Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha"

Transkripsi

1 Yayasan Spiritia No. 65, April 2008 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Propinsi Kalimantan Barat II Pontianak, Mei 2008 Oleh: Fransisca Ken & Meirinda Sebayang Kali ini, Mei dan Ken mendapatkan kesempatan untuk mengikuti POP yang dilaksanakan oleh Kelompok Penggagas Pontianak Plus bekerja sama dengan KDS Arwana, di kota Pontianak. Selama tiga hari dari tanggal April 2008, bersamasama dengan 18 peserta dari 9 Kabupaten yang ada di Kalimantan Barat, kami saling berkenalan, berbagi pengalaman, kekuatan dan harapan di hotel yang sangat indah di pinggir sungai Kapuas. Meski cuaca sering banyak tingkah karena terkadang suhunya sangat panas di siang hari dan hujan di sore harinya, sebanyak 6 orang perempuan, 2 orang waria dan 10 orang laki-laki ditambah beberapa orang panitia, tetap bersemangat mengikuti keseluruhan jalannya sesi. Sebagai informasi, peningkatan kasus yang terjadi di provinsi Kalimantan Barat membuat POP yang kedua ini telah melibatkan sekurang-kurangnya 3 kabupaten baru seperti Melawi, Bengkayang dan Putussibau sebagai peserta. Sesuai dengan tujuan diadakannya POP, sesi-sesi yang diberikan selama 3 hari ini seperti sesi pengetahuan dasar HIV, Pengobatan ARV, Kepatuhan dan efek samping serta sesi lainnya secara berurutan dengan pemahaman yang sederhana, mampu dibawakan oleh fasilitator dari KP Pontianak Plus dan KDS Arwana dengan sangat mulus. Para fasilitator mampu memecah kebisuan dengan membawakan materi-materi diselingi dengan canda sehingga para peserta tidak merasa tegang dan takut. Memang pada awalnya, yaitu pada saat sesi perkenalan, terlihat para peserta masih sangat pasif, masih malu untuk berinteraksi satu sama lain, karena sebagian besar baru mengetahui status HIVnya dan belum pernah mengikuti kegiatan seperti ini sebelumnya. Namun, perubahan sikap semakin jelas setelah beberapa hari kemudian. POP kali ini juga dilengkapi dengan materi-materi yang dibawakan oleh beberapa nara sumber. Ibu Novi dari KPA Pontianak berkesempatan membawakan materi Peranan KPAD, Dokter Rifka membawakan sesi mengenai IO dan IMS, dan Dokter Bumbunan membawakan materi mengenai motivasi diri dan terapi tertawa. Mei mendapatkan kesempatan untuk membawakan sesi mengenai HIV dan Perempuan. Yang membuat POP sangat berkesan dan meningkatkan kembali spirit dalam upaya menuju perubahan adalah ketika diadakan sesi berbagi pada hari kedua. Sesi ini diadakan pada malam hari setelah makan malam. Pada sesi berbagi ini, peserta dibagi tiga kelompok. Ken dan Mei memfasilitasi sesi berbagi ini bersama-sama dengan semua peserta perempuan dan waria Dua kelompok lainnya difasilitasi oleh panitia lain yang berjenis Daftar Isi Laporan Kegiatan 1 Pertemuan Odha Propinsi Kalimantan Barat II 1 Pengetahuan adalah kekuatan 2 ART berdenyut tidak meningkatkan mutu hidup 2 Bakteri Salmonela berbahaya bagi Odha 3 Pejabat PNG membahas strategi untuk menggabungkan layanan HIV/AIDS ke dalam sistem pertanian 4 PI meningkatkan risiko penyakit jantung dan NNRTI menurunkannya 5 Pojok Info 6 Lembaran Informasi Baru 6 Tips untuk Odha 7 Tips untuk Odha 7 Tanya Jawab 7 Tanya-Jawab 7 Positive Fund 8 Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter.

2 laki-laki. Kami saling curhat mengenai bagaimana hidup dengan HIV. Meski berderai air mata, sesi ditutup dengan doa dan pesan untuk tetap semangat dan saling mendukung antar peserta. Secara keseluruhan, POP se-kalimantan Barat yang ke-2 ini cukup berhasil dilaksanakan. Kendala yang ada lebih dikarenakan kurangnya waktu dalam penyampaian sesi materi yang dinilai cukup singkat dan apakah bisa dipahami dengan baik mengingat latar belakang peserta yang berbeda - beda. Meskipun kami tidak sampai selesai mengikuti jalannya kegiatan karena harus sudah kembali ke ibukota, namun kami yakin peserta POP kali ini tentunya pulang dengan kepercayaan diri yang lebih baik dan akan lebih banyak tersenyum sekembalinya ke rumah. Pengetahuan adalah kekuatan ART berdenyut tidak meningkatkan mutu hidup Oleh: Martha Kerr, Reuters Health Tanggal laporan: 18 Maret 2008 Mutu hidup menurun pada pasien terinfeksi HIV yang memakai terapi antiretroviral (ART) berdenyut berdasarkan jumlah CD4 dibandingkan dengan mereka yang tetap memakai ART tanpa penghentian. Hal ini berdasarkan sebuah subpenelitian Strategies of Management of Antiretroviral Therapy (SMART), yang dihentikan pada Januari 2006 setelah semakin jelas bahwa pasien dalam kelompok terapi berdenyut memiliki tingkat mortalitas dan morbiditas yang lebih tinggi. Saya berpendapat ART berdenyut tidak berhasil karena mengakibatkan jumlah CD4 yang lebih rendah dan replikasi HIV secara aktif, yang keduanya tampak meningkatkan risiko penyakit dan kejadian berat terkait HIV, misalnya serangan jantung, penyakit ginjal dan hati, yang sebelumnya belum pernah dikaitkan dengan infeksi HIV, pemimpin penulis Dr. William J. Burman dari Health Science Center Universitas Colorado di Denver, AS mengatakan. Dr. Burman dan rekan meneliti pasien yang terdaftar dalam penelitian SMART selama rata-rata 2,4 tahun untuk menilai mutu hidup dan pengembangan penyakit. Pasien secara acak dikelompokkan untuk memakai ART secara tetap atau berdenyut yang dipandu berdasarkan jumlah CD4. Kebanyakan pasien (76%) memakai ART waktu mendaftar. Jumlah median CD4 pada awal adalah 575 dan separuh pasien dilaporkan memiliki kesehatan secara umum yang sangat baik. Hitungan mutu hidup lebih rendah pada pasien yang menerima ART berdenyut selama masa uji coba dibandingkan dengan mutu hidup pasien yang tetap memakai ART. Mutu hidup dinilai berdasarkan sejumlah pengukuran, termasuk 2 Sahabat Senandika No. 65

3 kesehatan saat itu, skor unsur kesehatan fisik (Physical Health Component Score/PHCS), persepsi kesehatan secara umum, fungsi fisik dan tenaga. Begitu ART ditangguhkan terjadi penurunan mutu hidup secara bermakna, demikian juga pada pengembangan penyakit HIV. Satu pengecualian adalah pasien yang tidak mengalami pengembangan penyakit; untuk mereka pengobatan berdenyut hanya berdampak kecil pada perbandingan mutu hidup, penulis melaporkan dalam Journal of Acquired Immunodeficiency Syndrome edisi 1 Februari Saya tidak tahu apakah penurunan mutu hidup dapat diandalkan sebagai tanda kegagalan sistem kekebalan, Dr. Burman mengatakan. Pentingnya analisis ini adalah bahwa banyak pasien dan peneliti yang berpendapat bahwa mampu menghentikan ART akan meningkatkan mutu hidup. Sebaliknya, kenyataan adalah menghentikan ART dikaitkan dengan penurunan mutu hidup. Ringkasan: Intermittent Antiretroviral Therapy Does Not Improve Quality of Life Sumber: J Acquir Immune Defic Syndr 2008;47: Edit terakhir: 10 April 2008 Bakteri Salmonela berbahaya bagi Odha Oleh: Adam Legge, aidsmap.com Tgl. laporan: 25 Maret 2008 Para peneliti beranggapan bahwa mereka sudah mengetahui mengapa orang dengan HIV lebih mungkin meninggal akibat keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri salmonela dibandingkan mereka yang tanpa HIV yang biasanya hanya menderita diare. Penelitian mereka diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine versi internet, menganggap bahwa virus HIV merusak dinding perut-usus yang normal sehingga bakteri salmonela dapat menembus ke aliran darah dan menyebabkan kematian. Meningkatnya jumlah Odha di Afrika sub-sahara dikaitkan dengan besarnya peningkatan kasus yang disebut infeksi nontyphoidal Salmonella serotype (NTS). NTS adalah penyebab umum penyakit diare terkait makanan di seluruh dunia tetapi cenderung tertahan di usus, biasanya menyebabkan diare hingga seminggu. Tetapi hampir separuh Odha di Afrika meninggal setelah terinfeksi NTS. Saat ini para peneliti AS dan Inggris meneliti infeksi NTS pada kera yang terinfeksi oleh virus perusak kekebalan kera (virus simian immunodeficiency/ SIV) yang serupa dengan HIV. Mereka menemukan bahwa infeksi SIV mengakibatkan hilangnya jumlah limfosit yang disebut tipe pembantu sel T 17 (T helper type/ TH17) pada dinding ileum bagian akhir usus kecil. Sel CD4 adalah tipe lain limfosit T pembantu. Sel TH17 membuat sitokin atau pengantar zat kimia disebut interleukin 17 (IL-17) yang memainkan peran penting dalam tanggapan usus terhadap infeksi. Penurunan pada IL-17 ini dianggap memungkinkan dinding usus menjadi bocor, sehingga bakteri NTS dapat menembus ke dalam dan menginfeksi aliran darah. Salah satu peneliti, Profesor Satya Dandekar, ketua departemen mikrobiologi medis dan kekebalan di Universitas California di Davis, AS mengatakan: Kami menemukan bahwa hewan yang tidak terinfeksi SIV mampu menghasilkan tanggapan terhadap pajanan bakteri, membuat sel TH17 dalam jumlah besar. April

4 Tetapi hewan yang terinfeksi SIV memiliki tanggapan yang lebih rendah secara bermakna atau tidak berhasil membuat sitokin dengan jumlah yang dapat diukur, dia mengatakan. Tanggapan TH17 yang dilemahkan mengakibatkan penyebaran Salmonela dari usus ke dalam darah perifer. Data memberi kesan bahwa TH17 mungkin bermanfaat sebagai biomarker untuk memantau infeksi HIV dan menguji kemanjuran vaksin serta terapi lain. Para penulis juga menyarankan bahwa upaya untuk meningkatkan fungsi TH17 dapat meningkatan pengobatan antiretroviral (ARV) yang sudah ada. Tetapi penelitian ini juga memiliki dampak yang lebih luas, karena gangguan pada tanggapan kekebalan di dalam usus ini mungkin menjelaskan bagaimana HIV dapat mempertahankan tempat simpanan infeksi yang luput dari pengobatan. Ringkasan: Researchers discover why salmonella is so dangerous for people with HIV Sumber: Raffatellu M et al. Simian immunodeficiency virus induced mucosal interleukin-17 deficiency promotes Salmonella dissemination from the gut. Nature Medicine, published online, 23rd March Edit terakhir: 17 April 2008 Pejabat PNG membahas strategi untuk menggabungkan layanan HIV/AIDS ke dalam sistem pertanian Oleh: The Kaiser Daily HIV/AIDS Report Tanggal laporan: 21 Maret 2008 Pejabat National Agricultural Research Institute dari Papua New Guinea baru-baru ini bertemu dengan perwakilan Options, perusahaan kesehatan dunia, untuk membahas cara-cara menyatukan layanan HIV/AIDS ke dalam program penelitian sistem pertanian. Hal ini berdasarkan laporan Post- Courier Papua New Guinea. Menurut Rachel Grellier, konsultan pengembangan sosial di Options, apabila penyebaran HIV tidak dicegah di Papua New Guinea, sistem pertanian di sana akan menghadapi hambatan makanan dan angkatan kerja karena sistem pertanian di sana tergantung pada angkatan kerja. Grellier mengatakan pertemuan itu bertujuan untuk membahas masalah tersebut dengan para stakeholder dan bagaimana mengembangkan cara untuk menghadapi kemungkinan dampak HIV/ AIDS terhadap sistem pertanian. Grellier mengatakan bahwa penting untuk menentukan sistem pertanian mana yang sudah mengalami dampak HIV/AIDS dan pada masingmasing sistem, aspek apa yang paling rentan, menambahkan bahwa hal ini akan membantu para stakeholder untuk mengembangkan usulan caracara menghadapi masalah ini. Menurut Grellier, strategi yang bertujuan untuk menentang dampak dan untuk menghadapi tanggapan yang mungkin terjadi seharusnya dikembangkan. Kurang lebih satu juta infeksi menular seksual (IMS) didiagnosis di Papua New Guinea setiap tahun. Dalam berita terkait, WHO memperkirakan kurang lebih satu juta IMS yang dapat disembuhkan yang ditularkan di Papua New Guinea setiap tahun, Manish Jain direktur program Save the Children Fund di Papua New Guinea mengatakan. 4 Sahabat Senandika No. 65

5 Jain mengatakan prevalensi IMS di sana adalah di antara yang tertinggi di dunia. Berdasarkan laporan yang baru-baru ini diterbitkan oleh National AIDS Council, orang yang hidup dengan IMS 40% lebih rentan terhadap HIV dibandingkan orang yang tidak memiliki IMS. Dia menambahkan HIV menyebar secara cepat dan mudah di wilayah prevalensi tinggi IMS jenis lain. Sebuah penelitian oleh Institute of Medical Research di Papua New Guinea dilakukan di antara orang berisiko tinggi HIV di provinsi Eastern Highlands menemukan 21% kejadian gonore, 19% klamidia, 24% sifilis dan 51% trikomoniasis. Tambahannya, 74% orang mempunyai sedikitnya satu jenis IMS dan 43% mempunyai lebih dari satu; tetapi kurang dari 1% orang yang menerima pengobatan, Jain menambahkan. Jain menandatangani kesepakatan bersama dengan pemerintah daerah Eastern Highlands yang bertujuan menerapkan program peningkatan klinik IMS serta pencegahan dan pengobatan IMS. Artikel asli: Papua New Guinea Officials Discuss Strategies To Integrate HIV/AIDS Services Into Agricultural System Edit terakhir: 17 April 2008 PI meningkatkan risiko penyakit jantung dan NNRTI menurunkannya Oleh: aidsmeds.com Tanggal laporan: 21 Maret 2008 Protease inhibitor (PI) dikaitkan dengan peningkatan tingkat fibrinogen dalam darah tanda risiko penyakit jantung sementara NNRTI dikaitkan dengan penurunan tingkat fibrinogen dalam darah. Hal ini berdasarkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal AIDS edisi 30 Maret Penelitian sebelumnya menemukan bahwa PI sedikit meningkatkan risiko serangan jantung pada Odha. Peningkatan risiko tersebut ditemukan tidak tergantung pada perubahan kolesterol, trigliserid dan gula darah sehingga para peneliti mempertanyakan apakah ada hubungan yang lebih kuat antara penggunaan PI dan tanda penyakit kardiovaskular lainnya. Erin Madden, MPH, dari Universitas California, San Francisco, AS dan rekan berpendapat bahwa peningkatan tingkat fibrinogen dalam darah mungkin membantu menjelaskan peningkatan risiko serangan jantung akibat PI. Tingkat fibrinogen - protein yang berperan kunci terhadap penyumbatan darah yang tinggi sangat dikaitkan dengan aterosklerosis, penumpukkan lemak dan jaringan bekas luka pada pembuluh darah yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung. Tim Madden bekerja dengan data yang melibatkan Odha yang mendaftar dalam penelitian Fat Redistribution and Metabolic Change in HIV Infection (FRAM), membandingkan data peserta HIV-negatif yang terdaftar dalam penelitian Coronary Artery Risk Development in Young Adults (CARDIA). Kelompok Madden menemukan bahwa orang yang memakai rejimen pengobatan yang mengandung PI memiliki tingkat fibrinogen yang 11% lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol yang HIV-negatif. Orang yang memakai rejimen yang berbasis NNRTI memiliki tingkat fibrinogen yang 10% lebih rendah dibandingkan kelompok kontrol. Orang yang memakai rejimen yang berbasis PI dan NNRTI memiliki tingkat fibrinogen yang kurang lebih sebanding dengan kelompok kontrol. April

6 Setelah mengendalikan terhadap berbagai faktor, orang yang memakai PI indinavir dan ritonavir memiliki kaitan yang paling besar terhadap peningkatan tingkat fibrinogen. Orang yang memakai ritonavir dosis rendah untuk mengingkatkan tingkat indinavir memiliki tingkat fibrinogen 8% lebih tinggi dibandingkan orang yang memakai indinavir tanpa ritonavir. Sebaliknya, nevirapine dan efavirenz masing-masing dikaitkan dengan penurunan tingkat fibrinogen. Tim Madden menyimpulkan bahwa peningkatan risiko serangan jantung yang terlihat pada PI dalam penelitian lain mungkin karena PI berpotensi memperburuk aterosklerosis. Tim ini juga mengatakan bahwa data tersebut memberi kesan bahwa NNRTI mungkin memiliki dampak perlindungan, tetapi untuk mengkonfirmasi temuan mereka tersebut, diperlukan penelitian lebih lanjut yang meneliti dampak obat antiretroviral (ARV) secara individual terhadap fibrinogen dan ciri-ciri aterosklerosis lainnya. Ringkasan: PIs Increase Heart Disease Risk, and NNRTIs Decrease It Sumber: AIDS. 22(6): Edit terakhir: 17 April 2008 Pojok Info Lembaran Informasi Baru Pada April 2008, Yayasan Spiritia telah menerbitkan 16 lembaran informasi yang direvisi: Informasi Dasar Lembaran Informasi 001 Daftar Lembaran Informasi Terapi Antiretroviral Lembaran Informasi 450 Darunavir Lembaran Informasi 461 Enfuvirtide Infeksi Oportunistik Lembaran Informasi 500 Infeksi Oportunistik Lembaran Informasi 518 Wasting AIDS Lembaran Informasi 519 Herpes Simpleks Lembaran Informasi 523 Steatosis Efek Samping Lembaran Informasi 550 Efek Samping Lembaran Informasi 551 Kelelahan Lembaran Informasi 552 Anemia Lembaran Informasi 553 Lipodistrofi Lembaran Informasi 554 Diare Lembaran Informasi 557 Masalah Tulang Lembaran Informasi 558 Depresi Topik Khusus Lembaran Informasi 910 Daftar Interaksi Obat NNRTI/PI Lembaran Informasi 911 Daftar Interaksi Obat NRTI Untuk memperoleh lembaran revisi ini atau seri Lembaran Informasi lengkap, silakan hubungi Yayasan Spiritia dengan alamat di halaman belakang atau browse ke situs web Spiritia: < 6 Sahabat Senandika No. 65

7 Tips untuk Odha Tips untuk Odha Melawan TB Vaksinasi Rata-rata, di Inggris dan Negara-negara Eropa lainnya, anak usia sekolah (12-14 tahun) diberi vaksinasi BCG untuk melawan TB. Namun demikian, vaksinasi tidak memberikan perlindungan yang menyeluruh terhadap TB, dan banyak kasus anak-anak yang sudah diberi BCG pada waktu kecil tetap mengalami TB. Orang dengan HIV tidak boleh diberikan BCG karena vaksin BCG adalah vaksin hidup yang sudah dilemahkan dan bisa menyebabkan penyakit serupa TB. Mencegah TB-Memperbaiki sistem imunitas dengan terapi anti HIV Salah satu cara terbaik untuk mencegah TB bagi orang yang HIV positif adalah untuk memperbaiki sistem imunitas. Pengobatan dengan kombinasi yang efektif dari ARV bisa meningkatkan imunitas tubuh, sehingga tubuh kita bisa melawan TB dan infeksi lainnya. Mencegah TB-Meminum obat anti TB (profilaksis) Orang dengan TB laten terkadang diberikan obat anti TB atau obat-obatan untuk mencegah TB menjadi aktif. Pada umumnya, diberikan obat isoniazid, yang diberikan kurang lebih selama 6 bulan. Pencegahan ini juga direkomendasikan bagi orang-orang HIV positif yang datang dari komunitas yang memiliki tingkat TB yang tinggi, termasuk daerah Afrika dan sub kontinen India, terutama jika mereka tes kulit (PPD) positif. Orang-orang yang HIV negatif yang juga kontak langsung dengan orang dengan TB aktif harus menerima pengobatan ini. Namun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dengan pendekatan ini, karena hal ini bisa menimbulkan resistansi jika kita menggunakan profilaksis TB tetapi ternyata kita mempunyai TB aktif dan salah didiagnosis. Selain itu, isoniazid bisa menyebabkan efek samping dan bisa berinteraksi dengan beberapa obat anti-hiv, terutama ddi dan d4t. Isoniazid juga bisa memberatkan fungsi kerja hati. Oleh karena itu, ada baiknya jika kita terus memantau fungsi hati kita sepanjang kita meminum isoniazid. Membantu diri kita sendiri Kita bisa membantu diri kita sendiri dengan memakan makanan yang bergizi dan sehat. Selain itu, kita juga harus tinggal dirumah yang mempunyai ventilasi yang baik karena kuman TB bisa dibawa keluar sehingga kuman TB tersebut bisa mati karena terkena sinar ultraviolet (sinar matahari) Tanya Jawab Tanya-Jawab T: Pasangan saya ODHA sudah sejak thn 2004 dan menggunakan ARV, CD4 nya sejak awal menggunakan ARV selalu naik, Oya... pasangan saya cek CD4 tiap 6 bulan sekali, dan terakhir kemaren periksa CD4nya naik tidak begitu banyak hanya 2, yang tadinya 429 sekarang hanya 431, kirakira apa penyebabnya ya, padahal pasangan saya sudah hidup cara sehat. Apa mungkin pada saat periksa dia memang dalam keadaan lelah karna belakangan tidurnya tidak teratur karna sibuk dengan pekerjaannya sehingga bisa menyebabkan CD4 nya tidak naik, pasangan saya jadi agak murung karna dia tidak mendapatkan hasil yang memuaskan, sedangkan kesehatan ODHA kan biasanya bisa juga di ukur dari CD4 nya. J: Ada beberapa kemungkinan, tetapi kita harus paham bahwa ukuran CD4 tidak memberi angka yang mutlak, seperti bila kita mengukur berat badan. Hasil 430 bisa berarti jumlah CD4 sebenarnya di bawah 400 atau di atas 500. Jadi mungkin tes enam bulan yang lalu seharusnya 400 dan tes baru seharusnya 500, sebuah peningkatan yang bermakna. Hasil tes CD4 sangat tergantung pada jam berapa contoh darah diambil, apakah kita mempunyai infeksi lain (mis. flu), apakah kita stres atau capek, dll. Jadi sebaiknya kita tidak terlalu tertekan oleh satu angka; yang penting lihat kecenderungan. (Ya, saya tahu gampang dibilang, sulit dilakukan! Tetapi ingat stres/murung juga menekankan CD4!) April

8 Kita juga dapat lihat CD4%, yang biasa juga tercatat dalam laporan dari lab. Kalau angka ini naik, itu mungkin lebih dipercaya dari CD4 mutlak. Kalau kita ragu, sebaiknya kita mengulangi tes CD4, atau menunggu hasil enam bulan berikut. Namun mungkin CD4 memang menurun. Jadi tidak salah bila kita memperhatikan kepatuhan terhadap terapi - apakah pasangan benar-benar tidak pernah lupa dosis atau hanya bilang begitu? Mungkin membutuhkan pendekatan yang sangat peka untuk mengetahui. Tetapi kalau kepatuhan memang mulai turun, sebaiknya diambil intervensi secepatnya agar tidak timbul resistansi. Selain itu, memang ada sedikit orang yang mengalami kegagalan terapi, walau 100% patuh. Hal ini dapat terjadi akibat perbedaan dalam metabolisme atau pencernaan, atau beberapa alasan lain. Yang jelas, bila CD4-nya tidak naik atau bahkan turun pada tes berikut, harus ditelitikan alasan bersama dengan dokter, dan dilakukan intervensi yang sesuai. Pertanyaan dijawab pada tanggal: 12 November 2007 melalui website Yayasan Spiritia Positive Fund Laporan Keuangan Positive Fund Yayasan Spiritia Periode April 2008 Saldo awal 1 April ,025,569 Penerimaan di bulan April ,081,000+ Total penerimaan 18,106,569 Pengeluaran selama bulan April: Item Jumlah Pengobatan 823,700 Transportasi 60,000 Komunikasi 0 Peralatan / Pemeliharaan 0 Modal Usaha 0+ Total pengeluaran 883,700- Saldo akhir Positive Fund per 30 April ,222,869 Sahabat Senandika Diterbitkan sekali sebulan oleh Yayasan Spiritia dengan dukungan THE FORD FOUNDATION Kantor Redaksi: Jl. Johar Baru Utara V No 17 Jakarta Pusat Telp: (021) dan (021) Fax: (021) yayasan_spiritia@yahoo.com Editor: Caroline Thomas Copyright 2002 Yayasan Spiritia. Izin dikeluarkan bukan untuk diperdagangkan, sehingga bila mengutip isinya Anda harus mencantumkan sumber (termasuk alamat dan nomor telepon). Semua informasi di dalam Sahabat Senandika sekadar untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sebelum melaksanakan suatu pengobatan sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter. 8 Sahabat Senandika No. 65

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi

HIV dan Anak. Prakata. Bagaimana bayi menjadi terinfeksi? Tes HIV untuk bayi. Tes antibodi Prakata Dengan semakin banyak perempuan di Indonesia yang terinfeksi HIV, semakin banyak anak juga terlahir dengan HIV. Walaupun ada cara untuk mencegah penularan HIV dari ibu-ke-bayi (PMTCT), intervensi

Lebih terperinci

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas

Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas. Update pengobatan HIV. Penyembuhan. Perkembangan obat. Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Pertemuan Koordinasi Kelompok Penggagas Update tentang Pengobatan HIV 1. Perkenalkan diri serta pengalaman Anda. Perkenalkan sesi ini sebagai ringkasan yang sangat singkat mengenai perkembangan dalam perawatan,

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 55, Juni 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Pontianak, 3-7 Juni 2007 Oleh: Caroline Thomas Pelatihan

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 45, Agustus 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Konferensi AIDS Internasional XVI, Toronto, 13-18 Agustus 2006 Oleh: Siradj Okta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem kekebalan

Lebih terperinci

Pelatihan Pendidik Pengobatan

Pelatihan Pendidik Pengobatan Yayasan Spiritia Pelatihan Pendidik Pengobatan Latar Belakang Kami di Spiritia sering diminta menjadi penyelenggara pelatihan Pendidik Pengobatan untuk kelompok dukungan sebaya atau organisasi lain. Walaupun

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan penyakit epidemik di dunia, dimana penderita HIV terbanyak berada di benua Afrika dan Asia. Menurut World Health Organization

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 38, Januari 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9 (1) Oleh Babe, 22 Januari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau

I. PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau I. PENDAHULUAN Penyakit AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah gejala atau infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusiaakibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Menular Seksual merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui aktivitas seksual dengan pasangan penderita infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri,

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan spiritia HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Buku ini adalah terjemahan dan penyesuaian dari HIV, Pregnancy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1,2,3. 4 United Nations Programme on HIV/AIDS melaporkan

BAB I PENDAHULUAN 1,2,3. 4 United Nations Programme on HIV/AIDS melaporkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi dari virus Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Peningkatan harga diri penderita HIV/AIDS dapat dilakukan dengan memberi pelatihan. Oleh karenannya, seorang penderita HIV/AIDS atau ODHA sangat perlu diberi terapi psikis dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah HIV/AIDS. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS.

Lebih terperinci

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak:

Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Terapi antiretroviral untuk infeksi HIV pada bayi dan anak: Menuju akses universal Oleh: WHO, 10 Juni 2010 Ringkasan eksekutif usulan. Versi awal untuk perencanaan program, 2010 Ringkasan eksekutif Ada

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 27, Februari 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha se-jawa Oleh Siradj Okta Yayasan Spiritia baru saja menyelenggarakan

Lebih terperinci

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV

XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) XII. Pertimbangan untuk bayi dan anak koinfeksi TB dan HIV Tuberkulosis (TB) mewakili ancaman yang bermakna pada kesehatan

Lebih terperinci

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi

X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) X. Perubahan rejimen ARV pada bayi dan anak: kegagalan terapi Kepatuhan yang kurang, tingkat obat yang tidak cukup, resistansi

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 21, Agustus 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Pengalaman... Laporan Program ARV di Afrika Selatan Oleh Keith Alcorn, 27 April 2004 Para peneliti

Lebih terperinci

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah

HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah HIV AIDS, Penyakit yang Belum Teratasi Namun Bisa Dicegah Oleh : H. Deddy Ismail, MM Pengelola Program HIV-AIDS dan IMS Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan Apa yang terpikir dalam benak Anda sewaktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari

BAB I PENDAHULUAN. global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan utama global.tuberkulosis sebagai peringkat kedua yang menyebabkan kematian dari penyakit menular di seluruh dunia

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 54, Mei 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa II. Salatiga, 6-10 Mei 2007 Oleh: Dhayan Dirgantara Pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah HIV merupakan masalah kesehatan yang mengancam Indonesia bahkan negara lain. Saat ini tidak ada negara yang terbebas dari masalah HIV/AIDS dan menyebabkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV di Indonesia termasuk yang tercepat di Asia. (2) Meskipun ilmu. namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah HIV/AIDS adalah masalah besar yang mengancam Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Tidak ada negara yang terbebas dari HIV/AIDS. (1) Saat ini

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 48, November 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Konsultasi untuk Perpaduan Layanan Pencegahan dan Pengelolaan Infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas dan menjadi isu global yaitu Infeksi HIV/AIDS. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia dan merupakan penyebab kematian bagi penderitanya. Penyakit menular adalah penyakit

Lebih terperinci

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? HEALTH Spiritia seri buku kecil hiv-aids 2016 Pengobatan Untuk AIDS: Ingin Mulai? Chris W Green Spiritia Jl. Kemiri No.10, Gondangdia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular menjadi masalah dalam kesehatan masyarakat di Indonesia dan hal ini sering timbul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menyebabkan kematian penderitanya.

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 40, Maret 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah Jawa (2006) Oleh: Siradj Okta Pada pertengahan bulan Maret tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Menurut Center

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 43, Juni 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan United Nations General Assembly Special Session on HIV/AIDS. New York, 31 Mei - 2 Juni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada Millenium Development Goals (MDGs), memiliki 5 pondasi yaitu manusia,

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan

HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan SERI BUKU KECIL HIV, Kehamilan dan Kesehatan Perempuan Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id, Situs

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Orang dengan HIV membutuhkan pengobatan dengan Antiretroviral atau BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus merupakan suatu jenis virus yang menyerang sel darah putih sehingga menyebabkan kekebalan tubuh manusia menurun. AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai?

Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? SERI BUKU KECIL Pengobatan untuk AIDS: Ingin Mulai? Oleh Chris W. Green Jl. Johar Baru Utara V No. 17, Johar Baru, Jakarta 10560 Telp: (021) 422 5163, 422 5168, Fax: (021) 4287 1866, E-mail: info@spiritia.or.id,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan global yang menjadi perbincangan masyarakat di seluruh

Lebih terperinci

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP

Pemberian ARV pada PMTCT. Dr. Janto G. Lingga,SpP Pemberian ARV pada PMTCT Dr. Janto G. Lingga,SpP Terapi & Profilaksis ARV Terapi ARV Penggunaan obat antiretroviral jangka panjang untuk mengobati perempuan hamil HIV positif dan mencegah MTCT Profilaksis

Lebih terperinci

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PENDERITA HIV/AIDS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG MORAWA KABUPATEN DELI SERDANG TENTANG PENYAKIT AIDS DAN KLINIK VCT TERHADAP TINGKAT PEMANFAATAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS).

ABSTRAK. Adherence Scale (MMAS). iv ABSTRAK HIV positif merupakan kondisi ketika terdapat infeksi Human Immunodeficiency Virus di dalam darah seseorang. Sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan permasalahan penyakit menular seksual termasuk Human Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan kualitatif. HIV merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human

Lebih terperinci

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular?

Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang. Bagaimana HIV menular? Apa itu HIV/AIDS? Apa itu HIV dan jenis jenis apa saja yang HIV berarti virus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Ini adalah retrovirus, yang berarti virus yang mengunakan sel tubuhnya sendiri

Lebih terperinci

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4),

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2PL) Kementerian Kesehatan RI (4), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi dari virus HIV (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 56, Juli 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Advokasi Oleh: Siradj Okta Pada bulan Mei 2007, Yayasan Spiritia menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang awalnya menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, menyebabkan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 33, Agustus 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan menjadi Fasilitator perempuan positif se-asia Tenggara Jakarta, 14-20 Agustus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pemerintah Indonesia, berbeda dengan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of

BAB I PENDAHULUAN. sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan biasanya menyerang sel CD4 ( Cluster of Differentiation 4) sehingga mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Infeksi Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit yang menimbulkan masalah besar di dunia.tb menjadi penyebab utama kematian

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 52, Maret 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas KDS se-jakarta dan sekitarnya. Jakarta, 6-7 Maret 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) semakin nyata menjadi masalah kesehatan utama di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV)/ Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi masalah yang serius bagi dunia kesehatan. Menurut data World Health

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO)

I. PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO) 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkolosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Menurut World Health Organization (WHO) dalam satu tahun kuman M.

Lebih terperinci

Oleh: Logan Cochrane

Oleh: Logan Cochrane Oleh: Logan Cochrane Pengenalan P. Kepanjangan dari apakah HIV itu? J.Human Immuno-deficiency Virus P. Kepanjangan dari apakah AIDS? J. Acquired Immune Deficiency Syndrome Keduanya memiliki hubungan sebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakomodasi kesehatan seksual, setiap negara diharuskan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Sydrome) merupakan masalah kesehatan di dunia sejak tahun 1981, penyakit ini berkembang secara pandemi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) merupakan penyakit yang masih menjadi perhatian di dunia dan Indonesia. Penyakit ini memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. imuno kompromis infeksius yang berbahaya, dikenal sejak tahun Pada

I. PENDAHULUAN. imuno kompromis infeksius yang berbahaya, dikenal sejak tahun Pada 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu penyakit imuno kompromis infeksius yang berbahaya, dikenal sejak tahun 1981. Pada tahun 1983, agen penyebab

Lebih terperinci

TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA

TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA IMUNODEFISIENSI PRIMER TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA TETAP SEHAT! PANDUAN UNTUK PASIEN DAN KELUARGA 1 IMUNODEFISIENSI PRIMER Imunodefisiensi primer Tetap sehat! Panduan untuk pasien dan

Lebih terperinci

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian)

HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian) HIV The Health System in Australia (Language: Indonesian) HIV Sistem Kesehatan Di Australia 7.1 Pengenalan 7.2 Dokter-dokter Umum 7.3 Pelayanan Kesehatan Seksual 7.4 Rumah sakit - Rumah sakit 7.5 Pelayanan

Lebih terperinci

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immunodefiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh yang didapat, disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9

Laporan Singkat: Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9 Saya menghadiri 9th Bangkok Symposium on HIV Medicine (Simposium Bangkok Pengobatan HIV ke-9), dilaksanakan oleh HIV-NAT 18-20 Januari, didanai oleh IHPCP. Pertemuan ini terutama membidik profesional medis

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 28, Maret 2005 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Lampung, 14 20 Maret 2005 Oleh Odon Bayu Pradjanto Pertengahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Kemenkes, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang merupakan penyebab dari timbulnya Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), masih menjadi masalah kesehatan utama secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus Human Immunodeficiency Virus (HIV) yang mudah menular dan mematikan.

Lebih terperinci

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok LATAR BELAKANG Psikologi memiliki peran penting pada penyakit kronis: Mulai mengidap Adaptasi terhadap

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 50, Febuari 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Laporan Kegiatan Pertemuan Nasional HIV/AIDS, 3-8 Febuari 2007 Sambutan oleh Aktivis

Lebih terperinci

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS

Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Nama : Ella Khairatunnisa NIM : SR072010031 Kelas : SI Reguler IV B Asuhan Keperawatan Klien Dengan HIV/AIDS Asuhan Keperawatan Wanita Dan Anak Dengan HIV/AIDS 1. Pencegahan Penularan HIV pada Wanita dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang datang.

Lebih terperinci

SERI BUKU KECIL HIV & TB

SERI BUKU KECIL HIV & TB SERI BUKU KECIL HIV & TB Jl. Radio IV No. 10 Kebayoran Baru, Jakarta 12130 Telp: (021) 7279 7007 Fax: (021) 726-9521 E-mail: yayasan_spiritia@yahoo.com Maret 2006 seri buku kecil HIV & TB Penyusun: Chris

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. Jumlah penderita HIV/AIDS menurut WHO 2014 di seluruh dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. Jumlah penderita HIV/AIDS menurut WHO 2014 di seluruh dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Imunodeficiency Virus/Acquired Imunodeficiency Syndome (HIV/AIDS) adalah salah satu infeksi menular seksual yang menjadi masalah besar. Dimana prevalensi di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Epidemi Human Immunodeficiency Virus (HIV) secara global masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Masalah kesehatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya menjaga sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN HIV (Human Immunodeficiency Virus) virus ini adalah virus yang diketahui sebagai penyebab AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). HIV merusak sistem ketahanan tubuh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) berarti kumpulan gejala dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sel darah putih bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human immunodeficiency virus (HIV) adalah suatu jenis retrovirus yang memiliki envelope, yang mengandung RNA dan mengakibatkan gangguan sistem imun karena menginfeksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 14, Januari 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Mengikuti Konferensi Internasional Oleh Siradj Okta Salah satu program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun Menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data kasus HIV/AIDS mengalami peningkatan dari tahun 2008-2009. Menurut data per 31 Desember 2008 dari Komisi Penanggulangan AIDS Pusat, di 10 Propinsi jumlah kasus

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 49, Desember 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pelatihan Pendidik Pengobatan Jogjakarta, 3-9 Desember 2006 Oleh: Caroline Thomas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes. RI, 2008). Virus tersebut

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 59, Oktober 2007 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Evaluasi tahunan Yayasan Spiritia 22-25 Oktober 2007 Oleh: Caroline Thomas Pada tahun

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 39, Februari 2006 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Pertemuan Odha Wilayah se-kalimantan 12-15 Februari 2006 Oleh: Siradj Okta Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak

BAB I PENDAHULUAN. menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan retrovirus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan tubuh, menghancurkan atau merusak fungsi. Selama infeksi berlangsung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tubuh manusia dan akan menyerang sel-sel yang bekerja sebagai sistem kekebalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus atau HIV merupakan suatu virus yang dapat menyebabkan penurunan kekebalan tubuh pada manusia. Virus ini akan memasuki tubuh manusia dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala yang timbul akibat 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Human Immuno-deficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan penyakit yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat

I. PENDAHULUAN. masing-masing. Pelayanan publik dilakukan oleh pemerintah baik di tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan tanggung jawab Negara dan pemerintah yang kemudian dilaksanakan oleh instansi pemerintah sesuai dengan bidangnya masing-masing. Pelayanan

Lebih terperinci

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV

Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) IV. Meyakinkan Diagnosis Infeksi HIV Bagian ini merangkum usulan WHO untuk menentukan adanya infeksi HIV (i) agar memastikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) telah menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius di abad ini, dan menimbulkan

Lebih terperinci

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak

V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak ART untuk infeksi HIV pada bayi dan anak dalam rangkaian terbatas sumber daya (WHO) V. Kapan mulai terapi antiretroviral pada bayi dan anak Proses pengambilan keputusan untuk mulai ART pada bayi dan anak

Lebih terperinci

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha

Sahabat Senandika. Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Yayasan Spiritia No. 18, Mei 2004 Sahabat Senandika Newsletter Bulanan tentang Dukungan untuk Odha Laporan Kegiatan Akreditasi Fasilitas Layanan Kesehatan Oleh Babe Saya mengikuti WHO Consultation on Accreditation

Lebih terperinci

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala. oleh adanya infeksi oleh virus yang disebut Human Immuno-deficiency Virus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS), yaitu sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh adanya infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mencapai target Millenium Development Goal s (MDG s), peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. berhasil mencapai target Millenium Development Goal s (MDG s), peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan global. Meskipun program pengendalian TB di Indonesia telah berhasil mencapai target

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita

BAB I PENDAHULUAN. dan faktor ekologi (Supariasa,2001 dalam Jauhari, 2012). untuk melawan segala penyakit yang datang. Pada saat kekebalan tubuh kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi merupakan gambaran atau ekspresi dimana terdapat keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi seseorang dapat diukur dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan tahap akhir dari infeksi yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masih terdapat banyak penyakit di dunia yang belum dapat diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan kesehatan yang sebelumnya

Lebih terperinci