TATA TERTIB PRAKTIKUM TATA TERTIB PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI DAN PENELITIAN OPERASIONAL TAHUN AJARAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TATA TERTIB PRAKTIKUM TATA TERTIB PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI DAN PENELITIAN OPERASIONAL TAHUN AJARAN"

Transkripsi

1

2

3

4 TATA TERTIB PRAKTIKUM TATA TERTIB PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI DAN PENELITIAN OPERASIONAL TAHUN AJARAN PERATURAN UMUM 1. Praktikan wajib memenuhi seluruh kelengkapan dan persyaratan praktikum. Apabila tidak, maka praktikan tidak diperkenankan mengikuti praktikum. 2. Praktikan tidak diperkenankan meninggalkan ruangan praktikum tanpa seizin asisten jaga selama praktikum berlangsung 3. Praktikan dihimbau untuk mengkondisikan alat komunikasi selama praktikum berlangsung 4. Asisten berhak memperingatkan dan atau mengeluarkan praktikan yang tidak dapat menjaga ketenangan, ketertiban, kebersihan, dan kerapian laboratorium saat kegiatan praktikum. 5. Setiap praktikan wajib menjaga sopan santun dalam perilaku dan bertutur kata baik sesama praktikan maupun kepada asisten. 6. Setiap barang yang digunakan dan dipinjam pada saat praktikum wajib dikembalikan pada tempatnya. 7. Praktikan dilarang memasukkan USB, flashdisk dan sejenisnya tanpa seizin asisten. 8. Praktikan dilarang memindahkan/meng-copy file apapun yang ada pada komputer tanpa seizin asisten. KELENGKAPAN PRAKTIKUM 1. Praktikan wajib memenuhi persyaratan administrasi dan akademis yang telah diumumkan oleh Laboratorium SIPO. 2. Praktikan wajib memenuhi kelengkapan persyaratan setiap modul (persyaratan tambahan akan diumumkan di mading atau website Laboratorium SIPO sebelum praktikum modul bersangkutan dimulai). 3. Praktikan wajib mencetak kartu praktikum pada kertas concorde dan dilengkapi dengan foto 3x4 oleh setiap anggota kelompok dan ditempel pada bagian kiri bawah kartu praktikum serta terdapat cap Laboratorium SIPO. 4. Praktikan wajib membawa kartu praktikum setiap kegiatan praktikum berlangsung. i I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

5 TATA TERTIB PRAKTIKUM 5. Apabila kartu praktikum hilang, maka praktikan dapat mengganti kartu praktikum maksimal satu kali penggantian dan segera meminta cap Laboratorium SIPO kepada asisten untuk legalisir sebelum praktikum selanjutnya. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Praktikum SIPO terdiri atas 8 modul dengan rincian 4 modul Statistika Industri dan 4 modul Penelitian Operasional. 2. Praktikum dilaksanakan di Laboratorium SIPO dengan jadwal yang akan ditentukan kemudian. Jika terjadi pemindahan jadwal dan tempat akan diberitahukan selanjutnya. 3. Praktikan wajib hadir tepat waktu saat pelaksanaan praktikum. Setiap bentuk keterlambatan akan mendapat konsekuensi: a. Level 1: Terlambat <15 menit, maka praktikan diperbolehkan mengikuti praktikum namun tidak ada tambahan waktu dalam pengerjaan tes awal. b. Level 2: Terlambat menit, maka praktikan diperbolehkan mengikuti praktikum dengan nilai tes awal = 0. c. Level 3: Terlambat > 30 menit, maka praktikan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum dan modul yang bersangkutan dinyatakan gugur. 4. Apabila praktikan tidak mengikuti praktikum salah satu modul atau lebih tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan diterima oleh seluruh asisten Laboratorium SIPO 2016, maka praktikan tersebut diwajibkan mengulang praktikum di tahun berikutnya. 5. Jika praktikan berhalangan hadir karena sakit, maka diwajibkan menyerahkan surat keterangan dokter maksimal 3 hari setelah pelaksanaan praktikum. Jika tidak, maka dianggap tidak mengikuti praktikum modul bersangkutan. 6. Praktikum Susulan a. Praktikum susulan hanya diberikan kepada praktikan yang tidak dapat mengikuti praktikum dengan menyertakan alasan yang benar, resmi, jelas, dan dapat diterima oleh seluruh asisten Laboratorium SIPO b. Praktikum susulan hanya diperbolehkan maksimal 2 modul dengan jadwal yang akan ditetapkan kemudian. Apabila lebih dari dua modul maka praktikan tersebut dinyatakan tidak lulus. c. Apabila praktikan yang mendapatkan kesempatan praktikum susulan tidak mengikuti praktikum pada jadwal yang telah ditentukan dengan alasan yang tidak dapat ii I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

6 TATA TERTIB PRAKTIKUM dipertanggungjawabkan, maka wajib mengulang keseluruhan modul di tahun berikutnya. d. Jadwal susulan dilaksanakan sebanyak satu kali sebelum UTS dan satu kali sebelum UAS 7. Tukar Jadwal a. Praktikan dapat melakukan tukar jadwal praktikum dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterima seluruh asisten Laboratorium SIPO 2016 paling lambat 1x24 jam sebelum praktikum dilaksanakan dengan mengisi form tukar jadwal. 8. Pakaian a. Praktikan wajib menggunakan pakaian yang sesuai dengan ketetapan Universitas Telkom, yaitu pada hari Senin-Rabu mengenakan kemeja putih dengan celana panjang/rok warna biru (bukan jeans), Kamis dan Sabtu mengenakan kemeja dengan celana panjang/rok warna biru (bukan jeans), serta pada hari Jumat mengenakan batik dengan celana panjang/rok warna biru (bukan jeans). b. Rambut mahasiswa pria harus rapi, tidak melebihi kerah kemeja yang dikenakan dan tidak boleh diikat. c. Praktikan wajib memakai sepatu saat akan mengikuti praktikum Laboratorium SIPO. 9. Laboratorium SIPO tidak akan mentoleransi segala bentuk kecurangan dan plagiarisme. Apabila praktikan terbukti berbuat curang dan atau plagiarisme, maka nilai praktikum SIPO 2016 dipastikan mendapat nilai E. 10. Jam operasional kerja Laboratorium SIPO yaitu mulai pukul WLSIPO. 11. Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditetapkan kemudian. 12. Peraturan dapat mengalami perubahan sewaktu-waktu berdasarkan kebijakan Laboratorium SIPO. TES AWAL 1. Tes Awal dilakuan di setiap awal praktikum pada semua modul. 2. Tes Awal dapat bersifat individu atau kelompok 3. Tes Awal dilakukan dalam bentuk tes praktik, tulis, lisan, atau bentuk lain yang akan ditetapkan kemudian. 4. Praktikan yang masuk dalam kategori keterlambatan Level 1 diberikan kesempatan mengikuti Tes Awal tanpa perpanjangan waktu. iii I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

7 TATA TERTIB PRAKTIKUM LUCKY NUMBER 1. Lucky Number adalah sesi dimana satu perwakilan dari satu shift praktikum mendapatkan Lucky Number untuk menjelaskan materi modul yang akan dipelajari dalam sesi praktikum. 2. Apabila praktikan yang mendapatkan Lucky Number dapat menjelaskan materi modul yang sedang dipelajari maka akan mendapatkan poin +2 dan anggota FRI dari praktikan yang bersangkutan akan mendapatkan poin Apabila praktikan yang mendapatkan Lucky Number tidak dapat menjelaskan materi modul yang sedang dipelajari maka seluruh anggota FRI dari praktikan yang bersangkutan mendapat poin Praktikan yang mendapatkan Lucky Number dapat dibantu oleh rekan satu FRI-nya ketika menjelaskan materi modul yang akan dipelajari dalam sesi praktikum TES AKHIR 1. Tes Akhir dilaksanakan di setiap akhir praktikum pada semua modul. 2. Tes Akhir dilakukan dalam bentuk tes praktik atau bentuk lain yang akan ditetapkan kemudian. iv I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

8 KOMPONEN PENILAIAN KOMPONEN PENILAIAN Modul Komponen Penilaian Tes Awal Praktikum Tes Akhir Tugas Laporan 1a 10% 30% 20% 40% 1b 10% 30% 25% 35% 2 25% 40% 35% % 50% 30% % 30% 25% 25% 5 20% 25% 25% 30% 6 25% 50% 25% % 50% 30% % 30% 25% 30% 9-100% - - v I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

9 TEKNIK SAMPLING MODUL 1a TEKNIK SAMPLING TUJUAN PRAKTIKUM 1. Memahami definisi dari sampel dan istilah-istilah lain yang terkait. 2. Mengetahui cara pengambilan sampel yang tepat dengan berbagai metode yang ada. 3. Membandingkan antara metode yang satu dengan metode yang lain dalam pengambilan sampel. 4. Mengaplikasikan studi kasus ke dalam software Microsoft Excel. ALAT PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Modul Praktikum SIPO Software Microsoft Excel LANGKAH PRAKTIKUM Simple Random Sampling PT SIPO akan memilih sampel dari dosen-dosen Telkom Univeristy untuk mengetahui sikap dosen-dosen tersebut terhadap pelaksanaan program 5 hari kerja. Peneliti yang ditugaskan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut untuk memilih sampel. Jumlah populasi dosen - dosen tersebut adalah 300. Dengan besar sampel yang dikehendaki 10% dari 300. PT SIPO harus meminta daftar nama dosen Telkom Univeristy. Dengan menggunakan daftar tersebut masing-masing dosen oleh peneliti diberi nomer dari Jadi berapa dosen yang akan dipilih oleh PT SIPO untuk mengetahui sikap dosen? Langkah Penyelesaian a. Menentukan Populasi Penelitian. Gambar 1. 1 Populasi Simple Random Sampling 1 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

10 TEKNIK SAMPLING b. Menentukan Jumlah Sampel Penelitian. Gambar 1. 2 Sampel Simple Random Sampling c. Nomor random permulaan ditentukan dengan memilih nomor sembarang menggunakan fungsi RANDBETWEEN pada Microsoft Excel dari seperti berikut : Gambar 1. 3 Pengaplikasian Fungsi RANDBETWEEN pada Simple Random Sampling b. Karena populasi mempunyai 300 anggota kita hanya memerhatikan tiga digit terakhir dari nomor tersebut, jadi dalam hal ini angka tersebut adalah 298. c. Ada dosen diberi nomor 298, oleh karena itu guru termasuk terpilih sebagai sampel. d. Nomor selanjutnya adalah tiga digit terakhir adalah 399. Karena hanya ada 300 dosen, tidak ada dosen yang diberi nomor 399. Oleh karena itu nomor tersebut tidak termasuk sebagai sampel. e. Dengan menggunakan langkah-langkah tersebut nomor-nomor sisanya 146, 233, 025 terpilih sebagai sampel, langakah ini akan dipakai untuk nomor-nomor selanjutnya sehingga 30 guru terpilih. f. Intrepretasikan hasil. Systematic Random Sampling PT SIPO akan memilih sampel dari dosen- dosen Universitas Telkom untuk mengetahui sikap dosen -dosen tersebut terhadap pelaksanaan program 5 hari kerja. Peneliti yang ditugaskan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut untuk memilih sampel. Jumlah populasi dosen - dosen tersebut adalah 100. Dengan besar sampel yang dikehendaki 10% dari 100. PT SIPO harus meminta daftar nama dosen Universitas Telkom. Dengan menggunakan daftar tersebut masing-masing dosen oleh peneliti diberi nomer dari I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

11 TEKNIK SAMPLING Jadi berapa dosen yang akan dipilih oleh PT SIPO untuk mengetahui sikap dosen? Langkah Penyelesaian a. Menentukan Populasi Penelitian b. Menentukan Jumlah Sampel Penelitian Gambar 1. 4 Populasi Systematic Random Sampling Gambar 1. 5 Sampel Systematic Random Sampling c. Menentukan nilai k, dengan membagi jumlah populasi dengan jumlah sampel Gambar 1. 6 Menentukan Nilai k pada Systematic Random Sampling d. Membuat Tabel daftar dosen dengan nomor urut dari 0-99 dengan jumlah baris 10 yang didapat dari nilai k. Gambar 1. 7 Tabel Systematic Random Sampling e. Nomor random permulaan ditentukan dengan memilih nomor sembarang 3 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

12 TEKNIK SAMPLING menggunakan fungsi RANDBETWEEN pada Microsoft Excel dari 0-9. Gambar 1. 8 Pengaplikasian Fungsi RANDBETWEEN pada Systematic Random Sampling f. Misal angka yang keluar dari hasil random adalah angka 2, maka pada baris yang terdapat angka yang pada kasus ini adalah baris ketiga maka terpilih menjadi sampel g. Interpretasikan Hasil Gambar 1. 9 Penentuan Baris Sampel Stratified Random Sampling PT SIPO ingin mengambil sampel dari semua dosen Statistika Industri di Universitas Telkom, yaitu S1, S2, dan S3. Dari tiap tingkat Universitas terdapat persentasi dari jumlah dosen Statistika Industri. Perbandingan dalam mengambil sampel dosen Statistika Industri adalah 50% dari S1, 30% dari S2 dan 20% dari S3. Jumlah populasi dosen Statistika Industri adalah 300 dosen. Dengan besar sampel yang dikehendaki adalah 10% dari 300. Sehingga berapa banyak sampel yang mewakili dosen Statistika Industi dari Universitas Telkom? Langkah Penyelesaian a. Menentukan Populasi Penelitian Gambar Populasi Stratified Random Sampling 4 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

13 TEKNIK SAMPLING b. Menenukan Jumlah Sampel Penilitian c. Menentukan Variabel Minat Gambar Sampel Stratified Random Sampling Gambar Variabel Minat Stratified Random Sampling d. Menentukan Klasifikasi Anggota Populasi Gambar Klarifikasi Anggota Populasi Stratified Random Sampling e. Selanjutnya untuk menetukan sampel yang terpilih dapat menggunakan simple random sampling ataupun systematic random sampling, f. Intrepretasikan Hasil Cluster Sampling PT SIPO ingin mengambil sampel dosen Statistika Industri di Universitas yang ada di Bandung dengan tingkat pendidikan S2. Jumlah populasi dosen Statistika Industri S2 adalah 300 dosen. Dengan besar sampel yang dikehendaki 10% dari 300. PT SIPO telah mempunyai daftar semua Universitas di Bandung, yaitu 30 Universitas. Dengan metode Cluster berapa jumlah anggota cluster yang mewakili Universitas di Bandung? Langkah Penyelesaian a. Daftar Universitas yag berada di Bandung dan jumlah dosen S2 di setiap Universitas 5 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

14 TEKNIK SAMPLING Tabel 1. 1 Daftar Universitas No Nama Universitas Jumlah Dosen 1 Universitas Telkom 12 2 ITB 15 3 UNISBA 9 4 UNPAD 10 5 UNPAR 11 6 UPI 10 7 UNIKOM 6 8 UIN 10 9 POLMAN 8 10 POLBAN IPDN 9 12 STSI MARANATA ITENAS 9 15 UNLA 8 16 UNPAS 8 17 WIDIYATAMA 8 18 UNAI UNBAR LP3I BSI UMB STISI UNKE UNJANI USB UNINUS 9 28 ITSB UNAS PASIM ITHB 13 Rata-Rata 10 b. Menentukan Populasi Penelitian Gambar Populasi Cluster Sampling 6 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

15 TEKNIK SAMPLING c. Menentukan Jumlah Sampel Penelitian d. Menentukan Cluster yang logis Gambar Sampel Cluster Sampling Gambar Penentuan Cluster e. Menentukan Taksiran Jumlah Rata-Rata Dosen di Univeristas yang berada di Bandung f. Menentukan Jumlah Cluster Gambar Taksiran Jumlah Rata-rata Gambar Jumlah Cluster g. Menentukan Univeristas yang terpilih menggunakan bilangan random h. Interpretasikan Hasil Gambar Cluster Random 7 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

16 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF MODUL 1b PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mampu memahami konsep statistika deskriptif 2. Praktikan mampu memahami konsep pengolahan dan penyajian data 3. Praktikan mampu melakukan pengolahan dan penyajian data dengan menggunakan software Microsoft Excel 2013 dan IBM SPSS 23.0 ALAT PRAKTIKUM 4. Komputer 5. Modul Praktikum SIPO Software IBM SPSS Software Microsoft Excel 2013 LANGKAH PRAKTIKUM Studi Kasus Seorang peneliti ingin melakukan observasi terhadap 30 mahasiswa dengan melakukan penyebaran kuesioner yang berisi pertanyaan tentang kemampuan dasar dan tes psikologi. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner tersebut, diberikan penilaian dan dilakukan perhitungan sehingga diperoleh data nilai IQ seperti data dibawah. Anda diminta untuk membantu peneliti dalam mengolah dan menyajikan data hasil kuesioner yang diperoleh (gunakan selang kepercayaan 95%). Tabel 1b.1 Nilai IQ dan Jenis Kelamin Responden No Responden Nilai IQ Jenis Kelamin (JK) L 2 94 L L P P P L 8 89 P 8 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

17 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF No Responden Nilai IQ Jenis Kelamin (JK) P P P L P L P L L P P L P L P L P L L P P L Tabel 1b.2 Klasifikasi Nilai IQ dan Kategori Nilai IQ Klasifikasi IQ Kriteria IQ Rentangan IQ Kategori IQ Sangat Superior Superior Rata-Rata Tinggi Normal Rata-Rata Rendah Tabel 1b.3 Kategori Jenis Kelamin Jenis Kelamin Kategori JK Laki-laki 1 Perempuan 2 9 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

18 Langkah Penyelesaian PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF 1) Tabel Frekuensi dengan Menggunakan M.Excel Buka Software M.Excel, lalu lakukan pencarian Kategori JK dengan menggunakan fungsi IF seperti gambar di bawah ini Gambar 1b.1 Mencari Kategori JK Menggunakan Rumus IF 2. Lakukan pencarian Kriteria IQ dengan menggunakan fungsi IF seperti gambar di bawah ini. Gambar 1b.2 Mencari Kriteria IQ Menggunakan Rumus IF 3. Mencari Kategori IQ menggunakan fungsi VLOOKUP seperti gambar di bawah ini Gambar 1b.3 Mencari Kategori IQ Menggunakan Rumus VLOOKUP 4. Mencari frekuensi pada Kategori IQ dengan menggunakan fungsi COUNTIF seperti gambar di bawah ini Gambar 1b.4 Mencari Frekuensi Kategori IQ Menggunakan Rumus COUNTIF 10 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

19 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF 5. Mencari frekuensi pada Kategori JK dengan menggunakan fungsi COUNTIF seperti gambar di bawah ini Gambar 1b.5 Mencari Frekuensi Jenis Kelamin Menggunakan Rumus COUNTIF 6. Menghitung total Nilai IQ dengan menggunakan fungsi SUM seperti gambar di bawah ini Gambar 1b.6 Menghitung Total Nilai IQ Menggunakan Rumus SUM 7. Menghitung banyaknya jumlah data Nilai IQ dengan menggunakan fungsi COUNT seperti gambar di bawah ini Gambar 1b.7 Menghitung Banyaknya Data Menggunakan Rumus COUNT 8. Mencari nilai maksimum Nilai IQ dengan menggunakan fungsi MAX seperti gambar di bawah ini Gambar 1b.8 Mencari Nilai Maksimum Menggunakan Rumus MAX 11 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

20 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF 9. Mencari nilai minimum Nilai IQ dengan menggunakan fungsi MIN seperti gambar di bawah ini Gambar 1b.9 Mencari Nilai Minimum Menggunakan Rumus MIN 10. Menghitung nilai rata-rata data Nilai IQ dengan menggunakan fungsi AVERAGE seperti gambar di bawah ini Gambar 1b.10 Menghitung Rata-rata Menggunakan Rumus AVERAGE 11. Mencari nilai tengah data Nilai IQ dengan menggunakan fungsi MEDIAN seperti gambar di bawah ini Gambar 1b.11 Mencari Nilai Tengah Menggunakan Rumus MEDIAN 12. Mencari nilai yang paling banyak muncul pada data Nilai IQ dengan menggunakan fungsi MODE seperti gambar di bawah ini 12 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

21 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF Gambar 1b.12 Mencari Nilai Muncul Terbanyak Menggunakan Rumus MODE 13. Menghitung nilai standar deviasi data Nilai IQ dengan menggunakan fungsi STDEV seperti gambar di bawah ini Gambar 1b.13 Menghitung Standar Deviasi Menggunakan Rumus STDEV 14. Menghitung nilai variansi data Nilai IQ dengan menggunakan fungsi VAR seperti gambar di bawah ini Gambar 1b.14 Menghitung Variansi Menggunakan Rumus VAR 15. Menghitung nilai kemiringan data Nilai IQ dengan menggunakan fungsi SKEW seperti gambar di bawah ini 13 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

22 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF Gambar 1b.15 Menghitung Kemiringan Menggunakan Rumus SKEW 2) Tabel Frekuensi untuk Nilai IQ menggunakan IBM SPSS 23.0 Menu Frequencies atau analisis frekuensi pada IBM SPSS 23.0 dipakai untuk menghitung frekuensi data pada variabel untuk analisis statistik seperti mean, median, kuartil, persentil, standar deviasi, serta menampilkan grafik. 1. Buka software IBM SPSS 23.0, lalu klik Data View, copy data Nilai IQ, Jenis Kelamin, dan Kriteria IQ dari M.Excel lalu paste. 2. Kemudian klik Variable View dan definisikan ketiga variabel pada kolom NAME. Baris pertama didefinisikan sebagai variabel NILAI_IQ, baris kedua didefinisikan sebagai variabel KATEGORI_JK dan baris ketiga didefinisikan sebagai variabel KATEGORI_IQ. Type merupakan tipe data, dimana tipe data merupakan tipe Numeric. Pada kolom Measure, pilih Scale untuk variabel NILAI IQ, pilih Nominal untuk variabel KATEGORI JK dan pilih Ordinal untuk variabel KATEGORI IQ. Gambar 1b.16 Pengisian Variabel View pada SPSS 3. Klik Values pada baris KATEGORI_JK, kemudian akan muncul kotak dialog seperti gambar dibawah ini 14 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

23 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF Gambar 1b.17 Pengisian Value pada SPSS (2) Isikan kotak Value dengan kode 1 dan pada Label isikan L, kemudian klik Add. Lakukan juga pengkodean 2 pada kotak Value dan P pada kotak Label, lalu klik Add>>OK 4. Klik Values pada baris KATEGORI_IQ, kemudian akan muncul kotak dialog seperti gambar dibawah ini Gambar 1b.18 Pengisian Value pada SPSS Isikan kotak Value dengan kode 1, dan pada Label isikan Sangat Superior, kemudian klik Add. Lakukan juga pengkodean 2 pada kotak Value dan Superior pada kotak Label, lalu klik Add, lakukan hingga kode 5, dan pada Label isikan sesuai dengan kriteria masing-masing kode, lalu klik Add>>OK 15 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

24 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF 5. Selanjutnya, klik Analyze >> Descriptive Statistics >> Frequencies Gambar 1b.19 Langkah memilih alat analisis 6. Setelah itu, kotak dialog Frequencies akan tampil seperti berikut. Gambar 1b.20 Kotak dialog Frequencies 7. Karena ingin membuat frekuensi dari variabel Nilai IQ, maka klik variabel NILAI_IQ, kemudian klik tanda, maka variabel Nilai IQ akan berpindah ke kolom Variable(s). Kemudian klik pilihan Statistics, maka akan muncul tampilan berikut. 16 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

25 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF Gambar 1b.21 Dialog Box untuk Menginputkan Data pada Menu frequencies Gambar 1b.22 Dialog Box pada Frequencies Statistics Beri centang semua bagian pada box Central Tendency, Dispersion, dan Distribution. Sedangkan pada box Percentile Value beri centang pada Quartiles dan Percentile(s) masukkan 10 >> Add >> Continue, lalu masukkan kembali 90 >> Add >> Continue. 8. Setelah itu klik menu Chart dan pilih Histograms untuk keseragaman data. Kemudian beri centang pada Show normal curve on histograms lalu klik Continue. Gambar 1b. 23 Dialog Box pada Frequencies Charts 17 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

26 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF 9. Klik OK dan akan muncul output seperti berikut. Gambar 1b.24 Output Statistics Nilai IQ Gambar 1b.25 Histogram Analisis Output Statistics a) N adalah jumlah data (interpretasikan hasil). b) Mean adalah rata-rata (interpretasikan hasil). c) Standard error of mean, yaitu standar kesalahan untuk populasi yang diperkirakan dari sampel dengan menggunakan ukuran rata-rata (interpretasikan hasil). 18 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

27 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF d) Median adalah titik tengah, yaitu semua data diurutkan dan dibagi dua sama besar (interpretasikan hasil). e) Mode adalah modus data (interpretasikan hasil). f) Std.Deviation, yaitu ukuran penyebaran data dari rata-ratanya (interpretasikan hasil). g) Minimum adalah nilai terendah (interpretasikan hasil). h) Maximum adalah nilai tertinggi (interpretasikan hasil). i) Range adalah jarak data, yaitu data maksimum dikurangi data minimum (interpretasikan hasil). j) Interquartile Range, yaitu selisih antara nilai persentil yang ke-50 dan ke-75 (interpretasikan hasil). k) Skewness, yaitu ukuran distribusi data. Untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak, maka dihitung rasio skewness dengan standard error of skewness (interpretasikan hasil). l) Kurtosis; sama halnya dengan skewness, kurtosis juga digunakan untuk mengukur distribusi data. Untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak, maka dihitung rasio kurtosis dengan standard error of kurtosis (interpretasikan hasil). 3) Tabel Frekuensi untuk Kategori JK dan Kategori IQ Karena variabel Kategori JK dan Kategori IQ bukan data kuantitatif melainkan berupa data kualitatif, maka tidak perlu dilakukan deskripsi statistik seperti mean, median, standar deviasi, dan sebagainya. 1. Pilih menu Analyze, lalu pilih submenu Descriptive Statistics kemudian pilih submenu Frequencies. Klik variabel KATEGORI_JK, kemudian klik tanda, maka variabel KATEGORI_JK akan berpindah ke kolom Variable(s) seperti tampilan berikut. Gambar 1b. 26 Dialog Box pada Frequencies 19 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

28 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF 2. Klik Charts >> Pie Chart >> Continue seperti tampilan berikut. Gambar 1b.27 Dialog Box pada Frequencies Chart 3. Klik menu Format >> Ascending Values >> Continue. Gambar 1b. 28 Dialog Box pada Frequencies Format 4. Klik OK dan akan muncul tampilan seperti berikut. Gambar 1b.29 Output Frequencies KATEGORI JK Gambar 1b.30 Output Pie Chart Interpretasikan hasil berdasarkan output Pie Chart diatas 20 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

29 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF Lakukan langkah-langkah yang sama untuk menampilkan Kategori IQ 1. Pilih menu Analyze, lalu pilih submenu Descriptive Statistics kemudian pilih submenu Frequencies. Klik variabel KATEGORI_IQ, kemudian klik tanda, maka variabel KATEGORI_IQ akan berpindah ke kolom Variable(s) seperti tampilan berikut. Gambar 1b.31 Dialog Box pada Frequencies 2. Klik Charts >> Bar Chart >> Continue. Kemudian akan muncul tampilan seperti berikut. Gambar 1b.32 Dialog Box pada Frequencies Chart 3. Klik menu Format >>Ascending Values >> Continue. Gambar 1b.33 Dialog Box pada Frequencies Format 21 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

30 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF 4. Klik OK dan akan muncul tampilan seperti berikut. Gambar 1b.34 Output Frequencies Kategori IQ Gambar 1b.35 Output Bar Chart Interpretasikan hasil berdasarkan output Bar Chart di atas 4) Tabel Deskriptif untuk Nilai IQ menggunakan IBM SPSS 23.0 Menu Descriptive pada IBM SPSS 23.0 berfungsi untuk mengetahui skor-z dari suatu distribusi data dan menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Untuk contoh kasus diambil dari data Nilai IQ yang telah didapatkan dari contoh kasus sebelumnya. 22 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

31 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF 1. Klik Analyze >> Descriptive Statistics >> Descriptives. Kemudian klik variabel NILAI_IQ, lalu klik tanda Variable(s) seperti tampilan berikut ini., maka variabel NILAI_IQ akan berpindah ke kolom Gambar 1b. 36 Dialog Box pada Descriptives 2. Klik Options, kemudian beri centang pada pilihan Mean, Std.Deviation, Maximum, Minimum dan klik Continue seperti tampilan berikut ini. Gambar 1b.37 Dialog Box pada Descriptive options 3. Kemudian, checklist kotak Save standardized values as variables kemudian klik OK seperti tampilan berikut ini. 23 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

32 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF Gambar 1b.38 Dialog Box pada Descriptives 4. Setelah klik OK, maka akan muncul output sebagai berikut. Gambar 1b.39 Descriptive Statistics 5. Lihat kembali Data View SPSS. Selain NILAI_IQ, KATEGORI_JK dan KATEGORI_IQ, akan muncul variabel baru, yaitu Z NILAI_IQ seperti tampilan berikut. Gambar 1b.40 Data view SPSS 24 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

33 PENYAJIAN DAN PENGOLAHAN DATA STATISTIKA DESKRIPTIF Karena menggunakan selang kepercayaan 95%, maka batas nilai z-nya adalah sebesar - 1,96 s.d 1,96 (didapatkan dari tabel distribusi normal). Jika terdapat nilai z di luar batas tersebut, maka data tersebut merupakan data outlier dan perlu dilakukan pengambilan data ulang. Interprestasikan hasil. 25 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

34 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT MODUL 2 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mampu memahami konsep distribusi peluang kontinu dan distribusi peluang diskrit. 2. Praktikan mampu menyelesaikan permasalahan terkait dengan distribusi peluang kontinu dan distribusi peluang diskrit dengan menggunakan software Microsoft Excel 2013 dan IBM SPSS 23.0 ALAT PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Modul Praktikum SIPO Software IBM SPSS Software Microsoft Excel 2013 LANGKAH PRAKTIKUM Distribusi Peluang Diskrit 1. Distribusi Binomial Studi Kasus Sebuah tim peneliti hendak melakukan observasi terhadap polusi bahan organik yang terkandung dalam air. Diketahui bahwa setiap sampel memiliki kemungkinan 10% mengandung polusi organik. Asumsikan bahwa sampel tersebut adalah independen terhadap polutan, carilah kemungkinan jika pada 18 sampel yang dianalisis terdiri dari : a. 2 sampel mengandung polutan. b. setidaknya 4 sampel mengandung polutan. c. 3 sampai 7 sampel mengandung polutan. Langkah Penyelesaian Diketahui: Peluang: 10 % = 0.1 Banyak percobaan: 18 sampel 26 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

35 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT Penyelesaian Menggunakan IBM SPSS 23.0 Soal a Ditanya : P(X=2)? 1. Buka SPSS, pada Data View inputkan data yang diketahui seperti berikut. Gambar 2.1 Pendefenisian Nilai pada Data View 2. Pilih menu Transform >> Compute Variable Gambar 2. 2 Mencari Menu Compute Variable pada Menu Transform IBM SPSS 3. Pada Target Value berikan nama probabilitas, pada Function Group pilih All, pada Function and Special Variables pilih Pdf.Binom. Lalu pada Numeric Expression ganti nilai? dengan data yang telah di inputkan sebelumnya. Gambar 2. 3 Input Data pada Compute Variable 27 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

36 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT 4. Snipping tool terlebih dahulu pada Numeric Expression yang digunakan lalu copy dan paste pada M.Excel yang sudah disediakan, kemudian klik OK 5. Lihat hasil pada Data View 6. Lakukan snipping tool pada hasil yang didapatkan, kemudian copy dan paste pada software M.Excel yang sudah disediakan, interpretasikan hasil. Soal b Ditanya: P(X 4)? 1. Inputkan data yang diketahui pada Data View seperti berikut. Pada IBM SPSS operasi distribusi peluang kumulatif yang dapat dihitung adalah jika hanya P(X a) sehingga nilai x yang dimasukkan adalah 3. Gambar 2.4 Pendefenisian Nilai pada Data View (2) 2. Pilih menu Transform >> Compute Variable 3. Pada Target Value berikan nama probabilitas, pada Fucntion Group pilih All, pada Function and Special Variables pilih CDF.Binom. Lalu pada Numeric Expression ganti nilai? dengan data yang telah di inputkan sebelumnya. Karena peluang yang akan dihitung adalah P(X 4) maka pada Numeric Expression formula yang tersedia dibuat menjadi 1 - CDF.BINOM(x,n,p). Gambar 2.5 Input Data pada Compute Variable (2) 28 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

37 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT 4. Snipping tool terlebih dahulu pada Numeric Expression yang digunakan lalu copy dan paste pada M.Excel yang sudah disediakan, kemudian klik OK 5. Lihat hasil pada Data View 6. Lakukan snipping tool pada hasil yang didapatkan, kemudian copy dan paste pada software M.Excel yang sudah disediakan, interpretasikan hasil. Soal c Ditanya: P(3 X 7)? 1. Buka SPSS, pada Data View inputkan data yang diketahui seperti berikut. Gambar 2.6 Pendefenisian Nilai pada Data View (3) 2. Pilih menu Transform >> Compute Variable 3. Pada Target Value berikan nama probabilitas, pada Fucntion Group pilih All, pada Function and Special Variables pilih CDF.Binom. Lalu pada Numeric Expression ganti nilai? dengan data yang telah di inputkan sebelumnya. Karena peluang yang akan dihitung adalah P(3 X 7) maka pada Numeric Expression formula yang tersedia dibuat menjadi CDF.BINOM(x2,n,p) - CDF.BINOM(x1,n,p) Gambar 2. 7 Input Data pada Compute Variable (3) 29 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

38 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT 4. Snipping tool terlebih dahulu pada Numeric Expression yang digunakan lalu copy dan paste pada M.Excel yang sudah disediakan, kemudian klik OK 5. Lihat hasil pada Data View 6. Lakukan snipping tool pada hasil yang didapatkan, kemudian copy dan paste pada software M.Excel yang sudah disediakan, interpretasikan hasil. Penyelesaian Menggunakan M.Excel 2013 Soal a Ditanya : P(X=2)? 1. Buka software M.Excel dan isikan data yang diketahui 2. Susunlah parameter input dan variable sesuai dengan studi kasus 3. Pilih menu Formula, lalu Insert Function 4. Pada Function Category pilih Statistical dan pada Function Name pilih BINOM.DIST, kemudian pilih OK Gambar 2. 8 Mencari Menu BINOM.DIST pada Insert Function M.Excel 5. Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini. Pada menu Number_s masukkan nilai titik (x) yang akan dihitung peluangnya Pada menu Trials masukkan banyanya percobaan yang akan dilakukan (n) Pada menu Probability_s masukkan besarnya nilai peluang sukses atau gagal (p) Pada menu Cumulative, masukkan: a. True, jika peluang yang dihitung berdistribusi kumulatif P(X x) b. False, jika peluang yang dihitung berdistribusi peluang P(X=x) 30 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

39 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT Gambar 2. 9 Input Data pada Menu Function Arguments BINOM.DIST M. Excel 6. Pilih OK, maka hasil perhitungan akan ditampilkan pada Cell Target M.Excel. Interpretasikan hasil Soal b Ditanya: P(X 4)? Lakukan hal yang sama seperti langkah penyelesaian soal a, namun pada M.Excel operasi yang dilakukan pada distribusi peluang kumulatif adalah jika hanya P(X a). Oleh karena itu operasi yang dihitung adalah P(X 3). Setelah diperoleh hasil, maka pada Cell Target ditambah formula =1- P(X 3). Interpretasikan hasil. Soal c Ditanya: P(3 X 7)? Jika nilai titiknya berupa interval maka langkah-langkahnya adalah sebagai berikut. 1. Susunlah parameter input dan variable sesuai dengan studi kasus 2. Pilih menu Formula, lalu Insert Function 3. Pada Function Category pilih Statistical dan pada Function Name pilih BINOM.DIST.RANGE, kemudian pilih OK 31 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

40 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT Gambar Mencari Menu BINOM.DIST.RANGE pada Insert Function M.Excel 4. Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini. Pada menu Trials masukkan banyanya percobaan yang akan dilakukan (n) Pada menu Probability_s masukkan besarnya nilai peluang sukses atau gagal (p) Pada menu Number_s masukkan nilai titik (x) pertama dari nilai interval yang akan dihitung peluangnya Pada menu Number_s2 masukkan nilai titik (x) kedua dari nilai interval yang akan dihitung peluangnya Gambar Input Data pada Menu Function Arguments BINOM.DIST.RANGE M. Excel 5. Pilih OK, maka hasil perhitungan akan ditampilkan pada Cell Target M.Excel. Interpretasikan hasil. 2. Distribusi Poisson Studi Kasus Kerusakan terjadi secara random sepanjang kabel tembaga di sebuah kawasan indsutri, diketahui bahwa jumlah kerusakan yang terjadi berdistribusi Poisson dengan rata-rata I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

41 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT kerusakan per millimeter. Anggap bahwa X merupakan jumlah kerusakan pada setiap 1 mm kabel, maka tentukan: a. peluang terjadinya dua 2 kerusakan pada setiap 1 mm kabel tembaga b. peluang terjadinya 5 kerusakan pada setiap 5 mm kabel tembaga c. peluang terjadinya setidaknya 1 kerusakan pada setiap 2 mm kabel tembaga Langkah Penyelesaian Diketahui: Rata rata = 2.3 permilimeter Penyelesaian Menggunakan IBM SPSS 23.0 Soal a Ditanya: P(X = 2)? 1. Inputkan data pada Data View di SPSS seperti berikut. Gambar Pendefenisian Nilai pada Data View (4) 2. Pilih menu Transform >> Compute Variable 3. Pada Target Value berikan nama probabilitas, pada Function Group pilih All, pada Function and Special Variables pilih PDF.Poisson. Lalu pada Numeric Expression ganti nilai? dengan data yang telah di inputkan sebelumnya. Gambar Input Data pada Compute Variable (4) 33 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

42 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT 4. Snipping tool terlebih dahulu pada Numeric Expression yang digunakan lalu copy dan paste pada M.Excel yang sudah disediakan, kemudian klik OK 5. Lihat hasil pada Data View. 6. Lakukan snipping tool pada hasil yang didapatkan, kemudian copy dan paste pada software M.Excel yang sudah disediakan, interpretasikan hasil. Soal b Ditanya: P(X = 5)? Dimana: λ = 2.3 * 5 = Inputkan data pada Data View di SPSS seperti berikut. Gambar Pendefenisian Nilai pada Data View (5) 2. Pilih menu Transform >> Compute Variable 3. Pada Target Value berikan nama probabilitas, pada Fucntion Group pilih All, pada Function and Special Variables pilih PDF.Poisson. Lalu pada Numeric Expression ganti nilai? dengan data yang telah di inputkan sebelumnya. Gambar Input Data pada Compute Variable (5) 4. Snipping tool terlebih dahulu pada Numeric Expression yang digunakan lalu copy dan paste pada M.Excel yang sudah disediakan, kemudian klik OK 34 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

43 5. Lihat hasil pada Data View. PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT 6. Lakukan snipping tool pada hasil yang didapatkan, kemudian copy dan paste pada software M.Excel yang sudah disediakan, interpretasikan hasil. Soal c Ditanya: P(X 1)? Dimana: λ = 2 x 2.3 = Inputkan data pada Data View di SPSS seperti berikut. Pada IBM SPSS operasi distribusi peluang kumulatif yang dapat dihitung adalah jika hanya P(X a) sehingga nilai x yang dimasukkan adalah 0. Gambar Pendefenisian Nilai pada Data View (6) 2. Pilih menu Transform >> Compute Variable 3. Pada Target Value berikan nama probabilitas, pada Function Group pilih All, pada Function and Special Variables pilih CDF.Poisson. Lalu pada Numeric Expression ganti nilai? dengan data yang telah di inputkan sebelumnya. Karena peluang yang akan dihitung adalah P(X 1) maka pada Numeric Expression formula yang tersedia dibuat menjadi 1- CDF.POISSON(x,lambda) Gambar Input Data pada Compute Variable (6) 35 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

44 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT 4. Snipping tool terlebih dahulu pada Numeric Expression yang digunakan lalu copy dan paste pada M.Excel yang sudah disediakan, kemudian klik OK 5. Lihat hasil pada Data View. 6. Lakukan snipping tool pada hasil yang didapatkan, kemudian copy dan paste pada software M.Excel yang sudah disediakan, interpretasikan hasil. Penyelesaian Menggunakan M.Excel 2013 Soal a Ditanya: P(X = 2)? 1. Buka software M.Excel dan isikan data yang diketahui. 2. Susunlah parameter input dan variable sesuai dengan studi kasus 3. Pilih menu Formula, lalu Insert Function 4. Pada Function Category pilih Statistical dan pada Function Name pilih POISSON.DIST, kemudian pilih OK Gambar Mencari Menu POISSON.DIST pada Insert Function M.Excel 5. Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini. Pada X masukkan nilai titik (x) yang akan dihitung peluangnya Pada Mean masukkan nilai rataan (λ) Pada menu Cumulative, masukkan: a. True, jika peluang yang dihitung berdistribusi kumulatif P(X x) b. False, jika peluang yang dihitung berdistribusi peluang P(X=x) 36 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

45 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT Gambar Input Data pada Menu Function Arguments POISSON.DIST M. Excel 6. Pilih OK, maka hasil perhitungan akan ditampilkan pada Cell Target M.excel. Interpretasikan hasil. Soal b Ditanya: P(X = 5)? Lakukan hal yang sama seperti langkah penyelesaian soal a di atas. Interpretasikan hasil. Soal c Ditanya: P(X 1)? Lakukan hal yang sama seperti langkah penyelesaian soal a, namun pada M.Excel operasi yang dilakukan pada distribusi peluang kumulatif adalah jika hanya P(X a). Oleh karena itu operasi yang dihitung adalah P(X 0). Setelah diperoleh hasil, maka pada Cell Target ditambah formula =1- P(X 0). Interpretasikan hasil. Distribusi Peluang Kontinu 1. Distribusi Normal Studi Kasus Sebuah baja akan memuai jika dipanaskan, diketahui pemuaian baja tersebut berdistribusi normal dengan rataan 0.05 cm dan simpangan bakunya Tentukan peluang bahwa pemuaian: a. lebih dari sama dengan 0.1 cm b. kurang dari sama dengan 0.04 cm c sampai cm 37 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

46 Langkah Penyelesaian Diketahui : Rata rata : 0.05 cm Standar deviasi : 0.01 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT Penyelesaian Menggunakan IBM SPSS 23.0 Soal a Ditanya: P (X 0.1)? 1. Inputkan data pada Data View di SPSS. Pada IBM SPSS operasi distribusi peluang kumulatif yang dapat dihitung adalah jika hanya P(X a) sehingga nilai x yang dimasukkan adalah 0.1 Gambar Pendefenisian Nilai pada Data View (7) 2. Pilih menu Transform >> Compute Variable 3. Pada Target Value berikan nama probabilitas, pada Fucntion Group pilih All, pada Function and Special Variables pilih CDF.Normal. Lalu pada Numeric Expression ganti nilai? dengan data yang telah di inputkan sebelumnya. Karena peluang yang akan dihitung adalah P(X 0.1) maka pada Numeric Expression formula yang tersedia dibuat menjadi 1- CDF.NORMAL(x,rata_rata,standar_deviasi) Gambar Input Data pada Compute Variable (7) 38 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

47 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT 4. Snipping tool terlebih dahulu pada Numeric Expression yang digunakan lalu copy dan paste pada M.Excel yang sudah disediakan, kemudian klik OK 5. Lihat hasil pada Data View. 6. Lakukan snipping tool pada hasil yang didapatkan, kemudian copy dan paste pada software M.Excel yang sudah disediakan, interpretasikan hasil. Soal b Ditanya: P(X 0.04) 1. Inputkan data pada Data View di SPSS Gambar Pendefenisian Nilai pada Data View (8) 2. Pilih menu Transform >> Compute Variable 3. Pada Target Value berikan nama probabilitas, pada Fucntion Group pilih All, pada Function and Special Variables pilih CDF.Normal. Lalu pada Numeric Expression ganti nilai? dengan data yang telah di inputkan sebelumnya. Gambar Input Data pada Compute Variable (8) 4. Snipping tool terlebih dahulu pada Numeric Expression yang digunakan lalu copy dan paste pada M.Excel yang sudah disediakan, kemudian klik OK 5. Lihat hasil pada Data View. 6. Lakukan snipping tool pada hasil yang didapatkan, kemudian copy dan paste pada software M.Excel yang sudah disediakan, interpretasikan hasil. 39 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

48 Soal c Ditanya: P (0.025 X 0.065)? PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT 1. Inputkan data pada Data View di SPSS Gambar Pendefenisian Nilai pada Data View (9) 2. Pilih menu Transform >> Compute Variable 3. Pada Target Value berikan nama probabilitas, pada Fucntion Group pilih All, pada Function and Special Variables pilih CDF.Normal. Lalu pada Numeric Expression ganti nilai? dengan data yang telah di inputkan sebelumnya. Karena peluang yang akan dihitung adalah P (0.025 X 0.065) maka pada Numeric Expression formula yang tersedia dibuat menjadi CDF.BINOM(x2,rata_rata,standar_deviasi) - CDF.BINOM(x1,rata_rata,standar_deviasi) Gambar Input Data pada Compute Variable (9) 4. Snipping tool terlebih dahulu pada Numeric Expression yang digunakan lalu copy dan paste pada M.Excel yang sudah disediakan, kemudian klik OK 5. Lihat hasil pada Data View. 6. Lakukan snipping tool pada hasil yang didapatkan, kemudian copy dan paste pada software M.Excel yang sudah disediakan, interpretasikan hasil. 40 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

49 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT Penyelesaian Menggunakan M.Excel 2013 Soal a Ditanya: P(X 0.1)? 1. Buka M.Excel dan isikan data yang diketahui. Pada M.Excel operasi yang dilakukan pada distribusi peluang kumulatif adalah jika hanya P(X a) sehingga nilai x yang dimasukkan adalah Susunlah parameter input dan variable sesuai dengan studi kasus 3. Pilih menu Formula, lalu Insert Function 4. Pada Function Category pilih Statistical dan pada Function Name pilih NORM.DIST, kemudian pilih OK Gambar Mencari Menu NORM.DIST pada Insert Function M.Excel 5. Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini. Pada X masukkan nilai titik (x) yang akan dihitung peluangnya Pada Mean masukkan nilai rata-rata/mean Pada menu Standard_dev masukkan nilai standar deviasi Pada menu Cumulative, masukkan: a. True, jika peluang yang dihitung berdistribusi kumulatif P(X x) b. False, jika peluang yang dihitung berdistribusi peluang P(X=x) 41 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

50 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT Gambar Input Data pada Menu Function Arguments NORM.DIST M. Excel 6. Pilih OK, maka hasil perhitungan akan ditampilkan pada Cell Target. Kemudian pada Cell Target selanjutnya tambahkan formula =1-P(X 0) untuk menghasilkan peluang P(X 0.1). Interpretasikan hasil. Soal b Ditanya: P(X 0.04) Lakukan hal yang sama seperti langkah penyelesaian soal a untuk memperoleh nilai hasil P(X 0.04). Soal c Ditanya: P (0.025 X 0.065)? Lakukan hal yang sama seperti langkah penyelesaian soal a, namun pada M.Excel operasi yang dilakukan pada distribusi peluang kumulatif adalah jika hanya P(X a). Oleh karena itu setelah diperoleh hasil P(X 0.025) dan P(X 0.065) maka pada Cell Target ditambah formula =P(X 0.065) - P(X 0.025). Interpretasikan hasil. 2. Distribusi Eksponensial Studi Kasus Dalam sebuah jaringan komputer yang besar, diketahui bahwa jumlah pengguna yang masuk ke dalam sistem dimodelkan sebagai distribusi poisson dengan rata rata 25 user yang masuk per jamnya. Berapakah probabilitas tidak ada pengguna yang masuk ke sistem dalam interval 6 menit? 42 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

51 Langkah Penyelesaian Diketahui : λ = 25 user / jam x = 6 menit = 0.1 jam PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT Penyelesaian menggunakan IBM SPSS 23.0 Ditanya: P(X > 0.1)? 1. Inputkan data yang diketahui pada pada Data View SPSS, sebagai berikut. Gambar Pendefenisian Nilai pada Data View (10) 2. Pilih menu Transform >> Compute Variable 3. Isi Target Value dengan nama peluang, pada Function Group pilih All, pada Functions and Special Variables pilih Cdf.Exp. Lalu, ganti tanda? pada Numeric Expression dengan nilai yang telah diinputkan sebelumnya. Karena peluang yang akan dicari adalah P(X>0.1), maka pada Numeric Expression formula yang tersedia dibuat menjadi 1- CDF.NORMAL(x,lambda) Gambar Input Data pada Compute Variable (10) 4. Snipping tool terlebih dahulu pada Numeric Expression yang digunakan lalu copy dan paste pada M.Excel yang sudah disediakan, kemudian klik OK 5. Lihat hasil pada Data View. 43 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

52 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT 6. Lakukan snipping tool pada hasil yang didapatkan, kemudian copy dan paste pada software M.Excel yang sudah disediakan, interpretasikan hasil Penyelesaian Menggunakan M.Excel 2013 Ditanya: P(X > 0.1)? 1. Buka M.Excel dan isikan data yang diketahui. 2. Susunlah parameter input dan variable sesuai dengan studi kasus 3. Pilih menu Formula, lalu Insert Function 4. Pada Function Category pilih Statistical dan pada Function Name pilih EXPON.DIST, kemudian pilih OK Gambar Mencari Menu EXPON.DIST pada Insert Function M.Excel 5. Maka akan muncul tampilan seperti di bawah ini Pada X masukkan nilai titik (x) yang akan dihitung peluangnya Pada Lambda masukkan nilai parameternya Pada menu Cumulative, masukkan: - True, jika peluang yang dihitung berdistribusi kumulatif P(X x) - False, jika peluang yang dihitung berdistribusi peluang P(X=x) 44 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

53 PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT Gambar Input Data pada Menu Function Arguments EXPON.DIST M. Excel 6. Pilih OK, maka hasil perhitungan akan ditampilkan pada Cell Target. Interpretasikan hasil. 7. Pada M.Excel operasi yang dilakukan pada distribusi peluang kumulatif adalah jika hanya P(X a). Oleh karena itu pada Cell Target ditambah formula =1- P(X 0.1). Interpretasikan hasil. 45 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

54 LATIHAN SOAL MANDIRI PENENTUAN DISTRIBUSI PELUANG KONTINU DAN DISKRIT 1. Sebuah akumulator mobil memiliki umur rata rata 5 tahun, dengan simpangan baku 0.8 tahun. Carilah peluang akumulator tersebut memiliki umur kurang dari 3 tahun 2. Sebuah ban mobil memiliki daya tahan dengan rata rata waktu sampai ban mobil itu rusak yaitu 6 tahun. Tentukanlah peluang, bahwa: a. ban tersebut tidak akan rusak sampai 3 tahun kedepan. b. ban tersebut tetap sehat sampai 10 tahun kedepan. c. ban tersebut rusak dalam waktu tidak lebih dari 5 tahun. 3. Mesin untuk memproduksi baut dengan ukuran diameter rata rata 16 mm dengan standar deviasi 1 mm. Tentukan peluang, bahwa a. baut memiliki ukuran diameter besar dari 18 mm b. baut memiliki ukuran antara 15 sampai 17 mm. c. baut memiliki ukuran diameter lebih kecil dari 13 mm 4. Seorang teller bank didatangi nasabah dengan rata rata kedatangan 20 nasabah perhari. Distribusi kedatangan pelanggan tersebut mengikuti distribusi poisson. Berpakakah peluang nasabah yang datang kurang dari 15 pelanggan dalam satu hari?. Berapakah peluang pelanggan yang datang yaitu antara 19 sampai 25 pelanggan dalam satu hari? 5. Dari 200 siswa yang ada di SMA Suka Makmur, sebanyak 50 orang mengakui bahwa meraka mengidap penyakit gangguan pernafasan. Seorang bidan dari pukesmas mengambil sampel sebanyak 20 dari siswa untuk dilakukan pemeriksaan. Berapakah peluang, bahwa: a. 5 orang dari sampel mengidap penyakit pernapasan b. kurang dari 10 mengidap penyakit pernafasan c. sebanyak 5 sampai 15 orang mengidap penyakit pernafasan. 46 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

55 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT MODUL 3 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mengetahui dan memahami perbedaan analisis univariat dan bivariat. 2. Praktikan mengetahui cara menguji dan memahami mengenai statistika parametrik. 3. Praktikan mengetahui dan memahami uji-uji yang digunakan dalam statistika parametrik. 4. Praktikan mampu menyelesaikan contoh kasus terkait dengan statistika parametrik. ALAT PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Modul Praktikum SIPO Software IBM SPSS Software Ms. Excel LANGKAH PRAKTIKUM Analisis Univariat A. Uji Kenormalan Di salah satu bimbingan belajar telah dilakukan try out mata pelajaran Fisika. Terdapat 32 siswa yang mengikuti try out tersebut. Berikut merupakan data nilai 32 siswa pada try out mata pelajaran fisika. Apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak? Dalam pengambilan data peneliti menggunakan taraf kepercayaan 95%. Tabel 3. 1 Studi Kasus Uji Kenormalan No Nilai Fisika No Nilai Fisika I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

56 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT Tabel 3. 2 Studi Kasus Uji Kenormalan (lanjutan) No Nilai Fisika No Nilai Fisika Langkah Penyelesaian 1. Buka software IBM SPSS Klik Data View dan masukkan data yang akan dihitung sesuai dengan variabelnya. Hasil pengisian data seperti berikut. Gambar 3. 1 Data View Studi Kasus Uji Kenormalan 3. Deskripsikan data di Variable View. Lalu pilih jenis data Scale pada pilihan Measure. Gambar 3. 2 Variable View Studi Kasus Uji Kenormalan 48 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

57 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT 4. Klik Analyze, pilih Nonparametric Tests. Pilih Legacy Dialogs, lalu pilih 1-Sample K-S. Maka akan muncul kotak dialog berikut. Gambar 3. 3 Kotak Dialog One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Masukkan variabel nilai fisika ke kotak Test Variable List dan pilih Normal pada pilihan Test Distribution. 5. Klik Exact. Pilih Asymptotic only kemudian klik Continue. Gambar 3. 4 Kotak Dialog Exact Tests 6. Klik Options. Pilih Exclude cases listwise kemudian klik Continue. Gambar 3. 5 Kotak Dialog One-Sample K-S: Option 49 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

58 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT 7. Klik OK. Maka output akan muncul dengan tampilan sebagai berikut. Gambar 3. 6 Output SPSS One-Sample Kolmogorov Smirnov Test Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis H 0 H 1 : Data nilai 32 siswa pada try out mata pelajaran fisika berasal dari distribusi normal : Data nilai 32 siswa pada try out mata pelajaran fisika tidak berasal dari distribusi normal 2. Statistik uji : Uji Kolmogorv-Smirnov 3. α = Daerah kritis : H 0 ditolak jika signifikansi penelitian α 5. Dari hasil pengolahan SPSS, diperoleh signifikansi penelitian = 0.200, bandingkan dengan α. 6. Kesimpulan: Interpretasikan hasil. B. One Sample T-Test Seorang mahasiswa ingin meneliti apakah rata-rata nilai Bahasa Inggris dari sampel yang diambil pada kelas 2 SMP Delima berbeda dengan rata-rata nilai populasinya. Diketahui ratarata nilai populasi di SMP Delima sebesar Setelah dilakukan penelitian menggunakan sampel sebanyak 10 responden, didapatkan data-data sebagai berikut. Gunakan taraf kepercayaan sebesar 95% dan data berdistribusi normal. 50 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

59 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT Tabel 3. 3 Studi Kasus One Sample T-Test Responden Ke Nilai Langkah Penyelesaian 1. Buka software IBM SPSS Klik Data View dan masukkan data yang akan dihitung sesuai dengan variabelnya. Hasil pengisian data seperti berikut. Gambar 3. 7 Data View One Sample T-Test 3. Deskripsikan data di halaman Variable View. Lalu pilih jenis data Scale pada pilihan Measure. Gambar 3. 8 Variable View One Sample T-Test 51 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

60 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT 4. Klik Analyze, pilih Compare Means. Lalu pilih One-Sample T Test. Akan muncul kotak dialog berikut. Gambar 3. 9 Kotak Dialog One-Sample T Test Masukkan variabel Nilai ke kotak Test Variable(s) dan Test Value sebesar Klik Options, lalu akan muncul kotak dialog One Sample T Test: Options. Isi nilai Confidence Interval Percentage berdasarkan studi kasus yang diminta, yaitu sebesar 95%. Lalu pilih Exclude Cases Listwise pada Missing Values dan klik Continue. 6. Klik OK. Maka akan muncul output berikut. Gambar Kotak Dialog One-Sample T Test: Options Gambar Output SPSS One-Sample Statistics 52 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

61 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT Gambar Output SPSS One-Sample Test Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis H 0 : Rata-rata nilai Bahasa Inggris kelas 2 SMP Delima sama antara sampel dan populasinya H 1 : Rata-rata nilai Bahasa Inggris kelas 2 SMP Delima tidak sama antara sampel dan populasinya 2. Statistik uji : Uji T 3. α = Daerah kritis : H 0 ditolak jika signifikansi penelitian α 5. Dari hasil pengolahan SPSS, diperoleh signifikansi penelitian = 0.115, bandingkan dengan α. 6. Kesimpulan: Interpretasikan hasil. C. Independent Sample T-Test Seorang mahasiswa ingin membandingkan rata-rata IP di dua kelas yang berbeda pada semester 5, yaitu IP kelas A dan IP kelas B. Berikut merupakan data IP kedua kelas pada semester 5. Gunakan taraf kepercayaan sebesar 95% dan data berdistribusi normal. Tabel 3. 4 Studi Kasus Independent Sample T-Test IP Kelas A IP Kelas B I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

62 Langkah Penyelesaian 1. Buka software IBM SPSS ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT 2. Klik Data View dan masukkan data yang akan dihitung sesuai dengan variabelnya. Hasil pengisian data seperti berikut. Gambar Data View Studi Kasus Independent Sample T-Test Pada gambar di atas, IP untuk Kelas A dimisalkan dengan kode 1 dan IP untuk Kelas B dimisalkan dengan kode Deskripsikan data di Variable View. Lalu pilih jenis data Scale pada IP dan pilih jenis data Nominal pada Kelas dalam pilihan Measure. Gambar Variable View Independent Sample T-Test 4. Klik Analyze, pilih Compare Means. Lalu pilih Independent Samples T Test. Akan muncul dialog berikut. Gambar Kotak Dialog Independent-Sample T Test 54 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

63 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT Masukkan variabel IP ke kotak Test Variable(s) dan variabel kelas ke kotak Grouping Variable. 5. Klik Define Groups. Masukkan kode 1 untuk Group 1 dan kode 2 untuk Group 2. Lalu klik Continue. Gambar Kotak Dialog Define Groups 6. Klik Options, lalu akan muncul kotak dialog Independent Sample T Test: Options. Isi nilai Confidence Interval Percentage berdasarkan studi kasus yang diminta, yaitu sebesar 95%. Lalu pilih Exclude Cases Listwise pada Missing Values dan klik Continue. Gambar Kotak Dialog Independent-Sample T Test: Options 7. Klik OK. Maka akan muncul output berikut. Gambar Output SPSS Group Statistics Gambar Output Independent Sample Test 55 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

64 Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT H 0 : Tidak ada perbedaan rata-rata IP kelas A dan IP kelas B H 1 : Ada perbedaan rata-rata IP kelas A dan IP kelas B 2. Statistik uji : Uji T 3. α = Daerah kritis : H 0 ditolak jika signifikansi penelitian α 5. Dari hasil pengolahan SPSS, diperoleh signifikansi penelitian = 0.875, bandingkan dengan α. 6. Kesimpulan: Interpretasikan hasil. D. Paired Sample T-Test Seorang mahasiswa akan melakukan penelitian terhadap nilai Statistika Industri terhadap nilai pre test dan nilai post test. Dari 10 responden didapatkan data sebagai berikut. Gunakan taraf kepercayaan sebesar 95% dan data berdistribusi normal. Tabel 3. 5 Studi Kasus Paired Sample T-Test Nilai Pre Test Nilai Post Test Langkah Penyelesaian 1. Buka software IBM SPSS Klik Data View dan masukkan data yang akan dihitung sesuai dengan variabelnya. Hasil pengisian data seperti berikut. 56 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

65 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT Gambar Data View Paired Sample T Test 3. Deskripsikan data di halaman Variable View. Lalu pilih jenis data Scale pada pilihan Measure Gambar Variable View Paired Sample T Test 4. Klik Analyze, pilih Compare Means. Lalu pilih Paired Sample T Test Gambar Kotak Dialog Paired-Samples T Test Masukkan variabel Nilai_Pre_Test ke kotak Variable1 dan masukkan variabel Nilai_Post_Test ke kotak Variable2. 5. Klik Options, lalu akan muncul kotak dialog Paired-Sample T Test: Options. Isi nilai Confidence Interval Percentage berdasarkan studi kasus yang diminta, yaitu sebesar 95%. Lalu pilih Exclude Cases Listwise pada Missing Values dan klik Continue. 57 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

66 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT Gambar Kotak Dialog Paired-Sample T Test: Options 6. Klik OK. Maka akan keluar output tersebut. Gambar Output SPSS Paired Samples Statistics Gambar Output SPSS Paired Samples Test Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis H 0 : Rataan dari nilai Pre Test dan Post Test Statistika Industri sama H 1 : Rataan dari nilai Pre Test dan Post Test Statistika Industri tidak sama 2. Statistik uji : Uji T 3. α = Daerah kritis : H 0 ditolak jika signifikansi penelitian α 5. Dari hasil pengolahan SPSS, diperoleh signifikansi penelitian = 0.001, bandingkan dengan α. 6. Kesimpulan: Interpretasikan hasil. 58 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

67 Analisis Bivariat A. Korelasi Pearson ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT Seorang mahasiswa ingin mengetahui adakah hubungan antara IP mahasiswa dengan jam belajar mahasiswa di kelas TI3806. Berikut merupakan data IP mahasiswa dan jam belajar mahasiswa. Untuk menguji hipotesis tersebut gunakan α = Diketahui data sudah berdistribusi normal Tabel 3. 6 Studi Kasus Korelasi Pearson IP Jam Belajar Langkah Penyelesaian 1. Buka software IBM SPSS Klik Data View dan masukkan data yang akan dihitung sesuai variabelnya. Hasil pengisian data seperti berikut. Gambar Data View Korelasi Pearson 59 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

68 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT 3. Klik halaman Variable View, isi data yang diketahui pada kolom yang tersedia seperti gambar di bawah ini. Selanjutnya pilih tipe data Scale di kolom Measure untuk kedua data. Gambar Variable View Korelasi Pearson 4. Klik Analyze Correlate Bivariate. Selanjutnya akan terbuka kotak dialog Bivariate Correlations. Klik variabel IP dan Jam_Belajar masukkan ke kotak Variables. Lalu klik Pearson pada pilihan Correlation Coefficients dan klik Two tailed pada Test of Significance serta pilih Flag significant correlations. 5. Klik Options, pilih Exclude cases listwise pada kotak Missing value. Gambar Kotak Dialog Bivariate Correlations: Options 6. Klik Continue. 7. Klik OK. 8. Maka output akan muncul dengan tampilan sebagai berikut. Gambar Output SPSS Correlations Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis H 0 : Tidak ada hubungan antara IP mahasiswa dengan jam belajar mahasiswa H 1 : Ada hubungan antara IP mahasiswa dengan jam belajar mahasiswa 2. Statistik uji : Uji Bivariate Correlations 60 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

69 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT 3. α = Daerah kritis : H 0 ditolak jika signifikansi penelitian α 5. Dari hasil pengolahan SPSS, diperoleh signifikansi penelitian = 0.020, bandingkan dengan α. 6. Kesimpulan: Interpretasikan hasil. B. Korelasi Parsial Seorang peneliti ingin mengetahui hubungan antara jumlah produksi kopi (ton) terhadap nilai ekspor kopi (US$), di mana terdapat faktor tingkat inflasi (%) yang diduga mempengaruhi sehingga perlu dikendalikan. Pada penelitian ini, seorang ahli membuat pertanyaan berdasarkan dua variabel, yaitu jumlah produksi kopi dan nilai ekspor kopi serta variabel kontrol, yaitu tingkat inflasi kopi. Untuk menguji hipotesis tersebut gunakan α = 0.05 Tabel 3. 7 Studi Kasus Korelasi Parsial Produksi (ton) Nilai Ekspor (US$) Inflasi Langkah Penyelesaian 1. Buka software IBM SPSS Klik Data View dan masukkan data yang akan dihitung sesuai dengan variabelnya. Hasil pengisian data seperti berikut. Gambar Data View Korelasi Parsial 61 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

70 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT 3. Klik halaman Variable View, isi data yang diketahui pada kolom yang tersedia seperti gambar di bawah ini. Selanjutnya pilih tipe data Scale pada kolom Measure untuk ketiga data. Gambar 3.31 Variable View Korelasi Parsial 4. Klik Analyze Correlate Partial. Selanjutnya akan terbuka kotak dialog Partial Correlations. Klik variabel Produksi dan Nilai_Ekspor masukkan ke kotak Variables. Klik variabel Inflasi masukkan ke kotak Controlling for. Lalu klik Two tailed pada Test of Significance dan pilih Display actual significance level. Gambar Kotak Dialog Partial Correlations 5. Klik Options, pilih Zero order correlations pada kotak Statistics dan Exclude cases listwise pada kotak Missing value. 6. Klik Continue. Gambar Kotak Dialog Partial Correlation: Options 62 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

71 7. Klik OK. ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT 8. Maka output akan muncul dengan tampilan sebagai berikut. Gambar Output SPSS Correlations Analisis dan pengujian hipotesis 1. Hipotesis H 0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah produksi dengan nilai ekspor, jika tingkat inflasi dibuat tetap H 1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah produksi dengan nilai ekspor, jika tingkat inflasi dibuat tetap 2. Statistik uji : Uji Partial Correlations 3. α = Daerah kritis : H 0 ditolak jika signifikansi penelitian α 5. Dari hasil pengolahan SPSS, diperoleh signifikansi penelitian = 0.015, bandingkan dengan α 6. Kesimpulan: Interpretasikan hasil. C. Regresi Linear Seorang mahasiswa mengatakan bahwa volume penjualan suatu perusahaan jual beli mobil akan dipengaruhi oleh biaya promosi yang dilakukan perusahaan tersebut. Sehingga, mahasiswa tersebut ingin meneliti hubungan antara biaya promosi dan volume penjualan. 63 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

72 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT Apakah kedua variabel tersebut saling mempengaruhi atau tidak. Gunakan taraf signifikansi sebesar 5%. Tabel 3. 8 Studi Kasus Regresi Linear Biaya Promosi (Rupiah) Volume Penjualan (Rupiah) Langkah Penyelesaian 1. Buka software IBM SPSS Klik Data View. Kemudian ketikkan data sesuai dengan variabel yang sudah didefinisikan. Hasil pengisian data seperti berikut. Gambar Data View Regresi Linear 3. Klik halaman Variable View, isi data yang diketahui pada kolom yang tersedia seperti gambar di bawah ini. Selanjutnya pilih tipe data Scale pada kolom Measure untuk kedua data. 64 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

73 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT Gambar Variable View Regresi Linear 4. Klik Analyze Regression Linier. Selanjutnya akan terbuka kotak dialog Linear Regression seperti berikut. Gambar Kotak Dialog Linear Regression 5. Klik Statistics. Pada pilihan Regression Coefficients checklist Estimates dan checklist Model Fit. Kemudian klik Continue seperti gambar berikut. Gambar Kotak Dialog Linear Regression: Statistics 6. Klik Plots. Klik pada pilihan SDRESID dan masukkan ke kotak Y, klik pada pilihan ZPRED dan masukkan ke kotak X. Aktifkan Histogram dan Normal probability plot seperti gambar berikut. 65 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

74 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT Gambar Kotak Dialog Linear Regression: Plots 7. Klik Continue. Klik Save sehingga akan muncul kotak dialog seperti berikut. Gambar Kotak Dialog Linear Regression: Save Pada pilihan Residuals, aktifkan Standardized, kemudian klik Continue. 8. Klik Option, sehingga akan muncul kotak dialog seperti berikut. 66 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

75 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT Gambar Kotak Dialog Linear Regression: Options 9. Pada pilihan Stepping Method Criteria, digunakan uji F yang mengambil standar angka probabilitas sebesar 5%. Oleh karena itu masukkan angka entry Pilih default Include constant in equation atau menyertakan persamaan regresi. Pada Missing Values, pilih Exclude cases listwise. Kemudian klik Continue. Klik OK, maka hasil output yang didapat seperti berikut. Cek outlier Gambar Output SPSS Residuals Statistics Uji outlier dapat dilihat pada nilai minimum dan maksimum std. residual. 67 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

76 Uji normalitas ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT Gambar Output SPSS Histogram dan Scatter Plot Pada histogram, kurva tersebut mendekati kurva normal. Sedangkan berdasarkan P- plot residual, data yang diperoleh tersebar mendekati garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data yang didapat sudah lulus uji normalitas. (Untuk lebih pastinya dapat digunakan uji Kolmogorov-Smirnov). Uji Heterokedastisitas Gambar 3.44 Output SPSS Scatterplot Berdasarkan scatterplot, dapat dilihat bahwa semua nilai residual berada di antara rentang dan 1.96 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi heterokedastisitas. Setelah semua asumsi regresi terpenuhi, maka analisis regresi linier sederhana dapat dilakukan seperti berikut. 68 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

77 ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT Gambar Output SPSS Model Summary Berdasarkan tabel Model Summary, diketahui bahwa koefisien korelasi antara Biaya Promosi dan Volume Penjualan Statistika dengan korelasi product moment pearson, yaitu Interpretasikan hasil. Gambar Output SPSS Anova 1. Hipotesis H 0 : Model regresi yang ada tidak tepat bila digunakan. H 1 : Model regresi yang ada sudah tepat bila digunakan. 2. Statistik uji : Uji F 3. α = Daerah kritis : H 0 ditolak jika signifikansi penelitian α 5. Dari hasil pengolahan SPSS, diperoleh signifikansi penelitian = 0.000, bandingkan dengan α 6. Kesimpulan : Interpretasikan hasil. Gambar Output SPSS Anova 69 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

78 1. Hipotesis ANALISIS UNIVARIAT DAN BIVARIAT H 0 : Koefisien regresi tidak signifikan terhadap variabel independen. H 1 : Koefisien regresi signifikan terhadap variabel independen. 2. Statistik uji : Uji T 3. α = Daerah kritis : H 0 ditolak jika signifikansi penelitian α 5. Dari hasil pengolahan SPSS, diperoleh signifikansi penelitian = 0.000, bandingkan dengan α 6. Kesimpulan : Interpretasikan hasil 70 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

79 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS MODUL 4 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mampu mengetahui konsep dasar uji validitas dan uji reliabilitas 2. Praktikan mampu melakukan uji validitas dan reliabilitas menggunakan IBM SPSS 3. Praktikan mampu melakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk studi kasus nyata. ALAT PRAKTIKUM 1. Microsoft Excel IBM SPSS 23 version 3. Data Kuesioner 4. Modul Praktikum SIPO 2016 LANGKAH PRAKTIKUM Studi kasus Seorang pengusaha jasa transportasi (travel) PT.SIPO ingin mengetahui apakah jasa yang diberikan berhubungan dengan kepuasan pelanggan. pengusaha menggunakan tingkat kepercayaan 95%. Untuk mengetahui hal tersebut, pengusaha menyebarkan kuesioner tentang kepuasan pelanggan menurut jasa layanan yang diberikan. Dengan kuesioner sebagai berikut : KUESIONER KUALITAS PELAYANAN Tabel 4. 1 Kuesioner Kualitas Pelayanan No PERTANYAAN SS TS KS S SS 1 Keadaan Fisik(Kondisi mobil dalam keadaan baik) di PT.SIPO dalam keadaan baik 2 Peralatan (kelengkapan sarana dan prasarana di lokasi travel) di PT.SIPO sangat lengkap 3 Materi komunikasi (informasi dan petunjuk jelas) di PT.SIPO sangat jelas 4 Petugas peduli akan keinginan konsumen 5 Petugas cepat menganggapi keluhan konsumen 6 Menjaga hubungan baik kepada konsumen 71 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

80 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Tabel 4. 2 Kuesioner Kualitas Pelayanan (Lanjutan) No PERTANYAAN SS TS KS S SS 7 Cepatan tanggap dalam mengatasi masalah pada keluhan konsumen 8 Kemampuan memberikan pelayanan dengan cepat dan benar 9 Petugas dapat bekerja sama dengan konsumen 10 Kemampuan pelayanan petugas dapat dipercaya 11 Keakuratan petugas dalam melakukan pelayanan jasanya 12 Konsisten dalam pelayanan jasa : kesesuaian jadwal yang sudah ditentukan. KUESIONER KEPUASAN PELANGGAN Tabel 4. 3 Kuesioner Kepuasan Pelanggan No PERTANYAAN SS TS KS S SS 1 Saya merasa puas dengan kondisi fisik (kondisi mobil dalam keadaan baik) di PT.SIPO 2 Saya merasa puas dengan peralatan (kelengkapan saran dan prasarana) di lokasi travel PT.SIPO 3 Saya merasa puas dengan materi komunikasi PT.SIPO 4 Saya merasa puas dengan kepedulian PT.SIPO akan keinginan konsumen 5 Saya merasa puas dengan petugas PT.SIPO yang cepat menanggapi keluhan konsumen 6 Saya merasa puas terhadap PT.SIPO yang menjaga hubungan baik kepada konsumen 7 Saya merasa puas terhadap kecepat tanggapan petugas PT.SIPO dalam mengatasi masalah pada keluhan konsumen 8 Saya merasa puas terhadap kemampuan petugas PT.SIPO memberikan pelayanan dengan cepat dan benar 9 Saya merasa puas terhadap petugas PT.SIPO yang dapat bekerja sama dengan konsumen 10 saya merasa puas terhadap kemampuan pelayanan petugas PT.SIPO yang dpaat terpercaya 11 Saya merasa puas terhadap keakuratan petugas dalam melakukan pelayanan jasanya 12 Saya merasa puas terhadap konsistensi dalam pelayanan jasa : kesesuaian jadwal yang sudah ditentukan. 72 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

81 Langkah Penyelesaian Uji Validitas UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS a. Uji Validitas Menggunakan Total Item Terkoreksi 1. Masukkan data rekap kuesioner ke dalam worksheet SPSS Gambar 4. 1 Data View Uji Validitas Item Terkoreksi 2. Masukkan nama variabel kedalam variable view. Ubah decimal ke angka 0 serta pastikan pada measure data bertipe ordinal karena data bertingkat. Gambar 4. 2 Variable View Uji Validitas Item Terkoreksi 73 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

82 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS 3. Kemudian klik analyze >> scale >> reliability analysis. Dan akan keluar dialog box sebagai berikut. Gambar 4. 3 Menubar Analisys SPSS 4. Masukkan seluruh variabel ke kolom item (kecuali variabel total). Kemudian klik statistic >> pilih scale if item deleted dalam descriptive for >> continue >> OK. Gambar 4. 4 Kotak Dialog Reliability Analysis 74 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

83 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS 5. Keluarlah output sebagai berikut: Gambar 4. 5 Kotak Dialog Reliabitity Analisys: Statistics 6. Intepretasikan hasil Gambar 4. 6 Output SPSS Item-Total Statistics 75 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

84 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS b. Uji Validitas Menggunakan Product Moment 1. Masukkan data rekap kuesioner ke dalam worksheet SPSS Gambar 4. 7 Data View Uji Validitas Product Moment 2. Masukkan nama variabel kedalam variable view. Ubah decimal ke angka 0 serta pastikan pada measure data bertipe ordinal. Gambar 4. 8 Variable View Uji Validitas Product Moment 3. Kemudian klik analyze >> correlate >> bivariate. Dan akan keluar dialog box sebagai berikut. 76 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

85 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Gambar 4. 9 Menubar Analysis SPSS 4. Masukkan seluruh variabel ke kolom variables. Pada correlation coefficients pilih pearson. Klik OK. Gambar Kotak Dialog Bivariate Correlation 5. Maka akan muncul output sebagai berikut: 77 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

86 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS 6. Intepretasikan hasil Gambar Output SPSS Correlations LANGKAH PENYELESAIAN UJI RELIABILITAS a. Melakukan uji Reliabilitas menggunakan metode Cronbach s Alpha 1. Masukkan data rekap kuesioner ke dalam worksheet SPSS 78 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

87 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Gambar Data View Uji Reliabilitas Cronbach s Alpha 2. Masukkan nama variabel kedalam variable view. Ubah decimal ke angka 0 serta pastikan pada measure data bertipe ordinal. Gambar Variable View Uji Reliabilitas Cronbach s Alpha 3. Kemudian klik analyze >> scale >> reliability analysis. Keluar box windows seperti berikut ini: 79 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

88 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Gambar Menubar Analysis SPSS 4. Masukkan seluruh variabel ke kolom item (kecuali variable total). Klik statistic >> pilih scale if item deleted dalam dalam descriptives for >> continue >> ok Gambar Kotak Dialog Reliability Analysis 80 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

89 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Gambar Kotak Dialog Raliability Analysis: Statistics 5. Maka output yang keluar akan sebagai berikut: 6. Intepretasikan Hasil Gambar Output SPSS Reliability Statistics b. Melakukan uji Split-Half 1. Copy data dari excel ke dalam data view 81 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

90 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Gambar Data View Uji Reliability Split-Half 2. Masukkan nama-nama variabel kedalam variabel view. Isi kolom Measure dengan tipe data Ordinal. Gambar Variable View Uji Reliability Split-Half 3. Kemudian klik analyze >> scale >> reliability analysis. Keluar box windows seperti berikut ini: 82 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

91 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Gambar Menubar Analysis SPSS 4. Masukkan seluruh variabel ke kolom item (kecuali variabel total). Klik statistic >> pilih scale if item deleted dalam descriptives for >> continue >> ok. Pada model pilih split-half. Gambar Kotak Dialog Reliability Analysis 83 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

92 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Gambar Kotak Dialog Reliability Analysis: Statistics 5. Maka akan muncul output sebagai berikut : 6. Intepretasikan hasil Gambar Output SPSS Reliability Statistics Langkah Penyelesaian Successive Interval Succesive interval digunakan untuk meningkatkan jenis data yang akan diolah dalam spss. Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Masukkan data yang akan ditingkatkan ke dalam Microsoft Excel. Masuk ke menu Addins >> statistics >> successive interval 84 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

93 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Tabel 4. 4 Hasil Rekap Kuesioner Responden No Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Total Gambar Menubar Add-ins 85 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

94 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Kemudian akan muncul kotak dialog seperti berikut: 2. Masukkan data yang akan dimasukkan ke dalam data range, kemudian letakkan output di dalam cell output. 3. Klik Next, kemudian akan muncul dialog box seperti berikut: Klik Select All Next Gambar Kotak Dialog Method of Successive Interval 86 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

95 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS 4. Masukkan angka 1 dalam min value dan 5 di max value. Kemudian klik Next Finish Gambar Kotak Dialog Method of Successive Interval yang Telah Diisi 5. Akan muncul output sebagai berikut: Tabel 4. 5 Output Successive Interval Succesive Interval X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

96 UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS Succesive Interval Output pada tabel 4.5 merupakan tipe data yang sudah ditingkatkan dari tipe ordinal menjadi tipe interval. 88 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

97 (AHP) ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS MODUL 5 ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mampu memahami konsep dasar Analytical Hierarchy Process (AHP). 2. Praktikan mampu menggunakan software Microsoft Excel untuk menentukan pilihan terbaik berdasarkan konsep AHP. ALAT PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Modul Praktikum SIPO Microsoft Excel 4. Data Kuesioner LANGKAH PRAKTIKUM Studi Kasus Sebuah perusahaan terkenal yang bernama PT SIPO ingin memilih supplier terbaik untuk memasok Personal Computer yang akan digunakan oleh Perusahaan. Supplier yang dinginkan pada tahun ini ada 3 jenis, yaitu Supplier A, B dan C. Kriteria yang dipertimbangkan oleh PT. SIPO dalam memenuhi fungsi tujuan tersebut adalah Kualitas Produk, Desain Produk dan Harga. Berikut data kuisioner yang telah dikumpulkan untuk menghitung nilai AHP dari Perusahaan. Kriteria Kualitas Produk Kualitas Produk Kualitas Produk Harga Harga Kualitas Pelayanan Tabel 5. 3 Penilaian Kepentingan Kriteria Penilaian v 89 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L v v v v v Kriteria Desain Produk Harga Kualitas Pelayanan Desain Produk Kualitas Pelayanan Desain Produk

98 (AHP) ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Tabel 5. 4 Penilaian Kriteria Kualitas Pilihan Penilaian Pilihan Supplier A v Supplier B Supplier A v Supplier C Supplier C v Supplier B Tabel 5. 5 Penilaian Kriteria Harga Pilihan Penilaian Pilihan Supplier A v Supplier B Supplier A v Supplier C Supplier C v Supplier B Tabel 5. 6 Penilaian Kriteria Desain Produk Pilihan Penilaian Pilihan Supplier A v Supplier B Supplier A v Supplier C Supplier C v Supplier B Tabel 5. 7 Penilaian Kriteria Kualitas Pelayanan Pilihan Penilaian Pilihan Supplier A v Supplier B Supplier A v Supplier C Supplier C v Supplier B Anda sebagai salah satu lulusan Teknik Industri diminta untuk menentukan kriteria yang paling berpengaruh terhadap fungsi tujuan, yaitu pemilihan jenis supplier terbaik. Setelah itu, tentukan supplier mana yang direkomendasikan untuk dipilih PT SIPO. 90 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

99 Langkah Penyelesaian (AHP) ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS 1. Menentukan Fungsi Tujuan : Pemilihan Supplier Terbaik. 2. Membuat Struktur Hirarki. Penentuan Supplier Terbaik Kualitas Produk Harga Desain Produk Kualitas Pelayanan Supplier A Supplier B Supplier C Supplier D 3. Membuat matriks perbandingan berpasangan & normalisasi. Tabel 5. 8 Matriks Perbandingan CORE Kualitas Produk Kualitas Produk Harga Desain Produk Kualitas Pelayanan Harga Desain Produk Kualitas Pelayanan Melakukan pengisian pada matriks berpasangan ini adalah dengan cara melihat hasil dari kuesioner yang telah didapatkan. Dilihat dari kuisioner yang telah didapatkan antara kualitas produk dengan harga terlihat lebih besar nilai kualitas produk, maka dari itu dilakukan pengisian antara kualitas produk dan harga dengan nilai 3, sedangkan untuk nilai pada pengisian antara harga dengan kualitas produk nilainya 1/N atau senilai dengan 1/3. 91 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

100 (AHP) ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS 4. Menentukan nilai geomean dari masing-masing kriteria. Tabel 5. 9 Perhitungan Geomean Kriteria Kualitas Produk Responden Kriteria Desain Produk Kualitas Produk Harga Kualitas Produk Harga Harga Kualitas Pelayana n Kualitas Pelayanan Desain Produk Kualitas Pelayanan Desain Produk Kriteria Kualitas Produk Tabel Perhitungan Geomean Lanjutan Responden Geomean Kriteria Desain Produk Kualitas Produk Harga Kualitas Produk Harga Harga Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan Desain Produk Kualitas Pelayanan Desain Produk Setelah melakukan pengisian pada matriks berpasangan, masing-masing nilai dari matriks berpasangan yang terdiri atas 20 responden selanjutnya dicari nilai geomannya. Geomean ini merupakan suatu fungsi di excel yang berguna untuk menghitung rata-rata angka pertumbuhan dari campuran bunga dengan angka variabel. 5. Melakukan pengisian pada matriks berpasangan dari hasil geomean. 92 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

101 (AHP) ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Tabel Matriks Perbandingan dari Geomean Kualitas Produk Kualitas Produk Harga Desain Produk Kualitas Pelayanan Harga Desain Produk Kualitas Pelayanan Setelah melakukan perhitungan nilai geomean, selanjutnya yaitu membuat matriks berpasangan dari hasil geomean yang telah didapat. Cara Pengisian matriks berpasangan sama dengan langkah sebelumnya. 6. Matriks Normalisasi Tabel Matriks Normalisasi Kriteria Kualitas Produk Kualitas Produk Harga Desain Produk Kualitas Pelayanan Jumlah Priority Vector Matriks x Priority Konsistensi Harga Desain Produk Kualitas Pelayanan Didapat dari 0.24/ 2.27 Didapat dari Rata-rata (jumlah/ banyaknya kriteria) atau 0.62/4 =MMULT (array matriks perbandingan, array priority vector) = Matriks x Priority / Priority vector a. Nilai Normalisasi pada table merupakan hasil pembagian antara nilai pada masingmasing kriteria dan nilai jumlah kolom matriks perbandingan. b. Nilai Priority vector didapat dari hasil pembagian antara Jumlah nilai normalisasi per barisnya dan jumlah kriteria. c. Nilai matriks x Priority merupakan nilai hasil perkalian antara Matriks perbandingan dengan nilai Priority vector. Perhitungan matriks ini menggunakan fungsi excel yaitu MMULT. 93 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

102 (AHP) ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS d. Nilai Konsistensi didapat dari hasil pembagian antara matriks x priority dan priority vector. 7. Analisis Hasil dari perbandingan Kriteria Kriteria yang menjadi prioritas utama adalah Kualitas Produk, karena memiliki nlai priority vector terbesar yaitu Menghitung Nilai Eigen dan Tingkat Konsistensi. Jika data tidak konsisten, maka pengambilan data harus diulang. Eigen Max : λmax = = 4.16 CI = = = 0.05 CR = = = (Konsisten) 9. Perhitungan yang sama juga dilakukan pada setiap alternatif, dengan membandingkan setiap Supplier terhadap masing-masing kriteria. a. Kriteria Kualitas Produk : Tabel Matriks Perbandingan Alternatif Kriteria Kualitas Produk Supplier A Supplier B Supplier C Supplier A Supplier B Supplier C Jumlah Supplier A Tabel Normalisasi Kriteria Kualitas Produk Supplier B Supplier C Jumlah Priority Vector Matriks x Priority Konsistensi Supplier A Supplier B Supplier C I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

103 (AHP) ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Eigen Max : λmax = = 3.00 CI = = = 0 CR = = = 0 (Konsisten) b. Kriteria Desain Produk : Tabel Matriks Perbandingan Alternatif Kriteria Desain Produk Supplier A Supplier B Supplier C Supplier A Supplier B Supplier C Jumlah Supplier A Tabel Normalisasi Kriteria Desain Produk Supplier B Supplier C Jumlah Priority Vector Matriks x Priority Konsistensi Supplier A Supplier B Supplier C Eigen Max : λmax = = 3.01 CI = = = 0.01 CR = = = 0.01 (Konsisten) 95 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

104 c. Kriteria Harga Produk (AHP) ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Tabel Matriks Perbandingan Alternatif Kriteria Harga Produk Supplier A Supplier B Supplier C Supplier A Supplier B Supplier C Jumlah Supplier A Tabel Normalisasi Kriteria Harga Produk Supplier B Supplier C Jumlah Priority Vector Matriks x Priority Konsistensi Supplier A Supplier B Supplier C Eigen Max : λmax = = 3.10 CI = = = 0.05 CR = = = 0.08 (Konsisten) d. Kriteria Kualitas Pelayanan Tabel 5.17 Matriks Perbandingan Alternatif Kriteria Kualitas Pelayanan Supplier A Supplier B Supplier C Supplier A Supplier B Supplier C Jumlah I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

105 (AHP) ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Supplier A Tabel 5.18 Normalisasi Kriteria Kualitas Pelayanan Supplier B Supplier C Jumlah Priority Vector Matriks x Priority Konsistensi Supplier A Supplier B Supplier C Eigen Max : λmax = = 3.07 CI = = = 0.04 CR = = = 0.06 (Konsisten) 10. Perhitungan Priority Ranking Tabel 5.19 Priority Ranking Eigen Vector Supplier A Supplier B Supplier C Kualitas Produk Harga Desain Produk Kualitas Pelayanan Jumlah Melakukan pengisian tabel diatas dapat dilakukan dengan melihat dari tabel eigen vector didapatkan dari perhitungan Priority vector dari setiap faktor. Sedangkan untuk melakukan pengisian dari setiap Supplier adalah melihat dari perhitungan Priority vector dari setiap faktor yang ada. 11. Menganalisis hasil priority vector 12. Interpretasikan Hasil 97 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

106 LINEAR PROGRAMMING, TRANSPORTASI, DAN PENUGASAN MODUL 6 LINEAR PROGRAMMING, TRANSPORTASI DAN PENUGASAN TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mampu memahami dan menentukan decision variables, fungsi tujuan, dan constraints pada kasus linear programming. 2. Praktikan mampu memahami metode Northwest Corner, Least Cost, dan Vogel s Approximation. 3. Praktikan mampu memahami kasus transportasi dan penugasan. 4. Praktikan mampu mengetahui dan memahami tools pada software POM-QM for Windows yang digunakan untuk menyelesaikan kasus linear programming, transportasi, dan penugasan. ALAT DAN PRAKTIKUM 1. Microsoft Excel POM-QM 3. Komputer LANGKAH PRAKTIKUM Linear Programming (Pemograman Linier) Direktur PT. SIPO mengatakan bahwa ada tiga macam proses pengolahan minyak, yaitu: Proses 1. Dengan menggunakan bahan 1 barrel minyak mentah A dan 3 barrel minyak mentah B sehingga dihasilkan 50 galon gasolin O dan 20 galon gasolin P. Proses 2. Dengan menggunakan bahan 4 barrel minyak mentah A dan 2 barrel minyak mentah B sehingga dihasilkan 30 galon gasolin O dan 80 galon gasolin P. Proses 3. Dengan menggunakan bahan 2 barrel minyak mentah A dan 2 barrel minyak mentah B sehingga dihasilkan 20 galon gasolin O dan 30 galon gasolin P. 98 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

107 LINEAR PROGRAMMING, TRANSPORTASI, DAN PENUGASAN Diketahui bahwa persediaan maksimum minyak mentah A adalah 140 barrel dan minyak mentah B sebanyak 200 barrel. Bagian penjualan melaporkan bahwa untuk tahun depan diperlukan sekurang-kurangnya 1500 galon gasolin O dan 2400 galon gasolin P. Keuntungan masing-masing proses adalah US$ 5/unit proses 1, US$ 8/unit proses 2, dan 6/unit proses 3. Tentukanlah berapa barrel masing-masing minyak mentah yang harus dipakai pada proses 1, proses 2, dan proses 3 agar diperoleh keuntungan maksimum. Berdasarkan kasus di atas dapat dibentuk model matematis seperti di bawah ini: Variabel keputusan : X 1 = Proses 1 X 2 = Proses 2 X 3 = Proses 3 Fungsi Tujuan Z = 5 X X X 3 Batasan : Z = maksimasi keuntungan Output Gasolin O : 50 X X X Output Gasolin P : 20 X X2 +30 X Pengolahan dengan Barrel A : 1 X1 + 4 X2 + 2 X3 140 Pengolahan dengan Barrel B : 3 X1 + 2 X2 + 2 X3 Langkah Penyelesaian 1. Buka Software POM-QM for Window 2. Pilih Module > Linear Programming Gambar 6. 1 Submenu Module Linear Programming 99 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

108 LINEAR PROGRAMMING, TRANSPORTASI, DAN PENUGASAN 3. Pilih menu File > New, maka akan muncul tampilan sebagai berikut. Gambar 6. 2 Submenu File Linear Programming Gambar 6. 3 Dialog Box Create Data Linear Programming 4. Pada bagian Title isi dengan judul penyelesaian, dalam kasus ini PT. SIPO 5. Pada bagian Number of Constraints isi sesuai dengan jumlah pembatas pada kasus, yaitu Pada bagian Number of Variables isi sesuai dengan jumlah varibel pada kasus, yaitu Pada bagian Objective pilih sesuai tujuan studi kasus. 8. Klik Row Names kemudian pilih Constraint 1, Constraint 2, Constraint 3, 9. Klik Column names kemudian pilih X1, X2, X3, 10. Klik OK, maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini. Gambar 6. 4 Tampilan Tabel Penginputan Data 100 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

109 11. Isikan sesuai dengan kasus anda. LINEAR PROGRAMMING, TRANSPORTASI, DAN PENUGASAN Gambar 6. 5 Tampilan Tabel Penginputan Data Lanjutan 12. Lalu untuk menyelesaikan kasus ini klik tombol pada toolbar. 13. Untuk memilih output yang muncul pilih Window pada toolbar lalu klik output yang ingin dilihat. Gambar 6. 5 Tampilan Output Studi Kasus Jika ternyata ada data yang perlu diperbaiki, klik tombol pada toolbar. Jika tidak, interpretasikan hasil. Transportasi Seorang pedagang beras mempunyai 3 gudang di Cianjur, Cikampek, dan Sumedang yang masing-masing menyimpan beras sebanyak 50, 80, dan 100 ton. Pedagang tersebut mempunyai daerah pemasaran di Bandung, Bogor, Jakarta, dan Cirebon yang masing-masing membutuhkan beras sebanyak 40, 60, 80, dan 50 ton. Ongkos angkut tiap ton beras dari Cianjur ke Bandung = Rp ,00 ke Bogor = Rp ,00 ke Jakarta = Rp ,00 ke Cirebon = Rp ,00 Cikampek ke Bandung = Rp ,00 ke Bogor = Rp ,00 ke Jakarta = Rp ,00 ke Cirebon = Rp , I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

110 LINEAR PROGRAMMING, TRANSPORTASI, DAN PENUGASAN Sumedang ke Bandung = Rp ,00 ke Bogor = Rp ,00 ke Jakarta = Rp ,00 ke Cirebon = Rp ,00 Bila Saudara diminta, bagaimanakah pengalokasian/pendistribusian beras yang optimum, dan berapa ongkosnya? Langkah Penyelesaian 1. Buka Software POM-QM for Window. 2. Pilih Module > Transportation. 3. Pilih menu File > New, maka akan muncul tampilan sebagai berikut. Gambar 6. 6 Dialog Box Create Transportasi 4. Pada bagian Title isi dengan judul penyelesaian. 5. Pada bagian Number of Sources isi sesuai dengan jumlah sumber pada kasus, yaitu Pada bagian Number of Destinations isi sesuai dengan jumlah variabel pada kasus, yaitu Pada bagian Objective pilih tujuan sesuai studi kasus. 8. Klik Row names kemudian pilih Sources 1, Sources 2, Sources 3, 9. Klik Column names kemudian pilih Destination 1, Destination 2, Destiantion 3, 10. Klik OK, lalu isikan sesuai kasus yang ada. Gambar 6. 7 Tampilan Tabel Penginputan Data Transportasi 11. Pilih Vogel s Approximation Method pada bagian Starting Method 102 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

111 LINEAR PROGRAMMING, TRANSPORTASI, DAN PENUGASAN Gambar 6. 8 Tampilan Menu Metode Transportasi 12. Lalu, untuk menyelesaikan kasus ini klik tombol pada toolbar. 13. Untuk memilih output yang muncul pada Window pada toolbar lalu klik output yang ingin dilihat. Gambar 6. 9 Tampilan Output Transportasi 14. Jika ternyata ada data yang perlu diperbaiki, klik tombol pada toolbar. Jika tidak, interpretasikan hasil. Assigment (Penugasan) Ada tiga orang pegawai pada OR company yang masing-masing akan ditempatkan menjadi kepala bagian pemasaran di satu kota tertentu. Ada empat kota yang membutuhkan kepala bagian, dan masing-masing dari tiga orang yang tersedia. Setiap kota memiliki tunjangan jabatan yang berbeda-beda atas pertimbangan tertentu. Tabel berikut menunjukan besarnya tunjangan jabatan yang dikehendaki oleh masing-masing orang pada tiap kota yang berbeda. Tabel 6. 1 Data Ongkos Penugasan Kota Kabag Wayan Asep Eko Bandung Surabaya I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

112 LINEAR PROGRAMMING, TRANSPORTASI, DAN PENUGASAN Semarang Denpasar Bagaimana penempatan ketiga orang yang ada, sehingga biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memberikan tunjangan jabatan kepada ketiga orang tersebut menjadi minimal? Langkah Penyelesaian 1. Buka Software POM-QM for Window. 2. Pilih Module > Assignment. Gambar Tampilan Submenu Modul 3. Pilih menu File > New, maka akan muncul tampilan sebagai berikut. Gambar Tampilan Create File Penugasan 4. Pada bagian Title isi dengan judul penyelsaian, dalam kasus ini OR company. 5. Pada bagian Number of Jobs isi sesuai dengan jumlah sumber pada kasus, yaitu Pada bagian Number of Machines isi sesuai dengan jumlah variabel pada kasus, yaitu Pada bagian Objective pilih tujuan sesuai studi kasus. 8. Klik Row names kemudian pilih Job 1, Job 2, Job 3, 9. Klik Column names kemudian pilih Machine 1, Machine 2, Machine Klik OK, lalu isikan sesuai kasus yang ada. 104 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

113 LINEAR PROGRAMMING, TRANSPORTASI, DAN PENUGASAN 11. Lalu, untuk menyelesaikan kasus ini klik tombol pada toolbar. 12. Untuk memilih output yang muncul pada Window pada toolbar lalu klik output yang ingin dilihat. Gambar Tampilan Output Penugasan 13. Jika ternyata ada data yang perlu diperbaiki, klik tombol pada toolbar. Jika tidak, interpretasikan hasil. 105 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

114 PEMROGRAMAN DINAMIS MODUL 7 PEMROGRAMAN DINAMIS TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mengetahui dan memahami pemrograman dinamis deterministik dan stokastik 2. Praktikan dapat menyelesaikan permasalahan industri menggunakan metode pemrograman dinamis deterministik dan stokastik 3. Praktikan mampu menggunakan software WinQSB untuk penyelesaian menggunakan metode pemrograman dinamis deterministik ALAT PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Modul Praktikum SIPO Software WinQSB 4. Software Microsoft Excel LANGKAH PRAKTIKUM A. Program Dinamis Deterministik Studi Kasus 1, Program Dinamis Deterministik Seorang SIPO FIGHTER akan pergi dari kota A ke kota K dengan menggunakan kendaraan umum. Selama perjalanan, terdapat beberapa kota yaitu B,C,D,E,F,G,H,I,J. Rute yang dapat ditempuh dapat dilihat pada peta di bawah. Banyak kemungkinan jalan yang dapat dilewati dari A menuju K. Peta ini menunjukkan ongkos angkutan umum dari satu tempat ke tempat yang lain. Seorang petualang ini menginginkan perjalanan dengan ongkos termurah. Ongkos dalam juta rupiah 106 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

115 PEMROGRAMAN DINAMIS Gambar 7.1 Rute perjalanan Anda yang sudah belajar OR 2 tentang Program Dinamis Deterministik diminta untuk membantu SIPO FIGHTER untuk menemukan rute dengan ongkos termurah. Langkah Penyelesaian dengan Microsoft Excel. 1. Buka Software Microsoft Excel Dengan cara backward, maka dimulai dari akhir. Mendefinisikan tabel iterasi nilai n terbesar yaitu n=4 Tabel 7.1 Tabel pendefinisian iterasi S f4 = c4 f4*(s) X4* Keterangan: S : letak titik awal menuju tujuan K f4=c4 : letak titik akhir sesuai dengan posisi iterasinya f4*(s) : pemilihan nilai minimum dari setiap baris X4* : pemilihan tujuan akhir sesuai kolom terpilih dari f4*(s) 3. Mengisi tabel iterasi n=4 Tabel 7.2 tabel iterasi n=4 S f4 = c4 K f4*(s) X4* I 3 3 K J 4 4 J 107 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

116 PEMROGRAMAN DINAMIS I dan J adalah merupakan source di tabel iterasi 4 karena pada kasus ini dilakukan backward. 3 di kolom f4=c4 adalah nilai cost dari I menuju K 3 pada kolom f4*(s) adalah nilai terpilih yang minimum dari tiap kolom K pada X4* adalah letak tujuan akhir terpilih sesuai dengan nilai minimum yang terpilih pada f4*(s) 4. Melanjutkan ke tabel iterasi n=3 Gambar 7.2 Pendefinisian Tabel Iterasi n = 3 Pengisian S(F), f3(i) adalah ongkos dari F menuju I ditambah pemilihan ongkos minimum terpilih dari I (f4*{i}). Maka, hasilnya adalah = 4. Mengisi tabel iterasi n = 3 secara lengkap 5. Melanjutkan ke tabel iterasi n=2 Tabel 7.3 tabel iterasi n=2 S f2 = c2 + f3* F G H B C D E f2*(s) X2* Pengisian S(B), f2(f) adalah ongkos dari B menuju F ditambah pemilihan ongkos minimum terpilih dari F (f3*{f}). Maka, hasilnya adalah = 11. Mengisi tabel iterasi n = 2 secara lengkap 6. Melanjutkan ke tabel iterasi n=1 Tabel 7.4 tabel iterasi n=1 f1 = c1 + f2* S B C D E A f1*(s) X1* Pengisian S(A), f1(b) adalah ongkos dari A menuju B ditambah pemilihan ongkos minimum terpilih dari B (f2*{b}). Maka, hasilnya adalah = I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

117 PEMROGRAMAN DINAMIS Mengisi tabel iterasi n = 2 secara lengkap 7. Interpretasikan hasil Langkah Penyelesaian dengan Menggunakan WinQSB 1. Mengisi angka di tabel From/To dalam Microsoft Excel Tabel 7.5 tabel iterasi n=1 FROM/TO A B C D E F G H I A B C D E F G H I J K J K 2. Buka software WinQSB modul Dynamic Programming. Lalu klik File >> New Problem Gambar 7.3 Software WinQSB 3. Akan muncul dialog box seperti ini, pilih Stagecoach (Shortest Route) Problem >> Isi problem title >> dan isikan jumlah node sebanyak 11 sesuai studi kasus. 109 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

118 PEMROGRAMAN DINAMIS Gambar 7.4 DP Problem Specification 4. Copy data dari tabel from/to ke WinQSB, dengan terlebih dahulu memblok tabel yang akan diisikan di WinQSB, lalu paste data dari Microsoft Excel Gambar 7.5 Tampilan awal WinQSB, Stagecoach (Shortest Route) Problem 5. Klik Menu Edit >> Node Names Gambar 7.6 Node Number and Name 6. Klik Solve and Analyze >> Solve the problem, lalu akan muncul dialog box Select Start and End Nodes. 110 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

119 PEMROGRAMAN DINAMIS Gambar 7.7 Dialog Box Select Start and End Nodes 7. Klik Solve lalu akan muncul output dari hasil perhitungan 8. Interpretasikan hasil. Gambar 7.8 Output WinQSB Studi Kasus 2, Program Dinamis Deterministik PT SIPO memiliki kapasitas produksi sebanyak 7 ton per bulan. PT SIPO akan mendistribusikan produksi ke beberapa pasar. Barang yang akan dikirim dimasukkan ke dalam container. Distribusi produk dilakukan melalui transportasi darat dengan pasar yang dituju adalah pasar A, B, dan C. Dari pengalaman masa lalu, didapatkan pendapatan dari setiap pasar dapat dilihat dari tabel berikut ini. 111 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

120 PEMROGRAMAN DINAMIS Jumlah produk (per ton) Tabel 7.6 Tabel distribusi produk Pendapatan dari pasar A (Milyar rupiah) Pendapatan dari pasar B (Milyar rupiah) Pendapatan dari pasar C (Milyar rupiah) Namun, setiap pasar memiliki peraturan dalam melakukan penerimaan supply dari PT SIPO. Distribusi barang yang dikirim dalam container ke pasar A harus memiliki kelipatan 1 ton, ke pasar B harus memiliki kelipatan 2 ton, dan ke pasar C harus memiliki kelipatan 3 ton. Bagaimana distribusi produk harus dilakukan oleh perusahaan agar diperoleh hasil atau pendapatan yang paling optimal? Langkah Penyelesaian dengan Microsoft Excel 1. Buka Software Microsoft Excel Dengan cara forward, maka dimulai dari pasar A. Mendefinisikan iterasi tahap 1 (pasar A) S1 X1 f 1 (S 1, X 1 ) = r 1 (X 1 ) Gambar 7.9 Iterasi awal tahap 1 f1*(s1) X1* 112 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

121 PEMROGRAMAN DINAMIS 3. S 1 = Sumber yang akan dialokasikan X 1 = Jumlah yang telah dialokasikan f 1 (S 1, X 1 ) = Pendapatan maksimum yang telah dialokasikan f1*(s1) = Nilai maksimum dari masing-masing baris X1* = Pemilihan jumlah alokasi dari nilai maksimum tiap baris Untuk pengisian S 1 (1),X 1 (0) = sumber jumlah produk (S 1 ) yang ada 1 ton, dialokasikan sebanyak 0 ton produk di pasar A (X 1 ).Maka, pendapatan saat jumlah produk dialokasikan 0 di pasar A S1 X1 f 1 (S 1, X 1 ) = r 1 ( X 1 ) f1*(s1) X1* Gambar 7.10 Iterasi tahap 1 Pengisian pendapatan di iterasi ke-1 masih belum terpengaruh apapun. Jadi pengisian masih menyesuaikan dengan Tabel 7.6 dan mengikuti jumlah alokasinya (X1) Melengkapi hasil di table tahap 1 secara lengkap 4. Mendefinisikan iterasi ke 2 (pasar B) S2 X2 f 2 (s 2, x 2 ) = r 2 ( x 2 ) + f 1 * (s 2 - x 2 ) f2*(s2) X2* Gambar 7.11 Penyelesaian iterasi tahap I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

122 PEMROGRAMAN DINAMIS Untuk pengisian S 2 (1),X 2 (0) = sumber jumlah produk (S 2 ) yang ada 1 ton, dialokasikan sebanyak 0 ton produk di pasar B (X 2 ) dan tersisa 1 ton produk (S 2 -X 2 ) di pasar sebelumnya (pasar A). Maka, pendapatan saat jumlah produk dialokasikan 0 di pasar B ditambah dengan f 1 *(S 1 ) saat S 1 = 1 ; [ = 25]. Mengisi hasil di tabel tahap 3 secara lengkap. 5. Mendefinisikan iterasi ke 3 (pasar C) S3 X3 f 3 (s 3, x 3 ) = r 3 ( x 3 ) + f 2 * (s 3 - x 3 ) Gambar 7.12 Penyelesaian iterasi tahap 3 f3*(s3) X3* Untuk pengisian S 3 (1),X 3 (0) = sumber jumlah produk (S 3 ) yang ada 1 ton, dialokasikan sebanyak 0 ton produk di pasar C (X 3 ) dan tersisa 1 ton produk (S 3 -X 3 ) di pasar sebelumnya (pasar B). Maka, pendapatan saat jumlah produk dialokasikan 0 di pasar C ditambah dengan f 2 *(S 2 ) saat S 2 = 1 ; [ = 25]. Mengisi hasil di tabel tahap 3 secara lengkap. 6. Interpretasikan Hasil S PASAR A PASAR B PASAR C X3 f1*(s1) X1* f2*(s2) X2* f3*(s3) X3* , , ,3 Gambar 7.13 Hasil akhir studi kasus 1 program dinamis deterministik 114 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

123 PEMROGRAMAN DINAMIS Langkah Penyelesaian dengan Menggunakan WinQSB 1. Buka software WinQSB modul Dynamic Programming. Lalu klik File >> New Problem 2. Akan muncul dialog box seperti ini, pilih Knapsack Problem >> Isi problem title >> dan isikan jumlah node sesuai studi kasus. Gambar 7.14 DP Problem Specification 3. Mendefinisikan input data berdasarkan studi kasus yang diberikan Gambar 7.15 Input data di WinQSB, Knapsack Problem Item Identification: pendefinisian pasar tujuan Units Available: kapasitas dari masing-masing pasar Capacity: kapasitas dari sumber yang akan dialokasikan Unit Capacity Required: jumlah sekali pengiriman produk Return Function: fungsi pendapatan dari masing-masing kota 4. Klik Solve and Analyze >> Solve the problem. Maka akan muncul output sebagai berikut Gambar 7.16 Output data dari Knapsack Problem 115 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

124 5. Interpretasikan hasil. PEMROGRAMAN DINAMIS B. Program Dinamis Stokastik Studi Kasus 1, Program Dinamis Stokastik Laboratorium SIPO mengadakan responsi rutin yang diadakan pada saat mendekati Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester. Dosen menilai bahwa kinerja asisten dalam menangani responsi masih kurang dan perlu peningkatan. Dosen memperkirakan bahwa peluang mahasiswa tidak lulus ujian dalam tiga kelas yang ditangani dosen tersebut adalah 0.4 untuk kelas pertama, 0.5 untuk kelas kedua, dan 0.6 untuk kelas yang ketiga. Hal ini disebabkan oleh kekurangan tenaga asisten dalam menangani jumlah peserta responsi yang meningkat setiap tahunnya. Setelah para asisten laboratrium dan dosen berdiskusi, akhirnya diputuskan bahwa untuk menutupi kekurangan tenaga, maka akan diambil 3 orang mahasiswa yang berpotensi dan dapat menangani tugas responsi sehingga peluang mahasiswa gagal dalam ujian semakin menurun sebesar 0.05 sampai 0.2 untuk setiap penambahan mahasiswa mengikuti data peluang seperti tabel berikut Tabel 7.7 Data Peluang Mahasiswa Gagal Jumlah Mahasiswa Tambahan Kemungkinan Gagal Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 0 0,4 0,5 0,6 1 0,3 0, 35 0,5 2 0,25 0,25 0, Bagaimanakah alokasi mahasiswa di setiap kelas yang ditangani oleh dosen agar didapat peluang kegagalan yang minimum? Langkah Penyelesaian 1. Buka software praktikum dengan Microsoft Excel Definisikan fungsi tujuan dan variabel keputusan. 116 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

125 PEMROGRAMAN DINAMIS 3. Dengan cara backward, maka dimulai dari iterasi dengan n terbesar. Mendefinisikan tabel iterasi n = 3 Fungsi Tujuan : Minimasi peluang gagal {f n (x n ; s n )} Variabel Keputusan : Peluang gagal pada saat dialokasikan x pada n (tahap) tertentu pn (x n ) Peluang minimum sisa yang dapat dialokasikan setelah mengalokasikan sebanyak x pada n+1(tahap) tertentu {f n +1*(s n - x n )} Tabel 7.8 Tabel iterasi n = 3 s x 3 f 3 (s 3, x 3 ) = p 3 (x 3 ) f 3 * (s 3 ) x 3 * s 3 = Sumber mahasiswa yang akan dialokasikan pada n=3 x 3 = Jumlah mahasiswa yang telah dialokasikan f 3 (s 3,x 3 ) = Nilai peluang dari setiap mahasiswa yang dialokasikan f 3 * = Nilai minimum dari masing-masing baris x 3 * = Pemilihan jumlah alokasi mahasiswa dari nilai minimum tiap baris 4. Mengisikan tabel dengan menggunakan data peluang yang sebelumnya. Perhatikan dahulu untuk kelas 3 karena pengerjaan masih iterasi 3. Tabel 7.8 Pengisian tabel iterasi n = 3 x 3 s 3 f 3 (s 3, x 3 ) = p 3 (x 3 ) f 3 * (s 3 ) x 3 * 5. Lalu, memilih nilai minimum dari setiap baris untuk mencari yang paling optimum. 117 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

126 PEMROGRAMAN DINAMIS Tabel 7.9 Pengisian tabel iterasi n = 3 x 3 s 3 f 3 (s 3, x 3 ) = p 3 (x 3 ) f * 3 (s 3 ) * x Isikan x 3 * yang merupakan berapa banyak alokasi mahasiswa yang akan dialokasikan bila f 3 * sebesar angka tersebut. Tabel 7.10 Pemilihan alokasi mahasiswa di kelas 3 x 3 s 3 f 3 (s 3, x 3 ) = p 3 (x 3 ) f * 3 (s 3 ) * x Lanjutkan ke iterasi ke-2 dengan mempertimbangkan f 3 *(s 3 ) yang sebelumnya maka akan didapat tabel seperti berikut. Tabel 7.11 Iterasi ke-2 Pemrograman Dinamik Stokastik x 2 s 2 f 2 (s 2, x 2 ) = p 2 (x 2 ). f 3 *(s 2 -x 2 ) f * 2 (s 2 ) * x f 3 *(s 2 -x 2 ) : nilai peluang terpilih di iterasi ke-3 tergantung sisa dari alokasi yang diberikan di iterasi ke-2 Untuk pengisian f 2 [s 2 (0), x 2 (0)] = sumber jumlah mahasiswa (s 2 ) yang ada 0, dialokasikan sebanyak 0 mahasiswa di kelas 2 (x 2 ) dan tersisa 0 mahasiswa (s 2 -x 2 ) di kelas sebelumnya (kelas 3). Maka, peluang saat jumlah mahasiswa dialokasikan 0 di kelas 2 dikalikan dengan f 3 *(s 3 ) saat s 3 = 0 ; [0,5*0,6 = 0.3]. Mengisi hasil di tabel iterasi n = 2 secara lengkap. 118 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

127 PEMROGRAMAN DINAMIS 8. Lalu, dilanjutkan ke tabel iterasi 1. Dengan cara yang sama maka akan didapat tabel iterasi 1 seperti berikut. Tabel 7.12 Iterasi ke-3 Pemrograman Dinamik Stokastik x 1 s 1 f 1 (s 1, x 1 ) = p 1 (x 1 ). f 2 *(s 1 -x 1 ) f * 1 (s 1 ) * x f 2 *(s 1 -x 1 ) : nilai peluang terpilih di iterasi ke-2 tergantung sisa dari alokasi yang diberikan di iterasi ke-1 Untuk pengisian f 1 [s 1 (0), x 1 (0)] = sumber jumlah mahasiswa (s 1 ) yang ada 0, dialokasikan sebanyak 0 mahasiswa di kelas 1 (x 1 ) dan tersisa 0 mahasiswa (s 1 -x 1 ) di kelas sebelumnya (kelas 2). Maka, peluang saat jumlah mahasiswa dialokasikan 0 di kelas 1 dikalikan dengan f 2 *(s 2 ) saat s 2 = 0 ; [0,4*0,105 = 0.12]. Mengisi hasil di tabel n = 1 secara lengkap. 9. Interpretasikan hasil S X3 Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 f3* (s3) X3* f2* (s2) X2* f1* (s1) X1* Gambar 7.16 Hasil Akhir Studi kasus 1 program dinamis stokastik 119 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

128 TEORI ANTREAN MODUL 8 TEORI ANTREAN TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mampu memahami konsep dan asumsi dasar teori antrean 2. Praktikan mampu memahami perbedaan struktur dan aplikasi teori antrean dalam kehidupan sehari-hari 3. Praktikan mampu mengidentifikasi karakterisitik sistem antrean di kehidupan sehari-hari 4. Praktikan mampu menggunakan software WinQSB untuk menyelesaikan permasalahan dan perhitungan teori antrean 5. Praktikan dapat mencari solusi dari kasus antrean yang terdapat di kehidupan sehari-hari dengan memeperhatikan biaya (total cost) yang dikeluarkan. ALAT PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Modul Praktikum SIPO Software Microsoft Excel 4. Software IBM SPSS Software WinQSB LANGKAH PRAKTIKUM Studi Kasus Panda CC merupakan call center yang dapat melayani pelanggan selama 24 jam dan memiliki 1 operator untuk melayani customer. Pada call center ini, sistem antreannya terdiri dari satu antrean dan satu server. Biaya server saat melayani costumer $8 per jam dan jam kerja 24 jam per hari, sedangkan biaya costumer menunggu akan merugikan sebanyak $20. Anda diminta untuk menghitung variabel performasi pada sistem antrean tersebut dan menghitung biaya pada sistem ini jika diketahui data kedatangan pelanggan sebagai berikut: 120 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

129 TEORI ANTREAN Tabel 8.1 Data studi kasus Customer Arrival Begin End Number Time Service 1 00:00 00:00 01: :48 01:12 01: :13 01:32 02: :34 02:06 02: :13 02:54 03: :17 03:17 03: :42 03:47 04: :24 04:24 05: :58 05:34 05: :32 07:32 07: :11 08:11 08: :02 10:02 10: :19 11:19 11: :02 13:02 14: :38 14:38 15: :54 15:16 15: :03 15:41 15: :58 20:58 22: :22 22:22 22: :15 23:15 24: :59 24:04 25: :03 26:03 27: :07 27:08 27: :56 27:21 28: :20 28:20 29:17 Langkah Penyelesaian 1. Buka Software Microsoft Excel yang terdapat pada desktop 2. Buatlah tabel Queue System pada Microsoft Excel untuk memperjelas seluruh komponen waktu yang terdapat pada sistem antrean. Tabel 8.2 Queue System Costumer Number 1 2 Total Average Interarrival Time per costumer Arrival Time Begin Service Service Time Departure Time Time in Queue Time in System Idel time of service Interarrival Time per Customer Interarrival time per customer = Arrival time (n) - Arrival time (n-1) 121 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

130 TEORI ANTREAN Waktu antar kedatangan atau jeda kedatangan antara orang sesudah (n) dengan orang sebelum (n-1). Total = penjumlahan 24 data (karena data pertama tidak ada) Total waktu antar kedatangan orang ke (n) dengan orang ke (n-1). Average = Total/24 (karena data pertama tidak ada) Rata-rata waktu antar kedatangan orang ke (n) dengan orang ke (n-1). Service Time Service time = Departure time Begin service Waktu pelayanan, di mana waktu pelayanan ini terjadi selama customer dilayani oleh operator Total = Penjumlahan 25 data Total waktu pelayanan. Average = Total/25 Rata-rata waktu pelayanan tiap pelanggan Time in queue Time in queue = Begin service Arrival time Waktu yang dihabiskan dalam sistem antrean, di mana waktu yang dimaksud adalah waktu dimulai dari customer memasuki sistem (Arrival time), waktu saat mengantri, dan hingga akhirnya customer mulai dilayani oleh call center (Begin service). Time in system Time in system = Departure time Arrival time Waktu yang dihabiskan dalam sistem layanan call center, di mana waktu yang dimaksud adalah waktu dimulai dari customer memasuki sistem (Arrival time), termasuk mengantri, berinteraksi dengan call center (Begin service), hingga akhirnya customer selesai dilayani oleh call center (Departure time). Idle Time of Server Idle time of server = Begin service (n) Departure time (n-1) 122 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

131 TEORI ANTREAN Waktu menunggu server, dimana server atau call center ini tidak bekerja mulai dari berakhirnya pelayanan yang dilakukan pelanggan (n-1) sampai akhirnya mulai digunakan kembali oleh pelanggan (n) sehingga idle time of server bisa didapat dari Begin service (n) Departure time (n-1). 3. Menghitung laju kedatangan dan laju pelayanan per jam Data yang diinputkan dalam satuan detik. Oleh karena itu, perlu diubah menjadi satuan jam: λ = 36 Average Interarrival Time per Customer Interarrival time per customer merupakan waktu antar kedatangan sehingga dengan menggunakan rata-rata waktu antar kedatangan bisa didapatkan nilai laju kedatangan pelanggan. Laju kedatangan pelanggan ini menggunakan satuan pelanggan per jam. μ = 36 Average Service Time Service time per customer merupakan waktu pelayanan sehingga dengan menggunakan rata-rata waktu pelayanan bisa didapatkan nilai laju pelayanan. Laju pelayanan pelanggan ini menggunakan satuan pelanggan per jam. Pada sistem antrean call center ini diperoleh nilai λ dan μ sebagai berikut: Tabel 8.3 Hasil Perhitungan λ dan μ Pada sistem antrean call center ini, sistem berada pada kondisi steady state karena laju kedatangan pelanggan (λ) kurang dari laju pelayanan (μ). Pada kondisi steady state, call center masih mampu dalam melayani customer-nya. Karena sistem telah berada pada kondisi steady state maka kita dapat menganalisis nilai-nilai dari Lq, Ls, Wq, Ws, serta probabilitas atau kemungkinan ada (n) pelanggan dalam sistem antrean. 4. Pengujian Data Menurut Gross dan Haris (1998), pada umumnya model antrean diasumsikan bahwa waktu antar kedatangan dan waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial. Untuk membuktikannya dapat dilakukan Uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan SPSS. 123 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

132 TEORI ANTREAN a. Masukkan data interarrival time per customer dan service time b. Klik Analyze >> Nonparametric Tests >> Legacy Dialogs >> 1 Sample K-S c. Pindahkan data yang akan diuji d. Pada pilihan test distribution, pilih Exponential e. Klik OK Sehingga diperoleh output seperti berikut. Gambar 8.1 Hasil Uji 1K-S Uji hipotesis: Ho: Data interarrival time dan service time berdistribusi eksponensial H1: Data interarrival time dan service time tidak berdistribusi eksponensial Kriteria uji: Terima Ho jika asymp. Sig > α (0,05) Kesimpulan: Kedua data memiliki nilai asymp. Sig > α (0,05). f. Interpretasikan hasil 5. Analisis Antrean Menggunakan software WinQSB Langkah-langkah menggunakan software WinQSB sebagai berikut: 1) Buka software WinQSB kemudian pilih Queueing Analysis 2) Kemudian, akan muncul tampilan awal dari WinQSB dan pilih File >> New Problem atau klik icon new folder 124 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

133 TEORI ANTREAN 3) Akan muncul Problem Spesification. Gambar 8.2 Tampilan awal WinQSB Gambar 8.3 Problem Specification a) Langkah Pertama : Masukkan judul masalah di Problem title. Judul akan kemudian akan muncul pada bagian atas untuk tampilan windows berikutnya. b) Langkah Kedua : masukkan satuan waktu yang sesuai dengan masalah. Satuan waktu standar adalah jam. c) Langkah Ketiga : Pilih/klik salah satu dari format masukannya. Simple M/M System jika diketahui bahwa kedatangan pelanggan dan elayanannya terdistribusi Poisson. General Queueing System. Format GQS digunakan untuk model secara umum. Model M/M dapat pula dimasukkan pada format GQS. Pada praktikum kali ini, akan dipilih Simple M/M System karena bahwa kedatangan pelanggan dan pelayanannya terdistribusi Poisson. 125 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

134 TEORI ANTREAN 4) Masukkan hasil dari perhitungan λ dan μ dengan software Microsoft Excel serta biaya yang diketahui dari studi kasus ke dalam tabel berikut. Gambar 8.4 Masukkan Data Perhitungan 5) Pilih menu Solve and Analyze >> Solve the Performance atau klik ikon Gambar 8.5 Output WinQSB 6) Analisis a) Nilai Po menunjukkan idle time atau waktu yang digunakan operator untuk istirahat. Sedangkan Pb atau Pw menunjukkan operator sibuk melayani pelanggan. Interpretasikan hasil! b) Interprerasikan hasil untuk L (Ls), Lq, W (Ws), dan Wq, biaya menunggu dan biaya server. 126 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

135 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA Abdul Hakim SE, 2002, Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta : EKONISIA. Acemoglu, D. a. (2007). Advanced Economic Growth. General Course (p. 2). Cambridge: Massachusetts Institute of Technology. Algifari, 1997, Statistika Induktif, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Bradley, H. M. (1977). Applied Mathematical Programming. Boston: Addison-Wesley. Budiharto. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Dimyati, T. T. (2009). Operation Research: Model-model Pengambilan Keputusan. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Drs. Djarwanto Ps, Drs. Pangestu Subagyo MBA, 1988, Statistik Induktif, Yogyakarta: BPFE. Ghozali, Imam Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang:UNDIP Montgomery, C Douglas dan Runger, George C. Applied Statistics and Probability for Engineers, Fifth Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc. Muchlis, M. (2009). Metode Pengambilan Keputusan Kuantitatif Ed. 1, Cet. 1. Jakarta: Bumi Aksara. Nugroho, Sigit Dasar-dasar Metode Statistika. Jakarta: Grasindo Priyatno, Duwi Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta : CV ANDI OFFSET Prof. Drs. Soegyarto Mangkuatmodjo, 2004, Statistik Lanjutan, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA. Rasyad, Rasdihan Metode Statistik Deskriptif. Jakarta: Grasindo Siagian, P. (1987). Penelitian Operasional: Teori dan Praktek. Jakarta: Penerbit Universitas 127 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

136 DAFTAR PUSTAKA Indonesia (UI-Press). Subagyo, Pangestu Dasar-dasar Riset Operasi. Yogyakarta: BPFE Sudjana Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Sugiarto, Dergibson Siagian, Lasmono Tri Sunaryo, Denny S. Utomo. (2001) Teknik Sampling. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiarto, Dergibson Siagian, Lasmono Tri Sunaryo, Denny S. Utomo, 2001, Teknik Sampling Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Taha, H. A. (1996). Riset Operasi Suatu Pengantar - Edisi 5 Jilid 1. Jakarta Barat: Binarupa Aksara. Taha, Hamdy A, 2001, Operational Research, Ninth Edition, International Edition. New Jersey: Pearson. Taha, Hamdy A. (2007). Operational Research An Introduction, Eight Edition. New Jersey: PEARSON Taha, Hamdy A Riset Operasi JIlid 2. Jakarta: Binarupa Aksara Tim Dosen Statistika Industri Buku Ajar Statistika Industri. Bandung: ITT Walpole, Ronald E. & Raymond H., Myers Ilmu Peluang dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuwan. Bandung: ITB Walpole, Ronald E., Raymond H Myers.; Ilmu Peluang Dan Statistika untuk Insinyur dan Ilmuawan, Edisi ke-4. Penerbit: ITB, Bandung, William G. Cochran, 1991, Teknik Penarikan Sampel, Jakarta: UI-Press. Zulhidayati, I. (2013). Aplikasi Algoritma Greedy Dan Program Dinamis (Dynamic Programming) Pada Permainan Greedy Spiders. 128 I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L

KOMPONEN PENILAIAN 1

KOMPONEN PENILAIAN 1 KOMPONEN PENILAIAN 1 KOMPONEN PENILAIAN 2 KOMPONEN PENILAIAN 3 PERATURAN PRAKTIKUM TATA TERTIB PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI DAN PENELITIAN OPERASIONAL TAHUN AJARAN 2016-2017 PERATURAN UMUM 1. Praktikan

Lebih terperinci

STATISTIKA DESKRIPTIF

STATISTIKA DESKRIPTIF STATISTIKA DESKRIPTIF 1 Statistika deskriptif berkaitan dengan penerapan metode statistika untuk mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menganalisis data kuantitatif secara deskriptif. Statistika inferensia

Lebih terperinci

Memulai SPSS dan Mengelola File

Memulai SPSS dan Mengelola File MODUL 1 Memulai SPSS dan Mengelola File A. MEMULAI SPSS Untuk memulai SPSS for Windows langkah yang harus dilakukan adalah: Klik menu Start Programs SPSS for Windows SPSS for Windows. Kemudian akan ditampilkan

Lebih terperinci

Statistik Deskriptif untuk Data Nominal dan Ordinal

Statistik Deskriptif untuk Data Nominal dan Ordinal Statistik Deskriptif untuk Data Nominal dan Ordinal Salah satu ciri utama sehingga sebuah data harus diproses dengan metode nonparametrik adalah jika tipe data tersebut semuanya adalah data nominal atau

Lebih terperinci

SPSS FOR WINDOWS BASIC. By : Syafrizal

SPSS FOR WINDOWS BASIC. By : Syafrizal SPSS FOR WINDOWS BASIC By : Syafrizal SPSS merupakan software statistik yang paling populer, fasilitasnya sangat lengkap dibandingkan dengan software lainnya, penggunaannya pun cukup mudah Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB 14 UJI DESKRIPTIF, VALIDITAS DAN NORMALITAS DATA

BAB 14 UJI DESKRIPTIF, VALIDITAS DAN NORMALITAS DATA BAB 14 UJI DESKRIPTIF, VALIDITAS DAN NORMALITAS DATA SPSS menyediakan fasilitas untuk melakukan analisis deskriptif data seperti uji deskriptif, validitas dan normalitas data. Uji deskriptif yang dilakukan

Lebih terperinci

STATISTIK DESKRIPTIF. Abdul Rohman, S.E

STATISTIK DESKRIPTIF. Abdul Rohman, S.E LOGO STATISTIK DESKRIPTIF Konsep Statistika STATISTIKA : Kegiatan untuk : mengumpulkan data menyajikan data menganalisis data dengan metode tertentu menginterpretasikan hasil analisis KEGUNAAN? Melalui

Lebih terperinci

STATISTIK DESKRIPTIF

STATISTIK DESKRIPTIF PERTEMUAN KE-3 STATISTIK DESKRIPTIF Ringkasan Materi: Pengukuran Deskriptif Pengukuran deskriptif pada dasarnya memaparkan secara numerik ukuran tendensi sentral, dispersi dan distribusi suatu data. Tendensi

Lebih terperinci

MODUL V REGRESI, KORELASI, ANALISIS VARIAN, VALIDITAS DAN RELIABILITAS

MODUL V REGRESI, KORELASI, ANALISIS VARIAN, VALIDITAS DAN RELIABILITAS REGRESI, KORELASI, ANALISIS VARIAN, VALIDITAS DAN RELIABILITAS A. TUJUAN PRAKTIKUM Dengan adanya Praktikum Statistika Industri Modul V tentang Regresi, Korelasi, Analisis Varian, Validitas dan Reliabilitas

Lebih terperinci

BELAJAR SPSS. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan cara menginstal terlebih dahulu software SPSS

BELAJAR SPSS. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan cara menginstal terlebih dahulu software SPSS BELAJAR SPSS SPSS merupakan software statistik yang paling populer, fasilitasnya sangat lengkap dibandingkan dengan software lainnya, penggunaannya pun cukup mudah. Langkah pertama yang harus dilakukan

Lebih terperinci

FORMAT LAPORAN MODUL V DISTRIBUSI SAMPLING

FORMAT LAPORAN MODUL V DISTRIBUSI SAMPLING FORMAT LAPORAN MODUL V DISTRIBUSI SAMPLING ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN (kata pengantar) 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penulisan

Lebih terperinci

Distribusi Frekuensi dan Statistik Deskriptif Lainnya

Distribusi Frekuensi dan Statistik Deskriptif Lainnya BAB 2 Distribusi Frekuensi dan Statistik Deskriptif Lainnya Misalnya seorang penjaga gudang mencatat berapa sak gandum keluar dari gudang selama 15 hari kerja, maka diperoleh distribusi data seperti berikut.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kehidupan sehari-hari, distribusi probabilitas dapat ditemukan dalam banyak hal yang dapat memberikan manfaat dalam penerapannya. Distribusi probabilitas merupakan

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS DATA DAN VARIANS. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE Parepare, 2009

UJI NORMALITAS DATA DAN VARIANS. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE Parepare, 2009 Dengan Materi: UJI NORMALITAS DATA DAN VARIANS Presented by: Andi Rusdi, S.Pd. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE Parepare, 2009 UJI NORMALITAS DATA DAN VARIANS Uji Prasyarat Infrensial (Statistik induktif)

Lebih terperinci

STATISTIK DESKRIPTIF

STATISTIK DESKRIPTIF BAB 5 STATISTIK DESKRIPTIF Salah satu statistik yang secara sadar maupun tidak, sering digunakan dalam berbagai bidang adalah statistik deskriptif. Pada bagian ini akan dipelajari beberapa contoh kasus

Lebih terperinci

Nilai harapan suatu variabel acak x ditulis E (x) didefinisikan E (x) = Σ x. f (x) Var (x) = σ x 2 = E [ x E (x) ] 2 = E (x 2 ) { E (x) } 2

Nilai harapan suatu variabel acak x ditulis E (x) didefinisikan E (x) = Σ x. f (x) Var (x) = σ x 2 = E [ x E (x) ] 2 = E (x 2 ) { E (x) } 2 Pertemuan ke- 4 BAB III POPULASI, SAMPEL & DISTRIBUSI TEORITIS VARIABEL DISKRIT DAN FUNGSI PROBABILITAS 3.1 Variabel Random atau Variabel Acak Variabel yang nilainya merupakan suatu bilangan yang ditentukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN II. TINJAUAN PUSTAKA I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada kehidupan sehari-hari, distribusi probabilitas dapat diterapkan dalam banyak hal yang memberikan keuntungan serta manfaat dalam pengaplikasiannya. Misalnya, pada

Lebih terperinci

MODUL 2. TABULASI DATA. TABULASI DATA Pembuatan Tabel Frekwensi. Perintah Statistik

MODUL 2. TABULASI DATA. TABULASI DATA Pembuatan Tabel Frekwensi. Perintah Statistik MODUL 2. Tujuan : 1. Membuat tabel frekwensi dan memahami perintah statistik, chart, dan format. 2. Memahami penyajian data secara numerik berupa analisis statistik deskriptif, yang menyajikan ukuran-ukuran

Lebih terperinci

Pengantar Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS 22. Isram Rasal ST, MMSI, MSc

Pengantar Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS 22. Isram Rasal ST, MMSI, MSc Pengantar Pengolahan Data Statistik Menggunakan SPSS 22 Isram Rasal ST, MMSI, MSc Statistika Statistika Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi,

Lebih terperinci

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA TAHUN

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA TAHUN MODUL PRAKTIKUM SPSS Oleh: Ig. Dodiet Aditya Setyawan, SKM. POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA TAHUN 2013 LATIHAN 1: ENTRY DATA KASUS 1 Misalnya didapatkan data seperti di bawah ini dan akan memasukkannya

Lebih terperinci

LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1

LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1 LAB MANAJEMEN DASAR MODUL STATISTIKA 1 Nama : NPM/Kelas : Fakultas/Jurusan : Hari dan Shift Praktikum : Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Kelapa dua E531 1 UKURAN STATISTIK Pendahuluan Ukuran statistik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. TNR 12 SPACE 2.0 BEFORE AFTER 0 MARGIN 3,4,3,3 KERTAS A4 TULISAN INGGRIS ITALIC 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. TNR 12 SPACE 2.0 BEFORE AFTER 0 MARGIN 3,4,3,3 KERTAS A4 TULISAN INGGRIS ITALIC 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN TNR 14 BOLD 1.1 Latar Belakang (1 halaman. min 4 paragraf.) TNR 12 SPACE 2.0 BEFORE AFTER 0 MARGIN 3,4,3,3 KERTAS A4 TULISAN INGGRIS 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I STATISTIK DESKRIPTIF

BAB I STATISTIK DESKRIPTIF ANALISIS DATA PENELITIAN (Menggunakan Program SPSS) BAB I STATISTIK DESKRIPTIF Analisis deskripsi merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan keadaan data secara umum. Analisis deskripsi

Lebih terperinci

II. MENDESKRIPSIKAN DATA 13 Desember 2005

II. MENDESKRIPSIKAN DATA 13 Desember 2005 II. MENDESKRIPSIKAN DATA 13 Desember 2005 1 Analisis Deskriptif Tujuan dari analisis deskritif adalah memberikan gambaran ringkas tentang suatu data. Data bisa berupa data categorical atau data non-categorical.

Lebih terperinci

PENGENALAN APLIKASI STATISTICAL PRODUCT AND SERVICE SOLUTIONS (SPSS)

PENGENALAN APLIKASI STATISTICAL PRODUCT AND SERVICE SOLUTIONS (SPSS) MODUL 8 PENGENALAN APLIKASI STATISTICAL PRODUCT AND SERVICE SOLUTIONS (SPSS) Tujuan Praktikum : Mahasiswa mengenal aplikasi pengolah data statistik yaitu SPSS Mahasiswa dapat menggunakan aplikasi SPSS

Lebih terperinci

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TNR 12 space 1.15 LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL I TNR 12 Space 2.0 STATISTIK

Lebih terperinci

: Distribusi Peluang. : D. Rizal Riadi

: Distribusi Peluang. : D. Rizal Riadi MATERI 3 Mata Kuliah Dosen : Distribusi Peluang : Statistik : D. Rizal Riadi Mengingat data kuantitatif dipengaruhi faktor-faktor ketidakpastian dan variasi yang disebabkan akurasi instrumen penelitian

Lebih terperinci

Statistik dan Statistika Populasi dan Sampel Jenis-jenis Observasi Statistika Deskriptif

Statistik dan Statistika Populasi dan Sampel Jenis-jenis Observasi Statistika Deskriptif 1. 2 2. 3. 4. Statistik dan Statistika Populasi dan Sampel Jenis-jenis Observasi Statistika Deskriptif Sari Numerik Penyajian Data 2008 by USP & UM ; last edited Jan 11 MA 2081 Statistika Dasar 24 Januari

Lebih terperinci

ANALISIS DATA EKSPLORATIF MODUL 4 PENGANTAR MINITAB

ANALISIS DATA EKSPLORATIF MODUL 4 PENGANTAR MINITAB ANALISIS DATA EKSPLORATIF KELAS C2 MODUL 4 PENGANTAR MINITAB Nama Nomor Praktikan Mahasiswa Sri Siska Wirdaniyati 12611125 Tanggal Kumpul 5 Desember 2013 Praktikan Tanda tangan Laboran Nama Penilai Tanggal

Lebih terperinci

Pertemuan ke Nilai Harapan (Mean atau Rata rata) dan Varians Distribusi Kontinu

Pertemuan ke Nilai Harapan (Mean atau Rata rata) dan Varians Distribusi Kontinu Pertemuan ke 5 4.1 Nilai Harapan (Mean atau Rata rata) dan Varians Distribusi Kontinu Fungsi Probabilitas dengan variabel kontinu terdiri dari : 1. Distribusi Normal 2. Distribusi T 3. Distribusi Chi Kuadrat

Lebih terperinci

Bhina Patria

Bhina Patria Entry Data Bhina Patria inparametric@yahoo.com Dalam proses entry data aturan pertama yang harus di perhatikan adalah bahwa setiap baris mewakili satu kasus atau 1 responden, sedangkan masing-masing kolom

Lebih terperinci

ANALISIS DATA EKSPLORATIF MODUL 2 ORGANISASI DAN MENGGUNAKAN DATA DALAM SPSS

ANALISIS DATA EKSPLORATIF MODUL 2 ORGANISASI DAN MENGGUNAKAN DATA DALAM SPSS ANALISIS DATA EKSPLORATIF KELAS C2 MODUL 2 ORGANISASI DAN MENGGUNAKAN DATA DALAM SPSS Nama Nomor Tanggal Tanda tangan Praktikan Mahasiswa Kumpul Praktikan Laboran Sri Siska Wirdaniyati 12611125 31 Oktober

Lebih terperinci

Nomor Case Penunjuk Sel Heading Variable Kotak-kotak Variabel

Nomor Case Penunjuk Sel Heading Variable Kotak-kotak Variabel 1 MODUL 1. MEMULAI PASW DAN MENGELOLA FILE Tujuan : 1. Mengoperasikan PASW dan menjalankan menu-menu utama dalam PASW 2. Mengatur data editor yang meliputi menyimpan data, mengganti nilai data, menghapus,

Lebih terperinci

Modul Pembelajaran SPSS (Statistical Package for the Social Sciences)

Modul Pembelajaran SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) Modul Pembelajaran SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) Pusat Data dan Statistik Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014 Kata Pengantar Buku Modul Pembelajaran

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKA KOMPUTER UNTUK RISET PASAR DAN PENJUALAN Semester Ganjil 2015/2016

MODUL PRAKTIKA KOMPUTER UNTUK RISET PASAR DAN PENJUALAN Semester Ganjil 2015/2016 MODUL PRAKTIKA KOMPUTER UNTUK RISET PASAR DAN PENJUALAN Semester Ganjil 2015/2016 Disusun Oleh: 1. Ganjar Mohammad Disastra, SH., MM 2. Widya Sastika, ST., MM NAMA : NPM : KELAS : D3 MANAJEMEN PEMASARAN

Lebih terperinci

Langkah-Langkah Perhitungan Berikut diberikan data penjualan mobil Bima selama tahun 2000:

Langkah-Langkah Perhitungan Berikut diberikan data penjualan mobil Bima selama tahun 2000: BAB 1 STATISTIK DESKRIPTIF Statistik deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan dan peringkatan data, serta penyajian hasil peringkasan tersebut. Data statistik yang bisa diperoleh dari hasil sensus,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasan Pembahasan membahas tentang perancangan rak sepatu berdasarkan data yang telah didapatkan dari populasi kelas 3ID02. Beberapa hal yang dibahas antara lain

Lebih terperinci

MEMBACA HASIL ANALISIS DENGAN SPSS

MEMBACA HASIL ANALISIS DENGAN SPSS MEMBACA HASIL ANALISIS DENGAN SPSS Oleh : Teguh Wahyono, S.Kom Staff Pengajar Teknik Informatika UKSW 1. ANALISA TABEL FREKUENSI Berikut adalah contoh data hasil penelitian tentang tinggi badan 20 orang

Lebih terperinci

CONTOH KASUS PENGOLAHAN DATA MENGGUNAKAN SPSS

CONTOH KASUS PENGOLAHAN DATA MENGGUNAKAN SPSS CONTOH KASUS PENGOLAHAN DATA MENGGUNAKAN SPSS 3.1 Permasalahan dan Data Penelitian Seorang peneliti muda bermaksud mengadakan penelitian tentang pelaksanaan perkuliahan program Tahun Pertama Bersama (TPB)

Lebih terperinci

TATA TERTIB PRAKTIKUM

TATA TERTIB PRAKTIKUM TATA TERTIB PRAKTIKUM i I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L TATA TERTIB PRAKTIKUM i I N D U S T R I A L S T A T I S T I C & O P E R A T I O N A L TATA TERTIB PRAKTIKUM i I N D

Lebih terperinci

Statistik Deskriptif dengan Microsoft Office Excel

Statistik Deskriptif dengan Microsoft Office Excel Statistik Deskriptif dengan Microsoft Office Excel Junaidi, Junaidi I. Prosedur Statistik Deskriptif pada Excel Statistik deskriptif adalah statistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. PENDEKATAN PENELITIAN Pendekatan penelitian ini menitikberatkan pada pengupayaan pemanfaatan moda transportasi darat alternatif selain transportasi jalan raya guna

Lebih terperinci

Tahap pertama yang paling penting dalam mengoperasikan SPSS adalah

Tahap pertama yang paling penting dalam mengoperasikan SPSS adalah Tips for SPSS Cara Memasukkan Data, Analisis Statistik secara Deskriptif dan Transforming Data Oleh: Freddy Rangkuti Tahap pertama yang paling penting dalam mengoperasikan SPSS adalah memasukkan data dan

Lebih terperinci

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 2 Review Statistika Dasar

STK511 Analisis Statistika. Pertemuan 2 Review Statistika Dasar STK511 Analisis Statistika Pertemuan 2 Review Statistika Dasar Statistika Populasi Sampling Pendugaan Contoh Deskriptif Tingkat Keyakinan Statistika Deskriptif vs Statistika Inferensia Ilmu Peluang Parameter

Lebih terperinci

BAB II. Transformasi Data. Pedoman Memilih Teknik Statistik. Transformasi Data Compute Data Recode Data Tabulasi Silang Output dan Interpretasi

BAB II. Transformasi Data. Pedoman Memilih Teknik Statistik. Transformasi Data Compute Data Recode Data Tabulasi Silang Output dan Interpretasi BAB II Transformasi Data Pedoman Memilih Teknik Statistik Transformasi Data Compute Data Recode Data Tabulasi Silang Output dan Interpretasi Pedoman Memilih Teknik Statistik Teknik analisis statistik apa

Lebih terperinci

REVIEW BIOSTATISTIK DESKRIPTIF

REVIEW BIOSTATISTIK DESKRIPTIF REVIEW BIOSTATISTIK DESKRIPTIF POKOK BAHASAN 1. Konsep statistik deskriptif 2. Data dan variabel 3. Nilai Tengah (Ukuran Pusat), posisi dan variasi) pada data tunggal dan kelompok 4. Penyajian data 5.

Lebih terperinci

statistik deskriptif

statistik deskriptif Statistik Deskriptif Pada bab terdahulu telah dibahas penggunaan fasilitas OLAP dari SPSS. Dengan OLAP, sejumlah variabel dengan mudah dapat dikaitkan untuk memperoleh sejumlah informasi. Untuk penyajian

Lebih terperinci

Pengenalan SPSS 15.0

Pengenalan SPSS 15.0 Pengenalan SPSS 15.0 1.1 Pengantar SPSS SPSS atau kepanjangan dari Statistical Product and Service Solution merupakan salah satu dari sekian banyak software statistika yang banyak digunakan oleh berbagai

Lebih terperinci

DAN ANALISIS DATA. Sari Numerik. MA 2181 Analisis Data 8 Agustus 2011 Utriweni Mukhaiyar. 1. Statistik dan Statistika. 2. Populasi dan Sampel

DAN ANALISIS DATA. Sari Numerik. MA 2181 Analisis Data 8 Agustus 2011 Utriweni Mukhaiyar. 1. Statistik dan Statistika. 2. Populasi dan Sampel PENGANTAR STATISIK DAN ANALISIS DATA 1. Statistik dan Statistika 2. Populasi dan Sampel 3. Jenis-jenis Observasi 4. STATISTIKA DESKRIPTIF Sari Numerik Penyajian Data MA 2181 Analisis Data 8 Agustus 2011

Lebih terperinci

Slamet Lestari Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY Mar Mar

Slamet Lestari Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY Mar Mar Slamet Lestari Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNY 2012 21-Mar-12 1 Tujuan Pembelajaran: Mahasiswa mampu memahami & mengaplikasikan program SPSS (mengolah & menafsirkan data) 21-Mar-12 2 Materi Ajar

Lebih terperinci

TATA TERTIB PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI

TATA TERTIB PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI TATA TERTIB PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI A. SEBELUM PRAKTIKUM 1. Praktikan dapat mengikuti praktikum apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut: a. Terdaftar pada KRS pada semester

Lebih terperinci

PETUNJUK DAN TATA TERTIB PELAKSANAAN ASISTENSI LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN SEMESTER GANJIL 2016 / 2017

PETUNJUK DAN TATA TERTIB PELAKSANAAN ASISTENSI LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN SEMESTER GANJIL 2016 / 2017 PETUNJUK DAN TATA TERTIB PELAKSANAAN ASISTENSI LABORATORIUM FENOMENA DASAR MESIN SEMESTER GANJIL 2016 / 2017 1. Kegiatan praktikum FDM diselenggarakan Setelah diadakannya Introduction. Jika tidak mengikuti

Lebih terperinci

DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRET

DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRET DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRET 1 OUTLINE BAGIAN II Probabilitas dan Teori Keputusan Konsep-konsep Dasar Probabilitas Diskret Distribusi Normal Teori Keputusan Pengertian Distribusi Probabilitas Binomial

Lebih terperinci

Perancangan Teknik Industri 2

Perancangan Teknik Industri 2 Nama : NPM : Kelas : Kelompok : PANDUAN PRAKTIKUM Perancangan Teknik Industri 2 Disusun Guna Menunjang Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 (Untuk Praktikan) Oleh: Asisten Laboratorium Perancangan Teknik

Lebih terperinci

MODUL 1 UJI DATA ( 1 ) ANALISIS MISSING VALUE & OUTLIER

MODUL 1 UJI DATA ( 1 ) ANALISIS MISSING VALUE & OUTLIER MODUL 1 UJI DATA ( 1 ) ANALISIS MISSING VALUE & OUTLIER Tujuan dari praktikum modul 1 ini, agar mahasiswa mampu : 1. Mengenali karakteristik missing value.. Memberikan perlakuan atau solusi pemecahan terhadap

Lebih terperinci

BAB LAMPIRAN Distribusi Peluang dengan SPSS

BAB LAMPIRAN Distribusi Peluang dengan SPSS BAB LAMPIRAN Distribusi Peluang dengan SPSS Dalam modul ini, kita akan mempelajari bagaimana melakukan berbagai analisa berkaitan dengan distribusi peluang menggunakan SPSS 1. Membangkitkan data random

Lebih terperinci

TUGAS 1 SPSS STUDI KASUS STATISTIK PROFESI LULUSAN UNIKOM KELAS SISTEM INFORMASI 8 MENGGUNAKAN SPSS V.22

TUGAS 1 SPSS STUDI KASUS STATISTIK PROFESI LULUSAN UNIKOM KELAS SISTEM INFORMASI 8 MENGGUNAKAN SPSS V.22 TUGAS 1 SPSS STUDI KASUS STATISTIK PROFESI LULUSAN UNIKOM KELAS SISTEM INFORMASI 8 MENGGUNAKAN SPSS V.22 Mata Kuliah : Lab Statistika Dosen : Sita Dewi Prahastini S.Kom, M.T, M.Kom Oleh : NAMA : ANDRIAN

Lebih terperinci

SPSS (STATISTICAL PRODUCT AND SERVICE SOLUTIONS)

SPSS (STATISTICAL PRODUCT AND SERVICE SOLUTIONS) SPSS SLIDE SPSS (STATISTICAL PRODUCT AND SERVICE SOLUTIONS) Adalah Program Aplikasi yang memiliki kemampuan analitik statistik cukup tinggi, memproses data statistik secara cepat dan tepat, mengeluarkan

Lebih terperinci

MA5182 Topik dalam Statistika I: Statistika Spasial. Utriweni Mukhaiyar

MA5182 Topik dalam Statistika I: Statistika Spasial. Utriweni Mukhaiyar Review 1: Statistika Deskriptif MA5182 Topik dalam Statistika I: Statistika Spasial 28 Agustus 2012 28 Agustus 2012 Utriweni Mukhaiyar Ilustrasi Berikut adalah data rata-rata curah hujan bulanan yang diamati

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Definisi: Contoh Kasus:

PENDAHULUAN Definisi: Contoh Kasus: DISTRIBUSI PROBABILITAS 1 PENDAHULUAN Definisi: Distribusi probabilitas adalah sebuah susunan distribusi yang mempermudah mengetahui probabilitas sebuah peristiwa. Merupakan hasil dari setiap peluang peristiwa.

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN AUDIT COMMAND LANGUAGE (ACL) SOFTWARE JURUSAN P.AKUNTANSI UNY 22 MEI 2015

MODUL PELATIHAN AUDIT COMMAND LANGUAGE (ACL) SOFTWARE JURUSAN P.AKUNTANSI UNY 22 MEI 2015 MODUL PELATIHAN AUDIT COMMAND LANGUAGE (ACL) SOFTWARE JURUSAN P.AKUNTANSI UNY 22 MEI 2015 ACL Membuat Proyek Baru Pengenalan ACL ACL (Audit Command Language) merupakan salah satu computer assisted audits

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA PRAKTIKUM PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU

TATA TERTIB PESERTA PRAKTIKUM PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU TATA TERTIB PESERTA PRAKTIKUM PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU A. Sebelum Praktikum 1. Praktikan dapat mengikuti praktikum apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut: a. Terdaftar pada KRS untuk mata

Lebih terperinci

PENGENALAN SPSS & PEMBUATAN FILE DATA

PENGENALAN SPSS & PEMBUATAN FILE DATA Materi I PENGENALAN SPSS & PEMBUATAN FILE DATA STMIK KAPUTAMA BINJAI W A H Y U S. I. S O E P A R N O, S E., M. S I SPSS merupakan software pengolah data statistik dengan cara penggunaan yang mudah dipahami.

Lebih terperinci

Perancangan Teknik Industri 3

Perancangan Teknik Industri 3 Nama : NPM : Kelas : Kelompok : PANDUAN PRAKTIKUM Perancangan Teknik Industri 3 Disusun Guna Menunjang Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 (Untuk Praktikan) Oleh: Asisten Laboratorium Perancangan Teknik

Lebih terperinci

UJI NONPARAMETRIK. Gambar 6.1 Menjalankan Prosedur Nonparametrik

UJI NONPARAMETRIK. Gambar 6.1 Menjalankan Prosedur Nonparametrik 6 UJI NONPARAMETRIK Bab ini membahas: Uji Chi-Kuadrat. Uji Dua Sampel Independen. Uji Beberapa Sampel Independen. Uji Dua Sampel Berkaitan. D iperlukannya uji Statistik NonParametrik mengingat bahwa suatu

Lebih terperinci

PENGANTAR & STATISTIKA DESKRIPTIF. Utriweni Mukhaiyar

PENGANTAR & STATISTIKA DESKRIPTIF. Utriweni Mukhaiyar PENGANTAR & STATISTIKA DESKRIPTIF BI5106 Analisis Biostatistik Utriweni Mukhaiyar 2 Ilustrasi Berikut adalah data produksi panas bumi di 25 titik pengeboran (ton/jam): 77.71 44.24 60.00 89.54 85.64 60.00

Lebih terperinci

Modul Praktikum 4 Dasar-Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi

Modul Praktikum 4 Dasar-Dasar Teknologi Informasi dan Komunikasi Modul Microsoft Word 2003 (3) Bekerja dengan Tabel dan Grafik (Chart) A. Bekerja Dengan Tabel Dalam suatu dokumen kadang digunakan tabel untuk menampilkan data ataupun hasil analisis yang telah kita buat.

Lebih terperinci

Pengantar & Statistika Deskriptif

Pengantar & Statistika Deskriptif Pengantar & Statistika Deskriptif MA 2081 Statistika Dasar 26 J i 2012 26 Januari 2012 Utriweni Mukhaiyar Ilustrasi Berikut adalah data rata-rata curah hujan bulanan yang diamati dari Stasiun Padaherang

Lebih terperinci

ANALISIS DATA SECARA RANDOM PADA APLIKASI MINITAB DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUSI PELUANG

ANALISIS DATA SECARA RANDOM PADA APLIKASI MINITAB DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUSI PELUANG LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PENGANTAR METODE STATISTIKA MODUL 3 ANALISIS DATA SECARA RANDOM PADA APLIKASI MINITAB DENGAN MENGGUNAKAN DISTRIBUSI PELUANG Oleh : Diana Nafkiyah 1314030028 Nilamsari Farah Millatina

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 49 Oleh karena itu dalam

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 49 Oleh karena itu dalam BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 49 Oleh karena itu dalam suatu penelitian, metode penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 STATISTIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 STATISTIK BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 STATISTIK Ilmu statistik dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan berbagai karakteristik data seperti mean, median, modus

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM STATISTIKA. Disusun oleh: Dr. Ir. Sofyan, M.Agric Zulkarnain, S.Si Nova Ernida, S.Si Rahmadiansyah, S.Si

PANDUAN PRAKTIKUM STATISTIKA. Disusun oleh: Dr. Ir. Sofyan, M.Agric Zulkarnain, S.Si Nova Ernida, S.Si Rahmadiansyah, S.Si PANDUAN PRAKTIKUM STATISTIKA Disusun oleh: Dr. Ir. Sofyan, M.Agric Zulkarnain, S.Si Nova Ernida, S.Si Rahmadiansyah, S.Si FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2014 KATA PENGANTAR Panduan praktikum

Lebih terperinci

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 3 PENGOLAHAN DATA BAB 3 PENGOLAHAN DATA 3.1 Menentukan Model Persamaan Regresi Linier Berganda Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah jumlah kecelakaan lalu lintas dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu

Lebih terperinci

MODUL V MS EXCEL 2007 (ADVANCED)

MODUL V MS EXCEL 2007 (ADVANCED) MODUL V MS EXCEL 2007 (ADVANCED) A. TUJUAN Mahasiswa dapat mengoperasikan secara lebih lanjut penggunaan berbagai fungsi (formula) dalam Microsoft Excel 2007. B. ALAT DAN BAHAN 1. Personal Computer 2.

Lebih terperinci

Praktikum Elektronika Daya. Laboratorium Konversi Energi Listrik 2017

Praktikum Elektronika Daya. Laboratorium Konversi Energi Listrik 2017 Praktikum Elektronika Daya Laboratorium Konversi Energi Listrik 2017 1 Deskprisi Mata Kuliah Kode Mata Kuliah ENEE606102 Kode Kurikulum 01.03.04.01-2016 Nama Mata Kuliah Nama Singkat Mata Kuliah Deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Dilihat dari bentuknya, metode penelitian pendidikan dibedakan

BAB III METODE PENELITIAN. suatu penelitian. Dilihat dari bentuknya, metode penelitian pendidikan dibedakan BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk melakukan suatu penelitian. Dilihat dari bentuknya, metode penelitian pendidikan dibedakan dalam 3 kategori yaitu,

Lebih terperinci

Manajemen Data dengan Stata

Manajemen Data dengan Stata Manajemen Data dengan Stata #5 Beberapa Penggunaan Grafik pada Stata Permadina Kanah Arieska, M.Si permadina.kanah@unusa.ac.id http:// kanahberbagi.com Note: Seluruh modul tentang Manajemen Data dengan

Lebih terperinci

Aplikasi di Bidang Politik

Aplikasi di Bidang Politik Aplikasi di Bidang Politik Pembahasan yang terangkum di dalam bab ini adalah: Aplikasi SPSS 15.0 di bidang Politik dengan menentukan statistika deskriptif menggunakan Explore. Aplikasi SPSS 15.0 di bidang

Lebih terperinci

TATA TERTIB PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI DAN PENELITIAN OPERASIONAL 2014

TATA TERTIB PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI DAN PENELITIAN OPERASIONAL 2014 2014 / 2015 1 TATA TERTIB PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI DAN PENELITIAN OPERASIONAL 2014 KELENGKAPAN PRAKTIKUM SIPO 2014 KELENGKAPAN PRAKTIKUM SIPO 2014 Modul Modul Praktikum Praktikum Modul praktikum dapat

Lebih terperinci

SPSS 10: Transformasi Data. Transformasi Data

SPSS 10: Transformasi Data. Transformasi Data SPSS 0: Transformasi Data Transformasi Data Transformasi data adalah suatu proses dalam merubah bentuk data. Misalnya merubah data numerik menjadi data kategorik atau merubah dari beberapa variabel yang

Lebih terperinci

TATA TERTIB PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI DAN PENELITIAN OPERASIONAL TAHUN AJARAN

TATA TERTIB PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI DAN PENELITIAN OPERASIONAL TAHUN AJARAN 1 2 3 PERATURAN PRAKTIKUM TATA TERTIB PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI DAN PENELITIAN OPERASIONAL TAHUN AJARAN 2016-2017 PERATURAN UMUM 1. Praktikan wajib mengetahui semua informasi terkait pelaksanaan praktikum

Lebih terperinci

BAB XI MENGGUNAKAN FUNGSI DALAM EXCEL

BAB XI MENGGUNAKAN FUNGSI DALAM EXCEL DIKTAT MATA KULIAH SOFTWARE TERAPAN I BAB XI MENGGUNAKAN FUNGSI DALAM EXCEL IF Fungsi dalam Excel Segala jenis operasi sederhana yang hanya melibatkan operator matematika dapat dipecahkan dengan menggunakan

Lebih terperinci

SPSS Psikologi. Bulek_niyaFn

SPSS Psikologi. Bulek_niyaFn SPSS Psikologi Bulek_niyaFn Silabus SPSS - PSIKOLOGI Penginputan Data Variabel Tipe Label Variabel Value Label NAMA String Nama karyawan GENDER Numeric Jenis Kelamin 1= Laki-laki 2= Perempuan GOLONGAN

Lebih terperinci

ISSN : Uji Chi-Square pada Statistika dan SPSS Ari Wibowo 5)

ISSN : Uji Chi-Square pada Statistika dan SPSS Ari Wibowo 5) ISSN : 1693 1173 Uji Chi-Square pada Statistika dan SPSS Ari Wibowo 5) Abstrak Uji Chi-Square digunakan untuk pengujian hipotesa terhadap beda dua proporsi atau lebih. Hasil pengujian akan menyimpulkan

Lebih terperinci

Perancangan Teknik Industri 3

Perancangan Teknik Industri 3 Nama : NPM : Kelas : Kelompok : PANDUAN PRAKTIKUM Perancangan Teknik Industri 3 Disusun Guna Menunjang Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 (Untuk Praktikan) Oleh: Asisten Laboratorium Perancangan Teknik

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PERATURAN LABORATORIUM LABDASAR. (edisi 4 November 2008)

BUKU PANDUAN PERATURAN LABORATORIUM LABDASAR. (edisi 4 November 2008) BUKU PANDUAN PERATURAN LABORATORIUM LABDASAR (edisi 4 November 2008) 1 BAB PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Praktikan diwajibkan untuk datang tepat waktu pada saat praktikum. 2. Sebelum praktikum berlangsung praktikan

Lebih terperinci

MODUL 1 SAMPLE t-test

MODUL 1 SAMPLE t-test MODUL SAMPLE t-test TUJUAN. Mahasiswa mampu memahami Uji Hipotesis Sample t-test. Mampu menyeleseikan persoalan Uji Hipotesis Sample t-test dengan software SPSS DESKRIPSI Salah satu cabang ilmu statistik

Lebih terperinci

PENGENALAN SPSS PERTEMUAN 1-3

PENGENALAN SPSS PERTEMUAN 1-3 PERTEMUAN - PENGENALAN SPSS A. Mengaktifkan SPSS Klik Start =>Program => SPSS for Windows Setelah muncul kotak dialog pilihlah: type in data untuk memulai kerja baru Open an existing data source untuk

Lebih terperinci

Aplikasi SPSS 1. 1 Lesta Karolina Sebayang S.E., M.Si

Aplikasi SPSS 1. 1 Lesta Karolina Sebayang S.E., M.Si Aplikasi SPSS 1 Tujuan 1. Mahasiswa dapat menginput data ke dalam software SPSS dalam format yang tepat 2. Mahasiswa dapat menentukan beberapa ukuran pemusatan dan penyebaran 3. Mahasiswa dapat membuat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan praktikum II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Distribusi Probabilitas

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan praktikum II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Distribusi Probabilitas I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Distribusi probabilitas dapat diterapkan dalam banyak hal seperti pada kehidupan sehari-hari, kegiatan bisnis maupun pada dunia industri. Distribusi probabilitas berguna

Lebih terperinci

STK 211 Metode statistika. Agus Mohamad Soleh

STK 211 Metode statistika. Agus Mohamad Soleh STK 211 Metode statistika Merupakan teknik penyajian dan peringkasan data sehingga menjadi informasi yang mudah dipahami Apa yang disajikan dan diringkas? --> PEUBAH Univariate vs Bivariate vs Multivariate

Lebih terperinci

Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri)

Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri) Rancangan Percobaan dengan SPSS 13.0 (Untuk kalangan sendiri) Statistical Product and Service Solution (SPSS) merupakan salah satu perangkat lunak/software statistik yang dapat digunakan sebagai alat pengambil

Lebih terperinci

BAB 8 ANALISIS STUDI DESKRIPTIF DAN DATA DASAR. Bab ini menjelaskan secara lebih mendalam jenis studi deskriptif

BAB 8 ANALISIS STUDI DESKRIPTIF DAN DATA DASAR. Bab ini menjelaskan secara lebih mendalam jenis studi deskriptif BAB 8 ANALISIS STUDI DESKRIPTIF DAN DATA DASAR Bab ini menjelaskan secara lebih mendalam jenis studi deskriptif maupun teknik mendekripsikan data secara grafis maupun secara angka. Sebagai ilustrasi aplikasi

Lebih terperinci

Kursus Statistika Dasar. Bagian 1. Pengelompokan Statistika. Istilah-istilah Dasar. Jenis Data. Pengelompokan Statistika lainnya. Bambang Suryoatmono

Kursus Statistika Dasar. Bagian 1. Pengelompokan Statistika. Istilah-istilah Dasar. Jenis Data. Pengelompokan Statistika lainnya. Bambang Suryoatmono Kursus Statistika Dasar Bambang Suryoatmono Bagian 1 Statistika Deskriptif Pengelompokan Statistika Statistika Deskriptif: statistika yang menggunakan data pada suatu kelompok untuk menjelaskan atau menarik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Data Data adalah bentuk jamak dari datum, yang dapat diartikan sebagai informasi yang diterima yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau dalam bentuk lisan dan tulisan

Lebih terperinci

STK 211 Metode statistika. Materi 2 Statistika Deskriptif

STK 211 Metode statistika. Materi 2 Statistika Deskriptif STK 211 Metode statistika Materi 2 Statistika Deskriptif 1 Statistika Deskriptif Merupakan teknik penyajian dan peringkasan data sehingga menjadi informasi yang mudah dipahami Penyajian data dapat dilakukan

Lebih terperinci

Tipe Peubah Acak. Diskret. Kontinu

Tipe Peubah Acak. Diskret. Kontinu 2 N i 1 x i N 2 Tipe Peubah Acak Diskret Segugus nilai dari suatu peubah acak yang dapat dicacah (countable) Misalkan X = banyaknya tendangan penalti yang berhasil dilakukan oleh pemain A Kontinu Nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Ditinjau dari objeknya, penelitian yang dilakukan penulis termasuk penelitian lapangan (field research), karena data-data yang diperlukan untuk

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM KONSEP PEMROGRAMAN KOMPUTER

MODUL PRAKTIKUM KONSEP PEMROGRAMAN KOMPUTER MODUL PRAKTIKUM KONSEP PEMROGRAMAN KOMPUTER LABORATORIUM KOMPUTER JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2012 PERATURAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM PEMROGRAMAN KOMPUTER Peraturan : 1. Praktikan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UTS 2015/2016 STATISTIKA 1

PEMBAHASAN UTS 2015/2016 STATISTIKA 1 PEMBAHASAN UTS 2015/2016 STATISTIKA 1 1. pernyataan berikut ini menjelaskan definisi dan cakupan statistika deskriptif, KECUALI : a. statistika deskriptif mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan (Organizing)

Lebih terperinci