Bab 6 Konduktor dalam Medan Elektrostatik. 1. Pendahuluan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 6 Konduktor dalam Medan Elektrostatik. 1. Pendahuluan"

Transkripsi

1 Bab 6 Konduktor dalam Medan Elektrostatik 1. Pendahuluan Pada pokok bahasan terdahulu tentang hukum Coulomb, telah diasumsikan bahwa daerah di antara muatan-muatan merupakan ruang hampa. Di sini akan dibahas masalah elektrostatika dengan muatan-muatan berada di dalam konduktor, seperti medan listrik dan potensial skalar di dalam konduktor dan di permukaan konduktor. Konduktor dapat digunakan kapasitor yang berfungsi sebagai penyimpan muatan listrik; akan disajikan juga bagaimana kapasitansi kapasitor bergantung pada bentuk geometrik konduktor. Setelah mengikuti kuliah pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan dan menyatakan hasil-hasil umum yang berlaku pada konduktor, dapat menentukan potensial listrik sistem konduktor, dan dapat menentukan kapasitansi kapasitor (sistem konduktor). 2. Penyajian 6.1 Hasil-Hasil Umum Konduktor dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah di mana muatan-muatan dapat bergerak bebas akibat pengaruh medan listrik. Pada logam, muatan yang bebas bergerak adalah elektron. Dalam bahasan ini, kita mengasumsikan situasi statik pada skala makroskopik. Jika suatu medan hadir di dalam konduktor, maka muatan-muatan akan bergerak, dan kita tidak lagi berada dalam situasi statik seperti yang sedang diasumsikan. Oleh sebab itu, haruslah = di semua titik di dalam konduktor. Mengingat, maka berarti bahwa tetap di dalam konduktor, yaitu konduktor merupakan volume ekipotensial. Jadi, kita punya Universitas Gadjah Mada 1

2 Di permukaan konduktor (dekat ruang vakum / hampa), besar dapat tak nol. Anggap bahwa membentuk sudut terhadap permukaan konduktor (Gambar 6.1a) Dengan demikian, dapat dipecah menjadi sebuah komponen normal, tegak lurus permukaan konduktor, dan sebuah komponen tangensial, sejajar dengan permukaan konduktor. Jika, tidak nol, maka ada suatu gaya tangensial pada muatan-muatan yang dapat bergerak, sehingga muatan-muatan tersebut bergerak sejajar permukaan, dan kita tidak lagi berada dalam situasi statik seperti yang sedang kita asumsikan. Dengan demikian, haruslah =, dan satu-satunya kemungkinan adalah bahwa ; dengan kata lain, di permukaan konduktor, harus normal (tegak lurus) terhadap permukaan, seperti ditunjukkan oleh Gambar 6.1b. Tetapi, sebagaimana diilustrasikan oleh Gambar 5-2, arah tegak lurus terhadap permukaan ekipotensial, dan oleh sebab itu permukaan konduktor merupakan permukaan ekipotensial. Sebagai rangkuman, kita punya (Tentu dapat terjadi bahwa di titik atau di titik-titik tertentu pada permukaan konduktor, komponen normal bernilai nol, tetapi sering kali komponen normal inilah satu-satunya komponen yang dapat tidak nol di permukaan konduktor.) Universitas Gadjah Mada 2

3 Diterapkan hukum Gauss persamaan (4-1) pada sembarang permukaan tertutup yang seluruhnya berada di dalam suatu konduktor, seperti permukaan tertutup S yang digambar sebagai kurva garis putus di dalam Gambar 6.2. Karena di semua titik di dalam konduktor, maka ia juga nol di tiap bagian S dan dalam kasus ini persamaan (4-1) menjadi dan dengan demikian muatan total di dalam S, yaitu Q dalam, adalah nol. Karena permukaan S adalah sembarang, maka ia dapat diubah bentuk dengan cara yang diinginkan, bahkan menjadi berimpit dengan permukaan batas konduktor, dan Q dalam tetap nol. Kesimpulan: Q dalam = 0 di semua tempat di da!am konduktor, yaitu muatan netto di dalam konduktor selalu nol; muatan netto tak nol yang hadir di pada konduktor haruslah terletak seluruhnya di permukaan konduktor tersebut. Hasil ini merupakan kesimpulan langsung dari hukum Gauss yang merupakan konsekuensi dari sifat alamiah kuadrat terbalik hukum Coulomb. Gambar 6-3 memperlihatkan situasi di permukaan pemisah (batas) antara daerah konduksi (1) dan ruang hampa (2) dengan adalah vektor satuan normal arah ke luar terhadap konduktor. Dibuat sebuah silinder kecil dengan luas penampang dan permukaan lengkungnya sejajar dengan, sehingga vektor satuan normal arah ke luarnya, yaitu, sejajar dengan permukaan pemisah. Permukaan silinder bagian atas seluruhnya berada di dalam daerah hampa di mana, sedangkan permukaan silinder bagian bawah seluruhnya berada di dalam konduktor di mana ; kita memilih cukup kecil sehingga tetap di permukaan atas silinder, dengan mengingat bahwa dalam kasus ini ; dengan demikian karena pada = tetapan dalam integral pertama, dalam integral kedua, dan dalam integral ketiga. Jadi, nilai E di permukaan konduktor adalah dan jika Universitas Gadjah Mada 3

4 kita menggabungkan hasil ini dengan persamaan (5-3) dan persamaan (6-2), maka kita dapat menulis Jika positif, maka memiliki arah menjauhi permukaan konduktor, sedangkan jika negatif, maka arah menuju permukaan konduktor; tanda-tanda ini konsisten dengan arah gaya yang akan dikerahkan pada sebuah muatan uji positif yang diletakkan di dekat permukaan konduktor. Besar E seperti dalam persamaan (6-4) tepat dua kali nilai E yang ditimbulkan oleh sebuah plat datar bermuatan dengan rapat muatan (persamaan (4-12)). Hal ini dapat dipahami secara agak kasar dengan mula-mula menentukan bahwa fluks total per satuan luas yang dapat dihasilkan oleh suatu rapat muatan permukaan adalah kemudian, dalam kasus plat datar bermuatan, fluks total ini dapat diarahkan secara sama dalam dua arah menjauhi muatan, sedangkan untuk konduktor, karena medan listrik harus nol di bagian dalamnya, hanya satu arah yang tersedia untuk fluks total tersebut. Rapat muatan permukaan tidak harus tetap, melainkan dapat bervariasi terhadap letak di permukaan; jika demikan maka juga bervariasi terhadap letak di permukaan (tetapi akan selalu dalam arah normal terhadap permukaan). Contoh: Konduktor bola terisolasi Asumsi: suatu muatan netto Q hadir pada sebuah bola konduktor berjejari a. Jika ia terisolasi, maka akan tidak ada alasan mengutamakan arah yang satu dibandingkan dengan arah yang lain, sehingga kita memiliki simetri bola. Akibatnya, muatan Q akan didistribusikan secara seragam ke seluruh permukaan dengan rapat muatan tetap yaitu Selanjutnya, karena medan di permukaan bola ini memiliki arah normal, maka ia bersifat radial. Kita dapat sampai pada kesimpulan ini dengan cara lain. Telah diketahui bahwa, disebabkan oleh simetri bola, muatan Q dapat diperlakukan sebagaimana jika ia merupakan sebuah muatan titik di pusat bola asalkan kita meninjau efeknya di luar bola. Potensial di luar bola akan tepat sama dengan yang diberikan oleh persamaan (5-20), yaitu, sedangkan potensial di dalam bola bernilai tetap dan sama dengan potensial di permukaan bola (r = a) menurut persamaan (6-1) dan persamaan (6-2); dengan demikian kita memperoleh Universitas Gadjah Mada 4

5 Medan listrik di luar bola akan diberikan oleh persamaan (5-22) yang menjadi bila dievaluasi di permukaan bola. Di dalam bola karena potensial bernilai tetap yang diberikan oleh persamaan (6-5) untuk r a. Sekarang kita tinjau sebuah konduktor dengan sebuah rongga di dalamnya (Gambar 6.4). Permukaan konduktor sekarang memiliki dua bagian: sebuah permukaan sebelah luar (outer) S 0 dan sebuah permukaan sebelah dalam (inner) S i. Kita tinjau suatu permukaan sembarang S yang seluruhnya terletak di dalam badan konduktor sehingga di tiap titik pada S. Selanjutnya, persamaan (6-3) digunakan pada kasus ini sehingga Q dalam = 0, yaitu tidak ada muatan netto tak nol yang terkandung di dalam S. Sekarang anggap bahwa ada sebuah muatan di dalam rongga, sebut Q rongga. Agar Q dalam = 0 untuk permukaan S, maka haruslah terdapat suatu muatan yang sama besar dan berlawanan tanda di suatu tempat di dalam S, yaitu pada konduktor. Tetapi sembarang muatan pada konduktor harus terletak seluruhnya di permukaannya, dan oleh sebab itu muatan ini, Q i, harus ditemukan pada permukaan sebelah dalam, S i. Jadi, kita punya Q dalam = 0 = Q rongga + Q i, atau Jika konduktor bersifat netral sebelum Q rongga dimasukkan, maka ia harus tetap netral setelah Q ro muncul pada permukaan sebelah luar S 0 (Gambar 6.4). Jadi, kehadiran suatu muatan di dalam rongga akan diketahui dari luar konduktor dengan adanya muatan terinduksi Q 0 yang dihasilkan pada permukaan sebelah luar dan dari medan listrik yang dihasilkannya. Jika kita tinjau kasus Q rongga = 0; maka muatan pada permukaan sebelah dalam S i adalah nol menurut persamaan (6-6). (Di lain pihak, Q 0 akan nol hanya jika semula konduktor dalam Universitas Gadjah Mada 5

6 keadaan netral dan dipertahankan tetap demikian.) Sekarang kita tinjau sebuah permukaan tertutup S yang seluruhnya terletak di dalam rongga (Gambar 6.5). Karena tidak ada muatan di mana-mana di dalam rongga, maka S tidak pernah melingkupi sembanang muatan dan menurut persamaan (4-1). Tetapi S sepenuhnya sembarang dan oleh sebab itu dapat dibuat lebih besar, lebih kecil, atau diubah-bentuk dengan cara lain; dengan demikian, hasil tersebut di atas dapat selalu benar hanya jika di semua tempat di dalam rongga, yang kemudian berarti bahwa potensial bernilai tetap di dalam rongga. Jadi, jika tidak ada muatan di dalam rongga di dalam konduktor, maka medan listrik di dalam rongga akan selalu nol, dan rongga akan merupakan sebuah volume ekipotensial. Kenyataannya, potensial di dalam rongga akan sama dengan potensial di dalam konduktor itu sendiri karena persamaan (5-11). Kesimpulan-kesimpulan umum ini tetap berlaku bahkan jika terdapat konduktor lain di dalam rongga (Gambar 6.6). Selama konduktor C di dalam rongga tak bermuatan, tidak akan ada medan listrik di dalam rongga dan C akan selalu memiliki potensial yang sama seperti potensialial C yang mengelilinginya. Jadi, berapa pun muatan ditempatkan pada atau di luar C, apa pun tanda dan distribusinya, tidak akan ada medan listrik di C dan muatan-muatan yang dapat bergerak di dalamnya tidak akan terpengaruh. Dalam istilah yang biasa digunakan, konduktor di sebelah dalam sepenuhnya tertabirkan (shielded atau screened); prinsip penabiran elektrostatik ini memiliki aplikasi praktis seperti dalam penabiran komponen-komponen elektronik dalam rangkaian dengan memasukkannya ke dalam wadah logam. 6.2 Sistem Konduktor Ditinjau: Sistem N buah konduktor yang diberi nomor 1, 2,...,j,..., N masing-masing bermuatan muatan total Q 1, Q 2,..., Q j,...,q N dan rapat muatan permukaan,,...,,...,. M Universitas Gadjah Mada 6

7 Potensial di sembarang titik P, yang ditulis sebagai : Di sini, potensial total sebagai jumlahan sumbangan potensial dari tiap konduktor: S j adalah permukaan konduktor ke-j, d aj, adalah elemen luas permukaan ini di lokasi, dan adalah jarak dari d aj ke titik medan P di. Hubungan-hubungan ini diilustrasikan oleh Gambar 6.7, meskipun vektor-vektor letak tidak diperlihatkan secara eksplisit. Persamaan (6-7) sangatlah umum, sehingga berlaku juga sembarang titik P di permukaan ekipotensial pada konduktor ke-i yang memiliki potensial ; jadi dengan R ji adalah jarak dari titik ke-i. Karena i dapat dipilih untuk sembarang konduktor, di konduktor ke-j ke titik tertentu yang ditinjau di konduktor maka persamaan (6-8) benar-benar mewakili sistem N buah persamaan, masing-masing memiliki N suku di ruas kanannya. [Kita perhatikan bahwa jumlahan dalam persamaan (6-8) juga mencakup j = i, yaitu ia mencakup integral ke permukaan konduktor yang potensial totalnya sedang dthitung.] Akan mudah jika persamaan (6-8) ditulis dalam muatan total Q j. Rapat muatan permukaan rerata konduktor ke-j, yaitu, akan merupakan muatan total dibagi luas total, yaitu Rapat muatan aktual di suatu titik, yaitu, secara umum tidak sama dengan nilai reratanya, melainkan akan sebanding dengan nilai rerata tersebut; hal ini memungkinkan kita menulis Universitas Gadjah Mada 7

8 dengan adalah faktor yang menggambarkan bagaimana rapat muatan aktual berbeda dengan rapat muatan rerata, dan merupakan sebuah fungsi letak di permukaan konduktor ke-j. Dengan demikian,, dan bila persamaan (6-9) dimasukkan ke persamaan (6-8), kita akan memperoleh Persamaan-persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk dengan Persamaan (6-11) menunjukkan bahwa potensial sembarang konduktor bergantung secara linear pada muatan seluruh konduktor, termasuk muatan konduktor itu sendiri. Jika persamaan (6-11) ditulis secara eksplisit, maka kita memperoleh himpunan persamaan Himpunan koefisien yang didefinisikan oleh persamaan (6-12), disebut koefisien-koefisien potensial, dan secara umum banyaknya adalah n 2, dan mewakili hubungan-hubungan geometrik murni. Jika distribusi muatan telah diketahui sehingga faktor diketahui, maka prinsipnya kita dapat menghitung semua koefisien dari persamaan (6-12). Namun demikian, koefisien-koefisien ini secara prinsip selalu dapat terukur; untuk tampak dari persamaan (6-11) bahwa Sehingga dapat diinterpretasikan sebagai nisbah perubahan potensial konduktor ke-i dengan perubahan muatan konduktor ke-j bila muatan-muatan pada seluruh konduktor lainnya dipertahankan tetap. Universitas Gadjah Mada 8

9 Koefisien memiliki sifat simetri yang penting dan menarik. Jika kita mengeliminasi di dalam persamaan (6-12) dengan menggunakan persamaan (6-9), maka kita menjumpai bahwa yang juga dapat diperoleh dengan menyamakan suku-suku dalam jumlahan persamaan (6-8) dan persamaan (6-11). Kita juga punya menurut persamaan (2-16), dan jika kita mengalikan kedua persamaan ini, maka kita memperoleh Jika kita mempertukarkan indeks i dan j dalam persamaan (6-17), maka kita memperoleh Selain itu R ij = R ji dan integrasi yang satu tidak saling bergantung pada integrasi yang lain sehingga kita dapat mempertukarkan urutan integrasi dalam persamaan (6-18). Jadi, tampak bahwa integral persamaan (6-18) tepat sama dengan integral persamaan (6-17); oleh sebab itu, ruas kiri kedua persamaan juga sama, sehingga atau Kandungan fisis dari sifat sithetri p ini dapat diungkapkan menurut persamaan (6-19) dan persamaan (6-11) sebagai berikut: jika suatu muatan Q pada konduktor j menyebabkan konduktor i berpotensial, maka sebesar muatan Q yang sama yang ditempatkan pada konduktor i akan menyelabkan konduktor j berpotensial yang sama. Contoh: Bola konduktor terisolasi lni adalah contoh yang telah dipecahkan dalam subbab terdahulu dan potensial di permukaan konduktor diberikan oleh persamaan (6-5) sebagai. Untuk konduktor tunggal, persamaan (6-11) menjadi dan dengan melakukan perbandingan tampak bahwa Dengan demikian, kita dapat mencari koefisien potensial tunggal untuk kasus sederhana ini dan ia kembali bergantung pada sifat geometris sistem. Universitas Gadjah Mada 9

10 6.3 Kapasitansi Salah satu kegunaan konduktor dalam elektrostatik adalah untuk menyimpan muatan listrik; konduktor dapat dimuati dengan memberinya potensial tertentu dengan menggunakan batere. Sistem seperti ini disebut sebagai kapasitor dan ukuran kuantitatif kapasitasnya disebut kapasitansi (capasitance). Untuk konduktor tunggal terisolasi, persamaan (6-11) menjadi Dalam kasus ini, muatan selalu berbanding langsung dengan potensial, dan kapasitansi C konduktor tunggal didefinisikan sebagai nisbahnya; jadi. Kapasitansi merupakan suatu sifat khas konduktor dan berkaitan dengan bentuk geometrinya. Sebagai contoh, ditinjau bola dengan koefisien p 11 diberikan oleh persamaan (6-20), sehingga kapasitansinya adalah dan berbanding langsung dengan jejari bola. Karena satuan adalah farad/meter dalam persamaan (2-4), maka tampak dari persamaan (6-23) bahwa satuan kapasitansi adalah farad tampak juga dari persamaan (6-22) bahwa 1 farad = 1 coulomb/volt, yang tentu sangat konsisten dengan 1 (coulomb) 2 /joule dari persamaan (2-4). Untuk sistem dua konduktor, sistem persamaan (6-13) menjadi dengan menurut persamaan (6-19). Jadi, hubungan-hubungan potensial-muatan untuk sistem ini umumnya akan memerlukan pengetahuan tiga besaran: p 11, p 22, dan p 12. Jika kedua konduktor digunakan sebagai sebuah kapasitor, maka muatan pada satu konduktor akan selalu sama besar dan berlawanan tanda dengan muatan pada konduktor yang lain. Jadi, definisi umum tentang kapasitor adalah sembarang dua konduktor yang bermuatan sama besar dan berlawanan tanda Q dan -Q. Universitas Gadjah Mada 10

11 Jika kita pasang Q 1 = Q dan Q 2 = -Q dalam persamaan (6-24), maka kita memperoleh sehingga beda potensial antara kedua konduktor adalah dan tampak bahwa untuk sebuah kapasitor dengan muatan sama besar dan berlawanan tanda, muatan dan beda potensial akan selalu saling sebanding. Jadi kita dapat mencirikan sistem ini dengan suatu parameter tunggal yang disebut sebagai kapasitansi, C, dan mendefinisikannya sebagai analog dengan persamaan (6-22). Dengan membandingkan persamaan (6-28) dan persamaan (6-27), dan dengan menggunakan persamaan (6-25), maka terlihat bahwa kapasitansi dapat diungkapkan dalam koefisien-koefisien potensial sebagai sehingga, dalam kasus dua kapasitor konduktor kapasitansi esensinya masih sebagai sebuah besaran yang merefleksikan hubungan-hubungan geometrik sistem. Contoh: Kapasitor bola Ditinjau dua buah konduktor seperti pada Gambar 6.8. Permukaan-permukaan batas merupakan bola-bola sesumbu berjejari a, b, dan c. Kita menyebut konduktor sebelah dalam sebagai konduktor 1, dan konduktor sebelah luar sebagai konduktor 2. Diasumsikan bahwa konduktor 2 sepenuhnya terlingkupi oleh konduktor 1. Koefisien p yang diperlukan untuk mencari C dapat diperoleh dari hubungan-hubungan umum persamaan (6-24) dengan meninjau secara tepat kasus-kasus khusus yang dipilih. Pertama, anggap Q 1 = 0, sedangkan Q 2 0, sehingga persamaan (6-24) menjadi Dari persamaan (6-6) dapat diketahui bahwa Q 2 seluruhnya berada pada permukaan terluar berjejari c; oleh sebab itu, kita menggunakan jejari c, bukannya jejari a, dalam persamaan (6-5), sehingga potensial konduktor 2 adalah Universitas Gadjah Mada 11

12 dan bersama dengan persamaan (6-30) memberikan Karena tidak ada muatan di dalam rongga, maka, sehingga dengan (6-30): untuk sistem khusus ini. Untuk mencari p 11, diasumsikan bahwa Q 1 0, sedangkan Q 2 = 0; asumsi kedua (Q 2 = 0) merupakan besar muatan netto pada konduktor 2 karena permukaan sebelah dalam berjejari b harus memiliki muatqan Q 1 menurut persamaan (6-6). Dalam kasus ini persamaan (6-24) menghasilkan Kita dapat menghubungkan kedua persamaan ini dengan menggunakan persamaan (5-11); medan di dalam daerah hampa dengan a r b dapat diperoleh dari hukum Gauss, dan dalam daerah ini hasilnya sekali lagi adalah bahwa Q 1 berperilaku seperti jika ia merupakan sebuah muatan tm( Muatan titik sehingga medan akan bersifat radial dan diberikan oleh persamaan (4-17) dengan Q diganti oleh Q 1. Dengan menggabungkan semua ini, maka kita memperoleh Ruas kiri persamaan ini dapat ditulis sebagai (p 11 - p 21 )Q 1 karena persamaan (6-34); dengan menghilangkan Q 1 pada kedua ruas persamaan dan dengan menggunakan persamaan (6-33) dan persamaan (6-32), maka akhirnya kita memperoleh Karena persamaan (6-33), ungkapan umum untuk C yang diberikan oleh persamaan (6-29) menjadi lebih sederhana sebagai Universitas Gadjah Mada 12

13 dengan menggunakan persamaan (6-36). Jadi, kita telah dapat mencari kapasitansi kapasitor khusus ini dengan mengevaluasi hasil umum persamaan (6-29) yang dinyatakan dalam koefisien-koefisien potensial. Meskipun demikian, ini bukanlah cara yang paling mudah untuk dilakukan. Hal umum yang dilakukan adalah mencari beda potensial dari pengetahuan tentang medan listrik dengan menggunakan persamaan (5-11) untuk mengintegralkan ke sembarang lintasan yang mudah antara kedua konduktor. (Biasanya konduktor yang membentuk kapasitor disebut sebagai plat ). Karena kita tahu dari persamaan (6-27) bahwa sebanding dengan muatan Q, maka nisbah keduanya akan memberikan kapasitansi menurut persamaan (6-28); jadi, Akan mudah jika kita menulis integral dalam bentuk ini karena secara umum akan memiliki arah dari plat bermuatan positif dengan potensial yang lebih tinggi ke plat bermuatan negatif dengan potensial yang lebih rendah sehingga akan positif, sehingga akan memberikan tanda yang benar untuk. Sekarang kita tinjau dua contoh dari cara pandang ini. Contoh: Kapasitor bola Sistem ini sama seperti sistem pada Gambar 6.8 yang nilai C-nya telah diperoleh dengan metode terdahulu. Jika kita asumsikan bola sebelah dalam berjejari a memiliki muatan positif Q; maka bola sebelah dalam berjejari b akan memiliki muatan -Q sesuai dengan persamaan (6-6). Dengan menerapkan hukum Gauss pada bola berjejari r dengan a < r < b diperoleh bahwa ( ). Jika kita juga mengintegrasikan dari plat positif ke plat negatif dalam arah radial sehingga, maka persamaan (6-38) menjadi yang memberi hasil C yang sama seperti yang telah diperoleh sebelumnya dalam persamaan (6-37); kali ini hasilnya diperoleh dengan sangat lebih mudah. Contoh: Kapasitor plat sejajar Sistem ini terdiri dari dua plat konduktor datar, masing-masing memiliki luas A, yang saling sejajar dan terpisahkan oleh jarak d yang kecil dibandingkan dengan ukuran linearnya. Plat- Universitas Gadjah Mada 13

14 plat tersebut tidak harus berbentuk bujur sangkar, tetapi ukuran linearnya harus dalam orde sehingga kita mengasumsikan bahwa d <<. Kapasitor ini dipandang dari sisi samping ditunjukkan oleh Gambar 6.9. Kedua plat ini dapat diperlakukan seperti jika keduanya memiliki luas tak hingga, dan memiliki besar yang tetap dan memiliki arah normal terhadap plat seperti ditunjukkan oleh garis-garis putus di dalam gambar tersebut. Karena memiliki arah normal terhadap konduktor, maka besarnya diberikan oleh persamaan (6-4), yaitu. Lintasan integrasi yang paling sederhana adalah sepanjang arah seperti ditunjukkan oleh di dalam Gambar 6.9. Jadi, ( ) dan persamaan (6-38) menjadi dengan menggunakan ( diperlakukan sebagai sebuah tetapan karena efektifnya kedua plat luas tak hingga, berkaitan dengan distribusi muatan permukaan yang seragam). Dengan memecahkan persamaan (6-40) untuk C, maka kita memperoleh hasil sederhana yang telah akrab dengan kita tentang kapasitansi Sistem ini, dan juga kapasitor bola, memberikan alasan yang sangat grafis mengapa kapasitor disebut juga sebagai kondenser (condenser). Karena distribusi medan terkungkung hanya pada daerah terbatas antara kedua plat, maka kita mengatakan bahwa medan listrik telah terkondensasi ke dalam daerah ini, bukannya menyebar ke seluruh ruang seperti pada banyak kasus dalam contoh-contoh terhadulu. Tentu saja plat-plat dalam kasus ini tidak benar-benar tak hingga, dan kita telah mengasumsikan bahwa medan listrik adalah tetap dan diberikan sebagai ( ) di semua tempat di antara kedua plat dan kemudian merosot secara tiba-tiba menjadi nol di tepi-tepi kedua plat. Kenyataannya, garis-garis medan harus agak melengkung dan meluas ke arah luar di sekitar tepi plat, seperti ditunjukkan oleh Gambar Tetapi, jika kedua plat cukup Universitas Gadjah Mada 14

15 besar, kita masih dapat mengabaikan efek tepi ini; hal ini biasa dilakukan, dan kita akan terus menggunakan pendekatan ini. Kedua contoh ini mungkin cukup untuk meyakinkan kita bahwa banyak masalah yang melibatkan perhitungan kapasitansi dengan persamaan (6-38) harus memiliki simetri yang baik sehingga dapat dengan mudah diperoleh, biasanya dengan menggunakan hukum Gauss. 3. Penutup Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa diharapkan dapat menyelesaikan soalsoal latihan berikut ini. 1. Anggap bahwa mula-mula kedua konduktor dalam Gambar 6.8 tidak bermuatan. Kemudian muatan Q ditempatkan pada konduktor sebelah dalam yang berjejari a. Carilah distribusi muatan statik akhir! Carilah potensial untuk semua nilai r dan plotlah hasilnya! 2. Sebuah silinder konduktor panjang tak hingga berjejari a dengan muatan total per satuan panjang sebesar q l. Jika adalah jarak tegak lurus dari sumbu silinder, tunjukkan bahwa potensial di luar silinder dapat ditulis sebagai dengan adalah tetapan! Berapakah potensial di dalam silinder? Tunjukkan bahwa persamaan (6-4) terpenuhi dalam kasus ini! 3. Plat-plat dua buah kapasitor C 1 dan C 2 dihubungkan oleh konduktor yang kapasitansinya dapat diabaikan, seperti ditunjukkan oleh Gambar 6.11a, yaitu dihubungkan secara paralel. Jika beda potensial sekarang dipakaikan antara terminal-terminal T dan T', tunjukkan bahwa kombinasi ini setara dengan sebuah kapasitor yang memiliki kapasitansi Cp = C1 + C2! Tunjukkan juga bahwa kapasitansi dari kombinasi seri, seperti ditunjukkan oleh Gambar 6.11b, dapat diperoleh dari! Universitas Gadjah Mada 15

16 4. Sebuah kapasitor terbuat dari dua buah siinder sesumbu yang panjangnya tak hingga seperti ditunjukkan oleh Gambar Tunjuklcan bahwa kapasitansi sepanjang L dari sistem ini adalah ( )! 5. Anggap bahwa sebuah kapasitor plat sejajar memiliki plat-plat persegi tetapi tidak benar-benar sejajar. Jarak pisah kedua plat pada salah satu sisi adalah d a, dan pada sisi lain adalah d + a, dengan a << d. Tunjukkan bahwa kapasitansi kapasitor ini secara pendekatan adalah ( ),dengan A adalah luas plat? Daftar Pustaka 1. Wangsness, R.K., 1979, Electromagnetic Fields, John Wiley & Sons, New York Universitas Gadjah Mada 16

Bab 4 Hukum Gauss. A. Pendahuluan

Bab 4 Hukum Gauss. A. Pendahuluan Bab 4 Hukum Gauss A. Pendahuluan Pada pokok bahasan ini, disajikan tentang hukum Gauss yang memberikan fluks medan listrik yang melewati suatu permukaan tertutup yang melingkupi suatu distribusi muatan.

Lebih terperinci

Bab 3 Medan Listrik. A. Pendahuluan

Bab 3 Medan Listrik. A. Pendahuluan Bab 3 Medan Listrik A. Pendahuluan Pada pokok bahasan ini, akan disajikan tentang medan listrik, baik konsep maupun cara memperolehnya dari beragam distribusi muatan, baik distribusi muatan diskrit (sistem

Lebih terperinci

Bab 5 Potensial Skalar. A. Pendahuluan

Bab 5 Potensial Skalar. A. Pendahuluan Bab 5 Potensial Skalar A. Pendahuluan Pada pokok bahasan terdahulu medan listrik merupakan besaran vektor yang memberikan informasi lengkap tentang efek-efek elektrostatik. Secara substansial informasi

Lebih terperinci

Bab 2 Hukum Coulomb A. Pendahuluan

Bab 2 Hukum Coulomb A. Pendahuluan Bab 2 Hukum Coulomb A. Pendahuluan Pada pokok bahasan ini disajikan tentang hukum Coulomb, yaitu hukum dasar yang mengatur tentang gaya interaksi (gaya Coulomb) antara muatan-muatan yang terpisah pada

Lebih terperinci

TOPIK 4. Kapasitansi. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

TOPIK 4. Kapasitansi. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. TOPIK 4 Kapasitansi Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id http://setiawan.synthasite.com 2 Kapasitansi Definisi kapasitansi Kapasitansi beragam jenis kapasitor Kombinasi

Lebih terperinci

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan Bab 1 Vektor A. Pendahuluan Dalam mata kuliah Listrik Magnet A, maupun mata kuliah Listrik Magnet B sebagaii lanjutannya, penyajian konsep dan pemecahan masalah akan banyak memerlukan pengetahuan tentang

Lebih terperinci

Universitas Gadjah Mada 1

Universitas Gadjah Mada 1 I. Nama Mata Kuliah : LISTRIK MAGNET A II. Kode / SKS : MSF-2411 / 2 III. Prasyarat : - Mekanika B (MSF-2128)** - Fisika Matematik IA (MSF-2010A)** (** harus pernah ditempuh meskipun tidak lulus) IV. Status

Lebih terperinci

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1

Perkuliahan PLPG Fisika tahun D.E Tarigan Drs MSi Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Perkuliahan PLPG Fisika tahun 2009 Jurusan Fisika FPMIPA UPI 1 Muatan Listrik Dua jenis muatan listrik: positif dan negatif Satuan muatan adalah coulomb [C] Muatan elektron (negatif) atau proton (positif)

Lebih terperinci

Bab 1. Muatan dan Materi. 1.1 Teori Elektromagnetisme Muatan listrik. (ref: Bab 23)

Bab 1. Muatan dan Materi. 1.1 Teori Elektromagnetisme Muatan listrik. (ref: Bab 23) Bab 1 Muatan dan Materi (ref: Bab 23) 1.1 Teori Elektromagnetisme Muatan listrik Konduktor, isolator, dan semikonduktor Coulomb dan ampere Hukum Coulomb Superposisi untuk banyak muatan titik Muatan itu

Lebih terperinci

Medan Elektromagnetik 3 SKS. M. Hariansyah Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor

Medan Elektromagnetik 3 SKS. M. Hariansyah Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor Medan Elektromagnetik 3 SKS M. Hariansyah Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun Bogor 2 0 1 4 Medan Elektromagnetik I -Referensi: WILLIAM H HAYT Materi Kuliah -Analisa Vektor

Lebih terperinci

4.4. KERAPATAN FLUKS LISTRIK

4.4. KERAPATAN FLUKS LISTRIK 4.4. KERAPATAN FLUKS LISTRIK Misalkan D adalah suatu medan vektor baru yang tidak bergantung pada medium dan didefinisikan oleh Didefinisikan fluks listrik dalam D sebagai Dalam satuan SI, satu garis fluks

Lebih terperinci

Medan Listrik, Potensial Listik dan Kapasitansi. Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor

Medan Listrik, Potensial Listik dan Kapasitansi. Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Medan Listrik, Potensial Listik dan Kapasitansi Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Materi Distribusi Muatan Diskrit Hukum Coulomb Medan Listrik Dipol

Lebih terperinci

PETA KONSEP ELEKTROSTATIS ENERGI KUAT MEDAN LISTRIK KEPING SEJAJAR HUKUM GAUSS POTENSIAL LISTRIK KAPASITOR POTENSIAL LISTRIK MEDAN LISTRIK DUA KEPING

PETA KONSEP ELEKTROSTATIS ENERGI KUAT MEDAN LISTRIK KEPING SEJAJAR HUKUM GAUSS POTENSIAL LISTRIK KAPASITOR POTENSIAL LISTRIK MEDAN LISTRIK DUA KEPING PETA KONSEP ELEKTROSTATIS ELEKTROSTATIS KUAT MEDAN LISTRIK HUKUM GAUSS ENERGI POTENSIAL LISTRIK POTENSIAL LISTRIK KEPING SEJAJAR KAPASITOR MEDAN LISTRIK DUA KEPING SEJAJAR POTENSIAL LISTRIK DUA KEPING

Lebih terperinci

Hukum Gauss. Pekan #2. Hukum Gauss Pekan #2 1 / 17

Hukum Gauss. Pekan #2. Hukum Gauss Pekan #2 1 / 17 Hukum Gauss Pekan #2 Hukum Gauss Pekan #2 1 / 17 Pokok bahasan: Fluks Hukum Gauss Penerapan hukum Gauss Hukum Gauss Pekan #2 2 / 17 Fluks dari suatu vektor Misal terdapat udara yang mengalir dengan kecepatan

Lebih terperinci

Sumber-Sumber Medan Magnetik

Sumber-Sumber Medan Magnetik TOPIK 9 Sumber-Sumber Medan Magnetik Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id Hukum Biot-Savart Pada 1819, Oersted menemukan bahwa arah arum kompas menyimpang ketika

Lebih terperinci

POTENSIAL LISTRIK MINGGU KE-4

POTENSIAL LISTRIK MINGGU KE-4 POTENSIAL LISTRIK MINGGU KE-4 Gravitasi: Gaya dan Usaha Gaya gravitasi yang bekerja pada m oleh M: Usaha yang dilakukan oleh gaya gravitasi untuk memindahkan m dari A ke B: INTEGRAL LINTASAN 2 Usaha oleh

Lebih terperinci

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8

KEMAGNETAN. : Dr. Budi Mulyanti, MSi. Pertemuan ke-8 MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-122 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-8 CAKUPAN MATERI 1. MAGNET 2. FLUKS MAGNETIK 3. GAYA MAGNET PADA SEBUAH ARUS 4. MUATAN SIRKULASI 5. EFEK HALL

Lebih terperinci

BEBAN DAN FLUKS ELEKTRIK. Muatan positif dalam kotak menghasilkan fluks listrik luar melalui permukaan kotak.

BEBAN DAN FLUKS ELEKTRIK. Muatan positif dalam kotak menghasilkan fluks listrik luar melalui permukaan kotak. HUKUM GAUSS Hukum Gauss merupakan hukum yang menentukan besarnya sebuah fluks listrik yang melalui sebuah bidang. Hukum Gauss menyatakan bahwa besar dari fluks listrik yang melalui sebuah bidang akan berbanding

Lebih terperinci

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1 Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hari ini (1 minggu): Kapasitor Oleh Endi Suhendi 2 Last Time: Potensial dan Konduktor Oleh Endi Suhendi 3 Medan E dan Potensial: Sumber Sebuah

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB XII LISTRIK MAGNET Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

Hukum Gauss. Minggu 3 2 x pertemuan

Hukum Gauss. Minggu 3 2 x pertemuan Hukum Gauss Minggu 3 2 x pertemuan Hukum Gauss - Persamaan Maxwell yang Pertama - Digunakan untuk menentukan medan listrik E bila sumber muatan diketahui dan sebaliknya Ide-Hukum Gauss Total flux yang

Lebih terperinci

Muatan dan Gaya Listrik

Muatan dan Gaya Listrik Muatan dan Gaya Listrik 1. Muatan Q 1 =40 C dan Q =-50 C terletak dalam bidang -y pada r ( 8ˆi 16ˆ) j cm dan r 0i ˆ cm. (a) Gambarkan sistem muatan ini dalam bidang -y! (b) Tuliskan vektor r dari Q 1 ke

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion)

ARUS LISTRIK. Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion) ARUS LISTRIK Di dalam konduktor / penghantar terdapat elektron bebas (muatan negatif) yang bergerak dalam arah sembarang (random motion) Konduktor terisolasi Elektron-elektron tersebut tidak mempunyai

Lebih terperinci

Rudi Susanto

Rudi Susanto LISTRIK STATIS Rudi Susanto http://rudist.wordpress.com Tujuan Instruksional Dapat menentukan gaya, medan, energi dan potensial listrik yang berasal dari muatanmuatan statik serta menentukan kapasitansi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA Negeri 16 Surabaya Kelas/Semester : XII IA/I Mata Pelajaran : Fisika Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit (4 Jam Pelajaran) Standar Kompetensi 2. Menerapkan

Lebih terperinci

RINGKASAN DAN LATIHAN - - LISTRIK STATIS - LISTRIK STATI S

RINGKASAN DAN LATIHAN - - LISTRIK STATIS - LISTRIK STATI S RINGKASAN DAN LATIHAN Listrik Statis - - LISTRIK STATIS - LISTRIK STATI S Hukum Coulomb ------------------------------- 1 Listrik Statis Medan Listrik Medan Listrik oleh titik bermuatan Fluk Listrik dan

Lebih terperinci

KAPASITOR MINGGU KE-5

KAPASITOR MINGGU KE-5 KAPASITOR MINGGU KE-5 Kapasitor: Penyimpan Muatan & Energi Listrik Kapasitor: dua konduktor terisolasi dengan muatan yang sama Q dan berbeda tanda dan beda potensial ΔV diantaranya. Satuan: Coulomb/Volt

Lebih terperinci

MUATAN, MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK DEPARTEMEN FISIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

MUATAN, MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK DEPARTEMEN FISIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR MUATAN, MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK DEPARTEMEN FISIKA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1 Tujuan Instruksional Dapat menentukan gaya, medan, energi dan potensial listrik yang berasal dari muatan-muatan statik serta

Lebih terperinci

Materi ajar. Kapasitor

Materi ajar. Kapasitor Materi ajar Kapasitor A. Kapasitor 1. Pengertian kapasitor Kapasitor atau sering juga disebut kondensator adalah alat (komponen) yang dibuat sedemikian sehingga mampu menyimpan muatan listrik. Sebuah kapasitor

Lebih terperinci

Conductor dan Dielektrik

Conductor dan Dielektrik Conductor dan Dielektrik Pendahuluan Sebuah kapasitor adalah perangkat yang menyimpan muatan listrik. Kapasitor bervariasi dalam bentuk dan ukuran, tetapi konfigurasi dasar adalah dua konduktor yang membawa

Lebih terperinci

X. LISTRIK STATIS. X.1 Hukum Coulomb

X. LISTRIK STATIS. X.1 Hukum Coulomb X. LISTRIK STATIS X.1 Hukum Coulomb Tinjaulah interaksi antara dua benda bermuatan yang dimensi geometrinya dapat diabaikan terhadap jarak antar keduanya. Maka dalam pendekatan yang cukup baik dapat dianggap

Lebih terperinci

Apa itu Kapasitor? Fungsi Kapasitor? Kapasitansi Kapasitor : Satuan : Coulomb/ Volt (C/V) atau Farad (F) Q V

Apa itu Kapasitor? Fungsi Kapasitor? Kapasitansi Kapasitor : Satuan : Coulomb/ Volt (C/V) atau Farad (F) Q V KAPASITAS KAPASITOR Apa itu Kapasitor? 1. Susunan 2 buah konduktor terisolasi 2. Masing-masing memiliki muatan yang sama besar namun berlawanan tanda 3. Memiliki beda potensial antara keduanya Fungsi Kapasitor?

Lebih terperinci

Rangkuman Listrik Statis

Rangkuman Listrik Statis Nama : Adinda Dwi Putri Kelas : XII MIA 2 Rangkuman Listrik Statis (Hukum Coulomb, Medan Listrik dan Potensial Listrik) Hukum Coulomb Pada tahun 1785, seorang ahli fisika Prancis bernama Charles Augustin

Lebih terperinci

BAB 16. MEDAN LISTRIK

BAB 16. MEDAN LISTRIK DAFTAR ISI DAFTAR ISI... BAB 6. MEDAN LISTRIK... 6. Muatan Listrik... 6. Muatan Listrik dalam Atom... 6.3 Isolator dan Konduktor...3 6.4 Hukum Coulomb...3 6.5 Medan Listrik dan Kondusi Listrik...5 6.6

Lebih terperinci

Tujuan. Untuk memahami: 1. Energi Potensial Listrik 2. Potensial Listrik 3. Permukaan Ekuipotensial 4. Tabung Sinar Katoda

Tujuan. Untuk memahami: 1. Energi Potensial Listrik 2. Potensial Listrik 3. Permukaan Ekuipotensial 4. Tabung Sinar Katoda Potensial Listrik Tujuan Untuk memahami: 1. Energi Potensial Listrik 2. Potensial Listrik 3. Permukaan Ekuipotensial 4. Tabung Sinar Katoda Gaya Konservatif Kerja yang dilakukan oleh gaya konservatif memiliki

Lebih terperinci

KAPASITOR dan SIFAT BAHAN DIELEKTRIK

KAPASITOR dan SIFAT BAHAN DIELEKTRIK KAPASITOR dan SIFAT BAHAN DIELEKTRIK Kapasitor adalah dua buah konduktor yang dipisahkan oleh isolator. Masing-masing muatan pada pelat sama besar dan berlawanan arah. Kapasitansi C sebuah kapasitor adalah

Lebih terperinci

Pertambahan arus ΔI yang melalui pertambahan permukaan ΔS yang normal pada rapatan arus ialah

Pertambahan arus ΔI yang melalui pertambahan permukaan ΔS yang normal pada rapatan arus ialah KONDUKTOR DIELEKTRIK DAN KAPASITANSI Muatan listrik yang bergerak membentuk arus. Satuan arus ialah ampere (A) yang didefinisikan sebagai laju aliran muatan yang melalui titik acuan sebesar satu coulomb

Lebih terperinci

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN UAS 2012 LISTRIK STATIS 1. Dua buah bola bermuatan sama (2 C) diletakkan terpisah sejauh 2 cm. Gaya yang dialami oleh muatan 1 C yang diletakkan di tengah-tengah kedua muatan adalah...

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Potensial Listrik Interaksi gaya elektrostatik F dan melalui medan listrik E, di mana kedua besaran fisis tersebut merupakan besaran vektor. Potensial listrik besaran vektor.

Lebih terperinci

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS

LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS Muatan Diskrit LATIHAN FISIKA DASAR 2012 LISTRIK STATIS 1. Ada empat buah muatan titik yaitu Q 1, Q 2, Q 3 dan Q 4. Jika Q 1 menarik Q 2, Q 1 menolak Q 3 dan Q 3 menarik Q 4 sedangkan Q 4 bermuatan negatif,

Lebih terperinci

Uraian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator

Uraian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Uraian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Mata Pelajaran : Fisika Jenjang : Sekolah Menengah Atas (SMA) Kelas/Semester : XII IPA / 1 Materi Pokok : Listrik Statis Kompetensi Inti 1. Menghayati

Lebih terperinci

I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu

I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu 1 Muatan Listrik Contoh klassik: Penggaris digosok-gosok pada kain kering tarik-menarik dengan

Lebih terperinci

9/25/2014. Hukum Gauss. prepared by jimmy hasugian. Fluks Listrik. Hukum Gauss. Fluks Listrik. Hukum Gauss. Aplikasi Hukum Gauss. Aplikasi Hukum Gauss

9/25/2014. Hukum Gauss. prepared by jimmy hasugian. Fluks Listrik. Hukum Gauss. Fluks Listrik. Hukum Gauss. Aplikasi Hukum Gauss. Aplikasi Hukum Gauss prepared by jimmy hasugian 1 Misalkan ada medan listrik E yang seragam. Garis medan listrik menembus permukaan segiempat dengan luas (saling tegak lurus). Jumlah Garis medan listrik, sebanding dengan Kuat

Lebih terperinci

Soal dan Solusi Materi Elektrostatika

Soal dan Solusi Materi Elektrostatika P Soal dan Solusi Materi Elektrostatika 1. Tentukan medan listrik pada jarak z di atas salah satu ujung kawat sepanjang L yang membawa muatan berdistribusi seragam dengan rapat muatan, seperti gambar berikut

Lebih terperinci

Listrik Statis BAB BAB LISTRIK STATIS. Sumber

Listrik Statis BAB BAB LISTRIK STATIS. Sumber Listrik Statis BAB BAB LISTRIK STATIS Sumber www.angkasaonline.com Kalian tentu tidak asing dengan petir. Kejadiannya saat mendengar waktu hujan, cukup menakutkan. Petir inilah contoh dari kejadian listrik

Lebih terperinci

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

TOPIK 8. Medan Magnetik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. TOPIK 8 Medan Magnetik Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id Pencetak sidik jari magnetik. Medan Magnetik Medan dan Gaya Megnetik Gaya Magnetik pada Konduktor Berarus

Lebih terperinci

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga

BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG. Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga BAB II PEMBUMIAN PERALATAN LISTRIK DENGAN ELEKTRODA BATANG II.1. Umum (3) Tindakan-tindakan pengamanan perlu dilakukan pada instalasi rumah tangga untuk menjamin keamanan manusia yang menggunakan peralatan

Lebih terperinci

Medan Gravitasi Dan Medan Listrik

Medan Gravitasi Dan Medan Listrik Medan Gravitasi Dan Medan Listrik Medan Gravitasi Setiap benda yang bermassa selalu memiliki medan gravitasi di sekelilingnya. Akibatnya due buah benda yang masing-masing memiliki medan gravitasi akan

Lebih terperinci

BAB II BUSUR API LISTRIK

BAB II BUSUR API LISTRIK BAB II BUSUR API LISTRIK II.1 Definisi Busur Api Listrik Bahan isolasi atau dielekrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang sangat kecil atau hampir tidak ada. Bila bahan isolasi tersebut

Lebih terperinci

MEDAN LISTRIK OLEH DISTRIBUSI MUATAN. Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM

MEDAN LISTRIK OLEH DISTRIBUSI MUATAN. Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM MEDAN LISTRIK OLEH DISTRIBUSI MUATAN Tri Rahajoeningroem, MT T. Elektro - UNIKOM Sejarah Fisikawan Perancis Priestley yang torsi balance asumsi muatan listrik Gaya (F) berbanding terbalik kuadrat Pengukuran

Lebih terperinci

1 Energi Potensial Listrik

1 Energi Potensial Listrik FI101 Fisika Dasar II Potensial Listrik 1 Energi Potensial Listrik gus Suroso (agussuroso@fi.itb.ac.id) Pada kuliah sebelumnya, telah dibahas besaran-besaran gaya dan medan elektrostatik yang timbul akibat

Lebih terperinci

Teorema Divergensi, Teorema Stokes, dan Teorema Green

Teorema Divergensi, Teorema Stokes, dan Teorema Green TEOREMA DIVERGENSI, STOKES, DAN GREEN Materi pokok pertemuan ke 13: 1. Teorema divergensi Gauss URAIAN MATERI Untuk memudahkan perhitungan seringkali dibutuhkan penyederhanaan bentuk integral yang berdasarkan

Lebih terperinci

Rudi Susanto

Rudi Susanto Pendahuluan Listrik Statis Rudi Susanto http://rudist.wordpress.com 1 Sifat-sifat Muatan Listrik Observasi Makroskopik Berdasarkan pengamatan : Penggaris plastik yang digosokkan ke rambut/kain akan menarik

Lebih terperinci

TOPIK 3. Potensial Listrik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si.

TOPIK 3. Potensial Listrik. Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. TOPIK 3 Potensial Listrik Fisika Dasar II TIP, TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. ikhsan_s@ugm.ac.id http://setiawan.synthasite.com 1 2 Potensial Listrik Beda potensial dan potensial listrik Beda potensial

Lebih terperinci

4.3. MEDAN LISTRIK OLEH DISTRIBUSI MUATAN KONTINYU

4.3. MEDAN LISTRIK OLEH DISTRIBUSI MUATAN KONTINYU 4.3. MEDAN LISTRIK OLEH DISTRIBUSI MUATAN KONTINYU Selain muatan berbentuk titik, dimungkinkan juga distribusi muatan kontinyu dalam bentuk garis, permukaan atau volume seperti yang ditunjukkan pada Gambar

Lebih terperinci

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1 Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hari ini (1 minggu): Potensial dan Energi Potensial Equipotensial Oleh Endi Suhendi 2 Last Time: Hukum Gauss Oleh Endi Suhendi 3 Hukum Gauss

Lebih terperinci

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1)

PELATIHAN OSN JAKARTA 2016 LISTRIK MAGNET (BAGIAN 1) PLATIHAN OSN JAKATA 2016 LISTIK MAGNT (AGIAN 1) 1. Partikel deuterium (1 proton, 1 neutron) dan partikel alpha (2 proton, 2 neutron) saling mendekat dari jarak yang sangat jauh dengan energi kinetik masing-masing

Lebih terperinci

Fisika Dasar II. : Sutrisno, Saeful Karim, Endi Suhendi

Fisika Dasar II. : Sutrisno, Saeful Karim, Endi Suhendi Fisika Dasar II I. DESKRIPSI Mata kuliah ini adalah kelanjutan dari mata kuliah Fisika Dasar I dan merupakan prasyarat bagi kelompok mata kuliah keahlian program studi pada program S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor BAB 1 BESARAN VEKTOR TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan definisi vektor, dan representasinya dalam sistem koordinat cartesius 2. Menjumlahan vektor secara grafis dan matematis 3. Melakukan perkalian vektor

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) FI FISIKA II Disusun oleh: PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran Semester (RPS)

Lebih terperinci

BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta 1/36 FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) BENDA TEGAR Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Rotasi Benda Tegar Benda tegar adalah sistem partikel yang

Lebih terperinci

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak.

Listrik yang tidak mengalir dan perpindahan arusnya terbatas, fenomena kelistrikan dimana muatan listriknya tidak bergerak. LISTRIK STATIS Kata listrik berasal dari kata Yunani elektron yang berarti ambar. Ambar adalah suatu damar pohon yang telah membatu, dan jika digosok dengan kain wol akan diperoleh sifat yang dapat menarik

Lebih terperinci

Modul 2 Elektromagnetika Telekomunikasi Medan Berubah Terhadap Waktu dan Persamaan Maxwell

Modul 2 Elektromagnetika Telekomunikasi Medan Berubah Terhadap Waktu dan Persamaan Maxwell Revisi Februari 2002 EE 2053 Modul 2 Elektromagnetika Telekomunikasi Medan Berubah Terhadap Oleh : driansyah, ST Organisasi Modul 2 Medan Berubah Terhadap Waktu dan Persamaan Maxwell A. Persamaan Maxwell

Lebih terperinci

SOAL REVIEW MATERI FISIKA DASAR JURUSAN INFORMATIKA 2013/2014

SOAL REVIEW MATERI FISIKA DASAR JURUSAN INFORMATIKA 2013/2014 SOAL REVIEW MATERI FISIKA DASAR JURUSAN INFORMATIKA 0/04 Kerjakan soal di bawah ini untuk NIM ganjil mengerjakan Nomer ganjil dan NIM Genap mengerjakan nomer genap ( Tulis jawaban Anda pada selembar kertas

Lebih terperinci

OLEH: I MADE TISNA SAGITA

OLEH: I MADE TISNA SAGITA Fisika Dasar 3 Garis gaya dan Hukum Gauss OLEH: I MADE TISNA SAGITA (1213021049) I WAYAN WINARSA (1213021074) KETUT BUDIASA (1213021081) JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET

TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET TUGAS XIII LISTRIK DAN MAGNET 1. Sebuah kapasitor keping sejajar yang tebalnya d mempunyai kapasitas C o. Ke dalam kapasitor ini dimasukkan dua bahan dielektrik yang masing-masing tebalnya d/2 dengan konstanta

Lebih terperinci

Doc Name: XPFIS0701 Version :

Doc Name: XPFIS0701 Version : Xpedia Fisika Listrik Statis - Latihan Soal Doc Name: XPFIS0701 Version : 2016-05 halaman 1 01. Jika sepuluh ribu elektron dikeluaran dari benda netral, maka benda itu nenjadi bemuatan coulomb (A) +1,6

Lebih terperinci

Arus Listrik dan Resistansi

Arus Listrik dan Resistansi TOPIK 5 Arus Listrik dan Resistansi Kuliah Fisika Dasar II TIP,TP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. Jurusan Fisika FMIPA UGM ikhsan_s@ugm.ac.id Arus Listrik (Electric Current) Lambang : i atau I. Yaitu:

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT Pertemuan Ke SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST,MT Pendahuluan Suatu sistem persamaan linier (atau himpunan persaman linier simultan) adalah satu set persamaan dari sejumlah unsur yang tak diketahui

Lebih terperinci

Matriks biasanya dituliskan menggunakan kurung dan terdiri dari baris dan kolom: A =

Matriks biasanya dituliskan menggunakan kurung dan terdiri dari baris dan kolom: A = Bab 2 cakul fi080 by khbasar; sem1 2010-2011 Matriks Dalam BAB ini akan dibahas mengenai matriks, sifat-sifatnya serta penggunaannya dalam penyelesaian persamaan linier. Matriks merupakan representasi

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Statis - Soal Doc Name: RK13AR12FIS0201 Version: 2016-10 halaman 1 01. Jika sepuluh ribu elektron dikeluarkan dari benda netral maka benda itu menjadi bermuatan...

Lebih terperinci

Mata Kuliah : ELEKTROMAGNETIKA I Kode Kuliah : FEG2C3 Semester : Genap 2014/2015 Kredit : 3 SKS

Mata Kuliah : ELEKTROMAGNETIKA I Kode Kuliah : FEG2C3 Semester : Genap 2014/2015 Kredit : 3 SKS Mata Kuliah : ELEKTROMAGNETIKA I Kode Kuliah : FEG2C3 Semester : Genap 2014/2015 Kredit : 3 SKS Minggu Pokok 1 Analisis Vektor dan Sistem Koordinat a. Konsep vektor : - definisi dan arti, notasi/simbol

Lebih terperinci

Induktansi. Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009

Induktansi. Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009 Induktansi Kuliah Fisika Dasar II Jurusan TIP, FTP, UGM 2009 Ikhsan Setiawan, M.Si. Jurusan Fisika FMIPA UGM http:/setiawan.synthasite.com ikhsan_s@ugm.ac.id 1 Outline Induktansi Diri Rangkaian RL Energi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebelum pembahasan mengenai irisan bidang datar dengan tabung lingkaran tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut. A. Matriks Matriks adalah himpunan skalar (bilangan

Lebih terperinci

PERSAMAAN GARIS LURUS

PERSAMAAN GARIS LURUS 1 KEGIATAN BELAJAR 3 PERSAMAAN GARIS LURUS Setelah mempelajari kegiatan belajar 3 ini, mahasiswa diharapkan mampu: 1. menentukan persamaan gradien garis lurus, 2. menentukan persamaan vektoris dan persamaan

Lebih terperinci

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor BAB 1 BESARAN VEKTOR Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan definisi vektor, dan representasinya dalam sistem koordinat cartesius 2. Menjumlahkan vektor secara grafis dan dengan vektor komponen 3. Melakukan

Lebih terperinci

LISTRIK ARUS SEARAH (Oleh : Sumarna)

LISTRIK ARUS SEARAH (Oleh : Sumarna) LSTK US SEH (Oleh : Sumarna) angkaian arus searah (DC, direct current) merupakan rangkaian listrik dengan arus stasioner (dalam arti polaritas tetap) yang tidak berubah terhadap waktu. esaranbesaran utama

Lebih terperinci

Elektrostatik. atom netral bila jumlah proton = jumlah elektron

Elektrostatik. atom netral bila jumlah proton = jumlah elektron Elektrostatik Atom inti : proton, p netron, n 0 kulit : electron, e muatan proton = muatan electron = muatan elementer = 1,6 x 10 19 coulumb atom netral bila jumlah proton = jumlah elektron Benda == >

Lebih terperinci

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik V. Medan Magnet Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik Di tempat tersebut ada batu-batu yang saling tarik menarik. Magnet besar Bumi [sudah dari dahulu dimanfaatkan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Kelistrikan

Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini. Kelistrikan Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini Kelistrikan 8/14/2007 Pendahuluan Pengetahuan kelistrikan sudah diamati pada zaman yunani kuno (700 SM). Dimulai dengan pengamatan bahwa batu amber (fosil( fosil) ketika

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN MEDAN LISTRIK PADA PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH 20KV

BAB III PERHITUNGAN MEDAN LISTRIK PADA PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH 20KV 24 BAB III PERHITUNGAN MEDAN LISTRIK PADA PERTUMBUHAN PEMOHONAN LISTRIK PADA KABEL TANAH 20K 3.1 TEKANAN MEDAN LISTRIK Pada aplikasi tegangan listrik, tekanan medan listrik bertambah besar ketika mengalami

Lebih terperinci

BAB I HUKUM COULOMB 1.1 Muatan Listrik

BAB I HUKUM COULOMB 1.1 Muatan Listrik BAB I HUKUM COULOMB Pengetahuan mengenai listrik dan magnet pada awalnya dibicarakan secara terpisah. Ilmu ini bermula dari pengamatan oleh Thales 600 tahun sebelum Masehi, yaitu sepotong ambar dapat menarik

Lebih terperinci

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat

Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Modul 1 Fungsi Linear dan Fungsi Kuadrat Drs. Susiswo, M.Si. K PENDAHULUAN ompetensi umum yang diharapkan, setelah mempelajari modul ini, adalah Anda dapat memahami konsep tentang persamaan linear dan

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR INTEGRASI VEKTOR Materi pokok pertemuan ke 11: 1. Integral Biasa 2. Integral Garis URAIAN MATERI Sebelum masuk ke integral garis, Anda pelajari dulu mengenai integral biasa dari vektor. Integral Biasa

Lebih terperinci

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik

1. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Darpublic Oktober 3 www.darpublic.com. Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka dikatakan bahwa besaran tersebut merupakan

Lebih terperinci

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam)

Kumpulan Soal Fisika Dasar II. Universitas Pertamina ( , 2 jam) Kumpulan Soal Fisika Dasar II Universitas Pertamina (16-04-2017, 2 jam) Materi Hukum Biot-Savart Hukum Ampere GGL imbas Rangkaian AC 16-04-2017 Tutorial FiDas II [Agus Suroso] 2 Hukum Biot-Savart Hukum

Lebih terperinci

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral ii Darpublic BAB Fungsi Linier.. Fungsi Tetapan Fungsi tetapan bernilai tetap untuk rentang nilai x dari sampai +. Kita tuliskan

Lebih terperinci

Materi Pembinaan. Terdapat dua jenis muatan listrik: muatan positif dan muatan negatif. Besar gaya antara dua muatan diberikan oleh hukum Coulomb:

Materi Pembinaan. Terdapat dua jenis muatan listrik: muatan positif dan muatan negatif. Besar gaya antara dua muatan diberikan oleh hukum Coulomb: Materi Pembinaan Draft Materi Pembinaan Teori Singkat Contoh Soal Soal-soal 1. Kemampuan Matematika/dimensi 2. Pengukuran 3. Kinematika 4. Dinamika 5. Dinamila Rotasi 6. Osilasi 7. Gravitasi (Provinsi)

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Fungsi dan Grafik. Darpublic

Sudaryatno Sudirham. Studi Mandiri. Fungsi dan Grafik. Darpublic Sudaratno Sudirham Studi Mandiri Fungsi dan Grafik ii Darpublic BAB 1 Pengertian Tentang Fungsi dan Grafik 1.1. Fungsi Apabila suatu besaran memiliki nilai ang tergantung dari nilai besaran lain, maka

Lebih terperinci

Hukum Coulomb dan Medan Listrik

Hukum Coulomb dan Medan Listrik Hukum Coulomb dan Medan Listrik Muqoyyanah March 12, 2014 Muqoyyanah Hukum Coulomb dan Medan Listrik 1/35 1 Muatan listrik 2 Hukum Coulomb 3 Medan Listrik 4 Distribusi Muatan Kontinyu Muqoyyanah Hukum

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : SMK : XI (Sebelas) : FISIKA A. Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep impuls dan momentum. B. Kompetensi Dasar 1. Mengenali

Lebih terperinci

Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p. Menghasilkan: Merasakan:

Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p. Menghasilkan: Merasakan: KEMAGNETAN Menu hari ini (2 minggu): Medan dan Gaya Magnet Medan Gravitasi Listrik Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga Dipol p Menghasilkan: Merasakan: Magnet Batang Kutub sejenis

Lebih terperinci

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1 Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hari ini (2 minggu): Medan dan Gaya Magnet Oleh Endi Suhendi 2 Medan Gravitasi Listrik Massa m Muatan q (±) Menghasilkan: Merasakan: Tinjau juga

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Medan Magnet - Latihan Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0301 Version: 2016-10 halaman 1 01. Medan magnet dapat ditimbulkan oleh: (1) muatan listrik yang bergerak (2) konduktor

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Mesin S1

Program Studi Teknik Mesin S1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : MATEMATIKA TEKNIK 2 KODE/SKS : IT042227 / 2 SKS Pertemuan Pokok Bahasan dan TIU 1 Pendahuluan Mahasiswa mengerti tentang mata kuliah Matematika Teknik 2 : bahan ajar,

Lebih terperinci

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative

BAB II L I S T R I K. Muatan ada 3 : 1. Proton : muatan positif. 2. Neutron : muatan netral 3. Elektron : muatan negative BB II L I S T I K. ELEKTOSTTIK. Muatan () F Materi Molekul tom Muatan ada 3 :. Proton : muatan positif Benda bermuatan ada 3 :. Benda bermuatan positif 2. Benda bermuatan negatif 3. Benda bermuatan netral

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. Misalkan adalah suatu fungsi skalar, maka turunan vektor kecepatan dapat dituliskan sebagai berikut :

II LANDASAN TEORI. Misalkan adalah suatu fungsi skalar, maka turunan vektor kecepatan dapat dituliskan sebagai berikut : 2 II LANDASAN TEORI Pada bagian ini akan dibahas teori-teori yang digunakan dalam menyusun karya ilmiah ini. Teori-teori tersebut meliputi sistem koordinat silinder, aliran fluida pada pipa lurus, persamaan

Lebih terperinci

Materi Aljabar Linear Lanjut

Materi Aljabar Linear Lanjut Materi Aljabar Linear Lanjut TRANSFORMASI LINIER DARI R n KE R m ; GEOMETRI TRANSFORMASI LINIER DARI R 2 KE R 2 Disusun oleh: Dwi Lestari, M.Sc email: dwilestari@uny.ac.id JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

7 Sisi dan Titik Sudut Bangun Datar

7 Sisi dan Titik Sudut Bangun Datar 7 Sisi dan Titik Sudut Bangun Datar Bila segi n mempunyai n sisi dan n titik sudut, berapakah banyak sisi dan titik sudut pada lingkaran? Pertanyaan ini ternyata masih merupakan bahan diskusi yang menarik

Lebih terperinci

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Bilangan Real S PENDAHULUAN Drs. Soemoenar emesta pembicaraan Kalkulus adalah himpunan bilangan real. Jadi jika akan belajar kalkulus harus paham terlebih dahulu tentang bilangan real. Bagaimanakah

Lebih terperinci