BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SIMA AGUSTUS LTD. Penghasilan yang diperoleh atau diterima oleh PT SIMA AGUSTUS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU.

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL TAHUN 2009

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA KOMERSIAL UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BM

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB IV. EVALUASI PROSES PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 23/26 PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Laporan keuangan komersial PT. ERA Griya Selaras disusun dengan maksud

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

SPA MENTORING. Kamis, 24 Maret 2016 Pajak (UTS) By: Stella Hie

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PERUM DAMRI. Rekonsiliasi Laporan Fiskal pada PERUM DAMRI

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138 TAHUN 2000 TENTANG

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB II LANDASAN TEORI

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ADIS

UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

NOMOR :. TANGGAL : MULAI TAHUN PAJAK :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

BAB IV PEMBAHASAN. melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia. Perubahan

RUGI LABA BIAYA FISKAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

PERLAKUAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PERUBAHAN BENTUK USAHA (STUDI KASUS DI RESTORAN T)

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. Tjahjono, Ahmad dan Huesein, M. Fakhri. 2000, Perpajakan, Yogyakarta, UPP AMP YUPN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

BAB II LANDASAN TEORI

ABSTRAK. : Pajak Penghasilan, Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, Rekonsiliasi Fiskal.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 100/PMK.03/2011 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN ATAS SURPLUS BANK INDONESIA

PPh Pasal 21 yang harus dipotong 8,556,000 6,300,000 37,970,000 3,366,000

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC

RINGKASAN REKONSILIASI FISKAL

Transkripsi:

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SIMA AGUSTUS LTD IV.1 Evaluasi atas Penghasilan Penghasilan yang diperoleh atau diterima oleh PT SIMA AGUSTUS dikenakan pajak penghasilan. Hal ini sesuai dengan Pasal 4 ayat (1) UU No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. Tetapi tidak semua penghasilan merupakan objek dari pajak penghasilan. Penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh PT SIMA AGUSTUS LTD selama tahun 2004 berasal dari : 1. Penjualan Penghasilan dari penjualan barang, umumnya diakui pada saat terjadinya realisasi transaksi, yaitu penyerahan (hak kepemilikan barang) kepada pembeli. Demikian juga yang terjadi pada PT SIMA AGUSTUS LTD yang mengakui pendapatan pada saat terjadinya realisasi transaksi dan memang merupakan suatu kebijakan akuntansi yang diterapkan pada perusahaan ini. Jumlah penjualan bersih yang diperoleh PT SIMA AGUSTUS LTD pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 1.816.805.949,00. Dalam menentukan persediaan barang, PT SIMA AGUSUTUS LTD menggunakan metode rata-rata (average method). Penggunaan metode ini telah sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku yaitu Pasal 10 ayat (6) UU No. 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan.

2. Rental Penghasilan ini diperoleh dari penyewaan produk atau barang-barang perusahaan oleh pihak luar perusahaan. Jumlah rental bersih yang diperoleh PT SIMA AGUSTUS LTD pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 1.538.935.638,00. Penentuan atau pengakuan penghasilan dari rental berdasarkan accrual basis. 3. Service Penghasilan ini diperoleh dari jasa atas perbaikan atau perawatan barang-barang elektronik pihak luar oleh perusahaan. Jumlah service bersih yang diperoleh PT SIMA AGUSTUS LTD pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 490.296.807,00. Penentuan atau pengakuan penghasilan dari service berdasarkan accrual basis. 4. Pendapatan lain-lain Penghasilan ini didapat dari pendapatan lain-lain yang berasal dari kegiatan diluar operasi perusahaan. Jumlah pendapatan lain-lain yang diperoleh PT SIMA AGUSTUS LTD pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 37.409.313,00. Pendapatan lain-lain tersebut berasal dari : o Sumbangan dari klien Rp 5.625.000,00 o Penjualan dari pakaian bekas Rp 2.695.300,00 o Penerimaan dari penyelenggaraan bazaar Rp 20.659.500,00 o Pendapatan bunga Rp 8.429.513,00 5. Penjualan aktiva Penghasilan ini diperoleh dari penjualan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan kepada pihak luar. Jumlah penghasilan yang diperoleh PT SIMA AGUSTUS LTD dari hasil penjualan aktiva adalah sebesar Rp 31.937.376,00 dan diakui

pada saat terjadinya realisasi transaksi, yaitu penyerahan (hak kepemilikan barang) kepada pembeli. 6. Keuntungan selisih kurs Penghasilan ini diperoleh dari keuntungan kurs mata uang asing yang diperoleh oleh perusahaan terhadap mata uang rupiah. Perlakuan PPh atas selisih kurs mata uang asing ini telah diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan 597/KMK.04/1997 Tanggal 21 November 1997 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE 54/PJ 42/1999 tanggal 8 Desember 1999. sistem pembukuan yang dianut untuk menilai keuntungan selisih kurs berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia dan dilakukan secara taat asas. Jumlah keuntungan yang diperoleh PT SIMA AGUSTUS LTD dari selisih kurs adalah sebesar Rp 38.051.354,00. Dari uraian di atas terhadap unsur-unsur penghasilan yang terdapat dalam laporan rugi laba perusahaan maka dapat diketahui unsur-unsur mana yang diakui oleh ketentuan perpajakan dan unsur-unsur mana yang tidak diakui. Setelah dilakukannya evaluasi terhadap unsur-unsur penghasilan yang terdapat dalam laporan rugi laba perusahaan maka dapat diketahui unsur-unsur mana yang diakui oleh ketentuan perpajakan dan unsur-unsur mana yang tidak diakui. Umumnya, perbedaan tersebut merupakan penyesuai atas penghasilan kena pajak. Apabila ada unsur-unsur yang tidak diakui oleh ketentuan perpajakan akan dilakukan koreksi fiskal. Koreksi fiskal tersebut dapat menambah atau pun mengurangi jumlah penghasilan kena pajak perusahaan.

Hasil yang terperoleh dari evaluasi terhadap penghasilan yang telah terinci di atas menjelaskan bahwa seharusnya ada penghasilan yang diterima perusahaan selama tahun 2004 yang harus dilakukan koreksi. Berikut ini adalah penghasilan perusahaan selama tahun 2004 yang seharusnya dilakukan koreksi fiskal sebelum menentukan jumlah penghasilan kena pajak : Pendapatan bunga Penghasilan ini harus dikoreksi negatif seluruhnya karena bersifat final yaitu sebesar Rp 8.429.513,00. IV.2 Evaluasi atas Biaya Menurut akuntani komersial, semua biaya termasuk kerugian (losses) dapat dikurangkan dalam menghitung penghasilan bersih (net income). Tetapi dalam peraturan dan tujuan perpajakan, tidak semua biaya dapat dikurangkan sesuai dengan pasal 6 dan pasal 9 UU No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. Untuk memudahkan dalam melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan rugilaba, terutama pos-pos biaya yang biasanya menjadi fokus dari koreksi fiskal, maka perlu diketahui unsur-unsur dari biaya itu sendiri. Unsur-unsur biaya operasi PT SIMA AGUSTUS selama tahun 2004 terdiri dari : 1. Biaya gaji karyawan dan THR Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan selama tahun 2004 untuk kepentingan karyawannya. Biaya ini terdiri dari gaji dan THR karyawan.

Sesuai dengan pasal 21 UU No.17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, maka atas penghasilan yang diterima oleh karyawan selama tahun 2004 wajib dipotong PPh pasal 21. Pada akhir tahun pajak, perusahaan harus mengisi SPT 1721 mengenai pemotongan PPh pasal 21 atas penghasilan karyawan selama tahun 2004. Beban gaji dan THR pada PT SIMA AGUSTUS selam tahun 2004 sebesar Rp 584.500.000,00 yang terdiri dari : o Gaji pokok karyawan Rp 203.823.000,00 o Tunjangan kesehatan secara tunai Rp 156.652.000,00 o Transport secara tunai Rp 92.530.000,00 o Uang makan secara tunai Rp 87.265.000,00 o Tunjangan hari raya Rp 44.050.000,00 Uraian di atas merupakan penjelasan dari biaya gaji dan THR karyawan yang diambil dari SPT 1721 yang telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. 2. Biaya listrik dan air Biaya ini adalah pembayaran atas penggunaan listrik dan air (PAM) untuk kebutuhan kantor dan gudang selama tahun 2004 yaitu sebesar Rp 33.666.500,00. 3. Biaya telepon, fax starco dan internet Biaya ini merupakan pengeluaran perusahaan atas fasilitas komunikasi yang diperlukan dalam menunjang aktivitas operasional perusahaan seperti telepon,

faximile, dan internet. Biaya yang dikeluarkan oleh PT SIMA AGUSUTUS LTD pada tahun 2004 untuk keperluan ini adalah sebesar Rp 91.387.846,00. 4. Biaya penyusutan dan amortisasi Biaya ini merupakan biaya penyusutan atas aktiva yang dimilki oleh perusahaan yang terdiri dari kendaraan, inventaris kantor, inventaris demo, inventaris service dan inventaris rental serta amortisasi renovasi gedung yang digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan harus dilakukan penyusutan dan amortisasi sesuai dengan kebijakan perusahaan. Nilai penyusutan dan amortisasi tersebut dicatat sebagai biaya oleh perusahaan yang mengurangi penghasilan bruto. Besarnya nilai penyusutan dan amortiasasi PT SIMA AGUSTUS LTD adalah Rp 343.773.658,00. Selama ini PT SIMA AGUSTUS LTD telah menerapkan metode penyusutan dan amortisasi yang sama dengan ketentuan perpajakan yaitu double declining method. 5. Biaya proyek Biaya ini merupakan pengeluaran perusahaan atas proyek yang diterima perusahaan dalam rangka penyewaan atas alat-alat yang dimiliki oleh perusahaan. Merupakan biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan. Besarnya biaya proyek yang dikeluarkan oleh PT SIMA AGUSTUS LTD selama tahun 2004 adalah sebesar Rp 30.668.100,00. 6. Biaya perjalanan dinas Biaya ini merupakan pengeluaran perusahaan atas perjalanan karyawannya keluar kota atau pun keluar negari dalam rangka perjalanan dinas. Biaya yang dikeluarkan adalah sebesar Rp 46.257.633,00. Sesuai dengan kebijakan

perusahaan, setiap karyawan yang ditugaskan keluar kota atau keluar negeri harus selalu melampiran bukti pengeluaran-pengeluarannya selama perjalanan seperti tiket, kwintansi hotel, akomodasi, dan lain-lain. 7. Biaya iklan, promosi, demo dan pameran Biaya ini merupakan biaya yang telah dikeluarkan perusahaan untuk memperkenalan atau menarik pihak luar untuk membeli, menyewa atau melakukan perbaikan barang-barang elektoniknya kepada perusahaaan. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk keperluan ini adalah sebesar Rp 48.288.600,00. 8. Biaya fotocopy Biaya ini merupakan pengeluaran perusahaan yang digunakan untuk memfotocopy dokumen-dokumen yang berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh PT SIMA AGUSTUS LTD selama tahun 2004 yaitu Rp 238.400,00. 9. Biaya transport dalam kota Biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan transport karyawan dengan menggunakan angkutan umum yang terjadi didalam kota. Untuk keperluan tersebut perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp 525.000,00. 10. Biaya bensin, parkir dan tol Biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan perjalanan yang ditempuh dengan kendaraan perusahaan yang memerlukan bensin, parkir dan Tol. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh PT SIMA AGUSTUS LTD selama tahun 2004 adalah sebesar Rp 8.112.900,00.

11. Biaya perbaikan kendaraan Biaya ini merupakan pengeluaran perusahaan sehubungan dengan perbaikan dan perawatan kendaraan yang dimiliki oleh perusahaan baik secara rutin ataupun tidak rutin seperti servis kendaraan dan perbaikan kendaraan apabila terjadi kerusakan. Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk hal ini adalah sebesar Rp 17.323.900,00. 12. Biaya surat-surat kendaraan Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk pengurusan surat-surat kendaraan operasional perusahaan seperti STNK dan BPKB. Biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 13.184.800,00. 13. Biaya pengiriman dan pengangkutan Biaya ini merupakan pengeluaran perusahaan dalam rangka mengangkutan produk-produknya sebelum dikirimkan. Termasuk juga biaya untuk membayar jasa kuli yang diperlukan untuk mengangkut produknya. Total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 38.904.650,00. 14. Biaya pos dan materai Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan pengiriman-pengiriman melalui pos serta pembelian benda-benda pos khususnya materai untuk keperluan administrasi kantor. Jumlah yang dikeluarkan untuk hal ini adalah sebesar Rp 1.819.200,00. 15. Biaya asuransi Perusahaan mengasuransikan aktiva-aktivanya yang berupa kendaraan, bangunan, jiwa dan persediaan/rental. Tujuannya adalah untuk menghindari

kemungkinan kerugian yang besar bila terjadi musibah yang tidak terduga atas harta perusahaan tersebut. Besarnya biaya asuransi yang dikeluarkan oleh PT SIMA AGUSTUS LTD selama tahun 2004 adalah sebesar Rp 129.687.553,00. 16. Biaya alat tulis kantor Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan sebesar Rp 11.280.300,00 untuk pembelian alat tulis kantor guna menunjang kegiatan operasional perusahaan selama tahun 2004. 17. Biaya keperluan dapur Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk keperluan dapur seperti pembelian kopi, gula, teh dan kebutuhan dapur lainnya. Besarnya biaya yang dikeluarkan yaitu Rp 4.866.900,00. 18. Biaya air minum Didalam biaya ini terdapat pembayaran atas pembelian air minum sebesar Rp 2.000.000,00 untuk seluruh pegawai kantor seperti Aqua dan Ades. 19. Biaya keperluan umum Biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan berbagai keperluan umum yang sifatnya tidak tetap sebesar Rp 3.000.000,00. 20. Biaya sumbangan dan keamanan Untuk menjaga keamanan serta kebersihan lingkungan, selama tahun 2004 perusahaan membayaran iuran keamanan dan kebersihan kepada pengurus lingkungan serta sumbangan terhadap lingkungan tersebut. Besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk sumbangan dan keamanan yaitu Rp 145.350,00. 21. Biaya ijin, keanggotaan dan legal

Biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan selama tahun 2004 dalam rangka pengurusan masalah perijinan kepada pihak yang berwenang. Jumlah yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp 28.000.000,00. 22. Biaya iuran anggota Merupakan biaya yang sifatnya tidak tetap yang berasal dari pengeluaran anggota atau karyawan untuk kegiatan amal atau kegiatan sosial lainnya yang dilakukan oleh perusahaan dengan jumlah Rp 5.774.531,00. 23. Biaya PBB Pengeluaran perusahaan untuk membayar pajak yang terutang atas bumi dan bangunan yang dimiliki oleh perusahaan. Besarnya biaya PBB yang dikeluarkan oleh PT SIMA AGUSTUS LTD selama tahun 2004 adalah sebesar Rp 3.587.114,00. 24. Biaya surat kabar/majalah Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membayar atau melunasi langganan koran dan/atau majalah tiap bulannya seperti Kompas dan Femina. Besarnya biaya surat kabar/majalah yang dikeluarkan oleh PT SIMA AGUSTUS LTD selama tahun 2004 adalah sebesar Rp 514.000,00. 25. Biaya pemeliharaan inventaris kantor Biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan perawatan dan pemeliharaan inventaris yang dimilki oleh perusahaan. Besarnya biaya pemeliharaan inventaris kantor yaitu Rp 7.034.200,00. 26. Biaya bahan pemeliharaan gedung

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan pembelian bahanbahan yang digunakan dalam perawatan dan pemeliharaan gedung. Besarnya biaya bahan pemeliharaan gedung yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebesar Rp 58.030.450,00. 27. Biaya rupa-rupa Merupakan biaya yang sifatnya tidak tetap dan termasuk dalam kegiatan operasional perusahaan sebesar Rp 4.591.410,00. Biaya rupa-rupa terdiri dari: o Biaya kebersihan Rp 2.400.000,00 o Pembayaran kartu kredit Rp 2.191.410,00 28. Biaya bunga bank Biaya yang dikenakan atas bunga bank yang diterima oleh perusahaan sebesar Rp 78.604.723,00. 29. Biaya administrasi bank Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan berkenaan dengan administrasi bank yang besarnya mencapai Rp 20.278.630,00. 30. Biaya lain-lain Biaya yang dikeluarkan perusahaan yang yang sifatnya relative kecil dengan besarnya yaitu Rp 9.840.525,00. Biaya lain-lain terdiri dari : o Antar jemput karyawan Rp 4.567.250,00. o Biaya seragam Satpam Rp 650.500,00. o Biaya peralatan keselamatan kerja Rp 4.622.775,00. Setelah dilakukannya evaluasi terhadap unsur-unsur biaya yang terdapat dalam laporan rugi laba perusahaan maka dapat diketahui unsur-unsur mana yang

diakui oleh ketentuan perpajakan dan unsur-unsur mana yang tidak diakui. Umumnya, perbedaan tersebut merupakan penyesuai atas beban yang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak. Apabila ada unsur-unsur yang tidak diakui oleh ketentuan perpajakan akan dilakukan koreksi fiskal. Koreksi fiskal tersebut dapat menambah atau pun mengurangi jumlah penghasilan kena pajak perusahaan. Dalam SPT tahun 2004 yang telah dilaporkan perusahaan tidak terdapat koreksi fiskal terhadap penghasilan maupun biaya. Tetapi jika dilihat dari hasil evaluasi yang telah dilakukan terhadap unsur-unsur dalam laporan rugi-laba perusahaan, seharusnya ada biaya-biaya perusahaan selama tahun 2004 yang harus dilakukan koreksi. Berikut ini adalah biaya-biaya perusahaan selama tahun 2004 yang seharusnya dilakukan koreksi fiskal sebelum menentukan jumlah penghasilan kena pajak : Penyusutan kendaraan Biaya ini dilakukan koreksi positif sebesar 50% yaitu sebesar Rp 82.691.207,00. Hal ini berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-220/PJ./2002. Selain itu didalam biaya ini terdapat kendaraan sedan dan sejenisnya yang harus dikoreksi. Biaya bensin, parkir dan tol

Biaya ini dilakukan koreksi fiskal positif sebesar 50% yaitu sebesar Rp 4.056.450,00. Hal ini berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak No. KEP- 220/PJ./2002. Biaya perbaikan kendaraan Biaya ini dilakukan koreksi fiskal positif sebesar 50% yaitu sebesar Rp 12.756.850,00. Hal ini berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak No. KEP- 220/PJ./2002. Biaya keperluan dapur Biaya ini harus dilakukan koreksi fiskal positif seluruhnya karena tidak ada hubungannya dengan kegiatan operasi perusahaan dan juga merupakan biaya yang tidak dapat dikurangkan. Besarnya biaya yang dikoreksi yaitu Rp 4.866.900,00. Biaya sumbangan dan keamanan Biaya ini harus dilakukan koreksi fiskal positif seluruhnya yaitu sebesar Rp 145.350,00 karena tidak ada hubungannya dengan kegiatan operasi perusahaan dan juga merupakan biaya yang tidak dapat dikurangkan. Biaya iuran anggota Biaya ini harus dilakukan koreksi fiskal positif seluruhnya yaitu sebesar Rp 5.774.531,00 karena biaya ini berasal dari anggota perusahaan itu sendiri dan merupakan biaya yang tidak dapat dikurangkan. Biaya surat kabar/majalah

Biaya ini harus dilakukan koreksi fiskal positif seluruhnya yaitu sebesar Rp 514.000,00 karena biaya ini tidak berhubungan dengan kegiatan operasi perusahaan. Biaya rupa-rupa Biaya ini harus dilakukan koreksi fiskal positif seluruhnya yaitu sebesar Rp 4.591.410,00 karena tidak didukung oleh bukti yang dianggap sebagai pengeluaran yang sebenarnya tidak ada dan tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. IV.3 Rekonsilasi Fiskal Adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya antara akuntansi komersial dan fiskal menimbulkan perbedaan dalam menghitung besarnya penghasilan kena pajak. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan kepentingan antara akuntansi komersial berdasarkan laba pada konsep dasar akuntansi yaitu the proper matching cost against revenue, sedangkan dari segi fiskal tujuan utamanya adalah penerimaan negara. Dalam menyusun laporan keuangan fiskal Wajib Pajak harus mengacu kepada peraturan perpajakan, sehingga laporan keuangan komersial yang dibuat berdasarkan standar akuntansi keuangan harus disesuaikan/koreksi fiskal terlebih dahulu sebelum menghitung besarnya penghasilan kena pajak. Deskripsi hubungan kausal antara laba fiskal dan laba pembukuan menghasilkan perbedaan angka yang bersifat permanent atau sementara. Perbedaan permanent terjadi karena administrasi pajak menghitung laba fiskal berbeda dengan laba pembukuan (menurut standar akuntansi) tanpa koreksi dikemudian hari.

Perbedaan permanent tidak memungkinkan adanya restorasi hubungan kausal antara laba fiskal dan laba pembukuan karena selama keberadaannya perusahaan kedua laba itu tidak akan terjadi kesamaan jumlah laba. Perbedaan waktu, yang bersifat sementara, terjadi karena adanya ketidaksamaan saat pengakuan penghasilan dan beban oleh administrasi pajak dan masyarakat profesi akuntan. Perbedaan waktu meyebabkan penghitungan (pembebanan) pajak atas jumlah laba yang berbeda dengan laba menurut pembukuan. Namun, perbedaan itu akan terkoreksi secara otomatis di kemudian hari. Dengan demikian, tidak ada perbedaan total laba fiskal dan laba pembukuan, yang terjadi adanya perbedaan alokasi beban dan penghasilan antar periode untuk tujuan fiskal dan akuntansi. Apabila administrasi pajak menghitung pajak atas jumlah laba yang lebih rendah dari laba menurut pembukuan akan terdapat utang pajak yang ditangguhkan. Penangguhan tersebut itu akan memunculkan jumlah laba fiskal yang lebih besar (dari laba pembukuan) dimasa kemudian. Fenomena tersebut sering disebut pembalikan perbedaan waktu positif. Keadaan sebaliknya akan terjadi pembalikan perbedaan waktu negatif apabila administrasi pajak menghitung jumlah laba yang lebih besar dari jumlah laba menurut pembukuan. Setelah dilakukan evaluasi terhadap penghasilan dan biaya, penulis akan menyajikan rekonsiliasi fiskal dari kedua hal tersebut. Table 4.1 PT SIMA AGUSTUS LTD REKONSILIASI PERHITUNGAN LABA-RUGI KOMERSIAL DAN FISKAL

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2004 NAMA AKUN KOMERSIAL PERBEDAAN FISKAL WAKTU PERMANEN PENDAPATAN Penjualan bersih Rental bersih Service bersih Total Pendapatan HPP Persediaan awal Pembelian Persediaan akhir Pemakaian alat bantu HPP 1.806.805.949 1.538.935.638 490.296.807 3.846.038.394 1.147.088.352 1.606.716.510 2.753.804.862 (1.379.123.746) 1.374.681.116 644.556.594 (2.019.237.710) 1.806.805.949 1.538.935.638 490.296.807 3.846.038.394 1.147.088.352 1.606.716.510 2.753.804.862 (1.379.123.746) 1.374.681.116 644.556.594 (2.019.237.710) Laba kotor 1.826.800.684 1.826.800.684 Biaya Operasional Biaya Tetap Gaji Karwayan THR Listrik dan air 540.450.000 44.050.000 33.666.500 540.450.000 44.050.000 33.666.500

Telepon, fax Starco dan internet 91.387.846 91.387.846 Penyusutan kendaraan 165.382.415 82.691.207 82.691.208 Penyusutan inventaris kantor 6.649.273 6.649.273 Penyusutan inventaris demo 597.206 597.206 Penyusutan inventaris service 359.211 359.211 Penyusutan inventaris rental 169.374.695 169.374.695 Amortisasi renovasi gedung 1.410.858 1.410.858 Total biaya tetap 1.053.328.004 970.636.797 Biaya tidak tetap Biaya proyek 30.668.100 30.668.100 Perjalanan dinas luar kota 7.268.700 7.268.700 Perjalanan dinas luar negeri 38.988.933 38.988.933 Iklan/promosi/demo dan pameran 48.288.600 48.288.600 Fotocopy 238.400 238.400

Transport dalam kota 525.000 525.000 Bensin, parkir dan Tol 8.112.900 4.056.450 4.056.450 Perbaikan kendaraan 17.323.900 8.661.950 8.661.950 Surat-surat kendaraan 13.184.800 13.184.800 Biaya pengiriman dan pengangkutan 38.904.650 38.904.650 Pos dan materai 1.819.200 1.819.200 Asuransi kendaraan 25.513.700 25.513.700 Asuransi bangunan 10.919.300 10.919.300 Asuransi jiwa 894.800 894.800 Asuransi persediaan atau rental 92.359.753 92.359.753 Alat tulis kantor 11.280.300 11.280.300 Biaya keperluan dapur 4.866.900 4.866.900 Biaya air minum 2.000.000 2.000.000 Biaya keperluan umum 3.000.000 3.000.000 Biaya sumbangan atau keamanan 145.350 145.350 Ijin, keanggotaan dan legal 28.000.000 28.000.000 Iuran anggota 5.774.531 5.774.531 Biaya PBB 3.587.114 3.587.114

Surat kabar dan majalah Pemeliharaan inventaris 514.000 514.000 kantor Biaya bahan pemeliharaan gedung 7.034.200 58.030.450 7.034.200 58.030.450 Biaya rupa-rupa 4.591.410 4.591.410 Total biaya tidak tetap Total biaya operasional Laba bersih hasil 463.834.991 (1.517.162.995) 435.224.400 (1.405.861.197) operasi 309.637.689 420.939.487 Pendapatan (biaya) diluar operasi Bunga bank (78.604.723) (78.604.723) Administrasi bank (20.278.630) (20.278.630) Biaya lain-lain Pendapatan lain-lain (9.840.525) 37.409.313 8.429.513 (9.840.525) 28.979.800 Penjualan aktiva 31.937.376 31.937.376 Selisih kurs 38.051.354 38.051.354 Total (1.325.837) (9.755.348) Laba bersih sebelum pajak 308.311.000 411.184.000 Pajak perseroan (74.993.300)

Laba tahun berjalan sesudah pajak 233.317.700 Table 4.2 PT SIMA AGUSTUS LTD Rekonsiliasi fiskal Tahun 2004 Laba Bersih (menurut akuntansi komersial) Rp 308.311.000,00 Koreksi Positif : Penyusutan kendaraan Rp 82.691.207,00 Biaya bensin, parkir dan Tol Rp 4.056.450,00 Perbaikan kendaraan Rp 8.661.950,00 Biaya keperluan dapur Rp 4.866.900,00 Biya sumbangan/keamanan Rp 145.350,00 Iuran anggota Rp 5.774.531,00 Surat kabar/majalah Rp 514.000,00 Biaya rupa-rupa Rp 4.591.410,00 Total koreksi positif Rp 111.302.000,00(+) Rp 419.613.000,00 Koreksi Negatif : Pendapatan bunga Rp 8.429.513,00(-) Laba (penghasilan) kena pajak (menurut fiskal) Rp 411.184.000,00

PPh badan yang terutang adalah: Rp 50.000.000,00 x 10% = Rp 5.000.000,00 Rp 50.000.000,00 x 15% = Rp 7.500.000,00 Rp 311.184.000,00 x 30% = Rp 93.355.200,00 (+) Jumlah Rp 105.855.200,00 IV.4 Evaluasi atas Kredit Pajak Kredit pajak untuk pajak penghasilan adalah pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak ditambah dengan pokok pajak yang terutang dalam Surat Tagihan Pajak karena pajak penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar, ditambah dengan pajak yang dipotong atau dipungut, ditambah dengan pajak atas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri, dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak, yang dikurangkan dari pajak yang terutang. Kredit pajak yang dapat dikurangkan terhadap pajak yang terutang pada akhir tahun adalah pajak penghasilan yang telah dilunasi dalam tahun berjalan oleh Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, baik yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tersebut ataupun yang dipotong serta dipungut oleh pihak lain. Pajak penghasilan yang dapat dikreditkan selain lump-sum bulanan (PPh Pasal 25) atas PPh badan yang terutang pada akhir tahun adalah pajak penghasilan yang dibayar maupun yang dipungut oleh pihak lain yang bersifat tidak final. PPh

yang dapat dikreditkan antara lain: PPh atas penghasilan tanah/bangunan bagi perusahaan yang tidak bergerak dibidang real estat, PPh Pasal 22 atas impor, PPh Pasal 22 atas pembelian solar dari Pertamina, Fiskal Luar negeri karyawan, PPh Pasal 23 bunga dari non bank, royalty, PPh Pasal 24 dipotong diluar negari. Pajak penghasilan yang boleh dikreditkan atau dikatakan sebagai kredit pajak untuk Wajib Pajak badan dalam penghitungan Pajak Penghasilan Pasal 25 yaitu PPh Pasal 22,23 dan 24. Evaluasi Pajak Penghasilan Pasal 22 pada PT SIMA AGUSTUS LTD Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang, dan badan-badan tertentu baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain. Dasar hukum pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah Pasal 22 Undangundang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994 sebagaimana telah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000, dan KMK No. 450/KMK.04/1997, KMK No. 444/KMK.04/1999 Tanggal 7 September 1999 tentang perubahan KMK No. 450/KMK.04/1997 tentang penunjukkan pemungut PPh pasal 22 sifat dan besarnya pumungutan serta tata cara penyetoran dan pelaporannya sebagaimana telah diubah dengan KMK No. 549/KMK.04/1997, selanjutnya diikuti dengan Surat Edaran Direktur Jenderal

Pajak No. 16/Pj 43/1998 tanggal 4 Juni 1998 sebagai petunjuk pelaksanaan lebih lanjut yang telah diperbaiki dengan SE.50/Pj.43/1999 Tanggal 28 Oktober 1999. Pada PT SIMA AGUSTUS LTD penulis melakukan evaluasi terhadap pajak penghasilan pasal 22 melalui Laporan PPh Pasal 22. Table 4.3 LAPORAN PPh PASAL 22 PT SIMA AGUSTUS LTD TAHUN 2004 KETERANGAN JUMLAH MASA PAJAK TANGGAL SETOR SETORAN BANK INDONESIA Rp 78.409,00 MARET 2004 12 APRIL 2004 BANK INDONESIA Rp 5.745.002,00 JULI 2004 5 AGUSTUS 2004 BANK INDONESIA Rp 302.369,00 JULI 2004 5 AGUSTUS 2004 BANK INDONESIA Rp 210.000,00 SEPTEMBER 2004 7 OKTOBER 2004 IMPORT Rp 66.478,00 NOVEMBER 2004 14 DESEMBER 2004 TOTAL Rp 6.402.258,00 Dalam Laporan Bukti Pemotongan PPh Pasal 22 semua unsur yang ada telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Jadi padalam PPh Pasal 22 tersebut diatas semua jumlah yang ada yaitu sebesar Rp 6.402.258,00 dapat dijadikan sebagai kredit pajak.

Evaluasi Pajak Penghasilan Pasal 23 pada PT SIMA AGUSTUS LTD Pajak Penghasilan Pasal 23 merupakan Pajak Penghasilan yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak dalam negari dan Bentuk Usaha Tetap yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21, yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah atau subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, Bentuk Usaha Tetap atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya. Subjek pajak atau penerima penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap. Dasar hukum pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah Pasal 23 Undangundang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1994 sebagaimana telah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000, Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-50/Pj./1994 tanggal 27 esember 1994 dan Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-128/Pj./1997 dan aturan pelaksanaaan lainnya. Pemotong pajak penghasilan pasal 23 terutang pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau pada akhir bulan terutangnya penghasilan yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan saat terutangnya penghasilan yang bersangkutan adalah saat pembebanan sebagai biaya oleh pemotong pajak sesuai dengan metode pembukuan yang dianutnya. Pada PT SIMA AGUSTUS LTD penulis melakukan evaluasi terhadap pajak penghasilan pasal 23 melalui Laporan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23.

Table 4.4 LAPORAN BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23 PT SIMA AGUSUTUS LTD TAHUN 2004 NAMA NPWP PPh YANG NOMOR TANGGAL PEMOTONG DIPOTONG LAPOR PAJAK PT HAKUHUDO INDONESIA 01.982.091.9.022.000 5.455,00 034/II/2004 30 Januari 2004 PT TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA 01.936.379.5.014.000 1.276.800,00 0042/23/III/04 31 Maret 2004 PT TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA 01.936.379.5.014.000 3.315.000,00 0009/23/IV/04 30 April 2004 PT TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA 01.936.379.5.014.000 3.150.000,00 0009/23/V/04 31 Mei 2004 STANDARD CHARTERED BANK 01.000.335.8.091.000 19.484,00 CFP/23/06/04/00092 16 Juni 2004 PT TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA 01.936.379.5.014.000 1.549.800,00 0025/23/VI/04 30 Juni 2004 BANK INDONESIA 01.002.035.2.051.000 832.035,00 0930872005 21 Juli 2004

BANK INDONESIA 01.002.035.2.051.000 43.791,00 0930872006 21 Juli 2004 PT DUTA VISUAL NUSANTARA TIVI TUJUH 01.842.764.1.022.000 720.000,00 TV7-0762 31 Juli 2004 PT TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA 01.936.379.5.014.000 3.067.800,00 0016/23/VII/04 31 Juli 2004 PT TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA 01.936.379.5.014.000 4.083.600,00 0025/23/VIII/04 31 Agustus 2004 PT DUTA VISUAL NUSANTARA TIVI TUJUH 01.842.764.1.022.000 720.000,00 TV7-0773 31 Agustus 2004 PT TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA 01.936.379.5.014.000 4.115.000,00 0026/23/IX/04 30 September 2004 PT LOREAL INDONESIA 01.957.933.3.056.000 4.800.000,00 LOR/23/X/04-54 29 Okrober 2004 PT TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA 01.936.379.5.014.000 1.723.200,00 0025/23/X/2004 29 Okrober 2004 PT RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA 01.326.231.6.091.000 2.190.000,00 00998/PPh23/X/2004 29 Okrober 2004 PT DUNIA VISITAMA PRODUKSI 01.794.022.2.014.000 330.000,00 309/X/2004/23 20 November 2004 PT TELEVISI TRANSFORMASI

INDONESIA 01.936.379.5.014.000 3.583.000,00 0022/23/XI/2004 30 November 2004 PT TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA 01.936.379.5.014.000 5.561.400,00 0029/23/XII/2004 31 Desember 2004 PT KAWAN LAMA SEJAHTERA 01.363.367.2.035.000 10.910,00 004/23/08/I/2005 15 Januari 2005 PT DUNIA VISITAMA PRODUKSI 01.794.022.2.014.000 2.538.000,00 391/XII/2004/23 20 Januari 2005 PT DUNIA VISITAMA PRODUKSI 01.794.022.2.014.000 1.917.600,00 408/XII/2004/23 20 Januari 2005 PT RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA 01.326.231.6.091.000 2.727.273,00 00039/PPh23/I/2005 31 Januari 2005 PT TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA 01.936.379.5.014.000 4.749.600,00 0026/23/I/2005 31 Januari 2005 PT DUTA VISUAL NUSANTARA TIVI TUJUH 01.842.764.1.022.000 1.080.000,00 000031/PPh23/TV-7/2005 31 Januari 2005 PT TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA 01.936.379.5.014.000 2.740.200,00 0024/23/I/05 28 Februari 2005 TOTAL 56.771.130,00 Dalam Laporan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 semua unsur yang ada telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Jadi

dalam PPh Pasal 23 tersebut diatas semua jumlah yang ada yaitu sebesar Rp 56.771.130,00 dapat dijadikan sebagai kredit pajak. Evaluasi Pajak Penghasilan Pasal 24 pada PT SIMA AGUSTUS LTD Dalam hal ini PT SIMA AGUSTUS LTD tidak mempunyai kredit pajak yang berhubungan dengan Pajak Penghasilan Pasal 24 karena PT SIMA AGUSTUS LTD tidak mempunyai pajak yang terutang diluar negeri atau dibayarkan di luar negeri atas penghasilan yang diterima di luar negeri atau diperoleh dari luar negeri yang dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang atas seluruh penghasilan Wajib Pajak dalam negeri. Jadi jumlah pajak yang dapat dikreditkan atau kredit pajak PT SIMA AGUSTUS LTD untuk angsuran pajak sebesar Rp 63.173.388,00 yang terdiri dari besarnya PPh Pasal 22 yaitu Rp 6.402.258,00 ditambah dengan besarnya PPh Pasal 23 yaitu Rp 56.771.130,00. IV.5 Evaluasi atas Penghitungan PPh Pasal 25 Menurut SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan atau formulir 1771 dengan NPWP 01.306.893.7.025.000 dan nama Wajib Pajaknya PT SIMA AGUSTUS LTD yang beralamat di Jalan Batu Tulis Raya No.8a Kebon Kelapa, Jakarta Pusat besarnya angsuran PPh Pasal 25 tahun berjalan adalah sebesar Rp 984.992,00 dengan perhitungan sebagai berikut: a. Penghasilan yang menjadi dasar penghitungan angsuran Rp 308.311.000,00 b. Kompensasi kerugian Rp -

c. Penghasilan kena pajak (a-b) Rp 308.311.000,00 d. PPh yang terutang (tarif pasal 17 x huruf c) Rp 74.993.300,00 e. Kredit pajak tahun pajak yang lalu atas penghasilan yang dipotong/dipungut oleh pihak lain Rp 63.173.388,00 f. PPh yang harus dibayar sendiri (d-e) Rp 11.819.912,00 g. PPh Pasal 25 (1/12 x huruf f) Rp 984.992,00 Dengan adanya evaluasi yang telah dilakukan oleh penulis maka dari itu penulis menyajikan penghitungan angsuran pajak PPh Pasal 25 yang dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. a. Penghasilan yang menjadi dasar penghitungan angsuran Rp 411.184.000,00 b. Kompensasi kerugian Rp - c. Penghasilan kena pajak (a-b) Rp 411.184.000,00 d. PPh yang terutang (tarif pasal 17 x huruf c) Rp 105.855.200,00 e. Kredit pajak tahun pajak yang lalu atas penghasilan yang dipotong/dipungut oleh pihak lain Rp 63.173.388,00 f. PPh yang harus dibayar sendiri (d-e) Rp 42.681.812,00 g. PPh Pasal 25 (1/12 x huruf f) Rp 3.556.818,00 atau Penghitungan Angsuran PPh Pasal 25 untuk Wajib Pajak Badan PT SIMA AGUSTUS LTD.

Tabel 4.5 PPh menurut SPT Tahunan PPh tahun lalu Rp105.855.200,00 Pengurangan/Kredit Pajak: PPh Pasal 22 Rp 6.402.258,00 PPh Pasal 23 Rp 56.771.130,00 PPh Pasal 24 Rp 0 Total kredit pajak Rp 63.173.388,00 (-) Dasar penghitungan angsuran Rp42.681.812,00 Angsuran PPh Pasal 25 = Rp42.681.812,00 = Rp 3.556.818,00 12