BAB 19. Desain Studi II-Milling Fixtures. terlihat jelas pada fixture yang ditunjukkan pada Gambar Dasar fixture terpasang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 19. Desain Studi II-Milling Fixtures. terlihat jelas pada fixture yang ditunjukkan pada Gambar Dasar fixture terpasang"

Transkripsi

1 BAB 19 Desain Studi II-Milling Fixtures Karakteristik dari opersi milling adalah kekuatan pemotongan yang besar dan bervariasi secara berkala, menghasilkan sejumlah kepingan atau potongan, biasanya berukuran kecil. Perkakas tersebut mungkin dengan satu pisau milling atau satu set pemotong. Operasi biasanya selesai dalam satu celah pemotong. Pada sebagian besar operasi, jalur pemotong milling relatif berhubungan dengan pekerjaan lurus. Untuk pembuatan kontur dan lainnya peralatan milling harus kokoh, dengan lokasi penempatan dan penunjang yang relatif besar dan klem yang sangat kuat. Untuk mengurangi waktu bongkar pasang, perlengkapan untuk produksi dilengkapi dengan klem yang dioperasikan secara pneumatik atau hidraulik. Operasi hidrolik lebih diutamakan, karena minyak memiliki elastisitas yang kurang melekat daripada udara, dan karena aktuator hidrolik dapat dibuat dengan dimensi yang lebih kecil untuk gaya penjepitan yang sama. Perangkat penjepit pneumatik dan hidrolik harus memiliki fitur pengunci yang aman, seperti yang dijelaskan di Bab 15. Halaman 242. untuk mencegah kecelakaan jika terjadi kegagalan daya. Pada prinsipnya, fixture milling adalah kotak, sebaiknya desain terbuka, yaitu terbuka di bagian atas atau di satu sisi karena memberi akses mudah ke pemotong, dan juga ke area penempatan untuk membersihkan chips. Kedua kasus ini digambarkan dalam bentuk gambar 1-2 dan 1-3, yang menunjukkan sebagian besar penempatan komponen, pendukung, dan clamping yang khas untuk fixture milling. Perhatikan pada Gambar 1-2 dimana pemotong milling diposisikan ke lokasi pemotongan yang benar. Pin gage In Flit 1.3 memiliki fungsi yang sama. Fitur-fitur ini terlihat jelas pada fixture yang ditunjukkan pada Gambar Dasar fixture terpasang Gambar pemasangan fixture milling vertical pada plat bersudut Vertikal dengan menggunakan pelat sudut misalnya operasi milling permukaan yang dilakukan pada mesin milling horizontal. Untuk operasi yang sama pada mesin milling vertikal, fixture akan dipasang langsung di atas meja mesin. Ragum Mesin milling dengan jepitan yang dapat dilepas atau disisipkan. Berkontur agar sesuai dengan partnya. Memberikan banyak kesempatan untuk desain fixture milling murah. Detail desain diberikan di Bab 10. Clamping Elements. Dalam milling produksi seringkali menguntungkan secara ekonomis untuk menggunakan lebih dari satu perlengkapan. Panjang run-in dan jarak runout gabungan untuk pemotong milling biasanya cukup signifikan dibandingkan dengan panjang bersih permukaan mesin, seperti yang diilustrasikan pada Gambar Penghematan biaya operasi pada waktu operasi dicapai dengan jumlah minimal dimana sejumlah perlengkapan milling identik dipasang bersamaan satu sama lain.

2 Gambar Milling satu part, dan string milling menunjukkan pentingnya cutter runin dan cutter run out. Fig 19-3 milling dengan tiga buah pemutar mesin milling, menggunakan tiga fixture milling. Pemasangan fixture milling pada plat dasar Prosedur perancangan fixture sistematis yang diuraikan dalam Bab 3. dan dicontohkan pada Bab 18. Sekarang akan diterapkan pada tiga kasus milling yang sangat berbeda dengan komponen komersial yang selalu digunakan. Kasus I. Rancang perlengkapan untuk milling permukaan pada bagian belakang yang ditunjukkan pada Gambar. 19-4, tempat untuk sekrup utama menggunakan mesin bubut ukuran sedang. partnya merupakan hasil pengecoran besi abu-abu seberat 45 pon (20 kg). Sebagai perbandingan, perlengkapan lengkap berbobot kosong. 95 pon (43 kg). Sistem permukaan yang akan dipasang di sisi belakang terdiri dari garis bujur atas dan bawah yang membentang sepanjang seluruh bagian. Dan ceruk pada dua bantalan bagian dan di kanan pada Ujung tangan part. Mereka dapat digabung dalam satu celah dengan Set pemotong milling yang ditunjukkan pada Gambar Operasi ini dipilih sebagai langkah pertama karena merupakan operasi utama pada bagian tersebut. Dan memberikan keunggulan lokasi permukaan yang sangat baik untuk semua prosedur sub-sekuensial. Desainnya berkembang sebagai berikut. 1. Untuk operasi pertama, part harus ditempatkan dan dijepit seluruhnya pada permukaan bagian luar. Hal ini tidak menimbulkan masalah karena bagian ini memiliki geometri biasa. Selanjutnya. Semua permukaan yang harus dipertimbangkan untuk penempatan, pendukung, dan penjepitan bebas dari kontaminasi pengecoran, seperti ketidakcocokan dan cahaya. 2. Part dijepit kembali berlawanan dengan penunjuk dari tiga 5/ 8-11 UNC (16 X 2mm) baut, (1)disusun berlawanan dengan sisi dan ujung penunjuk. Baut penjepit cenderung 5 derajat, sehingga mengarah ke samping bawah dan ujung penunjuk dan kekuatan part bawah pada 3 penunjuk dasar. 3. Pemeriksaan kritis pada tahap ini menunjukkan bahwa bagian tersebut tidak sepenuhnya stabil. Jika gaya besar, diaplikasikan di luar segitiga locator dan di dekat dua sudut, part

3 dapat dimiringkan. Di atas satu sisi segitiga dasar dengan sedikit menyelip di bawah baut penjepit.untuk mencegahnya, plug baja yang dikeraskan, menetapkan dengan langkah 90 derajat horizontal dan vertikal. permukaan. Untuk menghindari keausan pada permukaan presisi. Sebuah gage felt inci (3,05.mm) tempelkan pada penunjuk pemotong saat pemotong disesuaikan. 5. Desain fixture lengkap, seperti yang ditunjukkan pada Gambar mengikuti hampir secara otomatis dari pola komponen yang telah dijelaskan sebelumnya. Gambar 19-4 A lead screw drive housing for a lathe Pegas dipasang simetris dan sejajar ujung penunjuk. Gambar keseluruhan fixture milling Gambar komponen untuk penempatan, penjepitan, pendukung, dan cutter guide. The jack sendiri berlaku untuk permukaan part akibat tekanan dari pegas dan Diamankan dengan sekrup pengunci tombol tangan. Bagian ini diidentifikasi oleh Q). 4. Lokasi relatif permukaan sendiri ditentukan oleh perakitan pemotong milling. Dan penunjuk pemotong harus menemukan hanya satu sudut dari satu pemotong relatif pada part itu. Petunjuk pemotong merupakan Dinding sampingnya memiliki celah untuk menghilangkan chip. Fixture dibaut ke meja mesin dengan empat T-baut, dan diselaraskan dengan dua kunci Dalam satu T-slot. Toleransi terdekatnya adalah yang dikendalikan oleh pemasangan pemotong milling di atas arbor, toleransi yang tersisa sangat baik. Oleh karena itu, tidak ada tempat di mana toleransi pembuat alat konvensional sebesar Inch (0,025 mm) benar-benar dibutuhkan. Dan semua toleransi pada fixture kecuali yang tekanan yang sesuai adalah 0,002 inci (0,050 mm) atau kelipatannya.

4 Gambar slide base untuk peralatan mesin khusus Kasus 12. Rancang fixture untuk milling permukaan atas dan samping dari bagian yang ditunjukkan pada Gambar Gambar terperinci dari bodi perlengkapan dan tali penjepit ditunjukkan pada Gambar dan 19-9, sedangkan perlengkapan lengkap ditunjukkan pada Gambar Gambar detail gambar dari badan fixture Gambar 19-9 detail gambar dari penjepit Gambar Keseluruhan fixture milling untuk bagiannya di tunjukkan pada gambar 19-7 Partnya merupakan pengecoran besi abuabu, beratnya 13 pound (6 kg). Sebagai perbandingan, fixture lengkap, kosong, beratnya 52 pound (24 kg). Operasi ini tidak memerlukan perlengkapan karena ukuran dan bentuk bagian memungkinkannya dijepit dengan kencang dalam mesin milling. Dan sekali bagian bawah mesin, ia menawarkan lokasi yang sangat baik dan pencekaman permukaan untuk operasi milling berikutnya pada permukaan atas. Uraian rakitan pemotong miling untuk operasi ini ditunjukkan pada gambar Rancangannya adalah sebagai berikut: 1. Dengan beberapa modifikasi, prinsip 3-2-I dapat diterapkan. Tubuh fixture memiliki besar mesin Permukaan datar yang rata untuk menerima permukaan bagian bawah mesin. Oleh karena itu perlu untuk menyediakan sistem pemusatan, yang bekerja pada sisi tepi flensa. Dalam kasus sekarang. Hal ini dilakukan dengan tali penjepit yang tidak konvensional, Setiap tali berbentuk garpu dan garpu cabang memiliki potongan proyeksi ke bawah yang disusun dalam bentuk V,

5 seperti yang terlihat pada Gambar Kedua aksi V ini pada masingmasing dua buah sudut dari flensa. 2. part dijepit di bagian bawah permukaan dengan dua tali penjepit berbentuk garpu dan dua kumparan penjepit 3 / 4-10 USX (20 X 2.5 mm) dengan baut. Desainnya sedemikian rupa sehingga berada kira-kira di pusat gravitasi untuk tiga titik tekanan sehingga total gaya penjepitan didistribusikan secara merata pada tiga titik ini. Komponen penjepitan diidentifikasi oleh Q pada Gambar Karena kekakuan part, dan dukungan seragam yang diterimanya dari bahan utama, mereka tidak memerlukan dukungan perantara. 4. Seperti dalam Kasus I I, lokasi relatif permukaan miling individu ditentukan oleh perakitan pemotong miling, dan guide pemotong harus menemukan rakitan pemotong pada arah vertikal dan horizontal. Guide Pada Gambar Guide pemotong memiliki permukaan penempatan horizontal dan vertikal, dengan dimensi yang memungkinkan penggunaan 120 inci (3.O5 mm) periksa ukuran saat mengatur pemotong. 5. Desain bodi fixture, ditunjukkan secara rinci pada Gambar. 19,8 dan diidentifikasi pada Gambar berikut hampir secara otomatis dari diskusi sebelumnya. Pada dasarnya, itu terdiri dari dasar tempat permukaan untuk part tersebut, dua blok pada ujungnya, dan slot untuk kunci dan T-baut yang menyelaraskan dan menahan meja mesin. Desainnya cocok untuk pengecoran dan tidak memerlukan kerja inti. Namun. Ini sama-sama cocok untuk konstruksi las. Gambar bracket dengan dua bearing Gambar Detail gambar dari badan fixture Kasus 13. Rancang fixture untuk milling permukaan dasar braket dengan pembawa dua bantalan seperti yang ditunjukkan pada Gambar Gambar rinci dari bodi fixture, locator V block, dan tali penjepit. Gambar dan 19-13, sementara

6 perlengkapan lengkap ditunjukkan pada gambar Part ini merupakan, pengecoran besi abu-abu adalah sebuah braket dengan dua bantalan kepala, dan beratnya 28 kilogram (13 kg). Sebagai perbandingan, Fixture lengkap, kosong, berat 136 pound (62 kg). Part tersedia tidak dilakukan pemesinan, dan wajar jika memilih mesin dari permukaan dasar sebagai operasi pertama karena ini memberikan kondisi yang sangat baik untuk fixturing operasi berikut. Pilihan ini bukan tanpa masalah, karena part ini tidak memiliki permukaan datar lainnya yang bisa dilalui dan dijepit untuk operasi pertama. Namun, lubang bearing dengan core ke 1 3/8 inci (35 mm) diameter, sehingga bagian itu bisa dijepit dengan baik di lubang inti. Perancangannya sebagai berikut: 1. Part dapat ditempatkan dan dibawa bersama dua bosses yang didukung pada V blok ganda, ditunjukkan secara rinci pada Gambar Gambar Detail gambar dari V-block dan penjepit Prinsip tidak dapat diterapkan secara langsung, namun dukungan pada blok V menghilangkan empat derajat kebebasan: yaitu dua di arah vertikal dan dua arah samping. Pada saat bersamaan, poros bantalan dipusatkan. Part masih bisa diputar di V di sekitar sumbu ini, dan bisa meluncur secara longitudinal, sehingga memiliki dua derajat kebebasan. Baut terkunci pada posisi oleh mur sesak. Dengan cara ini, posisi side stop bisa disesuaikan bila perlu. sebagai contoh. Jika ada sejumlah hasil pengecoran yang harus berada di luar dimensi toleransi hanya diperlukan satu lokator samping, karena arah sumbu bantalan sudah ditentukan oleh V's End stop. Komponen penilik diidentifikasi dengan 10 pada Fix Gambar Keseluruhan fixture milling untuk bagiannya ditunjukkan pada gambar Part dijepit ke dalam blok V oleh dua garis penjepit jenis jari yang ditunjukkan secara rinci pada Gambar , dan dua kancing penjepit 4-10 UNC (20 X 2,5 mm dengan mur dan spherical washer. Untuk kenyamanan operator, sekrup penjepit kepala heksagonal 5/7611 UNC (16 X 2 mm) disediakan untuk menjepit bagian pada sisi stop. Sekrup tangan tangan sekrup 5 / 8-11 UNC (16 X 2 mm) disediakan untuk menjepit bagian pada stop. Item sekrup yang dioperasikan dengan tangan lebih disukai karena ia memberikan lebih banyak "feel" dalam clamping, daripada sekrup

7 heksagonal yang dioperasikan dengan kunci pas. 3. Area yang akan dimesin cukup lebar dan gaya potong yang dihasilkan besar, termasuk komponen kekuatan samping kokoh. 4. Pemotong dapat diletakkan menyamping pada jarak pandang karena terlihat lebih lebar dari pada part. 5. Desain bodi perlengkapan, yang ditunjukkan secara terperinci pada Gambar dan Diidentifikasi oleh pada Gambar Namun, bodi fixture ini bagus untuk konstruksi las atau untuk kombinasi dari las dan konstruksi bangunan. adalah cylinder head, diuraikan pada gambar b. pada mesin permukaan sebelumnya dan lokasi dari permukaan pada five blocks, masing- masing dengan dua bearing permukaan sempit. Sementara luas latihan yang digunakan, itu mungkin tidak mudah dilakukan ketika fixture yang diharapkan untuk digunakan pada beberapa mesin milling seperi pengaturan jarak dari T-slot mungkin berbeda pada mesin yang berbeda, dalam hal ini, lebih mudah digunakan untuk penjepitan ujung, seperti ditunjukkan pada gambar Gambar penjepitan fixture milling pada meja mesin Gambar a. fixture milling dengan penjepitan manual. b. garis gambar pada fixture yang sama Ragum mesin milling dengan perubahan rahang memberikan beberapa kesempatan untuk bentuk milling fixture yang murah. Seperti contoh ditunjukkan pada gambar Tali milling digunakan secara ekstensif dan beberapa contoh ditunjukkan pada gambar Milling rangkap, merupakan milling dari dua part pada satu operasi, adalah biasa dan menguntungkan operasi. Tipe Fixture Milling Tipe milling fixture ditunjukkan pada gambar , a dan b. Tugas tersebut

8 Gambar fixture milling yang dibuat dari modifikasi rahang ragum mesin milling milling bersama pada beberapa part. Seperti contoh ditunjukkan pada gambar Disini, dua fixture digunakan untuk memegang dua cylinder head. Pola bracket merupakan trunnion- mounted kotak memegang pola untuk beberapa operasi berbeda. Kotak index diantara operasi, jadi hanya pola pada waktu membawa pada posisi aktif. Pada kasus ini, bermacammacam operasi membutuhkan posisi siku yang berbeda pada part, oleh karena itu fixture dibangun seperti dasar cembung putar dengan ayunan. Gambar contoh string milling Kontur dan profil fixture milling Kontur atau profil fixture milling adalah yang digunakan pada pembuatan profil atau mesin milling kontur. Fixture ini pada dasarnya serupa dengan fixture lainnya, akan tetapi karakter tersendiri dari tipe ini pada peralatan ini harus diberikan untuk bracket untuk memegang penghubung atau pola operasi yang dikontol pada mesin. Fixture ini juga harus mempunyai pengaturan ukuran untuk membariskan fixture dan pola bracket dengan mesin dan tracer spindles, seperti diterangkan pada bab cutter guides. Dua atau tiga spindle seringkali ditemukan pada pengontrol tracer dan mesin milling kontur. Mereka membutuhkan nomor yang berhubungan untuk fixture serupa untuk Gambar fixture milling dan template bracket untuk profil milling cylinder head Milling fixture yang flexible dan dapat digerakkan Fixture milling dibuat fleksibel atau dapat digerakkan untuk beberapa alasan. Seperti bentuk fixture fleksibel untuk milling pada sisi nonparallel pada block ditunjukkan pada gambar 19-20, dijelaskan pada gambar Tiga operasi terbawa, sisi parallel A adalah milling dari alat straddle cutters, dan dua sisi B dan tertarik saat milling pada dua operasi berikut. Tiga operasi dilakukan tanpa menuntut lebih dari satu pengaturan pada pekerjaan. Block dipotong dari bar stock, dan pengeboran da counterbored untuk menerima dua fillister-head sekrup

9 yang memegang pada tempat mesin dari bentuk part. Lubang ini juga digunakan untuk memegang block pada posisi diatas fixture. Gambar Part yang dimilling pada sisi A, B dan C Gambar fixture milling untuk part yang ditunjukkan pada gambar Plat A disesuaikan pada 3 posisi Milling fixture terdiri dari plat atas A, yang berputar pada tiang B. tiang ini dipasang bergerak menyilang C, yang beroperasi pada base D. plate A ditetapkan dengan dua tapped ring baja yang terdesak pas pada lubang bor dan counterbore untuk kebutuhan. Ring ini menerima dua sekrup yang mengamankan pengerjaan pada posisi diatas fixture, dengan tujuan untuk mencegah penggunaan secara cepat pada ulir yang akan membawa ke tempat tap secara langsung ke dalam cast iron. Fixture ditunjukkan pengaturan posisi untuk milling sisi parallel A, untuk pekerjaan. Dua tapper pins H dan F, yang digunakan untuk menempatkan pengerjaan pada posisi yang dibutuhkan. Untuk milling sisi parallel pada pengerjaan, pin di posisi yang dibutuhkan.dengan cara yang sama, pin E ditempatkan di tengah lubang untuk tempat plate A berputar. Pin ini hanya digunakan untuk penempatan fixture, baut G dan Jl untuk memberikan kemanan posisi yang dibutuhkan. Ketika fixture ini di si set untuk miling susut sisi C pada pengerjaan, pin E dimasukkan pada lubang J, dan pin F pada lubang 0. Menyetel putaran plat A pada sudut yang dibutuhkan dan juga lokasi cross slide yang dibutuhkan di tengah jarak untuk memungkinkan pengerjaan milling dari tepi luar cutter. Setelah operasi selesai, plat A putar diubah untuk memungkinkan pin E masuk ke lubang K. dengan cara yang sama, cross slide C digerakan agar pin F masuk ke lubang M. ini menyebabkan kerja menjadi posisi yang memungkinkan sudut sisi B untuk di milling dari tepi luar cutter lainnya pada arbor. Fixture yang dijelaskan diatas merupakan pengertian indexing fixture yang sederhana. Indexing fixture keseluruhan yang digunakan secara ekstensif, dan kepala pembagi pada macam-macam tipe yang tersedia untuk pengendalian fungsi indexing. Locating pin pada fixture milling Penempatan pins pada fixture milling bisa tetap atau ditarik masuk. Seperti contoh

10 fixture yang menggunakan penempatan pin tetap ditunjukkan pada gambar mesin( gambar 19-24), yang digunakan untuk macam milling permukaan pada pegangan cylinder block di fixture( tidak ditunjukkan digambar) Gambar fixture putar untuk sirip pendingin milling pada cylinder head dengan pin diamond tetap untuk penempatan part. Part ini merupakan cylinder head aluminium, dan fixture berputar. Cylinder head membantu dan menempatkan pada diameter besar locator bulat yang ditengah pada lubang dalam. Ketelitian penempatan akhir untuk milling siripnya diperoleh dari potongan pin berlian yang mengikutsertakan penempatan lubang pada penggabungan permukaan cylinder head. Pada operasi ini, sirip pendingin dimilling untuk kedalaman yang dibutuhkan dari cutter guide dengan tracer yang mengikuti kontur dari pola pada potongan yang berputar dengan fixture. Pin dapat ditarik masuk menggunakan benda kerja yang harus didorong ke dalam posisi sebelum pin dapat diikutsertakan. Susunan dari pin yang dapat ditarik masuk ditunjukkan pada gambar 19-23, dimana penempatan pin yang dipasang pada ujung cross bar. Cross bar stabil dari dua penempatan pegas pada jarak yang sama dari penempatan secara terpusat, bergeser ke atas dan kebawah seperti eksentrik operasi dari tuas tangan. Tuas ditempatkan di depan Gambar fixture milling dengan locating pin Gambar Fixture milling yang sama ditunjukkan pada posisi mesin milling Penempatan pin biasanya pada posisi ditarik kembali. Ketika kerja tergeser ke posisi, operator memutar tuas untuk menaikkan pin, dan juga menggeser sedikit cylinder block untuk pekerjaan pin dengan penempatan lubang. Setelah part ditempatkan dan di jepit, pin ditarik kembali. Gear hobbing fixture Keberhasilan gear hobbing tergantung kesamaan pada ketelitian pada gear blank dan ketelitian dan kekakuan hobbing fixture.

11 Tipe hobbing fixture (gambar 19-25) untuk spindle vertical mesin hobbing terdiri dari baut dasar untuk meja mesin, plat pendukung bawah, mandrel, dan penjepit plat atas, dan mur penjepit. Mandrel termasuk diatas mur dengan mengemudikan, yang mendukung dari lengan pendukung pada mesin. Gear blank dengan teliti ditengah mandrel, mereka mendukung dan menjepit diameter besar yang memungkinkan, dan sebelum penjepitan dasar selesai untuk meja, seluruh fixture ditengah dengan mematuhi sumbu putar, dari dial indicator. Untuk memenuhi penyesuaian pemusatan, base harus tidak tangguh pusat pada meja mesin. Disitu harus 1/8 inch (3 mm) diizinkan pada lubang meja mesin untuk pilot pada base. Tinggi base harus cukup untuk memenuhi yang diizinkan mengenai 1 inch dari kerja cutter pada lower end. membongkar tidak diprogram dalam operasi, dan bahkan dengan kemahiran merancang fixture, masih menyulitkan pada penghematan operasi. Hal itu dapat dikurangi secara drastis, tetapi dari fixture rangkap, menggunakan dua yang sama dan fixture yang dapat ditukarkan, metode yang digunakan sangat ekstensif. Sementara satu part, di jepit pada fixture, mesin, fixture lain di bongkar dimuat lagi. Jarak yang diizinkan, kedua fixture dipasang pada meja mesin. Dengan fixture yang sangat besar, perlu untuk dibongkar dan di pasang lagi satu fixture pada lantai, sementara part pada fixture lain di mesin, dan fixture ditukar. Contoh pada tipe operasi ini ditunjukkan pada gambar Gambar digunakan fixture yang dapat ditukarkan dengan N/C mesin milling Gambar fixture gear hobbing a. sederhana b. dengan plat bawah dapat dibalik Fixture untuk N/C milling Kecepatan perkembangan menggunaka control (N/C) mesin milling terpusat perhatian pada yang dibutuhkan untuk mengurangi semua fase waktu yang bukan pemotongan. Waktu Memuat dan

MESIN BOR. Gambar Chamfer

MESIN BOR. Gambar Chamfer MESIN BOR Mesin bor adalah suatu jenis mesin gerakanya memutarkan alat pemotong yang arah pemakanan mata bor hanya pada sumbu mesin tersebut (pengerjaan pelubangan). Sedangkan Pengeboran adalah operasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pipa Pipa adalah istilah untuk benda silinder yang berlubang ( tetapi ada juga yang berbentuk persegi ) dan digunakan untuk memindahkan zat hasil pemrosesan seperti cairan,

Lebih terperinci

2. Mesin Frais/Milling

2. Mesin Frais/Milling 2. Mesin Frais/Milling 2.1 Prinsip Kerja Tenaga untuk pemotongan berasal dari energi listrik yang diubah menjadi gerak utama oleh sebuah motor listrik, selanjutnya gerakan utama tersebut akan diteruskan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN 4.1 Konsep Pembuatan Mesin Potong Sesuai dengan definisi dari mesin potong logam, bahwa sebuah mesin dapat menggantikan pekerjaan manual menjadi otomatis, sehingga

Lebih terperinci

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL

Jumlah Halaman : 20 Kode Training Nama Modul` Simulation FRAIS VERTIKAL FRAIS VERTIKAL 1. TUJUAN PEMBELAJARAN a. Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja pada Mesin Frais b. Mahasiswa dapat memahami fungsi dari Mesin Frais c. Mahasiswa dapat memahami jenis-jenis Mesin Frais

Lebih terperinci

BAB III Mesin Milling I

BAB III Mesin Milling I BAB III Mesin Milling I Tujuan Pembelajaran Umum : 1. Mahasiswa mengetahui tentang fungsi fungsi mesin milling. 2.Mahasiswa mengetahui tentang alat alat potong di mesin milling 3. Mahasiswa mengetahui

Lebih terperinci

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis :

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis : Bagian Bagian Utama Mesin Milling ( Frais ) 1. Spindle utama Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong. Di bagi menjadi 3 jenis : a. Vertical spindle b. Horizontal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya. Dalam

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Referensi alat bantu terhadap benda kerja

Gambar 2.1 Referensi alat bantu terhadap benda kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian jig Jig adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengarahkan sebuah atau lebih alat potong pada posisi yang sesuai dengan proses pengerjaan suatu produk. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Secara garis besar, pada proses perancangan kepala pembagi sederhana ini berdasar pada beberapa teori. Teori-teori ini yang akan mendasari pembuatan komponen-komponen pada kepala

Lebih terperinci

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain: Cara Kerja Mesin Sekrap (Shaping Machine) Mesin Skrap atau biasa juga dituliskan sebagai sekrap (Shaping Machine) merupakan jenis mesin perkakas yang memiliki gerak utama yakni bolak balok secara horizontal.

Lebih terperinci

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Bidang Teknik Mesin Yogyakarta, 10 November 2012 Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Hendro Prassetiyo, Rispianda, Irvan Rinaldi Ramdhan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang BAB III METODOLOGI 3.1 Pembongkaran Mesin Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan mengganti atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Adapun tahapannya adalah membongkar mesin

Lebih terperinci

JIG DAN FIXTURE. Jig dan fixture adalah alat pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat.

JIG DAN FIXTURE. Jig dan fixture adalah alat pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat. JIG DAN FIXTURE Jig dan fixture adalah alat pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat. Hubungan dan kelurusan yang benar antara alat potong atau

Lebih terperinci

Tugas 2 Proses Produksi Mesin Frais. Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Garut 2017

Tugas 2 Proses Produksi Mesin Frais. Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Garut 2017 Tugas 2 Proses Produksi Mesin Frais Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Garut 2017 Konsep Pembahasan Pengertian Mesin Frais 1 2 3 4 Cara kerja Bagian Bagian Fungsi Jenis-Jenis 5 Produk/Hasil

Lebih terperinci

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR) Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik, hidrolik maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur

Lebih terperinci

Jig and Fixture FIXTURE)

Jig and Fixture FIXTURE) ALAT PENEPAT FIXTURE) (JIG AND PENDAHULUAN Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

BAB III MESIN FRAIS. (http:\\www.google.com. Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais

BAB III MESIN FRAIS. (http:\\www.google.com. Gambar-gambar Mesin. 2011) Gambar 3.1 Bentuk-bentuk Hasil Frais BAB III MESIN FRAIS 3.1 Pengertian Mesin Frais Mesin frais adalah mesin perkakas untuk mengejakan/menyelesaikan permukaan suatu benda kerja dengan mempergunakan pisau sebagai alatnya. Pada mesin frais,

Lebih terperinci

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd

1 Teknik Pemesinan SMK PGRI 1 Ngawi Cerdas, Kreatif, Intelek dan Wirausahawan. By: Hoiri Efendi, S.Pd 1 A. PENGERTIAN TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook:

Lebih terperinci

BAB IX JIG DAN FIXTURE

BAB IX JIG DAN FIXTURE BAB IX JIG DAN FIXTURE Jig dan fixture adalah piranti pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat. Hubungan dan kelurusan yang benar antara alat

Lebih terperinci

BAB IX JENIS DAN FUNGSI JIG DAN FIXTURE

BAB IX JENIS DAN FUNGSI JIG DAN FIXTURE BAB IX JENIS DAN FUNGSI JIG DAN FIXTURE Jig dan fixture adalah piranti pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat penggandaan komponen secara akurat. Hubungan dan kelurusan yang

Lebih terperinci

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais

Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES FRAIS Menentukan Peralatan Bantu Kerja Dengan Mesin Frais Kegiatan Belajar Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Menentukan Peralatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia robotika yang semakin meningkat, bentuk desain dan fungsi robot pun semakin bervariasi. Pada umumnya komponen rangka dan

Lebih terperinci

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Tulangan Beton Baja tulangan beton adalah baja yang berbentuk batang berpenampang lingkaran yang digunakan untuk penulangan beton,yang diproduksi dari bahan baku billet

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

commit to user BAB II DASAR TEORI

commit to user BAB II DASAR TEORI 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Kerja Bangku Kerja Bangku adalah teknik dasar yang harus dikuasai oleh seseorang dalam mengerjakan benda kerja. Pekerjaan kerja bangku menekankan pada pembuatan benda kerja dengan

Lebih terperinci

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI BAB VI Tujuan : Setelah mempelajari materi pelajaran pada bab VI, diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan arti dari kelurusan, kesikuan, keparalelan dan kedataran. 2. Menyebutkan beberapa alat ukur

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Proses manufaktur merupakan satu mata kuliah yang harus di kuasai oleh mahasiswa teknik. Oleh karenanya melakukan praktikum proses manufaktur harus dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS

BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS BAB VI MESIN FRIS DAN PEMOTONG FRIS Mesin fris melepaskan logam ketika benda kerja dihantarkan terhadap suatu pemotong berputar seperti terlihat pada gambar 2. Gambar 2. Operasi fris sederhana. Pemotong

Lebih terperinci

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : POROS BERTINGKAT A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu : Mampu mengoprasikan mesin bubut secara benar. Mampu mebubut luar sampai halus dan rata. Mampu membubut lurus dan bertingkat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LPG (Liquified Petroleum Gas) LPG merupakan gas hidrokarbon produksi dari kilang minyak dan kilang gas dengan komponen utama gas propane ( ) dan butane ( ) dan dikemas didalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAB IV MESIN BUBUT. Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat.

BAB IV MESIN BUBUT. Gambar 2. Pembubut mesin tugas berat. BAB IV MESIN BUBUT Penggolongan Mesin Bubut A. Pembubut Kecepatan F. Pembubut Turet 1. Pengerjaan Kayu 1. Horisontal 2. Pemusingan Logam a. Jenis ram 3. Pemolesan b. Jenis sadel B. Pembubut Mesin 2. Vertikal

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN

IV. PENDEKATAN DESAIN IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan

Lebih terperinci

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT

MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT MAKALAH PROSES PRODUKSI PEMBUATAN MEJA LIPAT Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Kelulusan Mata Kuliah Proses Produksi Oleh : Akmal Akhimuloh 1503005 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI SEKOLAH TINNGI TEKNOLOGI GARUT

Lebih terperinci

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT

: Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr. Rr Sri Poernomo Sari, ST., MT. : 2.Irwansyah, ST., MT ANALISIS PEMBUATAN JIG PENGUBAH SUDUT KEMIRINGAN VALVE SILINDER HEAD SEPEDA MOTOR MATIC Nama NPM : 20410985 Jurusan Fakultas : Ardi Adetya Prabowo : Teknik Mesin : Teknologi Industri Pembimbing : 1.Dr.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melaksanakan pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian dan prosedur pengujian. Sehingga langkah-langkah serta tujuan dari pengujian yang dilakukan dapat sesuai

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian 135 LAMPIARN 1.4 SOAL TEST UJI COBA INSTRUMEN Mata Pelajaran : Teknik Pemesinan Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu : 60 menit Sifat Ujian : Tutup Buku PETUNJUK UMUM 1. Tulis nama, dan kelas

Lebih terperinci

Penjepit Pisau Dan Benda Kerja

Penjepit Pisau Dan Benda Kerja MATERI KULIAH PROSES PEMESINAN PROSES FRAIS Penjepit Pisau Dan Benda Kerja Oleh: Dwi Rahdiyanta Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta A. Alat Penjepi Pisau Frais: 1. Drill Chuck Arbor Alat ini

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN 4.1 Proses Produksi Produksi adalah suatu proses memperbanyak jumlah produk melalui tahapantahapan dari bahan baku untuk diubah dengan cara diproses melalui prosedur kerja

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahan yang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PENGERJAAN DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pembuatan dan pengujian alat yang selanjutnya akan di analisa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan untuk

Lebih terperinci

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI Oleh : Fajar Herlambang 11320006.p UNIVERSITAS IBA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN 2013 BAB I MESIN BUBUT Gambar 1. Mesin bubut Mesin Bubut adalah suatu Mesin perkakas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS BAB III PERANCANGAN SISTEM ATAP LOUVRE OTOMATIS 3.1 Perencanaan Alat Bab ini akan menjelaskan tentang pembuatan model sistem buka-tutup atap louvre otomatis, yaitu mengenai konstruksi atau rangka utama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Modular fixture ini meaipkan alat bantu yang digunakan untuk memegang benda

BAB III METODOLOGI. Modular fixture ini meaipkan alat bantu yang digunakan untuk memegang benda BAB III METODOLOGI 3.1 Prinsip Kerja Modular fixture ini meaipkan alat bantu yang digunakan untuk memegang benda kcrja pada saat melakukan proses pemesinan. Modular fixture ini memiliki beberapa bagian

Lebih terperinci

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC Materi 3 Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC Tujuan : Setelah mempelajari materi 3 ini mahasiswa memiliki kompetensi: Memasang benda kerja di mesin frais CNC Memilih alat

Lebih terperinci

Toleransi& Implementasinya

Toleransi& Implementasinya Toleransi& Implementasinya Daftar Isi 1. Toleransi Linier... 3 a) Suaian-suaian (Fits)... 6 b) Jenis jenis Suaian... 6 c) Toleransi Khusus dan Toleransi Umum... 6 1) Toleransi Khusus... 6 2) Toleransi

Lebih terperinci

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut BAB III MESIN FRAIS A. Prinsip Kerja Mesin Frais Mesin frais adalah salah satu mesin konvensional yang mampu mengerjakan penyayatan permukaan datar, sisi tegak, miring bahkan pembuatan alur dan roda gigi.

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LPG (Liquified Petroleum Gas) LPG merupakan gas hidrokarbon produksi dari kilang minyak dan kilang gas dengan komponen utama gas propana (C 3 H 8 ) dan butana (C 4 H 10 ) dan

Lebih terperinci

A. Mesin gergaji bolak-balik (Hacksaw-Machine) Mesin gergaji ini umumnya memiliki pisau gergaji dengan panjang antara 300 mm sampai 900 mm dengan

A. Mesin gergaji bolak-balik (Hacksaw-Machine) Mesin gergaji ini umumnya memiliki pisau gergaji dengan panjang antara 300 mm sampai 900 mm dengan MESIN PERKAKAS Mesin perkakas merupakan suatu alat yang berfungsi memotong atau piranti pengolahan lain dan part. Jadi, yang dimaksud dengan mesin perkakas adalah suatu alat atau mesin dimana energi yang

Lebih terperinci

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M Alat Pemotong Berbentuk Jari Manual 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk memotong material belt termoplastik. PERINGATAN Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tempat yang akan di gunakan untuk perakitan dan pembuatan sistem penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi Universitas

Lebih terperinci

Pemindah Gigi Belakang JALANAN

Pemindah Gigi Belakang JALANAN (Indonesian) DM-RD0003-09 Panduan Dealer Pemindah Gigi Belakang JALANAN RD-9000 RD-6800 RD-5800 RD-4700 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING...3 UNTUK MENJAGA KESELAMATAN...4 DAFTAR ALAT YANG AKAN DIGUNAKAN...6

Lebih terperinci

Pemindah Gigi Belakang

Pemindah Gigi Belakang (Indonesian) DM-MBRD001-04 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Pemindah Gigi Belakang SLX RD-M7000 DEORE RD-M6000 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3 UNTUK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Jig and Fixture Jig and Fixture adalah alat pemegang benda kerja produksi yang digunakan dalam rangka membuat pengandaan komponen secara akurat ( Karya Ilmiah Aspek

Lebih terperinci

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd. Jur.. PT. Mesin FT UNY Proses pemesinan freis (milling) adalah penyayatan benda kerja menggunakan alat dengan mata potong jamak yang berputar. proses potong Mesin

Lebih terperinci

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari

9 perawatan terlebih dahulu. Ini bertujuan agar proses perawatan berjalan sesuai rencana. 3.2 Pengertian Proses Produksi Proses produksi terdiri dari 8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pendahuluan Pada saat sekarang ini, perkambangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat pesat. Sehingga membutuhkan tenaga ahli untuk dapat menggunakan alat-alat teknologi

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar 7 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Dalam pembuatan suatu produk pastilah tidak terlepas dari pendekatan gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

Lebih terperinci

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las Sulistiawan I 1303010 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan

Lebih terperinci

Katalog Sistem Teknis Sistem lengan penyangga

Katalog Sistem Teknis Sistem lengan penyangga Katalog Sistem Teknis Sistem lengan penyangga 2 Berbagai sudut pandang yang berbeda terhadap mesin, operator dengan ukuran badan besar atau kecil, pengerjaan pada mesin dapat dilakukan dengan posisi duduk

Lebih terperinci

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING)

BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING) BAB 3 PROSES FRAIS (MILLING) 66 Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang

Lebih terperinci

Set engkol depan. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman ACERA FC-M3000 FC-M3000-B2 FC-M ALTUS FC-M2000

Set engkol depan. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman ACERA FC-M3000 FC-M3000-B2 FC-M ALTUS FC-M2000 (Indonesian) DM-MDFC001-01 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Set engkol depan ALIVIO FC-M4000 FC-M4050 FC-M4050-B2 FC-M4060 ACERA FC-M3000 FC-M3000-B2

Lebih terperinci

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta BUKU 3 PROSES FRAIS (MILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 1 Proses pemesinan frais adalah proses penyayatan benda kerja dengan

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: A. Kecepatan potong

Lebih terperinci

Presentasi Tugas Akhir

Presentasi Tugas Akhir Presentasi Tugas Akhir Modifikasi Alat Penunjuk Titik Pusat Lubang Benda Kerja Dengan Berat Maksimal Kurang Dari 29 Kilogram Untuk Mesin CNC Miling Oleh : Mochamad Sholehuddin NRP. 2106 030 033 Program

Lebih terperinci

c. besar c. besar Figure 1

c. besar c. besar Figure 1 1. Yang termasuk jenis pahat tangan adalah. a. pahat tirus. d. pahat perak b. pahat alur e. pahat intan c. pahat chamfer 2. Faktor-faktor berikut harus diperhatikan agar pemasangan kepala palu agar kuat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL RANCANGAN DAN KONSTRUKSI 1. Deskripsi Alat Gambar 16. Mesin Pemangkas Tanaman Jarak Pagar a. Sumber Tenaga Penggerak Sumber tenaga pada mesin pemangkas diklasifikasikan

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN SOAL LATIHAN 6 TEORI KEJURUAN PEMESINAN OLEH: TIM PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI CONTACT PERSON: HOIRI EFENDI, S.Pd. 085749055673 2010 UN Paket: B 2010 1. Gambar pandangan dengan metode proyeksi sudut ketiga

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING Mulyadi (1), Toti Srimulyati (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang (2) Staf Pengajar Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

Tuas pemindah. Panduan Dealer JALANAN MTB. RAPIDFIRE Plus ST-M4000 ST-M4050 ST-T4000 ST-T3000 ST-M370. Tiagra ST-4600 ST-4603 SORA ST-3500 ST-3503

Tuas pemindah. Panduan Dealer JALANAN MTB. RAPIDFIRE Plus ST-M4000 ST-M4050 ST-T4000 ST-T3000 ST-M370. Tiagra ST-4600 ST-4603 SORA ST-3500 ST-3503 (Bahasa Indonesia) DM-ST0001-05 Panduan Dealer Tuas pemindah MTB RAPIDFIRE Plus ST-M4000 ST-M4050 ST-T4000 ST-T3000 ST-M370 EZ-FIRE Plus ST-EF65 ST-EF51 ST-EF51-A ST-TX800 ST-EF41 ST-EF40 JALANAN Tiagra

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

Materi 6. Gambar 1. Ragum Biasa

Materi 6. Gambar 1. Ragum Biasa Materi 6 Memilih alat Bantu yang digunakan. Pada mesin frais banyak sekali terdapat peralatan bantu yang digunakan untuk membuat benda kerja. Antara lain : a. Mesin Vertical 1) Ragum (catok) Benda kerja

Lebih terperinci

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 3 DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 1. PENGANTAR Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

ALAT BANTU PEGANG FLEKSIBEL UNTUK PROSES PENGGERINDAAN INTISARI

ALAT BANTU PEGANG FLEKSIBEL UNTUK PROSES PENGGERINDAAN INTISARI ALAT BANTU PEGANG FLEKSIBEL UNTUK PROSES PENGGERINDAAN Mahmud Rijal Arifin, Adi Purwanto, Saiful Huda Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Jl. Kalisahak

Lebih terperinci

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang

Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang (Indonesian) DM-RD0004-08 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE XTR RD-M9000 DEORE XT RD-M8000 Pemindah Gigi (Derailleur) Belakang DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING...

Lebih terperinci

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat dan bahan Peralatan yang digunakan untuk membuat alat troli bermesin antara lain: 1. Mesin las 2. Mesin bubut 3. Mesin bor 4. Mesin gerinda 5. Pemotong plat

Lebih terperinci

Rem Kantilever. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman

Rem Kantilever. Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman (Bahasa Indonesia) DM-RCBR001-00 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Rem Kantilever BR-CX70 BR-CX50 BL-4700 BL-4600 BL-R780 BL-R3000 ST-7900 ST-6700 ST-5700

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja merupakan alat komunikasi bagi orang manufaktur. Dengan melihat gambar kerja, operator dapat memahami apa yang diinginkan perancang

Lebih terperinci

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur) MATERI PPM MATERI BIMBINGAN TEKNIS SERTIFIKASI KEAHLIAN KEJURUAN BAGI GURU SMK PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur) Oleh: Dr. Dwi Rahdiyanta, M.Pd. Dosen Jurusan PT. Mesin FT-UNY 1. Proses membubut

Lebih terperinci

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A TEKNIK PEMESINAN SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A Jl. Rajawali No. 32, Telp./Faks. : (0351) 746081 Ngawi. Homepage: 1. www.smkpgri1ngawi.sch.id 2. www.grisamesin.wordpress.com Facebook: MESIN BUBUT KONVENSIONAL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Kedataran Meja Menggunakan Spirit Level Dengan Posisi Horizontal Dan Vertikal. Dari pengujian kedataran meja mesin freis dengan menggunakan Spirit Level

Lebih terperinci

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT 1 BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT PENGERTIAN Membubut adalah proses pembentukan benda kerja dengan mennggunakan mesin bubut. Mesin bubut adalah perkakas untuk membentuk benda kerja dengan gerak utama berputar.

Lebih terperinci

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA 1. Umum Secara umum metode perakitan jembatan rangka baja ada empat metode, yaitu metode perancah, metode semi kantilever dan metode kantilever serta metode sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jig and Fixtures Jig adalah peralatan yang digunakan untu mengarahkan satu atau lebih alat potong pada posisi yang sama dari komponen yang serupa dalam suatu operasi

Lebih terperinci

ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE

ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE ANALISA KONSTRUKSI DAN PERECANAAN MULTIPLE FIXTURE Richy Dwi Very Sandy 2106.100.085 Dosen Pembimbing: Ir. Sampurno, MT Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PEMBUATAN MESIN FRICTION WELDING DENGAN SISTEM HIDROLIK KAPASITAS GAYA 2 TON MENGGUNAKAN MESIN BUBUT

TUGAS AKHIR PEMBUATAN MESIN FRICTION WELDING DENGAN SISTEM HIDROLIK KAPASITAS GAYA 2 TON MENGGUNAKAN MESIN BUBUT TUGAS AKHIR PEMBUATAN MESIN FRICTION WELDING DENGAN SISTEM HIDROLIK KAPASITAS GAYA 2 TON MENGGUNAKAN MESIN BUBUT Diajukan Guna Memenuhi Persyaratanuntuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Perencanaan Rancang Bangun Dalam merencanakan suatu alat bantu, terlebih dahulu kita harus memperhatikan faktor-faktor yang mendasari terlaksananya perencanaan alat bantu

Lebih terperinci

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI MODUL I PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI LABORATORIUM PROSES DAN SISTEM PRODUKSI LABORATORIUM TEKNOLOGI MEKANIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2017 TATA TERTIB PRAKTIKUM

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester 3 INSTRUKSI KERJA RODA GIGI LURUS 300 Menit No. LST/MES/STM320/ 01 Revisi : 01 Tgl : 04 September 2007 Hal 1 dari 3 TUJUAN Agar mahasiswa : Dapat menyiapkan bahan dasar (blank) roda gigi lurus

Lebih terperinci