EPB - Contents. Index alphanumerik Katalog presentasi Produk overview Monobloc dan Graflex holder Pedoman umum HSK-A & E

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EPB - Contents. Index alphanumerik Katalog presentasi Produk overview Monobloc dan Graflex holder Pedoman umum HSK-A & E"

Transkripsi

1 EPB - Contents Index alphanumerik Katalog presentasi Produk overview Monobloc dan Graflex holder Combimaster holder Graflex modular system Boring head Peralatan tambahan Shrinkfit Pedoman umum Kualitas Pengimbangan Code key Norma taper Tiipe front end Holder Monobloc Holder HSK-A Holder HSK-E Holder DIN Holder BT JIS Holder Combimaster Pedoman Arbor Intermediate Adapter Holder Shrinkfit Graflex modular system Pedoman Arbor Intermediate Tool holder Accessories koneksi dan spare part Boring head General Rough boring head, Range overview / Code key Head Holder Instruksi / Perakitan dan Pengerjaan Fine boring head, Range overview / Code key Head / Tool / Holder / Kit Instruksi / Perakitan dan Pengerjaan Fine boring head, tipe radial, Range overview / Code key Head Holder Instruksi / Perakitan dan Pengerjaan Bridge bar boring head, Range overview / Code key Head / Bar / Block / Cartridge Instruksi / Perakitan dan Pengerjaan Pedoman umum HSK-A & E DIN BT Combimaster Graflex Boring head Peralatan tambahan Shrinkfit 1

2 EPB - Contents Liteline, Range overview / Code key Head / Insert holder/ Arbor / Intermediate / Adapter Instruksi / Perakitan dan Pengerjaan Insert untuk boring, Code key / Grade / Guideline Insert / Cutting data Aksesoris pengunci insert dan spare part Koneksi locking advice dan spare part Peralatan tambahan Pedoman HSK coolant tube, tube spanner dan sealing plug Pull stud Spare sealing plug untuk taper ADB Holder Shrinkfit Pengurangan sleeve, pengukur kontrol untuk hidrolik chuck Collet tipe D Sealing ring tipe D ER collet chuck dengan cylindrical shank ER collet standar dan presisi tinggi ER sealing ring OZ collet Pengurang Morse Taper Tapping chuck dengan Weldon/Whistle Notch shank Tap adapter mudah diganti Tool Boy, pendukung dalam perakitan Peralatan kebersihan Unit pengunci HSK dan pemasangan flens, TF Shrinkfit Pedoman EasyShrink 15 dan EasyShrink Aksesoris dan Spare part SMG Deklarasi atas keselarasan

3 Tipe Halaman Tipe Halaman 3 EPB Indeks alphanumeric Tool 01B B E E H , F R E H B F , M , 335, N ND NH A A A A , 312 A A A , 297 A731S , 298 A A , 250 A A A A , 251 A , 311 A A789X A AFG Axiabore tipe kit Axial fine boring kit B BAS BC BD BDA BM BR BR BR BS BSM BW C C C CA E E E E E

4 Tipe Halaman Tipe Halaman 4 EPB Indeks alphanumeric Tool E E E E E E E E E E E E E E

5 EPB Indeks alphanumeric Tool Tipe Halaman Tipe Halaman E E EM , ER ET ET ET ET ET ET ET ET ET ET EX EX M M M M , 318, 320 M , M M M M M M M M M M M M M M M M M M S SCGCL16CA SSRCL16CA STGCL16CA STRCL16CA STSCL16CA STTCL16CA T T20P T T T Z Z ZFAD ZFAG ZFAP ZFAR ZFAR03C ZFAR , 395 ZFAR ZFAR10D ZFAT ZFCE ZFCM , ZFCM07IN ZFM07IN ZFM07M ZFM07RE ZFM08IN ZFS07IN

6 EPB Indeks alphanumeric Insert Tipe Halaman Tipe Halaman C CC , 329 CN CP S SC T TC , 329 W WB

7 EPB - Katalog presentasi Katalog EPB TOOLING SYSTEM adalah bagian dari koleksi Seco MACHINING NAVIGATOR. Disini anda akan menemukan produk terbaru spindle tooling dan aplikasi teknik untuk keberhasilan melengkapi mesin tool anda. Produk EPB tooling system terbagi menjadi 7 produk grup: MONOBLOC - COMBIMASTER - GRAFLEX - BORING HEAD - PERALATAN TAMBAHAN - SHRINKFIT - SECO-CAPTO. Setiap bab pada katalog produk terdiri atas: - Panduan, dengan informasi teknik. - Produk dengan produk Part Number dan dimensi lengkap. - Dibab Boring head hanya terdapat: Petunjuk halaman, dengan instruksi operasi utama Tooling Seco-Capto (arbor, flange, intermediate dan tool holder yang berputar ) tidak ditampilkan dalam katalog ini tapi terdapat pada katalog SECO-CAPTO. MONOBLOC Solid holder dengan HSK hollow shank taper (HSK-A, HSK-E) dan SA steep angle (DIN 69871, BT). Tipe Front end untuk memegang semua tool milling, drilling, tapping dan reaming. Perhatikan Steadyline shell mill holder, dengan peredam, untuk pekerjaan milling panjang dengan produktivitas tinggi. Accu-Fit shell mill holders, dengan klep hydraulic yang dikembangkan untuk meminimalkan cutting tool run-out. Axiaset shell mill holder disesuaikan panjangnya contoh untuk mesin multi-spindle. Holder shrinkfit, collet chuck tipe D dan hydraulic chuck dari produk HSM High Speed Machining termasuk dalam jajaran MONOBLOC. COMBIMASTER Modern milling menggunakan alternatif lain untuk side lock holder dan collet chuck. Cylinder-flange interface dengan thread ditengah membuat tool lebih kecil dan mudah diakses, dengan meningkatkan rigid, presisi dan balance. Combimaster holder (arbor, intermediate dan adapter) ditampilkan di katalog ini; Combimaster cutting head ditampilkan di Machining Navigator Milling. GRAFLEX Graflex Modular System sebagai produk pertama untuk fleksibilitas tanpa kelemahan. Beberapa tooling dimensi mendekati kebutuhan machining dapat secara cepat dibangun bersama-sama dari arbor standar, intermediate dan toolholder. Graflex arbor dan intermediate juga digunakan untuk memegang semua jenis boring head. EPB - Katalog presentasi 7

8 EPB - Katalog presentasi BORING HEAD EPB boring head, untuk diameter mm, menjamin kelas unggulan dalam produktivitas dan presisi. Rough boring head memiliki mekanisme ganda untuk penyesuaian simultan dari insert holder. NanoBore adalah AxiaBore terkecil jenis fine boring head, mencapai lubang dibawah 0.3 mm dengan speed sampai rpm. AxiaLibraBore dan Libraflex balanceable fine boring head dilengkapi dengan mekanisme balancing, untuk mendapatkan kualitas lubang pada speed tinggi, sampai rpm. Lubang terbesar sampai 2155 mm dibuat menggunakan Bridge bar boring heads. Liteline fine boring head dan holder merupakan alternatif tool ringan dengan sedikit penggantian tool dan untuk lubang horizontal panjang. PERALATAN TAMBAHAN Hal ini menunjukkan bahwa tool dapat digunakan dalam hubungannya dengan holder utama (c.o. pull stud, collet, tap adapter, Shrinkfit - collet chuck - tapping extension, plus c.o. Tool Boy pendukung perakitan, unit pengunci HSK). Catatan: Aksesoris dan Spare part ditampilkan pada sub-bab halaman Produk dalam beberapa bab disebutkan item untuk menangani atau mengadaptasi produk ditunjukan pada halaman (c.o. spanner, sekrup sebagai pemberhenti, sealing nut). SHRINKFIT Anda dapat memilih tool yang berdedikasi untuk memenuhi kebutuhan akan peralatan 'shrinking' anda. Easyshrink mencapai dengan cepat dan handal 'shrink grip' dan 'shrink release' atas semua jenis tool shank (carbide - heavy metal - steel - HSS). Easyshrink 20 adalah peralatan dengan konsep modular: pilih dan pasang peralatan terbaik yang sesuai dengan kebutuhan anda. Easyshrink 15 adalah peralatan yang padat, mudah untuk masuk ke teknologi Shrinkfit. 8

9 EPB - Produk overview Monobloc dan Graflex toolholder (overview halaman 1/3) Shell mill holder, Accu-Fit Steadyline shell mill holder Shell mill holder (termasuk Axiaset*, Combi holder**...) Milling cutter holder, flange mounting Panduan halaman: halaman30 halaman halaman halaman35 Produk halaman: HSK-A HSK-E DIN JIS (BT) Graflex halaman 49 halaman 87 halaman 119 halaman 50 halaman 88 halaman 120 halaman halaman halaman halaman halaman 55 halaman 92 halaman 124 halaman 191 * Axiaset hanya tersedia dalam HSK-A ** Combi shell mill holder hanya tersedia dalam Graflex Disc mill holder Side lock holder, Weldon Side lock holder, Whistle Notch Shrinkfit holder, tipe DIN Panduan halaman: halaman35 halaman36 halaman36 halaman Produk halaman: HSK-A HSK-E DIN JIS (BT) Graflex halaman 56 halaman 93 halaman 125 halaman 192 halaman halaman halaman halaman halaman halaman 98 halaman 130 halaman 195 halaman halaman halaman halaman halaman 196 EPB - Produk overview 9

10 EPB - Produk overview Monobloc dan Graflex toolholder (overview halaman 2/3) Shrinkfit holder, Tipe Mould & Die Shrinkfit holder, tipe cylindrical Collet chuck presisi tipe D Hydraulic chuck Panduan halaman: halaman halaman halaman 37, 40 halaman 37, Produk halaman: HSK-A HSK-E DIN JIS (BT) Graflex halaman 65 halaman 82 halaman 101 halaman 135 halaman 66 halaman 102 halaman 136 halaman 67 halaman 83 halaman 103 halaman 137 halaman 197 halaman 68 halaman 84 halaman 104 halaman 138 halaman 198 ER collet chuck OZ collet chuck Universal drill chuck Holder untuk Morse Taper (dengan sambungan/ dengan ulir) Panduan halaman: halaman43 halaman44 halaman44 halaman44 Produk halaman: HSK-A HSK-E DIN JIS (BT) Graflex halaman 69 halaman 85 halaman 105 halaman halaman 199 halaman halaman 106 halaman 141 halaman 200 halaman 70 halaman 107 halaman 142 halaman 201 halaman halaman halaman halaman

11 EPB - Produk overview Monobloc dan Graflex toolholder (overview halaman 3/3) Tapping chuck cepat diganti (dengan/ tanpa kompensasi) ER tapping chuck (tanpa kompensasi) Taper adapter (SA/ HSK) Greenstock blank Panduan halaman: halaman45 halaman45 halaman46 Produk halaman: HSK-A HSK-E DIN JIS (BT) Graflex halaman halaman halaman halaman halaman 75 halaman 113 halaman 148 halaman 207 halaman halaman 149 halaman 76 halaman 116 halaman 150 halaman 208 Test/ Kontrol bar Adjustable drill holder Rotary coolant inducer Panduan halaman: halaman46 halaman45 halaman47 Produk halaman: HSK-A HSK-E DIN JIS (BT) Graflex halaman 77 halaman 117 halaman 151 halaman 209 halaman

12 EPB - Produk overview Combimaster holder (overview halaman 1/1) Combimaster arbor Combimaster intermediate, extension and reducer Cylindrical, Weldon and Morse Taper adapter untuk Combimaster Graflex adapter untuk Combimaster Panduan halaman: halaman halaman halaman halaman Produk halaman: HSK-A HSK-E DIN JIS (BT) Cylindrical Weldon Morse taper Extension Reducer Graflex halaman 154 halaman 155 halaman 156 halaman 157 halaman 158 halaman 159 halaman 160 halaman 161 halaman 162 halaman 163 Combimaster Shrinkfit holder Combimaster head Panduan halaman: halaman Lihat Machining Navigator Milling Produk halaman: halaman164 Lihat Machining Navigator Milling Catatan: Combimaster holder dan head ditampilkan dimachining Navigator Milling EPB - Produk overview 12

13 EPB - Produk overview Graflex modular system (overview halaman 1/1) Arbor (HSK-A, HSK-E, DIN 69871, DIN/CAT, JIS BT, DIN 2080, Adjustable, Flange mount) Intermediate (Extension, Reducer, Pembesar, Cyl. extension) Tool holder (secara lengkap, lihat Monobloc dan Graflex holder halaman overview) Accessories dan spare part untuk Graflex koneksi Panduan halaman: halaman170 halaman halaman172 halaman Produk halaman: halaman halaman halaman Halaman EPB - Produk overview 13

14 EPB - Produk overview Boring head (overview halaman 1/2) Rough boring head (tipe A750..) Insert holder untuk rough boring head Fine boring head tipe AxiaBore (tipe A760 0.) Fine boring head tipe AxiaBore balanceable (tipe A760 1.) Panduan halaman: halaman halaman halaman halaman Produk halaman: halaman228 halaman halaman246 halaman247 Instruksi halaman: halaman halaman halaman halaman Boring tool untuk tipe AxiaBore Boring, OD-overturning dan grooving tool dengan adapter multi guna untuk - AxiaBore Plus - head AxiaBore tipe kit (tipe A760..) Axial fine boring kit (A780 00B) Panduan halaman: halaman halaman halaman halaman272 Produk halaman: halaman halaman halaman halaman273 Instruksi halaman: halaman halaman halaman halaman272 EPB - Produk overview 14

15 EPB - Produk overview Boring head (overview halaman 2/2) Fine boring head, tipe radial (tipe A780xx) Libraflex fine boring head, tipe radial, balanceable (tipe A790xx) Insert holder untuk radial tipe head (termsk. chamfering dan back boring) Bridge bar boring head (termsk. Jumbo) Panduan halaman: halaman halaman halaman halaman Produk halaman: halaman279 halaman280 halaman halaman Instruksi halaman: halaman halaman halaman halaman Liteline fine boring head dan holder Insert untuk boring Accessories dan spare part untuk insert locking Boring heads Graflex koneksi, spare part Panduan halaman: halaman halaman halaman , 336 Produk halaman: halaman halaman halaman332 halaman 335, 337 Instruksi halaman: halaman321 halaman

16 EPB - Produk overview Peralatan tambahan (overview halaman 1/2) HSK coolant tube dan sealing plug (termsk. tube tempat kunci) Pull stud Sealing plug untuk ADB taper (spare part) Shrinkfit holder dengan cylindrical shank Panduan halaman: halaman339 halaman339 halaman339 halaman340 Produk halaman: halaman349 halaman halaman355 halaman356 Collet tipe D Sealing ring tipe D Pengurang sleeve, control gauges untuk hydraulic chuck ER collet chuck dengan cylindrical shank Panduan halaman: halaman341 halaman341 halaman340 halaman343 Produk halaman: halaman halaman361 halaman halaman362 ER collet (jenis presisi standar dan tinggi) ER sealing ring Collet OZ Morse Taper reducer Panduan halaman: halaman343 halaman344 halaman345 halaman345 Produk halaman: halaman halaman365 halaman366 halaman367 EPB - Produk overview 16

17 EPB - Produk overview Peralatan tambahan (overview halaman 2/2) Tapping chuck mudah diganti dengan kombinasi Weldon dan Whistle Notch shank (dengan kompensasi) Tap adapter mudah diganti (dengan/ tanpa torsi limit) Peralatan kebersihan Tool Boy, pendukung dalam perakitan Panduan halaman: halaman346 halaman346 halaman347 halaman346 Produk halaman: halaman368 halaman halaman372 halaman371 HSK mengunci unit, TF HSK mengunci flange mount, TF Panduan halaman: halaman347 halaman348 Produk halaman: halaman 373, 377 halaman ,

18 EPB - Produk overview Shrinkfit (overview halaman 1/1) EasyShrink 15 EasyShrink 20 pemilihan paket Panduan halaman: halaman halaman Produk halaman: halaman390 halaman390 EasyShrink 20 module pemanas EasyShrink 20 module pendukung dan pendingin Pendingin air unit pendingin Panduan halaman: Produk halaman: halaman391 halaman392 halaman393 halaman391 halaman392 halaman393 Easyshrink 15 dan Easyshrink 20 accessories dan spare part Shrinkfit pengaturan ketinggian accessories Accessories untuk pendingin air unit pendingin Panduan halaman: Produk halaman: halaman383 halaman halaman386 halaman halaman halaman398 EPB - Produk overview 18

19 EPB - Pedoman umum - Kualitas EPB - Pedoman umum - Kualitas 19

20 EPB - Pedoman umum - Kualitas Kualitas Filosofi dibalik produk EPB adalah berdasarkan kualitas total dan digunakan disetiap dan semua tool holder dalam jajaran EPB. Proses kontrol dilakukan di semua tahap manufaktur yang memenuhi standar ISO Karateristik material - klasik SA dan HSK tool holder = terbungkus dengan steel dikeraskan, kekerasan permukaan 58 ± 2 HRC - Accu-Fit, Shrinkfit dan hydraulic holder = pemilihan steel yang dikeraskan untuk kinerja yang unggul, kekerasan 56 ± 2 HRC. Taper presisi - SA taper sesuai dengan ISO 1947, kelas toleransi AT3 - HSK sesuai dengan ISO Toleransi geometris - run-out diukur langsung diholder dan/atau run-out diukur di test gauge pada dikatalog. Run-out kontorl dibuat dengan memasang simulasi spindle. Hasil akhir - menghilangkan, Oksida hitam atau perlakuan permukaan khusus dan laser marking Keterlesuran - penamaan setiap produk berhubungan dengan informasi kualitas yang tersedia. Informasi fine balancing atau pra-keseimbangan terdaftar dalam katalog ini untuk setiap holder. Sisa ketidakseimbangan dikontrol dengan memasang simulasi spindle. 20

21 EPB - Pedoman umum - Keseimbangan_ Kualitas keseimbangan setiap holder EPB ditunjukkan di halaman produk kolom keseimbangan: 1 = Fine-balanced, 2 = Pra-keseimbangan. 1 = Kualitas Fine balancing: EPB holder sesuai untuk aplikasi HSM diseimbangkan maksimal e = 3 g mm/kg untuk holder dengan massa M 1 kg atau maksimal U = 3 g.mm untuk holder <1 kg. Fine balancing holder HSK HSK50 diseimbangkan maksimal e = 1 g mm/kg untuk holder dengan massa M 1 kg atau maksimal U = 1 g.mm untuk holder <1 kg. C.o.: Fine balancing holder BT 40 2 kg maksimal e = 3 g.mm/kg berarti bahwa sisa keseimbangan U yang diizinkan bisa maksimal 6 g.mm max. Fine balancing holder HSK-E40 berat 0,7 kg berarti bahwa U bisa maksimal 1 g.mm (artinya maksimal e = 1/0,7 = 1,43 g.mm/kg). 2 = Kualitas pra-keseimbangan: Mayoritas holder EPB adalah pra-seimbang maksimal e = 30 g.mm/kg untuk holder dengan massa M 1 kg atau maksimal U = 30 g.mm untuk holder <1 kg. Sebagian besar holder pra-seimbang dapat di fine-balanced sesuai permintaan, silahkan mengajukan permohonan. 1 = Fine balancing, operasi individu 2 = Pra-keseimbangan, operasi standar Kualitas keseimbangan G: Selain menggunakan e atau U untuk mendefinisikan kualitas keseimbangan, memungkinkan untuk menggunakan G dan n dari norma ISO Hubungan antara G dan n sehubungan dengan e ditampilkan dalam bagan diambil dari norma ISO Lihat informasi lebih lanjut pada halaman berikut. ISO 1940 e dalam g.mm/kg atau μm n dalam rpm EPB - Pedoman umum - Keseimbangan_ 21

22 EPB - Pedoman umum - Keseimbangan_ Sisa ketidakseimbangan U: U [g.mm] adalah produk dari ketidakseimbangan massa m [g] dan jarak terhadap sumbu rasio r [mm]. Nilai dan arah sisa ketidakseimbangan U dihitung dengan menggunakan mesin balancing. Sisa ketidakseimbangan U menyebabkan gaya sentrifugal F (N) untuk bekerja pada bagian yang berputar. Gaya ini akan memiliki, sebagai contoh, dampak negatif terhadap masa penggunaan spindle bearing. Penyeimbangan adalah proses dimana meningkatkan distribusi massa dari solid, untuk mengurangi U dan mempengaruhi F untuk mencapai level yang dapat diterima. Penyeimbangan dapat tercapai dengan beberapa metode : dengan menambah berat (c.o. ketika penyeimbangan roda mobil), atau memanfaatkan kompensasi settable (c.o. penyeimbangan ring pada EPB boring head). Spesifik ketidakseimbangan e: e juga disebut ketidakseimbangan keeksentrikan: e [g.mm]/[kg] atau [μm] adalah jarak dimana pusat gravitasi mengimbangi sumbu rotasi holder. Penyeimbangan mengurangi e, dengan kata lain, membawa kembali pusat gravitasi sedekat mungkin dengan sumbu rotasi. Penyeimbangan kualitas G: Norma ISO 1940 telah membentuk G sebagai unit pengukuran untuk kualitas keseimbangan dari bagian rotasi. G adalah tangential speed dari pusat gravitasi dalam sumbu rotasi. G = kualitas keseimbangan dalam mm/s e = spesifik ketidakseimbangan dalam g.mm/kg atau μm ω = kecepatan dalam rad/s U = sisa ketidakseimbangan, (U = e x M) dalam g.mm M = massa toolholder dalam kg n = rpm m = ketidakseimbangan mass dalam g r = jarak antara ketidakseimbangan massa dan sumbu rotasi dalam mm Catatan: G bergantung pada n, M, U: Tidak mungkin mendefinisikan G tanpa referensi dari kecepatan rotasi. Untuk toolholder lebih baik menggunakan e dan U untuk mendefinisikan kualitas keseimbangan mereka: e atau U dapat digeneralisir untuk semua holder, sedangkan G harus diekspresikan terhadap spesifik n. e dapat dengan mudah dihitung dari U, yang diberikan oleh balancing mesin, dibagi dengan massa M dari holder. Lihat pada halaman sebelumnya bagan ISO 1940 menunjukan hubungan antara G dan n sehubungan dengan e. 22

23 EPB - Pedoman umum - Penamaan E= Monobloc holder atau Taper tipe Combimaster arbor belakang (EM = Graflex arbor) Tipe depan Ukuran penempatan toolpanjang gauge Penamaan dengan spasi hanya untuk memberikan kemudahan pembacaan nomer part, mereka bukan penamaan yang digunakan saat pemesanan. Taper tipe belakang HSK-A, ISO Format A Tersedia Monobloc Combimaster Graflex HSK-A32 [ HSK-A40 [ [ [ HSK-A50 [ HSK-A63 [ [ [ HSK-A100 [ [ [ HSK-E, DIN Format E Tersedia Monobloc Combimaster Graflex HSK-E32 [ [ HSK-E40 [ [ HSK-E50 [ [ Ukuran lain HSK dan Format (B,C,D,F) sesuai permintaan. DIN 69871, termasuk DIN/ CAT Metrik kompatibel Tersedia DIN taper ukuran 30, Format AD atau A. Monobloc Combimaster Graflex [ DIN taper ukuran 40, Format AD atau A. [ DIN taper ukuran 40, Format AD atau A dengan CAT bagian depan yang kompatibel men- [ DIN taper ukuran 40, Format ADB. [ [ DIN taper ukuran 40, Format ADB dangan CAT kompatibel bagian depan mengarah kele- [ [ DIN taper ukuran 45, Format AD atau A. [ DIN taper ukuran 50, Format AD atau A. [ DIN taper ukuran 50, Format AD atau A dangan CAT kompatibel bagian depan mengarah [ DIN taper ukuran 50, Format ADB. [ [ DIN taper ukuran 50, Format ADB dangan CAT kompatibel bagian depan mengarah kele- [ [ Format A = tidak through coolant. Form AD = coolant melalui pusat. Format ADB = coolant melalui pusat dan flens (dengan dua busi sealing yang dapat diganti diflens). EPB - Pedoman umum - Penamaan 23

24 EPB - Pedoman umum - Penamaan BT JIS B 6339 Tersedia Monobloc Combimaster Graflex BT taper ukuran 30, Format AD atau A. [ [ BT taper ukuran 40, Format AD atau A. [ BT taper ukuran 40, Format ADB. [ [ [ BT taper ukuran 50, Format AD atau A. [ BT taper ukuran 50, Format ADB. [ [ [ Format A = tidak through coolant. Form AD = coolant melalui pusat. Format ADB = coolant melalui pusat dan flens (dengan dua with two busi sealing yang dapat dilepas diflens). DIN 2080 Tersedia Monobloc Combimaster Graflex DIN 2080 taper ukuran DIN 2080 taper ukuran 50. [ [ ANSI CAT Imperial* Tersedia Monobloc Combimaster Graflex ANSI CAT taper ukuran 40, Format ADB. [ [ [ ANSI CAT taper ukuran 50, Format ADB. [ [ [ *ANSI CAT Imperial arbor and holder ditampilkan dalam katalog terpisah, silahkan mengajukan permintaan. Format ADB = coolant melalui pusat dan flens (dengan dua busi sealing di flens). Untuk deskripsi Seco-Capto bagian belakang, lihat Machining Navigator Seco-Capto. Catatan: Tooling Seco-Capto (arbor, flens, intermediate dan tool holder rotating ) tidak ditampilkan dalam katalog ini tapi terdapat di katalog Machining Navigator SECO-CAPTO. 24

25 EPB - Pedoman umum - Penamaan Tool memegang tipe depan / / /552 X / /6101 BSM 5820/5821/ C Shell mill holder, Accu-Fit. Steadyline shell mill holder Shell mill holder dengan aliran coolant langsung (5524 = small face). Shell mill holder, klasik (552 = muka kecil). Shell mill holder, Axiaset Combi shell mill holder Milling cutter holder, memasang flens. Disc mill holder. ide lock holder, Weldon. Side lock holder, Weldon short. Side lock holder, Whistle Notch. Shrinkfit holder, tipe DIN. Shrinkfit holder, tipe Mould dan Die. Shrinkfit holder, berbentuk silinder. Precision collet chuck tipe D. Hydraulic chuck. ER collet chuck. ER collet chuck, dengan shank silinder. OZ collet chuck. Universal drill chuck. Jacob chuck holder. Holder untuk Morse Taper dengan sambungan. Holder untuk Morse Taper dengan ulir. Tapping chuck cepat diganti dengan kompensasi aksial. Tapping chuck cepat diganti untuk mensinkronkan tapping. ER tapping chuck untuk mensinkronkan tapping. Taper adapter SA. Taper adapter HSK. Greenstock blank. Menguji/Kontrol bar. Adjustable drill holder. Induser coolant berputar. Combimaster arbor. Graflex arbor. Seco-Capto arbor. Catatan: DIN mendefinisikan keseluruhan dari beberapa dimensi ukuran holder HSK-A tipe 5525, 5521, 553, 584, 5843, 5603, 5834 dan Holder B yang sesuai dengan DIN diberi tanda bintang pada halaman Produk. Isi pengiriman: Setiap item dikirim dengan semua komponen didalamnya, juga ditampilkan di halaman Produk sebagai 'Spare part (c.o. Weldon locking screw). Aksesoris (c.o. mur ER sealing) dan Peralatan tambahan (c.o. ER collet) tidak termasuk dalam pengiriman, silahkan pesan secara terpisah. Lubang tertutup untuk penyebar data Jika belum tersedia, lubang tertutup untuk penyebar data dapat dimesin dan penyebar data terpasang sesuai permintaan, silahkan mengajukan permintaan. 25

26 EPB - Pedoman umum - Norma taper HSK-A, norma dimensi ISO Format A/ DIN Format A padat ** HSK Part No. prefix d 1 d 2 d 10 max d 4 d 5 d 9 f 1 f 2 f 3 l 1 l 2 l 4 l 5 b 1 b 2 b 3 h 1 h 2 HSK-A32 E ,5 21, ,2 5,0 3,0 7, ,0 9,5 HSK-A40 E ,8 25, ,0 6,0 3,5 8, ,0 12,0 HSK-A50 E ,0 32, ,0 7,5 4,5 10, ,0 15,5 HSK-A63 E ,0 40, ,3 10,0 6,0 12, ,5 20,0 HSK-A80 E ,0 50, ,0 12,0 8,0 16, ,0 25,0 HSK-A100 E * 53 92,0 63, ,0 15,0 10,0 20, ,0 31,5 Holder HSK-A EPB memiliki lubang radial melalui taper untuk penjepitan manual, padat dengan HSK-C. Catatan: Norma dimensi berikut diterapkan di seluruh holder ditampilkan pada halaman produk. Untuk HSK busi sealing, tabung coolant dan tabung kunci pas, lihata halaman349. * Catatan: HSK-A100 memiliki d 10 maks 88 mm tergantung dari norma terbaru ISO ** Lokasi penyebaran data lubang tertutup tersedia sebagai standar pada semua HSK-A63/80/100. HSK-E, norma dimensi DIN Format E dengan alur tambahan untuk tabung coolant HSK Part No. prefix d 1 d 2 d 4 d 5 d 9 d 10 max f 1 f 2 f 3 l 1 l 2 HSK-E32 E ,5 21, ,2 HSK-E40 E ,8 25, ,0 HSK-E50 E ,0 32, ,0 Catatan: Design EPB HSK-E terbaru memiliki ulir untuk memasang tabung coolant atau busi sealing dari tipe HSK-A (terkirim sesuai aturan FIFO). Untuk busi sealing HSK, tabung coolant dan tabung spanner, lihat halaman 349. EPB - Pedoman umum - Norma taper 26

27 EPB - Pedoman umum - Norma taper DIN A/AD/B/ADB, norma dimensi DIN Format A, AD, B dan ADB/ NF-E / ISO 7388 Taper Formula melalui coolant Part No. prefix D 1 D 3 D 4 D 5 l 1-0.2/0 M d 1 H7 d 9 e 1 maks e 2 t t 1 b j DIN30 A/AD E ,75 maks 45 44,30 50,00 47,80 M ,4 19,0 16,1 15,0 DIN40 A/AD E ,45 maks 50 56,25 63,55 68,40 M ,8 25,0 16,1 18,5 DIN40 AD/CAT40 A/AD E ,45 44,45 56,25 63,55 68,40 M ,8 25,0 16,1 18,5 DIN40 ADB A/AD/B E ,45 maks 50 56,25 63,55 68,40 M ,8 25,0 16,1 18,5 DIN40 ADB/CAT 40 A/AD/B E ,45 44,45 56,25 63,55 68,40 M ,8 25,0 16,1 18,5 DIN45 A/AD E ,15 maks 63 75,00 82,55 82,70 M ,1 31,3 19,3 24,0 DIN50 A/AD E ,85 maks 80 91,25 97,50 101,75 M ,5 37,7 25,7 30,0 DIN50 AD/CAT50 A/AD E ,85 69,85 91,25 97,50 101,75 M ,5 37,7 25,7 30,0 DIN50 ADB A/AD/B E ,85 maks 80 91,25 97,50 101,75 M ,5 37,7 25,7 30,0 DIN50 ADB/CAT50 A/AD/B E ,85 69,85 91,25 97,50 101,75 M ,5 37,7 25,7 30,0 Tipe holder ADB memiliki dua busi selain yang dapat dilepas diflens, dalam rangka mewujudkan semua melalui coolant tipe A, AD, atau B. untuk spare plug dan pull stud, lihat halaman DIN/ CAT menunjukkan holder jenis DIN diameter D3 dikendalikan oleh norma CAT (CATERPILLAR ANSI B5 50 kompatibel saja. Sesuai ANSI-CAT kendali dibatasi oleh waktu notch inklusi dan pull-stuk ulir metrik Catatan: Holder sesuai dengan ANSI CAT (dengan pull-stud ulir imperial) ditampilkan dalam katalog terpisah, silahkan mengajukan permintaan. 27

28 EPB - Pedoman umum - Norma taper BT JIS-A/AD/B/ADB, norma dimensi JIS B 6339/ BT coolant melalui A/AD/B/ADB Taper Formula melalui coolant Part No. prefix D1 D 3 D 5* l 1 M d g e 1 maks e 2 e d 1 t b y BT30 A/AD E , ,4 M ,5 16,3 16,1 2 BT40 A/AD E , ,4 M ,0 22,5 16,1 2 BT40 ADB A/AD/B E , ,4 M ,0 22,5 16,1 2 BT50 A/AD E , ,8 M ,0 35,4 25,7 3 BT50 ADB A/AD/B E , ,8 M ,0 35,4 25,7 3 Design holder ADB dengan coolant melalui B dibuat sesuai dengan DIN Format B. Tipe holder ADB memiliki dua busi sealing yang dapat dilepas diflens, dalam rangka mewujudkan semua melalui coolant tipe A, AD, atau B. untuk spare plug dan pull stud, lihat halaman * Holder EPB BT dengan diameter depan lebih beasar dari diameter D5, diproduksi dengan diamater clearance berikut: BT30 = 45 mm maks x 3 mm; BT40 = 62 mm maks x 8 mm; BT50 = 98 mm maks x 12 mm. Bentuk kompatibel dengan norma BT JIS memungkinkan dimensi bebas ditaper depan. 28

SECO NEWS SUMMARY TOOL YANG MENDUKUNG KESUKSESAN ANDA

SECO NEWS SUMMARY TOOL YANG MENDUKUNG KESUKSESAN ANDA SECO NEWS SUMMARY 2016-1 TOOL YANG MENDUKUNG KESUKSESAN ANDA PENINGKATAN TANPA HENTI Rangkaian T4-12 yang telah menjadi tool peningkatan produktivitas yang luar biasa ini, kini jauh lebih baik. Dengan

Lebih terperinci

RINGKASAN SECO NEWS

RINGKASAN SECO NEWS RINGKASAN SECO NEWS 2014-1 2 MENGATASI TANTANGAN ANDA Di Seco, setiap tindakan yang kami ambil diperhitungkan untuk mengatasi tantangan yang Anda hadapi dewasa ini dan akan Anda hadapi di kemudian hari.

Lebih terperinci

Penjepit Pisau Dan Benda Kerja

Penjepit Pisau Dan Benda Kerja MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES FRAIS Penjepit Pisau Dan Benda Kerja Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta A. Alat Penjepi Pisau Frais: 1. Drill Chuck Arbor Alat ini

Lebih terperinci

SECO NEWS SUMMARY NEW IMAGE NEEDED (PHOTO SHOOT WEEK OF SEPTEMBER 12) TOOL YANG DAPAT ANDA ANDALKAN UNTUK MELAKUKAN PENINGKATAN

SECO NEWS SUMMARY NEW IMAGE NEEDED (PHOTO SHOOT WEEK OF SEPTEMBER 12) TOOL YANG DAPAT ANDA ANDALKAN UNTUK MELAKUKAN PENINGKATAN SECO NEWS SUMMARY 2017-1 NEW IMAGE NEEDED (PHOTO SHOOT WEEK OF SEPTEMBER 12) TOOL YANG DAPAT ANDA ANDALKAN UNTUK MELAKUKAN PENINGKATAN INVESTASI KONSTAN DALAM PENINGKATAN KONSTAN RADIUS SUDUT RE=6 R217/220.28

Lebih terperinci

SECO NEWS SUMMARY NEW IMAGE NEEDED (PHOTO SHOOT WEEK OF SEPTEMBER 12) TOOL YANG DAPAT ANDA ANDALKAN UNTUK MELAKUKAN PENINGKATAN

SECO NEWS SUMMARY NEW IMAGE NEEDED (PHOTO SHOOT WEEK OF SEPTEMBER 12) TOOL YANG DAPAT ANDA ANDALKAN UNTUK MELAKUKAN PENINGKATAN SECO NEWS SUMMARY 2017-1 NEW IMAGE NEEDED (PHOTO SHOOT WEEK OF SEPTEMBER 12) TOOL YANG DAPAT ANDA ANDALKAN UNTUK MELAKUKAN PENINGKATAN INVESTASI KONSTAN DALAM PENINGKATAN KONSTAN SELAMAT DATANG DI SECO

Lebih terperinci

TI-2121: Proses Manufaktur

TI-2121: Proses Manufaktur TI-2121: Proses Manufaktur Operasi Pemesinan & Mesin Perkakas Laboratorium Sistem Produksi www.lspitb.org 2003 1. Hasil Pembelajaran Umum: Memberikan mahasiswa pengetahuan yang komprehensif tentang dasar-dasar

Lebih terperinci

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 1 Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan

Lebih terperinci

DRIL I LIN I G N SEMESTER 2

DRIL I LIN I G N SEMESTER 2 Semester 2 DRILLING SEMESTER 2 PRINSIP DASAR PDefinisi Pengeboran adalah suatu proses pengerjaan pemotongan menggunakan mata bor (twist drill) untuk menghasilkan lubang yang bulat pada material logam maupun

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengolahan Data Manufaktur Dalam setiap perancangan proses produksi dari pembuatan part, harus mempertimbangkan dulu mesin yang akan digunakan. Hal ini dimaksudkan untuk alasan

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING) BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING) 66 Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DATA. Alternatif Mesin yang akan Digunakan

PENGOLAHAN DATA. Alternatif Mesin yang akan Digunakan PENGOLAHAN DATA Alternatif Mesin yang akan Digunakan Millstar VT-550 CNC bed mill Motor 5 HP; 3 Ph 230/460V; Pre-wired 230V Number Of Spindle Speeds Variable Range Of Spindle Speeds (RPM) 80 ~ 5800 rpm

Lebih terperinci

BAB III Mesin Milling I

BAB III Mesin Milling I BAB III Mesin Milling I Tujuan Pembelajaran Umum : 1. Mahasiswa mengetahui tentang fungsi fungsi mesin milling. 2.Mahasiswa mengetahui tentang alat alat potong di mesin milling 3. Mahasiswa mengetahui

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 3.1 Process Sheet & NCOD.

BAB III ANALISIS. Gambar 3.1 Process Sheet & NCOD. BAB III ANALISIS 3.1 Tahap Persiapan Pada Tahap Persiapan Ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai proses pembuatan part Connecting Lever dengan Part No. 35-94575-0203 untuk bagian ACS.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Secara garis besar, pada proses perancangan kepala pembagi sederhana ini berdasar pada beberapa teori. Teori-teori ini yang akan mendasari pembuatan komponen-komponen pada kepala

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG DI SECO NEWS

SELAMAT DATANG DI SECO NEWS SECO NEWS 2017.2 SOLUSI & SUPPORT Dengan memilih Seco, anda mendapatkan lebih dari sekedar komprehensif portfolio dari solusi metal-cutting canggih dan pelayanan dari para tenaga ahli. Anda mendapatkan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Turning. Tooling

Daftar Isi. Turning. Tooling Daftar Isi Turning Informasi teknis... 2-5 Toolholder, ext., Jetstream Tooling, Seco-Capto... 6 Toolholder, ext., Jetstream Tooling... 7-10 Insert... 11-33 Parting-off Informasi teknis... 34 Parting-off

Lebih terperinci

SECO NEWS SUMMARY PENGALAMAN TERUJI & HASIL TEPERCAYA

SECO NEWS SUMMARY PENGALAMAN TERUJI & HASIL TEPERCAYA SECO NEWS SUMMARY 2015-2 PENGALAMAN TERUJI & HASIL TEPERCAYA 2 KESUKSESAN DI MULAI DARI SINI Investasi besar kami dalam penelitian dan pengembangan memungkinkan kami memantau tren dan mengidentifikasi

Lebih terperinci

SECO NEWS SUMMARY NEW IMAGE NEEDED MEMPERKENALKAN IN-CROWD BARU

SECO NEWS SUMMARY NEW IMAGE NEEDED MEMPERKENALKAN IN-CROWD BARU SECO NEWS SUMMARY 2016-2 NEW IMAGE NEEDED MEMPERKENALKAN IN-CROWD BARU PERALATAN TOOL YANG MEMBANTU ANDA MENONJOL HIGHFEED 6 JABRO-SOLID 2 JS720 DAN JS730 GRADE TK1501 DAN TK0501 JABRO -HFM JHF181 JABRO-TORNADO

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN BAB III PEMESINAN FRAIS B. SENTOT WIJANARKA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 BAB 3 PROSES

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tahapan Persiapan

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tahapan Persiapan BAB III PEMBAHASAN Dalam setiap perancangan proses produksi dari pembuatan part, harus mempertimbangkan dulu mesin yang akan digunakan. Hal ini dimaksudkan untuk alasan efesiensi waktu pengerjaan dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING

BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING BAB V MESIN MILLING DAN DRILLING 5.1 Definisi Mesin Milling dan Drilling Mesin bor (drilling) merupakan sebuah alat atau perkakas yang digunakan untuk melubangi suatu benda. Cara kerja mesin bor adalah

Lebih terperinci

BAB 7 MENGENAL PROSES FRAIS (Milling)

BAB 7 MENGENAL PROSES FRAIS (Milling) BAB 7 MENGENAL PROSES FRAIS (Milling) 189 P roses pemesinan frais (milling) adalah proses penyayatan benda kerja menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja merupakan alat komunikasi bagi orang manufaktur. Dengan melihat gambar kerja, operator dapat memahami apa yang diinginkan perancang

Lebih terperinci

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 1 Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang BAB III METODOLOGI 3.1 Pembongkaran Mesin Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan mengganti atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Adapun tahapannya adalah membongkar mesin

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam perancangan alat pembuka ball bearing dengan memanfaatkan hidrolik jack (dongkrak hidrolik) ini diuraikan teori-teori dasar yang diperlukan dalam membantu proses perhitungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk penyusunan karya ilmiah. Tahapan tersebut diperlukan agar penulisan dapat secara urut, sistematis

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja yang baik akan memudahkan pemahaman saat melakukan pengerjaan suatu produk, dalam hal ini membahas tentang pengerjaan poros

Lebih terperinci

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING)

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING) BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING) 101 Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau workshop proses ini dinamakan proses bor, walaupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia robotika yang semakin meningkat, bentuk desain dan fungsi robot pun semakin bervariasi. Pada umumnya komponen rangka dan

Lebih terperinci

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd 1 A. PENGERTIAN TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook:

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK

BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK BAB 3 PERANCANGAN PROSES PENGERJAAN KOMPONEN PROTOTYPE V PISTON MAGNETIK 3.1 Perancangan dan Tahap-tahap Perancangan Perancangan adalah tahap terpenting dari seluruh proses pembuat alat. Tahap pertama

Lebih terperinci

ringkasan seco news

ringkasan seco news ringkasan seco news 2013.2 memperkuat daya saing Anda Seco bekerja sama erat dengan produsen dalam membuat dan menyediakan solusi yang meningkatkan produktivitas dan menunjang profitabilitas. Dengan lebih

Lebih terperinci

Struktur Rangka Ruang (Space frame)

Struktur Rangka Ruang (Space frame) Struktur Rangka Ruang (Space frame) Struktur Space Frame ialah konstruksi rangka ruang dengan suatu sistem sambungan antara batang / member satu sama lain yang menggunakan bola / ball joint sebagai sendi

Lebih terperinci

Daftar Isi. Turning. Milling. Threading. End Mills. Solid. Holemaking. Tooling. Turning Toolholders, eksternal, Seco-Capto... 2 Insert...

Daftar Isi. Turning. Milling. Threading. End Mills. Solid. Holemaking. Tooling. Turning Toolholders, eksternal, Seco-Capto... 2 Insert... Daftar Isi Turning Toolholders, eksternal, Seco-Capto... 2 Insert... 3-5 Milling Face milling... 6-11 Disc Milling Cutters... 12-17 Minimaster Plus... 18-22 Insert... 23-40 Turning Threading Informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1 HASIL SOFTWARE Tampilan untuk program konversi khusus untuk kasus general_revolution dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 4.1 Tampilan program konversi Pada jendela

Lebih terperinci

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8727 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 789 TRUCK

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8727 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 789 TRUCK ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 789 TRUCK Sebagian besar kecelakaan yang melibatkan pengoperasian atau perawatan mesin disebabkan oleh kegagalan

Lebih terperinci

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8093 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 793 TRUCK

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8093 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 793 TRUCK ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 793 TRUCK Sebagian besar kecelakaan yang melibatkan pengoperasian atau perawatan mesin disebabkan oleh kegagalan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahan yang

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI Nama : Haga Ardila NPM : 23410094 Jurusan : Teknik mesin LATAR BELAKANG Perkembangan teknologinya dilakukan dengan cara melakukan

Lebih terperinci

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd. PROSES PEMBUBUTAN LOGAM PARYANTO, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin (komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan III. METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian sekaligus pengambilan data dilakukan di Laboratorium Produksi dan Laboratorium Metrologi Universitas Lampung serta Laboratorium Material ITB Bandung

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING CLUTCH DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING CLUTCH DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING CLUTCH DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG Disusun Oleh : Nama : Mochammad Brananta Arya Lasmono NPM : 34412653 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

A8720 777D Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8720 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - 777D CAT TRUCK

A8720 777D Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8720 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - 777D CAT TRUCK ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - 777D CAT TRUCK Sebagian besar kecelakaan yang melibatkan pengoperasian atau perawatan mesin disebabkan oleh kegagalan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1)

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1) 4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Motor Motor adalah suatu komponen utama dari sebuah kontruksi permesinan yang berfungsi sebagai penggerak. Gerakan yang dihasilkan oleh motor adalah sebuah putaran poros. Komponen

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA BAB II DASAR TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Elvys, (2015) menyatakan untuk memenuhi kebutuhan mesin perkakas CNC bagi workshop industri kecil dan atau sebagai media pembelajaran pada institusi pendidikan,

Lebih terperinci

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK200-8 Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] Universitas Mercu Buana 47 Gambar 5.1 Job Set Cylinder Assy

Lebih terperinci

PROSES PEMESINAN FRONT AXLE TYPE TD STD FE7. Nama : Ismail nur Dwianto NPM : Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Irwansyah, ST., MT.

PROSES PEMESINAN FRONT AXLE TYPE TD STD FE7. Nama : Ismail nur Dwianto NPM : Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Irwansyah, ST., MT. PROSES PEMESINAN FRONT AXLE TYPE TD STD FE7 Nama : Ismail nur Dwianto NPM : 23411729 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Irwansyah, ST., MT. Latar Belakang Front Axle merupakan unit poros penggerak roda

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Nama PROSES PEMESINAN CRANKCASE TIPE CB 150R DI PT. ASTRA HONDA MOTOR : Ega Febi Kusmawan NPM : 22411331 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Eko Susetyo

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Alur Proses Produksi Gambar 4.1 Alur Proses Produksi 4.2. Material Material yang digunakan dalam pembuatan Cylinder Hydraulic Tilting Forklif menggunakan dua type material

Lebih terperinci

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC Materi 3 Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC Tujuan : Setelah mempelajari materi 3 ini mahasiswa memiliki kompetensi: Memasang benda kerja di mesin frais CNC Memilih alat

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PEMBUATAN MESIN FRICTION WELDING DENGAN SISTEM HIDROLIK KAPASITAS GAYA 2 TON MENGGUNAKAN MESIN BUBUT

TUGAS AKHIR PEMBUATAN MESIN FRICTION WELDING DENGAN SISTEM HIDROLIK KAPASITAS GAYA 2 TON MENGGUNAKAN MESIN BUBUT TUGAS AKHIR PEMBUATAN MESIN FRICTION WELDING DENGAN SISTEM HIDROLIK KAPASITAS GAYA 2 TON MENGGUNAKAN MESIN BUBUT Diajukan Guna Memenuhi Persyaratanuntuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Pada Fakultas

Lebih terperinci

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses pemesinan freis (milling) adalah penyayatan benda kerja menggunakan alat dengan mata potong jamak yang berputar. proses potong Mesin

Lebih terperinci

Created by Training Department Edition : April 2007

Created by Training Department Edition : April 2007 M-STEP I Created by Training Department Edition : April 2007 Copy right PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors - Jakarta. M-STEP I 2-1. Open End Wrench (Spanner) 1. Pastikan ukuran open end wrench cocok dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 4

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian 4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR iv HALAMAN PERSEMBAHAN v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI 1 DAFTAR GAMBAR 4 DAFTAR TABEL 7 DAFTAR LAMPIRAN 8

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. iii

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. iii DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. vi DAFTAR GAMBAR.. vii INTISARI x ABSTRACT... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1.2

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL FRAIS VERTIKAL 1. TUJUAN PEMBELAJARAN a. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja pada Mesin Frais b. Mahasiswa dapat memahami fungsi dari Mesin Frais c. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis Mesin Frais

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jig and Fixtures Jig adalah peralatan yang digunakan untu mengarahkan satu atau lebih alat potong pada posisi yang sama dari komponen yang serupa dalam suatu operasi

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN PADA ALAT BANTU JIG SLIPPER ETHANOL ( COMA RIGHT & LEFT ) DI PT. SUMBER TEKNIK SENTOSA

PROSES PEMBUATAN PADA ALAT BANTU JIG SLIPPER ETHANOL ( COMA RIGHT & LEFT ) DI PT. SUMBER TEKNIK SENTOSA PROSES PEMBUATAN PADA ALAT BANTU JIG SLIPPER ETHANOL ( COMA RIGHT & LEFT ) DI PT. SUMBER TEKNIK SENTOSA NAMA : DIDI BACHTIAR NPM : 22412075 JURUSAN : TEKNIK MESIN PEMBIMBING : Irvan Septyan Mulyana, ST.,

Lebih terperinci

BAB II Mesin Bubut I II. 1. Proses Manufaktur II

BAB II Mesin Bubut I II. 1. Proses Manufaktur II BAB II Mesin Bubut I Tujuan Pembelajaran Umum : 1. Mahasiswa mengetahui tentang fungsi fungsi mesin bubut. 2.Mahasiswa mengetahui tentang alat alat potong di mesin bubut. 3. Mahasiswa mengetahui tentang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi. 2.2 Pengelasan BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Produksi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori yang akan

Lebih terperinci

PEMBUATAN PRODUK KUNCI CHUCK BOR DENGAN SISTEM DIMENSI PADA BEVEL GEAR MODUL 1,5 MM DENGAN SUDUT POROS 90 0

PEMBUATAN PRODUK KUNCI CHUCK BOR DENGAN SISTEM DIMENSI PADA BEVEL GEAR MODUL 1,5 MM DENGAN SUDUT POROS 90 0 PEMBUATAN PRODUK KUNCI CHUCK BOR DENGAN SISTEM DIMENSI PADA BEVEL GEAR MODUL,5 MM DENGAN SUDUT POROS 90 0 Imran Teknik Mesin Politeknik Bengkalis Jl. Batin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau imran@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian 135 LAMPIARN 1.4 SOAL TEST UJI COBA INSTRUMEN Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu : 60 menit Sifat Ujian : Tutup Buku PETUNJUK UMUM 1. Tulis nama, dan kelas

Lebih terperinci

Material dan Jenis-jenis Pisau Frais

Material dan Jenis-jenis Pisau Frais MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES FRAIS Material dan Jenis-jenis Pisau Frais Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta A. Material Pisau Frais Pisau frais atau gigi pisau frais

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING Mulyadi (1), Toti Srimulyati (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang (2) Staf Pengajar Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 38 4.1 Alur Proses Perbaikan BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Disini praktikan akan menjelaskan alur proses tahapan dari proses pembuatan part body kran air type S11287 pada mesin NC Milling MULAI Menyediakan

Lebih terperinci

PROSES MACHINING CYLINDER BLOCK NON FERO SUZUKI APV DI PT.SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. NAMA : Defirst Ijwa Anugrah NPM :

PROSES MACHINING CYLINDER BLOCK NON FERO SUZUKI APV DI PT.SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. NAMA : Defirst Ijwa Anugrah NPM : PROSES MACHINING CYLINDER BLOCK NON FERO SUZUKI APV DI PT.SUZUKI INDOMOBIL MOTOR NAMA : Defirst Ijwa Anugrah NPM : 21410759 LATAR BELAKANG Cylinder block merupakan komponen utama dari sebuah engine yang

Lebih terperinci

Gambar I. 1 Mesin Bubut

Gambar I. 1 Mesin Bubut BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kata manufaktur berasal dari bahasa latin manus dan factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi bahan konstruksi bangunan saat ini menunjukkan kecenderungan penggunaan material yang efisien sesuai dengan kebutuhan. Salah satunya adalah penggunaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara garis besar flow proses pembuatan produk Cylinder Comp. tipe GN5

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara garis besar flow proses pembuatan produk Cylinder Comp. tipe GN5 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembuatan Produk Cylinder Comp. Secara garis besar flow proses pembuatan produk Cylinder Comp. tipe GN5 (Astrea Supra dan Honda Win) dari awal kedatangan part sampai

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Ada proses produksi membutuhkan waktu yang lama, misalnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB 19. Desain Studi II-Milling Fixtures. terlihat jelas pada fixture yang ditunjukkan pada Gambar Dasar fixture terpasang

BAB 19. Desain Studi II-Milling Fixtures. terlihat jelas pada fixture yang ditunjukkan pada Gambar Dasar fixture terpasang BAB 19 Desain Studi II-Milling Fixtures Karakteristik dari opersi milling adalah kekuatan pemotongan yang besar dan bervariasi secara berkala, menghasilkan sejumlah kepingan atau potongan, biasanya berukuran

Lebih terperinci

BAB IV 4 STUDI KASUS

BAB IV 4 STUDI KASUS BAB IV 4 STUDI KASUS Model mesin bubut cerdas yang dikembangkan pada tugas akhir ini merupakan suatu model yang akan digunakan pada perusahaan manufaktur bertipe jobshop. Oleh karena itu, pada bab ini

Lebih terperinci

Lampiran 1: Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing

Lampiran 1: Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing Lampiran 1: Uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan yang terdapat pada struktur organisasi di PT. Eracipta Binakarya adalah sebagai berikut: 1. Dewan Komisaris Dewan Komisaris

Lebih terperinci

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT 1 BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT PENGERTIAN Membubut adalah proses pembentukan benda kerja dengan mennggunakan mesin bubut. Mesin bubut adalah perkakas untuk membentuk benda kerja dengan gerak utama berputar.

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing Ir. SAMPURNO, MT. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

Dosen Pembimbing Ir. SAMPURNO, MT. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 IBNU MAHARDI ZAHTIAR 2106 100 069 Dosen Pembimbing Ir. SAMPURNO, MT. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 Multi Fixture Analisa dan Perancangan

Lebih terperinci

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) BIDANG KOMPETENSI 1. KELOMPOK DASAR / FOUNDATION 2. KELOMPOK INTI 3. PERAKITAN (ASSEMBLY) 4. PENGECORAN DAN PEMBUATAN CETAKAN

Lebih terperinci

BAB 5 SAMBUNGAN BAUT

BAB 5 SAMBUNGAN BAUT BAB 5 SAMBUNGAN BAUT Diktat-elmes-agustinus purna irawan-tm.ft.untar Sambungan mur baut (Bolt) banyak digunakan pada berbagai komponen mesin. Sambungan mur baut bukan merupakan sambungan tetap, melainkan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan

BAB 6 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan BAB 6 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 1. Parameter yang optimal yang didapatkan untuk proses pemesinan pada mesin CNC YCM EV1020A di Laboratorium Proses Produksi pada proses corner finishing adalah kecepatan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES ASSEMBLY POWER SECTION APU GTCP85-129

BAB IV PROSES ASSEMBLY POWER SECTION APU GTCP85-129 BAB IV PROSES ASSEMBLY POWER SECTION APU GTCP85-129 4.1 Pengantar Proses assemble power section dibagi menjadi 3 tahapan proses assembly yaitu : 1. Assembly rotating group 2. Assembly component support

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. adalah

Lebih terperinci

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) Proses permesinan (machining) : Proses pembuatan ( manufacture) dimana perkakas potong ( cutting tool) digunakan untuk membentuk material dari bentuk dasar menjadi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Pengelasan.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Pengelasan. digilib.uns.ac.id 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Proses Pengelasan. 2.1.1 Pengertian pengelasan Pengelasan adalah suatu sambungan yang permanen yang mana berasal dari peleburan dan dua bagian yang digabungkan

Lebih terperinci

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX 3.1 Mencari Informasi Teknik Komponen Gearbox Langkah awal dalam proses RE adalah mencari informasi mengenai komponen yang akan di-re, dalam hal ini komponen gearbox traktor

Lebih terperinci

MESIN BOR. Gambar Chamfer

MESIN BOR. Gambar Chamfer MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi

Lebih terperinci

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin : BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara

Lebih terperinci

B. Sentot Wijanarka, Teknik Pemesinan Dasar, BAB 2

B. Sentot Wijanarka, Teknik Pemesinan Dasar, BAB 2 BAB 2 PROSES BUBUT(TURNING) Tujuan : Setelah mempelajari materi ajar ini mahasiswa memilikim kompetensi: 1. Dapat merencanakan proses pemesinan pembuatan poros lurus dengan menggunakan mesin bubut 2. Dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah tahap-tahap yang harus dilewati dalam memproduksi barang atau jasa. Sedangkan pengertian produksi adalah suatu kegiatan untuk

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Proses manufaktur merupakan satu mata kuliah yang harus di kuasai oleh mahasiswa teknik. Oleh karenanya melakukan praktikum proses manufaktur harus dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH PENGARUH JENIS COOLANT DAN VARIASI SIDE CUTTING EDGE ANGLE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BUBUT TIRUS BAJA EMS 45

PENGARUH PENGARUH JENIS COOLANT DAN VARIASI SIDE CUTTING EDGE ANGLE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BUBUT TIRUS BAJA EMS 45 PENGARUH PENGARUH JENIS COOLANT DAN VARIASI SIDE CUTTING EDGE ANGLE TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN BUBUT TIRUS BAJA EMS 45 Ma ruf Mujahid 1, Wirawan Sumbodo 2, Pramono 3 1.2.3 Prodi PendidikanTeknik Mesin,

Lebih terperinci

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES FRAIS Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais Kegiatan Belajar Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Menentukan Peralatan

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis 4. 1 Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Arah Deklinasi Komponen penggerak yang dipilih yaitu ball, karena dapat mengkonversi gerakan putaran (rotasi) yang

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Pelajari WO. Proses Pengambilan Data. Spesifikasi Mesin/Tooling. Pengerjaan Drafting YES. Produksi.

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Pelajari WO. Proses Pengambilan Data. Spesifikasi Mesin/Tooling. Pengerjaan Drafting YES. Produksi. 35 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Mulai Pelajari WO Proses Pengambilan Data Proses Reverse Engineering Spesifikasi Mesin/Tooling Data dari buku referensi Pengerjaan Drafting Approved

Lebih terperinci

Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012

Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012 Disusun Oleh : BAIYIN SHOLIKHI 2108 030 044 DIPLOMA III TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA JUNI 2012 Latar Belakang Kebutuhan penggunaan suatu mesin perkakas

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK PEMESINAN BAB II PEMESINAN BUBUT B. SENTOT WIJANARKA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2016 BAB 2 PROSES BUBUT(TURNING)

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Referensi alat bantu terhadap benda kerja

Gambar 2.1 Referensi alat bantu terhadap benda kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian jig Jig adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengarahkan sebuah atau lebih alat potong pada posisi yang sesuai dengan proses pengerjaan suatu produk. Dalam proses

Lebih terperinci