BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Produk Perencanaan produk sering disebut sebagai zerofase karena mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual. Dengan adanya perencanaan produk, tim pengembangan produk akan mengerti ke mana arah proses pengembangan yang harus dilakukan. Perencanaan produk akan meliputi halhal yang dapat dijadikan dasar dalam mengembangkan produk alat bantu penerangan, seperti analisa produk alat bantu penerangan yang sudah ada sekarang dan mengidentifikasi peluang, dimana hasil dari perencanaan produk adalah suatu pernyataan misi Analisa produk alat bantu penerangan yang sudah ada sekarang Analisa produk alat bantu penerangan dilakukan terhadap lilin, senter, dan emergency lamp dengan memperhatikan beberapa kriteria, yaitu harga, tingkat penerangan, dan daya tahan.

2 35 A. Lilin konvensional Gambar 4.1 Gambar Lilin Konvensional Deskripsi produk : Lilin jumbo Merk Kingkong Dimensi : Diameter 1,2 cm Tinggi 18 cm Lama Penggunaan : 2-3 jam perbatang, tergantung kondisi pemakaian Harga : Rp. 400 Rp. 500 perbatang Analisa : Produk lilin adalah alat bantu penerangan paling umum digunakan. Hal ini disebabkan karena harganya yang relatif lebih murah. Kelemahan lilin yaitu tidak efektif apabila digunakan di luar ruangan dan dapat menyebabkan terjadinya kebakaran.

3 36 B. Senter Gambar 4.2 Gambar Senter Deskripsi produk : Senter merk National Dimensi : Diameter bawah 4 cm Diameter atas 5 cm Tinggi 18 cm Lama Penggunaan : 1-2 jam, tergantung batere yang digunakan Rechargeable Sumber Tenaga Harga : Ya, jika menggunakan rechargeable battery : Sumber DC (Batere) : Rp Rp (belum termasuk batere) Analisa : Senter merupakan alternatif terbaik pengganti lilin. Selain harganya yang tidak terlalu mahal, senter juga sangat praktis dan mudah dibawa-bawa. Namun sifat senter yang cahayanya terfokus pada satu arah menyebabkan penerangan yang dihasilkan senter menjadi terbatas.

4 37 C. Emergency Lamp Gambar 4.3 Gambar Emergency Lamp Deskripsi produk : Emergency lamp merek Kagoshima Dimensi : Panjang 25 cm Lebar 8 cm Lama Penggunaan : 4 jam. Tinggi 23 cm Rechargeable Sumber Tenaga : Ya, full charge selama 24 jam : Sumber AC yang ditransformasikan ke arus DC Harga : Rp Rp Analisa : Emergency lamp memberikan terang yang baik pada saat digunakan pada saat mati lampu, walaupun intensitasnya akan berkurang sejalan dengan waktu penggunaan. Langsung menyala otomatis pada saat mati lampu adalah kelebihannya. Namun harga yang cukup mahal membuat hanya sebagian orang yang tertarik membelinya.

5 38 Dari hasil analisa dan perbandingan, diketahui bahwa setiap alat bantu penerangan memiliki kelebihan dan kekurangan. Pengembangan produk alat penerangan baru diharapkan dapat mengkombinasikan kelebihan-kelebihan tersebut diatas Identifikasi Peluang Identifikasi peluang dilakukan dengan melakukan pengumpulan data dengan metode wawancara. Adapun metode wawancara dipilih dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : - Jumlah pertanyaan yang tidak banyak. - Didapatkan jawaban yang spontan dan jujur dari responden. - Dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Wawancara dilakukan terhadap 100 orang responden. Pemilihan 100 orang responden dilakukan secara acak. Jumlah 100 orang ini tidak mengikuti perhitungan ilmiah mengingat hasil wawancara ini hanya untuk memperkuat dasar pengembangan produk yang akan dilakukan. Adapun butir-butir pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara adalah sebagai berikut : 1. Alat bantu penerangan apa yang anda miliki di rumah (boleh lebih dari 1)? 2. Alat bantu penerangan apa yang paling utama anda gunakan pada saat mati lampu? 3. Apakah anda tahu dan khawatir bahwa penggunaan lilin pada saat mati lampu mempunyai resiko terhadap kebakaran?

6 39 4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari : Lilin Senter Emergency lamp Dari hasil wawancara tersebut, didapatkan hasil-hasil sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Wawancara Pertanyaan ke 1 1. Alat bantu penerangan yang dimiliki di rumah Nama alat Jumlah Lilin 100 Senter 98 Emergency lamp 12 Diketahui bahwa semua responden memiliki lilin di rumahnya, dimana 98 responden diantaranya juga memiliki senter dan 12 responden juga memiliki emergency lamp. Hal ini menunjukkan bahwa tiap responden juga membutuhkan alat bantu penerangan lain selain lilin.

7 40 Tabel 4.2 Hasil Wawancara Pertanyaan ke 2 2. Alat bantu penerangan yang paling utama digunakan pada saat mati lampu Nama alat Jumlah Persentase Lilin 91 91% Emergency lamp 8 8% Senter 1 1% Didapatkan bahwa sebagian besar responden lebih cenderung menggunakan lilin pada saat mati lampu. Senter biasanya digunakan pada saat mati lampu hanya untuk mencari lilin. Tabel 4.3 Hasil Wawancara Pertanyaan ke 3 3. Apakah anda tahu dan khawatir bahwa penggunaan lilin pada saat mati lampu mempunyai resiko terhadap kebakaran? Jawaban Jumlah Persentase Ya % Tidak 0 0%

8 41 Dari data diatas, ternyata seluruh responden tahu dan khawatir bahwa penggunaan lilin pada saat mati lampu mempunyai resiko terhadap kebakaran. Pemakaian lilin lebih disebabkan karena tidak adanya alat bantu penerangan lain yang dapat menggantikan peran lilin. Tabel 4.4 Hasil wawancara Pertanyaan ke 4 4. Kelebihan dan Kekurangan Nama Alat Kelebihan Kekurangan Lilin Senter Emergency Lamp Murah Tahan Lama Praktis Mudah dibawa Indoor dan Outdoor Penerangan baik Langsung menyala saat listrik mati Resiko kebakaran Membutuhkan alat bantu (korek api) Hanya untuk penggunaan indoor Penerangan terbatas Memerlukan batere yang harus diganti Mahal Tergantung pada energi listrik Dari hasil wawancara diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggunakan lilin pada saat mati lampu walaupun mereka tahu bahwa penggunaan lilin mempunyai resiko terjadi kebakaran dan

9 42 walaupun alat bantu penerangan seperti senter dan emergency lamp sudah tersedia di pasaran. Hal ini yang mendorong timbulnya ide untuk mengembangkan produk yang dapat menggantikan peran lilin pada saat mati lampu Pernyataan Misi Berikut adalah pernyataan misi yang merupakan dasar untuk pengembangan produk alat bantu penerangan : Tabel 4.5 Pernyataan Misi Pernyataan Misi : Proyek Alat Bantu Penerangan Alat bantu penerangan yang menggabungkan Uraian Produk fungsi-fungsi dari lilin, senter, dan emergency lamp. Sasaran Bisnis Utama Menggantikan produk lilin konvensional Produk ini diharapkan dapat diproduksi Pasar Utama Keluarga, pengguna lilin konvensional Pasar Sekunder Pengguna biasa Asumsi-Asumsi Dibantu sumber tenaga batere Pihak yang Terkait Pembeli dan pengguna Bagian produksi

10 Konsep Produk Dari fase perencanaan produk tersebut, timbul suatu ide untuk mengembangkan suatu alat penerangan yang dapat menggabungkan kelebihankelebihan dari tiap-tiap produk tersebut. Jadi, konsep produk ini tidak sepenuhnya berfokus pada kebutuhan pelanggan tetapi lebih berfokus untuk dapat menggabungkan kelebihan pada produk alat penerangan yang sudah ada sekarang. Dengan menggabungkan kelebihan lilin, senter, dan emergency lamp seperti yang telah diidentifikasi dari hasil wawancara, maka konsep dasar alat penerangan yang baru memiliki kriteria sebagai berikut : Tidak beresiko terhadap kebakaran Alat bantu penerangan yang praktis Memberikan penerangan yang baik Mudah untuk dibawa-bawa (portability) Bisa digunakan indoor maupun outdoor Harga yang terjangkau Tahan lama Penyusunan Konsep Pembangkitan suatu konsep dasar berdasarkan kriteria diatas menghasilkan suatu konsep untuk membuat suatu alat penerangan berbentuk lilin yang dioperasikan dengan menggunakan batere (battery operated candle). Pertimbangannya adalah lilin

11 44 dengan menggunakan batere mempunyai berbagai kelebihan yaitu tidak beresiko kebakaran seperti halnya lilin biasa, lebih mampu menerangi ruangan daripada senter, dengan harga yang tidak mahal seperti emergency lamp. Selain itu, terdapat suatu ide bahwa battery operated candle tersebut dapat ditransformasikan menjadi senter untuk menambah fungsi dari alat tersebut. Ada beberapa hal yang dapat dijadikan dasar untuk mengembangkan konsep dasar tersebut, yaitu : Sumber tenaga : Batere biasa (non-rechargeable battery) Batere yang bisa diisi ulang (rechargeable battery) Fungsi : Satu fungsi, sebagai lilin Dua fungsi, sebagai lilin dan senter Konsep yang dikembangkan berdasarkan kriteria yang dipakai, yaitu sumber tenaga dan fungsinya, maka terdapat empat konsep yang dihasilkan melalui pohon keputusan berikut :

12 45 Batere Biasa Konsep A Satu Fungsi Lilin Rechargeable Battery Konsep B Alat Bantu Penerangan Batere Biasa Konsep C Mekanisme Transformasi Metode Knock Down Rechargeable Battery Konsep D Dua Fungsi Lilin & Senter Batere Biasa Konsep E Mekanisme Transformasi Metode Ulir Rechargeable Battery Konsep F Diagram 4.1 Diagram Pohon Keputusan Alat Penerangan Dari diagram pohon keputusan, didapatkan enam buah konsep produk, yaitu konsep A, konsep B, konsep C, konsep D, konsep E, dan konsep F. Berikut adalah penjelasan dari tiap-tiap konsep tersebut :

13 46 Konsep A Gambar 4.4 Gambar Konsep A Konsep A berbentuk dan berfungsi seperti lilin, menggunakan sumber tenaga batere biasa maupun rechargeable battery yang berbentuk seperti batere biasa. Konsep B Gambar 4.5 Gambar Konsep B Konsep B hampir sama dengan konsep A, hanya konsep B menggunakan mekanisme non-replaceable rechargeable battery, yang artinya batere dibuat menyatu dengan produk, tidak dapat diganti seperti halnya batere biasa, namun langsung dapat dicharge atau diisi ulang

14 47 Gambar 4.6 Gambar Tiga Dimensi Konsep A dan Konsep B Konsep C Gambar 4.7 Gambar Konsep C Konsep C berbentuk seperti senter, tetapi dapat berfungsi sebagai lilin dan senter. Terdapat casing tambahan yang letaknya terpisah, digunakan untuk mengubah fungsinya menjadi senter.

15 48 Konsep D Gambar 4.8 Gambar Konsep D Konsep D hampir sama dengan konsep C, hanya konsep D menggunakan mekanisme non-replaceable rechargeable battery. Gambar 4.9 Gambar Tiga Dimensi Konsep C dan Konsep D Posisi Lilin

16 49 Gambar 4.10 Gambar Tiga Dimensi Konsep C dan Konsep D Posisi Senter Konsep E Gambar 4.11 Gambar Konsep E Konsep E berbentuk seperti senter, tetapi dapat berfungsi sebagai lilin dan senter. Terdapat casing geser untuk mekanisme transformasi dari lilin menjadi senter dan sebaliknya.

17 50 Konsep F Gambar 4.12 Gambar Konsep F Konsep F hampir sama dengan konsep E, hanya konsep F menggunakan mekanisme non-replaceable rechargeable battery. Gambar 4.13 Gambar Tiga Dimensi Konsep E dan Konsep F Posisi Lilin

18 51 Gambar 4.14 Gambar Tiga Dimensi Konsep E dan Konsep F Posisi Senter Seleksi Konsep Seleksi konsep digunakan dengan metode terstruktur. Langkah-langkah yang dilakukan adalah menyiapkan matriks seleksi, penyaringan konsep, penilaian konsep, dan pemilihan konsep Menyiapkan Matriks Seleksi Matriks seleksi yang akan digunakan untuk menyaring dan menilai konsep adalah : Kenyamanan penggunaan Kemudahan perawatan Ketahanan Kepraktisan

19 52 Mudah dibawa-bawa Kemanan Desain yang menarik Mudah diproduksi Penyaringan Konsep Kriteria Seleksi Tabel 4.6 Tabel Penyaringan Konsep Konsep A B C D E F Kenyamanan penggunaan Kemudahan perawatan Ketahanan Kepraktisan Mudah dibawa-bawa Kemanan Desain yang menarik Mudah diproduksi Jumlah Jumlah Jumlah Nilai akhir Peringkat Lanjutkan? Tidak Tidak Ya Tidak Ya Tidak Dari hasil penyaringan konsep, maka konsep yang akan dilanjutkan untuk dinilai adalah Konsep C dan Konsep E.

20 Penilaian Konsep Tabel 4.7 Tabel Penilaian Konsep Konsep Kriteria Seleksi Beban C E Rating Nilai Beban Rating Nilai Beban Kenyamanan penggunaan 15% Kemudahan perawatan 15% Ketahanan 10% Kepraktisan 20% Mudah dibawa-bawa 10% Kemanan 10% Desain yang menarik 10% Mudah diproduksi 10% Total Nilai ,5 Peringkat 1 2 Lanjutkan? Ya Tidak Dari hasil penilaian konsep, diketahui bahwa konsep C lebih baik dari konsep E, sehingga diputuskan konsep yang akan dikembangkan adalah konsep C Pemilihan Konsep Konsep yang dipilih adalah konsep C, yaitu produk yang berbentuk seperti senter, dapat berfungsi sebagai lilin dan senter, menggunakan batere biasa, dengan mekanisme transformasi dari lilin menjadi senter dan sebaliknya menggunakan metode knock down dengan penambahan casing tambahan yang terpisah. Karena fungsi gandanya (lilin dan senter), maka battery operated candle ini akan dinamai

21 54 Flexilight, yang berarti flexi, yaitu fleksibel dan light yang berarti mampu memberikan cahaya penerangan. Gambar 4.15 Gambar Konsep Terpilih (Konsep C) Gambar 4.16 Gambar Tiga Dimensi Konsep Terpilih Posisi Lilin

22 55 Gambar 4.17 Gambar Tiga Dimensi Konsep Terplilih Posisi Senter Pengujian Konsep Pengujian konsep dilakukan untuk melihat tanggapan responden tentang konsep produk alat penerangan tersebut, sehingga dapat ditentukan apakah konsep produk diterima masyarakat dan dapat untuk dilanjutkan, perbaikan yang diperlukan terhadap konsep tersebut, dan estimasi berapa banyak produk yang berhasil dijual. Format survei akan menggunakan kuisioner yang berisi uraian verbal produk dan sketsa produk. Lembar kuisioner beserta daftar pertanyaannya dapat dilihat pada lampiran. Pemilihan sampel dan populasi dilakukan dengan pengambilan sampel berganda yang ditunjukkan pada diagram dibawah ini :

23 56 Sampel Populasi Indonesia Pulau Jawa Propinsi- Propinsi di Pulau Jawa Propinsi Jawa Barat Kotamadya- Kotamadya di Jawa Barat Kotamadya Bekasi Kecamatan- Kecamatan Di Bekasi Kecamatan Bekasi Barat Kelurahan- Kelurahan Di Bekasi Barat Kelurahan Medan Satria Kompleks Perumahan Harapan Indah Harapan Indah Perumahan- Perumahan di Medan Satria Perumahan- Perumahan di Kompleks Perumahan Harapan Indah Taman Harapan Baru Bulevar Hijau Diagram 4.2 Tahap Pengambilan Sampel

24 57 Dari tahap pengambilan sampel, didapatkan sampel 3 perumahan yaitu Harapan Indah, Taman Harapan Baru, dan Bulevar Hijau. Ketiga perumahan ini terletak dalam satu kompleks Perumahan Harapan Indah. Selain ketiga perumahan tersebut diatas, masih ada beberapa perumahan lain seperti Permata Harapan Baru, Griya Harapan Permai, dan duta Bumi. Pemilihan ketiga perumahan diatas adalah karena unit rumahnya tergolong banyak dan tingkat huniannya pun cukup tinggi. Adapun data-data unit rumah dan perkiraan tingkat hunian dari ketiga perumahan diatas yang didapatkan melalui telepon kepada PT. Hasana Damai Putra selaku developer adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 Populasi Responden Tingkat Hunian Populasi Nama Perumahan Unit Rumah (Estimasi) (keluarga) Harapan Indah % 960 Taman Harapan Baru % 700 Bulevar Hijau % 490 Total populasi = = 2150 keluarga yaitu : Ukuran sampel yang dibutuhkan dihitung dengan menggunakan rumus Sloan n = 1+ ( N N e 2 ) Dimana : n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N = jumlah populasi

25 58 e = Kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir Dengan menggunakan e = 5%, maka ukuran sampel yang dibutuhkan untuk ketiga perumahan diatas yang berjumlah 2150 keluarga adalah : n = 1+ ( N N e 2150 n = 1+ (2150 0,05 n = ,375 2 ) n = 337, responden 2 ) Jadi kuisioner yang perlu disebar kepada responden adalah minimal sebanyak 338 kuisioner, dengan distribusi pembagian kuisioner adalah sebagai berikut : Tabel 4.9 Distribusi Penyebaran Kuisioner Nama Perumahan Populasi (Keluarga) % Populasi Jumlah Responden Harapan Indah % 151 Taman Harapan Baru % 110 Bulevar Hijau % 77 Total % 338

26 59 Kuisioner disebarkan sebanyak 350 lembar dengan rincian 155 lembar di Harapan Indah, 115 lembar di Taman Harapan Baru, dan 80 lembar di Bulevar Hijau. Kuisioner yang diterima kembali dan diisi dengan benar dan sempurna adalah 340 lembar, lebih banyak dari minimum kuisioner yang dibutuhkan, yaitu 338 lembar. Hasil dari kuisioner yang telah dibagikan kepada 340 orang responden adalah sebagai berikut : Tabel 4.10 Jawaban Pertanyaan Kuisioner Nomor 1 1. Bagaimana pendapat anda apabila konsep produk ini dilanjutkan untuk diproduksi? Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase (%) Sangat tidak setuju 27 7,94 Tidak setuju 88 25,88 Ragu-ragu 45 13,24 Setuju ,88 Sangat setuju 24 7,06 Total

27 60 Tabel Frekuensi Jawaban Nomor 1 Jumlah Responden Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju 24 Grafik 4.1 Grafik Frekuensi Jawaban Nomor 1 Dari hasil kuisioner pertanyaan nomor 1, terlihat bahwa persentase responden yang setuju konsep produk ini dilanjutkan (52,94%) lebih besar daripada responden yang tidak setuju (33,82%), sedangkan sisanya 13,24% ragu-ragu. Hal ini berarti konsep produk dapat dilanjutkan untuk diproduksi Beberapa alasan utama responden yang tidak setuju adalah : o o o Pemakaian produk ini dirasakan jauh lebih boros daripada menggunakan lilin. Desain tidak menarik. Tidak ada contoh produknya, sehingga sulit untuk membandingkannya dengan lilin.

28 61 Tabel 4.11 Jawaban Pertanyaan Kuisioner Nomor 2 2. Seandainya dilanjutkan untuk diproduksi dan dijual, bagaimana peluang anda untuk membelinya? Jawaban Responden Jumlah Responden Persentase (%) Pasti tidak membeli 27 7,94 Mungkin tidak membeli 91 26,76 Mungkin membeli dan mungkin juga tidak 37 10,88 Mungkin membeli ,35 Pasti membeli 24 7,06 Total Tabel Frekuensi Jawaban Nomor Pasti tidak membeli 91 Mungkin tidak membeli 37 Mungkin membeli dan mungkin juga tidak 161 Mungkin membeli 24 Pasti membeli Grafik 4.2 Grafik Frekuensi Jawaban Nomor 2 Dapat disimpulkan bahwa produk layak untuk diproduksi karena persentase responden yang mungkin akan membeli dan pasti membeli lebih besar (total 54,41%)

29 62 daripada yang mungkin tidak membeli dan pasti tidak membeli (total 34,7%). Sedangkan responden yang ragu-ragu antara membeli atau tidak berjumlah 10,88%. Melalui wawancara nonformal, pada umumnya keputusan mereka sangat tergantung pada harga produk yang akan ditawarkan tersebut. Pada umumnya, responden yang menjawab setuju dan sangat setuju pada pertanyaan nomor 1 menjawab mungkin membeli dan pasti membeli pada pertanyaan nomor 2, dan begitu juga sebaliknya, responden yang menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju pada pertanyaan nomor 1 menjawab mungkin tidak membeli dan pasti tidak membeli pada pertanyaan nomor Pengujian Data Pengujian data dilakukan terhadap 30 orang responden. Pengujian data bertujuan untuk menguji reliabilitas data dan validitas data. Data dan perhitungan pengujian terdapat pada lampiran. Tabel 4.12 Pengujian Data Pertanyaan Kuisioner Uji Reliabilitas Uji Validitas Pertanyaan nomor 1 Reliabel Valid Pertanyaan nomor 2 Reliabel Valid 4.3 Arsitektur Produk Arsitektur produk adalah skema elemen-elemen fungsional dari produk disusun menjadi chunk yang bersifat fisikal dan menjelaskan bagaimana setiap chunk

30 63 berinteraksi. Dalam pembahasan arsitektur produk ini, akan melalui tiga tahap pengembangan yang akan dipaparkan pada point-point berikut ini Skema Produk Skema adalah suatu diagram yang menggambarkan pengertian tim terhadap elemen-elemen penyusunan produk. Skema ini tidak diciptakan secara spesifik, namun hanya sebatas menguraikan elemen-elemen utama yang saling berkaitan. Berikut ini adalah diagram skema produk yang dikembangkan. Cover Body Per (Kutub Negatif) Switch On/Off Casing Tambahan Pelat Penghantar Pelat (Kutub Positif) Bola Lampu Keterangan : = Aliran sinyal atau data = Aliran material = Aliran tenaga atau energi Diagram 4.3 Skema Produk

31 Mengelompokkan Elemen-Elemen Pada Skema Dalam tahap ini langkah-langkah yang ditempuh adalah dengan mengelompokkan setiap elemen-elemen yang terdapat pada skema menjadi chunkchunk yang merupakan suatu kumpulan elemen-elemen yang membentuk suatu fungsi tertentu. Berikut merupakan gambar Function Structure Diagram. Pelindung Cover Body Sumber Tenaga Per (Kutub Negatif) User Interface Switch On/Off Casing Tambahan Pelat Penghantar Mekanisme Transformasi Pelat (Kutub Positif) Bola Lampu Sumber Cahaya Keterangan : = Aliran sinyal atau data = Aliran material = Aliran tenaga atau energi Diagram 4.4 Functional Structure Diagram

32 Membuat Susunan Geometris Susunan geometris dapat diciptakan dalam bentuk gambar, model komputer atau model fisik (dari tripleks atau busa, sebagai contoh) yang terdiri dari dua atau tiga dimensi. Pembuatan susunan geometris kasar harus dikoordinasikan dengan desainer industri yang ada di dalam tim dalam kasus di mana aspek estetika, keamanan dan kenyamanan dari sebuah produk penting dan sangat terkait dengan perancangan geometris dari chunk. Berikut ini adalah gambar susunan kasar geometris dari setiap penempatan chunk-chunk yang ada. Pelindung User Interface Sumber Cahaya Sumber Tenaga Gambar 4.18 Susunan Geometris Produk

33 Desain Industri Produk yang baik adalah produk yang telah diuji dengan desain industri yang baik. Semua produk yang digunakan, dioperasikan, atau dilihat oleh orang-orang amat bergantung pada desain industri untuk mencapai kesuksesan komersial. Desain industri juga penting untuk membangun identitas perusahaan. Terdapat dua dimensi kebutuhan dalam desain industri, yaitu dimensi ergonomis dan dimensi estetis dari produk tersebut Kebutuhan-Kebutuhan Ergonomis Kebutuhan ergonomis terdiri atas kemudahan pemakaian, kemudahan perawatan, kuantitas interaksi pemakai, pembaruan interaksi pemakai, dan faktor keamanan. Tabel 4.13 Tabel Kebutuhan Ergonomis Kebutuhan Level Kepentingan Ergonomik Rendah Menengah Tinggi Kemudahan pemakaian Penjelasan Peringkat Alat bantu penerangan ini harus mudah digunakan karena alat bantu penerangan yang sudah ada sekarang pada umumnya mudah digunakan. Fungsi produk harus mampu memberitahukan melalui desainnya

34 67 Kemudahan perawatan Kuantitas interaksi pemakai Pembaruan interaksi pemakai Keamanan Produk ini hanya memerlukan sedikit perawatan seperti banyak produk elektronik lainnya Interaksi sangat sedikit, yaitu menyala-matikan, dan mengganti batere Pembaruan desain terdapat dalam adanya dua fungsi alat tersebut, yaitu sebagai lilin dan sebagai senter Alat bantu penerangan pada umumnya harus mempunyai tingkat keamanan yang tinggi Kebutuhan-Kebutuhan Estetis Kebutuhan estetis terdiri atas diferensiasi produk, gengsi kepemilikan, mode atau kesan, dan motivasi tim. Tabel 4.14 Tabel Kebutuhan Estetis Kebutuhan Level Kepentingan Estetis Rendah Menengah Tinggi Diferensiasi produk Penjelasan Peringkat Terdapat ratusan model lilin, senter, dan emergency lamp di pasaran. Penampilan sangat penting untuk diferensiasi

35 68 Gengsi kepemilikan, mode, atau kesan Motivasi tim Produk ini harus secara fisik terlihat menarik untuk penggunanya Pengembangan produk ini diharapkan dapat menjadi inspirasi penting untuk tim pengembangan Penilaian Kualitas Desain Industri Ada lima kategori yang digunakan untuk menilai dan mengevaluasi kualitas desain industri sebuah produk, yaitu kualitas antarmuka pelanggan, daya tarik emosional, kemampuan untuk memelihara dan memperbaiki produk, penggunaan yang tepat dari sumber, dan diferensiasi produk. Tabel 4.15 Penilaian Desain Industri Kategori Level Kepentingan Penilaian Rendah Menengah Tinggi Kualitas dari antarmuka pengguna Penjelasan Peringkat Secara umum, produk alat bantu penerangan ini mudah digunakan dan nyaman digunakan

36 69 Daya Tarik Emosional Kemampuan untuk memelihara dan memperbaiki produk Penggunaan yang tepat dari sumber Diferensiasi produk Karena produk ini lebih mementingkan fungsi daripada desain, maka daya tarik emosional hanya terletak pada kemampuan transformasinya saja. Pemeliharaan dan perbaikan produk ini sangatlah mudah. Adanya fungsi ganda sebagai senter dan lilin membuat produk ini memiliki nilai istimewa tersendiri bagi pengguna. Diferensiasi produk tidak terlalu terlihat karena mirip dengan produk senter pada umumnya. 4.5 Design For Manufacturing Karena pada skripsi ini tidak membahas tentang biaya-biaya yang akan dikeluarkan, maka DFM akan lebih ditekankan pada daftar list komponen, struktur produk, dan Bill Of Material.

37 Daftar List Komponen Daftar list komponen berfungsi mendaftar komponen-komponen yang diperlukan untuk membuat alat bantu penerangan yang baru beserta kegunaan dari tiap-tiap komponen. Berikut adalah daftar list komponen dari Flexilight : Tabel 4.16 Daftar List Komponen Nama Komponen Kegunaan Per (kutub -) Sebagai tempat untuk meletakkan batere dan media untuk menghantarkan arus listrik Pelat penghantar Sebagai media untuk menghantarkan arus listrik dari kutub - ke kutub + Pelat (Kutub +) Sebagai penghubung antara kutub positif batere dengan bola lampu Switch On/Off Untuk menggerakkan pelat penghantar sehingga terbentuk hubungan arus listrik Wadah lampu Tempat untuk meletakkan lampu dan pelat (kutub +) Bola lampu Sebagai sumber cahaya Lempeng refleksi Untuk memberikan efek penerangan yang lebih terang (posisi lilin) dan lebih terfokus (posisi senter) Casing bawah Sebagai pelindung dan cover dari produk Casing bening Sebagai tempat untuk bola lampu dan casing bening ini juga yang akan digerakkan pada saat mengganti batere Casing tambahan Untuk mekanisme transformasi dari posisi lilin ke posisi senter

38 Struktur Produk Struktur produk merupakan aktivitas pemecahan produk menjadi komponenkomponen yang menyusunnya. Struktur produk merupakan merupakan gambaran BOM secara grafis yang membentuk sebuah pohon karena menunjukkan bagaimana sebuah produk dibuat secara bersama-sama dari berbagai elemen, mengandung informasi yang mengidentifikasi tiap bahan, keadaan kuantitas bahan yang digunakan. Berikut adalah struktur produk dari Flexilight : A4 Produk A2 Assembly 2 A1 Assembly 1 Casing Tambahan A3 Assembly 3 Per (Kutub-) Pelat Penghantar Switch On/Off Casing Bawah Wadah Lampu Pelat (Kutub +) Lempeng Refleksi Bola Lampu Casing Bening Diagram 4.5 Struktur Produk Bill Of Material BOM adalah daftar (list) dari bahan, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau membuat produk akhir. Jaringan yang menggambarkan hubungan induk-komponen. Dibutuhkan sebagai input dalam perencanaan dan

39 72 pengendalian aktivitas produksi. Bill of material diperoleh dengan memperhatikan struktur produk. Berikut ini akan digambarkan Bill of Material (BOM) dari produk Flexilight : Tabel 4.17 Bill Of Material No Komponen Bill Of Material Multi-Level Indented Explotion Level Description Quantity BOM UOM 1 1 Assembly 2 1 each 2 2 Assembly 1 1 each 3 3 Per (Kutub -) 1 each 4 3 Pelat Penghantar 1 each 5 3 Switch On/Off 1 each 6 3 Casing Bawah 1 each 7 2 Casing Tambahan 1 each 8 2 Assembly 3 1 each 9 3 Wadah Lampu 1 each 10 3 Pelat (kutub +) 1 each 11 3 Lempeng Refleksi 1 each 12 3 Bola Lampu 1 each 13 3 Casing Bening 1 each 4.6 Prototype Prototype pada umumnya didefinisikan sebagai sebuah penaksiran produk melalui satu atau lebih dimensi yang menjadi perhatian. Karena keterbatasan teknologi, maka protoype produk hanya mencakup gambar 3D dari produk alat penerangan baru.

40 Gambar 4.19 Gambar 3D Flexilight Posisi Lilin 73

41 74 Gambar 4.20 Gambar 3D Flexilight Posisi Lilin Dengan Tumpuan Gambar 4.21 Gambar Perspektif 3D Flexilight Posisi Lilin Dengan Tumpuan

42 75 Gambar 4.22 Gambar 3D Flexilight Posisi Senter Gambar 4.23 Gambar Perspektif 3D Flexilight Posisi Senter

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ALAT BANTU PENERANGAN. Abstrak

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ALAT BANTU PENERANGAN. Abstrak UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Semester Ganjil 2004/2005 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ALAT BANTU PENERANGAN Fransiscus Xaverius 0500591576 Abstrak Semakin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Perancangan dan Pengembangan Produk Perancangan dan pengembangan produk adalah serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Alat bantu penerangan sangat dibutuhkan pada saat mati lampu. Macammacam

BAB 1 PENDAHULUAN. Alat bantu penerangan sangat dibutuhkan pada saat mati lampu. Macammacam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Alat bantu penerangan sangat dibutuhkan pada saat mati lampu. Macammacam alat bantu penerangan yang umum digunakan diantaranya adalah lilin, senter, dan emergency lamp.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tahapan Proses Perancangan dan Pengembangan Produk Proses perancangan dan pengembangan produk terdiri dari 6 tahapan seperti yang ditunjukkan dalam gambar

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Semester Ganjil 2006/2007 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK TOPI FlexyHat DENGAN MENGINTEGRASIKAN PERANGKAT TAMBAHAN BERDASARKAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK LAMPU BELAJAR Like Lanita

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK MEJA SETERIKA Yunus Armanto

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Proses pengembangan produk secara umum dibagi kedalam beberapa tahap yang biasanya disebut fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam bukunya yang berjudul Perancngan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metode Penelitian. Diagram 3.1 Diagram Flow Tahapan Pengembangan

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metode Penelitian. Diagram 3.1 Diagram Flow Tahapan Pengembangan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Studi Pendahuluan Analisa topi yang sudah ada Pengamatan kebiasaan para pengguna topi Studi Pustaka Perumusan Masalah Identifikasi hasil yang didapat pada Studi Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengembangan dan Perancangan Produk Baru Pengembangan produk baru (New Product Development) adalah suatu bagian yang penting dalam dunia bisnis. Produk-produk baru dapat memberikan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 PENGEMBANGAN PRODUK REMOTE PRESENTASI Bayunanda NIM: 0700703611 Dilihat dari banyaknya banyaknya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun Proses Pengembangan Produk secara umum terdiri dari beberapa tingkatan atau biasa disebut fase. Dari buku Perancangan dan Pengembangan Produk karangan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PAC PUZZLE ALARM CLOCK Indra Julianto Tjakra NIM: 0700678396 Abstrak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 66 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Langkah-langkah Pemecahan Masalah Metodologi pemecahan masalah merupakan suatu proses berpikir yang sistematis, diawali dengan identifikasi masalah sampai penarikan

Lebih terperinci

pembayaran secara manual.

pembayaran secara manual. 137 bunyi sebanyak satu kali. Jika transaksi tidak berhasil dilakukan dikarenakan saldo tidak mencukupi atau tag RFID tidak terbaca maka sistem akan memberitahukan kepada operator yang bertugas dan konsumen

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 70 Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian (lanjutan) 71 2 Penentuan spesifikasi target Penyusunan dan Seleksi Konsep Pembuatan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 2. Gasal 2014 PERANCANGAN PRODUK Chapter 2 Gasal 2014 Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e-mail : debrina@ub.ac.id Blog : http://debrina.lecture.ub.ac.id/ 22/09/2014 Perancangan Produk -

Lebih terperinci

SEGMENTASI PASAR. Hasil dan Pembahasan 1. Buatlah peta segmentasi pasar dari meja yang kalian gunakan sesuai dengan langkah-langkah...

SEGMENTASI PASAR. Hasil dan Pembahasan 1. Buatlah peta segmentasi pasar dari meja yang kalian gunakan sesuai dengan langkah-langkah... SEGMENTASI PASAR Tujuan Praktikum Berikut adalah tujuan dari praktikum segmentasi pasar. 1. Untuk dapat menentukan segmen pasar sebagai pertimbangan merancang dan mengembangkan produk. 2. Untuk dapat menentukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Industri Desain industri lahir diperkirakan di Eropa Barat pada tahun 1990-an. Beberapa perusahaan Jerman, termasuk AEG, suatu perusahaan elektrikal yang besar,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 30 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Perencanaan Produk Sebelum dilakukan perancangan produk yang akan dibuat, terlebih dahulu pernyataan misi yang nantinya akan

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara ABSTRAK

Universitas Bina Nusantara ABSTRAK Universitas Bina Nusantara Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Aplikasi Teknologi SMS Untuk Mengendalikan Lampu Yosia Chandra H 0500596375 ABSTRAK Dengan semakin berkembangnya teknologi dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam proses pengembangan produk ada tiga Departement yang ada diperusahaan, yang diperlukan kontribusinya dan peranannya dalam menjalankan suatu proyek atau proses

Lebih terperinci

PRODUCT ARCHITECTURE. Ir. Erlinda Muslim, MEE

PRODUCT ARCHITECTURE. Ir. Erlinda Muslim, MEE 1 PRODUCT ARCHITECTURE Arsitektur produk adalah penugasan elemen elemen fungsional dari produk terhadap kumpulkan bangunan fisik. Tujuan arsitektur produk adalah menguraikan komponen fisik dasar dari produk,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desain Industri Desain industri merupakan salah satu elemen penting dalam proses pengembangan produk dimana kegiatan desain industri ini memiliki peranan cukup penting

Lebih terperinci

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System P R O P O S A L CV. SURYA SUMUNAR adalah perusahaan swasta yang bergerak dibidang pengadaan dan penjualan energi listrik dengan menggunakan tenaga surya (matahari) sebagai sumber energi utamanya. Kami

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: Es Puter, QFD, Industri kecil

ABSTRAK. Keywords: Es Puter, QFD, Industri kecil ABSTRAK Perancangan teknologi alat pembuat es puter (hard ice cream) telah berkembang dari manual sampai yang otomatis. Dalam merancang sebuah alat tidak hanya mempertimbangkan aspek teknologi namun juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia khususnya dikota-kota besar mengalami peningkatan penjualan pada tiap-tiap tahun, baik yang beroda empat atau pun yang beroda

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 PENGEMBANGAN PRODUK MOTOR TANPA HUJAN DAN PANAS Abstrak Fransiscus Ivan NIM: 0700718550 Pengendara

Lebih terperinci

PERTEMUAN 5 (PENGUJIAN KONSEP) Senin, 7 November 2016

PERTEMUAN 5 (PENGUJIAN KONSEP) Senin, 7 November 2016 PERTEMUAN 5 (PENGUJIAN KONSEP) Senin, 7 November 2016 PENGUJIAN KONSEP Pernyataan Misi Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Menetapkan Spesifikasi & Targetnya Mendesain Konsep Produk Memilih Konsep Produk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Diagram alir dibuat untuk mempermudah urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian yaitu dalam melakukan perancangan dan pembuatan produk meja notebook

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada tahap ini akan diuji hasil perancangan dengan pengukuranpengukuran serta evaluasi dari hasil pengukuran tersebut. Implementasi dan evaluasi yang dijelaskan berupa spesifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENGEMBANGAN KONSEP

BAB I PENGEMBANGAN KONSEP BAB I PENGEMBANGAN KONSEP Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Sehingga perlu dimunculkan konsep untuk memperbarui mekanisme produk meja setrika yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN PRODUK

BAB 3 METODE PERANCANGAN PRODUK BAB 3 METODE PERANCANGAN PRODUK Berikut merupakan flow diagram dari tahapan-tahapan ng dilakukan dari awal sampai akhir dalam melakukan proses pengembangan produk : Perencanaan (perntaan misi) Identifikasi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Dan Pengolahan Data 4.1.1 Beberapa Jenis Produk Lampu Belajar 4.1.1.1 Produk Lampu Belajar Yang Digunakan Gambar 4.1 Produk Lampu Belajar Yang Digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAMPU PHILIPS. (Studi Kasus pada Masyarakat Sukoharjo)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAMPU PHILIPS. (Studi Kasus pada Masyarakat Sukoharjo) ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUK, HARGA DAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN LAMPU PHILIPS (Studi Kasus pada Masyarakat Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan dan Pengembangan Konsep Produk 2.1.1 Desain Adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, dan menyusun suatu sistem (fisik/ nonfisik) yang optimum

Lebih terperinci

Bab 3. Metodologi Penelitian

Bab 3. Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan studi pendahuluan untuk dapat merumuskan permasalahan berdasarkan pengamatan terhadap kondisi obyek yang diamati. Berdasarkan permasalahan

Lebih terperinci

INDUSTRIAL DESIGN. Chapter 12

INDUSTRIAL DESIGN. Chapter 12 1 INDUSTRIAL DESIGN Chapter 12 2 Desain Industri (Industrial Design/ID) Jasa profesional dalam menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi guna mengoptimalkan fungsi-fungsi, nilai, dan penampilan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DESAIN INDUSTRI PRODUK HANDPHONE: STUDI KASUS DI FAKULTAS EKONOMI UBINUS

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DESAIN INDUSTRI PRODUK HANDPHONE: STUDI KASUS DI FAKULTAS EKONOMI UBINUS ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DESAIN INDUSTRI PRODUK HANDPHONE: STUDI KASUS DI FAKULTAS EKONOMI UBINUS Dyah Budiastuti 1 ; Diananda GF 2 ABSTRACK Article present the importance of industrial design on handphone

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Proses Pengembangan produk secara umum terdiri dari tahapan-tahapan atau sering juga disebut sebagai fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Anthropometri Tubuh Manusia 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Anthropometri Anthropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah suatu kumpulan data numeric yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. handling dalam melaksanakan kegiatan peleburan. Di PT. Inalum, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. handling dalam melaksanakan kegiatan peleburan. Di PT. Inalum, kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perusahaan penghasil aluminium menggunakan berbagai alat material handling dalam melaksanakan kegiatan peleburan. Di PT. Inalum, kegiatan penggantian Anoda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tingkat penjualan kendaraan bermotor baik yang beroda empat atau pun

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tingkat penjualan kendaraan bermotor baik yang beroda empat atau pun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah kendaraan bermotor di seluruh dunia terus bertambah, khususnya di Indonesia tingkat penjualan kendaraan bermotor baik yang beroda empat atau pun yang beroda

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Perencanaan Produk Sebelum masuk pada tahap pengumpulan data Identifikasi Kebutuhan pelanggan, maka perlu dilakukan proses perencanaan produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan dalam pasar global menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan persaingan dalam pasar global menyebabkan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan persaingan dalam pasar global menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis tidak hanya bergantung pada harga dan kualitas, tetapi juga pada bervariasinya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KONSEP KURSI BELAJAR UNTUK USIA PRA SEKOLAH (TK)

PENGEMBANGAN KONSEP KURSI BELAJAR UNTUK USIA PRA SEKOLAH (TK) PENGEMBANGAN KONSEP KURSI BELAJAR UNTUK USIA PRA SEKOLAH (TK) Waskito Utomo 1 ; Dyah Budiastuti 2 ABSTRACT Learning chair for preschool in the market such as tends to pay less attention to physical condition

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM 20 BAB 3 METODE PERANCANGAN SISTEM Studi pendahuluan Studi kepustakaan Pengumpulan data: * kuesioner *wawancara *observasi lapangan Data cukup, data reliabel, data valid? Ya tidak Identifikasi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Definisi Pemasaran Menurut Kotler & Amstrong (2008:5) pemasaran adalah proses mengelola hubungan pelanggan yang menguntungkan. Dua sasaran pemasaran adalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian berkaitan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN SURVEI PERUSAHAAN

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN SURVEI PERUSAHAAN L1 LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN SURVEI PERUSAHAAN L2 LAMPIRAN 2 DATA AKTUAL TIAP-TIAP KOMPONEN 2D 1. Meja 2. Papan Tulis 3. Panggung L3 L4 LAMPIRAN 3 PENGUMPULAN DATA FMEA 1. Suhu Ruangan Potensi Kegagalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Meningkatnya kebutuhan akan rumah, terbatasnya lahan, serta tingginya nilai lahan menjadi fenomena umum yang terjadi hampir

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini menjelaskan tentang lanhkah-langkah yang akan ditempuh sebagai tahapan dalam proses mendesain produk. Urutan pada skema

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2002: 11). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 00:

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016

PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016 PERTEMUAN 4 (PENGEMBANGAN DAN PEMILIHAN KONSEP) SELASA & KAMIS, 1 & 3 NOVEMBER 2016 TAHAP PERANCANGAN PRODUK DEFINISI KONSEP PRODUK Sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampu Emergency Otomatis Dengan Pengaturan Tingkat Intensitas Cahaya Menggunakan Smartphone Android

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lampu Emergency Otomatis Dengan Pengaturan Tingkat Intensitas Cahaya Menggunakan Smartphone Android BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era modern ini teknologi berkembang sangat pesat, dengan memanfaatkan teknologi manusia selalu berusaha untuk menciptakan sesuatu yang dapat meringankan dan juga

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang akan dilakukan kali ini termasuk dalam penelitian terapan yang akan dikerjakan menggunakan suatu metodologi atau langkah-langkah penelitian. Secara skematis,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Kompetitor Perusahaan Helm 4.1.1.1 Shoei Helmet Shoei Helmet merupakan perusahaan yang memproduksi helm yang berkualitas. Helm yang diproduksi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 88 A B Analisis Sistem Berjalan Membuat Rich Picture dari sistem yang sedang berjalan Perancangan database

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PERENCANAAN PRODUK PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ENAM FASE PROSES PENGEMBANGAN GENERIK Fase 0 Perencanaan Fase 1 Pengembangan Konsep Fase 2 Perancangan tingkat Sistem Fase 3 Perancangan rinci Fase

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA YANG BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK 1.Nozzle Nozzle merupakan perangkat yang tidak kalah penting dalam pemadaman, fungsi nozzle ini adalah mempermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi. tersebut adalah kebutuhan pangan dalam jumlah besar untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi. tersebut adalah kebutuhan pangan dalam jumlah besar untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk yang besar akan membawa implikasi penting bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia. Salah satu implikasi penting tersebut adalah kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian

Lebih terperinci

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 2 TESTING DAN IMPLEMENTASI SISTEM Pengembangan Perangkat Lunak Bagian 1 Sumber Perangkat Lunak Aplikasi. Mengorganisir Proyek Pengembangan

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : Perancangan Produk 2. Program Studi : Teknik Industri 3. Fakultas : Teknik 4. Bobot sks : 2 SKS 5. Elemen

Lebih terperinci

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA

KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN-KOMPONEN ELEKTRONIKA 1 Komponen: Elemen terkecil dari rangkaian/sistem elektronik. KOMPONEN AKTIF KOMPONEN ELEKTRONIKA KOMPONEN PASIF 2 Komponen Aktif: Komponen yang dapat menguatkan dan menyearahkan

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh LUSI ASTRI TANJUNG

TUGAS SARJANA. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik. Oleh LUSI ASTRI TANJUNG PERBAIKAN RANCANGAN PRODUK PARABOLA DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT, AXIOMATIC DESIGN, DAN DESIGN FOR MANUFACTURE AND ASSEMBLY PADA PT. BINTANG PERSADA SATELIT TUGAS SARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta adalah kota yang setiap harinya sarat akan penduduk, baik yang bertempat tinggal dan bekerja di dalam kota maupun yang berasal dari daerah pinggiran seperti,

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN

IV. KONSEP PERANCANGAN IV. KONSEP PERANCANGAN A. Ide Desain Perancangan Ide ini muncul dari teman penulis yang memang mempunyai suatu usaha dari produk lampu hias. Walaupun teman penulis usahanya lampu hias ruangan, akan tetapi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Perencanaan Produk Sebelum masuk pada tahap pengumpulan data Identifikasi Kebutuhan pelanggan, maka perlu dilakukan proses perencanaan produk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, diperlukan adanya desain atau skema langkah penelitian sebagai acuan

Lebih terperinci

SOFTWARE TESTING. Ratna Wardani

SOFTWARE TESTING. Ratna Wardani SOFTWARE TESTING Ratna Wardani Capaian Memahami pentingnya Software Testing Memahami teknik dalam Software Testing Dasar-dasar Software Testing Teknik-teknik dalam Software Testing Here we go... Dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada waktu sekarang ini teknologi mikroprosesor terus berkembang sejalan dengan penerapannya yang semakin luas pada alat-alat elektronik dari segi audio dan video juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan berkembangnya teknologi dan pembangunan di negara ini, jumlah kebutuhan daya energi listik cenderung naik pesat. Kebutuhan daya listrik dapat diakibatkan

Lebih terperinci

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH : PERENCANAAN SISTEM PENERANGAN JALAN UMUM DAN TAMAN DI AREAL KAMPUS USU DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TENAGA SURYA (APLIKASI PENDOPO DAN LAPANGAN PARKIR) Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan pelat dapat digunakan untuk berbagai keadaan. memungkinkan bertulang satu arah atau dua arah, tergantung system

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan pelat dapat digunakan untuk berbagai keadaan. memungkinkan bertulang satu arah atau dua arah, tergantung system BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelat adalah struktur planar kaku yang secara khusus terbuat dari material monolit yang tinggi nya lebih kecil dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainnya. Beban yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 147 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Flowchart Metode Penelitian Populasi dan sampel Studi Pendahuluan -Analisa Tas Laptop yang sudah ada Studi Pustaka Online Book ReferenceJournal Group Forum Materi Kuliah

Lebih terperinci

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 TIN305 Perancangan dan Pengembangan Produk Deskripsi Mata Kuliah 2 Mata kuliah Perencanaan dan Perancangan Produk memuat tentang tahapan dalam perancangan produk dengan aplikasinya pada dunia

Lebih terperinci

BAB 3. Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, penulis menjelaskan hal-hal

BAB 3. Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, penulis menjelaskan hal-hal 37 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian 3.1.1 Metode Dasar Penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, penulis menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan brand ban Accelera Elang

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN SISTEMATIS

BAB II METODE PERANCANGAN SISTEMATIS BAB II METODE PERANCANGAN SISTEMATIS Metode perancangan sistematis adalah metode pemecahan masalah teknik menggunakan tahap analisis dan sintesis. Analisis adalah penguraian sistem yang komplek menjadi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Pada penelitian ini, telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner nyeri leher aksial. Pengujian dilakukan dengan uji Cronbach s

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber: BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Olahraga dapat menjadi batu loncatan sebagai pemersatu bangsa, daerah dan negara lainnya, baik di dalam skala nasional maupun internasional. Dalam setiap skala, negara-negara

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Audit Industri Usaha-usaha untuk menghemat industri di segala bidang makin dirasakan perlu karena semakin terbatasnya sumber-sumber industri yang tersedia dan semakin mahalnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. PENDAHULUAN Pada bab ini segala langkah, dasar pemikiran yang menyertai langkah penelitian, dan metode penelitian yng dilakukan hingga alat ukur yang digunakan dalam melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi adalah robot. Robot merupakan salah satu alat bantu yang dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. produksi adalah robot. Robot merupakan salah satu alat bantu yang dalam kondisi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya dunia industri dewasa ini menuntut adanya perkembangan khususnya dalam hal peningkatan efisiensi produksi. Kecepatan, ketepatan, kepersisian,

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang Desti Rahmiati destirahmiati@gmail.com Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

II. METODE/PROSES PERANCANGAN. Data-data Analisis

II. METODE/PROSES PERANCANGAN. Data-data Analisis II. METODE/PROSES PERANCANGAN A. Kerangka Perancangan Latar Belakang Masalah Data-data Analisis Penentuan Ide Pencarian bahan limbah. Pemilihan bahan yang akan digunakan. Membuat furnitur yang tidak hanya

Lebih terperinci

AKTIVITAS PENYUSUNAN KONSEP

AKTIVITAS PENYUSUNAN KONSEP Amalia, S.T., M.T. AKTIVITAS PENYUSUNAN KONSEP Konsep produk adalah sebuah gambaran atau perkiraan mengenai teknologi, prinsip kerja dan bentuk produk. Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG DAFTAR ISI BAB I...2 LATAR BELAKANG...2 A. Rencana Usaha Paving Block...2 1. Latar Belakang...2 2. Situasi pada saat ini...2 3. Tujuan Usaha...3 BAB II...4 PEMBAHASAN...4 A. Analisis SWOT...4 1. Faktor

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN HIJAU DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI DERAJAT SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan membawa konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk pemenuhan kebutuhan barang dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU.

BAB III METODE PENELITIAN. data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. Penelitian ini dilakukan di tempat karaoke QYU-QYU. 45 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif yaitu dengan mengolah data hasil penelitian dengan mempergunakan statistik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

USER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : ELEKTRONIKA INDUSTRI ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG

USER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : ELEKTRONIKA INDUSTRI ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG USER MANUAL KERAN AIR OTOMATIS MATA DIKLAT : SMK NEGERI 3 BOYOLANGU TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011 CREW 2 CREW ESA KURNIAWAN NIS : 11246/108.EI DAFTAR ISI 3 DAFTAR ISI 1. Keran Air Otomatis... 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Jakarta merupakan Ibukota dari Indonesia, oleh sebab itu industri dan teknologi berkembang secara pesat, sehingga permasalahan urbanisasi meningkat per tahunnya. Peningkatan

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Aspek Perancangan Dalam Modifikasi Sebuah modifikasi dan aplikasi suatu sistem tentunya membutuhkan perencanaan, pemasangan dan pengujian. Dalam hal tersebut timbul

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Struktur Dioda

Gambar 3.1 Struktur Dioda 1 1. TEORI DASAR Dioda ialah jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Dioda tabung pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun

Lebih terperinci