2-1.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2-1."

Transkripsi

1 BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Ilmu Faroidl Sekilas Ilmu Faroidl Faroidh merupakan bentuk jamak dari kata faridlah yang berasal dari kata faridhah yang berasal dari kata al-fardl dan memiliki arti ketentuan (al-taqdir). Selain dinamakan ilmu faroidl, ilmu yang mempelajari hukum waris ini juga disebut dengan ilm al-mirats atau ilmu mawaris. Ilmu faroidl adalah ilmu yang membahas tentang peralihan hak milik terhadap harta kekayaan dalam hal ini penentuan siapa-siapa saja yang berhak menjadi ahli waris, berapa bagian masing-masing ahli waris, kapan harta peninggalan (tirkah) itu bisa dibagi dan bagaimana cara pembagian harta peninggalan. Dari pengertian di atas bisa disimpukan bahwa ilmu ini membicarakan tentang harta waris yang telah ditentukan kadarnya secara pasti maka diklangan para fuqaha (ahli fiqih) lebih dikenal dengan nama faradl yaitu ilmu fiqih yang berkaitan dengan pembagian harta waris. Harta warisan kadang-kadang disebut harta peninggalan atau tirkah dalam istilah ilmu faroidl. Menurut para ulama tirkah memiliki arti yang sangat luas yaitu segala sesuatu yang ditinggalkan oleh mayit yang mencakup seluruh harta dari tanggungan yang berpautan dengan orang lain, termasuk harta yang digunakan untuk pengurusan kematian dari si mayit, untuk pelunasan hutang-hutang mayit, serta pelasanaan wasiat dari mayit. Sedangkan mauruts adalah sisa harta peninggalan mayit yang telah digunakan untuk membayar tanggungan-tanggungan mayit. Sisa inilah yang akan dibagikan kepada selruh ahli waris Dasar-DasarWaris Mewaris Masalah pembagian harta waris di dalam agama Islam telah ditetapkan dalam Al-Quran tepatnya pada surat Al- Ahzab ayat 6 yang artinya: 2-1

2 Dan orang-orang yang memiliki hubungan darah sebagiannya adalah lebih berhak daripada sebagian yang lain di dalam kitab Allah daripada orang-orang mukmin dan orang-orang muhajirin kecuali jika kamu ingin berbuat baik kepada saudar-saudaramu (QS. Alahzab:6) Adapun dasar-dasar kewarisan menurut hukum Islam atau yang disebutjuga Ashabul Mirats ada 3 (tiga) yaitu: 1. Qarabah (Ikatan hubungan darah) Qarabah adalah dasar pewarisan yang utama atau sanak kerabat. Pertalia lurus ke atas disebut dengan ushul, yaitu leluhur yang menyebabkan adanya (lahirnya) mayit, termasuk inu, bapak, kakek, nenek, dan seterusnya. Pertalian lurus ke bawah disebut dengan furu, yaitu anak keturunan dari mayit seperti anak, cucu, dan seterusnya. Ahli waris sebagai hubungan kerabat, bila ditinjau dari segi bagian penerimaannya dapat digolongkan menjadi 4 (empat) macam yaitu: a. Ashabul Furudh Nasabiyah Yaitu golongan ahli waris yang mendapatkan bagian-bagian tertentu, misalnya 1/2 (setengah), 1/3 (Satu per tiga), 1/6 (satu per enam), 1/8 (satu per delapan) dan seterusnya. b. Ashabah Nasabiyah Yaitu golongan ahli waris yang tidak memperoleh bagian terrtentu, tetapi mendapatkan sisa dari golongan ashabul furudh. Bila ashabul furudh tidak ada, ashobah mendapatkan seluruh harta warisan, tetapi jika harta warisan habis dibagi oleh ashabul furudh, ashobah tidak mendapatkan warisan. c. Ada golongan yang mendapatkan Ashabul furudh dan ashabah bersama-sama d. Dzawil Arham 2-2

3 Yaitu kerabat yang agak jauh nasabnya dengan mayit. Golongan ini tidak termasuk golongan di atas. Mushoharoh Pernikahan yang sah menurut hukum Islam menyebabkan adanya saling mewarisi antara suami dan istri, apabila diantra keduanya ada yang meninggal pada saat pernikahannya masih utuh atau dianggap utuh (talak rah i yang masih iddah). Suaami dan istri mendapat urudhul muqaddarah yang telah ditetapkan oleh syara yakni 1/2, 1/4, 1/8. Wala Maksud dari wala adalah kerabat yang timbul karena telah membebaskan seorang budak. Apabila seseorangmemiliki budak lalu membebaskan budak tersebut, maka orang tersebut telah merubah status hukum orang sebeumnya kurang baik tingkahnya menjadi baik tingkahnya, termasuk dalam memiliki dan pengelolaan harta bendanya sendiri. Oleh karena sekarang tidak ada lagi perbudakan seperti zaman dahulu, maka wala sudah tidak ada Syarat Dan Rukun Waris 1. Rukun Waris Mewaris Rukun atau sesuatu yang harus ada dari waris mewaris ada 3 (tiga) macam yaitu: Al-Muwarits, yaitu orang yang meninggal dunia, baik hakiki atau meninggal hukmi yaitu suatu kematian yang dinyatakan oleh hukum karena adanya beberapa pertimbangan. Al-warits, yaitu orang yang akan mewarisi harta warisan dari mayit lantaran memiliki dasar/sebab kewarisan, seperti karena adanya hubungan nasab atau perkawinan atau hak perkawinan dengan mayit. 2-3

4 Mauruts, yaitu harta peninggalan mayit yang sudah bersih dari hutang mayit, biaya pengurusan jenazah, dan bwasiyat mayit yang tidak lebih dari 1/3 dari jumlah gharta warisan mayit. 2. Syarat Waris Mewaris Tujuan adanya syarat-syarat waris mewaris adalah agar ahli waris berhak menerima warisan ada 3 (tiga) yaitu: Meninggalnya muwarits (Orang yang mewariskan harta/mayit) Sebagai akibat kematian muwarrits adalah bahwa warisannya beralih dengan sendirinya kepada ahli waris dengan persyaratan tertentu. Hidupnya ahli waris disaat kemartian muwarits Ahli waris yang akan menerima harta warisan disyaratkan harus benar-benar hidup pada saat muwaritsnya meninggal dunia. Persyaratan ini penting terutama pada ahli waris yang mafqud (hilang tidak diketahui beritanya) dan anak yang masih dalam kandungan ibunya, apakah ketika muwaritsnya meninggal dunia dia sudah hidup di dalam kandungan muwarits atau belum. Tidak adanya penghalang waris Ahli waris yang akan menerima warisan harus diteliti terlebih dahulu apakah ada yang menggunakan haknya yang berupa salah satu dari perbudakan, pembunuhan, dan berbeda agama Hal Menggugurkan Untuk Mendapatkan Harta Waris Ada 3 (tiga) hal yang bisa menggugurkan para ahli waris untuk mendapatkan harta warisan dari muwarrits (mayit), yaitu: 1. Pembunuhan Para ulama sepakat berpendapat bahwa jika muwarits (pewaris/mayit) meninggal karena dibunuh oleh ahli warisnya, maka ahli waris yang 2-4

5 melakukan pembunuhan tersebut tidak mendapatkan harta warisan dari pewaris. 2. Berbeda Agama Jika ahli waris merupakan seorang budak, maka statusnya tidak bisa menjadi ahli waris, karena dipandang tidak pandai mengurusi harta dan telah putus hubungan kekeluargaan dengan saudar-saudaranya. Bahkan ada yang memandang status budak adalah milik tuannya dan ia juga tidak berhak mendapatkan warisan dari tuannya, sebab ia sendiri dan segala harta yang ada padanya adalah milik tuannya. 3. Perbudakan Seorang budak tidak bisa menjadi ahli waris karena dipandang tidak mampu mengurusi harta dan telah putus hubungan kekeluargaan dengan kerabatnya. Bahkan ada yang memandang budak statusnya sebagai harta milik tuannya. Dan ia juga tidak dapal mewariskan harta peninggalannya, sebab ia sendiri dan segala harta yang ada pada dirinya adalah milik tuannya Harta Peninggalan Sebelum Dibagi Harta peninggalan dari orang yang meninggal sebelum dibagikan kepada para ahli waris harus dibersihkan terlebih dahulu dari beberapa keperluan tertentu, yakni: 1. Biaya perawatan jenazah(tahjiz) Yang dimaksud dengan biaya perawatan jenazah disini ialah seluruh biaya yang diperlukan untuk proses pengurusan jenazah dimulai pada saat jenazah meninggal sampai proses penguburan jenazah, seperti biaya memandikan jenazah, kafan, mengusung dan mengukuburkan jenazah, semuanya diambil dari harta jenazah. 2. Pelunasan hutang-hutanng mayit Seluruh hutang-hutang yang dimiliki oleh mayit semasa hidupnya dan belum sempat dibayarkan, maka hutang-hutangnya harus dibayarkan dengan harta peninggalan mayit. Dan hutang harus segera dibayarkan setelah selesai biaya tahjiz. 2-5

6 3. Pelaksanaan wasiat Wasiat di sini adalah pemberian sesuatu dengan maksud kebaikan yang pelaksanaannya ditangguhkan setelah pemberi meninggal dunia. Sesuatu itu bisa berupa harta atau manfaat yang diambil dari harta peninggalan pemberi yang telah meninggal dunia. Wasiat tersebut harus dipenuhi dan diambilkan dari harta peninggalannya setelah tahjiz selesai dan seluruh hutang dilunasi. Wasiat tersebut jumlahnya tidak boleh lebih dari 1/3 harta pemberi, meskipun pemberi menghendaki/berwasiat lebih dari 1/ Ahli Waris Dan Bagiannya 1.Ahli waris Orang-orang yang boleh (mungkin) mendapat harta waris dari seseorang yang meninggal dunia ada 25 orang, 15 diantaranya dari pihak laki-laki dan 10 Orang dari pihak perempuan : A. Dari pihak laki-laki: 1. Anak laki-laki 2. Anak laki-laki dari anak laki-laki (cucu) dari pihak laki-laki dan seterusnya ke bawah 3. Bapak 4. Kakek dari pihak bapak, dan seterusnya ke atas. 5. Saudara laki-laki kandung 6. Saudara laki-laki sebapak 7. Saudara laki-laki seibu 8. Anak laki-laki dari Saudara laki-laki kandung 9. Anak laki-laki dari saudara sebapak 10. Saudara laki-laki bapak (paman) yang sekandung 11. Saudara laki-laki bapak yang sebapak 12. Anak laki-laki Saudara laki-laki bapak (paman) yang sekandung 13. Anak laki-laki Saudara laki-laki bapak yang sebapak 2-6

7 14. Suami 15. Laki-laki yang memerdekakannya mayit dari perbudakan Jika 15 orang tersebut ada semua, maka yang mendapat harta warisan dari mereka semua hanya ada 3 saja, yaitu: 3. Bapak 4. Anak laki-laki 5. Suami B. Dari pihak Perempuan 1. Anak perempuan 2. Anak perempuan dari anak laki-laki dan seterusnya ke bawah, asal pertaliannya dengan yang meninggal masih terus laki-laki 3. Ibu 4. Ibu dari bapak 5. Ibu dari ibu terus ke atas pihak ibu sebelum berselang lakilaki 6. Saudar perempuan yang kandung 7. Saudara perempuan yang sebapak 8. Saudara perempuan yang seibu 9. Istri 10. Perempuan yang memerdekakannya dari perbudakan. Jika 10 orang tersebut ada semua, maka yang mendapat harta warisan dari mereka semua hanya ada 5 saja, yaitu: 1. Istri 2. Anak perempuan 3. Anak perempuan dari anak laki-laki 4. Ibu 5. Saudara Perempuan dari kandung 2-7

8 Sekiranya dari 25 orang di atas dari pihak laki-laki dan dari pihak perempuan semuanya ada, maka yang pasti mendapat hanya salah seorang dari suami/istri, bapak dan ibu, anak lakilaki dan anak perempuan. Alasan satu persatu akan dijabarkan dengan menerangkan nasib (bagian) secara satu persatu. Anak yang berada dalam kandungan ibunya juga mendapat bagian dari keluarganya yang meninggal dunia dewaktu dia masih berada dalam kandungan ibunya. C. Ahli waris yang menghabiskan semua harta yagtertentu atau semua sisa. Sebagian ahli waris mendapatkan bagian tertentu saja, sepertiga atau seperempat tidak boleh lebih, meskipun harta masih tersisa banyak. Tetapi ada sebagian lain yang berhak mengambil semua harta atau sisa dari ketentuan yang ada. Orang yang berhak menghabiskan semua harta itu diatur menurut susunan berikut ini. 1. Anak Laki-laki 2. Anak laki-laki dari anak laki-laki 3. Bapak 4. Bapak dari bapak (kakek) 5. Saudara laki-laki kandung 6. Saudara laki-laki yang sebapak 7. Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung 8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak 9. Paman dari bapak yang seibu sebapak kemudia sebapak 10. Anak laki-laki dari paman pihak bapak tadi 11. Orang yang memerdekakan mayit Jika anak laki-laki bersama-sama anak perempuan, maka keduanya bersama-sama mengambil semua harta atau semua sisa yang ada. Pembagian keduanya adalah bagian dari setiap anak lakilaki yaitu dua kali bagian dari setiap anak perempuan. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nisa ayat 11 yang artinya: 2-8

9 Allah mensyari'atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu, yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bagahian dua orang anak perempuan. (Qs. An-Nisa / 4 : 11) D. Perempuan yang menghabiskan semua harta atau semua sisa Sebagaimana telah dijelaskan di atas, orang yang berhak mengambil semua harta atau sisa ada sepuluh orang, semuanya lakilaki kecuali perempuan yang memerdekakan mayit. Perempuan juga mungkin ikut menghabiskan semua harta atau sisa jika bersa dengan saudara laki-lakinya. Empat orang dari sepuluh tadi dapat menarik saudara perempuan masing-masing untuk bersama-sama mengambil semua harta atau sisa harta yaitu: 1. Anak laki-laki dapat menarik saudara perempuannya untuk mengambil semua harta atau semua sisa dari ketentuan yang ada. Berarti jika tidak ada anak laki-laki, perempuan harus mengambil dengan jalan ketentuan dan dengan adanya anak laki-laki, anak perempuan tidak boleh mengambil dengan ketentuan, tetapi ia pasti mengikuti saudara lakilakinya dengan jalan menghabiska semua harta atau sisanya. 2. Anak laki-laki dari anak laki-laki juga dapat menarik saudaranya yang perempuan untuk bersama mengambil semua harta atau semua sisa dari ketentuan yang ada. 3. Saudara laki-laki seibu sebapak juga dapat membawa saudaranya yang perempuan untuk turut mengambil semua harta atau semua sisanya. 4. Saudara laki-laki sebapak dapat membawa saudaranya yang perempuan guna bersama-sama mengambil semua harta atau semua sisanya. Cara pembagian harta waris antara dua orang bersaudara ini (lakilaki dan perempuan) hendaklah tiap laki-laki mendapat dua kali dari 2-9

10 bagian tiap-tiap perempuan. Misalkan anak perempuan hanya seoarang. Maka hendaklah harta pusaka itu dibagi menjadi tiga bagian, dua bagian (2/3) untuk anak laki-laki dan satu bagian (1/3) untuk anak perempuan. Kalau anak laki-laki hanya seorang dan anak perempuan ada dua orang, harta pusaka hendaklah dibagi empat, dua bagian (2/4) untuk anak laki-laki, dan tiap perempuan mengambil satu bagian (1/4). Allah SWT. berfirman dalam surat An-Nisa ayat 176, yang artinya: Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan Maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. (Qs. An-Nisa / 4 : 176) Dalam uraian diatas jelaslah ahli waris itu ada yang mendapat bagian yang tertentu, ada pula yang bisa menghabiskan semua harta pusaka atau semua sisa. Ketentuan-ketentuan yang telah diterangkan oleh Allah SWT dalam kitab suci (Al-quran) ada enam yaitu seperdua (1/2), seperempat (1/4), seperdelapan (1/8), duapertiga (2/3), sepertiga (1/3) dan seperenam (1/6). Dibawah ini akan dijelaskan satu persatu. 2. Furudhul Muqoddaroh A. Ahli waris yang mendapatkan setengah Anak permpuan apabila dia sendiri tidak bersama-sama saudaranya. Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayat 11 yang artinya: Jika anak perempuan itu seorang saja, Maka ia memperoleh separuh harta. (Qs. An-Nisa / 4 : 11) Anak perempuan dari anak laki-laki, apabila tidak ada anak perempuan. 2-10

11 Saudara perempuan yang seibu sebapak atau sebapak saja, apabila saudara perempuan seibu sebapak tidak ada dan ia hanya seorang saja. Allah berfirman dalam surat An-Nisa ayaat 176, yang artimya: Mempunyai saudara perempuan, Maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya (Qs. An-Nisa /4 : 176) Suami, apabila istrinya yang meninggal dunia itu tidak meninggalkan anak, baik laki-laki maupun perempuan Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak. jika isteri-isterimu itu mempunyai anak (Qs. An-Nisa / 4 : 12) B. Ahli waris yang mendapatkan seperemapat harta Suami, apabila istrinya yang meninggal dunia itu meninggalkan anak, baik laki-laki maupun perempuan, atau meninggalkan anak dari anak laki-laki, baik laki-laki maupaun perempuan Jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) seduah dibayar hutangnya. ( Qs. An-Nisa /4 : 12) Istri, baik hanya satu orang maupun berbilang, jika suami tidak meninggalkan anak (baik anak laki-laki maupun perempan). Maka apabila istri itu berbilang, seperempat itu dibagi rata antara mereka 2-11

12 Para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. (Qs. An-Nisa / 4 : 12) C. Ahli waris yang mendapatkan seperdelapan harta Istri, baik satu maupun berbilang, mendapat harta waris dari suaminya seperdelapan dari harta kalau suaminya yang meninggal dunia itu meninggalkan anak, baik laki-laki maupaun perempuan Jika kamu mempunyai anak, Maka Para isteri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan (Qs. An-Nisa / 4: 12) 3. Ahli waris yang mendapatkan dua pertiga harta 1) Dua orang anak perempuan atau lebih, dengan syarat apabila tidak ada anak laki-laki. Berarti apabila anak perempuan berbilang, sedangkan anak laki-laki tidak ada, maka mereka mendapat 2/3 dari harta yang ditinggalkan oleh bapak mereka. Dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, Maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan (Qs. An- Nisa / 4:11) 2) Dua orang anak perempuan atau lebih dari anak laki-laki, apabila anak perempuan tidak ada, berarti anak perempuan dari anak laki-laki yang berbilang itu, mereka mendapat warisan dari kakek mereka sebanyak duapertinga dari harta. Hal itu beralasan pada qias, yaitu diqiaskan dengan anak perempuan, karena hukum cucu (anak dari anak laki-laki) dalam beberapa perkara seperti anak sejati. 2-12

13 3) Saudara perempuan yang seibu sebapak apabila berbilang (dua atau lebih). Allah SWT berfirman dalam surat Am-Nisa ayat 176 yang artinya: Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, Maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal (Qs. An-Nisa/ 4 176) Yang dimaksud dua orang yang disebut dalam ayat itu ialah dua orang atau lebih, karena ayat tersebut ditafsirkan oleh hadits jabir. Ia berkata saya telah mengadukan hal saya kepada Rasulullah SAW. Berhubunng saya mempunyai 7 orang saudara perempuan. Saya katakan kepada Nabi SAW, bagaimana harta saya kalau saya mati berapakah saudara saya yang tujuh itu mendapat pusaka dari saya? Rasulullah SAW bersabda: Allah telah menurunkan hukum pusaka saudara perempuanmu yang tujuh orang itu, dan Allah telah menerangkan bahwa mereka mendapat dua pertiga dari hartamu Dengan hadist ini jelaslah bagi kita bahwa yang dimaksud dua orang dalam ayat itu adalah berbilang, dua atau lebih. 4) Saudara perempuan yang sebapak, dua orang atau lebih, keterangannya adalah surat Annisa ayat 176 yang tersebut diatas, karena yang dimaksud saudara dalam ayat tersebut ialah saudara seibu sebapak atau saudara sebapak saja apabila saudara perempuan seibu sebapak tidak ada. 4. Ahli waris yang mendapat sepertiga harta 1) Ibu, apabila yang meninggal tidak meninggalkan anak atau cucu (anak dari anak laki-laki), dan tidak pula meninggalkan dua 2-13

14 orang saudara, baik seibu sebapak ataupun sebapak saja. Firman Allah: Jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu-bapanya (saja), Maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, Maka ibunya mendapat seperenam (Qs. An-Nisa / 4:11) 2) Dua orang saudara atau lebih dari saudara yang seibu, baik lakilaki maupun perempuan. Tetapi jika Saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu (Qs. An-Nisa / 4:12 ) 5. Ahli waris yang mendapat seperenam harta 1) Ibu, apabila ia beserta anak, beserta anak dari anak laki-laki, atau beserta dua saudara atau lebih, baik saudara laki-laki maupun perempuan, seibu sebapak, sebapak saja, seibu saja. Dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak (Qs. An-Nisa / 4:11) 2) Bapak si mayit, apabila yang meninggal mempunyai anak atau anak dari anak laki-laki (keterangannya surat Annisa ayat 11 diatas) 3) Nenek, ibu dari ibu atau ibu dari bapak, kalau ibu tidak ada, hal ini beralasan pada hadist yang diriwayatkan zaid, yaitu : 2-14

15 Sesungguhnya Nabi SAW menetapkan bagian nenek seprenam dari harta 4) Cucu perempuan dari pihak anak laki-laki, (anak perempuan dari anak laki-laki). Mereka mendapat seperenam dari harta, baik sendirian ataupun berbilang, apabila bersama-sama seorang anak perempuan. Tetapi bila anak perempuan itu berbilang, maka cucu perempuan tadi tidak mendapat pusaka. Nabi SAW telah memberikan seperenam untuk seorang anak perempuan dari anak laki-laki yang beserta seorang anak perempuan 5) Kakek (bapak dari bapak) apabila beserta anak atau anak dari anak laki-laki, sedangkan bapak tidak ada. (keterangan berdasar ijma ulama). 6) Untuk seorang saudara yang seibu (baik laki-laki maupun perempuan). Dan apabila si mayat mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), Maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta (Qs. An-Nisa / 4:12) 7) Saudara perempuan yang sebapak saja, baik sendiri maupun berbilang. Apabila beserta saudara perempuan yang seibu sebapak. Adapun apabila seibu sebapak berbilang (dua atau lebih) maka saudara sebapak tidak mendapat harta. 6. Hijab (Sebab tidak mendapat harta) Orang-orang tersebut diatas semua tetap mendapat harta warisan menurut ketentuan-ketentuan yang telah disebutkan, kecuali bila ada 2-15

16 ahli waris yang lebih dekat ikatannya kepada mayit daripada mereka. Karena itu mereka terhalang, tidak mendapat seperti ketentuan, tetapi bagiannya menjadi kurang, bahkan mungkin tidak mendapat sama sekali. Di bawah ini akan diterangkan orang-orang yang tidak mendapat warisan, atau bagiannya menjadi kurang karena ada yang lebih dekat ikatannya kepada si mayat daripada mereka (Rasjid, Sulaiman. H, 2007 : 363). a. Nenek (ibu dari ibu atau ibu dari bapak), tidak mendapat warisan karena ada ibu, sebab ibu lebih dekat ikatannya kepada si mayat daripada nenek. Maka selama ibu masih ada nenek tidak mendapat warisan, begitu pula kakek tidak mendapat warisan selama bapak masih ada, karena bapak lebih dekat ikatannya kepada mayit daripada kakek. b. Saudara seibu, tidak mendapat harta warisan karena adanya orang-orang daibawah ini : 1. Anak laki-laki dan anak perempuan 2. Anak laki-laki dan anak perempuan 3. Bapak 4. Kakek c. Saudara sebapak, tidak mendapat harta warisan dengan adanya salah seorang dari empat orang berikut : 1. Bapak 2. Anak laki-laki 3. Anak laki-laki dari anak laki-laki (cucu laki-laki) 4. Bapak 5. Kakek 6. Saudara yang seibu dan sebapak (saudara kandung) Apabila ada salah seorang dari empat orang tersebut, saudara sebapak tidak mendapat pusaka, karena mereka yang empat 2-16

17 itu lebih dekat dan lebih kuat ikatannya kepada mayit dari pada saudara yang sebapak saja. Sabda Rasulullah SAW: Berikan harta pusaka itu kepada ahlinya menurut ketentuan satu persatunya, kalau masih sisa, maka untuk keluarga lakilaki yang terdekat (Sepakat Ahli Hadist) Bapak, anak, dan anak laki-laki dari anak laki-laki jelas lebih dekat kepada yang meninggal daripada saudara yanng sebapak saja. Adapun saudara seibu sebapak, lebih kuat pertaliannya karena pertaliannya dari dua belah pihak. Sabda Rasulullah SAW: Bani Adam (saudara seibu sebapak) ditentukan saling mempusakai selain saudara sebapak keatas (Riwayat Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah) 7. Saudara seibu sebapak (saudara kandung) tidak mendapat harta waris dengan adanya salah satu dari tiga orang di bawah ini: a. Anak b. Cucu laki-laki dari anak laki-laki c. Bapak Tiga tingkat laki-laki berikut ini mendapatkan warisan, tetapi saudara peempuan mereka tidak mendapat warisan, yaitu: 1. Saudara laki-laki bapak (Paman dari pihak bapak) mendapat warisan, tetapi sauda perempuan bapak 9bibi) tidak mendapatkan warisan. 2. Anak laki-laki saudara bapak yang laki-laki (anak laki-laki paman dari pihak bapak/sepupu laki-laki mayit) mendaptkan warisan, tetapi anak perempuannya tidak mendapatkan warisan. 2-17

18 3. Anak-laki-laki saudara laki-laki (keponakan laki-laki) mendapat warisan, tetapi anak perempuannya (keponakan perempuan) tidak mendapat pusaka. 8. Aul Aul adalah jumlah beberapa ketentuan lebih banyak daripada suatu bilangan, atau berarti jumlah pembilang dari beberapa ketentuan lebih banyak daripada kelipatan persekutuan terkecil dari penyebutpenyebutnya. Misalkan ahli waris adalah suami dan dua orang saudara perempuan seibu sebapak (saudara perempuan kandung) maka suami mendapat ketentuan 1/2, dua saudara perempuan mendapat 2/3, sedangkan kelipatan persekutuan terkecil 2 dan 3 adalah 6. Kita jadikan 3/6 untk suami dan 4/6 untuk kedua saudara perempuan. Jadi jumlah pembilang keduanya adalah 7, sedangkan penyebut keduanya adalah 6, di sini jelas bahwa pembilang lebih banyak daripada penyebut. Apabila terdapat massalah seperti ini hendaklah kita bagi 7 bagian untuk suami dan empat bagian untuk kedua saudara permpuan, sebenanya kedua macam ahli waris ini tidak mengambil seperti ketentuan masing-masing, tetapi keadilan memaksa menjalankan seperti tersebut (Rasjid, Sulaiman. H, 2007:367) Contoh yang kedua adalah istri, ibu dua saudara seibu sebapak atau sebapak dan saudara seibu (baik perempuan atau laki-laki). Ketentuan masingmasing adalah, istri mendapat 1/4, ibu mendapat 1/6, dua saudara perempuan mendapat 2/3, dan seoarng saudara seibu mendapat 1/6. kelipatan persekutuan terkecil dari penyebut beberapa ketentuan tersebut adalah 12, kita atur sebagai berikut: 1/4 +1/6 +2/3 +1/6 = 3/12 +2/12+8/12+2/12 = 15/12. Jadi harta perlu kita bagi 15 bagian: 3 bagian dari 15 bagian untuk istri, 2 bagian untuk ibu, 8 bagian untuk kedua saudara perempuan dan 2 bagian untuk saudara seibu. Berarti tiap-tiap bagian itu dihitung dari 15, bukan dari 12; sedangkan ketentuan masingmasing hendaklah diambil dari 12, tetapi dalam masalah Aul masingmasing hanya mengambil dari 15. Inilah yang dimaksud Aul. Terjadinya karena banyak ahli waris sehingga jumlah ketentuan mereka lebih 2-18

19 banyak daripada satu bilangan, buktinya pembilang lebih banyak daripada penyebut. Aul ini dijalankan berdasarkan ijtihad para sahabat, sebab pada zaman Rasulullah SAW hal ini belum pernah terjadi. Mula-mula terjadi Aul di masa khalifah kedua (Umar bin Khattab). Beliau menerima pengaduan dari keluarga seseorang yang baru meninggal dunia. Dia meninggalkan suami dan dua orang saudara perempuan, seperti pada contoh pertama diatas, khalifah berkata: kalau saya berikan hak suami sesuai ketentuannya, tentu hak dua orang saudara itu tidak cukup, begitu juga sebaliknya, kalau hak dua orang saudara perempuan diberikan lebih dulu, tentu hak suamipun tidak cukup. beliau terus bermusyawarah dengan sahabat-sahabat yang lain. Hasil permusyawarahan beliau-beliau itu dimaksudkan untuk menjaga keadilan serta meningkatan ketentuanketentuan yang terdapat dalam kitab suci. Maka dijalankan secara Aul, seperti jalan yang telah diterangkan di atas. 9. Radd Apabila hanya ada ahli waris yang mendapat ketentuan saja, (berarti) tidak ada yang dapat menghabiskan semua harta atau semua sisa, sedangkan sudah kadar ketentuan diberikan, harta masih ada sisanya. Sisa itu hendaklah dibagi kembali kepada ahli waris yang ada itu. Pembagian kembali antara mereka hendaklah menurut ketentuan masing-masing pula, kecuali suami dan istri, keduanya tidak berhak lagi mengambil bagian dari sisa itu, berarti keduanya tidak berhak mengambil lebih dari ketentuan masing-masing yang telah ditetapkan dalam Al-Quran. Kalau diantara ahli waris ada salah seorang dari suami atau istri, maka bagian suami atau istri itu hendaklah dikeluarkan lebih dahulu, kemudian sisanya dibagi antara ahli waris yang berhak mengambil sisa karena suami atau istri tidak diizinkan mengambil lagi yang lebih dari ketentuan masing-masing. 2-19

20 2.2. HTML (Hypertext Markup Language) Pengertian HTML HTML merupakan singkatan dari Hypertext Markup Language yakni bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat suatu halaman web, menampilkan berbagai macam informasi di dalam web browser. HTML bermula dari sebuah Bahasa yang sebelumnya banyak digunakan dalam dunia penerbitan dan percetakan yang disebut dengan SGML (Standard Generalized Markup Language). HTML merupakan sebuah standar yang digunakan secara luas untuk menampilkan halaman web. HTML saat ini merupkan standar internet yang didefinisikan dan dikendalikan penggunaannya oleh W3C (World Wide Web Consortium) Sejarah HTML Pada tahun 1980 seorang ahli fisika, Tim Berners-Lee, dan juga seorang kontraktor di CERN (Organisasi Eropa untuk Riset Nuklir) mengusulkan dan menyusun ENQUIRE, sebuah sistem untuk ilmuwan CERN dalam membagi dokumen. Sembilan tahun kemudian, Berners-Lee mengusulkan adanya sistem markah berbasis internet. Berners-Lee menspesifikasikan HTML dan menulis jaringan beserta perangkat lunaknya di akhir Pada tahun yang sama, Berners-Lee dan Robert Cailliau, insinyur sistem data CERN berkolaborasi dalam sebuah permintaan untuk pendanaan, namun tidak diterima secara resmi oleh CERN. Di catatan pribadinya sejak 1990 dia mendaftar "beberapa dari banyak daerah yang menggunakan hypertext" dan pertama-tama menempatkan sebuah ensiklopedia. Penjelasan pertama yang dibagi untuk umum dari HTML adalah sebuah dokumen yang disebut "Tanda HTML", pertama kali disebutkan di Internet oleh Tim Berners-Lee pada akhir Tanda ini menggambarkan 18 elemen awal mula, versi sederhana dari HTML. Kecuali untuk tag hyperlink, yang sangat dipengaruhi oleh SGMLguid, inhouse Standard Generalized Markup Language (SGML) berbasis format dokumen di CERN. Sebelas elemen ini masih ada di HTML

21 HTML adalah bahasa markah yang digunakan peramban untuk menafsirkan dan menulis teks, gambar dan bahan lainnya ke dalam halaman web secara visual maupun suara. Karakteristik dasar untuk setiap item dari markah HTML didefinisikan di dalam peramban, dan karakteristik ini dapat diubah atau ditingkatkan dengan menggunakan tambahan halaman web desainer CSS. Banyak elemen teks ditemukan di laporan teknis ISO pada tahun 1988 TR 9537 Teknik untuk menggunakan SGML, yang pada gilirannya meliputi fitur bahasa format teks awal seperti yang digunakan oleh komandan RUNOFF dikembangkan pada awal 1960-an untuk sistem operasi: perintah-perintah format ini berasal dari perintah yang digunakan oleh pengetik untuk memformat dokumen CTSS secara manual. Namun, konsep SGML dari markah umum didasarkan pada unsur-unsur daripada hanya efek cetak, dengan pemisahan struktur dan markah juga; HTML telah semakin bergerak ke arah ini dengan CSS JavaScript Pengertian JavaScript JavaScipt merupakan bahasa pemrograman komputer yang dinamis. Biasanya sering digunakan pada web browser untuk menciptakan halaman web yang menarik, interaktif, serta merapkan berbagai fungsi pada halaman web. Javascript merupakan salah satu pemrograman web yang harus kita pelajari (selain HTML dan CSS) Sejarah JavaScript Javascript diperkenalkan pertama kali oleh Brendan Eich yang bekerja di Netscape pada tahun Pada awalnya bahasa ini dinamakan LiveScript yang berfungsi sebagai bahasa sederhana untuk browser Netscape Navigator 2. Kemudian sejalan dengan sedang giatnya kerjasama antara Netscape dan Sun (pengembang bahasa pemrograman Java ) pada masa itu, maka Netscape memberikan nama Javascript kepada bahasa tersebut pada tanggal 4 desember

22 Oleh karena ada banyak perusahaan yang mengembangan, bahasa ini kemudian distandarkan dengan nama ECMAScript oleh Netscape melalui Organisasi Internasional ECMA. Standar ini dipublikasikan pertama kali pada bulan Juni 1997 dengan nama dokumen Spesifikasi ECMA-262. Saat ini standar ini telah mencapai rilis Edisi ke-5.1, yang dipublikasikan pada bulan Juni Setiap browser saat ini memiliki implementasi sendirisendiri untuk ECMAScript ini, diantaranya Internet Explorer dengan JScript, Opera dengan ECMAScript, dan Mozilla Firefox, Google Chrome termasuk juga Safari dengan nama Javascript. Selain di browser, sekarang Javascript juga sudah diterapkan pada banyak aplikasi lainnya seperti Windows 8 Apps (.Net Framework), Adobe Flash ActionScript, KDE Desktop Environment, Node.js, Qt QML, JQuery Mobile, Firefox OS, Ubuntu Touch dan masih banyak lagi kemungkinan implementasi lainnya Cara Kerja JavaScript Javascript bukan sebuah compiled language, artinya javascript tidak memerlukan sebuah compiler agar kode yang ada di dalamnya bisa dijalankan. Kode dari JavaScript langsung diterjemahkan oleh web browser. Agar dapat menjalankan JavaScript, web browser harus support dengan JavaScript. Javascript biasanya ditulis pada dokumen HTML atau dengan membuat file terpisah yang kita hubungkan dengan dokumen HTML. Untuk penulisan Javascript di dalam dokumen HTML, penulisan scriptnya bisa kita tulis di dalam tag <head> </head> atau di dalam tag <body></body>. Cara penulisannya ada dengan menuliskan tag <script type="text/javascript>kode Javascript </script>. Sedangkan apabila kita menggunakan file Javascript yang terpisah, kita bisa menambahkan tag <script type="text/javascript" src="filejavascript.js"></script> CSS (Cascading Style Sheets) Pengertian CSS CSS adalah singkatan dari Cascading Style Sheets. Berisi rangkaian instruksi yang menentukan bagaimana suatu text akan tertampil di 2-22

23 halaman web. Perancangan desain text dapat dilakukan dengan mendefinisikan huruf (fonts), warna (colors), ukuran (margins), latar belakang (background), ukuran (sizes), dan jarak (spacing) disebut juga style. Cascadding Style Sheets juga bias berarti meletakkan style yang berbeda pada lapisan (layers) yang berbeda. CSS terdiri dari style sheet yang memberitahukan browser bagaimana suatu dokumen akan disajikan. Fitur-fitur baru pada halaman web lama dapat ditambahkan dengan bantuan style sheet Sejarah CSS Nama CSS didapat dari fakta bahwa setiap deklarasi style yang berbeda dapat diletakkan secara berurutan, yang kemudian membentuk hubungan ayah-anak (parent-child) pada setiap style. CSS sendiri merupakan sebuah teknologi internet yang direkomendasikan oleh World Wide Web Consortium atau W3C pada tahun 1996.Setelah CSS distandarisasikan, Internet Explorer dan Netscape melepas browser terbaru mereka yang telah sesuai atau paling tidak hampir mendekati dengan standar CSS Versi CSS Untuk saat ini terdapat tiga versi CSS, yaitu CSS1, CSS2, dan CSS3. CSS1 dikembangkan berpusat pada pemformatan dokumen HTML, CSS2 dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan terhadap format dokumen agar bisa ditampilkan di printer, sedangkan CSS3 adalah versi terbaru dari CSS yang mampu melakukan banyak hal dalam desain website. CSS2 mendukung penentuan posisi konten, downloadable, huruf font, tampilan pada tabel /table layout dan media tipe untuk printer. Kehadiran versi CSS yang kedua diharapkan lebih baik dari versi pertama dan kedua. CSS3 juga dapat melakukan animasi pada halaman website, di antaranya animasi warna hingga animasi 3D. Dengan CSS3 desainer lebih dimudahkan dalam hal kompatibilitas websitenya pada smartphone dengan dukungan fitur baru yakni media query. Selain itu, banyak fitur baru pada 2-23

24 CSS3 seperti: multiple background, border-radius, drop-shadow, borderimage, CSS Math, dan CSS Object Model. 2.5 APLIKASI-APLIKASI PEMBAGIAN HARTA WARIS Sebagai perbandingan dan referensi, maka akan dijelaskan beberpa aplikasi pembagian harta waris yang telah dibuat oleh beberapa orang sebelumnya, diantaranya yaitu: 1. IRTH Program IRTH ini dipublikasikan oleh Dr. Ayman Abu-Mustofa melalui situs: Program IRTH ini berdasarkan buku "Fiqh Sunnah" karya Assayyed Sabiq. Program ini diuji terhadap lebih dari 160 kasus, diantaranya adalah semua kasus yang terdapat dalam daftar booklet ISNA "Wasiat Terakhir dan Testamen". Juga diuji pada tantangan mahsyur Shafii, Shuraih, Ali, Umar dan Abu Bakar. Kelebihan dari program ini adalah dalam program ini dimungkinkan untuk menghitung bagian waris berdasarkan mazhabmazhab yang berbeda. Adapun kekurangan dari program ini adalah tampilanaplikasi dan output pembagian yang masih dengan desain polos dan terkesan acakacakan. Selain itu dalam aplikasi ini proses perhitungan hanya menampilkan bagian ahli waris saja seperti contoh 1/2, 1/4, 3/4 saja tanpa berapa jumlah nominal yang akan diterima oleh ahli waris 2-24

25 Gambar 2-1 Tampilan aplikasi IRTH Gambar 2-2 Tampilan asil perhitungan aplikasis IRTH 2. Aplikasi Fiqih Ilmu Waris Lengkap Aplikasi Fiqih Ilmu waris ini merupakan sebuah aplikasi berbasis android dan dipublikasikan oleh Guruandroid melalui Google Play, 2-25

26 aplikasi ini dapat diunduh secara gratis dan dapat digunakan secara offline. Kelebihan aplikasi adalah dalam aplikasi ini berisi tentang penjelasan pembagian harta waris Islam secara lengkap dan jelas mulai dari syarat waris, rukun waris, bagian-bagian ahli waris, hijab (penghalang), masalah umariyatin, dan istilah rumus, semuanya dijelaskan dengan lengkap dan jelas, selain itu juga aplikasi ini dapat digunakan secara offline tanpa harus terkoneksi dengan sambungan internet. Kekurangan aplikasi ini adalah tidak terdapatnya simulasi perhitungan atau menu untuk perhitungan pembagian harta waris yang dirasa penting karena dengan banyaknya penjelasan tentang pembagian harta waris maka dirasa perlu untuk menambah pengetahuan user yang menggunakan aplikasi ini. Gambar 2-3 Tampilan aplikasi fiqih ilmu waris lengkap 2-26

27 Gambar 2-4 Tampilan salah satu menu aplikasi fiqih ilmu waris lengkap 3. Aplikasi Hak waris Menurut Islam Aplikasi ini dikembangkan oleh FreeDev-Cianjur, aplikasi ini berbasis android dan bisa didapatkan melalui Google Play secara gratis. Dalam aplikasi ini dijelaskan sekilas tentang ilmu waris atau pembagian harta waris dan terddapat pula kalkulator pembagian harta waris. Kelebihan aplikasi ini adalah aplikasi ini mengupas tentang dasardasar ilmu waris yang disertai dengan simulasi perhitungan, yakni dengan kalkulator froidl Kekurangan dari aplikasi ini adalah dalam hal desain yang mana icon menu dirasa membuat orang bingung karena menggunakan icon anak panah yang menunjuk ke kanan, kiri, atas dan bawah. Karena tampilan menu yang sedemikian rupa, maka user akan mengira bahwa jika user menginginkan untuk mengakses salah satu menu maka user harus menggeser sesuai dengan icon anak panah yang ada. Padahal anak panah tersebut merupakan tombol menu dari aplikasi ini. 2-27

28 Gambar 2-5 Aplikasi hak waris menurut hukum Islam Gambar 2-6 Tampilan menu perhitungan 2-28

APLIKASI PEMBAGIAN HARTA WARIS BERDASARKAN HUKUM ISLAM BERBASIS WEB

APLIKASI PEMBAGIAN HARTA WARIS BERDASARKAN HUKUM ISLAM BERBASIS WEB APLIKASI PEMBAGIAN HARTA WARIS BERDASARKAN HUKUM ISLAM BERBASIS WEB HANIFURROHMAN 41512110085 PROGRAM STUDI INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016 APLIKASI PEMBAGIAN HARTA

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh

Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh pelaksanaan hukum waris 1 A. Pembagian Warisan Dalam

Lebih terperinci

SERIAL KAJIAN ULIL ALBAAB No. 22 By : Tri Hidayanda

SERIAL KAJIAN ULIL ALBAAB No. 22 By : Tri Hidayanda SERIAL KAJIAN ULIL ALBAAB No. 22 By : Tri Hidayanda ARTI FAROIDH FAROIDH adalah kata jamak dari FARIDHOH FARIDHOH diambil dari kata FARDH yg berari TAKDIR atau KETENTUAN. Syar I : Bagian yang sudah merupakan

Lebih terperinci

Bab 5. Cascading Style Sheet (CSS)

Bab 5. Cascading Style Sheet (CSS) Bab 5. Cascading Style Sheet (CSS) Overview Cascading Style Sheets (CSS) adalah suatu bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan sebuah dokumen yang ditulis dalam bahasa markup. CSS diperkenalkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. penelitian terutama dari penelitian-penelitian sebelumnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. penelitian terutama dari penelitian-penelitian sebelumnya. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengggunakan referensi yang berhubungan dengan obyek penelitian terutama dari penelitian-penelitian sebelumnya. Raditya Arief

Lebih terperinci

Pengertian Mawaris. Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan.

Pengertian Mawaris. Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan. Pengertian Mawaris Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah 'berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH Untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata, maka pada bab ini akan di berikan contoh - contoh permasalahan pembagian warisan berdasarkan ketentuan ketentuan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Belum pernah ada penelitian tentang website pre order back sound dan musik sebelumnya, secara umum website tentang musik yang sudah ada adalah website tempat

Lebih terperinci

pusaka), namun keduanya tidak jumpa orang yang mampu menyelesaikan perselisihan mereka. Keutamaan Hak harta Simati

pusaka), namun keduanya tidak jumpa orang yang mampu menyelesaikan perselisihan mereka. Keutamaan Hak harta Simati ILMU FARAID 1 Firman Allah : "Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembahagian pusaka untuk) anakanakmu. Iaitu bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu

Lebih terperinci

Materi Pertemuan 1. Pengenalan Web Design Bagian I : Dasar- dasar CSS. lilih suhaeri WATERFIRE DEV. Kelaskita.com

Materi Pertemuan 1. Pengenalan Web Design Bagian I : Dasar- dasar CSS. lilih suhaeri WATERFIRE DEV. Kelaskita.com Materi Pertemuan 1 Pengenalan Web Design Bagian I : Dasar- dasar CSS lilih suhaeri WATERFIRE DEV. Kelaskita.com Pengenalan Web Design 1. Sejarah singkat tentang website Sejak awal kelahiran website di

Lebih terperinci

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006) Waris Tanpa Anak WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006) Pertanyaan: Kami lima orang bersaudara: 4 orang laki-laki

Lebih terperinci

BAB II PEMBAGIAN WARISAN DALAM HAL TERJADINYA POLIGAMI MENURUT PERSPEKTIF HUKUM WARIS ISLAM

BAB II PEMBAGIAN WARISAN DALAM HAL TERJADINYA POLIGAMI MENURUT PERSPEKTIF HUKUM WARIS ISLAM 27 BAB II PEMBAGIAN WARISAN DALAM HAL TERJADINYA POLIGAMI MENURUT PERSPEKTIF HUKUM WARIS ISLAM A. Kerangka Dasar Hukum Kewarisan Islam Dalam literatur Indonesia sering menggunakan istilah kata waris atau

Lebih terperinci

FERNANDYA RISKI HARTANTRI / F DASAR-DASAR HTML

FERNANDYA RISKI HARTANTRI / F DASAR-DASAR HTML FERNANDYA RISKI HARTANTRI 09018173 / F DASAR-DASAR HTML Hypertext Markup Language, atau seperti yang lebih dikenal, HTML, adalah bahasa computer dari World Wide Web. Bila Anda membuat situs Web, Anda dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. di jaman sekarang, namun apakah Anda mengetahui sejarah nya itu?. Mungkin,

BAB II LANDASAN TEORI. di jaman sekarang, namun apakah Anda mengetahui sejarah nya itu?. Mungkin, BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sekilas Mengenai Web Internet sudah menjadi hal yang sangat dekat bagi masyarakat ataupun penggunanya di jaman sekarang, namun apakah Anda mengetahui sejarah nya itu?. Mungkin,

Lebih terperinci

sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser Internet.

sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser Internet. HTML (Hyper Text Markup Language) adalah sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser Internet. HTTP Singkatan dari Hypertext

Lebih terperinci

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM BAB IV PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Analisis implementasi Hukum Islam terhadap ahli waris non-muslim dalam putusan hakim di Pengadilan Agama

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN A. Analisis Terhadap Hibah Sebagai Pengganti Kewarisan Bagi Anak Laki-laki dan

Lebih terperinci

Manfaat CSS dalam Pembuatan Website

Manfaat CSS dalam Pembuatan Website Manfaat CSS dalam Pembuatan Website Rofi Andika rofi.andika@raharja.info Abstrak Diartikel kali ini saya akan menjelaskan apa manfaat dari CSS dalam pembuatan CSS. Mungkin sebelumnya saya akan menjelaskan

Lebih terperinci

HAK WARIS DZAWIL ARHAM

HAK WARIS DZAWIL ARHAM Nama Kelompok : M. FIQHI IBAD (19) M. ROZIQI FAIZIN (20) NADIA EKA PUTRI (21) NANDINI CHANDRIKA (22) NAUFAL AFIF AZFAR (23) NOER RIZKI HIDAYA (24) XII-IA1 HAK WARIS DZAWIL ARHAM A. Definisi Dzawil Arham

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalahmasalah

Lebih terperinci

Interactive Broadcasting

Interactive Broadcasting Modul ke: Interactive Broadcasting HTML Fakultas Ilmu Komunikasi Bagus Rizki Novagyatna Program Studi Broadcasting www.mercubuana.ac.id Pengertian HTML Program adalah kata, ekspresi, pernyataan atau kombinasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FIQH MAWARITS DI MADRASAH ALIYAH

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FIQH MAWARITS DI MADRASAH ALIYAH IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FIQH MAWARITS DI MADRASAH ALIYAH Akh. Mufris 1 Abstrak: Fiqh Mawarits merupakan hal yang sangat penting untuk diajarkan di tingkat sekolah/madrasah, mengingat hukum mempelajarinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Segi kehidupan manusia yang telah diatur Allah dapat dikelompokkan

BAB I PENDAHULUAN. Segi kehidupan manusia yang telah diatur Allah dapat dikelompokkan BAB I PENDAHULUAN Segi kehidupan manusia yang telah diatur Allah dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok. Pertama, hal-hal yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Allah sebagai penciptanya. Aturan

Lebih terperinci

Materi 2 Komputer Aplikasi IT (KAIT) 2 SKS Semester 1 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com

Materi 2 Komputer Aplikasi IT (KAIT) 2 SKS Semester 1 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Materi 2 Komputer Aplikasi IT (KAIT) 2 SKS Semester 1 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas Kompetensi Dasar 1. Memahami cara kerja world

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Fotografi Amir Hamzah Sulaeman mengatakan bahwa fotografi berasal dari kata foto dan grafi yang masing-masing kata tersebut mempunyai arti sebagai berikut: foto artinya cahaya

Lebih terperinci

AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM

AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM Pendahuluan Oleh : Drs. H. Chatib Rasyid, SH., MH. 1 Hukum waris dalam Islam adalah bagian dari Syariat Islam yang sumbernya diambil dari al-qur'an dan Hadist Rasulullah

Lebih terperinci

BAB II PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ISLAM. yang memiliki beberapa arti yakni mengganti, memberi dan mewarisi. 15

BAB II PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ISLAM. yang memiliki beberapa arti yakni mengganti, memberi dan mewarisi. 15 BAB II PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ISLAM A. Pengertian Hukum Kewarisan Islam Secara bahasa, kata waratsa asal kata kewarisan digunakan dalam Al-quran yang memiliki beberapa arti yakni mengganti,

Lebih terperinci

Cara membuat HTML dasar

Cara membuat HTML dasar Cara membuat HTML dasar Oleh : Ronaldo Fantoni 11 IPA /12 1. Struktur dasar HTML HTML (Hypert Text Markup Language) merupakan bahasa pemrograman yang digunakan dalam pembuatan halaman web. Dalam penggunaannya

Lebih terperinci

PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Vera Arum Septianingsih 1 Nurul Maghfiroh 2 Abstrak Kewarisan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah perkawinan. Islam

Lebih terperinci

Sistem Informasi Pengolahan Data Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam Pada Pengadilan Agama Kota Palopo

Sistem Informasi Pengolahan Data Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam Pada Pengadilan Agama Kota Palopo Sistem Informasi Pengolahan Data Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam Pada Pengadilan Agama Kota Palopo NIRSAL Dosen Universitas Cokroaminoto Palopo Email : nirsal_e@yahoo.co.id Abstrak: Banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebagai jamak dari lafad farîdloh yang berarti perlu atau wajib 26, menjadi ilmu menerangkan perkara pusaka.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebagai jamak dari lafad farîdloh yang berarti perlu atau wajib 26, menjadi ilmu menerangkan perkara pusaka. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Istilah Hukum Waris 1. Definisi Waris Kata wârits dalam bahasa Arab memiliki jama waratsah yang berarti ahli waris 25, ilmu waris biasa juga dikenal dengan ilmu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Informasi Pada dasarnya sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri dari komponen komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Sistem, Informasi dan Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Sistem, Informasi dan Sistem Informasi 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem, Informasi dan Sistem Informasi 2.1.1 Sistem Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) atau bahasa Yunani (sustēma) yang berarti suatu kesatuan yang terdiri

Lebih terperinci

Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. KEDUDUKAN DAN BAGIAN AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM ISLAM 1 Oleh : Alhafiz Limbanadi 2

Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. KEDUDUKAN DAN BAGIAN AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM ISLAM 1 Oleh : Alhafiz Limbanadi 2 KEDUDUKAN DAN BAGIAN AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM ISLAM 1 Oleh : Alhafiz Limbanadi 2 A B S T R A K Seiring dengan perkembangan zaman juga pola pikir masyarakat, hal ini menghasilkan adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Teori Mengenai Hukum Waris Islam. A. Tinjauan Umum Tentang hukum Waris Islam

BAB II. Tinjauan Teori Mengenai Hukum Waris Islam. A. Tinjauan Umum Tentang hukum Waris Islam BAB II Tinjauan Teori Mengenai Hukum Waris Islam A. Tinjauan Umum Tentang hukum Waris Islam 1. Pengertian Hukum Waris Hukum waris adalah suatu hukum yang mengatur peninggalan harta seseorang yang telah

Lebih terperinci

Untuk siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 3 Balikpapan.

Untuk siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 3 Balikpapan. Untuk siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 3 Balikpapan www.bambangherlandi.web.id Pemrograman web diambil dari 2 suku kata yaitu pemrograman dan web. Pemrograman diartikan proses, cara, perbuatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. subset perangkat lunak untuk perangkat mobile yang meliputi sistem operasi,

BAB II DASAR TEORI. subset perangkat lunak untuk perangkat mobile yang meliputi sistem operasi, BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Kenneth C Laudon dan Jane P Laudon Sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan (atau mendapatkan), memproses, menyimpan,

Lebih terperinci

Fiqh dan Pengurusan Harta Warisan: Dengan Fokus kepada Faraid

Fiqh dan Pengurusan Harta Warisan: Dengan Fokus kepada Faraid Fiqh dan Pengurusan Harta Warisan: Dengan Fokus kepada Faraid Abdullaah Jalil Fakulti Ekonomi dan Muamalat, Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) Email: abdullaah@usim.edu.my / abdullaahjalil@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama 58 BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama Saudara Dan Relevansinya Dengan Sistem Kewarisan

Lebih terperinci

BELAJAR HTML DASAR CARA MEMBUAT TABEL

BELAJAR HTML DASAR CARA MEMBUAT TABEL BELAJAR HTML DASAR CARA MEMBUAT TABEL Sandira Kurniawan sandira@raharja.info Abstrak Hypertext Markup Language (HTML) adalah sebuah bahasa markah yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web, menampilkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT PARA HAKIM DI PENGADILAN AGAMA KENDAL DALAM PASAL 177 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG BAGIAN WARIS BAGI AYAH

BAB IV ANALISIS PENDAPAT PARA HAKIM DI PENGADILAN AGAMA KENDAL DALAM PASAL 177 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG BAGIAN WARIS BAGI AYAH BAB IV ANALISIS PENDAPAT PARA HAKIM DI PENGADILAN AGAMA KENDAL DALAM PASAL 177 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG BAGIAN WARIS BAGI AYAH A. Analisis Hak Kewarisan Ayah dalam Pasal 177 KHI ditinjau Menurut Perspektif

Lebih terperinci

MAKALAH PESERTA. Hukum Waris dalam Konsep Fiqh. Oleh: Zaenab, Lc, M.E.I

MAKALAH PESERTA. Hukum Waris dalam Konsep Fiqh. Oleh: Zaenab, Lc, M.E.I TRAINING TINGKAT LANJUT RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA BAGI DOSEN HUKUM DAN HAM Jakarta, 3-6 Juni 2015 MAKALAH PESERTA Hukum Waris dalam Konsep Fiqh Oleh: Zaenab, Lc, M.E.I Hukum Waris dalam Konsep

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP GUGATAN TIDAK DITERIMA DALAM PERKARA WARIS YANG TERJADI DI PENGADILAN AGAMA GRESIK. (Putusan Nomor : /Pdt.G/ /Pa.

BAB IV ANALISIS TERHADAP GUGATAN TIDAK DITERIMA DALAM PERKARA WARIS YANG TERJADI DI PENGADILAN AGAMA GRESIK. (Putusan Nomor : /Pdt.G/ /Pa. BAB IV ANALISIS TERHADAP GUGATAN TIDAK DITERIMA DALAM PERKARA WARIS YANG TERJADI DI PENGADILAN AGAMA GRESIK (Putusan Nomor : /Pdt.G/ /Pa.Gs) A. Analisis Tentang Dasar Hukum Hakim Tidak Menerima Gugatan

Lebih terperinci

Bahasa Pemrograman Untuk Pembuatan Web

Bahasa Pemrograman Untuk Pembuatan Web Bahasa Pemrograman Untuk Pembuatan Web Iman Amalludin iman.llusion@gmail.com :: http://blog.imanllusion.hostzi.com Abstrak Bahasa Pemrograman (Programming Language). Apa itu? Bahasa Pemrograman adalah

Lebih terperinci

SISTEM PAKAR WARIS BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR WARIS BERBASIS WEB SISTEM PAKAR WARIS BERBASIS WEB SKRIPSI Oleh : IRFAN HABIBURRAHMAN NIM : 04550084 JURUSAN TEKNIK INFORMATKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG 2008 SKRIPSI SISTEM PAKAR WARIS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Untuk memasuki pembasahan lebih lanjut, agar diperoleh suatu gambaran, maka dalam bab ini akan diuraikan beberapa pengertian dan istilah istilah yang berkaitan dengan masalah warisan

Lebih terperinci

MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9

MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9 MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9 A. KELUARGA Untuk membangun sebuah keluarga yang islami, harus dimulai sejak persiapan pernikahan, pelaksanaan pernikahan, sampai pada bagaimana seharusnya suami dan

Lebih terperinci

Spirit Keadilan Dalam Warisan :Dirasah Hadis Edisi 37

Spirit Keadilan Dalam Warisan :Dirasah Hadis Edisi 37 Membaca hadis-hadis Nabi tentang hak waris bagi perempuan adalah membaca sebuah episode sejarah perubahan sosial yang revolusioner terhadap hak dan akses perempuan atas harta peninggalan keluarga. Betapa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PEMBAGIAN WARISAN KEPADA AHLI WARIS PENGGANTI

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PEMBAGIAN WARISAN KEPADA AHLI WARIS PENGGANTI BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PEMBAGIAN WARISAN KEPADA AHLI WARIS PENGGANTI A. Analisis Terhadap Deskripsi Pembagian Warisan Oleh Ibu Senen dan Bapak Kasiran Kepada Ahli Waris Pengganti Di Desa Kasiyan

Lebih terperinci

Analisis Hukum Islam Terhadap Pembagian Waris Dalam Adat Minang (Studi Kasus Di Desa Biaro Gadang, Sumatera Barat)

Analisis Hukum Islam Terhadap Pembagian Waris Dalam Adat Minang (Studi Kasus Di Desa Biaro Gadang, Sumatera Barat) Prosiding Peradilan Agama ISSN: 2460-6391 Analisis Hukum Islam Terhadap Pembagian Waris Dalam Adat Minang (Studi Kasus Di Desa Biaro Gadang, Sumatera Barat) 1 Utari Suci Ramadhani, 2 Dr. Tamyiez Dery,

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN BERBASIS WEB. Part 1,2 HTML. By Rolly Yesputra Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Royal Kisaran, 2018

PEMROGRAMAN BERBASIS WEB. Part 1,2 HTML. By Rolly Yesputra Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Royal Kisaran, 2018 PEMROGRAMAN BERBASIS WEB Part 1,2 HTML By Rolly Yesputra Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Royal Kisaran, 2018 Referensi HTML5, JavaScript, and jquery 24-Hour Trainer, Copyright 2015 by

Lebih terperinci

Fiqh Sunnah jilid 14

Fiqh Sunnah jilid 14 Fiqh Sunnah jilid 14 Karangan : As-Sayyid Sabiq Cetakan 2 -- Bandung: Alma'arif, 1988 di edit ulang oleh : refah komputindo / 9134585/081310799994 (distributor computer islami, service,maintenance, networking,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil-hasil penelitia terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun hasil penelitian

Lebih terperinci

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan:

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan: PEMBAGIAN WARISAN Pertanyaan dari: EJ, di Cirebon (nama dan alamat diketahui redaksi) (Disidangkan pada Jum at, 13 Zulqa'dah 1428 H / 23 November 2007 M) Pertanyaan: Sehubungan kami sangat awam masalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI MOBILE AL-FARAIDH (PENGHITUNGAN HAK WARIS) BERBASIS SISTEM ANDROID

PERANCANGAN APLIKASI MOBILE AL-FARAIDH (PENGHITUNGAN HAK WARIS) BERBASIS SISTEM ANDROID Dwija Wisnu Brata: Perancangan Aplikasi Mobile Al-Faraidh 31 PERANCANGAN APLIKASI MOBILE AL-FARAIDH (PENGHITUNGAN HAK WARIS) BERBASIS SISTEM ANDROID Dwija Wisnu Brata Dosen STMIK AsiA Malang ABSTRAK Hak

Lebih terperinci

penulis selama proses pembangunan aplikasi. BAB 2 LANDASAN TEORI Penganut pendekatan elemen adalah Davis (1985) yang mendefinisikan sistem sebagai

penulis selama proses pembangunan aplikasi. BAB 2 LANDASAN TEORI Penganut pendekatan elemen adalah Davis (1985) yang mendefinisikan sistem sebagai 16 Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran yang dikutip oleh penulis selama proses pembangunan aplikasi. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Penganut pendekatan elemen adalah Davis (1985)

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Jogianto (2005 : 2) mengemukakan

BAB III LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Jogianto (2005 : 2) mengemukakan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Sistem Informasi Pengertian sistem menurut Jogianto (2005 : 2) mengemukakan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK WARIS BAITUL MAL DALAM HUKUM ISLAM

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK WARIS BAITUL MAL DALAM HUKUM ISLAM BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK WARIS BAITUL MAL DALAM HUKUM ISLAM A. Pengertian Waris Kata waris berasal dari bahasa Arab, waris\a-yaris\u yang artinya mempusakai harta, 1 bentuk jamaknya adalah mawa>ris\,

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG No.684/Pdt.G/2002/PA.Sm DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAH{RU<R

BAB IV. ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG No.684/Pdt.G/2002/PA.Sm DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAH{RU<R BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG No.684/Pdt.G/2002/PA.Sm DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAH{RU

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM MUNASAKHAH. A. Munasakhah Dalam Pandangan Hukum Kewarisan Islam (Fiqh Mawaris) Dan Kompilasi Hukum Islam (KHI)

BAB II TINJAUAN UMUM MUNASAKHAH. A. Munasakhah Dalam Pandangan Hukum Kewarisan Islam (Fiqh Mawaris) Dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) 29 BAB II TINJAUAN UMUM MUNASAKHAH A. Munasakhah Dalam Pandangan Hukum Kewarisan Islam (Fiqh Mawaris) Dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) Hukum kewarisan Islam adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang

Lebih terperinci

KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI DI TINJAU DARI KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN FIQH WARIS. Keywords: substite heir, compilation of Islamic law, zawil arham

KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI DI TINJAU DARI KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN FIQH WARIS. Keywords: substite heir, compilation of Islamic law, zawil arham 1 KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI DI TINJAU DARI KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN FIQH WARIS Sarpika Datumula* Abstract Substitute heir is the development and progress of Islamic law that is intended to get mashlahah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Yosef Murya Kusuma Ardhana. ST., M.Kom

PENDAHULUAN Yosef Murya Kusuma Ardhana. ST., M.Kom PENDAHULUAN Yosef Murya Kusuma Ardhana. ST., M.Kom WWW World Wide Web atau lebih sering dikenal sebagai Web adalah suatu layanan sajian informasi yang menggunakan konsep hyperlink (tautan), yang memudahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS DAN AHLI WARIS

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS DAN AHLI WARIS 23 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS DAN AHLI WARIS A. Pengertian Waris Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan pewaris kepada ahli waris dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan agama

BAB I PENDAHULUAN. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan agama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan agama yang mempunyai aturan yang lengkap dan sempurna, yang dalam ajarannya mengatur segala aspek kehidupan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Sejarah Penyusunan Buku II Tentang Kewarisan Dalam Kompilasi

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Sejarah Penyusunan Buku II Tentang Kewarisan Dalam Kompilasi BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Penyusunan Buku II Tentang Kewarisan Dalam Kompilasi Hukum Islam Dan Alasan Munculnya Bagian Sepertiga Bagi Ayah Dalam KHI Pasal 177 Hukum waris Islam merupakan

Lebih terperinci

Lex Privatum, Vol.I/No.5/November/2013

Lex Privatum, Vol.I/No.5/November/2013 HAK MEWARIS DARI ORANG YANG HILANG MENURUT HUKUM WARIS ISLAM 1 Oleh : Gerry Hard Bachtiar 2 A B S T R A K Hasil penelitian menunjukkan bagaimana asas-asas kewarisan menurut hukum waris Islam serta Hak

Lebih terperinci

PENGANTAR WEB. Pengantar Web 1

PENGANTAR WEB. Pengantar Web 1 Pengantar Web 1 10 1 PENGANTAR WEB Tujuan Pembelajaran : Dapat mendefinisikan berbagai teori yang melandasi sebuah web, sehingga nantinya mengetahui arah dan tujuan daripada pembelajaran ini dan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA WARISAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA WARISAN 12 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA WARISAN A. Pengertian Harta Warisan Warisan berasal dari kata waris, yang berasal dari bahasa Arab, yaitu : warits, yang dalam bahasa Indonesia berarti ahli waris,

Lebih terperinci

Kasus Pembagian Harta Warisan

Kasus Pembagian Harta Warisan Kasus Pembagian Harta Warisan PEMBAGIAN WARISAN Pertanyaan dari J, di Madura (nama dan alamat diketahui redaksi) Disidangkan pada: Jum at, 19 Shafar 1428 H / 9 Maret 2007 M Pertanyaan: Saya sangat mengharap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kewajiban orang lain untuk mengurus jenazahnya dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kewajiban orang lain untuk mengurus jenazahnya dan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Proses perjalanan kehidupan manusia yang membawa pengaruh dan akibat hukum kepada lingkungannya, menimbulkan hak dan kewajiban serta hubungan antara keluarga,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Hukum Warisan Islam Hukum waris islam adalah seperangkat peraturan tertulis berdasarkan wahyu Allah dan sunnah Nabi tentang hal ihwal peralihan harta atau berwujud harta dari

Lebih terperinci

PENGERTIAN WEB web adalah

PENGERTIAN WEB web adalah PENGANTAR WEB -YQ- PENGERTIAN WEB web adalah salah satu aplikasi yang berisikan dokumen-dokumen multimedia (text, gambar, suara, animasi, video) di dalamnya yang menggunakan protokol http (hypertext transfer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS. Kata waris berasal dari kata bahasa Arab mirats. Bentuk jamaknya adalah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS. Kata waris berasal dari kata bahasa Arab mirats. Bentuk jamaknya adalah BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS A. Pengertian Waris Kata waris berasal dari kata bahasa Arab mirats. Bentuk jamaknya adalah mawarits, yang berarti harta warisan atau harta peninggalan mayyit. 1 Ilmu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PENGELOMPOKAN AHLI WARIS MENURUT FIQIH JA FARIYAH. A. Pengelompokan Ahli Waris Menurut Fiqih Ja fariyah

BAB III ANALISIS PENGELOMPOKAN AHLI WARIS MENURUT FIQIH JA FARIYAH. A. Pengelompokan Ahli Waris Menurut Fiqih Ja fariyah BAB III ANALISIS PENGELOMPOKAN AHLI WARIS MENURUT FIQIH JA FARIYAH A. Pengelompokan Ahli Waris Menurut Fiqih Ja fariyah Imam Ja far menolak adanya ahli waris secara ashabah dan tanpa membedakan kerabat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA. BANGIL NOMOR 538/Pdt.G/2004/PA.Bgl PERSPEKTIF FIQH INDONESIA

BAB IV ANALISA HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA. BANGIL NOMOR 538/Pdt.G/2004/PA.Bgl PERSPEKTIF FIQH INDONESIA BAB IV ANALISA HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA BANGIL NOMOR 538/Pdt.G/2004/PA.Bgl PERSPEKTIF FIQH INDONESIA A. Analisa Terhadap Pertimbangan Putusan Hakim Pengadilan Agama Bangil Kewenangan Pengadilan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya,

BAB 2 LANDASAN TEORI. disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya, BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aplikasi Web Pada awalnya aplikasi web dibangun dengan hanya menggunakan bahasa yang disebut HTML (HyperText Markup Langauge). Pada perkembangan berikutnya, sejumlah skrip dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. : Multi sistem operasi, bisa Windows, Linux, Mac OS, maupun Solaris

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. : Multi sistem operasi, bisa Windows, Linux, Mac OS, maupun Solaris BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 XAMPP XAMPP merupakan singkatan dari : X A M P P : Multi sistem operasi, bisa Windows, Linux, Mac OS, maupun Solaris : Apache HTTP Server : MySQL Database Server : PHP Scripting

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ilmu Faraidh Ilmu faraidh adalah ilmu tentang harta waris, menurut bahasa arab faraidh yaitu jamak dari lafadz alfaridhoti, jelasnya yaitu alfardhu artinya bagian. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Sistem Pakar, Kecerdasan buatan, Waris

ABSTRAK. Kata kunci: Sistem Pakar, Kecerdasan buatan, Waris 1 ABSTRAK Fadil, Umar. 2014. Sistem Pakar Pembagian Waris Berbasis Web. Tugas UAS Jurusan Teknik Informatika. Fakultas Teknik. Universitas Islam Madura Pamekasan. Kata kunci: Sistem Pakar, Kecerdasan buatan,

Lebih terperinci

Pelatihan Intel XDK. Modul 1. Pengenalan HTML5, Mobile Application, dan Intel XDK. Dikembangkan oleh Intel Software.

Pelatihan Intel XDK. Modul 1. Pengenalan HTML5, Mobile Application, dan Intel XDK. Dikembangkan oleh Intel Software. Pelatihan Intel XDK Modul 1. Pengenalan HTML5, Mobile Application, dan Intel XDK. Dikembangkan oleh Intel Software. 1 Versi 1.0. September 2013. Hak Cipta (C) 2013 Intel Software. Adobe, Adobe Edge, dan

Lebih terperinci

DESAIN WEB STATIS DAN HTML. Dahlan Abdullah Website :http://dahlan.unimal.ac.id

DESAIN WEB STATIS DAN HTML. Dahlan Abdullah   Website :http://dahlan.unimal.ac.id DESAIN WEB STATIS DAN HTML Dahlan Abdullah Email : dahlanrpl@yahoo.com Website :http://dahlan.unimal.ac.id HALAMAN WEB KONSEP DASAR DAN TEKNOLOGI WEB World Wide Web secara luas lebih dikenal dengan istilah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Website merupakan kumpulan dari halaman halaman yang berhubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Website merupakan kumpulan dari halaman halaman yang berhubungan dengan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Website Website merupakan kumpulan dari halaman halaman yang berhubungan dengan file file lain yang saling terkait. Dalam sebuah website terdapat satu halaman yang dikenal

Lebih terperinci

AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM

AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM 1 AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM Oleh : Drs. H. Chatib Rasyid, SH., MH. Ketua Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta Pendahuluan Hukum waris dalam Islam adalah bagian dari Syariat Islam yang sumbernya diambil

Lebih terperinci

Daftar Terjemah. Lampiran 1

Daftar Terjemah. Lampiran 1 Lampiran 1 Daftar Terjemah No BAB Halaman Terjemah 1. 1 2 Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan

Lebih terperinci

BAB III Validasi HTML5

BAB III Validasi HTML5 1 Modul Praktikum Pemprograman Web BAB III Validasi HTML5 A. Tujuan Memahami konsep dasar active web page, Mampu menghasilkan halaman web yang interaktif, Mampu memanfaatkan validasi data menggunakan HTML5.

Lebih terperinci

APLIKASI PERHITUNGAN HARTA WARIS MENURUT HUKUM ISLAM MENGGUNAKAN PHP

APLIKASI PERHITUNGAN HARTA WARIS MENURUT HUKUM ISLAM MENGGUNAKAN PHP APLIKASI PERHITUNGAN HARTA WARIS MENURUT HUKUM ISLAM MENGGUNAKAN PHP Laporan Tugas Akhir Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Informatika OLEH: RAHAYU

Lebih terperinci

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI BAB IV ANALISIS TERHADAP PANDANGAN IMAM SYAFI I DAN SYI> AH IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI PEWARIS NON MUSLIM A. Persamaan Pandangan Imam Syafi i dan Syi> ah Ima>miyah tentang Hukum

Lebih terperinci

Pengenalan Script. Definisi HTML

Pengenalan Script. Definisi HTML 1 Pengenalan Script Pada bab ini akan dibahas bahasa script yang dapat digunakan untuk membuat halaman web. Untuk dapat membuat halaman web bahasa script pertama yang harus anda kenal adalah HTML. HTML

Lebih terperinci

BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM 53 BAB IV PEMERATAAN HARTA WARISAN DI DESA BALONGWONO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Sistem Pemerataan Harta Warisan di Desa Balongwono dalam Perspektif Hukum Islam 1. Al-Qur an Allah SWT telah menentukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Pengertian sistem informasi tidak bisa dilepaskan dari pengertian sistem dan informasi. Definisi dari sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponenkomponen

Lebih terperinci

Ringkasan Fiqih Islam (5)

Ringkasan Fiqih Islam (5) Ringkasan Fiqih Islam (5) ( Ilmu Waris " Faraidh " ) (5) لفر ي ض لفر ي ض كتا كتا [ Indonesia Indonesian ] Penyusun : Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Terjemah : Team Indonesia islamhouse.com Editor

Lebih terperinci

BAB II KEDUDUKAN JANDA TANPA KETURUNAN DALAM KEWARISAN ISLAM

BAB II KEDUDUKAN JANDA TANPA KETURUNAN DALAM KEWARISAN ISLAM 29 BAB II KEDUDUKAN JANDA TANPA KETURUNAN DALAM KEWARISAN ISLAM A. Hubungan Ahli Waris Dengan Pewaris Hukum waris adalah segala peraturan hukum yang mengatur tentang beralihnya harta warisan dari pewaris

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGUASAAN TIRKAH AL-MAYYIT YANG BELUM DIBAGIKAN KEPADA AHLI WARIS

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGUASAAN TIRKAH AL-MAYYIT YANG BELUM DIBAGIKAN KEPADA AHLI WARIS BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGUASAAN TIRKAH AL-MAYYIT YANG BELUM DIBAGIKAN KEPADA AHLI WARIS A. Sebab-Sebab Terjadinya Penguasaan Tirkah Al-Mayyit Yang Belum Dibagikan Kepada Ahli Waris Harta peninggalan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, yaitu seorang pakar, dan

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, yaitu seorang pakar, dan BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Permasalahan Dalam mengembangkan sistem pakar diperlukan pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, yaitu seorang pakar, dan beberapa buku

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sekilas Tentang Sistem Ujian Konevensional

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sekilas Tentang Sistem Ujian Konevensional BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sekilas Tentang Sistem Ujian Konevensional Dalam ujian konvensional,ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar ujian bisa dilaksanakan secara layak. Hal yang utama adalah kertas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berkaca dari pesatnya laju perkembangan teknologi. modern, sistem penjadwalan guru di sebuah sekolah akan lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berkaca dari pesatnya laju perkembangan teknologi. modern, sistem penjadwalan guru di sebuah sekolah akan lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Berkaca dari pesatnya laju perkembangan teknologi modern, sistem penjadwalan guru di sebuah sekolah akan lebih efektif jika menggunakan sebuah aplikasi. Aplikasi

Lebih terperinci

C. Ms Powerpoint D. Notepad E. Ms Acces

C. Ms Powerpoint D. Notepad E. Ms Acces 1. Apakah kepanjangan dari HTML? A. Hyper Text Mark Up Language B. Hyper Text Mark Language C. Hight Text Mark Up Language D. Hight Text Mark Language 2. Berikut ini adalah termasuk Software Browser, Kecuali:

Lebih terperinci

BAB II HUKUM KEWARISAN DALAM ISLAM

BAB II HUKUM KEWARISAN DALAM ISLAM BAB II HUKUM KEWARISAN DALAM ISLAM A. Pengertian Hukum Kewarisan Islam Kata waris berasal dari bahasa Arab yaitu warasa-yurisu-warisan yang berarti berpindahnya harta seseorang kepada seseorang setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti- peneliti sebelumnya yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti- peneliti sebelumnya yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti- peneliti sebelumnya yaitu : Tabel 2.1. Tabel Perbandingan Tinjauan Pustaka PARAMETER PENULIS

Lebih terperinci

I l m u W a r i s Oleh : Abu Suhaib Salim Ali Ganim. Surabaya; 11/11/2013 M.

I l m u W a r i s Oleh : Abu Suhaib Salim Ali Ganim. Surabaya; 11/11/2013 M. بسم اهلل الرحمن الرحيم السالم عليكم ورحمة اهلل وبركاته I l m u W a r i s Oleh : Abu Suhaib Salim Ali Ganim. Surabaya; 11/11/2013 M. Email : abu.suhaib01@gmail.com Oleh : Abu Suhaib Salim Ali Ganim. Surabaya;

Lebih terperinci