ANALISA KEGAGALAN PROSES PRODUKSI MC TIRE DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL TBK.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISA KEGAGALAN PROSES PRODUKSI MC TIRE DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL TBK."

Transkripsi

1 ANALISA KEGAGALAN PROSES PRODUKSI MC TIRE DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL TBK. TUGAS AKHIR Ditulis dan diajukan sebagai salah satu syarat Kelulusan untuk mencapai gelar Sarjana Strata-1 ( S1 ) Disusun Oleh : DARORI NIM : UNIVERSITAS MERCU BUANA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI JAKARTA 2009

2 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA LEMBAR PENGESAHAN Tugas Akhir dengan judul : ANALISA KEGAGALAN PROSES PRODUKSI MC TIRE DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL TBK. Nama : DARORI NIM : Jurusan Fakultas Universitas : TEKNIK INDUSTRI : TEKNOLOGI INDUSTRI : MERCU BUANA Telah diperiksa dan disahkan oleh : Jakarta, Agustus 2009 Koordinator TA / Kaprodi ( Ir. H.M. Kholil, MT )

3 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA LEMBAR PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : DARORI NIM : Jurusan Fakultas Universitas : TEKNIK INDUSTRI : TEKNOLOGI INDUSTRI : MERCU BUANA Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan tugas akhir ini adalah hasil karya saya sendiri kecuali pada bagian yang telah disebutkan sumbernya. Tangerang, Agustus 2009 ( Darori ) NIM :

4 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA LEMBAR PERSETUJUAN Tugas Akhir dengan judul : ANALISA KEGAGALAN PROSES PRODUKSI MC TIRE DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL TBK. Nama : DARORI NIM : Jurusan Fakultas Universitas : TEKNIK INDUSTRI : TEKNOLOGI INDUSTRI : MERCU BUANA Telah diperiksa dan disetujui oleh : Jakarta, Agustus 2009 Pembimbing Tugas Akhir ( Ir. H.M. Kholil, MT )

5 DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Batasan Penelitian Sistematika Penelitian... 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas / Mutu Pengendalian Kualitas / Mutu Alat dan Teknik Perbaikan Kualitas / Mutu iii

6 2.4 Pengertian Proses Produksi Pengendalian Mutu Statistik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sumber Data Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisa Data Kesimpulan dan Saran BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Prusahaan Pengetahuan Ban Luar Roda Dua Proses Produksi Dan Mesin Yang Digunakan Pengumpulan Data Defect Tire BAB V ANALISA DEFECT TIRE 5.1 Definisi Analisa Defect Fish Bone Diagram PFMEA BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Saran iv

7 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Definisi FMEA Untuk Rating Occurrence Tabel 2.2 Definisi FMEA Untuk Rating Severity Tabel 2.3 Definisi FMEA Untuk Rating Detectability Tabel 4.1 Syarat Penandaan Ban Luar Sepeda Motor Tabel 4.2 Pencapaian Kerusakan Tire Tahun Tabel 4.3 Pencapaian Kerusakan Tire 2008 Dari Urutan tarbesar Tabel 5.1 Pembuatan Process Flow Chart Dan Risk Assesment Tread Extruding Tabel 5.2 Pembuatan Process Flow Chart Dan Risk Assesment Bias Cutting Tabel 5.3 Pembuatan Process Flow Chart Dan Risk Assesment Bead Grommet Tabel 5.4 Pembuatan Process Flow Chart Dan Risk Assesment Tire Building Tabel 5.5 Pembuatan Process Flow Chart Dan Risk Assesment Tire Curing Tabel 5.6 Potential Failure Mode and Effect Analysis Untuk Defect Under Cure v

8 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Siklus Kualitas Gambar 2.2 Contoh Check Sheet Gambar 2.3 Pareto Chart Gambar 2.4 Fish Bone Diagram Gambar 2.5 Stratifikasi Gambar 2.6 Control Chart Gambar 2.7 Peta Pengendali Mutu Proses Statistik Data Variabel Gambar 2.8 Peta pengendalian Mutu Proses Statistik Data Atribut Gambar 2.9 Rating Umum Untuk FMEA Gambar 3.1 Kerangka Metodologi Penelitian Gambar 4.1 Kontruksi Ban Sepeda Motor Gambar 4.2 Penulisan Ukuran Ban Roda Dua Gambar 4.3 Penulisan Ukuran Ban Roda Dua (Metric) Gambar 4.4 Proses Produksi Tire PT. Gajah Tunggal Tbk Gambar 4.5 Compound Sheet Gambar 4.6 Compound Tread OES Gambar 4.7 Tread Gambar 4.8 Ply Gambar 4.9 Bead vi

9 Gambar 4.10 Joint Overlap Bead Gambar 4.11 Roll Venting Gambar 4.12 Green Tire Gambar 4.13 Tire Gambar 4.14 Grafik Pareto Defect Tire Gambar 5.1 Defect Under Cure vii

10 Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas / mutu, misalnya mengenai kualitas / mutu sebagian besar produk luar negeri yang lebih baik daripada produk dalam negeri. Apa sebenarnya kualitas itu dan ada hubungan apa antara produsen penghasil produk dan konsumen pemakai produk mengenai persepsi masalah kualitas ini? Sebenarnya kualitas merupakan konteks yang memiliki banyak arti. Karena maknanya akan berlainan bagi setiap orang tergantung pada sudut pandangnya. Kualitas sendiri mempunyai kriteria yang dapat berubah secara terus menerus. Ada dua konsep utama dari kualitas yang dapat menjadi tolak ukur apakah suatu produk dapat diterima oleh pasar, yaitu konsep kualitas desain dan konsep kualitas kesesuaian. Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk, sedangkan kualitas kesesuaian merupakan suatu ukuran seberapa jauh suatu produk memenuhi persyaratan atau spesifikasi kualitas yang telah ditetapkan ( costumer requirement ) Konsep kualitas yang disebutkan diatas, baik desain maupun kesesuaian akan diketahui dari dapat diterimanya suatu produk oleh pasar atau konsumen. Jadi kedua konsep tersebut bermuara pada satu hulu yaitu produk. 1

11 Tugas Akhir 2 Produk adalah sesuatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara memuaskan. Produk tidak hanya memuaskan pelanggan, tetapi juga memuaskan dan sekaligus membuat dan membangun keunggulan perusahaan dari berbagai fungsi yang ada seperti penjualan, produksi / operasi dan keuangan, sehingga dapat mengungguli para pesaing di pasar (Sofjan, 1993 : 334). Produk juga merupakan salah satu dari faktor yang dapat mempengaruhi keunggulan bersaing, disamping harga dan jangkauan distribusinya. Oleh karena itu setiap perusahaan berupaya untuk mengembangkan produknya, agar mampu bersaing dengan produk-produk saingannya di pasar. Unsur yang terpenting dalam produk adalah mutu/kualitas (Sofyan Assauri, 1993 : 333). Faktor utama yang menentukan performansi suatu perusahaan adalah mutu barang dan jasa yang dihasilkan. Produk dan jasa yang bermutu adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumennya (Ariani, 1999 : 3) PT. Gajah Tunggal Tbk., salah satu perusahan yang bergerak dibidang manufakturing penghasil ban sepeda motor di tanah air secara tidak langsung harus dapat terus meningkatkan kualitas produknya agar dapat diterima oleh pasar. Mengingat pasar sepeda motor tanah air yang cukup besar dan sangat bergantung kepada penyediaan komponen pendukung sepeda motor tersebut, antara lain produk ban. Dari data yang diperoleh dari Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia ( APBI ), sampai dengan tahun 2008 jumlah sepeda motor yang terdaftar di Kepolisian RI hampir mencapai angka 25 juta unit. Dan diperkirakan

12 Tugas Akhir 3 dalam satu tahun satu unit sepeda motor memerlukan ban pengganti sebanyak dua buah ban. Jadi dalam satu tahun pasar memerlukan sekitar 50 juta buah ban. Sedangkan para perusahaan pesaing baik dari perusahan lokal maupun perusahaan importir yang menyuplai kebutuhan ban lokal dari luar negeri mulai mengkonsentrasikan perhatiannya pada pasar yang cukup besar ini. Oleh karena itu PT. Gajah Tunggal Tbk. harus dapat menyakinkan pasar bahwa produk yang dihasilkan mempunyai kualitas terbaik sehingga dapat mengungguli para pesaingnya. Salah satu faktor utama dari pencapaian kualitas terbaik dari suatu ban yang dihasilkan oleh PT. Gajah Tunggal adalah dengan meminimalkan cacat produk pada proses produksi. Hal ini selain dapat menekan biaya produksi juga dapat meminimalkan produk dengan kualitas yang jelek terbuang ke pasar yang mengakibatkan brand image market yang jelek pula kepada produk ban yang dihasilkan. Berdasarkan data cacat pada proses produksi ban (kemudian kita sebut tire) PT. Gajah Tunggal Tbk. tahun 2008 menunjukkan bahwa terdapat cacat produksi tire yang mendominasi rating empat besar hampir di tiap bulan selama tahun 2008, dimana dominasi cacat empat besar tersebut mempunyai prosentase yang cukup besar. Bila hal demikian terus berlangsung menyebabkan produk yang dihasilkan memiliki mutu yang rendah, yang kemudian dapat berdampak pada angka penjualan yang menurun dan nilai keuntungan yang menurun pula. Tingginya angka prosentase tersebut banyak dipengaruhi oleh banyak faktor.

13 Tugas Akhir 4 Dengan alasan diatas penulis mencoba menganalisa penyebab cacat pada pembuatan ban luar sepeda motor (Motorcycle Tire) di PT. Gajah Tunggal Tbk. dengan menggunakan metode mutu yang telah ada Perumusan Masalah Dari data akumulasi cacat produksi tire PT. Gajah Tunggal Tbk. Selama tahun 2008 terdapat kerusakan yang mendominasi dengan prosentase yang cukup besar dari total jenis kerusakan tire yang lainnya, sehingga perlu dilakukan analisa penyebab terjadinya kerusakan pada proses produksi tire tersebut dengan menggunakan Metode PFMEA ( Potensial Failure Mode and Effect Analysis ) Tujuan Penelitian Tujuan dari suatu penelitian adalah memecahkan masalah atau sesuatu yang menyimpang dari standard. Dalam hal ini tujuan penulisan dalam melakukan penelitian hingga tersusun laporan tugas akhir ini adalah : 1. Melakukan investigasi data dan proses terhadap angka kerusakan yang terjadi pada proses pembuatan tire di PT. Gajah Tunggal Tbk. 2. Melakukan analisa dan mencari akar penyebab terjadinya kerusakan pada pembuatan tire di PT. Gajah Tunggal Tbk. dengan menggunakan Fish Bone Diagram. 3. Mencoba mencari alternatif / solusi untuk menghindari kegagalan mutu yang terjadi pada pembuatan tire setelah mengetahui

14 Tugas Akhir 5 kemungkinan kemungkinan penyebab dengan menggunakan metode 7 Tools of Quality dan Failure Mode Effect and Analysis (FMEA) Batasan Penelitian. Dalam penelitian agar lebih terarah maka penulis memberikan batasan pada permasalahan antara lain: 1. Penelitian dilakukan pada PT. Gajah Tunggal Tbk. 2. Pengamatan dan analisa dibatasi hanya pada kerusakan tire yang terbesar setiap bulannya selama tahun Dalam proses produksi tire diasumsikan sudah berjalan normal Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai urutan atau struktur tugas akhir ini, penulis membagi pembahasan tersebut menjadi enam bab, yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian dan sistematika penulisan.

15 Tugas Akhir 6 BAB II LANDASAN TEORI Membahas tentang sistem mutu dan pengendalian mutu berdasarkan dari para penulis buku, dan teori-teori yang relevan dan mendukung pada proses pengolahan data. BAB III METODOLOGI PENILITIAN Menjelaskan kerangka pemecahan masalah yang mengemukakan tentang langkah langkah apa saja yang dilakukan penulis dalam penelitian, pengambilan data, dan penyelesaian masalah serta analisa yang berhubungan dengan laporan ini. BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini berisi mengenai profil perusahaan, pegetahuan ban motor roda dua ( tire ) baik fungsi maupun kegunaannya, proses produksi dan mesin yang menunjang proses produksi, data jumlah produksi beserta cacat dan analisa pareto dari cacat produksi selama proses produksi tire tahun BAB V ANALISA CACAT PRODUKSI (DEFECT) TIRE Pada bab ini berisikan definisi terhadap defect dan analisa berdasarkan cause dan effect diagram (fish bone diagram) dan penentuan Failure Mode Effect and Analysis.

16 Tugas Akhir 7 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang didapat dari hasil penelitian dalam melakukan analisa penyebab terjadinya defect pada pembuatan tire di PT. Gajah Tunggal Tbk.

17 Tugas Akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas / Mutu Menurut Assauri Sofyan, (1993 : 267). Kualitas / Mutu diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang/hasil yang menyebabkan barang/hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang/hasil itu dimaksudkan atau digunakan. J.M. Juran mengatakan mutu adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya. Menurut W. Edward Deming, mutu harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan masa akan datang. Crosby berpendapat bahwa mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi availability, delivery, reliability, maintainability, dan cost effectiveness. Sedangkan menurut A.V. Feigenbaum, mutu merupakan keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa yang meliputi marketing, engineering, manufacture, dan maintenance dimana produk dan jasa dalam pemakaian akan sesuai dengan harapan pelanggan. Menurut perbendaharaan istilah ISO dan Standar Nasional Indonesia, mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar (Ariani, 1999 : 3). 8

18 Tugas Akhir 9 Istilah mutu sangat penting bagi suatu organisasi atau perusahaan, karena (Ariani, 1999 : 4) : Mempengaruhi reputasi perusahaan Penurunan biaya Peningkatan pangsa pasar Pertanggung jawaban produk Dampak internasional Penampilan produk atau jasa Tingkatan mutu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain (Sofjan, 1993 : 269) : Fungsi suatu barang Wujud luar Biaya barang tersebut

19 Tugas Akhir 10 Gambar 2.1 Siklus Kualitas Dari pengertian pengertian diatas, mutu adalah Tolak ukur yang mengindikasikan nilai suatu produk yang mempengaruhi kepuasan dari pelanggan. Mutu sering diartikan kepuasan pelanggan atau konfirmasi tehadap kebutuhan atau persyaratan pelanggan. Mutu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan harus dikelola, karena sistem mutu sebagai sarana yang mengatur sumber daya untuk mencapai tujuan mutu dengan penetapan peraturan dimana bila dilaksanakan dan dipelihara akan mencapai hasil yang maksimal. Menurut David A. Garvin, dimensi mutu untuk industri manufaktur, yaitu (Ariani, 1999 : 7):

20 Tugas Akhir 11 Performance, yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau karakteristik operasi suatu produk Feature, yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang baik bagi pelanggan Reliability, yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalannya atau karena kemungkinan rusak yang rendah Conformance, yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran tertentu atau sejauh mana karakteristik disain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan Durability, yaitu tingkat keawetan produk atau lama umur produk Serviceability, yaitu kemudahan produk itu bila akan diperbaiki atau kemudahan memperoleh komponen produk tersebut Maksud dan tujuan Pengawasan mutu (Sofjan 1993 : 274) : 1. Agar barang hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan 2. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin 3. Mengusahakan agar biaya disain dari produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin. 4. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

21 Tugas Akhir 12 Kegiatan mutu sangat luas, karena semua yang sangat berpengaruh terhadap mutu harus dimasukkan dan diperhatikan. Secara garis besar, pengawasan mutu dapat dibedakan menjadi dua tingkatan yaitu : Pengawasan selama pengolahan (Proses) Banyak cara-cara pengawasan mutu yang berkenaan dengan proses yang teratur. Contoh atau sample yang diambil jarak waktu yang sama, dan dilanjutkan pengecekan statistik untuk melihat apakah proses dimulai dengan baik atau tidak apabila terjadi kesalahan maka selanjutnya diinformasikan pada pelaksana semula untuk penyesuaian kembali dan, cause and effect diagram potensi kegagalan mutu, control chart sebelum perbaikan potensi kegagalan pengawasan harus sesuai urutan dan teratur. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. Walau telah diadakan pengawasan mutu dalam tingkat-tingkat proses, tetapi tidak menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak atau kurang baik ataupun tercampur dengan hasil yang baik. Untuk menjaga agar barang barang hasil yang cukup baik atau yang paling sedikit rusaknya, tidak keluar atau lolos dari pabrik sampai ke costumer / pembeli, maka perlu adanya pengawasan mutu atas barang hasil akhir / produk selesai. Dunia ini tampaknya menyusut karena kompetisi global berkembang dan menyentak perusahaan yang kokoh satu demi satu. Konsumen yang memperoleh

22 Tugas Akhir 13 informasi berada dalam posisi untuk meminta barang dan jasa yang bermutu paling baik, yang ditawarkan oleh perusahaan global. Harga-harga yang rendah dan tenggang waktu pengiriman yang pendek, dan fleksibilitas juga diminta. Sebagai tambahan kadang konsumen mencari jasa yang baik, jujur dan membantu dari pemberi jasa. Tujuan dari mutu harus merupakan produk dan jasa yang dapat memberikan kepuasan pelanggan. 2.2 Pengendalian Kualitas / Mutu Pengendalian mutu adalah merupakan proses untuk mempertahankan standar dan bukan untuk menciptakan, dalam hal ini standar dijaga melalui proses pemilihan, pengukuran dan koreksi kerja, sehingga produk/jasa yang terjadi dari proses tersebut sesuai dengan standar. Sehingga dalam tindakan yang diambil suatu perusahaan dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari proses dan kegiatan untuk memberikan manfaat tambahan bagi organisasi itu sendiri maupun pelanggannya. Tujuan pelaksanaan pengendalian mutu adalah : Pencapaian kebijaksanaan dan target perusahaan secara effisien Perbaikan hubungan manusia

23 Tugas Akhir 14 Peningkatan moral karyawan Pengembangan kemampuan tenaga kerja Cara-cara Menjalankan Pengawasan Kualitas / Mutu Pada setiap tahapan dan siklus dari pemikiran tentang hasil sampai perencanaan pengumpulan bahan-bahan pengolahan, pengepakan, penjualan dan lamanya suatu hasil dapat dipergunakan, maka perlu dijalankan pengawasan terhadap mutu yang dalam hal ini dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu inspeksi, pemberian keterangan, dan penyelidikan ( inspection, inform and investigate). Dengan inspeksi dapatlah ditemukan sampai mana barang memiliki mutu yang dikehendaki. Apabila keterangan-keterangan yang didapat selama inspeksi diteruskan ke bagian lain, maka bagian tersebut akan diberi kepastian bahwa kegiatan bagian mereka dalam proses telah dilakukan dengan baik atau perlu diperingati tentang penyimpangan-penyimpangan yang harus dibetulkan. Dengan menyelidiki jalannya penyimpangan, sehingga kemungkinan kegiatan yang mungkin salah dalam suatu bagian, maka kegiatan produksi selanjutnya dihentikan dan cara-cara untuk menghindari terjadinya kesalahan lagi perlu diberikan Hal-hal Yang Mempengaruhi Derajat Pengawasan Kualitas / Mutu Dengan istilah proses dimaksudkan adalah suatu pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang oleh mesin dan/atau orang-orang dimana dibutuhkan

24 Tugas Akhir 15 kesesuaian dengan spesifikasi. Derajat/tingkat pengawasan mutu yang dapat dilakukan atas proses-proses tersebut, hal tersebut tergantung pada faktor-faktor berikut (Sofjan 1993 : 276) : Kemampuan proses Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan proses yang ada. Tidak akan ada gunanya kita mencoba mengawasi suatu proses dalam batasan-batasan yang melebihi kemampuan/kesanggupan proses yang ada. Spesifikasi yang berlaku Spesifikasi dari hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan si pemakai/konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. Afkiran / scrap yang dapat diterima Tujuan untuk mengawasi mutu proses adalah untuk dapat mengurangi bahan-bahan / barang-barang dibawah standar, bahanbahan / barang-barang afkiran menjadi seminimal mungkin. Derajat pengawasan yang dilakukan akan tergantung banyak atau tidaknya bahan atau barang yang dibawah standar.

25 Tugas Akhir 16 Ekonomisnya kegiatan produksi Ekonomisnya atau efisiennya suatu kegiatan produksi tergantung pada seluruh proses yang ada didalamnya. Karena suatu barang diproses dengan berbeda-beda dan dengan biaya yang berbeda. 2.3 Alat dan Teknik Perbaikan Kualitas / Mutu Ada beberapa alat yang sering digunakan dalam memperbaiki kondisi perusahaan untuk dapat meningkatkan mutu produk atau jasa yang dihasilkannya. Teknik dan alat tersebut dapat berwujud 2 jenis, yaitu yang menggunakan data verbal dan yang menggunakan data numeric, biasa yang disebut Seven Tools of Quality (Ariani, 1999 : 17) Alat-alat yang menggunakan data verbal tersebut antara lain : Flow Chart Flow chart adalah gambaran skematik atau diagram yang menunjukkan seluruh langkah dalam suatu proses dan menunjukkan bagaimana langkah itu saling berinteraksi satu sama lain. Flowchart digambarkan dengan simbol-simbol dan setiap orang yang bertanggung jawab untuk memperbaiki suatu proses harus mengetahui seluruh langkah dalam proses tersebut. Flowchart digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain : Memberikan pengertian dan petunjuk tentang jalannya proses Membandingkan proses sesungguhnya dengan proses ideal

26 Tugas Akhir 17 Mengetahui langkah-langkah yang perlu dan langkah-langkah yang tidak perlu Mengetahui dimana pengukuran dapat dilakukan Menggambarkan sistem total Brainstorming Brainstorming adalah cara untuk memacu pemikiran kreatif guna mengumpulkan ide-ide dari suatu kelompok dalam waktu yang relatif singkat. Ide dalam brainstorming tersebut dapat digunakan untuk analisa selanjutnya. Alat yang sering membantu analisa tersebut antara lain cause and effect diagram, affinity diagram, dan tree diagram Affinity Diagram Affinity diagram dikembangkan oleh Jiro Kawakita pada tahun 1950an dan sering menggunakan hasil brainstorming untuk mengorganisasikan informasi, sehingga mudah dipahami untuk mengadakan perbaikan proses. Affinity diagram sangat berguna untuk menyaring data yang berjumlah besar dan menciptakan pola pikir baru Sedangkan alat-alat yang menggunakan data numerik antara lain : Check Sheet Check sheet adalah alat yang sering digunakan untuk menghitung seberapa sering sesuatu itu terjadi dan sering digunakan dalam pengumpulan dan pencatatan data. Data yang sudah terkumpul tersebut kemudian dimasukkan ke dalam grafik seperti Pareto Chart ataupun Histrogram untuk kemudian dilakukan

27 Tugas Akhir 18 analisa terhadapnya. Check sheet ini dapat digunakan sebagai alat bantu dalam tahap pelaksanaan (do) dalam Plan-Do-Check-Action cycle. No. Jam Kedatangan Jumlah Data Frekwensi 1 D < IIII IIII III III 3 Gambar 2.2 Contoh Cheeck Sheet Pareto Chart Pareto Chart dikembangkan oleh seorang ahli yang bernama Vilfredo Pareto. Diagram Pareto adalah alat yang digunakan untuk membandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya untuk menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab kejadian yang akan dianalisa, sehingga kita dapat memusatkan perhatian pada sebab-sebab yang mempunyai dampak terbesar terhadap kejadian tersebut.

28 Tugas Akhir 19 Gambar 2.3 Pareto Chart Cause and Effect Diagram Cause and effect diagram digunakan untuk menganalisis persoalan dan faktor-faktor yang menimbulkan persoalan tersebut. Dengan demikian diagram tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan sebab-sebab suatu persoalan. Cause and Effect Diagram juga disebut Ishikawa Diagram dan dikembangkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa. Diagram tersebut juga disebut Fish bone diagram karena berbentuk seperti kerangka ikan. Cause and Effect Diagram dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut : Untuk menyimpulkan sebab-sebab variasi dalam proses Untuk mengidentifikasi kategori dan subkategori sebab-sebab yang mempengaruhi suatu karakteristik kualitas tertentu.

29 Tugas Akhir 20 Untuk memberikan petunjuk mengenai macam-macam data yang perlu dikumpulkan Cause and Effect Diagram terutama berguna dalam tahap perencanaan (plan) dari Plan-Do-Check-Action cycle karena dapat membantu mengidentifikasi sebab-sebab proses yang mempunyai peranan bagi timbulnya efek yang tidak dikehendaki oleh pelanggan. Gambar 2.4 Fish Bone Diagram Stratifikasi Stratifikasi adalah menguraikan dan mengelompokkan data menjadi unsur-unsur tunggal persoalan, sehingga menjadi lebih jelas. Kegunaannya untuk menemukan persoalan, penyebab persoalan dan untuk menyiapkan Diagram Pareto.

30 Tugas Akhir 21 Gambar 2.5 Stratifikasi Control Chart Control Chart adalah grafik yang menyerupai run chart yang digunakan untuk menentukan apakah suatu proses berada dalam keadaan in control atau out of control. Control limit yang meliputi batas atas (upper control limit) dan batas bawah (lower control limit) dapt membantu kita untuk menggambarkan performansi yang diharapkan dari suatu proses, yang menunjukkan bahwa proses tersebut konsisten. Dengan mengetahui kondisi proses, maka kita dapat mengetahui sumber variasi proses, apakah merupakan common cause atau special cause. Apabila merupakan special cause, kita dapat mengadakan perubahan tanpa mengubah proses secara keseluruhan, tetapi bila merupakan common cause maka kita tidak dapat mengadakan perubahan. dalam siklus PDCA, control chart digunakan dalam tahap pelaksanaan (do) dan pengujian (check).

31 Tugas Akhir 22 Gambar 2.6 Control Chart 2.4 Pengertian Proses Produksi Menurut Assauri Sofyan (1993 : 37) menyatakan bahwa Kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan mentranformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output) yang berupa barang atau jasa. Usaha untuk memenuhi ketepatan pengadaan barang dan nilai kualitas yang terjaga sesuai yang dijanjikan maka perusahaan harus senantiasa melakukan perbaikan yang berkesinambungan dan peningkatan sistem produksi dalam rangka mencapai salah satu tujuan dari perusahaan tersebut. Produksi dan operasi adalah merupakan suatu sistem untuk menyediakan barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh anggota masyarakat (Sofjan, 1993 : 34).

32 Tugas Akhir 23 Proses produksi selain dapat diartikan suatu proses tranformasi atau perubahan dari input proses - output, dapat juga dikatakan cara atau teknik untuk menciptakan dan menambah fungsi dari barang dan jasa dengan menggunakan sumber-sumber antara lain : tenaga kerja, bahan dan dana yang ada. Ada tiga cara proses produksi untuk memperoleh hasil produksi yaitu : 1. Proses produksi yang kontinyu dimana peralatan produksi yang digunakan diatur dengan memperhatikan urutan-urutan kegiatan dalam menghasilkan produk, serta arus proses telah distandarisasi. 2. Proses produksi yang terputus-putus, dimana kegiatan produksi dilakukan tidak standard. Dilakukan dengan keluwesan (flexible) menurut berbagai produk dan ukuran. 3. Produksi yang bersifat proyek, dilakukan pada tempat dan waktu yang berbeda. antara lain : Menurut Assauri Sofyan. (1993 : 30), empat macam fungsi dari produksi 1. Proses (process) berarti metode atau teknik yang digunakan. 2. Jasa-jasa (service) adalah suatu badan pengorganisasian untuk penetapan teknik sehingga proses dapat dipergunakan secara efektif. 3. Perencanaan (planning) yang merupakan hubungan korelasi dan organisasi dari kegiatan produksi untuk suatu dasar waktu tertentu.

33 Tugas Akhir Pengawasan (controlling) untuk menjamin bahwa maksud dan tujuan dari pemakaian bahan dan pelaksanaannya. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa dalam kegiatan produksi perlu adanya usaha pengkoordinasian, agar kegiatan produksi yang dilakukan dapat efektif dan efisien seperti apa yang diharapkan. Untuk melakukan pengkoordinasian ini yang terpenting bukan hanya pengawasan dan perencanaan saja tetapi yang paling penting adalah kebijaksanaan produksi pengontrolan (production policy). Karena tujuan dari kegiatan produksi adalah tujuan dari perusahaan juga. Menurut Assauri Sofyan (1980), tujuan dari perencanaan dan pengawasan produksi adalah : 1. Untuk mengusahakan perusahaan dapat menguasai pasar yang luas. 2. Untuk mengusahakan perusahaan dapat berproduksi pada tingkat yang efisiensi dan efektifitas yang tinggi. 3. Untuk bisa menggunakan modalnya secara optimal mungkin. Hal tersebut diatas dimungkinkan apabila perusahaan bisa menjual produk dalam jumlah banyak, sehingga volume produksinya menjadi lebih besar lagi. Sehingga perusahaan akan mampu berproduksi dengan biaya yang rendah dan dapat menentukan harga jual yang rendah sehingga mampu bersaing.

34 Tugas Akhir 25 Menurut Assauri Sofyan (1999) tujuan perusahaan pada umumnya dalam berproduksi dapat disimpulkan antara lain : Berproduksi dengan sukses. Berproduksi dengan ekonomis. Berproduksi dengan dapat menyelesaikan pembutan barang atau jasa tepat pada waktunya dan juga arah tujuannya. Berproduksi dengan mengharapkan keuntungan. Kegiatan pengendalian dan pengawasan yang dilakukan dalam pelaksanaan fungsi produksi dan operasi adalah pengendalian operasionalnya, pengendalian mutu, persediaan, dan pengawasan biaya. Dengan demikian kita mengetahui usaha pengkoordinasian segala aktifitas yang menyangkut kegiatan produksi menjadi tanggung jawab pimpinan produksi atau kepala pabrik, maka seorang manajer produksi dapat melimpahkan wewenang atau otoritasnya kepada kepala bagian perencanaan dan pengawasan produksi atau Production Planning and Controling (P.P.C) dengan tugas dan kewajiban yang jelas sehingga apa yang menjadi tanggung jawabnya dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya. 2.5 Pengendalian Mutu Statistik Pengendalian mutu statistik dapat dibagi kedalam pengendalian mutu proses, yaitu pengendalian mutu produk selama masih berada dalam proses dan pengendalian produk jadi. Untuk pengendalian mutu proses dapat digunakan alat

35 Tugas Akhir 26 pengendali yang disebut Peta Pengendali Proses (Process Control Chart) atau sering disingkat dengan control chart. Perusahaan yang menganut filosofi TQM hanya melakukan pengendalian mutu selama masih berada dalam proses, sehingga hanya digunakan Peta Pengendali Proses (Ariani, 1999 : 99) Pengendalian mutu proses statistik adalah pengendalian mutu produk selama masih ada dalam proses. Dalam mengadakan pengendalian mutu tersebut dapat digambarkan batas atas (upper control limit) dan batas bawah (lower control limit) beserta garis tengahnya (center line). Pengendalian mutu proses statistik meliputi pengendalian mutu proses untuk data variabel dan pengendalian mutu proses untuk data atribut Pengendalian Mutu Proses Statistik Data Variabel Yang dimaksud dengan data variabel adalah data mengenai ketetapan pengukuran produk yang masih berada dalam proses dengan standar yang telah ditetapkan. Pengukuran ini meliputi pengukuran panjang, diameter, ketebalan, lebar, dan sebagainya. Penyimpangan dari pengukuran yang diharapkan tetapi masih ada di bawah batas atas (UCL) atau diatas batas bawah (LCL) masih dianggap sebagai produk yang baik yang berarti dalam proses terdapat berbagai variasi atau penyimpangan. Namun bila data pengukuran yang dihasilkan ada diluar batas pengendalian, maka proses produksi tersebut dianggap berada diluar batas pengendalian (out of control) yang berarti proses tersebut mengalami kerusakan. Pengukuran yang ada pada center line adalah pengukuran yang diharapkan dapat tercapai.

36 Tugas Akhir 27 Pengukuran Upper Control Centerline er Upper Limit Waktu Gambar 2.7 Peta Pengendali Mutu Proses Statistik Data Variabel Peta pengendali mutu proses statistik data variabel meliputi: Peta pengendali rata-rata (mean chart atau X-chart) yang digunakan untuk mengetahui penyimpangan pengukuran dari pengukuran ratarata panjang, lebar, tinggi, berat, diameter, dan sebagainya. Peta pengendali range (R-chart) dan peta pengendali standar deviasi (SD-chart) yaitu peta pengendali untuk mengetahui tingkat keakurasian proses. R-chart lebih mudah diterapkan dari pada SDchart, tetapi SD-chart lebih tepat digunakan. Peta Pengendali individu (Individual control chart) yaitu peta pengendali yang digunakan apabila perusahaan hanya memproduksi satu unit dalam setiap harinya. Peta pengendali regresi/kecenderungan (trend-chart) yaitu peta pengendali untuk perusahaan yang mempunyai data yang bentuknya merupakan suatu kecenderungan naik atau turun.

37 Tugas Akhir Pengendalian Mutu Proses Statistik Data Atribut Yang dimaksud dengan data atribut adalah data mengenai ketepatan pengukuran produk yang masih berada dalam proses dengan standar yang telah ditetapkan. Pengukuran ini meliputi pengukuran cacat atau tidak, nyala atau tidak, dan sebagainya. Penyimpangan dari pengukuran yang diharapkan tetapi masih ada di bawah batas atas (UCL) atau di atas batas bawah (LCL) atau ada di bawah batas bawah masih dianggap sebagai produk yang baik yang berarti dalam proses terdapat berbagai variasi atau penyimpangan. Namun bila data pengukuran yang dihasilkan ada diluar batas pengendalian yaitu yang ada diatas batas, maka proses produksi tersebut dianggap berada diluar batas pengendalian (out of control) yang berarti proses tersebut mengalami kerusakan. Data pengukuran yang ada dibawah batas bawah (LCL) justru produk yang baik karena jumlah atau proporsi produk cacatnya kecil. Bila data ada diluar batas pengendalian, perlu diadakan revisi terhadap peta pengendalian tersebut sehingga data pengukuran berada dalam batas pengendalian (in control). Cacat Upper Center Limit Centerline Waktu er Center Limit Gambar 2.8 Peta Pengendalian Mutu Proses Statistik Data Atribut

38 Tugas Akhir 29 Peta pengendali mutu proses statistik data atribut meliputi : P-chart atau np-chart, yaitu peta pengendali proses untuk mengetahui proporsi produk cacat dalam suatu sampel. np-chart hanya digunakan untuk banyaknya sampel yang sama dalam setiap kali observasi, sedang p-chart dapat digunakan untuk banyaknya sampel sama maupun bervariasi untuk setiap observasi. C-chart atau U-chart, yaitu peta pengendali proses untuk mengetahui banyaknya cacat dalam satu unit produk. C-chart hanya digunakan untuk banyaknya sampel yang sama untuk setiap kali observasi, sedang u-chart digunakan untuk banyaknya sampel sama maupun bervariasi untuk setiap kali observasi Failure Mode and Effect Analysis ( FMEA ) Failure Mode and Effect Analysis adalah suatu penaksiran elemen per elemen secara sistematis untuk menyoroti akibat-akibat dari kegagalan komponen, produk, proses atau system memenuhi keinginan dan spesifikasi konsumen, termasuk keamanan. Hal ini ditandai dengan nilai yang tinggi atas elemen dari komponen, produk, proses atau sistem yang memerlukan prioritas penanganan untuk mengurangi kegagalan melalui desain ulang, perbaikan secara terusmenerus, pendukung keamanan, tinjauan perancangan, dll. Hal itu dapat dilaksanakan pada tahap perancangan dengan reliabilitas data menggunakan pengetahuan tentang rata-rata tingkat kegagalan untuk komponen dan produk yang ada saat ini.

39 Tugas Akhir 30 Untuk dapat berkompetisi, sebuah organisasi harus terus meningkatkan diri. FMEA adalah sebuah teknik yang memberikan sebuah metodologi untuk memudahkan peningkatan proses. Dengan menggunakan metode FMEA, organisasi dapat mengidentifikasi dan mengurangi keperluan dini dalam pengembangan sebuah proses atau desain. Kualitas dalam memperoleh komponen atau pelayanan dapat meningkat ketika organisasi bekerja dengan supplier mereka untuk mengimplementasikan FMEA dalam organisasi mereka. Adapun keuntungan dari penerapan FMEA meliputi : Mengurangi lead time dari perubahan Engineering Mengurangi metode trial error Mengurangi rework, aktivitas redesign Mengurangi reject rate dan biaya Bagaimana Implementasi FMEA bekerja? Langkah langkah dan konsep konsep kunci adalah sebagai berikut : Tentukan siapa pelanggannya Buat list apa yang diharapkan dari desain, dan apa yang tidak diinginkan untuk terjadi Buat analisa resiko Input dan tools yang digunakan Mulai, evaluasi dan perbaikan Revisi apabila terjadi masalah

40 Tugas Akhir 31 Rating occurrence, severity dan detectability dinyatakan dalam skala dari 1 sampai 10 dan digambarkan dalam gambar berikut : RATING OCCURRENCE SEVERITY DETECTABILITY 1 Almost never Hardly noticeable Absolutely obvious Occasionally Dissatisfaction Visible but could go unnoticed 10 Often Serious effect Undetectable Gambar 2.9 Rating Umum Untuk FMEA Untuk keterangan lebih lanjut tentang rating occurrence, severity dan detectability dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

41 Tugas Akhir 32 Tabel 2.1 Definisi FMEA untuk Rating Occurrence Probability kegagalan Tingkat kegagalan Cpk Nilai Sangat tinggi : kegagalan hampir tidak dapat dielakan 1 dalam 2 < dalam Tinggi : Sama seperti diatas dimana kegagalan sering terjadi 1 dalam dalam dalam Sedang : Kegagalan yang terjadi kadang kadang, tetapi tidak dalam porsi 1 dalam yang besar/ major 1 dalam Rendah : hanya kegagalan tertentu yang terjadi 1 dalam Sangat rendah : kegagalan hampir bisa diindentifikasikan 1 dalam Hampir tidak terjadi 1 dalam Tabel 2.2 Definisi FMEA untuk Rating Severity Akibat Kriteria : Tingkat bahaya akibat dari kegagalan. Nilai Dapat membahayakan mesin atau assembling operator. Nilai severity sangat Bahaya tanpa adanya tinggi apabila kegagalan yang terjadi dapat membahayakan keselamatan peringatan dalam pengoprasian kendaraan atau melanggar peraturan pemerintah. 10 Kegagalan yang terjadi tanpa adanya peringatan. Dapat membahayakan mesin atau assembling operator. Nilai severity sangat Bahaya tapi ada peringatan tinggi apabila kegagalan yang terjadi dapat membahayakan keselamatan sebelumnya dalam pengoprasian kendaraan atau melanggar peraturan pemerintah. 9 Kegagalan yang terjadi didahului oleh peringatan. Sangat tinggi Sangat mengganggu produksi. 100% produk kemungkinan harus dibuang. Kendaraan tidak berfungsi, kehilangan fungsi utamanya. Customer sangat 8 tidak puas. Tinggi Agak mengganggu produksi. Produk kemungkinan harus disortir dan sebagian ( kurang dari 100%) dibuang. Kendaraan masih berfungsi tetapi 7 tingkat kenyamanannya berkurang. Customer tidak puas. Sedang Sedikit menggaggu produksi. Sebagai produk (kurang dari 100%) harus dibuang tanpa harus disortir. Kendaran berfungsi tetapi beberapa faktor kenyamanan tidak berfungsi. 6

42 Tugas Akhir 33 Rendah Agak mengganggu produksi. 100% produk harus kemungkinan harus diperbaiki. Kendaraan / item berfungsi, tetapi tidak maksimal. Beberapa 5 Customer yang berpengalaman kurang puas Sangat Rendah Agak mengganggu produksi. Produk kemuingkinan harus disortir dan sebagaian (kurang dari 100%) harus diperbaiki. Penampilan dan rattle(sedikit berisik) sehingga kurang nyaman. Gangguan dirasakan oleh kebanyakan 4 customer. Kecil Sedikit mengganggu produksi. sebagaian (kurang dari 100%) produk harus diperbaiki dijalur produksi tetapi bukan ditempat pemasangan. Penampilan dan rattle (sedikit berisik) sehingga mengurangi kenyamanan. Gangguan 3 dirasakan oleh rata - rata Customer. Sangat kecil Sedikit mengganggu produksi. sebagaian (kurang dari 100%) produk harus diperbaiki dijalur produksi dan tempat pemasangan. Penampilan dan rattle(sedikit berisik) sehingga mengurangi kenyamanan. Gangguan 2 dirasakan oleh Customer yang teliti. Tidak ada effect Tidak ada effect 1 Tabel 2.3 Definisi FMEA untuk Rating Detectability Detection Kreteria : Kemungkinan cacat komponen bisa dideteksi oleh proses control yang ada, sebelum diproses lebih lanjut, atau sebelum part dikirim ke Nilai Customer. Hampir tidak bisa dideteksi Tidak diketahui control yang dapat mendetksi 10 Sangat kecil Sangat kecil kemungkinan Kontrol yang dapat mendeteksi kegagalan 9 Kecil Kecil kemungkinan Kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan 8 Sangat rendah Sangat rendah kemungkinan Kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan 7 Rendah Rendah kemungkinan Kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan 6 Sedang Sedang kemungkinan Kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan 5 Agak besar Agak besar kemungkinan Kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan 4 Besar Beasar kemungkinan Kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan 3 Sangat besar Sangat Besar kemungkinan Kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan 2 Hampir Hampir pasti kemungkinan Kontrol yang ada dapat mendeteksi kegagalan 1

43 Tugas Akhir 34 Risk Priority Number (RPN) merupakan perkalian dari rating occurrence (O), severity (S) dan detectability (D) : RPN = O x S x D Angka ini seharusnya digunakan sebagai panduan untuk mengetahui masalah yang paling serius, dengan indikasi angka yang paling tinggi memerlukan penanganan serius.

44 Tugas Akhir BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian terdapat rangkaian tahapan tahapan yang perlu dilakukan oleh penulis yang bersifat sistematis. Tahapan yang satu dengan tahapan yang lain harus saling berhubungan dan saling menunjang, dimana satu tahapan yang telah selesai dilakukan sangat menentukan terhadap tahapan selanjutnya yang akan dilakukan. Metode penelitian atau kerangka pemecahan masalah merupakan tahap tahap penelitian yang harus direncanakan dan ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan penelitian langsung terhadap obyek yang akan diteliti. Dengan adanya informasi penyusunan metodologi penelitian ini maka kegiatan penelitian akan menjadi lebih terarah dan memudahkan dalam melakukan analisa terhadap permasalahan yang ada. Langkah langkah yang baik dan jelas akan sangat mendukung keberhasilan kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Penulis akan paham dengan jelas urutan urutan kegiatan yang harus dilakukan dan mendapatkan informasi yang jelas tiap tiap tahapan penelitian tersebut. Disamping itu langkah langkah penilitian haruslah terarah dan saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Sebelum melakukan tahapan penelitian selanjutnya, hendaknya dipahami terlebih dahulu tahapan penelitian 35

45 Tugas Akhir 36 yang telah dilakukan. Agar dalam melakukan tahapan berikutnya penulis benar benar memahami apa yang akan dilakukan dan tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut. Dalam langkah melakukan penelitian, hal pertama yang harus dilakukan adalah studi lapangan. Studi lapangan disini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi sebenarnya yang terdapat dalam perusahaan. Dengan adanya studi lapangan, penulis dapat melihat secara langsung permasalahan yang ada, dan keadaan kegiatan produksi yang sedang berlangsung. Kegiatan yang akan diamati di sini adalah kegiatan produksi pembuatan ban sepeda motor ( tire ) pada perusahaan PT. Gajah Tunggal Tbk. 3.1 Sumber Data Sebagai sumber data dalam penelitian ini digunakan data primer dan data sekunder, yaitu : 1. Data Primer Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :

46 Tugas Akhir 37 a. Metoda Observasi, yaitu dengan cara pengamatan dan pencatatan langsung terhadap obyek yang diteliti. b. Wawancara (Interview), yaitu proses pengumpulan data melalui hubungan komunikasi atau tanya jawab langsung mengenai obyek yang diteliti dengan orang yang berhak atau memiliki wewenang. 2. Data Sekunder Yaitu data yang bersumber dari hasil penelitian sebelumnya dan mempunyai kaitan dengan obyek yang akan diteliti, untuk memperoleh data sekunder dapat dilakukan dengan riset kepustakaan atau metoda pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengambil bahan bahan dari buku buku atau literatur / dokumen dari perusahaan serta keterangan lain yang ada hubungannya dengan obyek yang akan diteliti. Karena dalam penelitian ini menitik beratkan pada pengendalian kualitas pada proses produksi, maka hal yang berhubungan dengan biaya (cost) baik itu biaya bahan baku, biaya produksi dan biaya tenaga kerja tidak disinggung dalam penulisan ini. 3.2 Pengumpulan Data Setelah mengindentifikasi permasalahan yang ada, langkah selanjutnya adalah mulai melakukan pengamatan untuk mendapatkan data data yang perlu diolah untuk memudahkan kegiatan analisa. Dan sebelum melakukan

47 Tugas Akhir 38 pengumpulan data, perlu diketahui terlebih dahulu data data yang akan diambil dan dari bagian mana data data tersebut diperoleh. Pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penyusunan tugas akhir ini adalah laporan data produk cacat dibagian proses produksi. Laporan data produk caca yang diambil adalah data produk cacat selama periode produksi tahun 2008, beserta dengan klasifikasi berdasarkan jenis jenis cacatnya. 3.3 Pengolahan Data Data data yang telah dikumpulkan tadi selanjutnya akan dioleh untuk memudahkan kegiatan analisa. Pada bagian pengolahan data ini penulis akan memakai alat alat bantu pengendalian kualitas statistik untuk memantau langsung kualitas dari produk yang dihasilkan. Adapun alat alat bantu yang dipergunakan adalah flow chart, diagram pareto, check sheet, fish bone diagram, FMEA. 3.4 Analisa Pembahasan Kegiatan ini merupakan penggalian informasi yang berdasarkan pada hasil hasil yang didapat dari pengolahan data sebelumnya. Hasil kegiatan analisa diharapkan untuk mendapatkan suatu pemecahan terhadap permasalahan yang diamati tadi. Diagram sebab akibat merupakan alat bantu statistik yang sangat berguna untuk menganalisa hasil pengolahan data untuk mencari pemecahan

48 Tugas Akhir 39 masalah. Dengan diagram ini akan diketahui faktor faktor apa saja yang berpengaruh terhadap timbulnya keadaan produk cacat tersebut. Dan masing masing faktor tersebut diteliti lebih spesifik lagi, sehingga pada akhirnya dari setiap faktor yang berpengaruh tadi didapatkan faktor yang paling mendasar dan yang paling mempengaruhi. 3.5 Kesimpulan dan Saran Sebagai langkah terakhir dalam melakukan penelitian ini adalah menyimpulkan hasil seluruh kegiatan analisa dalam suatu poin poin terpenting yang merupakan informasi mendasar yang menjadi perhatian penuh dari pihak perusahaan. Disamping itu kesimpulan merupakan tahap akhir yang dilaksanakan sebagai upaya untuk menjawab tujuan penelitian. Selain itu juga akan berguna untuk penulis memberikan saran saran yang dianggap perlu dan patut dipertimbangkan oleh pihak perusahaan sehubungan dengan perbaikan perbaikan sistem pengendalian kualitas yang bertujuan untuk perbaikan secara terus menerus.

49 Tugas Akhir 40 Studi Pendahuluan Studi Pustaka Observasi & Wawancara Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Pengumpulan Data Pengolahan Data : : 1. Peta Kontrol Peta Diagram Kontrol Pareto 4. Diagram Pareto Analisa Pemecahan Masalah dengan Metode PFMEA (Potential Failure Mode and Effect Analysis) Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1 Kerangka Metodologi Penelitian

50 Tugas Akhir BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Lebih dari 20 tahun yang lalu, PT. Gajah Tunggal Tbk. sebagai produsen ban kendaraan bermotor telah sadar untuk membangun teknologi yang solid dan mandiri didalam meningkatkan kemampuannya. Itulah sebabnya didalam mewujudkan keinginannya, beberapa upaya khusus telah dilakukan oleh manajemen dan masih berlanjut sampai saat ini (Continual Improvement). Berawal dari Technical Cooperation dengan IRC, Japan di tahun 1972 PT. Gajah Tunggal Tbk. mengembangkan produksi ban sepeda motor dan juga scooter, dan untuk lebih menyerap teknologi ban (tire) terutama dalam hal desain, proses dan lain-lain. PT. Gajah Tunggal Tbk. menjalin kerjasama teknik dengan Yokohama Rubber Company, Japan selama 15 tahun (1980 s/d 1995) dalam wujud Technical Assistance Agreement (TAA). Sesuai dengan tuntutan perkembangannya, kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang handal dan terlatih. PT. Gajah Tunggal Tbk. pada tahun 1981, mendirikan sebuah lembaga pendidikan magang 3 tahun, untuk Teknik Industri sampai mendapat akreditasi dari pemerintah tahun 1995 menjadi D-III Politeknik yang bekerjasama dengan ITB-Bandung dan diberi nama Politeknik Gajah Tunggal. 41

51 Tugas Akhir 42 Untuk menyeragamkan dan mengembangkan SDM dalam pengetahuan dan teknologi ban (Tire knowledge & Technology), lebih luas lagi, PT. Gajah Tunggal Tbk. telah mengirimkan ratusan karyawannya ke manca negara, terutama ke YRC Jepang untuk menjalankan Overseas Training. PT. Gajah Tunggal Tbk. juga melakukan pengembangan SDM di lini manajemen madya, dengan mengadakan in-house training bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Manajemen secara berkala dalam hal Manajemen Operasi, Manajemen Effektifitas maupun Manajemen Komunikasi dan lain-lain yang berhubungan dengan industri, sebelum PT. Gajah Tunggal Tbk. membentuk Coorporate Training sendiri. Oleh karena kekokohan dan keseriusan didalam menjalankan usahanya, PT. Gajah Tunggal Tbk. telah dipercaya oleh pabrik ban kelas dunia untuk membuat dan mensupply produk merk Michelin, Nokia dan lain-lain, yang secara langsung juga mentransfer Tire Knowhownya. Jadi tidaklah heran kalau PT. Gajah Tuggal Tbk. adalah satu-satunya perusahaan ban lokal yang dapat membuat ban salju (Snow Tire) di Indonesia. PT. Gajah Tunggal Tbk. juga melakukan kerjasama analisa dalam pengembangan mutu produk dengan Raw Material Supplier, baik yang didalam maupun diluar negeri khususnya dengan USA. Seiring dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat, PT. Gajah Tunggal Tbk. merasa perlu memback-up segala upaya yang sudah dilakukan itu, melalui informasi teknologi ban dan referensi yang baru (up to date), dimana

52 Tugas Akhir 43 untuk itu PT. Gajah Tunggal Tbk. melakukan Confidential Agreement dengan Smithers Scientific Inc, USA. PT. Gajah Tunggal Tbk. sangatlah menyadari bahwa didalam memenuhi kepuasan pelanggan, harus terus berusaha untuk menghasilkan desain produk yang baik dan bermutu, dan untuk membuktikan hal itu produk-produk yang dihasilkan sudah teruji dan mendapatkan sertifikasi yang diantaranya adalah SNI, I-037 dari Inmetro-Brazil, PS-Mark dari BPS-Phillipine, E-Mark dari ECE- Europe, DOT Y9-USA, dan sebagainya yang sebagian besar untuk kategori ban radial. Selain itu PT. Gajah Tungal Tbk. juga akan selalu memperhatikan pelayanan kepada pelanggan, dengan selalu cepat mengantisipasi setiap keinginan-keinginan pelanggan dan menyesuaikannya dalam pengembangan produk, dimana hal ini terbukti dengan banyaknya produk yang langsung dengan cepat didesain sendiri oleh PT. Gajah Tunggal Tbk. Dari komitmen tersebut diatas sudah menjadi jelas bahwa PT. Gajah Tunggal Tbk. bermaksud menyumbangkan suatu bentuk kemajuan Teknologi melalui industri ban, dengan berusaha membentuk manusia Indonesia yang terdidik baik, sehingga membawa nama Indonesia dimata dunia melalui produk PT. Gajah Tunggal Tbk. yang sudah terkenal dilebih dari 88 negara diseluruh dunia. Dan berdasarkan itu juga PT. Gajah Tunggal Tbk. selalu mempunyai keyakinan besar untuk berkembang di negeri sendiri. Dari semua itulah PT. Gajah Tunggal Tbk. sangat bangga dalam mewujudkan dan menggunakan Teknologi

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS

ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ANALISA DAMPAK KEGAGALAN PROSES PRODUKSI TERHADAP KERUSAKAN PRODUK BAN DENGAN METODE FMEA ( FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS ) DI PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk TANGERANG PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Oleh : AGUNG

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. MENGURANGI KEBOCORAN RADIATOR ALUMINIUM PLASTIK DENGAN MENGANALISA SEBAB SEBAB KEBOCORAN DI PT SELAMAT SEMPURNA Tbk.

TUGAS AKHIR. MENGURANGI KEBOCORAN RADIATOR ALUMINIUM PLASTIK DENGAN MENGANALISA SEBAB SEBAB KEBOCORAN DI PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. TUGAS AKHIR MENGURANGI KEBOCORAN RADIATOR ALUMINIUM PLASTIK DENGAN MENGANALISA SEBAB SEBAB KEBOCORAN DI PT SELAMAT SEMPURNA Tbk. Disusun oleh : FAIZUL EFFIL M. NIM : 01301139 Jurusan : Teknik Mesin S1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan penelitian terdapat rangkaian tahapan tahapan yang perlu dilakukan oleh penulis yang bersifat sistematis. Tahapan yang satu dengan tahapan yang lain harus

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Lebih dari 20 tahun, PT Gajah Tunggal Tbk sebagai produsen ban kendaraan bermotor (PMDN) telah sadar untuk membangun teknologi yang solid dan mandiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan yang cepat disegala bidang yang menuntut kepiawaian manajemen dalam mengantisipasi setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan bisnis meningkat semakin ketat meskipun berada dalam kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Hal tersebut memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart Mulai Survey Perusahaan Identifikasi Maslah Rumuskan Masalah Menetapkan Tujuan Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis /Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain Penelitian ini adalah deskriptif eksploratif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 12 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Six sigma Sekitar tahun 1980 dan awal 1990, Motorola merupakan salah satu perusahaan Amerika Serikat dan Eropa yang bersaingan ketat dengan perusahaan

Lebih terperinci

Bab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products.

Bab III. Metodologi Penelitian. digunakan dalam penyelesaian masalah pada PT. Calvin Metal Products. 40 Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka berpikir adalah rangkaian urutan-urutan langkah yang disusun secara sistematis dan dijadikan pedoman dalam melakukan penelitian, berikut

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK MELALUI ANALISIS JENIS CACAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE FMEA PADA PT XYZ ABSTRACT - Farid Juliyanto 1, Evi Yuliawati Teknik Industri, e-mail 1 : farid.juliyanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian yang dilakukan Tisnowati, Henny, et al (2008) untuk menganalisis pengendalian mutu produksi roti dengan menggunakan metode SQC (Statistical

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kualitas Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau Holistik, dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan,

Lebih terperinci

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah: BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS DEFINISI KUALITAS Fitur dan karakteristik produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, cocok untuk digunakan Pengguna: Apa kata pelanggan

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Plastik Plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Banyak sekali pengertian mengenai definisi tentang kualitas. Beberapa ahli memberikan pengertian atau definisi tentang kualitas sesuai dengan cara pandang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu tahap - tahap yang harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan suatu masalah yang akan dilakukan dalam melakukan suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan disajikan kerangka toritis yang dipakai dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini. Landasan teori ini sangat penting sebagai acuan dasar

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. i Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. i Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI Suatu perusahaan dapat dikatakan sukses atau berhasil, apabila perusahaan tersebut mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Penilaian terhadap keberhasilan atau kesuksesan suatu perusahaan

Lebih terperinci

ANALISA DEFECT TIRE DARI CLAIM CUSTOMER ORIGINAL EQUIPMENT MANUFACTURING (OEM) PADA PT. GAJAH TUNGGAL Tbk.

ANALISA DEFECT TIRE DARI CLAIM CUSTOMER ORIGINAL EQUIPMENT MANUFACTURING (OEM) PADA PT. GAJAH TUNGGAL Tbk. ANALISA DEFECT TIRE DARI CLAIM CUSTOMER ORIGINAL EQUIPMENT MANUFACTURING (OEM) PADA PT. GAJAH TUNGGAL Tbk. Atep Afia Hidayat (1), Muhammad Kholil (2), Dedhy Windhiarto (3) 1,2,3 Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap produk diharapkan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen. Salah satu hal yang menjadi kebutuhan konsumen yaitu kualitas produk yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada kondisi saat ini, salah satu sektor pembangunan yang harus diperhatikan oleh suatu negara adalah perekonomian. Maka pertumbuhan industri sangatlah

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Multi Strada Arah Sarana (MSA) adalah perusahaan ban penumpang (Passenger Car) radial dan truk ringan (Light Truck) radial yang memiliki tiga merek yaitu Achilles, Corsa dan Strada. Namun dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian yang satu hampir sama dengan definisi atau pengertian yang lain. Pengertian

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian yang satu hampir sama dengan definisi atau pengertian yang lain. Pengertian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Ada banyak sekali definisi dan pengertian kualitas, yang sebenarnya definisi atau pengertian yang satu hampir sama dengan definisi atau pengertian yang lain.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Mutu Pengertian mutu atau kualitas akan berlainan bagi setiap orang dan tergantung pada konteksnya. Mutu atau kualitas suatu barang pada umumnya diukur dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Kualitas Pengetahuan teknik saja belumlah memadai untuk mengelola dan menatalaksanakan suatu industri. Bekal pengetahuan sosial seperti administrasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi ini telah membawa banyak dampak ke semua negara, termasuk Indonesia khususnya karena banyak sekali industri baik yang berskala besar maupun

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 2.Meningkatnya pasar Ban Motor di dalam negeri

BAB I. PENDAHULUAN. 2.Meningkatnya pasar Ban Motor di dalam negeri BAB I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Ada beberapa faktor yang melatar belakangi dalam penyusunan tesis ini melihat berbagai pandangan baik dari internal serta ekternal, seperti: 1.Faktor pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk

ABSTRAK. Kata Kunci: Punch, Kualitas, DMAIC, Upaya Menekan Variasi Kualitas Produk ABSTRAK PT Wahana Pancha Nugraha merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang penyediaan permesinan dan sparepart untuk industri farmasi. Salah satu produk yang dihasilkan dari perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Kualitas 1.1.1 Pengertian Kualitas Kualitas menurut Gaspersz (2001) memiliki dua definisi yaitu definisi konvensional dan definisi strategik. Kualitas yang menggambarkan karakteristik

Lebih terperinci

PENGENDALIAN CACAT PRODUK DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA

PENGENDALIAN CACAT PRODUK DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA PENGENDALIAN CACAT PRODUK DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA Firman Ardiansyah Ekoanindiyo Program Studi Teknik Industri Universitas Stikubank, Semarang Jawa Tengah Indonesia firman_imank_tegal@yahoo.co.id Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. berperan penting dalam perusahaan selain manajemen sumber daya manusia, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Manajemen Operasi 2.1.1 Konsep Manajemen Operasi Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi bisnis yang sangat berperan penting dalam perusahaan

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

kualitas Lely Riawati, ST, MT P e n g e n d a l I A N k u A l i T A s

kualitas Lely Riawati, ST, MT P e n g e n d a l I A N k u A l i T A s P e n g e n d a l I A N k u A l i T A s kualitas Lely Riawati, ST, MT Latar Belakang: Perubahan Terjadi Karena Sifat Sementara pendeknya umur produk (perkembangan teknologi, perubahan selera konsumen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

DEFINISI & FUNGSI KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM

DEFINISI & FUNGSI KUALITAS. Nur Hadi Wijaya, STP, MM DEFINISI & FUNGSI KUALITAS Nur Hadi Wijaya, STP, MM LATAR BELAKANG Asumsi : 12 juta penduduk merupakan pasar potensial untuk barang dan jasa yang memiliki nilai tambah, Ada tiga hal mendasar yang mempengaruhi

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijabarkan tentang tinjauan pustaka yang digunakan sebagai acuan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. II.1 Sejarah FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) Didalam

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan terdiri dari empat langkah utama yaitu pengamatan awal, perumusan masalah, menentukan tujuan penelitan dan menentukan batasan masalah.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian yang dilakukan penulis ialah suatu proses pengurangan persentase kecacatan. Terdapat beberapa peneliti yang telah melakukan penelitian sebelumnya dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN MULAI STUDI PENDAHULUAN STUDI PUSTAKA IDENTIFIKASI MASALAH PENGUMPULAN DATA Data Primer Data Sekunder PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Diagram Paretto Diagram Fishbone FMEA Merancang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era saat ini, perekonomian adalah salah satu sektor pembangunan yang penting dan harus benar-benar diperhatikan dalam suatu negara. Apalagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Persaingan dunia industri yang semakin ketat khususnya di industri

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Persaingan dunia industri yang semakin ketat khususnya di industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Persaingan dunia industri yang semakin ketat khususnya di industri elektronik membuat para pabrikan menjadi semakin kreatif dan inovatif. Tidak hanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian ini menggambarkan langkah-langkah atau kerangka pikir yang akan dijalankan pada penelitian ini. Tujuan dari pembuatan metodologi penelitian ini adalah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2005/2006 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap tahun 2005/2006 MENGATASI REJECT FACE KASAR CYLINDER COMP TYPE KTMK DAN KTLM PT. ASTRA HONDA MOTOR Suprapto NIM : 0800786691

Lebih terperinci

KUALITAS, PENDEKATAN INPUT- PROSES-OUTPUT NUR HADI WIJAYA, STP, MM

KUALITAS, PENDEKATAN INPUT- PROSES-OUTPUT NUR HADI WIJAYA, STP, MM KUALITAS, PENDEKATAN INPUT- PROSES-OUTPUT NUR HADI WIJAYA, STP, MM Bagaimana supaya ber kualitas Harus ada SISTEM di dalam suatu organisasi SISTEM adalah suatu proses/ kegiatan yang meliputi perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen operasi merupakan salah satu dari tiga fungsi utama pada setiap organisasi, ketiga fungsi tersebut adalah pemasaran, operasi, dan keuangan. Kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang semakin maju, industri konveksi pun semakin berkembang pesat mengikuti irama pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam Bab ini dikemukakan teori-teori dan penjelasan-penjelasan yang digunakan untuk pengolahan data dan proses analisa terhadap permasalahan yang dihadapi. 2.1. PENGERTIAN TQM/ MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 57 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan seperti tabel dibawah ini : Tabel 3.1 Jenis-jenis Penelitian menurut Tujuan, Metode,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan suatu istilah relatif dan tergantung pada situasi. Kualitas pun tidak hanya tercipta dalam bentuk suatu produk tapi bisa juga dalam bentuk

Lebih terperinci

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010

Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2010 ANALISIS TINGKAT KECACATAN (DEFECT) PADA PRODUK BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA DI PT SEGORO ECOMULYO TEXTIL, DRIYOREJO GERSIK SKRIPSI Oleh : ERLANGGA PUTRANDIE W 0432010174 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas

ABSTRAK. Kata Kunci: Slide Bracket, Kualitas, Six Sigma, DMAIC, DPMO, Usulan Peningkatan Kualitas ABSTRAK Peningkatan kualitas produk ataupun jasa yang dihasilkan merupakan sesuatu yang mutlak perlu dilakukan oleh setiap perusahaan untuk dapat bertahan di era yang semakin kompetitif ini. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, dilakukan studi pendahuluaan terlebih dahulu. Studi pendahuluan dilakukan dengan maksud dan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Pengertian Dasar Kualitas Produk dan jasa berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen ( kepuasan pelanggan). Untuk mengetahui apa yang di

Lebih terperinci

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Erry Rimawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 52 BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah adalah langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Dengan berdasarkan pada metodologi ini, penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan perbaikan dan penurunan variasi karakteristik kualitas dari suatu produk barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA PENINGKATAN KUALITAS PRODUK PADA MESIN PRODUKSI NONWOVEN SPUNBOND DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEVEN TOOLS DAN FMEA Mochammad Damaindra, Atikha Sidhi Cahyana Program studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci