A. PENGANTAR. Arus globalisasi dan era perdagangan bebas menjadikan perubahan iklim

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "A. PENGANTAR. Arus globalisasi dan era perdagangan bebas menjadikan perubahan iklim"

Transkripsi

1 A. PENGANTAR Arus globalisasi dan era perdagangan bebas menjadikan perubahan iklim perekonomian dunia semakin bergejolak, termasuk juga di Indonesia. Perusahaan-perusahaan dituntut untuk peka dan dapat menyikapi dengan tepat perubahan-perubahan yang terjadi, agar perusahaan dapat tetap mempertahankan eksistensinya ditengah kondisi yang sangat dinamis ini. Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan adalah motivasi kerja para karyawan. Motivasi merupakan kesediaan seseorang untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi demi tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan berupaya untuk memenuhi beberapa kebutuhan individual (Robbins, 2003). Banyak kinerja perusahaan yang seharusnya bisa lebih ditingkatkan dengan tenaga SDM yang ada malah mengalami penurunan kualitas hanya karena kurangnya motivasi kerja para karyawan. Seperti halnya permasalahan yang pernah dialami PT. BRI, Tbk. Cabang Martapura Kalimantan Selatan pada tahun 2004, menurut Bapak Ilyasa Assistent Manajer Operational PT. BRI, Tbk. Cabang Martapura Kalimantan Selatan, karyawan mengalami kemunduran motivasi kerja yang disebabkan karena penghargaan yang dirasa belum cukup memenuhi harapan-harapan mereka. Karyawan merasa apa yang telah diberikan oleh perusahaan belum dapat memenuhi tujuan dari kebutuhankebutuhan pribadi mereka khususnya dalam sistem pengupahan/imbalan. Kemunduran-kemunduran tersebut dapat terlihat dari daftar kinerja karyawan yang mengalami penurunan nilai. Motivasi kerja yang kurang baik tersebut tentunya akan mempengaruhi produktivitas perusahaan. Oleh karena itu, 1

2 perusahaan mengatur bagaimana strategi yang tepat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan. Menurut Ernest L. McCormick (Mangkunegara, 2004) motivasi kerja mempunyai pengaruh karena dapat membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan. Seorang karyawan yang bersedia untuk bekerja dengan giat karena terdapat motivasi kerja dalam dirinya. Motivasi kerja yang tinggi akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi pula, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas. Kuat lemahnya motivasi kerja ikut membantu dalam membantu besar kecilnya prestasi (As ad, 2003). Menurut Mangkunegara (2004) untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan tentunya banyak faktor yang dapat mendukung diantaranya adalah pemberian upah yang layak bagi karyawan, perlindungan dari perusahaan, bagaimana perusahaan memberikan kesempatan untuk maju / mengaktualisasikan diri secara baik, penerimaan oleh kelompok kerja, dan penghargaan atas prestasi. Selain itu perusahaan juga harus menempatkan karyawan sebagai partner kerja yang penting dan tetap memberikan penilaian kepada loyalitas pekerja terhadap perusahaan (Divisi manajemen SDM PT. BRI Tbk., 2005). Dari beberapa faktor yang disebut diatas, faktor upah dalam sistem kompensasi dirasa memiliki pengaruh yang besar terhadap motivasi kerja. Karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran organisasional seperti 2

3 bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan itu (Robbins, 2005). Konsep tersebut menunjukkan bahwa sikap karyawan terhadap sistem kompensasi akan mempengaruhi motivasinya dalam bekerja (Siagian, 2005). Oleh karena itu sistem kompensasi yang diterapkan pada suatu perusahaan mempengaruhi karyawan dalam kehidupan kekaryaannya. Kehidupan kekaryaan dalam diri manusia merupakan hal yang amat penting karena kunci keberhasilan suatu perusahaan atau organisasi tetap terletak pada kinerja manusia walaupun tekhnologi industri berkembang dengan pesat. Kompensasi berkaitan dengan kepuasan kerja, motivasi kerja dan eksistensi kerja. Kompensasi yang diberikan perusahaan berbeda-beda. Salah satunya adalah kompensasi mengenai sistem pengupahan. Pemberian kompensasi yang kurang layak dan tidak sesuai dengan kebutuhan karyawan tentunya akan membuat motivasi kerja karyawan rendah sehingga mereka mogok kerja, mangkir kerja karena karyawan merasa bukan menjadi bagian dari perusahaan yang kesejahteraannya tidak diperhatikan. Seperti halnya permasalahan yang pernah dialami PT. BRI, Tbk. Cabang Martapura Kalimantan Selatan pada tahun 2004, menurut Bapak Ilyasa Assistent Manajer Operational PT. BRI Tbk. Cabang Martapura Kalimantan Selatan, karyawan mengalami kemunduran motivasi kerja yang disebabkan karena penghargaan yang dirasa belum cukup memenuhi harapan-harapan mereka. Karyawan merasa apa yang telah diberikan oleh perusahaan belum dapat memenuhi tujuan dari kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka khususnya dalam sistem pengupahan/imbalan. Kemunduran-kemunduran tersebut dapat terlihat 3

4 dari daftar kinerja karyawan yang mengalami penurunan nilai. karyawan datang hanya berpatokan sesuai dengan jam ketentuan kantor (jam kerja dimulai dari pukul WITA), jarang yang datang lebih awal, kualitas pelayanan terhadap nasabah dirasakan standar karena kurangnya motivasi kerja untuk meningkatkan kinerja yang baik. Diterapkannya sistem kompensasi bentuk job grade ini karena sistem ini lebih menitik beratkan penilaian berdasarkan upaya-kinerja karyawan, sehingga hal ini dinilai lebih adil. Sistem ini bersifat dinamis karena mengikuti perubahanperubahan berdasarkan praktek pasar dan selalu mengkaji, memperbaharui sistem tersebut untuk menyesuaikan dengan perubahan biaya hidup, peningkatan keahlian dan perkembangan bisnis. Sistem ini didasarkan pada evaluasi kerja yang dipegang oleh setiap pemangku jabatan. Evaluasi kerja dapat dipakai untuk menetapkan hirarki gaji yang rasional, berdasarkan pada hubungan yang ditunjukkan antara isi pekerja dan gaji. Dengan sistem ini, lebih mempermudah pengupahan karena beberapa jabatan di golongkan dalam gradegrade tersendiri. Penerapan sistem kompensasi bentuk job grade ini juga didasarkan pada asumsi bahwa karyawan akan terdorong bekerja lebih giat jika peningkatan setiap prestasi yang dihasilkan akan meningkatkan gradenya. Berdasarkan hasil interview dengan beberapa anggota direksi BRI (Divisi Manajemen SDM PT. BRI Tbk., 2005) diberlakukannya job grade bertujuan untuk mendorong karyawan untuk memberikan kontribusi terbaiknya bagi pencapaian tujuan bisnis perusahaan, mempertahankan keadilan internal dan pemberian penghargaan kepada karyawan berdasarkan kinerja, kompetensi, peran jabatan, 4

5 serta pengalaman kerja yang relevan. Selain itu, juga bertujuan untuk memberikan daya tarik, motivasi serta mempertahankan pekerja terbaiknya. Berdasarkan uraian diatas penulis berasumsi apakah ada hubungannya antara sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade dengan motivasi kerja yang diberikan perusahaan kepada karyawan. Dari pertanyaan tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan Antara Sikap Terhadap Sistem Kompensasi Job Grade dengan Motivasi Kerja Karyawan. 1. Motivasi Kerja Motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal (Hasibuan, 2005). Ernest L. McCormick (Mangkunegara, 2004) mengemukakan bahwa motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Dengan diketahuinya motivasi kerja karyawan maka dapat dilihat apa saja keinginan karyawan dan tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan. Menurut Vroom (Winardi, 2001) aspek motivasi kerja adalah sebagai berikut : a. Hubungan upaya kinerja (instrumentality). Sebuah instrumentalitas merupakan sebuah persepsi : KINERJA > HASIL. Keyakinan seseorang bahwa hasil tertentu tergantung pada pelaksanaan sebuah tingkat kinerja khusus. Kinerja bersifat instrumental apabila ia menyebabkan timbulnya sesuatu hal lain. sebuah instrumentalitas sebesar 1.0 menunjukkan bahwa pencapaian hasil tertentu seluruhnya tergantung pada kinerja tugas. Instrumentalitas sebesar 0, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara 5

6 kinerja dan hasil. Akhirnya sebuah instrumentalitas sebesar -1.0 menunjukkan bahwa kinerja tinggi mengurangi kemungkinan untuk mencapai sebuah hasil, sedangkan kinerja rendah memperbesar kemungkinan tersebut. Semakin tinggi upaya yang dilakukan karyawan maka akan semakin mudah pula hasil yang akan dicapainya. b. Harapan (expectancy). Sebuah ekspektansi mewakili keyakinan seseorang individu bahwa dengan tingkat upaya tertentu maka akan diikuti oleh suatu tingkat kinerja tertentu. Dengan perkataan lain merupakan sebuah ekspektansi : UPAYA > EKSPEKTANSI KINERJA. Ekspektansiekspektansi dapat mencapai bentuk kemungkinan-kemungkinan subjektif. Dalam bidang statistik, kemungkinan-kemungkinan atau probabilitasprobabilitas berkisar dari 0 hingga 1. Sebuah ekspektansi sebesar 0, menunjukkan bahwa upaya tidak memiliki dampak yang diekspektansi atas kinerja. Apabila karyawan mempunyai harapan yang tinggi terhadap suatu hasil maka semakin tinggi pula usaha yang dilakukan sehingga motivasinyapun juga semakin tinggi. c. Valensi (valance). Berhubungan dengan nilai positif, atau negatif yang diberikan orang kepada hasil-hasil. Valensi mencerminkan referensi-referensi pribadi kita. Sebagai contoh misalnya dapat dikatakan bahwa kebanyakan karyawan memiliki valensi positif untuk menerima uang tambahan, atau penghargaan. Sebaliknya, stres pekerjaan dan phk, kiranya akan menunjukkan valensi negatif bagi kebanyakan individu. Semakin positif penilaian karyawan terhadap suatu hasil, maka akan semakin tinggi harapannya dan semakin tinggi pula motivasinya. Sebaliknya, semakin negatif 6

7 penilaian karyawan terhadap hasil, maka semakin rendah harapannya dan semakin rendah pula motivasinya. Penilaian ini berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada kebutuhan masing-masing individu. Menurut Vroom (Winardi, 2001), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang dalam bekerja adalah sebagai berikut : a. Upaya, yaitu seberapa besar usaha-usaha seseorang untuk mencapai hasil yang diinginkan. b. Kinerja, yaitu hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tangung jawab yang diberikan kepadanya. c. Persepsi, yaitu keyakinan mengenai sesuatu hal. d. Imbalan, yaitu pemberian penghargaan atau hasil kerja yang positif dan pemberian hukuman / kritik untuk hasil kerja yang negatif. e. Promosi, yaitu perpindahan dari suatu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi, diikuti dengan wewenang, status, tanggung jawab dan penghasilan yang lebih tinggi pula. f. Kebutuhan Individu, yaitu hal-hal yang mendasari seseorang untuk berupaya. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan motivasi kerja diperlukan motivasi yang sifatnya internal dari dalam diri karyawan dan motivasi eksternal yang berasal dari lingkungan serta bagaimana upaya perusahaan itu sendiri dalam pemenuhan kesejahteraan karyawan. 2. Sikap Terhadap Sistem Kompensasi Bentuk Job Grade Metode pengelompokan / job grade adalah menetapkan suatu pekerjaan dalam kategori tertentu atau klasifikasi atau kelompok. Kelompok-kelompok itu disebut kelas jika berisi jabatan yang sama, dan disebut tingkatan jika berisi 7

8 pekrjaan yang berbeda tetapi mempunyai kesulitan yang sama (Hariandja, 2002). Menurut Bimo Walgito (Dayakisni & Hudaniah, 2003) bahwa pembentukan dan perubahan sikap akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu : a. Faktor internal (individu itu sendiri), yaitu cara individu dalam menanggapi dunia luarnya dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak. Begitu juga dengan pemberlakuan sistem kompensasi job grade, masing-masing karyawan tentunya akan berbeda dalam menyikapi hal tersebut. b. Faktor eksternal, yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap. Pada hakikatnya sikap merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen, dimana komponen-komponen tersebut menurut Iport (Dayakisni & Hudaniah, 2003) ada tiga yaitu: a. Komponen Kognitif Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki seseorang tentang objek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk sautu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut. Karyawan mempunyai pengetahuan yang cukup tentang penerapan dan apa yang dimaksud dengan sistem kompensasi bentuk job grade. Dengan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan tersebut, akan terbentuk suatu persepsi yang nantinya akan membentuk suatu kepercayaan tersendiri terhadap pemberlakuan job grade. Kepercayaan ini akan mempengaruhi bagaimana sikap karyawan terhadap sistem kompensasi tersebut. 8

9 b. Komponen Afektif Yaitu berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang dimilikinya. Sikap senang atau tidak senang masing-masing karyawan terhadap sistem kompensasi job grade akan mempengaruhi bagaimana penerimaan karyawan terhadap kesuksesan pemberlakuan sistem ini dan mempengaruhi tingkat motivasi kerja karyawan apakah sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan atau bahkan sebaliknya. c. Komponen Konatif Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya. Bagaimana karyawan nantinya berperilaku sesuai dengan harapan perusahaan, apakah akan terjadi peningkatan kinerja setelah diberlakukan sistem kompensasi job grade atau bahkan sebaliknya. B. METODE PENELITIAN 1. Subjek Penelitian Populasi dalam penelitian berjumlah 40 orang dan diambil sampel 31 orang karyawan pria dan wanita pada kantor PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Cabang Martapura Kalimantan Selatan, pemegang jabatan yang termasuk dalam sistem pengupahan bentuk job grade, usia tahun dan masa kerja minimal satu tahun. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah purposive sampling, dimana teknik ini lebih mengutamakan tujuan penelitian daripada sifat populasi 9

10 dalam pengambilan sampel, pemilihan sampel didasarkan atas ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya (Bungin, 2005). 2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode skala. Skala yang digunakan yaitu untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat motivasi kerja karyawan dan bagaimana sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade. Skala-skala dalam penelitian ini disusun menggunakan metode Likert dengan empat alternatif jawaban, yaitu : SS (sangat setuju) diberi skor empat untuk aitem favourable dan satu untuk aitem unfavourable, S (setuju) diberi skor tiga untuk jawaban favourable dan dua untuk aitem unfavourable, TS (tidak setuju) diberi skor dua untuk aitem favourable dan tiga untuk aitem unfavourable, serta STS (sangat tidak setuju) diberi skor satu untuk aitem favourable dan empat untuk aitem unfavourable. 3. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Korelasi Product Moment dari Pearson dengan menggunakan komputer program SPSS 13.0 for windows. Metode ini digunakan untuk mengetahui secara empiris hubungan antara motivasi kerja dengan sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade. 4. Alat Ukur Penelitian a. Skala Motivasi Kerja Alat pengambilan data dalam penelitian ini berupa skala motivasi kerja. Skala motivasi kerja ini digunakan untuk mengungkap tingkat motivasi kerja karyawan. 10

11 Pembuatan skala motivasi kerja ini dibuat sendiri oleh peneliti, yang diambil berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Vroom (Winardi,2001). b. Skala Sikap terhadap Sistem Kompensasi Bentuk Job Grade Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade yang digunakan untuk mengukur sikap karyawan terhadap sistem kompensasi bentuk job grade. Penyusunan skala berdasarkan aspek-aspek sikap yang dikemukakan oleh Iport (Dayakisni & Hudaniah, 2003) yang aitem-aitemnya dibuat sendiri oleh peneliti. C. HASIL PENELITIAN Tabel 1 Diskripsi Statistik Data Penelitian Variabel Hipotetik Empirik Xmax Xmin Mean SD Xmax Xmin Mean SD Motivasi Kerja Sikap thdp Job Grade Tabel 2 Kriteria Kategori Skala Motivasi Kerja Skor kategori frekuensi % X>88.4 Sangat tinggi % 72.8<X=88.4 Tinggi % 57.2<X=72.8 Sedang % 41.6=X=57.2 Rendah 0 0 X<41.6 Sangat rendah 0 0 Tabel 3 kriteria kategorisasi skala sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade skor kategori frekuensi % X>85 Sangat positif % 70<X<85 Positif % 55<X=70 Netral % 40=X=55 Negatif 0 0 X<40 Sangat negatif

12 D. PEMBAHASAN Data yang didapat dari penelitian ini sebenarnya normal dan korelasinya linear sehingga memungkinkan untuk menganalisis menggunakan analisa statistik korelasi Product Moment dari Pearson. Hasil analisis data dengan analisa statistik korelasi Product Moment dari Pearson, menunjukkan bahwa besarnya koefisien korelasi antara variabel sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade dan motivasi kerja adalah sebesar rxy = dengan p = atau p < Pada tabel tanda ** menunjukkan bahwa koefisien korelasi tersebut signifikan pada taraf kepercayaan 99 %. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang sangat signifikan antara sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade dan motivasi kerja pada karyawan PT. BRI Cabang Martapura. Artinya semakin positif sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade, maka semakin tinggi motivasi kerja yang dimiliki karyawan BRI. Sebaliknya, semakin negatif sikap tehadap sistem kompensasi bentuk job grade, maka semakin rendah motivasi kerja yang dimiliki karyawan BRI. Hal ini menunjukkan hipotesis diterima. Dari hasil uji linearitas terhadap variabel sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade dan motivasi kerja diperoleh hasil F = dengan p = karena p<0.05 maka dapat dikatakan bahwa variabel sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade dan motivasi kerja mempunyai korelasi yang linear, hal ini menunjukkan semakin positifnya sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade searah dengan semakin tingginya motivasi kerja seorang karyawan BRI, berarti subjek penelitian memiliki sikap yang positif 12

13 terhadap sistem kompensasi bentuk job grade sehingga mempunyai motivasi kerja yang tinggi selama masa aktif kerja untuk jenjang karirnya. Nilai rata-rata empiris dari skor skor sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade adalah 74.32, hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki sikap yang positif terhadap sistem kompensasi bentuk job grade. Sementara itu berdasarkan data penelitian nilai rata-rata empiris dari motivasi kerja subjek adalah 78.03, hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki tingkat motivasi yang tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa sistem kompensasi bentuk job grade yang diterapkan oleh perusahaan dapat diterima dengan baik oleh karyawan. Karyawan menilai bahwa sistem kompensasi bentuk job grade sebagai sistem yang dapat memenuhi harapan mereka sehingga motivasi kerja yang mereka miliki tinggi. Hal ini berarti sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade mempunyai hubungan yang erat dengan berarti motivasi kerja, dapat dilihat sumbangannya sebesar 38.1%. Menurut Ernest L. McCormick (Mangkunegara, 2004) motivasi kerja mempunyai pengaruh karena dapat membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan. Seorang karyawan yang bersedia untuk bekerja dengan giat karena terdapat motivasi kerja dalam dirinya. Motivasi kerja yang tinggi akan menimbulkan semangat kerja yang tinggi pula, yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas. Kuat lemahnya motivasi kerja ikut membantu dalam membantu besar kecilnya prestasi kerja (As ad, 2003). Dengan motivasi kerja yang tinggi, seorang karyawan akan semakin besar pula mengupayakan suatu keberhasilan kerja. Vroom (Handoko,dkk., 2001) berpendapat bahwa hubungan antara motivasi 13

14 seseorang melakukan suatu kegiatan dengan kinerja yang akan diperolehnya yakni apabila motivasinya rendah jangan berharap hasil kerjanya (kinerjanya) baik. Motivasi dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan pribadi seperti rasa tertarik atau memperoleh harapan. Hubungan multiplikatif tersebut berarti bahwa daya tarik motivasional jalur pekerjaan tertentu, sangat berkurang, apabila salah satu di antara hal berikut: ekspektansi, instrumentalilas, atau valensi mendekati nol. Sebaliknya agar imbalan tertentu memiliki sebuah dampak motivasional tinggi serta positif, sebagai hasil kerja, maka ekspektansi, instrumentalitas, dan valensi yang berkaitan dengan imbalan tersebut harus tinggi serta positif. Untuk meningkatkan motivasi tersebut tentunya banyak faktor yang dapat mendukung diantaranya adalah upah karyawan dalam sistem kompensasi perusahaan. Faktor upah dalam sistem kompensasi dirasa memiliki pengaruh yang besar terhadap motivasi kerja. Karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantar ke suatu penilaian kinerja yang baik, suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaranganjaran organisasional seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi dan ganjaran itu akan memuaskan tujuan pribadi karyawan itu (Robbins, 2005). Imbalan penting karena ia memberikan hal-hal lain yang menarik, seperti makanan, keamanan kerja, dan status. Konsep tersebut menunjukkan bahwa sikap karyawan terhadap sistem kompensasi akan mempengaruhi motivasinya dalam bekerja (Siagian, 2005). Oleh karena itu sistem kompensasi yang diterapkan pada suatu perusahaan mempengaruhi karyawan dalam kehidupan kekaryaannya. 14

15 Penerapan sistem kompensasi bentuk job grade merupakan salah satu bentuk kebijaksanaan yang diterapkan oleh perusahaan, didasarkan pada asumsi bahwa karyawan akan terdorong bekerja lebih giat jika peningkatan setiap prestasi yang dihasilkan akan meningkatkan gradenya. Melalui sistem ini, diharapkan motivasi kerja dapat ditingkatkan dan diperkuat sehingga karyawan lebih terpacu dalam bekerja. Sistem ini menciptakan hubungan langsung antara upaya-kinerja-hasil. Karyawan termotivasi untuk lebih meningkatkan kualitas dan kinerja mereka agar nantinya mereka dapat mencapai harapan untuk meningkatkan grade point dalam sistem pengupahan. Sistem kompensasi bentuk job grade yang yang sesuai dengan harapan karyawan akan menyebabkan karyawan merasa puas terhadap sistem tersebut. Kepuasan itu akan menghasilkan suatu penilaian positif yang pada tahap selanjutnya akan menghasilkan suatu sikap yang positif, yaitu karyawan memiliki kemauan untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan menikmati pekerjaannya, dengan kata lain semangat kerja mereka tinggi. Sebaliknya, karyawan yang tidak puas terhadap sistem kompensasi bentuk job grade akan memiliki penilaian negatif yang selanjutnya akan menghasilkan sikap yang negatif, yaitu karyawan tidak bergairah bekerja, tidak dapat menikmati pekerjaannya, atau dengan kata lain tidak bersemangat bekerja. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade mempunyai peran pada pembentukan motivasi kerja karyawan. Sistem kompensasi bentuk job grade yang diterapkan oleh perusahaan telah menumbuhkan sikap yang positif dari karyawan karena mampu menciptakan sistem yang dapat memenuhi harapan 15

16 karyawan. Hal ini menjadi faktor yang menimbulkan motivasi kerja, sehingga karyawan mempunyai suatu orientasi yang aktif dalam menetapkan tujuantujuan positif dalam bekerja. Karyawan juga bersedia untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Keterbatasan dalam penelitian adalah penulis tidak bisa mengambil data secara serentak dari subjek karena kesibukan kantor yang sangat tinggi, sehingga pengambilan data terbagi menjadi beberapa sesi. Selain itu, penulis tidak bisa mengawasi subjek secara keseluruhan saat pengisian angket karena kondisi ruangan yang terbagi-bagi untuk masing-masing jabatan, sehingga penulis tidak bisa melihat perilaku subjek saat pengisian angket. E. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan r = dengan p = atau p < 0.01 menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan penulis diterima atau berarti hipotesis yang diajukan terbukti, dengan kesimpulan bahwa ada hubungan positif antara sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade dengan motivasi kerja pada karyawan PT. BRI, Tbk. Cabang Martapura Kalimanta Selatan. Hubungan positif tersebut berarti semakin positif sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade maka semakin tinggi motivasi kerja yang dimiliki karyawan PT. BRI Tbk. Cabang Martapura. Begitu juga sebaliknya, semakin negatif sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade maka semakin rendah motivasi kerja yang dimiliki karyawan PT. BRI Tbk. Cabang Martapura Kalimantan Selatan. Karyawan BRI Cabang Martapura memiliki tingkat motivasi kerja yang tinggi dan sikap yang positif terhadap sistem kompensasi 16

17 bentuk job grade. Hal ini ditunjukkan berdasarkan deskripsi statistik data penelitian. F. SARAN Berdasarkan latar belakang dan hasil penelitian. Karyawan PT. BRI Tbk. Cabang Martapura memiliki motivasi kerja yang tinggi, begitu pula dengan penerimaan terhadap pemberlakuan job grade yang dirasakan lebih menguntungkan karyawan. Motivasi kerja dapat ditumbuhkan dengan cara menciptakan sistem yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan karyawan. Dan dalam penelitian ini membuktikan bahwa sikap terhadap sistem kompensasi bentuk job grade memberikan sumbangan terhadap motivasi kerja. Oleh karena itu sikap karyawan terhadap sistem kompensasi bentuk job grade harus dipertahankan dengan cara konsistensi penerapan sistem kompensasi bentuk job grade sehingga terpenuhi kesejahteraan para karyawan. Dengan terpenuhinya kesejahteraan karyawan, maka diharapkan pula motivasi kerja karyawan terhadap perusahaan dapat dipertahankan. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan dapat meneliti variabel-variabel lain yang mempengaruhi motivasi kerja. Selain itu dapat juga meneliti faktor apa lagi selain sikap terhadap sistem kompensasi khususnya dalam bentuk job grade. Seperti faktor gaya kepemimpinan serta emotional dan spiritual intelligence. Disarankan juga dalam melakukan penelitian untuk lebih banyak melakukan observasi dan wawancara walaupun menggunakan metode skala atau metode lainnya. Hal itu bertujuan untuk dapat memperoleh data yang lebih detail dan mendalam. 17

18 18

19 Identitas Penulis Nama Alamat : Neka Erlyani : Jl. Rahayu Komp. Griya Meranti Asri I Blok G No. 2 Banjarbaru Kalimantan Selatan. No. Telpon :

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variable terikat (Y) : Kepuasan Kerja Karyawan. Variable bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitain Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu gaya kepemimpinan dan motivasi kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sejak awal hingga akhir penelitian. Pendekatan kuantitatif yaitu penlitian tentang

BAB III METODE PENELITIAN. sejak awal hingga akhir penelitian. Pendekatan kuantitatif yaitu penlitian tentang BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini menggunkan metode pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuatitatif yaitu penelitian yang sistematis, jelas, terencana sejak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam membicarakan tentang metode penelitian akan dibahas tentang (a) Tempat dan Waktu Penelitian, (b) Identifikasi Variabel

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Malang)

PENGARUH INSENTIF TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Malang) PENGARUH INSENTIF TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan PT. Jamsostek (Persero) Cabang Malang) Faldian Putra Rahmanda Djamhur Hamid Hamidah Nayati Utami Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KEBAHAGIAAN PADA WANITA KARIR YANG BELUM MENIKAH

HUBUNGAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KEBAHAGIAAN PADA WANITA KARIR YANG BELUM MENIKAH HUBUNGAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KEBAHAGIAAN PADA WANITA KARIR YANG BELUM MENIKAH Nama : Dea Alliqa Fitri NPM : 11511768 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Ursa Majorsy, SPsi, MSi. Quroyzhin Kartika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Menurut Arikunto (2010) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan. Variabel bebas (X):

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepentingan umum. Beralamat di Jl. Basuki Rachmad No. 100 Malang.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepentingan umum. Beralamat di Jl. Basuki Rachmad No. 100 Malang. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Malang merupakan perusahaan listrik negara yang bertugas menyediakan tenaga listrik bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. : Gaya Kepemimpinan Transformasional. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Bebas : Gaya Kepemimpinan Transformasional Variabel Tergantung : Kepuasan Kerja B. Definisi Operasional 1. Kepuasan Kerja a. Secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angkaangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan kepuasan kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka pelaksanaanya dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini mengunakan pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel independent (X) : Iklim Organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel independent (X) : Iklim Organisasi 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menguji hubungan variabel x dan y, kedua variabel tersebut adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan hampir disemua sektor kehidupan manusia. Semakin tinggi ilmu pengetahuan dan tekhnologi berimbas pada semakin keras

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan oleh penelitian dalam

BAB III METODE PENELITIAN. statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan oleh penelitian dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data data numerical (angka) yang diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket 1) Validitas Pengujian validitas penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya untuk menunjukkan sejauh mana alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependent dan variabel independent. 1) Variabel Terikat (Y) adalah loyalitas kerja ) Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini menggunkan metode pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuatitatif yaitu penelitian yang sistematis, jelas, terencana sejak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA.1

II. TINJAUAN PUSTAKA.1 16 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap perusahaan yang merupakan sebuah organisasi bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam setiap perusahaan yang merupakan sebuah organisasi bisnis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam setiap perusahaan yang merupakan sebuah organisasi bisnis, sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan elemen dasar yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Suatu penelitian terdapat dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran yang harus dicapai yaitu pencapaian laba dan prinsip kegiatan ekonomis

BAB I PENDAHULUAN. sasaran yang harus dicapai yaitu pencapaian laba dan prinsip kegiatan ekonomis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan/organisasi dalam berbisnis harus mempunyai tujuan atau sasaran yang harus dicapai yaitu pencapaian laba dan prinsip kegiatan ekonomis yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kematangan emosi pada remaja.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya barat, tepatnya di Jalan Manukan Wasono. SMK ini berjumlah dengan

Lebih terperinci

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana dimaklumi bahwa perkembangan teknologi dan globalisasi sangat mempengaruhi dalam setiap kegiatan dunia usaha saat ini. Hal ini menyebabkan perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakna angka mulai dari pengumpulan, penafsiran dan penyajian hasil.(suharsini, 2006).

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakna angka mulai dari pengumpulan, penafsiran dan penyajian hasil.(suharsini, 2006). BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang disusun. Dalam penelitian yang bersifat kualitatif ini, maka proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer atau seorang pimpinan sudah seharusnya lebih mengutamakan keberadaan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Identifikasi merupakan variabel yang diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan b. Variable Bebas (X) :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. empiris hipotesis tersebut maka variabel yang akan diteliti adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. empiris hipotesis tersebut maka variabel yang akan diteliti adalah: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi antara gaya kepemimpinan demokratis dengan kepuasan kerja. Untuk membuktikan secara

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TIPE KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TIPE KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TIPE KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Oleh : VIVI RIANTI MUH. BACHTIAR PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode penelitian sangat menentukan suatu penelitian karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi yang sudah mulai terasa saat ini memaksa setiap organisasi baik swasta maupun publik untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa yang akan mereka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat korelasional, yaitu penelitian yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel yang diprediksi memiliki hubungan. A. IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan satu bentuk penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian ini menghubungkan antara variabel gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu variabelvariabel

BAB 4 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu variabelvariabel BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory research), yaitu variabelvariabel yang diteliti itu akan menjelaskan obyek yang diteliti melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah 49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan partisipasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Subjek Penelitian. Unit Kegiatan Mahasiswa Forum Mahasiswa Islam Psikologi Ar-Ruuh. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai pelaksanaan penelitian berupa kancah penelitian dan segala persiapan yang telah dilakukan, pelaksanaan penelitian, hasil perhitungan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah 23 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Reliabilitas Alat Ukur, serta (F). Metode Analisa Data. a. Variabel bebas : Budaya Organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. Reliabilitas Alat Ukur, serta (F). Metode Analisa Data. a. Variabel bebas : Budaya Organisasi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan diuraikan mengenai (A). Identifikasi Variabel Penelitian, (B). Defenisi Operasional Penelitian, (C). Populasi dan Teknik Pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan

BAB III METODE PENELITIAN. dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan. B. Definisi Operasional pada Wanita Pasca Melahirkan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menggerakkan dinamika organisasi, semakin besar organisasi, masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menggerakkan dinamika organisasi, semakin besar organisasi, masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya manusia dalam organisasi perusahaan merupakan pusat kekuatan yang menggerakkan dinamika organisasi, semakin besar organisasi, masalah sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, sehubungan dengan itu peneliti menggunakan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, sehubungan dengan itu peneliti menggunakan rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penerapan suatu metode yang digunakan dalam penelitian merupakan faktor penting, kesalahan dalam menetapkan suatu metode akan memberikan akibat pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi PENGARUH PENDELEGASIAN WEWENANG DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAJALENGKA Oleh : ELI ACHMAD MAHIRI *) email : elimahiri@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dalam bentuk korelasional, yang akan melihat kemampuan prediksi dari variabel independent terhadap variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random, BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif korelasional. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam suatu penelitian ilmiah digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk melakukan penelitian. Jenis penelitian pada penelitian

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan observasi pendahuluan dengan

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. A. Persiapan Penelitian. penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan observasi pendahuluan dengan BAB IV LAPORAN PENELITIAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi kancah penelitian Salah satu tahap yang harus dilalui sebelum penelitian dilaksanakan adalah perlunya memahami kancah atau tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada BPR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada BPR 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada BPR CHANDRA MUKTI ARTHA CABANG WONOSARI yang beralamat di Jalan Wonosari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 42 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Teknik pengumpulan datanya dilakukan melalui survei, yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada responden. Metode survei dalam penelitian dilakukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA PERUSAHAAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA KARYAWAN PRODUKSI CV. CAHYO NUGROHO JATI SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA PERUSAHAAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA KARYAWAN PRODUKSI CV. CAHYO NUGROHO JATI SUKOHARJO . HUBUNGAN ANTARA BUDAYA PERUSAHAAN DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA KARYAWAN PRODUKSI CV. CAHYO NUGROHO JATI SUKOHARJO Agustina Dwisari Handa Endah Mujiasih Achmad mujab Masykur Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, yang maksudnya adalah sebagai wadah kegiatan dari orang-orang yang bekerja sama dalam usahanya mencapai tujuan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan A. Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009) penelitian korelasional merupakan jenis penelitian yang sifatnya menanyakan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel BAB III METODE PEELITIA Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan data, validitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sekunder mulai menjadi sebuah kebutuhan yang bersifat primer, hal

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sekunder mulai menjadi sebuah kebutuhan yang bersifat primer, hal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini, kebutuhan-kebutuhan yang tadinya merupakan kebutuhan sekunder mulai menjadi sebuah kebutuhan yang bersifat primer, hal ini terjadi dengan adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset penting untuk menunjang keberhasilan suatu organisasi. Sumber daya manusia adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan pada data- data numerical atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian menggunakan tekhnik korelasional. Penelitian ini bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kondisi tersebut memaksa perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan di Indonesia. Kondisi tersebut memaksa perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi yang telah melanda di berbagai aspek kehidupan manusia seperti saat ini untuk bidang perekonomian berdampak cukup besar bagi perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. adalah Bank Jateng. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan. teknologi modern, serta jaringan yang luas.

BAB IV LAPORAN PENELITIAN. adalah Bank Jateng. Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan. teknologi modern, serta jaringan yang luas. BAB IV LAPORAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum melakukan pengambilan data penelitian, perlu ditetapkan lebih dahulu tempat penelitian. Tempat dalam penelitian ini adalah Bank Jateng.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITTIAN. kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu

BAB III METODE PENELITTIAN. kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu BAB III METODE PEELITTIA A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang ingin melihat hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, maka baik buruknya suatu hasil penelitian sebagian tergantung pada

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, maka baik buruknya suatu hasil penelitian sebagian tergantung pada 49 BAB III METODE PENELITIAN Pengumpulan data adalah salah satu langkah penting dalam suatu penelitian, maka baik buruknya suatu hasil penelitian sebagian tergantung pada teknik-teknik pengumpulan datanya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Di bagian lain Kerlinger menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif 47 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan rancangan korelasi. Penelitian penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi interpersonal dan keharmonisan keluarga. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto (006. 1) bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan penelitian Sebelum persiapan penelitian dimulai, terlebih dahulu dilakukan persiapan penelitian agar penelitian dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan usaha yang harus ditempuh dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan. Metode yang digunakan harus sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 2. Variabel Bebas : Pola Asuh Orangtua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 2. Variabel Bebas : Pola Asuh Orangtua BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Tergantung : Alienasi 2. Variabel Bebas : Pola Asuh Orangtua 3. Variabel Mediator : Konsep

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan penyebaran angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan penyebaran angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang dilakukan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan kajian pustaka yang berupa uraian-uraian teori, hasil penelitian dengan penyebaran angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil penelitian. Pembahasan dalam metode penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Semangat Kerja. Mathis (2002) mengatakan masalah semangat kerja di dalam suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Semangat Kerja. Mathis (2002) mengatakan masalah semangat kerja di dalam suatu 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Semangat Kerja 1. Pengertian Semangat Kerja Mathis (2002) mengatakan masalah semangat kerja di dalam suatu perusahaan selalu menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. mendukung demi tercapainya tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat meningkat. Cara kerja di setiap organisasi senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Metode kuantitatif menurut Azwar (2013, h.5) adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain dalam penelitian ini bersifat komparasional. Desain komparasional menurut Arikunto (2010 ) menyebutkan bahwa penelitian membandingkan dua kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi, namun telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi, namun telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia tidak lagi dipandang sebagai faktor produksi, namun telah dipandang sebagai sumber daya yang penting bagi kemajuan suatu perusahaan. Manusia sebagai kunci keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Konformitas 2. Variabel Bebas : Nilai Budaya Jawa B. Definisi Operasional 1. Konformitas Konformitas merupakan tendensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Yakni penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada pola-pola numerikal (angka)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena sumber daya manusia itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena sumber daya manusia itu sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan salah satu aset dan elemen yang penting dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena sumber daya manusia itu sendiri ikut menentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Metode Survei. Metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAJI DENGAN KEPUASAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dijelaskan di atas, maka penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasukin era globalisasi merupakan suatu tahap yang harus dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. Memasukin era globalisasi merupakan suatu tahap yang harus dilalui oleh 11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasukin era globalisasi merupakan suatu tahap yang harus dilalui oleh setiap perusahaan dalam menjalankan operasional guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Langkah

Lebih terperinci