BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI Dalam perancangan alat pembuka ball bearing dengan memanfaatkan hidrolik jack (dongkrak hidrolik) ini diuraikan teori-teori dasar yang diperlukan dalam membantu proses perhitungan analisa, pengujian dan perancangan alat tersebut. 2.1 DASAR HIDROLIK Hidrolik adalah suatu ilmu pengetahuan tentang menyalurkan gaya dan atau gerakan pada media cairan dalam suatu bejana tertutup. Pada peralatan hidrolik, tenaga diteruskan dengan melakukan penekanan pada cairan dalam bejana tertutup. Pada gambar 2.1 menunjukkan peralatan hidrolik yang sederhana. Perpindahan energi terjadi karena sejumlah cairan mendapatkan tekanan. Gambar 2.1 Dasar Peralatan Hidrolik Sumber : Hydraulics Basics, Department of Army, USA, hal

2 2.1.1 Tekanan (p) dan Gaya (F) Tekanan adalah salah satu properti yang ada pada semua jenis fluida. Tekanan adalah gaya yang diberikan pada atau oleh fluida pada suatu permukaan luas tertentu (A), atau gaya per satuan luas, dan dinyatakan dalam N/m 2. Tekanan dapat menyebabkan ekspansi, atau suatu tahanan untuk berkompresi (pemampatan) pada suatu fluida, fluida dapat berupa cairan ataupun gas (uap). Hubungan antara Tekanan, Gaya dan Luas permukaan adalah: F p (2.1) A Dimana: p = tekanan (Pa) F = Gaya (N) A = Luas Permukaan (m 2 ) Satuan dasar dari tekanan (SI unit) adalah N/m 2 atau Pascal (Pa), ketika suatu fluida memberikan sebuah gaya sebesar 1 Newton pada suatu luas permukaan 1 m 2, maka tekanan yang terjadi adalah sama dengan 1 Pa = 1 N/m 2. Pascal adalah unit satuan tekanan terkecil, untuk berbagai aplikasi di instalasi tenaga, biasanya digunakan unit satuan yang lebih besar yaitu: 1 kilopascal (kpa) = 10 3 Pa, dan 1 megapascal (MPa) = 10 6 Pa = 10 3 kpa. 6

3 Gaya adalah segala sesuatu yang dapat mengakibatkan atau menghasilkan atau merubah gerakan (menarik atau mendorong) dan dinyatakan dalam Newton (N). Jika sebuah gaya diberikan pada suatu massa maka akan terjadi percepatan (atau perlambatan) seperti yang diberikan pada rumus terkenal berikut: F = ma (2.2) Dimana: F = Gaya (N) m = Massa Benda (kg) a = percepatan gravitasi (m/det 2 ) Satuan SI untuk gaya, Newton (N), tidak didefinisikan dari gravitasi bumi, tetapi langsung dari persamaan gaya di atas. Satu Newton didefinisikan sebagai gaya yang menghasilkan percepatan 1 m/s 2 bila di terapkan pada sebuah benda dengan massa 1 kg. Fluida berupa gas (uap) bersifat mudah dimampatkan atau dikompresikan, sedangkan fluida berupa cairan sulit untuk dimampatkan, seperti ditunjukkan pada gambar 2.2 berikut: 7

4 Gambar 2.2 Sifat Fluida Gas dan Cairan saat ditekan dalam ruang tertutup Sumber : Hydraulics Basics, Department of Army, USA, halaman 1-2 Jika cairan berada dalam ruang tertutup ditekan, maka cairan akan bertekanan. Tekanan ini akan diteruskan sama besar ke semua permukaan bejana. Sifat dari fluida memungkinkan menyalurkan tekanan tersebut melalui pipa-pipa, ke semua sudut-sudut, bagian atas dan bawah. Hidrolik sistem menggunakan cairan karena tidak mudah dimampatkan, sehingga akan bekerja secara langsung sepanjang sistem penuh dengan cairan. Tekanan dapat dihasilkan dengan mendorong suatu fluida dalam ruang tertutup, jika terdapat sebuah tahanan untuk mengalir. Dua cara untuk menekan fluida adalah dengan menggunakan pompa mekanik atau menggunakan berat dari fluida itu sendiri. 8

5 2.1.2 Hukum Pascal Blaise Pascal menformulasikan dasar hukum hidrolik pada pertengahan abad ke 17. Ia menemukan bahwa tekanan yang dikenakan pada fluida akan diteruskan sama besar ke segala arah. Hukum Pascal menyatakan bahwa: Tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup diteruskan ke segala arah dengan sama besar. Gambar 2.3 menunjukkan peralatan yang digunakan Pascal untuk membangun hukumnya. Alat ini terdiri dari 2 silinder dengan diameter yang berbeda yang saling terhubung dengan cairan yang berada diantara kedua silinder tersebut. Pascal menemukan bahwa berat pada piston yang kecil akan seimbang dengan berat pada piston yang besar sepanjang luas permukaan piston tersebut proporsional dengan beratnya. Jika silinder kecil dengan luas 10 cm 2 atau 0,001 m 2, diberikan gaya 10 N, maka akan menimbulkan tekanan sebesar Pa atau 10 kpa, sesuai dengan hukum Pascal, maka tekanan ini akan diteruskan kesegala arah. Pada silinder yang besar, tekanan Pa dari silinder kecil akan diteruskan ke luas permukaan sebesar 50 cm 2 atau 0,005 m 2, sehingga menghasilkan gaya sebesar 50 N pada piston kedua. Gaya yang dihasilkan lebih besar 5 kali, atau memiliki keuntungan mekanik 5 banding 1. 9

6 Gambar 2.3 Skematik Hukum Pascal Dengan menggunakan faktor-faktor yang sama di atas, kita dapat menentukan jarak perpindahan piston, jika piston yang lebih kecil bergerak turun sebanyak 10 cm, maka piston yang lebih besar akan naik 2 cm. Berikut persamaan untuk menentukan jarak perpindahan piston: Dimana: (2.3) F 1 = Gaya pada piston kecil (N) D 1 = Jarak perpindahan pada piston kecil (cm) D 2 = Jarak Perpindahan pada piston besar (cm) F 2 = Gaya pada piston besar (N) 10

7 Gambar 2.4 Skematik perpindahan jarak piston hidrolik 2.2 HIDROLIK JACK (DONGKRAK HIDROLIK) Hidrolik Jack adalah suatu alat yang menggunakan prinsip hidrolik atau hukum Pascal. Pada alat ini terdapat tempat penampung cairan (oli) dan sistem katup yang dipasang bersama dengan tangkai penekan hidrolik, untuk mendorong silinder kecil atau pompa secara terus menerus dan menaikkan piston yang besar atau aktuator secara bertahap pada setiap gerakan penekanan. Minyak atau oli sering dipakai sebagai cairan pada sistem hidrolik di karenakan memiliki sifat-sifat yang baik, yaitu tidak bersifat korosif dan bersifat lubrikasi terhadap material dan bagian-bagian bergerak di dalam sistem hidrolik. Pada gambar bagian (A) menggambarkan langkah masuk. Sebuah katup balik (check valve) pada saluran keluar menutup oleh tekanan dari beban, dan katup pada saluran masuk terbuka sehingga cairan dari tempat penampung oli mengisi ruang pemompaan. 11

8 Gambar bagian (B) menunjukkan saat pompa menekan ke bawah. Katup balik pada saluran masuk (inlet check valve) menutup karena tekanan dan katup balik pada saluran keluran (outlet check valve) terbuka. Untuk menaikkan piston yang besar harus dipompa cairan lebih banyak lagi. Untuk menurunkan beban, katup ketiga (needle valve) terbuka, yang membuka saluran untuk mengalirkan cairan dari bawah piston yang besar ke tempat penampungan oli. Beban pada piston yang besar akan mendorong piston ke bawah dan mengakibatkan cairan mengalir ke tempat penampung oli (reservoir). Gambar 2.5 Skematik Sistem Hidrolik Jack Sumber : Hydraulics Basics, Department of Army, USA, halaman ROLLING CONTACT BEARING Rolling contact bearing adalah salah satu jenis bearing dimana terdapat bola-bola besi (ball dan roller) yang terpasang pada suatu penahan (retainer), bola-bola besi tersebut akan berputar di antara cincin bagian luar (outer race) dan 12

9 cincin bagian dalam (inner race), sehingga gesekan yang terjadi rendah dibandingkan jenis sliding contact bearing, dan bearing jenis ini sering disebut antifriction bearings Jenis-jenis Rolling Contact Bearing Rolling Contact Bearing terbagi menjadi 2 jenis yaitu: a. Ball Bearing b. Roller Bearing Gambar 2.6 Jenis Rolling Contact Bearing Sumber : A Text Book of Machine Design, R.S Khurmi & J.K Gupta,2 nd Edition hal. 997 Ball dan Roller bearing terdiri dari ring bagian dalam yang terpasang pada poros, dan ring bagian luar yang terpasang pada rumah bearing. Sejumlah ball dan roller terpasang dengan jarak tertentu, terikat pada retainer, sehingga tidak bersentuhan satu sama lain. Ball Bearing digunakan untuk beban-beban ringan, sedangkan roller bearing digunakan pada beban-beban poros yang lebih besar. Berdasarkan bagaimana beban ditangggung, rolling contact bearing terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: 13

10 a. Radial Bearing b. Thrust Bearing Gambar 2.7 Jenis Rolling Contact Bearing berdasarkan Pembebanan Sumber : A text Book of Machine Design, R.S Khurmi & J.K Gupta,2 nd Edition, hal. 997 Pada Radial Ball Bearing, bola-bola besinya menanggung beban radial (W R ), arah normal putaran dari bola-bolanya menuju ke garis pusat dari bearing (seperti di gambarkan pada bagian (a), atau radial bearing menahan gaya tegak lurus terhadap sumbu poros. Thrust bearing didesain untuk menahan gaya aksial yang sejajar dengan sumbu poros. Gaya aksi dari beban thrust atau gaya aksial (W A ) sejajar dengan arah putaran bola, seperti pada gambar bagian (b). Beban radial dan aksial dapat terjadi dan ditanggung oleh bearing secara bersamaan Radial Ball Bearing Radial Ball Bearing terbagi menjadi 5 jenis (gambar 2.8 ), yaitu: a. Single row deep groove b. Filling Notch c. Angular Contact d. Double Row 14

11 e. Self-aligning Gambar 2.8 Jenis-Jenis Radial Ball Bearing Sumber : A text Book of Machine Design, R.S Khurmi & J.K Gupta, 2 nd edition hal Thrust Ball Bearing Thrust bearing dipakai secara khusus untuk menanggung beban-beban thrust (aksial) dan dipergunakan pada putaran di bawah 2000 rpm, pada putaran tinggi gaya sentrifugal dapat menyebabkan bola-bolanya keluar dari alurnya. Pada putaran tinggi direkomendasikan untuk menggunakan jenis bearing angular contact ball bearing menggantikan Thrust Ball Bearing. Thrust ball bearing terdiri dari 2 jenis, yaitu: a. Single direction thrust Ball bearing b. Double direction thrust Ball Bearing Gambar 2.9 Jenis Thrust Bearing Sumber : A text Book of Machine Design, R.S Khurmi & J.K Gupta,2 nd edition, hal

12 2.3.4 Roller Bearing Jenis-jenis roller bearing adalah : a. Cylindrical Roller Bearing b. Spherical Roller Bearing c. Needle Roller Bearing d. Tappered Roller Bearing Gambar 2.10 Roller Bearing Sumber: A text Book of Machine Design, R.S Khurmi & J.K Gupta, 2 nd edition hal Ukuran Standar dan Desain Ball Bearing Ukuran standar Ball Bearing secara internasional (ISO) digambarkan pada gambar Ukuran-ukuran ini adalah fungsi dari diameter lubang bearing (bearing bore) dan nomor seri dari ball bearing. Satuan ukuran standar ball bearing dalam millimeter. Tidak ada standar dalam ukuran dan jumlah dari bola-bola besinya. 16

13 Gambar 2.11 Ukuran dan Desain standar Ball Bearing Sumber : A text Book of Machine Design, R.S Khurmi & J.K Gupta, 2 nd edition hal 999 Ball bearing didesain dengan menggunakan identitas penomoran, secara umum penomoran terdiri dari sekurang-kurangnya 3 digit angka. Penambahan digit angka dan huruf biasanya digunakan untuk desain-desain khusus, misalnya deep grooved ball bearing, filling notch dan sebagainya. Tiga digit terakhir merupakan nomor seri dan ukuran lubang ball bearing. Dua angka terakhir dari 04 dan selanjutnya, jika dikalikan dengan angka 5 maka akan mendapatkan diameter lubang (bore diameter) dalam satuan millimeter. Angka ketiga dari angka terakhir merupakan nomor seri dari desain bearing. Pada umumnya ball bearing tersedia dalam empat seri desain yaitu: a. Beban sangat ringan (Extra Light) 100 b. Beban ringan (Light) 200 c. Beban menengah (Medium) 300 d. Beban berat (Heavy) 400 Catatan: 17

14 Jika Bearing didesain dengan nomor 305, artinya bearing tersebut dapat dikelompokkan bearing dengan beban menengah dan memiliki diameter lubang 05 x 5 = 25 mm. Bearing jenis extralight dan light digunakan pada beban-beban ringan dan ukuran poros cukup besar. Bearing jenis medium memiliki kapasitas beban lebih besar 30 sampai 40 persen di atas bearing jenis light. Bearing jenis heavy memiliki kapasitas 20 sampai 30 persen dari bearing medium. Tabel berikut adalah ukuran standar dari radial ball bearing. Tabel 2.1 Ukuran Standar dan Penomoran Radial Ball Bearing Bearing No. Bore (mm) Outside Diameter Width (mm)

15 Bearing No. Bore (mm) Outside Diameter Width (mm) Sumber : A text Book of Machine Design, R.S Khurmi & J.K Gupta, 2 nd edition hal 1000 & Sistem Pemasangan Rolling Bearing Rolling Bearing dibuat dengan toleransi yang kecil pada diameter bagian dalam (bore) dan bagian luar (outer), agar dapat terpasang dengan penekanan pada poros ataupun rumah bearing (bearing housing). Ring bagian dalam dan luar pada bearing harus terpasang kuat pada poros dan rumah bearing agar menjamin gerakan/gesekan berputar terjadi pada bagian yang seharusnya dari bearing. 19

16 Pemasangan dengan penekanan pada kedua ring (inner dan outer) dapat dilakukan pada proses membuka dan memasang yang sulit dalam beberapa kasus. Ring bagian dalam biasanya terpasang menempel pada tepi dari poros dengan diameter lebih besar (shaft shoulder). Katalog bearing menyediakan rekomendasi dari diameter tepi poros untuk dudukan inner ring ini. Gambar 2.12 menggambarkan beberapa jenis pemasangan bearing pada poros dan rumah bearing. Pada bagian (a) menggambarkan sistem pemasangan bearing pada poros dengan menggunakan sebuah mur dan ring pengunci. Produsen Bearing biasanya menyediakan mur dan ring khusus untuk memasang bearing mereka. Bagian (b) menggambarkan pemasangan bearing pada poros dengan menggunakan pengunci snap ring, yang secara aksial menjaga posisi ring bagian dalam bearing. Sedangkan pada bagian (c) menggambarkan bearing dijepit secara aksial pada rumah bearing oleh sebuah spacer sleeve, dimana spacer sleeve ini di pasang pada poros dan terkunci oleh flange dan bagian lainnya. Gambar 2.12 Metode Pemasangan Ball Bearing pada Poros dan Rumah Bearing. Sumber : Machine Design 3 rd edition, Robert L. Norton, halaman

17 Hal penting yang harus diperhatikan saat pemasangan ball bearing pada suatu poros atau rumah bearing, bagian-bagian yang berputar (ball, retainer, seal, ring) tidak menerima tekanan langsung pada saat pemasangan, yang dapat menyebabkan kerusakan pada ball bearing. Sebelum pemasangan harus diyakinkan kondisi permukaan dudukan bearing sudah bersih dan diberikan lapisan minyak pelumas. Penekanan dilakukan pada bagian cincin yang melekat pada poros atau rumah bearing, tergantung dari jenis pemasangannya. Gambar berikut menampilkan contoh-contoh penekanan pada proses pemasangan ball bearing. Untuk bearing-bearing yang kecil dapat dilakukan penekanan dan pengetukan dengan menggunakan alat bantu (palu, pipa, bushing), sedangkan pada bearing yang besar dapat dilakukan dengan penekanan menggunakan tekanan mekanis seperti hidrolik Jack. Gambar 2.13 Sistem Pemasangan Bearing dengan Penekanan. (a) Penekanan pada inner ring (b); Penekanan pada inner dan outer ring dengan menggunakan mur penekan; (c) Penekanan pada inner dan outer ring dan tidak mengenai bagian retainer dengan menggunakan alat bantu khusus. Sumber: SKF Bearing catalog, 3200 E,

18 2.4 POROS (SHAFT) Poros adalah salah satu dari elemen mesin yang berputar, yang berfungsi menyalurkan daya dari satu tempat ke tempat lainnya. Daya yang dihantarkan oleh poros dapat berupa gaya tangensial atau resultan dari torsi (momen putar) dan dipindahkan melalui berbagai jenis sambungan ke berbagai mesin yang terhubung oleh poros. Puli, roda gigi merupakan contoh jenis-jenis sambungan pada poros. Gambar 2.14 Poros Sebuah Pompa Material Poros Material yang digunakan untuk pembuatan poros harus memiliki properti sebagai berikut: a. Memiliki high strength (kekuatan yang tinggi) b. Mampu permesinan yang tinggi c. Low notch sensitivity faktor d. Memiliki properti untuk perlakuan panas. e. Tahan terhadap keausan. Material yang biasa di pakai untuk poros adalah baja karbon 40 C 8, 45 C 8, 50 C 4, dan 50 C

19 Sifat-sifat mekanik dari berbagai bahan untuk poros di atas di tunjukkan oleh tabel berikut: Tabel 2.2 Sifat-sifat Mekanik Bahan Poros. Sumber : A text Book of Machine Design, R.S Khurmi & J.K Gupta, 2 nd edition hal. 510 Untuk poros yang memerlukan high strength (kekuatan yang tinggi), material baja campuran dengan nikel atau nickel chromium atau chrome-vanadium sering digunakan. Poros umumnya dibuat dengan menggunakan metoda pengerolan panas (hot rolling) dan diselesaikan sampai dengan ukuran yang dikehendaki dengan pekerjaan dingin seperti pembubutan (turning) dan gerinda (grinding). Poros yang dibuat dengan pengerolan dingin lebih kuat dari pada poros yang dibuat dengan pengerolan panas, namun memiliki sisa stress (tegangan) material yang besar, Sisa stress dapat berubah saat poros dilakukan proses permesinan, khususnya saat pembuatan alur key (sepih). Poros dengan diameter yang besar biasanya dibuat dengan cara forging dan dibentuk ke ukuran yang dikehendaki dengan permesinan bubut Jenis-jenis Poros Poros secara umum terbagi menjadi 2 kelompok yaitu: a. Poros Transmisi (transmission shafts), poros ini menyalurkan tenaga dari mesin penyedia daya dan mesin yang memakai daya. Counter 23

20 shaft, line shafts, overhead shaft dan semua shaft buatan pabrik adalah poros transmisi. b. Poros Mesin, poros-poros ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari mesin tersebut, misalnya spindle pada mesin bubut dan crankshaft Maksimum stress (tegangan) pada poros transmisi Sesuai dengan standar American Society of Mechanical Engineer (ASME) untuk desain poros transmisi, maksimum stress yang dijinkan akibat tarikan dan tekanan adalah: a. 112 MPa untuk poros tanpa alur key b. 84 MPa untuk poros dengan alur key 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Hidrolik Dalam bahasa yunani hidro artinya air sedang aulos artinya pipa. Kata hidrolik berasal dari bahasa yunani yang dalam bahasa inggris artinya air dalam pipa.

Lebih terperinci

Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin

Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin Bantalan Sebagai Bagian Elemen Mesin Penyusun : Mohamad Iqbal Prodi : Teknik Otomotif 1 A NIM : 0420130026 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Bantalan adalah suatu alat pendukung pada suatu mesin yang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON

TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON TUGAS AKHIR PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT PEMBUKA BALL BEARING DENGAN HYDRAULIC JACK 4 TON Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Meraih Gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

PERANCANGAN BUSHING METAL BRONZE PENGGANTI BEARING PADA MESIN PABRIK GULA

PERANCANGAN BUSHING METAL BRONZE PENGGANTI BEARING PADA MESIN PABRIK GULA PERANCANGAN BUSHING METAL BRONZE PENGGANTI BEARING PADA MESIN PABRIK GULA Aznam Barun, Hilman Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jurusan Teknik Mesin ABSTRAK Bushing metal adalahalat yang digunakanuntukmenggantikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 BANTALAN/BEARING Bearing adalah suatu elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan berumur

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS 1. Dongkrak Hidrolik Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal. Berikut ini prinsip kerja dongkrak hidrolik. Saat pengisap

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG Cahya Sutowo Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Untuk melakukan penelitian tentang kemampuan dari dongkrak ulir ini adalah ketahanan atau

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB III BANTALAN (BEARING)

BAB III BANTALAN (BEARING) 48 Tujuan Pelajaran: BAB III BANTALAN (BEARING) Mengidentifikasi, menyeleksi, dan memasang bantalan ke dalam peralatan mekanis yang dipilih. Kriteria Penilaian 1. Mengidentifikasi dan menyebutkan aplikasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan umum Tembakau merupakan salah satu komoditas pertanian yang menjadi bahan dasar rokok. Dimana kita ketahui bahwa rokok telah menjadi kebutuhan sebagian orang. Walaupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang

BAB III METODOLOGI. Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan. Selain itu juga kita dapat menentukan komponen komponen mana yang BAB III METODOLOGI 3.1 Pembongkaran Mesin Pembongkaran mesin dilakukan untuk melakukan pengukuran dan mengganti atau memperbaiki komponen yang mengalami kerusakan. Adapun tahapannya adalah membongkar mesin

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Perajang Singkong. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai beberapa komponen, diantaranya adalah piringan, pisau pengiris, poros,

Lebih terperinci

BAB III. Metode Rancang Bangun

BAB III. Metode Rancang Bangun BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL

Lebih terperinci

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri AKTUATOR Istilah yang digunakan untuk mekanisme yang menggerakkan robot. Aktuator dapat berupa hidrolik, pneumatik dan

Lebih terperinci

DESAIN UMUR BANTALAN CARRIER IDLER BELT CONVEYOR PT. PELINDO II BENGKULU

DESAIN UMUR BANTALAN CARRIER IDLER BELT CONVEYOR PT. PELINDO II BENGKULU DESAIN UMUR BANTALAN CARRIER IDLER BELT CONVEYOR PT. PELINDO II BENGKULU Erinofiardi (1) (1) Staf Pengajar Program Studi Teknik Mesin, Universitas Bengkulu ABSTRACT Bearing is one of important part of

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Dasar Hidrolik Hidrolika adalah ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan keseimbangan zat cair. Pada penggunaan secara tekni szat cair dalam industri, hidrolika

Lebih terperinci

PERANCANGAN POMPA TORAK 3 SILINDER UNTUK INJEKSI LUMPUR KEDALAMAN FT DENGAN DEBIT 500 GPM

PERANCANGAN POMPA TORAK 3 SILINDER UNTUK INJEKSI LUMPUR KEDALAMAN FT DENGAN DEBIT 500 GPM PERANCANGAN POMPA TORAK 3 SILINDER UNTUK INJEKSI LUMPUR KEDALAMAN 10000 FT DENGAN DEBIT 500 GPM Setiadi 2110106002 Tugas Akhir Pembimbing Prof. Dr. Ir. I Made Arya Djoni, M.Sc Latar Belakang Duplex double

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tempat yang akan di gunakan untuk perakitan dan pembuatan sistem penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melaksanakan pengujian ini penulis menggunakan metode pengujian dan prosedur pengujian. Sehingga langkah-langkah serta tujuan dari pengujian yang dilakukan dapat sesuai

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger Pengertian Turbocharger Turbocharger merupakan sebuah peralatan, untuk menambah jumlah udara yang masuk kedalam slinder dengan memanfaatkan energi gas buang. Turbocharger merupakan perlatan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Secara garis besar, dalam perancangan hovercraft ini ada beberapa teori dasar yang digunakan. Teori dasar yang mendasari proses perencanaan ini bisa digambarkan dalam flowchart dibawah

Lebih terperinci

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU BAB III TURBIN UAP PADA PLTU 3.1 Turbin Uap Siklus Renkine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar untuk pembangkit daya yang menggunakan uap (steam ). Siklus Renkine nyata yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Perpipaan Dalam pembuatan suatu sistem sirkulasi harus memiliki sistem perpipaan yang baik. Sistem perpipaan yang dipakai mulai dari sistem pipa tunggal yang sederhana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pompa Pompa adalah alat untuk memindahkan fluida dari tempat satu ketempat lainnya yang bekerja atas dasar mengkonversikan energi mekanik menjadi energi kinetik.

Lebih terperinci

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2

POMPA SENTRIFUGAL. Oleh Kelompok 2 POMPA SENTRIFUGAL Oleh Kelompok 2 M. Salman A. (0810830064) Mariatul Kiptiyah (0810830066) Olyvia Febriyandini (0810830072) R. Rina Dwi S. (0810830075) Suwardi (0810830080) Yayah Soraya (0810830082) Yudha

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kopling/Clutch Kopling adalah alat yang digunakan untuk menghubungkan dua poros pada ke dua ujungnya dengan tujuan untuk mentransmisikan daya mekanis.fungsi kopling

Lebih terperinci

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX 3.1 Mencari Informasi Teknik Komponen Gearbox Langkah awal dalam proses RE adalah mencari informasi mengenai komponen yang akan di-re, dalam hal ini komponen gearbox traktor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Motor bakar adalah suatu tenaga atau bagian kendaran yang mengubah energi termal menjadi energi mekanis. Energi itu sendiri diperoleh dari proses pembakaran. Pada

Lebih terperinci

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perakitan dan pengukuran tranmisi Langkah Pembongkaran Berikut ini langkah-langkah pembongkaran transmisi : a. Membuka baut tap oli transmisi. b. Melepas baut yang melekat

Lebih terperinci

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK Dalam ilmu hidraulik berlaku hukum-hukum dalam hidrostatik dan hidrodinamik, termasuk untuk sistem hidraulik. Dimana untuk kendaraan forklift ini hidraulik berperan

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis 4. 1 Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Arah Deklinasi Komponen penggerak yang dipilih yaitu ball, karena dapat mengkonversi gerakan putaran (rotasi) yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perancangan mesin pemisah padi ini ada beberapa elemen dan teori dasar yang akan digunakan, antara lain, poros, bantalan gelinding, transmisi sabuk (belt), dan motor listrik. Landasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG Disusun Oleh : Nama : Tohim Purnanto Npm : 27411140 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: RK13AR11FIS01UTS Version: 2016-09 halaman 1 01. Empat gaya masing-masing F 1 = 10 N, F 2 = 20 N, F 3 = 10 N dan F 4 = 40 N

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Bearing. Tujuan sebuah Bearing adalah untuk menumpu suatu beban, tetapi tetap

BAB II DASAR TEORI Bearing. Tujuan sebuah Bearing adalah untuk menumpu suatu beban, tetapi tetap BAB II DASAR TEORI 2.1. Bearing Tujuan sebuah Bearing adalah untuk menumpu suatu beban, tetapi tetap memberikan keleluasaan gerak relatif antara dua elemen dalam sebuah mesin. sehingga gerak berputar atau

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skematik Chassis Engine Test Bed Chassis Engine Test Bed digunakan untuk menguji performa sepeda motor. Seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1, skema pengujian didasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan teori pompa beberapa parameter yang berkaitan dengan kenerja pompa. Semua karateristik, teori perhitungan dan efisiensi di jelaskan

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika

K13 Antiremed Kelas 10 Fisika K3 Antiremed Kelas 0 Fisika Persiapan UTS Semester Genap Halaman 0. Sebuah pegas disusun paralel dengan masingmasing konstanta sebesar k = 300 N/m dan k 2 = 600 N/m. Jika pada pegas tersebut diberikan

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR

JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR JENIS-JENIS POMPA DAN KOMPRESOR KOMPRESOR Sebelum membahas mengenai jenis-jenis kompresor yang ada, lebih baiknya kita pahami dahulu apa itu kompressor dan bagaimana cara kerjanya. Kompressor merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pompa Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Pompa beroperasi dengan membuat

Lebih terperinci

PERANCANGAN POROS TRANSMISI DENGAN DAYA 100 HP

PERANCANGAN POROS TRANSMISI DENGAN DAYA 100 HP PERANCANGAN POROS TRANSMISI DENGAN DAYA 100 HP Fredy Mananoma, Agung Sutrisno, Stenly Tangkuman Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi Jl. Kampus Unsrat, Bahu, Manado ABSTRAK Tujuan penulisan ini

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING 7 PENDAHULUAN SISTEM PEMINDAH TENAGA (POWER TRAIN). Pemindah tenaga (Power Train) adalah sejumlah mekanisme

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI )

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI ) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Oleh: MUHAMMAD HUSNAN EFENDI NIM I8613023 PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK

Lebih terperinci

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL AUFA FAUZAN H. 03111003091 TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur

BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai 2.2. Gerenda Penghancur Dan Alur BAB II DASAR TEORI 2.1. Prinsip kerja Mesin Penghancur Kedelai Mesin penghancur kedelai dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp, mengapa lebih memilih memekai motor listrik 0,5 Hp karena industri yang di

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD )

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ) LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK ( LKPD ) Mata Pelajaran Materi Pokok : FISIKA : Fluida Statik NAMA KELOMPOK : ANGGOTA : 1.. 3. 4. 5. Kompetensi Dasar Menganalisis hukum-hukum yang berhubungan dengan fluida

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang turbin uap ini dengan baik meskipun

Lebih terperinci

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya BAB 5 POROS (SHAFT) Definisi. Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan

Lebih terperinci

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN 1 BAB III METODELOGI PENELITIAN Tempat & Waktu Pelaksanaan Dilaksanakannya dalam proses Analisis Troubleshooting Sistem Transmisi Penggerak Roda Depan Honda Accord 4 Percepatan dan pembongkaran pengambilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Sistem Hidroulik Pada Forklift Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flow Chart Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Mulai Studi Literatur Perencanaan dan Desain Perhitungan Penentuan dan Pembelian Komponen Proses Pengerjaan Proses Perakitan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN R. AAM HAMDANI

PERANCANGAN MESIN R. AAM HAMDANI PERANCANGAN MESIN R. AAM HAMDANI PERANCANGAN MESIN PROSES REKAYASA PERANCANGAN SUATU MESIN BERDASARKAN KEBUTUHAN ATAU PERMINTAAN TERTENTU YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENELITIAN ATAU DARI PELANGGAN LANGSUNG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Perancangan Rem Persamaan umum untuk sistem pengereman menurut Hukum Newton II untuk sumbu x. Perasamaannya dapat dilihat di bawah ini : F = m. a Frem- F x = m.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

TEORI SAMBUNGAN SUSUT TEORI SAMBUNGAN SUSUT 5.1. Pengertian Sambungan Susut Sambungan susut merupakan sambungan dengan sistem suaian paksa (Interference fits, Shrink fits, Press fits) banyak digunakan di Industri dalam perancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG KONSTRUKSI MESIN PEMOTONG BATU TAHAN API

PERANCANGAN ULANG KONSTRUKSI MESIN PEMOTONG BATU TAHAN API Hal 1-16 PERANCANGAN ULANG KONSTRUKSI MESIN PEMOTONG BATU TAHAN API Wardjito, Wahyu Ary Iskandar ABSTRAK Pada jaman yang serba modern saat ini dunia industri sudah mulai mengunakan teknologi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT MEKANISME KERJA POMPA SENTRIFUGAL RANGKAIAN SERI NAMA : YUFIRMAN NPM : 20407924 PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT JURUSAN TEK NIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2014 LATAR BELAKANG Pompa adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-dasar Pemilihan Bahan Setiap perencanaan rancang bangun memerlukan pertimbanganpertimbangan bahan agar bahan yang digunakan sesuai dengan yang direncanakan. Hal-hal penting

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat lain, dimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pelumasan Menurut A.R Lansdown (2003) Pelumas adalah salah satu penopang utama dari kerja sebuah mesin. Pelumas juga menentukan performance dan endurance dari mesin, maka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dump Truck 2.1.1 Pengertian Dump Truck BAB II LANDASAN TEORI Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi untuk mengangkut atau memindahkan material pada jarak menengah sampai jarak jauh (> 500m).

Lebih terperinci

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN

ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN ANALISIS MOMEN LENTUR MATERIAL BAJA KONSTRUKSI DENGAN VARIASI MOMEN INERSIA DAN BEBAN TEKAN Darmanto*, M.Nursalim, dan Imam Syafaat Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Semarang

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN SHAFT PADA TURBOCHARGER ENGINE 3406 S/N:7N7723

ANALISA KERUSAKAN SHAFT PADA TURBOCHARGER ENGINE 3406 S/N:7N7723 ANALISA KERUSAKAN SHAFT PADA TURBOCHARGER ENGINE 3406 S/N:7N7723 Nama NPM Jurusan Pembimbing : Andri Dwi Putra : 2A413704 : Teknik Mesin : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT Latar Belakang Unit Alat Berat

Lebih terperinci

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu:

Pembakaran. Dibutuhkan 3 unsur atau kompoenen agar terjadi proses pembakaran pada tipe motor pembakaran didalam yaitu: JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BUKU AJAR NO 2 Motor Bensin TANGGAL : KOMPETENSI Mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT BAB III METODE PEMBUATAN ALAT 3.1 Diagram Alir / Flowchart Dalam proses pembuatan suatu alat atau produk memerlukan peralatan dan pemesinan yang dapat dipergunakan dengan tepat dan ekonomis serta pengetahuan

Lebih terperinci