BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 IVA 23 50% Kontrol 2 1VB 23 50% Eksperimen Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

an SDN Giyanti Kelompok Kontrol SDN 01 Mungseng Kelompok Eksperimen Jumlah sampel penelitaian 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Minimu Maximum Mean

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Rombel Jumlah siswa Persentase 1 Kelas IVa 33 50% 2 Kelas IVb 33 50% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN Kumpulrejo 01 Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI SAMPLE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kec. Kedungwaru Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. Penelitian ini berlokasi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya. sedangkan di kelas kontrol tidak diberi perlakuan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Huda Bandung Kabupaten Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Dasar Gugus Hasanudin Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2011/2012 yang terdiri dari SD Negeri 01 Panimbo dan SD Negeri 02 Panimbo. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri 01 Panimbo dan SD Negeri 02 Panimbo. Pada Tahun ajaran 2010/2011 diketahui bahwa jumlah seluruh siswa kelas V di SD Negeri 01 Panimbo dan SD Negeri 02 Panimbo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan berjumlah 50 siswa yang terdiri dari 25 siswa di SD Negeri 01 Panimbo sebagai kelas eksperimen dan 25 siswa di SD Negeri 02 Panimbo sebagai kelas kontrol. Berikut gambaran lebih jelas tentang subyek dalam penelitian yang ditinjau dari kelas jenis kelamin, dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Nama Sekolah Kelas Tabel 4.1. Data Subyek Penelitian Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa SDN 01 Panimbo Eksperimen 14 11 25 SDN 02 Panimbo Kontrol 9 16 25 Jumlah Seluruhnya 50 4.1.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di SDN 01 Panimbo sebagai kelas eksperimen dan SDN 02 Panimbo sebagai kelas kontrol masing-masing dilakukan 2 kali pertemuan pada kedua SD seperti tercantum dalam jadwal penelitian. Jadwal kegiatan yang dilaksanakan seperti pada Tabel 4.2 berikut. 41

42 Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan Penelitian No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan 1. Selasa, 27 Maret 2012 a. Perkenalan dengan siswa (kelas eksperimen dan kelas kontrol) b. Memberikan pre-tes kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Rabu, 28 Maret 2012 Kegiatan pembelajaran 1 pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tentang pembentukan tanah. 3. Kamis, 29 Maret 2012 Kegiatan pembelajaran 2 pada kelas eksperimen dan kelas kontrol melanjutkan materi tentang pembentukan tanah. 4. Jumat, 30 Maret 2012 Memberikan post test kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 5 Sabtu, 31 Maret 2012 Memberikan angket motivasi belajar IPA kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4.1.2 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran 4.1.2.1 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Eksperimen Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen ini terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Masing-masing pertemuan berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2012 dan pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Maret 2012. a. Pertemuan I Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar observasi, media pembelajaran gambar bagian-bagian tanah, contoh macam-macam batuan beku dan endapan, buku pelajaran dan serta ruang/lokasi.

43 Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu coba kalian lihat lingkungan disekitar kalian! Benda-benda apa saja yang dapat kalian lihat? Coba bayangkan batu-batu yang ada di rumah kalian pasti tampak sangat keras dan kuat. Namun, tahukah kalian bahwa lama-kelamaan batu-batu itu akan mengalami pelapukan? Batu-batu itu akan rapuh dan hancur menjadi butiran-butiran halus. Butiran-butiran halus inilah yang akhirnya membentuk tanah. Bagaimana proses pembentukan tanah tersebut? Nah hari ini kita akan mempelajari pembentukan tanah, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti yang terdiri dari 4 tahap pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok jenis syndicate group yaitu: Tahap Forming (pembentukan) Pada tahap forming (pembentukan) siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa kemudian masing-masing kelompok mendapat materi yang berbeda dari guru, yaitu: 1) Kelompok 1: bagian-bagian tanah yang tersusun atas beberapa lapisan (lapisan atas dan lapisan tengah) 2) Kelompok 2: bagian-bagian tanah yang tersusun atas beberapa lapisan (lapisan bawah dan lapisan batuan induk) 3) Kelompok 3: jenis-jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya (Batuan Beku / Magma / Vulkanik) 4) Kelompok 4: macam-macam batuan beku / magma / vulkanik 5) Kelompok 5: jenis-jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya (Batuan Endapan / Sedimen)

44 Tahap Functioning (pengaturan) Pada tahap functioning (pengaturan) masing-masing kelompok membagi tugas dengan anggota kelompoknya berdasarkan subtopik yang akan dibahas dan masing-masing kelompok memahami dan mempelajari bahan-bahan dari berbagai sumber untuk menyelesaikan materi yang diperoleh kemudian masing-masing kelompok melakukan diskusi kelompok berdasarkan subtopik yang mereka bahas, yaitu kelompok 1: berdiskusi mengenai bagian tanah lapisan atas dan lapisan tengah, kelompok 2: bagian tanah lapisan bawah dan lapisan batuan induk, kelompok 3: jenis-jenis batuan beku, kelompok 4: macam-macam batuan beku, dan kelompok 5: jenis-jenis batuan endapan. Tahap Formatting (perumusan) Pada tahap formatting (perumusan) masing-masing anggota kelompok diberi kesempatan untuk mengungkapkan materi yang dibahas oleh masingmasing kelompok yaitu kelompok 1: bagian tanah lapisan atas dan lapisan tengah, kelompok 2: bagian tanah lapisan bawah dan lapisan batuan induk, kelompok 3: jenis-jenis batuan beku, kelompok 4: macam-macam batuan beku, dan kelompok 5: jenis-jenis batuan endapan. Kemudian masingmasing anggota kelompok menyusun suatu rangkuman berdasarkan hasil diskusi kelompoknya. Tahap Fermenting (penyerapan) Pada tahap fermenting (penyerapan) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian dengan ruangan yang diatur guru dan langkah-langkahnya kemudian kelompok lain menanggapi kelompok presentator dengan bertanya, berpendapat, menyanggah, dan memberikan komentar. Selanjutnya kelompok memberi kesimpulan dan guru memberikan tambahan penjelasan. Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong

45 siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. b. Pertemuan II Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan II guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, media pembelajaran contoh macam-macam batuan malihan, lembar observasi, buku pelajaran dan serta ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu guru mengingatkan kembali materi pelajaran tentang bagian-bagian tanah dan jenis-jenis batuan beku dan endapan yang telah dipelajari pada pertemuan yang lalu, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti masih sama dengan pertemuan I hanya yang membedakan yaitu materi pelajaran yaitu mengenai batuan endapan dan malihan dan proses pembentukan tanah karena pelapukan, setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti yang terdiri dari 4 tahap pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok jenis syndicate group yaitu: Tahap Forming (pembentukan) Pada tahap forming (pembentukan) siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa kemudian masing-masing kelompok mendapat materi yang berbeda dari guru, yaitu: 1) Kelompok 1: macam-macam batuan endapan 2) Kelompok 2: jenis-jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya (batuan malihan/ metamorf) 3) Kelompok 3: macam-macam batuan malihan

46 4) Kelompok 4: pelapukan fisika 5) Kelompok 5: pelapukan biologi Tahap Functioning (pengaturan) Pada tahap functioning (pengaturan) masing-masing kelompok membagi tugas dengan anggota kelompoknya berdasarkan subtopik yang akan dibahas dan masing-masing kelompok memahami dan mempelajari bahan-bahan dari berbagai sumber untuk menyelesaikan materi yang diperoleh kemudian masing-masing kelompok melakukan diskusi kelompok berdasarkan subtopik yang mereka bahas, yaitu kelompok 1: macammacam batuan endapan, kelompok 2: jenis-jenis batuan malihan, kelompok 3: macam-macam batuan malihan, kelompok 4: pelapukan fisika, dan kelompok 5: pelapukan biologi. Tahap Formatting (perumusan) Pada tahap formatting (perumusan) masing-masing anggota kelompok diberi kesempatan untuk mengungkapkan seputar materi yang dibahas, yaitu kelompok 1: macam-macam batuan endapan, kelompok 2: jenis-jenis batuan malihan, kelompok 3: macam-macam batuan malihan, kelompok 4: pelapukan fisika, dan kelompok 5: pelapukan biologi. Kemudian masingmasing anggota kelompok menyusun suatu rangkuman berdasarkan hasil diskusi kelompoknya. Tahap Fermenting (penyerapan) Pada tahap fermenting (penyerapan) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas secara bergantian dengan ruangan yang diatur guru dan langkah-langkahnya kemudian kelompok lain menanggapi kelompok presentator dengan bertanya, berpendapat, menyanggah, dan memberikan komentar. Selanjutnya kelompok memberi kesimpulan dan guru memberikan tambahan penjelasan. Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong

47 siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. 4.1.2.2 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran pada Kelas Kontrol Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol ini juga terdiri dari dua pertemuan, yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Masing-masing pertemuan berlangsung selama 70 menit (2x35 menit). Pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 28 Maret 2012 dan pertemuan II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 29 Maret 2012. a. Pertemuan I Guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, media pembelajaran gambar bagian-bagian tanah, contoh macam-macam batuan beku dan endapan, buku pelajaran dan serta ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu coba kalian lihat lingkungan disekitar kalian! Benda-benda apa saja yang dapat kalian lihat? Coba bayangkan batu-batu yang ada di rumah kalian pasti tampak sangat keras dan kuat. Namun, tahukah kalian bahwa lama-kelamaan batu-batu itu akan mengalami pelapukan? Batu-batu itu akan rapuh dan hancur menjadi butiran-butiran halus. Butiran-butiran halus inilah yang akhirnya membentuk tanah. Bagaimana proses pembentukan tanah tersebut? Nah hari ini kita akan mempelajari pembentukan tanah, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti dimana dalam pembelajarannya lebih berpusat pada guru. Kegiatan pembelajarannya meliputi siswa memperhatikan gambar bagianbagian tanah yang dibawa oleh guru. Kemudian siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai bagian-bagian tanah berdasarkan gambar dan

48 siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai jenis-jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya (batuan beku dan batuan endapan). Selanjutnya siswa menyebutkan macam-macam batuan beku. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan dari guru mengenai macam-macam batuan beku yang mencakup ciri-ciri dan manfaatnya serta proses terbentuknya. Selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai pembelajaran yang belum dipahami. Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa mendorong siswa untuk menginternalisasikan konsep, pengetahuan dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. b. Pertemuan II Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan II guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, media pembelajaran contoh macam-macam batuan malihan, buku pelajaran dan serta ruang/lokasi. Pada awal pembelajaran guru melihat kesiapan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran, mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi, kemudian dilanjutkan dengan pemberian apersepsi, yaitu guru mengingatkan kembali materi pelajaran tentang bagian-bagian tanah dan jenis-jenis batuan beku dan endapan yang telah dipelajari pada pertemuan yang lalu, dilanjutkan dengan penyampaian tujuan pembelajaran. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti yaitu: siswa diminta menyebutkan macam-macam batuan endapan. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan dari guru mengenai

49 macam-macam batuan endapan yang mencakup ciri-ciri dan manfaatnya serta proses terbentuknya. Dan siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai jenis-jenis batuan berdasarkan proses terbentuknya (batuan malihan). Kemudian siswa menyebutkan macam-macam batuan malihan. Selanjutnya siswa memperhatikan penjelasan dari guru mengenai macammacam batuan malihan yang mencakup ciri-ciri dan manfaatnya serta proses terbentuknya. Dan siswa menyebutkan jenis-jenis pelapukan batuan. Kemudian siswa memperhatikan penjelasan dari guru mengenai jenis-jenis pelapukan batuan. Selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk bertanya mengenai pembelajaran yang belum dipahami. Kegiatan akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran bersama-sama siswa, kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan/kesulitan yang dialami selama proses berlangsung, setelah itu dilanjutkan dengan pemantapan berupa guru memberikan soal evaluasi kepada masing-masing siswa, dan pembelajaran diakhiri dengan tindak lanjut yaitu berupa penerapan pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. 4.2 Analisis data 4.2.1 Analisis Data Tes 4.2.1.1 Analisis Data Pre Test a. Analisis Deskriptif Analisis deskritif variabel penelitian membahas tentang hasil uji deskritif dan distribusi frekuensi untuk menentukan tinggi rendahnya variabel kelas eksperimen dan kelas kontrol peneliti menggunakan lima kategori dengan acuan yaitu : baik sekali (skor 81 100), baik (skor 61 80), cukup (skor 41 60), hampir cukup (skor 21 40), dan kurang (0 20). Berikut ini hasil analisis deskriptif distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.3.

50 Tabel 4.3 Analisis Deskriptif Distribusi Frekuensi Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No. Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase (f) (%) (f) (%) 1. 0 20 1 4 1 4 2. 21 40 12 48 13 52 3. 41 60 12 48 11 44 4. 61 80 0 0 0 0 5. 81 100 0 0 0 0 Jumlah 25 100 25 100 Minimum 20 16 Maximum 60 60 Mean 42.24 41.76 Standar Deviasi 10.005 9.315 Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa pada pre test kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 25 diperoleh nilai minimum 20 sedangkan nilai maximum sebesar 60 dengan rata-rata nilai sebesar 42,24 dan standar deviasi sebesar 10,005. Sedangkan untuk pre test kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 25 diperoleh nilai minimum sebesar 16 sedangkan nilai maximum sebesar 60 dengan rata-rata nilai sebesar 41,76 dan standar deviasi sebesar 9,315. Sedangkan untuk distribusi frekuensi, tampak bahwa hasil pre test pada kelas eksperimen terbanyak adalah pada kategori hampir cukup (skor 21 40) dan cukup (skor 41 60) yaitu sebanyak 12 orang (48%) diikuti pada kategori kurang (skor 0 20) yaitu sebanyak 1 orang (4%). Sedangkan hasil pre test pada kelompok kontrol terbanyak adalah pada kategori hampir cukup (skor 21-40) yaitu sebanyak 13 orang (52%) diikuti pada kategori cukup (skor 41-60) yaitu sebanyak 11 orang dan diikuti pada kategori kurang (skor 0 20) yaitu sebanyak 1 orang (4%). Di bawah ini disajikan gambaran visual diagram lingkaran pre-tes kelas eksperimen dan kelas kontrol.

51 Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Pre-tes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol. b. Uji Normalitas Tahap awal dalam analisis data adalah melakukan uji normalitas terhadap data hasil penelitian. Pengujian terhadap normalitas menggunakan progam SPSS release 16.0 for windows. Uji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample-Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil pengujian normalitas data pre test siswa terhadap kelas eksperimen yaitu SD Negeri 01 Panimbo dan kelas kontrol yaitu SD Negeri 02 Panimbo untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas V ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut ini.

52 Tabel 4.4 Hasil Pengujian Normalitas Data Pre Test One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PRE TEST EKSPERIMEN PRE TEST KONTROL N 25 25 Normal Mean 42.2400 41.7600 Parameters a Std. Deviation 10.00533 9.31522 Most Extreme Differences Absolute.118.185 Positive.109.165 Negative -.118 -.185 Kolmogorov-Smirnov Z.588.925 Asymp. Sig. (2-tailed).880.359 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, data pre test siswa untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas eksperimen yaitu SDN 01 Panimbo berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov- Smirnov (KS Z) sebesar 0,588 dengan signifikansi = 0,880 > 0,05 dan pada kelas kontrol yaitu SDN 02 Panimbo juga berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov (KS Z) sebesar 0,925 dengan probabilitas signifikansi sebesar 0,359 > 0,05. Berdasarkan pengujian normalitas diatas dapat disimpulkan bahwa kelas SDN 01 Panimbo dan kelas SDN 02 Panimbo mengikuti distribusi normal. Adapun visualisasi dalam grafik berikut ini.

53 Gambar 4. 2 Distribusi Nilai Pre Test Kelas Eksperimen Gambar 4.3 Distribusi Nilai Pre Test Kelas Kontrol

54 c. Uji Homogenitas Pengujian homogenitas menggunakan progam SPSS release 16.0 for windows. Uji homogenitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji Levene. Hasil pengujian homogenitas data pre test siswa pada kelas eksperimen yaitu SD Negeri 01 Panimbo dan kelas kontrol yaitu SD Negeri 02 Panimbo untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas V ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut ini. Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas dan Uji t Pre-tes Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol Independent Samples Test PRE TEST Equal variances assumed Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig. (2- tailed ) Mean Diffe rence Std. Error Diffe rence 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper.612.438.176 48.861.480 2.734-5.017 5.977 Equal variances not assumed.176 47.757.861.480 2.734-5.017 5.977 Berdasarkan Tabel 4.5 di atas diketahui F hitung levene test sebesar 0,612 dengan probabilitas signifikansi 0,438 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelas homogen. d. Uji t Berdasarkan tabel 4.5 hasil perhitungan uji t hasil belajar awal siswa, maka dapat diperoleh bahwa nilai t sebesar 0,176 dengan probalitas signifikansi sebesar 0,861 > 0,05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata hasil belajar pre test pada kelas SDN 01 Panimbo dan kelas SDN 02 Panimbo. Jadi kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama.

55 Berdasarkan uji normalitas, homogenitas, dan Uji t di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa antara kelas SDN 01 Panimbo dan kelas SDN 02 Panimbo berdistribusi normal, bersifat homogen, dan tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar awal. Maka kedua kelas tersebut dapat dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Dalam penelitian ini dipilih kelas eksperimen adalah SDN 01 Panimbo dan kelas kontrol adalah SDN 02 Panimbo. 4.2.1.2 Analisis Data Post Test a. Analisis Deskriptif Hasil analisis deskriptif di bawah ini merangkum data empirik hasil belajar kognitif sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok jenis syndicate group untuk kelas eksperimen dan metode konvensional untuk kelas kontrol. Selain menyajikan data masing-masing variabel penelitian dalam bentuk statistik deskriptif, dapat juga ditunjukkan distribusi frekuensi untuk menentukan tinggi rendahnya variabel kelas eksperimen dan kelas kontrol peneliti menggunakan lima kategori dengan acuan yaitu : baik sekali (skor 81 100), baik (skor 61 80), cukup (skor 41 60), hampir cukup (skor 21 40), dan kurang (0 20). Berikut ini hasil analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.6. Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Distribusi Frekuensi Post test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol No. Nilai Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Frekuensi Persentase Frekuensi (f) (%) (f) 1. 0 20 0 0 0 0 2. 21 40 0 0 0 0 3. 41 60 0 0 0 0 4. 61 80 12 48 22 88 5. 81 100 13 52 3 12 Jumlah 25 100 25 100 Minimum 72 68 Maximum 100 92 Mean 82,24 73,6 Standar Deviasi 7,4009 7,2111 Persentase (%)

56 Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa pada post test kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 25 diperoleh nilai minimum 72 sedangkan nilai maximum sebesar 100 dengan rata-rata nilai sebesar 82,24 dan standar deviasi sebesar 7,40090. Sedangkan untuk post test kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 25 diperoleh nilai minimum sebesar 68 sedangkan nilai maximum sebesar 92 dengan ratarata nilai sebesar 73,6 dan standar deviasi sebesar 7,21110. Sedangkan untuk distribusi frekuensi, tampak bahwa hasil pre test pada kelas eksperimen terbanyak adalah pada kategori baik sekali (skor 81 100) yaitu sebanyak 13 orang (52%) diikuti pada kategori baik (skor 6 80) yaitu sebanyak 12 orang (48%). Sedangkan hasil pre test pada kelompok kontrol terbanyak adalah pada kategori baik (skor 61-80) yaitu sebanyak 22 orang (88%) diikuti pada kategori baik sekali (skor 81-100) yaitu sebanyak 3 orang (12%). Di bawah ini disajikan gambaran visual diagram lingkaran post tes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Gambar 4.4. Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Post Test Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol.

57 b. Uji Normalitas Hasil pengujian normalitas data post test siswa terhadap kelas eksperimen yaitu SD Negeri 01 Panimbo dan kelas kontrol yaitu SD Negeri 02 Panimbo untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas V ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.7 Hasil Pengujian Normalitas Data Post Test B POST TEST POST TEST EKSPERIMEN KONTROL en rnormal Parameters a Mean 25 82.2400 25 73.6000 Std. Deviation 7.40090 7.21110 d Most Extreme Absolute.200.261 adifferences Positive.200.261 P Negative -.120 -.219 akolmogorov-smirnov Z d Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. a 1.002.268 1.306.066 Pada Tabel 4.7 di atas, data post test siswa untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas eksperimen yaitu SDN 01 Panimbo berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov- Smirnov (KS Z) sebesar 1,002 dengan probabilitas signifikansi 0,268> 0,05 dan pada kelas kontrol yaitu SDN 02 Panimbo juga berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov (KS Z) sebesar 1,306 dengan probabilitas signifikansi 0,066 > 0,05. Berdasarkan pengujian normalitas diatas dapat disimpulkan bahwa kelas SDN 01 Panimbo dan kelas SDN 02 Panimbo mengikuti distribusi normal. Adapun visualisasi dalam grafik berikut ini. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

58 Gambar 4. 5 Distribusi Nilai Post Test Kelas Eksperimen Gambar 4. 6 Distribusi Nilai Post Test Kelas Kontrol

59 c. Uji t Uji t menggunakan progam SPSS release 16.0 for windows. Hasil uji t data post test siswa pada kelas eksperimen yaitu SD Negeri 01 Panimbo dan kelas kontrol yaitu SD Negeri 02 Panimbo untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas V ditunjukkan pada tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.8 Hasil Uji t Post Test Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol POST TEST Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances Independent Samples Test F Sig. t df t-test for Equality of Means Sig. (2- tailed ) Mean Diffe rence Std. Error Differe nce 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper.038.846 4.181 48.000 8.640 2.066 4.484 12.795 4.181 47.968.000 8.640 2.066 4.484 12.795 Berdasarkan tabel 4.8 hasil perhitungan uji t hasil belajar kognitif siswa setelah mendapat perlakuan metode diskusi kelompok jenis syndicate group untuk kelas eksperimen dan perlakuan konvensional untuk kelas kontrol, maka dapat diperoleh bahwa nilai t sebesar 4,181 dengan probabilitas signifikasi 0,000 < 0,05, maka ada perbedaan antara rata-rata hasil belajar kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi Ha 1 diterima dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok jenis syndicate group efektif terhadap hasil belajar kognitif bagi siswa kelas V SD. Perbedaan rata-ratanya berkisar antara 4,484 sampai 12,795 dengan perbedaan rata-rata 8,64.

60 4.2.2 Analisis Data Angket a. Analisis Deskriptif Hasil analisis deskriptif di bawah ini merangkum data empirik hasil belajar afektif siswa. Selain menyajikan data masing-masing variabel penelitian dalam bentuk statistik deskriptif, terhadap data tersebut dapat juga ditunjukkan distribusi frekuensi untuk menentukan tinggi rendahnya variabel motivasi belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol peneliti menggunakan empat kategori dengan acuan yaitu: sangat tinggi (skor 66 80), tinggi (skor 51 65), rendah (skor 36 50) dan sangat rendah (skor 20 35). Tabel 4.9 Analisis Deskriptif Distribusi Frekuensi Angket Motivasi Belajar Kelas No. Nilai Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Frekuensi Persentase Kelas Kontrol Frekuensi Persentase (f) (%) (f) (%) 1. 20 35 0 0 0 0 2. 36 50 0 0 0 0 3. 51 65 10 40 14 56 4. 66 80 15 60 11 44 Jumlah 25 100 25 100 Minimum 57 51 Maximum 76 72 Mean 67,36 62,68 Standar Deviasi 6,21 6,77 Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa pada data angket motivasi belajar kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 25 diperoleh nilai minimum sebesar 57 sedangkan nilai maximum sebesar 76 dengan rata-rata nilai sebesar 67,36 dan standar deviasi sebesar 6,21. Sedangkan untuk angket motivasi belajar kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 25 diperoleh nilai minimum 51 sedangkan nilai maximum sebesar 72 dengan rata-rata nilai sebesar 62,68 dan standar deviasi sebesar 6,77.

61 Sedangkan untuk distribusi frekuensi, tampak bahwa hasil angket motivasi belajar pada kelas eksperimen terbanyak adalah pada kategori sangat tinggi (skor 66-80) yaitu sebanyak 15 orang (60%) diikuti pada kategori tinggi (skor 51 65) yaitu sebanyak 10 orang (40%). Sedangkan hasil angket motivasi belajar pada kelas kontrol terbanyak adalah pada kategori tinggi (skor 51-65) yaitu sebanyak 14 orang (56%) diikuti pada kategori sangat tinggi (skor 66-80) yaitu sebanyak 11 orang (44%). Di bawah ini disajikan gambaran visual diagram lingkaran angket motivasi belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Gambar 4.7 Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Angket Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol. b. Uji Normalitas Hasil pengujian normalitas data angket motivasi belajar siswa terhadap kelas eksperimen yaitu SD Negeri 01 Panimbo dan kelas kontrol yaitu SD Negeri 02 Panimbo untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas V ditunjukkan pada tabel 4.10 berikut ini.

62 Tabel 4.10 Hasil Pengujian Normalitas Data Angket Motivasi Belajar One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KELAS EKSPERIMEN KELAS KONTROL N 25 25 Normal Parameters a Mean 67.3600 62.6800 Most Extreme Differences Std. Deviation 6.21074 6.77446 Absolute.145.154 Positive.127.119 Negative -.145 -.154 Kolmogorov-Smirnov Z.723.770 Asymp. Sig. (2-tailed).673.594 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, data angket motivasi belajar siswa untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas eksperimen yaitu SDN 01 Panimbo berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov (KS Z) sebesar 0,723 dengan signifikansi 0,673 > 0,05 dan pada kelas kontrol yaitu SDN 02 Panimbo juga berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov-Smirnov (KS Z) sebesar 0,770 dengan signifikansi 0,594 > 0,05. Berdasarkan pengujian normalitas diatas dapat disimpulkan bahwa kelas SDN 01 Panimbo dan kelas SDN 02 Panimbo mengikuti distribusi normal. Adapun visualisasi dalam grafik berikut ini.

63 Gambar 4. 8 Distribusi Nilai Angket Kelas Eksperimen Gambar 4. 9 Distribusi Nilai Angket Kelas Kontrol

64 c. Uji t Uji t menggunakan progam SPSS release 16.0 for windows. Hasil uji t data angket motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu SD Negeri 01 Panimbo dan kelas kontrol yaitu SD Negeri 02 Panimbo untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada kelas V ditunjukkan pada tabel 4.11 berikut ini. Tabel 4.11 Uji t Data Angket Motivasi Belajar IPA ANGKET MOTIVASI BELAJAR IPA Equal variances assumed Equal variances not assumed Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t df t-test for Equality of Means Sig. (2- tailed ) Mean Diffe rence Std. Error Diffe rence 95% Confidence Interval of the Difference Lowe r Uppe r.407.526 2.546 48.014 4.680 1.838.984 8.375 2.546 47.642.014 4.680 1.838.983 8.376 Berdasarkan tabel 4.11 hasil perhitungan uji t hasil belajar afektif siswa terhadap data angket motivasi belajar IPA siswa, maka dapat diperoleh bahwa nilai t sebesar 2,546 dengan probabilitas signifikasi 0,014 < 0,05, maka ada perbedaan antara rata-rata hasil belajar afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol. Jadi Ha 2 diterima dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok jenis syndicate group efektif terhadap hasil belajar afektif bagi siswa kelas V SD. Perbedaan rata-ratanya berkisar antara 0,983 sampai 8,375 dengan perbedaan rata-rata 4,68.

65 4.3 Hasil Uji Hipotesis Pembuktian terhadap efektivitas penggunaan metode diskusi kelompok jenis syndicate group terhadap hasil belajar kognitif dan afektif siswa kelas V SD, perlu dilakukan uji hipotesis. 1. Hipotesis statistik yang pertama adalah sebagai berikut: Ho 1 : µ 1 = µ 2 Ha 1 : µ 1 µ 2 kelas V SD. Dasar pengambilan keputusan: Metode diskusi kelompok jenis syndicate group tidak efektif terhadap hasil belajar kognitif bagi siswa kelas V SD. Metode diskusi kelompok jenis syndicate group efektif terhadap hasil belajar kognitif bagi siswa Jika angka signifikansi (probabilitas) > 0,05 Ho 1 diterima Jika angka signifikansi (probabilitas) < 0,05 Ha 1 diterima Kesimpulan: Berdasarkan nilai post-test yang diperoleh siswa, diketahui bahwa rata-rata nilai post-test kelas eksperimen sebesar 82.24 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 73.6. Berarti rata-rata nilai post-test antara siswa yang belajar menggunakan metode diskusi kelompok jenis syndicate group dengan siswa yang belajar menggunakan metode konvensional berbeda. Nilai post-test siswa yang belajar menggunakan metode diskusi kelompok jenis syndicate group lebih tinggi daripada nilai siswa yang belajar dengan metode konvensional, dalam hal ini maka diartikan ada perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa yang menggunakan metode diskusi kelompok jenis syndicate group dengan siswa yang belajar dengan metode konvensional. Hal ini diperkuat dengan hasil uji t, karena angka signifikansi (probabilitas) sebesar 0,000 < 0,05 maka Ha 1 diterima, artinya metode diskusi kelompok jenis syndicate group efektif terhadap hasil belajar kognitif bagi siswa kelas V SD.

66 2. Hipotesis statistik yang kedua adalah sebagai berikut: Ho 2 : µ 3 = µ 4 Ha 2 : µ 3 µ 4 V SD Dasar pengambilan keputusan: Metode diskusi kelompok jenis syndicate group tidak efektif terhadap hasil belajar afektif bagi siswa kelas V SD. Metode diskusi kelompok jenis syndicate group efektif terhadap hasil belajar afektif bagi siswa kelas Jika angka signifikansi (probabilitas) > 0,05 Ho 2 diterima Jika angka signifikansi (probabilitas) < 0,05 Ha 2 diterima Kesimpulan: Berdasarkan skor angket yang diperoleh siswa, diketahui bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 67,36 dan rata-rata kelas kontrol sebesar 62,68. Berarti rata-rata skor angket antara siswa yang belajar menggunakan metode diskusi kelompok jenis syndicate group dengan siswa yang belajar menggunakan metode konvensional berbeda. Skor angket siswa yang menggunakan metode diskusi kelompok jenis syndicate group lebih tinggi daripada nilai siswa yang belajar dengan metode konvensional, dalam hal ini maka diartikan ada perbedaan hasil belajar afektif antara siswa yang belajar menggunakan metode diskusi kelompok jenis syndicate group dengan siswa yang belajar dengan metode konvensional. Hal ini diperkuat dengan hasil uji t, karena angka signifikansi (probabilitas) sebesar 0,014 < 0,05 maka Ha 2 diterima, artinya metode diskusi kelompok jenis syndicate group efektif terhadap hasil belajar afektif bagi siswa kelas V SD.

67 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan metode diskusi kelompok jenis syndicate group efektif terhadap hasil belajar kognitif dan afektif IPA siswa kelas V SD Gugus Hasanudin Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Dalam perbandingan penggunaan metode diskusi kelompok jenis syndicate group terhadap hasil belajar kognitif IPA siswa kelas V SD Gugus Hasanudin Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan melalui Uji t sebesar 4,181 dengan probabilitas signifikasi sebesar 0,000 (0,000 < 0,05), sedangkan penggunaan metode diskusi kelompok jenis syndicate group terhadap hasil belajar afektif IPA siswa kelas V SD Gugus Hasanudin Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan melalui Uji t sebesar 2,546 dengan probabilitas signifikasi 0,014 (0,014 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok jenis syndicate group efektif terhadap hasil belajar kognitif dan afektif IPA siswa kelas V SD Gugus Hasanudin Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini diperkuat dengan informasi yang memaparkan nilai ratarata hasil belajar kognitif maupun afektif IPA siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata untuk hasil belajar kognitif pada kelas eksperimen yaitu sebesar 82.24 dan rata-rata kelas kontrol yaitu sebesar 73.6, sedangkan nilai rata-rata untuk hasil belajar afektif pada kelas eksperimen yaitu sebesar 67,36 dan rata-rata kelas kontrol yaitu sebesar 62,68, berarti rata-rata hasil belajar kognitif maupun afektif antara siswa yang diajar menggunakan metode diskusi kelompok jenis syndicate group dengan siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional berbeda. Hasil belajar kognitif maupun afektif siswa yang diajar menggunakan metode diskusi kelompok jenis syndicate group lebih tinggi dari pada hasil belajar kognitif maupun afektif siswa yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan demikian, metode

68 diskusi kelompok jenis syndicate group efektif digunakan dalam pembelajaran IPA. Terjadinya perbedaan hasil belajar kognitif dan afektif antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ini salah satunya disebabkan adanya penggunaan metode diskusi kelompok jenis syndicate group pada kelas eksperimen. Pembelajaran pada kelas eksperimen mendorong siswa untuk bekerja sama dalam kelompoknya. Pembelajaran yang dilakukan juga mengajari siswa menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman kelompoknya, berdiskusi dan menghargai pendapat teman lain. Hal ini dapat berdampak positif terhadap hasil belajar kognitif maupun afektif siswa, sebab dalam metode diskusi kelompok jenis syndicate group siswa yang lemah mendapat bantuan dari teman sekelompoknya yang lebih pandai untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapinya. Melalui teman sendiri, siswa akan merasa nyaman, tidak ada rasa malu sehingga diharapkan siswa yang lemah tidak segan-segan untuk menanyakan kesulitan yang dihadapinya. Keberhasilan yang tercapai juga tercipta karena adanya hubungan antar personil yang saling mendukung, saling membantu, saling menghargai dan peduli antara siswa yang satu dengan siswa lain dalam kelompoknya. Secara umum terjadinya perbedaan hasil belajar kognitif maupun afektif dan pencapaian tingkat berpikir siswa dimungkinkan karena dalam metode diskusi kelompok jenis syndicate group dikembangkan sikap siswa dalam bekerja sama, berinteraksi dari latar belakang, cara berpikir yang berbeda untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang dikerjakan secara bersama sehingga dapat membangun motivasi belajar pada siswa dan pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif dan afektif serta pencapaian tingkat berpikirnya.