Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK"

Transkripsi

1 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

2 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Konsep dan Pengetahuan tentang One Health

3

4 Buku ini dapat diterbitkan berkat dukungan United States Agency for International Development (USAID). Opini yang tertulis dalam buku ini murni merupakan pendapat tim penulis dan tidak merefleksikan pandangan USAID ataupun pemerintah Amerika Serikat. USAID menjamin hak bebas royalti noneksklusif dan permanen untuk mereproduksi, mempublikasi, serta mempergunakan buku ini dalam bentuk apapun, juga memberikan wewenang bagi pihak lain dalam menggunakannya untuk kepentingan Pemerintah.

5 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Editor: Tim Indohun ISBN Diterbitkan oleh: Indohun National Coordinating Office Kampus Baru UI Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Gedung G Lantai 3 Ruang 316 Depok Jawa Barat Telp./Fax. (021) nco@indohun.org Website :

6 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Kata Pengantar Dalam rahmat Tuhan YME kami dapat menyelesaikan terjemaahan Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health. Buku ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan para ahli yang mempunyai keahlian yang mendalam di dalam displin ilmu mereka untuk bekerjasama lintas disiplin dalam rangka menjawab permasalahan yang kompleks terkait One Health. Terdapat tujuh bab yang akan membantu membangun keahlian, pengetahuan, dan kemampuan para peserta kursus untuk dapat secara efektif mencari jawaban terhadap permasalahanpermasalahan kesehatan masyarakat melebihi disiplin ilmunya, dan juga agar para peserta dapat berfungsi sebagai satu bagian yang menyatu dengan tim ahli yang bersifat multi-disiplin. Tujuh bab di dalam Buku Panduan Aplikasi Hard Skill One Health meliputi: Konsep dan Pengetahuan tentang One Health Dasar-dasar Penyakit Menular Manajemen Penyakit Menular Epidemiologi dan Analisis Risiko Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat Kesehatan Ekosistem Perubahan Perilaku Buku ini dirancang oleh tim penyusun yang terdiri dari 33 ahli dari berbagai disiplin ilmu mulai dari ilmu kedokteran hewan, kedokteran, kesehatan masyakarat, ekologi, rancangan instruksional, meliputi lima negara termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Amerika Serikat, yang telah bekerjasama selama hampir satu tahun untuk menyusun modul-modul One Health ini, tim penyusun terdiri dari: Dr. Abu Tholib Aman Mr. Irwin Fernandez Chavez Dr. Jeein Chung Dr. Ede Surya Darmawan Dr. Stanley Fenwick Ms. Louise Flynn Dr. Karin Hamilton Dr. Latiffah Hassan Dr. Douglas L. Hatch Dr. Raymond R. Hyatt Ms. Kimberly Kennedy Dr. Nongyao Kasatpibal Dr. Sumalee Lirtmunlikaporn Dr. Roslaini Bin Abd. Majid Dr. Mohd Rizal Abdul Manaf Dr. Walasinee Moonarmart Dr. Saengduen Moonsom Ms. Pornthip Rujisatian Dr. Sarmin MP Dr. Pham Hong Ngan Dr. Felicia Nutter Dr. Mohd Sham Bin Othman Dr. Pham Duc Phuc Dr. Trioso Purnawarman Dr. Jennifer Steele Dr. Agik Suprayogi Ms. Roberta Talmage Dr. Metawee Thongdee Dr. Kriangkrai Thongkorn Mr. Luu Quoc Toan Dr. Ronald Morales Vargas Dr. Le Thi Huong Dr. Le Thi Thanh Xuan Buku ini berasal dari Modul One Health yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sehingga mudah untuk diajarkan kepada mahasiswa kesehatan di Indonesia. Materi yang dirancang dalam buku ini telah dirancang agar anda dapat menyesuaikan isinya terhadap lokasi spesifik anda (universitas, wilayah, negara, dll.). Sebagai contoh, anda mungkin ingin menyesuaikan praktek di lapangan terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan atau satwa liar di wilayah anda; atau mungkin anda ingin memfokuskan perhatian anda pada penyakit-penyakit zoonotic yang prevalensinya paling tinggi di wilayah anda. Jika anda mengajar mahasiswa S2 dan bukan mahasiswa S1, maka anda mungkin ingin menambahkan pekerjaan akademis ke dalam tugas dan bahan bacaan mahasiswa anda. Anda mungkin dapat memasukkan beberapa aspek dari modul One Health ini di matakuliah mahasiswa S1, anda dapat menggunakan materi-materi di dalam modul untuk digunakan dalam workshop untuk para ahli, atau anda dapat memodifikasi materi-materi tersebut untuk disampaikan kepada para pemangku kepentingan di masyarakat. Setiap bab dan materi telah dirancang agar dapat menyesuaikan dan menyelaraskan dengan rencana pemakaiannya. Berkreasilah dan jadikanlah materi ini berguna untuk anda. Salam, Koordinator INDOHUN ix

7 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health x

8 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Pendahuluan One Health merupakan aktivitas global yang penting berdasarkan konsep bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan/ekosistem bersifat saling bergantung satu sama lain atau interdependen, dan tenaga profesional yang bekerja dalam area tersebut akan dapat memberikan pelayanan terbaik dengan saling berkolaborasi untuk mencapai pemahaman yang lebih baik mengenai semua faktor yang terlibat dalam penyebaran penyakit, kesehatan ekosistem, serta kemunculan patogen baru dan agen zoonotik, juga kontaminan dan toksin lingkungan yag dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas substansial, serta berdampak pada pertumbuhan sosioekonomik, termasuk pada negara berkembang. Informasi lebih lanjut mengenai buku ini, hubungi: INDOHUN NCO Kampus Baru UI Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Gedung G Lantai 3 Ruang 316 Depok Jawa Barat Telp./Fax. (021) nco@indohun.org Website : Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health dan Buku Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health dapat digunakan secara bersamaan ataupun individual oleh para pengajar. Buku ini terdiri dari masing-masing tujuh bab atau modul. Bab yang terdapat pada Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health yaitu Konsep dan Pengetahuan tentang One Health; Dasar-dasar Penyakit Menular; Manajemen Penyakit Menular; Epidemiologi dan Analisis Risiko; Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat; Kesehatan Ekosistem; dan Perubahan Perilaku. Bab yang terdapat pada Buku Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health yaitu Kolaborasi dan Kemitraan; Komunikasi dan Informatika; Budaya, Kepercayaan, Nilai and Etika; Kepemimpinan; Manajemen; Kebijakan, Advokasi and Regulasi; dan Systems Thinking. Pemanfaatan buku ini disesuaikan dengan kebutuhan dari pengajar. Pemodifikasian susunan bab dapat dilakukan. Setiap bab memiliki bobot pengajaran yang berbeda, sehingga dapat diajarkan dalam beberapa sesi. Adapun tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari buku ini adalah untuk: menambah pengetahuan dan meningkatkan kolaborasi lintas-sektor serta antarprofesi; memberikan strategi praktis yang bermanfaat untuk investigasi lapangan wabah penyakit sekaligus menjadi paparan realistis bagi mahapeserta dan fakultas mengenai kemunculan penyakit infeksi, temasuk agen infeksi zoonotik, agen infeksi yang baru diidentifikasi yang mampu menyebabkan ancaman pandemi, kampanye peningkatan kesadaran publik dan manajemen penyakit, serta kesehatan ekosistem dan lingkungan; dan meningkatkan kerja sama di kalangan petugas kesehatan pemerintah tingkat nasional, regional, serta kabupaten yang tertarik pada prinsip One Health, bersama dengan agen kesehatan multilateral (misalnya Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization [WHO], Badan Makanan dan Pertanian Persatuan Bangsa- Bangsa/Food and Agriculture Organization of the United Nations [FAO], serta Badan Kesehatan Satwa Dunia/World Organisation for Animal Health [OIE]), juga lembaga swadaya masyarakat (LSM)/non-governmental organizations (NGOs) dan pihak swasta. Keterangan berikut wajib dicantumkan oleh siapa saja yang hendak menduplikasi bahan atau isi rangkaian modul One Health: Modul Pendidikan One Health, Southeast Asia One Health Network (SEAOHUN),

9 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health 2

10 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Contoh: Modul OH menjadi Paparan PowerPoint Buku: Panduan Aplikasi One Health: Hard Skill Sub bab: Konsep dan Pengetahuan tentang One Health Sub bab: Kesehatan Ekosistem Sub Bab: Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat Sub Bab: Perubahan Perilaku Buku: Panduan Aplikasi One Health: Soft Skill Sub bab: Kepemimpinan Sub bab: Budaya, Kepercayaan, Nilai dan Etika Sub Bab: Komunikasi dan Informatika Sub Bab: Kolaborasi dan Kemitraan 3

11 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health 4

12 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Bab 1: Konsep dan Pengetahuan tentang One Health INDOHUN BAB 1 Deskripsi Modul dan Keluaran Pembelajaran Sasaran Pembelajar Modul ini mencakup pemahaman tentang pendekatan One Health, termasuk sejarah, pelaku, dan aplikasinya. Outcome utama yang ingin didapat dari modul ini adalah kemampuan untuk: Memahami sejarah, konsep, dan aplikasi dari pendekatan One Health. Menjelaskan pendekatan One Health kepada pihak lain. Mahasiswa sarjana dan sascasarjana; atau mitra, praktisi, dan profesional One Health Peta Pembelajaran Pengetahuan One Health Tim One Health Aplikasi One Health Domain Kompetensi Inti One Health Debat Pendekatan vs. Disiplin Kompetensi Kompetensi #1 Menjelaskan sejarah dan konsep One Health. Kompetensi #2 Mendeskripsikan Domain Kompetensi Inti One Health / One Health Core Competency (OHCC) dan aplikasinya. Kompetensi #3 Mendeskripsikan aplikasi dari pendekatan One Health. Tujuan Pembelajaran untuk Pengembangan Kompetensi Menjelaskan tentang pendekatan One Health sehingga dapat: Mendefinsikan One Health, mengidentifikasi konsep utama dan mendeskripsikannya dalam konteks historis. Membuat daftar pemangku kepentingan saat ini menggunakan pendekatan One Health. Membandingkan dan membedakan One Health dengan ecohealth, kesehatan ekosistem (ecosystem health), kesehatan global dan kesehatan lingkungan. Tujuan Pembelajaran untuk Pengembangan Kompetensi Menunjukkan pemahaman tentang domain OHCC sehingga dapat: Mendeskripsikan siapa yang seharusnya terlibat dalam tim pendekatan One Health dan bagaimana mereka dapat bekerjasama. Mendeskripsikan domain OHCC, termasuk tujuan dan bagaimana tujuan tersebut diaplikasikan. Tujuan Pembelajaran untuk Pengembangan Kompetensi Menunjukkan pemahaman tentang aplikasi dari pendekatan One Health sehingga dapat: Menjelaskan bagaimana One Health sebagai sebuah pendekatan. Mendeskripsikan bagaimana One Health sebagai sebuah trans-disiplin. Menjelaskan bagaimana One Health berhasil melibatkan pemangku kepentingan secara bersama-sama untuk menyelesaikan ancaman kemunculan dan kemunculan kembali penyakit. 29

13 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Gambaran Waktu Topik Bahan 90 Menit Pengetahuan tentang One Health Komputer, proyektor LCD, layar/ dinding putih Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul PowerPoint Komputer dengan akses internet Lembaran kertas kosong Panduan Mahasiswa 70 Menit Siapa yang dapat menjadi Tim One Health? 60 Menit Domain Kompetensi Inti One Health / One Health Core Competency (OHCC) 65 Menit Debat tentang Pendekatan vs. Disiplin 120 Menit Aksi One Health - Saya Menghadapi Masalah yang Nyata Komputer, proyektor LCD, layar/ dinding putih Flipchart atau papan tulis dengan spidol Skenario kasus Panduan Mahasiswa Komputer, proyektor LCD, layar/ dinding putih Flipchart atau papan tulis dengan spidol Video Hadiah kecil (opsional) Bel atau bunyi-bunyian (opsional) Panduan Mahasiswa Komputer, proyektor LCD, layar/ dinding putih Flipchart atau papan tulis dengan spidol Bel atau bunyi-bunyian Arloji/Jam/telepon genggam Kertas tempel (seperti as Post-it Notes) Panduan Mahasiswa Komputer, proyektor LCD, layar/ dinding putih Flipchart atau papan tulis dengan spidol 5-10 meja dan kursi Skrip Skenario kasus Daftar tim One Health Panduan Mahasiswa 60 Minutes Refleksi dan Evaluasi Pembelajaran Panduan Mahasiswa 30

14 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Referensi untuk Fasilitator 1. American Veterinary Medical Association One Health Initiative Task Force. One Health: A New Professional Imperative. Retrieved from: onehealth_final.pdf. 2. Barrett, M. A. and S. A. Osofsky One Health: Interdependence of People, Other Species, and the Planet, pp (and online supplement pp. 407(e1) 416(e10) at studentconsult.com), in Katz, D. L., Elmore, J. G., Wild, D. M. G., and S. C. Lucan (eds.), Jekel s Epidemiology, Biostatistics, Preventive Medicine, and Public Health (4 th ed.). Elsevier / Saunders, Philadelphia, Pennsylvania. 3. Cox, N.J. The One Flu Approach: Overview and Case for Sharing Viruses and Data. Available free online at 4. Eddy C., Stull, P.A., Balster, Environmental Health- Champions of One Health, Journal of Environmental Health, 76(1): Retrieved from: JEH78%2013_Feature_EH_Champions_of_One_Health.pdf. 5. FAO-OIE-WHO A Tripartite Concept Note. Retrieved from: resources/documents/tripartite_concept_note_hanoi_042011_en.pdf. 6. Kahn, L.H., Kaplan, B., and Steele J.H Confronting zoonoses through closer collaboration between medicine and veterinary medicine (as one medicine ). Veterinaria Italiana 43(1): Retrieved from: medicine/01_kahn_et_al 5-19_8mar07.pdf. 7. Morens, D.M.,and Fauci, A.S Emerging Infectious Diseases: Threats to Human Health and Global Stability. PLoS Pathog 9(7): e doi: /journal.ppat National Research Council Sustaining Global Surveillance and Response to Emerging Zoonotic Diseases. Washington, DC: The National Academies Press. Available free online at Reports/2009/ZoonoticDisease.aspx. 9. National Environmental Health Association Position Paper on One Health. Retrieved on from: Schwabe, Calvin Veterinary Medicine and Human Health. 2 nd edition, Wilkins and Wilkins. 11. World Bank People, Pathogens and Our Planet. Volume 1: Towards a One Health Approach for Controlling Zoonotic Diseases. Report no GLB. Available free online at worldbank.org/intard/resources/ppp_web.pdf. 12. World Bank. People, Pathogens, and Our Planet. Volume 2: The Economics of One Health. Report no GLB. Available free online at 92/691450ESW0whit0D0ESW120PPPvol120web.pdf?sequence= Zinstag J., Schelling E., Wyss K., et al. Potential of cooperation between human and animal health to strengthen health systems. The Lancet. 2005; 336:

15 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Pengetahuan Tentang One Health Tujuan Pembelajaran: Tipe Pembelajaran: Waktu: Menjelaskan tentang pendekatan One Health sehingga dapat: Mendefinsikan One Health, mengidentifikasi konsep utama dan mendeskripsikannya dalam konteks historis. Membuat daftar pemangku kepentingan saat ini menggunakan pendekatan One Health. Membandingkan dan membedakan One Health dengan ecohealth, kesehatan ekosistem (ecosystem health), kesehatan global, dan kesehatan lingkungan. Aktivitas individual; Kuliah; Diskusi grup besar 70 Menit Alat dan Bahan: Komputer, proyektor LCD, layar/ dinding putih Flipchart atau papan tulis dengan spidol Modul PowerPoint Komputer dengan akses internet Lembaran kertas kosong Panduan Mahasiswa Catatan untuk Fasilitator Aktivitas Grup Besar 5 Menit Pengantar One Health Distribusikan selembar kertas kosong kepada mahasiswa. Instruksikan mahasiswa untuk mendefinisikan One Health, tanpa melakukan pencarian di internet, dengan cara yang mereka sukai, seperti sebagai singkatan, sketsa/gambar, dll. Minta mahasiswa untuk memberi label Sisi A pada bagian itu dan simpan kertas hingga akhir kelas. Selanjutnya, sampaikan secara singkat gambaran umum tentang kompetensi dan agenda modul. Kuliah 10 Menit Kompetensi Modul Konsep dan Pengetahuan tentang One Health Jelaskan sejarah dan konsep One Health. Deskripsikan Domain Kompetensi Inti One Health / One Health Core Competency (OHCC) dan aplikasinya. Deskripsikan aplikasi dari pendekatan One Health. Agenda Module 90 Menit Pengetahuan tentang One Health 70 Menit Siapa yang dapat menjadi Tim One Health? 60 Menit Domain Kompetensi Inti One Health / One Health Core Competency (OHCC) 65 Menit Debat tentang Pendekatan vs. Disiplin 120 Menit Aksi One Health - Saya Menghadapi Masalah yang Nyata 60 Minutes Refleksi dan Evaluasi Pembelajaran 32

16 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Diskusi Grup Besar Slide Power- Point 50 Menit Mengapa One Health? Mengapa Sekarang? Sampaikan pengenalan berikut kepada kelas dan kemudian bangun tabel di bawah ini, jelaskan dan beri contoh untuk setiap komponen. One Health bukanlah sebuah konsep baru, tetapi menjadi lebih penting dalam beberapa tahun belakangan. Selama 100 tahun lalu, banyak faktor yang berubah dalam interaksi antara manusia, hewan dan lingkungan. Faktor-faktor ini, termasuk globalisasi, urbanisasi dan industrialisasi, telah menyebabkan munculnya dan kemunculan kembali banyak penyakit. ( Mengapa sekarang... Akibatnya Populasi manusia bertambah Banyak orang yang hidup dengan kontak yang dan berkembang ke area lebih dekat dengan hewan liar dan peliharaan. geografis yang baru. Kontak secara dekat memberikan kesempatan yang lebih kepada penyakit untuk menyebar melalui hewan dan manusia. Bumi mengalami perubahan iklim dan penggunaan lahan, seperti deforestasi dan praktek pertanian intensif Perjalanan dan perdagangan internasional telah meningkat. Tabel dari Gangguan dalam kondisi dan keadaan lingkungan menyebabkan kesempatan baru kepada penyakit untuk menyebar ke hewan. Penyakit dapat menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Sejarah One Health Di atas papan tulis atau flipchart, gambarlah sebuah lini masa yang panjang, mulai dari 460 SM hingga tahun Saat Anda membahas setiap peristiwa/orang yang diberikan di bawah ini, tambahkan informasi ke dalam lini masa tersebut. Lihat Catatan Fasilitator di halaman dari panduan ini untuk informasi mengenai peristiwa One Health yang tercantum di bawah ini. Lini masa Sejarah One Health Hipokrates menerbitkan On Airs, Waters and Place, mempromosikan konsep SM kesehatan masyarakat yang bergantung pada lingkungan yang bersih Edward Jenner memproduksi vaksin pertama untuk mencegah cacar Virchow menemukan hubungan antara kesehatan manusia dan hewan Louis Pasteur menghubungkan kedokteran manusia dan kedokteran hewan Robert Koch membangun bidang bakteria William Osler membangun bidang patologi kedokteran hewan Theobald Smith dan F.L. Kibourne menemukan bahwa parasit dapat menularkan penyakit ke ternak. Calvin Schwabe memperkenalkan istilah One Medicine dan menyerukan pendekatan terpadu melawan zoonosis yang menggunakan ilmu kedokteran manusia dan kedokteran hewan Wildlife Conservation Society menerbitkan 12 Prinsip Manhattan American Medical Association menyampaikan resolusi One Health untuk mempromosikan kemitraan antara kedokteran dan kedokteran hewan Pendekatan One Health direkomendasikan untuk kesiapsiagaan pandemik. FAO, OIE dan WHO berkolaborasi dengan UNICEF, UNSIC dan Bank 2008 Dunia untuk mengembangkan kerangka strategi bersama dalam merespon bertumbunya risiko kemunculan dan kemunculan kembali penyakit infeksi. 33

17 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Diskusi Kelompok Besar Lini masa Sejarah One Health 2008 One Health menjadi pendekatan yang direkomendasikan dan terealisasi secara politis Rekomendasi utama untuk One World, One Health dikembangkan Deklarasi Hanoi, yang merekomendasikan implentasi One Health secara luas, dan disepakati bersama untuk diadaptasi 2010 FAO menerbitkan Tripartitie Concept Note CDC, OIE, FAO dan WHO mengidentifikasi aksi jelas dan kongkrit untuk menggerakkan konsep One Health dari visi menjadi implementasi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bank Dunia merekomendasikan adopsi pendekatan One Health Uni Eropa menegaskan kembali komitmennya untuk bekerja di bawah payung One Health Kongres One Health Internasional Pertama diselenggarakan di Melbourne, Australia Konferensi One Health Pertama di Afrika diselenggarakan. Pertemuan Teknis Tingkat Tinggi untuk Mengatasi Risiko Kesehatan pada 2011 hubungan Manusia-Hewan-Ekosistem membangun keinginan politik untuk gerakan One Health Global Risk Forum mensponsori Konferensi Tingkat Tinggi One Health yang pertama Kongres One Health Internasional Kedua diselenggarakan sebagai bagian dari Konferensi Prince Mahidol Award. Definisi One Health dan Pemangku Kepentingan Instruksikan mahasiswa untuk melaksanakan pencarian di internet secara individual untuk mendefinisikan beberapa istilah berikut dan kemudian tuliskan organisasi lokal, regional, dan internasional yang bekerja di setiap sektor (ini akan membutuhkan waktu menit tergantung pada kecepatan koneksi internet): Ecohealth Kesehatan Global Kesehatan Ekosistem One Health Kesehatan lingkungan Lihat Catatan Singkat Fasilitator di halaman pada panduan ini untuk definisi istilah-istilah yang tercantum di atas. Minta mahasiswa membaca definisi yang mereka temukan, menyampaikannya di depan kelas dan tulis poin-poin utama dalam flipchart atau papan tulis. Minta mahasiswa untuk mencatat area yang tumpang-tindih antara berbagai konsep, begitu pula perbedaan utama di antaranya. Setelah diskusi tersebut, minta mahasiswa menyebutkan organisasi yang berkaitan dengan One Health berdasarkan hasil pencarian mereka. Kemungkinan organisasi yang seharusnya dirujuk oleh mahasiswa tercantum di bawah ini. Pastikan untuk mendorong mahasiswa menemukan organisasi yang ada di dalam daftar dan entitas lokal/regional yang bekerja di sektor tersebut. 34

18 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Organisasi Beroperasi di Bidang One Health World Health Organization (WHO) Food and Agriculture Organization (FAO) World Organization for Animal Health (OIE) One Health Initiative United States Centers for Disease Control (CDC) EcoHealth Alliance United States Agency for International Development (USAID) Southeast Asia One Health University Network (SEAOHUN) Indonesia One Health University Network (INDOHUN) Malaysia One Health University Network (MYOHUN) Thailand One Health University Network (THOHUN) Vietnam One Health University Network (VOHUN) Universitas - Departemen, Pusat-Pusat (Penelitian), etc. Kementerian Kesehatan, Pertanian, Sumber Daya Lingkungan, dll. Asosiasi Profesi Kedokteran atau Kesehatan Simpulkan dengan slide One Health Initiative s dan CDC yang menunjukkan definisi One Health dan One Health Initiative. v Konsep One Health adalah sebuah strategi dunia untuk mengembangkan kolaborasi dan komunikasi interdisiplin dalam seluruh aspek pelayanan kesehatan untuk manusia, hewan dan lingkungan. Sinergisme yang dicapai dapat memajukan pelayanan kesehatan di abad ke-21 dan setelahnya dengan mempercepat penemuan riset biomedis, penguatan keberhasilan kesehatan masyarakat, percepatan pengembangan basis pengetahuan saintifik, dan peningkatan layanan klinis dan edukasi medis. Jika dilaksanakan secara tepat, hal tersebut akan membantu melindungi dan menyelamatkan jutaan kehidupan di masa kini dan masa depan. One Health Initiative v Konsep One Health mengetahui bahwa kesehatan manusia berhubungan dengan kesehatan hewan dan lingkungan. CDC menggunakan pendekatan One Health dengan bekerja bersama dokter, ahli lingkungan, dan dokter hewan untuk memonitor dan mengawasi ancaman kesehatan masyarakat. Kami melaksanakan hal tersebut dengan mempelajari bagaimana penyakit menyebar di antara orang, hewan, dan lingkungan. United States Centers for Disease Control Kembali pada Definisi Mahasiswa tentang One Health Sebagai penutup, minta mahasiswa untuk mendefinisikan One Health dengan cara apapun yang mereka inginkan, berdasarkan apa yang mereka pelajari di kelas. Mereka harus menuliskan satu definisi, membuat gambar, dll di lembar kertas kosong yang mereka terima di awal kelas dan beri nama sisi tersebut dengan Side B. Sampaikan kepada mahasiswa jika mereka ingin menyimpan salinan definisi -nya, mereka harus menyalin definisi tersebut dalam buku Panduan Mahasiswa. Minta mahasiswa untuk menukar kertas mereka dengan kelompoknya untuk saling melihat definisi lain. Jika masih sisa waktu, minta tiga hingga lima mahasiswa untuk mengkritisi definisi pasca-aktivitas ini. 35

19 INDOHUN Pekerjaan Rumah Fasilitator 15 Menit Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Membuat Definisi One Health Wordles Sebelum kelas berikutnya, buatlah sebuah dokumen yang berisi seluruh kata-kata kunci definisi, yang membedakan definisi sebelum dan sesudah aktivitas. Dari daftar, buatlah wordles atau word clouds menggunakan laman online gratis seperti wordle.net/create, yang digunakan untuk membuat wordle di bawah ini. Lakukanlah scan terhadap lembaran yang di dalamnya terdapat sketsa atau ilustrasi dan buatlah sebuah kolase (masing-masing untuk sebelum dan sesudah aktivitas) di PowerPoint. Tunjukkan kepada mahasiswa di kelas berikutnya. Catatan untuk Fasilitator Sejarah One Health Disarikan dari : Sejarah One Health Walaupun istilah One Health tergolong baru, konsepnya telah lama dikenal baik secara nasional maupun global. Sejak tahun 1800-an, para ilmuwan telah menemukan kesamaan dalam proses kejadian penyakit antara hewan dan manusia, tetapi kedokteran manusia dan kedokteran hewan dipraktikkan secara terpisah hingga abad ke-20. Beberapa tahun terakhir, melalui dukungan individu-individu kunci dan peristiwa-peristiwa penting, konsep One Health telah mendapat pengakuan lebih di komunitas kesehatan masyarakat dan kesehatan hewan. Klik peristiwa-peristiwa di bawah ini untuk mempelajari lebih jauh tentang tokoh dan peristiwa penting dalam sejarah One Health. Lini masa: Tokoh dan Peristiwa dalam One Health : Virchow menemukan hubungan antara kesehatan manusia dan hewan Rudolf Virchow, MD, adalah salah seorang dokter paling terkemuka pada abad ke-19. Dr. Virchow merupakan seorang ahli patologi asal Jerman yang tertarik dengan hubungan antara kedokteran manusia dan kedokteran hewan ketika mempelajari cacing gelang, Trichinella spiralis, pada babi. Dia menciptakan istilah zoonosis untuk mengindikasikan sebuah penyakit infeksius yang ditulakan antara manusia dan hewan. Pada karir di bidang medis, Dr. Virchow bekerja di beberapa posisi parlementer dan mengadvokasi pentingnya peningkatan pendidikan kedokteran hewan. Dia menekankan, Di antara pengobatan hewan dan manusia tidak terdapat garis pemisah dan seharusnya memang tidak ada. Objeknya berbeda tetapi pengalaman yang diperoleh merupakan dasar dari seluruh pengobatan. 36

20 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN : William Osler, bapak patologi kedokteran hewan William Osler, MD, adalah dokter asal Kanada yang dianggap sebagai bapak patologi kedokteran hewan di Amerika Utara. Dr. Osler memiliki minat yang kuat terhadap hubungan antara kedokteran manusia dan vkedokteran hewan. Dia mengajar bersama dokter dan dokter hewan terkenal lain, termasuk Dr. Virchow. Salah satu publikasinya berjudul, The Relation of Animals to Man. Sambil bekerja di fakultas kedokteran McGill University, Dr. Osler mengajar mahasiswa kedokteran dan kedokteran hewan di sekitar Montreal Veterinary College. Setelah mengajar di McGill, Dr. Osler menjadi Ketua Kedokteran Klinis di University of Pennsylvania di Philadelphia. Pada 1889, ia menjadi Physician-in-Chief pertama dari Rumah Sakit Johns Hopkins dan memiliki peranan penting dalam pendirian Johns Hopkins University School of Medicine. 1947: Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner didirikan di CDC Pada 1947, James H. Steele, DVM, MPH, mendirikan Divisi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Veterinary Public Health Division) di CDC. Dr. Steele memahami pentingnya peran hewan dalam epidemiologi penyakit zoonosis (studi tentang bagaimana penyakit tersebut menyebar dan bagaimana dapat dikontrol), dan ia mengakui bahwa kesehatan hewan yang baik sangat penting untuk kesehatan masyarakat yang baik. Divisi ini memainkan peranan penting dalam respon kesehatan masyarakat seperti rabies, brucellosis, salmonellosis, Q fever, bovine tuberculosis, dan leptospirosis. Dengan adanya Divisi ini di CDC, prinsip kesehatan masyarakat veteriner diperkenalkan ke Amerika Serikat dan negara-negara lain di seluruh dunia : Calvin Schwabe menciptakan istilah One Medicine dan menyerukan pendekatan terpadu untuk mengatasi zoonosis melalui pemanfaatan kedokteran manusia dan kedokteran hewan Calvin Schwabe, DVM, ScD, MPH, memberikan banyak kontribusi penting terhadap epidemiologi kedokteran hewan sepanjang karirnya. Ia memulai karirnya dengan mempelajari penyakit parasit zoonosis dan memimpin program World Health Organisation tentang hidatidosa dan penyakit yang disebabkan parasit lainnya. Pada 1966, Dr. Schwabe menjadi ketua pendiri Departemen Epidemiologi dan Kedokteran Preventif di Veterinary School, University of California Davis. Itu merupakan departemen pertama dengan jenis tersebut di sekolah kedokteran hewan. Dukungan Dr. Schwabe untuk One Health dibuktikan dalam tulisannya. Pada monografnya edisi 1964, ia mengusulkan agar profesional bidang keodkteran hewan dan kesehatan manusia untuk dapat berkolaborasi dalam mengatasi penyakit zoonosis. Dalam bukunya, Veterinary Medicine and Human Health, Dr. Schwabe menciptakan istilah One Medicine. Istilah ini menekankan kesamaan antara kedokteran manusia dan keokteran hewan serta kebutuhan melakukan kolaborasi untuk secara efektif mengobati, mencegah, dan mengontrol penyakit yang berdampak baik bagi manusia maupun hewan. 2004: The Wildlife Conservation Society menerbitkan 12 Prinsip Manhattan yang telah dikembangkan Pada September 29, 2004, Wildlife Conservation Society mempertemukan ahli kesehatan manusia dan hewan dalam simposium di Rockefeller University di New York City. Para peserta pada simposium yang berjudul Building Interdisciplinary Bridges to Health in a Globalized World, mendiskusikan pergerakan penyakit di antara manusia, hewan peliharaan, dan margasatwa. Simposium tersebut menghasilkan 12 pioritas untuk mengatasi ancaman kesehatan manusia dan hewan. Prioritas ini, dikenal dengan Prinsip Manhattan ( Manhattan Principles), yang menyerukan pendekatan internasional, interdisiplin untuk pencegahan penyakit dan membentuk basis konsep One World, One Health. 2007: American Medical Association menyampaikan resolusi One Health untuk mempromosikan kemitraan antara kedokteran manusia dan kedokteran hewan Pada Juni 2007, Ronald Davis, MD, Presiden American Medical Association (AMA), berkolaborasi dengan Roger Mahr, DVM, Presiden American Veterinary Medical Association (AVMA), untuk mendirikan sebuah ikatan antara kedua organisasi. Pada 3 Juli 2007, Dewan Delegasi dari AMA sepakat menyetujui sebuah resolusi yang menyerukan peningkatan kolaborasi antara komunitas kedokteran manusia dan kedokteran hewan. 37

21 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health 2007: Pendekatan One Health direkomendasikan untuk kesiapsigaan pandemik Selama 4-6 Desember 2007, perwakilan dari 111 negara dan 29 organisasi internasional bertemu di New Delhi, India, untuk International Ministerial Conference on Avian and Pandemic Influenza. Selama pertemuan ini, pemerintah didorong untuk mengembangkan konsep One Health lebih jauh dengan membangun hubungan sistem kesehatan manusia dan hewan untuk kesiapsiagaan pandemik dan ketahanan manusia. 2008: FAO, OIE dan WHO berkolaborasi dengan UNICEF, UNSIC dan Bank Dunia untuk mengembangkan kerangka kerja strategi bersama dalam merespon munculnya risiko kemunculan dan kemunculan kembai penyakit infeksius Sebagai respon terhadap rekomendasi dari International Ministerial Conference on Avian and Pandemic Influenza mengenai Flu Burung dan Pandemik di New Delhi, FAO, WHO, OIE, UNICEF, Bank Dunia dan UNSIC hadir bersama untuk mengembangkan sebuah dokumen berjudul Contributing to One World, One Health -A Strategic Framework for Reducing Risks of Infectious Diseases at the Animal-Human-Ecosystems Interface. Hal tersebut dibangun dari pembelajaran yang diperoleh dari respon flu burung H5N1 yang bersifat highly pathogenic dan menghasilkan sebuah strategi dalam rangka pengaplikasian konsep One Health untuk kemunculan penyakit infeksius pada hubungan hewan-manusia-ekosistem. 2008: One Health menjadi pendekatan yang direkomendasikan dan terealisasi secara politis Pada Oktober 2008, perwakilan dari lebih 120 negara dan 26 organisasi internasional dan regional menghadiri Ministerial Conference on Avian and Pandemic Influenza di Sharm el-sheikh, Mesir. Selama pertemuan, kerangka kerja strategi bersama secara resmi dirilis. Berdasarkan kerangka kerja tersebut, para peserta mengeluarkan satu strategi baru untuk menghadapi flu burung dan penyakit infeksius lain, yang berfokus pada kontrol penyakit infeksius di area di mana hewan, manusia dan ekosistem bertemu. 2009: Kantor One Health dibuka di CDC Pada 2009, Lonnie King, kemudian menjadi Direktur CDC s National Center for Zoonotic, Vectorborne and Enteric Diseases, mengusulkan adanya Kantor One Health. Kantor ini dibuat sebagai pusat kontak bagi organisasi kesehatan hewan eksternal dan untuk memaksimalkan kesempatan pendanaan eksternal. Sejak saat itu, peran Kantor One Health telah berkembang untuk mencakup penelitian pendukung kesehatan masyarakat yang mendalami konsep One Health, memfasilitasi pertukaran data dan informasi di antara peneliti lintas disiplin dan sektor. 2009: USAID membuat program Emerging Pandemic Threats Pada 2009, USAID meluncurkan program Emerging Pandemic Threats (EPT). Tujuan program ini adalah untuk memastikan upaya internasional yang terkoordinasi, komprehensif untuk mencegah munculnya penyakit yang berasal dari hewan yang dapat mengancam kesehatan manusia. Program EPT menarik berbagai ahli dari lintas sektor kesehatan hewan dan masyarakat untuk membangun kapasitas One Health tingkat regional, nasional, dan lokal untuk deteksi awal penyakit, diagnosis penyakit berbasis laboratorium, respon cepat dan penahanan penyakit, serta pengurangan risiko. 2009: Rekomendasi utama untuk One World, One Health dikembangkan Pada Maret 2009, Badan Kesehatan Masyarakat dari Canada s Centre for Food-borne, Environmental and Zoonotic Infectious Diseases menyelenggarakan One World, One Health Expert Consultation di Winnipeg, Manitoba. Para ahli hadir dari 23 negara. Pertemuan teknis ini diselenggarakan untuk mendiskusikan lebih jauh tentang strategi One World, One Health dan tujuan dalam Kerangka Kerja Strategis, yang pertama dirilis dalam Ministerial Conference on Avian and Pandemic Influenza di Sharm elsheikh. Selama pertemuan, rekomendasi utama muncul untuk langkah-langkah yang dapat diambil negara untuk mengembangkan konsep One Health. 2010: Deklarasi Hanoi, yang merekomendasikan implementasi One Health lebih luas, disepakati bersama Pada April, sejumlah 71 negara dan badan regional, bersama dengan perwakilan dari organisasi internasional, bank pembangunan dan pemangku kepentingan lain, menghadiri Ministerial Conference on Avian and Pandemic 38

22 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Influenza di Hanoi, Vietnam. Dengan pengalaman pandemik H1N1 dan flu burung H5N1 yang highly pathogenic, peserta mengkonfirmasi kebutuhan untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap hubungan antara kesehatan manusia dan hewan untuk mengatasi ancaman ketika hewan, manusia, dan ekosistem saling berkait. Pada kesimpulan rapat, peserta secara bulat mengadopsi Deklarasi Hanoi, yang menyerukan untuk aksi yang berfokus pada hubungan hewan-manusia-ekosistem dan merekomendasikan implementasi luas One Health. 2010: Para ahli mengidentifikasi aksi yang jelas dan nyata untuk menggerakkan konsep One Health dari visi menjadi implementasi Pada 4-6 May 2010, CDC, berkolaborasi dengan OIE, FAO dan WHO, menyelenggarakan sebuah pertemuan di Stone Mountain, Georgia, bernama Operationalizing One Health : A Policy Perspective Taking Stock and Shaping an Implementation Roadmap. Pertemuan yang terkenal dengan Stone Mountain Meeting, dirancang untuk mendefinisikan langkah aksi spesifik untuk memajukan konsep One Health. Para peserta mengidentifikasi tujuh aktivitas utama untuk memajukan agenda One Health. Aktivitas-aktivitas ini membentuk basis dari enam kelompok kerja yang berfokus pada: Mengkatalogkan dan mengembangkan pelatihan dan kurikulum One Health. Mendirikan sebuah jaringan global. Mengembangkan penilaian kebutuhan di tingkat negara. Membangun kapasitas di tingkat negara. Mengembangkan upaya bisnis untuk meningkatkan bantuan donor. Mengumpulkan fakta sebagai pembuktian konsep melalui tinjauan literatur dan studi prospektif. 2010: Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Bank Dunia mengusulkan adopsi pendekatan One Health Pada Juli 2010, Bank Dunia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa menerbitkan Fifth Global Progress Report on Animal and Pandemic Influenza. Laporan ini menegaskan kembali penemuan para delegasi di Ministerial Conference on Avian and Pandemic Influenza di Hanoi. Laporan ini juga menekankan pentingnya mengadopsi pendekatan One Health untuk menjaga momentum kesiapsiagaan pandemik. Laporan ini menyarankan badan di berbagai negara dan regional untuk membangun kapasitas One Health untuk merespon ancaman kemunculan maupun penyakit yang telah ada dengan lingkup yang lebih luas, daripada berfokus pada pengontrolan flu burung melalui inisiatif kedaruratan. 2010: Uni Eropa menegaskan kembali komitmennya untuk bekerja di bawah payung One Health Pada Agustus 2010, Uni Eropa mempublikasikan laporan Outcome and Impact Assessment of the Global Response to the Avian Influenza Crisis. Laporan ini menyatakan, Uni Eropa telah mengambil inisiatif baru di bawah payung One Health dan akan melanjutkannya dalam masa yang akan datang. Laporan ini menekankan kebutuhan untuk menerjemahkan konsep One Health menjadi kebijakan dan strategi yang praktis dalam mempromosikan kolaborasi antar-badan dan lintas-sektor. 2011: Kongres Internasional One Health Pertama diselenggarakan di Melbourne, Australia Pada Februari 2011, 1st International One Health Congress (Kongres Internasional One Health Pertama) diselenggarakan di Melbourne, Australia. Lebih dari 650 orang dari 60 negara dan sejumlah disiplin bidang hadir untuk mendiskusikan manfaat kerja sama untuk mempromosikan pendekatan One Health. Selain pemahaman akan interdependensi kesehatan manusia, hewan dan lingkungan, peserta menyetujui akan pentingnya untuk memasukkan disiplin lain seperti ekonomi, perilaku sosial, ketahanan, dan keamanan pangan. 2011: Konferensi One Health Pertama di Afrika diselenggarakan Pada Juli 2011, Southern African Centre for Infectious Disease Surveillance mengorganisir Konferensi One Health Pertama di Afrika berlokasi di National Institute for Communicable Diseases di Johannesburg, Afrika Selakan. Konferensi ini dihadiri berbagai ilmuwan dari Afrika, Asia, Eropa, Rusia dan Amerika Serikat. 39

23 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health 2011: Pertemuan Teknis Tingkat Tinggi untuk Mengatasi Risiko Kesehatan pada Hubungan Manusia- Hewan-Ekosistem membangun kemauan politik untuk gerakan One Health Dibangun di atas persetujuan Tripartite Concept Note, Tripartite mengorganisasikan Pertemuan Teknis Tingkat Tinggi di Mexico City November Fokus dari pertemuan ini adalah untuk mengatasi risiko kesehatan yang terjadi di berbagai area geografis dengan menggarisbawahi tiga topik One Health Prioritas rabies, influenza, dan resitensi antimikrobial. Topik-topik tersebut berfungsi sebagai basis untuk mendiskusikan apa yang perlu dilakukan untuk membangun kemauan politik dan keterlibatan yang lebih aktif dari menteri-menteri kesehatan dalam pergerakan One Health. 2012: Global Risk Forum mensponsori Pertemuan Puncak One Health Pertama Pada Februari, Pertemuan Puncak One Health Global Risk diselenggarakan di Davos, Switzerland. Pertemuan ini mempresentasikan konsep One Health sebagai suatu cara untuk mengelola ancaman kesehatan, fokus pada ketahanan dan keamanan pangan. Konferensi berakhir dengan persetujuan Rencana Aksi One Health Davos, yang memutuskan cara-cara untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan kerjasama multisektor dan berbagai pemangku kepentingan. 2013: Kongres One Health Kedua diselenggarakan sebagai bagian Konferensi Prince Mahidol Award Dari 29 Januari hingga 2 Februari 2013, Kongres One Health Internasional Kedua diselenggarakan sebagai bagian dari Prince Mahidol Award Conference. Dengan lebih dari 1,000 pengunjung dari 70 negara, konferensi ini merupakan yang terbesar sampai saat ini. Konferensi ini mendorong kolaborasi lintas disiplin untuk meningkatkan pembuatan kebijakan yang efektif yang behubungan dengan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Kesehatan Ekologi (EcoHealth) Pendekatan EcoHealth berfokus pada semua tempat yang ditinggali manusia dalam lingkungannya. EcoHealth menyadari bahwa adanya hubungan tidak terpisahkan antara manusia dan lingkungan biofisika, sosial, dan ekonominya, dan hubungan tersebut direfleksikan dalam status kesehatan populasi. (International Development Research Centre) International Association for Ecology & Health (disingkat dengan EcoHealth) merupakan sebuah organisasi profesional yang mempromosikan riset, pendidikan, dan praktik (termasuk pengembangan kebijakan) mengenai hubungan antara kesehatan manusia, pengobatan konservasi, dan keberlanjutan ekosistem. Tujuan spesifik dari EcoHealth adalah untuk: membantu berbagai komunitas internasional termasuk ilmuwan, pendidik, pembuat kebijakan, praktis,i dan masyarakat umum; menyediakan mekanisme dan forum untuk memfasilitasi wacana internasional dan interdisiplin (contohnya melalui publikasi jurnal EcoHealth dan dengan menyelenggarakan konferensi dua tahunan); mendorong pengembangan pengajaran trans-disiplin, riset, dan penyelesaian masalah yang dapat melintasi berbagai bidang keilmuan dan mengacu pada berbagai jenis pengetahuan. Misi dari EcoHealth adalah untuk mengupayakan kesehatan yang berkelanjutan bagi manusia, kehidupan alam dan ekosistem dengan mempromosikan penemuan, pemahaman, dan kelintasdisiplinan. EcoHealth Alliance bekerja pada persimpangan antara kesehatan ekosistem, hewan, dan manusia melalui program konservasi lokal dan membangun solusi kesehatan global terhadap kemunculan penyakit. EcoHealth Alliance merupakan organisasi ilmuwan internasional yang berdedikasi pada konservasi keanekaragaman hayati. EcoHealth Alliance memfokuskan upaya pada riset, pendidikan, dan pelatihan inovatif, dan aksesbilitas pada mitra konservasi internasional. EcoHealth Alliance menspesialisasikan diri untuk menjaga keanekaragaman hayati dalam bioskap yang didominasi manusia di mana kesehatan ekologi paling rawan karena kehilangan habitat, ketidakseimbangan spesies, polusi, dan isu lingkungan yang diakibatkan perubahan yang dilakukan manusia. Tugasnya termasuk melakukan penelitian untuk menemukan dan mencari penyebab timbulnya penyakti seperti SARS, AIDS, penyakit Lyme, virus West Nile, flu burung dan virus Nipah yang mematikan. EcoHealth Alliance meneliti cara bagi manusia dan kehidupan alam untuk berbagi bioskap untuk ketahanan bersama dengan misi umum untuk memberdayakan ilmuwan konservasi lokal di seluruh dunia untuk melindungi alam dan menjaga kesehatan ekosistem dan manusia. 40

24 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Kesehatan Lingkungan Kesehatan lingkungan merupakan cabang dari kesehatan masyarakat yang memperhatikan semua aspek lingkungan alamiah dan buatan yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Frasa lain yang juga memperhatikan atau merujuk pada disiplin kesehatan lingkungan adalah kesehatan masyarakat lingkungan dan perlindungan lingkungan. Bidang kesehatan lingkungan sangat berhubungan dengan ilmu lingkungan dan kesehatan masyarakat, sebagaimana kesehatan lingkungan menaruh perhatian pada faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan manusia. Kesehatan lingkungan menangani seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi yang melingkupi seseorang dan seluruh faktor yang mempengaruhi perilaku. Hal tersebut juga mencakup penilaian dan pengawasan dari faktor lingkungan tersebut yang memiliki potensi menimbulkan berdampak terhadap kesehatan. Kesehatan lingkungan ditujukan dalam penanganan penyakit dan menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan. Definisi ini tidak termasuk perilaku yang tidak berhubungan dengan lingkungan, begitu pula perilaku yang berhubungan dengan lingkungan sosial dan kultural, juga genetik. Kesehatan lingkungan didefinisikan oleh WHO sebagai: Aspek-aspek kesehatan manusia dan penyakit yang ditentukan oleh faktor-faktor di lingkungan. Itu juga merujuk pada teori dan praktek penilaian dan pengawasan faktor-faktor di lingkungan yang berpotensi menimbulkan berdampak pada kesehatan. Kesehatan lingkungan, sebagaimana digunakan oleh WHO Regional Office for Europe, mencakup baik efek patologis langsung dari agen kimiawi, radiasi, dan beberapa agen biologis, dan juga efek (yang sering tidak langsung) pada kesehatan dan keselamatan lingungan fisik, psikologis, sosial dan kultural secara luas, termasuk perumahan, pembangunan perkotaan, penggunaan lahan dan transportasi. Kesehatan Global Kesehatan global merupakan kesehatan dari populasi dalam konteks global dan melampaui perspektif dan permasalahan masing-masing negara. Dalam kesehatan global, permasalahan yang meliputi batas-batas negara atau memiliki dampak politik dan ekonomi secara global sering menjadi penekanan. Kesehatan global didefinisikan sebagai, area studi, riset, dan praktek yang memprioritaskan peningkatan kesehatan dan pencapaian kesetaraan kesehatan untuk semua orang di seluruh dunia. Dengan demikian, kesehatan global berkenaan dengan peningkatan kesehatan secara mendunia, pengurangan kesenjangan, dan perlindungan terhadap ancaman global tanpa melihat batas-batas negara. Badan internasional utama untuk kesehatan adalah World Health Organization (WHO). Badan lain yang juga berdampak penting terhadap aktivitas kesehatan global mencakup UNICEF, World Food Programme (WFP), dan Bank Dunia. Inisiatif utama untuk peningkatan kesehatan global adalah United Nations Millennium Declaration dan Millennium Development Goals yang disepakati secara global. One Health One Health merupakan upaya kolaboratif dari berbagai disiplin yang bekerja di tingkat lokal, nasional, dan global untuk mencapai kesehatan yang optimal untuk manusia, hewan, dan lingkungan kita. (Dalam: Barrett and Osofksy) One Health merupakan upaya integratif dari berbagai disiplin yang bekerja di tingkat lokal, nasional, dan global untuk mencapai kesehatan optimal untuk manusia, hewan, dan lingkungan. (American Veterinary Medical Association) Secara bersama, ketiga aspek tersebut membentuk triad One Health, dan kesehatan dari masing-masing aspek itu berhubungan erat dengan aspek lainnya di dalam triad. Pemahaman dan penyelesaian isu kesehatan yang tercipta dalam titik pertemuan itu merupakan dasar dari konsep One Health. Menyadari bahwa kesehatan 41

25 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health manusia (termasuk kesehatan mental melalui ikatan manusia-hewan), kesehatan hewan dan kesehatan ekosistem berhubungan secara erat, One Health bertujuan untuk mempromosikan, meningkatkan, dan melindungi kesehatan serta kesejahteraan dari seluruh spesies dengan menguatkan kerjasama dan kolaborasi antara dokter, dokter hewan, ahli kesehatan lain dan profesional di bidang lingkungan serta dengan meningkatkan kekuatan dalam kepemimpinan dan manajemen untuk mencapai tujuan ini. Konsep One Health merupakan strategi dunia untuk mengembangkan kolaborasi dan komunikasi interdisiplin dalam seluruh aspek layanan kesehatan manusia bagi manusia dan hewan. ( com/news.php) One Health merupakan upaya kolaboratif dari berbagai profesi ilmu kesehatan, bersama dengan disiplin ilmu dan institusi yang berhubungan bekerja di tingkat lokal, nasional dan global untuk mencapai kesehatan yang optimal bagi manusia, hewan peliharaan, margasatwa, tumbuhan dan lingkungan kita (One Health Commission Pada 2008, empat organisasi internasional, FAO, OIE, WHO dan UNICEF, bersama dengan Bank Dunia dan UNSIC, bergabung untuk menghasilkan sebuah dokumen strategis berjudul Contributing to One World, One Health: A Strategic Framework for Reducing Risks of Infectious Diseases at the Animal Human Ecosystems Interface. Pendekatan One Health: Menyadari interdependensi, dan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Menyadari bahwa komunikasi, kolaborasi, dan kepercayaan antara praktisi kesehatan manusia dan hewan merupakan jantung dari konsep One Health. Memiliki visi yang luas dan mencakup disiplin lain seperti ekonomi dan perilaku sosial yang juga esensial untuk keberhasilannya. Perlu untuk mempromosikan doable, seperti peningkatan surveilens dan response untuk kemunculan penyakit infeksius sembari mengembangkan pendekatan yang lebih luas. Menekankan partisipasi komunitas dan pengembangan kapasitas komunitas, serta secara khusus membuka dialog yang transparan. Membutuhkan baik aksi ground up maupun top down. Menyadari bahwa pemahaman akan ekosistem, termasuk ekobiologi molekuler, adalah hal yang penting untuk One Health. Menyadari bahwa One Health adalah komponen utama dari ketahanan dan keamanan pangan. 12 Prinsip Manhattan Dokumen ini lahir dari sebuah pertemuan di Manhattan (New York, Amerika Serikat) pada September 2004, diselenggarakan oleh Wildlife Conservation Society, menghadirkan para ahli dari berbagai disiplin dari seluruh dunia untuk mendiskusikan masalah yang timbul dari sirkulasi penyakit antara manusia, hewan peliharaan, dan margasatwa. Hasil dari pertemuan adalah Prinsip Manhattan. Kedua belas prinsip ini bertujuan untuk mendefinisikan pendekatan holistik untuk pencegahan penyakit epidemik/epizootic, sekaligus memelihara kesatuan ekosistem untuk kebutuhan manusia, hewan domestik dan keanekaragaman hayati, 12 Prinsip Manhattan dikembangkan untuk mendorong pemimpin dunia, organisasi masyarakat sipil, komunitas kesehatan global dan institusi sains untuk secara holistik melakukan pendekatan pencegahan penyakit epidemik / epizootic dan memelihara kesatuan ekosistem dengan: 42

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Manajemen Buku ini dapat diterbitkan

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

Institut Pertanian Bogor

Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor Usulan Pengembangan National Zoonoses Center Institut Pertanian Bogor Latar Belakang Peningkatan ancaman penyakitpenyakit infeksius yang bersumber pada hewan merupakan dampak:

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KONGRES INTERNASIONAL KE-6 ISPAH (KONGRES KESEHATAN MASYARAKAT DAN AKTIVITAS FISIK Bangkok, Thailand 16-19

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Kebijakan, Advokasi, dan Regulasi Buku

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan

Lebih terperinci

Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Indluenza

Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Indluenza Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Indluenza Influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Virus influenza diklasifikasi menjadi tipe A, B dan C karena nukleoprotein dan matriks proteinnya.

Lebih terperinci

Prof. Dr. Drh. I Gusti Ngurah Mahardika Universitas Udayana Denpasar-Bali HP:

Prof. Dr. Drh. I Gusti Ngurah Mahardika Universitas Udayana Denpasar-Bali   HP: M Prof. Dr. Drh. I Gusti Ngurah Mahardika Universitas Udayana Denpasar-Bali Email: gnmahardika@indosat.net.id HP: 08123805727 Gambaran Umum penyakit zoonosis yang berpotensi menjadi Emerging Infectious

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Komunikasi dan Informatika Buku ini

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Berpikir Sistem Buku ini dapat diterbitkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DI INDONESIA

KEBIJAKAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DI INDONESIA KEBIJAKAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DI INDONESIA Drg. Vensya Sitohang, M. Epid Direktur P2PTVZ, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan Bincang-bincang tentang PP NO 3 Tahun 2017 Jakarta, 24 Februari 2017 ZOONOSIS

Lebih terperinci

To protect animal welfare and public health and safety

To protect animal welfare and public health and safety To protect animal welfare and public health and safety Perdagangan Daging Anjing di Indonesia: Kejam dan Berbahaya Setiap tahun, jutaan anjing ditangkap dan dicuri untuk diangkut ke seluruh Indonesia,

Lebih terperinci

INDONESIA NEW URBAN ACTION

INDONESIA NEW URBAN ACTION KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework

Inisiatif Accountability Framework Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda

Lebih terperinci

MODUL. EPIDEMIOLOGI & PENGENDALIAN (S3): Pengendalian Bagian dari Model Dinamik 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

MODUL. EPIDEMIOLOGI & PENGENDALIAN (S3): Pengendalian Bagian dari Model Dinamik 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT EPIDEMIOLOGI & PENGENDALIAN (S3): Pengendalian Bagian dari Model Dinamik Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : @ub.ac.id 1. PENDAHULUAN 2. TUJUAN PEMBELAJARAN 3. KEGIATAN BELAJAR 4. BUKU

Lebih terperinci

Deklarasi Dhaka tentang

Deklarasi Dhaka tentang Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi

Lebih terperinci

Universitas Gajah Mada 1

Universitas Gajah Mada 1 Nama Matakuliah : Zoonosis Kode/SKS : KH4035, 2/0 SKS Prasyarat : 1. Ilmu Penyakit Bakteriai dan Mikal Veteriner 2. Ilmu Penyakit Parasitik Veteriner 3. Virologi dan Ilmu Penyakit Viral Veteriner Status

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. (Weygandt et al., 2008). Keseluruhan proses akuntansi pada akhirnya akan menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi merupakan sistem informasi yang mengidentifikasi, merekam dan mengkomunikasikan kejadian ekonomik dari suatu entitas pada pengguna yang berkepentingan

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Kepemimpinan Buku ini dapat diterbitkan

Lebih terperinci

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN

Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN Pengalaman MDGS: PROSES INTEGRASI DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN MDGs dirumuskan pada tahun 2000, Instruksi Presiden 10 tahun kemudian (Inpres No.3 tahun 2010 tentang Pencapaian Tujuan MDGs) Lesson Learnt:

Lebih terperinci

1. 3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian dari OH dan Zoonosis 2. Untuk mengerti peran veteriner dalam OH 3. Untuk mengetahui pemeran lain OH

1. 3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian dari OH dan Zoonosis 2. Untuk mengerti peran veteriner dalam OH 3. Untuk mengetahui pemeran lain OH BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Zoonosis adalah jenis penyakit yang penularannya berasal dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Contoh zoonosis yang penularannya berasal dari hewan ke manusia adalah

Lebih terperinci

Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Knowledge Sector Initiative. Untuk. Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal

Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Knowledge Sector Initiative. Untuk. Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Untuk Knowledge Sector Initiative Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal Nomor Permintaan Aplikasi: 01/KSI/SG-S/Des/2014 Tanggal Mulai dan Penutupan

Lebih terperinci

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs Outline Presentasi PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II Bengkulu, 14 Oktober 2014 Kristanto Sinandang UNDP Indonesia Proses Penyusunan SDGs Tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul : Jenis Kegiatan : Adaptasi dan Ketangguhan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

Pidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012

Pidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012 For more information, contact: Leony Aurora l.aurora@cgiar.org Cell Indonesia: +62 (0)8111082309 Budhy Kristanty b.kristanty@cgiar.org Cell Indonesia: +62 (0)816637353 Sambutan Frances Seymour, Direktur

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Kolaborasi dan Kemitraan Buku ini dapat

Lebih terperinci

Kesehatan Masyarakat Masa Depan. (Dari berbagai Sumber)

Kesehatan Masyarakat Masa Depan. (Dari berbagai Sumber) Kesehatan Masyarakat Masa Depan (Dari berbagai Sumber) Menu Tantangan kesehatan masyarakat di masa depan Trend penyakit dan masalah kesehatan terkini Prediksi masalah kesehatan yang akan terjadi Memperkuat

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PENYAKIT PENYAKIT INFEKSIUS EMERGING DAN RE-EMERGING. Dr.Marlinggom Silitonga NPO Surveillance & Response, WHO Indonesia

PENGENDALIAN PENYAKIT PENYAKIT INFEKSIUS EMERGING DAN RE-EMERGING. Dr.Marlinggom Silitonga NPO Surveillance & Response, WHO Indonesia PENGENDALIAN PENYAKIT PENYAKIT INFEKSIUS EMERGING DAN RE-EMERGING Dr.Marlinggom Silitonga NPO Surveillance & Response, WHO Indonesia OUTLINE PRESENTASI LATAR BELAKANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALASAN

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Budaya, Kepercayaan, Nilai dan Etika

Lebih terperinci

Implementasi One Health Menjembatani Sektor Kesehatan Masyarakat dengan Sektor Kesehatan Hewan

Implementasi One Health Menjembatani Sektor Kesehatan Masyarakat dengan Sektor Kesehatan Hewan Implementasi One Health Menjembatani Sektor Kesehatan Masyarakat dengan Sektor Kesehatan Hewan Dr. Ir. Muladno, MSA Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Disampaikan dalam: Seminar Nasional

Lebih terperinci

Komite Advokasi Nasional & Daerah

Komite Advokasi Nasional & Daerah BUKU SAKU PANDUAN KEGIATAN Komite Advokasi Nasional & Daerah Pencegahan Korupsi di Sektor Swasta Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat Kedeputian Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA

BAB II VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA BAB II Rencana Aksi Daerah (RAD) VISI, MISI DAN LANDASAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA 2.1 Visi Berdasarkan tugas pokok dan fungsi Badan Penanggulangan Bencana Derah Kabupaten Pidie Jaya, menetapkan Visinya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI IHR ( 2005 ) DI INDONESIA

IMPLEMENTASI IHR ( 2005 ) DI INDONESIA IMPLEMENTASI IHR ( 2005 ) DI INDONESIA International Health Regulations ( 2005 ) Merupakan kesepakatan negara negara anggota WHO Kemampuan global dalam kewaspadaan dan deteksi dini serta respon yang adekuat

Lebih terperinci

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA Pembukaan Presiden atau Kepala mahkamah konstitusi dan institusi sejenis yang melaksanakan kewenangan konstitusional di Asia: MENGINGAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan Pasal 5, 8, 65, 66,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan Pasal 5, 8, 65, 66, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan Pasal 5, 8, 65, 66, 71 dan 72 menggambarkan bahwa upaya kesehatan dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Berdasarkan

Lebih terperinci

Pertanyaan Seputar Flu A (H1N1) Amerika Utara 2009 dan Penyakit Influenza pada Babi

Pertanyaan Seputar Flu A (H1N1) Amerika Utara 2009 dan Penyakit Influenza pada Babi 1 Lab Biomedik dan Biologi Molekuler Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Jl Raya Sesetan-Gang Markisa No 6 Denpasar Telp: 0361-8423062; HP: 08123805727 Email: gnmahardika@indosat.net.id;

Lebih terperinci

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL MISI APACMED: Misi kami adalah meningkatkan standar perawatan melalui kolaborasi inovatif di kalangan pemangku kepentingan

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional

Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional Kegiatan Kerangka Acuan Peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana Nasional SFDRR (Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana) dan Pengarusutamaan PRB dalam Pembangunan di Indonesia Tanggal 17 Oktober

Lebih terperinci

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1

Lebih terperinci

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER) Berdasarkan : KBK (KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI) KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN KESEHATAN KUI 661 Koordinator mata kuliah: Laksono Trisnantoro BAGIAN

Lebih terperinci

ARENA KEBIJAKAN INTERNASIONAL

ARENA KEBIJAKAN INTERNASIONAL ARENA KEBIJAKAN INTERNASIONAL Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Pentingnya Analisa Kebijakan Kesehatan

Lebih terperinci

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DESKRIPTOR KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG KEDOKTERAN ( Review 270510) - Draft LEVEL DESKRIPTOR HASIL PEMBELAJARAN (Learning Outcomes) 6 (S1) Mampu memanfaatkan IPTEKS dalam bidang keahliannya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG OTORITAS VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG OTORITAS VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG OTORITAS VETERINER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

Faktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365

Faktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365 Faktor Keberhasilan untuk Keterlibatan Pengguna Akhir Office 365 Faktor keberhasilan penting yang mempengaruhi penerapan Office 365 serta cara agar berhasil menggunakannya dalam rollout Office 365 akan

Lebih terperinci

SIARAN PERS 1/6. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Sepakati Musrenbang Inklusif dengan Lebih Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan

SIARAN PERS 1/6. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Sepakati Musrenbang Inklusif dengan Lebih Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Sepakati Musrenbang Inklusif dengan Lebih Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan 1/6 Penandatanganan Nota Kesepahaman Tunjukkan Peran Penting Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja sama merupakan upaya yang dilakukan oleh perseorangan, kelompok maupun negara untuk mencapai kepentingan bersama. Lewat bekerjasama, tentu saja seseorang, kelompok

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.20, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Otoritas Veteriner. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6019) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

2014 KONTRIBUSI LITERASI SAINS DAN KORELASINYA TERHADAP PERILAKU SEHAT SISWA SEKOLAH LANJUTAN ATAS KELAS X

2014 KONTRIBUSI LITERASI SAINS DAN KORELASINYA TERHADAP PERILAKU SEHAT SISWA SEKOLAH LANJUTAN ATAS KELAS X BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dampak globalisasi dan kemajuan teknologi telah mengubah pandangan pendidikan dan menyebabkan semakin terbukanya peluang di skala internasional melahirkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia pada periode 24 28 mulai menunjukkan perkembangan yang pesat. Kondisi ini sangat memengaruhi perekonomian dunia. Tabel 1 menunjukkan

Lebih terperinci

Perlindungan Terhadap Biodiversitas

Perlindungan Terhadap Biodiversitas Perlindungan Terhadap Biodiversitas Pendahuluan Oleh karena kehidupan di dunia tergantung kepada berfungsinya biosfer secara baik, maka tujuan utama konservasi dan perlindungan adalah menjaga biosfer dalam

Lebih terperinci

Professional Veterinarian

Professional Veterinarian Professional Veterinarian MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015 : SIAPKAH PROFESI VETERINER INDONESIA? Bambang Pontjo Priosoeryanto, Ketua III Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia PENDAHULUAN

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN SEMINAR GLOBAL HEALTH SECURITY AGENDA JAKARTA, 28 MARET 2016

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN SEMINAR GLOBAL HEALTH SECURITY AGENDA JAKARTA, 28 MARET 2016 SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN SEMINAR GLOBAL HEALTH SECURITY AGENDA JAKARTA, 28 MARET 2016 Assalammualaikum WW Salam sejahtera bagi kita semua, Yang terhormat Ibu Menteri

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (Infeksius) dan dapat mengakibatkan kesakitan yang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (Infeksius) dan dapat mengakibatkan kesakitan yang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (Infeksius) dan dapat mengakibatkan kesakitan yang serius, komplikasi jangka panjang bahkan kematian (WHO,

Lebih terperinci

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden

Lebih terperinci

Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat Pelayanan Ekspor Pemerintah Indonesia

Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat Pelayanan Ekspor Pemerintah Indonesia RI N G K ASA N KEG IATA N AGUSTUS SEPTEMBER 2016, JAKARTA TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat

Lebih terperinci

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017 LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA TAHUN 2017 A. Dasar Pemikiran Tanggal 10 Juli 2017, Pemerintah Indonesia telah mengundangkan Peraturan Presiden

Lebih terperinci

A. Pendahuluan. dalam perkembangan isu kesehatan global yakni pertama mengenai akses negara

A. Pendahuluan. dalam perkembangan isu kesehatan global yakni pertama mengenai akses negara A. Pendahuluan Implementasi IHR sejak tahun 1969 mengalami perkembangan dalam enam dekade. Dua dekade terakhir dalam implementasi IHR ini menandai hal penting dalam perkembangan isu kesehatan global yakni

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasca kekalahannya dalam Perang Dunia II, Jepang berusaha untuk bangkit kembali menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Usaha Jepang untuk bangkit kembali dilakukan

Lebih terperinci

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia SIARAN PERS Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia Pada Dialog Bisnis Uni Eropa - Indonesia (EIBD) keempat yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2012012 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DAN KESEJAHTERAAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PETIKAN KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA KONFERENSI TINGKAT TINGGI ASIA AFRIKA TAHUN 2015 DALAM RANGKA PERINGATAN KE-60 KONFERENSI ASIA AFRIKA

Lebih terperinci

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2001 31 KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENCEGAH DAN MENANGGULANGI PENYAKIT HEWAN YANG TERKAIT DENGAN AGRIBISNIS PETERNAKAN SOFYAN SUDARDJAT Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan, Departemen Pertanian PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA STRATEGI PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN UNDP INDONESIA Agenda Perserikatan Bangsa-Bangsa 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan Indikator

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. standar Internasional mengenai hak-hak perempuan dan diskriminasi peremupuan

BAB V KESIMPULAN. standar Internasional mengenai hak-hak perempuan dan diskriminasi peremupuan BAB V KESIMPULAN Konstitusi yang berlaku dari era sebelum dan setelah Revolusi 2011 untuk dapat menjamin kesetaraan gender dan penolakan diskriminasi bagi perempuan dan lakilaki tampaknya hanya hitam diatas

Lebih terperinci

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi ID Dokumen BAHASA INDONESIA Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi Kelompok Pakar Sejawat, Skema Lisensi Penilai (ALS) HCV Resource Network (HCVRN) Prosedur

Lebih terperinci

SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL

SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL KERJASAMA ANTARA PUSRENGUN BPPSDM KESEHATAN KEMENKES RI DENGAN WORLD HEALTH ORGANIZATION The WHO Global Code of

Lebih terperinci

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA 9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA Yayasan Aliansi Remaja Independen (ARI), sebuah lembaga non-profit yang dibentuk dan dijalankan oleh orang muda di

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN

KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN PENUGASAN PENUGASAN WAKIL PRESIDEN KEPPRES NO. 1 TAHUN KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN ABSTRAK : - bahwa untuk menjaga lancarnya pelaksanaan pemerintahan

Lebih terperinci

Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia

Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia Ministry of National Development Planning/Bappenas Kerjasama Pembangunan Internasional dalam Rangka Pelaksanaan SDGs di Indonesia Direktorat Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM PENGENDALIAN FLU BURUNG DI INDONESIA DIREKTUR PANGAN DAN PERTANIAN BOGOR, 25 FEBRUARI 2009

KEBIJAKAN UMUM PENGENDALIAN FLU BURUNG DI INDONESIA DIREKTUR PANGAN DAN PERTANIAN BOGOR, 25 FEBRUARI 2009 KEBIJAKAN UMUM PENGENDALIAN FLU BURUNG DI INDONESIA DIREKTUR PANGAN DAN PERTANIAN BOGOR, 25 FEBRUARI 29 1 OUTLINE 1. PENDAHULUAN 2. DAMPAK WABAH AI 3. PERMASALAHAN 4. KEBIJAKAN UMUM 4.1. STRATEGI PENGENDALIAN

Lebih terperinci

PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISPH

PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISPH Form. 04 FISPH /FISCM PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISPH Pengantar Tujuan dari penilaian mandiri ini adalah untuk membantu Anda menemukan tingkat kompetensi Anda terhadap dimensi kunci pengajaran

Lebih terperinci

DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN KEDOKTERAN

DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA PENDIDIKAN KEDOKTERAN 7 LAMPIRAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA UNTUK PENDIDIKAN KEDOKTERAN DESKRIPSI UMUM DESKRIPSI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

Lebih terperinci

KONFERENSI INTERNASIONAL CSR DAN MEMERANGI GIZI BURUK DALAM MENCAPAI MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Jakarta, 13 Desember 2010

KONFERENSI INTERNASIONAL CSR DAN MEMERANGI GIZI BURUK DALAM MENCAPAI MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Jakarta, 13 Desember 2010 SAMBUTAN PADA KONFERENSI INTERNASIONAL CSR DAN MEMERANGI GIZI BURUK DALAM MENCAPAI MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Jakarta, 13 Desember 2010 Yang kami hormati, Deputy Head of Delegation European Union

Lebih terperinci

Pernyataan Misi

Pernyataan Misi USDA Departemen Pertanian Amerika Serikat (Departemen Pertanian informal atau USDA) adalah departemen eksekutif federal Amerika Serikat yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan melaksanakan kebijakan

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul : Jenis Kegiatan : Adaptasi dan Ketangguhan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

Epidemiologi Bencana. Hari Kusnanto Prodi S2 IKM UGM

Epidemiologi Bencana. Hari Kusnanto Prodi S2 IKM UGM Epidemiologi Bencana Hari Kusnanto Prodi S2 IKM UGM Persoalan Epidemiologi Apakah faktor-faktor risiko bencana? Mengapa timbul korban? Bisakah jatuhnya korban dicegah? Apakah infrastruktur dan langkah-langkah

Lebih terperinci

Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Masyarakat Bencana Alam: Perspektif Kesehatan Masyarakat Hari Kusnanto Prodi S2 IKM UGM 1 Bisakah bencana dideteksi dan dicegah? Mengapa timbul korban? Bisakah jatuhnya korban dicegah? Apakah infrastruktur dan langkah-

Lebih terperinci

SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN

SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN Pertemuan Tingkat Tinggi Tentang Kewirausahaan akan menyoroti peran penting yang dapat dimainkan kewirausahaan dalam memperluas kesempatan

Lebih terperinci

Harga Sebuah Kebijakan Bahan Bakar Fosil: Subsidi Pemerintah Indonesia di Sektor Hulu Minyak & Gas Bumi

Harga Sebuah Kebijakan Bahan Bakar Fosil: Subsidi Pemerintah Indonesia di Sektor Hulu Minyak & Gas Bumi Harga Sebuah Kebijakan Bahan Bakar Fosil: Subsidi Pemerintah Indonesia di Sektor Hulu Minyak & Gas Bumi OKTOBER 2010 OLEH: PT. Q ENERGY SOUTH EAST ASIA David Braithwaite PT. CAKRAMUSTIKA SWADAYA Soepraptono

Lebih terperinci

ECD Watch. Panduan OECD. untuk Perusahaan Multi Nasional. alat Bantu untuk pelaksanaan Bisnis yang Bertanggung Jawab

ECD Watch. Panduan OECD. untuk Perusahaan Multi Nasional. alat Bantu untuk pelaksanaan Bisnis yang Bertanggung Jawab ECD Watch Panduan OECD untuk Perusahaan Multi Nasional alat Bantu untuk pelaksanaan Bisnis yang Bertanggung Jawab Tentang Panduan OECD untuk perusahaan Multi nasional Panduan OECD untuk Perusahaan Multi

Lebih terperinci

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 1 PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 Pendahuluan Oleh: Bambang Prihadi*) Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun

Lebih terperinci

Pemuda Asia Tenggara sebagai Pemersatu untuk Dunia Kita Inginkan

Pemuda Asia Tenggara sebagai Pemersatu untuk Dunia Kita Inginkan 6th UNEP TUNZA Southeast Asia Youth Environment Network (SEAYEN) Meeting Youth Statement pertemuan Panel Tingkat Tinggi di Bali pada kemitraan / kerjasama global (25-27 Maret, 2013) 26 Maret 2013 Pemuda

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED)

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED) ASIA PACIFIC PARLIAMENTARIANS CONFERENCE ON ENVIRONMENT AND DEVELOPMENT (APPCED) Latar Belakang The Asia-Pacific Parliamentarians' Conference on Environment and Development (APPCED) didirikan oleh Parlemen

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg No.122, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMKES. TB. Penanggulangan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer:

Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer: Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer: Kegiatan 1: Menilai Pengetahuan Siswa tentang Sains KATEGORI Geografi Matematika Sains Pedagogi 100 100 100 100 200 200 200 200 300 300 300 300 Model Satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016.

BAB I PENDAHULUAN. <http://www.japantimes.co.jp/news/2013/06/01/world/the-evolution-of-ticad-since-its-inception-in-1993/>, diakses 16 Juni 2016. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak kebijakan ODA Jepang mulai dijalankan pada tahun 1954 1, ODA pertama kali diberikan kepada benua Asia (khususnya Asia Tenggara) berupa pembayaran kerusakan akibat

Lebih terperinci