BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH"

Transkripsi

1 BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH Untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata, maka pada bab ini akan di berikan contoh - contoh permasalahan pembagian warisan berdasarkan ketentuan ketentuan yang telah ditetapkan. 3.1 Ketentuan Bagian Masing Masing Ahli Waris Sesuai dengan QS : Annisa : 7,11 dan Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan. 11. Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu : bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan[272]; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua[273], Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separo harta. dan untuk dua orang ibubapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu

2 20 mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar hutanghutangmu. jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris)[274]. (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syari'at yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Penyantun. Untuk lebih jelas, berikut ini disajikan suatu daftar pembagian harta waris meliputi : daftar ahli waris, ashobah, dan hijab.

3 21 Tabel 1 Ketentuan Pembagian Harta Waris NO BAGIAN AHLI WARIS KETERANGAN 1. ½ ( setengah ) a. Suami b. 1 Anak Perempuan (kandung) c. Cucu perempuan dari anak laki laki d. Saudara Kandung perempuan e. Saudara perempuan seayah a. Jika tidak memiliki keturunan/anak b. Anak tunggal / tidak memiliki saudara c.1. tidak memiliki anak c.2. tidak memiliki anak perempuan / laki d.1. Cucu tunggal d.2. Hanya Seorang diri d.3. Pewaris tidak memiliki Ayah / kakek dan tidak memiliki keturunan. d.4. Pewaris tidak memiliki Ayah/ kakek dan tidak memiliki keturunan e.1. Hanya Seorang diri e.2. Tidak bersama Ayah/ kakek tidak memiliki keturunan e.3. tidak memiliki saudara kandung perempuan/ laki laki. 2. ¼ ( seperempat) a. Suami b. Istri a. Jika memiliki anak / cucu laki laki dari anak laki laki b. Jika tidak memiliki anak / cucu 3 1 /8 (seperdelapan) a. Istri a. Jika memiliki anak / cucu

4 22 4 ( duapertiga ) a. dua anak perempuan (kandung) atau lebih b. dua cucu perempuan dari keturunan anak laki laki a. Pewaris tidak memiliki anak laki - laki b.1. Pewaris tidak memiliki anak kandung b.2. 2 cucu perempuan tsb tidak memiliki saudara laki laki c. dua saudara kandung perempuan atau lebih c.1. Pewaris tidak memiliki anak Ayah dan kakek. c.2. 2 saudara kandung perempuan atau lebih tidak memiliki saudara laki laki c.3. pewaris tidak memiliki anak perempuan, cucu perempuan dari keturunan laki laki d. 2 saudara perempuan seayah d.1. Pewaris tidak memiliki anak, Ayah, atau kakek d.2. kedua saudara perempuan seayah itu tidak memiliki anak laki seayah 5 ( Sepertiga ) a. Ibu a.1. Pewaris tidak memiliki anak / cucu laki laki dari keturunan anak laki laki a.2. Pewaris tidak memiliki 2 orang saudara / lebih (laki laki/perempuan; baik saudara itu sekandung, seayah, seibu ) b. 2 saudara laki laki / perpempuan seibu atau lebih b.1. Pewaris tidak meiliki anak ( laki laki / perempuan, juga tidak punya ayah / kakek ) b.2. Jumlah saudara seibu itu ada dua orang atau lebih.

5 23 6 ( seperenam ) a. ayah b. Kakek ( bapak dari Ayah ) a. Pewaris memiliki anak ( laki - laki / perempuan ) b. Pewaris memiliki anak ( laki laki / perempuan ) atau cucu laki laki dari keturunan anak dengan syarat ayah tidak ada. c. Ibu c.1. Pewaris punya anak laki- laki / perempuan, cucu laki laki dari keturunan anak laki laki c.2. Pewaris punya 2 orang saudara / lebih ( baik laki lkai maupun perempuan ); baik sekandung; seayah; seibu. d. cucu perempuan dari anak laki laki seorang / lebih d.. Pewaris memiliki satu anak perempuan e. saudara perempuan seayah e. Pewaris memiliki satu saudara kandung perempuan f. saudara laki laki / perempuan seibu f. Pewaris tidak punya kakek; anak ( laki laki / perempuan ). g. Nenek Asli g. Pewaris tidak punya ibu

6 Contoh contoh permasalahan Sesuai dengan table I 1. Seorang suami meninggal dunia dengan meninggalkan ahli waris, seorang Ayah, Ibu dan seorang istri harta warisan sebesar Rp ,- setelah dikeluarkan hak haknya, seperti biaya pemakaman Zakat maka masing masing ahli waris baginya adalah : Jawab : Istri = ¼ x Rp ,- = Rp ,- Ibu = 1/3 x Rp ,- = Rp ,67,- Sisa = Rp ,- - Rp ,67 = Rp ,33 Maka bagian Bapak sebesar = Rp ,33 Berikut adalah tampilan programnya : Gambar 15. Halaman Depan

7 25 Gambar 16. Input Suami Wafat Gambar 17. Output Suami Wafat Tidak Punya Anak

8 26 2. Seorang suami meninggal dengan meninggalkan ahli waris, Ayah, Ibu, Istri, anak laki laki dan anak perempuan dan meninggalkan harta warisan setelah di keluarkan hak haknya adalah sebesar Rp ,- Tentukan bagian masing masing ahli waris Jawab : Ayah = ¼ x Rp ,- = Rp ,- Ibu = 1/6 x Rp ,- = Rp ,33,- Istri = 1/8 x Rp ,- = Rp ,- Sisa = Rp ,- - Rp ,33 = Rp Anak laki laki = 2/3 x Rp = Rp ,11 Anak Perempuan = 1/3 x Rp = Rp ,56 Berikut adalah tampilan programnya : Gambar 18. Input Suami Wafat Memiliki Anak

9 27 Gambar 19. Output Suami Wafat Memiliki Anak 3. Seorang Istri meninggal dunia ia dengan meninggalkan ahli waris seorang suami, Ibu, Ayah tanpa meninggalkan anak dengan harta warisan setelah di keluarkan hak haknya seperti biaya pengurusan jenazah, hutang, dan zakat adalah sebesar Rp ,-. Tentukan bagiannya masing masing ahli waris. Jawab : Suami = ½ x Rp ,- = Rp ,- Ibu = 1/3 x Rp ,- = Rp Sisa Rp ,- - Rp ,- = Rp ,33,- Bapak = sisa ( Rp ,33 ) Berikut adalah tampilan programnya :

10 28 ] Gambar 20. Input Istri Wafat Gambar 21. Output Istri Wafat Tanpa Anak

11 29 4. Seorang Suami meninggal dunia dengan meninggalkan ahli waris seorang Ayah, Ibu, Istri, dan seorang anak laki laki jumlah harta yang ditinggalkan setelah dikurang hak haknya adalah sebesar Rp ,- maka tentukan bagian masing masing ahli waris Jawab : Istri = 1/8 x Rp ,- = Rp ,- Ibu = 1/6 x Rp ,- = Rp ,33,- Ayah = 1/6 x Rp ,- = Rp ,33,- Sisa = Rp ,- - Rp = Rp ,34 Anak Laki laki = Rp ( sisa ) Gambar 22. Input Harta Suami Wafat

12 30 Gambar 23. Input Suami Wafat Punya 1 anak Gambar 24. Output Suami Wafat Punya 1 anak

13 31 Tabel 2. Permisalan Output Hasil Program Pewaris Jumlah Kewajiban Keterangan Ahli Waris Warisan Warisan Pewaris Anak Diterima Suami ,- Memiliki 2 anak Ibu ,- Laki -laki Ayah ,- Anak Laki - Laki ,- Biaya Pemakaman Suami ,- Memiliki 1 anak Ibu , ,- Laki - laki dan Ayah ,- Istri ,- Beban Hutang 2 perempuan Anak Laki - Laki , ,- Anak Perempuan ,- Wasiat Pewaris Suami , ,- Memilki 2 anak Ibu ,- Perempuan Ayah ,- Anak Perempuan ,- Suami ,- Tidak memiliki Ibu ,- Anak Ayah ,-

14 32 Pewaris Jumlah Kewajiban Keterangan Ahli Waris Warisan Warisan Pewaris Anak Diterima Istri ,- Memiliki 2 anak Ibu Laki -laki Ayah ,- Anak Laki - Laki ,- Biaya Pemakaman Istri ,- Memiliki 1 anak Ibu , ,- Laki - laki dan Ayah ,- Suami ,- Beban Hutang 2 perempuan Anak Laki - Laki , ,- Anak Perempuan ,- Wasiat Pewaris Istri , ,- Memilki 2 anak Ibu ,- Perempuan Ayah ,- Anak Perempuan ,- Istri ,- Tidak memiliki Ibu ,- Anak Ayah ,-

15 FlowChart Start Login Nama No.KTP Istri Wafat Suami Wafat Selesai Istri Suami Tidak Ya Ya A B Stop Tidak Gambar 25. Flow Chart Utama

16 34 A Harta Waris, Biaya Pemakaman Beban Hutang Wasiat Pewaris Memiliki Anak Ya Jumlah Anak Laki Jumlah Anak Perempuan Tidak Harta Waris Bersih = Jumlah Harta Warisan ( Biaya Pemakaman + Beban Hutang + Wasiat Pewaris ). Suami = ½ x Harta Waris Bersih Ibu = 1/3 x harta waris bersih Bapak = harta waris bersih ( Suami + Ibu ) C Harta Waris Bersih, Suami, Ibu,bapak Stop Gambar 26. Flow Chart Istri Wafat

17 35 C Harta Waris Bersih = Jumlah Harta Warisan ( Biaya Pemakaman + Beban Hutang + Wasiat Pewaris ). Suami = ¼ x Harta Waris Bersih Ibu = 1/6 x Harta Waris Bersih Warisan Anak seluruhnya = Harta Waris Bersih ( Suami + Ibu + Bapak ). Warisan Masing masing anak laki laki = Anak Seluruhnya / Jumlah anak laki laki Harta Waris Bersih = Jumlah Harta Warisan ( Biaya Pemakaman + Beban Hutang + Wasiat Pewaris ). Suami = ¼ x Harta Waris Bersih Ibu = 1/6 x Harta Waris Bersih Bapak = 1/6 x Harta Waris Bersih Warisan Anak seluruhnya = Harta Waris Bersih ( Suami + Ibu + Bapak ). Warisan Masing masing anak laki laki = (2/3 x anak seluruhnya ) / Jumlah anak laki. Warisan Masing masing anak Perempuan = (1/3 x anak seluruhnya ) / Jumlah anak perempuan. Harta Waris Bersih = Jumlah Harta Warisan ( Biaya Pemakaman + Beban Hutang + Wasiat Pewaris ). Suami = ¼ x Harta Waris Bersih Ibu = 1/6 x Harta Waris Bersih Warisan Anak seluruhnya = 2/3 x ( Harta Waris Bersih ( Suami + Ibu)). Warisan masing masing anak perempuan = warisan anak seluruhnya/ jumlah anak perempuan, Bapak = Harta waris bersih (suami + Ibu + Anak seluruhnya ). Harta Waris Bersih, Suami, Ibu, Bapak, Warisan anak seluruhnya, warisan masing masing anak laki laki Harta Waris Bersih, Suami, Ibu, Bapak, Warisan anak seluruhnya, warisan masing masing anak laki laki, Warisan masing masing anak perempuan Harta Waris Bersih, Suami, Ibu, Warisan anak seluruhnya, warisan masing masing anak perempuan, bapak STOP Gambar 27. Flow Chart Istri Wafat Memiliki Anak

18 36 B Harta Waris, Biaya Pemakaman, Beban Utang Wasiat Pewaris Memiliki Anak Jumlah Anak Laki Jumlah Anak Perempuan Harta Waris Bersih = Jumlah Harta Warisan ( Biaya Pemakaman + Beban Hutang + Wasiat Pewaris ). Istri = ¼ x Harta Waris Bersih Ibu = 1/3 x Harta Waris Bersih Bapak = Harta Waris Bersih- (Istri+Ibu) D Harta Waris Bersih, Istri, Ibu,bapak STOP Gambar 28. Flow Chart Suami Wafat

19 37 D Harta Waris Bersih = Jumlah Harta Warisan ( Biaya Pemakaman + Beban Hutang + Wasiat Pewaris ). Istri = 1/8 x Harta Waris Bersih Ibu = 1/6 x Harta Waris Bersih Bapak = 1/6 x Harta Waris Bersih Warisan Anak seluruhnya = Harta Waris Bersih ( Istri + Ibu+Bapak). Warisan masing masing anak Laki laki = warisan anak seluruhnya/ jumlah anak laki laki Harta Waris Bersih = Jumlah Harta Warisan ( Biaya Pemakaman + Beban Hutang + Wasiat Pewaris ). Istri = 1/8 x Harta Waris Bersih Ibu = 1/6 x Harta Waris Bersih Bapak = 1/6 x Harta Waris Bersih Warisan Anak seluruhnya = Harta Waris Bersih ( Istri + Ibu+Bapak). Warisan masing masing anak Laki laki = (2/3x anak seluruhnya)/jumlah anak laki Warisan masing masing anak perempuan = (1/3 x anak seluruhnya)/jumlah anak perempuan Harta Waris Bersih, Istri, Ibu,bapak, warisan anak seluruhnya, warisan masing masing anak laki- laki Harta Waris Bersih, Istri, Ibu,bapak, warisan anak seluruhnya, warisan masing masing anak laki- laki, warisan masing masing anak perempuan Harta Waris Bersih, Istri, Ibu,bapak, warisan anak seluruhnya, warisan masing masing anak perempuan, bapak STOP Harta Waris Bersih = Jumlah Harta Warisan ( Biaya Pemakaman + Beban Hutang + Wasiat Pewaris ). Istri = 1/8 x Harta Waris Bersih Ibu = 1/6 x Harta Waris Bersih Warisan Anak seluruhnya = 2/3x(Harta waris Bersih ) Istri+Ibu) Warisan masing masing anak Perempuan = Warisan anak seluruhnya Jumlah anak perempuan. Bapak = Harta Waris Bersih-(istri+Ibu+Anak Selruhnya) Gambar 29. Flow Chart Suami Wafat Memiliki Anak

20 Algoritma Program Algoritma program adalah prosedur atau langkah langkah dari jalannya program aras penjelasan program untuk memecahkan suatu masalah dalam hal ini pada perhitungan warisan menurut hokum Islam. a. Mendefinisikan form terlebih dahulu yang telah ditentukan. b. Masukan dalam form login. c. Memilih menu utama yang telah ditentukan. d. Memasukan nama pewaris dan no. ktp. e. Jika memiliih nomor satu (istri wafat), program akan menuju pada form istri wafat. f. Jika memilih nomor dua ( Suami wafat ), program akan menuju pada form Suami wafat. g. Jika memilih nomor tiga akan menuju keluar / selesai. h. Pada form istri wafat terdapat inputan jumlah harta warisan, biaya pemakaman, beban hutang, wasiat pewaris dan pilihan : anak laki laki, anak laki dan perempuan, anak perempuan, dan tidak memiliki anak. Jika pilihan anak laki laki, program akan langsung memproses perhitungan sebagai berikut : 1. Harta waris bersih = jumlah harta waris ( biaya pemakaman + beban hutang + wasiat pewaris ). 2. Suami = 1 / 4 x harta waris bersih. 3. Ibu = 1 / 6 x harta waris bersih

21 39 4. Bapak = 1 / 6 x harta bersih 5. Warisan anak seluruhnya = harta waris bersih ( suami + ibu + bapak ). 6. Warisan masing masing anak laki laki = warisan anak seluruhnya / jumlah anak laki laki. i. Kemudian dicetak pada report istri tersebut. j. Jika pilihan anak laki laki dan perempuan, program akan langsung memproses perhitungan sebagai berikut : 1. Harta waris bersih = jumlah harta waris ( biaya pemakaman + beban hutang + wasiat pewaris ). 2. Suami = 1 / 4 x harta waris bersih. 3. Ibu = 1 / 6 x harta waris bersih 4. Bapak = 1 / 6 x harta waris bersih. 5. Warisan anak seluruhnya = harta waris bersih ( suami + ibu + bapak ). 6. Warisan masing masing anak laki laki = ( 2/3 x warisan anak seluruhnya ) / jumlah anak laki laki. 7. Warisan masing masing anak perempuan = ( 2/3 x warisan anak seluruhnya ) / jumlah anak perempuan. k. kemudian dicetak dalam report istri tersebut. l. Jika pilihan anak perempuan, programkan langsung memproses perhitungan sebagai berikut :

22 40 1. Harta Waris Bersih = jumlah harta waris ( biaya pemakaman + beban hutang + wasiat pewaris ). 2. Suami = ¼ x harta waris bersih. 3. Ibu = 1/6 x harta waris bersih. 4. Warisan anak seluruhnya = 2/3 x ( harta waris bersih (suami + ibu)). 5. Warisan masing masing anak perempuan = warisan anak seluruhnya / jumlah anak perempuan. 6. Bapak = harta waris bersih ( Suami + ibu + anak seluruhnya ). m. Kemudian dicetak dalam report istri tersebut. n. Jika pilihan tidak punya anak, program akan langsung memproses perhitungan sebagai berikut : 1. Harta waris bersih = jumlah harta waris ( biaya pemakaman + beban hutang + wasiat pewaris ). 2. Suami = ½ x harta waris bersih 3. Ibu = 1/3 x harta waris bersih. 4. Bapak = harta waris bersih ( suami + ibu ). o. Kemudian dicetak dalam report istri tersebut. p. Pada report istri jika memilih tombol simpan, maka data akan tersimpan dalam database dengan no. ktp sebagai primary key nya. q. Jika memilih hapus, maka data yang tampak pada report istri akan terhapus dari file database.

23 41 r. Jika memilih edit, maka data yang tampak pada report istri akan dapat diganti dengan data baru s. Pada form suami wafat terdapat inputan jmlah harta warisan, biaya pemakaman, beban hutang, wasita pewaris dan pilihan : anak laki laki, anak laki dan perempuan, anak perempuan dan tidak memiliki anak. Jika pilihan anak laki laki, program akan langsung memproses perhitungan sebagai berikut : 1. Harta waris bersih = jumlah harta waris ( biaya pemakaman + beban hutang + wasiat pewaris ). 2. Istri = 1/8 x harta waris bersih. 3. Ibu = 1/6 x harta waris bersih. 4. Bapak = 1/6 x harta waris bersih. 5. Warisan anak seluruhnya = harta waris bersih (istri+ibu+bapak). 6. Warisan masing masing anak laki laki = warisan anak seluruhnya / jumlah anak laki laki. t. Kemudian dicetak dalam report suami tersebut. u. Jika pilihan anak laki laki dan anak perempuan, program akan memproses perhitungan sebagai berikut :> 1. Harta waris bersih = jumlah harta waris ( biaya pemakaman + beban hutang + wasiat pewaris ). 2. Istri = 1/8 x harta waris bersih. 3. Ibu = 1/6 x harta waris bersih.

24 42 4. Bapak = 1/6 x harta waris bersih. 5. Warisan anak seluruhnya = harta waris bersih (istri+ibu+bapak). 6. Warisan masing masing anak laki laki = (2/3 x warisan anak seluruhnya)/ jumlah anak laki laki. 7. Warisan masing masing anak Perempuan = (1/3 x warisan anak seluruhnya)/ jumlah anak Perempuan. v. Kemudian dicetak dalam report suami tersebut. w. Jika pilihan anak perempuan, program akan langsung memproses perhitungan sebagai berikut : 1. Harta waris bersih = jumlah harta waris (biaya pemakaman + Beban hutang + wasiat pewaris ). 2. Istri = 1/8 x harta waris bersih. 3. Ibu = 1/6 x harta waris bersih 4. Warisan anak seluruhnya = 2/3 x ( harta waris bersih ( istri + ibu) 5. Warisan masing masing anak perempuan = warisan anak seluruhnya / jumlah anak perempuan. 6. Bapak = harta waris bersih (istri + ibu + anak seluruhnya ). 7. kemudian dicetak dalam form suami tersebut. 8. Jika pilihan tidak punya anak, program akan langsung memroses perhitungan sebagai berikut : 9. harta waris bersih = jumlah harta waris ( biaya pemakaman + beban hutang + wasiat pewaris ).

25 Istri = ¼ x harta waris bersih. 11. Ibu = 1/3 x harta waris bersih. 12. Bapak = harta waris bersih ( istri + ibu ).. x. Kemudian dicetak dalam report suami tersebut. y. Pada report suami jika memilih tombol simpan, maka data akan tersimpan dalam database dengan no. ktp sebagai primary key nya. z. Jika memilih hapus, maka data yang tampak pada report suami akan terhapus dari file database. aa. Jika memilih edit, maka data yang tampak pada report suami akan dapat diganti dengan data baru. 3.5 Struktur File No Nama Field Type Width Description 1 ktp* String 18 No. KTP 2 Nama String.25 Nama Pewaris 3 harta_bersih Long - Jumlah Harta Bersih 4 suami Long - Jumlah bag suami 5 istri Long - Jumlah bag istri 6 Ibu Long - Jumlah bag ibu 7 Ayah Long - Jumlah bag ayah 8 Anak Long - Bag anak seluruhnya 9 pria Long - Jumlah bag anak laki 10 wanita Long - Jumlah bag anak perempuan

SERIAL KAJIAN ULIL ALBAAB No. 22 By : Tri Hidayanda

SERIAL KAJIAN ULIL ALBAAB No. 22 By : Tri Hidayanda SERIAL KAJIAN ULIL ALBAAB No. 22 By : Tri Hidayanda ARTI FAROIDH FAROIDH adalah kata jamak dari FARIDHOH FARIDHOH diambil dari kata FARDH yg berari TAKDIR atau KETENTUAN. Syar I : Bagian yang sudah merupakan

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh

Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh pelaksanaan hukum waris 1 A. Pembagian Warisan Dalam

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN A. Analisis Terhadap Hibah Sebagai Pengganti Kewarisan Bagi Anak Laki-laki dan

Lebih terperinci

Siapa yang Mengajar Auwloh Berhitung?

Siapa yang Mengajar Auwloh Berhitung? Hukum Waris: Auwloh Matematikanya Jeblok! HUKUM WARISAN: Siapa yang Mengajar Auwloh Berhitung? Oleh Ali Sina Satu kesalahan hitungan yang paling jelas dalam Qur an dapat ditemukan dalam penjelasan tentang

Lebih terperinci

KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK LAKI-LAKI BERSAMA ANAK PEREMPUAN TUNGGAL

KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK LAKI-LAKI BERSAMA ANAK PEREMPUAN TUNGGAL 33 KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK LAKI-LAKI BERSAMA ANAK PEREMPUAN TUNGGAL FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 4 Tahun 2004 Tentang KEWARISAN SAUDARA KANDUNG LAKI-LAKI/ SAUDARA SEBAPAK

Lebih terperinci

Daftar Terjemah. Lampiran 1

Daftar Terjemah. Lampiran 1 Lampiran 1 Daftar Terjemah No BAB Halaman Terjemah 1. 1 2 Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan

Lebih terperinci

Kasus Pembagian Harta Warisan

Kasus Pembagian Harta Warisan Kasus Pembagian Harta Warisan PEMBAGIAN WARISAN Pertanyaan dari J, di Madura (nama dan alamat diketahui redaksi) Disidangkan pada: Jum at, 19 Shafar 1428 H / 9 Maret 2007 M Pertanyaan: Saya sangat mengharap

Lebih terperinci

AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM

AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM 1 AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM Oleh : Drs. H. Chatib Rasyid, SH., MH. Ketua Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta Pendahuluan Hukum waris dalam Islam adalah bagian dari Syariat Islam yang sumbernya diambil

Lebih terperinci

Pengertian Mawaris. Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan.

Pengertian Mawaris. Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan. Pengertian Mawaris Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah 'berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada

Lebih terperinci

AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM

AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM Pendahuluan Oleh : Drs. H. Chatib Rasyid, SH., MH. 1 Hukum waris dalam Islam adalah bagian dari Syariat Islam yang sumbernya diambil dari al-qur'an dan Hadist Rasulullah

Lebih terperinci

BAGIAN WARISAN YANG TELAH DI TENTUKAN DALAM AL-QURAN MENURUT FUQAHAK AHLI SUNAH

BAGIAN WARISAN YANG TELAH DI TENTUKAN DALAM AL-QURAN MENURUT FUQAHAK AHLI SUNAH BAGIAN WARIAN YANG TELAH DI TENTUKAN DALAM AL-QURAN MENURUT FUQAHAK AHLI UNAH I. ORANG-ORANG YANG BERHAK MENDAPAT BAGIAN ETENGAH (/) ADA GOLONGAN :. uami.. Cucu perempuan dari anak laki-laki (dan keterunan).

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pengolahan Data Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam Pada Pengadilan Agama Kota Palopo

Sistem Informasi Pengolahan Data Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam Pada Pengadilan Agama Kota Palopo Sistem Informasi Pengolahan Data Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam Pada Pengadilan Agama Kota Palopo NIRSAL Dosen Universitas Cokroaminoto Palopo Email : nirsal_e@yahoo.co.id Abstrak: Banyak

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA

BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA A. Relefansi Masa Turunnya Ayat dengan Masa Kini Ayat 15 dari surat Al-Ahqaf tersebut merupakan ayat makiyah. Sebelum al-qur an diturunkan, di daerah Makkah

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim SALINAN PENETAPAN Nomor 112/ Pdt.P/ 2015/ PA Sit. bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perkara tertentu

Lebih terperinci

BAB III KEUTAMAAN MATEMATIKA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN. agama-agama lain yang mampu menyamainya. Kesempurnaan Al-Qur an tidak

BAB III KEUTAMAAN MATEMATIKA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN. agama-agama lain yang mampu menyamainya. Kesempurnaan Al-Qur an tidak BAB III KEUTAMAAN MATEMATIKA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN A. Pandangan Al-Qur an tentang Matematika Al-Qur an adalah kitab suci yang sempurna, yang tidak ada kitab suci agama-agama lain yang mampu menyamainya.

Lebih terperinci

PENGHALANG HAK WARIS (AL-HUJUB)

PENGHALANG HAK WARIS (AL-HUJUB) PENGHALANG HAK WARIS (AL-HUJUB) A. Definisi al-hujub Al-hujub dalam bahasa Arab bermakna 'penghalang' atau 'penggugur'. Dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman: "Sekali-kali tidak sesungguhnya mereka pada

Lebih terperinci

HAK WARIS DAN HAK NAFKAH BAGI PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Nur Azizah Dosen Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum IAIN Padangsidimpuan

HAK WARIS DAN HAK NAFKAH BAGI PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM. Nur Azizah Dosen Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum IAIN Padangsidimpuan 37 HAK WARIS DAN HAK NAFKAH BAGI PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM Dosen Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum IAIN Padangsidimpuan Abstract A woman phase of life is in amenability of two men that is father who

Lebih terperinci

pusaka), namun keduanya tidak jumpa orang yang mampu menyelesaikan perselisihan mereka. Keutamaan Hak harta Simati

pusaka), namun keduanya tidak jumpa orang yang mampu menyelesaikan perselisihan mereka. Keutamaan Hak harta Simati ILMU FARAID 1 Firman Allah : "Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembahagian pusaka untuk) anakanakmu. Iaitu bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu

Lebih terperinci

Ringkasan Fiqih Islam (5)

Ringkasan Fiqih Islam (5) Ringkasan Fiqih Islam (5) ( Ilmu Waris " Faraidh " ) (5) لفر ي ض لفر ي ض كتا كتا [ Indonesia Indonesian ] Penyusun : Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Terjemah : Team Indonesia islamhouse.com Editor

Lebih terperinci

DAHSYATNYA KEKUATAN DO A

DAHSYATNYA KEKUATAN DO A DAHSYATNYA KEKUATAN DO A Ahad, 27 Desember 2009 M / 10 Muharram 1431 H Masjid Al Murosalah, Telkom Learning Center, Jl. Gegerkalong Hilir 47 Bandung Penceramah : Ust. Aam Amiruddin Doa merupakan kekuatan

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG No.684/Pdt.G/2002/PA.Sm DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAH{RU<R

BAB IV. ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG No.684/Pdt.G/2002/PA.Sm DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAH{RU<R BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG No.684/Pdt.G/2002/PA.Sm DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAH{RU

Lebih terperinci

BAB II KAKEK DAN SAUDARA DALAM HUKUM WARIS. kakek sahih dan kakek ghairu sahih. Kakek sahih ialah setiap kakek (leluhur laki -

BAB II KAKEK DAN SAUDARA DALAM HUKUM WARIS. kakek sahih dan kakek ghairu sahih. Kakek sahih ialah setiap kakek (leluhur laki - BAB II KAKEK DAN SAUDARA DALAM HUKUM WARIS A. Pengertian dan Sumber Hukum. Pakar Hukum waris mengklasifikasikan kakek kepada dua macam, yaitu kakek sahih dan kakek ghairu sahih. Kakek sahih ialah setiap

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemberi Wasiat adalah seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pemberi Wasiat adalah seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberi Wasiat 1. Pemberi Wasiat Menurut KUHPerdata Pemberi Wasiat adalah seseorang baik laki-laki maupun perempuan yang meninggalkan sejumlah harta kekayaan maupun hak-hak yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI MOBILE AL-FARAIDH (PENGHITUNGAN HAK WARIS) BERBASIS SISTEM ANDROID

PERANCANGAN APLIKASI MOBILE AL-FARAIDH (PENGHITUNGAN HAK WARIS) BERBASIS SISTEM ANDROID Dwija Wisnu Brata: Perancangan Aplikasi Mobile Al-Faraidh 31 PERANCANGAN APLIKASI MOBILE AL-FARAIDH (PENGHITUNGAN HAK WARIS) BERBASIS SISTEM ANDROID Dwija Wisnu Brata Dosen STMIK AsiA Malang ABSTRAK Hak

Lebih terperinci

BAB II PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF KHI

BAB II PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF KHI BAB II PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF KHI A. Kewarisan dalam KHI Dalam KHI hukum kewarisan diatur pada buku II yang terdiri dari 43 pasal yaitu mulai Pasal 171 sampai dengan Pasal 214. 1.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Hukum Warisan Islam Hukum waris islam adalah seperangkat peraturan tertulis berdasarkan wahyu Allah dan sunnah Nabi tentang hal ihwal peralihan harta atau berwujud harta dari

Lebih terperinci

Aplikasi Perhitungan Mawaris Untuk Kasus Standar Dan Kasus Al-Gharawain Berbasis Desktop Menggunakan C++ Qt

Aplikasi Perhitungan Mawaris Untuk Kasus Standar Dan Kasus Al-Gharawain Berbasis Desktop Menggunakan C++ Qt Aplikasi Perhitungan Mawaris Untuk Kasus Standar Dan Kasus Al-Gharawain Berbasis Desktop Menggunakan C++ Qt Latar Belakang Harta warisan merupakan suatu harta peninggalan dengan nilai tertentu berasal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM WARIS ISLAM. Hukum kewarisan sering dikenal dengan istilah faraidh. Hal ini karena

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM WARIS ISLAM. Hukum kewarisan sering dikenal dengan istilah faraidh. Hal ini karena BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM WARIS ISLAM A. Pengertian Hukum Waris Islam Hukum kewarisan sering dikenal dengan istilah faraidh. Hal ini karena dalam Islam, bagian-bagian warisan yang menjadi hak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ( dalam hal ini adalah Hukum Perdata ), sering ditemukan beberapa praduga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ( dalam hal ini adalah Hukum Perdata ), sering ditemukan beberapa praduga BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Analisis Sistem Dalam menghadapi suatu masalah yang berhubungan dengan Hukum ( dalam hal ini adalah Hukum Perdata ), sering ditemukan beberapa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalahmasalah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PENGELOMPOKAN AHLI WARIS MENURUT FIQIH JA FARIYAH. A. Pengelompokan Ahli Waris Menurut Fiqih Ja fariyah

BAB III ANALISIS PENGELOMPOKAN AHLI WARIS MENURUT FIQIH JA FARIYAH. A. Pengelompokan Ahli Waris Menurut Fiqih Ja fariyah BAB III ANALISIS PENGELOMPOKAN AHLI WARIS MENURUT FIQIH JA FARIYAH A. Pengelompokan Ahli Waris Menurut Fiqih Ja fariyah Imam Ja far menolak adanya ahli waris secara ashabah dan tanpa membedakan kerabat

Lebih terperinci

BAB II PEMBAGIAN WARISAN DALAM HAL TERJADINYA POLIGAMI MENURUT PERSPEKTIF HUKUM WARIS ISLAM

BAB II PEMBAGIAN WARISAN DALAM HAL TERJADINYA POLIGAMI MENURUT PERSPEKTIF HUKUM WARIS ISLAM 27 BAB II PEMBAGIAN WARISAN DALAM HAL TERJADINYA POLIGAMI MENURUT PERSPEKTIF HUKUM WARIS ISLAM A. Kerangka Dasar Hukum Kewarisan Islam Dalam literatur Indonesia sering menggunakan istilah kata waris atau

Lebih terperinci

Pembagian Warisan 2 PEMBAGIAN WARISAN (2)

Pembagian Warisan 2 PEMBAGIAN WARISAN (2) Pembagian Warisan 2 PEMBAGIAN WARISAN (2) Pertanyaan dari: Hasan Nasrullah, di Binjai (Disidangkan pada Jum at, 13 Zulqa'dah 1428 H / 23 November 2007 M) Pertanyaan: Melalui surat ini saya sampaikan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan agama

BAB I PENDAHULUAN. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan agama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan agama yang mempunyai aturan yang lengkap dan sempurna, yang dalam ajarannya mengatur segala aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebagai jamak dari lafad farîdloh yang berarti perlu atau wajib 26, menjadi ilmu menerangkan perkara pusaka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebagai jamak dari lafad farîdloh yang berarti perlu atau wajib 26, menjadi ilmu menerangkan perkara pusaka. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Istilah Hukum Waris 1. Definisi Waris Kata wârits dalam bahasa Arab memiliki jama waratsah yang berarti ahli waris 25, ilmu waris biasa juga dikenal dengan ilmu

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, yaitu seorang pakar, dan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, yaitu seorang pakar, dan BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Permasalahan Dalam mengembangkan sistem pakar diperlukan pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, yaitu seorang pakar, dan beberapa buku

Lebih terperinci

BAB II AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM. ditinggalkan oleh orang yang meninggal 1. Sementara menurut definisi

BAB II AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM. ditinggalkan oleh orang yang meninggal 1. Sementara menurut definisi 16 BAB II AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM A. Pengertian dan Sumber Hukum 1. Pengertian Ahli waris adalah orang-orang yang berhak atas warisan yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal 1. Sementara menurut

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PAKAR ILMU FARAIDH MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB

APLIKASI SISTEM PAKAR ILMU FARAIDH MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB APLIKASI SISTEM PAKAR ILMU FARAIDH MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB Nama : Tiara Lisya Ardhillah NPM : 17112372 Jurusan : Sistem Informasi Pembimbing : Dr. Novrina, S.Kom, MMSI Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang diamanatkan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara hukum yang sangat majemuk akan segala budaya dalam perkembangan hukumnya. 1 Menghadapi kenyataan seperti itu, peranan hukum menjadi semakin

Lebih terperinci

BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM 53 BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Sistem Pemerataan Harta Warisan di Desa Balongwono dalam Perspektif Hukum Islam 1. Al-Qur an Allah SWT telah menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pusaka peninggalan mayit kepada ahli warisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. pusaka peninggalan mayit kepada ahli warisnya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Waris adalah perpindahan harta milik atau perpindahan pusaka.sehingga secara istilah ilmu waris adalah ilmu yang mempelajari tentang perpindahan harta pusaka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN 4.1. Analisis Sistem Tahap analisis sistem merupakan tahap penguraian atau tahap penajabaran sistem yang utuh ke dalam komponen dengan maksud untuk mengidentifikasi permasalahan

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN MAHASISWA TENTANG PEMBELAJARAN PECAHAN PADA KITAB FAROID

ANALISIS KESULITAN MAHASISWA TENTANG PEMBELAJARAN PECAHAN PADA KITAB FAROID ANALISIS KESULITAN MAHASISWA TENTANG PEMBELAJARAN PECAHAN PADA KITAB FAROID Netriwati Pendidikan Matematika, IAIN Raden Intan Lampung netriwati@gmail.com Abstrak Fenomena yang terjadi pada mahasiswa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam telah menerangkan dan mengatur hal-hal ketentuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam telah menerangkan dan mengatur hal-hal ketentuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu syari at yang diatur dalam ajaran Islam adalah tentang hukum waris, yakni pemindahan harta warisan kepada ahli waris yang berhak menerimanya. Hukum

Lebih terperinci

BAB VIII SYARIAT ISLAM TENTANG PEWARISAN

BAB VIII SYARIAT ISLAM TENTANG PEWARISAN BAB VIII SYARIAT ISLAM TENTANG PEWARISAN Akibat pernikahan dan adanya keturunan diperlukan aturan atau hukum yang mengatur urusan pewarisan atau harta peninggalan. Syariat Islam menyediakan hukum waris

Lebih terperinci

PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Vera Arum Septianingsih 1 Nurul Maghfiroh 2 Abstrak Kewarisan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah perkawinan. Islam

Lebih terperinci

KEADILAN DALAM HUKUM WARIS ISLAM Oleh : SURYATI Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma Purwokerto

KEADILAN DALAM HUKUM WARIS ISLAM Oleh : SURYATI Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma Purwokerto KEADILAN DALAM HUKUM WARIS ISLAM Oleh : SURYATI Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma Purwokerto suryashmh@yahoo.com ABSTRAK Dalam tradisi Arab pra Islam, hukum yang diberlakukan menyangkut ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum waris merupakan salah satu dari bagian dari hukum perdata secara keseluruhan dan merupakan bagian terkecil dari hukum kekeluargaan. Hukum waris sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9

MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9 MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9 A. KELUARGA Untuk membangun sebuah keluarga yang islami, harus dimulai sejak persiapan pernikahan, pelaksanaan pernikahan, sampai pada bagaimana seharusnya suami dan

Lebih terperinci

2-1.

2-1. BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Ilmu Faroidl 2.1.1 Sekilas Ilmu Faroidl Faroidh merupakan bentuk jamak dari kata faridlah yang berasal dari kata faridhah yang berasal dari kata al-fardl dan memiliki arti ketentuan

Lebih terperinci

BAB II WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN PERATURAN HUKUM MENGENAI PENGANGKATAN ANAK

BAB II WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN PERATURAN HUKUM MENGENAI PENGANGKATAN ANAK BAB II WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN PERATURAN HUKUM MENGENAI PENGANGKATAN ANAK A. Sejarah Perkembangan Hukum Waris 1. Hukum Waris Sebelum Islam Orang-orang jahiliah telah mengenal sistem waris sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA. BANGIL NOMOR 538/Pdt.G/2004/PA.Bgl PERSPEKTIF FIQH INDONESIA

BAB IV ANALISA HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA. BANGIL NOMOR 538/Pdt.G/2004/PA.Bgl PERSPEKTIF FIQH INDONESIA BAB IV ANALISA HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA BANGIL NOMOR 538/Pdt.G/2004/PA.Bgl PERSPEKTIF FIQH INDONESIA A. Analisa Terhadap Pertimbangan Putusan Hakim Pengadilan Agama Bangil Kewenangan Pengadilan

Lebih terperinci

Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. KEDUDUKAN DAN BAGIAN AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM ISLAM 1 Oleh : Alhafiz Limbanadi 2

Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. KEDUDUKAN DAN BAGIAN AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM ISLAM 1 Oleh : Alhafiz Limbanadi 2 KEDUDUKAN DAN BAGIAN AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM ISLAM 1 Oleh : Alhafiz Limbanadi 2 A B S T R A K Seiring dengan perkembangan zaman juga pola pikir masyarakat, hal ini menghasilkan adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HIJAB DAN KEDUDUKAN SAUDARA DALAM KEWARISAN ISLAM. Menurut istilah ulama mawa>rith (fara>id}) ialah mencegah dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HIJAB DAN KEDUDUKAN SAUDARA DALAM KEWARISAN ISLAM. Menurut istilah ulama mawa>rith (fara>id}) ialah mencegah dan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HIJAB DAN KEDUDUKAN SAUDARA DALAM KEWARISAN ISLAM A. Hijab dan Bagiannya 1. Pengertian Menurut bahasa Arab, hijab artinya penghalang atau mencegah atau menghalangi. Dalam al

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Aplikasi yang akan dibangun merupakan aplikasi berbasis android yang

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Aplikasi yang akan dibangun merupakan aplikasi berbasis android yang BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Aplikasi yang akan dibangun merupakan aplikasi berbasis android yang berfungsi sebagai alat bantu atau pemberi rekomendasi kepada pengguna dari proses pembagian

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR PEMBAGIAN HARTA WARIS MENURUT ISLAM MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR PEMBAGIAN HARTA WARIS MENURUT ISLAM MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR PEMBAGIAN HARTA WARIS MENURUT ISLAM MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING Evi Dewi Sri Mulyani 1), Teuku Mufizar 2), Indah Novianti 3) 1), 2, (3) Teknik Informatika STMIK

Lebih terperinci

BAB II KEWARISAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB II KEWARISAN MENURUT HUKUM ISLAM BAB II KEWARISAN MENURUT HUKUM ISLAM A. Pengertian Waris dan Harta Waris Untuk bisa membagi harta waris secara benar sesuai dengan aturan dan syariat Islam, tentu saja setiap orang harus mengerti dan memahami

Lebih terperinci

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/1436 H 1 Hak Waris Ayah Ketika Pewaris Tidak Meninggalkan Anak (Studi Analisis Pasal 177 KHI dan SEMA No. 2 Tahun 1994) SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Dalam Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan hukum Islam di Indonesia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan hukum Islam di Indonesia, khususnya di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan hukum Islam di Indonesia, khususnya di bidang Hukum Kewarisan, bahwa seorang cucu dapat menjadi ahli waris menggantikan ayahnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT PARA HAKIM DI PENGADILAN AGAMA KENDAL DALAM PASAL 177 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG BAGIAN WARIS BAGI AYAH

BAB IV ANALISIS PENDAPAT PARA HAKIM DI PENGADILAN AGAMA KENDAL DALAM PASAL 177 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG BAGIAN WARIS BAGI AYAH BAB IV ANALISIS PENDAPAT PARA HAKIM DI PENGADILAN AGAMA KENDAL DALAM PASAL 177 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG BAGIAN WARIS BAGI AYAH A. Analisis Hak Kewarisan Ayah dalam Pasal 177 KHI ditinjau Menurut Perspektif

Lebih terperinci

USER MANUAL HUMAN RESOURCE MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM (DOSEN LUAR BIASA)

USER MANUAL HUMAN RESOURCE MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM (DOSEN LUAR BIASA) USER MANUAL HUMAN RESOURCE MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM (DOSEN LUAR BIASA) LOGIN Langkah-langkah untuk melakukan autentifikasi atau pengecekan hak akses user pada Sistem Kepegawaian adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS AHLI AHLI WARIS AB INTESTATO MENURUT HUKUM PERDATA

TINJAUAN YURIDIS AHLI AHLI WARIS AB INTESTATO MENURUT HUKUM PERDATA TINJAUAN YURIDIS AHLI AHLI WARIS AB INTESTATO MENURUT HUKUM PERDATA USWATUN HASANAH / D 101 10 062 Pembimbing: I. ABRAHAM KEKKA, S.H, M.H., II. MARINI CITRA DEWI, S.H, M.H., ABSTRAK Menurut pasal 832 KUH

Lebih terperinci

BAB III PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF CLD KHI

BAB III PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF CLD KHI BAB III PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF CLD KHI A. Kewarisan dalam CLD KHI Dalam CLD KHI hukum kewarisan diatur pada buku II yang terdiri dari 42 pasal yaitu mulai Pasal 1 sampai dengan Pasal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MUNASAKHAH. A. Munasakhah Dalam Pandangan Hukum Kewarisan Islam (Fiqh Mawaris) Dan Kompilasi Hukum Islam (KHI)

BAB II TINJAUAN UMUM MUNASAKHAH. A. Munasakhah Dalam Pandangan Hukum Kewarisan Islam (Fiqh Mawaris) Dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) 29 BAB II TINJAUAN UMUM MUNASAKHAH A. Munasakhah Dalam Pandangan Hukum Kewarisan Islam (Fiqh Mawaris) Dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) Hukum kewarisan Islam adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ilmu Faraidh Ilmu faraidh adalah ilmu tentang harta waris, menurut bahasa arab faraidh yaitu jamak dari lafadz alfaridhoti, jelasnya yaitu alfardhu artinya bagian. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. penelitian terutama dari penelitian-penelitian sebelumnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. penelitian terutama dari penelitian-penelitian sebelumnya. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengggunakan referensi yang berhubungan dengan obyek penelitian terutama dari penelitian-penelitian sebelumnya. Raditya Arief

Lebih terperinci

BAB II KEDUDUKAN JANDA TANPA KETURUNAN DALAM KEWARISAN ISLAM

BAB II KEDUDUKAN JANDA TANPA KETURUNAN DALAM KEWARISAN ISLAM 29 BAB II KEDUDUKAN JANDA TANPA KETURUNAN DALAM KEWARISAN ISLAM A. Hubungan Ahli Waris Dengan Pewaris Hukum waris adalah segala peraturan hukum yang mengatur tentang beralihnya harta warisan dari pewaris

Lebih terperinci

Membangun Keluarga yang Islam

Membangun Keluarga yang Islam Membangun Keluarga yang Islam KELUARGA MAWARIS Persiapan Pernikahan Pelaksanaan Pernikahan Pembinaan Keluarga Pembagian Waris adalah Hak Allah Prinsip Kewarisan Dalam Islam Ketetapan Allah dan Rasul-Nya

Lebih terperinci

ANALISIS HUKUM PENETAPAN AHLI WARIS PENGGANTI MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM

ANALISIS HUKUM PENETAPAN AHLI WARIS PENGGANTI MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM ANALISIS HUKUM PENETAPAN AHLI WARIS PENGGANTI MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM (Studi kasus Penetapan Pengadilan Agama Makassar Nomor 3/Pdt.P/2011/PA.Mks) Oleh : RISMA DAMAYANTI SALAM B 111 06 008 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II KETENTUAN KEWARISAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN KUHPERDATA. a. Pengertian Waris Menurut Hukum Islam

BAB II KETENTUAN KEWARISAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN KUHPERDATA. a. Pengertian Waris Menurut Hukum Islam BAB II KETENTUAN KEWARISAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN KUHPERDATA A. Kewarisan Menurut Hukum Islam 1. Dasar Kewarisan Menurut Hukum Islam a. Pengertian Waris Menurut Hukum Islam Sebelum menguraikan mengenai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Sejarah Penyusunan Buku II Tentang Kewarisan Dalam Kompilasi

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Sejarah Penyusunan Buku II Tentang Kewarisan Dalam Kompilasi BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Penyusunan Buku II Tentang Kewarisan Dalam Kompilasi Hukum Islam Dan Alasan Munculnya Bagian Sepertiga Bagi Ayah Dalam KHI Pasal 177 Hukum waris Islam merupakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Setelah penulis melaksanakan penelitian di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, dan seperti yang telah diuraikan penulis pada bab sebelumnya

Lebih terperinci

BAB III KEWARISAN ANAK DALAM KANDUNGAN MENURUT KUH PERDATA 1. A. Hak Waris Anak dalam Kandungan menurut KUH Perdata

BAB III KEWARISAN ANAK DALAM KANDUNGAN MENURUT KUH PERDATA 1. A. Hak Waris Anak dalam Kandungan menurut KUH Perdata BAB III KEWARISAN ANAK DALAM KANDUNGAN MENURUT KUH PERDATA 1 A. Hak Waris Anak dalam Kandungan menurut KUH Perdata Anak dalam kandungan menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) memiliki

Lebih terperinci

METODE YADAWI DAN IDENTIFIKASI MEMUDAHKAN MENGHAFAL KETENTUAN WARIS DI DALAM AL-QUR AN

METODE YADAWI DAN IDENTIFIKASI MEMUDAHKAN MENGHAFAL KETENTUAN WARIS DI DALAM AL-QUR AN ISSN 2338-7785 METODE YADAWI DAN IDENTIFIKASI MEMUDAHKAN MENGHAFAL KETENTUAN WARIS DI DALAM AL-QUR AN Henni Wijayanti, Arofah Windiani, A. Azis Muhammad FH. Universitas Muhammadiyah Jakarta Email: wijayanti_henni@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMBUATAN SOFTWARE TATA CARA PEMBAGIAN HARTA WARIS DALAM ISLAM (ILMU FARAID)

PEMBUATAN SOFTWARE TATA CARA PEMBAGIAN HARTA WARIS DALAM ISLAM (ILMU FARAID) PKMT-1-10-1 PEMBUATAN SOFTWARE TATA CARA PEMBAGIAN HARTA WARIS DALAM ISLAM (ILMU FARAID) Harnan Malik Abdullah, Khoirun Sabiq, Handri Dwi Cahyo Pambudi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Brawijaya, Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam agama Islam adalah tentang hukum waris, yakni pemindahan

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam agama Islam adalah tentang hukum waris, yakni pemindahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam yang dibawakan Nabi Muhammad SAW merupakan sebuah aturan yang lengkap dan sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan untuk keselamatan dunia dan

Lebih terperinci

BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN SEBAPAK الا خت لا ب ليست كلا خت الشقيقة ف حال اجتماعهن ف

BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN SEBAPAK الا خت لا ب ليست كلا خت الشقيقة ف حال اجتماعهن ف BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN SEBAPAK الا خت لا ب ليست كلا خت الشقيقة ف حال اجتماعهن ف مل اث ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid مد صالح املنجد Penterjemah: www.islamqa.info

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau beberapa orang lain. Intinya adalah peraturan yang mengatur akibat-akibat

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau beberapa orang lain. Intinya adalah peraturan yang mengatur akibat-akibat II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hukum Waris Hukum waris menurut para sarjana pada pokoknya adalah peraturan yang mengatur perpindahan kekayaan seseorang yang meninggal dunia kepada satu atau beberapa

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PEMBAGIAN WARISAN DENGAN CARA PERDAMAIAN (TASHALUH) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB II KONSEP PEMBAGIAN WARISAN DENGAN CARA PERDAMAIAN (TASHALUH) MENURUT HUKUM ISLAM 21 BAB II KONSEP PEMBAGIAN WARISAN DENGAN CARA PERDAMAIAN (TASHALUH) MENURUT HUKUM ISLAM A. Waris dalam pandangan Hukum Islam Pengertian waris dalam Buku Ensiklopedia Hukum Islam bahwa kata waris itu berasal

Lebih terperinci

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan:

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan: PEMBAGIAN WARISAN Pertanyaan dari: EJ, di Cirebon (nama dan alamat diketahui redaksi) (Disidangkan pada Jum at, 13 Zulqa'dah 1428 H / 23 November 2007 M) Pertanyaan: Sehubungan kami sangat awam masalah

Lebih terperinci

BAB IV. PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF KUHPerdata

BAB IV. PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF KUHPerdata BAB IV PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF KUHPerdata A. Kewarisan dalam KUHPerdata Dalam KUHPerdata Hukum kewarisan diatur dalam Buku II KUHPerdata. Jumlah pasal yang mengatur hukum waris sebanyak

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI KELURAHAN SUNGAI SALAK KECAMATAN TEMPULING DITINJAU MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI

PELAKSANAAN PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI KELURAHAN SUNGAI SALAK KECAMATAN TEMPULING DITINJAU MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI KELURAHAN SUNGAI SALAK KECAMATAN TEMPULING DITINJAU MENURUT PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KETENTUAN PEMBIAYAAN KREDIT SINDIKASI Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya, maka hasil analisis Tinjauan Hukum Islam Terhadap Ketentuan

Lebih terperinci

BAB II PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ISLAM. yang memiliki beberapa arti yakni mengganti, memberi dan mewarisi. 15

BAB II PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ISLAM. yang memiliki beberapa arti yakni mengganti, memberi dan mewarisi. 15 BAB II PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ISLAM A. Pengertian Hukum Kewarisan Islam Secara bahasa, kata waratsa asal kata kewarisan digunakan dalam Al-quran yang memiliki beberapa arti yakni mengganti,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama 58 BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama Saudara Dan Relevansinya Dengan Sistem Kewarisan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Sistem Pakar, Kecerdasan buatan, Waris

ABSTRAK. Kata kunci: Sistem Pakar, Kecerdasan buatan, Waris 1 ABSTRAK Fadil, Umar. 2014. Sistem Pakar Pembagian Waris Berbasis Web. Tugas UAS Jurusan Teknik Informatika. Fakultas Teknik. Universitas Islam Madura Pamekasan. Kata kunci: Sistem Pakar, Kecerdasan buatan,

Lebih terperinci

MAKALAH PESERTA. Hukum Waris dalam Konsep Fiqh. Oleh: Zaenab, Lc, M.E.I

MAKALAH PESERTA. Hukum Waris dalam Konsep Fiqh. Oleh: Zaenab, Lc, M.E.I TRAINING TINGKAT LANJUT RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA BAGI DOSEN HUKUM DAN HAM Jakarta, 3-6 Juni 2015 MAKALAH PESERTA Hukum Waris dalam Konsep Fiqh Oleh: Zaenab, Lc, M.E.I Hukum Waris dalam Konsep

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBAGIAN HARTA WARIS (FARAIDH) MENURUT HUKUM ISLAM.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBAGIAN HARTA WARIS (FARAIDH) MENURUT HUKUM ISLAM. Herri, Sistem Pendukung Keputusan...57 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBAGIAN HARTA WARIS (FARAIDH) MENURUT HUKUM ISLAM Herri Trisna Frianto 1, Reniwati Lubis 2, Irwansyah 2, Khairuddin 3 Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB IV ISTINBATH HUKUM DAN NATIJAH. nash yang menerangkan tentang pembagian waris seorang transseksual yang

BAB IV ISTINBATH HUKUM DAN NATIJAH. nash yang menerangkan tentang pembagian waris seorang transseksual yang BAB IV ISTINBATH HUKUM DAN NATIJAH A. Istinbath Hukum Dan Natijah Status kewarisan bagi para pelaku transseksual yang mengoperasi ganti kelamin dalmam perspektif ushul fiqih ini merupakan masalah baru

Lebih terperinci

Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017 HAK WARIS ANAK KANDUNG DAN ANAK ANGKAT MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM 1 Oleh : Budi Damping 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana asas-asas dalam Hukum Kewarisan menurut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG HUKUM WARIS DAN SENGKETA AHLI WARIS. Hukum waris sering dikenal dengan istilah fara>id. Hal ini karena dalam

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG HUKUM WARIS DAN SENGKETA AHLI WARIS. Hukum waris sering dikenal dengan istilah fara>id. Hal ini karena dalam 18 BAB II KAJIAN TEORI TENTANG HUKUM WARIS DAN SENGKETA AHLI WARIS A. Tinjauan Hukum Waris 1. Pengertian Hukum Waris Hukum waris sering dikenal dengan istilah fara>id. Hal ini karena dalam Islam, bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata al-irst merupakan bentuk mashdar dari kata waratsa, yaritsu, irtsa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata al-irst merupakan bentuk mashdar dari kata waratsa, yaritsu, irtsa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Kewarisan Islam Istilah kewarisan berasal dari bahasa Arab al-irts yang secara leksikal berarti perpindahan sesuatu dari seseorang kepada orang lain.

Lebih terperinci

KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI DI TINJAU DARI KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN FIQH WARIS. Keywords: substite heir, compilation of Islamic law, zawil arham

KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI DI TINJAU DARI KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN FIQH WARIS. Keywords: substite heir, compilation of Islamic law, zawil arham 1 KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI DI TINJAU DARI KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN FIQH WARIS Sarpika Datumula* Abstract Substitute heir is the development and progress of Islamic law that is intended to get mashlahah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN UMUM TOKOH NU DI KABUPATEN BREBES TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN BERBASIS RELASI GENDER. A. Sekilas Tentang NU di Kabupaten Brebes

BAB III TINJAUAN UMUM TOKOH NU DI KABUPATEN BREBES TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN BERBASIS RELASI GENDER. A. Sekilas Tentang NU di Kabupaten Brebes BAB III TINJAUAN UMUM TOKOH NU DI KABUPATEN BREBES TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN BERBASIS RELASI GENDER A. Sekilas Tentang NU di Kabupaten Brebes 1. Hubungan para Kyai NU dengan warga NU di Kabupaten Brebes

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memasuki pembasahan lebih lanjut, agar diperoleh suatu gambaran, maka dalam bab ini akan diuraikan beberapa pengertian dan istilah istilah yang berkaitan dengan masalah warisan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Hukum Kewarisan Islam.

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Hukum Kewarisan Islam. BAB II LANDASAN TEORI A. Kerangka Teori 1. Tinjauan Mengenai Kewarisan Islam. a. Pengertian Hukum Kewarisan Islam. Pengertian waris dalam buku Ensiklopedi Hukum Islam bahwa kata waris itu berasal dari

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada saat kerja praktek di PT. PLN

BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada saat kerja praktek di PT. PLN BAB IV DESKRIPSI KERJA PRAKTIK 4.1 Prosedur Kerja Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada saat kerja praktek di PT. PLN (PESERO) APJ Kediri, secara garis besar permasalahan yang ada dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem 1. Permasalahan yang timbul

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem 1. Permasalahan yang timbul BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Sistem Analis sistem (system analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian atau komponenkomponen dengan maksud

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol.I/No.5/November/2013

Lex Privatum, Vol.I/No.5/November/2013 HAK MEWARIS DARI ORANG YANG HILANG MENURUT HUKUM WARIS ISLAM 1 Oleh : Gerry Hard Bachtiar 2 A B S T R A K Hasil penelitian menunjukkan bagaimana asas-asas kewarisan menurut hukum waris Islam serta Hak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata mawaris merupakan bentuk jamak dari mirast (irts, wirts,

BAB II LANDASAN TEORI. Kata mawaris merupakan bentuk jamak dari mirast (irts, wirts, BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Waris dan Dasar Hukumnya Kata mawaris merupakan bentuk jamak dari mirast (irts, wirts, wiratsah dan turats, yang dimaknai dengan mauruts) merupakan harta pusaka peninggalan

Lebih terperinci