Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh
|
|
- Widya Indradjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh pelaksanaan hukum waris 1
2 A. Pembagian Warisan Dalam a. Mawaris 1. Beberapa pengertian Kata mawaris merupakan jamak dari kata miras yang diartikan peninggalan atau harta orang meninggal yang diwariskan kepada ahli warisnya. Menurut Muhammad Ali Ash Shabuni pengertian mirats (waris) secara lughat ialah pindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain atau dari kaum kepada kaum lain b. Pewaris Adalah orang yang pada saat meninggalnya atau yang dinyatakan meninggal berdasarkan putusan pengadilan beragama Islam, meninggalkan ahli waris dan harta peninggalan. c. Ahli waris Adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris. d. Harta waris (tirkah) Adalah harta bawaan ditambah bagian dari harta bersama setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai meninggalnya, biaya pengurusan jenazah (tajhiz), pembayaran hutang dan pemberian untuk kerabat (wasiat). e. Ilmu mawaris Ilmu mawaris disebut juga ilmu faraid yaitu ilmu untuk mengetahui orang yang berhak menerima harta pusaka/ warisan, orang yang dapat menerima warisan, kadar pembagian yang diterima oleh masing-masing ahli waris, dan tata cara pembagiannya. Mempelajari ilmu mawaris dianjurkan oleh nabi, 2. Tujuan mawaris beliau bersabda: Pelajarilah faraid dan ajarkanlah kepada orang banyak, karena faraid adalah separoh ilmu dan mudah dilupakan serta merupakan ilmu yang pertama kali hilang dari umatku. Mawaris bertujuan untuk: a. Melaksanakan pembagian harta warisan kepada ahli waris yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan syariah 2
3 b. Mengetahui secara jelas siapa yang berhak menerima harta warisan dan berapa bagian yang diperoleh masing-masing ahli waris. c. Menentukan pembagian harta warisan secara adil dan benar sehingga tidak timbul perselisihan antara ahli waris Ada beberapa sebab hingga 3. Sebab-sebab mendapat warisan seseorang mendapatkan harta warisan, yaitu: a. Hubungan Nasab (Darah), seperti ayah, ibu, anak, saudara, paman, kakek dan nenek, sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surah An Nisa [4] ayat 7; Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang Telah ditetapkan. b. Hubungan Perkawinan, yang terdiri dari duda atau janda. Perkawinan yang sah menimbulkan hubungan kewarisan. Jika seorang suami meninggal dunia maka isteri atau jandanya mewarisi harta suaminya, dan demikian pula sebaliknya. Apabila semua ahli waris ada, maka yang berhak mendapat warisan hanyalah : anak, ayah, ibu, janda atau duda (dapat dilihat Al Quran surah An Nisa [4] ayat 12 c. Hubungan seagama, yaitu sesama muslim. Hal ini sesuai dengan hadis nabi: saya menjadi waris bagi pewaris yang tidak mempunyai akli waris. (Hr. Ahmad dan Abu Daud) d. Memerdekakan budak (wala), Rasulullah pernah bersabda: Hubungan orang yang memerdekakan dengan hamba yang dimerdekakan itu seperti hubungan turunan tidak dijual dan tidak diberikan (Hr. Ibnu Khuzaemah, Ibnu Hiban, dan Hakim) 3. Sebab-sebab hilangnya hak ahli waris haknya memperoleh harta warisan,yaitu: Ada beberapa sebab sehingga ahli waris kehilangan 3
4 a. Pembunuh, yaitu orang yang membunuh pewaris. Nabi bersabda: Yang membunuh tidak berhak mewarisi peninggalan keluarga yang dibunuhnya. (Hr.An Nasai) b. Murtad dan kafir, orang yang bukan beragama Islam tidak berhak menerima harta warisan orang Islam. Nabi bersabda: Seorang muslim tidak berhak mewarisi harta peninggalan orang kafir dan orang kafir tidak berhak pula mewarisi harta peninggalan orang Islam. (Hr. Jamaah) c. Hamba (budak), tidak dapat menjadi ahli waris karena dirinya adalah milik tuannya. Dalam Al Quran surah An Nahl [16] ayat 75 Allah berfirman: seorang hamba sahaya yang dimiliki yang tidak dapat bertindak terhadap sesuatupun. Pelaksanaan pembagian harta warisan 4. Syarat pewarisan dapat dilakukan apabila memenuhi syarat-syarat berikut: a. Adanya yang meninggal dunia, baik secara hakiki atau hukmi. b. Adanya harta warisan. c. Tidak penghalang untuk menerima harta warisan Sebelum harta 5. Kewajiban sebelum harta warisan dibagikan warisan dibagikan, ahli waris harus mengeluarkan biaya-biaya yaitu: a. Biaya jenazah b. Utang yang belum dibayar c. Zakat yang belum dikeluarkan d. Wasiat, yaitu pesan yang diamanatkan kepada ahli waris untuk memberikan hartanya kepada seseorang. Dalam sebuah hadis wasiat tidak boleh lebih dari 1/3 harta warisan. Ahli Waris ialah orang yang berhak menerima warisan, 6. Ahli Waris ahli dibedakan menjadi dua yaitu lelaki dan perempuan. a. Ahli Waris lelaki terdiri dari: 1. Anak laki-laki 4
5 2. Cucu laki-laki sampai keatas dari garis anak laki-laki. 3. Ayah 4. Kakek sampai keatas garis ayah 5. Saudara laki-laki kandung 6. Saudara laki-laki seayah 7. Saudara laki-laki seibu 8. Anak laki-laki saudara kandung sampai kebawah. 9. Anak laki-laki saudara seayah sampai kebawah. 10. Paman kandung 11. Paman seayah 12. Anak paman kandung sampai kebawah. 13. Anak paman seayah sampai kebawah. 14. Suami 15. Laki-laki yang memerdekakan b. Ahli Waris wanita terdiri dari 1. Anak perempuan 2. Cucu perempuan sampai kebawah dari anak laki-laki. 3. Ibu 4. Nenek sampai keatas dari garis ibu 5. Nenek sampai keatas dari garis ayah 6. Saudara perempuan kandung 7. Saudara perempuan seayah 8. Yang Saudara perempuan seibu. 9. Isteri 10. Wanita yang memerdekakan Ditinjau dari sudut pembagian, Ahli waris terbagi dua yaitu zawil furud/ Ashabul furudh dan ashobah. a. Ashabul furudh yaitu orang yang mendapat bagian tertentu. Terdiri dari (1) mendapat bagian ½ harta. (a) Anak perempuan kalau sendiri (b) Cucu perempuan kalau sendiri (c) Saudara perempuan kandung kalau sendiri (d) Saudara perempuan seayah kalau sendiri 5
6 (e) Suami (2) mendapat bagian ¼ harta (a) Suami dengan anak atau cucu (b) Isteri atau beberapa kalau tidak ada anak atau cucu (3) mendapat 1/8 Isteri atau beberapa isteri dengan anak atau cucu. (4) mendapat 2/3 (a) dua anak perempuan atau lebih (b) dua cucu perempuan atau lebih (c) dua saudara perempuan kandung atau lebih (d) dua saudara perempuan seayah atau lebih (5) mendapat 1/3 (a) Ibu jika tidak ada anak, cucu dari garis anak laki-laki, dua saudara kandung/seayah atau seibu. (b) Dua atau lebih anak ibu baik laki-laki atau perempuan (6) mendapat 1/6 (a) Ibu bersama anak laki-laki, cucu laki-laki atau dua atau lebih saudara perempuan kandung atau perempuan seibu. (b) Nenek garis ibu jika tidak ada ibu dan terus keatas (c) Nenek garis ayah jika tidak ada ibu dan ayah terus keatas (d) Satu atau lebih cucu perempuan dari anak laki-laki bersama satu anak perempuan kandung (e) Satu atau lebih saudara perempuan seayah bersama satu saudara perempuan kandung. (f) Ayah bersama anak laki-laki atau cucu laki-laki (g) Kakek jika tidak ada ayah (h) Saudara seibu satu orang, baik laki-laki atau perempuan. b. Ahli waris ashobah yaitu para ahli waris tidak mendapat bagian tertentu tetapi mereka dapat menghabiskan bagian sisa ashhabul furud. Ashobah dibedakan menjadi: ashabah binafsihi, ashobah bighairi dan ashobah ma a ghairih (1) Ashobah binafsihi adalah ashobah dengan sendirinya, ashobah binafsihi sebagai berikut: (a) Anak laki-laki 6
7 (b) Cucu laki-laki dari anak laki-laki terus kebawah (c) Ayah (d) Kakek dari garis ayah keatas (e) Saudara laki-laki kandung (f) Saudara laki-laki seayah (g) Anak laki-laki saudara laki-laki kandung sampai kebawah (h) Anak laki-laki saudara laki-laki seayah sampai kebawah (i) Paman kandung (j) Paman seayah (k) Anak laki-laki paman kandung sampai kebawah (l) Anak laki-laki paman seayah sampai kebawah (m) Laki-laki yang memerdekakan yang meninggal (2) ashobah bighairi adalah ashobah dengan saudaranya (a) Anak perempuan bersama anak laki-laki atau cucu laki. (b) Cucu perempuan bersama cucu laki-laki (c) Saudara perempkuan kandung bersama saudara laki-laki kandung atau saudara laki-laki seayah. (d) Saudara perempuan seayah bersama saudara laki-laki seayah. (3) ashobah ma a ghairih adalah ashobah dengan orang tertentu dalam dzawil furud (a) Anak perempuan kandung satu orang bersama cucu perempuan satu atau lebih (2/3). (b) Saudara perempuan kandung bersama saudara perempuan seayah (2/3) Hijab berarti tabir atau penghalang, yaitu penghalang bagi 6. Hijab ahli waris untuk menerima harta warisan karena ada ahli waris lain yang kedudukannya lebih dekat atau lebih berhak. Sedangkan yang terhalang disebut mahjub. Hijab dibedakan menjadi dua yaitu; a. Hijab Nuqsan adalah hijab yang mengurangi bagian ahli waris b. Hijab Hirman adalah hijab yang menghilangkan bagian ahli waris, seperti: (1) Nenek dari garis ibu gugur haknya karena adanya ibu. (2) Nenek dari garis ayah gugur haknya karena adanya ayah dan ibu (3) Saudara seibu gugur haknya baik laki-laki ataupun perempuan oleh: (a) anak kandung laki/perempuan (b) cucu baik laki-laki/perempuan dari garis laki-laki 7
8 (c) bapak (d) kakek (4) Saudara seayah baik laki-laki/perempuan gugur haknya oleh : (a) ayah (b) anak laki-laki kandung (c) cucu laki-laki dari garis laki-laki (d) Saudara laki-laki kandung (5) Saudara laki-laki/perempuan kandung gugur haknya oleh: (a) anak laki-laki (b) cucu laki-laki dari garis anak laki-laki (c) ayah B. Cara Pembagian Harta Warisan Untuk menentukan ahli waris sebaiknya 1. Menentukan ahli waris mengikuti urutan berikut: a. Menentukan anggota keluarga yang menjadi ahli waris dan yang tidak berhak dari sebab yang telah ditentukan. b. Menentukan ahli waris yang terhijab c. Menentukan ahli waris yang masuk zawil furud dan ashabah Beberapa langkah untuk 2. Cara menghitung harta warisan menghitung harta warisan, yaitu: a. Menentukan asal masalah. Asal masalah adalah bilangan bulat yang digunakan untuk membagi harta warisan, caranya menentukannya adalah: (1) Apabila ahli warisnya terdiri dari ashabah binafsih asal maslahnya adalah sejumlah ahli waris yang ada. Contoh: apabila ahli waris 5 orang laki-laki maka asal masalahnya adalah 5, cara pembagiannya adalah harta warisan dibagi 5 (2) Apabila ahli warisnya terdiri dari ashabah bighairih asal maslahnya adalah sejumlah ahli waris yang ada dan untuk anak laki-laki dikali dua. Contoh: ahli waris 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan, maka asal masalahnya 2 x 2 = = 5 8
9 (3) Apabila ahli warisnya adalah seorang zawil furud maka asal masalahnya adalah penyebutnya. (4) Apabila ahli warisnya adalah lebih dari seorang zawil furud maka asal masalahnya adalah kelipatan persekutuan terkecil (KPK) penyebutnya. Asal masalah (KPK) dalam hal ini terdiri dari: 2, 3, 4, 6, 8, 12, dan 24. Contoh: ahli waris istri 1/6, ibu 1/8 maka KPKnya 24 b. Menentukan bagian ahli waris Apabila sudah diketahui asal masalahnya maka dapat ditentukan bagian dari ahli waris dengan cara seperti contoh berikut: Contoh: ahli waris istri, ibu, dua orang anak laki-laki Bagian istri 1/6 x 24 = 4 Bagian ibu 1/8 x 24 = 3 Dua orang anak laki-laki = 17 c. Menentukan besaran harta warisan Setelah ditentukan bagian ahli waris tinggal menentukan besar harta warisan yang diterima dengan cara seperti contoh berikut: Contoh: ahli waris istri, ibu, dua orang anak laki-laki, harta warisan Rp ,- 1) Bagian istri 4/24 x Rp ,- = Rp ,33 2) Bagian ibu 3/24 x Rp ,- = Rp ) Dua orang anak laki-laki 17/24 x Rp ,- = Rp ,67 Jumlah = Rp ,- d. Dalam pembagian warisan kadang ditemukan masalah aul. Masalah Aul terjadi apabila jumlah penyebut lebih kecil dari pembilang. 2 orang ahli waris ditetapkan sebagai zawil furud ½ dan 2/3, maka bagian ahli waris tersebut adalah 3/6 dan 4/6 = 7/6. Dengan bagian 7/6 tidak dapat diselesaikan pembagian besaran harta warisan. Untuk menyelesaikan masalah ini penyebut harus dibesarkan menjadi 7 Contoh: Ahli waris: Suami (½), saudara perempuan seibu sebapak (2/3), harta warisan Rp ,- KPK nya adalah 6 9
10 Suami ½ x 6 Saudara perempuan seibu sebapak 2/3 x 6 Jumlah = 3 bagian = 4 bagian = 7 bagian Suami 3/7 x Rp ,- = ,7 Saudara perempuan seibu sebapak 4/7 x Rp ,- = ,3 Jumlah = ,- e. Dalam pembagian warisan kadang juga ditemukan masalah radd. Masalah radd terjadi apabila masih ada sis jumlah bagian. Contoh: Ahli waris: seorang anak perempuan (½), ibu (1/6), harta warisan Rp ,- KPK nya adalah 6 seorang anak perempuan ½ x 6 = 3 bagian ibu 1/6 x 6 = 1 bagian Jumlah = 4 bagian Masih ada sisa 2 bagian, dapat dibagi menurut persetujuan keduanya. C. Ikhtisar 1. Kata mawaris merupakan jamak dari kata miras pindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain atau dari kaum kepada kaum lain 2. Ilmu mawaris disebut ilmu faraid yaitu ilmu untuk mengetahui orang yang berhak menerima harta pusaka/ warisan, orang yang dapat menerima warisan, kadar pembagian yang diterima oleh masing-masing ahli waris, dan tata cara pembagiannya. 3. Ada beberapa sebab hingga seseorang mendapatkan harta warisan, yaitu: Hubungan nasab (darah), hubungan perkawinan, hubungan seagama, memerdekakan budak 4. Ada beberapa sebab sehingga ahli waris kehilangan haknya memperoleh harta warisan, yaitu: Membunuh, murtad dan kafir, hamba sahaya (budak). 5. Sebelum harta warisan dibagikan, ahli waris harus mengeluarkan biaya untuk keperluan: mengurus jenazah, membayar utang, zakat dan wasiat 10
11 6. Ditinjau dari sudut pembagian, Ahli waris terbagi dua yaitu zawil furud/ Ashabul furudh dan ashobah. Ashabul furudh yaitu orang yang mendapat bagian tertentu, ashobah yaitu para ahli waris tidak mendapat bagian tertentu tetapi mereka dapat menghabiskan bagian sisa ashhabul furud. 7. Hijab berarti tabir atau penghalang, yaitu penghalang bagi ahli waris untuk menerima harta warisan karena ada ahli waris lain yang kedudukannya lebih dekat atau lebih berhak. Hijab dibedakan menjadi dua yaitu; Hijab Nuqsan adalah hijab yang mengurangi bagian ahli waris. Hijab Hirman adalah hijab yang menghilangkan bagian ahli waris. 11
Pengertian Mawaris. Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan.
Pengertian Mawaris Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah 'berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada
Lebih terperinciSERIAL KAJIAN ULIL ALBAAB No. 22 By : Tri Hidayanda
SERIAL KAJIAN ULIL ALBAAB No. 22 By : Tri Hidayanda ARTI FAROIDH FAROIDH adalah kata jamak dari FARIDHOH FARIDHOH diambil dari kata FARDH yg berari TAKDIR atau KETENTUAN. Syar I : Bagian yang sudah merupakan
Lebih terperinciBAB II PEMBAGIAN WARISAN DALAM HAL TERJADINYA POLIGAMI MENURUT PERSPEKTIF HUKUM WARIS ISLAM
27 BAB II PEMBAGIAN WARISAN DALAM HAL TERJADINYA POLIGAMI MENURUT PERSPEKTIF HUKUM WARIS ISLAM A. Kerangka Dasar Hukum Kewarisan Islam Dalam literatur Indonesia sering menggunakan istilah kata waris atau
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH
BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH Untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata, maka pada bab ini akan di berikan contoh - contoh permasalahan pembagian warisan berdasarkan ketentuan ketentuan yang
Lebih terperinciPENGHALANG HAK WARIS (AL-HUJUB)
PENGHALANG HAK WARIS (AL-HUJUB) A. Definisi al-hujub Al-hujub dalam bahasa Arab bermakna 'penghalang' atau 'penggugur'. Dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman: "Sekali-kali tidak sesungguhnya mereka pada
Lebih terperinciMEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9
MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9 A. KELUARGA Untuk membangun sebuah keluarga yang islami, harus dimulai sejak persiapan pernikahan, pelaksanaan pernikahan, sampai pada bagaimana seharusnya suami dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. penelitian terutama dari penelitian-penelitian sebelumnya.
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian ini mengggunakan referensi yang berhubungan dengan obyek penelitian terutama dari penelitian-penelitian sebelumnya. Raditya Arief
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Segi kehidupan manusia yang telah diatur Allah dapat dikelompokkan
BAB I PENDAHULUAN Segi kehidupan manusia yang telah diatur Allah dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok. Pertama, hal-hal yang berkaitan dengan hubungan manusia dengan Allah sebagai penciptanya. Aturan
Lebih terperinciFiqh dan Pengurusan Harta Warisan: Dengan Fokus kepada Faraid
Fiqh dan Pengurusan Harta Warisan: Dengan Fokus kepada Faraid Abdullaah Jalil Fakulti Ekonomi dan Muamalat, Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) Email: abdullaah@usim.edu.my / abdullaahjalil@gmail.com
Lebih terperincipusaka), namun keduanya tidak jumpa orang yang mampu menyelesaikan perselisihan mereka. Keutamaan Hak harta Simati
ILMU FARAID 1 Firman Allah : "Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembahagian pusaka untuk) anakanakmu. Iaitu bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu
Lebih terperinciHUKUM KEWARISAN ISLAM HUKUM WARIS PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN FHUI
HUKUM KEWARISAN ISLAM HUKUM WARIS PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN FHUI DOSEN Dr. Yeni Salma Barlinti, SH, MH Neng Djubaedah, SH, MH, Ph.D Milly Karmila Sareal, SH, MKn. Winanto Wiryomartani, SH, MHum. POKOK
Lebih terperinciMAKALAH PESERTA. Hukum Waris dalam Konsep Fiqh. Oleh: Zaenab, Lc, M.E.I
TRAINING TINGKAT LANJUT RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA BAGI DOSEN HUKUM DAN HAM Jakarta, 3-6 Juni 2015 MAKALAH PESERTA Hukum Waris dalam Konsep Fiqh Oleh: Zaenab, Lc, M.E.I Hukum Waris dalam Konsep
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. A. Ahli Waris Pengganti menurut Imam Syafi i dan Hazairin. pengganti menurut Hazairin dan ahli waris menurut Imam Syafi i, yaitu:
BAB IV ANALISIS A. Ahli Waris Pengganti menurut Imam Syafi i dan Hazairin Dari penjelasan terdahulu dapat dikelompokkan ahli waris yang menjadi ahli waris pengganti menurut Hazairin dan ahli waris menurut
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP GUGATAN TIDAK DITERIMA DALAM PERKARA WARIS YANG TERJADI DI PENGADILAN AGAMA GRESIK. (Putusan Nomor : /Pdt.G/ /Pa.
BAB IV ANALISIS TERHADAP GUGATAN TIDAK DITERIMA DALAM PERKARA WARIS YANG TERJADI DI PENGADILAN AGAMA GRESIK (Putusan Nomor : /Pdt.G/ /Pa.Gs) A. Analisis Tentang Dasar Hukum Hakim Tidak Menerima Gugatan
Lebih terperinciPEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Vera Arum Septianingsih 1 Nurul Maghfiroh 2 Abstrak Kewarisan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah perkawinan. Islam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HIJAB DAN KEDUDUKAN SAUDARA DALAM KEWARISAN ISLAM. Menurut istilah ulama mawa>rith (fara>id}) ialah mencegah dan
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HIJAB DAN KEDUDUKAN SAUDARA DALAM KEWARISAN ISLAM A. Hijab dan Bagiannya 1. Pengertian Menurut bahasa Arab, hijab artinya penghalang atau mencegah atau menghalangi. Dalam al
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, yaitu seorang pakar, dan
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Permasalahan Dalam mengembangkan sistem pakar diperlukan pengetahuan dan informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, yaitu seorang pakar, dan beberapa buku
Lebih terperinciSistem Informasi Pengolahan Data Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam Pada Pengadilan Agama Kota Palopo
Sistem Informasi Pengolahan Data Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam Pada Pengadilan Agama Kota Palopo NIRSAL Dosen Universitas Cokroaminoto Palopo Email : nirsal_e@yahoo.co.id Abstrak: Banyak
Lebih terperinciBAB II KEWARISAN DALAM ISLAM
BAB II KEWARISAN DALAM ISLAM A. Pengertian Kewarisan Islam Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata waris berarti Orang yang berhak menerima harta pusaka dari orang yang telah meninggal. 1 Di dalam
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FIQH MAWARITS DI MADRASAH ALIYAH
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN FIQH MAWARITS DI MADRASAH ALIYAH Akh. Mufris 1 Abstrak: Fiqh Mawarits merupakan hal yang sangat penting untuk diajarkan di tingkat sekolah/madrasah, mengingat hukum mempelajarinya
Lebih terperinciBAB II KEDUDUKAN JANDA TANPA KETURUNAN DALAM KEWARISAN ISLAM
29 BAB II KEDUDUKAN JANDA TANPA KETURUNAN DALAM KEWARISAN ISLAM A. Hubungan Ahli Waris Dengan Pewaris Hukum waris adalah segala peraturan hukum yang mengatur tentang beralihnya harta warisan dari pewaris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam mengajarkan berbagai macam hukum yang menjadikan aturanaturan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mengajarkan berbagai macam hukum yang menjadikan aturanaturan bagi muslim dan muslimah, salah satunnya adalah hukum kewarisan. Yang mana hukum kewarisan
Lebih terperinciBAB II HUKUM KEWARISAN DALAM ISLAM
BAB II HUKUM KEWARISAN DALAM ISLAM A. Pengertian Hukum Kewarisan Islam Kata waris berasal dari bahasa Arab yaitu warasa-yurisu-warisan yang berarti berpindahnya harta seseorang kepada seseorang setelah
Lebih terperinciWaris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)
Waris Tanpa Anak WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006) Pertanyaan: Kami lima orang bersaudara: 4 orang laki-laki
Lebih terperinciBAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
BAB IV PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Analisis implementasi Hukum Islam terhadap ahli waris non-muslim dalam putusan hakim di Pengadilan Agama
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Teori Mengenai Hukum Waris Islam. A. Tinjauan Umum Tentang hukum Waris Islam
BAB II Tinjauan Teori Mengenai Hukum Waris Islam A. Tinjauan Umum Tentang hukum Waris Islam 1. Pengertian Hukum Waris Hukum waris adalah suatu hukum yang mengatur peninggalan harta seseorang yang telah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK WARIS BAITUL MAL DALAM HUKUM ISLAM
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK WARIS BAITUL MAL DALAM HUKUM ISLAM A. Pengertian Waris Kata waris berasal dari bahasa Arab, waris\a-yaris\u yang artinya mempusakai harta, 1 bentuk jamaknya adalah mawa>ris\,
Lebih terperinciBAB II KEWARISAN MENURUT HUKUM ISLAM
BAB II KEWARISAN MENURUT HUKUM ISLAM A. Pengertian Waris dan Harta Waris Untuk bisa membagi harta waris secara benar sesuai dengan aturan dan syariat Islam, tentu saja setiap orang harus mengerti dan memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amir Syarifudin, Hukum Kewarisan Islam, Fajar Interpratama Offset, Jakarta, 2004, hlm.1. 2
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hukum Islam merupakan hukum Allah. Dan sebagai hukum Allah, ia menuntut kepatuhan dari umat Islam untuk melaksanakannya sebagai kelanjutan dari keimanannya kepada Allah
Lebih terperinciHAK ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA PENINGGALAN ORANG TUA ANGKAT MENURUT HUKUM ISLAM
Hak Anak Angkat terhadap Peninggalan Orang Tua Angkat Menurut Hukum Islam Kanun Jurnal Ilmu Hukum Susiana No. 55, Th. XIII (Desember, 2011), pp. 139-148. HAK ANAK ANGKAT TERHADAP HARTA PENINGGALAN ORANG
Lebih terperinciMembangun Keluarga yang Islam
Membangun Keluarga yang Islam KELUARGA MAWARIS Persiapan Pernikahan Pelaksanaan Pernikahan Pembinaan Keluarga Pembagian Waris adalah Hak Allah Prinsip Kewarisan Dalam Islam Ketetapan Allah dan Rasul-Nya
Lebih terperinciKEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI DI TINJAU DARI KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN FIQH WARIS. Keywords: substite heir, compilation of Islamic law, zawil arham
1 KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI DI TINJAU DARI KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN FIQH WARIS Sarpika Datumula* Abstract Substitute heir is the development and progress of Islamic law that is intended to get mashlahah
Lebih terperinciS I L A B U S A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM WARIS ISLAM STATUS MATA KULIAH : WAJIB KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2
1 S I L A B U S A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM WARIS ISLAM STATUS MATA KULIAH : WAJIB KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 B. DESKRIPSI MATA KULIAH Mata kuliah ini mempelajari hukum waris
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu hal yang tidak dapat dihindari adalah setiap orang tentu akan meninggal, baik ia seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Hukum Warisan Islam Hukum waris islam adalah seperangkat peraturan tertulis berdasarkan wahyu Allah dan sunnah Nabi tentang hal ihwal peralihan harta atau berwujud harta dari
Lebih terperinciBAB II KEWARISAN MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM. A. Sejarah Lahirnya Kompilasi Hukum Islam (KHI)
BAB II KEWARISAN MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM A. Sejarah Lahirnya Kompilasi Hukum Islam (KHI) Hukum Islam adalah hukum yang dibangun berdasarkan pemahaman manusia berdasarkan Al-Qur an maupun As-Sunnah
Lebih terperinciBAB II WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN PERATURAN HUKUM MENGENAI PENGANGKATAN ANAK
BAB II WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN PERATURAN HUKUM MENGENAI PENGANGKATAN ANAK A. Sejarah Perkembangan Hukum Waris 1. Hukum Waris Sebelum Islam Orang-orang jahiliah telah mengenal sistem waris sebagai
Lebih terperinciHAK WARIS DZAWIL ARHAM
Nama Kelompok : M. FIQHI IBAD (19) M. ROZIQI FAIZIN (20) NADIA EKA PUTRI (21) NANDINI CHANDRIKA (22) NAUFAL AFIF AZFAR (23) NOER RIZKI HIDAYA (24) XII-IA1 HAK WARIS DZAWIL ARHAM A. Definisi Dzawil Arham
Lebih terperinciBAB II PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ISLAM. yang memiliki beberapa arti yakni mengganti, memberi dan mewarisi. 15
BAB II PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ISLAM A. Pengertian Hukum Kewarisan Islam Secara bahasa, kata waratsa asal kata kewarisan digunakan dalam Al-quran yang memiliki beberapa arti yakni mengganti,
Lebih terperinciLex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. KEDUDUKAN DAN BAGIAN AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM ISLAM 1 Oleh : Alhafiz Limbanadi 2
KEDUDUKAN DAN BAGIAN AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM ISLAM 1 Oleh : Alhafiz Limbanadi 2 A B S T R A K Seiring dengan perkembangan zaman juga pola pikir masyarakat, hal ini menghasilkan adanya berbagai
Lebih terperinciBAB II PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF KHI
BAB II PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF KHI A. Kewarisan dalam KHI Dalam KHI hukum kewarisan diatur pada buku II yang terdiri dari 43 pasal yaitu mulai Pasal 171 sampai dengan Pasal 214. 1.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kewenangan Pengadilan Agama Lingkungan Peradilan Agama adalah salah satu lingkungan peradilan khusus, jangkauan fungsi kewenangan peradilan agama diatur dalam Pasal 2, Pasal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA WARIS BERBEDA AGAMA. Kata waris berasal dari bahasa Arab yaitu warasa-yarisu-warisan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA WARIS BERBEDA AGAMA A. Tinjauan Umum tentang Waris 1. Pengertian Waris Kata waris berasal dari bahasa Arab yaitu warasa-yarisu-warisan yang berarti berpindahnya harta seorang kepada
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ilmu Faraidh Ilmu faraidh adalah ilmu tentang harta waris, menurut bahasa arab faraidh yaitu jamak dari lafadz alfaridhoti, jelasnya yaitu alfardhu artinya bagian. Sedangkan menurut
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PENGUASAAN TIRKAH AL-MAYYIT YANG BELUM DIBAGIKAN KEPADA AHLI WARIS
BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGUASAAN TIRKAH AL-MAYYIT YANG BELUM DIBAGIKAN KEPADA AHLI WARIS A. Sebab-Sebab Terjadinya Penguasaan Tirkah Al-Mayyit Yang Belum Dibagikan Kepada Ahli Waris Harta peninggalan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS DAN AHLI WARIS
23 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS DAN AHLI WARIS A. Pengertian Waris Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak pemilikan harta peninggalan pewaris kepada ahli waris dikarenakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MUNASAKHAH. A. Munasakhah Dalam Pandangan Hukum Kewarisan Islam (Fiqh Mawaris) Dan Kompilasi Hukum Islam (KHI)
29 BAB II TINJAUAN UMUM MUNASAKHAH A. Munasakhah Dalam Pandangan Hukum Kewarisan Islam (Fiqh Mawaris) Dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) Hukum kewarisan Islam adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang
Lebih terperinciWARIS MENUNAIKAN WASIAT JIKA ADA
Company LOGO WARIS WARIS WARIS WARIS WARIS MENYELESAIKAN PERBELANJAAN URUSAN PENGEBUMIAN MENJELASKAN HUTANG-HUTANG SIMATI MENUNAIKAN WASIAT JIKA ADA KLASIFIKASI HARTA PUSAKA/PENCARIAN DLL MENGENAL PASTI
Lebih terperinciI l m u W a r i s Oleh : Abu Suhaib Salim Ali Ganim. Surabaya; 11/11/2013 M.
بسم اهلل الرحمن الرحيم السالم عليكم ورحمة اهلل وبركاته I l m u W a r i s Oleh : Abu Suhaib Salim Ali Ganim. Surabaya; 11/11/2013 M. Email : abu.suhaib01@gmail.com Oleh : Abu Suhaib Salim Ali Ganim. Surabaya;
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebagai jamak dari lafad farîdloh yang berarti perlu atau wajib 26, menjadi ilmu menerangkan perkara pusaka.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Istilah Hukum Waris 1. Definisi Waris Kata wârits dalam bahasa Arab memiliki jama waratsah yang berarti ahli waris 25, ilmu waris biasa juga dikenal dengan ilmu
Lebih terperinciPEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan:
PEMBAGIAN WARISAN Pertanyaan dari: EJ, di Cirebon (nama dan alamat diketahui redaksi) (Disidangkan pada Jum at, 13 Zulqa'dah 1428 H / 23 November 2007 M) Pertanyaan: Sehubungan kami sangat awam masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Harta merupakan masalah penting dalam kehidupan masyarakat, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Maslah Harta merupakan masalah penting dalam kehidupan masyarakat, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun membantu orang lain. Dalam Islam harta memiliki beberapa
Lebih terperinciBAB III PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF CLD KHI
BAB III PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF CLD KHI A. Kewarisan dalam CLD KHI Dalam CLD KHI hukum kewarisan diatur pada buku II yang terdiri dari 42 pasal yaitu mulai Pasal 1 sampai dengan Pasal
Lebih terperinciSISTEM PEMBAGIAN HARTA WARIS MASYARAKAT MUSLIM DI DESA KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG
SISTEM PEMBAGIAN HARTA WARIS MASYARAKAT MUSLIM DI DESA KALONGAN KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Hukum Islam
Lebih terperinciKANDUNGAN ISI HUKUM WARIS ISLAM DALAM KITĀB AL-FARĀIḌ. Oleh: Arintha Ayu Widyaningrum C Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UNS
KANDUNGAN ISI HUKUM WARIS ISLAM DALAM KITĀB AL-FARĀIḌ Oleh: Arintha Ayu Widyaningrum C0209008 Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya UNS Abstrak Kitāb al-farāiḍ merupakan salah satu naskah Melayu
Lebih terperinciDr. H. A. Khisni, S.H., M.H. Hukum Waris Islam UNISSULA PRESS ISBN
Dr. H. A. Khisni, S.H., M.H. Hukum Waris Islam UNISSULA PRESS ISBN. 978-602-8420-64-8 Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT) ISBN. 978-602-8420-64-8 Hukum Waris Islam Oleh: H. A. Khisni, S.H.,
Lebih terperinciBAB II KEDUDUKAN WALI AD}AL DAN HARTA WARISAN
BAB II KEDUDUKAN WALI AD}AL DAN HARTA WARISAN A. Wali Ad}al 1. Pengertian Wali Ad}al Wali secara etimologis ialah seseorang yang dengan perantaraannya, urusan seseorang dapat dilaksanakan oleh lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang yang meninggal dunia itu. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, yaitu :
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum waris merupakan salah satu bagian dari hukum perdata secara keseluruhan dan merupakan salah satu bagian dari hukum keluarga. Hukum waris erat kaitannya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA WARISAN
12 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA WARISAN A. Pengertian Harta Warisan Warisan berasal dari kata waris, yang berasal dari bahasa Arab, yaitu : warits, yang dalam bahasa Indonesia berarti ahli waris,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah sistem perangkat lunak komputer yang menggunakan ilmu, fakta, dan teknik berpikir dalam pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalahmasalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam telah mengatur setiap aspek kehidupan manusia baik yang. menyangkut segala sesuatu yang langsung berhubungan dengan Allah SWT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam telah mengatur setiap aspek kehidupan manusia baik yang menyangkut segala sesuatu yang langsung berhubungan dengan Allah SWT maupun terhadap sesama umat
Lebih terperinciMASALAH HAK WARIS ATAS HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN KEDUA MENURUT HUKUM ISLAM
1 MASALAH HAK WARIS ATAS HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN KEDUA MENURUT HUKUM ISLAM Mashari Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda,Samarinda.Indonesia ABSTRAK Masalah hak waris atas harta bersama
Lebih terperinciFiqh Sunnah jilid 14
Fiqh Sunnah jilid 14 Karangan : As-Sayyid Sabiq Cetakan 2 -- Bandung: Alma'arif, 1988 di edit ulang oleh : refah komputindo / 9134585/081310799994 (distributor computer islami, service,maintenance, networking,
Lebih terperinciBAB II KAKEK DAN SAUDARA DALAM HUKUM WARIS. kakek sahih dan kakek ghairu sahih. Kakek sahih ialah setiap kakek (leluhur laki -
BAB II KAKEK DAN SAUDARA DALAM HUKUM WARIS A. Pengertian dan Sumber Hukum. Pakar Hukum waris mengklasifikasikan kakek kepada dua macam, yaitu kakek sahih dan kakek ghairu sahih. Kakek sahih ialah setiap
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PUTUSAN SENGKETA WARIS SETELAH BERLAKUNYA PASAL 49 HURUF B UU NO. 3 TAHUN 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA
70 BAB IV ANALISIS PUTUSAN SENGKETA WARIS SETELAH BERLAKUNYA PASAL 49 HURUF B UU NO. 3 TAHUN 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA A. Analisis Yuridis Terhadap Dasar Hukum Yang Dipakai Oleh Pengadilan Negeri Jombang
Lebih terperinciAZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM
AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM Pendahuluan Oleh : Drs. H. Chatib Rasyid, SH., MH. 1 Hukum waris dalam Islam adalah bagian dari Syariat Islam yang sumbernya diambil dari al-qur'an dan Hadist Rasulullah
Lebih terperinci2-1.
BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Ilmu Faroidl 2.1.1 Sekilas Ilmu Faroidl Faroidh merupakan bentuk jamak dari kata faridlah yang berasal dari kata faridhah yang berasal dari kata al-fardl dan memiliki arti ketentuan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. 1) Penafsiran QS. Al-Nisa :12 Imam Syafi i menafsirkan kata walad dalam
115 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dari rumusan masalah ini, maka penyusun dapat menarik beberapa kesimpulan: 1) Penafsiran QS. Al-Nisa :12 Imam Syafi i menafsirkan kata walad dalam
Lebih terperinciBAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT MINANGKABAU DI TAPAKTUAN
70 BAB III PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARISAN PADA MASYARAKAT MINANGKABAU DI TAPAKTUAN A. Unsur-Unsur Kewarisan Hukum waris menduduki tempat amat penting dalam Hukum Islam, Ayat Al- Qur an mengatur hukum waris
Lebih terperinciPEMBUATAN SOFTWARE TATA CARA PEMBAGIAN HARTA WARIS DALAM ISLAM (ILMU FARAID)
PKMT-1-10-1 PEMBUATAN SOFTWARE TATA CARA PEMBAGIAN HARTA WARIS DALAM ISLAM (ILMU FARAID) Harnan Malik Abdullah, Khoirun Sabiq, Handri Dwi Cahyo Pambudi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Brawijaya, Malang
Lebih terperinciHUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA
HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA Dalam peradilan atau dalam hukum Indonesia juga terdapat hukum waris adat. Selama ini, khususnya sebelum munculnya UU No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama memang
Lebih terperinciBAB VIII SYARIAT ISLAM TENTANG PEWARISAN
BAB VIII SYARIAT ISLAM TENTANG PEWARISAN Akibat pernikahan dan adanya keturunan diperlukan aturan atau hukum yang mengatur urusan pewarisan atau harta peninggalan. Syariat Islam menyediakan hukum waris
Lebih terperinciBAB II AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM. ditinggalkan oleh orang yang meninggal 1. Sementara menurut definisi
16 BAB II AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM A. Pengertian dan Sumber Hukum 1. Pengertian Ahli waris adalah orang-orang yang berhak atas warisan yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal 1. Sementara menurut
Lebih terperinciBAB II KEWARISAN MENURUT ISLAM
BAB II KEWARISAN MENURUT ISLAM A. Perkembangan Hukum Pewarisan pada masa pra-islam Hukum kewarisan sebelum Islam sangat dipengaruhi oleh sistem sosial yang dianut oleh masyarakat yang ada. Masyarakat jahiliyah
Lebih terperinciLex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017
HAK WARIS ANAK KANDUNG DAN ANAK ANGKAT MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM 1 Oleh : Budi Damping 2 ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana asas-asas dalam Hukum Kewarisan menurut
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP TIDAK ADANYA HAK WARIS ANAK PEREMPUAN PADA MASYARAKAT KARO DI DESA RUMAH BERASTAGI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO
BAB IV ANALISIS TERHADAP TIDAK ADANYA HAK WARIS ANAK PEREMPUAN PADA MASYARAKAT KARO DI DESA RUMAH BERASTAGI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO Berdasarkan uraian pada Bab III mengenai sistem pembagian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep waris sebagai kewenangan hukum pengadilan agama (PA) terbatas hanya pada konsep waris Islam. Selain itu, secara substansi hukum Islam di indonesia terangkum dalam Kompilasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Masalah Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu kejadian penting dalam suatu masyarakat tertentu, yaitu ada seorang anggota dari
Lebih terperinciBAB II KETENTUAN KEWARISAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN KUHPERDATA. a. Pengertian Waris Menurut Hukum Islam
BAB II KETENTUAN KEWARISAN MENURUT HUKUM ISLAM DAN KUHPERDATA A. Kewarisan Menurut Hukum Islam 1. Dasar Kewarisan Menurut Hukum Islam a. Pengertian Waris Menurut Hukum Islam Sebelum menguraikan mengenai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SENGKETA KEWARISAN
BAB II KAJIAN TEORITIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SENGKETA KEWARISAN A. Kajian Relevan Kajian mengenai warisan bisa dikatakan cukup banyak baik berupa buku, skripsi bahkan dalam bentuk KHI ( Kompilasi
Lebih terperinciKasus Pembagian Harta Warisan
Kasus Pembagian Harta Warisan PEMBAGIAN WARISAN Pertanyaan dari J, di Madura (nama dan alamat diketahui redaksi) Disidangkan pada: Jum at, 19 Shafar 1428 H / 9 Maret 2007 M Pertanyaan: Saya sangat mengharap
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA. BANGIL NOMOR 538/Pdt.G/2004/PA.Bgl PERSPEKTIF FIQH INDONESIA
BAB IV ANALISA HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA BANGIL NOMOR 538/Pdt.G/2004/PA.Bgl PERSPEKTIF FIQH INDONESIA A. Analisa Terhadap Pertimbangan Putusan Hakim Pengadilan Agama Bangil Kewenangan Pengadilan
Lebih terperinciLex Privatum, Vol.I/No.5/November/2013
HAK MEWARIS DARI ORANG YANG HILANG MENURUT HUKUM WARIS ISLAM 1 Oleh : Gerry Hard Bachtiar 2 A B S T R A K Hasil penelitian menunjukkan bagaimana asas-asas kewarisan menurut hukum waris Islam serta Hak
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN
BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN A. Analisis Terhadap Hibah Sebagai Pengganti Kewarisan Bagi Anak Laki-laki dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS. Kata waris berasal dari kata bahasa Arab mirats. Bentuk jamaknya adalah
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS A. Pengertian Waris Kata waris berasal dari kata bahasa Arab mirats. Bentuk jamaknya adalah mawarits, yang berarti harta warisan atau harta peninggalan mayyit. 1 Ilmu
Lebih terperinciBAB IV. ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG No.684/Pdt.G/2002/PA.Sm DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAH{RU<R
BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG No.684/Pdt.G/2002/PA.Sm DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAH{RU
Lebih terperinciPEMBERIAN HAK WARIS DALAM HUKUM ISLAM KEPADA NON-MUSLIM BERDASARKAN WASIAT WAJIBAH
PEMBERIAN HAK WARIS DALAM HUKUM ISLAM KEPADA NON-MUSLIM BERDASARKAN WASIAT WAJIBAH Kajian Putusan Nomor 16 K/AG/2010 THE PROVISION OF INHERITANCE RIGHTS TO NON-MUSLIMS BASED ON WASIAT WAJIBAH IN ISLAMIC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ilmu faraidh atau fiqih mawaris adalah ilmu yang membicarakan hal ihwal pengalihan harta peninggalan dari seseorang yang meninggal dunia, siapa yang berhak menerima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kewajiban orang lain untuk mengurus jenazahnya dan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Proses perjalanan kehidupan manusia yang membawa pengaruh dan akibat hukum kepada lingkungannya, menimbulkan hak dan kewajiban serta hubungan antara keluarga,
Lebih terperinciKONSEPSI HUKUM WARIS ISLAM DAN HUKUM WARIS ADAT (Analisis Kontekstualisasi dalam Masyarakat Bugis)
JURNAL ILMU SYARI'AH DAN HUKUM Vol. 1, Nomor 2, 2016 ISSN: 2527-8169 (P); 2527-8150 (E) Fakultas Syari'ah IAIN Surakarta KONSEPSI HUKUM WARIS ISLAM DAN HUKUM WARIS ADAT (Analisis Kontekstualisasi dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEWARISAN MAZHAB SYAFI I. kewarisan perdata barat atau BW dan kewarisan adat. mengikat untuk semua yang beragama Islam.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KEWARISAN MAZHAB SYAFI I 1. Pengertian Kewarisan Kewarisan secara umum dibagi menjadi 3 yaitu: kewarisan Islam, kewarisan perdata barat atau BW dan kewarisan adat. Kewarisan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PEMBAGIAN WARISAN KEPADA AHLI WARIS PENGGANTI
BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PEMBAGIAN WARISAN KEPADA AHLI WARIS PENGGANTI A. Analisis Terhadap Deskripsi Pembagian Warisan Oleh Ibu Senen dan Bapak Kasiran Kepada Ahli Waris Pengganti Di Desa Kasiyan
Lebih terperinciRingkasan Fiqih Islam (5)
Ringkasan Fiqih Islam (5) ( Ilmu Waris " Faraidh " ) (5) لفر ي ض لفر ي ض كتا كتا [ Indonesia Indonesian ] Penyusun : Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Terjemah : Team Indonesia islamhouse.com Editor
Lebih terperinciAZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM
1 AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM Oleh : Drs. H. Chatib Rasyid, SH., MH. Ketua Pengadilan Tinggi Agama Yogyakarta Pendahuluan Hukum waris dalam Islam adalah bagian dari Syariat Islam yang sumbernya diambil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS DAN ISTIMBATH HUKUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAHAMAN TEKS AL-QUR AN
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS DAN ISTIMBATH HUKUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAHAMAN TEKS AL-QUR AN A. Pengertian dan Dasar Hukum Waris 1. Pengertian Waris Secara etimologis, kata waris berasal dari
Lebih terperinciWARIS ISLAM DI INDONESIA
ISSN 2302-0180 8 Pages pp. 19-26 WARIS ISLAM DI INDONESIA Azharuddin 1, A. Hamid Sarong. 2 Iman Jauhari, 3 1) Magister Ilmu Hukum Program Banda Aceh e-mail : Budiandoyo83@yahoo.com 2,3) Staff Pengajar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS. Kata waris berasal dari kata bahasa arab mirats. Bentuk jamaknya adalah
19 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARIS A. Pengertian Waris Kata waris berasal dari kata bahasa arab mirats. Bentuk jamaknya adalah mawarits, yang berarti harta warisan atau harta peninggalan mayyit. 1 Ilmu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI TENTANG HUKUM KEWARISAN ISLAM. Kata waris berasal dari bahasa Arab Al-mīrath, dalam bahasa arab
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG HUKUM KEWARISAN ISLAM A. Pengertian Waris Kata waris berasal dari bahasa Arab Al-mīrath, dalam bahasa arab adalah bentuk mas}dar dari kata waritha- yarithu- wirthan- mīrāthan,.
Lebih terperinciRancangan Program Aplikasi Al-Faraidh sebagai Media Pembelajaran Mawaris di MAN Model Banda Aceh
Jurnal JTIK (Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi) 1 (1) 2017 Jurnal JTIK (Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi) journal homepage: http://journal.lembagakita.org/index.php/jtik Rancangan Program
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG. Dari seluruh hukum yang ada dan berlaku dewasa ini di samping hukum
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dari seluruh hukum yang ada dan berlaku dewasa ini di samping hukum perkawinan, maka hukum kewarisan merupakan bagian dari hukum kekeluargaan yang memegang peranan yang
Lebih terperinci