PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP"

Transkripsi

1 PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP Diah Soleha, Gen Norman Thomas, SE., Ak., MM ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi biaya yang boleh dan tidak boleh di biayakan berdasarkan peraturan pajak, menganalisis berapa besar dampak rekonsiliasi fiskal pada laporan keuangan komersial, mengetahui metode yang efektif untuk melakukan perencanaan pajak dan berapa besar pengaruh perencanaan pajak terhadap beban pajak yang terjadi pada PT JP.Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Hasil analisis dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa PT JP masih kurang efektif dalam pengakuan biaya yang diperbolehkan dalam pajak, PT JP masih kurang memanfaatkan celah yang bisa dilakukan dalam perencanaan pajak. Untuk mengatasi kendala yang dimiliki PT JP, penulis menyarankan PT JP harus lebih teliti dalam pengakuan biaya yang diakui dalam pajak dan memanfaatkan celah yang dapat digunakan dalam perencanaan pajak agar dapat lebih memperbesar biaya yang dapat dibiayakan untuk meminimalkan beban pajak. Kata Kunci: Rekonsiliasi Fiskal, Perencanaan Pajak ABSTRACT The purpose of this research is to identify the costs that should and should not be treated as expenses based on tax regulations, to analyze how big an impact on the fiscal reconciliation of financial statements commercial, to find out the effective methods to do tax planning and how big the influence of tax planning on the tax expenses that occurs in PT JP. The methods that used in this research is a qualitative method. Results of analysis of the research that has been done shows that PT JP is less effective in the recognition of costs allowed in taxes, PT JP still less effective to exploit the gaps that can be used in tax planning. To overcome the constraints of PT JP, the authors suggest that PT JP should be more careful in the recognition of tax expense recognized in taxes and take advantage of gaps that can be used in tax

2 planning in order to increase the cost that can be treated as expenses to minimize the tax expenses. Key Words: Fiscal Feconciliation, Tax Planning PENDAHULUAN Saat ini pemerintah sangat gencar dalam meningkatkan pembangunan nasional di Indonesia demi mencapai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Dalam melaksanakan pembangunan nasional ini pemerintah membutuhkan banyak dana untuk dapat membiayai pelaksanaan pembangunan nasional agar dapat berjalan sesuai dengan rencana pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah melibatkan masyarakat dalam pembiayaan pembangunan nasional dengan cara membuat peraturan perundangundangan perpajakan agar setiap warga negara patuh dan sadar akan pajak, sehingga warga negara juga ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional. Salah satu pajak yang menjadi sumber pembiayaan dalam pembangunan nasional pemerintah adalah dari wajib pajak badan yakni penghasilan sebuah perusahaan atau laba perusahaan dari hasil berjalannya usaha yang sering disebut pajak penghasilan. Dalam hal ini khususnya pemilik perusahaan untuk dapat menjalankan peraturan pemerintah dalam hal perpajakan maka disetiap akhir tahun pajaknya perusahaan pasti akan melakukan pembukuan laporan keuangan. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut. Laporan keuangan dibutuhkan oleh berbagai macam pihak terutama sekali adalah pemilik perusahaan dan kreditor. Laporan keuangan ini pada umumnya digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Bagi pihak lain yang sebenarnya berkepentingan terhadap Laporan Keuangan Perusahaan adalah Pemerintah. Pemerintah memiliki hak terhadap Pajak Penghasilan sebagaimana diatur dalam Undangundang. Pemerintah tentu saja berkepentingan terhadap laba perusahaan karena Pajak Penghasilan dihitung berdasarkan laba perusahaan. Semakin besar laba perusahaan maka semakin besar Pajak Penghasilan yang bisa ditarik. Begitu juga sebaliknya.

3 Oleh karena itu banyak perusahaan yang ingin patuh akan pajak namun tidak ingin membayar terlalu besar dari hasil laba yang didapatkannya, karena bagaimanapun pajak bagi sebuah perusahaan merupakan beban yang harus dibayarkan kepada pemerintah yang dapat mengurangi pendapatan sebuah perusahaan. Dari banyak perusahaan PT JP merupakan perusahaan yang semakin maju seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi. PT JP termasuk dalam perusahaan yang taat pada pajak namun juga ingin membayar pajak yang lebih kecil dengan tidak melanggar peraturan perpajakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pajak, agar tidak terkena sanksi pajak yang malah akan merugikan perusahaan. PT JP tengah melakukan rekonsiliasi fiskal dalam perencanaan pajak yang dibuatnya, namun merasa pajak yang dibayar masih cukup tinggi, sehingga ingin dapat lebih meminimalkan beban pajak yang dibayar namun tetap mengikuti peraturan yang ada. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah jenis dari risetnya naturalis atau kualitatif, dimensi waktu risetnya adalah melibatkan banyak waktu tertentu, kedalaman risetnya adalah yaitu mendalam tetap hanya melibatkan satu objek saja (studi kasus) yaitu pada PT JP, metode pengumpulan datanya adalah menggunakan data primer, kontak langsung (wawancara), tidak langsung (berupa data arsip), dan studi pustaka, menentukan lingkungan risetnya adalah lingkungan riil (field riset), unit analisisnya adalah PT JP di Jakarta HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Dalam rangka membuat perencanaan pajak PT JP, pertama penulis akan menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan yang telah dilakukan oleh PT JP. Dalam pelaksanaan perpajakan terdapat kepatuhan pemenuhan perpajakan yang harus dipatuhi oleh wajib pajak PT JP. Dalam pelaksanaan kepatuhan

4 pemenuhan perpajakan pemerintah menetapkan tanggal dalam menyetor dan melapor SPT. Bagi wajib pajak badan yakni batas waktu menyetor pada tanggal 30 April dan batas waktu melapor pada tanggal 30 April. Dari adanya pelaksanaan kepatuhan pemenuhan perpajakan akan timbul sanksi administrasi berupa bunga, kenaikan, dan atau denda maupun sanksi pidana berupa kurungan atau penjara. Dari sanksi ini bagi wajib pajak merupakan pemborosan untuk pengeluaran dana jika wajib pajak melakukan keterlambatan dalam menyetor atau melapor. Namun bagi pemerintah bisa menjadi sebuah tambahan dalam pemasukan pajak. Maka dari itu merupakan hal penting untuk mengetahui tentang pemenuhan kewajiban perpajakan untuk menghindari pemborosan yang dapat merugikan perusahaan. Berikut ini pemenuhan kewajiban perpajakan yang dilakukan oleh PT JP selama tahun 2010, 2011, dan Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Penyetoran dan Pelaporan SPT Badan Tahunan PT JP Setor Lapor SPT Tanggal Batas Tanggal Batas Tepat Tepat Tahun Penyetoran Penyetoran Pelaporan Pelaporan Waktu Waktu April April 2011 Ya 30 April April 2011 Ya April April 2012 Ya 26 April April 2012 Ya April April 2013 Ya 30 April April 2013 Ya Sumber : Tanda terima SPT Tahunan dan Bukti Penerimaan Negara PT JP Dalam pemenuhan kewajiban penyetoran dan pelaporan selama tahun 2010, 2011 dan 2012, PT JP telah menyetor dan melaporkan pajak tepat pada waktunya sehingga tidak perlu membayar sanksi administrasi berupa bunga, kenaikan, dan atau denda maupun sanksi pidana berupa kurungan atau penjara. Dalam hal perencanaan pajak dari segi kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan PT JP sudah melakukan perencanaan pajak yang baik dan benar dengan menyetor dan melapor tepat pada waktunya sehingga dapat menghemat pengeluaran beban pajak perusahaan.

5 Setelah pengujian kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka perencanaan pajak penulis akan menganalisis metode penyusutan aktiva tetap. Perbandingan Metode Penyusutan Garis Lurus dengan Metode Penyusutan Saldo Menurun Ganda Dalam perpajakan terdapat dua metode yang diperbolehkan untuk menghitung aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan yaitu dengan cara Garis Lurus dan Saldo Menurun Ganda. Metode penyusutan yang digunakan oleh perusahaan untuk menghitung penyusutan aktiva tetap yang dimiliki, perusahaan menggunakan metode Garis Lurus. Dan penulis akan membuat metode saldo menurun ganda sebagai perbandingan. Perbandingan Metode dan Saldo Menurun Dalam Perhitungan Penyusutan Aktiva Tahun Metode Garis Lurus Perusahaan Metode Saldo Menurun Penulis ,950, ,141, ,904, ,317, ,119, ,091, Sumber : Daftar Aktiva PT JP Perencanaan pajak yang dilakukan PT JP mengenai metode penyusutan aktiva dengan metode garis lurus yang digunakan PT JP sudah tepat, karena dengan metode garis lurus jumlah biaya penyusutan yang akan ditanggung oleh PT JP akan lebih besar, dengan biaya yang lebih besar akan memperkecil beban pajak yang akan dibayar PT JP. Setelah pengujian kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan menganalisis penerapan metode penyusutan dalam rangka perencanaan pajak selanjutnya penulis akan menganalisis biayabiaya dan pendapatan yang dapat di

6 koreksi untuk melakukan rekonsiliasi fiskal dalam rangka perencanaan pajak, penulis akan menganalisis biaya dan pendapatan dengan membuat rekonsiliasi fiskal PT JP. Analisis Biaya dan Pendapatan pada Rekonsiliasi Fiskal 2010, 2011, dan 2012 Untuk dapat melakukan rekonsiliasi fiskal penulis harus terlebih dahulu melakukan analisis pada pendapatan dan biaya yang dimiliki oleh PT JP. Rekonsiliasi fiskal timbul karena adanya perbedaan antara pengakuan akuntansi menurut SAK dan pajak dengan adanya beda tetap dan beda waktu, beda waktu yang timbul karena perbedaan metode yang digunakan seperti metode penyusutan, sedangkan beda tetap timbul karena penghasilan dan beban yang memiliki perbedaan pengakuan di antara akuntansi komersial dengan akuntansi fiskal. Dalam rekonsiliasi fiskal dapat timbul koreksi positif dan koreksi negatif. Koreksi positif merupakan koreksi fiskal yang dapat menyebabkan laba fiskal perusahaan menjadi lebih besar. Dan sebaliknya koreksi negatif merupakan koreksi fiskal yang dapat menyebabkan laba fiskal perusahaan menjadi lebih kecil. Analisis Biaya dan Pendapatan pada Laporan Laba Rugi Beberapa biaya dan pendapatan yang dikeluarkan oleh PT JP antara lain : 1. Penjualan Bersih Penjualan Bersih merupakan hasil penjualan dalam melakukan transaksi penjualan perusahaan. 2. Harga Pokok Penjualan HPP terdiri dari Persediaan Awal, Pembelian barang dagang, Persediaan Akhir. 3. Biaya Bahan Pembantu Biaya Bahan Pembantu merupakan biaya untuk membeli bahanbahan pembantu dalam peroduksi. 4. Biaya Perbaikan Dan Perawatan Mesin Pabrik Biaya Perbaikan Dan Perawatan Mesin Pabrik untuk perawatan service yang dilakukan rutin agar mesin tetap produktif. 5. Biaya Perlengkapan Pabrik Biaya Perlengkapan Pabrik merupakan biaya untuk pembelian segala alat keperluan dipabrik.

7 6. Biaya Sewa Forklift Biaya Sewa Forklift merupakan biaya sewa kendaraan (mobil) forklift untuk memindahkan barang di gudang. 7. Biaya Gaji Biaya Gaji merupakan Biaya Gaji untuk para karyawan sesuai dengan golongan dan jabatan masingmasing karyawan. 8. Biaya Parkir, Tol dan Bensin Biaya Parkir, Tol dan Bensin merupakan biaya yang dikeluarkan setahun sekali untuk keperluan operasional perusahaan. 9. Biaya THR Biaya THR merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan setahun sekali untuk semua karyawan perusahaan. 10. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pemeliharaan Kendaraan dikeluarkan perusahaan untuk perawatan dan pemeliharaan (service) kendaraan operasional kantor. 11. Biaya Keamanan dan Kebersihan Biaya Keamanan dan Kebersihan merupakan biaya yang di berikan perusahaan untuk petugas RT/RW untuk menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan kantor. 12. Biaya Sewa Biaya Sewa merupakan biaya untuk membayar sewa gedung usaha. 13. Biaya Pemeliharaan Gedung Biaya Pemeliharaan Gedung merupakan biaya untuk pemeliharaan gedung dalam hal perbaikan gedung. 14. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Rumah Tangga Kantor yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya untuk keperluan kantor seperti pembelian kebutuhan kantor. 15. Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Perlengkapan Kantor merupakan biaya pemeliharaan perlengkapan kantor untuk perawatan perlengkapan kantor. 16. Biaya Cetak dan Fotocopy Biaya Cetak dan Fotocopy yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya pemeliharaan dan perawatan mesin cetak dan fotocopy.

8 17. Biaya Listrik dan Air Biaya Listrik dan Air merupakan biaya untuk membayar biaya listrik dan air kantor setiap bulan untuk keperluan kegiatan operasional perusahaan. 18. Biaya Telepon Biaya Telepon yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya telepon untuk kegiatan operasional perusahaan. 19. Biaya Pos dan Materai Biaya Pos dan Materai merupakan biaya yang dikeluarkan biaya jasa pengiriman dan materai dalam pengiriman surat dan barang dagang. 20. Biaya Upah Tenaga Kerja Lepas Biaya Upah Tenaga Kerja Lepas merupakan biaya untuk karyawan. 21. Biaya Sumbangan Biaya Sumbangan merupakan biaya untuk amal keagamaan, sumbangan acara kegiatan RT/RW setempat, sumbangan duafa dan anak yatim. 22. Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Alat Tulis Kantor merupakan biaya untuk membeli semua peralatan kantor yang dibutuhkan karyawan dalam bekerja. 23. Biaya Jasa Profesional Biaya Jasa Profesional untuk jasa konsultan yang digunakan untuk membantu bagian keuangan. 24. Biaya Lainlain Biaya Lainlain yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya dari transaksi yang tidak terdapat daftar nominatifnya. 25. Biaya Penyusustan Biaya Penyusutan yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya penyusutan inventaris kantor, biaya penyusutan kendaraan dan biaya penyusutan mesin dengan metode garis lurus. 26. Biaya Administrasi Bank Biaya Administrasi Bank yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai transaksi yang terjadi dengan bank. 27. Biaya Pajak Jasa Giro Biaya Pajak Jasa Giro merupakan biaya jasa giro bank.

9 28. Biaya Selisih Pembayaran Biaya Selisih Pembayaran merupakan biaya selisih pembayaran utang dan pelunasan piutang. 29. Pendapatan Bunga Jasa Giro Pendapatan Jasa Giro merupakan pendapatan bunga jasa giro bank. 30. Pendapatan Selisih Pembayaran Pendapatan Selisih Pembayaran merupakan selisih transaksi pembayaran utang. Laporan Laba Rugi PT JP 2010 ( dalam rupiah ) Keterangan Komersial Koreksi PT JP Fiskal Perusahaan Koreksi Penulis Fiskal Penulis Penjualan Bersih : Penjualan Barang Dagang Harga Pokok Penjulan : Persediaan Awal Pembelian Retur Pembelian Barang Tersedia Untuk Dijual Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan Laba Rugi Kotor Perusahaan BiayaBiaya Operasi : Biaya Adm dan Umum : Biaya Gaji Biaya Parkir, Tol, Bensin Biaya THR Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pemeliharaan Gedung Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Cetak dan Fotocopy Biaya Listrik dan Air Biaya Telepon Biaya LainLain Total Biaya Adm dan Umum Biaya Penyusutan : Biaya Peny. Inventaris Kantor Biaya Peny. Kendaraan

10 Biaya Peny. Mesin Total Biaya Penyusutan Total Biaya Laba (Rugi) Usaha Pendapatan (Biaya) LainLain : Pendapatan LainLain : Pendapatan Bunga Jasa Giro Pendapatan Selisih Pembayaran Total Pendapatan LainLain Biaya LainLain : Biaya Adm Bank Biaya Selisih Pembayaran Biaya Pajak Total Biaya LainLain ( ) Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak Sumber : Laporan Laba Rugi PT JP ( ) ( ) Analisis Biaya dan Pendapatan pada Rekonsiliasi Fiskal oleh Penulis 2010 Beberapa biaya dan pendapatan yang dikeluarkan oleh PT JP antara lain : 1. Penjualan Bersih Penjualan Bersih merupakan hasil penjualan dalam melakukan transaksi penjualan perusahaan. Di dalam penjualan bersih ini merupakan nilai DPP PPN (tidak termasuk PPN didalamnya) berdasarkan SPT Masa PPN yang dilaporkan oleh PT JP. Sehingga tidak perlu lagi melakukan koreksi pada penjualan bersih. Daftar Penjualan dan PPN 2010 Bulan Penjualan (Rp) PPN (Rp) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

11 Ags Sep Okt Nov Des Sumber : Penjualan PT JP 2. Harga Pokok Penjualan HPP terdiri dari Persediaan Awal, Pembelian, Persediaan Akhir. Persediaan Awal merupakan persediaan awal tahun yang tersedia di gudang. Pembelian merupakan pembelian barang dagang untuk keperluan produksi perusahaan. Dalam hal pembelian perusahaan tidak melakukan impor, pembelian disini hanya pembelian dalam nergri, sehingga tidak perlu menggunakan perhitungan kepemilikan API atau tidak memiliki API yang menyangkut pada pengkreditan PPh pasal 22. Dan Persediaan Akhir merupakan persediaan akhir tahun yang tersedia di gudang. Sehingga tidak perlu melakukan koreksi pada ketiga akun tersebut. 3. Biaya Gaji Biaya Gaji merupakan Biaya Gaji untuk para karyawan sesuai dengan golongan dan jabatan masingmasing karyawan. Biaya gaji tidak perlu dikoreksi pelaporannya sudah berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. 4. Biaya Parkir, Tol dan Bensin Biaya Parkir, Tol dan Bensin merupakan biaya yang dikeluarkan setahun sekali untuk keperluan operasional perusahaan seperti perjalanan menemui pelanggan, perjalanan pembelian keperluan kantor dan perjalanan pengiriman barang kepada pelanggan yang menggunakan kendaraan operasional kantor. Berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 4 tentang biaya perjalanan yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Maka tidak perlu di lakukan koreksi pada biaya parkir, tol, dan bensin.

12 5. Biaya THR Biaya THR merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan setahun sekali untuk semua karyawan perusahaan. Sesuai dengan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. Sehingga tidak dilakukan koreksi pada biaya THR. 6. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pemeliharaan Kendaraan dikeluarkan perusahaan untuk perawatan dan pemeliharaan (service) kendaraan operasional kantor dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin kendaraan. Atas biaya pemeliharaan kendaraan tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 7. Biaya Pemeliharaan Gedung Biaya Pemeliharaan Gedung merupakan biaya untuk perbaikan gedung yang rusak yakni bagian atap. Dalam hal ini perusahaan menggunakan jasa pihak lain yang ahli di bidang perbaikan bangunan. Atas biaya pemeliharaan gedung tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 8. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Rumah Tangga Kantor yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya untuk keperluan kantor dalam kegiatan operasional kantor. Tidak perlu melakukan koreksi untuk biaya ini karena merupakan

13 Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang ada dalam UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a. Namun ternyata terdapat biaya untuk membeli obat dan pengobatan untuk karyawan yang sakit, dalam hal ini perlu dikoreksi positif sebesar Rp , karena biaya pengobatan ini termasuk dalam golongan natura yang disebutkan dalam UndangUndang PPh pasal 9 ayat 1 huruf e yang tidak boleh dibiayakan, sehingga timbul koreksi positif. 9. Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Perlengkapan Kantor merupakan biaya pemeliharaan perlengkapan kantor untuk perawatan perlengkapan kantor seperti komputer, printer dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dibidang tehnisi perlengkapan kantor. Karena menggunakan jasa pihak yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. Dan karena biaya perlengkapann kantor termasuk dalam 3M yaitu memelihara maka tidak dilakukan koreksi pada biaya ini. 10. Biaya Cetak dan Fotocopy Biaya Cetak dan Fotocopy yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya pemeliharaan mesin cetak dan fotocopy untuk pemeliharaan dan perawatan mesin cetak dan fotocopy yang dimiliki perusahaan dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin fotocopy. Atas biaya cetak dan fotocopy tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 11. Biaya Listrik dan Air Biaya Listrik dan Air merupakan biaya untuk membayar biaya listrik dan air kantor setiap bulan untuk keperluan kegiatan operasional perusahaan. Untuk

14 biaya listrik dan air ini tidak perlu dilakukan koreksi berdasarkan Undang Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a tentang biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. 12. Biaya Telepon Biaya Telepon yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya telepon kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan, namun terdapat biaya HP didalamnya sebesar Rp , untuk pimpinan. Biaya HP merupakan biaya yang harus di koreksi 50%. Sehingga pada biaya telepon harus dilakukan koreksi positif sebesar Rp , 13. Biaya Lainlain Biaya Lainlain yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya dari transaksi yang tidak terdapat daftar nominatifnya. Biaya lainlain ini merupakan biaya promosi yang tidak terdapat daftar nominatifnya sehingga harus dikoreksi seluruhnya karena tidak memiliki bukti pendukung atas dikeluarkannya biaya tersebut. Sehingga biaya tersebut di anggap tidak ada. 14. Biaya Penyusustan Biaya Penyusutan yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya penyusutan inventaris kantor, biaya penyusutan kendaraan dan biaya penyusutan mesin yang perhitungannya menggunakan perhitungan metode garis lurus disetiap aktiva. Perhitungan tarif yang dibuat oleh perusahaan sudah sesuai dengan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 tentang tarif penyusutan, menghitung penyusutan dan masa manfaat harta berwujud dengan menggunakan metode garis lurus. Dalam perhitungannya sudah sesuais sehingga tidak perlu melakukan koreksi. Daftar Penyusutan 2010 (dalam rupiah) Aktiva Total Penyusutan Inventaris Kantor Kendaraan Mesin Total Penyusutan Sumber : Penyusutan PT JP

15 15. Biaya Administrasi Bank Biaya Administrasi Bank yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai transaksi yang terjadi dengan bank seperti kliring, bunga PRK, administrasi bank, materai rekening koran, dan cetak buku. Biaya administrasi bank tidak perlu dikoreksi karena sudah jelas biaya ini merupakan komponen biaya pengurang penghasilan bruto yang di atur dalam UndangUndang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor Biaya Selisih Pembayaran Biaya Selisih Pembayaran merupakan biaya selisih dari transaksi pembayaran utang dan pelunasan piutang usaha. Dan tidak perlu melakukan koreksi. 17. Pendapatan Bunga Jasa Giro Pendapatan Jasa Giro merupakan pendapatan bunga jasa giro bank. Pendapatan bunga jasa giro merupakan penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final (tidak dapat dikreditkan) berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 4 ayat 2. Sehingga harus melakukan koreksi negatif. 18. Pendapatan Selisih Pembayaran Pendapatan Selisih Pembayaran merupakan selisih dari transaksi pembayaran utang usaha. Dan tidak pelu melakukan koreksi. Perhitungan Pajak Terhutang Tahun 2010 (dalam rupiah) Sebelum Sesudah Selisih Analisis Analisis Laba Sebelum Pajak Fasilitas : x x 12,5% , x ,6 x 12,5% PPh Badan : x 25% , , ,07

16 , ,4 x 25% , ,85 Pajak Terhutang , , ,92 Kredit Pajak : PPh Pasal 25 = ( ) PPh Pasal 22 = ( ) PPh Pasal , , ,92 Sumber : Analisis Penulis Dari hasil koreksi pada tahun 2010 di atas, menurut analisis PT JP dan analisis penulis memiliki perbedaan. Pada tahun 2010 PT JP memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp dengan pajak terhutang sebesar Rp ,88 dan setelah penulis melakukan analisis, laba bersih sebelum pajak sebesar Rp dengan pajak terhutang sebesar Rp ,8 sehingga terjadi selisih sebesar Rp ,92 Laporan Laba Rugi PT JP 2011 ( dalam rupiah ) Keterangan Komersial Koreksi PT JP Fiskal PT JP Koreksi Penulis Fiskal Penulis Penjualan Bersih : Penjualan Barang Dagang Harga Pokok Penjulan : Persediaan Awal Pembelian Retur Pembelian Barang Tersedia Untuk Dijual Persediaan Akhir Harga Pokok Penjualan Laba Rugi Kotor Usaha BiayaBiaya Operasi : Biaya Adm dan Umum : Biaya Gaji Biaya THR Biaya Keamanan dan Kebersihan Biaya Sewa Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Cetak dan Fotocopy

17 Biaya Listrik dan Air Biaya Telepon Biaya Pos dan Materai Biaya Upah dan Tenaga Kerja Lepas Biaya Alat Tulis Kantor Total Biaya Adm dan Umum Biaya Penyusutan : Biaya Peny. Inventaris Kantor Biaya Peny. Kendaraan Biaya Peny. Mesin Total Biaya Penyusutan Total Biaya Laba (Rugi) Usaha Pendapatan (Biaya) LainLain : Pendapatan LainLain : Pendapatan Bunga Jasa Giro Pendapatan Selisih Pembayaran Total Pendapatan LainLain Biaya LainLain : Biaya Adm Bank Biaya Selisih Pembayaran Biaya Pajak Bunga Jasa Giro Total Biaya LainLain ( ) ( ) ( ) Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak Sumber : Laporan Laba Rugi PT JP Analisis Biaya dan Pendapatan pada Rekonsiliasi Fiskal oleh Penulis 2011 Beberapa biaya dan pendapatan yang dikeluarkan oleh PT JP antara lain : 1. Penjualan Bersih Penjualan Bersih merupakan hasil penjualan dalam melakukan transaksi penjualan perusahaan. Di dalam penjualan bersih ini merupakan nilai DPP PPN (tidak termasuk PPN didalamnya). Sehingga tidak perlu lagi melakukan koreksi pada penjualan bersih.

18 Daftar Penjualan dan PPN 2011 Bulan Penjualan (Rp) PPN (Rp) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Sember : Penjualan PT JP 2. Harga Pokok Penjualan HPP terdiri dari Persediaan Awal, Pembelian, Persediaan Akhir. Persediaan Awal merupakan persediaan awal tahun yang tersedia di gudang. Pembelian merupakan pembelian barang dagang untuk keperluan produksi perusahaan. Dalam hal pembelian perusahaan tidak melakukan impor, pembelian disini hanya pembelian dalam nergri, sehingga tidak perlu menggunakan perhitungan kepemilikan API atau tidak memiliki API. Dan Persediaan Akhir merupakan persediaan akhir tahun yang tersedia di gudang. Sehingga tidak perlu melakukan koreksi pada ketiga akun tersebut. 3. Biaya Gaji Biaya Gaji merupakan Biaya Gaji untuk para karyawan sesuai dengan golongan dan jabatan masingmasing karyawan. Biaya gaji tidak perlu dikoreksi pelaporannya sudah berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang.

19 4. Biaya THR Biaya THR merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan setahun sekali untuk semua karyawan perusahaan. Sesuai dengan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. Sehingga tidak dilakukan koreksi pada biaya THR. 5. Biaya Keamanan dan Kebersihan Biaya Keamanan dan Kebersihan merupakan biaya yang di berikan perusahaan untuk petugas RT/RW untuk menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan kantor. Sebesar Rp , harus dikoreksi karena tidak terdapat bukti transaksi sehingga tidak semua termasuk ke dalam UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1. Dan harus melakukan koreksi positif sebesar Rp , tersebut. 6. Biaya Sewa Biaya Sewa merupakan biaya untuk membayar sewa gedung usaha. Dalam biaya ini perusahaan hanya memasukan nilai pokok belum termasuk bunga 10% sehingga tidak perlu melakukan koreksi. Biaya sewa merupakan pajak final pada UndangUndang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat (2) 7. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pemeliharaan Kendaraan dikeluarkan perusahaan untuk perawatan dan pemeliharaan (service) kendaraan operasional kantor dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin kendaraan. Atas biaya pemeliharaan kendaraan tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa.

20 8. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Rumah Tangga Kantor yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya untuk keperluan kantor dalam kegiatan operasional kantor. Namun ternyata perusahaan memasukan biaya untuk membiayakan karyawan yang sakit kedalam biaya rumah tangga kantor ini sebesar RP , angka tersebut termasuk dalam golongan natura yang perusahaan telah keluarkan sehingga harus melakukan koreksi positif pada angka tersebut. Sehingga tidak semua angka masuk dalam UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a. Ada natura di dalamnya yang termasuk dalam pasal 9 ayat 1 huruf e yang harus dkoreksi. 9. Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Perlengkapan Kantor merupakan biaya pemeliharaan perlengkapan kantor untuk perawatan perlengkapan kantor seperti komputer, printer dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dibidang tehnisi perlengkapan kantor. Karena menggunakan jasa pihak yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. Dan karena biaya perlengkapann kantor termasuk dalam 3M yaitu memelihara maka tidak dilakukan koreksi pada biaya ini. 10. Biaya Cetak dan Fotocopy Biaya Cetak dan Fotocopy yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya pemeliharaan mesin cetak dan fotocopy untuk pemeliharaan dan perawatan mesin cetak dan fotocopy yang dimiliki perusahaan dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin fotocopy. Atas biaya cetak dan fotocopy tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa.

21 11. Biaya Listrik dan Air Biaya Listrik dan Air merupakan biaya untuk membayar biaya listrik dan air kantor setiap bulan untuk keperluan kegiatan operasional perusahaan. Untuk biaya listrik dan air ini tidak perlu dilakukan koreksi berdasarkan Undang Undang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a tentang biaya yang dapat di kurangkan dari penghasilan bruto karena merupakan biaya untuk mendapat, menagih, dan memelihara penghasilan. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. 12. Biaya Telepon Biaya Telepon yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya telepon kantor yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan. Namun terdapat biaya HP didalamnya sebesar Rp , untuk pimpinan yang diberikan rutin tiap tahunnya. Biaya HP merupakan biaya yang harus di koreksi 50% karena termasuk dalam golongan natura. Sehingga pada biaya telepon harus dilakukan koreksi positif sebesar Rp , 13. Biaya Pos dan Materai Biaya Pos dan Materai merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian materai dalam pengiriman surat dan barang dagang sehubungan dengan operasional perusahaan. Biaya pos dan materai tidak perlu melakukan koreksi karena merupakan biaya yang secara langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha dalam UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat Biaya Upah Tenaga Kerja Lepas Biaya Upah Tenaga Kerja Lepas merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perususahaan kepada karyawan. Pada dasarnya biaya gaji dan upah tidak perlu dikoreksi berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. 15. Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Alat Tulis Kantor merupakan biaya untuk membeli semua peralatan kantor yang dibutuhkan karyawan dalam bekerja. Pada biaya alat tulis kantor

22 ini perusahaan tidak perlu melakukan koreksi karena merupakan biaya untuk kegiatan usaha perusahaan seperti yang disebutkan pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor Biaya Penyusustan Biaya Penyusutan yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya penyusutan inventaris kantor, biaya penyusutan kendaraan dan biaya penyusutan mesin yang perhitungannya menggunakan perhitungan metode garis lurus disetiap aktiva. Perhitungan tarif yang dibuat oleh perusahaan sudah sesuai dengan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 tentang tarif penyusutan, menghitung penyusutan dan masa manfaat harta berwujud dengan menggunakan metode garis lurus. Sehingga tidak perlu melakukan koreksi. Daftar Penyusutan 2011 (dalam rupiah) Aktiva Total Penyusutan Inventaris Kantor Kendaraan Mesin Total Penyusutan Sumber : Penyusutan PT JP 17. Biaya Administrasi Bank Biaya Administrasi Bank yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai transaksi yang terjadi dengan bank seperti kliring, bunga PRK, administrasi bank, materai rekening koran, dan cetak buku. Biaya administrasi bank tidak perlu dikoreksi karena sudah jelas biaya ini merupakan komponen biaya pengurang penghasilan bruto yang di atur dalam UndangUndang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor Biaya Selisih Pembayaran Biaya Selisih Pembayaran merupakan biaya selisih dari transaksi pembayaran utang dan pelunasan piutang usaha. Dan tidak perlu melakukan koreksi pada biaya ini. 19. Biaya Pajak Bunga Jasa Giro Biaya Pajak Bunga Jasa Giro merupakan biaya bunga jasa giro bank yang merupakan pajak bersifat final berdasarkan UndangUndang Pajak

23 Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 4 ayat 2. Sehingga harus melakukan koreksi positif. 20. Pendapatan Bunga Jasa Giro Pendapatan Jasa Giro merupakan pendapatan bunga jasa giro bank. Pendapatan bunga jasa giro merupakan penghasilan yang dikenakan pajak bersifat final (tidak dapat dikreditkan) berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008 pasal 4 ayat 2. Sehingga harus melakukan koreksi negatif. 21. Pendapatan Selisih Pembayaran Pendapatan Selisih Pembayaran merupakan selisih dari transaksi pembayaran utang usaha. Dan tidak pelu melakukan koreksi. Perhitungan Pajak Terhutang Tahun 2011 (dalam rupiah) Sebelum Sesudah Selisih Analisis Analisis Laba Sebelum Pajak Fasilitas : x ,3 x 12,5% , x ,4 x 12,5% PPh Badan : , ,7 x 25% , , , , ,6 x 25% , ,22 Pajak Terhutang , , ,11 Kredit Pajak : PPh Pasal 25 = ( ) PPh Pasal 22 = ( ) PPh Pasal , , ,11 Sumber : Analisis Penulis

24 Dari hasil koreksi pada tahun 2011 di atas, menurut analisis PT JP dan analisis penulis memiliki perbedaan. Pada tahun 2011 PT JP memperoleh laba bersih sebelum pajak sebesar Rp dengan pajak terhutang sebesar Rp ,34 dan setelah penulis melakukan analisis, laba bersih sebelum pajak sebesar Rp dengan pajak terhutang sebesar Rp ,45 sehingga terjadi selisih sebesar Rp ,11 Laporan Laba Rugi PT JP 2012 ( dalam rupiah ) Keterangan Komersial Koreksi PT JP Fiskal PT JP Koreksi Penulis Fiskal Penulis Penjualan Bersih : Penjualan Barang Dagang Harga Pokok Penjulan : Persediaan Awal Pembelian Persediaan Akhir ( ) ( ) ( ) Persediaan yang terpakai Biaya Produksi : Biaya Bahan Pembantu Biaya Perbaikan & Perawatan Mesin Biaya Perlengkapan Pabrik Biaya Sewa Forklift Total Biaya Produksi Harga Pokok Penjualan Laba Rugi Kotor Usaha BiayaBiaya Operasi : Biaya Adm dan Umum : Biaya Gaji Biaya THR Biaya Parkir, Tol dan Bensin Biaya Keamanan dan Kebersihan Biaya Sewa Pemeliharaan Gedung Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Cetak dan Fotocopy Biaya Listrik dan Air Biaya Telepon Biaya Pos dan Materai

25 Biaya Upah dan Tenaga Kerja Lepas Biaya Sumbangan Biaya Alat Tulis Kantor Biaya Makan Biaya Jasa Profesional Total Biaya Adm dan Umum Biaya Penyusutan : Biaya Peny. Inventaris Kantor Biaya Peny. Kendaraan Biaya Peny. Mesin Total Biaya Penyusutan Total Biaya Laba (Rugi) Usaha Pendapatan (Biaya) LainLain : Pendapatan LainLain : Pendapatan Bunga Jasa Giro Pendapatan Selisih Pembayaran Total Pendapatan LainLain Biaya LainLain : Biaya Adm Bank Biaya Selisih Pembayaran Biaya Pajak Bunga Jasa Giro Total Biaya LainLain Laba (Rugi) Bersih Sebelum Pajak Sumber : Laporan Laba Rugi PT JP ( ) ( ) Analisis Biaya dan Pendapatan pada Rekonsiliasi Fiskal oleh Penulis 2012 Beberapa biaya dan pendapatan yang dikeluarkan oleh PT JP antara lain : 1. Penjualan Bersih Penjualan Bersih merupakan hasil penjualan dalam melakukan transaksi penjualan perusahaan. Di dalam penjualan bersih ini merupakan nilai DPP PPN (tidak termasuk PPN didalamnya). Sehingga tidak perlu lagi melakukan koreksi pada penjualan bersih.

26 Daftar Penjualan dan PPN 2012 Bulan Penjualan (Rp) PPN (Rp) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Sember : Penjualan PT JP 2. Harga Pokok Penjualan HPP terdiri dari Persediaan Awal, Pembelian, Persediaan Akhir. Persediaan Awal merupakan persediaan awal tahun yang tersedia di gudang. Pembelian merupakan pembelian barang dagang untuk keperluan produksi perusahaan. Dalam hal pembelian perusahaan tidak melakukan impor, pembelian disini hanya pembelian dalam nergri, sehingga tidak perlu menggunakan perhitungan kepemilikan API atau tidak memiliki API. Dan Persediaan Akhir merupakan persediaan akhir tahun yang tersedia di gudang. Sehingga tidak perlu melakukan koreksi pada ketiga akun tersebut. 3. Biaya Bahan Pembantu Biaya Bahan Pembantu merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli segala bahan pembantu yang dibutuhkan karyawan dalam produksi barang dipabrik. Tidak perlu melakukan koreksi pada biaya ini karena termasuk dalam kategori biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha dala UndangUndang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 1.

27 4. Biaya Perbaikan Dan Perawatan Mesin Pabrik Biaya Perbaikan Dan Perawatan Mesin Pabrik merupakan untuk service segala mesin dipabrik dengan menggunakan jasa lain. Dalam hal ini terdapat UndangUndang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 5. Biaya Perlengkapan Pabrik Biaya Perlengkapan Pabrik merupakan biaya untuk membeli segala kebutuhan di pabrik seperti tang, meja dan sebagainya. Hal ini merupakan biaya yang masuk dalam UndangUndang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 1 tentang biaya yang berkaitan dengan kegiatan usaha. Sehingga tidak perlu melakukan koreksi. 6. Biaya Sewa Forklift Biaya Sewa Forklift merupakan biaya untuk menyewa kendaraan roda empat yang digunakan untuk memindahkan barang besar dari satu tempat ketempat yang lain yang jaraknya tidak begitu jauh. Sewa kendaraan ini tidak perlu dikalukan koreksi karena merupakan sewa untuk kegiatan usaha. Seperti disebutkan dalam Pasal 6 ayat 1 huruf Biaya Gaji Biaya Gaji merupakan Biaya Gaji untuk para karyawan sesuai dengan golongan dan jabatan masingmasing karyawan. Biaya gaji tidak perlu dikoreksi pelaporannya sudah berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. 8. Biaya THR Biaya THR merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan setahun sekali untuk semua karyawan perusahaan. Sesuai dengan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 2 tentang biaya yang yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk pula gaji dan

28 upah yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha yang diberikan dalam bentuk uang. Sehingga tidak dilakukan koreksi pada biaya THR. 9. Biaya Parkir, Tol dan Bensin Biaya Parkir, Tol dan Bensin merupakan biaya yang dikeluarkan setahun sekali untuk keperluan operasional perusahaan seperti perjalanan menemui pelanggan, perjalanan pembelian keperluan kantor dan perjalanan pengiriman barang kepada pelanggan yang menggunakan kendaraan operasional kantor. Berdasarkan UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a nomor 4 tentang biaya perjalanan yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha. Maka tidak perlu di lakukan koreksi pada biaya parkir, tol, dan bensin. 10. Biaya Keamanan dan Kebersihan Biaya Keamanan dan Kebersihan merupakan biaya yang di berikan perusahaan untuk petugas RT/RW untuk menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan kantor. Biaya ini tergolong dalam 3M pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal Biaya Sewa Biaya Sewa merupakan biaya untuk membayar sewa gedung usaha. Dalam biaya ini perusahaan hanya memasukan nilai pokok belum termasuk bunga 10% sehingga tidak perlu melakukan koreksi. Biaya sewa merupakan pajak final pada UndangUndang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat (2) 12. Biaya Pemeliharaan Gedung Biaya Pemeliharaan Gedung merupakan biaya untuk perbaikan gedung yang rusak yakni bagian atap. Dalam hal ini perusahaan menggunakan jasa pihak lain yang ahli di bidang perbaikan bangunan. Atas biaya pemeliharaan gedung tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa.

29 13. Biaya Pemeliharaan Kendaraan Biaya Pemeliharaan Kendaraan dikeluarkan perusahaan untuk perawatan dan pemeliharaan (service) kendaraan operasional kantor dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dalam tehnik mesin kendaraan. Atas biaya pemeliharaan kendaraan tidak perlu dilakukan koreksi karena termasuk dalam 3M yaitu mendapatkan, menagih dan memelihara. Dalam hal ini perusahaan telah menggunakan jasa pihak yang yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. 14. Biaya Rumah Tangga Kantor Biaya Rumah Tangga Kantor yang dikeluarkan perusahaan merupakan biaya yang terdiri dari biaya untuk keperluan kantor dalam kegiatan operasional kantor. Namun ternyata perusahaan memasukan biaya obatobatan untuk karyawan kedalam biaya rumah tangga kantor ini sebesar RP , angka tersebut termasuk dalam golongan natura yang perusahaan telah keluarkan sehingga harus melakukan koreksi positif pada angka tersebut. Sehingga tidak semua angka masuk dalam UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 6 ayat 1 huruf a. Ada natura di dalamnya yang termasuk dalam pasal 9 ayat 1 huruf e yang harus dkoreksi. 15. Biaya Perlengkapan Kantor Biaya Perlengkapan Kantor merupakan biaya pemeliharaan perlengkapan kantor untuk perawatan perlengkapan kantor seperti komputer, printer dengan menggunakan jasa pihak lain yang ahli dibidang tehnisi perlengkapan kantor. Karena menggunakan jasa pihak yang menyangkut pada UndangUndang Pajak Penghasilan nomor 36 tahun 2008 pasal 23 ayat 1 huruf c nomor 2 tentang penghasilan yang harus dipotong pajaknya oleh pihak pemberi kerja, dalam hal ini perusahaan merupakan pihak pemberi kerja dan perusahaan telah memotong PPh 23 sebesar 2% dari pihak pemberi jasa. Dan karena biaya perlengkapann kantor termasuk dalam 3M yaitu memelihara maka tidak dilakukan koreksi pada biaya ini.

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung Dalam menghitung laporan laba rugi perusahaan, terdapat perbedaan antara laporan laba rugi berdasarkan peraturan yang sesuai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN Pada prinsipnya terdapat perbedaan perhitungan penghasilan dan beban menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan ketentuan peraturan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari Pengetahuan atas ketentuan perpajakan yang benar, sangat mutlak diperlukan oleh Wajib Pajak karena dengan pengetahuan itu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan komersial dengan peraturan perpajakan. Hal

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS Pada laporan rugi laba yang telah dibuat oleh PT TGS yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 menunjukkan adanya unsur penjualan yang telah berhasil

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata BAB IV PEMBAHASAN Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata dan beberapa kebijakan akuntansi dan fiskal dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang perlu diketahui agar

Lebih terperinci

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan 65 BAB IV Analisis Hasil Dan Pembahasan A. Koreksi Fiskal Dalam Penentuan Pajak Penghasilan Badan PT. Anugerah Kemas Indah. Telah diketahui bahwa Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

Lebih terperinci

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI Pajak merupakan salah satu beban yang sangat material. Oleh karena itu, manajemen pajak harus dilakukan

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba Rugi Fiskal untuk Penentuan Pajak Penghasilan Terutang Wajib Pajak Badan Pada PT. Bijama Makmur Laporan Laba Rugi yang terdiri dari penerimaan dan pengeluaran,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Tax Planning pada PT. Makro Rekat Sekawan Dalam implementasi tax planning pada PT. Makro Rekat Sekawan strategi yang digunakan untuk penghematan pajak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS Perbedaan antara perlakuan akuntansi dan pajak dalam pengakuan pendapatan dan beban akan mengakibatkan perbedaan laba

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Implementasi Tax Planning Pada PT. XYZ Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT. XYZ tidak dapat dipisahkan dengan upayaupaya yang dilakukan pihak manajemen untuk

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Beban dan Pendapatan Perusahaan Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan sesuai dengan undang-undang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY Pada bab ini penulis akan mengevaluasi atas keadaan perpajakan seperti yang telah diuraikan dalam Bab 3. Evaluasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban Pajak pada PT. Malta Printindo. Perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Akuntansi PPN PT. Biro ASRI PT. Biro ASRI dalam menjalankan operasi perusahaan selain berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Sebagai Upaya Meminimalkan Beban Pajak Pada PT Abadi Karya Mulia Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT Abadi Karya Mulia tidak dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 62 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Koreksi Fiskal atas Laporan Laba Rugi Komersial dalam Penentuan Penghasilan Kena Pajak Laporan keuangan yang dibuat oleh PT. Madani Securities bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK PENGHASILAN PASAL 25/29 MENURUT UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN DALAM RANGKA PERENCANAAN PAJAK

Lebih terperinci

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA IV. 1 Penerapan Akuntansi dalam Perhitungan Laba Kena Pajak dan Pajak yang Terutang Laba adalah selisih

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Metode Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud sebagai salah satu aktiva penting yang dimiliki perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba Rugi Fiskal sebagai dasar Penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. DEF. Laporan Keuangan yang dibuat oleh PT. DEF bertujuan sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Perencanaan pajak (tax planning) merupakan proses pengorganisasian yang dilakukan wajib pajak. Dengan sedemikian rupa sehingga hutang pajak penghasilannya berada

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO IV.I Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. PRIMA SINDO Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa Periode akuntansi yang diterapkan di PT Persada Aman Sentosa adalah tahun takwim, yaitu periode yang dimulai

Lebih terperinci

Perpajakan 1. UAS Semester Genap 2014/2015

Perpajakan 1. UAS Semester Genap 2014/2015 MOJAKOE MOdul JAwaban KOEliah Perpajakan 1 UAS Semester Genap 2014/2015 t@spafebui fspa FEB UI Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seijin SPA FEB UI. Official Partners: Dilarang memperbanyak MOJAKOE

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Dalam Upaya Meminimalkan Beban Pajak Pada PT Prima Multi Mineral 1. Rekonsiliasi Laporan keuangan dan Laporan fiskal Pendapatan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk BAB IV PEMBAHASAN Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisien PT.KBI, penulis akan menguraikan perencanaan pajak yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Laba Rugi Fiskal Dalam Menentukan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT. XYZ PT. XYZ menyajikan informasi yang menyangkut hasil kegiatan operasinya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato. Selain dalam pelaksanaan pembukuan yang sudah menggunakan komputer, dalam pembayaran atas pajak-pajak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat PT. Kencana Megah Logistik PT. Kencana Megah Logistik didirikan oleh Ibu Anggrek Meice pada tahun 2005 dan mulai menjalankan bisnis

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan CV. Express Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pada umumnya. Jasa yang diberikan

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD Vergi Selvia Jl. Dukuh 2 E4 No. 3 Tanjung Duren-Jakarta Barat, 087887549074, vergie_tjhia@yahoo.com Maya Safira Dewi, SE Ak., M.Si ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Xpress Clean Bersaudara adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa pada umumnya. Jasa yang diberikan

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA Yulia Chandra, Drs. Hanggoro Pamungkas, M.Sc. Universitas Bina Nusantara, Komp. Duta Harapan Indah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk Penerapan perencanaan pajak yang dilakukan oleh PT Multi Indocitra Tbk, tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT Setelah dievaluasi biaya dan penghasilan dalam laporan laba rugi komersial terdapat perbedaan pengakuan biaya dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda Mahayasa Nusantara Penerapan pajak yang dilakukan oleh PT. Yusonda Mahayasa Nusantara tidak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 : 33 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan atas Pendapatan dan Beban PT. XYZ PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pengelolaan gedung dan jasa lainnya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan Wajib Pajak Badan PT. MBPK. Laporan laba rugi yang dibuat oleh PT. MBPK bertujuan untuk informasi

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM IV.1. Evaluasi Pelaksanaan PPh Badan PT LAM Sesuai dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, setiap Wajib Pajak diwajibkan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO. IV.1. Evaluasi Pelaksanaan dan Perencanaan Pajak PT Artha Daya Coalindo Perbedaan antara perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi alat laboratorium, reagen kimia klinik dan seluruh perlengkapan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Penyajian Data Agar penyajian data dapat diketahui setiap kurun waktu (periode akuntansi) tertentu perusahaan perlu menyusun laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan adlah tahap

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. UB Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PPh BADAN PADA PT. CLB

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PPh BADAN PADA PT. CLB PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PPh BADAN PADA PT. CLB Hendra Martin Christy JL Tebet Timur Dalam 4B no 9, Jakarta Selatan Email : Hendra_martin19@yahoo.com Dosen Pembimbing : Maya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan 1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. Trillion Glory International Setiap badan usaha diwajibkan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Objek Penelitian 1. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Struktur organisasi Firma RR adalah bentuk garis dan staff yang berhasil penulis susun dan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Metrokom Jaya berdiri pada tahun 2007, telah menjadi pemimpin dalam bidang penjualan komputer bekas. Memulai bisnis di

Lebih terperinci

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16).

pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya sesuai dengan PSAK No.16. keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 16). 51 pengklasifikasian dan menetapkan aktiva tetap PT. Gratia Jaya Sentosa, Penyesuaian dengan PSAK No.16 dan Metode penyusutan sesuai dengan PSAK No.16. 2. Metode Kualitatif Yaitu analisa yang dilakukan

Lebih terperinci

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel 4.2, gaji karyawan selama setahun sebesar Rp 1.042.272.000,00 dan pada tabel 4.2 diperhitungkan adanya tunjangan hari raya

Lebih terperinci

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk IV.1 Laba Rugi Secara Komersial Keuntungan (laba) atau kerugian adalah salah satu tolak ukur

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Laba Rugi Secara Komersial Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB III METODOLOGI ANALISIS 59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Masa Manunggal Mandiri yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan 58 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan pada PT. Nutricircle World Setiap badan usaha diwajibkan menggunakan pembukuan

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Ragam Anugerah Mandiri didirikan pada tanggal 20 April 2006 dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor

Lebih terperinci

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL KASUS 1 PT. RAFI bergerak dalam bisnis perdagangan Kain Batik yang merupakan Wajib Pajak Badan yang berdomisili di Pekalongan. Data laporan keuangan tahun 29

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III.1 Sejarah Perusahaan Pembangunan di berbagai bidang yang terjadi di Indonesia berlangsung dengan pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT) BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa, pembahasan, dan evaluasi yang dilakukan oleh penulis untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant Management dimana wajib pajak badan ini bergerak di bidang kesehatan

Lebih terperinci

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan

Mentoring Perpajakan 1. PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: Biaya Perolehan Mentoring Perpajakan 1 Soal 1 Pajak atas Asset PT ABC memiliki rincian aset tetap pada tahun 2014 sebagai berikut: No. Deskripsi Bulan Perolehan Biaya Perolehan Nilai Sisa Masa Manfaat Kelompok Fiskal

Lebih terperinci

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

MODUL V REKONSILIASI FISKAL MODUL V REKONSILIASI FISKAL A. Dosen memberikan pengantar sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan ( S. A. P.) yang menjelaskan secara umum sebagai berikut : 1. Definisi Rekonsiliasi (koreksi) Fiskal. 2.

Lebih terperinci

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2 PENCATATAN PAJAK Dwi Martani 1 PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2 PAJAK PENGHASILAN Pajak atas penghasilan perusahaan yang dipotong oleh pihak

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAKSI Pajak merupakan sumber pemasukan negara yang terbesar di Indonesia. Bagi pemerintah pajak adalah sumber dana dalam menjalankan pemerintahannya, yaitu untuk mendanai seluruh kegiatan pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Teknik dan Prosedur Pemeriksaan Laporan Keuangan yang disiapkan oleh PT. Dipta Adimulia adalah pencatatan komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri PT Cipta Sukma Mandiri merupakan wajib pajak badan sesuai yang tertuang di dalam Undang-Undang No. 36 Pasal 2 ayat 1

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN

BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN BAB 4 EVALUASI DAN PEMBAHASAN 4.1. Menguji Kepatuhan Kewajiban Perpajakan PT. IST PT.IST sebagai salah satu Wajib Pajak yang tujuannya meningkatkan nilai dari perusahaan tersebut dan mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Laporan keuangan komersial PT. ERA Griya Selaras disusun dengan maksud

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Laporan keuangan komersial PT. ERA Griya Selaras disusun dengan maksud BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Laporan keuangan komersial PT. ERA Griya Selaras disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi yang menyangkut keadaan atau posisi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap perusahaan PT. X dan melihat pengaruhnya terhadap Pajak Penghasilan Terhutang Perusahaan sebagai beban pajak terhutang

Lebih terperinci

Oleh Iwan Sidharta, MM.

Oleh Iwan Sidharta, MM. KOREKSI FISKAL Oleh Iwan Sidharta, MM. Terdapatnya perbedaan dalam Akuntansi Komersial dengan Peraturan Perpajakan. Perbedaan tersebut sehubungan dengan pengakuan penghasilan dan biaya. Perbedaan tersebut

Lebih terperinci

Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014

Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014 No. Akun Kunci Jawaban Siklus Akuntansi_LKS Akuntansi Kota Tangerang Tahun 2014 Nama Akun PT. STAPI MOTOR NERACA LAJUR (SETELAH PAJAK) 31 December 2013 Daftar Saldo Ayat Jurnal Penyesuaian Daftar Saldo

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. PENYAJIAN DATA 4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa PT. Sehat Sukses Sentosa merupakan subjek pajak yang telah didaftar dan memiliki Nomor Pokok

Lebih terperinci

PENGHASILAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

PENGHASILAN. Oleh Iwan Sidharta, MM. PENGHASILAN Oleh Iwan Sidharta, MM. Penghasilan Penghasilan Dari Kegiatan Usaha Penghasilan Sebagai Karyawan Gaji Upah Tunjangan Honor Komisi, bonus Hadiah Penghasilan Yang Merupakan Objek Pajak Penghasilan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan: BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah melakukan pengamatan, perhitungan, dan pembahasan terhadap Laporan Keuangan dan pelaksanaan perencanaan pajak yang dilakukan

Lebih terperinci

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT DICKSEN Villa Kapuk Mas Blok F4 no12a, 08988093877, biohazartswt@yahoo.com Yunita Anwar, SE., MM., BKP ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan setiap akhir periode, dan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Perusahaan Dalam Menghitung Penyusutan. 1. Dasar Penyusutan Masing Masing Aktiva dan Metode Penyusutan Yang Digunakan Oleh Perusahaan Setiap aktiva yang

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC IV.1 Evaluasi Atas Penghasilan Pada PT AIDC Pasal 4 ayat (1) UU No.17 Tahun 2000 secara rinci memberikan pengertian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kesiapan Wajib Pajak saat dilakukan Pemeriksaan Pajak 1. Kelengkapan dokumen umum, dokumen perpajakan dan dokumen pembukuan. Kelengkapan dokumen umum, dokumen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah 29 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penerapan Tax Planning pada Rumah Sakit Pondok Indah Tax Planning merupakan langkah awal dalam pengelolaan pajak. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian

Lebih terperinci

Media Infokom, CV Neraca per 31/12/00

Media Infokom, CV Neraca per 31/12/00 Neraca per 31/12/ Harta Harta Lancar Kas Rp 91.647, Piutang Dagang Rp, Dikurangi: Cadangan untuk Hutang Macet Inventaris Dagang 1. Biaya Dibayar di Muka - Asuransi 6 Nota Bayar Jumlah Harta Lancar Rp 93.247,

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA KOMERSIAL UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BM

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA KOMERSIAL UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BM BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA KOMERSIAL UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BM IV.1. Evaluasi Pelaksanaan PPh Badan PT. BM Menurut UU No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan evaluasi atas pelaksanaan perencanaan pajak penghasilan badan yang dilakukan oleh PT Bank MAJU, maka dengan hasil penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU.

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU. BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) IV.1 Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU. Hal paling utama dalam melaksanakan perencanaan pajak

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan untuk kepentingan umum. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire Vennotschap/ Perseroan Komanditer). Perusahaan ini didirikan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT.X DI SURABAYA JURNAL. Disusun Oleh : INDRASWARI NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI

ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT.X DI SURABAYA JURNAL. Disusun Oleh : INDRASWARI NIM : PROGRAM STUDI AKUNTANSI ANALISIS PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PT.X DI SURABAYA JURNAL Disusun Oleh : INDRASWARI NIM : 01113131 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO)

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) Nikhen Hendra Damayanti, Hery Gunawan Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9, Kemanggisan,

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA PERUSAHAAN PT. RKA 4.1. Evaluasi Pelaksanaan dan Perhitungan Pajak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun 2015 PT. Semar Jaya Indah salah satu klien Badan Usaha Kantor Konsultan Pajak Darriono Prajetno. PT. Semar Jaya Indah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia. Perubahan

BAB IV PEMBAHASAN. melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia. Perubahan BAB IV PEMBAHASAN IV.I Perubahan Peraturan Pajak Penghasilan Untuk meningkatkan penerimaan negara khususnya disektor pajak, pemerintah melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia.

Lebih terperinci

KUISIONER PERENCANAAN PAJAK

KUISIONER PERENCANAAN PAJAK LAMPIRAN KUISIONER PERENCANAAN PAJAK Pertanyaan kuisioner Ya Tidak Pemahaman peraturan perpajakan Meningkatkan pendapatan final 1. Apakah perusahaan selain menerima pendapatan dari penjualan produk juga

Lebih terperinci

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PPh TERHUTANG PADA PT. SUHADA PETROLEUM

PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PPh TERHUTANG PADA PT. SUHADA PETROLEUM PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PPh TERHUTANG PADA PT. SUHADA PETROLEUM Tanzil Tri Saputra, Murtedjo, SE.,AK.,MM.,CA Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27,(021) 53696969,tanziltrisaputra@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT QN JAKARTA)

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT QN JAKARTA) ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT QN JAKARTA) Leony ; Martin Surya Mulyadi PT QN, Business Park Jln. Kebun Jeruk ABSTRACT Corporate tax burden can be reduced

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com

Lebih terperinci