Dasar HIV 2): 1-tanpa gejala, dapat berlangsung bertahun-tahun; 2-penyakit ringan (mis. ruam, infeksi kulit, demam, herpes, infeksi saluran pernapasan); 3-penyakit sedang (mis. TB paru, diare kronis, kandidiasis mulut, kehilangan berat badan lebih dari 10%); 4-penyakit berat (mis. PCP, limfoma, TB luar paru, kehilangan berat badan yang parah (wasting)). Sistem ini memberi gambar mengenai beratnya penyakit & prognosis. Dokter menentukan stadium Odha pada setiap pemeriksaan. Daftar penyakit dalam setiap stadium berbeda untuk anak (lihat Materi Dasar HIV 3). Acquired Immune Deficiency Syndrome Infeksi oportunistik (IO) adalah tanda dan gejala terkait infeksi HIV Saat sistem kekebalan tubuh kita cukup rusak sehingga IO ini terjadi, kita dianggap AIDS Istilah dipakai untuk kepentingan kesehatan masyarakat Patokan untuk laporan kasus Sekali kita dianggap AIDS, kasus dimasukkan pada statistik Status ini tidak diubah walau kita sehat kembali Jadi istilah AIDS tidak penting buat kita sebagai individu 12. HIV dan AIDS berbeda! HIV adalah virus penyebab kelemahan sistem kekebalan. Karena sistem kekebalan melemah, tubuh menjadi rentan terhadap IO. Adalah kumpulan IO yang disebabkan oleh kehilangan kekebalan yang disebut sebagai AIDS. Seseorang dapat terinfeksi HIV bertahun-tahun sebelum sistem kekebalannya cukup rusak sehingga muncul IO dan kemudian AIDS. Berkat ART, kita sebetulnya tidak akan sampai ke AIDS, asal kita didiagnosis dan mulai ART secara dini. Sekali kita dianggap AIDS, kita AIDS untuk seumur hidup, walau kita pakai ART dan tidak mengalami IO lagi. Jadi istilah AIDS sebetulnya tidak relevan lagi, hanya dibutuhkan untuk statistik., Januari

22 Modul - Dasar HIV Materi Dasar HIV 1: Siklus Hidup HIV Siklus hidup HIV HIV 1. Ikat pada sel CD4 induk, keluar isi 3. DNA virus dipadukan pada DNA sel induk dengan integrase 4. Membuat unsur virus 2. Reverse transcriptase membuat DNA dari RNA virus Sel CD4 5. Virus baru dirakit dengan protease 6. Virus baru keluar, siklus diulang HIV beredar dalam aliran darah. Sel CD4 adalah macam sel darah putih, jadi juga ada di aliran darah. 1. HIV mencari sel CD4 dan mengikat pada reseptor CD4 pada permukaannya, seperti kunci dengan gembok. Setelah memadukan dengan selaput sel, HIV mengosongkan bahan genetiknya (RNA virus) dan enzim dalam sel. 2. Kode genetik HIV (RNA) harus diubah menjadi DNA agar dapat dipadukan pada DNA sel CD4. Perubahan ini dilakukan dengan bantuan dari enzim reverse transcriptase. 3. DNA HIV disatukan pada DNA sel dengan bantuan oleh enzim integrase. 4. Waktu sel CD4 siap replikasi, seharusnya dibuat sel CD4 yang sama,. Namun karena bahan genetiknya dibajak oleh HIV, bukan sel CD4 yang dibuat, melainkan unsur HIV. 5. Unsur HIV kemudian dirakit untuk membuat virus baru. Proses ini tergantung pada enzim protease. 6. Virus baru mendesak ke luar sel, masuk kembali ke aliran darah. Dalam proses ini, sel CD4 dihancurkan. Virus yang baru ini kemudian menular sel CD4 lain, dan siklus berulang. Informasi lebih lanjut: Lihat juga Lembaran Informasi Spiritia 400 Siklus Hidup HIV dan 403 Terapi Antiretroviral., Januari

23 Modul - Dasar HIV Materi Dasar HIV 2: Stadium Klinis HIV pada Orang Dewasa dan Remaja Stadium Klinis 1 Asimtomatis Tidak ada gejala Limfadenopati Generalisata Persisten (PGL) Stadium Klinis 2 Penyakit ringan Penurunan berat badan bersifat sedang yang tidak diketahui penyebabnya (<10% dari perkiraan berat badan atau berat badan sebelumnya) Infeksi saluran pernapasan yang berulang (sinusitis, tonsilitis, otitis media, faringitis) Herpes zoster Keilitis angularis (luka di sekitar bibir) Ulkus mulut yang berulang Ruam kulit berupa papel yang gatal (Papular pruritic eruption/ppe) Dermatitis seboroik Infeksi jamur pada kuku Stadium Klinis 3 Penyakit sedang Penurunan berat badan bersifat berat yang tidak diketahui penyebabnya (>10% dari perkiraan berat badan atau berat badan sebelumnya) Diare kronis yang tidak diketahui penyebabnya selama lebih dari 1 bulan Demam menetap yang tidak diketahui penyebabnya Kandidiasis pada mulut yang menetap Oral hairy leukoplakia Tuberkulosis paru Infeksi bakteri yang berat (contoh: pneumonia, empiema, meningitis, piomiositis, infeksi tulang atau sendi, bakteremia, penyakit inflamasi panggul yang berat) Stomatitis nekrotikans ulserative akut, gingivitis atau periodontitis Anemia yang tidak diketahui penyebabnya (<8g/dl), neutropenia (<0.5 x 10 9 /l dan/atau trombositopenia kronis (<50 x 10 9 /l) Stadium Klinis 4 Penyakit berat (AIDS) Sindrom wasting HIV Pneumonia Pneumocystis jiroveci Pneumonia bakteri berat yang berulang Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital, atau anorektal selama lebih dari 1 bulan atau viseral di bagian mana pun) Kandidiasis esofageal (atau kandidiasis trakea, bronkus atau paru) Tuberkulosis ekstrapulmoner Sarkoma Kaposi Penyakit sitomegalovirus (retinitis atau infeksi organ lain, tidak termasuk hati, limpa dan kelenjar getah bening) Toksoplasmosis di sistem saraf pusat Ensefalopati HIV Pneumonia kriptokokus ekstrapulmoner, termasuk meningitis Infeksi mikobakteri non tuberkulosis yang menyebar Leukoensefalopati multifocal progresif (PML) Kriptosporidiosis kronis Isosporiasis kronis Mikosis diseminata (histoplasmosis, kokidiomikosis) Septisemia yang berulang (termasuk salmonela nontifoid) Limfoma (serebral atau Sel-B non-hodgkin) Karsinoma serviks invasif Leishmaniasis diseminata atipikal Nefropati atau kardiomiopati terkait HIV yang simtomatis, Januari

24 Modul - Dasar HIV Pelatihan Pelajaran A. Pertanyaan 1. Sel yang mana menjadi sasaran utama HIV untuk replikasi? Sel CD4, yaitu sel yang membawa reseptor CD4 pada permukaannya. Sel tersebut adalah salah satu jenis sel darah putih, dan bertugas untuk mengaktifkan sistem kekebalan tubuh bila tubuh terserang oleh kuman. 2. Mengapa HIV membutuhkan sel CD4? Seperti semua virus, HIV tidak dapat bereplikasi sendiri. Untuk bereplikasi, HIV membutuhkan alat dari sel lain. HIV harus masuk sel CD4 dan memakai alat dalam sel itu untuk bereplikasi, dengan demikian dapat membuat virus baru. 3. Apa dampak dari serangan HIV pada sel CD4? Sel CD4 mempunyai peranan penting dalam koordinasi sistem kekebalan tubuh. Waktu HIV memakai sel CD4 untuk replikasi, virus itu juga menghancurkan sel CD4 tersebut. Dengan demikian, sistem kekebalan tubuh dilemahkan dan tidak mampu lagi melawan infeksi. Bila HIV tidak diobati, sistem kekebalan tubuh menjadi semakin lemah, infeksi oportunistik muncul dan Odha dianggap AIDS. Akhirnya terjadi kematian. 4. Apa yang dimaksud dengan masa tanpa gejala? Masa tanpa gejala adalah masa waktu orang terinfeksi HIV tetapi belum mengalami tanda dan gejala terkait HIV. Rata-rata masa ini berlangsung 7-10 tahun, tetapi dapat lebih lama atau lebih singkat. 5. Dengan memakai Pelatihan Pelajaran: Siklus Hidup HIV di bawah ini, jelaskan apa yang terjadi pada langkah 1-6. Jawaban ada pada Materi Dasar HIV 1: Siklus Hidup HIV B. Main Peranan Teman sebaya mengharapkan penjelasan dari pendidik pengobatan mengenai keadaannya. Agar teman kita dapat percaya dengan kita, dan akan mendapatkan informasi yang jelas dan tepat, adalah penting kita mampu menjawab pertanyaannya. Peranan ini dirancang untuk memberikan keterampilan pada pendidik pengobatan untuk menjawab pertanyaan yang umum diajukan oleh teman Odha mengenai keadaannya. Membagi peserta menjadi empat kelompok kecil dan memberikan sebuah pertanyaan pada masing-masing kelompok kecil. Minta masing-masing kelompok membahas pertanyaan dan memutuskan cara terbaik untuk menanggapi pertanyaan. Kemudian minta masing-masing kelompok melaporkan kembali pada kelompok besar melalui bermain peran, dengan satu peserta mengambil peran sebagai Odha yang mengajukan pertanyaan dan satu peserta memberi jawaban. Peserta mungkin mempunyai cara sendiri untuk menjelaskan mengenai HIV pada Odha, tetapi usulan diberikan di bawah sebagai contoh. Pertanyaan Umum 1. Apa beda antara HIV dan AIDS? HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh kita. Waktu HIV masuk ke tubuh kita, kita dianggap terinfeksi HIV atau HIV-positif. Tetapi hal ini tidak berarti kita AIDS. Kita biasanya tetap sehat selama bertahun-tahun sebelum gejala atau tanda mulai muncul, atau kita mengalami masalah kesehatan. Namun lambat laun HIV menyebabkan semakin banyak kerusakan pada sistem kekebalan tubuh kita, sehingga kita menjadi sakit dari infeksi yang, Januari

Pelatihan Pendidik Pengobatan

Pelatihan Pendidik Pengobatan Yayasan Spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan Latar Belakang Kami di Spiritia sering diminta menjadi penyelenggara pelatihan Pendidik Pengobatan untuk kelompok dukungan sebaya atau organisasi lain. Walaupun

Lebih terperinci

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi Prakata Dengan semakin banyak perempuan di Indonesia yang terinfeksi HIV, semakin banyak anak juga terlahir dengan HIV. Walaupun ada cara untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi (PMTCT), intervensi

Lebih terperinci

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak Proses pengambilan keputusan untuk mulai ART pada bayi dan anak

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA RSAU Dr.M.SALAMUN TENTANG KEBIJAKAN PANDUAN RUJUKAN PASIEN HIV/AIDS. DI RSAU Dr.M.SALAMUN

KEPUTUSAN KEPALA RSAU Dr.M.SALAMUN TENTANG KEBIJAKAN PANDUAN RUJUKAN PASIEN HIV/AIDS. DI RSAU Dr.M.SALAMUN DINAS KESEHATAN ANGKATAN UDARA RSAU Dr.M.SALAMUN KEPUTUSAN KEPALA RSAU Dr.M.SALAMUN Nomor : Skep/ /IX/20 TENTANG KEBIJAKAN PANDUAN RUJUKAN PASIEN HIV/AIDS DI RSAU Dr.M.SALAMUN KEPALA RSAU Dr.M.SALAMUN

Lebih terperinci

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi Kepatuhan yang kurang, tingkat obat yang tidak cukup, resistansi

Lebih terperinci

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS

INFORMASI TENTANG HIV/AIDS INFORMASI TENTANG HIV/AIDS Ints.PKRS ( Promosi Kesehatan Rumah Sakit ) RSUP H.ADAM MALIK MEDAN & TIM PUSYANSUS HIV/AIDS? HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan

Lebih terperinci

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak:

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Menuju akses universal Oleh: WHO, 10 Juni 2010 Ringkasan eksekutif usulan. Versi awal untuk perencanaan program, 2010 Ringkasan eksekutif Ada

Lebih terperinci

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? HEALTH Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Chris W Green Spiritia Jl. Kemiri No.10, Gondangdia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan

Lebih terperinci

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) IV. Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV Bagian ini merangkum usulan WHO untuk menentukan adanya infeksi HIV (i) agar memastikan

Lebih terperinci

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV Tuberkulosis (TB) mewakili ancaman yang bermakna pada kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah sekumpulan gejala akibat penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi human immunodeficiency virus

Lebih terperinci

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Update tentang Pengobatan HIV 1. Perkenalkan diri serta pengalaman Anda. Perkenalkan sesi ini sebagai ringkasan yang sangat singkat mengenai perkembangan dalam perawatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Buku ini adalah terjemahan dan penyesuaian dari HIV, Pregnancy

Lebih terperinci

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? BAB XXV Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? Pencegahan TB Berjuang untuk perubahan 502 TB (Tuberkulosis) merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immune Deficiency Syndrome HIV merupakan virus Ribonucleic Acid (RNA) yang termasuk dalam golongan Retrovirus dan memiliki

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 31, Juni 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Workshop Untuk Odha Perempuan Se-Indonesia Oleh Frika dan Tuti Pada bulan Mei 2004 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi masalah yang serius bagi dunia kesehatan. Menurut data World Health

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus ribonucleic acid (RNA) yang termasuk family retroviridae dan genus lentivirus yang menyebabkan penurunan imunitas tubuh.

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan hal ini sering timbul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyebabkan kematian penderitanya.

Lebih terperinci

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR072010031 Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Asuhan Keperawatan Wanita Dan Anak Dengan HIV/AIDS 1. Pencegahan Penularan HIV pada Wanita dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. (1) Saat ini

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang

BAB I. PENDAHULUAN. infeksi Human Immunodificiency Virus (HIV). HIV adalah suatu retrovirus yang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Accquired Immunodeficiency Syndrom) adalah stadium akhir pada serangkaian abnormalitas imunologis dan klinis yang dikenal sebagai spektrum infeksi Human Immunodificiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu jenis retrovirus yang memiliki envelope, yang mengandung RNA dan mengakibatkan gangguan sistem imun karena menginfeksi

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id, Situs

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab sekumpulan gejala akibat hilangnya kekebalan tubuh yang disebut Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).

Lebih terperinci

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala BAB 2 PENGENALAN HIV/AIDS Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus (HIV). 10,11 Virus ini akan

Lebih terperinci

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? SERI BUKU KECIL Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? Oleh Chris W. Green Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id,

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS BAB 2 TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS 2.1 Pengenalan Singkat HIV dan AIDS Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, HIV adalah virus penyebab AIDS. Kasus pertama AIDS ditemukan pada tahun 1981. HIV

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR TENTANG HIV/ AIDS. HIV yang merupakan singkatan dari HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS adalah Virus

PENGETAHUAN DASAR TENTANG HIV/ AIDS. HIV yang merupakan singkatan dari HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS adalah Virus PENGETAHUAN DASAR TENTANG HIV/ AIDS Apakah HIV itu? HIV yang merupakan singkatan dari HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS adalah Virus Penyebab AIDS. Virus ini menyerang dan merusak sistem kekebalan tubuh sehingga

Lebih terperinci

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4),

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi dari virus HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS dan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) semakin nyata menjadi masalah kesehatan utama di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu. Penurunan imunitas seluler penderita HIV dikarenakan sasaran utama

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu. Penurunan imunitas seluler penderita HIV dikarenakan sasaran utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) merupakan salah satu infeksi yang perkembangannya terbesar di seluruh dunia, dalam dua puluh tahun terakhir diperkirakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi Human Immunodeficiency Virus(HIV) dan penyakitacquired Immuno Deficiency Syndrome(AIDS) saat ini telah menjadi masalah kesehatan global. Selama kurun

Lebih terperinci

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti

Jangan cuma Ragu? Ikut VCT, hidup lebih a p sti Ragu? Jangan cuma Ikut VCT, hidup lebih pasti Sudahkah anda mengetahui manfaat VCT* atau Konseling dan Testing HIV Sukarela? *VCT: Voluntary Counselling and Testing 1 VCT atau Konseling dan testing HIV

Lebih terperinci

Makalah Biologi. Oleh : Ifa Amalina Esa Rosidah Muhammad Rizal

Makalah Biologi. Oleh : Ifa Amalina Esa Rosidah Muhammad Rizal Makalah Biologi Oleh : Ifa Amalina Esa Rosidah Muhammad Rizal Muhammad Mirza I.B Tahun Pelajaran 2013/2014 Kata Pengantar Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT tuhan pemilik semesta alam. Berkat rahmat-nya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Infeksi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menimbulkan masalah besar di dunia.tb menjadi penyebab utama kematian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun 2008-2009. Menurut data per 31 Desember 2008 dari Komisi Penanggulangan AIDS Pusat, di 10 Propinsi jumlah kasus

Lebih terperinci

SERI BUKU KECIL HIV & TB

SERI BUKU KECIL HIV & TB SERI BUKU KECIL HIV & TB Jl. Radio IV No. 10 Kebayoran Baru, Jakarta 12130 Telp: (021) 7279 7007 Fax: (021) 726-9521 E-mail: yayasan_spiritia@yahoo.com Maret 2006 seri buku kecil HIV & TB Penyusun: Chris

Lebih terperinci

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh adanya infeksi

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 8 Anak menderita HIV/Aids Catatan untuk fasilitator Ringkasan Kasus: Krishna adalah seorang bayi laki-laki berusia 8 bulan yang dibawa ke Rumah Sakit dari sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan pada peningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Menular Seksual (IMS) atau Sexually Transmited Infections (STIs) adalah penyakit yang didapatkan seseorang karena melakukan hubungan seksual dengan orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2013, United Nations Program on HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan bahwa diperkirakan 35,3 juta orang hidup dengan HIV secara global. Wilayah yang terkena dampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Imunnodeficiency Syndrome (AIDS) 2.1.1 Definisi HIV merupakan sebuah retrovirus yang memiliki genus lentivirus, genus ini memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS yang merupakan singkatan dari Acquired

BAB 1 PENDAHULUAN. menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS yang merupakan singkatan dari Acquired BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS dapat terjadi pada hampir semua penduduk di seluruh dunia, termasuk penduduk Indonesia. AIDS merupakan sindrom (kumpulan gejala) yang terjadi akibat menurunnya

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIV / AIDS. Oleh: KHOIRUL HARIS

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIV / AIDS. Oleh: KHOIRUL HARIS SATUAN ACARA PENYULUHAN HIV / AIDS Oleh: KHOIRUL HARIS KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN PRODI KEPERAWATAN MALANG 2012 SATUAN ACARA PENYULUHAN Bidang studi

Lebih terperinci

Tanya-jawab herpes. Apa herpes itu? Seberapa umum kejadian herpes? Bagaimana herpes menular? Apa yang terjadi saat herpes masuk tubuh?

Tanya-jawab herpes. Apa herpes itu? Seberapa umum kejadian herpes? Bagaimana herpes menular? Apa yang terjadi saat herpes masuk tubuh? Apa herpes itu? Herpes adalah masalah kulit yang umum dan biasanya ringan; kebanyakan infeksi tidak diketahui dan tidak didiagnosis Herpes disebabkan oleh virus: virus herpes simpleks (HSV) HSV termasuk

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merupakan penyebab dari timbulnya Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), masih menjadi masalah kesehatan utama secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HIV merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV dapat menyebabkan penderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir tahun 2015, United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS) melaporkan bahwa secara global sekitar 36.7 juta orang hidup dengan HIV dan 2.1 juta orang baru terinfeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Peningkatan harga diri penderita HIV/AIDS dapat dilakukan dengan memberi pelatihan. Oleh karenannya, seorang penderita HIV/AIDS atau ODHA sangat perlu diberi terapi psikis dalam bentuk

Lebih terperinci

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

APA ITU TB(TUBERCULOSIS) APA ITU TB(TUBERCULOSIS) TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Imunnodeficiency Syndrome (AIDS) HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan retrovirus bersifat limfotropik khas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). UNAIDS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tersebut disebut AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome). UNAIDS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan virus yang menyerang imunitas manusia. Kumpulan gejala penyakit yang muncul karena defisiensi imun tersebut disebut AIDS

Lebih terperinci

Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS. Astrid Wiratna

Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS. Astrid Wiratna Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS Astrid Wiratna Psikologi dan HIV-AIDS HIV-AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV Virus HIV bisa menginfeksi tubuh seseorang karena perilakunya Psikologi

Lebih terperinci

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1 Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks

Lebih terperinci

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Limfoma Limfoma merupakan kanker pada sistem limfatik. Penyakit ini merupakan kelompok penyakit heterogen dan bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama: Limfoma Hodgkin dan limfoma Non-Hodgkin. Limfoma

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS. Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI

PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS. Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI PATOFISIOLOGI, DIAGNOSIS, DAN KLASIFIKASI TUBERKULOSIS Retno Asti Werdhani Dept. Ilmu Kedokteran Komunitas, Okupasi, dan Keluarga FKUI TUBERKULOSIS DAN KEJADIANNYA Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan

Lebih terperinci

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular?

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular? Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri

Lebih terperinci

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah Oleh : H. Deddy Ismail, MM Pengelola Program HIV-AIDS dan IMS Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Apa yang terpikir dalam benak Anda sewaktu

Lebih terperinci

Hidup dengan HIV-AIDS

Hidup dengan HIV-AIDS Spiritia Edisi Desember 2016 Buku ini diterbitkan dan didistribusikan oleh Yayasan Spiritia dengan dukungan: Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Hidup dengan HIV-AIDS Ford Foundation Australian Aids

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of Differentiation 4) sehingga mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan merupakan penyebab kematian bagi penderitanya. Penyakit menular adalah penyakit

Lebih terperinci

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Leukemia Leukemia merupakan kanker yang terjadi pada sumsum tulang dan sel-sel darah putih. Leukemia merupakan salah satu dari sepuluh kanker pembunuh teratas di Hong Kong, dengan sekitar 400 kasus baru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. tertinggi dia Asia sejumlah kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKAA 2.1 Epidemiologi HIV/AIDS Secara global Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan kasusa HIV tertinggi dia Asia sejumlah 380.000 kasus. Laporan UNAIDS, memperkirakan pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, menyebabkan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkolosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO) dalam satu tahun kuman M.

Lebih terperinci

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2016 SERI B.25 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KOLABORASI TB-HIV (TUBERKULOSIS-HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS) KABUPATEN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS).

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS). iv ABSTRAK HIV positif merupakan kondisi ketika terdapat infeksi Human Immunodeficiency Virus di dalam darah seseorang. Sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota

BAB I PENDAHULUAN. Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akibat pesatnya pembangunan fisik dan pertambahan penduduk di suatu kota dan perubahan sosial budaya yang tidak sesuai dan selaras, menimbulkan berbagai masalah antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus ribonucleic acid (RNA) yang termasuk family retroviridae dan genus lentivirus yang menyebabkan penurunan imunitas tubuh.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAULUAN. menyerang system kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune

BAB 1 PENDAULUAN. menyerang system kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune BAB 1 PENDAULUAN 1.1 Latar Belakang HIV (Human Immune Deficiency Virus) merupakan virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah sindrom kekebalan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada akhir tahun 2009 terdapat lebih dari kasus Acquired

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada akhir tahun 2009 terdapat lebih dari kasus Acquired I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada akhir tahun 2009 terdapat lebih dari 1.000.000 kasus Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) terjadi di Amerika Serikat disebabkan oleh Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

HIV AIDS. 1. Singkatan dan Arti Kata WINDOW PERIOD DISKRIMINASI. 2. Mulai Ditemukan

HIV AIDS. 1. Singkatan dan Arti Kata WINDOW PERIOD DISKRIMINASI. 2. Mulai Ditemukan HIV AIDS 1. Singkatan dan Arti Kata HIV WINDOW PERIOD AIDS STIGMA ODHA OHIDHA VCT DISKRIMINASI 2. Mulai Ditemukan 1981 1987 1993 3. Cara Infeksi - Sex yang tidak aman - Napza suntik 4. Cara Pencegahan

Lebih terperinci

SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S1 )

SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan mencapai gelar Sarjana Farmasi ( S1 ) STUDI PENGGUNAAN ANTIRETROVIRAL PADA PENDERITA HIV(Human Immunodeficiency Virus) POSITIF DI KLINIK VOLUNTARY CONSELING AND TESTING RSUD dr. SOEBANDI JEMBER Periode 1 Agustus 2007-30 September 2008 SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV) & Acquired Immunodeficieny Syndrome (AIDS) merupakan suatu penyakit yang terus berkembang dan menjadi masalah global yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. HIV/AIDS 1. Pengertian HIV/AIDS Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah sejenis virus yang menyerang/menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome,

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah HIV/AIDS (Human Immuno deficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan masalah yang mengancam seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kelas

Lebih terperinci

Oleh: Logan Cochrane

Oleh: Logan Cochrane Oleh: Logan Cochrane Pengenalan P. Kepanjangan dari apakah HIV itu? J.Human Immuno-deficiency Virus P. Kepanjangan dari apakah AIDS? J. Acquired Immune Deficiency Syndrome Keduanya memiliki hubungan sebab

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan

Lebih terperinci

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus).

Virus tersebut bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS (Aquired Immune Deficiency Sindrome) adalah kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya kekebalan tubuh. Penyebab AIDS adalah virus yang mengurangi kekebalan tubuh secara perlahan-lahan.

Lebih terperinci

Hidup Dengan HIV/AIDS

Hidup Dengan HIV/AIDS SERI BUKU KECIL Hidup Dengan HIV/AIDS Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168 Fax: (021) 4287 1866 E-mail: info@spiritia.or.id, Situs web: http://spiritia.or.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di Asia dengan epidemi HIV (human immunodeficiancy virus) yang berkembang paling cepat menurut data UNAIDS (United Nations

Lebih terperinci

Curriculum vitae. Dr.Yanri Wijayanti Subronto, Ph.D (Internist)

Curriculum vitae. Dr.Yanri Wijayanti Subronto, Ph.D (Internist) Curriculum vitae Dr.Yanri Wijayanti Subronto, Ph.D (Internist) Sex : Female Place/Date of birth: Jogjakarta, 8 January 1968 Institution : Dept. of Internal Medicine Faculty of Medicine Gadjah Mada University

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus RNA berpilin tunggal. HIV menginfeksi dan membunuh helper (CD4) T lymphocytes. Sel-sel lainnya yang mempunyai protein

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi HIV HIV adalah virus yang menyebabkan suatu sindrom defisiensi imun yang ditandai oleh adanya infeksi oportunistik dan atau keganasan yang tidak disebabkan oleh defisiensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

VI. Mulai dengan apa rejimen lini pertama yang diusulkan untuk bayi dan anak

VI. Mulai dengan apa rejimen lini pertama yang diusulkan untuk bayi dan anak ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) VI. Mulai dengan apa rejimen lini pertama yang diusulkan untuk bayi dan anak Pertimbangan untuk pengobatan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di

BAB II PENDAHULUANN. Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di 1 BAB II PENDAHULUANN 1.1 Latar Belakangg Humann Immunodeficiencyy Viruss (HIV) / Acquired Immuno Deficiency Syndromem (AIDS) merupakan masalah global yang terjadi di setiap negara di dunia, dimana jumlah

Lebih terperinci