BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07. Jumlah seluruh siswa kelas IV yang menjadi unit penelitian yaitu 69 siswa. Siswa kelas IV SD N Mangunsari 04 berjumlah 32 siswa dengan 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Kelompok inilah yang disebut kelompok eksperimen. Sedangkan siswa kelas IV SD N Mangunsari 07 berjumlah 37 siswa, dengan 23 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Kelas ini menjadi kelompok kontrol. Distribusi frekuensi jenis kelamin berdasarkan kelompok tersaji pada tabel berikut ini. Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Siswa Berdasarkan Kelompok Nama SD Jumlah Siswa L P Total Perlakuan SD Negeri Kelompok Mangunsari 04 Eksperimen SD Negeri Mangunsari Kelompok Kontrol Jumlah 69 Kedua sekolah mempunyai varian yang sama pada kemampuan akademisnya sehingga tidak terjadi ketimpangan antara kemampuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Lokasi kedua sekolah pun berada pada satu komplek dan beralamat di Jalan Tentara Pelajar nomor 7 Salatiga. Pendekatan STM belum pernah diterapkan pada pembelajaran di SD. 4.2 Hasil Penelitian Pelaksanaan pembelajaran di kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan masing-masing sebanyak 2 kali pertemuan. Pada kelompok eksperimen, pertemuan yang pertama dilaksanakan pada tanggal 13 April 2012, sedangkan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 14 April Sedangkan pada 44

2 45 kelompok kontrol, pertemuan yang pertama dilaksanakan pada tanggal 13 April 2012 dan pertemuan yang kedua dilaksanakan pada tanggal 14 April Kendala-kendala yang dihadapi pada saat pembelajaran di kelompok eksperimen yaitu masih terdapat siswa yang belum mengerti bagaimana cara untuk merumuskan masalah dan memecahkannya. Namun melalui peran guru kelas sebagai fasilitator, siswa mulai dapat memahami dan mengeluarkan pendapat-pendapatnya untuk merumuskan masalah dan memecahkannya serta siswa dapat melaksanakan diskusi kelas dengan guru sebagai fasilitator. Empat orang siswa berkumpul menjadi satu kelompok. Pembagian kelompok dilakukan secara acak dengan cara berhitung. Siswa berkelompok sesuai dengan nomor hitung yang sama. Beberapa kelompok terjadi ketidakcocokan antara anggota yang satu dengan anggota kelompoknya karena permasalahan gender. Ada satu kelompok beranggotakan 3 siswa permpuan dan 1 siswa laki-laki. Ada juga kelompok yang beranggotakan 3 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan. Namun, masalah tersebut dapat diatasi dengan guru memberikan motivasi-motivasi. Siswa dapat menerima anggota kelompok masing-masing dan mau bekerjasama. Secara keseluruhan pembelajaran berlangsung dengan baik. Siswa dapat menyelesaikan Lembar Kerja Siswa dan mempresentasikan dengan baik. Di akhir pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi. Siswa dapat mengambil keputusan bagaimana cara mengatasi permasalahan yang diakibatkan perkembangan teknologi berdasarkan realita kehidupan saat ini. Pada sub bab ini, tersaji analisis deskriptif setiap variabel penelitian. Deskripsi variabel penelitian digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini yang meliputi variabel pendekatan STM dan variabel hasil belajar siswa kelas IV di SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2011/ Berikut ini tersaji tabel hasil observasi implementasi RPP berdasarkan observasi yang dilakukan oleh guru kelas II yaitu Joko Susilo saat pertemuan 1 di kelompok eksperimen. Observasi ini dilaksanakan untuk mengamati aktifitas guru

3 46 di dalam pembelajaran. Observasi ini dilakukan untuk menilai aktifitas guru dalam pembelajaran terhadap kesesuaian dengan RPP yang telah direncanakan. Observasi implementasi RPP dilakukan pada kelompok eksperimen. Hasil observasi implementasi RPP kelompok eksperimen pada pertemuan I menunjukkan kualitas yang baik dan sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran STM. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata dalam pelaksanaannya mendapatkan skor 2, 3 dan 4. Pada aktivitas melakukan kegiatan apersepsi mendapatkan skor 4 yang berarti apersepsi yang dilakukan sangat relevan dengan materi ajar. Pada aktivitas menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai mendapatkan skor 4 yang berarti menyampaikan tujuan pembelajaran dengan sangat jelas. Pada aktivitas menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM mendapatkan skor 3 yang berarti menyampaikan dengan cukup jelas. Pada aktivitas memfasilitasi siswa dalam merumuskan masalah transportasi mendapatkan skor 4 yang berarti memfasilitasi semua kelompok. Pada aktivitas memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimak materi.mendapatkan skor 4 yang berarti sangat memberikan kesempatan siswa untuk menyimak. Pada aktivitas memberi kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi alat transportasi mendapatkan skor 4 yang berarti memberikan kesempatan kepada seluruh kelompok untuk mengidentifikasi. Pada aktivitas memfasilitasi siswa dalam proses identifikasi mendapatkan skor 4 yang berarti sangat memfasilitasi siswa. Pada aktivitas memfasilitasi siswa dalam merumuskan konsep keadaan transportasi dalam LKS mendapatkan skor 4 yang berarti sangat memfasilitasi siswa. Pada aktivitas memfasilitasi diskusi kelompok dalam memecahkan masalah mendapatkan skor 3 yang berarti memfasilitasi dengan efektif. Pada aktivitas memfasilitasi siswa merancang penggunaan transportasi yang tepat saat sekarang.mendapatkan skor 4 yang berarti memfasilitasi dengan sangat efektif. Pada aktivitas melakukan refleksi bersama siswa mendapatkan skor 3 yang berarti melakukan refleksi bersama siswa dengan cukup tepat. Pada aktivitas menggunakan media secara efektif dan efisien mendapatkan skor 4 yang berarti menggunakan media dengan tepat dan efektif. Pada aktivitas mengelola waktu secara efisien mendapatkan skor

4 47 3 yang berarti pengelolaan waktu cukup tepat. Pada aktivitas penggunaan bahasa dalam pembelajaran mendapatkan skor 4 yang menggunakan bahasa Indonesia dengan tepat dan benar. Pada aktivitas penggunaan bahasa dalam pembelajaran mendapatkan skor 4 yang menggunakan bahasa Indonesia dengan tepat dan benar. Pada aktivitas mengatur tempat duduk untuk diskusi mendapatkan skor 4 yang berarti mengatur tempat duduk untuk diskusi dengan baik dan sesuai dengan metode/pendekatan pembelajaran. Berikut ini tersaji hasil observasi implementasi RPP di kelompok eksperimen pada pertemuan I. Tabel 4.2 Hasil Observasi Implementasi RPP Pertemuan I No Aspek yang diamati 3 % 4 % 1. Melakukan kegiatan apersepsi 0 0% 1 100% 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 0 0% 1 100% 3. Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM % 0 0% 4. Memfasilitasi siswa dalam merumuskan 0 0% 1 100% masalah transportasi. 5. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk 0 0% 1 100% menyimak materi. 6. Memberi kesempatan kepada siswa untuk 0 0% 1 100% mengidentifikasi alat transportasi 7. Memfasilitasi siswa dalam proses identifikasi 0 0% 1 100% 8. Memfasilitasi siswa dalam merumuskan konsep keadaan transportasi dalam LKS 0 0% 1 100% 9. Memfasilitasi diskusi kelompok dalam 1 100% 0 0% memecahkan masalah. 10. Memfasilitasi siswa merancang penggunaan 0 0% 1 100% transportasi yang tepat saat sekarang. 11. Melakukan refleksi bersama siswa 1 100% 0 0% 12. Menggunakan media secara efektif dan efisien. 0 0% 1 100% 13. Mengelola waktu secara efisien 1 100% 0 0% 14. Penggunaan bahasa dalam pembelajaran 0 0% 1 100% 15. Mengatur tempat duduk untuk diskusi 0 0% 1 100%

5 48 Hasil observasi implementasi RPP kelompok eksperimen pada pertemuan II menunjukkan kualitas yang baik dan sesuai dengan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran STM. Hal tersebut ditunjukkan dengan rata-rata dalam pelaksanaannya mendapatkan skor 2, 3 dan 4. Pada aktivitas melakukan kegiatan apersepsi mendapatkan skor 4 yang berarti apersepsi yang dilakukan sangat relevan dengan materi ajar. Pada aktivitas menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai mendapatkan skor 3 yang berarti menyampaikan dengan cukup jelas. Pada aktivitas menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM mendapatkan skor 4 yang berarti menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan jelas. Pada aktivitas memfasilitasi siswa dalam diskusi kelas.mendapatkan skor 4 yang berarti memfasilitasi dengan sangat efektif. Pada aktivitas memberikan kesempatan kepada siswa untuk presentasi dan memberi tanggapan mendapatkan skor 4 yang berarti sangat memberikan kesempatan kepada seluruh kelompok. Pada aktivitas memfasilitasi siswa untuk memperoleh konsep yang benar mendapatkan skor 4 yang berarti memfasilitasi seluruh kelompok untuk memperoleh konsep yang benar. Pada aktivitas melakukan refleksi bersama siswa mendapatkan skor 4 yang berarti melakukan refleksi bersama siswa dengan sangat tepat. Pada aktivitas memfasilitasi siswa dalam mengerjakan soal tes mendapatkan skor 4 yang berarti menyediakan soal tes untuk seluruh kelompok. Pada aktivitas mengelola waktu secara efisien mendapatkan skor 3 yang berarti pengelolaan waktu cukup tepat. Pada aktivitas penggunaan bahasa dalam pembelajaran mendapatkan skor 4 yang menggunakan bahasa Indonesia dengan tepat dan benar. Pada aktivitas penggunaan bahasa dalam pembelajaran mendapatkan skor 4 yang menggunakan bahasa Indonesia dengan tepat dan benar. Pada aktivitas mengatur tempat duduk untuk diskusi mendapatkan skor 4 yang berarti mengatur tempat duduk untuk diskusi dengan baik dan sesuai dengan metode /pendekatan pembelajaran. Berikut ini tersaji hasil observasi implementasi RPP di kelompok eksperimen pada pertemuan II.

6 49 Tabel 4.3 Hasil Observasi Implementasi RPP Pertemuan II No Aspek yang diamati 3 % 4 % 1 Melakukan kegiatan apersepsi 0 0% 1 100% 2 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 1 100% 0 0% 3 Menyampaikan langkah-langkah pembelajaran 0 0% 1 100% dengan menggunakan pendekatan STM. 4 Membimbing siswa dalam diskusi kelas. 0 0% 1 100% 5 Memberikan kesempatan kepada siswa 0 0% 1 100% untuk presentasi dan memberi tanggapan. 6 Membimbing siswa untuk memperoleh 0 0% 1 100% konsep yang benar. 7 Melakukan refleksi bersama siswa 0 0% 1 100% 8 Memfasilitasi siswa dalam mengerjakan 0 0% 1 100% soal tes 9 Mengelola waktu secara efisien 1 100% 0 0% 10 Penggunaan bahasa dalam pembelajaran 0 0% 1 100% 11 Mengatur tempat duduk untuk diskusi 0 0% 1 100% Selain melakukan observasi implementasi RPP, observer juga melakukan observasi aktivitas siswa di kelompok eksperimen. Hasil observasi aktifitas siswa pertemuan I di kelompok eksperimen menunjukkan hasil yang baik ditunjukkan dengan pada saat mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan STM siswa mendapatkan skor 2, 3 dan 4. Pada aktivitas menempati tempat duduk yang telah ditetapkan terdapat 3 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti menempati tempat duduk sesuai dengan yang ditetapkan dengan sedikit bersungut-sungut dengan persentase 9,4% dan 29 siswa mendapatkan skor 4 yang berarti menempati tempat duduk sesuai dengan yang ditetapkan dan siap menerima pelajaran dengan persentase 90,6%. Pada aktivitas mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang sedang disampaikan oleh guru terdapat 14 siswa dengan skor 3 yang berarti siswa mengikuti dengan baik dengan persentase 43,7%, dan 18 siswa mendapat skor 4 yang berarti siswa mengikuti dengan baik dan menanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada guru dengan persentase 56,2%.

7 50 Pada aktivitas berani dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya dalam mengerjakan LKS terdapat 2 siswa dengan skor 2 yang berarti berani dan aktif namun bekerja sendiri dengan persentase 6,2%, 14 siswa mendapat skor 3 yang berarti berani dan aktif dalam memberikan pendapat dengan persentase 43,8%, dan 16 siswa mendapat skor 4 yang berarti berani dan aktif dalam memberikan pendapat dan bertanya pada teman dengan persentase 50%. Pada aktivitas menyimak materi pembelajaran yang dibagikan oleh guru terdapat 4 siswa dengan skor 2 yang berarti menyimak materi pembelajaran namun menggunakan waktu yang singkat dengan persentase 12,5% dan 28 siswa mendapat skor 4 yang berarti menyimak materi pembelajaran dengan memanfaatkan waktu maksimal yang diberikan dengan persentase 87,5%. Pada aktivitas mengerjakan LKS yang dibagikan guru bersama kelompoknya terdapat 4 siswa mendapat skor 2 yang berarti mengerjakan LKS namun berkerja sendiri dengan persentase 12,5%, 8 siswa mendapat skor 3 yang berarti mengerjakan LKS dengan separuh anggota kelompok dengan persentase 25%, dan 20 siswa mendapat skor 4 yang berarti mengerjakan LKS dengan baik bersama seluruh anggota kelompok dengan persentase 62,5%. Pada aktivitas melakukan diskusi kelompok terdapat 12 siswa mendapat skor 3 yang berarti melakukan diskusi dan cukup komunikasi dengan persentase 37,5% dan 20 siswa mendapat skor 4 yang berarti melakukan diskusi dan komunikasi antar kelompok sangat baik dengan persentase 62,5%. Pada aktivitas melakukan kegiatan refleksi terdapat 6 siswa mendapat skor 3 yang berarti merefleksi cukup relevan 18,8% dan 26 siswa mendapat skor 4 yang berarti merefleksi apa yang diperoleh dalam pembelajaran dengan persentase 81,2%. Pada aktivitas menggunakan bahasa Indonesia dengan baik terdapat 8 siswa mendapat skor 3 yang berarti mengunakan bahasa Indonesia namun kurang baik dengan persentase 25%, dan 24 siswa mendapat skor 4 yang berarti menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dengan persentase 75%. Pada aktivitas menggunakan waktu yang diberikan dengan baik dan efisien terdapat 8 siswa dengan skor 3 yang berarti menggunakan waktu cukup tepat dengan persentase 25% dan 24 siswa dengan skor 4 yang berarti menggunakan waktu yang diberikan tepat dan efisien dengan persentase 75%. Pada aktivitas siswa

8 51 dapat leluasa bergerak dan bekerja terdapat 3 siswa yang mendapat skor 6 yang berarti siswa leluasa bergerak dan bekerja dengan persentase 18,8% dan 26 siswa mendapat skor 4 yang berarti siswa sangat bebas bergerak dan bekerja dengan persentase 81,3%. Berikut ini hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan 1 di kelompok eksperimen. Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan I Kelompok Eksperimen No Aktivitas Siswa 2 % 3 % 4 % 1 Menempati tempat duduk yang telah 0 0% 3 9,4% 29 90,6% ditetapkan. 2 Mengikuti dengan seksama segala 0 0% 14 43,8% 18 56,2% sesuatu yang sedang disampaikan oleh guru 3 Berani dan aktif dalam mengemukakan 2 6,2% 14 43,8% 16 50% pendapatnya dalam mengerjakan LKS 4 Menyimak materi pembelajaran yang 4 12,5% 0 0% 28 87,5% dibagikan oleh guru 5 Mengerjakan LKS yang dibagikan 4 12,5% 8 25% 20 62,5% guru bersama kelompoknya 6 Melakukan diskusi kelompok 0 0% 12 37,5% 20 62,5% 7 Melakukan kegiatan refleksi 0 0% 6 18,8% 26 81,2% 8 Menggunakan bahasa Indonesia 0 0% 8 25% 24 75% dengan baik 9 Menggunakan waktu yang diberikan 0 0% 8 25% 24 75% dengan baik dan efisien 10 Siswa leluasa bergerak dan bekerja 0 0% 6 18,8% 26 81,3% Hasil observasi aktifitas siswa pertemuan II di kelompok eksperimen menunjukkan hasil yang baik ditunjukkan dengan pada saat mengikuti pembelajaran menggunakan pendekatan STM siswa mendapatkan skor 2, 3 dan 4. Pada aktivitas menempati tempat duduk yang telah ditetapkan terdapat 32 siswa mendapat skor 4 yang berarti menempati tempat duduk sesuai dengan yang ditetapkan dan siap menerima pelajaran dengan persentase 100%. Pada aktivitas mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang sedang disampaikan oleh guru terdapat 4 siswa dengan skor 2 yang berarti mengikuti namun kurang memperhatikan dengan persentase 12,5%, 12 siswa dengan skor 3 yang berarti

9 52 siswa mengikuti dengan baik dengan persentase 37,5%, dan 16 siswa mendapat skor 4 yang berarti siswa mengikuti dengan baik dan menanyakan hal-hal yang kurang jelas kepada guru dengan persentase 50%. Pada aktivitas melaporkan hasil pengerjaan LKS dalam diskusi kelas terdapat 8 siswa dengan skor 3 yang berarti melaporkan hasil diskusi dengan benar namun tidak lengkap dengan persentase 25% dan 24 siswa mendapat skor 4 yang berarti melaporkan hasil diskusi dengan benar dan lengkap dengan persentase 75%. Pada aktivitas memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi terdapat 4 siswa mendapat skor 2 yang berarti memberikan tanggapan dengan cukup baik dengan persentase 12,5% dan 28 siswa mendapat skor 3 yang berarti memberikan tanggapan dengan baik dengan persentase 87,5%. Pada aktivitas menggunakan bahasa Indonesia dengan baik terdapat 6 siswa mendapat skor 3 yang berarti mengunakan bahasa Indonesia namun kurang baik dengan persentase 18,8%, dan 26 iswa mendapat skor 4 yang berarti menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dengan persentase 81,2%. Pada aktivitas melakukan kegiatan refleksi terdapat 6 siswa mendapat skor 3 yang berarti merefleksi cukup relevan dengan persentase 18,8% dan 26 siswa mendapat skor 4 yang berarti merefleksi apa yang diperoleh dalam pembelajaran dengan persentase 81,3%. Pada aktivitas mengerjakan soal tes terdapat 32 siswa mendapat skor 4 yang berarti mengerjakan soal tes sendiri dengan tertib sebesar 100%. Pada aktivitas siswa dapat leluasa bergerak dan bekerja terdapat 4 siswa yang mendapat skor 3 yang berarti siswa leluasa bergerak dan bekerja dengan persentase 12,5% dan 28 siswa mendapat skor 4 yang berarti siswa sangat bebas bergerak dan bekerja dengan persentase 87,5%. Pada aktivitas menggunakan waktu yang diberikan dengan baik dan efisien terdapat 16 siswa dengan skor 3 yang berarti menggunakan waktu cukup tepat dengan persentase 50% dan 16 siswa dengan skor 4 yang berarti menggunakan waktu yang diberikan tepat dan efisien dengan persentase 50%. Berikut ini tersaji hasil observasi aktivitas siswa pertemuan II di kelompok eksperimen.

10 53 Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan II Kelompok Eksperimen No Aktivitas Siswa 2 % 3 % 4 % 1 Menempati tempat duduk yang telah 0 0% 0 0% % ditetapkan. 2 Mengikuti dengan seksama segala 4 12,5% 1 37,5% 16 50% sesuatu yang sedang disampaikan oleh guru 2 3 Melaporkan hasil pengerjaan LKS 0 0% 8 25% 24 75% dalam diskusi kelas 4 Memberikan tanggapan terhadap hasil 4 12,5% 28 87,5% 0 0% diskusi 5 Menggunakan bahasa Indonesia 0 0% 6 18,8% 26 81,2% dengan baik 6 Melakukan kegiatan refleksi 0 0% 6 18,8% 26 81,3% 7 Mengerjakan soal tes 0 0% 0 0% % 8 Siswa leluasa bergerak dan bekerja 0 0% 4 12,5% 28 87,5% 9 Menggunakan waktu yang diberikan dengan baik dan efisien 0 0% % 16 50% Analisis Deskriptif Penilaian Proses Dalam Pembelajaran STM Pada saat pembelajaran berlangsung, guru melakukan penilaian proses untuk mendapatkan skor nontes yang berupa pengamatan kegiatan menyimak, diskusi, dan presentasi. Selain itu, penilaian proses pembelajaran juga dilihat dari hasil kerja kelompok dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Unjuk kerja menyimak pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan STM didapatkan skor yang baik. Pada indikator siswa melakukan seluruh kegiatan menyimak dengan penuh tanggung jawab diperoleh 1 siswa mendapat skor 2 yang berarti siswa kurang menyimak dengan persentase 3,1%, sebanyak 5 siswa mendapat skor 3 yang berarti siswa menyimak dengan persentase 15,7%, dan 26 siswa mendapat skor 4 yang berarti siswa benar-benar menyimak dengan persentase 81,3%. Pada indikator memanfaatkan waktu yang diberikan untuk menyimak dengan penuh tanggung jawab diperoleh 9 siswa mendapat skor 3 yang berarti siswa menyimak dengan persentase 28,1% dan 23 siswa mendapat skor 4 yang berarti siswa benar-benar menyimak dengan

11 54 persentase 71,9%. Untuk lebih jelasnya, berikut ini tersaji tabel distribusi frekuensi hasil pengamatan kegiatan menyimak. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Kegiatan Menyimak No Indikator 2 % 3 % 4 % 1 Siswa melakukan seluruh 1 3,1% 5 15,7% 26 81,3% kegiatan menyimak dengan penuh tanggung jawab 2 Memanfaatkan waktu yang diberikan untuk menyimak dengan penuh tanggung jawab 0 0% 9 28,1% 23 71,9% Unjuk kerja diskusi pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan STM didapatkan skor yang baik. Pada indikator jumlah pendapat yang disampaikan siswa diperoleh 4 siswa mendapat skor 2 yang berarti siswa siswa menyampaikan 6 pendapat dengan persentase 12,5%, sebanyak 14 siswa mendapat skor 3 yang berarti siswa menyampaikan 8 pendapat dengan persentase 43,75%, dan 14 siswa mendapat skor 4 yang berarti siswa menyampaikan 10 pendapat dengan persentase 43,75%. Pada indikator kejelasan siswa dalam menyampaikan substansi materi diperoleh 11 siswa mendapat skor 3 yang berarti siswa siswa jelas dalam menyampaikan substansi materi dengan persentase 34,4% dan 21 siswa mendapat skor 4 yang berarti siswa sangat jelas dalam menyampaikan substansi materi dengan persentase 65,6%. Pada indikator waktu yang digunakan siswa untuk diskusi diperoleh 12 siswa mendapat skor 3 yang berarti siswa berdiskusi selama 15 menit dengan persentase 37,5% dan 20 siswa mendapat skor 4 yang berarti siswa siswa berdiskusi selama 20 menit dengan persentase 62,5%. Untuk lebih jelasnya, berikut ini tersaji tabel distribusi frekuensi hasil pengamatan kegiatan diskusi. No Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Kegiatan Diskusi Indikator 1 Jumlah pendapat yang disampaikan siswa 2 % 3 % 4 % 4 12,5% 14 43,75% 14 43,75%

12 55 No Indikator 2 Kejelasan siswa dalam menyampaikan substansi materi 3 Waktu yang digunakan siswa untuk diskusi 2 % 3 % 4 % 0 0% 11 34,4% 21 65,6% 0 0% 12 37,5% 20 62,5% Unjuk kerja presentasi pada pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan STM didapatkan skor yang baik. Pada indikator keberanian siswa dalam menyampaikan hasil diskusi diperoleh 16 siswa mendapat skor 3 yang berarti 2-3 anggota kelompok berani menyampaikan namun dengan rasa takut atau gugup dengan persentase 50% dan sebanyak 16 siswa mendapat skor 4 yang berarti semua anggota kelompok berani menyampaikan hasil diskusi dengan jelas. Pada indikator tingkat kebenaran/ keaslian data hasil diskusi diperoleh 2 siswa mendapat skor 2 yang berarti disampaikan tingkat kebenarannya 30%-55% dengan persentase 6,2%, sebanyak 12 siswa mendapat skor 3 yang berarti disampaikan tingkat kebenarannya 56%-80% dengan persentase 37,5%, dan sebanyak 18 siswa mendapat skor 4 yang berarti disampaikan tingkat kebenarannya 81%-100% dengan persentase 56,3%. Pada indikator keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan temannya diperoleh 1 siswa mendapat skor 2 yang berarti berani menjawab namun jawaban kurang tepat dengan persentase 3,1%, sebanyak 3 siswa mendapat skor 3 yang berarti berani menjawab 1 pertanyaan dari teman dengan jawaban tepat atau menambah jawaban teman kelompoknya dengan persentase 9,4%, dan sebanyak 28 siswa mendapat skor 4 yang berarti berani menjawab 2 atau lebih pertanyaan teman dengan jawaban tepat dan mudah dipahami dengan persentase 87,5%. Pada indikator penggunaan bahasa dalam presentasi diperoleh 32 siswa dengan skor 4 yang berarti presentasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia dengan tepat dengan persentase 100%. Untuk lebih jelasnya, berikut ini tersaji tabel distribusi frekuensi hasil pengamatan kegiatan presentasi.

13 56 No Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Pengamatan Kegiatan Presentasi Indikator 1 Keberanian siswa dalam menyampaikan hasil diskusi 2 Tingkat kebenaran / keaslian data hasil diskusi 3 Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan temannya 4 Penggunaan bahasa dalam presentasi 2 % 3 % 4 % 0 0% 16 50% 16 50% 2 6,2% 12 37,5% 18 56,3% 1 3,1% 3 9,4% 28 87,5% 0 0% 0 0% % Pada hasil kerja kelompok dalam mengerjakan LKS, sebanyak 18 siswa mendapat skor 96,67, 8 siswa mendapat skor 93,33, 8 siswa mendapat skor 83,33, dan 4 siswa mendapat skor 76,67. Berikut ini tersaji tabel distribusi frekuensi hasil LKS. Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Hasil Lembar Kerja Siswa No f % 1 96, ,5% 2 93, % 3 83, % 4 76, ,5% Untuk menentukan tinggi rendahnya perolehan hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan KKM sebesar 90. Apabila siswa mendapat skor di bawah KKM (skor <90) maka hasil belajarnya tidak tuntas, dan apabila siswa mendapat skor lebih besar sama dengan KKM (skor 90) maka siswa tersebut dikatakan hasil belajarnya tuntas. Berikut ini tersaji distribusi frekuensi ketuntasan hasil belajar kelompok eksperimen berdasarkan skor Tes II.

14 57 Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok Eksperimen KKM Frekuensi Kelompok Eksperimen Persentase 90 Tuntas 25 78% < 90 Tidak Tuntas 7 22% Jumlah % Berdasarkan tabel 4.10, dari 32 siswa pada kelompok eksperimen yang tuntas berjumlah 25 siswa dengan persentase 78%, dan siswa yang tidak tuntas berjumlah 7 siswa dengan persentase 22%. Secara lebih jelas tersaji dalam diagram lingkaran berikut ini. Hasil Belajar Kelompok Eksperimen 22% Tuntas Tidak Tuntas 78% Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Berdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi yang telah dilakukan, kemudian dilakukan analisis deskriptif. Analisis deskriptif berikut mencakup data empirik hasil belajar sesudah mengikuti pembelajaran pada materi perkembangan teknologi transportasi yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi. Hasil analisis deskriptif hasil belajar Tes II kelompok eksperimen dengan bantuan SPSS 19 tersaji pada tabel berikut ini.

15 58 Tabel 4.11 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Kelompok Eksperimen N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Eksperimen Valid N (listwise) 32 Berdasarkan tabel 4.11, dari 32 siswa kelompok eksperimen diperoleh skor minimum sebesar 70, skor maksimum sebesar 97, skor rata-rata sebesar 90,75 dan standar deviasi sebesar 5,273. Hasil belajar kelompok kontrol diperoleh dari besarnya skor tes II yang tersaji pada Lampiran 9. Apabila siswa mendapat skor di bawah KKM (skor < 90) maka hasil belajarnya tidak tuntas, dan apabila siswa mendapat skor lebih besar sama dengan KKM (skor 90) maka siswa tersebut dikatakan hasil belajarnya tuntas. Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan distibusi ketuntasan hasil belajar kelompok kontrol. Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok Kontrol KKM Kelompok Kontrol Frekuensi Persentase 90 Tuntas 2 5,4% < 90 Tidak Tuntas 35 94,6% Jumlah % Berdasarkan tabel di atas terlihat dari 37 siswa kelompok kontrol yang tuntas hanya 2 siswa dengan persentase 5,4%, dan siswa yang tidak tuntas berjumlah 35 siswa dengan persentase 94,6%. Secara lebih jelas tersaji dalam diagram lingkaran berikut ini.

16 59 Hasil Belajar Kelompok Kontrol 5,4% Tuntas Tidak Tuntas 94,6% Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Kelompok Kontrol Berdasarkan hasil analisis distribusi frekuensi yang telah dilakukan, kemudian dilakukan analisis deskriptif. Analisis deskriptif berikut mencakup data empirik hasil belajar sesudah mengikuti pembelajaran pada materi perkembangan teknologi transportasi yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi. Hasil analisis deskriptif hasil belajar Tes II kelompok eksperimen dengan bantuan SPSS 19 tersaji pada tabel berikut ini. Tabel 4.13 Hasil Analisis Deskriptif Hasil Belajar Kelompok Kontrol N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kontrol Valid N (listwise) 37 Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa dari 37 siswa kelompok kontrol diperoleh skor minimum sebesar 69, skor maksimum sebesar 91, rata-rata sebesar 80,05 dan standar deviasi sebesar 5,395. Uji T Penghitungan uji beda dengan bantuan SPSS 19,0 menggunakan independent sampel t-tes bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata hasil belajar IPS antara kelompok yang dikenai perlakuan berupa pendekatan STM dengan kelompok yang hanya menggunakan pembelajaran konvensional. Uji T dilakukan berdasarkan perolehan skor Tes II. Hasil penghitungan uji t tersaji pada tabel 4.14 berikut ini.

17 60 Tabel 4.14 Hasil Uji T Independent Sample T-Test Independent Samples Test Equal variances assumed Equal variances not assumed Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F.367 Sig..546 t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference % Confidence Interval of the Difference Lower Upper Berdasarkan tabel 4.14, diperoleh taraf signifikansi F hitung levene s test sebesar 0,546. Karena 0,546 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki variansi sama atau dengan kata lain kedua kelompok homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed (diasumsikan varian sama). Berdasarkan tabel 4.14, diperoleh skor t hitung sebesar 8,299 dan derajad kebebasan atau df yaitu 67. Dengan menggunakan pengujian dua sisi diperoleh t tabel sebesar 1,996. Tabel 4.14 menunjukkan taraf signifikansi sebesar Uji Hipotesis Untuk mengetahui perbedaan rata-rata nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07 Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012, digunakan uji perbedaan ratarata dengan kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut: Hipotesis diterima jika t hitung > t tabel Hipotesis ditolak jika t hitung < t tabel

18 61 Sedangkan untuk mengetahui signifikansi perbandingan rata-rata dengan taraf signifikansi 5%, maka kriteria pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut: Hipotesis diterima jika taraf signifikansi < 0,05 Hipotesis ditolak jika taraf signifikansi > 0,05 Berdasarkan tabel 4.14, diperoleh nilai t hitung sebesar 8,299 dan t tabel sebesar 1,996. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai t hitung > t tabel (8,299 > 1,996), dengan demikian hipotesis diterima. Berdasarkan tabel 4.14, diperoleh taraf signifikansi sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan taraf signifikansi < 0,05. Oleh karena itu, hipotesis diterima. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi "Ada pengaruh positif signifikan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari Salatiga semester 2 tahun ajaran 2011/2012" terbukti. 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM pada mata pelajaran IPS dengan pokok bahasan perkembangan teknologi transportasi di SD Negeri Mangunsari 04 (kelompok eksperimen) menunjukkan rata-rata hasil belajar yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 07 (kelompok kontrol) yang menggunakan pembelajaran konvensional. Hal itu ditunjukkan dengan rata-rata skor tes II kelompok eksperimen adalah 90,75 sedangkan kelompok kontrol adalah 80,05. Berdasarkan Ketuntasan Kriteria Minimal pada penelitian ini yaitu 90, maka diperoleh ketuntasan hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada ketuntasan hasil belajar kelompok kontrol. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase ketuntasan hasil belajar kelompok eksperimen mencapai 78%, sedangkan pada kelompok kontrol hanya mencapai 5,4%. Dari hasil uji independent sample t-tes skor Tes II kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh skor t hitung > t tabel (8,299 > 1,996) dan taraf signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05). Hal tersebut berarti hipotesis yang berbunyi "Ada pengaruh positif signifikan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM) terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari Salatiga semester 2 tahun

19 62 ajaran 2011/2012" terbukti. Dengan demikian, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Giarti (2011) yang juga telah membuktikan bahwa pendekatan STM dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran pada kelompok eksperimen mendorong siswa untuk aktif, saling bekerjasama dengan anggota kelompoknya untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Melalui menyimak gambar alat alat transportasi, mengidentifikasi, dan mengklasifikasikannya, siswa secara langsung membentuk konsep tentang alat-alat transportasi. Siswa juga diarahkan untuk mengemukakan isu/masalah aktual yang ada di masyarakat yang sesuai dengan materi ajar. Siswa bersama kelompoknya memecahkan masalah dan dilakukan diskusi kelas untuk memantapkan konsep yang telah dikonstruksi siswa. Oleh karena itu, perolehan hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi daripada hasil belajar kelompok kontrol yang hanya menggunakan pembelajaran konvensional. Siswa pada kelompok kontrol hanya menerima apa yang disampaikan guru, guru menjadi pusat pembelajaran dan materi yang disampaikan hanya berkesan sebagai hafalan yang harus dikuasai siswa melalui mendengar ceramah guru. Selain itu, siswa dapat mengambil keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat serta mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan yang telah diambilnya (Iskandar 1996: 6.29 dalam Giarti). Hal tersebut dapat ditunjukkan dalam proses pembelajaran bahwa siswa dapat memecahkan permasalahan yang telah dikemukakan dan merancang penggunaan alat transportasi yang tepat di masa sekarang.