[FOI] Formularium Obat InHealth 2014
|
|
- Yenny Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 [FOI] Formularium Obat InHealth 2014 Edisi VI Periode Januari Desember 2014 Tanpa Harga
2 KATA PENGANTAR Daftar Obat InHealth atau selama ini dikenal sebagai DOI merupakan pedoman dalam penyediaan dan pemberian obat-obatan bagi peserta InHealth, untuk tahun 2014 ini DOI akan mengalami perubahan yang cukup signifikan. Perubahan ini mencakup perubahan nama, sampai dengan proses penyusunan. DOI berubah nama menjadi Formularium Obat InHealth (FOI) yang merupakan panduan untuk penyediaan dan pemberian obat bagi peserta InHealth. Perubahan nama ini seiring dengan disusunnya Formularium Obat InHealth secara mandiri oleh InHealth yang didukung oleh Tim Ahli dengan berbagai spesialisasi, wakil wakil dari perhimpunan yang kompeten di bidangnya dan perwakilan Badan POM sebagai badan regulasi obat di Indonesia. Formularium Obat InHealth 2014 disusun dengan konsep melebar tetapi tidak mendalam maksudnya ialah melingkupi semua kelas atau subkelas terapi yang ada dengan pemilihan setiap sediaan zat aktif maksimal berasal dari 3 principle farmasi kecuali obat-obatan dengan utilitas tinggi. Tujuan dari semua perubahan ini tidak lain adalah untuk meningkatkan mutu pelayanan, keamanan, dan ketersediaan obat bagi peserta InHealth sebagai bukti bahwa kami peduli terhadap kesehatan peserta InHealth. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya Formularium Obat InHealth edisi VI tahun 2014 dan mengharapkan agar Formularium Obat InHealth edisi VI tahun 2014 ini dapat digunakan sebagai panduan bagi provider sehingga pelayanan obat bagi peserta InHealth dapat berjalan dengan baik dan bermutu. Jakarta, 7 Oktober 2013 PT. Asuransi Jiwa InHealth Indonesia Direksi, Roy Ibrahim Direktur Teknik Operasional i
3 DAFTAR ISI Kata Pengantar Petunjuk pelaksanaan Formularium Obat InHealth Edisi VI Periode Januari Desember 2014 Indeks kelas terapi i v xiii Daftar Obat I : Formularium Obat InHealth 1 Daftar Obat II : Obat Manfaat Tambahan 137 Singkatan nama pabrik 143 Singkatan istilah 147 Indeks nama generik 149 Indeks nama dagang 161 ii iii
4 Petunjuk pelaksanaan Formularium Obat InHealth (FOI) Edisi VI Periode Januari Desember Tahun 2014 Formularium Obat InHealth (FOI) merupakan pedoman dalam penyediaan dan pemberian obat-obatan bagi peserta PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia untuk pelayanan rawat jalan pertama (RJP) di Dokter InHealth atau klinik, rawat jalan lanjutan (RJL), dan rawat inap (RI) di Provider Lanjutan yaitu Praktek Dokter Spesialis di Rumah Sakit untuk produk managed care. I. DEFINISI DAN PENGERTIAN 1. Peserta InHealth adalah karyawan tetap dan atau karyawan kontrak, pensiunan dan anggota keluarga, yang didaftarkan oleh institusi yang membayar premi kepada PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia sebagai peserta asuransi kesehatan untuk produk managed care. 2. Provider adalah sarana pelayanan kesehatan yang bekerjasama dengan InHealth untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta berdasarkan tingkat pelayanan yang diberikan. Provider terdiri atas Provider Pertama dan Provider Lanjutan. 3. Obat Rawat Jalan Pertama (RJP) adalah obat yang diresepkan oleh dokter untuk pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat umum yang dilaksanakan pada Provider Pertama untuk keperluan observasi, diagnosis, pengobatan dan atau pelayanan kesehatan lainnya. 4. Obat Rawat Jalan Lanjutan (RJL) adalah obat yang diresepkan oleh dokter untuk pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik, tanpa menginap di ruang perawatan, dan dilaksanakan pada Provider Lanjutan sebagai rujukan dari Provider Pertama. 5. Obat Rawat Inap (RI) adalah obat yang diresepkan oleh dokter untuk pelayanan kesehatan perorangan yang bersifat spesialistik atau sub spesialistik untuk keperluan observasi, perawatan, diagnostik, pengobatan, rehabilitasi medis dan atau pelayanan medis lainnya, yang dilaksanakan di Rumah Sakit yang bekerjasama dengan InHealth dimana Peserta InHealth dirawat inap di ruang perawatan paling sedikit 1 (satu) hari. 6. Formularium Obat InHealth (FOI) adalah daftar obat yang digunakan oleh InHealth yang disusun berdasarkan item obat melalui kesepakatan kerjasama dengan perusahaan farmasi untuk memenuhi kebutuhan peresepan obat bagi Peserta InHealth. 7. Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah suatu tempat dilakukannya pekerjaan kefarmasian penyaluran obat kepada masyarakat dan melakukan iv v
5 II. vi kerjasama dengan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia untuk menyalurkan obat bagi peserta InHealth. 8. Perusahaan Farmasi adalah Badan Usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk memproduksi obat-obatan. 9. Pedagang Besar Farmasi (PBF) / Distributor adalah perusahaan yang mendistribusikan atau menyalurkan obat - obatan produksi perusahaan obat/ perusahaan farmasi. 10. Harga Netto Apotek (HNA) adalah harga yang diberikan oleh pedagang besar farmasi/distributor obat kepada apotek. 11. Harga Satuan Obat FOI (HNA+PPN) adalah harga yang diberikan oleh pedagang besar farmasi/distributor obat kepada Provider InHealth satu harga sudah termasuk PPN 10% di seluruh Indonesia sesuai kesepakatan antara InHealth dengan perusahaan farmasi. 12. Kelas Terapi - Obat merupakan penggolongan obat-obatan berdasarkan efek terapi yang dihasilkannya. 13. Nama Dagang Obat adalah nama yang diberikan oleh perusahaan farmasi yang memproduksi dan memperdagangkan obat tersebut, dimana nama tersebut dapat berupa nama generik maupun nama dagang (brand name). 14. Nama Obat yang selanjutnya disebut dengan Nama Generik adalah obat yang penamaannya didasarkan pada zat aktif yang terdapat dalam obat tersebut dan tidak menggunakan merek dagang. 15. Catatan Dalam FOI merupakan informasi mengenai bentuk, kekuatan sediaan obat, retriksi penggunaan dan peresepan maksiamal. 16. Kekuatan Obat adalah jumlah kandungan obat yang berkhasiat. 17. Peresepan maksimal adalah jumlah maksimum obat yang boleh diresepkan dalam setiap kasus Rawat Jalan Pertama, Rawat Jalan Lanjutan dan Rawat Inap. 18. Restriksi penggunaan adalah batasan penggunaan obat. 19. Kode Pabrik merupakan singkatan nama perusahaan farmasi yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia. RUANG LINGKUP / BATASAN 1. Obat yang diresepkan bagi peserta InHealth adalah obat yang tertera dalam FOI Edisi VI Periode Januari - Desember Tahun Obat yang diresepkan oleh dokter provider InHealth dan tertera dalam FOI Edisi VI Periode Januari - Desember Tahun 2014 ditanggung oleh PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia. 3. Formularium Obat InHealth (FOI) terdiri dari Daftar Obat Penyakit Umum, khusus dan Kanker serta obat untuk manfaat tambahan yang sudah terseleksi dan direkomendasi tim ahli, yaitu : A. Daftar Obat I 1. Obat untuk penyakit umum dan khusus - Peresepan obat umum untuk kebutuhan 3-5 hari, kecuali untuk penyakit kronis dapat untuk kebutuhan maksimum selama 30 hari. - Peresepan obat antibiotika sesuai dengan antibiotika yang tertera dalam FOI Edisi VI Periode Januari - Desember Tahun Peresepan obat khusus harus disertai dengan keterangan medis dari Dokter yang merawat, dilengkapi dengan protokol terapi dan mengacu pada restriksi pemakaian, serta harus dilegalisasi oleh PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia. - Khusus untuk antibiotika yang mempersyaratkan hasil uji resistensi, dapat diberikan tanpa hasil resistensi pada kasus ICU/ICCU selama 7 (tujuh) hari dan pada kasus bedah 1 (satu) hari sebelum dan 3 (tiga) hari sesudah tindakan pembedahan. - Penggunaan setelah waktu tersebut harus melampirkan hasil uji resistensi. Jika hasil resistensi menyatakan bahwa antibiotika yang diberikan sebelum uji resistensi tidak sensitif untuk infeksi pasien, maka antibiotika yang diberikan selanjutnya harus sesuai dengan hasil uji resistensi tersebut. - Penggunaan antibiotika lini ketiga (misalnya : injeksi Vancomycin, Meropenem dan Teicoplanin) dapat diberikan jika penggunaan antibiotika lini pertama dan kedua (misalnya: injeksi Sefotaksim) telah resisten terhadap infeksi pasien. - Pengambilan obat di Apotek/Instalasi Farmasi/Provider yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia. 2. Obat penyakit kanker (Sitostatika) - Peresepannya sesuai dengan stadium penyakit serta kondisi pasien. - Resep hanya boleh diresepkan oleh Dokter Ahli Onkologi Medis dan harus dilengkapi dengan protokol terapi. - Peserta yang tidak dirawat langsung oleh Dokter Ahli Onkologi Medis harus dilengkapi dengan protokol terapi yang diketahui/ disetujui oleh Dokter Ahli Onkologi Medis dan peresepan vii
6 pertama obat sitostatikanya harus diberikan Dokter Ahli Onkologi Medis dan peresepan selanjutnya dapat diberikan oleh Dokter Spesialis yang telah direkomendasikan oleh Dokter Ahli Onkologi Medis. - Obat Goserelin Asetat dan Leuprorelin Asetat untuk terapi endometriosis dapat diresepkan dan disetujui oleh Dokter Ahli Obstetri dan Ginekologi. - Provider InHealth yang tidak memiliki Dokter Ahli Onkologi Medis protokol terapi dan peresepan pertamanya dapat dikonsultasikan ke Dokter Ahli Onkologi Medis setempat. - Resep harus dilegalisasi terlebih dahulu oleh PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia. - Pengambilan obat dilakukan di Apotek/Instalasi Farmasi/ Provider yang bekerja sama dengan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia. B. Daftar obat II 1. Obat untuk manfaat tambahan - Obat yang hanya diberikan kepada peserta InHealth dengan manfaat tambahan sesuai polis. - Resep harus dilegalisasi terlebih dahulu oleh PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia. - Pengambilan obat di Apotek / Instalasi Farmasi / Provider yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia. III. PELAYANAN OBAT DI APOTEK ATAU INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 1. Dalam hal Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit menerima resep dokter dengan nama generik dan atau nama dagang (Brand name) yang tercantum dalam FOI Edisi VI Periode Januari Desember Tahun 2014, maka Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus memberikan obat FOI sesuai dengan resep dokter tersebut. 2. Apabila obat FOI yang diresepkan oleh dokter tidak ada di Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang bekerjasama dengan PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia, maka Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang bersangkutan melakukan konfirmasi kepada dokter yang merawat terkait hal tersebut, serta berkewajiban untuk mengganti dengan obat lain yang termasuk dalam FOI (Obat lain dengan kelas terapi dan kandungan yang sama) yang tersedia di Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit tersebut. IV. PENYEDIAAN DAN MONITORING KETERSEDIAAN OBAT DI APOTEK/ INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 1. Penyediaan Obat Untuk menjamin ketersediaan obat, maka Pabrik Obat, Distributor Obat, dan Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit harus menyediakan obat FOI sesuai kebutuhan peserta PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia. 2. Proses pemesanan obat Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang akan memesan obat FOI ke Distributor harus memenuhi persyaratan dan mekanisme sebagai berikut: a. Setiap pemesanan obat oleh Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit dapat menggunakan surat pemesanan obat dari Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit bersangkutan atau surat pemesanan obat InHealth. Surat Pemesanan obat tersebut harus dilegalisasi oleh PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia yang terdiri dari Nama, No. Induk Karyawan, tanda tangan, cap InHealth, dan tanggal acc PO sebelum dikirimkan ke pedagang besar farmasi/distributor. b. Kantor Pemasaran (KPM) atau Kantor Pelayanan Pelanggan (KPP) PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia harus mencatat setiap pemesanan obat FOI dari Apotek /Instalasi Farmasi Rumah Sakit, sebagai kontrol terhadap pesanan Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit tersebut. c. Jenis dan jumlah obat FOI yang dipesan didasarkan pada: - Jumlah dan jenis obat yang dipakai bulan sebelumnya - Perkiraan penambahan atau pengurangan jenis dan jumlah obat yang dibutuhkan (dilihat dari rekapitulasi jumlah dan jenis obat dari tagihan Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit). d. Proses pengadaan obat FOI oleh apotek dengan kode pabrik APTK (Apotek) dapat diambil dari perusahaan farmasi/distributor manapun yang nilai penggantiannya sesuai dengan yang tercantum dalam Formularium Obat InHealth (FOI) Edisi VI Periode Januari - Desember viii ix
7 e. Alur pemesanan obat InHealth Harga Satuan Faktor Pelayanan Maksimal InHealth PROVIDER InHealth DISTRIBUTOR VERIFIKASI SP OBAT LEGALISASI SP Kirim SP OBAT SP SUDAH DILEGALISASI OBAT DITERIMA Kirim Verifikasi Max. 7 Hhari SP SUDAH DILEGALISASI PENGIRIMAN OBAT 3. Monitoring ketersediaan obat. a. Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang mengalami kesulitan pemesanan obat FOI bagi kebutuhan peserta InHealth harus segera menghubungi Kantor Pemasaran (KPM) atau Kantor Pelayanan Pelanggan (KPP) PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia. b. Apabila ada informasi tentang kekosongan obat FOI tertentu dan atau harga obat FOI yang tidak sesuai dengan kesepakatan di Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit, maka Kantor Pemasaran (KPM) atau Kantor Pelayanan Pelanggan (KPP) PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia harus segera melakukan pengecekan ke Apotek dan atau distributor obat setempat, dan selanjutnya mengupayakan penyelesaiannya. Apabila masalah tersebut tidak dapat diselesaikan oleh PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia setempat, maka masalah tersebut dapat dilaporkan secara berjenjang ke kantor pusat PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia. V. PERHITUNGAN BIAYA OBAT DI APOTEK ATAU INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 1. Harga Satuan Obat FOI sebagaimana tercantum dalam Daftar Obat I dan Daftar Obat II adalah HNA + PPN 10 %. 2. Khusus untuk Daerah Otorita Batam harga obat mengacu pada harga obat sebagaimana tercantum dalam Daftar Obat I dan Daftar Obat II tanpa PPn 10%. 3. Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit mendapat faktor pelayanan yang besarnya adalah sebagai berikut : Rp , >Rp ,- sampai dengan Rp , >Rp ,- sampai dengan Rp , >Rp ,- sampai dengan Rp , >Rp , Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit mendapatkan imbalan embalage/ service sebesar Rp. 400,- (empat ratus rupiah) untuk setiap resep obat jadi, dan Rp. 600,- (enam ratus rupiah) untuk setiap resep obat racikan. 5. Untuk obat yang dimasukkan ke dalam kapsul, Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit mendapat biaya tambahan sebesar Rp. 75,- (tujuh puluh lima rupiah) untuk setiap kapsul. 6. Contoh perhitungan 1. RESEP OBAT JADI R/Metformin 850 mg XXX S 1 dd 1 Metformin 850 Rp. 200,- Perhitungan biaya obat: (Jumlah Obat x Harga Obat x Faktor Pelayanan) + Embalage/Service (30 x Rp. 200,- x 1,20) + Rp. 400,- = Rp ,- + Rp. 400,- = Rp ,- Jumlah yang dibayar oleh InHealth = Rp ,- 2. RESEP OBAT RACIKAN R/ Paracetamol 500 mg Tramadol 50 mg m.f.pulv.da in cap dtd XX s 3 dd cap. I Dalam FOI tersedia : Paracetamol tab. 500 Rp. 90,- Tramadol tab. 50 Rp. 235,- x xi
8 VI. KETENTUAN LAIN Maka untuk mengerjakan resep obat racikan diatas dibutuhkan : Paracetamol 500 mg x 10 = mg setara dengan 10 tablet Paracetamol tab. 500 mg Tramadol 50 mg x 10 = 500 mg setara dengan 10 tablet Tramadol tab. 50 mg Perhitungan biaya obat: (Jumlah obat x Harga Obat x Faktor Pelayanan) +Embalage / Service+ Biaya Kapsul. Paracetamol = 10 x Rp. 90 x 1,20 = Rp ,- Tramadol = 10 x Rp. 235 x 1,20 = Rp ,- Embalage/Service = Rp. 600,- Biaya kapsul = 10 x Rp. 75 = Rp. 750,- Rp ,- Jumlah yang dibayar oleh InHealth = Rp ,- a. Kantor Pemasaran (KPM) atau Kantor Pelayanan Pelanggan (KPP) PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia harus mempunyai buku pencatatan pesanan obat FOI dari provider Apotek atau Instalasi Farmasi PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia sebagai kontrol terhadap pesanan Apotek tersebut. b. Kantor Pemasaran (KPM) atau Kantor Pelayanan Pelanggan (KPP) PT Asuransi Jiwa InHealth Indonesia harus melakukan pertemuan secara periodik dengan Perwakilan Perusahaan Farmasi di daerah, Distributor serta Apotek atau Instalasi Farmasi Rumah Sakit, untuk membahas berbagai hal dalam rangka menunjang pemanfaatan Formularium Obat InHealth di lapangan. Direksi, Roy Ibrahim Direktur Teknik Operasional INDEKS KELAS NO KELAS KELAS 1 - ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID DAN ANTIPIRAI ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK ANTIINFLAMASI NON STEROID (AINS) ANTIPIRAI ANESTETIK UMUM ANESTESI LOKAL ANTIALERGI DAN ANAFILAKSIS ANTIALERGI ANAFILAKSIS ANTIDOT DAN OBAT LAIN UNTUK KERACUNAN 9; UMUM KHUSUS 10; ANTIEPILEPSI DAN ANTIKONVULSI ANTIEPILEPSI DAN ANTIKONVULSI ANTI NYERI PADA SARAF ANTIINFEKSI ANTELMINTIK DAN ANTIFILARIA ANTELMINTIK INTESTINAL ANTIFILARIA ANTIBAKTERI BETA LAKTAM TETRASIKLIN KLORAMFENIKOL KOTRIMOKSAZOL MAKROLID AMINOGLIKOSID KUINOLON SEFALOSFORIN GLIKOPEPTIDA ANTI BAKTERI LAIN ANTI INFEKSI KHUSUS ANTILEPRA ANTITUBERKULOSIS ANTIFUNGI ANTIPROTOZOA 29 HAL INDEKS KELAS xii xiii
9 INDEKS KELAS NO KELAS KELAS HAL ANTIAMUBA DAN ANTIGIARDIASIS ANTIMALARIA ANTIPROTOZOA GOLONGAN LAIN ANTI VIRUS ANTI HERPES ANTI HEPATITIS ANTIMIGREN DAN VERTIGO ANTIPARKINSON ANTI MIASTENIA GRAVIS OBAT UNTUK DARAH DAN JARINGAN PEMBENTUK DARAH ANTIANEMI ANTIKOAGULASI OBAT YG MEMPENGARUHI KOAGULASI ANTISEPTIK DAN DESINFEKTAN ANTISEPTIK DESINFEKTAN DIURETIK DAN OBAT UNTUK SALURAN KEMIH DIURETIK OBAT UNTUK HIPERTROFI PROSTAT OBAT UNTUK ANTISEPTIK SALURAN KEMIH HORMON. OBAT ENDOKRIN LAIN. ANTIDIABETIK PARENTERAL DAN KONTRASEPTIK ANTI DIABETIK ORAL SULFONIL UREA BIGUANID ALFA GLUKOSIDA INHIBITOR TIAZOLIDINEDION DIPEPTIDYL PEPTIDASE-4 (DPP-4) INHIBITOR ANTIDIABETIK PARENTERAL HORMON KELAMIN ESTROGEN PROGESTERON LAIN-LAIN HORMON TIROID DAN ANTITIROID KORTIKOSTEROID OBAT KARDIOVASKULER ANTIANGINA ANTIARITMIA ANTIHIPERTENSI ACE INHIBITOR 52 NO KELAS KELAS BETA BLOCKER KALSIUM ANTAGONIS ANGIOTENSIN II ANTAGONIS ANTIHIPERTENSI LAIN GAGAL JANTUNG ANTITROMBOTIK TROMBOLITIK ANTI PENYAKIT JANTUNG REMATIK KARDIOVASKULAR LAIN-LAIN OBAT UNTUK SYOK SYOK KARDIOGENIK ANTIHIPERLIPIDEMIA OBAT TOPIKAL UNTUK KULIT ANTIBAKTERI ANTIFUNGI ANTI INFLAMASI DAN ANTIPRURITIK ANTISKABIES DAN ANTIPEDIKULOSIS KERATOLITIK DAN KERATOPLASTIK KAUSTIK LAIN - LAIN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NUTRISI ORAL PARENTERAL OBAT MATA SISTEMIK TOPIKAL ANESTETIK LOKAL ANTIMIKROBA ANTIINFLAMASI MIDRIATIK MIOTIK DAN ANTIGLAUKOMA LAIN - LAIN OBAT TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN ANTIBAKTERI KORTIKOSTEROID LAIN - LAIN OKSITOSIK DAN RELAKSAN UTERUS OKSITOSIK RELAKSAN UTERUS 83 HAL INDEKS KELAS xiv xv
10 INDEKS KELAS NO KELAS KELAS 22 - PSIKOFARMAKA 84; ANTIANSIETAS DAN ANTIINSOMNIA 84; ANTIDEPRESI DAN ANTIMANIA ANTIOBSESIF KOMPULSIF ANTIPSIKOSIS GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN/HIPERAKTIVITAS (GPP/H) ATAU ADHD OBAT SALURAN CERNA ANTASIDA DAN ANTIULKUS ANTIEMETIK ANTIHEMOROID ANTISPASMODIK OBAT DIARE KATARTIK OBAT SALURAN NAPAS ANTI ASMA PPOK ANTITUSIF EKSPEKTORAN SURFAKTAN MUKOLITIK LAIN-LAIN VITAMIN DAN MINERAL OBAT PENYAKIT NEUROGENERATIF ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN DAN PALIATIF IMMUNOSUPRESAN ANTIHORMON SITOTOKSIK GROWTH COLONY STIMULATING FAKTOR (GCSF) ANALGESIK NARKOTIK PRODUK DARAH DAN PENGGANTI PLASMA 129; PENGGANTI PLASMA DAN PLASMA EKSPANDER PRODUK DARAH RELAKSAN OTOT PERIFER DAN PENGHAMBAT KOLINESTERASE IMUNOGLOBULIN, SERUM DAN VAKSIN IMMUNOGLOBULIN SERUM VAKSIN LAIN - LAIN ALAT KESEHATAN 136 HAL Daftar Obat I : Formularium Obat InHealth xvi
11 KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 1 ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID DAN ANTIPIRAI 1.1 ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK 1 Asam Mefenamat Asam Mefenamat Asam Mefenamat Asam Mefenamat Nichostan 500 Bern Land Nich tab./kaps. 500mg Asam Mefenamat susp. 50mg/5ml, btl. 60ml Pondex R. Maks : 1 btl/kasus 2 Ketorolac Tromethamine Ketorolac Tromethamine Ketorolac Rindopain Ketorolac Ketorolac Tromethamine Ketorolac Ketorolac Tromethamine Ketorolac Tromethamine Ketorolac 10 Nove Yari Bern Otto Bern Hexp Untuk nyeri berat (standar visual analog score 6-10) dan nyeri post operatif tab. 10mg R. Maks : 5 hari inj. 10mg/ml, 1ml R. Maks : 9 amp/hari, maks 2 hari 1. ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID DAN ANTIPIRAI Ketorolac Tromethamine Ketorolac Ketorolac Latrol 3% 3 Metampiron Metampiron Antalgin Lexagin Metampiron Hexp Otto Mola Bern inj. 30mg/ml, 1ml R. Maks : 3 amp/hari, maks 2 hari tab. 500 mg R. Maks : 15 tab/kasus 1
12 1. ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID DAN ANTIPIRAI KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN Metampiron inj. 250 mg/ml, 2 ml Antalgin Luca R. Maks : 6 amp/hari, maksimal 3 hari Metampiron Antrain Novaldo Novalgin 4 Parasetamol Parasetamol Erlamol Paracetamol Paracetamol Paracetamol Parasetamol Paracetamol Fasidol Grafadon Drops Parasetamol Paracetamol Paracetamol Paracetamol Intr Yari Aven Erla Bern Ifar Graf Luca Bern inj. 500mg/ml, 2ml R. Maks : 3 amp/hari, maksimal 3 hari tab./kap. 500mg drop 100mg/ml, 15ml R. Maks : 1 btl/kasus sir. 120mg/5ml, 60ml R. Maks : 2 btl/kasus Parasetamol Inf. 1000mg/100mL Paracetamol Bern R. Maks : 4 btl/hari Parasetamol supp. 125 mg Pamol Supp Intr hanya untuk Hiperpireksia R. Maks : 3 buah/kasus 5 Tramadol Untuk nyeri berat (standar visual analog score 6-10) dan nyeri post operatif Tramadol kaps. 50mg Tramadol Tramadol HCl Otto R. Maks : 10 kaps/ 3 hari Trunal DX Tramadol Tramadol HCl Kamadol Tramadol Otto Nove inj. 50mg/ml, 2ml R. Maks : 5 amp/hari KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 1.2 ANTIINFLAMASI NON STEROID (AINS) 1 Ibuprofen Hati-hati pemberian untuk anak < 2 tahun. Ibuprofen Ibuprofen Ibuprofen Ibuprofen Ibuprofen Ibuprofen Ibuprofen Ibuprofen Farsifen Ibufenz Phap Yari Phap Ifar Dank tab. 200 mg tab. 400 mg susp. 100mg/5ml, 60ml R. Maks : 1 btl/kasus Ibuprofen susp. 200mg/5ml, 60ml Ibuprofen R. Maks : 1 btl/kasus 2 Ketoprofen Ketoprofen Kaltrofen Ketoprofen Remapro 50 Ketoprofen Ketoprofen Ketoprofen 100 Profi ka E Kalb Hexp Mers Otto Hexp Ikap tab. 50 mg tab. 100 mg Ketoprofen inj. 50mg/ml, 2ml Kaltrofen Kalb R. Maks : 2 amp/hari Nasafl am Prat selama 3 hari Ketoprofen supp. 100 mg Kaltrofen Kalb Untuk nyeri berat post Ketros Phar operatif, UGD dan luka Profenid Aven bakar pada keadaan pasien yang tidak dapat menggunakan sediaan oral R. Maks : 2 supp/hari, maks 3 hari 1. ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID DAN ANTIPIRAI 2 3
13 1. ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID DAN ANTIPIRAI KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 3 Natrium Diklofenak Pemberian tidak lebih dari 7 hari Natrium Diklofenak Renadinac 25 Natrium Diklofenak Natrium Diklofenak Gratheos 50 Nilaren Natrium Diklofenak Megatic Voltadex 4 Kalium Diklofenak Kalium Diklofenak Kamafl am 25 Kalium Diklofenak Kalium Diklofenak Erphafl am Kamafl am 50 Prat Phap Graf Hich Ifar Erli tab. 25mg tab. 50mg gel 1% as diklofenak dietilamon, tube 20gr R. Maks : 1 tube/kasus tab. 25 mg tab. 50 mg KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 1.3 ANTIPIRAI Meloksikam supp. 15 mg Meloxicam Untuk nyeri berat post Cameloc operatif, UGD, dan luka bakar pada keadaan pasien yang tidak dapat menggunakan sediaan oral. R. Maks : 2 supp/hari maks 3 hari 1 Allopurinol Tidak utk nyeri akut Allopurinol Allopurinol Allopurinol Loric Allopurinol Nilapur 300 Allopurinol 2 Probenesid Probenid Probenid Land Nich Hexp tab. 100mg R. Maks : 30 tab./bln tab. 300mg R. Maks : 30 tab./bln tab. 500mg 1. ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID DAN ANTIPIRAI 5 Meloksikam 3 Piroxicam Untuk artritis berat Meloksikam Meloxicam Meloxicam Cameloc 7,5 tab. 7,5 mg R. Maks : 30 tab/bln Piroxicam dene 10 Grazeo Piroxicam Graf Yari tab. 10 mg R. Maks : 30 tab./bln 4 Meloksikam tab. 15 mg Meloxicam Meloxicam 15 Otto R. Maks : 30 tab/bln Cameloc 15 Meloksikam Mexpharm Movi-cox Relox Dank Boeh Yari inj. 15mg/1,5 ml, 1,5ml Piroxicam kaps./tab. 20mg Denicam Erli Untuk artritis berat yang Piroxicam tidak respon dengan Piroxicam Yari dosis 10 mg, pemberian maks 7 hari, bila masih diperlukan dilanjutkan dengan dosis maintenance 10 mg atau obat artritis lain. PERINGATAN : Cek fungsi ginjal R. Maks : 7 hari 5
14 2. ANESTETIK KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 2 ANESTETIK 2.1 UMUM 1 Midazolam Untuk pre medikasi sebelum induksi anestesi dan maintenance selama anestesi umum Midazolam Anesfar Fortanest Hipnoz Prat Kalb Phar R. Maks : Dosis maintenance = 1mg/ jam (24 mg/hari). Dosis pre medikasi = 2,5-5 mg (hanya 1x pemberian) inj. 5mg/5ml, 5ml KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 3 Komb : Lidokain dan Prilokain Hanya untuk anastesi pada saat insersi IV catheter. Komb (per gr) : krim, tube 5 gr Lidokain 25 mg dan Prilokain 25 mg Topsy Gale R. Maks : 1 tube/kasus 3 ANTIALERGI DAN ANAFILAKSIS 3.1 ANTIALERGI 1 Cetirizine HCl Cetirizine HCl Cetirizine Cetirizine Cetirizine 10 Land Hexp tab./kaps. 10mg R. Maks : 1 tab/hari 2. ANESTETIK 3. ANTIALERGI DAN ANAFILAKSIS Midazolam Fortanest Hipnoz Sedacum Kalb Phar inj. 15 mg/3ml, 3ml 2 Propofol 1% Hanya untuk kasus anestesi dan sedasi pada pemasangan ventilator di ICU. Propofol 1% Proanes 1% (MCT/ LCT) Sanb Emulsi untuk injeksi, amp. 10 mg/20 ml R. Maks : 7 hari Cetirizine HCl Cetirizine Histrine Ferr drop 10 mg/ml, ml R. Maks : 1 btl/kasus Cetirizine HCl sir. 5mg/5ml, 60ml Lerzin Ifar R. Maks : 1 btl/kasus 2 Klorfeniramin Klorfeniramin Chlorpheniramine Aptk tab. 4 mg (hidrogen maleat) 3 Loratadine Tidak untuk jangka panjang 2.2 ANESTESI LOKAL 1 Bupivacaine HCl 0,5% Bupivacaine HCl 0,5% Bupivacain 2 Lidocain HCl 2% Bern inj. 5 mg/ml, 4 ml Loratadine Loratadine Gradine 10 Loratadine Loratadine Nula Graf Nove tab. 10mg R. Maks : 1 tab/hari Loratadine sir 5 mg/5 ml, 60 ml Lorihis Erli R. Maks : 1 btl/kasus Lidocain HCl 2% Lidocain HCl Bern inj. 2%, 2 ml 6 7
15 3. ANTIALERGI DAN ANAFILAKSIS KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 4 Fexofenadine Hanya untuk kasus rhinitis alergi dan chronic idiopathic urticaria Fexofenadine tab. 30 mg Telfast Sano R. Maks : 2 tab/hari, maks 5 hari Fexofenadine tab.120 mg Telfast OD Sano R. Maks : 1 tab/hari, maks 5 hari 5 Komb : Pseudoephedrine HCl dan Triprolidine HCl Komb : Pseudoephedrine HCl 60 mg dan Triprolidine HCl 2,5 mg Valved Nichofed Komb. (tiap 5 ml): Pseudoefedrin HCl 30 mg, Triprolidine 1,25 mg Protifed Nichofed Glob Nich Graf Nich Hanya untuk kasus rhinitis alergi tab. sir. 60 ml R. Maks : 1 btl/kasus KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 7 Komb : Pseudoephedrine Sulfat dan Loratadine 3.2 ANAFILAKSIS Komb : Pseudoefedrine Sulfat 120 mg, Loratadine 5 mg Cronase 1 Deksametason Deksametason Deksametason methasone 2 Difenhidramin Difenhidramin Difenhidramin 3 Epinefrin (Adrenalin) Epinefrin (Adrenalin) Epinephrine Glob Phap Phap Ethi 4 ANTIDOT DAN OBAT LAIN UNTUK KERACUNAN 4.1 UMUM 1 Kalsium Glukonat Hanya untuk kasus rhinitis alergi tab. inj. 5 mg/ml (sbg. Na Fosfat), 1 ml R. Maks : 4 amp/hari inj. 10mg/ml, 1ml inj. 0,1% (sbg. HCl/ bitartrat), 1ml 3. ANTIALERGI DAN ANAFILAKSIS 4. ANTIDOT DAN OBAT LAIN UNTUK KERACUNAN 6 Komb : Pseudoephedrine HCL dan Terfenadine HCL Hanya untuk kasus rhinitis alergi Kalsium Glukonat Calcii Gluconas 2 Magnesium Sulfat Ethi inj. 100mg/ml, 10ml Komb : Pseudoefedrine HCl 30 mg, Terfenadine HCL 40 mg Rhinofed tab. Magnesium Sulfat Magnesium Sulfat 3 Natrium Tiosulfat Natrium Tiosulfat Natrium Tiosulfat Aptk Aptk serb., ktg 30 g inj. 25%, amp 10 ml 8 9
16 4. ANTIDOT DAN OBAT LAIN UNTUK KERACUNAN 5. ANTIEPILEPSI DAN ANTIKONVULSI KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 4.2 KHUSUS 1 Mesna Untuk kasus dengan pemberian : a. siklofosfamid dosis tinggi b. ifosfamid Mesna inj. 100mg/ml, 4ml Uromitexan Tmin R. Maks : Sesuai dengan dosis Ifosfamid 2 Nalokson HCl Hanya untuk mengatasi depresi pernapasan akibat morfi n/opioid Nalokson HCl Nokoba 3 Neostigmine Neostigmine Neostigmin Hameln Prostigmin 5 ANTIEPILEPSI DAN ANTIKONVULSI 5.1 ANTIEPILEPSI DAN ANTIKONVULSI 1 Diazepam Prat Comb Tmin inj. 0,4mg/ml, 2ml inj 0.5 mg/ml Diazepam inj. 5 mg/ml, ml Stesolid Acta R. Maks : 10 amp/kasus, Valdimex Mers kecuali untuk kasus di ICU KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 2 Fenitoin Na Fenitoin Na Kutoin 100 Phenytoin Zentropil Mers Ikap Luca kaps. 100 mg R. Maks : 90 kaps./bln Fenitoin Na Inj 50mg/ml, amp 2 ml Kutoin inj Mers Untuk status konvulsivus Natrium Phenytoin Phap R. Maks : Dosis awal Phenytoin Ikap maks 10 amp, dilanjutkan dengan dosis maintenance mg/hari dalam dosis terbagi. 3 Fenobarbital Fenobarbital Phenobarbital Phenobarbital tab 30 mg Fenobarbital inj. 100mg/ml, 2ml Sibital inj Mers R. Maks : 40 mg/kg/bb 4 Asam Valproat Untuk epilepsi umum (general epilepsy) Asam Valproat tab. 300 mg Ikalep Ikap R. Maks : mg/hari 5 Natrium Valproat Untuk epilepsi umum (general epilepsy) 5. ANTIEPILEPSI DAN ANTIKONVULSI 10 Diazepam lar. rektal 5mg/2,5ml, 2,5ml Stesolid Acta hanya untuk kasus di emergensi Trazep Prat R. Maks : 2 tube/hari, bila kejang Diazepam lar. rektal 10mg/2,5ml, 2,5ml Stesolid Acta hanya untuk kasus di emergensi Trazep Prat R. Maks : 2 tube/hari, bila kejang Natrium Valproat tab. 250 mg Depakote Abbt R. Maks : 90 tab./bln Natrium Valproat tab. ER 250 mg Depakote ER Abbt R. Maks : 60 tab./bln Natrium Valproat tab. ER 500 mg Depakote ER Abbt R. Maks : 60 tab./bln Natrium Valproat Valeptik Depakene Otto Abbt sir. 250mg/5ml, btl. 120ml R. Maks : 5 btl./bln 11
17 5. ANTIEPILEPSI DAN ANTIKONVULSI 6. ANTIINFEKSI KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 5.2 ANTI NYERI PADA SARAF 1 Karbamazepin Karbamazepin Carbamazepine Bamgetol 200 Mers tab. 200mg 2 Gabapentin Hanya untuk kasus diabetic neuropaty dan/ atau postherpetic neuralgia Gabapentin Gabexal Alpentin Gabapentin Nepatic Alpentin Gabexal Sand Acta Dank Acta Sand kaps. 100mg kaps. 300mg 3 Pregabalin Hanya untuk kasus diabetic neuropathy dan hanya boleh diresepkan oleh dokter spesialis Pregabalin kaps. 50 mg Lyrica Pfi z R. Maks : 60 kaps/bln Pregabalin kaps. 75 mg Lyrica Pfi z R. Maks : 60 kaps/bln 6 ANTIINFEKSI 6.1 ANTELMINTIK DAN ANTIFILARIA ANTELMINTIK INTESTINAL 1 Albendazol Albendazol Albendazole Albendazole 2 Mebendazol tab. 400mg KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 3 PiranteL PiranteL Pyrantel Pyrantel ANTIFILARIA 1 Dietikarbamazin Dietikarbamazin Dietikarbamazin 6.2 ANTIBAKTERI BETA LAKTAM 1 Amoksisilin Amoksisilin Amoxicillin Amoxicillin Amoksisilin Amoxicilin 500 Amoxycillin 500 Amoxicillin Scannoxyl Yari Aptk Hexp Temp tab. 125 mg tab.100 mg kaps. 250 mg tab. 500mg Amoksisilin drops 100 mg/ml, btl. 10 ml Amobiotic Drops Bern R. Maks : 1 btl/kasus Amoksisilin drops 100 mg/ml, btl. 15 ml Amoxsan Sanb R. Maks : 1 btl/kasus Amoksisilin Amoxicillin Amoxicillin Amoksisilin Amoksisilin Pehamoxil Bern Bern Phap sir. kering 125mg/5ml, 60ml serb inj.1.000mg, vial 6. ANTIINFEKSI Mebendazol Mebendazol Aptk tab. 500 mg 12 13
18 6. ANTIINFEKSI KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 2 Komb : Amoksisilin dan Asam Klavulanat Komb. : Amoksisilin 500 mg, Asam Klavulanat 125 mg Ramoxlan 500 Co Amoxiclave Komb. (tiap 5 ml): Amoksisilin 125 mg, Asam Klavulanat 31,25 mg Ramoxlan Viaclav 3 Ampisilin Ampisilin Ampicillin Ambiopi 500 Rama Rama Dank Mers hanya jika resisten terhadap pemberian amoksisilin tunggal. tab. 625 mg sir kering, 60 ml R. Maks : 1 btl/kasus kap. 500 mg KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN Fenoksimetil Penisilin (Penicilin V) Phenoxymethyl Penisilin Fenoksimetil Penisilin (Penicilin V) Phenoxymethyl Penisilin 6 Benzatin Penisilin Phap Phap tab. 250mg (sbg. garam K) tab. 500mg (sbg. garam K) Benzatin Penisilin serb. inj IU, 20ml Benzatin Penisilin Phap R. Maks : 1 kali / bln Benzatin Penisilin serb. inj IU, 20ml Benzatin Penisilin Phap R. Maks : 1 kali / bln 7 Sulbenicillin Disodium 6. ANTIINFEKSI Ampisilin Ampisilin 4 Komb. : Ampisillin dan Sulbactam Bern serb. inj.1.000mg, vial Hanya jika terjadi resisten terhadap pemberian ampicillin tunggal Sulbenicillin Disodium Kedacillin 8 Prokain Benzil Penisilin Take serb. inj. 1 g/vial Komb. : Ampisillin 500 mg, Sulbactam 250 mg Picyn 5 Fenoksimetil Penisilin (Penicilin V) Fenoksimetil Penisilin (Penicilin V) Fenocin Bern Acta serb. inj. 750 mg, vial Hanya untuk faringitis yang disebabkan oleh Streptococcus betahaemolyticus grup A tab. 125mg (sbg.garam K) Prokain Benzil Penisilin Procaine Penisillin-G Crystal Meiji Meij serb. inj IU/ ml, 1ml R. Maks : 1 kali / minggu 9 Meropenem a. Hanya untuk terapi lini ketiga antara lain: Infeksi berat appendicitis dengan peritonitis, Infeksi meningitis berat kecuali yang disebabkan oleh Streptococcus 14 15
19 6. ANTIINFEKSI KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 9 Meropenem b. Pemeriksaan kultur harus dilakukan jika bakteri penyebab masih sensitif terhadap antibiotik lini 1, maka meropenem dihentikan dan diganti dengan antibiotik yang sesuai. c. Tidak untuk profi laksis bedah, kecuali bedah jantung. R. Maks : 1). Febril netropenia dosis 1-3 g/hari sampai ANC diatas 500/m3; 2). Sepsis & infeksi berat lainnya dosis 1-3 g/hari maks 7 hari Meropenem inj. 500mg, vial Dexipenem Meropenem Soho Merofen Dank Ronem Prat Meropenem Dexipenem Meropenem Meropenem TETRASIKLIN 1 Tetrasiklin HCl Hexp Soho inj mg, vial KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 3 Doksisiklin Doksisiklin Doxycycline Doxycycline 4 Lincomycin HCL kaps. 100mg (sbg.hiklat/hcl) Lincomycin HCL kaps. 500 mg Lincomycin Nichomycin Nich KLORAMFENIKOL 1 Kloramfenikol Hati-hati penggunaan pada anak. Kloramfenikol Grafacetin Kloramfenikol Chloracol Kloramfenikol Kloramfenikol Chloramex Chlorbiotic Graf Ifar Bern Acta Bern tab. 250 mg susp.125mg/5ml (sbg. Palmitat), 60ml serb. inj. 1000mg/ml (sbg.natrium Suksinat), 10 ml Hanya untuk infeksi Salmonella typhi dan Haemophillus infl uenzae 6. ANTIINFEKSI Tetrasiklin HCl Tetracycline Tetrasiklin Tetrasiklin HCl Tetracycline Camicycline Ramatetra Oxytetracycline HCl Bern Phap Luca Rama kaps 250 mg kaps 500 mg 2 Thiamphenicol Thiamphenicol Lanacol Nilacol Thiamphenicol Thiamfi lex DS Land Nich Mola kaps. 500mg sir. Kering 125 mg/5 ml, btl. 60 ml Oxytetracycline HCl Terramycin Pfi z inj. 50mg/ml, 10ml
20 6. ANTIINFEKSI KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN KOTRIMOKSAZOL 1 Kotrimoksazol (pediatrik) Kotrimoksazol (Pediatrik) Komb : Sulfametoksazol 100 mg dan Trimetoprim 20 mg Kotrimoksazol Pediatrik Cotrimoksazole Pediatrik Kotrimoksazol (Pediatrik) Komb (tiap 5 ml): Sulfametoksazol 200 mg dan Trimetoprim 40 mg Kotrimoksazol (Pediatrik) Cotrimoksazole 2 Kotrimoksazol (Dewasa) Kotrimoksazol (Dewasa) Komb : Sulfametoksazol 400 mg dan Trimetoprim 80 mg Ulfaprim Sultrimmix Phap Hexp Bern tab. sir. 60ml tab KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 3 Kotrimoksazol Forte Kotrimoksazol Forte Komb : Sulfametoksazol 800 mg dan Trimetoprim 160 mg Fasiprim Forte Graprima Forte Sultrimmix DS MAKROLID 1 Eritromisin Eritromisin Eritromisin Trovilon Eritromisin Erythromycin Eritromisin Eritromisin Eritromisin Erythromycin 2 Spiramisin Spiramisin Ismacrol Spiramycin 3 Klindamisin Klindamisin Clindamycin 150 Klindamisin Ifar Graf Bern Ifar Yari Temp Nove kapl. kaps. 250mg (sebagai Stearat) kapl. 500mg sir. 200mg/5ml (sbg. Etil Suksinat), 60ml tab/kap. 500mg kaps. 150mg 6. ANTIINFEKSI Klindamisin Clindamycin Klindamisin Daclin 300 mg Temp kaps. 300mg 18 19
21 6. ANTIINFEKSI KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 4 Clarithromycin Clarithromycin kapl. 500 mg Orixal Ifar KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN Amikasin sulfat Amikacin Streptomisin inj. 500 mg, 2ml 6. ANTIINFEKSI 5 Roxithromycin Roxithromycin tab. 150mg Ixor Soho Rulid Aven R. Maks : 10 hari /kasus Roxithromycin tab. 300mg Sitro 300 Intr R. Maks : 10 hari /kasus 6 Azithromycin Streptomisin Streptomycin Meiji Meij serb. Inj.1000 mg (sbg. Sulfat), 1ml 4 Kanamycin hanya diberikan pada kasus TB kategori 2 (relaps, putus obat atau gagal) dan diberikan bila pasien telah resisten terhadap streptomisin. Azithromycin tab. 250mg Azitromycin Soho R. Maks : 1 tab/hari selama 3 hari Azithromycin Azitromycin Azitromycin Binozyt Azithromycin Azithromycin DS Azomax Trozin DS AMINOGLIKOSID 1 Gentamisin Soho Sand Soho Temp tab. 500mg R. Maks : 1 tab/hari selama 3 hari sir. kering 200mg/5ml, 15 ml R. Maks : 1 btl/kasus KUINOLON Kanamycin Kanamycin Hexp serb. Injeksi 1000 mg 1 Siprofl oksasin Tidak diberikan untuk anak usia <12 tahun Siprofl oksasin Ciprofl oxacin Siprofl oksasin 500 Siprofl oksasin Siprofl oksasin Infus Ciprofl oxacin Fresenius Starquin 0,2% Bern Hexp Hexp Fres tab. 500mg inf. 2mg/ml, 100ml R. Maks : 4 btl/hari Gentamisin Gentamycin inj. 40mg/ml (sbg. Sulfat), 2ml 2 Amikasin sulfat Untuk kasus yang sudah resisten dengan gentamisin Amikasin sulfat Amikacin 250 inj. 250mg, 2ml 2 Levofl oxacin Levofl oxacin Levofl oxacin Levofl oxacin Levofl oxacin Levofl oxacin Levofl oxacin Levofl oxacin Levoxal Bern Soho Sand tab. 500mg R. Maks : 10 hari inf. 500mg/ 100 ml R. Maks : 1 btl./ hari, maks 10 hari 20 21
22 6. ANTIINFEKSI KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 3 Ofl oksasin Untuk infeksi saluran nafas, kulit, saluran kemih, prostat, dan ginekologi. KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN Sefadroksil Lostacef Ifar sir. kering 250mg/5ml, 60ml 6. ANTIINFEKSI 22 Ofl oksasin Ofl oxacin Ofl oxacin Flotavid 200 Ofl oksasin Ofl oxacin Ofl oxacin Grafl oxin 400 Nove Mers Nove Graf tab. 200mg R. Maks : 10 hari tab. 400mg R. Maks : 10 hari 4 Moksifl oksasin a. Hanya dapat diberikan pada pasien diatas 18 tahun. b. Sebagai terapi lini ke-3 (dibuktikan dengan uji resistensi) SEFALOSFORIN Moksifl oksasin tab 400 mg Avelox Bayr Hanya untuk terapi lanjutan setelah pemberian Moksifl oksasin infus. R. Maks : 1 tab/hari, maks 21 hari. Moksifl oksasin infus 400 mg/250 ml Avelox Bayr R. Maks : 1 btl/hari, maks 5 hari. 1 Sefadroksil Sefadroksil Cefadroxil 500 Sefadroksil 500 Cefadroxil Sefadroksil Cefadroxil Cefadroxil Sefadroksil Hexp Bern Bern Ifar Hexp kaps. 500 mg sir. kering 125mg/5ml, 60ml 2 Cefazolin Untuk profi laksis pada bedah Cefazolin inj. 1 g/vial, 1 gr Cefazolin Selama 24 jam 3 Cefi xime Cefi xime Cefi xime Cefi xime Helixim Cefi xime Cefi xime Cefi xime OGB Helixim DS Hexp Ifar Hexp Ifar kaps. 100mg sir kering 100mg/5ml, 30 ml 4 Ceftazidime Terapi lini ke-3. Diberikan kepada pasien yang telah resisten dengan antibiotika lain yang ada dalam FOI (dibuktikan dengan hasil resistensi test) Ceftazidime inj. 1g/vial Ceftazidime Ceftazidime Hexp R. Maks :10 hari 5 Cefuroxime axetil Cefuroxime axetil tab. 250mg Zinnat Glax R. Maks : 10 tab/kasus Cefuroxime axetil tab. 500mg Zinnat Glax R. Maks : 10 tab/kasus 6 Cephalexin Cephalexin Lexipron Cephalexin Ifar kaps. 500 mg 23
23 6. ANTIINFEKSI KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 7 Sefotaxim Sefotaxim inj. 1000mg, vial Cefotaxime Sefotaksim Hexp 8 Seftriakson KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 6.3 ANTI INFEKSI KHUSUS ANTILEPRA 1 Rifampicin Rifampicin Rifampicin tab. 300 mg 6. ANTIINFEKSI Seftriakson inj. 1000mg, vial Ceftriaxone R. Maks : 3 vial/hari Seftriaksone Hexp selama 5 hari ANTITUBERKULOSIS 1 Rifampicin GLIKOPEPTIDA 1 Vankomisin Hidrokhlorida Vankomisin Hidrokhlorida Vancep Prat Hanya untuk MRSA atau MRSE positif (dibuktikan dnegan hasil kultur). inj. 500 mg, vial 2 Teicoplanin Hanya untuk MRSA atau MRSE positif (dibuktikan dengan hasil kultur). Teicoplanin Targocid ANTI BAKTERI LAIN Aven inj. 400mg/ml 1 Mesalazine Untuk : a. Episode akut colitis ulcerative b. Colitis ulcerative yang sensitif terhadap sulfonamida. Mesalazine tab. 250mg Midodrine Apex Salofalk Dava R. Maks : 60 tab/bln 2 Sulfasalazin Untuk colitis ulcerativa Rifampicin Rifampicin Rifampicin Rifampicin Merimac 450 Rifampisin Rifampicin Rifampisin Rifampicin Rifampisin 2 Etambutol Hidroklorid Etambutol Hidroklorid Ethambutol Tibitol 250 Etambutol Hidroklorid Ethambutol Tibigon Tibitol Isoniazid Isoniazid I.N.H Mers Bern Bern Hexp Mers Hexp Mers tab. 300 mg tab. 450 mg tab. 600 mg tab. 250mg tab. 500mg tab. 100 mg Sulfasalazin Sulfasalazin Sulfi tis Bern Prat tab. 500mg R. Maks : 60 tab/bln Isoniazid I.N.H tab. 300 mg 24 25
24 6. ANTIINFEKSI KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 4 Pirazinamid Pirazinamid Pyrazinamide Pyrazinamide Siramid Komb. : Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamid, Ethambutol Mers tab. 500 mg Kombinasi / tab. Fixed Dose Combination: Rifampicin 150 mg, Isoniazid 75 mg, Pyrazinamid 400 mg, Ethambutol 275 mg Rimstar 4 FDC Sand R. Maks : 1 tab/ 15kg Rifastar Prms BB, maks selama 3 bulan pertama 6 Komb. : Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamid KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN Rimactazid Paed Sand terapi OAT tahap lanjutan setelah RHZ pada pasien anak R. Maks : 1 tab/5 kg BB, maks 4 bulan Komb. : Rifampisin 450 mg, Isoniazid 300 mg Rimactazid 450/300 8 Komb : Isoniazid dan vitamin B6 6.4 ANTIFUNGI Komb : Isoniazid 400 mg + vitamin B6 10 mg Inoxin 1 Griseofulvin : Micronized Sand kap. terapi OAT tahap lanjutan setelah HRZE pada pasien dewasa R. Maks : 30 tab/bln, maks 4 bulan tab. 6. ANTIINFEKSI Komb: Rifampicin tab. Kunyah 275 mg 75 mg, Isoniazid 50 mg, Pyrazinamid 150 mg Rimcure Paed Sand R. Maks : 1 tab/5 kg BB, maks selama 3 bulan pertama Griseofulvin : Micronized Griseofulvin Griseofulvin Griseofulvin : Micronized Rexavin 500 Phap Ifar tab. 125mg kapl. 500 mg 7 Komb. : Rifampisin, Isoniazid Komb. Rifampisin 75 mg, Isoniazid 50 mg tab. kunyah 2 Ketokonazol a. Hati-hati interaksi obat pada penggunaan bersama obat lain. b. Tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan fungsi liver
25 6. ANTIINFEKSI KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN Ketokonazol tab. 200mg Ketoconazole Ketokonazol Hexp Mycoderm Otto KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 6 Polikresulen (Kondensasi metakresol sulfonat & metanal) 6. ANTIINFEKSI 3 Nistatin Nistatin tab. vagina IU Nistatin Vaginal Phap R. Maks : 10 tab/kasus Nistatin tab IU Nistatin tsg Phap R. Maks : 30 tab/bln Nistatin susp IU/ml, Enystin Dank Untuk infeksi jamur oral Fungatin Ferr R. Maks : 2 btl/kasus selama 1 minggu Nistatin susp IU/ml, ml Cazetin Ifar Untuk infeksi jamur oral R. Maks : 2 btl/kasus selama 1 minggu 4 Fluconazol Untuk kandidiasis sistemik Fluconazol kaps. 150mg Fluconazol R. Maks : 1 kaps/hari Kifl uzol maks 7 hari Fluconazol Cryptal Fluconazole Zemyc Prat Land Phar inj. 200mg/100ml, R. Maks : 1 vial/hari selama 7 hari 5 Micafungin Sodium untuk kasus Candidiasis yang sudah resisten dengan Fluconazol (dibuktikan dengan hasil kultur) Polikresulen supp. vaginal 90mg (Kondensasi metakresol sulfonat & metanal) Albothyl Ovula Phar R. Maks : 10 supp/kasus 7 Terbinafi ne HCl Terbinafi ne HCl tab. 250 mg Interbi Intr R. Maks : 1 tab/hari, maks. 6 minggu 6.5 ANTIPROTOZOA ANTIAMUBA DAN ANTIGIARDIASIS 1 Metronidazol Metronidazol Metronidazole Metronidazol Metronidazole Metronidazole Grafazol Metronidazol Farizol Metronidazol Diazole Metronidazol Bern Graf Ifar Bbmi Fres tab 250 mg tab. 500mg susp. 125mg/5ml, lar. infus 5mg/ml, R. Maks : 3 btl/hari Metronidazol ovula 500mg Vagizol Micafungin Mycamine Aste serb. infus 50mg/vial 28 29
26 6. ANTIINFEKSI KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 2 Komb : Metronidazol, Nystatin KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN ANTIPROTOZOA GOLONGAN LAIN 1 Pirimetamin 6. ANTIINFEKSI Komb : Metronidazol 500 mg, Nystatin IU Vagistin Comb ovula Pirimetamin Primet 6.6 ANTI VIRUS ANTI HERPES tab. 25 mg ANTIMALARIA 1 Komb : Sulfadoksin- Pirimetamin Komb : Sulfadoksin- Pirimetamin Sulfadoxine- Pyrimethamine 2 Kuinin Untuk malaria cerebral tab 1 Asiklovir Asiklovir Acyclovir Acyclovir Zorel 200 Asiklovir Acyclovir Scanovir 400 Zorel 400 Yari Temp tab. 200 mg tab. 400mg Kuinin Quinine 3 Primakuin Primakuin Primaquine 4 Artemether Artemether Artem Phap Mmbi tab Salut 222 mg tab 15 mg (sbg. Fosfat) inj. 80 mg/ml ANTI HEPATITIS 1 Lamivudin Penderita Hepatitis B Kronik wajib dilakukan Pemeriksaan HBV-DNA. Lamivudin Heplav tab. 100mg 2 Telbivudin Penderita Hepatitis B Kronik wajib dilakukan Pemeriksaan HBV-DNA. 5 Komb : Artemether dan Lumefantrine Terapi lini pertama untuk malaria falsifarum Telbivudin Sebivo Nova tab. 600 mg Komb : tab. Artemether 20 mg, Lumefantrine 120 mg Coartem Nova R. Maks : 24 tab/kasus 3 Adefovir dipivoxil Diberikan pada : a. Pasien Hepatitis B kronik HBeAg negatif, dengan DNA HBV rendah dan ALT tinggi 30 31
27 6. ANTIINFEKSI KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 3 Adefovir dipivoxil b. Pasien dengan riwayat gagal terapi dengan pemberian analog nukleotida. Tidak diberikan pada : a. Pasien Hepatitis B kronik dengan gangguan ginjal b. Pasien dalam pengobatan adefovir yang tidak menunjukkan respon pada minggu ke Adefovir dipivoxil tab. 10mg Hepsera Gski R. Maks : 30 tab/bln, maks 48 minggu 4 Pegylated Interferon a-2a Pasien Hepatitis C Kronik harus dilakukan Pemeriksaan HCV-RNA dan Genotip serta Biopsi Hati. Hasil Pemeriksaan Biopsi Hati : a. F0 dan F1 tidak perlu dilakukan pengobatan b. F2, F3 dan F4 dilakukan pengobatan antivirus dengan ketentuan : - Untuk Genotip 2 atau 3 diberikan selama 24 minggu - Untuk Genotip 1, 4, 5 dan 6 diberikan selama 48 minggu KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 5 Pegylated Interferon α- 2b Pegylated Interferon α- 2b PegIntron Pegylated Interferon α- 2b PegIntron Pegylated Interferon α- 2b PegIntron 6 Ribavirin Ribavirin Rebetol Copegus Msdi Msdi Msdi Msdi Roch Pasien Hepatitis C Kronik harus dilakukan Pemeriksaan HCV-RNA dan Genotip serta Biopsi Hati. Hasil Pemeriksaan Biopsi Hati : a. F0 dan F1 tidak perlu dilakukan pengobatan b. F2, F3 dan F4 dilakukan pengobatan antivirus dengan ketentuan : - Untuk Genotip 2 atau 3 diberikan selama 24 minggu - Untuk Genotip 1, 4, 5 dan 6 diberikan selama 48 minggu inj. 50 mcg/0.7 ml, 0.7 ml inj. 80 mcg/0.7 ml, 0.7 ml inj. 100 mcg/0.7 ml, 0.7 ml tab. 200mg 6. ANTIINFEKSI Pegylated Interferon a-2a Pegasys Pegylated Interferon a-2a Pegasys Roch Roch inj. 135mcg/0.5ml, inj. 180mcg/0.5ml, 32 33
28 7. ANTIMIGREN DAN VERTIGO 8. ANTIPARKINSON KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 7 ANTIMIGREN DAN VERTIGO 1 Betahistine dihidroklorida Betahistine dihidroklorida Betaserc Vertikaf 2 Betahistin Mesilat Betahistin Mesilat Lexigo Vastigo Vercure 3 Komb : Ergotamin (tartrat) dan Caffein Abbt Mola Temp Hanya untuk penyakit Meniere's tab. 8mg R. Maks : 15 tab/kasus tab. 6mg R. Maks : 15 tab/kasus Untuk serangan migren akut Komb : Ergotamin tab. 1 mg (tartrat), Caffeine 100 mg Ericaf Temp R. Maks : 8 tab/minggu KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 3 Komb : Levodopa dan Benzerasid HCl Komb : Levodopa 100 mg. Benzerasid HCl 28,5 mg Leparson Levoben Mers tab. R. Maks : 180 kaps/bln 4 Pramipexole HCl sebagai terapi awal pada penderita parkinson usia dibawah 50 tahun Pramipexole HCl tab mg Sifrol ER Boeh R. Maks : 30 tab/bln Pramipexole HCl tab 0.750mg Sifrol ER Boeh R. Maks : 30 tab/bln 5 Komb : Levodopa, Carbidopa Entecapone Tidak digunakan sebagai terapi awal pada parkinson 8. ANTIPARKINSON 8 ANTIPARKINSON 1 Triheksifenidil HCl Triheksifenidil HCl Trihexyphenidyl HCl Hexymer-2 Mers tab. 2mg Komb : Levodopa tab. 100 mg, Carbidopa 25 mg, Entecapone 200 mg Stalevo Nova R. Maks : 90 tab/bln 6 Ropinirole 2 Komb : Levodopa dan Benzerasid Komb : Levodopa kaps 100 mg. Benzerasid 25 mg Madopar Roch R. Maks : 180 kaps/bln Ropinirole tab. prolonged release 2mg Requip Glax R. Maks : 30 tab/bln Ropinirole tab. prolonged release 4mg Requip Glax R. Maks : 30 tab/bln Ropinirole tab. prolonged release 8mg Requip Glax R. Maks : 30 tab/bln 34 35
29 9. ANTI MIASTENIA GRAVIS 10. OBAT UNTUK DARAH DAN JARINGAN PEMBENTUK DARAH KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 9 ANTI MIASTENIA GRAVIS 1 Pyridostigmine Hanya dapat diresepkan dengan persetujuan dokter spesialis saraf Pyridostigmine tab. 60 mg Mestinon Tmin R. Maks : 120 tab/bln 10 OBAT UNTUK DARAH DAN JARINGAN PEMBENTUK DARAH 10.1 ANTIANEMI 1 Asam Folat Asam Folat Afolat Starfolat Asam Folat Anemolat 2 Low Molecule Iron (III) Sucrose Low Molecule Iron (III) Sucrose Nefrofer Rinofer Rama Phap Kalb Yari tab. 400 mcg tab. 1mg Hanya untuk kasus HD dengan defi siensi zat besi dimana kadar Hb < 10 g/dl inj. 100mg/5ml, 5ml KELAS - OBAT KODE PABRIK CATATAN 10.2 ANTIKOAGULASI 1 Asam Traneksamat Hanya untuk hipofi brinogenemia Asam Traneksamat Lexatrans 250 Kalnex Asam Traneksamat Kalnex Lexatrans 500 Nexitra Asam Traneksamat Haemostop Kalnex Tranexid Asam Traneksamat Asam Tranexamat Kalnex Tranexid 2 Fitomenadion (vitamin K) Mola Kalb Kalb Mola Ifar Nove Kalb Hexp Kalb kaps./tab. 250 mg kaps./tab. 500 mg inj. 250mg/5ml, inj. 500mg/5ml, 10. OBAT UNTUK DARAH DAN JARINGAN PEMBENTUK DARAH 3 Low Molecular Weight Iron Dextran Low Molecular Weight Iron Dextran Cosmofer 4 Sianokobalamin (Vitamin B12) Prat Hanya untuk kasus HD dengan defi siensi zat besi dimana kadar Hb < 10 g/dl inj. 100mg/2ml, Fitomenadion (vitamin K) Phytomenadione 3 Heparin Natrium Phap tab. salut 10mg Heparin Natrium inj IU/ml, Inviclot Prat R. Maks : Dosis sesuai dgn target APTT (maks IU/hari) 4 Warfarin Untuk terapi trombosis Sianokobalamin (Vitamin B12) Vitamin B12 tab. 50 mcg Warfarin tab. scored 2mg (garam Na/K) Simarc 2 Prat R. Maks : Dosis harian sesuai dgn INR (2-4mg/hari) 36 37
EDISI VIII FORMULARIUM BAT INHEALTH BECAUSE WE CARE. Dengan Harga
FORMULARIUM EDISI VIII 2016 BAT INHEALTH BECAUSE WE CARE Dengan Harga FORMULARIUM EDISI VIII 2016 BAT INHEALTH BECAUSE WE CARE Dengan Harga i DAFTAR ISI Petunjuk Pelaksanaan Formularium Obat Inhealth
Lebih terperinciEdisi IX Tahun Dengan Harga BECAUSE WE CARE
Edisi IX Tahun 2017 Dengan Harga BECAUSE WE CARE i DAFTAR ISI PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN FORMULARIUM OBAT INHEALTH (FOI) EDISI IX TAHUN 2017 iii Indeks kelas terapi xv Daftar Obat I : Formularium Obat
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/MENKES/SK/I/2005 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 12/MENKES/SK/I/2005 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa dengan telah dilakukannya perhitungan kembali terhadap harga jual obat generik
Lebih terperinciMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1239/MENKES/SK/XI/2004 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1239/MENKES/SK/XI/2004 TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperluas akses penggunaan
Lebih terperinciFORMULARIUM OBAT INHEALTH
FORMULARIUM OBAT INHEALTH Edisi VII 2015 BECAUSE WE CARE TANPA HARGA Daftar Obat I : Formularium Obat InHealth Daftar Obat I edisi VII 2015 3 ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI 1 NONSTEROID
Lebih terperinciIndonesia Nomor 5112); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/ VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150 Tahun Tambahan Lembaran Negara Republik
Lebih terperinciKetersediaan Ada/ Tidak JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEPT OKT NOV DES (1) (2) (3)
b. FORM PEMANTAUAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN INDIKATOR (20 items) No. PERIODE PELAPORAN : JAN S/D DES 2016 PUSKESMAS KECAMATAN : TEBET ALAMAT : Jl. Tebet Timur II RT 06/05, Tebet Timur Kab/ Kota : Jakarta
Lebih terperinciFORMULARIUM OBAT PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS R E M B O N
FORMULARIUM OBAT PELAYANAN KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS R E M B O N KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS REMBON NOMOR : TENTANG FORMULARIUM PELAYANAN DASAR DI PUSKESMAS REMBON MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinci: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK TAHUN : Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan Harga Eceran
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG HARGA OBAT UNTUK PENGADAAN PEMERINTAH TAHUN 2012.
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah
Lebih terperinciKetersedian Obat Tahun 2014
Ketersedian Obat Tahun 2014 NO NAMA OBAT SATUAN KEBUTUHAN TOTAL PENGGUNAAN 1 Alopurinol 100 172.700 289.500 2 Aminofilin 200 5.000 40.000 3 Aminofilin injeksi 24 /ml 390 950 4 Amitripilin salut 25 5.200
Lebih terperinciSTANDAR SATUAN HARGA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA
STANDAR SATUAN HARGA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KOTA JAYAPURA 10.OBAT OBAT 1 Albendazol suspensi 200 mg/5 ml Dus, @ 10 Botol btl 5,282 2 Albendazol tablet 400 mg ktk 5 strip x 6 tablet tablet 531 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 05017/SK/KBPOM TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK TAHUN 2001
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR: 05017/SK/KBPOM TENTANG HARGA JUAL OBAT GENERIK TAHUN 2001 KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN Menimbang : a. Bahwa kesinambungan dalam penyediaan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 436/MENKES/SK/XI/2013 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 436/MENKES/SK/XI/2013 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA PUKESMAS WONOMERTO TENTANG PELAYANAN OBAT 24 JAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSKESMAS WONOMERTO,
- PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WONOMERTO Jalan Bantaran 853 Patalan Kecamatan Wonomerto, Telp. (0335) 58928 PROBOLINGGO 67253 email : puskesmas_wonomerto@probolinggokab.go.id
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 092/MENKES/SK/II/2012 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK TAHUN 2012
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 092/MENKES/SK/II/2012 TENTANG HARGA ECERAN TERTINGGI OBAT GENERIK TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci1. DAFTAR OBAT I : OBAT PERESEPAN UMUM PERESEPAN MAKSIMAL 1 - ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID DAN ANTIPIRAI
1 LAMPIRAN II KEPUTUSAN DIREKSI PT ASKES (PERSERO) : 378 TAHUN 2012 TANGGAL : 20 NOVEMBER 2012 1. DAFTAR OBAT I : OBAT UMUM SUB, NAMA GENERIK, 1 - ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID
Lebih terperinciADDENDUM DOKUMEN. Kota Sukabumi
Republik Indonesia ADDENDUM DOKUMEN Pengadaan BELANJA BAHAN OBAT-OBATAN Kota Sukabumi Untuk Pelelangan Umum Adendum Dokumen Kualifikasi Jasa Konsultansi perencanaan penyusunan dan penyempurnaan DED Terminal
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/169/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR HK.02.02/MENKES/651/2016 TENTANG FORMULARIUM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN
Lebih terperinciADDENDUM DOKUMEN. Kota Sukabumi
Republik Indonesia ADDENDUM DOKUMEN Pengadaan BELANJA BAHAN OBAT-OBATAN Kota Sukabumi Untuk Pelelangan Umum Adendum Dokumen Kualifikasi Jasa Konsultansi perencanaan penyusunan dan penyempurnaan DED Terminal
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 302/Menkes/SK/III/2008 TENTANG HARGA OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
] KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 302/Menkes/SK/III/2008 TENTANG HARGA OBAT GENERIK MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa harga obat generik yang ditetapkan dalam
Lebih terperinciSURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI INFORMAN PENELITIAN
80 Lampiran 1. SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI INFORMAN PENELITIAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur : Jabatan: Alamat : Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa setelah mendapatkan penjelasan
Lebih terperinciNomor: 362 / Jakarta, 25 Mei 2012 Lampiran: 1 Berkas
PEMERINTAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN SUKU DINAS KESEHATAN PUSKESMAS KECAMATAN TEBET Jl.Prof Supomo SH N0.54.Telp. 8314955,8294955,8318504 Fax 8296918 E-mail : puskesmastebet@ymail.com Nomor: 362
Lebih terperinci- 1 - KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 312/MENKES/SK/IX/2013 TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013
- 1 - KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 312/MENKES/SK/IX/2013 TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciLAMPIRAN A MACAM-MACAM ETIKET ETIKET PUTIH UNTUK OBAT DALAM ETIKET PUTIH UNTUK OBAT SIRUP ETIKET BIRU UNTUK SALEP DAN OBAT TETES
LAMPIRAN A MACAM-MACAM ETIKET ETIKET PUTIH UNTUK OBAT DALAM ETIKET PUTIH UNTUK OBAT SIRUP ETIKET BIRU UNTUK SALEP DAN OBAT TETES 190 LAMPIRAN B BLANGKO TURUNAN RESEP DAN NOTA PENJUALAN 191 TAMPAK DEPAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 159/MENKES/SK/V/2014 TENTANG
KEPUTUSAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 159/MENKES/SK/V/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI NOMOR 328/MENKES/SK/IX/2013 TENTANG FORMULARIUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPerpustakaan LAFAI
- 1 - KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 312/MENKES/SK/IX/2013 TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciTerms to know! Antiinfeksi dan Antiseptik. Prinsip umum terapi antiinfeksi. Kurva kadar obat dalam darah. Bakterisida atau bakteriostatik
Terms to know! Antiinfeksi dan Antiseptik Yori Yuliandra, S.Farm, Apt Infeksi kontaminasi tubuh/ bagian tubuh oleh agen penginfeksi Agen penginfeksi jamur, bakteri, virus, protozoa Antiinfeksi obat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terapi penyakit infeksi dengan menggunakan antibiotik sampai sekarang terus berkembang, penggunaannya pun meningkat (Sherman, 2006). Penyakit infeksi di Indonesia
Lebih terperinciPENGUMUMAN PEMENANG PELELANGAN UMUM PASCA KUALIFIKASI PENGADAAN OBAT GENERIK RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2015
DEPARTEMEN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Jalan Pasteur No. 38, Bandung 40161 Telepon : (022) 2034953, 2034954 (hunting) Faksimile : (022) 2032216, 2032533
Lebih terperinciFORMULARIUM NASIONAL
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02 / MENKES / 523 / 2015 TENTANG FORMULARIUM NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02 / MENKES / 137 / 2016 TENTANG
Lebih terperinciBidan Neng Uma Akromah, AM. Keb
Bidan Neng Uma Akromah, AM. Keb Jl. Jend. Sudirman Dsn. Sukamulya 34 RT 02/09 Ds. Pucung Kec. Kotabaru Kab. Karawang 41373, Telp. 082110222081 Atas Nama: RINCIAN BIAYA PERSALINAN NO RINCIAN BIAYA KET TOTAL
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/395/2017 TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/395/2017 TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Peresepan Obat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Peresepan Obat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Penelitian ini mengidentifikasi penggunaan obat off-label dosis pada pasien dewasa rawat inap di Rumah
Lebih terperinciKatalog Dalam Terbitan, Kementerian Kesehatan RI
Katalog Dalam Terbitan, Kementerian Kesehatan RI 368.382 Ind f Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Formularium jaminan kesehatan masyarakat (JAMKESMAS),
Lebih terperinci1. DAFTAR OBAT I : OBAT PERESEPAN UMUM PERESEPAN MAKSIMAL 1 - ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID DAN ANTIPIRAI
SUB, NAMA GENERIK 1 - ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID DAN ANTIPIRAI 1.1 ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK 1 Asam Asetil Salisilat (Asetosal) 1. tablet 500 mg 15 tab/kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid termasuk dalam 10 besar masalah kesehatan di negara berkembang dengan prevalensi 91% pada pasien anak (Pudjiadi et al., 2009). Demam tifoid merupakan penyakit
Lebih terperinciFORMULARIUM OBAT RSUD Dr. SAIFUL ANWAR TAHUN 2017
ORMULARIUM OBAT RSUD Dr. SAIUL ANWAR TAHUN 2017 TERAKREDITASI PARIPURNA KARS SALAM RSSA JAYA LUAR BIASA GO INTERNATIONAL SAYA ORMULARIUM RUMAH SAKIT RSUD Dr. SAIUL ANWAR MALANG 2017 i ii SAMBUTAN DIREKTUR
Lebih terperinciPembelajaran E-learning
Pembelajaran E-learning Baca modul bab 9 buku farmakologi, Kemudian selesaikan soal sebanyak 25 soal dengan ditulis tangan. Tugas dikumpulkan pada hari senin jam 15.20 wib. Jika lebih dari pukul ini maka
Lebih terperinciPembelajaran E-learning
Pembelajaran E-learning Baca modul bab 9 buku farmakologi, Kemudian selesaikan soal sebanyak 25 soal dengan ditulis tangan. Tugas dikumpulkan pada hari jum`at jam 11.00 wib. Jika lebih dari pukul ini maka
Lebih terperinciPembelajaran E-learning
Pembelajaran E-learning Baca modul bab 9buku farmakologi, Kemudian selesaikan soal sebanyak 25 soal dengan ditulis tangan. Tugas dikumpulkan pada hari jum`at, pukul 108.00 wib. Jika lebih dari pukul ini
Lebih terperinciPOLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010
POLA PERESEPAN OBAT PADA PENDERITA REUMATIK DI APOTEK SEHAT FARMA KLATEN TAHUN 2010 Totok Hardiyanto, Sutaryono, Muchson Arrosyid INTISARI Reumatik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur
Lebih terperinciObat yang termasuk golongan ini ialah : a. Sulfonamid, b. Trimetoprin, c. Asam p-aminosalisilat (PAS), dan
1. Antibiotik Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa ini dibuat secara semisintetik atau
Lebih terperinciDaftar Obat InHealth. Edisi kelima DENGAN harga
Daftar Obat InHealth Edisi kelima 2013 DENGAN harga i Daftar Isi Daftar Isi... Kata Pengantar... Petunjuk Pelaksanaan Daftar Obat InHealth (DOI) Edisi V Periode Januari - Desember 2013... i iii v 1. Daftar
Lebih terperinciDINAS KESEHATAN KABUPATEN TELUK WONDAMA
DINAS KESEHATAN KABUPATEN TELUK WONDAMA INFO OBAT Paracetamol 500 mg Parasetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik / analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen
Lebih terperinciR 150 Bulan 12 VII H 100
LAMPIRAN 1 No. Nama No. RM Jenis Kelamin Usia BB Datang (thn) (kg) Berobat DATA PENGOBATAN PASIEN ANAK TUBERKULOSIS PARU DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI PERIODE
Lebih terperinciNama Pasien :.. BB:.. Kg No.RM :. Penyakit Utama : Kejang Demam Kompleks Kode ICD: LOS : hari Ruang rawat/kelas :../...
Kejang Demam Kompleks CLINICAL PATHWAY Nama Pasien :.. BB:.. Kg No.RM :. Jenis kelamin :.. TB:.. cm Tgl Masuk : Jam:.. Umur :.. Tgl Keluar : Jam:.. Diagnosis : Lama Rawat :.. hari Penyakit Utama : Kejang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi dari membran mukosa saluran pencernaan yaitu di lambung, usus halus dan usus besar. Gastroenteritis ditandai
Lebih terperinciPeresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat
Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat (Antibiotic prescription of children outpatient in BLUD RS Ratu Zalecha Martapura:
Lebih terperinci1. DAFTAR OBAT I : OBAT PERESEPAN UMUM
1. DAFTAR OBAT I : OBAT UMUM NOMOR SUB, NAMA GENERIK 1 - ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NONSTEROID DAN ANTIPIRAI 1.1 ANALGESIK NON NARKOTIK, ANTIPIRETIK 1 Asam Asetil Salisilat (Asetosal)
Lebih terperinciPROGRAM KERJA TIM KOMITE FARMASI DAN TERAPI RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI PROF. DR.SULIANTI SAROSO TAHUN 2015 PENDAHULUAN
PROGRAM KERJA TIM KOMITE FARMASI DAN TERAPI RUMAH SAKIT PENYAKIT INFEKSI PROF. DR.SULIANTI SAROSO TAHUN PENDAHULUAN Perawatan pasien di rumah sakit dan dalam fasilitas kesehatan lain seringkali tergantung
Lebih terperinciKATALOG OBAT DALAM MENDUKUNG JKN. Emin Adhy Muhaemin Direktur Pengembangan Sistem Katalog - LKPP
KATALOG OBAT DALAM MENDUKUNG JKN Emin Adhy Muhaemin Direktur Pengembangan Sistem Katalog - LKPP SCREEN CAPTURE E-KATALOG Website : https://e-katalog.lkpp.go.id Katalog obat merupakan satu dari 34 komoditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di daerah tropis seperti Indonesia banyak dijumpai penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman, maka untuk menanggulanginya diperlukan antibiotik. Penggunaan
Lebih terperinciMENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL
MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL Pendahuluan Parasetamol adalah golongan obat analgesik non opioid yang dijual secara bebas. Indikasi parasetamol adalah untuk sakit kepala, nyeri otot sementara, sakit menjelang
Lebih terperinciMASALAH POLIFARMASI DAN PERESEPAN OBAT RACIKAN. Rianto Setiabudy Departemen Farmakologi FKUI Sorowako,, 24 Februari 2011
MASALAH POLIFARMASI DAN PERESEPAN OBAT RACIKAN Rianto Setiabudy Departemen Farmakologi FKUI Sorowako,, 24 Februari 2011 1 POLIFARMASI 2 Polifarmasi dalam peresepan (1) Polifarmasi ialah penggunaan jenis
Lebih terperinciPENGUMUMAN PEMENANG PELELANGAN SEDERHANA PASCA KUALIFIKASI PENGADAAN OBAT GENERIK RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014
DEPARTEMEN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Jalan Pasteur No. 38, Bandung 40161 Telepon : (022) 2034953, 2034954 (hunting) Faksimile : (022) 2032216, 2032533
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang paling sering mengenai organ paru-paru. Tuberkulosis paru merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Antibiotika 1. Definisi Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh jamur dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman, sedangkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran umum Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar efisiensi biaya obat pasien JKN rawat jalan RS Swasta Yogyakarta melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuberculosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberculosis merupakan infeksi bakteri kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pre-eklamsia adalah hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan yang biasanya terjadi setelah 20 minggu kehamilan. Pada pre-eklamsia, ditandai dengan hipertensi
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/659/2017 TENTANG FORMULARIUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/659/2017 TENTANG FORMULARIUM NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciRS. Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR Pokja Pengadaan Barang Medis Unit Layanan Pengadaan TAHUN ANGGARAN 2017
RS. Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR Pokja Pengadaan Barang Medis Unit Layanan Pengadaan TAHUN ANGGARAN 2017 JL. Dr. Sumeru No. 114 Bogor TLP. 0251-8324025 E-mail: ulprsmm@gmail.com BERITA ACARA HASIL LELANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obat analgesik adalah obat yang dapat mengurangi nyeri tanpa menyebabkan. mengurangi efek samping penggunaan obat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Nyeri merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Diperkirakan satu dari lima orang dewasa mengalami nyeri dan setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ISK merupakan keadaan tumbuh dan berkembang biaknya kuman dalam saluran kemih meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 1176/Menkes/SK/X/1999 T E N T A N G DAFTAR OBAT WAJIB APOTIK NO. 3
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 1176/Menkes/SK/X/1999 T E N T A N G DAFTAR OBAT WAJIB APOTIK NO. 3 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA M EN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah
Lebih terperinciFARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS
FARMAKOTERAPI KELOMPOK KHUSUS dr HM Bakhriansyah, M.Kes., M.Med.Ed Farmakologi FK UNLAM Banjarbaru PENGGUNAAN OBAT PADA ANAK Perbedaan laju perkembangan organ, sistem dalam tubuh, maupun enzim yang bertanggung
Lebih terperinciMengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1
Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, obat terbagi menjadi dua yaitu obat paten dan obat generik.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum, obat terbagi menjadi dua yaitu obat paten dan obat generik. Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang sudah terdaftar dan hanya diproduksi oleh
Lebih terperinciUNTUK PENGOBATAN TUBERKULOSIS DI UNIT PELAYANAN KESEHATAN
CV. Kharisma CMYK s+op PETUNJUK PENGGUNAAN OBAT ANTI TUBERKULOSIS FIXED DOSE COMBINATION (OAT-FDC) UNTUK PENGOBATAN TUBERKULOSIS DI UNIT PELAYANAN KESEHATAN Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jakarta
Lebih terperinci2. Bentuk setengah Padat contohnya salep,krim,pasta,cerata,gel,salep mata. 3. Bentuk cair/larutan contohnya potio,sirop,eliksir,obat tetes,dan lotio.
Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
Lebih terperinciLampiran 18 Daftar Obat Wajib Apotek
Lampiran 18 Daftar Obat Wajib Apotek DAFTAR OBAT WAJIB APOTEK NO.1 NO. KELAS TERAPI NAMA GENERIK OBAT INDIKASI 1. Oral Kontrasepsi Tunggal Linestrenol Kontrasepsi 1 siklus 2. Obat Saluran Cerna 3. Obat
Lebih terperinciFaktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat Al Syahril Samsi, S.Farm., M.Si., Apt 1 Faktor yang Mempengaruhi Liberation (Pelepasan), disolution (Pelarutan) dan absorbtion(absorbsi/difusi)lda
Lebih terperinciANTIBAKTERIA DAN ANTIFUNGI. Irfan M. Setiawan, M.Sc., Apt
ANTIBAKTERIA DAN ANTIFUNGI Irfan M. Setiawan, M.Sc., Apt 1. ANTIBAKTERIA Alexander Flemming (1881-1955) Penicillin ANTIBAKTERIA Bakteri memasuki tubuh penetrasi ke jaringan tubuh terjadi infeksi Sistem
Lebih terperinciDENAH APOTEK LAMPIRAN 1
116 DENAH APOTEK LAMPIRAN 1 KETERANGAN: 1. Kursi tunggu A. Timbangan badan B. Lemari es minuman 2. Meja konsultasi 3. Rak obat batuk 4. Loket penyerahan obat 5. Rak obat flu 6. Rak obat OTC solid 7. Rak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat Obat merupakan bahan yang digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang terutama disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, sebagian kecil oleh bakteri Mycobacterium africanum dan Mycobacterium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Natrium diklofenak merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Natrium diklofenak merupakan obat golongan antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dengan efek analgesik, antiinflamasi, dan antipiretik yang digunakan secara luas pada
Lebih terperinciElly Herwana Departemen Farmakologi dan Terapi FK Universitas Trisakti
Elly Herwana Departemen Farmakologi dan Terapi FK Universitas Trisakti SIKLUS HIDUP PARASIT PLASMODIUM: P. vivax, P. ovale, P. falciparum, P. malariae, P. knowlesi (zoonosis) SIKLUS SEKSUAL dalam tubuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi merupakan peristiwa masuknya mikroorganisme ke suatu bagian di dalam tubuh yang secara normal dalam keadaan steril (Daniela, 2010). Infeksi dapat disebabkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam tifoid merupakan salah satu penyakit yang masih mengancam kesehatan masyarakat di Indonesia. Di Indonesia, penyakit ini bersifat endemik dan merupakan masalah kesehatan
Lebih terperinciObat-obat Hormon Hipofisis anterior
Obat-obat Hormon Hipofisis anterior Gonadotropin korionik (Chorex) Menstimulasi produksi testosteron dan progesteron untuk mengobati hipogonadisme pada pria. Menginduksi ovulasi pada wanita dengan ovarium
Lebih terperincimembunuh menghambat pertumbuhan
Pengertian Macam-macam obat antibiotika Cara kerja / khasiat antibiotika Indikasi dan kontraindikasi Dosis yang digunakan Efek samping dan cara mengatasinya Obat Antibiotika - 2 Zat kimia yang secara alami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebabkan oleh virus (40 60%), bakteri (5 40%), alergi, trauma, iritan, dan lain-lain. Setiap tahunnya ± 40 juta
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pneumonia, mendapatkan terapi antibiotik, dan dirawat inap). Data yang. memenuhi kriteria inklusi adalah 32 rekam medik.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengevaluasi tentang penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat 79 rekam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam tifoid (enteric fever) merupakan penyakit infeksi akut pada saluran cerna yang disebabkan oleh bakteri gram negatif Salmonella enterica serotipe Typhi. Bila
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciPerpustakaan Unika LAMPIRAN- LAMPIRAN
LAMPIRAN- LAMPIRAN Perkiraan Biaya Istalasi dan Operasional Sistem Informasi akuntansi Berbasis Komputer Apotek Fatma Medika A. Investasi 1 Set Komputer Pentium IV Rp. 2.500.000,- 1 Set Printer Epson LX
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infeksi bakteri. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dalam merespon pemberian
Lebih terperinciJika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.
CIPROFLOXACIN: suatu antibiotik bagi kontak dari penderita infeksi meningokokus Ciprofloxacin merupakan suatu antibiotik yang adakalanya diberikan kepada orang yang berada dalam kontak dekat dengan seseorang
Lebih terperinciTATA KELOLA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN TERPADU. Engko Sosialine M
TATA KELOLA OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN TERPADU Engko Sosialine M Palu, 31 Maret - 2 April 2015 1 TATA SAJI Fokus Program Pengelolaan Obat dan Perbekkes Indikator Kinerja Kegiatan 2015-2019 Sampling
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses perencanaan Perencanaan merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk menghindari
Lebih terperinciRS. Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR Pokja Pengadaan Obat Unit Layanan Pengadaan TAHUN ANGGARAN 2016
RS. Dr. H. MARZOEKI MAHDI BOGOR Pokja Pengadaan Obat Unit Layanan Pengadaan TAHUN ANGGARAN 2016 JL. Dr. Sumeru No. 114 Bogor TLP. 0251-8324025 E-mail: ulprsmm@gmail.com BERITA ACARA HASIL LELANG DAN PENETAPAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang para ahli tidak henti-hentinya meneliti mekanisme kerja dari obat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Parasetamol atau asetaminofen telah ditemukan sebagai obat analgesik yang efektif lebih dari satu abad yang lalu tepatnya pada tahun 1893, tetapi hingga sekarang para
Lebih terperinciIJMS - Indonsian Journal on Medical Science Volume 1 No ijmsbm.org
Pola Pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pasien Pediatrik Rawat Inap Di RSUD Karanganyar Bulan November 2013-Maret 2014 Mega Kusumanata 1, Susi Endrawati 2 Program Studi D III Farmasi Poltekkes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. masyarakat mencari upaya untuk menghilangkannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Nyeri merupakan penyakit yang dialami oleh semua kalangan. Setiap individu pasti pernah mengalami nyeri pada tingkatan tertentu. Rasa nyeri seringkali timbul
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS KESEHATAN. Alamat : Jl. JENDERAL SUDIRMAN NO. 3 TELP BEKASI
PEMERINTAH KOTA BEKASI DINAS KESEHATAN Alamat : Jl. JENDERAL SUDIRMAN NO. 3 TELP. 8894728 BEKASI BERITA ACARA PENJELASAN PEKERJAAN Nomor: 602.1/04-PAN.Dinkes/VIII/2011 Pada hari ini Kamis tanggal Sebelas
Lebih terperinciANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA
ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA 1 AMINOGLIKOSIDA 2 AMINOGLIKOSIDA Mekanisme Kerja Ikatan bersifat ireversibel bakterisidal Aminoglikosida menghambat sintesi protein dengan cara: 1. berikatan dengan subunit 30s
Lebih terperinci