Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK"

Transkripsi

1 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

2 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Epidemiologi dan Analisis Risiko

3

4 Buku ini dapat diterbitkan berkat dukungan United States Agency for International Development (USAID). Opini yang tertulis dalam buku ini murni merupakan pendapat tim penulis dan tidak merefleksikan pandangan USAID ataupun pemerintah Amerika Serikat. USAID menjamin hak bebas royalti noneksklusif dan permanen untuk mereproduksi, mempublikasi, serta mempergunakan buku ini dalam bentuk apapun, juga memberikan wewenang bagi pihak lain dalam menggunakannya untuk kepentingan Pemerintah.

5 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Editor: Tim Indohun ISBN Diterbitkan oleh: Indohun National Coordinating Office Kampus Baru UI Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Gedung G Lantai 3 Ruang 316 Depok Jawa Barat Telp./Fax. (021) nco@indohun.org Website :

6 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Kata Pengantar Dalam rahmat Tuhan YME kami dapat menyelesaikan terjemaahan Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health. Buku ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan para ahli yang mempunyai keahlian yang mendalam di dalam displin ilmu mereka untuk bekerjasama lintas disiplin dalam rangka menjawab permasalahan yang kompleks terkait One Health. Terdapat tujuh bab yang akan membantu membangun keahlian, pengetahuan, dan kemampuan para peserta kursus untuk dapat secara efektif mencari jawaban terhadap permasalahanpermasalahan kesehatan masyarakat melebihi disiplin ilmunya, dan juga agar para peserta dapat berfungsi sebagai satu bagian yang menyatu dengan tim ahli yang bersifat multi-disiplin. Tujuh bab di dalam Buku Panduan Aplikasi Hard Skill One Health meliputi: Konsep dan Pengetahuan tentang One Health Dasar-dasar Penyakit Menular Manajemen Penyakit Menular Epidemiologi dan Analisis Risiko Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat Kesehatan Ekosistem Perubahan Perilaku Buku ini dirancang oleh tim penyusun yang terdiri dari 33 ahli dari berbagai disiplin ilmu mulai dari ilmu kedokteran hewan, kedokteran, kesehatan masyakarat, ekologi, rancangan instruksional, meliputi lima negara termasuk Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Amerika Serikat, yang telah bekerjasama selama hampir satu tahun untuk menyusun modul-modul One Health ini, tim penyusun terdiri dari: Dr. Abu Tholib Aman Mr. Irwin Fernandez Chavez Dr. Jeein Chung Dr. Ede Surya Darmawan Dr. Stanley Fenwick Ms. Louise Flynn Dr. Karin Hamilton Dr. Latiffah Hassan Dr. Douglas L. Hatch Dr. Raymond R. Hyatt Ms. Kimberly Kennedy Dr. Nongyao Kasatpibal Dr. Sumalee Lirtmunlikaporn Dr. Roslaini Bin Abd. Majid Dr. Mohd Rizal Abdul Manaf Dr. Walasinee Moonarmart Dr. Saengduen Moonsom Ms. Pornthip Rujisatian Dr. Sarmin MP Dr. Pham Hong Ngan Dr. Felicia Nutter Dr. Mohd Sham Bin Othman Dr. Pham Duc Phuc Dr. Trioso Purnawarman Dr. Jennifer Steele Dr. Agik Suprayogi Ms. Roberta Talmage Dr. Metawee Thongdee Dr. Kriangkrai Thongkorn Mr. Luu Quoc Toan Dr. Ronald Morales Vargas Dr. Le Thi Huong Dr. Le Thi Thanh Xuan Buku ini berasal dari Modul One Health yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sehingga mudah untuk diajarkan kepada mahasiswa kesehatan di Indonesia. Materi yang dirancang dalam buku ini telah dirancang agar anda dapat menyesuaikan isinya terhadap lokasi spesifik anda (universitas, wilayah, negara, dll.). Sebagai contoh, anda mungkin ingin menyesuaikan praktek di lapangan terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan atau satwa liar di wilayah anda; atau mungkin anda ingin memfokuskan perhatian anda pada penyakit-penyakit zoonotic yang prevalensinya paling tinggi di wilayah anda. Jika anda mengajar mahasiswa S2 dan bukan mahasiswa S1, maka anda mungkin ingin menambahkan pekerjaan akademis ke dalam tugas dan bahan bacaan mahasiswa anda. Anda mungkin dapat memasukkan beberapa aspek dari modul One Health ini di matakuliah mahasiswa S1, anda dapat menggunakan materi-materi di dalam modul untuk digunakan dalam workshop untuk para ahli, atau anda dapat memodifikasi materi-materi tersebut untuk disampaikan kepada para pemangku kepentingan di masyarakat. Setiap bab dan materi telah dirancang agar dapat menyesuaikan dan menyelaraskan dengan rencana pemakaiannya. Berkreasilah dan jadikanlah materi ini berguna untuk anda. Salam, Koordinator INDOHUN ix

7 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health x

8 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Pendahuluan One Health merupakan aktivitas global yang penting berdasarkan konsep bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan/ekosistem bersifat saling bergantung satu sama lain atau interdependen, dan tenaga profesional yang bekerja dalam area tersebut akan dapat memberikan pelayanan terbaik dengan saling berkolaborasi untuk mencapai pemahaman yang lebih baik mengenai semua faktor yang terlibat dalam penyebaran penyakit, kesehatan ekosistem, serta kemunculan patogen baru dan agen zoonotik, juga kontaminan dan toksin lingkungan yag dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas substansial, serta berdampak pada pertumbuhan sosioekonomik, termasuk pada negara berkembang. Informasi lebih lanjut mengenai buku ini, hubungi: INDOHUN NCO Kampus Baru UI Depok Fakultas Kesehatan Masyarakat Gedung G Lantai 3 Ruang 316 Depok Jawa Barat Telp./Fax. (021) nco@indohun.org Website : Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health dan Buku Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health dapat digunakan secara bersamaan ataupun individual oleh para pengajar. Buku ini terdiri dari masing-masing tujuh bab atau modul. Bab yang terdapat pada Buku Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health yaitu Konsep dan Pengetahuan tentang One Health; Dasar-dasar Penyakit Menular; Manajemen Penyakit Menular; Epidemiologi dan Analisis Risiko; Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat; Kesehatan Ekosistem; dan Perubahan Perilaku. Bab yang terdapat pada Buku Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health yaitu Kolaborasi dan Kemitraan; Komunikasi dan Informatika; Budaya, Kepercayaan, Nilai and Etika; Kepemimpinan; Manajemen; Kebijakan, Advokasi and Regulasi; dan Systems Thinking. Pemanfaatan buku ini disesuaikan dengan kebutuhan dari pengajar. Pemodifikasian susunan bab dapat dilakukan. Setiap bab memiliki bobot pengajaran yang berbeda, sehingga dapat diajarkan dalam beberapa sesi. Adapun tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari buku ini adalah untuk: menambah pengetahuan dan meningkatkan kolaborasi lintas-sektor serta antarprofesi; memberikan strategi praktis yang bermanfaat untuk investigasi lapangan wabah penyakit sekaligus menjadi paparan realistis bagi mahapeserta dan fakultas mengenai kemunculan penyakit infeksi, temasuk agen infeksi zoonotik, agen infeksi yang baru diidentifikasi yang mampu menyebabkan ancaman pandemi, kampanye peningkatan kesadaran publik dan manajemen penyakit, serta kesehatan ekosistem dan lingkungan; dan meningkatkan kerja sama di kalangan petugas kesehatan pemerintah tingkat nasional, regional, serta kabupaten yang tertarik pada prinsip One Health, bersama dengan agen kesehatan multilateral (misalnya Badan Kesehatan Dunia/World Health Organization [WHO], Badan Makanan dan Pertanian Persatuan Bangsa- Bangsa/Food and Agriculture Organization of the United Nations [FAO], serta Badan Kesehatan Satwa Dunia/World Organisation for Animal Health [OIE]), juga lembaga swadaya masyarakat (LSM)/non-governmental organizations (NGOs) dan pihak swasta. Keterangan berikut wajib dicantumkan oleh siapa saja yang hendak menduplikasi bahan atau isi rangkaian modul One Health: Modul Pendidikan One Health, Southeast Asia One Health Network (SEAOHUN),

9 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health 2

10 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Contoh: Modul OH menjadi Paparan PowerPoint Buku: Panduan Aplikasi One Health: Hard Skill Sub bab: Konsep dan Pengetahuan tentang One Health Sub bab: Kesehatan Ekosistem Sub Bab: Dasar-dasar Kesehatan Masyarakat Sub Bab: Perubahan Perilaku Buku: Panduan Aplikasi One Health: Soft Skill Sub bab: Kepemimpinan Sub bab: Budaya, Kepercayaan, Nilai dan Etika Sub Bab: Komunikasi dan Informatika Sub Bab: Kolaborasi dan Kemitraan 3

11 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health 4

12 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Bab 5: Epidemiologi dan Analisis Risiko BAB 5 Deskripsi dan Outcome dari Pembelajaran Epidemiologi, epizootiologi dan kesehatan komunitas adalah istilah-istilah yang menggambarkan studi mengenai kesehatan dan penyakit komunitas, yang berbeda dengan kesehatan individu. Analisis risiko adalah suatu pendekatan sistematis dalam menilai peluang kejadian dan besarnya dampak jika suatu kejadian yang tidak diinginkan terjadi, dan membuat langkah-langkah untuk meminimalisasi risiko tersebut serta mensosialisasikannya pada pihak-pihak terkait dan komunitas. Baik epidemiologi maupun analisis risiko mempunyai peran penting dalam praktik pendekatan One Health, dan para profesional dalam bidang ilmu kesehatan memasukkan kedua topik ini sampai dalam tahapan tertentu ke dalam kurikulum mereka. Menyadari bahwa pendekatan One Health memiliki cakupan yang luas dan melibatkan berbagai disiplin ilmu di luar rumpun ilmu kesehatan (seperti ilmu ekonomi, ilmu sosial, hukum dan kebijakan, serta banyak lainnya), modul ini dirancang untuk memperkenalkan sejarah, konsep, teori, terminologi, dan praktik epidemiologi pada pihak-pihak yang memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak memiliki latar belakang epidemiologi hingga mampu meningkatkan kemampuan mereka untuk berkolaborasi dengan para ahli epidemiologi. Hasil keluaran dari modul ini adalah kemampuan untuk: Mendefinisikan epidemiologi dan terminologi dasar serta konsep-konsep dasar dalam epidemiologi. Menjelaskan komponen-komponen penting dalam praktik epidemiologi. Menjelaskan komponen-komponen utama dan proses dari analisis risiko penyakit, dan bagaimana analisis risiko penyakit tersebut menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kebijakan. Modul ini banyak mengadaptasi paket pelatihan E is for Epi, yang dikembangkan oleh Universitas North Carolina Center for Public Health Preparedness dan bisa diakses secara online di cphp.sph. unc.edu. Target Pembelajar Mahasiswa Sarjana dan Pascasarjana; Mitra kerja, Praktisi, dan Pakar One Health Kompetensi Kompetensi #1 Mendefinisikan epidemiologi dan konsep dasar yang digunakan di dalamnya. Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi Menjelaskan istilah dan konsep epidemiologi dengan mampu: Mengartikan epidemiologi dan kesehatan komunitas. Menyebutkan fungsi-fungsi dasar ilmu kesehatan komunitas manusia dan hewan Menjelaskan mengenai konsep jaring kausal dan interaksi antara inang, lingkungan, dan agen 253

13 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Kompetensi #2 Menjelaskan mengenai komponen penting dalam praktik epidemiologi Kompetensi #3 Menjelaskan komponen utama serta proses dari analisis risiko penyakit dan bagaimana analisis risiko penyakit tersebut menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kebijakan. Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi Jelaskan mengenai komponen-komponen penting dalam praktik epidemiologi, termasuk di dalamnya mampu: Mendeskripsikan bagaimana ilmu epidemiologi diterapkan oleh para ahli kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Mengidentifikasikan beberapa dari berbagai macam kekhususan dalam bidang epidemiologi. Menyebutkan berbagai studi epidemiologi yang berbeda beserta dengan keuntungan dan kerugian dari masing-masing studi. Membuat langkah-langkah dalam melakukan investigasi wabah penyakit. Menjelaskan prinsip umum surveilans dan tantangan dalam mengumpulkan dan menginterpretasikan data. Membaca studi epidemiologi yang telah diterbitkan dan dilakukan penilaian sebaya serta menjelaskan pesan yang terangkum dalam hasil studi tersebut. Tujuan Pembelajaran untuk Mengembangkan Kompetensi Memahami tujuan dan terminologi dasar dari risiko analisis Mendeskripsikan komponen-komponen dari proses risiko analisis. Menerapkan contoh risiko analisis untuk penyakit menular zoonotik yang dipilih. Menjelaskan bagaimana beberapa kerangka analisis risiko yang lebih umum dikenal diterapkan. Gambaran Umum Waktu Topik Material 15 Menit Pendahuluan Komputer, proyektor LCD, layar/dinding kosong PowerPoint modul Panduan Siswa Menit Epidemiologi sebagai Ilmu Dasar Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Kesehatan Komunitas Slide PowerPoint Epidemiologi sebagai Ilmu Dasar Kedokteran Komunitas Lembar balik/penyangga atau papan tulis, pulpen untuk aktivitas elektif Panduan Siswa 60 Menit Epidemiologi dalam Praktik: Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Sejarah dan Contoh Slide PowerPoint Praktik dalam Epidemiologi Panduan Siswa 60 Menit Alat dan Metode Epidemiologi Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Slide PowerPoint Alat dan Metode Epidemiologi Akses internet (elektif) Panduan Siswa 254

14 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Waktu Topik Material 60 Menit Mitra Kerja dan Sumber Daya Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Epidemiologi Slide PowerPoint Mitra Kerja dan Sumber Daya Epidemiologi Akses internet (elektif) Panduan Siswa 60 Menit Epidemiologi Deskriptif Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Slide Power Point Epidemiologi Deskriptif Lembar balik atau papan tulis dan spidol, atau layar proyeksi komputer Panduan Siswa 60 Menit Epidemiologi Analitik Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Slide Power Point Epidemiologi Analitik Lembar balik atau papan tulis dan spidol, atau layar proyeksi komputer Panduan Siswa 60 Menit Pengukuran Statistik dalam Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Epidemiologi Pengukuran Statistik dalam Epidemiologi Panduan Siswa Menit PECOT: Mengajarkan Telaah Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Kritis Literatur Epidemiologi yang Panduan Siswa Telah Dipublikasikan 180 Menit Pendahuluan Mengenai Surveilans Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Penyakit Akses internet untuk latihan yang bersifat elektif Panduan Siswa 90 Menit Kelas Penyakit Menular: Investigasi Wabah Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Lihat catatan fasilitator untuk keperluan khusus Menit Pendahuluan mengenai Analisis Risiko Penyakit Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Panduan Siswa Variable 120 Menit (view film) 120 Menit (classroom debrief) Analisis Risiko Penyakit: Studi Lapangan mengenai Penilaian Risiko Elektif: Kilas Balik dan Rangkuman Kosa Kata dan Konsep dengan Menonton Contagion Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Lihat catatan fasilitator Panduan Siswa Akses DVD atau duplikat streaming film Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Akses internet jika mengakses film secara streaming di dalam kelas Panduan Siswa 60 Menit Refleksi Pembelajaran dan Evaluasi Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Panduan Siswa 255

15 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Referensi untuk Fasilitator 1. Bonita, Ruth; Beaglehole, R; Kjellstrom, T Basic epidemiology. World Health Organization, Geneva. Available free online: 2. European Environmental Agency. Introduction to Risk Assessment Concepts. Available freely online at europa.eu. 3. Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO). The Basics of Risk Assessment. Available freely online at 4. International Union for Conservation of Nature and the World Organisation for Animal Health (IUCN and OIE) Wildlife Disease Risk Analysis: Handbook of Procedures and Guidelines. Available online from 5. Office International des epizooties (OIE) Handbook on Import Risk Analysis for Animals and Animal Products; Introduction and qualitative risk analysis. Available online from 6. National Research Council. Sustaining Global Surveillance and Response to Emerging Zoonotic Diseases. Washington, DC: The National Academies Press, Available free online at 7. Ng V, Sargeant JM (2013) A Quantitative Approach to the Prioritization of Zoonotic Diseases in North America: A Health Professionals Perspective. PLoS ONE 8(8): e doi: /journal.pone Available free online at 8. U.S. General Accounting Office (GAO). West Nile Virus Outbreak Lessons for Public Health Preparedness. September GAO/HEHS Available free online at 9. Veterinarians Without Borders. One Health for One World: A Compendium of Case Studies. Available free online at World Bank. People, Pathogens and Our Planet. Volume 1: Towards a One Health Approach for Controlling Zoonotic Diseases. Report no GLB Available online at: World Health Organization (WHO) Outbreak Communication Guidelines. Available online at Institutional Repository for Information Sharing (IRIS), WHO: 256

16 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Sub Bab: Pendahuluan Tujuan Pembelajaran: Tipe Pengajaran: Durasi: Peralatan dan Materi: Memperoleh pemahaman tentang tujuan dan struktur modul. Presentasi 15 Menit Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Slide PowerPoint Pendahuluan Panduan Siswa Kompetensi Kuliah 15 Menit Gambaran Umum modul Berikan gambaran tentang kompetensi, aktivitas, dan jadwal modul secara garis besar. Baik epidemiologi maupun analisis risiko mempunyai peran penting dalam praktik pendekatan One Health, dan para profesional dalam bidang ilmu kesehatan memasukkan kedua topik ini sampai dalam tahapan tertentu ke dalam kurikulum mereka. Menyadari bahwa pendekatan One Health memiliki cakupan yang luas dan melibatkan berbagai disiplin ilmu di luar rumpun ilmu kesehatan (seperti ilmu ekonomi, ilmu sosial, hukum dan kebijakan, serta banyak lainnya), modul ini dirancang untuk memperkenalkan sejarah, konsep, teori, terminologi, dan praktik epidemiologi pada pihak-pihak yang memiliki sedikit atau bahkan sama sekali tidak memiliki latar belakang epidemiologi hingga mampu meningkatkan kemampuan mereka untuk berkolaborasi dengan para ahli epidemiologi. Hasil keluaran dari modul ini adalah kemampuan untuk: Mendefinisikan epidemiologi dan terminologi dasar serta konsep-konsep dasar dalam epidemiologi. Menjelaskan komponen-komponen penting dalam praktik epidemiologi. Menjelaskan komponen-komponen utama dan proses dari analisis risiko penyakit, dan bagaimana analisis risiko penyakit tersebut menghubungkan ilmu pengetahuan dengan kebijakan. 257

17 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Memperoleh pemahaman tentang tujuan dan struktur modul. Kuliah Rangkuman mengenai Modul Catatan: 258

18 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Sub Bab: Epidemiologi sebagai Ilmu Dasar Kesehatan Komunitas Tujuan Pembelajaran: Mendefinisikan epidemiologi. Membuat daftar kata tanya penting yang merupakan pusat dari praktik epidemiologi Memberikan contoh aplikasi prinsip epidemiologi yang berguna Menjelaskan apa yang dimaksud dengan trias epidemiologi dan jaring kausal Menyebutkan fungsi utama dari kesehatan komunitas manusia dan aktivitas kesehatan komunitas hewan Tipe Pengajaran: Durasi: Peralatan dan Materi: Presentasi, diskusi kelompok besar Menit Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong PowerPoint modul Lembar balik atau papan tulis, dan pulpen (Aktivitas Elektif) Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator Kuliah 30 Menit Catatan fasilitator yang lebih terperinci juga disertakan dalam bagian catatan dalam slide PowerPoint untuk sesi ini. Sesi ini mengenalkan para siswa pada latar belakang mendasar tentang epidemiologi dan hubungannya dengan kesehatan komunitas manusia dan hewan. Untuk materi terperinci lebih lanjut, mohon merujuk pada Modul Kesehatan Komunitas. Jelaskan bahwa praktik epidemiologi bertanya dan mencari jawaban dari pertanyaan yang tampaknya mudah mengenai penyebab penyakit dan risiko - Siapa/Yang Mana? Kapan? Bagaimana? Di mana - dan mengembangkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin menjadi sebuah pekerjaan yang sulit dan menantang. Tekankan pada kemiripan dan tumpang tindih antara kesehatan komunitas manusia dan hewan, serta metode dan strategi umum yang diciptakan oleh epidemiologi. Diskusi Kelompok Besar 15 Menit Mintalah pada siswa beberapa penyakit menular yang mereka ketahui menyerang baik manusia maupun hewan (zoonosis), atau sediakan beberapa pilihan penyakit untuk dipilih oleh para siswa, contohnya rabies, virus Nipah, flu burung dengan tingkat patogen tinggi, leptospirosis dan lain sebagainya. Dengan menggunakan lembar balik, papan tulis, atau komputer yang terproyeksikan, mintalah pada siswa untuk menjawab pertanyaan epidemiologi dasar dalam satu kata tanya untuk penyakit yang dipilih. Siapa/ Yang mana? Kapan? Bagaimana Di mana? Ketika pertanyaan telah terjawab, mintalah pada siswa untuk membantu melengkapi trias epidemiologi dasar atau jaring kausal. Diskusikan bagaimana faktor-faktor ini mempengaruhi terjadinya penyakit, dan bagaimana faktor-faktor ini dapat digunakan untuk mengontrol wabah penyakit. 259

19 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Latihan untuk Peserta Tujuan Mendefinisikan epidemiologi. Pembelajaran: Membuat daftar kata tanya penting yang merupakan pusat dari praktik epidemiologi Memberikan contoh aplikasi prinsip epidemiologi yang berguna Menjelaskan apa yang dimaksud dengan trias epidemiologi dan jaring kausal Menyebutkan fungsi utama dari kesehatan komunitas manusia dan aktivitas kesehatan komunitas hewan Rangkuman Kata Kunci dan Konsep dalam Kesehatan Ekosistem Kuliah Catatan: 260

20 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Menjawab Pertanyaan Epidemiologi tentang Zoonosis Untuk setiap zoonosis yang diberikan oleh instruktur Anda, jawablah pertanyaan-pertanyaan dasar epidemiologi: Penyakit Siapa Kapan Bagaimana Di mana 261

21 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Epidemiologi dalam Praktik: Sejarah dan Contoh Tujuan Pembelajaran: Tipe Pengajaran: Durasi: Peralatan dan Materi: Mengidentifikasikan beberapa dari berbagai macam kekhususan dalam bidang epidemiologi. Mendeskripsikan bagaimana ilmu epidemiologi diterapkan oleh ahli kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Presentasi 60 Menit Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong PowerPoint modul Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator Kuliah 60 Menit Catatan fasilitator yang lebih terperinci disertakan dalam bagian catatan dalam slide PowerPoint untuk sesi ini. Pada sesi ini kita akan melihat berbagai macam spesialisasi yang ada dalam bidang epidemiologi dan bagaimana hal ini berkaitan dengan focus dari modul ini, yaitu penyakit menular zoonotik. Kita juga akan sekilas membahas mengenai sejarah perkembangan epidemiologi modern dan dua contoh kisah sukses mengenai eradikasi penyakit global, satu kasus adalah kasus penyakit manusia sedangkan lainnya adalah penyakit pada hewan. Akhirnya, kita akan membahas mengenai dua contoh wabah yang merebak belakangan ini serta peran epidemiologi dalam investigasi wabah. 262

22 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Mengidentifikasikan beberapa dari berbagai macam kekhususan dalam bidang epidemiologi. Mendeskripsikan bagaimana ilmu epidemiologi diterapkan oleh ahli kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Epidemiologi dan Penyakit Zoonotik Kuliah Catatan: 263

23 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Alat dan Metode Epidemiologi Tujuan Pembelajaran: Tipe Pengajaran: Durasi: Peralatan dan Materi: Tugas Pra-kelas Menyebutkan metode-metode yang bisa digunakan untuk penilaian epidemiologi dari suatu masalah kesehatan. Mengidentifikasi bagaimana laboratorium kesehatan komunitas menyelenggarakan fungsi epidemiologi. Mengidentifikasi cara pengumpulan data selama dilakukannya penelitian epidemiologi. Presentasi 60 Menit Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong PowerPoint modul Panduan Siswa Penelitian - Data Surveilans Penyakit Menular Catatan untuk Fasilitator Pra-kerja Kuliah Aktivitas Kelompok kerja 30 Menit 30 Menit Mintalah siswa untuk mencari berbagai macam jenis gambar (peta distribusi, grafik, diagram, tabel) yang menunjukkan data surveilans penyakit menular dan membawa beberapa contohnya ke dalam kelas. Jika terdapat koneksi internet dan siswa akan memiliki akses komputer atau telepon pintar, pencarian ini bisa dilakukan sebagai aktivitas dalam ruang kelas. Pilihan lainnya adalah instruktur dipersilakan untuk memilih beberapa gambar yang menunjukkan berbagai metode yang menggambarkan system surveilans penyakit yang berbeda untuk dibagikan dan didiskusikan dalam kelas (lihat slide dalam Grafik Data Surveilans Penyakit dan Peta Distribusi Surveilans sebagai contoh) Sumber data yang baik meliputi Google Images, WHO, OIE, FAO, HealthMap, dan departemen kesehatan di tingkat nasional (termasuk CDC), provinsi, atau lokal. Catatan fasilitator yang lebih terperinci disertakan dalam bagian catatan dalam slide PowerPoint untuk sesi ini. Pada sesi ini, kita akan mengeksplorasi metode epidemiologi inti dan hubungan antara laboratorium kesehatan komunitas manusia dan hewan, sistem surveilans penyakit, dan pengambilan keputusan dalam kedokteran komunitas. Inti dari sesi ini adalah pemahaman bahwa surveilans penyakit didefinisikan sebagai pengumpulan, analisis, hingga interpretasi yang sistematis dan berkelanjutan dari kumpulan data untuk mendukung pengambilan keputusan dan meningkatkan manajemen program kesehatan. Setelah penayangan slide, mintalah siswa untuk berbagi contoh penyajian data surveilans penyakit yang berbeda, atau instruktur diperkenankan untuk membagikan berbagai gambar yang belun diseleksi. Mintalah siswa untuk mendiskusikan apa yang bermacam penyajian data tersebut bantu tekankan. Sebagai contoh, peta distribusi menekankan lokasi dan dapat mengklarifikasi penyebaran penyakit berdasarkan area, rantai transmisi, dan sebagainya. Grafik dan diagram lebif efektif dalam menunjukkan kecenderungan seiring dengan berjalannya waktu, memberikan penekanan dalam perbedaan karakteristik pasien/kasus (contohnya usia, jenis kelamin, pajanan okupasional, dsb). Terutama yang berguna adalah contoh yang sama ditampilkan dalam berbagai cara. 264

24 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Pra Kerja Menyebutkan metode-metode yang bisa digunakan untuk penilaian epidemiologi dari suatu masalah kesehatan. Mengidentifikasi bagaimana laboratorium kesehatan komunitas menyelenggarakan fungsi epidemiologi. Mengidentifikasi cara pengumpulan data selama dilakukannya penelitian epidemiologi. Lihatlah berbagai tipe gambar (peta, grafik, diagram, tabel) yang menunjukkan data surveilans penyakit menular dan bawalah beberapa contohnya ke dalam kelas. Sumber yang baik meliputi Google Images, WHO, OIE, FAO, HealthMap, CDC, dan departemen kesehatan setempat, provinsi, maupun nasional. Alat dan Metode Catatan: 265

25 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Apa yang Anda Temukan? Berbagilah dengan anggota kelompok mengenai berbagai macam cara dalam menampilkan data surveilans yang Anda temukan ketika Anda mengerjakan tugas pra-kerja untuk sesi ini. Catatan: 266

26 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Sub Bab: Mitra Kerja dan Sumber Daya Epidemiologi Tujuan Pembelajaran: Tipe Pengajaran: Durasi: Peralatan dan Materi: Mengidentifikasi aliansi kerja kesehatan dan komunitas dalam praktik epidemiologi Menyebutkan cara para ahli epidemiologi bekerja dengan media dan kelima komponen Panduan Komunikasi Wabah WHO Memaparkan bagaimana WHO, OIE, FAO dan CDC menjadi sumber daya untuk pelatihan, pendukung teknis, surveilans, dan pelaporan data epidemiologi Presentasi 60 Menit Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Lembar balik atau papan tulis dengan spidol PowerPoint modul Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator Pra-kerja Kuliah 60 Menit Mintalah siswa untuk melihat berbagai tipe laporan, lebih dipilih yang berasal dari media lokal dan nasional (media cetak, televise, radio), yang berkaitan dengan penyakit dan kesehatan. Jika terdapat koneksi internet dan siswa akan memiliki akses komputer atau telepon pintar, pencarian ini bisa dilakukan sebagai aktivitas dalam ruang kelas. Pilihan lainnya, instruktur bisa memilih untuk membawa beberapa contoh dalam beberapa kurun waktu terakhir untuk dibagikan dan didiskusikan dalam kelas. Catatan fasilitator yang lebih terperinci disertakan dalam bagian catatan dalam slide PowerPoint untuk sesi ini. Selama bagian ini, berikan contoh-contoh komunikasi yang efektif maupun yang tidak efektif. Mintalah pada siswa untuk berbagi pemikiran mereka apakah berbagai contoh tersebut memenuhi krtiteria panduan WHO berikut atau tidak. Ketika semua contoh dalam slide sudah dibagikan, siswa dan/atau instruktur bisa memberikan dan mendiskusikan contoh-contoh lainnya. 267

27 INDOHUN Diskusi Kelompok Besar Panduan WHO tentang Komunikasi Risiko selama krisis: 1. Kepercayaan Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Tujuan utama dalam komunikasi wabah adalah untuk mengkomunikasikan pada publik dengan cara yang bisa membangun, menjaga, atau mengembalikan kepercayaan. Ini benar adanya pada setiap budaya, sistem politik, dan tahap perkembangan suatu negara. 2. Pengumuman dini Parameter kepercayaan diperoleh pada pengumuman resmi pertama mengenai wabah yang terjadi. Waktu penyampaian, kejujuran, serta pemahaman yang menyeluruh merupakan hal terpenting dalam semua komunikasi wabah 3. Transparansi Menjaga kepercayaan publik selama wabah membutuhkan sebuah transparansi (dengan kata lain komunikasi bersifat spontan, mudah dipahami, lengkap, dan akurat secara faktual). Transparansi mewarnai hubungan antara pihak yang menangani wabah dengan publik. Hal ini memungkinkan publik untuk melihat proses pengumpulan informasi, penilaian risiko, dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengendalian wabah. 4. Publik Memahami bahwa publik penting dalam komunikasi efektif. Pada umumnya sulit untuk mengubah kepercayaan yang telah ada kecuali kepercayaan tersebut secara dialamatkan eksplisit. Hampir tidak mungkin untuk merancang pesan yang sukses menjembatani ruang kosong antara para ahli dengan publik tanpa mengetahui pemikiran publik. 5. Perencanaan Keputusan dan tindakan pejabat kesehatan yang berwenang lebih berefek pada kepercayaan dan persepsi risiko publik daripada komunikasi. Terdapat dampak komunikasi risiko terhadap setiap tindakan pengelola pengendalian wabah, tidak hanya terhadap apa yang dikatakan. Oleh karena itu, komunikasi risiko paling efektif jika diintegrasikan dengan analisis risiko dan manajemen risiko. (Kita akan membahas analisis risiko pada sesi berikutnya dari modul ini). Komunikasi risiko harus diintegrasikan ke dalam rencana persiapan untuk kejadian utama dan dalam segala aspek reaksi wabah. 268

28 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Mengidentifikasi aliansi kerja kesehatan dan komunitas dalam praktik epidemiologi Menyebutkan cara para ahli epidemiologi bekerja dengan media dan kelima komponen Panduan Komunikasi Wabah WHO Memaparkan bagaimana WHO, OIE, FAO dan CDC menjadi sumber daya untuk pelatihan, pendukung teknis, surveilans, dan pelaporan data epidemiologi Pra Kerja Cari dan bawalah beberapa artikel atau laporan terkait kesehatan dan penyakit, terutama yang berasal dari media lokal dan nasional (bisa berupa media cetak, televisi, maupun radio) Komunikasi dengan Mitra Kerja Panduan WHO tentang Komunikasi Risiko selama Krisis Catatan: 269

29 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Epidemiologi Deskriptif Tujuan Pembelajaran: Tipe Pengajaran: Durasi: Peralatan dan Materi: Mengartikan epidemiologi deskriptif Menyebutkan dua desain studi epidemiologi deskriptif utama Menyebutkan contoh-contoh penggunaan data deskriptif Presentasi, Latihan Kelompok Besar 60 Menit Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Lembar balik atau papan tulis dengan spidol PowerPoint Modul Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator Kuliah 30 Menit Catatan fasilitator yang lebih terperinci disertakan dalam bagian catatan dalam slide PowerPoint untuk sesi ini. Pada sesi ini, kita akan mulai memeriksa perbedaan antara epidemiologi deskriptif dengan epidemiologi analitik, dengan berfokus pada epidemiologi deskriptif. Epidemiologi deskriptif menjawab sejumlah pertanyaan sederhana berupa siapa/yang mana, apa, kapan, di mana, dan berapa banyak. Aktivitas Kelompok Besar 30 Menit Dengan menggunakan lembar balik, papan tulis, atau layar komputer, mintalah siswa untuk menyebutkan beberapa contoh penyakit yang menggambarkan karakteristik dari epidemiologi deskriptif berikut ini: Penyakit-penyakit yang memiliki pola musiman (contohnya malaria dan penyakit lainnya yang ditularkan nyamuk selama musim hujan, penyakit flu, dan lain sebagainya). Penyakit-penyakit dengan ciri dan pola berdasarkan tempat kejadian. Penyakit-penyakit dengan pola berdasarkan usia (muda, tua) dan jenis kelamin (laki-laki, perempuan) Diskusikan daftar penyakit yang dianggap sebagai epidemi. Apakah terdapat contoh epidemi di masa lampau ataupun epidemi yang terjadi belakangan ini. (SARS vs. MERS coronavirus, rabies, flu Spanyol, dan flu burung, dan sebagainya) Tutuplah dengan memeriksa seberapa jauh para siswa mengetahui tentang determinan penyakit dan pola kejadian penyakit, walaupun mereka bukanlah ahli epidemiologi. 270

30 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Mengartikan epidemiologi deskriptif Menyebutkan dua desain studi epidemiologi deskriptif utama Menyebutkan contoh-contoh penggunaan data deskriptif Pertanyaan Sederhana dengan Jawaban yang Rumit Kuliah Catatan: Latihan Kelas Diberikan oleh Fasilitator Dalam kelas, temukanlah contoh-contoh penyakit yang menggambarkan karakteristik dari epidemiologi deskriptif: Penyakit-penyakit yang memiliki pola musiman (contohnya malaria dan penyakit lainnya yang ditularkan nyamuk selama musim hujan, penyakit flu, dan lain sebagainya). Penyakit-penyakit dengan ciri dan pola berdasarkan tempat kejadian. Penyakit-penyakit dengan pola berdasarkan usia (muda, tua) dan jenis kelamin (laki-laki, perempuan) Diskusikan daftar penyakit yang dianggap sebagai epidemi. Apakah terdapat contoh epidemi di masa lampau ataupun epidemi yang terjadi belakangan ini. (SARS vs. MERS coronavirus, rabies, flu Spanyol, dan flu burung, dan sebagainya) 271

31 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Epidemiologi Analitik Tujuan Pembelajaran: Tipe Pengajaran: Durasi: Peralatan dan Materi: Mengartikan epidemiologi analitik Menyebutkan tiga tipe desain studi observasional Presentasi, Latihan Kelompok Besar 60 Menit Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Lembar balik atau papan tulis dengan spidol PowerPoint Modul Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator 30 Menit Catatan fasilitator yang lebih terperinci juga disertakan dalam bagian catatan dalam slide PowerPoint untuk sesi ini. Kuliah Dalam sesi ini, kita akan memfokuskan diri pada epidemiologi analitik, yang mencari jawaban dari pertanyaan mengapa dan bagaimana sebuah penyakit. Perbedaan utama antara studi observasional deskriptif dan analitik adalah adanya kelompok PEMBANDING dalam studi analitik. Terdapat tiga kelompok studi analitik: Cross-sectional Case-control Kohort Kita akan melihat lebih jauh mengenai ketiga desain studi tersebut secara terperinci. 272

32 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Aktivitas Kelompok Besar 30 Menit Mintalah pada siswa untuk berdiskusi tentang tipe-tipe penyakit zoonotik di bawah ini, dan putuskan studi observasional mana (dari pilihan desain studi deskriptif dan analitik) yang paling tepat untuk meneliti: Zoonosis yang baru muncul Zoonosis dengan masa inkubasi yang panjang Prevalensi dan insidensi penyakit Zoonosis yang terjadi di daerah terpencil/ sulit dijangkau Buatlah siswa menjelaskan alasan-alasan dari jawaban merekan dan diskusikan bagaimana studi tersebut seharusnya dilakukan. Jelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan dari masing-masing desain studi dan berikan beberapa contoh kapan masing-masing desain tersebut paling bermanfaat. Studi Kasus Studi deskriptif yang terperinci dari kasus dengan jumlah kasus yang terbatas, baik untuk penyakit yang langka, tanpa kelompok control (contoh: kelompok pembanding), dan biasanya tidak mewakili populasi general, bisa membantu membentuk sebuah hipotesis mengenai penyebab penyakit. Contoh yang diberikan adalah sebuah penyakit langka seperti manusia yang menderita penyakit ( kasus ) karena highly pathogenic avian influenza (HPAI), menjelaskan tentang kasus dan faktor yang berhubungan dengan kasus secara terperinci. Studi cross-sectional Sekelompok hewan atau manusia dipilih dalam satu waktu yang bersamaan sebagai sebuah potong lintang (acak) dari populasi yang ada. Prevalensi penyakit dicatat dari data yang dikumpulkan sepanjang survey. Keuntungan: Studi potong lintang relative cepat dalam waktu pelaksanaannya dan biayang yang dihabiskan lebih kecil jika dibandingkan denga jenis studi lainnya. Jenis studi ini bagus untuk penyakit dengan nilai prevalensi yang tinggi, dan hasil temuan pada umumnya mewakili populasi yang dipelajari. Kerugian: Studi potong lintang hanya mampu memperkirakan prevalensi, bukan insidensi dari sebuah penyakit. Mereka menyediakan infoemasi yang minimal tentang hubungan kausal dan efek, ataupun hasil keluaran dari progam pengontrolan penyakit. 273

33 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Aktivitas Kelompok Besar 30 Menit Studi cross-sectional (retrospektif) Hewan atau manusia dikelompokkan berdasarkan ada (kasus) tidaknya (control) penyakit, yang mungkin merupakan diagnosis klinis ataupun terkonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium diagnostik. Data tentang pajanan dari faktor risiko diperoleh secara retrospektif (catatan, memori) setelah pemilahan kasus dan control, biasanya dengan menggunakan kuesioner yang terstandarisasi, dan pajanan tersebut dibandingkan dalam kedua kelompok. Keuntungan: Metode ini baik untuk diterapkan pada kasus yang langka atau kasus dengan masa inkubasi yang panjang. Studi ini bisa terhitung lebih cepat dan murah penyelenggaraannya dibandingkan dengan tipe studi yang lain. Kerugian: Metode ini tidak memberikan informasi mengenai prevalensi atau insidensi dari penyakit. Studi ini mengandalkan data yang terkumpul, dan bias sering menjadi masalah di dalamnya. Studi Kohort (longitudinal prospektif atau retrospektif) Hewan atau manusia diikuti perkembangannya seiring dengan berjalannya waktu, dan dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya pajanan terhadap faktor risiko. Hasil keluaran yang dicari (Penyakit: Ya atau Tidak) dicatat, dan angka dari penyakit tersebut dibandingkan dari kedua kelompok (terpajan vs. tidak terpajan). Keuntungan: Studi kohort mengukur angka insidensi dan mungkin berguna dalam melihat keberhasilan program pengendalian penyakit. Kerugian: Sayangnya, studi ini mahal dan memerlukan periode tindak lanjut yang panjang. Kelompok dengan jumlah yang besar diperlukan untuk meneliti kasus yang jarang. Kasus dengan tindak lanjut yang menghilang mungkin menjadi masalah yang penting. 274

34 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Latihan untuk Peserta Tujuan Mengartikan epidemiologi analitik Pembelajaran: Menyebutkan tiga tipe desain studi observasional Epidemiologi Deskriptif Kuliah Catatan: 275

35 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Latihan Diberikan oleh Fasilitator Dalam kelas, diskusikan penyakit zoonotik berikut, dan putuskan tipe studi observasional manakah (dari beberapa pilihan desain studi deskriptif dan analitik di bawah ini) yang paling cocok untuk menyelidiki: Zoonosis yang baru muncul Zoonosis dengan masa inkubasi yang panjang Prevalensi dan insidensi penyakit Zoonosis yang terjadi di daerah terpencil/ sulit dijangkau 276

36 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Catatan: 277

37 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Pengukuran Statistik dalam Epidemiologi Tujuan Pembelajaran: Tipe Pengajaran: Durasi: Peralatan dan Materi: Mengartikan ukuran frekuensi yang paling sering digunakan dalam epidemiologi penyakit menular Membangun sebuah distribusi frekuensi Kuliah 60 Menit Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Lembar balik atau papan tulis dengan spidol PowerPoint Modul Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator Kuliah 60 Menit Catatan fasilitator yang lebih terperinci juga disertakan dalam bagian catatan dalam slide PowerPoint untuk sesi ini. Pada sesi ini, kita akan melihat pengukuran epidemiologi yang paling mendasar termasuk di dalamnya rasio, proporsi, insidensi, prevalensi, dan angka/tingkat. Statistika meringkaskan data yang terkumpul dalam surveilans penyakit atau sebuah isvestigasi wabah, sehingga kita bisa belajar dari data tersebut. Menghitung statistika membantu kita: Memaparkan risiko. Membuat perbandingan-perbandingan. Mengidentifikasi kelompok yang berisiko tinggi. Mengembangkan hipotesis mengenai penyebab penyakit. 278

38 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Pra Kelas Mengartikan ukuran frekuensi yang paling sering digunakan dalam epidemiologi penyakit menular Membangun sebuah distribusi frekuensi Catatan: 279

39 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: PECOT: Mengajarkan Telaah Kritis Literatur Epidemiologi yang Telah Dipublikasikan Tujuan Pembelajaran: Tipe Pengajaran: Durasi: Peralatan dan Materi: Menjelaskan komponen dasar studi epidemiologi observasional dari artikel penilaian sebaya yang telah dipublikasikan. Pilihan: menggunakan metode PECOT untuk menilai kelengkapan dan keakuratan dari laporan tertulis populer tentang studi epidemiologi. Presentasi; Kerja Kelompok Kecil; Evaluasi Kelompok Besar Menit Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Lembar balik atau papan tulis dengan spidol PowerPoint modul Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator Kuliah 30 Menit Catatan: diadaptasi dari Rod Jackson, Center for Evidence Based Medicine, University of Oxford, UK, and University of Auckland, NZ. aspx?o=1083. Lakukan pengenalan mengenai konsep telaah kritis dari sebuah publikasi artikel menggunakan metode PECOT dan tunjukkan contoh-contoh artikel dari desain studi epidemiologi yang berbeda. Referensi utama yang digunakan dalam presentasi ini: Scurr, J. H., Machin, S. J., Bailey- King, S., Mackie, I. J., McDonald, S., and Smith, P. D. C. (2001). Frequency and prevention of symptomless deep-vein thrombosis in long-haul flights: a randomised trial. The Lancet, 357(9267), Aktivitas Kelompok Kecil Menit Untuk latihan ini, bagilah para siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil berisi empat hingga enam orang. Dalam jangka waktu 30 menit, mintalah siswa untuk membaca dan menerapkan PECOT pada berbagai macam jenis studi observasional. Bergantung pada ketersediaan waktu, masing-masing kelompok bisa membaca dan menginterpretasikan satu atau lebih desain studi. 280

40 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Aktivitas Kelompok Kecil Menit Referensi: Kohort Prospektif: Khuntirat, B. P., et. al. (2011). Evidence for subclinical avian influenza virus infections among rural Thai villagers. Clinical Infectious Diseases, 53(8), e107 e116. Kohort Retrospektif dan Prospektif: Moen, A. R., Wouda, W., Mul, M. F., Graat, E. A. M., and Van Werven, T. (1998). Increased risk of abortion following Neospora caninum abortion outbreaks: a retrospective and prospective cohort study in four dairy herds. Theriogenology, 49(7), Potong Lintang: Suwancharoen, D., Chaisakdanugull, Y., Thanapongtharm, W., and Yoshida, S. (2013). Serological survey of leptospirosis in livestock in Thailand. Epidemiology and infection, 141(11), Kasus Kontrol: Parashar, U. D, et. al. (2000). Case-control study of risk factors for human infection with a new zoonotic paramyxovirus, Nipah virus, during a outbreak of severe encephalitis in Malaysia. Journal of Infectious Diseases, 181(5), Diskusi Kelompok Besar Menit Bergantung pada ketersediaan waktu dan ukuran kelas, instruktur dapat memilih untuk mengadakan evaluasi dalam satu kelas secara keseluruhan. Kelompok dapat membagikan penafsiran mereka, dan kendala-kendala yang mereka temui dalam menerapkan metode PECOT/GATE. 281

41 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: PECOT Menjelaskan komponen dasar studi epidemiologi observasional dari artikel penilaian sebaya yang telah dipublikasikan. Pilihan: menggunakan metode PECOT untuk menilai kelengkapan dan keakuratan dari laporan tertulis populer tentang studi epidemiologi. Catatan: 282

42 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Menerapkan PECOT Instruktur Anda akan menugaskan Anda untuk membaca sebuah artikel dan menginterpretasikannya menggunakan metode PECOT. Kohort Prospektif: Khuntirat, B. P., Yoon, I. K., Blair, P. J., Krueger, W. S., Chittaganpitch, M., Putnam, S. D. and Gray, G. C. (2011). Evidence for subclinical avian influenza virus infections among rural Thai villagers. Clinical Infectious Diseases, 53(8), e107 e116. Kohort Prospektif dan Retrospektif: Moen, A. R., Wouda, W., Mul, M. F., Graat, E. A. M., and Van Werven, T. (1998). Increased risk of abortion following Neospora caninum abortion outbreaks: a retrospective and prospective cohort study in four dairy herds. Theriogenology, 49(7), Potong-Lintang: Suwancharoen, D., Chaisakdanugull, Y., Thanapongtharm, W., and Yoshida, S. (2013). Serological survey of leptospirosis in livestock in Thailand. Epidemiology and infection, 141(11), Kasus-Kontrol: Parashar, U. D., et. al. (2000). Case-control study of risk factors for human infection with a new zoonotic paramyxovirus, Nipah virus, during a outbreak of severe encephalitis in Malaysia. Journal of Infectious Diseases, 181(5), Persiapkan diri untuk mempresentasikan hasil analisis Anda di depan kelas. Catatan: 283

43 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Sub Bab: Pendahuluan Surveilans Penyakit Tujuan Pembelajaran: Tipe Pengajaran: Durasi: Peralatan dan Materi: Menjelaskan data lingkaran umpan balik dan aliran informasi melalui saluran lokal, provinsi, dan nasional. Memaparkan karakteristik dari tiga metode surveilans yang berbeda: aktif, pasif, dan sindromik. Menyebutkan lima aplikasi surveilans kesehatan komunitas. Kuliah 180 Menit Komputer, Proyektor LCD, layar/dinding kosong Lembar balik atau papan tulis dengan spidol PowerPoint Modul Panduan Siswa Catatan untuk Fasilitator Kuliah 60 Menit Catatan fasilitator yang lebih terperinci juga disertakan dalam bagian catatan dalam slide PowerPoint untuk sesi ini. Pada sesi ini, kita akan mengulang konsep surveilans secara lebih terperinci, mempelajari metode surveilans utama (aktif, pasif, dan sindromik) dan sistem global, juga mendiskusikan bebagai kendala dan keterbatasan dalam mengumpulkan menganalisis, dan menginterpretasikan data surveilans. Siswa akan ditantang untuk cepat dalam menerapkan konsep yang telah dibahas untuk memeriksa beberapa sistem surveilans global dan merancang rencana surveilans SMART mereka sendiri. Aktivitas Kelompok Kecil 60 Menit Catatan: Aktivitas ini juga ditemukan dalam Modul Manajemen Penyakit Menular, dengan sedikit modifikasi. Bagilah siswa kedalam beberapa kelompok berisikan empat hingga enam orang (atau kurang) dan tugaskan setiap kelompok pranala luar untuk dikaji. US CDC WHO Global Influenza Surveillance and Response System influenza/gisrs_laboratory/en/ WHO Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) csr/outbreaknetwork/en/ OIE World Animal Health Information System FAO EMPRES-I European CDC - aspx HealthMap

44 Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDOHUN Mintalah para siswa untuk memeriksa sistem surveilans berdasarkan konsep dasar evaluasi surveilans dan menentukan jikalau situs web surveilans tersebut memiliki kumpulan data, prosedur, dan metode surveilans yang dirancang dengan baik untuk menjamin validitas dan tingkat kepercayaan data. Setelah mengakses situs web, para siswa harus memilih sebuah penyakit zoonosis dan membuat rencara pengumpulan data, termasuk prosedur dan teknik yang dicantumkan dalam presentasi PowerPoint. Evaluasi Kelompok Besar 60 Menit Para siswa menampilkan rencana evaluasi untuk penyakit zoonotik pilihan mereka. Kemudian, dalam kelompok besar, diskusikan persamaan dan perbedaan yang ada diantara rencana mereka dalam hal kriteria evaluasi: kesederhanaan, fleksibilitas, penerimaan, sensitivitas, ketepatan, nilai prediktif positif, nilai prediktif negative, keterwakilan, keberlanjutan, dan linimasa. Buatlah evaluasi kelompok besar untuk sistem surveilans SMART untuk penyakit zoonotik dengan menanyakan pertanyaan berikut, Bagaimana setiap rancangan kelompok memasukkan aspek SMART ke dalamnya? 285

45 INDOHUN Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Latihan untuk Peserta Tujuan Pembelajaran: Surveilans SMART Menjelaskan data lingkaran umpan balik dan aliran informasi melalui saluran lokal, provinsi, dan nasional. Memaparkan karakteristik dari tiga metode surveilans yang berbeda: aktif, pasif, dan sindromik. Menyebutkan lima aplikasi surveilans kesehatan komunitas. Strategic Measurable Adaptable Responsive Targeted Catatan: Situs Web Surveilans Lakukan eksplorasi pada situs web surveilans yang ditugaskan pada kelompok Anda: US CDC WHO Global Influenza Surveillance and Response System gisrs_laboratory/en/ WHO Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) outbreaknetwork/en/ OIE World Animal Health Information System FAO EMPRES-I European CDC - HealthMap

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Manajemen Buku ini dapat diterbitkan

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Kebijakan, Advokasi, dan Regulasi Buku

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Komunikasi dan Informatika Buku ini

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Berpikir Sistem Buku ini dapat diterbitkan

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa.

1. Relatif cepat dan murah untuk mendeteksi adanya kejadian luar biasa. JENIS DESAIN PENELITIAN 1. Cross-Sectional Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktorfaktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau

Lebih terperinci

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Budaya, Kepercayaan, Nilai dan Etika

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Kepemimpinan Buku ini dapat diterbitkan

Lebih terperinci

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Soft Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab: Kolaborasi dan Kemitraan Buku ini dapat

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

Food-borne Outbreak. Saptawati Bardosono

Food-borne Outbreak. Saptawati Bardosono Food-borne Outbreak Saptawati Bardosono Pendahuluan Terjadinya outbreak dari suatu penyakit yang disebabkan oleh makanan merupakan contoh yang baik untuk aplikasi epidemiologi dalam mengatasi masalah kesehatan

Lebih terperinci

Cross sectional Case control Kohort

Cross sectional Case control Kohort Definisi Cross sectional Case control Kohort Rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status penyakit dan paparan secara bersamaan pada individu

Lebih terperinci

Monitoring penyakit usaha untuk

Monitoring penyakit usaha untuk Monitoring penyakit usaha untuk menduga kesehatan dan status penyakit pada suatu populasi yang secara langsung dan terus menerus dilakukan Sampel yang digunakan dapat merupakan sampel dari populasi yang

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Human Immunodeficiency Virus / Acquired Immunodeficiency Syndrome atau yang kita kenal dengan HIV/AIDS saat ini merupakan global health issue. HIV/AIDS telah

Lebih terperinci

Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester BIOSTATISTIKA DAN EPIDEMIOLOGI (MMS-4411) oleh: Dr. Danardono, MPH.

Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester BIOSTATISTIKA DAN EPIDEMIOLOGI (MMS-4411) oleh: Dr. Danardono, MPH. Rencana Program dan Kegiatan Pembelajaran Semester BIOSTATISTIKA DAN EPIDEMIOLOGI (MMS-4411) oleh: Dr. Danardono, MPH. PROGRAM STUDI STATISTIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penyusun. Kelompok 1

KATA PENGANTAR. Penyusun. Kelompok 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan izin dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah farmakoepidemiologi tentang Studi Cohort. Dalam makalah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 174 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah Perpustakaan ITS Surabaya dan Perpustakaan UK Petra Surabaya melakukan pemanfaatan fungsi ruang yang

Lebih terperinci

KONTRAK PERKULIAHAN. Mata kuliah ini membahas tentang konsep-konsep dasar epidemiologi yang meliputi;

KONTRAK PERKULIAHAN. Mata kuliah ini membahas tentang konsep-konsep dasar epidemiologi yang meliputi; KONTRAK PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah : Prinsip-Prinsip Epidemiologi Kode MK : 8314-2-1032 Pengajar : Lia Amalia, S.KM, M.Kes. Semester : III/ 2012-2013 Hari Pertemuan/Jam : Selasa, 10.21 12.00 Tempat Pertemuan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DI INDONESIA

KEBIJAKAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DI INDONESIA KEBIJAKAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DI INDONESIA Drg. Vensya Sitohang, M. Epid Direktur P2PTVZ, Ditjen P2P, Kementerian Kesehatan Bincang-bincang tentang PP NO 3 Tahun 2017 Jakarta, 24 Februari 2017 ZOONOSIS

Lebih terperinci

DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI

DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI DESAIN STUDI EPIDEMIOLOGI Suatu penelitian ingin mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit Thypoidpada anak-anak. Beberapa faktor yang diduga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit

Lebih terperinci

SURVAILANCE KESEHATAN. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes

SURVAILANCE KESEHATAN. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes SURVAILANCE KESEHATAN Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes Introduction Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan analisis data secara terus menerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan

Lebih terperinci

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK

Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Pedoman Aplikasi Hard Skill One Health INDONESIA ONE HEALTH UNIVERSITY NETWORK Bab:

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Epidemik tembakau secara luas telah menjadi salah satu ancaman kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat dunia yang mengakibatkan

A. Latar Belakang Epidemik tembakau secara luas telah menjadi salah satu ancaman kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat dunia yang mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epidemik tembakau secara luas telah menjadi salah satu ancaman kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat dunia yang mengakibatkan sekitar 6 juta kematian pertahun. Lebih

Lebih terperinci

Kesehatan Masyarakat Masa Depan. (Dari berbagai Sumber)

Kesehatan Masyarakat Masa Depan. (Dari berbagai Sumber) Kesehatan Masyarakat Masa Depan (Dari berbagai Sumber) Menu Tantangan kesehatan masyarakat di masa depan Trend penyakit dan masalah kesehatan terkini Prediksi masalah kesehatan yang akan terjadi Memperkuat

Lebih terperinci

6/5/2010. Analytic. Descriptive Case report Case series Survey. Observational Cross sectional Case-control Cohort studies

6/5/2010. Analytic. Descriptive Case report Case series Survey. Observational Cross sectional Case-control Cohort studies Disampaikan oleh: Retna Siwi Padmawati KMPK-2009 Tujuan Memberi pengantar tentang disain metode penelitian Memahami perbedaan penelitian deskriptif dan analytic Mengidentifikasi hirarki disain penelitian,

Lebih terperinci

1. 3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian dari OH dan Zoonosis 2. Untuk mengerti peran veteriner dalam OH 3. Untuk mengetahui pemeran lain OH

1. 3 TUJUAN 1. Untuk mengetahui pengertian dari OH dan Zoonosis 2. Untuk mengerti peran veteriner dalam OH 3. Untuk mengetahui pemeran lain OH BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Zoonosis adalah jenis penyakit yang penularannya berasal dari hewan ke manusia atau sebaliknya. Contoh zoonosis yang penularannya berasal dari hewan ke manusia adalah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : Kode : 25 : KEDOKTERAN KOMUNITAS Semester : 7 (tujuh) Standar Kompetensi : mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan aspek promotif,

Lebih terperinci

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA PANDUAN PELAKSANAAN: MEMBUKA DATA DARI BAWAH Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan

Lebih terperinci

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses Panduan Pelaksanaan 25 Agustus 2015 JAKARTA Panduan Pelaksanaan: Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data

Lebih terperinci

Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design)

Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design) Merancang Pembelajaran dengan Satu Komputer (Backward Design) Deskripsi Kegiatan Sesi ini digunakan untuk mulai bekerja dengan guru untuk merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengintegrasi

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 49 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

To protect animal welfare and public health and safety

To protect animal welfare and public health and safety To protect animal welfare and public health and safety Perdagangan Daging Anjing di Indonesia: Kejam dan Berbahaya Setiap tahun, jutaan anjing ditangkap dan dicuri untuk diangkut ke seluruh Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merebaknya kasus flu burung di dunia khususnya Indonesia beberapa tahun terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi masalah kesehatan

Lebih terperinci

Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Indluenza

Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Indluenza Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Indluenza Influenza adalah penyakit yang disebabkan oleh virus influenza. Virus influenza diklasifikasi menjadi tipe A, B dan C karena nukleoprotein dan matriks proteinnya.

Lebih terperinci

MODUL 1 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN. Disajikan Bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Semester VII

MODUL 1 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN. Disajikan Bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Semester VII PANDUAN MAHASISWA MODUL 1 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN Disajikan Bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Semester VII BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN KEDOKTERAN KELUARGA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Lebih terperinci

Satuan Acara Tutorial (SAT) No.1 : KOMPUTER DAN MEDIA PEMBELAJARAN

Satuan Acara Tutorial (SAT) No.1 : KOMPUTER DAN MEDIA PEMBELAJARAN SKS/Pertemuan Nama Kompetensi Umum Kompetensi Khusus Judul Modul Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Model ial Satuan Acara ial (SAT) No.1 : 3 SKS : Setelah mempelajari matakuliah ini, mahasiswa dapat mengembangkan

Lebih terperinci

AplikasiPraktis Epidemiologi

AplikasiPraktis Epidemiologi AplikasiPraktis Epidemiologi Public Health Approach Surveillance: What is the problem? Problem Risk Factor Identification: What is the cause? Intervention Evaluation: What works? Implementation: How do

Lebih terperinci

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA EPIDEMIOLOGI dr. Maftuhah Nurbeti A. Pendahuluan Knowledge is not enough, we must apply. Willingness is not enough, we must do (Goethe dalam Killoran et al, 2006) Kutipan dari ilmuwan terkenal abad 18

Lebih terperinci

MODUL. EPIDEMIOLOGI & PENGENDALIAN (S3): Pengendalian Bagian dari Model Dinamik 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

MODUL. EPIDEMIOLOGI & PENGENDALIAN (S3): Pengendalian Bagian dari Model Dinamik 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT EPIDEMIOLOGI & PENGENDALIAN (S3): Pengendalian Bagian dari Model Dinamik Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : @ub.ac.id 1. PENDAHULUAN 2. TUJUAN PEMBELAJARAN 3. KEGIATAN BELAJAR 4. BUKU

Lebih terperinci

Institut Pertanian Bogor

Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor Usulan Pengembangan National Zoonoses Center Institut Pertanian Bogor Latar Belakang Peningkatan ancaman penyakitpenyakit infeksius yang bersumber pada hewan merupakan dampak:

Lebih terperinci

06/03/2018 TUJUAN. Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif. Pertemuan 4 - Epidemiologi

06/03/2018 TUJUAN. Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif. Pertemuan 4 - Epidemiologi TUJUAN Diakhir kuliah mahasiswa memiliki pengetahuan tentang konsep dasar epidemiologi deskriptif Pertemuan 4 - Epidemiologi Adalah studi yang menggambarkan karakteristik & sebaran masalah kesehatan/ penyakit;

Lebih terperinci

Studi epidemiologi deskriptif

Studi epidemiologi deskriptif Studi epidemiologi deskriptif Penelitian Crosectional Adalah rancangan studi epidemiologi yg memepelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3c MODEL PROBLEM BASED LEARNING 2 Model Problem Based Learning 3 Definisi Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe

BAB I PENDAHULUAN. penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Avian Influenza (AI) atau flu burung atau sampar unggas merupakan penyakit zoonosis yang ditularkan oleh virus Avian Influenza tipe A sub tipe H5N1 dari family Orthomyxoviridae.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PENYAKIT PENYAKIT INFEKSIUS EMERGING DAN RE-EMERGING. Dr.Marlinggom Silitonga NPO Surveillance & Response, WHO Indonesia

PENGENDALIAN PENYAKIT PENYAKIT INFEKSIUS EMERGING DAN RE-EMERGING. Dr.Marlinggom Silitonga NPO Surveillance & Response, WHO Indonesia PENGENDALIAN PENYAKIT PENYAKIT INFEKSIUS EMERGING DAN RE-EMERGING Dr.Marlinggom Silitonga NPO Surveillance & Response, WHO Indonesia OUTLINE PRESENTASI LATAR BELAKANG FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALASAN

Lebih terperinci

JENIS RISET. Saptawati Bardosono

JENIS RISET. Saptawati Bardosono JENIS RISET Saptawati Bardosono PENDAHULUAN Penelitian adalah proses pendekatan dengan pembuktian ilmiah untuk mendapatkan tambahan dan memperdalam ilmu di bidang tertentu Proses pembuktian dapat terjadi

Lebih terperinci

Tatyana Dumova Point Park University, USA. Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa

Tatyana Dumova Point Park University, USA. Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa Tatyana Dumova Point Park University, USA Kegunaan Kuis Online : Mengevaluasi Persepsi Mahasiswa Abstrak Fokus studi ini adalah penilaian, komponen penting dari pengajaran dan pembelajaran. Mengkaji kegunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut tumor. Pertumbuhan tidak normal tersebut dapat terjadi di hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. disebut tumor. Pertumbuhan tidak normal tersebut dapat terjadi di hampir semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit di mana terdapat pertumbuhan sel tubuh secara tidak normal dan tidak terkontrol sehingga kemudian tampak menjadi benjolan yang disebut tumor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tiga kriteria utama, yaitu gangguan fungsi intelektual secara bermakna,

BAB I PENDAHULUAN. dengan tiga kriteria utama, yaitu gangguan fungsi intelektual secara bermakna, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Disabilitas intelektual (dahulu dikenal dengan retardasi mental) didiagnosis dengan tiga kriteria utama, yaitu gangguan fungsi intelektual secara bermakna, gangguan

Lebih terperinci

WASPADA, ADA PMK DI DEPAN MATA Perlunya Analisa Risiko

WASPADA, ADA PMK DI DEPAN MATA Perlunya Analisa Risiko WASPADA, ADA PMK DI DEPAN MATA Perlunya Analisa Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) yang diakui oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE). Sebagai

Lebih terperinci

Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer:

Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer: Pembelajaran Aktif dalam Kelas Satu Komputer: Kegiatan 1: Menilai Pengetahuan Siswa tentang Sains KATEGORI Geografi Matematika Sains Pedagogi 100 100 100 100 200 200 200 200 300 300 300 300 Model Satu

Lebih terperinci

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29

USAID DBE3 Life Skills for Youth 29 Sesi 1 Apakah Kita Mengenal Peserta Pelatihan Sebagai Pelajar Dewasa? Pendahuluan Seorang fasilitator pelatihan yang efektif harus tahu peserta pelatihan yang ia hadapi. Peserta pelatihan bukan hanya sekedar

Lebih terperinci

Hibah Pengembangan e-learning Universitas Gadjah Mada Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) Universitas Gadjah Mada

Hibah Pengembangan e-learning Universitas Gadjah Mada Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) Universitas Gadjah Mada Kerangka Acuan Kegiatan Hibah Pengembangan e-learning Universitas Gadjah Mada 2017 Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) Universitas Gadjah Mada 1 K erangka Acuan Hibah e- Learning UGM Ikhtisar Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia saat ini menghadapi ancaman penjangkitan kejadian luar biasa (KLB) dalam tiga konteks yaitu munculnya bakteri pathogen yang baru yang biasanya tidak diketahui

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyakit

Lebih terperinci

Pembelajaran Berbasis Riset: Strategi Mengaitkan Pengajaran dan Riset Secara Sukses*)

Pembelajaran Berbasis Riset: Strategi Mengaitkan Pengajaran dan Riset Secara Sukses*) Pembelajaran Berbasis Riset: Strategi Mengaitkan Pengajaran dan Riset Secara Sukses*) Oleh Dr. Leonardus Banilodu, MS. Program Studi Biologi FMIPA UNWIRA Jln. Jend. A. Yani 50-52 Kupang 85225, Timor NTT

Lebih terperinci

Etih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi, FKH IPB

Etih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi, FKH IPB Etih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi, FKH IPB Merupakan satu di antara studi observasional analitik yang dirancang untuk melihat hubungan asosiasi. Desain ini dimulai dengan menetukan/menyeleksi populasi

Lebih terperinci

1. Peran Penting Manajemen Perubahan 2. Elemen Perubahan 3. Struktur Program Management Office (PMO) Manajemen Perubahan 4.

1. Peran Penting Manajemen Perubahan 2. Elemen Perubahan 3. Struktur Program Management Office (PMO) Manajemen Perubahan 4. 1. Peran Penting Manajemen Perubahan 2. Elemen Perubahan 3. Struktur Program Management Office (PMO) Manajemen Perubahan 4. Pengorganisasian Manajemen Perubahan 5. Tahapan Perubahan Manajemen perubahan

Lebih terperinci

Pertanyaan Seputar Flu A (H1N1) Amerika Utara 2009 dan Penyakit Influenza pada Babi

Pertanyaan Seputar Flu A (H1N1) Amerika Utara 2009 dan Penyakit Influenza pada Babi 1 Lab Biomedik dan Biologi Molekuler Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Jl Raya Sesetan-Gang Markisa No 6 Denpasar Telp: 0361-8423062; HP: 08123805727 Email: gnmahardika@indosat.net.id;

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit flu burung atau Avian Influenza (AI) adalah penyakit zoonosa yang sangat fatal. Penyakit ini menginfeksi saluran pernapasan unggas dan juga mamalia. Penyebab penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan ilmu pengobatan tidak menjamin manusia akan bebas dari penyakit. Hal ini disebabkan karena penyakit dan virus juga

Lebih terperinci

Epidemiologi Bencana. Hari Kusnanto Prodi S2 IKM UGM

Epidemiologi Bencana. Hari Kusnanto Prodi S2 IKM UGM Epidemiologi Bencana Hari Kusnanto Prodi S2 IKM UGM Persoalan Epidemiologi Apakah faktor-faktor risiko bencana? Mengapa timbul korban? Bisakah jatuhnya korban dicegah? Apakah infrastruktur dan langkah-langkah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2

DAFTAR ISI. PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii i PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 2 Manfaat Penelitian... 2 Hipotesis... 2 TINJAUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatkan derajat kesehatan. Kegiatan ini hanya diselenggarakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Transfusi darah merupakan salah satu bagian penting pelayanan kesehatan modern. Bila digunakan dengan benar, transfusi dapat menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu di dunia. Data World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu di dunia. Data World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular pembunuh nomor satu di dunia. Data World Health Organization (WHO) tahun 2014 menunjukkan bahwa terdapat 9,6

Lebih terperinci

Our Mobile Planet: Indonesia

Our Mobile Planet: Indonesia Our Mobile Planet: Indonesia Memahami Konsumen Seluler Mei 2013 Rahasia dan Milik Google 1 Ringkasan Eksekutif Ponsel cerdas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Penetrasi ponsel

Lebih terperinci

Vitamin D and diabetes

Vitamin D and diabetes Vitamin D and diabetes a b s t r a t c Atas dasar bukti dari studi hewan dan manusia, vitamin D telah muncul sebagai risiko potensial pengubah untuk tipe 1 dan tipe 2 diabetes (diabetes tipe 1 dan tipe

Lebih terperinci

Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor:

Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor: Disusun oleh: Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor: - Dr. Ir. Etih Sudarnika, MSi - Drh. Abdul Zahid Ilyas, MSi - Drh. Chaerul Basri, MEpid - Dr. Drh. Denny Widaya Lukman, MSi Direktorat

Lebih terperinci

Kuesioner Kebijakan, Instrumen, Kerangka Kerja, Proyek dan Prakarsa Gaya Hidup yang Berkelanjutan

Kuesioner Kebijakan, Instrumen, Kerangka Kerja, Proyek dan Prakarsa Gaya Hidup yang Berkelanjutan Kuesioner Kebijakan, Instrumen, Kerangka Kerja, Proyek dan Prakarsa Gaya Hidup yang Berkelanjutan Selamat Datang di Kuesioner Gaya Hidup yang Berkelanjutan Cara kita menjalani hidup kita sehari-hari pilihan-pilihan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (Infeksius) dan dapat mengakibatkan kesakitan yang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (Infeksius) dan dapat mengakibatkan kesakitan yang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Campak merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (Infeksius) dan dapat mengakibatkan kesakitan yang serius, komplikasi jangka panjang bahkan kematian (WHO,

Lebih terperinci

Asia Tenggara termasuk dalam region dengan angka kejadian TB yang tinggi. Sebesar 58% dari 9,6 juta kasus baru TB pada tahun 2014 terjadi di daerah As

Asia Tenggara termasuk dalam region dengan angka kejadian TB yang tinggi. Sebesar 58% dari 9,6 juta kasus baru TB pada tahun 2014 terjadi di daerah As BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular adalah penyakit yang ditularkan melalui berbagai media. Penyakit jenis ini masih menjadi masalah besar kesehatan karena meningkatkan angka kesakitan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA Jl. George Obos No. 30/32 Palangka Raya 73111 - Kalimantan

Lebih terperinci

PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN PENGENDALIAN FLU BURUNG DI JAWA BARAT. oleh : Ir. Koesmajadi TP Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat

PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN PENGENDALIAN FLU BURUNG DI JAWA BARAT. oleh : Ir. Koesmajadi TP Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN PENGENDALIAN FLU BURUNG Latar Belakang DI JAWA BARAT oleh : Ir. Koesmajadi TP Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat Highly Pathogenic Avian influenza(hpai) adalah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Healthcare Associated Infections (HAIs) telah banyak terjadi baik di

BAB I PENDAHULUAN. Healthcare Associated Infections (HAIs) telah banyak terjadi baik di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Healthcare Associated Infections (HAIs) telah banyak terjadi baik di negara yang sedang berkembang maupun negara maju sekalipun. Berbagai penelitian menunjukkan HAIs

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Pengalaman Lapangan dikasanakan hanya satu bulan, berbeda dengan tahun tahun sebelumnya yang pelaksanaannya

Lebih terperinci

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun

Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun Catatan Kebijakan # 3 Penjangkauan dalam penggulangan AIDS di kelompok Penasun Stigma terhadap penggunaan narkoba di masyarakat selama ini telah membatasi para pengguna narkoba untuk memanfaatkan layananlayanan

Lebih terperinci

PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER PROGRAM MAGISTER (S-2)

PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER PROGRAM MAGISTER (S-2) PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER PROGRAM MAGISTER (S-2) PERNYATAAN KOMPETENSI Setelah menyelesaikan pendidikan di program Studi ini, lulusan mampu

Lebih terperinci

Prof. Dr. Drh. I Gusti Ngurah Mahardika Universitas Udayana Denpasar-Bali HP:

Prof. Dr. Drh. I Gusti Ngurah Mahardika Universitas Udayana Denpasar-Bali   HP: M Prof. Dr. Drh. I Gusti Ngurah Mahardika Universitas Udayana Denpasar-Bali Email: gnmahardika@indosat.net.id HP: 08123805727 Gambaran Umum penyakit zoonosis yang berpotensi menjadi Emerging Infectious

Lebih terperinci

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT

Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT ID Dokumen BAHASA INDONESIA Silabus Kursus Pelatihan Penilai NKT Panduan untuk Organisasi Pelatihan Pendahuluan Skema Lisensi Penilai (ALS) HCVRN (High Conservation Value Resource Network)disusun untuk

Lebih terperinci

Hubungan Perdarahan Jangka Pendek Dan Pola Kram Perut Dengan Kepuasan Metode Long-Acting Reversible Contraceptive

Hubungan Perdarahan Jangka Pendek Dan Pola Kram Perut Dengan Kepuasan Metode Long-Acting Reversible Contraceptive Hubungan Perdarahan Jangka Pendek Dan Pola Kram Perut Dengan Kepuasan Metode Long-Acting Reversible Contraceptive TUJUAN: Untuk menilai pola kram dan perdarahan jangka pendek dengan IUD dan Implant serta

Lebih terperinci

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia

Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Laporan Kegiatan Workshop : Advokasi dan Berjejaring sebagai Bagian penting dalam Pengembangan Program Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Latar Belakang Sejak pertama kali kasus HIV ditemukan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated Infections (HAIs) terjadi di seluruh dunia, baik di negara sedang berkembang maupun negara

Lebih terperinci

JU002. Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan STUDY GUIDE. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Udayana

JU002. Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan STUDY GUIDE. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Universitas Udayana Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana Monitoring dan Evaluasi Program Kesehatan JU002 2010 Kurikulum Program Pasca Sarjana Universitas Udayana PS MIKM Daftar Isi Daftar Isi...

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA.

IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA. IMPLEMENTASI E-LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR MAHASISWA munir@upi.edu PENGANTAR e-learning suatu istilah yang digunakan terhadap proses belajar mengajar berbasis online tanpa dibatasi

Lebih terperinci

Kesehatan Masyarakat

Kesehatan Masyarakat Bencana Alam: Perspektif Kesehatan Masyarakat Hari Kusnanto Prodi S2 IKM UGM 1 Bisakah bencana dideteksi dan dicegah? Mengapa timbul korban? Bisakah jatuhnya korban dicegah? Apakah infrastruktur dan langkah-

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) masih merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi fokus dunia internasional. Dengan masuknya TB sebagai salah satu indikator MDGs (Millenium

Lebih terperinci

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan

Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan Informasi Epidemiologi Upaya Penanggulangan HIV-AIDS Dalam Sistem Kesehatan Sutjipto PKMK FK UGM Disampaikan pada Kursus Kebijakan HIV-AIDS 1 April 216 1 Landasan teori 2 1 EPIDEMIOLOGY (Definisi ) 1.

Lebih terperinci

WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN IV WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN WORKSHOP ANALISIS DATA 2 - Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs II Modul PENATAAN DAN PEMERATAAN GURU WORKSHOP IMPLEMENTASI KEBIJAKAN Modul Pelatihan Praktik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hewan ternak yang paling banyak diternakkan adalah unggas. Unggas memberikan banyak manfaat dan keuntungan, antara lain dapat dimanfaatkan dagingnya,

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI IHR ( 2005 ) DI INDONESIA

IMPLEMENTASI IHR ( 2005 ) DI INDONESIA IMPLEMENTASI IHR ( 2005 ) DI INDONESIA International Health Regulations ( 2005 ) Merupakan kesepakatan negara negara anggota WHO Kemampuan global dalam kewaspadaan dan deteksi dini serta respon yang adekuat

Lebih terperinci

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS SISTEM BELAJAR MENGAJAR ON-LINE Pembelajaran on-line adalah pembelajaran yang menggunakan internet untuk menyampaikan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah mengapa dipilih judul skripsi ini beserta rumusan masalah dan metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada Millenium Development Goals (MDGs), memiliki 5 pondasi yaitu manusia,

Lebih terperinci