BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tahapan Persiapan

Transkripsi

1 BAB III PEMBAHASAN Dalam setiap perancangan proses produksi dari pembuatan part, harus mempertimbangkan dulu mesin yang akan digunakan. Hal ini dimaksudkan untuk alasan efesiensi waktu pengerjaan dan kemampuan mesin serta menghitung cost harga part tersebut supaya kompetitif di pasaran. 3.1 Tahapan Persiapan Pada tahapan persiapan ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai proses pembuatan part pesawat TEE (P/N ) untuk pesawat CN Process Sheet dan NCOD Sebelum membuat part TEE (P/N ) yang perlu diperhatikan disini adalah alur kerja dan proses pembuatan part tersebut yang akan dilaksanakan, untuk meminimalisir kesalahan langkah kerja pada saat melakukan prosess pengerjaan part pesawat maka harus memahami terlebih dahulu Document yang telah diberikan. Document yang diterima berupa process sheet dan NCOD seperti terlihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1 Process Sheet dan NCOD 22

2 3.3 Raw Material Gambar 3.2 Material Allumunium Dari gambar 3.2 dapat diketahui bahwa material yang digunakan dalam proses pembuatan part TEE (PN ) adalah Aluminuim. Spesifikasi material sebagai berikut : Tebal : 27 mm Lebar : 95 mm Panjang : 185 mm Bahan : Allumunium Bentuk : Block Kode : 2024-T351 AMS-QQ-A2510/4RV

3 Pembuatan part TEE (PN ) membutuhkan material Aluminium Plate dengan tipe 2024-T351 AMS-QQ-A2510/4RV dengan persentase unsur kimia seprti terlihat pada tabel 3.1 : UNSUR (%) Si 0,38 Fe 0,4249 Cu 0,0600 Mn 0,0408 Mg 0,6355 Zn 0,0854 Ti 0,0143 Cr 0,0106 Ni 0,0084 Pb 0,0063 Sn 0,0072 Al 98,33 Tabel 3.1 Persentase Unsur Kimia Aluminium Paduan Tipe 2024-T351 AMS-QQ-A2510/4RV

4 3.4 Mesin Mesin yang digunakan pada proses permesinan part TEE (P/N ) pada pesawat CN-235 antara lain adalah Mesin CNC 4 Axis Horizontal Mach Center HAAS EC-500 yang terlihat pada gambar 3.3. Gambar 3.3 Mesin CNC HMC HAAS EC-500 Mesin CNC Horizontal Mach Center HAAS EC-500 sendiri memiliki 4 (Empat) axis dalam kerjanya. Dimana arah masing-masing Axis-nya sama seperti kebanyakan mesin 4 axis (X, Y, Z, B). Mesin ini dibutat oleh HAAS Automation inc, dibuat pada tahun 2013 di negara USA, berikut adalah Spesifikasi dari mesin CNC Horizontal Mach Center HAAS EC-500. Memiliki 2 pallet, 2 fixture dan memiliki 40 tools magazine dengan putaran spindele max 8000 rpm. Berikut adalah spesifikasi dari Mesin CNC HAAS EC-500 seperti terlihat pada tabel 3.2: 25

5 TRAVELS S.A.E. METRIC X Axis 32 " 813 mm Y Axis 20 " 508 mm Z Axis 28 " 711 mm A Axis Indexing Increment 1 1 SPINDLE S.A.E. METRIC Max Rating 20 hp 14.9 kw Max Speed 8000 rpm 8000 rpm Max Torque rpm rpm Drive System Inline Direct Drive Inline Direct Drive Taper CT or BT 40 CT or BT 40 Bearings ABEC Class 7 ABEC Class 7 SPINDLE (OPT) S.A.E. METRIC Max Rating 30 hp 22.4 kw Max Speed rpm rpm Max Torque rpm rpm Drive System Inline Direct-Drive Inline Direct-Drive PALLET CHANGER S.A.E. METRIC Pallet Length " mm Pallet Width " mm Tabel 3.2 Spesifikasi Mesin CNC HMC HAAS EC

6 3.5 Fixture Pada gambar 3.4 fixture yang digunakan dalam proses pembuatan part TEE (PN ) untuk komponen pesawat CN-235 adalah jenis fixture individual NTS-0181 On NTS karena hanya digunakan untuk 1 part saja. Ficture individual pada umumnya dibuat secara khusus untuk menyesuaikan produk yang diinginkan. Gambar 3.4 Fixture (NTS2-0091) 27

7 3.6 Cutting Tools Karena seluruh proses dilakukan dalam satu buah mesin CNC yaitu pada mesin CNC Horizontal Mach Center HAAS EC-500. Cutting tools yang digunakan untuk membuat part TEE (P/N ) ada beberapa macam tergantung dari proses yang sedang dilakukan, daftar cutting tools yang akan diguakan terdapat dalam cutter list pada NCOD yang terlihat pada tabel 3.3. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah operator dalam mengambil cutting tools yang akan digunakan dari tool crib yang menyiapkan Cutting tools tersebut, yang akan digunakan untuk proses pembuatan part TEE (P/N ) antara lain : TOOL NO HOLDER CUTTING TOOL T14 COLLET CHUCK ARBOR BT40-MEGA20N-105-ATC SLOT DRILL SHORT-CARBIDE-R2.5 NTS001-12X38X104-K10,2F T31 COLLET CHUCK ARBOR BT40-MEGA20N-105-ATC B NOSE SD SHORT-CARBIDE-R2.5 NTS001-5X26X83-K10,2F T13 COLLET CHUCK ARBOR BT40-MEGA20N-105-ATC SLOT DRILL SHORT-CARBIDE-R0 NTS001-12X38X104-K10,2F Tabel 3.3 cutter list 3.7 Common Tools Agar dalam pembuatan part TEE (P/N ) lebih mudah dan efisien, diperlukan beberapa alat bantu (Common Tools) sehingga dapat mempermudah pekerjaan serta menambah efisien waktu. Alat-alat bantu (Common Tools) yng biasa di gunakan adalah : A. Kunci L B. Block Gauge 28

8 C. Hand Gun D. Dll 3.8 Proses Pengerjaan Part Proses pengerjaan permesinan part TEE (P/N ) pada pesawat CN-235 ini dilakukan beberapa tahapan media 1 dan media 2 Berdasarkan data yang diperintahkan dari NCOD (Numerical Control Operator Document). Mulai dari setting material, setting datum, dan setting program Berikut ini akan dijelaskan tahapan proses permesinan dari material datang di material inspeksi, preparation yaitu pembuatan tooling hole dan hole down setelah ini masuk pengerjaan mesin EC-500, Pengerjaan membutuhkan waktu program 116 menit untuk dapat menyelesaikan satu kali proses pada main operation, part TEE (P/N ) sampai menjdi part siap kirim ke operasi berikutnya. Pada tahap awal proses ini adalah pemasangan fixture pada pallet (meja kerja) seperti yang terlihat pada gambar 3.5. Setelah fixture terpasang pada pallet (meja kerja), maka tahap selanjutnya menyeting benda kerja pada fixture dengan memasang baut pada hold dawn yang dibuat saat proses pre-operation. Gambar 3.5 Pemasangan benda kerja pada fixture (NTS-0181 On NTS2-0091) 29

9 Tahap selanjutnya yaitu operator memasukkan (input) program CNC part yang akan dikerjakan yang tersimpan dalam data memori mesin CNC melalui control panel seperti pada gambar 3.6. Gambar 3.6 Control Panel pada mesin CNC HAAS EC-500 Setelah proses input program selesai. Selanjutnya operator melakukan setting tools. Yang dimaksud setting tools ini adalah memilih cutting tools yang akan digunakan dalam proses dan disesuaikan dengan cutter list dalam NCOD. 30

10 Tahap selanjutnya adalah menjalankan program sesuai dengan program yang telah dimasukkan. 1. Mill rough and finish outside pheriphery with r8 mm and leave tool tabs Melakukan proses rough (miling pengasaran) dan menyelesaikan pemotongan bagian luar dengan radius 8 mm. 2. Mill rough and finish side and face keep size 2.5 mm thick with r2.5 mm with angel 100 o Melakukan proses rough (miling pengasaran) dan menyelesaikan bagian samping dan depan dengan ukuran ketebalan 2.5 mm dengan radius 2.5 mm dengan sudut 100 o. 3. Mill top of flange with r8 mm, keep size 25 mm with angel 100 degree as per drawing Menyelesaikan part bagian atas dengan radius 8 mm, dengan dimensi ukuran 25 mm dengan sudut 100 o sesuai dengan gambar. 4. Mill periphery with r8 mm, keep size 86 mm; 57 mm except on tool tab area Melakukan proses pemotongan luar dengan radius 8 mm, dengan menjadi ukuran 86 mm; 57 mm kecuali pada daerah Tool Tab. 31

11 3.9 Tahap machining operation dalam NCOD Gambar 3.7 tahap machining SEQ. NO TL. NO LIST CUTTER SL FEED RPM OPERATION DESCRIPTION 1 T14 S DRILL-SHORT 12R Mill rough and finis facing, top of flange with 2 T32 BALL NOSE SD-SHORT 5R2.5 3 T13 SLOT DRILL-SHORT DIA 12RO angle 100 O Mill rough and finish side and face keep size 2.5 mm thick with r2.5 mm with angel 100 O Mill rough and finish outside pheriphery with r8 mm and leave tool tab Tabel 3.4 Machining Operation 32

12 3.10 DIAGRAM SKEMA PROSES PENGERJAAN PART TEE (P/N ) Gambar 3.8 skema diagram proses pembuatan part TEE ( ) 33

13 3.11 Permasalahan Dalam Proses Dalam proses pembuatan part terkadang muncul beberapa permasalahan, terkadang terjadi masalah-masalah yang menyebabkan part berhenti diproduksi atau kegagalan dalam produksi dengan kata lain reject dan perlu untuk dievaluasi terlebih dahulu. Diantaranya disebabkan oleh : 1. Program 2. Cutter / Tool Cutting 3. Mesin 4. Human Error MASALAH PROSES PEMBUATAN PART 1. Masalah yang terjadi adalah saat menggunakan cutter slot drill short dia 12r2.5 (nts001-12x38x104-k10,r2.5 2f) untuk melakukan proses millrough and finish facing, top of flange with angle 100 o dimana pada saat melakukan alur proses pembentukan, part mengalami vibrasi sehingga part menimbulkan step-step atau kasar pada Thicknes. 2. Pada saat melakukan proses pemakanan menggunakan cutter ball nose sd-short-dia 5 r2.5 (nts001-5x26x83-k10), untuk melakukan proses mill rough and finish side and face keep size 2.5 mm thick with r2.5 mm with angel 100 o dimana batang pangkal yang bukan lenght of cut pada cutter tersebut menggesek/mengenai part pada saat melakukan proses pemakanan untuk membuat sudut kemiringan pada part. sehingga menimbulkan ukuran yang minus pada part. Pada gambar 3.9 menunjukkan bahwa hasil dari pembuatan part TEE tidak sempurna karena terdapat step-step dan ukuran yang minus, Kedua hal tersebut kemungkinan disebabkan adanya kesalahan pada program. 34

14 Gambar 3.9 Finishing tidak sempurna SOLUSI PERMASALAHAN Dari masalah yang terjadi seperti terjadinya vibrasi dan menggesek batang pangkal yang bukan lenght of cut cutter yang menyebabkan pemakanan tidak stabil, hal ini bisa mengakibatkan step dan adanya ukuran yang minus atau out toleransi pada part. yaitu : Solusi yang dapat dilakukan apabila mengalami masalah seperti di atas, 1. Evaluasi Program Dilakukan evaluasi pada program karena pada saat melakukan alur proses pembentukan part pada proses mill rough and finish facing, top of flange with angle 100 O, part mengalami vibrasi sehingga part menimbulkan step. Maka hal yang harus dilakukan adalah mengubah atau mengimprov program cutter tersebut pengerjaannya pemakanan didahulukan dari titik jauh pada clamping dalam arti programmer merubah machining plannya. Untuk cutter ball nose sd-short 5r2.5 harus diganti dengan yang reses (pangkal batang cutter lebih kecil dari lenght of cut), hal ini dilakukan untuk menghindari benturan atau gesekan pada batang cutter 35

15 terhadap part pada saat proses pemakanan untuk membuat sudut kemiringan pada part. Repair Program (Perbaikan Program) Dengan melakukan evaluasi dan improvment machining planenya pada program yang akan dijalankan untuk membuat part tersebut sesui informasi dari operator berupa form NCTR (Numerical Control Trouble Request) maka dapat diketahui bagian dari program yang menyebabkan kesalahan-kesalahan yang mempengaruhi part jadi. Sehingga bagian yang salah dari program yang dijalankan dapat diperbaiki. Reproduksi (Pembuatan Ulang Part) Apabila pada saat evaluasi selesai dan programmer menurunkan program terbaru dan oprator menjalankan kembali produksi ulang dengan program dan tanggal terbaru. jika program mengalami masalahmasalah lain maka programer bisa merevisi ulang program yang akan digunakan untuk membuat part tersebut, jika operator kembali membuat NCTR sesuai untuk mesin yang digunakan untuk mengurangi resiko kesalahan-kesalahan yang sama terulang kembali dan dijalankan pada mesin yang setelah improvment dari programmer dan hasilnya bagus release QA. 36