HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN STRES KERJA PADA GURU SLB DI KOTA MALANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN STRES KERJA PADA GURU SLB DI KOTA MALANG"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DAN KONTROL DIRI DENGAN STRES KERJA PADA GURU SLB DI KOTA MALANG ARTIKEL PENELITIAN OLEH FEBY ASRURUN RISNA AMIRIL NIM UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS PENDIDIKAN PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI MEI 2013

2 Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kontrol Diri Dengan Stres Kerja Pada Guru SLB Di Kota Malang Oleh : Feby Asrurun Risna Amiril Fakultas Pendidikan Psikologi bhie_aqua@yahoo.co.id ABSTRAK: Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran (1) kematangan emosi pada guru SLB, (2) kontrol diri pada guru SLB, (3) stres kerja pada guru SLB, (4) hubungan antara kematangan emosi dengan stres kerja pada guru SLB di Kota Malang, (5) hubungan antara kontrol diri dengan stres kerja pada guru SLB di Kota Malang, (6) hubungan antara kematangan emosi dan kontrol diri dengan stres kerja pada guru SLB di Kota Malang. Penelitian ini dilakukan pada guru Sekolah Luar Biasa di Kota Malang dengan jumlah sampel 40 orang, dengan rancangan penelitian deskriptif dan korelasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat kematangan emosi berada pada kategori tinggi yaitu 13 orang (32,5%) (2) kontrol diri secara umum termasuk dalam kategori rendah yaitu 18 orang (45%) (3) guru SLB di Kota Malang mendapatkan stres kerja tingkat rendah yaitu 55% (4) ada hubungan yang negatif antara kematangan emosi dan stres kerja pada guru SLB (5) ada hubungan yang negatif antara kontrol diri dan stres kerja pada guru SLB (6) ada hubungan yang simultan antara kematangan emosi dan kontrol diri dengan stres kerja. Kata kunci: kematangan emosi, kontrol diri, stres kerja ABSTRACT: The aim of this research is to know the picture of (1) emotional maturity on School for Children with Special Needs s teachers, (2) self-control on School for Children with Special Needs s teachers, (3) work stress on School for Children with Special Needs s teachers, (4) The correlation between emotional maturity with work stress on School for Children with Special Needs s teachers in Malang city, (5) The correlation between emotional maturity and self-control with work stress on School for Children with Special Needs s teachers in Malang city. This research is conducted on School for Children with Special Needs s teacher in Malang city with total sample 40 people, using descriptive and correlation as research design The result shows that (1) the level of emotional maturity in high category is 13 people (32, 5 %) (2) the general self-control that include in low category is 18 people (45%) (3) the School for Children with Special Needs s teachers in Malang get low level work stress that is 55% (4) there is negative correlation between emotional maturity and work stress on School for Children with Special Needs s teachers (5) there is simultaneous correlation between emotional maturity and self-control with stress work Key Words: Emotional Maturity, Self-Control, Work Stress

3 Pekerjaan guru dalam menghadapi anak didik banyak menimbulkan ketegangan dan frustasi. Terutama menjadi guru SLB bukanlah pekerjaan yang mudah, butuh perjuangan lebih, selain harus memiliki pengetahuan tentang anakanak berkebutuhan khusus, guru SLB dituntut untuk mempunyai kesabaran yang tinggi, kesehatan fisik dan juga mental yang baik dalam bekerja. Para guru SLB tersebut melakukan tugas fungsional (mengajar satu per satu siswa dengan kesabaran), melakukan tugas administrasi seperti membuat rapor, dan tugas struktural dalam organisasi sekolah. Seorang guru SLB juga tidak hanya dituntut untuk mampu mengajarkan sejumlah pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan potensi dan karakteristik siswanya, melainkan juga harus mampu berperan sebagai terapis, pekerja sosial, paramedis dan administrasi. Yusuf (dalam Utami, 2008), mendefinisikan kematangan emosi adalah kemampuan individu untuk dapat bersikap toleran, merasa nyaman, mempunyai kontrol diri sendiri, perasaan mau menerima dirinya sendiri dan orang lain, serta mampu menyatakan emosinya secara konstruktif dan kreatif. Individu dikatakan sudah mencapai kematangan emosi bila pada akhirnya individu tersebut tidak meledakkan emosinya dihadapan orang lain melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara yang lebih dapat diterima. Kematangan emosi akan terlihat jika individu tersebut menilai situasi secara kritis terlebih dulu sebelum bereaksi secara emosional. Calhoun dan Acocella (dalam Ghufron dan Risnawita, 2012) mendefinisikan kontrol diri sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan perilaku seseorang; dengan kata lain serangkaian proses yang membentuk dirinya sendiri. Kontrol diri juga berkaitan dengan mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan yang ada dalam dirinya. Seseorang yang memiliki kontrol diri akan mempertimbangkan segala konsekuensi yang akan terjadi sebelum memutuskan sesuatu untuk bertindak. Seorang yang memiliki kontrol diri yang baik akan mampu mengarahkan energi emosi ke saluran ekspresi yang bermanfaat dan dapat diterima secara sosial. Munandar (2001) mengatakan bahwa dalam keadaan stres, individu akan merasa tegang, tidak mampu berpikir secara rasional sehingga menjadi mudah marah, sedih, cemas, dan depresi. Anoraga (dalam Hardina, 2009) mengatakan

4 bahwa stres kerja sebenarnya merupakan suatu bentuk tanggapan seseorang baik secara fisik maupun mental terhadap suatu perubahan di lingkungan kerja yang dirasakan mengganggu dan mengakibatkan dirinya terancam. Menurut peneliti kematangan emosi dan kontrol diri yang dimiliki para guru tentu berbeda satu sama lain. Kematangan emosi dan kontrol diri yang berbeda ini akan berdampak pada stres kerja yang dirasakan oleh masing-masing guru. Guru yang memiliki emosi yang matang akan mampu mengontrol dirinya ketika menemui stimulus dan tekanan-tekanan yang muncul dalam pekerjaannya. Sehingga, tekanan tersebut dapat dikontrol agar tidak menimbulkan stres pada dirinya. Terlebih guru tersebut mampu mengontrol dampak-dampak negatif yang akan muncul jika kondisi fisik dan mentalnya sedang berada dalam keadaan tertekan. METODE Desain Penelitian dan Partisipan Penelitian Rancangan penelitian adalah rencana atau struktur penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan memperoleh jawaban atas pertanyaan penelitian. Desain penelitian dibuat untuk menjadikan peneliti mampu menjawab pertanyaan penelitian dengan valid, obyektif, tepat dan sehemat mungkin (Kerlinger, 1990). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka proses penelitian banyak menggunakan angka mulai dari pengumpulan, penafsiran dan penyajian hasil (Arikunto, 2010). Penelitian tentang kematangan emosi, kontrol diri, dan stres kerja adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran variabel-variabel yang diteliti dan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara ketiga variabel tersebut. Dalam penelitian ini, variabel yang akan dideskripsikan yaitu kematangan emosi dan kontrol diri dengan stres kerja pada guru SLB di Kota Malang. Penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan hubungan di antara variabel-variabel tersebut. Populasi yang digunakan adalah sejumlah guru SLB di Kota Malang. Adapun karakteristik dari populasi penelitian ini adalah: 1. Guru laki-laki dan perempuan

5 2. Aktif mengajar di SLB se Kota Malang 3. Usia tahun Dalam pengambilan sampel penelitian ini, diambil 40 orang dari guru Sekolah Luar Biasa di Kota Malang yang memenuhi kriteria populasi. Pengambilan sampel untuk penelitian ini dilakukan secara acak di sejumlah Sekolah Luar Biasa yang dipilih oleh peneliti berdasarkan pertimbangan tertentu karena tidak semua SLB yang bersedia untuk dijadikan subjek penelitian. Alat Ukur Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kematangan emosi, skala kontrol diri,dan skala stres kerja. Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penskalaan metode rating yang dijumlahkan (Methods of Summated Rating) atau yang dikenal dengan penskalaan model Likert. Pada skala model Likert, perangsangnya adalah pernyataan. Respon yang diharapkan diberikan oleh subjek adalah taraf kesesuaian atau ketidaksesuaian dalam variasi: SS (Sangat sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan pengklasifikasian skor kematangan emosi disimpulkan bahwa secara umum guru SLB di Kota Malang mendapatkan kematangan emosi tingkat tinggi dan rendah. Hal ini disimpulkan dari 40 subjek, 13 orang (32,5%) mendapatkan kematangan emosi tingkat tinggi dan tidak jauh beda tingkat kematangan emosi rendah sebanyak 12 orang (30%), 7 orang (17,5%) kematangan emosi tingkat sangat rendah, dan sisanya, 8 orang (20%) mendapatkan kematangan emosi tingkat sangat tinggi. Sebagian besar guru SLB di Kota Malang memiliki kematangan emosi yang tinggi. Skor kontrol diri disimpulkan bahwa secara umum guru SLB di Kota Malang mendapatkan kontrol diri tingkat rendah. Hal ini disimpulkan dari 40 subjek, 18 orang (45%) mendapatkan kontrol diri tingkat rendah, 7 orang (17,5%) kontrol diri tingkat sangat tinggi, 10 orang (25%) kontrol diri tingkat tinggi dan sisanya, 5 orang (12,5%) mendapatkan kontrol diri tingkat sangat rendah. Sebagian besar guru SLB di Kota Malang memiliki kontrol diri yang rendah.

6 Skor stres kerja disimpulkan bahwa secara umum guru SLB di Kota Malang mendapatkan stres kerja tingkat rendah. Hal ini disimpulkan dari 40 subjek, 22 orang (55%) mendapatkan stres kerja tingkat rendah, 8 orang (20%) stres kerja tingkat tinggi, 6 orang (15%) mendapatkan stres kerja tingkat sangat tinggi dan sisanya, 4 orang (10%) mendapatkan stres kerja sangat rendah. Sebagian besar guru SLB di Kota Malang memiliki tingkat stres kerja yang rendah. Hasil uji normalitas data yang dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan bahwa variabel kematangan emosi memiliki nilai 0,615 (p=0,844>0,05) ini menunjukkan bahwa sebaran data untuk variabel kematangan emosi telah terdistribusi secara normal. Pada variabel kontrol menunjukkan nilai 0,900 (p=0,392>0,05) ini berarti sebaran data untuk variabel kontrol diri telah terdistribusi secara normal. Untuk variabel stres kerja menunjukkan nilai 1,194 (p=0,116>0,05) ini berarti sebaran data untuk variabel stres kerja juga telah terdistribusi secara normal. Uji linieritas dilakukan untuk melihat apakah dari sebaran butir-butir yang merupakan nilai dari variabel-variabel penelitian dapat ditarik garis lurus yang menunjukkan sebuah hubungan yang linier atau tidak. Uji linieritas dilakukan dengan melihat nilai signifikansi (p). Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5% atau 0,05. Apabila nilai signifikansi (p)>0,05 maka pola hubungan variabelvariabel tersebut tidak linier. Apabila nilai signifikansi (p)<0,05 maka pola hubungan variabel-variabel tersebut linier. Dari hasil penelitian ini uji linieritas variabel kematangan emosi dengan stres kerja diperoleh F beda sebesar 38,333 (p=0,000), hal ini menunjukkan adanya hubungan yang linier antara variabel kematangan emosi dan stres kerja. Hasil uji linieritas antara variabel kontrol diri dan stres kerja diperoleh F beda sebesar 23,251 (p=0,000) ini menunjukkan adanya hubungan yang linier antara variabel kontrol diri dan stres kerja. Pengujian hipotesis digunakan untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara: (a) Kematangan Emosi dan Stres kerja Pada Guru SLB di Kota Malang; (b) Kontrol diri dan Stres Kerja Pada Guru SLB di Kota Malang. Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan diperoleh hasil ada hubungan antara

7 kematangan emosi dengan stres kerja pada guru SLB di Kota Malang. Tanda negatif menunjukkan hubungan negatif antara kematangan emosi dan stres kerja pada guru SLB di Kota Malang. Semakin tinggi kematangan emosi seseorang semakin rendah tingkat stres kerjanya, dan sebaliknya semakin rendah kematangan emosi seseorang semakin tinggi stres kerja yang dimilikinya. Ada hubungan antara kontrol diri dengan stres kerja tanda negatif menunjukkan hubungan negatif antara kontrol diri dengan stres kerja pada guru SLB di Kota Malang. Semakin tinggi kontrol diri seseorang semakin rendah tingkat stres kerjanya, dan sebaliknya semakin rendah kontrol diri seseorang semakin tinggi stres kerja yang dimilikinya. Hipotesis III menyatakan ada hubungan antara kematangan emosi dan kontrol diri dengan stres kerja pada guru SLB di Kota Malang. Untuk melakukan pengujian hipotesis III ini digunakan analisis regresi. Dari hasil analisis regresi diketahui bahwa nilai R sebesar 0,719 yang menunjukkan koefisien korelasi antara kematangan emosi dan kontrol diri dengan stres kerja, dengan taraf signifikansi sebesar 0,000 yang berarti Ha diterima. Artinya bahwa ada hubungan antara kematangan emosi dan kontrol diri secara simultan terhadap stres kerja. Kematangan emosi dan kontrol diri mempengaruhi stres kerja sebesar (R 2 X 100) = 51,7% dan sebesar 48,3% stres kerja dipengaruhi oleh variabel lain. Setiap guru yang memiliki emosi matang hendaknya memiliki kontrol atas dirinya ketika menjalankan tugasnya, terutama ketika menemui siswanya melakukan pelanggaran. Emosi yang stabil akan memberikan ketenangan pada guru dalam menghadapi siswanya. Terlebih guru SLB yang setiap hari menemui anak-anak berkebutuhan khusus yang membutuhkan ketenangan dalam penanganannya. Kobasa, Maddi dan Kahn (dalam Sugiarti, 2011) menyatakan emosionalitas yang menghambat pertimbangan obyektif situasi dan membuat satu kecemasan sangat rawan dalam situasi konflik atau stres. Hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stres jika seseorang tidak dapat mengontrol emosi dengan baik. Orang yang menunjukkan kematangan emosi, ketika dia mengekspresikan emosi ia melakukannya dengan moderasi, sopan, dan dalam

8 keadaan baik. Ia tidak terbawa oleh perasaan, ia memiliki toleransi yang cukup besar untuk frustasi, dan sebagainya. Secara umum guru SLB di Kota Malang memiliki kematangan emosi tingkat tinggi. Emosi stabil yang dimiliki para guru SLB ini disebabkan para guru SLB mampu menerima dirinya sendiri dan orang lain, khususnya murid-murid berkebutuhan khusus dan lingkungan kerjanya. Para guru tersebut memiliki toleransi yang cukup besar dengan kondisi-kondisi yang ada pada muridmuridnya. Rasa nyaman dalam menjalankan tugasnya mengajar Anak-anak Berkebutuhan Khusus (ABK) membuat guru SLB di Kota Malang memiliki kematangan emosi yang tinggi. Kematangan emosi tinggi guru SLB di Kota Malang ditunjukkan dengan pengekspresian emosi yang sopan dan dalam keadaan baik. Selain itu juga kemampuan menyatakan emosi yang konstruktif dan tidak mudah terbawa oleh perasaan membuat para guru SLB di Kota Malang memiliki kematangan emosi yang tinggi. Faktor-faktor tersebut sudah dimiliki para guru SLB di Kota Malang selain ketenangan dan kesabaran yang dimiliki para guru tersebut. Sebagian besar guru SLB di Kota Malang memiliki kontrol diri tingkat rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa rendahnya kemampuan para guru untuk mengendalikan perilaku dan pikirannya yang bersifat merusak dengan mempertimbangkan konsekuensi. Kontrol diri yang rendah yang dimiliki para guru salah satu faktornya dimungkinkan karena para guru tidak mempertimbangkan konsekuensi yang muncul ketika mereka membuat keputusan. Selain itu juga tidak mudahnya mengajar di SLB bisa menjadi penyebab tersendiri. Namun, rendahnya kontrol diri pada guru SLB ini tidak diikuti dengan rendahnya kematangan emosi dan tingginya stres kerja pada guru SLB. Sehingga bisa ditarik kesimpulan bahwa kematangan emosi yang tinggi pada guru SLB tidak diikuti dengan kemampuan mengendalikan perilaku yang bersifat merusak. Sebagian besar guru SLB di Kota Malang memiliki stres kerja tingkat rendah. Meskipun beban dan tuntutan pekerjaan di Sekolah Luar Biasa (SLB) tinggi tapi hal tersebut tidak terlalu menimbulkan stres pada guru SLB. Hal ini karena respon dan stimulus yang tidak menyenangkan yang mucul di lingkungan kerjanya tidak mempengaruhi kondisi fisik, psikologis serta perilaku guru

9 tersebut. Faktor kelakuan murid dan munculnya gangguan dari para murid mampu ditanggapi dengan santai, sehingga dirasa tidak mengganggu dan mengancam dirinya. Guru SLB yang memiliki kematangan emosi tinggi akan rendah tingkat stres kerja yang dialaminya. Kemampuan mengontrol emosi akan berperan dalam meminimalisir stres kerja yang akan timbul. Hasil yang didperoleh di penelitian ini, kematangan emosi tinggi yang dimiliki para guru SLB berhubungan negatif dengan stres kerja yang dimilikinya. Sehingga kemampuan mengontrol emosi yang telah dimilikinya berperan dalam meminimalisir stres kerja yang timbul. Sementara itu, rendahnya kontrol diri yang dimiliki para guru SLB tidak diikuti dengan tingginya stres kerja. Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa para guru SLB memiliki tingkat stres kerja yang rendah. Meskipun kurang mampu mengendalikan perilaku, pikiran, dan perasaannya yang merusak, para guru SLB tersebut tidak menjadikan hal tersebut sebagai beban dalam pekerjaannya. Jadi, meskipun kontrol diri yang dimiliki guru rendah, tetapi hal tersebut tidak menimbulkan stres kerja bagi para guru. Guru SLB mampu meminimalisir stres kerja dengan faktor yang lain atau 48,3% variabel lain seperti hasil yang diperoleh pada penelitian ini. PENUTUP Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Berdasarkan hasil penelitian ini, guru Sekolah Luar Biasa di Kota Malang secara umum tingkat kematangan emosi berada pada kategori tinggi yaitu 13 orang (32,5%). Kontrol diri secara umum termasuk dalam kategori rendah yaitu 18 orang (45%). Secara umum guru SLB di Kota Malang mendapatkan stres kerja tingkat rendah. Hal ini disimpulkan dari 40 subyek, 22 orang (55%) mendapatkan stres kerja tingkat rendah. Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif antara kematangan emosi dan stres kerja pada guru SLB di Kota Malang. Terdapat hubungan yang negatif antara kontrol diri dan stres kerja pada guru SLB di Kota Malang. Terdapat hubungan yang simultan antara kematangan emosi dan kontrol diri dengan stres

10 kerja, di mana kematangan emosi dan kontrol diri memberikan pengaruh terhadap timbulnya stres kerja pada guru Sekolah Luar Biasa di Kota Malang. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut. Kepada guru SLB, hendaknya untuk selalu mempertahankan kematangan emosi yang dimilikinya dan meningkatkan kontrol diri yang tinggi. Untuk meningkatkan kontrol diri, para guru SLB diharapkan mampu mempertimbangkan segala konsekuensi sebelum bertindak. Peningkatan kontrol ini juga bisa dilakukan dengan meningkatkan kemampuan mengontrol stimulus dan kemampuan mengantisipasi setiap kejadian yang akan terjadi. yang agar terhindar dari kemungkinan stres kerja. Selain itu, para guru SLB diharapkan mampu mempertahankan kemampuan yang baik dalam merespon stimulus yang tidak menyenangkan yang bisa berakibat dalam munculnya stres kerja. Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang bertanggung jawab pada Pendidikan di Indonesia hendaknya lebih memperhatikan keadaan Sekolah Luar Biasa dan guru Sekolah Luar Biasa. Selain itu juga bisa memberikan pelatihan-pelatihan guna meningkatkan kontrol diri yang tinggi yang dimiliki para guru tersebut. Peneliti lain yang akan melakukan penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah subjek penelitian. Penelitian terhadap variabel-variabel lain yang mungkin mempengaruhi juga perlu dilakukan, mengingat stres kerja tidak hanya disebabkan satu atau dua faktor saja. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ghufron, M. Nur & Risnawita S, Rini Teori-teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Hardina, Manda Dwi Hubungan Antara Rasa Aman di Tempat Kerja (Workplace Safety) Dengan Stres Kerja Pada Karyawan PT. ASP Cabang Sumatra Selatan, (online) ( diakses 16 Januari 2013) Hurlock, E.B Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Kerlinger, Fred N Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: UGM Press. Munandar, Ashar Sunyoto Psikologi Industri Dan Organisasi. Tangerang: UI Press.

11 Sugiarti, Naning Hubungan Locus Of Control Dan Kematangan Emosi Dengan Stres Kerja Karyawan CV. Jaya Barokah. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FIP Universitas Negeri Malang. Trihendradi, C SPSS 16 Analisis Data Statistik. Jogjakarta: Andi. Universitas Negeri Malang Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: UM Press. Utami, Sri Weni. Korelasi Kepercayaan Diri Dan Kematangan Emosi Dengan Kompetensi Sosial Remaja di Pondok Pesantren K, (online) ( sk=view&id=12, diakses 19 Januari 2013)

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pola Asuh Orang Tua 2.1.1 Pengertian Pola Asuh Orang Tua Menurut Hurlock (1999) orang tua adalah orang dewasa yang membawa anak ke dewasa, terutama dalam masa perkembangan. Tugas

Lebih terperinci

Oleh: TIKA PRADINA NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd. 2. Laelatul Arofah, M.Pd.

Oleh: TIKA PRADINA NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd. 2. Laelatul Arofah, M.Pd. JURNAL HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI (SELF CONTROL) DENGAN KEMATANGAN EMOSI SISWA KELAS XI DI SMK PELAYARAN HANG TUAH KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF CONTROL WITH EMOTIONAL

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kepercayaan Diri 2.1.1 Pengertian Kepercayaan Diri Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin

Lebih terperinci

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI Hubungan Antara Kematangan Emosi Dan Kepercayaan Diri Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja Awal Di SMK PGRI 3 KEDIRI Oleh: Hanggara Budi Utomo Dosen FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri Abstrak Seringkali

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN SCHOOL STRESS PADA PESERTA DIDIK RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL STABILITY WITH SCHOOL STRESS ON THE STUDENTS

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN SCHOOL STRESS PADA PESERTA DIDIK RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL STABILITY WITH SCHOOL STRESS ON THE STUDENTS HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN SCHOOL STRESS PADA PESERTA DIDIK RELATIONSHIP BETWEEN EMOTIONAL STABILITY WITH SCHOOL STRESS ON THE STUDENTS Oleh : Surya Wahyu Kusuma*) Suwarti**) ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependent (terikat). ini adalah perilaku kerja kontraproduktif.

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependent (terikat). ini adalah perilaku kerja kontraproduktif. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Devisi Operasional 1. Variabel Dalam penelitian ini variabel yang digunakan dua jenis variabel yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependent (terikat).

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA PERANTAU NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan Oleh :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan stres

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana ciri- ciri penelitian ini adalah menggunakan perhitungan statistik, memiliki subjek yang banyak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terikat. Tujuan akhir dalam pengujian hubungan sebab-akibat akan

BAB III METODE PENELITIAN. terikat. Tujuan akhir dalam pengujian hubungan sebab-akibat akan 29 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis korelasional, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: desain penelitian, variabel penelitian, definisi konseptual dan operasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasan pada filsafat

Lebih terperinci

Pengaruh Hasil Belajar Matematika Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Jember

Pengaruh Hasil Belajar Matematika Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Jember Pengaruh Hasil Belajar Matematika Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas IX SMP Negeri 13 Jember Sheila Wahyu Septiana 1, Sunardi 2, Ervin Oktavianingtyas 3 Abstract This research describse the influence

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN MOTIF AFILIASI PADA SISWA KELAS X TEKNIK ELEKTONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN

HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN MOTIF AFILIASI PADA SISWA KELAS X TEKNIK ELEKTONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN MOTIF AFILIASI PADA SISWA KELAS X TEKNIK ELEKTONIKA INDUSTRI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016 Oleh : KURNIA WATI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA KELAS XI MA NEGERI TLOGO-BLITAR.

HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA KELAS XI MA NEGERI TLOGO-BLITAR. HUBUNGAN SENSE OF HUMOR DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA KELAS XI MA NEGERI TLOGO-BLITAR Titis Indah Muharwati 1, Dr. Iin Tri Rahayu, M. Si, Psi 2, 2014 1 Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Malang, NIM 10410056,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam melakukan penelitian, metode penelitian sangat erat kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Babbie (Prasetyo, 2005) rancangan penelitian adalah mencatat perencanaan dari cara berfikir dan merancang suatu strategi untuk menemukan sesuatu.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laki-laki dan perempuan. Responden siswa laki-laki sebanyak 37 siswa atau 60 %.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laki-laki dan perempuan. Responden siswa laki-laki sebanyak 37 siswa atau 60 %. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Diri Responden Jumlah responden berdasarkan jenis kelamin, terdiri atas responden siswa laki-laki dan perempuan. Responden siswa laki-laki sebanyak 37 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui hubungan antara self-efficacy dengan kesiapan dalam menghadapi dunia kerja, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan 55 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan tingkat kecerdasan emosional dengan penyesuaian diri siswa kelas I Madrasah Aliyah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii

DAFTAR ISI. PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii DAFTAR ISI Hal PERNYATAAN i ABSTRAK. ii KATA PENGANTAR. iv UCAPAN TERIMA KASIH... v DAFTAR ISI. viii BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang Masalah.. 1 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah. 6 C. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi, terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. Emosi remaja sering

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka yang diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. angka yang diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau angka yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS AL-HAMID Oleh: Ardiles Delta Asmara 1) Dra. Indira Chanum, M.Psi. 2) Sjenny A. Indrawati, Ed.D. 3) ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN A. Uji Asumsi 1. Uji Normalitas Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan program SPSS 16, didapatkan hasil bahwa data neuroticism memiliki nilai z = 0,605 dengan signifikansi

Lebih terperinci

KORELASI SELF CONTROL DENGANKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER V DI APIKES IRIS PADANG

KORELASI SELF CONTROL DENGANKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER V DI APIKES IRIS PADANG KORELASI SELF CONTROL DENGANKECEMASAN DALAM MENGHADAPI DUNIA KERJA PADA MAHASISWA SEMESTER V DI APIKES IRIS PADANG Selvi Zola Fenia APIKES Iris Padang ABSTRAK Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Moh. Nazir variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam- macam nilai. 1 Adapun variabel terdiri dari macam, yaitu : 1. Variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional yaitu korelasi parsial. Menurut Arikunto (2002:23) penelitian kuantitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat). 62 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif korelasional dimana penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16). 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian adalah Negeri 5 Bandung yang berlokasi di Jl. Sumatra No. 40 Bandung. Sekolah Menengah Pertama () 5 Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek Penelitian ini adalah sense of humor dan penyesuaian diri pada remaja

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek Penelitian ini adalah sense of humor dan penyesuaian diri pada remaja BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pertanyaan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda ( Turmudi, 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian Tahap berikutnya dalam penelitian setelah pada bab sebelumnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian Tahap berikutnya dalam penelitian setelah pada bab sebelumnya BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Tahap berikutnya dalam penelitian setelah pada bab sebelumnya membahas latar belakang, teori, dan hipotesis adalah menentukan metode penelitian. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional, yang ingin mengukur hubungan variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009) adalah metode berlandaskan pada filsafat positivism,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

BAB II KAJIAN TEORI. tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605). BAB II KAJIAN TEORI A. Teori Kontrol Diri 1. Pengertian Kontrol Diri Kontrol diri adalah kemampuan untuk menekan atau untuk mencegah tingkah laku yang menurut kata hati atau semaunya (Anshari, 1996: 605).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dipaparkan mengenai variabel penelitian, definisi operasional, alat ukur penelitian, populasi, sampel, teknik penentuan sampel, validitas, reliabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data yang relevan. 1 Metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data yang relevan. 1 Metode yang akan digunakan dalam BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field ressearch) yakni pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti guna mendapatkan data yang relevan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang dipergunakan guna menjawab permasalahan yang diselidiki berkaitan dengan

Lebih terperinci

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWA (STUDI KORELASI PADA MAHASISWA TAHUN PERTAMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO) Dwi Nur Prasetia, Sri Hartati MS Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara memecahkan persoalan dalam penelitian. ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang digunakan. 1 Kesalahan dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N PACITAN TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

Developmental and Clinical Psychology

Developmental and Clinical Psychology DCP 2 (2) (2013) Developmental and Clinical Psychology http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TEMPER TANTRUM PADA ANAK PRA SEKOLAH Rizkia Sekar Kirana Jurusan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA. Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN KEMATANGAN EMOSI PADA REMAJA Gani Tri Utomo H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan kematangan emosi pada remaja.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sumbernya diamati dan dicatat pertama kalinya oleh peneliti. 1

BAB III METODE PENELITIAN. sumbernya diamati dan dicatat pertama kalinya oleh peneliti. 1 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan ada dua macam yaitu data primer dan data skunder. 1. Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada BPR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada BPR 66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian pada BPR CHANDRA MUKTI ARTHA CABANG WONOSARI yang beralamat di Jalan Wonosari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini peneliti menguraikan ulasan mengenai desain

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini peneliti menguraikan ulasan mengenai desain BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini peneliti menguraikan ulasan mengenai desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian, pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. DesainPenelitian. Metode penelitian yang cocok digunakan ialah deskriptif korelasional. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berbentuk data kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 4 No 3, November 2016 HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Isnaning Sari 1) dan Esti Harini 2) 1), 2) Program

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Metode penelitian menurut Sugiyono (2009),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Metode penelitian menurut Sugiyono (2009), BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian menurut Sugiyono (2009), metode penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2002, p. 12)

BAB IV METODE PENELITIAN. serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2002, p. 12) BAB IV METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan angka,

Lebih terperinci

Kontribusi Pengelolaan Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK SMP di Kota Padang

Kontribusi Pengelolaan Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK SMP di Kota Padang Kontribusi Pengelolaan Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK SMP di Kota Padang Rahmadewi Yunas 1, Drs. Khairudin. M.Si 1, Rini Widyastuti. M.Kom 2 1 Program Studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Madrasah Tsanawiyah Negeri Tanjung Pura. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Nopember 2009 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent

BAB III. Metode Penelitian. penilitian terdiri dari variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent BAB III Metode Penelitian 1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Opersional Variabel 1.1.1 Variabel Penelitian Variabel adalah apa saja yang dapat membedakan variabel yang dipengaruhi dan yang tidak dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 74 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan oleh penelitian adalah persiapan penelitian terlebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana variasi pada satu atau lebih faktor lain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Coba Alat Ukur Penelitian 4.1.1. Persiapan Uji Coba Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua buah skala berupa skala regulasi emosi yaitu kuesioner AERQ (Academic

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Memaafkan. adalah kata yang berasal dari bahasa Arab, al afw. Kata ini dalam al-qur an

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Memaafkan. adalah kata yang berasal dari bahasa Arab, al afw. Kata ini dalam al-qur an BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Memaafkan 1. Defenisi Memaafkan Secara terminologis, kata dasar memaafkan adalah maaf dan kata maaf adalah kata yang berasal dari bahasa Arab, al afw. Kata ini dalam al-qur an

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 76 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan pendekatan kuantitatif, yang menggunakan pengukuran. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah keseluruhan objek atau keseluruhan individu yang akan diteliti.

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah keseluruhan objek atau keseluruhan individu yang akan diteliti. III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan objek atau keseluruhan individu yang akan diteliti. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan divisi usaha

Lebih terperinci

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN INTENSITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR PECAHAN KELAS III SD SE-KECAMATAN PADURESO Oleh: Susi Septiningsih 1, Triyono 2, Joharman 3 1 Mahasiswa PGSD UNS, 2 & 3 Dosen

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Artikel Skripsi HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN DIRI DENGAN PERILAKU MEMBOLOS PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PAKEL TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENERIMAAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP PIRI NGAGLIK TAHUN AJARAN 2014/2015. E-Journal

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENERIMAAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP PIRI NGAGLIK TAHUN AJARAN 2014/2015. E-Journal HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENERIMAAN SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP PIRI NGAGLIK TAHUN AJARAN 2014/2015 E-Journal Oleh Wahyu Hidayat NIM 10104241033 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode 43 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN EMOSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN EMOSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR Volume 1 Nomor 1 Januari 2012 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling Halaman 1-9 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN EMOSI DENGAN MOTIVASI BELAJAR Lusiana Solita¹ Syahniar²

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan model korelasional. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi. organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan emosi menurut Chaplin dalam suatu Kamus Psikologi mendefinisikan perkembangan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dalam usaha menguji hipotesis yang telah disusun. Penelitian kuantitatif banyak dituntut menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian merupakan salah satu dari tindakan yang dapat dikatakan sebagai tindakan dalam mencari kebenaran dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Dilihat dari pendekatan analisisnya, penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA GURU PADA SD BERBASIS ISLAM/MI DI KECAMATAN LAWANG-KABUPATEN MALANG

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA GURU PADA SD BERBASIS ISLAM/MI DI KECAMATAN LAWANG-KABUPATEN MALANG HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN KINERJA GURU PADA SD BERBASIS ISLAM/MI DI KECAMATAN LAWANG-KABUPATEN MALANG THE CORRELATION OF WORK STRESS WITH TEACHER S PERFORMANCE AT ISLAMIC BASED ELEMENTARY SCHOOL AT LAWANG

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PESERTA DIDIK DI SMKN 4 PADANG

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PESERTA DIDIK DI SMKN 4 PADANG HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PESERTA DIDIK DI SMKN 4 PADANG Egi Dian Febrina 1, Rila Rahma Mulyani 2, Hafiz Hidayat 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Nasution dan Usman (2007, h.2) mengatakan penelitian adalah sebuah proses untuk mendapatkan solusi dari permasalahan setelah melakukan studi dan analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian SMU N 1 Getasan adalah salah satu sekolah yang ada di Desa Sumogawe, Kecamatan Getasan yang beralamat di Jl. Raya Kopeng KM. 08 Getasan.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG JURNAL FIRDILA ARIESTA NPM:

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG JURNAL FIRDILA ARIESTA NPM: HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN KONTROL DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG JURNAL FIRDILA ARIESTA NPM: 10060097 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEMAMPUAN DOSEN DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEMAMPUAN DOSEN DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG KEMAMPUAN DOSEN DALAM MENGAJAR DENGAN MOTIVASI BELAJAR Disusun Oleh : Hanu Rahmantyo Qurotul Uyun PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Awal Persiapan awal yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah mematangkan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurang nafsu

BAB III METODE PENELITIAN. ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurang nafsu BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Burnout Burnout mempunyai lima dimensi utama, yaitu: (1) Kelelahan fisik, ditandai dengan serangan sakit kepala, mual, susah tidur, kurang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan sangat menentukan terhadap hasil penelitian, seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (011 : 6) sebagai berikut : Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, khususnya penelitian kuantitatif, perlu secara jelas diketahui variabel-variabel apa saja yang akan diukur dan instrumen seperti apa yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan 43 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan penelitian. Cara atau tehnik dalam penelitian ini merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data tentang objek yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Artikel Skripsi HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri Oleh: SUCI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Metode yang digunakan adalah multikorelasional yakni menghubungkan dua variabel konsep diri dan kinerja,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Menurut Kerlinger (2000:483) rancangan penelitian merupakan rencana dan stuktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Sugiyono (2007) dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan 1. Orientasi Kancah Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa hubungan antara konformitas pada produk dan perilaku konsumtif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Azwar (2007) pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Subjek SMK Wira Maritim Surabaya adalah sekolah swasta di Surabaya barat, tepatnya di Jalan Manukan Wasono. SMK ini berjumlah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

Lebih terperinci

JURNAL. Hubungan Kematangan Emosi Siswa dengan Pergaulan Teman Sebaya Kelas VII SMP Negeri 5 Tulungagung Tahun Ajaran 2016/2017

JURNAL. Hubungan Kematangan Emosi Siswa dengan Pergaulan Teman Sebaya Kelas VII SMP Negeri 5 Tulungagung Tahun Ajaran 2016/2017 JURNAL Hubungan Kematangan Emosi Siswa dengan Pergaulan Teman Sebaya Kelas VII SMP Negeri 5 Tulungagung Tahun Ajaran 2016/2017 The Correlation of students emotional maturity to peer social intercourse

Lebih terperinci