HUBUNGAN ANTARA RASA AMAN DI TEMPAT KERJA (WORKPLACE SAFETY) DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. ASP CABANG SUMATERA SELATAN.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA RASA AMAN DI TEMPAT KERJA (WORKPLACE SAFETY) DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. ASP CABANG SUMATERA SELATAN."

Transkripsi

1 1 HUBUNGAN ANTARA RASA AMAN DI TEMPAT KERJA (WORKPLACE SAFETY) DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. ASP CABANG SUMATERA SELATAN Manda Dwi Hardina Retno Kumolohadi INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang negatif antara rasa aman di tempat kerja dengan stres kerja pada karyawan. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara rasa aman di tempat kerja dengan stres kerja pada karyawan PT. ASP cabang Sumatera Selatan. Semakin tinggi rasa aman di tempat kerja, semakin rendah stres kerja. Sebaliknya semakin rendah rasa aman di tempat kerja, maka semakin tinggi stres kerja. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. ASP cabang Sumatera Selatan, DSO Lubuk Linggau. Tehnik pengambilan subjek yang digunakan adalah metode purposive sampling. Adapun skala yang digunakan adalah skala yang dirancang sendiri oleh peneliti dengan mengacu pada aspek-aspek dari teori-teori para ahli. Skala Rasa aman di tempat kerja disusun berdasarkan aspek yang dikemukakan Siagian (2004) yang mengacu pada teori Abraham Maslow dan skala stres kerja disusun oleh Diahsari (2001) yang mengacu pada teori Beehr dan Newman. Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan fasilitas program SPSS versi 12.0 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara rasa aman di tempat kerja dengan stres kerja. Korelasi product moment dari Pearson menunjukkan korelasi rxy = -0,492 dan p = 0,003 (p<0,01) yang artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara rasa aman di tempat kerja dengan stres kerja. Jadi hipotesis penelitian ini diterima. Kata kunci : Rasa aman di tempat kerja, stres kerja

2 2 PENGANTAR Menurut Anoraga (2006), seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan orang berharap bahwa aktivitas bekerja yang dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada sebelumnya, misalnya terpenuhinya kebutuhan fisiologis seperti sandang, pangan dan papan yang lebih layak. Setiap pekerja mendambakan lingkungan kerja yang nyaman tanpa adanya gangguan, karena adanya gangguan di lingkungan kerja akan memberikan dampak negatif bagi pekerja salah satunya adalah stres kerja. Saat ini stres kerja masih menjadi suatu ancaman bagi pekerja di Indonesia, karena berdasarkan data dari (2001) diketahui bahwa stres pada pekerja meningkat pada enam tahun belakangan ini dan akan terus meningkat setiap tahunnya, hal ini dipicu oleh adanya krisis ekonomi dan gejolak-gejolak lainnya yang terjadi di Indonesia, data ini diperoleh dari survey yang dilakukan oleh Badan Litbang Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun Kemudian pada tahun 2004, seorang pekerja wanita asal Riau melakukan bunuh diri, yang diduga karena mengalami stres akibat tekanan dari majikannya ( 2004). Kasus lainnya adalah pengakuan salah seorang karyawan yang mengungkapkan bahwa beberapa karyawan di PT. ASP cabang Sumatera Selatan mengalami stres kerja yang disebabkan oleh kondisi kerja yang sewaktu-waktu dapat mengancam keselamatan jiwa karyawan. Data ini diperoleh dari wawancara presurvey yang dilakukan di PT. ASP cabang Sumatera Selatan, yang merupakan suatu perusahaan perseroan yang bergerak dibidang distribusi rokok, terutama

3 3 produksi PT. Djarum. Perusahaan ini mendistribusikan produk PT. Djarum diseluruh kawasan Sumatera Selatan. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa kondisi kerja yang menimbulkan kecemasan dan perasaan tertekan diakibatkan oleh sering terjadinya perampokan di jalan saat mendistribusikan barang dan pencurian di kantor dengan kekerasan, adanya pemerasan dari preman saat memasok barang di pasar, dan lain sebagainya, yang hal ini berdampak pada terjadinya ketegangan pada karyawan di tempat kerja. Hal ini ditegaskan pula oleh district supervisor perusahaan tersebut, yang menyebutkan bahwa beberapa karyawan merasa stres, akibat beban pekerjaan di lingkungan kerja yang dirasakan karyawan sangat berisiko terhadap keselamatan jiwa karyawan. Stres kerja merupakan perasaan tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaan, yang disebabkan oleh stresor yang datang dari lingkungan kerja seperti faktor lingkungan, organisasi dan individu. Tinggi rendahnya tingkat stres kerja tergantung dari manajemen stres yang dilakukan oleh individu dalam menghadapi stresor pekerjaan tersebut (Ilmi, ). Gibson, dkk (1996) menambahkan bahwa stres kerja adalah suatu respon adaptif yang dipengaruhi oleh karakteristik individu atau proses psikologis sebagai konsekuensi dari perilaku atau kejadian-kejadian pada lingkungan kerja yang menimbulkan akibatakibat khusus secara psikologis maupun fisiologis terhadap perilaku. Berdasarkan uraian teori yang telah diuraikan diatas, maka dapat dilihat bahwa lingkungan kerja berpengaruh pada terbentuknya stres kerja.

4 4 Terciptanya lingkungan kerja yang aman dan pengadaan sarana-sarana kerja yang memadai dan dapat menjamin keselamatan, keamanan dan kesehatan merupakan dambaan setiap karyawan. Menurut Siagian (2004), kurang terpenuhinya kebutuhan rasa aman di tempat kerja, akan berhubungan dengan produktivitas kerja yang merosot, tingkat kemangkiran yang tinggi, keinginan pindah yang besar, kepuasan kerja yang rendah, tingkat stres yang tinggi, disiplin kerja tidak sesuai dengan harapan dan tuntutan organisasi, konflik yang berlarut-larut tidak diselesaikan dan berbagai hal negatif lainnya. Dengan demikian, diketahui bahwa kurang terpenuhinya rasa aman bagi karyawan di tempat kerja, berkaitan langsung dengan terjadinya stres pada karyawan. Tempat kerja yang berbahaya menimbulkan perasaan tidak aman saat berada di tempat kerja. Rasa tidak aman ini menghasilkan perasaan cemas, takut, dan merasa terancam di tempat kerja. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Maslow (1970) yang menyebutkan bahwa rasa aman merupakan perasaan bebas dari segala bentuk ancaman dan rasa takut. Adanya perasaan cemas, takut, dan terancam merupakan salah satu gejala psikis dari stres kerja, karena sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Beehr (1995), salah satu gejala stres kerja adalah adanya kebingungan, kecemasan dan ketakutan saat bekerja. Kemudian, Diahsari (2001) menambahkan bahwa stres kerja yang dialami oleh individu, pada intinya merujuk pada kondisi pekerjaan yang mengancam individu. Maka adanya perasaan cemas, takut, dan terancam akan berdampak pada kognitif, perilaku, dan afektif pekerja, misalnya pekerja menjadi tidak tenang, menghindari pekerjaan, tingkat absensi yang tinggi,

5 5 hubungan interpersonal dengan rekan memburuk, menjadi tidak percaya diri, dan menurunnya motivasi serta produktivitas pekerja, yang hal ini merupakan gejalagejala dari munculnya stres kerja. Dengan rumusan ini, maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ada hubungan antara rasa aman di tempat kerja dengan stres kerja yang dialami karyawan, khususnya karyawan PT. ASP cabang Sumatera Selatan. TINJAUAN TEORI Frasser (1992) menyebutkan bahwa stres kerja adalah stres yang terjadi dalam bidang pekerjaan sebagai akibat dari adanya ketidakseimbangan antara karakteristik individu dengan tuntutan pekerjaan dan lingkungannya yang dipersepsikan sebagai hal-hal yang mengancam kesejahteraan individu. Menurut Anoraga (2006) stres kerja merupakan suatu tanggapan seseorang secara fisik maupun mental terhadap perubahan lingkungannya, yang dirasakan menganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Perubahan lingkungan yang mengakibatkan seseorang merasa terganggu dan merasa terancam dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain jabatan dalam pekerjaan yang tidak pasti, gaji atau upah yang diberikan tidak sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan, atau lingkungan kerja yang tidak sehat dan tidak aman. Berdasarkan teori Beerh (1995), keadaan stres yang dapat dilihat dari beberapa gejala seperti, gejala fisik, psikis dan perilaku, yang menyangkut stressor di tempat kerja, menghasilkan aspek stres kerja yang terbagi menjadi tiga yaitu: 1) Aspek fisik meliputi: terganggunya sistem pembuluh jantung, misalnya terjadinya peningkatan tekanan darah saat menghadapi pekerjaan, adanya gangguan perut

6 6 saat kerja, adanya gangguan kulit sebagai akibat tekanan pekerjaan, sakit kepala, makan berlebihan, kehilangan selera makan dan menurunnya berat badan sebagai akibat dari stresor di tempat kerja, adanya kelelahan fisik karena beban pekerjaan, gangguan tidur bahkan menyebabkan kematian, yang disebabkan oleh stresor di tempat kerja. 2) Aspek psikis meliputi: Adanya kecemasan, ketegangan, kebingungan dan mudah tersinggung di tempat kerja; Adanya perasaan frustasi, marah dan kesal karena beban pekerjaan di kantor; emosi menjadi sensitif dan hiperaktif saat berinteraksi dengan rekan sekerja; adanya perasaan tertekan di tempat kerja; kemampuan berkomunikasi efektif menjadi kurang, sehingga tidak mampu menjalin komunikasi yang baik dengan rekan sekerja; menarik diri dan depresi dari lingkungan kerja; adanya perasaan terisolir dan terasing di tempat kerja, kebosanan dan ketidakpuasan dalam bekerja; kelelahan mental, dan menurunnya fungsi intelektual; kehilangan konsentrasi; kehilangan spontanitas dan kreativitas; menurunnya harga diri, yang disebabkan oleh tresor di tempat kerja seperti, kondisi kerja, hubungan interpersonal yang buruk dalam lingkungan kerja, adanya konflik peran sehingga menimbulkan ketidakjelasan peran dan tanggung jawab, dan adanya iklim dan struktur organisasi yang buruk di tempat kerja. 3) Aspek perilaku, meliputi: bermalasan-malasan di tempat kerja, menghindari pekerjaan, kinerja dan produktivitas menurun; tingginya absensi pekerja.

7 7 Maslow (1970) sendiri berpendapat bahwa rasa aman meliputi kestabilan hidup, adanya perlindungan, bebas dari rasa takut, cemas, kekacauan, adanya kejelasan dalam struktur, hukum, batasan-batasan, dan kekuatan dari pelindung. Myers (1986) menyatakan bahwa rasa aman dalam tempat kerja meliputi keadilan, konsistensi, ketentraman, keakraban antar pekerja, terdapatnya prosedur untuk menyampaikan keluhan, serta adanya kejelasan dan terjaminnya hak-hak pribadi pekerja. Berdasarkan hierarki kebutuhan yang ajukan oleh Abraham Maslow, Siagian (2004) mengelompokkan aspek rasa aman menjadi dua aspek yaitu : a. Keamanan fisik. Keamanan fisik yang dimaksud berupa, adanya fasilitas yang aman saat pergi dan pulang dari tempat kerja, adanya jaminan keselamatan jiwa dan keamanan harta benda di tempat kerja, dan adanya keamanan peralatan kerja. b. Keamanan psikologis. Keamanan psikologis antara lain perlakuan yang manusiawi, seperti perlakuan yang baik dari atasan, adanya jaminan kesehatan, adanya pensiun, adanya asuransi jiwa, dan hubungan interpersonal yang baik di tempat kerja. HIPOTESIS Hipotesis yang diajukan berdasarkan uraian diatas adalah ada korelasi negatif antara rasa aman di tempat kerja dengan stres kerja. Semakin tinggi rasa aman maka akan semakin rendah stres kerja yang dialami karyawan atau sebaliknya semakin rendah rasa aman di tempat kerja maka akan semakin tinggi stres kerja.

8 8 METODE PENELITIAN Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu, rasa aman di tempat kerja sebagai variabel bebas dan stres kerja sebagai variabel tergantung. Subjek penelitian ini menggunakan karyawan PT. ASP cabang Sumatera Selatan, dengan ciri-ciri yaitu pekerja tetap dan bertugas sebagai distributor barang ke daerah-daerah di wilayah Sumatera Selatan. Semua subyek penelitian yang bekerja di perusahaan tersebut berjenis kelamin laki-laki. Metode pengumpulan data menggunakan angket yang terdiri dari dua skala, yaitu skala stres kerja dan skala rasa aman di tempat kerja. Skala stres kerja dan rasa aman di tempat kerja disusun sendiri oleh peneliti. Skala stres kerja disusun dengan mengacu pada teori dari Beerh (1995), skala terdiri dari 35 aitem. Kemudian skala rasa aman di tempat kerja menggunakan teori Siagian (2004) yang mengacu pada teori Abraham Maslow, skala terdiri dari 21 aitem. Skala terdiri dari lima alternatif Jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak dapat menentukan (N), tidak sesuai (TS) dan sangat tidak sesuai (STS). Pemberian skornya tergantung dari favorable atau unfavorable suatu butir pada masing-masing variabel. Pemberian skor akan bergerak dari 5 sampai 1 untuk butir favourable dan 1 sampai 5 untuk butir unfavourable. Berdasarkan analisis aitem skala stres kerja dan rasa aman di tempat kerja, menunjukkan skala stres kerja memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,88 yang artinya dapat diandalkan. Skala rasa aman di tempat kerja, memiliki koefisien reliabilitasnya sebesar 0,84 yang artinya dapat diandalkan.

9 9 HASIL PENELITIAN Berdasarkan data-data yang telah diperoleh, maka hubungan antara rasa aman di tempat kerja dengan stres kerja pada karyawan PT. ASP cabang Sumatera Selatan adalah sebagai berikut : Deskripsi hasil penelitian Hipotetik Empirik Variabel X.min X.max Mean SD X.min X.max Mean SD Rasa aman ,83 6,534 di tempat kerja Stres Kerja , ,13 18,184 Berdasarkan deskripsi data penelitian di atas dapat dilihat apakah rasa aman di tempat kerja dan stres kerja subjek tergolong tinggi, sedang, atau rendah yaitu dengan cara membuat kategorisasi masing-masing variabel. Sangat tinggi = (M+1,8SD<X) Tinggi Sedang Rendah = (M+0,6SD<X=M+1,8SD) = (M-0,6SD<X=M+0,6SD) = (M-1,8SD=X= M-0,6SD) Sangat Rendah = (X<M-1,8SD) Keterangan : X SD M = Skor total = Deviasi standar hipotetik = Mean hipotetik

10 10 Kriteria kategori skor skala Rasa Aman di Tempat Kerja Kategori Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat tinggi X > 88,2 0 0 % Tinggi 71,4 < X = 88,2 1 3,33 % Sedang 54,6 < X = 71, ,33 % Rendah 37,8 < X = 54,6 7 23,33 % Sangat rendah X < 37,8 0 0 % Jumlah % Berdasarkan kategori skor skala rasa aman di tempat kerja diatas, maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian yang mempunyai mean sebesar 58,83 termasuk dalam kategori sedang. Kriteria kategori skor skala Stres Kerja Kategori Skor Frekuensi Persentase (%) Sangat tinggi X > 146, % Tinggi 118,998 < X = 146, ,33 % Sedang 91,002 < X = 118, ,66 % Rendah 63,006 < X = 91, ,55 % Sangat Rendah X < 63, ,33 % Jumlah % Berdasarkan kategori skor skala stres kerja di atas, maka dapat disimpulkan bahwa subjek penelitian yang mempunyai mean sebesar 80,13 termasuk dalam kategori rendah. a) Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel penelitian ini terdistribusi secara normal. Uji normalitas dilakukan dengan teknik One Sample Kolmogorov-Smirnov test menggunakan komputer program SPSS 12.0 for windows.

11 11 Hasil Uji Normalitas Variabel Skor K-SZ p Kategori Rasa Aman di 1,191 0,217 normal Tempat Kerja Stres Kerja 0,906 0,165 normal Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa masing-masing variabel terdistribusi dengan normal, yaitu pada variabel stres kerja, skor K-SZ= 0,906; p > 0,05, begitu pula dengan variabel rasa aman di tempat kerja, skor K-SZ= 1,191 ; p > 0,05. b). Uji Linearitas Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel stres kerja dan variabel rasa aman di tempat kerja (workplace safety) memiliki hubungan yang linear. Uji linearitas dilakukan dengan teknik Bivariation Linear menggunakan komputer program SPSS 12.0 for windows. Hasil Uji Linearitas Variabel F p Keterangan Stres Kerja 7,548 0,015 Linear Rasa Aman di Tempat kerja (p<0,05) c) Uji Hipotesis Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan teknik korelasi product moment dari Pearson melalui program SPSS 12.0 for windows, maka diketahui bahwa, ada korelasi antara stres kerja dan rasa aman di tempat kerja, dengan nilai rxy = -0,492 dan p = 0,003 (p<0,01) yang menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifikan

12 12 antara stres kerja dan rasa aman di tempat kerja, hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis diterima. d) Analisis Tambahan Analisis tambahan ini, menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sumbangan efektif dari rasa aman di tempat kerja yang terbagi menjadi dua aspek, yaitu aspek keamanan fisik dan aspek keamanan psikologis. Berdasarkan analisis tersebut diketahui bahwa kemanan psikologis mempengaruhi secara signifikan terhadap stres kerja dengan nilai t = -3,199 dan nilai p = 0,004 (p < 0,05). PEMBAHASAN Berdasarkan hasil analisi diketahui bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara rasa aman ditempat kerja dengan stres kerja pada karyawan PT. ASP cabang Sumatera Selatan, yang berarti bahwa hipotesis diterima. Adanya hubungan antara rasa aman di tempat kerja dengan stres kerja dapat dimengerti karena rasa aman di tempat kerja merupakan faktor yang mempengaruhi timbul atau tidaknya stres kerja. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Siagian (2004), bahwa kurang terpenuhinya kebutuhan rasa aman di tempat kerja, berhubungan dengan produktivitas kerja yang merosot, tingkat kemangkiran yang tinggi, keinginan pindah yang besar, kepuasan kerja yang rendah, tingkat stres yang tinggi, disiplin kerja tidak sesuai dengan harapan dan tuntutan organisasi, konflik yang berlarut-larut tidak diselesaikan dan berbagai hal negatif lainnya.

13 13 Terpenuhinya rasa aman di tempat kerja, akan mempengaruhi kognitif, afektif, dan perilaku individu saat bekerja. Individu yang telah berhasil memenuhi kebutuhan rasa amannya, akan memiliki pola pikir (kognitif) yang berbeda dengan individu yang gagal dalam memenuhi kebutuhan rasa amannya. Individu yang telah berhasil memenuhi kebutuhan rasa amannya, cenderung memiliki persepsi yang positif terhadap lingkungannya. Hal ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Fromm-Reichman dan Sullivan (Buana, 2001) yang berpendapat bahwa individu yang merasa aman dapat diamati dari tidak adanya ketakutan, kekhawatiran, maupun kecemasan terhadap suatu objek yang dapat mengancam dirinya. Rasa aman yang telah terpenuhi pada individu secara kognitif, berdampak pada menurunnya stres kerja. Adanya persepsi positif terhadap pekerjaan, membuat individu merasa lebih nyaman dan tentram saat bekerja, sehingga tekanan yang diakibatkan oleh pekerjaan pun menurun, ini dibuktikan oleh penelitian dari Diahsari (2001) yang mengungkapkan bahwa stres kerja yang dialami oleh individu, pada intinya merujuk pada kondisi pekerjaan yang mengancam individu. Apabila individu merasa pekerjaan mereka bukanlah suatu hal yang mengancam, maka tekanan yang diakibat pekerjaan pun akan rendah. Individu yang secara kognitif merasa aman di tempat kerjanya, cenderung akan lebih percaya diri saat bekerja. Ini terlihat dari tidak ada ketakutan atau keraguraguan dalam menyelesaikan pekerjaan. Rasa Percaya diri yang tinggi ini, berpengaruh pada sikap individu di tempat kerja, misalnya individu mampu menyelesaikan tugas dengan maksimal, dapat menyampaikan pendapat dengan baik,

14 14 berani menghadapi tantangan kerja, bersemangat dalam bekerja, serta menjadi lebih aktif dan produktif saat bekerja. Meningkatnya kepercayaan diri yang berdampak pada perilaku kerja individu ini, berkorelasi dengan menurunnya stres kerja. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Kurnia (1996) yang menyebutkan bahwa semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin rendah stres kerja. Begitu pula halnya dengan faktor afektif pada individu, individu yang merasa aman di tempat kerja memiliki kemampuan yang baik untuk menjalin hubungan pertemanan di lingkungan kerja, dapat dengan mudah bekerja sama dengan orang lain, dapat menjaga keharmonisan dalam kelompoknya, dan lain sebagainya yang menghasilkan perasaan tenang selama berada di lingkungan kerja. Hal ini sesuai dengan teori dari Noyes & Kolb (Buana,2001) yang menyebutkan bahwa hubungan antar manusia, dimungkinkan dapat menimbulkan masalah-masalah yang berkaitan dengan kepedihan, kesenangan, cinta, benci, rasa bersalah, cemburu, iri hati, serta rasa aman dan status. Berkaitan dengan kebutuhan individu untuk mendapatkan rasa aman, khususnya rasa aman di tempat kerja, maka setiap individu sedapat mungkin akan menjauhi konflik interpersonal dan permusuhan antar karyawan di tempat kerja, selalu menjaga hubungan dengan kelompoknya dan dengan atasannya di tempat kerja, berusaha untuk mendapatkan kehangatan dari rekan-rekan di tempat kerja, dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, adanya hubungan interpersonal yang baik di lingkungan kerja, akan memberikan rasa aman bagi karyawan sekaligus dapat menurunkan stres kerja yang mereka alami, hal ini sesuai dengan pendapat dari Hartanto (

15 ) yang mengatakan bahwa hubungan interpersonal di kantor sangat berpengaruh terhadap kepuasan kerja seseorang akan pekerjaannya. Jaringan sosial yang luas, dukungan dari para pekerja, manajemen dan keluarga serta teman dapat membantu untuk mengurangi tekanan yang muncul. Dengan demikian adanya dukungan sosial dari lingkungan kerja, dapat menjadi penyangga dari stres yang berdampak pada penurunan tingkat stres. Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki kognitif, perilaku dan afektif yang baik di tempat kerja, yang ditandai dengan tidak adanya ketakutan, kekhawatiran, maupun kecemasan terhadap suatu objek yang dapat mengancam dirinya, serta adanya hubungan interpersonal yang baik dan mendapat dukungan sosial dari orang-orang di lingkungannya, akan menghasilkan rasa aman di tempat kerja. Adanya rasa aman ini akan membuat individu menjadi lebih nyaman, tentram dan tenang saat bekerja, sehingga tekanan yang dialami individu akibat pekerjaan menurun. Kelemahan dalam penelitian ini adalah, peneliti tidak mengungkap faktor lain yang ikut mempengaruhi tinggi rendahnya stres seperti faktor usia dan lama bekerja. KESIMPULAN Hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa rasa aman di tempat kerja memiliki hubungan negatif yang sangat signifikan dengan stres kerja pada karyawan PT. ASP cabang Sumatera Selatan. Semakin tinggi rasa aman di tempat kerja maka semakin rendah stres kerja, sebaliknya semakin rendah rasa aman di tempat kerja maka semakin tinggi stres kerja.

16 16 SARAN 1. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan dapat mengeksplorasi lebih dalam mengenai faktor lain yang peneliti rasa cukup signifikan mempengaruhi stres kerja, seperti dukungan sosial, pengalaman kerja, dan tipe kepribadian karyawan. 2. Kepada subjek penelitian, agar senantiasa mempertahankan hubungan yang baik antar karyawan dan atasan di lingkungan kerja. Hal ini sangat penting dalam membantu menurunkan ketegangan yang disebabkan karena lingkungan kerja, dengan menjalin hubungan yang baik antar karyawan dan atasan, maka akan terbentuk perasaan aman, saling melindungi, dan nyaman saat bekerja sehingga ketegangan yang dapat menimbulkan stres kerja pada karyawan menurun. 3. Kepada District Supervisor dan seluruh karyawan PT. ASP cabang Sumatera Selatan, agar dapat mempertahankan hubungan yang baik dengan masyarakat di lingkungan kerja, sehingga dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang aman. Selain itu meningkatkan kerjasama yang baik dengan pihak yang berwajib, sehingga tindak kejahatan yang terjadi di lingkungan kerja tidak terjadi lagi.

17 17 DAFTAR PUSTAKA Andi Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 12. Yogyakarta: Andi Offset Anoraga, P Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta Anoraga, P, Widiyanti, N Psikologi dalam Perusahaan. Jakarta: Rineka Cipta Azwardi, S Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar Buana, D Hubungan Pelecehan Seksual di Tempat Kerja dengan Kebutuhan Rasa Aman Karyawati. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Chaplin, CP Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Claradona Hubungan Antara Harapan-Harapan Sosial Terhadap Peran Sebagai Mahasiswa Universitas Islam Indonesia dengan Stres yang Dialami Mahasiswa. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial dan Budaya Universitas Islam Indonesia Cooper, C & Straw, A Stres Manajemen yang Sukses dalam Sepekan edisi revisi. (terjemahan). Bekasi : Megapoin Diahsari, E.Y Kontribusi Stres Pada Produktivitas Kerja. Anima Indonesian Psychological Journal. Vol. 16, No. 4 Frasser, T. M Stres dan Kepuasan Kerja (terjemahan). Jakarta: Pustaka Binaman Presindo Gibson, J.L, Ivancevich J.M, Donnelly.Jr, J.H Organisasi, Perilaku, Struktur, Proses. Edisi ke 8 (Terjemahan). Jakarta: Binarupa Aksara Hadi, S Statistik jilid 2. Yogyakarta : Andi Offset Hall, C.S. & Lindzey, G Theories of Personality 3th edition. New York: Jhon Willey & Sons, Inc Hartanto Stress kerja (Job-Stress). 03/03/06

18 18 Hartanti dan Rahju, S Peran Sense of Humor Pada Dampak Negatif Stres Kerja. Anima Indonesian Psychological Journal. Vol. 18, No. 4 Hasibuan, M Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara Kriminalitas di Sumatera Selatan. 03/03/ Kekerasan pada Pekerja Wanita. 05/03/ Kesehatan Kerja. 03/03/ Stress in Today s Workplace. 03/03/ Kesehatan Jiwa. 05/03/07 Ilmi, Bahrul Occupational Stress, Occupational Stressor, Stress Management. 12/05/06 Kartono, K dan Gulo, D Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya Koeswara, E Teori-Teori Kepribadian. Bandung: PT. Eresco Kurnia, F Dukungan Sosial, Kepercayaan Diri Lama Kerja dan Stres Kerja Guru SD di Kotamadya Yogyakarta. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Lianto, B. & Kurniawan, R Pengaruh Faktor Kebisingan dan Penerangan Lingkungan Kerja Terhadap Kelelahan dan Kualitas Hasil Kerja Operator Poles. Anima Indonesia Psychological Journal. Vol.17, No. 3 Looker, T dan Gregson, O Managing Stress. (Terjemahan). Yogyakarta: Baca! Mangoenprasodjo, S.A Self Improvement for Your Stress. Yogyakarta: ThinkFresh Manullang, M Dasar-Dasar Management. Medan: Amalahan Maslow, A Motivation and Personality 2 nd edition. New York: Haper & Row Publisher Munandar, A.S Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: UI-Press

19 19 McClelland, D.C Human Motivation. New York: Cambridge University Press Myers, D.G Psychology. New York: Worth Publisher, Inc Mangkunegara, A.P Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Jakarta: Remaja Rosdakarya Novitasari Beban Kerja dan Stress Kerja. 03/03/06 Rahayu, N Stres Kerja Ditinjau dari Persepsi terhadap Karakteristik Pekerjaan dan Strategi Coping. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Rini, J.F Stres Kerja. 12/05/06 Salim, P & Salim, Y Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer Edisi 1. Jakarta: Modern English Press Siagian, S.P Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta Smet, B Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo Sullivan, H.S Concept of Modern Psychiatry. New York: W.W. Norton & Company Inc Supriyanti, E Hubungan Antara Rasa Aman Kerja dan Kepuasan Kerja. Skripsi. (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Suryana, A Bagaimana Mengembangkan Diri di Tempat Kerja. Jakarta: Progres Tarwaka, Bakri, S., Sudiajeng, L Ergonomi: Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Solo: BPDPE Universitas Muhammadiyah Solo Wagner, K.V Human Needs. 03/03/06 Wexley, K.N. & Yulk, G.A Organizational and Personel Psychology. Home Wood Illinois: Richard P. Irwin

20 Yuwono, I., Suhariadi, F., dan Handoyo, S Psikologi Industri dan Organisasi. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga 20

21 21 Nama : Manda Dwi Hardina No. Mhs : Alamat : Jln. Kaliurang km. 6,8. Gg. Teratai, No. 8 Sleman, Yogyakarta No. Tlp :

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rudi Prasetyo 04320307

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Oleh: ELI SASARI F. 100 080 046 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 1 2 HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA 1 PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA Indah Lestari M. Bachtiar INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan kerja karyawan ditinjau dari masa kerja. Dugaan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical

BAB V HASIL PENELITIAN. uji linieritas hubungan variabel bebas dan tergantung. diuji normalitasnya dengan menggunakan program Statistical BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi Setelah semua data penelitian diperoleh, maka dilakukan uji asumsi sebagai syarat untuk melakukan analisis data. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas sebaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung: depresi pada remaja putri keluarga broken home.

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU 1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA MAHASISWA BARU Oleh : Chinta Pradhika H. Fuad Nashori PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula merupakan gangguan

Lebih terperinci

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA PENGARUH PENYESUAIAN DIRI AKADEMIK TERHADAP KECENDERUNGAN SOMATISASI DI SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teoriteori

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teoriteori BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teoriteori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Identifikasi merupakan variabel yang diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan b. Variable Bebas (X) :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara memecahkan persoalan dalam penelitian. ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang digunakan. 1 Kesalahan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA WANITA BERPERAN GANDA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA WANITA BERPERAN GANDA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL REKAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA WANITA BERPERAN GANDA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey deskriptif, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey deskriptif, yaitu 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey deskriptif, yaitu metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT TUNARUNGU Disusun oleh: Khalimatus Sa diyah H. Fuad Nashori FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era gobalisasi seperti ini, bekerja bukan hanya menjadi kemauan tetapi menjadi sebuah tuntutan. Bekerja hakekatnya merupakan bagian dari hidup manusia

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh : SEPTIANI BAROROH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Dimana penelitian ini menghubungkan antara variabel X (beban kerja)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Identifikasi variabel penelitian ini harus ditentukan terlebih dahulu sebelum

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 16, didapatkan hasil bahwa data neuroticism memiliki nilai z = 0,605 dengan signifikansi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian menggunakan tekhnik korelasional. Penelitian ini bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan digunakan adalah penelitian non-eksperimental, menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang akan digunakan adalah penelitian non-eksperimental, menurut 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang akan digunakan adalah penelitian non-eksperimental, menurut Kerlinger (199), jenis penelitian ini merupakan telaah empiris sistematis, dimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variable terikat (Y) : Kepuasan Kerja Karyawan. Variable bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung mengalami stres apabila ia kurang mampu mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan kepuasan kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka pelaksanaanya dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. Defenisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi, Sampel, Teknik BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Defenisi Operasional Variabel

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA JULI SUSANTI SUKARTI PRODI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan BAB III METODE PEELITIA A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan emosional dan komunikasi interpersonal. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Adapun variabel-variabel penelitian yang akan diperhitungkan dalam analisis data guna pengujian hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sejak awal hingga akhir penelitian. Pendekatan kuantitatif yaitu penlitian tentang

BAB III METODE PENELITIAN. sejak awal hingga akhir penelitian. Pendekatan kuantitatif yaitu penlitian tentang BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini menggunkan metode pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuatitatif yaitu penelitian yang sistematis, jelas, terencana sejak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini terdiri atas tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MENJELANG BATAS AKHIR MASA STUDI. Retno Kasih Kusumastuti Sonny Andrianto

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MENJELANG BATAS AKHIR MASA STUDI. Retno Kasih Kusumastuti Sonny Andrianto HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KECEMASAN MENJELANG BATAS AKHIR MASA STUDI Retno Kasih Kusumastuti Sonny Andrianto INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2013). Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan dua variabel dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah pengelompokan yang logis dari dua atau lebih atribut (Machfoedz, 010). Variabel disebut juga sebagai objek penelitian,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN SOLOPOS NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan Oleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT

HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun oleh: RISKI NUGRAENI F 100100130 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angkaangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk mengetahui hubungan komunisi dan stress kerja pegawai, di mana data yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORETIS

BAB II URAIAN TEORETIS 33 BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Henny (2007) melakukan penelitian dengan judul " Hubungan Stres Kerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Customer Care Pada PT Telekomunikasi Indonesia

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitain Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi interpersonal dan keharmonisan keluarga. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka

Lebih terperinci

Perbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Berdasarkan Besar Kompensasi Pada Profesi Guru. Ade Prastya Nugraha. Prof. Dr. A.M.

Perbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Berdasarkan Besar Kompensasi Pada Profesi Guru. Ade Prastya Nugraha. Prof. Dr. A.M. Perbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Berdasarkan Besar Kompensasi Pada Profesi Guru Ade Prastya Nugraha Prof. Dr. A.M. Heru Basuki, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasional, jenis ini bertujuan untuk melihat apakah antara dua variabel atau lebih memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STRES KERJA 1. Definisi Stres Kerja Lazarus (dalam Lahey, 2007) menyatakan bahwa stres dapat dikatakan sebagai keadaan yang menyebabkan kemampuan individu untuk beradaptasi menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel tergantung : Harga diri 2. Varibel bebas : a. Dukungan sosial b. Regulasi emosi B. Definisi Operasional 1. Harga Diri Harga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi obyek pengamatan penelitian dan sebagai faktor-faktor yang berperan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi obyek pengamatan penelitian dan sebagai faktor-faktor yang berperan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi obyek pengamatan penelitian dan sebagai faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan unsur manusia merupakan perangkat yang paling menentukan dalam mencapai tujuan kegiatannya, terutama berkaitan erat dengan kebijaksanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Komitmen Organisasi. karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuan-tujuannya,

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Komitmen Organisasi. karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuan-tujuannya, 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen organisasi merupakan suatu keadaan seorang karyawan memihak pada suatu organisasi dan tujuan-tujuannya, serta berniat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode BAB III METODE PEELITIA Metode penelitian merupakan usaha untuk menjawab permasalahan, memahami peraturan, dan memprediksikan keadaan dimasa yang akan dating (ursalam, 2001). Pada bab ini akan diuraikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka

BAB III METODE PENELITIAN. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meliputi identifikasi variable penelitian, defenisi operasional, populasi,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meliputi identifikasi variable penelitian, defenisi operasional, populasi, BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan. Variabel bebas (X):

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 2.1. Identifikasi Variabel Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan obyek penelitian dan merupakan faktor-faktor yang berpengaruh dalam suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi, terlebih dahulu perlu dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian. Uji asumsi yang dilakukan

Lebih terperinci

Burnout Pada Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis Dan Jenis Kelamin

Burnout Pada Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis Dan Jenis Kelamin Burnout Pada Karyawan Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Lingkungan Kerja Psikologis Dan Jenis Kelamin (Employees Burnout in Relation to Perception toward Psychological Work Environment and Sex) Imelda Novelina

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan

BAB III METODE PENELITIAN. korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian yang menggunakan teknik korelasioanal berganda ( Multiple Corelation) yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan metode penelitian yang meliputi populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrument penelitian, serta teknik analisis data. 3.1 Pengambilan

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN STRES KERJA PADA GURU SLB DI KOTA MALANG

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN STRES KERJA PADA GURU SLB DI KOTA MALANG HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN STRES KERJA PADA GURU SLB DI KOTA MALANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH FEBY ASRURUN RISNA AMIRIL NIM 408112408856 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket 1) Validitas Pengujian validitas penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menunjukkan sejauh mana alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel Hubungan Resiliensi dengan Stres Kerja Anggota. Gambar 3.1. Hubungan antar Variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasilasional bentuk bivariate, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui signifikansi hubungan antara variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kematangan emosi pada remaja.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Arikunto (2010) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAAN KERJA KARYAWAN PT KRAKATAU DAYA LISTRIK CILEGON

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAAN KERJA KARYAWAN PT KRAKATAU DAYA LISTRIK CILEGON NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAAN KERJA KARYAWAN PT KRAKATAU DAYA LISTRIK CILEGON Oleh: THULIK KURNIA CAHYADI SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN NEUROTISME DENGAN PERILAKU MEROKOK. Tyas Martika Anggriana*

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN NEUROTISME DENGAN PERILAKU MEROKOK. Tyas Martika Anggriana* HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN KEPRIBADIAN NEUROTISME DENGAN PERILAKU MEROKOK Abstrak Tyas Martika Anggriana* Perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang, berupa membakar rokok dan menghisapnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITTIAN. kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu

BAB III METODE PENELITTIAN. kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu BAB III METODE PEELITTIA A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang ingin melihat hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel dan Hipotesis Penelitian 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1.1.Variabel Bebas Variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari satuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Suryabrata, 2004). Sedangkan menurut Winarsunu (2006), variabel diartikan sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. (Suryabrata, 2004). Sedangkan menurut Winarsunu (2006), variabel diartikan sebagai BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian (Suryabrata, 2004). Sedangkan menurut Winarsunu (2006), variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya dalam bentuk data numerikal (Sumarsono, Kedua variabel tersebut seabagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah salah satu langkah yang penting dalam melakukan penelitian ilmiah. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu daya tarik interpersonal dan kohesivitas kelompok. Untuk kepentingan penelitian ini, maka pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penentuan dan penetapan metode yang akan digunakan dalam sebuah penelitian ataupun penulisan karya ilmiah sangat penting. Pada dasarnya suatu penelitian adalah cara kerja agar

Lebih terperinci

A. PENGANTAR. Arus globalisasi dan era perdagangan bebas menjadikan perubahan iklim

A. PENGANTAR. Arus globalisasi dan era perdagangan bebas menjadikan perubahan iklim A. PENGANTAR Arus globalisasi dan era perdagangan bebas menjadikan perubahan iklim perekonomian dunia semakin bergejolak, termasuk juga di Indonesia. Perusahaan-perusahaan dituntut untuk peka dan dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Stres Kerja. adaptif, dihubungkan oleh karakteristik dan atau proses psikologi individu yang

BAB II LANDASAN TEORI. A. Stres Kerja. adaptif, dihubungkan oleh karakteristik dan atau proses psikologi individu yang BAB II LANDASAN TEORI A. Stres Kerja 1. Pengertian stres kerja Menurut Ivancevich dan Matteson (1980) stres kerja adalah suatu respon adaptif, dihubungkan oleh karakteristik dan atau proses psikologi individu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang dinyatakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Tiara Noviani F 100 030 135 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN.1 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Medan, Medan Estate Deli Serdang dan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei- Juni

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi

BAB V HASIL PENELITIAN. dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan teknik analisis korelasi Regresi BAB V HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari skala perilaku konsumtif dan harga diri, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis diuji dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Penelitian Korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Penelitian Korelasional BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Menurut Arikunto (1998), penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak

Lebih terperinci

PENGANTAR. A. Latar Belakang. Skripsi adalah terdiri dari penelitian pada kasus-kasus/fenomena muncul,

PENGANTAR. A. Latar Belakang. Skripsi adalah terdiri dari penelitian pada kasus-kasus/fenomena muncul, PENGANTAR A. Latar Belakang Skripsi adalah terdiri dari penelitian pada kasus-kasus/fenomena muncul, kemudian diteliti menggunakan teori yang relevan yang sudah dipelajari selama masa perkuliahan dan akhirnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini disebabkan karena data-data yang diperolah dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan menguraikan mengenai (A) Identifikasi Variabel Penelitian, (B) Definisi Operasional Variabel Penelitian, (C) Populasi dan Teknik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN SCHOOL STRESS PADA PESERTA DIDIK RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL STABILITY WITH SCHOOL STRESS ON THE STUDENTS

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN SCHOOL STRESS PADA PESERTA DIDIK RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL STABILITY WITH SCHOOL STRESS ON THE STUDENTS HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN SCHOOL STRESS PADA PESERTA DIDIK RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL STABILITY WITH SCHOOL STRESS ON THE STUDENTS Oleh : Surya Wahyu Kusuma*) Suwarti**) ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KECEMASAN SEBELUM MENGHADAPI PERTANDINGAN PADA ATLET FUTSAL NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : Rachmad Darmawan F100090178 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci