INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK"

Transkripsi

1 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

2

3 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Kolaborasi dan Kemitraan

4

5 Buku ini dapat diterbitkan berkat dukungan United States Agency for International Development (USAID). Opini yang tertulis dalam buku ini murni merupakan pendapat tim penulis dan tidak merefleksikan pandangan USAID ataupun pemerintah Amerika Serikat. USAID menjamin hak bebas royalti noneksklusif dan permanen untuk mereproduksi, mempublikasi, serta mempergunakan buku ini dalam bentuk apapun, juga memberikan wewenang bagi pihak lain dalam menggunakannya untuk kepentingan Pemerintah.

6 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health Editor: Tim Indohun ISBN Diterbitkan oleh: Indohun National Coordinating Office Kampus Baru UI Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Gedung G Lantai 3 Ruang 316 Depok, Jawa Barat Telp./Fax.: nco@indohun.org Website:

7 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Contoh: Modul OH menjadi Paparan PowerPoint Contoh Pemakaian Materi Dalam Mata Kuliah Sub bab: Konsep dan Pengetahuan tentang One Health Sub bab: Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat Sub Bab: Kolaborasi dan Kemitraan Sub Bab: Komunikasi dan Informatika Contoh Pemakaian Materi Dalam Pelatihan Sub bab: Konsep dan Pengetahuan tentang One Health Sub bab: Kesehatan Ekosistem Sub Bab: Kepemimpinan Sub Bab: Budaya, Kepercayaan, Nilai dan Etika i

8

9 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Kata Pengantar Dalam rahmat Tuhan YME kami dapat menyelesaikan terjemaahan Buku Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health. Buku ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan para ahli yang mempunyai keahlian yang mendalam di dalam displin ilmu mereka untuk bekerjasama lintas disiplin dalam rangka menjawab permasalahan yang kompleks terkait One Health. Terdapat tujuh bab yang akan membantu membangun keahlian, pengetahuan, dan kemampuan para peserta kursus untuk dapat secara efektif mencari jawaban terhadap permasalahan-permasalahan kesehatan masyarakat melebihi disiplin ilmunya, dan juga agar para peserta dapat berfungsi sebagai satu bagian yang menyatu dengan tim ahli yang bersifat multi-disiplin. Tujuh bab di dalam Buku Panduan Aplikasi SoftSkill One Health meliputi: Kolaborasi dan Kemitraan Komunikasi dan Informatika Budaya, Kepercayaan, Nilai and Etika Kepemimpinan Manajemen Kebijakan, Advokasi and Regulasi Systems Thinking Buku ini dirancang oleh tim penyusun yang terdiri dari 33 ahli dari berbagai disiplin ilmu mulai dari ilmu kedokteran hewan, kedokteran, kesehatan masyakarat, ekologi, rancangan instruksional, meliputi lima negara termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Amerika Serikat, yang telah bekerjasama selama hampir satu tahun untuk menyusun modul-modul One Health ini, tim penyusun terdiri dari: Dr. Abu Tholib Aman Mr. Irwin Fernandez Chavez Dr. Jeein Chung Dr. Ede Surya Darmawan Dr. Stanley Fenwick Ms. Louise Flynn Dr. Karin Hamilton Dr. Latiffah Hassan Dr. Douglas L. Hatch Dr. Raymond R. Hyatt Ms. Kimberly Kennedy Dr. Nongyao Kasatpibal Dr. Sumalee Lirtmunlikaporn Dr. Roslaini Bin Abd. Majid Dr. Mohd Rizal Abdul Manaf Dr. Walasinee Moonarmart Dr. Saengduen Moonsom Ms. Pornthip Rujisatian Dr. Sarmin MP Dr. Pham Hong Ngan Dr. Felicia Nutter Dr. Mohd Sham Bin Othman Dr. Pham Duc Phuc Dr. Trioso Purnawarman Dr. Jennifer Steele Dr. Agik Suprayogi Ms. Roberta Talmage Dr. Metawee Thongdee Dr. Kriangkrai Thongkorn Mr. Luu Quoc Toan Dr. Ronald Morales Vargas Dr. Le Thi Huong Dr. Le Thi Thanh Xuan Buku ini berasal dari Modul One Health yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sehingga mudah untuk diajarkan kepada mahasiswa kesehatan di Indonesia. Materi yang dirancang dalam buku ini telah dirancang agar anda dapat menyesuaikan isinya terhadap lokasi spesifik anda (universitas, wilayah, negara, dll.). Sebagai contoh, anda mungkin ingin menyesuaikan praktek di lapangan terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan atau satwa liar di wilayah anda; atau mungkin anda ingin memfokuskan perhatian anda pada penyakit-penyakit zoonotic yang prevalensinya paling tinggi di wilayah anda. Jika anda mengajar mahasiswa S2 dan bukan mahasiswa S1, maka anda mungkin ingin menambahkan pekerjaan akademis ke dalam tugas dan bahan bacaan mahasiswa anda. Anda mungkin dapat memasukkan beberapa aspek dari modul One Health ini di matakuliah mahasiswa S1, anda dapat menggunakan materi-materi di dalam modul untuk digunakan dalam workshop untuk para ahli, atau anda dapat memodifikasi materi-materi tersebut untuk disampaikan kepada para pemangku kepentingan di masyarakat. Setiap bab dan materi telah dirancang agar dapat menyesuaikan dan menyelaraskan dengan rencana pemakaiannya. Berkreasilah dan jadikanlah materi ini berguna untuk anda. Salam Koordinator INDOHUN iii

10 iv

11 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Pendahuluan One Health merupakan aktivitas global yang penting berdasarkan konsep bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan/ekosistem bersifat saling bergantung satu sama lain atau interdependen, dan tenaga profesional yang bekerja dalam area tersebut akan dapat memberikan pelayanan terbaik dengan saling berkolaborasi untuk mencapai pemahaman yang lebih baik mengenai semua faktor yang terlibat dalam penyebaran penyakit, kesehatan ekosistem, serta kemunculan patogen baru dan agen zoonotik, juga kontaminan dan toksin lingkungan yag dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas substansial, serta berdampak pada pertumbuhan sosioekonomik, termasuk pada negara berkembang. Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health dan Buku Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health dapat digunakan secara bersamaan ataupun individual oleh para pengajar. Buku ini terdiri dari masing-masing tujuh bab atau modul. Bab yang terdapat pada Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health yaitu Konsep dan Pengetahuan tentang One Health; Dasar-dasar Penyakit Menular; Manajemen Penyakit Menular; Epidemiologi dan Analisis Risiko; Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat; Kesehatan Ekosistem; dan Perubahan Perilaku. Bab yang terdapat pada Buku Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health yaitu Kolaborasi dan Kemitraan; Komunikasi dan Informatika; Budaya, Kepercayaan, Nilai and Etika; Kepemimpinan; Manajemen; Kebijakan, Advokasi and Regulasi; dan Systems Thinking. Pemanfaatan buku ini disesuaikan dengan kebutuhan dari pengajar. Pemodifikasian susunan bab dapat dilakukan. Setiap bab memiliki bobot pengajaran yang berbeda, sehingga dapat diajarkan dalam beberapa sesi. Informasi lebih lanjut mengenai buku ini, hubungi: INDOHUN NCO Kampus Baru UI Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Gedung G Lantai 3 Ruang 316 Depok, Jawa Barat Telp./Fax.: nco@indohun.org Website: Adapun tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari buku ini adalah untuk: menambah pengetahuan dan meningkatkan kolaborasi lintas-sektor serta antarprofesi; memberikan strategi praktis yang bermanfaat untuk investigasi lapangan wabah penyakit sekaligus menjadi paparan realistis bagi mahapeserta dan fakultas mengenai kemunculan penyakit infeksi, temasuk agen infeksi zoonotik, agen infeksi yang baru diidentifikasi yang mampu menyebabkan ancaman pandemi, kampanye peningkatan kesadaran publik dan manajemen penyakit, serta kesehatan ekosistem dan lingkungan; dan meningkatkan kerja sama di kalangan petugas kesehatan pemerintah tingkat nasional, regional, serta kabupaten yang tertarik pada prinsip One Health, bersama dengan agen kesehatan multilateral (misalnya Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization [WHO], Badan Makanan dan Pertanian Persatuan Bangsa-Bangsa/Food and Agriculture Organization of the United Nations [FAO], serta Badan Kesehatan Satwa Dunia/World Organisation for Animal Health [OIE]), juga lembaga swadaya masyarakat (LSM)/nongovernmental organizations (NGOs) dan pihak swasta. Keterangan berikut wajib dicantumkan oleh siapa saja yang hendak menduplikasi bahan atau isi rangkaian modul One Health: Modul Pendidikan One Health, Southeast Asia One Health Network (SEAOHUN),

12

13 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Bab 4: Kolaborasi dan Kemitraan Bab 4 Deskripsi Modul dan Hasil Pembelajaran Sasaran Peserta Modul ini membangun pemahaman dan sikap tentang prinsip dasar kolaborasi dan kemitraan, di dalam konteks pendekatan One Health untuk menjawab tantangan kesehatan yang kompleks. Modul ini membekali peserta dengan pengetahuan, keahlian, dan sikap untuk menyelesaikan suatu kegiatan kolaboratif dengan baik. Mahasiswa S1; atau Mitra One Health, Praktisi dan Para Ahli dari berbagai Profesi Peta Pembelajaran Kompetensi Kompetensi #1 Mendorong keterlibatan perwakilan dari berbagai konstituen lintas manusia, hewan, kesehatan lingkungan dan disiplin lain yang relevan. Kompetensi #2 Berbagi visi, kekuatan, tanggung jawab, akuntabilitas, dan penghargaan di antara sesama kolaborator. Tujuan Pembelajaran untuk Membangun Kompetensi Secara kolaboratif mengelola tim dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Menyimak, berpendapat, dan menulis untuk dapat dimengerti oleh semua pihak (menambah pemahaman tentang gaya bekerja masing-masing individu). Tujuan Pembelajaran untuk Membangun Kompetensi Membandingkan dan memperbedakan pekerjaan individu, pekerjaan grup, dan pekerjaan kolaboratif/tim. Menjelaskan tahapan umum dari membangun sebuah tim. Memperagakan kemampuan menyimak secara aktif. Memperagakan kemampuan resolusi konflik yang konstruktif. 197

14 INDOHUN Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health Gambaran Umum Waktu Topik Kegiatan 165 Apa itu Kolaborasi dan Kenapa Berkolaborasi? 60 Kolaborasi Efektif: Tantangan Marshmallow 60 Kolaborasi Efektif: Difusi Inovasi dan Tahapan Membangun Tim atau Kolaborasi Lain 245 Kemampuan Komunikasi untuk Kolaborasi Komputer, proyektor LCD, layar/dinding kosong Flipchart atau whiteboard dengan spidol Modul PowerPoint Panduan Peserta Komputer, proyektor LCD, layar/dinding kosong Flipchart atau whiteboard dengan spidol Modul PowerPoint Klip Video Marshmallow, spaghetti, benang, lakban dan kertas bungkus makanan Panduan Peserta Komputer, proyektor LCD, layar/dinding kosong Flipchart atau whiteboard dengan spidol Modul PowerPoint Panduan Peserta Klip Video Komputer, proyektor LCD, layar/dinding kosong Flipchart atau whiteboard dengan spidol Modul PowerPoint Handout Teknik Resolusi Konflik Panduan Peserta 175 Resolusi Konflik dan Kolaborasi Komputer, proyektor LCD, layar/dinding kosong Flipchart atau whiteboard dengan spidol Modul PowerPoint Handout Panduan Peserta 105 Melatih Kemampuan Kolaborasi Modul PowerPoint Komputer, proyektor LCD, layar/dinding kosong Peralatan Egg Drop 60 Perenungan dan Evaluasi Pembelajaran Panduan Peserta Referensi untuk Peserta 1. Harvard Business Review. (2011). Collaborating Effectively, Harvard Business Review Paperback Services. 2. Lederach, J. (2003). Little Book of Conflict Transformation: Clear Articulation of Guiding Principles by a Pioneer in the Field, Pennsylvania: Good Books. 3. National Leadership and Innovation Agency for Health Care. (2007). Learning to Collaborate: Lessons in Effective Partnership Working in Health and Social Care, National Leadership and Innovation Agency for Health Care. Retrieved on December 1, 2013, from 198

15 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Sub Bab: Apa itu Kolaborasi dan Kenapa Berkolaborasi? Tujuan Pembelajaran: Tipe Pembelajaran: Waktu: Alat dan bahan: Tugas Pra-Kuliah Membandingkan dan memperbedakan multi-disiplin, inter-disiplin dan transdisiplin. Menjelaskan makna dari kolaborasi, dan manfaatnya serta tantangannya di dalam situasi One Health. Kuliah; Kegiatan Grup Kecil & Grup Besar; Diskusi Grup Besar 165 Komputer, proyektor LCD, layar/dinding kosong Flipchart atau whiteboard dengan spidol Modul PowerPoint Panduan Peserta Membaca Artikel, Multidisiplinarity, interdisiplinarity and transdisiplinarity in health research, services, education and policy: 1. Definitions, objectives, and evidence of effectiveness (Choi, B. and A. Pak) Catatan untuk Fasilitator Sebelum sesi, mintalah peserta untuk membaca artikel di bawah ini dan bersiaplah untuk mendiskusikannya di dalam kelas. Pra-kerja Multidisiplinarity, interdisiplinarity and transdisiplinarity in health research, services, education and policy: 1. Definitions, objectives, and evidence of effectiveness (Choi, B. and A. Pak) Kuliah 30 Gambaran Umum Modul Menjelaskan bahwa kolaborasi dan kemitraan adalah salah satu Kompetensi Inti One Health yang sangat krusial. Pendekatan One Health bersifat kolaboratif, dan modul ini dapat membantu peserta untuk mengembangkan kemampuan, pengetahuan, dan sikap yang krusial di dalam area ini. Kompetensi Modul Kolaborasi & Kemitraan Mendorong keterlibatan perwakilan dari berbagai konstituen lintas manusia, hewan, kesehatan lingkungan dan disiplin lain yang relevan. Berbagi visi, kekuatan, tanggung jawab, akuntabilitas, dan penghargaan di antara sesama kolaborator. 199

16 INDOHUN Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health Agenda Modul 165 Apa itu Kolaborasi dan Mengapa Berkolaborasi? Kolaborasi Efektif: Tantangan Marshmallow Kolaborasi Efektif: Difusi Inovasi dan Tahapan Membangun Tim atau Kolaborasi Lain 245 Kemampuan Komunikasi di dalam Kolaborasi 175 Resolusi Konflik dan Kolaborasi 105 Melatih Kemampuan Kolaborasi 60 Perenungan dan Evaluasi Pembelajaran Kegiatan Grup Besar 30 Jenis Kolaborasi Memberikan ujian singkat kepada peserta untuk mengulas istilah-istilah pokok yang telah dipelajari dari tugas bacaan pra-kerja. Mintalah kepada setiap peserta untuk menuliskan definisi mereka untuk istilah-istilah berikut: Disiplin, Multidisiplin, Inter-disiplin dan Trans-disiplin. Setiap peserta harus melakukan self-assessment sembari anda mengulas definisidefinisi sebagai berikut: Definisi Contoh Ilustratif Disiplin Multi-Disiplin Sebuah cabang ilmu, arahan atau pembelajaran Melibatkan beberapa disiplin Menambahkan bukan menggabungkan Perspektif disiplin tidak diubah Bersifat aditif Kesehatan Masyarakat; Ilmu Lingkungan; Ilmu Kedokteran Hewan Melihat dua penyedia pelayanan kesehatan dengan spesialisasi yang berbeda (contoh, dokter anak dan konselor gizi) Inter-Disiplin Trans-Disiplin Sintesis dari dua atau lebih disiplin untuk membangun tingkatan baru dari integrasi ilmu pengetahuan. Interaktif Menggunakan kerangka kerja konseptual bersama untuk jauh melewati batas-batas disiplin ilmu. Penyatuan Holistik Fisika nuklir ditambah dengan ilmu kedokteran telah digunakan untuk memimpin di dalam pengobatan baru terhadap kanker. Membahas isu-isu seperti kelaparan dan polusi, yang jauh melewati batas disiplin ilmunya (contoh, ekonomi, ekologi, dll) Membantu orang lain untuk berkembang di bidang ilmunya serta ke bidang ilmu lain. Lihat Catatan Singkat Fasilitator di akhir sesi ini untuk informasi tambahan mengenai istilah-istilah yang disebutkan di atas. 200

17 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Diskusi Grup Besar Kegiatan Grup Kecil Motivasi untuk Kolaborasi One Health Berikanlah pengantar singkat mengenai motivasi untuk berkolaborasi di dalam suatu situasi One Health. Sampaikanlah kepada peserta bahwa: Terdapat berbagai faktor yang memotivasi individu dan organisasi untuk berkolaborasi. Di awal suatu kegiatan kolaboratif, sangat penting untuk memahami alasan mengapa mereka ingin menjalin kerjasama. Kolaborasi belum tentu merupakan respons yang sesuai terhadap semua tantangan yang ada, dan belum tentu juga menghasilkan solusi yang tepat terhadap suatu permasalahan. Kesesuaian dan ketulusan niat sangatlah berpengaruh di dalam keberhasilan suatu kolaborasi. Biaya dan manfaat dari berbagai bentuk kolaborasi yang ada harus dievaluasi secara seksama. Tanyakanlah ke peserta, Dimanakah letak kesesuaian One Health dengan definisi kita tentang berbagai level kolaborasi? Ambil beberapa jawaban. Kemudian mintalah grup untuk melakukan brainstorming untuk mendaftar kekuatan pendorong untuk kolaborasi di One Health. Tuliskan di flipchart atau whiteboard. Contoh-contohnya meliputi: Memerlukan keterlibatan pemerintah dan dekrit hukum Untuk melatih kekuasaan, kontrol, atau pengaruh atas orang lain atau organisasi, contoh, untuk memperbaiki posisi strategis Untuk saling memberi melalui kerjasama dan koordinasi Untuk meningkatkan efisiensi terhadap sumber daya yang terbatas Untuk mengurangi biaya transaksi dari berbagai bentuk lain pengaturan pasar dan hirarki. Untuk mencari stabilitas dengan mengurangi turbulensi lingkungan dan ketidakpastian dan dengan berbagi risiko Untuk memperbaiki reputasi, citra atau profil diri Untuk mengakses sumber daya baru uang, keahlian dan staf Untuk mendorong pembelajaran di tingkat individu dan organisasi Untuk mendisain pelayanan seputar kebutuhan warga dan klien Altruisme: lebih mengutamakan kepentingan orang lain Manfaat dan Tantangan Kolaborasi Sampaikanlah ke para peserta bahwa sebagian besar individu yang berada di dalam ruangan ini pernah berkolaborasi sebelumnya dan telah mendapatkan menfaat dan tantangan di dalam kolaborasi. Bagi peserta ke dalam dua grup dan mintalah mereka untuk menjawab pertanyaan ini, Berbicara tentang pengalaman anda dan One Health, Apa yang anda antisipasi yang merupakan manfaat dan tantangan kolaborasi di dalam situasi One Health? Tugaskan satu grup untuk memikirkan tantangan kolaborasi sedangkan grup yang lainnya menuliskan manfaatnya. Beri waktu 10 menit untuk brainstorming kemudian saling berganti peran. Mintalah setiap grup untuk membacakan jawabannya dan mencatatnya di flipchart atau whiteboard. Tambahkan manfaat 201

18 INDOHUN Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health Manfaat Kolaborasi Kesempatan terbuka untuk belajar dan menyesuaikan diri. Sumber daya baru waktu, dana, informasi, bahan mentah, legitimasi dan status dapat diperoleh. Biaya melibatkan pengembangan kebijakan dan layanan baru serta risiko dapat dibagi. Pengaruh terhadap kebijakan atau sektor dapat ditingkatkan. Kemampuan mengelola ketidakpastian dan masalah kompleks. Dukungan timbal balik dari organisasi lain dapat diperoleh dan hubungan kerja yang harmonis dapat terbangun. Memberi ruang bagi analisis mendalam dan komprehensif terkait permasalahan yang ingin dieksplorasi. Kemampuan merespons lebih beragam melalui aksi bersama dari berbagai mitra yang berbeda. Proses ini memastikan bahwa setiap bentuk ketertarikan pemangku kepentingan (stakeholder) dipertimbangkan di dalam nota kesepakatan. Seluruh pihak memelihara rasa memiliki terhadap solusi. Partisipasi meningkatkan penerimaan dari solusi, rasa memiliki yang lebih besar, dan keinginan untuk mengimplementasikannya. Potensi untuk menghasilkan solusi yang baru dan inovatif meningkat Biaya transaksi terkait bekerja di dalam metode hirarki dan pasar dapat dihindarkan. Mekanisme untuk koordinasi aksi mendatang di antara mitra dapat dibangun melalui peningkatan kepercayaan (trust) dan social capital. Kolaborasi mendorong penggunaan sumber daya yang lebih efisien dan menghindari duplikasi serta mendorong koordinasi. Tantangan Kolaborasi Dapat berdampak pada hilangnya superiotitas teknologi Hilangnya sumber daya waktu, dana, informasi, bahan mentah, legitimasi dan status Khawatir akan dikaitkan dengan kegagalan dan beban yang harus ditanggung dari kegagalan tersebut seperti hancurnya reputasi, status dan posisi keuangan. Hilangnya otonomi dan kemampuan untuk mengendalikan outcome Perubahan tujuan dan berkurang atau hilangnya kontrol Konflik atas domain, tujuan, atau metode Penundaan solusi dikarenakan permasalahan terkait koordinasi dan biaya transaksi yang lebih tinggi Menambah kompleksitas pengambilan keputusan Permasalahan terkait kurangnya akuntabilitas dan transparansi Kebingungan atas identitas organisasi dan peranan profesi. * Poin-poin di atas diambil dari: Learning to Collaborate: Lessons in Effective Partnership Working in Health and Social Care National Leadership and Innovation Agency for Health Care. 202

19 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Kuliah 15 Membuat Matriks Pemangku Kepentingan Catatan: Model yang berpengaruh/penting ini turut mengacu ke Modul Kepemimpinan. Teks dean grafik untuk bagian ini diambil dari ICRA (International Centre for development-oriented Research in Agriculture) Stakeholder Matrices Guidelines handout. objects/anglolearn/stakeholder_matrices-guidelines%28new%29.pdf). Memberikan kuliah tentang Membuat Matriks Pemangku Kepentingan. Materi ini berfokus pada poin-poin yang di bawah ini. Lihatlah Modul Powerpoint untuk catatan kuliah yang lebih terperinci. Sebagai awalan, sampaikan ke peserta tahapan yang penting di dalam kolaborasi, yaitu mengetahui siapa sajakah pemangku kepentingan-nya dan kontribusi apa sajakah yang dapat mereka berikan di dalam upaya kolaborasi ini. Anda juga ingin mengumpulkan informasi dan mengkaji pengaruh dari masing-masing mitra potensial dan arti pentingnya terhadap isu yang tengah dihadapi. Poin penting dari materi kuliah ini: Matriks Pemangku kepentingan membandingkan dan memperbedakan informasi yang tersedia terkait beragam pemangku kepentingan yang berbeda. Matriks Pemangku kepentingan dapat mencakup berbagai jenis informasi. Membangun Matriks Pemangku kepentingan tidak menjadikan proses bersifat partisipatory. Informasi dapat dikumpulkan secara konsultatif, dianalisis dan ditindaklanjuti oleh tim riset; atau matriks tersebut dapat dibuat, dianalisis dan diterapkan oleh pemangku kepentingan sendiri. Apakah suatu proses itu bersifat partisipatif atau tidak, bukan tergantung pada alat tetapi bagaimana itu digunakan. Simpulkan materi dengan memberikan penekanan pada hubungan antara pemangku kepentingan dengan mitra-mitra dengan mengatakan: Kuncinya adalah mengubah stakeholders menjadi mitra-mitra anda. Pastikan bahwa mereka berkepentingan di dalam keberhasilan anda. Matriks Pengaruh dan Arti Penting High Importance Low Influence High Importance High Influence Importance Low Importance Low Influence Influence Low Importance High Influence 203

20 INDOHUN Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health Brainstorm Grup Besar Kegiatan Membuat Matriks Pemangku Kepentingan Di grup besar, buatlah daftar tentang 4 atau 5 isu-isu terkini terkait One Health yang dipahami oleh setiap peserta. Bagi peserta ke dalam grup kecil berdasarkan isu-su tersebut. Kemudian, peserta diberikan tugas berikut ini: Buatlah daftar pemangku kepentingan yang mungkin dapat dilibatkan. Buatlah grid di mana anda perikirakan pemangku kepentingan akan dikelompokkan berdasarkan arti penting/pengaruhnya. Pemangku kepentingan mana sajakah yang dapat menjadi mitra guna menjamin keberhasilan program One Health? Bagaimanakah anda dapat membangun kemitraan-kemitraan ini? Tambahkan poin-poin terkait informasi yang anda inginkan dari grup peserta untuk dapat mereka tangkap dan analisis terkait pemangku kepentingan. Grup Berbagi Mintalah setiap grup untuk berbagi hasil analisisnya dengan peserta yang lain. Diskusi Grup Besar Catatan Terperinci Fasilitator Diambil dari berbagai sumber. Tingkatan Kolaborasi: Multi-disiplin tidak berusaha untuk mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu yang terlibat. Metodologi dan asumsi dari masing-masing disiplin ilmu tidak secara tegas dikembangkan dari interaksi dengan disiplin yang lain. Tim yang bersifat multi-disiplin dapat bekerja secara serentak atau dalam satu rangkaian waktu, akan tetapi kegiatan masing-masing disiplin berjalan secara parallel dan tidak berpadu. Multi-disiplin adalah bentuk yang paling tidak integratif dari riset integratif tapi dianggap yang paling mudah dicapai. Multi-disiplin meliputi beberapa disiplin akademis di dalam suatu investigasi tematik dengan beberapa tujuan pada pokoknya, kajian-kajian hidup berdampingan di dalam suatu konteks. Para kolaborator bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan membandingkan hasil dari kajian-kajian; tidak ada usaha untuk melintasi batas atau menghasilkan gabungan pengetahuan baru. Setiap anggota dapat memberikan perspektif keahliannya terkait isu tertentu. Satu keuntungan dari pendekatan ini adalah, sementara pendekatan risetnya adalah per disiplin ilmu, beragam perspektif dapat dikumpulkan terkait isu yang tengah dibahas. Pekerjaan multi-disiplin bersifat project-driven atau diarahkan untuk menjawab suatu permasalahan. Inter-disiplin bersifat kolaboratif dan memadukan dan mengintegrasikan riset antardisiplin. Dua atau lebih disiplin ilmu bekerja bersama dan membuat tulisan bersama. Berfokus pada pembahasan permasalahan nyata di dunia yang mendorong peserta (dari berbagai disiplin ilmu yang tidak berkaitan) untuk melintasi batas guna melahirkan pengetahuan baru. Kebutuhan untuk menjembatani sudut pandang disiplin-displin ilmu pada umumnya berasal dari kebutuhan untuk membahas permasalahan rumit yang melibatkan manusia dan sistem yang alami. 204

21 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Manusia dan ide-ide dikumpulkan dari berbagai disiplin ilmu untuk secara bersama-sama membangun kerangka permasalahan, menyepakati pendekatan metodologi dan menganalisis data. Dengan demikian, riset yang bersifat inter-disiplin memerlukan pendekatan yang lebih kolaboratif untuk formulasi masalah dan pengembangan metodologi dibandingkan dengan riset multi-disiplin. Di dalam beberapa kegiatan, sebuah disiplin ilmu dapat mendominasi dan secara efektif mengontrol penggabungan pengetahuan. Pendekatan satu-arah dapat menyebabkan masalah, dan kekuasaan lebih besar yang diberikan ke salah satu disiplin ilmu dapat menghambat terbentuknya kepercayaan di dalam tim riset (transfer informasi, jangkauan di dalam melintas batas keilmuan, dll). Di beberapa kasus, interaksi dan perkembangan kegiatan dipandu oleh isu (isu-sentrum) dan istilahnya dinamakan inter-disiplin yang berorientasi pada tujuan (goal-oriented inter-disiplinarity). Perbedaan antara inter-disiplin besar dengan inter-disiplin kecil adalah, inter-disiplin besar dicirikan dengan tautan antara disiplin-disiplin yang berjauhan (contohnya, ilmu alam dan ilmu manusia), sedangkan interdisiplin kecil dicirikan dengan tautan antar sub-disiplin di dalam satu disiplin ilmu (contohnya, di dalam ilmu alam) dimana terjadi pertukaran metode dan pengetahuan. Tidak semua riset inter-disiplin diintegrasikan dari lintas disiplin pada level yang sama. Pendekatan trans-disiplin berfokus pada permasalahan atau isu-isu yang melibatkan dua atau lebih disiplin ilmu, apapun bentuk interaksi yang terjadi di antara disiplin-disiplin ilmu tersebut. Tujuannya adalah untuk menyatukan ilmu pengetahuan, tetapi bukan membangun perpaduan penerapan dan asumsi. Kegiatan trans-disiplin cenderung memiliki fokus terhadap dunia nyata dan mencakup minat dan keterlibatan pihak ketiga, seperti lembaga pemerintah dan non-pemerintah atau penggiat dunia usaha. Trans-disiplin adalah satu bentuk riset terintegrasi yang paling ingin dicapai, namun sulit untuk mencapainya. Trans-disiplin adalah bentuk tertinggi dari proyek integrasi, tidak hanya melibatkan banyak disiplin, tapi juga banyak peserta non-akademis, yang bertujuan untuk mengkombinasikan aspek lintas disiplin dengan pendekatan partisipatif. Variasi yang terdapat di dalam berbagai kerangka kerja trans-disiplin adalah akibat dari kuatnya tujuan riset di dalam menjawab permasalahan yang ada, serta adanya kebutuhan akan metodologi yang fleksibel di dalam riset trans-disiplin yang didorong oleh pendekatan problem-solving sembari metodologi yang digunakan di dalam riset harus sesuai dengan konteks permasalahan yang tengah diinvestigasi. Berfokus pada masalah, ketimbang pada disiplin, meminimalisasi kemungkinan riset untuk hanya memiliki satu arah (unidirectional). Di dalam trans-disiplin, tidak ada disiplin yang dianggap lebih tinggi. Trans-disiplin memerlukan upaya yang keras dari para pesertanya untuk membuka diri ke pemikiran-pemikiran alternatif. Tuntutan yang diembankan kepada para peneliti untuk berkolaborasi, mempunyai arti bahwa trans-disiplin, dari berbagai bentuk integrasi yang ada, berfokus pada membangun hubungan personal kesepemahaman bersama. Membangun kepercayaan dan kesepahaman di antara peneliti adalah kunci di dalam membangun kapasitas transdisiplin. Referensi Choi, B. and A. Pak Multi-disiplinarity, inter-disiplinarity and trans-disiplinarity in health research, services, education and policy: 1. Definitions, objectives, and evidence of effectiveness. Clin Invest Med 29(6): Stock and Burton Defining Terms for Integrated (Multi-Inter-Trans-Disciplinary) Sustainability Research. Sustainability 3, doi: /su

22 INDOHUN Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Tugas Pra-Kuliah Membandingkan dan memperbedakan multi-disiplin, inter-disiplin dan transdisiplin. Menjelaskan makna dari kolaborasi, dan manfaatnya serta tantangannya di dalam situasi One Health. Membaca Artikel, Multidisiplinarity, interdisiplinarity and transdisiplinarity in health research, services, education and policy: 1. Definitions, objectives, and evidence of effectiveness (Choi, B. and A. Pak) Pra Kerja Membaca artikel Choi dan Pak, Multidisiplinarity, interdisiplinarity and transdisiplinarity in health research, services, education and policy: 1. Definitions, objectives, and evidence of effectiveness. Tugas Membaca Kuis Singkat Kegiatan Individual Disiplin Multi-disiplin Antar-disiplin Trans-disiplin Mendefinisikan setiap istilah di bawah ini:

23 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Motivasi untuk Kolaborasi One Health Di manakah One Health itu sesuai dengan definisi kita tentang berbagai tingkat kolaborasi yang ada? Manfaat dan Tantangan Kolaborasi Kegiatan Grup Kecil Ingat kembali pengalaman anda begitu pula dengan segala yang anda ketahui tentang One Health. Apa yang anda antisipasi adalah beberapa dari manfaat dan tantangan di dalam skenario kolaborasi One Health? Manfaat Kolaborasi Tantangan Kolaborasi 207

24 INDOHUN Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health Membuat Matriks Pemangku Kepentingan (Stakeholder) Brainstorm Grup Besar High Importance Low Influence High Importance High Influence Importance Low Importance Low Influence Influence Low Importance High Influence Arahan: Buatlah daftar para pemangku kepentingan yang mungkin dapat dilibatkan di dalam isu yang telah ditugaskan untuk anda. Buatlah grid dimana para pemangku kepentingan akan ditempatkan berdasarkan arti pentingnya/pengaruhnya. Pemangku Kepentingan MATRIKS PEMANGKU KEPENTINGAN Arti Penting Pengaruh 208

25 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Perhatikan pertanyaan berikut: Di antara pemangku kepentingan yang ada, siapa yang dapat menjadi mitra di dalam memastikan keberhasilan program One Health? Bagaimanakah anda dapat membangun kemitraan-kemitraan ini? Catatan: 209

26 INDOHUN Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health Sub Bab: Kolaborasi Efektif: Tantangan Marshmallow Tujuan Pembelajaran: Tipe Pembelajaran: Durasi: Alat dan Bahan: Menjelaskan tahapan umum di dalam membangun tim. Secara kolaboratif mengelola tim dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kegiatan Grup Kecil; Diskusi Grup Besar; Kuliah 60 Komputer, proyektor LCD, layar/dinding kosong Flipchart atau whiteboard dengan spidol Modul PowerPoint Klip video TEDTalk, Presentasi The Marshmallow Activity Marshmallows, spaghetti, benang, lakban dan tas bungkus makanan Panduan peserta Catatan untuk Fasilitator Pengaturan Pra-Sesi Persiapan Fasilitator Sebelum sesi dimulai, buatlah paket peralatan untuk setiap tim yang terdiri dari 4 peserta. Setiap paket peralatan terdiri dari: 20 buah spaghetti (Gunakanlah spaghetti mentah. Hindari penggunaan jenis spaghetti yang terlalu tipis sehingga mudah patah. Sedangkan jenis fettucini dan linguini terlalu tebal.) Lakban sepanjang satu meter (Gunakanlah lakban standar. Letakkanlah lakban di sisi meja, di belakang kursi atau dinding terdekat. Menggulungnya di tas dapat membuatnya kusut.) Benang satu meter (gunakanlah benang yang dapat diputus dengan mudah oleh tangan. Jika benangnya tebal, sertakanlah gunting.) Sebuah marshmallow (gunakanlah marshmallow ukuran standar, dengan lebar ± 2,5 cm. Hindari ukuran yang terlalu kecil atau terlalu besar. Hindari juga marshmallow yang sudah basi. Anda menginginkan marshmallow yang kenyal yang menimbulkan kesan ringan.) Bahan-bahan ini (kecuali lakban) ditaruh di dalam kantong kertas atau amplop coklat besar, yang memudahkan di dalam pembagiannya dan tidak menampilkan isinya, dengan tujuan agar memaksimalkan aspek keterkejutan. Pastikan juga bahwa anda memiliki peralatan berikut ini: Alat ukur panjang: Alat ukur panjang yang dapat digulung dan dipanjangkan untuk mengukur tinggi bangunan hasil dari tantangan di atas. Proyektor Video dan Sound System (opsional): Untuk efek yang lebih dramatis, gunakanlah proyektor video untuk menampilkan presentasi Tantangan Marshmallow dan sound system untuk musiknya. Gunakanlah musik berdurasi 18 menit. Tantangan berakhir bersamaan dengan berakhirnya lagu. 210

27 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Petunjuk Kegiatan 10 Unduhlah salinan presentasinya. Anda dapat peroleh file PDF-nya di www. marshmellowchallenge.com. Gunakanlah beberapa menit untuk mengulas kembali petunjuk kegiatan yang diperoleh dari Pengantar Tantangan Marshmallow Menyambut peserta ke dalam sesi ini. Mulailah dengan memberitahu tugas yang akan mereka kerjakan. Jika memungkinkan, tampilkanlah slide awal dari presentasi PDF/PPT yang dibuat oleh Tom Wujec pada TEDTalk conference atau gunakanlah petunjuk di bawah ini. Petunjuk Tantangan Marshmallow Buatlah Bangunan Tertinggi (berdiri bebas): Tim yang menang adalah tim dengan bangunan tertinggi yang diukur dari bagian atas meja hingga ke marshmallow yang paling tinggi. Itu berarti, bangunan tersebut tidak dapat dibangun di atas kursi, plafon atau lampu tempel. Keseluruhan Marshmallow harus berada di atas: Setelah selesai taruh marshmallow di atas bangunan. Memotong atau memakan sebagian marshmallow berakibat pada pendiskualifikasian tim. Gunakanlah Secukupnya Peralatan yang ada: Tim dapat menggunakan sebanyak 20 buah spaghetti, dan sesedikit mungkin benang atau lakban. Tim tidak dapat menggunakan bungkus kertas. Potonglah Spaghetti, Benang / Lakban: Tim bebas memotong spaghetti, dan/atau lakban dan benang untuk membentuk bangunan baru. Tantangan Berlangsung 18 menit: Tim tidak boleh memegang bangunan ketika waktunya habis. Bagi yang masih memegang bangunan akan didiskualifikasi di akhir latihan. Pastikan Setiap Orang Memahami Peraturannya: Jangan ragu untuk mengulangi peraturannya berkali-kali, minimal tiga kali. Tanyakanlah jika ada yang ingin bertanya sebelum tantangan dimulai. Kegiatan Grup Kecil 20 Tanyakanlah apakah ada yang perlu diklarifikasi terkait peraturannya dan kemudian bagilah peserta ke dalam tim. Berikanlah peralatannya dan mulai. Mulalilah tantangannya dan selama durasi 18 menit tersebut, lakukanlah: Berjalanlah di dalam Ruangan: Adalah hal yang menakjubkan untuk dapat melihat proses pembangunannya, selain itu juga untuk memperhatikan pola inovasi yang dibuat oleh masing-masing tim. Ingatkan Tim akan Waktu: Hitung mundur waktunya. Biasanya, panggilan I di 12 menit, 9 menit (setengah jalan), 7 menit, 5 menit, 3 menit, 2 menit, 1 menit, 30 detik dan hitungan mundur 10 detik. Umumkan Kemajuan Tim: Informasikan ke seluruh peserta tentang kemajuan tim lain. Umumkanlah setiap kali sebuah tim berhasil membuat bangunan yang berdiri. Buatlah rivalitas yang baik. Dorong peserta untuk melihat sekelilingnya. Jangan ragu untuk meningkatkan tensi kompetesi. 211

28 INDOHUN Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health Diskusi Grup Besar Kuliah Ingatkan Tim bahwa yang Memegang Bangunan akan Didiskualifikasi: Beberapa tim mempunyai hasrat yang besar untuk memegang bangunannya di akhir tantangan. Biasanya karena marshmallow yang telah mereka susun sebelumnya mengakibatkan struktur bangunan melengkung. Pemenangnya adalah yang stabil. Setelah waktunya habis, mintalah ke peserta untuk duduk sehingga semua orang dapat melihat bangunannya. Kemungkinan hanya setengah dari tim yang ada, yang memiliki struktur bangunan yang berdiri. Ukurlah masing-masing bangunan, dimulai dari yang paling pendek hingga yang paling tinggi. Sebutkanlah tingginya dan mintalah salah satu peserta untuk mencatatnya di flipchart atau whiteboard. Identifikasi tim yang menang dan pastikan mereka mendapat penghargaan dan hadiah (jika sebelumnya anda sudah menjanjikannya). Pelajaran dari Tantangan Marshmallow Sampaikanlah sisa presentasinya, tontonlah video TEDTalk yang disampaikan oleh Tom Wujec atau hanya jelaskan beberapa pelajaran kunci dari Tantangan Marshmallow dari daftar di bawah ini. Videonya dapat dilihat langsung dari website atau diunduh untuk dilihat secara offline. Terdapat menu di dalam website untuk menambahkan subtitle (teks terjemahan) dalam 30 bahasa, yang mana subtitle itu juga sudah masuk ke dalam salinan video yang anda unduh di: Video Clip Tom Wujec, Build a Tower, Build a Team marshmallowchallenge.com/ted_talk.html Pelajaran Kunci Peserta anak-anak lebih baik dari Peserta yang Berasal dari Kalangan Pebisnis: Dalam hal inovasi, siswa-siswa TK dapat membuat struktur bangunan yang lebih tinggi dan lebih menarik. Membuat Prototipe itu Baik: Alasan mengapa anak-anak melakukannya lebih baik dari mahasiswa sekolah bisnis adalah karena anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk bermain dan membuat prototipe. Secara alamiah, mereka memulainya dengan marshmallow dan menusukkannya ke tongkat spaghetti. Sedangkan mahasiswa Sekolah Bisnis menghabiskan banyak waktu untuk merencanakan ketimbang melaksanakan rencananya, sehingga mereka hampir tidak punya waktu lagi untuk memperbaiki rancangan bangunannya di saat marshmallow sudah ditaruh di atasnya. Marshmallow adalah sebuah Kiasan dari Asumsi Tersembunyi sebuah Pekerjaan: Asumsi yang dibangun di dalam Tantangan Marshmallow ini adalah bahwa marshmallow itu ringan, kenyal dan mudah ditopang oleh tongkat spaghetti. Ketika anda berusaha untuk membuat struktur bangunan anda, ternyata marshmallow tersebut tidak terasa ringan. Pelajaran dari Tantangan Marshmallow ini adalah, kita harus mengidentifikasi asumsi yang digunakan di dalam pekerjaan kita kebutuhan klien yang sebenarnya, biaya produksi, lama pelayanan dan mengujinya sesegera dan sesering mungkin. Itulah mekanisme yang mengarah ke inovasi yang efektif. 212

29 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Menjelaskan tahapan umum di dalam membangun tim. Secara kolaboratif mengelola tim dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Komponen dari Manajemen Penyakit dan Stakeholders Kegiatan Grup Kecil Aturannya: Menyusun bangunan yang tertinggi tanpa penahan. Keseluruhan marshmallow harus berada di atas. Gunakanlah secukupnya alat bantu. Potonglah spaghetti, benang atau perekat. Tantangan ini berlangsung 18 menit. Catatan: 213

30 INDOHUN Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health Sub Bab: Kolaborasi Efektif: Difusi Inovasi dan Tahapan di dalam Membangun Sebuah Tim Kolaborasi Lain Tujuan Pembelajaran: Tipe Pembelajaran: Waktu: Alat dan Bahan: Menilai kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan teknologi. Menjelaskan tahapan umum di dalam membangun kolaborasi/tim. Individual, Kegiatan Grup Kecil dan Grup Besar; Diskusi Grup Besar; Kuliah 60 Komputer, proyektor LCD, layar/dinding kosong Flipchart atau whiteboard dengan spidol Modul PowerPoint Panduan Peserta Klip video, How to Start a Movement Catatan untuk Fasilitator Kegiatan Individual Kuliah Kegiatan Grup Kecil Tanyakanlah kepada peserta apa tanggapan mereka jika seseorang meminta meminta mereka untuk menggunakan GPS untuk memandu mengemudi. Gunakanlah tanggapan mereka untuk menggarisbawahi perbedaan perspektif individual terhadap inovasi. Kaitkan tanggapan mereka ke tantangan marshmallow, serta ke materi berikutnya tentang difusi inovasi. Difusi Inovasi Berikanlah materi tentang difusi inovasi, kategori dan klasifikasi individu di dalam sebuah sistem sosial berdasarkan tingkat invonasinya (Roger E., 1995), serta contoh-contoh orang di masing-masing tipenya. Bacalah presentasi Modul PowerPoint untuk catatan materi kuliah yang lebih rinci. Sebagai kesimpulan dari materi kuliah, mintalah peserta untuk melakukan brainstorming terkait inovasi terkini (misal., smartphone, dll). Kemudian, mintalah mereka untuk mengidentifikasi kategori inovasinya dimana sebagian besar inovasi telah terjadi dari daftar yang ada. Dapatkanlah beberapa contoh sebelum berpindah ke latihan grup kecil. Tipe Inovator Membagi peserta ke dalam lima grup berdasarkan tipe innovator berikut ini: Innovators Early adopters Early majority Late majority Laggards atau non-adopters Mintalah ke setiap grup untuk berdiskusi dan bersiap diri untuk membagi tanggapan mereka terkait pertanyaan berikut ini: Apa saja manfaat dari bekerja dengan tipe inovasi anda? Apa saja tantangannya? Apa saja tantangannya dari tipe inovasi ini jika bekerja dengan tipe inovasi lainnya? Bagaimanakah mereka mengatasi tantangan tersebut? 214

31 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Diskusi Grup Besar Kuliah Mintalah setiap grup untuk berbagi tanggapannya terkait pertanyaan di atas. Mintalah grup lain untuk memberikan masukan dan pandangannya. Berikanlah masing-masing grup 5 menit untuk presentasi. Tipe Inovasi dan Tim Pergantian topik diskusi dari tipe inovasi ke bagaimana tipe-tipe ini berinteraksi di dalam tim. Tampilkan TEDTalk tentang How to Start Movement, menekankan bahwa inovator tidak dapat mengubahnya sendiri. TEDTalk Derek Sivers, How to Start a Movement talks/derek_sivers_how_to_start_a_movement.html (video 3 menit, diskusi menit). Kaitkanlah video di atas dengan presentasi berikutnya dengan bertanya: Apa yang dibawa oleh masing tipe adopter ke dalam tim? Apakah kekuatan masing-masing tipe? Tantangan apa yang masing-masing tipe dapat bawa ke dalam tim? Kategori Adopter Innovators Early adopters Early Majority Late Majority Laggards Definisi Innovators adalah orang-orang pertama yang mengadopsi suatu inovasi. Mereka berani mengambil risiko, paling muda usia, memiliki kelas sosial tertinggi, mempunyai likuiditas keuangan yang baik, sangat sosial dan berhubungan sangat dekat dengan sumber ilmiah dan interaksi dengan inovator lainnya. Sikap toleransi terhadap risiko membuat mereka dapat mengadopsi teknologi yang mungkin mengarah ke kegagalan. Sumberdaya keuangan yang mereka miliki membantu mengurangi dampak kegagalan tersebut. (Rogers 1962) Orang-orang ini mempunyai derajat tertinggi akan opinion leadership di antara kategori adopter lainnya. Early adopters umumnya usianya lebih muda, memiliki status sosial yang lebih tinggi, mempunyai likuiditas keuangan yang lebih baik, pendidikan yang maju, dan lebih maju secara sosial dibandingkan late adopters. Mereka lebih tertutup di dalam pilihan adopsi mereka dibandingkan innovators dan menyadari bahwa pilihan yang matang tentang apa yang mereka akan adopsi akan membantu mereka menjaga posisi komunikasi yang terpusat. Orang-orang di dalam kategori ini mengadopsi inovasi setelah melewati kurun waktu yang panjang. Tipe adopsi ini mempunyai durasi yang lebih lama dari innovators dan early adopters. Early majority adopters cenderung untuk lebih lambat di dalam proses adopsi, dengan status sosial di atas rata-rata, berhubungan dengan early adopters, dan jarang memegang posisi sebagai opinion leadership di dalam system. Orang-orang di dalam kategori ini akan mengadopsi suatu inovasi setelah setelah mayoritas masyarakat menggunakannya. Orang-orang ini memandang inovasi dengan derajat skeptisisme yang tinggi dan setelah mayoritas masyarakat mengadopsi inovasi tersebut. Late majority adopters pada umumnya bersikap skeptis terkait inovasi, memiliki status sosial menengah ke bawah, tingkat likuiditas keuangan yang rendah, berhubungan dengan orangorang di kategori late majority dan early majority, dan memiliki opinion leadership yang rendah. Orang-orang di kategori ini adalah yang terakhir mengadopsi inovasi. Berbeda dari kategorikategori sebelumnya, orang-orang di kategori ini tidak mempunyai atau sedikit sekali opinion leadership. Orang-orang ini memiliki keengganan untuk menjadi agen perubahan dan cenderung berusia lanjut. Laggards cenderung berfokus ke tradisi, memiliki status sosial dan likuiditas keuangan terendah, adalah yang tertua dari seluruh adopter yang ada, dan hanya berhubungan dengan keluarga dan teman dekat. 215

32 INDOHUN Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health Kegiatan Grup Besar 30 Tindakan Penyeimbang: Individual, Grup Kecil, Grup Besar Sampaikanlah bahwa kerjasama kolaboratif tim tidak berarti bahwa setiap orang harus mengerjakan semuanya secara bersama-sama sepanjang waktu. Menyeimbangkan antara kerja individual dengan kerja grup adalah sebuah tantangan yang dihadapi tim. Pikirkanlah tentang tugas atau kegiatan yang lebih baik dikerjakan secara individual, grup kecil dan grup besar. Pada flipchart or whiteboard, buatlah tabel berikut ini: Individual Grup Kecil Grup Besar Mintalah peserta untuk memikirkan kegiatan yang memerlukan kolaborasi grup dan kemudian tentukan jika pekerjaan tersebut akan lebih baik dikerjakan secara individual, grup kecil, atau seluruh tim. Untuk setiap kegiatan, grup harus memprediksi keberhasilannya dengan metode di atas. Berikut adalah contoh dari tanggapan yang anda harapkan. Diambil dari ICRA Inter-disiplinary Teams Key Concepts found at on the ICRA website ( pdf). Lebih Baik Dikerjakan secara Tim Mencari Ide Bertukar Pengalaman Komunikasi Informasi Membuat Keputusan Lebih Baik Dikerjakan secara Individual/Sub-Tim Mengumpulkan Informasi Mengembangkan ide Membuat Proposal Mempersiapkan sesi kerja tim Memformulasikan/menulis teks Kuliah 15 Bekerja sebagai sebuah Tim Menyampaikan kuliah singkat terkait tim. Modul PowerPoint mencakup poinpoin berikut ini: Karakteristik sebuah Tim Peranan Anggota Tim di dalam Proses Peranan Teknis dari Anggota Tim Tahapan di dalam Membangun Tim (seperti diagram di bawah ini) Forming Storming Norming Performing Adjourning 216

33 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Pekerjaan Rumah Seminggu sebelum materi berikutnya, mintalah peserta untuk membuat catatan percakapan. Setiap hari, catatlah akronim, jargon, idiom, atau istilah-istilah lain yang mereka gunakan baik di dalam percakapan maupun tulisan. Beritahukanlah agar mereka tidak menyensor ucapannya, tetapi catatlah istilah-istilah yang sering digunakan di dalam percakapan dan tulisan. 217

34 INDOHUN Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Menilai kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan teknologi. Menjelaskan tahapan umum di dalam membangun kolaborasi/tim. Difusi Inovasi Kegiatan Individual Anda masuk kategori apa? Kegiatan Grup Kecil Apakah manfaat dari bekerja dengan menggunakan tipe inovasi anda? Tantangannya? Apakah tantangan tipe inovasi ini ketika bekerja dengan tipe inovasi yang lainnya? Bagaimana mengatasi tantangan tersebut? Catatan: Diskusi Grup Besar Apa saja manfaat dari bekerja dengan tipe inovasi anda? Apa saja tantangannya? Apa saja tantangannya dari tipe inovasi ini jika bekerja dengan tipe inovasi lainnya? Bagaimanakah mereka dapat mengatasi tantangan tersebut? 218

35 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Catatan: Kapan Anda Berkolaborasi? Kegiatan Grup Besar Kolaborasi dan kerjasama tim tidak berarti bahwa semua harus bekerja secara bersama-sama terus. Kegiatan apa saja yang lebih baik dikerjakan sendiri? Di dalam grup kecil? Bersama seluruh tim? Tuliskan jawabannya di bawah ini. Bekerja Sendiri Bekerja di Dalam Grup Kecil Bekerja Bersama Seluruh Tim Catatan: 219

36 INDOHUN Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health Membangun Tim Kuliah Catatan: Pekerjaan Rumah Untuk pekan depan, buatlah catatan percakapan. Setiap hari, catatlah akronim, jargon, idiom, atau istilah-istilah lain yang anda gunakan baik di dalam percakapan maupun tulisan. Jangan menyensor ucapan anda, tetapi catatlah istilah-istilah yang sering anda gunakan di dalam percakapan dan tulisan. 220

37 Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDOHUN Sub Bab: Kemampuan Komunikasi untuk Kolaborasi Tujuan Belajar: Tipe Pembelajaran: Waktu: Alat danbahan: Tugas Pra-Kelas: Menyimak, berbicara, dan menulis agar dimengerti oleh semua (menambah pemahaman tentang gaya bekerja pribadi, dan gaya bekerja orang lain). Kuliah; Diskusi Grup Besar; Role Play; Kegiatan Individual, Grup Kecil dan Grup Besar 245 Komputer, proyektor LCD, layar/dinding kosong Flipchart atau whiteboard dengan spidol Modul PowerPoint Panduan Peserta Handout, Kegiatan Menggambar Serangga Klip video, Hindarilah Jargon dan Slang Menyiapkan Buatlah catatan percakapan selama seminggu. Membaca esai, Politics and the English Language (George Orwell) Catatan untuk Fasilitator Sebelum sesi ini, ulas kembali materi modul One Health tentang Komunikasi dan Informatika untuk informasi dan latihan terkait. Persiapan Fasilitator Peserta harus membuat catatan percakapan selama seminggu. Mereka harus mencatat akronim, idiom, jargon atau slang yang mereka gunakan baik di dalam percakapan maupun tulisan. Jangan menyensor jawabannya. Peserta harus pula membaca esai berikut ini: Politics and the English Language (George Orwell) Pra-kerja Kuliah 20 Komunikasi untuk Kolaborasi Sampaikanlah kepada peserta bahwa sesi ini akan berfokus pada kemampuan berbicara, menulis dan menyimak yang sangat penting di dalam komunikasi tim. Sampaikanlah materi kuliah tentang komunikasi tim, melihat Modul PowerPoint untuk catatan kuliah yang terperinci. Materi kuliah akan mengulas konsep-konsep berikut ini: Gambaran ikhtisar dari Komunikasi Efektif di dalam Tim Pentingnya Komunikasi Menciptakan Komunikasi Tim Karakteristik Komunikasi Tim Panduan Komunikasi Tim Tanggung jawab Anggota Tim Menyampaikan Pesan Anda 221

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Manajemen Buku ini dapat diterbitkan

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Berpikir Sistem Buku ini dapat diterbitkan

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Kebijakan, Advokasi, dan Regulasi Buku

Lebih terperinci

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Komunikasi dan Informatika Buku ini

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Kepemimpinan Buku ini dapat diterbitkan

Lebih terperinci

Fighting Inequality for Better Growth

Fighting Inequality for Better Growth Panduan Sesi IDF 2017 Indonesia Development Forum 2017 Fighting Inequality for Better Growth Jakarta, 9-10 August 2017 PANDUAN SESI IDF 2017 Daftar Isi 1. Pembagian acara a. Sesi pleno b. Sesi parallel

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL

PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL Pelatihan Tutor TTM 2015 PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua Making Higher Education Open to All PEMBELAJARAN AKTIF DALAM TUTORIAL Tujuan Latihan Pembelajaran Aktif

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Budaya, Kepercayaan, Nilai dan Etika

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design)

Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design) Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design) Deskripsi Kegiatan Sesi ini digunakan untuk mulai bekerja dengan guru untuk merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengintegrasi

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH

UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH UNIT 4 KUNJUNGAN SEKOLAH Pendahuluan Pengawas sekolah adalah tenaga kependidikan profesional yang berfungsi sebagai unsur pelaksana supervisi pendidikan yang mencakup supervisi

Lebih terperinci

Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer:

Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer: Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer: Kegiatan 1: Menilai Pengetahuan Siswa tentang Sains KATEGORI Geografi Matematika Sains Pedagogi 100 100 100 100 200 200 200 200 300 300 300 300 Model Satu

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

HOW TO FACILITATE A SESSION

HOW TO FACILITATE A SESSION HOW TO FACILITATE A SESSION Advance elanguages Training Jakarta, 26-28 February 2009 Pemilihan Metode Penyampaian Apakah pelatihan secara keseluruhan akan berbasis di ruang kelas dan melibatkan interaksi

Lebih terperinci

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan INDONESIA VISI 2050 Latar belakang Anggota Dewan Bisnis Indonesia untuk Pembangunan Berkelanjutan (IBCSD) dan Indonesia Kamar Dagang dan Industri (KADIN Indonesia) mengorganisir Indonesia Visi 2050 proyek

Lebih terperinci

KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM

KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA, DAN TIM Mata kuliah: Komunikasi Kelompok Hari/ Tanggal: Jumat/ 25 Februari 2011 KPM (212) Nama/ NRP : Lutfi Afifah/ A34070039 Praktikum ke-: 1 Asisten: Auliyaul Hafizhoh (I34070021) KELOMPOK SOSIAL, KELOMPOK KERJA,

Lebih terperinci

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Definisi/Konsep

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)?

UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? UNIT 6 BAGAIMANA MEMBUAT RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)? Pendahuluan Tujuan Program Pelatihan ini adalah untuk menghasilkan peningkatan mutu pendidikan

Lebih terperinci

PERUMUSAN ISU STRATEGIS. 120 menit

PERUMUSAN ISU STRATEGIS. 120 menit 05 PERUMUSAN ISU STRATEGIS TUJUAN Menunjukkan bahwa isu tidak tersedia dalam bentuk jadi sehingga harus dipilih dan diolah. Menunjukkan bagaimana mengembangkan isu strategis dengan mendayagunakan daftar

Lebih terperinci

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN

PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN PRAKTIK YANG BAIK DALAM FASILITASI DAN PENDAMPINGAN Pebruari 2013 Modul Pelatihan Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United States Agency for International Development

Lebih terperinci

PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISPH

PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISPH Form. 04 FISPH /FISCM PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISPH Pengantar Tujuan dari penilaian mandiri ini adalah untuk membantu Anda menemukan tingkat kompetensi Anda terhadap dimensi kunci pengajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan 69 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Siklus I Kelas X ATPH dan X ATU Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik. UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? (Unit 7 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 7 BAGAIMANA MELAKUKAN PENDAMPINGAN YANG EFEKTIF? Pendahuluan Guru seringkali mengalami kesulitan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3c MODEL PROBLEM BASED LEARNING 2 Model Problem Based Learning 3 Definisi Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta

Lebih terperinci

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29 Sesi 1 Apakah Kita Mengenal Peserta Pelatihan Sebagai Pelajar Dewasa? Pendahuluan Seorang fasilitator pelatihan yang efektif harus tahu peserta pelatihan yang ia hadapi. Peserta pelatihan bukan hanya sekedar

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) Definisi/Konsep Pembelajaran berbasis masalah merupakan sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual sehingga merangsang

Lebih terperinci

Membangun Insan dan Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dan Dilandasi Semangat Gotong Royong

Membangun Insan dan Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dan Dilandasi Semangat Gotong Royong Membangun Insan dan Ekosistem Pendidikan dan Kebudayaan yang Berkarakter dan Dilandasi Semangat Gotong Royong KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PELIBATAN PUBLIK PAPARAN MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN (FAQ) AKSELERATOR PEMBANGUNAN TENAGA KERJA YANG INKLUSIF USAID INDONESIA

PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN (FAQ) AKSELERATOR PEMBANGUNAN TENAGA KERJA YANG INKLUSIF USAID INDONESIA PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN (FAQ) AKSELERATOR PEMBANGUNAN TENAGA KERJA YANG INKLUSIF USAID INDONESIA TAUTAN FAQ PROSES PENCIPTAAN SOLUSI BERSAMA (CO CREATION) PERSYARATAN DAN KEIKUTSERTAAN PENGAJUAN

Lebih terperinci

Praktikum Perilaku Konsumen

Praktikum Perilaku Konsumen Modul ke: Praktikum Perilaku Konsumen Difusi dan Inovasi Konsumen Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ade Permata Surya, S.Gz., MM. Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Definisi Inovasi dan Difusi Inovasi

Lebih terperinci

A. Apa itu Portofolio Sekolah?

A. Apa itu Portofolio Sekolah? Portofolio Sekolah Gambaran Umum i A. Apa itu Portofolio Sekolah? 1. Map A-4: Portofolio Sekolah adalah sebuah buku/map yang berisi serangkaian materi, termasuk di dalamnya foto-foto dan dokumen-dokumen.

Lebih terperinci

Panduan Pengguna Sistem Kelas Maya

Panduan Pengguna Sistem Kelas Maya Daftar Isi BAB 1 PENDAHULUAN... 2 A. LOGIN... 2 B. REGISTRASI... 3 Registrasi Guru... 4 C. HALAMAN AWAL... 6 BAB 2 MATERI AJAR... 7 B. Mengelola Rencana Pembelajaran... 9 C. Mengelola Modul Ajar... 10

Lebih terperinci

TERMS OF REFERENCE. Version II

TERMS OF REFERENCE. Version II TERMS OF REFERENCE Version II 1. LATAR BELAKANG Di masa depan, teknologi akan berkembang pesat, beberapa profesi akan tergantikan robot, dan jumlah penduduk akan terus meningkat. Kabar baiknya, Indonesia,

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia Skema Hibah Alumni

Australia Awards Indonesia Skema Hibah Alumni Australia Awards Indonesia Skema Hibah Alumni Tanya Jawab Umum Apa itu Skema Hibah Alumni? Skema Hibah Alumni bertujuan untuk mendukung alumni dari Australia untuk membagi pengetahuan dan pengalaman yang

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

NASKAH JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

NASKAH JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN 1 NASKAH JURNAL PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PROFIL TEAMWORK SKILL SEBAGAI GAMBARAN KEMAMPUAN KOMPETITIF MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN TEKNIK BOGA ANGKATAN TAHUN 2009-2011 Ichda

Lebih terperinci

PERANGKAT (TOOLS) DALAM COMMUNITY BASED TOURISM

PERANGKAT (TOOLS) DALAM COMMUNITY BASED TOURISM PERANGKAT (TOOLS) DALAM COMMUNITY BASED TOURISM HELMI SURYA 24006305 PARTISIPASI Proses di mana berbagai stakeholder mempengaruhi dan berbagi kontrol atas berbagai inisiatif pembangunan Proses dengan pendekatan

Lebih terperinci

Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Knowledge Sector Initiative. Untuk. Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal

Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Knowledge Sector Initiative. Untuk. Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Untuk Knowledge Sector Initiative Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal Nomor Permintaan Aplikasi: 01/KSI/SG-S/Des/2014 Tanggal Mulai dan Penutupan

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS

UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS UNIT 6 MENDORONG PERUBAHAN DI KELAS Pendahuluan Dalam banyak kesempatan, ide-ide perubahan pembelajaran telah dikenalkan. Akan tetapi, ide tersebut seakan-akan hanya

Lebih terperinci

Pesan CEO. Rekan kerja yang terhormat,

Pesan CEO. Rekan kerja yang terhormat, Pesan CEO Rekan kerja yang terhormat, Tradisi bisnis Zuellig Pharma di Asia, yang kita emban selama puluhan tahun dalam melayani para mitra dan para pemangku jabatan dalam bidang kesehatan, dibangun di

Lebih terperinci

Panduan untuk Fasilitator

Panduan untuk Fasilitator United Nations Development Programme (UNDP) The Office of UN Special Ambassador for Asia Pacific Partnership for Governance Reform Panduan untuk Fasilitator Kartu Penilaian Bersama untuk Tujuan Pembangunan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DASAR-DASAR BIOPROSPEKSI. BIO 4007 (3 SKS) Semester III

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DASAR-DASAR BIOPROSPEKSI. BIO 4007 (3 SKS) Semester III RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) DASAR-DASAR BIOPROSPEKSI BIO 4007 (3 SKS) Semester III PENGAMPU MATA KULIAH 1. Dr. Feskaharny Alamsjah 2. Dr. Zozy Aneloi Noli 3. Dr. Periadnadi 4. Dr. Nurainas PROGRAM

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul : Jenis Kegiatan : Adaptasi dan Ketangguhan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti

AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti AFP SMART Strategi Advokasi Berbasis Bukti Pendekatan advokasi yang dilakukan oleh Advance Family Planning (AFP) fokus pada upaya memperoleh quick wins (keputusan-keputusan berkaitan dengan kebijakan atau

Lebih terperinci

60 menit tahun. Misi: Kesetaraan Gender. Subjek. Hasil Belajar. Persiapan. Total waktu:

60 menit tahun. Misi: Kesetaraan Gender. Subjek. Hasil Belajar. Persiapan. Total waktu: Misi: Kesetaraan Gender P1 Misi: Kesetaraan Gender Freida Pinto Aktris Subjek Geografi, Sains, Pemahaman Bahasa Hasil Belajar Untuk mengetahui definisi kesetaraan gender Untuk mengeksplorasi beberapa penyebab

Lebih terperinci

Intel Teach Program Assessing Projects

Intel Teach Program Assessing Projects Mempelajari Energi di Sekolah Menengah Mr. Hirano mengajar enam bagian dari fisika tingkat delapan, dengan jumlah siswa di kelas berkisar antara 26 sampai 33 siswa. Karena sekolahnya mengimplementasi program

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan

BAB VI PENUTUP. dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi komunikasi bencana yang dijalankan oleh BPBD DIY ini, memakai lima asumsi pokok sebagai landasan pengelolaan komunikasi bencana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS. Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori Pada kajian teori akan dipaparkan teori dari beberapa ahli yang berhubungan dengan variabel dalam penelitian ini. Teori-teori tersebut

Lebih terperinci

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study? A. Siapa yang Melakukan Lesson Study? Lesson study adalah sebuah kegiatan kolaborasi dengan inisiatif pelaksanaan idealnya datang dari Kepala Sekolah bersama

Lebih terperinci

Perumusan Isu Strategis

Perumusan Isu Strategis MODUL 5 Perumusan Isu Strategis TUJUAN Menunjukkan bahwa isu tidak tersedia dalam bentuk jadi sehingga harus dipilih dan diolah. Menunjukkan bagaimana mengembangkan isu strategis dengan mendayagunakan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA BIDANG PERTANIAN SUB BIDANG PERTANIAN DESKRIPSI UMUM Sesuai dengan ideologi Negara dan budaya Bangsa Indonesia, maka implementasi sistem pendidikan nasional dan

Lebih terperinci

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3

PENGAJARAN PROFESIONAL DAN PEMBELAJARAN BERMAKNA PAKET PELATIHAN 3 UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGJAR UNIT 4 PERSIAPAN DAN PRAKTIK MENGAJAR Pendahuluan Persiapan dan praktik mengajar adalah salah satu unit yang penting dalam setiap tahapan pelatihan. Unit ini memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Erie Syaadah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemampuan berpikir siswa pada usia SMP cenderung masih berada pada tahapan kongkrit. Hal ini diungkapkan berdasarkan hasil pengamatan dalam pembelajaran IPA yang

Lebih terperinci

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP?

UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? (Unit 8 ini khusus untuk Pelatihan Fasilitator) UNIT 8 BAGAIMANA MEMBERDAYAKAN MGMP? Pendahuluan Peningkatan profesionalisme guru dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Lebih terperinci

TEKNIK FUNDRAISING - Bagian 4 dari 6 IV. TEKNIK MENULIS PROPOSAL. Pendahuluan

TEKNIK FUNDRAISING - Bagian 4 dari 6 IV. TEKNIK MENULIS PROPOSAL. Pendahuluan TEKNIK FUNDRAISING - Bagian 4 dari 6 IV. TEKNIK MENULIS PROPOSAL Pendahuluan Pengumpulan dana bisa jadi sangat lama, mahal, dan merupakan proses yang membuat frustasi, dan tiada jalan yang bisa memastikan

Lebih terperinci

Belajar dari Sektor Bisnis

Belajar dari Sektor Bisnis B A B VI Belajar dari Sektor Bisnis One must learn by doing the thing, for though you think you know it, you have no certainty, until you try it (Sophocles, 400 SM) T idak dapat dipungkiri bahwa sektor

Lebih terperinci

Centre for Disability Research and Policy

Centre for Disability Research and Policy Kolaborasi Lintas Sektor Kesehatan dan Pendidikan untuk Pendidikan Inklusif bagi Siswa Berkebutuhan Khusus Membangun Visi Kebijakan dan Agenda Penelitian di Indonesia (Issue 2, 2016) Centre for Disability

Lebih terperinci

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) 148 LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Datar Segi Empat Sub Pokok Bahasan : Persegi Panjang Kelas/Semester

Lebih terperinci

SMART PHARMACY ADVANCING PHARMACY PRACTICE AND EDUCATION IN INDONESIA KUTA - BALI, APRIL 2018 TRAIN-THE-TRAINER WORKSHOP

SMART PHARMACY ADVANCING PHARMACY PRACTICE AND EDUCATION IN INDONESIA KUTA - BALI, APRIL 2018 TRAIN-THE-TRAINER WORKSHOP SMART PHARMACY ADVANCING PHARMACY PRACTICE AND EDUCATION IN INDONESIA KUTA - BALI, 11-13 APRIL 2018 TRAIN-THE-TRAINER WORKSHOP TRAIN-THE-TRAINER WORKSHOP MEMPERTAJAM MASA DEPAN KITA: Model SMART untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Interprofessional Education (IPE) 1. Definisi IPE Menurut WHO (2010), IPE merupakan suatu proses yang dilakukan dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi kesehatan

Lebih terperinci

S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II. Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP

S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II. Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP Universitas Negeri Padang Silabus (Kurikulum 2013) S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP. 19710330.200604.2.001 Reviewer : Prof. Dr. NURHIZRAH GISTITUATI,

Lebih terperinci

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT Panduan untuk Organisasi Pelatihan Pendahuluan Skema Lisensi Penilai (ALS) HCVRN (High Conservation Value Resource Network)disusun untuk meningkatkan kompetensi penilai

Lebih terperinci

2

2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MODUL 3 MEMPENGARUHI & MEMBANGUN TEAM A. SUB POKOK BAHASAN Komunikasi Efektif untuk Mempengaruhi dan Membangun Team B. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari modul ini peserta pelatihan

Lebih terperinci

WAWANCARA DEFENISI BAB V. Suatu percakapan langsung dengan tujuantujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab

WAWANCARA DEFENISI BAB V. Suatu percakapan langsung dengan tujuantujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab WAWANCARA BAB V DEFENISI Suatu percakapan langsung dengan tujuantujuan tertentu dengan menggunakan format tanya jawab 1 Jenis Informasi yang dicari Pendapat orang yang diwawancarai Perasaannya tentang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG STANDAR KOMPETENSI JABATAN MANAJERIAL DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis.

Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis. Untuk menggambarkan kegiatan rekayasa persyaratan pokok dan hubungan mereka. Untuk memperkenalkan teknik untuk elisitasi persyaratan dan analisis. Untuk menjelaskan validasi persyaratan dan peran tinjauan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian 1. Pra siklus Pada tahap pra siklus ini yang dilakukan oleh peneliti berupa pendokumentasian daftar nama, daftar nilai peserta didik, dan

Lebih terperinci

Bab 3 Mengapa Lesson Study?

Bab 3 Mengapa Lesson Study? Bab 3 Mengapa Lesson Study? A. Bagaimana Pengetahuan Berkembang? Dalam suatu pertemuan, sejumlah guru melakukan diskusi tentang masalah pembelajaran matematika SMP. Salah seorang guru mengemukakan pengalamannya

Lebih terperinci

Diklat Penjenjangann. Auditor Utama. Auditor Madya. Auditor Muda. Diklat Pembentukann. Auditor Ahli. Auditor

Diklat Penjenjangann. Auditor Utama. Auditor Madya. Auditor Muda. Diklat Pembentukann. Auditor Ahli. Auditor Diklat Penjenjangann Auditor Utama Auditor Madya Auditor Muda Diklat Pembentukann Auditor Ahli Auditor Terampil KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal

Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal Lima Langkah untuk Membantu Organisasi Masyarakat Sipil Berhasil Menerapkan Data Terbuka dengan Baik Panduan Pelaksanaan JAKARTA Panduan Pelaksanaan:

Lebih terperinci

Intel Teach Program Assessing Projects

Intel Teach Program Assessing Projects Pelajaran tentang Katak di Kelas Dua Siswa kelas dua Mr. Grant sedang memulai sebuah unit dalam siklus kehidupan katak. Ia menginginkan siswanya untuk memahami siklus alam dan habitat hewan. Ia juga menginginkan

Lebih terperinci

Mengenal lebih dekat Microsoft 365 Business. Ciptakan hasil kerja terbaik dengan solusi keamanan, manajemen, dan produktivitas terpadu

Mengenal lebih dekat Microsoft 365 Business. Ciptakan hasil kerja terbaik dengan solusi keamanan, manajemen, dan produktivitas terpadu Mengenal lebih dekat Microsoft 365 Business Ciptakan hasil kerja terbaik dengan solusi keamanan, manajemen, dan produktivitas terpadu Pendahuluan Anda memahami bahwa pertumbuhan bisnis bergantung pada

Lebih terperinci

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013

PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 1 PENERAPAN LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM KURIKULUM 2013 Pendahuluan Oleh: Bambang Prihadi*) Implementasi Kurikulum 2013 dicirikan dengan perubahan yang sangat mendasar

Lebih terperinci

1. Mengelola penyampaian bantuan

1. Mengelola penyampaian bantuan KODE UNIT : O.842340.004.01 JUDUL UNIT : Pengaturan Bidang Kerja dalam Sektor Penanggulangan Bencana DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini mendeskripsikan keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja yang

Lebih terperinci

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut: Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.

Lebih terperinci

Modul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT

Modul Pelatihan MODUL MP-1 I. DESKRIPSI SINGKAT Modul Pelatihan MODUL MP-1 BUILDING LEARNING COMMITMENT (BLC) I. DESKRIPSI SINGKAT Dalam suatu pelatihan terutama pelatihan dalam kelas, bertemu sekelompok orang yang belum saling mengenal sebelumnya,

Lebih terperinci

MELANJUTKAN PENDIDIKAN GURU KITA. Kata Kunci: pembelajaran, guru, profesional, peak performer

MELANJUTKAN PENDIDIKAN GURU KITA. Kata Kunci: pembelajaran, guru, profesional, peak performer MELANJUTKAN PENDIDIKAN GURU KITA Oleh Agus Wartiningsih (Bahasa Indonesia, PBS, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak) Abstrak: Guru profesional adalah guru yang memilki kemapuan atau keahlian khusus

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA, PEMERINTAH DAERAH,

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah komunikasi dalam konteks pedagogi adalah hal yang penting karena ketika proses pembelajaran berlangsung didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan siswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar 1. Defenisi Belajar pada hakikatnya adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SD/MI

PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SD/MI PANDUAN PENGGUNAAN VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK PENDAMPINGAN FASILITATOR SD/MI Oktober 2016 Panduan penggunaan video pembelajaran untuk pendampingan fasilitator SD/MI ini dikembangkan dengan dukungan penuh

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

PANDUAN PELATIHAN MANAJEMEN DESTINASI. Program Daya Saing Usaha Kecil ASEAN

PANDUAN PELATIHAN MANAJEMEN DESTINASI. Program Daya Saing Usaha Kecil ASEAN PANDUAN PELATIHAN MANAJEMEN DESTINASI TG ii iii Daftar Isi Tentang C-BED... vi Tentang Paket Manajemen Destinasi:... vi Pesan pada Grup... vii Sesi 1: Perkenalan... 1 Aktivitas 1A: Mengenal Satu Sama Lain...

Lebih terperinci

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL. 9. TIM DIHARGAI ATAS HASIL YANG SANGAT BAIK, DAN SETIAP Anggota DIPUJI ATAS KONTRIBUSI PRIBADINYA. 10. Anggota KELOMPOK TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Penelitian ini dalam pelaksanaannya melalui tahap pratindakan dengan melakukan observasi, wawancara, dan uji pratindakan. Hasil wawancara dengan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEWIDYAISWARAAN SUBSTANSI DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

Lebih terperinci

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP

UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP UNIT 1 PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM PENGEMBANGAN KECAKAPAN HIDUP Pendahuluan Pembelajaran di dalam kelas, pada dasarnya dimaksudkan

Lebih terperinci