TUGAS TAKE HOME MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN DAN KESUKESAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Oleh: Putri Setya Utami / P056132512.48 Kelas: E-48 Dosen: Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc. PROGRAM PASCA SARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah (take home exam) yang berjudul Faktor-Faktor Penyebab Kegagalan dan Kesuksesan Sistem Informasi Manajemen. Tugas makalah (take home exam)ini merupakan salah satu syarat penunjang kelulusan dalam mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor. Penyusunan makalah ini dilakukan dengan tujuan mengetahui dan mempelajari faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan kegagalan dan kesksesan suatu sistem informasi manajemen dalam implementasinya sebagai alat pengambilan keputusan dalam organisasi dan penentu keberhasilan suatu organisasi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu diharapkan adanya kritik dan masukan yang membangun dari para pembaca. Diharapkan melalui hasil pembahasan dalam makalah ini, diperoleh informasi tambahan bagipelaku bisnis dalam sebuah perusahaan/organisasi. Jakarta, Desember 2013 Penulis i
DAFTAR ISI Hal DAFTAR GAMBAR.. iii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. LATAR BELAKANG... 1 1.2. TUJUAN. 2 BAB II LANDASAN TEORI 3 2.1 DEFINISI DAN PERANAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 3 2.2 KOMPONEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN.... 3 2.3 TUJUAN DAN KEGUNAN/FUNGSI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. 6 BAB III PEMBAHASAN... 7 3.1 KOMPLEKSITAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN... 8 3.2 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEGAGALAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN.. 9 3.3 FAKTOR-FAKTOR PENENTU KESUKSESAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN...... 12 BAB IV PENUTUP... 14 4.1. KESIMPULAN.. 14 4.2. SARAN.. 14 DAFTAR PUSTAKA 15 ii
DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 2.1 KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN. 4 Gambar 2.2 ELEMEN-ELEMEN ORGANISASI 10 iii
B BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi memegang peranan yang sangat penting dan dominan dalam sebuah organisasi, terutama dalam suatu pengelolaan, pendistribusian, penyimpanan, dan penemuan kembali informasi perusahaan/organisasi. Tanpa adanya informasi, para pelaku usaha tidak dapat mengambil keputusan yang efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Sehingga diperlukan sebuah sistem informasi yang baik agar suatu organisasi dapat mencapai tujuannya dengan efektif dan efisien. Para pelaku usaha, dalam rangka melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang ada di perusahaan/organisasi tentu akan dihadapkan pada keadaan yang dinamis dan kompleks atau sulit mengantisipasi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan tersebut dan mengurangi ketidakpastian pada masa mendatang, para pelaku usaha harus kompeten dalam menganalisis dan mengantisipasi resiko yang dapat merugikan organisasi dengan menerapkan sistem informasi yang tepat. Sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah organisasi dimana dapat menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen dalam pengambilan keputusan, dan menunjang keunggulan strategi kompetitif organisasi. Teknologi sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membangun sumber informasi strategis sehingga mendapat kesempatan dalam keuntungan strategis. Sistem informasi memungkinkan perusahaan untuk membuat basis informasi strategis yang dapat menyediakan informasi untuk mendukung strategi bersaing perusahaan. Informasi ini merupakan aset yang sangat berharga dalam meningkatkan operasi yang efisien dan manajemen yang efektif dari perusahaan (Jogiyanto 2003). 1
Peranan sistem informasi sebagai komponen utama dalam memberikan keunggulan kompetitif perusahaan dapat dilihat hasilnya dari segi kepuasan pelanggan yang terletak pada kualitas pelayanan. Pada dasarnya, seorang pelanggan dalam memilih produk atau jasa yang dibutuhkannya, akan mencari perusahaan yang menjual produk atau jasa tersebut dengan lebih murah, lebih baik, dan lebih cepat. Dengan memfokuskan diri pada penciptaan proses bisnis yang efisien, efektif, dan terkontrol dengan baiklah sebuah perusahaan akan memiliki kinerja yang handal. Meskipun demikian, masih terdapat dilema mengenai pemanfaatan teknologi informasi. Di satu sisi banyak perusahaan yang belum siap karena struktur budaya atau SDM-nya, sementara di pihak lain investasi besar harus dikeluarkan untuk membeli perangkat teknologi informasi. Tidak memiliki teknologi informasi, berarti tidak dapat bersaing, karena bisnis yang ada pada saat ini sedemikian seringnya berubah dan dinamis. Meskipun sistem informasi manajemen telah dirasakan begitu banyak manfaatnya bagi organisasi, namun dalam implementasinya masih terdapat permasalahan yang kompleks. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dan kesuksesan sistem informasi dalam organisasi dan ukuran dari kesuksesan sistem itu sendiri. 1.2 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kegagalan dan kesuksesan sistem informasi manajemen. Sehingga perusahaan dapat segera mengantisipasi resiko-resiko yang mungkin terjadi dalam implementasi sistem informasi manajemen. 2
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Peranan Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi manajemen merupakan sebuah sistem terpadu (integrated) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer, prosedur pedoman, model manajemen, dan keputusan, serta data base. Sistem informasi menghadirkan solusi manajemen dan organisasi berdasarkan teknologi informasi untuk tantangan yang ada pada suatu lingkungan yang membantu menciptakan nilai bagi perusahaan (Laudon 2006). Terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis yaitu : Mendukung proses bisnis dan operasional Mendukung pengambilan keputusan Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif 2.2 Komponen Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi merupakan sebuah susunan yang terdiri dari beberapa komponen seperti orang, aktivitas, data, perangkat keras, perangkat lunak, dan jaringan yang terintegrasi seperti terlihat pada Gambar 1. Komponen-komponen tersebut dapat berfungsi untuk mendukung dan meningkatkan operasi sehari-hari sebuah bisnis, juga menyediakan kebutuhan informasi untuk pemecahan masalah dan pengambilan keputusan oleh manajer (Indrajit 2006). 3
Gambar 1. Komponen-Komponen Sistem Informasi Manajemen 1. Orang Semua pihak yang bertanggungjawab dalam pengembangan, sistem informasi, pemrosesan, dan penggunaan keluaran sistem informasi. 2. Input Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar. 3. Model Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan. 4
4. Output Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem. 5. Teknologi Teknologi merupakan tool box dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. 6. Perangkat Keras (hardware) Mencakup piranti-piranti fisik seperti komputer, printer, monitor, harddisk, dll. 7. Perangkat Lunak (software) Sekumpulan instruksi-instruksi atau perintah-perintah yang memungkinkan perangkat keras bisa digunakan untuk memproses data, atau sering disebut sebagai program. 8. Basis Data Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management Sistem). 5
9. Komponen kontrol Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidakefisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi. 10. Jaringan (network) Sistem penghubung yang memungkinkan suatu sumber dipakai secara bersamasama, baik pada waktu dan tempat bersamaan ataupun berbeda. 2.3 Tujuan dan Kegunaan/Fungsi Sistem Informasi Manajemen Tujuan dari sistem informasi manajemen yaitu: 1. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen. 2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan. 3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah sistem informasi melakukan pemrosesan data dan kemudian mengubahnya menjadi informasi. Menurut O brien (2010) SIM merupakan kombinasi yang teratur antara people, hardware, software, communication network, dan data resources. Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajemen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. 6
Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis. Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi (Kadir 2002). Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para pemakai, tanpa mengharuskan adanya perantara sistem informasi. 2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi secara kritis. 3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif. 4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi. 5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi. 6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem informasi dan teknologi baru. 7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem. 8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksitransaksi, mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau pelayanan mereka. 9. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia. 10. Sistem Informasi Manajemen untuk pendukung pengambilan keputusan. 11. Sistem Informasi Manajemen berdasarkan aktivitas/kegiatan manajemen. 12. Sistem Informasi Manajemen untuk pengendalian operasional. 7
BAB III PEMBAHASAN 3.1 Kompleksitas Sistem Informasi Manajemen Sistem informasi memberikan dukungan kepada para anggota, staf, profesional, manajer, dan semua orang yang melakukan pengambilan keputusan di dalam organisasi. Jumlah data yang besar dan kerangka waktu yang singkat dalam pengambilan keputusan mengharuskan semua orang di dalam organisasi menggunakan sumber daya teknologi informasi. Organisasi yang tidak mampu menggunakan sistem informasi secara efektif tidak akan dapat bersaing. Para manajer perlu mengetahui bagaimana cara menggunakan teknologi informasi saat ini dan memahami tren di bidang teknologi. Manajer harus ikut terlibat dalam pengembangan sistem informasi. Data yang telah dikumpulkan organisasi akan digali dan diproses untuk mendukung proses bisnis. Pendapat dan pandangan manajerial dalam pengambilan keputusan adalah hal yang sangat penting artinya bagi perancangan sistem informasi yang efektif. Di dalam situasi yang semakin kompetitif ini, perusahaan harus dapat mengintegrasikan dan meningkatkan efisiensi dalam proses bisnis. Meskipun sistem informasi manajemen telah dirasakan begitu banyak manfaatnya bagi organisasi, namun dalam implementasinya masih terdapat permasalahan yang kompleks. Untuk itu diperlukan indikator pengukuran yang dapat menjelaskan sejauh mana kegagalan dan kesuksesan suatu sistem informasi manajemen. Pada dasarnya, keberhasilan sistem informasi manajemen terletak pada bagaimana sistem yang telah diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan bisnis perusahaan, mampu membantu memecahkan masalah dan memberikan manfaat. 8
Keberhasilan sistem informasi sering diukur dengan indikator utama yaitu waktu, biaya, dan kualitas. Indikator-indikator tersebut memilki turunan yang jika tidak dikelola dengan baik dapat berakibat pada terulurnya waktu sehingga biaya yang dihabiskan akan semakin besar. Biaya pembangunan dan pengembangan sistem informasi dapat dikatakan relatif mahal karena pembangunan sistem informasi membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten di bidangnya serta mampu mengintegrasikannya dengan kebutuhan perusahaan yang biasanya memiliki kompleksitas yang tinggi. Sebelum membangun sistem informasi ini, perusahaan harus melakukan beberapa langkah terlebih dahulu agar pembangunan sistem informasi yang dilakukan dapat berjalan dengan baik. SIM menyediakan informasi bagi pemakai dalam bentuk laporan dan output dari berbagai simulasi model (Mc Leod 2006). 3.2 Faktor-faktor penyebab kegagalan Sistem Informasi Manajemen Berikut merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan suatu sistem dikatakan gagal : 1. Desain yang tidak cocok dengan komponen-komponen organisasi Sistem informasi dikatakan gagal jika desainnya tidak cocok dengan elemenelemen organisasi seperti tugas-tugas, struktur, budaya, dan tujuan organisasi secara keseluruhan (Husein 2002). Dimana apabila terjadi suatu perubahan pada satu elemen akan mempengaruhi elemen yang lainnya seperti yang terlihat pada Gambar 2, hal ini akan menyebabkan interaksi pemakai relative sedikit. Selain itu, sistem informasi dikatakan gagal apabila informasi tidak tersedia secara cepat dengan format yang sesuai atau menampilkan data yang salah sehingga pengguna tidak memahaminya. 9
Gambar 2. Elemen-Elemen Organisasi 2. Data tidak akurat dan tidak sesuai Data yang disajikan dalam sistem tidak akurat dan tidak sesuai sehingga fungsi bisnis spesifik yang dituju tidak dapat diakses, hal ini dapat menyebabkan terhambatnya proses-proses bisnis dalam mencapai tujuan organisasi. 3. Waktu yang melampaui perkiraan Pengembangan suatu sistem informasi juga biasanya memerlukan waktu yang lama. Hal ini disebabkan pengembangan sistem informasi merupakan suatu pekerjaan yang kompleks dan membutuhkan keakuratan serta kecermatan yang tinggi. Jika perkiraan waktu ini yang dibuat meleset dari yang direncanakan, maka hal tersebut dapat menyebabkan kegagalan. 4. Biaya yang melampaui anggaran Biaya merupakan salah satu penentu keberhasilan sistem. Pada dasarnya biaya pengembangan suatu sistem informasi adalah mahal, karena itu diperlukan perencanaan anggaran yang cermat dan tepat. Namun begitu sering terjadi dimana pengembangan sistem informasi di suatu perusahaan menjadi berlarutlarut, kurang terarah sehingga menyebabkan biaya semakin membengkak. Apabila dalam dalam implementasi dan pengoperasian suatu sistem diperlukan biaya diatas anggaran, maka perlu diperhatikan manfaat sistem dari semua aspek bisnis dan diperlukan pertimbangan yang sangat besar. 10
5. Operasi tidak efisien Suatu sistem tidak akan berjalan dengan baik jika informasi tidak disediakan secara tepat waktu dan efisien. Apabila waktu respon yang dimiliki suatu sistem demikian lama, maka secara operasional, sistem dikatakan gagal. 6. Kelemahan teknis pada pengguna sistem Jika sistem informasi yang dibangun tidak dikerjakan secara cermat dan teliti, maka besar kemungkinan sistem tersebut akan memiliki kelemahan teknis yang membuat sistem tidak mampu bekerja secara normal ataupun sesuai dengan yang diharapkan. Jika hal ini terjadi maka dapat menyebabkan kegagalan. 7. Manfaat yang diperoleh tidak sesuai kebutuhan Pada dasarnya, sebuah sistem informasi dikembangkan dan diterapkan dengan tujuan tertentu sesuai dengan kondisi dan kebutuhkan yang ada dalam perusahaan. Sistem yang dibangun ternyata tidak sesuai dengan peruntukkannya tersebut, maka bisa dikatakan sistem tersebut gagal. 8. Kurangnya input dari end user Adanya kesenjangan komunikasi antara pengguna dan perancang sistem informasi terjadi karena pengguna dan spesialis sistem informasi cenderung memiliki perbedaan dalam latar belakang, kepentingan, dan prioritas. 9. Kurangnya dukungan eksekutif Jika pihak manajeman kurang memberikan dukungan, maka dapat mengakibatkan penerapan sistem informasi perusahaan menjadi sia-sia, karena akan menyebabkan banyak hambatan dalam prosesnya. Dengan adanya sistem informasi akan menyebabkan perubahan pada pengorganisasian pada perusahaan tersebut, jika penerapan sistem informasi tidak mendapatkan dukungan penuh, akan menyebabkan ketidakpastian dan ancaman bagi posisi dan peran para 11
pegawainya, hal ini pun akan dapat menyebabkan kegagalan dalam penerapan sistem informasi. 10. Inkompetensi secara teknologi Kompleksitas sistem bukanlah merupakan jaminan perbaikan kinerja, bahkan menjadi hambatan jika tidak didukung oleh kesiapan sumber daya manusia dalam tahapan implementasinya. Hal ini sering terjadi terutama pada perusahaan yang pengetahuan teknologi informasinya rendah. Jika pengembangan sistem informasi diserahkan pada orang-orang yang kurang berkompeten dibidangnya maka akan berakibat fatal bagi perusahaan ketika sistem tersebut telah diterapkan. 3.3 Faktor-faktor Penentu Kesuksesan Sistem Informasi Manajemen Untuk dapat mencapai suatu keberhasilan, maka diperlukan faktor-faktor kunci kesuksesan. Apabila perusahaan telah mampu mengidentifikasi masalah atau resiko yang muncul pada setiap implementasi sistem, maka perusahaan akan lebih mudah menentukan faktor-faktor kunci yang relevan diimplementasikan. Resiko yang dapat menyebabkan kegagalan pada sistem dapat diantisipasi dengan menjalankan faktor-faktor yang dapat menghasilkan kesuksesan, antara lain sebagai berikut : 1. Adanya dukungan dari manajemen eksekutif Jika pihak manajemen memberikan dukungan penuh pada suatu proyek sistem informasi maka hal tersebut akan memberikan dampak positif pada pengguna dan staf pelayanan teknis informasi. Dukungan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk penghargaan terhadap waktu dan tenaga yang telah dicurahkan pada proyek tersebut, dukungan bahwa proyek akan menerima cukup dana, serta berbagai perubahan organisasi yang diperlukan. 12
2. Keterlibatan end user Sikap positif dalam bentuk dukungan dan kompetensi dari user, serta hubungan yang baik antara user dengan teknisi merupakan faktor sikap yang menguntungkan dan sangat penting bagi berhasilnya penerapan sistem informasi. Sikap positif menentukan tindakan, dan akan berkaitan dengan tingkat penggunaan yang tinggi serta kepuasan terhadap sistem tersebut. 3. Perencanaan yang matang dan tepat Perencanaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam berbagai aspek, oleh karena ini perencanaan yang memadai merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan berhasil atau tidaknya penerapan sistem informasi. Kemauan perusahaan dalam merancang penerapan sistem informasi berdasarkan sumberdaya yang dimiliki diyakini dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan. Untuk mengukur apakah suatu sistem sudah dapat dikatakan berhasil atau tidak, dapat digunakan beberapa pendekatan berikut : 1. Sistem tersebut tingkat penggunaannya relative tinggi (high levels of sistemuse) yang diukur melalui polling terhadap pengguna. 2. Kepuasan para pengguna terhadap sistem (users satisfaction with the sistem) yang diukur melalui kuisioner atau interview. 3. Sikap yang menguntungkan (favourabel attitude) para pengguna terhadap sistem informasi. 4. Tujuan yang dicapai pada tingkat seberapa sistem dapat memenuhi tujuan-tujuan yang spesifik, sebagaimana dicerminkan oleh peningkatan kinerja organisasi dan pengambilan keputusan melalui sistem informasi yang digunakan. 5. Imbal balik keuangan (financial payoff) untuk organisasi, baik melalui pengurangan biaya atau peningkatan penjualan dan keuntungan yang diterima. 13
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis, perusahaan dituntut untuk memiliki beberapa strategi tersendiri untuk merebut pangsa pasar. Penerapan teknologi informasi pada setiap strategi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan sangat diperlukan agar dapat mengatasi setiap permasalahan yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi dalam proses bisnis. Untuk itu diperlukan sistem informasi manajemen yang dapat menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen dalam pengambilan keputusan, dan menunjang keunggulan strategi kompetitif organisasi. Namun dalam penerapannya pun masih ditemukan beberapa tantangan dan kendala yang dapat menyebabkan resiko dan kegagalan pada sistem yang dapat pula berakibat negatif terhadap proses bisnis. Sehingga perlu diketahui faktor-faktor penyebab kegagalan dan penentu kesusksesan suatu sistem agar resiko dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan dapat yaitu adanya ketidaksesuaian dalam beberapa aspek, antara lain: desain, data, waktu, biaya, operasi, kelemahan teknis pada pengguna, kurangnya input dari end user, kurangnya dukungan eksekutif, dan inkompetensi secara teknologi. Sedangkan beberapa faktor penentu kesuksesan yaitu adanya dukungan manajemen eksekutif, keterlibatan end user, serta perencanaan yang matang dan tepat. Dengan diketahuinya faktor-faktor kegagalan dan kesuksesan, segala macam tantangan dan resiko dapat diantisipasi dan kesuksesan SIM serta tujuan organisasi dapat tercapai. 4.2 Saran Untuk dapat mencapai kesuksesan diperlukan peran serta seluruh anggota organisasi terutama dalam hal pengembangan keterampilan dalam bidang teknologi informasi, serta diperlukan perencanaan yang matang dalam segala aspek bisnis. 14
BAB V DAFTAR PUSTAKA C. Laudon, P. Jane Laudon, Kenneth. 2006. Management Information Systems. Pearson International. Husein, Muhammad Fakhri dan Amin Wibowo. 2002. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: UPP AMP YKPN Indrajit, Eko. R. 2006. Manajemen Sistem Informasi dan Teknologi Informasi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Jogiyanto (2003). Sistem Teknologi Informasi. Penerbit Andi. Yogyakarta Kadir Abdul (2002). Pengenalan Sistem Informasi. Penerbit Andi. Yogyakarta. Mcleod, Raymond, Jr. 2006. Management Information Systems. EdisiKedelapan. Prentice Hall. O Brien JA, Marakas G. 2005. Management Information sistem. Ninth edition. Boston: Mc Graw Hill, Inc. 15