BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Computer Aided Instruction Sejarah Perkembangan CAI (Perangkat Ajar)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Computer Aided Instruction Sejarah Perkembangan CAI (Perangkat Ajar)"

Transkripsi

1 BAB LANDASAN TEORI.1 Computer Aided Instruction (CAI).1.1 Pengertian Computer Aided Instruction Computer Aided Instruction merupakan suatu perangkat ajar yang memanfaatkan komputer untuk menyampaikan bahan-bahan yang akan diajarkan..1. Sejarah Perkembangan CAI (Perangkat Ajar) Dewasa ini komputer telah menjadi salah satu paket mata pelajaran yang harus diikuti. Pemakaian komputer dalam meningkatkan mutu pendidikan terus berkembang, sehingga lahirlah perangkat ajar berbasis komputer yang dikenal dengan istilah CAI (Computer Aided Instruction). Perkembangan CAI pertama kali dimulai di Amerika Serikat pada akhir tahun 1950-an dan awal tahun 1960-an (Chambers,1983,p6). Dalam perkembangannya, proyek CAI pertama ini dibiayai oleh IBM (International Business Machine), NSF (National Science Foundation) dan beberapa organisasi swasta lainnya. CAI pertama, yang dikembangkan di Polytechnic Institute di Brooklyn, dengan menggunakan BASIC pada tahun Pada tahun 1965, Harvard University kemudian bekerja sama dengan IBM untuk meneliti implementasi dari CAI. Kemudian tahun 1963 diadakan riset di Stanford mengenai pengembangan dari CAI yang berlanjut hingga tahun

2 Di luar Amerika Serikat, CAL (Computer Assisted Learning) di Inggris mulai dikembangkan akhir tahun 1960-an di Queen Marry College bekerja sama dengan University of London dan University of Edinburg (Chambers,1983,p13). Selain itu, Canada memulai riset CAI-nya pada tahun 1970-an yang dikembangkan di Ontario Institute for studies in Education, National Research Council of Canada, Queen s University, Concordia University, dan University of Alberta dan Colgary..1.3 Jenis Jenis Perangkat Ajar Perangkat Ajar dapat digolongkan menjadi 3 jenis (Kearsley,1983,pp30-36), yaitu: 1. Drill and Practice Menurut Kearsley, jenis perangkat ajar ini merupakan jenis yang termudah dan menitikberatkan pada konsep yang sudah ada. Cara kerja dari jenis ini adalah sebagai berikut : Menampilkan masalah atau pertanyaan. Menerima respon dari pengguna. Periksa jawaban dan berikan umpan balik. Lanjutkan ke pertanyaan berikutnya.. Tutorial Perangkat ajar yang paling sering digunakan adalah jenis tutorial. Tutorial secara khusus terdiri dari diskusi mengenai suatu konsep atau prosedur yang diselingi dengan pertanyaan pertanyaan atau kuis pada akhir diskusi. Instruksi frame biasanya disajikan dalam 6

3 frame, yang dapat berbentuk teks, suara ataupun grafik berwarna, di mana keluarannya bergantung pada perangkat keras yang digunakan. 3. Socratic Jenis ini sedikit berbeda dari kedua jenis perangkat ajar di atas, karena jenis Socratic ini menggabungkan penerapan Intelegensi semu dengan tutorial, serta terdapat percakapan atau dialog antara pengguna dengan komputer natural language. Perkembangan pengguna tidak dinilai dari nilai ujiannya melainkan dari tingkat pemahaman pengguna ataupun keahliannya dalam menyelesaikan masalah..1.4 Komponen Komponen Perangkat Ajar Menurut Kearsley, 1983, p64-65, sebuah perangkat ajar membutuhkan 4 buah komponen utama yang saling terkait, di mana diantara komponen-komponen tersebut tidak dapat bekerja secara sendirian. Komponen-komponen tersebut diantaranya adalah sebagai berikut : a) Perangkat Keras (Hardware) Di sini perangkat keras yang dimaksud adalah peralatanperalatan fisik yang akan dipakai untuk mengoperasikan perangkat ajar tersebut. Peralatan fisik itu seperti komputer, disc drive, printer, dan lain sebagainya. b) Perangkat Lunak (Software) Di sini perangkat lunak mencakup program-program yang akan dipakai untuk mengoperasikan perangkat ajar tersebut, seperti : 7

4 Operating Sistem, program-program aplikasi, program program utility. c) Perangkat Ajar (Courseware) Pada dasarnya merupakan perangkat lunak, hanya saja dibedakan karena perangkat ajar mempunyai aturan khusus untuk merepresentasikan suatu kurikulum dari pendidikan. d) Manusia (Brainware) Terdiri dari personil-personil yang mempunyai keahlian khusus dalam mengembangkan, mengoperasikan, memelihara dan mengevaluasi perangkat ajar yang digunakan..1.5 Karakteristik Perangkat Ajar Menurut Hofmeister dan Magge, 1984, karakteristik dari perangkat ajar adalah sebagai berikut : 1. Individual Rate of Learning Para pengguna dapat belajar sistem sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya. Terdapat interpretasi, yaitu sebagai berikut : Para pengguna memilih tingkat atau bagian yang akan dipelajarinya dan memilih informasi baru yang diperlukan. Perangkat ajar yang seperti ini tidak salah, cuma mungkin terdapat beberapa pengguna yang lebih menyukai alur instruksi yang telah diatur oleh komputer. 8

5 Berdasarkan jawaban / tanggapan dari para pengguna. Komputer dapat memberikan variasi yang mencakup jumlah pengulangan pada unit instruksi tertentu, kecepatan presentasi materi, dan jumlah materi yang diberikan. Untuk itu komputer harus memonitor perkembangan para pengguna secara kontinu. Kemampuan memonitor dan menentukan presentasi instruksi adalah karakteristik utama dari perangkat ajar.. Feedback (Umpan Balik) Umpan balik berkaitan dengan efek yang diterima oleh para pengguna. Biasanya para pengguna yang dapat belajar dengan cepat tidak menyukai umpan balik yang terlalu banyak, agar mereka dapat bergerak dengan cepat. Macam-macam umpan balik dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu : Right-Wrong Feedback, yaitu umpan balik yang diberikan apabila jawaban dari para pengguna benar atau salah. Right-Blank Feedback, yaitu umpan balik yang diberikan apabila jawaban dari para pengguna benar. Wrong-Blank Feedback, yaitu umpan balik yang diberikan apabila jawaban dari para pengguna salah. 3. Sequencing and Structure (Berurutan dan Terstruktur) Terdapat 3 langkah utama dalam mengembangkan program instruksional, yaitu sebagai berikut : 9

6 a) Spesifikasi tentang tujuan program b) Analisis topik masalah c) Konstruksi urutan instruksi. Pada awalnya sebagian besar perangkat ajar bersifat linier, yang berarti materi-materi dipecah-pecah menjadi bagian bagian yang sangat kecil dan semua siswa mulai dari awal dan tetap berada pada jalur yang sama. Tidak ada percabangan dalam arti penggunaan jalur yang berbeda untuk pengguna dengan keahlian yang berbeda. Salah satu alternatif yaitu dengan mempresentasikan materi dalam jumlah yang besar, kemudian memberikan serangkaian pertanyaan untuk mendapatkan topik-topik yang penting..1.6 Perancangan Perangkat Ajar Perancangan merupakan tahap yang sangat penting, karena akan menentukan baik tidaknya perangkat ajar yang dibuat tersebut. Menurut Kearsley (1983, p ), terdapat kategori penting yang fungsional dalam perancangan dan pengembangan perangkat ajar, yaitu sebagai berikut : 1. Display (Rancangan Layar) Display merupakan apa yang akan dilihat oleh para pengguna pada layar monitor. Dalam merancang display, ditentukan apakah display ditampilkan dalam modus teks atau modus grafik. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah ukuran dari display dan seberapa banyak informasi yang akan ditampilkan dalam satu layar. Penyajian 10

7 informasi yang ada di display harus efisien dan efektif agar para pengguna merasa nyaman sewaktu melihat tampilan tersebut serta dapat membaca dengan jelas instruksi-instruksi yang ada dan dapat mengerti.. Interaction (Interaksi) Interaction merupakan komunikasi arah antara pengguna dengan perangkat lunak, di mana diharapkan pengguna dapat berinteraksi secara baik dengan perangkat lunak. Interaksi terdiri dari aspek penting, yaitu : Control (Pengendalian) Control di sini berarti para pengguna dapat mengontrol program perangkat ajar tersebut dan dapat meminta pertolongan ataupun penjelasan untuk materi yang ada jika ada yang kurang jelas. Response (Tanggapan) Response di sini mencakup input atau masukan yang diberikan oleh para pengguna. Input tersebut bisa melalui keyboard, mouse, touch screen, dan sebagainya.. Multimedia..1 Pengertian Multimedia Menurut Andleigh dan Thakrar ( 1996, p9 ), multimedia adalah sebuah teknologi yang dikembangkan dengan penggabungan video, audio, 11

8 teks dan grafik dalam suatu produksi untuk menyampaikan informasi, aplikasi, presentasi dan dokumen yang berbasiskan komputer serta dapat dinikmati secara aktif. Menurut Burger (1993, p3), multimedia adalah penggabungan dari dua atau lebih media yang berbeda pada PC (Personal Computer). Lindstrom (1994, p) menyatakan bahwa multimedia ialah media baru yang merupakan kemajuan dari bidang teknologi yang luar biasa yang menyatakan teks, grafik, audio dan video pada bentuk digital. Digitalisasi dan kemampuan pemrograman komputer membebaskan audio dan video dari tape dan film. Secara umum, multimedia merupakan penyampaian informasi melalui lebih dari satu media, dapat berupa audio, teks, grafik, video, bau bauan dan lain lain. Menurut Lindstrom (1994, p199), pedoman umum untuk memilih media penyampaian informasi ditunjukkan pada tabel.1 1

9 Tabel.1 Pedoman Umum Memilih Media Penyampaian Informasi Tipe Media Atribut Penulisan teks digunakan dalam penggambaran atau penjelasan. Penggunaan kata harus diperhatikan agar tidak menimbulkan Teks dan Cerita interpretasi yang salah. Penyampaian dalam bentuk cerita harus menonjolkan aspek informatif. Kata-kata yang digunakan untuk menerangkan suatu pengertian sebaiknya memadukan teks dengan suara. Desain atau model gambar dapat digunakan untuk memudahkan penjelasan. Ilustrasi dapat Model dan Ilustrasi memudahkan pemahaman suatu informasi. Gunakan warna, style dan design untuk meningkatkan minat. Foto Grafik dan Peta Foto merupakan tampilan yang kaya, utuh dan memberikan informasi yang nyata. Sesuai digunakan untuk mempresentasikan data. Dapat berupa grafik dua dimensi atau tiga dimensi. Tipe Media Video dan Animasi Atribut Video digunakan untuk mengkaitkan informasi berbasis waktu pada informasi berbasis 13

10 gerakan. Animasi dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang kompleks. Tambahkan suara untuk menggambarkan Efek Suara keadaan. Efek suara dapat digunakan untuk mendorong minat. Aturlah nada dan suara agar terdengar selaras. Musik Di sini perasaan cukup berperan. Penggunaan musik sulit untuk diprediksi... Elemen Elemen Multimedia Secara garis besar, elemen-elemen multimedia dibagi menjadi bagian, yaitu sebagai berikut : 1. Artificial World Artificial World mencakup : Teks Teks merupakan jenis data yang paling sederhana dan membutuhkan tempat penyimpanan yang paling kecil. Teks juga merupakan elemen multimedia yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Teks dapat dihasilkan oleh program pengolah kata, pengolah basis data, hasil komputasi, dan lain sebagainya. Grafik 14

11 Grafik dapat berupa grafik batang, grafik pie, ataupun bentuk grafik yang lain, baik dalam dimensi maupun 3 dimensi. Grafik terdiri dari format, yaitu : a. Bitmap (Raster), yaitu matriks informasi sederhana yang menjabarkan titik-titik individual yang merupakan elemen resolusi terkecil pada tampilan komputer. b. Vector, atau juga dikenal dengan istilah grafik yang berorientasi objek, contohnya garis, lingkaran, kotak, dan poligon. Animasi Animasi merupakan gambar yang bergerak bergantian dengan waktu yang sangat cepat sehingga seolah-olah bergerak. Animasi dapat dibagi menjadi bagian, yaitu : a) Computer Based Animation, yaitu animasi yang dihasilkan oleh komputer, untuk membuat efek-efek visual seperti perubahan posisi, bentuk, warna, struktur, tekstur dari suatu objek. b) Full Motion Video, merupakan hasil rekaman video yang berupa gambar hidup.. Real World Real World mencakup : Audio atau Suara Suara dibagi menjadi 3 jenis kategori, yaitu : a) Percakapan, berupa suara manusia yang berbicara. 15

12 b) Musik, berupa suara yang dihasilkan oleh alat musik, baik akustik, elektronik, maupun synthesizer. c) Efek Suara, berupa suara tembakan, suara halilintar, suara pesawat terbang, suara gelas pecah, dan lain sebagainya. Gambar Gambar dapat berupa buatan dari program editor gambar, dari hasil scanning foto dan dari lukisan tangan, ataupun penggabungan dari hasil scanning dan editing. Video Video merupakan animasi yang diambil melalui kamera video dan disimpan dalam bentuk file..3 Interaksi Manusia dan Komputer.3.1 Pengertian Umum Interaksi Manusia dan Komputer Menurut Shneiderman (1998, p18), Interaksi Manusia dan Komputer adalah suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi dan implementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan oleh manusia, serta studi fenomena-fenomena besar yang berhubungan dengannya. Perancangan dan evaluasi ini berkaitan dengan user interface. Lebih lanjut Shneiderman (1998, p) menjelaskan user interface adalah bagian sistem komputer yang memungkinkan manusia berinteraksi dengan komputer yang bertujuan agar sistem komputer dapat digunakan oleh pemakai. 16

13 .3. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Interaksi Manusia dan Komputer Interaksi Manusia dan Komputer yang baik adalah interaksi yang memperhatikan: 1. Keseragaman sifat-sifat antar muka pemakai pada aplikasi yang berbeda,. Terintegrasi, yaitu kesatuan dari berbagai paket aplikasi, 3. Konsistensi atau keseragaman dalam suatu program aplikasi, yang mencakup urutan, perintah, istilah, satuan, warna, tipografi, dan sebagainya. Portabilitas, yaitu dimungkinkannya data dikonversi dan dipindahkan, dan dimungkinkannya antar muka pemakai dipakai di berbagai lingkungan perangkat lunak dan perangkat keras..4 Pengenalan Mata Kuliah Sistem Pengaturan Dasar Sistem Pengaturan Dasar merupakan salah satu mata kuliah dasar yang harus dikuasai oleh mahasiswa jurusan Sistem Komputer. Mata kuliah ini berbobot 4 sks, jadi untuk dua kali pertemuan 100 menit pada setiap perkuliahan. Pada mata kuliah Sistem Pengaturan Dasar ini terbagi dalam beberapa topik. Topik topik yang akan diperkenalkan adalah sebagian dari Sistem Pengaturan 17

14 Dasar, yaitu mengenai Sistem Pengendalian khususnya Sistem Pengendalian Lup Tertutup..4.1 Sistem Pengendalian Sistem pengendalian merupakan susunan komponen-komponen fisik yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga sistem tersebut dapat memerintah, mengarahkan, atau mengatur diri sendiri atau sistem lain. Secara umum, sistem pengendalian digolongkan menjadi Sistem pengendalian lup tertutup (Closed loop control sistem) dan Sistem pengendalian lup terbuka (Open loop control sistem). Sistem pengendalian lup tertutup merupakan sistem yang memiliki pengendalian umpan balik yang dapat membandingkan keluaran dengan masukkan acuan (nilai yang dikehendaki). Sistem ini dapat mengurangi kesalahan. Sistem pengendalian lup terbuka merupakan sistem yang keluarannya tidak mempunyai pengaruh terhadap aksi pengendalian. Sistem ini tidak memiliki feedback element yang dapat digunakan sebagai perbandingan antara keluaran dengan masukkan yang diinginkan, sehingga keluarannya bergantung pada kalibrasi ( pengaturan awal ). Untuk melihat kelebihan dan kekurangan dari sistem pengendalian lup tertutup dengan sistem pengendalian lup terbuka, dapat dilihat pada tabel.. Tabel. Perbandingan Sistem Pengendalian Lup Tertutup dengan Sistem Pengendalian Lup Terbuka 18

15 Pembanding Lup Tertutup Lup Terbuka Komponen Kompleks Sederhana Biaya Mahal Murah Output andal tidak andal Kestabilan Sistem kurang Baik.4. Model Matematika Model matematika dari sistem dinamika merupakan sejumlah persamaan yang menggambarkan dinamika dari sistem secara tepat atau cukup baik. Model matematika memiliki banyak bentuk yang berbedabeda, tergantung dari sistem yang ada. Analisis dan perencanaan suatu sistem dapat dinyatakan dan dilakukan secara matematis. Dalam analisis sistem dapat terjadi dalam domain waktu dan domain frekuensi. Domain waktu biasanya dinyatakan oleh persamaan linier atau persamaan differensial, sedangkan domain frekuensi biasanya dinyatakan dalam bentuk fungsi Laplace. Pemodelan matematika dilakukan untuk memperoleh gambaran umum tentang suatu sistem, sehingga dapat membantu dalam menganalisa suatu sistem tersebut dengan menggunakan metode-metode tertentu. Secara matematis, sistem terbagi menjadi, yaitu : Sistem Linier, merupakan sistem yang memiliki hubungan antara keluaran terhadap masukkan adalah linier dalam suatu daerah terbatas atau memiliki perbandingan yang sama. Pada sistem linier berlaku prinsip superposisi yang menyatakan bahwa jika sebuah sistem yang 19

16 mempunyai atau lebih masukkan terpisah menghasilkan masingmasing keluaran, maka penjumlahan dari masing-masing masukkan tersebut akan menghasilkan penjumlahan pada masing-masing keluaran. Sistem Non Linier, merupakan sistem yang tidak dapat menerapkan prinsip superposisi Persamaan Differensial Persamaan differensial adalah persamaan yang mengandung suku-suku variabel bebas dan tidak bebas di mana terdapat bentuk differensal (turunan). Persamaan differensial umumnya dikelompokkan menjadi, yaitu persamaan differensial parsial dan persamaan differensial biasa. Sebuah persamaan disebut persamaan differensial parsial jika di dalam persamaan tersebut terdapat lebih dari 1 buah variabel bebas, sedangkan jika hanya terdapat 1 variabel bebas, disebut persamaan differensial biasa. Contoh persamaan differensial biasa : d y dy + + y = x... ( Pers.1 ) dt dt variabel bebas adalah t, sedangkan x merupakan masukan dan y merupakan keluaran ( variabel tidak bebas ). 0

17 .4.. Integral Konvolusi Konvolusi merupakan suatu operasi yang mengalikan tiap koordinat / titik sehingga membentuk suatu koordinat / titik yang baru. Hasil penjumlahan operasi konvolusi disebut Integral konvolusi. Persamaan umum : t ( t ) f ( τ ) d = f () t f () t f1 τ 1 τ... ( Pers. ).4..3 Transformasi Laplace Transformasi Laplace adalah sebuah metoda operasi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan differensial linier invarian waktu, di mana dalam persamaan differensial tersebut konstanta-konstanta tidak mengandung fungsi waktu. n d An x n dt n d = Bn n dt () t + A x() t A x() t y n 1 d n dt d () t + B y() t B y() t n 1 n 1 dt 1 n 1 n ( Pers.3 ) di mana : A n, A n-1, A 0, B n, B n-1, B 0 merupakan konstanta Jika dalam persamaan differensial tersebut merupakan linier varian waktu, di mana dalam persamaan tersebut konstantakonstanta mengandung fungsi waktu, maka untuk penyelesaian tidak dapat menggunakan transformasi Laplace, tetapi menggunakan persamaan differensial. Contoh persamaan differensial varian waktu 1

18 A n = B n d n dt d dt n 1 d n 1 dt n d n dt () t x() t + A () t x() t A () t x() t n n () t y() t + B () t y() t B ( t ) y() t n n 1 n ( Pers.4 ) Pada transformasi Laplace, operasi seperti differensial dan integral dapat digunakan dengan operasi aljabar dalam bidang kompleks s. Bilangan kompleks mempunyai bagian nyata dan bagian imajiner, keduanya adalah konstan. Jika bagian nyata dan / atau bagian imajiner adalah variabel, maka bilangan kompleks tersebut dinamakan variabel kompleks. Pada transformasi Laplace s = σ + jω, di mana σ adalah bagian nyata sedangkan ω adalah bagian imajiner. Suatu kelebihan metode transformasi Laplace adalah bahwa metode ini memungkinkan penggunaan teknik grafis untuk meramal kinerja sistem tanpa menyelesaikan persamaan differensial sistem. Tabel.3 Transformasi Laplace No. f(t) F(s) 1 Impuls satuan δ(t) 1 Tangga satuan 1(t) 3 t 1 s 1 s

19 4 1 t n 1 (n = bil asli) n ( n 1)! s 5 t n (n = bil asli) n! s n+ 1 6 e -at 1 s + a 7 sin ωt s ω + ω 8 cos ωt s s + ω.4..4 Transformasi Laplace Balik Transformasi Laplace Balik diperlukan untuk merubah dari domain Laplace (s) ke domain waktu (t). 0 st Transformasi Laplace : F( s) = f () t e dt... ( Pers.5 ) Transformasi Laplace Balik : f 1 πj c+ j () t = F() s c j e st ds (t > 0)... ( Pers.6 ).4.3 Sistem Pengendalian Lup Tertutup (Closed Loop Control Sistem) r(t) + - Controller Plant c(t) Feed back Element 3

20 Gambar.1 Blok Diagram Sistem Pengendalian LupTertutup r(t) : reference = set point = nilai pada input untuk output yang diinginkan dan menjaga nilai output agar mendekati nilai pada set point c(t) : command control = output = hasil yang diperoleh dari sistem + : positif feedback - : negatif feedback Controller : penguat sinyal kecil, pelemah sinyal besar, penggerak plant. Plant : sistem fisis (mekanis, elektris, kimiawi, dsb) yang diatur. Feed back element : elemen yang mendeteksi sinyal output dan mengubah bentuk output agar dapat dibandingkan dengan bentuk sinyal input. Sistem pengendalian lup tertutup merupakan sistem yang memiliki pengendalian umpan balik yang dapat membandingkan keluaran dengan masukkan acuan (nilai yang dikehendaki) seperti pada gambar.1. Sistem ini dapat mengurangi kesalahan. Umpan balik adalah suatu proses yang mengubah sinyal output agar dapat dibandingkan dengan input reference. Beberapa dampak dari umpan balik suatu sistem : Meningkatkan ketelitian Mengurangi kepekaan sistem dalam menganalisa perbandingan keluaran terhadap masukkan 4

21 Mengurangi akibat-akibat ketidak-linieran dan distorsi Kecenderungan menuju osilasi atau ketidak-stabilan. Contoh : Pengendalian kecepatan mobil seperti terlihat pada gambar.. Kecepatan mobil saat ini sebagai masukkan acuan. Pengemudi akan memperhatikan kecepatan sebenarnya dengan melihat speedometer. Jika dirasakan mobil berjalan lebih lambat dari kecepatan yang diinginkan, maka si pengemudi akan menekan pemercepat sehingga kecepatan mobil bertambah tinggi. Jika mobil berjalan lebih cepat, maka mobil akan diperlambat dengan melepas pemercepat hingga kecepatan mobil sesuai dengan kecepatan acuan yang diinginkan. Kecepatan mobil yang diinginkan + - Pengendali Mesin Kecepatan mobil Speedometer Gambar. Blok Diagram Kecepatan Mobil Pengaturan suhu ruangan yang terlihat pada gambar.3. Suhu yang diinginkan dikonversi menjadi tegangan yang merupakan masukkan bagi sistem pengendali sebagai perbandingan dengan masukkan. Sistem pengendali akan mengirim sinyal pengendalian ke alat pengatur untuk mengontrol jumlah udara penyejuk agar suhu pada ruangan tersebut sama dengan suhu yang di kehendaki. 5

22 Suhu yang diinginkan + - Pengendali Pengatur Udara Suhu ruang Sensor Gambar.3 Blok Diagram Pengaturan Suhu Ruangan Fungsi alih lup tertutup Titik penjumlahan Titik cabang R(s) + - E(s) G(s) C(s) B(s) H(s) Gambar.4 Blok Diagram Sistem Lup Tertutup Titik penjumlahan menunjukkan apakah sinyal ditambahkan atau dikurangkan. Titik cabang adalah suatu titik, tempat sinyal keluaran blok secara bersamaan berpindah ke blok yang lain atau titik penjumlahan. Pada gambar.4 menunjukkan suatu contoh diagram blok sistem tertutup. Keluaran C(s) diumpan-balikkan ke titik penjumlahan untuk dibandingkan dengan masukkan acuan R(s). Keluaran blok, C(s) diperoleh dengan mengalikan fungsi alih G(s) dengan masukkan blok E(s). Jika keluaran diumpan-balikkan ke titik penjumlahan untuk dibandingkan dengan masukkan, maka perlu mengubah bentuk sinyal keluaran agar sama dengan bentuk sinyal masukkan. Perubahan ini dilakukan oleh elemen umpan-balik yang 6

23 mempunyai fungsi alih H(s). Sinyal umpan-balik yang diumpanbalikkan ke titik penjumlahan untuk dibandingkan dengan sinyal masukkan adalah B(s) = H(s).C(s). Untuk sistem pada gambar.4, hubungan masukkankeluaran dapat dijabarkan sebagai berikut : C(s) = G(s).E(s)... ( Pers.7 ) E(s) = R(s) B(s) E(s) = R(s) (H(s).C(s))... ( Pers.8 ) Dengan mensubtitusikan Pers.8 ke dalam Pers.7, maka menghasilkan suatu persamaan : C(s) = G(s) [R(s)-(H(s).C(s))] C(s) = G(s).R(s) G(s).H(s).C(s) C(s) + G(s).H(s).C(s) = G(s).R(s) C(s) [1 + G(s).H(s)] = G(s).R(s) ( ) () s C s R ( ) ().H() s G s =... ( Pers.9 ) 1+ G s.4.3. Akar persamaan karakteristik 7

24 Pada Pers.9, G(s)H(s) merupakan rasio polinomial dalam s, sehingga akar-akar persamaan karakteristik (kutub-kutub lup tertutup) merupakan nilai s yang memenuhi syarat sudut dan syarat besaran. Syarat sudut : G(s)H(s) = ±180 (k+1) (k = 0, 1,,...) Syarat besaran : G(s)H(s) = Respon Waktu Respon waktu sistem pengendalian terdiri dari respon transien dan respon steady-state Respon Transien Respon transien merupakan respon yang berlangsung dari keadaan awal hingga keadaan steady state. Transien bersifat dinamis, di mana kondisi variabel-variabel akan berubah terhadap waktu. Sinyal masukkan yang digunakan untuk menganalisa karakteristik sistem dapat digunakan sinyal uji. Sinyal uji merupakan sebuah fungsi waktu sederhana. Respon transien dapat menganalisa sistem ordo satu, dua, hingga sistem ordo tinggi. 8

25 .4.4. Respon Steady State Respon steady state (respon keadaan tunak) sering disebut solusi khusus dari sebuah sistem yang dinyatakan oleh persamaan differensial. Respon steady state merupakan perilaku sistem jika t mendekati tak berhingga. Kondisi variabel dari steady state tidak bergantung waktu..4.5 Respon Frekuensi Respon frekuensi sebagai salah satu cara dalam meramalkan dan mengatur kinerja sebuah sistem tanpa mencari solusi persamaan differensial. Respon frekuensi digunakan untuk menilai (evaluasi) kinerja sebuah sistem pada frekuensi-frekuensi tertentu. Selain itu, dapat juga menganalisis pengaruh derau (noise) terhadap sistem tersebut. Sehingga dengan respon frekuensi ini penguatan lup terbuka dan fasa dapat diketahui dengan cara mengubah-ubah frekuensi masukkan sinusoidal yang terbentuk bilangan khayal. Respon frekuensi merupakan respon keadaan tunak (steady state) suatu sistem terhadap masukkan sinusoidal. 9

26 A } Α t output input θ Gambar.5 Grafik sinusoida pada frekuensi f Semakin besar frekuensi yang diberikan pada grafik sinusoida, maka perbedaan sudut fasa ( θ ) dan amplitudo ( A ) makin besar, sehingga kestabilan sistem menjadi tidak stabil. Secara physical interpretation, respon frekuensi bisa diterangkan sebagai berikut : Anggap terdapat sebuah motor DC yang kedua inputnya dihubungkan dengan frekuensi generator, seperti terlihat pada gambar.6 di bawah ini. Dengan frekuensi generator ini, dapat diatur besarnya frekuensi input yang akan diberikan ke motor DC. Lalu ujung satu lagi dari motor DC dihubungkan dengan sebuah baling - baling. Kemudian diberikan input melalui frekuensi generator, berupa gelombang sinusoida dengan amplitudo tertentu. Maka baling baling tersebut, bergantung 30

27 dengan amplitudo gelombang sinusoida yang diberikan, akan bergerak ke kanan ( misal sebesar x 0 ) lalu bergerak ke kiri ( misal sebesar x 0 ) dengan kecepatan tertentu. Semakin tinggi frekuensi dari input sinusoida yang diberikan ke motor DC, maka pergerakan baling baling tersebut untuk bergerak ke kanan akan lebih kecil dari x 0, demikian pula untuk pergerakan ke kiri. Apabila frekuensi dari gelombang input terus ditingkatkan, maka berakibat bahwa kelihatan baling baling tersebut tidak bergerak ( karena amplitudo pergerakan yang semakin kecil ). U1 X1 Frequency Generator DC Motor DC X Gambar.6 Motor DC dengan input dari Frequency Generator Atau contoh lainnya adalah dalam sistem pegas, di mana ujung sebuah pegas diikatkan pada sebuah benda (massa) dan ujung pegas satunya lagi diikatkan pada jari orang, seperti terlihat pada gambar.7 di bawah ini. Pada saat jari orang yang terikat pegas tersebut digerakkan naik turun secara perlahan lahan dan konstan serta terus menerus dengan amplitudo yang konstan juga, maka benda yang terikat pada ujung pegas satunya lagi juga akan ikut bergerak naik turun secara perlahan lahan dan konstan juga dengan amplitudo yang sama serta arah gerakan benda sama dengan arah gerakan jari orang tersebut. Dengan begitu tidak terjadi 31

28 pergeseran fasa. Tetapi apabila gerakan jari orang tersebut dipercepat naik turunnya, maka gerakan naik turunnya jari tidak akan sama dengan gerakan naik turunnya benda. Bisa saja pada saat jari digerakkan ke atas tetapi benda bergerak ke bawah, ataupun sebaliknya. Ini berarti telah terjadi pergeseran fasa. Selanjutnya, apabila gerakan jari orang tersebut semakin dipercepat naik turunnya, maka suatu saat benda tersebut akan kelihatan tidak bergerak. Gambar.7 Benda yang terikat pegas dan dinaik turunkan dengan jari manusia. 3

29 Prosedur transformasi dari domain waktu ke domain frekuensi : Menuliskan persamaan differensial sistem (fungsi waktu) Mengubah fungsi tersebut menjadi fungsi s melalui transformasi Laplace Mengganti s dengan jω Keuntungan menggunakan metode respon frekuensi : Dalam menganalisa kestabilan, tidak perlu menentukan akar-akar persamaan karakteristik. Pengujian frekuensi pada umumnya sederhana dan dapat dilakukan secara teliti dengan menggunakan pembangkit sinyal sinusoida yang telah tersedia dan alat-alat ukur yang teliti. Suatu cara grafis untuk menganalisa respon frekuensi adalah diagram bode, sedangkan penentuan stabilitas dilakukan dengan menggunakan kriteria Nyquist..4.6 Root Locus (Metode Tempat Kedudukan Akar) Metode tempat kedudukan akar merupakan suatu metode grafis untuk mencari akar-akar persamaan karakteristik. Fungsi alih : s + As + B F( s) = 3... ( Pers.10 ) s + Cs + Ds + E 33

30 diubah menjadi bentuk : ( s + a)( s + b) F( s) = ( s + c)( s + d)( s + e)... ( Pers.11 ) Dari perubahan bentuk persamaan fungsi alih, harga-harga nol (zero) adalah harga-harga dari s yang mengakibatkan F(s) = 0 s = -a dan s = -b Sedangkan harga-harga kutub (pole) adalah harga dari s yang menyebabkan F(s) = s = -c, s = -d, dan s = -e Menggambarkan Tempat Kedudukan Akar Tulis fungsi alih loop terbuka G(s)H(s) dalam operator Laplace s Cari pole-zero dari G(s)H(s) n : banyak pole m : banyak zero Tentukan titik awal tempat kedudukan akar di pole dan titik akhir tempat kedudukan akar di zero. Tempat kedudukan akar di sumbu riil terletak pada lokasi yang total banyaknya pole dan zero di sebelah kanan bidang s adalah ganjil. Arah panah akan menuju zero dan menjauhi pole Mencari asimptot Asimptot adalah garis yang membatasi kurva dan berpotongan dengan kurva di Jumlah asimptot (N) = n m 34

31 Pusat asimptot (σ C ) = pi zi N Σ pi : jumlah titik pole Σzi : jumlah titik zero Sudut asimptot (α 1, ) = ± (l + 1) 180 N l = 0, 1,, 3,... Mencari break point Break point adalah titik di sumbu riil di mana tempat kedudukan akar berpisah (breakaway) atau bertemu (breakin) 1 s pi 1 = s zi Mencari sudut berangkat / departure angle (θ B ) atau sudut datang / arrival angle (θ D ) θ B = arg GH θ D = arg GH arg GH = sudut dari zero ke pole termaksud (φ) sudut dari pole lainnya ke pole yang termaksud (ψ) arg GH = sudut dari zero lainnya ke zero yang termaksud ( ) sudut dari pole ke zero yang termaksud (α).4.7 Nyquist Plot 35

32 Nyquist merupakan metode grafik untuk menentukan kestabilan mutlak dan relatif dari sistem pengendalian loop tertutup berdasarkan grafik G(jω)H(jω) dalam koordinat polar. Diagram Nyquist disebut juga diagram polar / diagram kutub. Jika sebuah fungsi alih dalam domain s Laplace dinyatakan oleh G(s), maka domain frekuensi dinyatakan oleh G(jω). Fungsi ini dapat dituliskan dalam koordinat polar menjadi: G(jω) = G(jω) φ G(jω) : nilai mutlak G(jω) φ : sudut fasa Diagram Nyquist dibagi dalam jenis, yaitu diagram kutub langsung (direct polar plot) dan diagram kutub balik (invers polar plot). Kriteria Nyquist digunakan untuk menentukan stabilitas sebuah sistem dalam domain frekuensi Persyaratan kestabilan Nyquist R(s) + X - G(s) C(s) H(s) C( s) G( s) =... ( Pers.1 ) R( s) 1+ G( s) H ( s) 36

33 Agar stabil, semua akar persamaan karakteristik 1+G(s)H(s) = 0 harus terletak di sebelah kiri sumbu khayal bidang S. Sistem akan stabil jika z 0 z = N + Po z : akar persamaan karakteristik di sebelah kanan 1 + GH(s) = 0 N : jumlah pengelilingan (-1,0) oleh kurva Nyquist Po : jumlah pole yang disebelah kanan sumbu imajiner.4.7. Kontur Kontur tertutup pada bidang kompleks merupakan kurva kontinu yang dimulai dan diakhiri di titik yang sama Arah Lintasan Penjalaran lintasan searah jarum jam yang mengelilingi sebuah kontur disebut sebagai arah positif. Jika berlawanan arah jarum jam disebut arah negatif. Jumlah pengelilingan lingkaran N = Σ CW - Σ CCW CW = Clockwise = searah jarum jam CCW = Counterclockwise = berlawanan arah jarum jam Daerah Lingkupan 37

34 Daerah di sebelah kanan arah lintasan kontur disebut daerah lingkupan Langkah menggambar kestabilan Nyquist Sumbu khayal d x : pole R : jari-jari c jω 1 x b ρ 0 Bidang S a x i j x e Sumbu nyata h jω 1 x g ρ 0 f Gambar.8 Langkah Nyquist Langkah ab : s = jω 0 < ω < ω 1 Langkah bc : s = ρe jθ ρ 0-90 θ 90 38

35 Langkah cd : s = jω ω 1 < ω < Langkah def : s = R e jθ R 90 θ -90 Langkah fg : s = jω - < ω < -ω 1 Langkah gh : s = ρe jθ ρ 0-90 θ 90 Langkah hi : s = jω -ω 1 ω 0 Langkah ija : s = ρe jθ ρ 0-90 θ Bode Plot Merupakan metode tanggapan frekuensi untuk menganalisis sistem pengaturan dengan memplot. Bode plot terdiri dari kurva : a. Magnitude terhadap frekuensi, dan b. Sudut fasa terhadap frekuensi. Agar frekuensi jangkauan yang dianalisis lebar, digunakan skala logaritmik untuk frekuensi (sumbu mendatar = absis), baik untuk plot magnitude dan sudut fasa. Agar magnitude dapat memuat penguatan yang besar pada skala linier (sumbu tegak = ordinat), maka pada magnitude dibuat dalam skala desibel (db). G ( S ) H ( S ) K( s + z1)( s + z ) ( s + z M ) =... ( Pers.13 ) j ω ( s + p )( s + p )...( s + p ) 1 N Bentuk umum bode : 39

36 s jω GH (jω) = K( jω + z1)( jω + z ) ( jω + z jω( jω + p )( jω + p )...( jω + p 1 M N ) ) GH ( Jω ) K B (1 + jω )(1 + jω ) (1 + jω ) z1 z z M =... ( Pers.14 ) jω(1 + jω )(1 + jω )...(1 + jω ) p p p 1 N Bode Gain : K B K M i= 1 = N i= 1 p z i i... ( Pers.15 ) Magnituda : M = 0 log GH(jω) = 0 log K B + 0 log 1+ jω + 0 log 1+ jω log 1 + jω - z z 1 {0 log jω + 0 log 1+ jω + 0 log 1+ jω log 1 + jω } p p 1 p N z M = 0 log K B ( 1 + ω )(1 + ω )...(1 + ω ) - z1 z z M 0 log ω ( 1 + ω )(1 + ω )...(1 + ω ) [db]... ( Pers.16 ) p1 p p N Sudut fasa : φ = arg GH(jω) = arg (K B ) + arg ( 1+ jω ) + arg ( 1+ jω ) + + arg ( 1 + jω ) - {arg (jω) z z 1 + arg ( 1+ jω ) + arg ( 1+ jω ) + + arg ( 1 + jω ) } p p 1 p N z M 40

37 = tg -1 (0) + tg -1 ( ω ) + tg -1 ( ω ) + + tg -1 ( ω ) - { tg -1 ( ω ) + tg -1 0 z 1 z ( ω ) + tg -1 ( ω ) + + tg -1 ( ω ) }... ( Pers.17 ) p 1 p p N z M.5 Pengenalan MATLAB (MATrix LABoratory) Matlab merupakan bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh The Mathwork.Inc ( Bahasa pemrograman ini banyak digunakan untuk perhitungan numerik keteknikan, komputasi simbolik, visualisasi, grafis, analisis data matematis, statistika, simulasi, pemodelan, dan desain GUI. Karakteristik MATLAB : Bahasa pemrogramannya didasarkan pada matriks (baris dan kolom). Lambat (dibandingkan dengan Fortran atau C) karena bahasanya langsung diartikan. Automatic memory management, misalnya kita tidak harus mendeklarasikan array terlebih dahulu. Tersusun rapi (seperti pengaturan array di Fortran-90). Memiliki waktu pengembangan program yang lebih cepat dibandingkan bahasa pemrograman tradisional seperti Fortran atau C. 41

38 Dapat diubah ke bahasa C lewat MATLAB Compiler untuk efisien yang lebih baik. Tersedia banyak toolbox untuk aplikasi-aplikasi khusus. Bersama dengan Maple untuk komputasi-komputasi simbolik. Dalam shared-memory parallel computers, seperti SGI Origin000, beberapa operasi otomatis dapat diproses bersama..6 Uji Menyangkut Proporsi Distribusi Normal merupakan distribusi peluang kontinu yang terpenting dalam seluruh bidang statistika. Grafiknya disebut kurva normal, berbentuk lonceng, yang menggambarkan dengan cukup baik banyak gejala yang muncul di alam,industri, dan penelitian. p 0 merupakan nilai dari peluang keputusan yang benar. Nilai p 0 diperoleh dari hasil pembagian proporsi terhadap sampel. q 0 merupakan nilai dari peluang keputusan yang salah. Nilai q 0 diperoleh dari hasil pengurangan 1 dengan p 0, atau dirumuskan q 0 = 1 - q 0. H 0 ( Hipotesis Nol ) merupakan struktur pengujian hipotesis yang dirumuskan dan yang ingin diuji. Suatu hipotesis nol mengenai suatu parameter populasi / sampel akan selalu dinyatakan sedemikian rupa sehingga parameter tersebut tertentu nilainya secara tepat. 4

39 H 1 ( Hipotesis Tandingan ) merupakan penolakan pada H 0 menjurus pada penerimaan hipotesis tandingan. Hipotesis nol memungkinkan beberapa nilai. α ( taraf keberartian ) dinyatakan dengan huruf Yunani α, merupakan peluang melakukan Galat jenis I. Galat jenis I merupakan penolakan hipotesis nol padahal hipotesis itu benar. Umumnya α yang diambil adalah 0,05. n = jumlah sampel yang diambil dalam pengujian hipotesis. p = peluang keputusan yang ingin diuji kebenarannya. x = proporsi dari sampel. z =daerah kritis / wilayah pengujian yang menentukan diterima / tidak diterima hipotesis tersebut. z dirumuskan dengan : Z x n. p 0 =, melalui distribusi normal.... ( Pers.18 ) n. p 0. q 0 43

40 Gambar.9 Gambar Uji Proporsi.7 Penelitian Survei Survei adalah suatu metode pengumpulan data dengan melakukan komunikasi terhadap contoh contoh individu yang tepat. Atau, survei juga bisa diartikan sebagai suatu teknik penelitian di mana informasinya dikumpulkan dari sampel atau orang orang yang cocok dengan cara menggunakan kuisioner. 44

41 Tujuan dari penelitian survei adalah untuk mengumpulkan data data yang akan digunakan dalam penelitian. Di dalam survei, terdapat istilah respondent, yaitu orang orang yang ditanyai untuk mendapatkan informasi, baik ditanya secara lisan maupun secara tertulis. Kuisioner ataupun interview merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui telepon, bertemu langsung, ataupun melalui alat komunikasi yang lain. Istilah yang lebih formal dari respondent adalah sample survei, yang lebih menekankan pada tujuan dari menghubungi respondent, yaitu untuk memperoleh contoh yang tepat dari tujuan populasi. Jenis informasi yang dikumpulkan dari survei bisa bervariasi, tergantung dari tujuan surveinya. Contohnya seorang peneliti dalam suatu organisasi melakukan survei untuk menentukan pendapat atau feeling dari para pekerja terhadap masalah 4 hari kerja dalam seminggu. Keuntungan dari survei adalah dapat memberikan informasi yang cepat, murah, efisien dan akurat dari suatu populasi. Kesalahan kesalahan yang terdapat dalam penelitian survei, yaitu random sampling error dan sistematic error, sebagaimana terlihat pada gambar.10 di bawah ( gambar Tree Diagram of Total Survei Error ). Random sampling error merupakan perbedaan yang terjadi antara hasil yang didapatkan dari sampel dengan hasil yang didapatkan dari sensus dengan menggunakan prosedur yang sama. 45

42 Sistematic error merupakan kesalahan yang terjadi karena terdapat aspek yang tidak sempurna dari desain penelitian yang menyebabkan kesalahan respons ataupun karena kesalahan dalam menjalankan penelitian. Kesalahan kesalahan yang ada diantaranya sample bias, kesalahan dalam mencatat respons, dan tidak ada respons dari orang yang dihubungi atau orang tersebut menolak untuk berpartisipasi. Sample bias maksudnya adalah hasil dari sampel menunjukkan kecenderungan yang menyimpang terus menerus dari suatu nilai parameter yang benar. Berdasarkan sumber kesalahannya, sistematic error dapat dikelompokkan menjadi, yaitu : respondent error dan administrative error. 1. Respondent error Survei dilakukan dengan meminta jawaban dari orang orang. Apabila respondent bersedia bekerja sama dan memberikan jawaban yang benar, survei tersebut akan mencapai tujuannya. Dua kerugian dari survei penelitian ini adalah apabila menemukan nonresponse error dan response bias. a. Nonresponse error Merupakan perbedaan statistik antara survei yang dilakukan terhadap orang orang yang akan diminta responsnya dengan orang orang yang gagal untuk diminta responsnya. b. Response bias 46

43 Response bias terjadi apabila respondent cenderung menjawab dengan sikap pasti walaupun mereka dengan sadar ataupun tidak sadar telah memberikan gambaran yang salah. Jika suatu penyimpangan pengukuran terjadi karena jawaban dari respondent ternyata palsu ataupun salah dalam memberikan gambaran, baik dengan disengaja maupun kurang hati hati dalam menjawab, maka terjadilah yang dinamakan response bias. Response bias terdiri dari, yaitu : a. Deliberate falsification ( pemalsuan yang disengaja ) Kadang kadang beberapa orang dengan sengaja memberikan jawaban yang salah. Mereka sengaja memberikan jawaban yang salah dengan tujuan untuk menyembunyikan informasi pribadi, untuk menghindari dari keadaan yang memalukan, supaya kelihatan lebih pintar dan lain lain. b. Unconscious misrepresentation Meskipun respondent sudah mau bekerja sama dan mencoba untuk memberikan jawaban secara benar, response bias tetap dapat terjadi, baik dari format pertanyaan, isi pertanyaan, atau yang lain. Response bias dapat dikategorikan menjadi 5, yaitu : a) Acquiescence bias 47

44 Terdapat respondent yang bersifat setuju setuju saja dengan pertanyaan yang ditanyakan. Mereka akan menerima setiap pernyataan yang diberikan. b) Extremity bias Terdapat respondent yang cenderung menggunakan anggota badannya dalam merespon pertanyaan yang diberikan. Sementara itu, juga terdapat respondent yang cenderung berusaha menghindari penggunaan anggota badan dan merespon secara netral (alami). Karena terdapat banyak cara merespon dari para respondent maka bisa menimbulkan extremity bias terhadap data yang dikumpulkan. c) Interviewer bias Response bias juga bisa terjadi karena saling pengaruhnya antara interviewer ( petugas yang bertanya ) dengan respondent. Jika dengan kehadiran interviewer akan mempengaruhi jawaban dari para respondent, maka telah terjadi interviewer bias. Pada kebanyakan ibu rumah tangga dan orang lanjut usia, dengan adanya kehadiran interviewer, mereka akan memberikan jawaban yang benar. Di mana dengan jawaban benar tersebut, mereka percaya akan menyenangkan interviewer daripada jika mereka memberikan jawaban yang sebenarnya. Cara berpakaian dari interviewer, umur interviewer, jenis kelamin, intonasi suara, ekspresi muka, ataupun ciri ciri yang lain dari interviewer juga bisa mempunyai pengaruh terhadap jawaban dari respondent. 48

45 Dalam penelitian mengenai gangguan seksual pada wanita, penggunaan interviewer yang laki laki tidak akan mendapatkan jawaban yang lebih jujur dari respondent apabila dibandingkan dengan penggunaan interviewer yang wanita. d) Auspices bias Response bias yang terjadi karena respondent yang akan memberikan jawaban dipengaruhi ( dalam hal ini mempunyai ikatan ) oleh organisasi yang melakukan survei tersebut. e) Social desirability bias Social desirability bias terjadi karena dalam memberikan jawaban, respondent baik dengan sadar ataupun tidak sadar memberikan jawaban yang bisa menimbulkan kesan baik.. Administrative error Merupakan hasil dari bagian administrasi yang kurang tepat maupun dalam melaksanakan tugas penelitian yang kurang benar. Kesalahan ini bisa disebabkan karena administrator tersebut mengalami kebingungan, kelalaian dan kesalahan kesalahan lain yang dilakukan oleh administrator. Administrative error terdiri dari 4 macam kesalahan, yaitu : a. Data Processing Error Keakuratan dari data yang diproses dengan computer, seperti data yang memerlukan perhitungan ataupun urutan urutan proses bisa saja mengalami kesalahan, karena data data tersebut harus diedit, dikode, 49

46 dan dimasukkan ke dalam computer oleh orang yang berkewajiban. Keakuratan pemrosesan data oleh computer juga tergantung pada benar / tidaknya data yang dimasukkan dan programming. Data Processing Error ini bisa dikurangi dengan cara mengikuti setiap prosedur yang tersedia secara hati hati dalam tahap pemrosesan data. b. Sample Selection Error Merupakan sistematic error yang terjadi karena kesalahan dalam memilih sampel. c. Interviewer Error Kemampuan masing masing interviewer berbeda. Interviewer bisa saja salah mencatat jawaban dari respondent. Ataupun interviewer tidak bisa menulis cepat sehingga bisa terjadi kesalahan dalam mencatat jawaban dari respondent. d. Interviewer Cheating Interviewer Cheating terjadi apabila interviewer memalsukan jawaban dari kuisioner ataupun mengisi sendiri jawabannya. Interviewer bisa saja melewati beberapa pertanyaan yang seharusnya ditanyakan ke respondent, dengan tujuan agar interview lebih cepat selesai ataupun pertanyaan tersebut cukup sensitif sehingga tidak ditanyakan kepada respondent. 50

47 Random sampling error Respondent error Nonresponse error Deliberate falsification Acquiescence bias Extremity bias Total Error Response bias Interviewer bias Systematic error (bias) Data processing error Unconscious misrepresentation Auspices bias Social desirability bias Administrative error Sample selection error Interviewer error Interviewer cheating Gambar.10 Tree Diagram of Total Survei Error ( Zikmund, W.G.(000). Business Research Methods, 6 th edition. Harcourt, Orlando.) 51

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Gambaran Umum Pengajaran Mata Kuliah Sistem Pengaturan Dasar

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Gambaran Umum Pengajaran Mata Kuliah Sistem Pengaturan Dasar BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pengajaran Mata Kuliah Sistem Pengaturan Dasar Mata kuliah Sistem Pengaturan Dasar merupakan mata kuliah yang wajib diambil / dipelajari pada perkuliahan bagi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Perangkat Ajar Dalam perancangan dan pembuatan perangkat ajar ini membutuhkan perangkat pendukung yang berupa piranti lunak dan perangkat keras. Adapun

Lebih terperinci

Tanggapan Frekuensi Pendahuluan

Tanggapan Frekuensi Pendahuluan Tanggapan Frekuensi 46 3 Tanggapan Frekuensi 3.. Pendahuluan Dalam bab 3, kita telah membahas karakteritik suatu sistem dalam lingkup waktu dengan masukan-masukan berupa fungsi step, fungsi ramp, fungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformasi Laplace Salah satu cara untuk menganalisis gejala peralihan (transien) adalah menggunakan transformasi Laplace, yaitu pengubahan suatu fungsi waktu f(t) menjadi

Lebih terperinci

Kriteria Nyquist. Dalam subbab ini, sistem lup tertutup yang akan dikaji seperti ditunjukkan dalam

Kriteria Nyquist. Dalam subbab ini, sistem lup tertutup yang akan dikaji seperti ditunjukkan dalam Kriteria Nyquist Dalam subbab ini, sistem lup tertutup yang akan dikaji seperti ditunjukkan dalam gambar. Persamaan karakteristik sistem diberikan oleh persamaan + G(s)H(s) 0 Persamaan ini menetukan stabilitas

Lebih terperinci

TANGGAPAN FREKUENSI. Analisis Tanggapan Frekuensi. Penggambaran Bode Plot. Polar Plot / Nyquist Plot. Log Magnitude vs Phase Plot / Nichols

TANGGAPAN FREKUENSI. Analisis Tanggapan Frekuensi. Penggambaran Bode Plot. Polar Plot / Nyquist Plot. Log Magnitude vs Phase Plot / Nichols TANGGAPAN FREKUENSI Analisis Tanggapan Frekuensi Penggambaran Bode Plot Polar Plot / Nyquist Plot Log Magnitude vs Phase Plot / Nichols Plot Kriteria Kestabilan Nyquist Beberapa Contoh Analisis Kestabilan

Lebih terperinci

Model Matematika dari Sistem Dinamis

Model Matematika dari Sistem Dinamis Model Matematika dari Sistem Dinamis September 2012 () Model Matematika dari Sistem Dinamis September 2012 1 / 60 Pendahuluan Untuk analisis dan desain sistem kontrol, sistem sis harus dibuat model sisnya.

Lebih terperinci

5/12/2014. Plant PLANT

5/12/2014. Plant PLANT Matakuliah : Teknik Kendali Tahun : 2014 Versi : Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : menjelaskan gambaran umum dan aplikasi sistem pengaturan di industri menunjukkan kegunaan dasar-dasar

Lebih terperinci

METODA TANGGAPAN FREKUENSI

METODA TANGGAPAN FREKUENSI METODA TANGGAPAN FREKUENSI 1. Pendahuluan Tanggapan frekuensi adalah tanggapan keadaan mantap suatu sistem terhadap masukan sinusoidal. Dalam metoda tanggapan frekuensi, frekuensi sinyal masukan dalam

Lebih terperinci

1.1. Definisi dan Pengertian

1.1. Definisi dan Pengertian BAB I PENDAHULUAN Sistem kendali telah memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Peranan sistem kendali meliputi semua bidang kehidupan. Dalam peralatan, misalnya proses

Lebih terperinci

Transformasi Laplace Peninjauan kembali variabel kompleks dan fungsi kompleks Variabel kompleks Fungsi Kompleks

Transformasi Laplace Peninjauan kembali variabel kompleks dan fungsi kompleks Variabel kompleks Fungsi Kompleks Transformasi Laplace Metode transformasi Laplace adalah suatu metode operasional yang dapat digunakan secara mudah untuk menyelesaikan persamaan diferensial linear. Dengan menggunakan transformasi Laplace,

Lebih terperinci

Metode lokasi akar-akar (Root locus method) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 8

Metode lokasi akar-akar (Root locus method) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 8 Metode lokasi akar-akar (Root locus method) Pendahuluan Metode lokasi akar-akar 1. Metode lokasi akar-akar dapat digunakan untuk melukiskan secara kualitatif unjuk kerja sistem kontrol jika beberapa parameter

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap

BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL. menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan terhadap BAB II KONSEP PERANCANGAN SISTEM KONTROL 2.1 Pengenalan Sistem Kontrol Definisi dari sistem kontrol adalah, jalinan berbagai komponen yang menyusun sebuah sistem untuk menghasilkan respon yang diinginkan

Lebih terperinci

ANALISA KESTABILAN. Fatchul Arifin. Numerator dan denominator pada fungsi NALISArasional juga mempunyai nilai nol.

ANALISA KESTABILAN. Fatchul Arifin. Numerator dan denominator pada fungsi NALISArasional juga mempunyai nilai nol. ANALISA KESTABILAN Fatchul Arifin (fatchul@uny.ac.id) Pole, Zero dan Pole-Zero Plot Numerator dan denominator pada fungsi NALISArasional juga mempunyai nilai nol. Nilai nol dari numerator disebut ZERO

Lebih terperinci

ANALISIS KESTABILAN ROUTH HURWITZ DAN ROOT LOCUS

ANALISIS KESTABILAN ROUTH HURWITZ DAN ROOT LOCUS Materi VI ANALISIS KESTABILAN ROUTH HURWITZ DAN ROOT LOCUS Kestabilan merupakan hal terpenting dalam sistem kendali linear. Kestabilan sebuah sistem ditentukan oleh tanggapannya terhadap masukan atau gangguan.

Lebih terperinci

ROOT LOCUS. Aturan-Aturan Penggambaran Root Locus. Root Locus Melalui MATLAB. Root Locus untuk Sistem dengan

ROOT LOCUS. Aturan-Aturan Penggambaran Root Locus. Root Locus Melalui MATLAB. Root Locus untuk Sistem dengan ROOT LOCUS Pendahuluan Dasar Root Locus Plot Root Locus Aturan-Aturan Penggambaran Root Locus Root Locus Melalui MATLAB Kasus Khusus Analisis Sistem Kendali Melalui Root Locus Root Locus untuk Sistem dengan

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM KENDALI

ANALISIS SISTEM KENDALI ANALISIS SISTEM KENDALI PENDAHULUAN ANALISIS WAKTU ALIH Tanggapan Waktu Alih Orde 1 Tanggapan Waktu Alih Orde Spesifikasi Tanggapan Waktu Alih Penurunan Rumus Spesifikasi Tanggapan Waktu Alih Orde Tinggi

Lebih terperinci

BAB 3. Sistem Pengaturan Otomatis (Level 2 sistem otomasi)

BAB 3. Sistem Pengaturan Otomatis (Level 2 sistem otomasi) DIKTAT KULIAH Elektronika Industri & Otomasi (IE-204) BAB 3. Sistem Pengaturan Otomatis (Level 2 sistem otomasi) Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Analisa Root-Locus Pendahuluan Magnitude dan Sudut Persamaan Polinomial s

Analisa Root-Locus Pendahuluan Magnitude dan Sudut Persamaan Polinomial s Analisa Root-Locus 48 4 Analisa Root-Locus 4.. Pendahuluan Karakteristik dasar ggapan waktu dari suatu sistem loop tertutup sangat berkai dengan lokasi dari pole-pole loop tertutupnya. Pole-pole loop tertutup

Lebih terperinci

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu

BAB II DASAR SISTEM KONTROL. satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu BAB II DASAR SISTEM KONTROL II.I. Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan ataupun pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI

BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI BAB 1 KONSEP KENDALI DAN TERMINOLOGI Bab 1 ini berisi tentang konsep kendali dan terminologi yang dipakai dalam pembahasan tentang sistem kendali. Uraiannya meliputi pengertian kendali, sistem kendali,

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI SISTEM KENDALI. control signal KENDALIAN (PLANT) Isyarat kendali. Feedback signal. Isyarat umpan-balik

SISTEM KENDALI SISTEM KENDALI. control signal KENDALIAN (PLANT) Isyarat kendali. Feedback signal. Isyarat umpan-balik SISTEM KENDALI Pertemuan-2 Sistem kendali dapat dikategorikan dalam beberapa kategori yaitu sistem kendali secara manual dan otomatis, sistem kendali jaringan tertutup (closed loop) dan jaringan terbuka

Lebih terperinci

memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya dan memberikan jawaban

memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya dan memberikan jawaban BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multimedia Multimedia dapat diartikan sebagai pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafis, suara dan gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya. MATERI Kriteria Kestabilan Nyquist

Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya. MATERI Kriteria Kestabilan Nyquist Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya MATERI Kriteria Kestabilan Nyquist Respon frekuensi suatu sistem adalah respon keadaan tunak sistem teerhadap sinyal masukan sinusoidal. Metode respon frekuensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengertian Sistem Kontrol Sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran (variable, parameter) sehingga berada pada suatu harga

Lebih terperinci

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos 1. TUJUAN PERCOBAAN Praktikan dapat menguasai pemodelan sistem, analisa sistem dan desain kontrol sistem dengan software simulasi Scilab dan Scicos.

Lebih terperinci

Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya. MATERI Diagram Nyquist

Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya. MATERI Diagram Nyquist Institut Teknologi Sepuluh Nopember - Surabaya MATERI Diagram Nyquist Tanggapan frekuensi suatu sistem adalah tanggapan keadaan tunak sistem terrhadap sinyal masukan sinusoidal. Metode tanggapan frekuensi

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Pengaturan

Pengantar Sistem Pengaturan Pendahuluan 1 Pengantar Sistem Pengaturan Sistem pengaturan memiliki peranan penting dalam perkembangan dan kemajuan peradaban dan teknologi modern. Dalam prakteknya, setiap aspek aktivitas sehari-hari

Lebih terperinci

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK Tujuan Instruksional Setelah mempelajari bab ini pembaca diharapkan dapat: 1. Menjelaskan cara penyelesaian soal dengan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 4 NO. 1 SEPTEMBER 2011 PERANCANGAN DAN PENALAAN PENGENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIF MENGGUNAKAN SIMULINK Hastuti 1 ABSTRACT This paper describes how to design and to adjust parameters of the PID Controller in order to

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Mikrokontroller AVR Mikrokontroller adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan serta keluaran serta dapat di read dan write dengan cara khusus. Mikrokontroller

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam I. Tujuan 1. Mampu melakukan analisis kinerja sistem pengaturan posisi motor arus searah.. Mampu menerangkan pengaruh kecepatan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DASAR RESPON WAKTU DAN RESPON FREKUENSI. Fatchul Arifin.

SISTEM KENDALI DASAR RESPON WAKTU DAN RESPON FREKUENSI. Fatchul Arifin. SISTEM KENDALI DASAR RESPON WAKTU DAN RESPON FREKUENSI Fatchul Arifin fatchul@uny.ac.id PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Kendali Lup[1] Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan

Lebih terperinci

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA Syahrul 1, Andi Kurniawan 2 1,2 Jurusan Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipati Ukur No.116,

Lebih terperinci

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini SISTEM KENDALI; Disertai Contoh Soal dan Penyelesaian, oleh Made Santo Gitakarma, S.T., M.T. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-889398; Fax: 0274-889057;

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem komputer tersusun atas tiga elemen, yaitu. 1. Hardware (Perangkat Keras), merupakan rangkaian elektronika

BAB II LANDASAN TEORI. sistem komputer tersusun atas tiga elemen, yaitu. 1. Hardware (Perangkat Keras), merupakan rangkaian elektronika 4 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Komputer Komputer merupakan suatu perangkat elektronika yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi, menjalankan program yang tersimpan dalam memori,

Lebih terperinci

Model Matematis, Sistem Dinamis dan Sistem Kendali

Model Matematis, Sistem Dinamis dan Sistem Kendali Model Matematis, Sistem Dinamis dan Sistem Kendali PENDAHULUAN Beberapa istilah pada karakteristik tanggapan : Sistem : kombinasi beberapa komponen yang bekerja secara bersama-sama dan membentuk suatu

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KENDALI

MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KENDALI Amplitude To: Y(1) MODUL PRAKTIKUM DASAR SISTEM KENDALI 0.9 Step Response From: U(1) 0.8 0.7 oscillatory 0.6 0.5 underdamped 0.4 0.3 overdamped 0.2 0.1 critically damped 0 0 5 10 15 20 Time (sec.) LABORATORIUM

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer berasal dari bahasa latin computer yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya menghitung.

Lebih terperinci

Panduan Praktikum S1 Elins Eksp. Kontrol Digital 1

Panduan Praktikum S1 Elins Eksp. Kontrol Digital 1 1 Sistem Kontrol Digital Eksperimen 1 : Pengenalan Matlab dan Simulink pada Sistem Kontrol Digital Tujuan : Memperkenalkan Matlab, Simulink dan Control System Toolbox yang digunakan untuk mensimulasikan

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB 4 Tanggapan Frekuensi Rangkaian Orde Pertama Sebagaimana kita ketahui, kondisi operasi

Lebih terperinci

I. SISTEM KONTROL. Plant/Obyek. b. System terkendali langsung loop tertutup, dengan umpan balik. sensor

I. SISTEM KONTROL. Plant/Obyek. b. System terkendali langsung loop tertutup, dengan umpan balik. sensor I. SISTEM KONTROL I.Konsep dan Penegrtian Sistem Kontrol Cerita kasus : kehidupan sehari-hari, - Kasus Pendingin - Kasus kecepatan - Kasus pemanas - Kasus lainnya ( Sistem Komunikasi ) I.. System terkontrol/terkendali

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB

PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB Jurnal Teknika ISSN : 85-859 Fakultas Teknik Universitas Islam Lamongan Volume No. Tahun PEMBELAJARAN SISTEM KONTROL DENGAN APLIKASI MATLAB Affan Bachri ) Dosen Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas

Lebih terperinci

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) TEKNIK KENDALI ES4183. Beban studi: 3 (tiga) sks

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) TEKNIK KENDALI ES4183. Beban studi: 3 (tiga) sks RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) TEKNIK KENDALI ES4183 Beban studi: 3 (tiga) sks PROGRAM STUDI STRATA SATU (S-1) TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

MATERI PENGOLAHAN SINYAL :

MATERI PENGOLAHAN SINYAL : MATERI PENGOLAHAN SINYAL : 1. Defenisi sinyal 2. Klasifikasi Sinyal 3. Konsep Frekuensi Sinyal Analog dan Sinyal Diskrit 4. ADC - Sampling - Aliasing - Quantiasasi 5. Sistem Diskrit - Sinyal dasar system

Lebih terperinci

DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU

DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU DISAIN KOMPENSATOR UNTUK PLANT MOTOR DC ORDE SATU TUGAS PAPER ANALISA DISAIN SISTEM PENGATURAN Oleh: FAHMIZAL(2209 05 00) Teknik Sistem Pengaturan, Teknik Elektro ITS Surabaya Identifikasi plant Identifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Objek tiga dimensi merupakan salah satu komponen multimedia yang memegang peranan sangat penting sebagai bentuk informasi visual. Objek tiga dimensi dibentuk oleh sekumpulan

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI Pendahuluan Tahap Awal Desain Kompensasi Lead Kompensasi Lag Kompensasi Lag-Lead Kontroler P, PI, PD dan PID Hubungan antara Kompensator Lead, Lag & Lag-Lead

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan dengan lebih baik melalui blok diagram seperti yang terliat pada Gambar 3.1. Suara Manusia Rekam suara Hasil rekaman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori pada bab II ini disusun berdasarkan teori-teori mengenai konsep dari modul pembelajaran jaringan komputer berbasis multimedia interaktif yang ditulis oleh beberapa

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB ISSN : 1978-6603 PEMBELAJARAN PERANCANGAN SISTEM KONTROL PID DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB Ahmad Yani STT HARAPAN MEDAN E-mail : ahmad_yn9671@yahoo.com Abstrak Abstrak Pembelajaran sistem kontrol

Lebih terperinci

Komputer & Software Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika.

Komputer & Software Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika. Komputer & Software Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas i Pasundan Caca E Supriana S Si MT Caca E. Supriana, S.Si., MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Komputer Komputer

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Rencana Pembelajaran Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknologi Elektro INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 1 Kode & Nama : TE141334 Sinyal dan Sistem 2 Kredit : 3 sks 3 Semester : II (dua) 4 Dosen :

Lebih terperinci

BAB II TEORI. Proses pengaturan atau pengendalian suatu atau beberapa besaran

BAB II TEORI. Proses pengaturan atau pengendalian suatu atau beberapa besaran BAB II TEORI II.. Sistem Kontrol Proses pengaturan atau pengendalian suatu atau beberapa besaran (Variabel,Parameter) agar berada pada suatu harga tertentu disebut dengan sistem control. Pengontrolan ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra dapat dikelompokkan menjadi citra tampak dan citra tak tampak.

Lebih terperinci

Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel

Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel Desain PI Controller menggunakan Ziegler Nichols Tuning pada Proses Nonlinier Multivariabel Poppy Dewi Lestari 1, Abdul Hadi 2 Jurusan Teknik Elektro UIN Sultan Syarif Kasim Riau JL.HR Soebrantas km 15

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra (image processing) merupakan proses untuk mengolah pixel-pixel dalam citra digital untuk tujuan tertentu. Beberapa alasan dilakukan pengolahan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dalam penyajian data menggunakan bentuk grafik. Grafik sering juga disebut sebagai diagram, bagan, maupun chart. Pada

Lebih terperinci

METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR. Pendahuluan Karakteristik dasar tanggapan peralihan suatu sistem lingkar tertutup ditentukan oleh pole-pole lingkar tertutup. Jadi dalam persoalan analisis, perlu ditentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI. Sistem Pendulum Terbalik Dalam penelitian ini diperhatikan sistem pendulum terbalik seperti pada Gambar di mana sebuah pendulum terbalik dimuat dalam motor yang bisa digerakkan.

Lebih terperinci

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER 1 Deret Fourier 2 Tujuan : 1. Dapat merepresentasikan seluruh fungsi periodik dalam bentuk deret Fourier. 2. Dapat memetakan Cosinus Fourier, Sinus Fourier, Fourier

Lebih terperinci

PENGENALAN KOMPUTER. Sistem Komputer. Dian Palupi Rini, M.Kom

PENGENALAN KOMPUTER. Sistem Komputer. Dian Palupi Rini, M.Kom PENGENALAN KOMPUTER Dian Palupi Rini, M.Kom Sistem Komputer Komputer Definisi komputer adalah alat elektronik yang dapat menerima input data, mengolah data dan memberikan hasil dalam bentuk informasi dengan

Lebih terperinci

Moh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY. Bab 8 1

Moh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY. Bab 8 1 Spesifikasi Sistem Respon Moh. Khairudin, PhD. Lab. Kendali T. Elektro UNY Bab 8 1 Pendahuluan Dari pelajaran terdahulu, rumus umum fungsi transfer order ke dua adalah : dimana bentuk responnya ditentukan

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI DIGITAL

SISTEM KENDALI DIGITAL SISTEM KENDALI DIGITAL Sistem kendali dapat dikatakan sebagai hubungan antara komponen yang membentuk sebuah konfigurasi sistem, yang akan menghasilkan tanggapan sistem yang diharapkan. Jadi harus ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa konsep dasar yang akan digunakan sebagai landasan berpikir seperti beberapa literatur yang berkaitan dengan penelitian ini. Dengan begitu akan mempermudah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. Raizal Dzil Wafa M.

KATA PENGANTAR. Penulis. Raizal Dzil Wafa M. i KATA PENGANTAR Buku ini dibuat untuk memudahkan siapa saja yang ingin belajar MATLAB terutama bagi yang baru mengenal MATLAB. Buku ini sangat cocok untuk pemula terutama untuk pelajar yang sedang menempuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan salah satu sarana transportasi darat yang penting untuk menghubungkan berbagai tempat seperti pusat industri, lahan pertanian, pemukiman, serta sebagai

Lebih terperinci

1. Teknologi yang menggabungkan sebuah media yang mana informasinya disampaikan dan diatur oleh sistem komputer secara interaktif adalah : 2.

1. Teknologi yang menggabungkan sebuah media yang mana informasinya disampaikan dan diatur oleh sistem komputer secara interaktif adalah : 2. Soal multimedia 1. Teknologi yang menggabungkan sebuah media yang mana informasinya disampaikan dan diatur oleh sistem komputer secara interaktif adalah : 2. sifat-sifat dari sistem multimedia : 3. Data

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang TUGAS AKHIR RESUME PID Oleh: Nanda Perdana Putra MN 55538 / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL (PID) Pendahuluan Sistem

Lebih terperinci

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Chapter 5 Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Gelombang dasar lain datang jika jarak dari beberapa titik dari titik tertentu dianggap sebagai koordinat relevan yang bergantung pada variabel akustik.

Lebih terperinci

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia

Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Frekuensi Dominan Dalam Vokal Bahasa Indonesia Tjong Wan Sen #1 # Fakultas Komputer, Universitas Presiden Jln. Ki Hajar Dewantara, Jababeka, Cikarang 1 wansen@president.ac.id Abstract Pengenalan ucapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan sistem kontrol, baik secara software maupun hardware yang digunakan untuk mendukung keseluruhan sistem

Lebih terperinci

PSALM: Program Simulasi untuk Sistem Linier

PSALM: Program Simulasi untuk Sistem Linier PSALM: Program Simulasi untuk Sistem Linier Hany Ferdinando Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra hanyf@petra.ac.id Abstrak Dalam mempelajari Sistem Linier, mahasiswa

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PEMOGRAMAN KOMPUTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PEMOGRAMAN KOMPUTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PEMOGRAMAN KOMPUTER Mata Kuliah: Pemograman Komputer Semester : 4 (Empat); Kode : KMM 162; SKS : 3 (Tiga) Program Studi : Pendidikan Matematika Dosen : Khairul Umam,

Lebih terperinci

Tanggapan Alih (Transient Respond) dan Kestabilan System

Tanggapan Alih (Transient Respond) dan Kestabilan System Tanggapan Alih (Transient Respond) dan Kestabilan System Indrazno Siradjuddin April 8, 2017 1 Bilangan Kompleks (a) Koordinat cartesian (b) Koordinat polar Gambar 1: Representasi bilangan kompleks dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Pakar (Expert System), Jaringan Saraf Tiruan (Artificial Neural Network), Visi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang semakin maju ini, teknologi telah memegang peranan penting dalam kehidupan manusia sehari-hari, sehingga kemajuannya sangat dinantikan dan dinikmati para

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PEMROGRAMAN KOMPUTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PEMROGRAMAN KOMPUTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PEMROGRAMAN KOMPUTER Mata Kuliah: Pemrograman Komputer Semester: 4, Kode: KMM 162 Program Studi: Pendidikan Matematika Dosen: Khairul Umam, S.Si, M.Sc.Ed Capaian Pembelajaran:

Lebih terperinci

PENGGAMBARAN SISTEM KENDALI

PENGGAMBARAN SISTEM KENDALI PENGGAMBARAN SISTEM KENDALI PENDAHULUAN FUNGSI ALIH DIAGRAM BLOK REDUKSI DIAGRAM BLOK SIGNAL FLOW GRAPH FORMULA MASON Teknik Elektro ITB [EYS-1998] hal 1 dari 29 PENDAHULUAN Langkah-langkah dalam analisis

Lebih terperinci

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan Getaran Teredam Dalam Rongga Tertutup pada Sembarang Bentuk Dari hasil beberapa uji peredaman getaran pada pipa tertutup membuktikan bahwa getaran teredam di dalam rongga tertutup dapat dianalisa tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam mendisain sebuah sistem kontrol untuk sebuah plant yang parameterparameternya tidak berubah, metode pendekatan standar dengan sebuah pengontrol yang parameter-parameternya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.. Respon Impuls Akustik Ruangan. Respon impuls akustik suatu ruangan didefinisikan sebagai sinyal suara yang diterima oleh suatu titik (titik penerima, B) dalam ruangan akibat suatu

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE

TRANSFORMASI LAPLACE TRANSFORMASI LAPLACE SISTEM KENDALI KLASIK Pemodelan Matematika Analisis Diagram Bode, Nyquist, Nichols Step & Impulse Response ain / Phase Margins Root Locus Disain Simulasi SISTEM KONTROL LOOP TERTUTUP

Lebih terperinci

Penggunaan Bilangan Kompleks dalam Pemrosesan Signal

Penggunaan Bilangan Kompleks dalam Pemrosesan Signal Penggunaan Bilangan Kompleks dalam Pemrosesan Signal Stefanus Agus Haryono (13514097) 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi.

PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT. Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal. bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi. PENGOLAHAN SINYAL DAN SISTEM DISKRIT Pengolahan Sinyal Analog adalah Pemrosesan Sinyal yang mempunyai kaitan dengan penyajian,perubahan bentuk m dan manipulasi dari sisi sinyal dan informasi. Pengolahan

Lebih terperinci

MODUL I PENGENALAN MATLAB

MODUL I PENGENALAN MATLAB MODUL I PENGENALAN MATLAB 1. Apa Matlab itu? Matlab merupakan bahasa pemrograman dengan kemampuan tinggi dalam bidang komputasi. Matlab memiliki kemampuan mengintegrasikan komputasi, visualisasi, dan pemrograman.

Lebih terperinci

SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT

SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT 1 SINYAL SISTEM SEMESTER GENAP S1 SISTEM KOMPUTER BY : MUSAYYANAH, MT List Of Content 2 Pengertian Sinyal Pengertian Sistem Jenis-Jenis Sinyal dan Aplikasinya Pengertian Sinyal 3 sinyal adalah suatu isyarat

Lebih terperinci

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID

Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID JURNAL INTAKE---- Vol. 5, Nomor 2, Oktober 2014 Pengontrolan Sistem Eksiter Untuk Kestabilan Tegangan Di Sistem Single Machine Infinite Bus (SMIB) Menggunakan Metode PID Alamsyah Ahmad Teknik Elektro,

Lebih terperinci

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp Strategi Dalam Teknik Pengendalian Otomatis Dalam merancang sistem pengendalian ada berbagai macam strategi. Strategi tersebut dikatakan sebagai strategi konvensional, strategi modern dan strategi berbasis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti

BAB 2 LANDASAN TEORI. Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Istilah komputer (computer) berasal dari bahasa latin computere yang berarti menghitung. Dalam bahasa Inggris komputer berasal dari kata to compute yang artinya

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID Endra 1 ; Nazar Nazwan 2 ; Dwi Baskoro 3 ; Filian Demi Kusumah 4 1 Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengujian Perangkat Lunak Dalam mengetahui perangkat lunak yang dibuat bisa sesuai dengan metode yang dipakai maka dilakukan pengujian terhadap masin-masing komponen perangkat.

Lebih terperinci

Modul Pengantar Aplikasi Komputer (PAK 240) Prodi S1 P.Akuntansi UNY Pengampu : Annisa Ratna Sari, S.Pd PENGENALAN KOMPUTER

Modul Pengantar Aplikasi Komputer (PAK 240) Prodi S1 P.Akuntansi UNY Pengampu : Annisa Ratna Sari, S.Pd PENGENALAN KOMPUTER 1 PENGENALAN KOMPUTER DEFINISI KOMPUTER Istilah komputer mempunyai arti yang luas dan berbeda bagi setiap orang. Istilah komputer (computer) diambil dari bahasa Latin computare yang berarti menghitung

Lebih terperinci

Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya).

Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya). Nama NIM/Jur/Angk : Ardian Umam : 35542/Teknik Elektro UGM/2009 Root Locus A. Landasan Teori Karakteristik tanggapan transient sistem loop tertutup dapat ditentukan dari lokasi pole-pole (loop tertutupnya).

Lebih terperinci

dalam teknologi informasi dan komunikasi Siswa dapat menunjukkan PENGENALAN KOMPUTER

dalam teknologi informasi dan komunikasi Siswa dapat menunjukkan PENGENALAN KOMPUTER Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pengenalan Komputer Mengenal perangkat Siswa dapat memahami dalam teknologi informasi keras (hardware) perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak dan perangkat

Lebih terperinci

MATA KULIAH ANALISIS NUMERIK

MATA KULIAH ANALISIS NUMERIK BAHAN AJAR MATA KULIAH ANALISIS NUMERIK Oleh: M. Muhaemin Muhammad Saukat JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2009 Bahan Ajar Analisis

Lebih terperinci

RAGAM DIALOG. Ragam Dialog (Dialogue Style) adalah cara yang digunakan untuk mengorganisasikan berbagai tehnik dialog.

RAGAM DIALOG. Ragam Dialog (Dialogue Style) adalah cara yang digunakan untuk mengorganisasikan berbagai tehnik dialog. RAGAM DIALOG Ragam Dialog (Dialogue Style) adalah cara yang digunakan untuk mengorganisasikan berbagai tehnik dialog. Inisiatif merupakan sifat dasar dari sembarang dialog, karena inisiatif akan menentukan

Lebih terperinci

BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE)

BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE) BAB 4 MODEL RUANG KEADAAN (STATE SPACE) KOMPETENSI Kemampuan untuk menjelaskan pengertian tentang state space, menentukan nisbah alih hubungannya dengan persamaan ruang keadaan dan Mengembangkan analisis

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perancangan Sistem Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai gambaran yang jelas tentang perancangan sistem yang akan dibuat serta diimplementasikan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Komputer Komputer berasal dari bahasa Latin computare yang artinya menghitung. Jadi komputer dapat diartikan sebagai alat untuk menghitung. Perkembangan teknologi dan

Lebih terperinci