BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian

Transkripsi

1 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek dan Pelaksanaan Penelitian Gambaran Umum Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sawit dan siswa kelas V SD Negeri 1 Kunti yang terletak di Desa Kunti Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali dengan total 60 siswa, yang terdiri dari: a). siswa SD Negeri Sawit dan siswa SD Negeri 1 Kunti sebagai kelas uji coba, b). Siswa SD Negeri Sawit sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 30 yang terdiri dari 19 siswa lakilaki dan 11 siswa perempuan, dan c). Siswa SD Negeri 1 Kunti sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalalam 2 kali pertemuan pada semester II tahun pelajaran 2011/2012. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel independen atau variabel perlakuan adalah pemberian perlakuan dengan penggunaan metode inquiri dan variabel dependen yang berupa hasil belajar. Jadi dengan penggunaan metode inquiri dalam pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar siswa.

2 Pelaksanaan penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Sawit dan siswa kelas V SD Negeri 1 Kunti Kecamtan Andong Kabupaten Boyolali pada semester II tahun pelajaran 2011/2012. Siswa kelas V SD Negeri Sawit sebagai kelas eksperimen, sedangkan siswa kelas V SD Negeri 1 Kunti sebagai kelas kontrol. Pemberian perlakukan dilaksanakan 2 kali yaitu yang pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 April 2012 untuk kelas eksperimen pada pukul s.d WIB sedangkan untuk kelas kontrol pada pukul s.d WIB dan yang kedua dilaksanakan pada hari Jum at tanggal 6 April 2012 untuk kelas eksperimen pada pukul s.d WIB sedangkan untuk kelas kontrol pada pukul s.d WIB. Kemudian kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretes untuk menguji kesamaan varian sehingga kedua kelas tersebut menunjukkan keadaan yang homogen atau sama. Pelaksanaan Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian pada hari Sabtu tanggal 24 Maret Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri pada awalnya siswa kelas V kelas eksperimen, terlihat kebingungan. Tetapi setelah ada penjelasan dari guru tentang prosedur penelitian atau langkah-langkah yang harus dilakukan siswa, mereka mulai dapat memahami dan dapat menyesuaikan diri dengan metode ini. Kemudian guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, jadi setiap

3 50 kelompok terdapat 5 siswa. Pada saat pelaksanaan eksperimen atau percobaan, siswa sangat berantusias. Setiap siswa dalam kelompok bekerja dengan baik, sehingga terjadi interaksi antar anggota kelompok. Suasana kelaspun menjadi ramai dan menyenangkan tetapi dapat dikendalikan oleh guru. Kemudian untuk pertemuan kedua kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri dapat berjalan dengan baik, sebagian besar siswa terlihat sangat berantusias dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, tetapi ada beberapa siswa yang hanya diam dan terlihat belum paham. Suasana kelas menjadi gaduh, tetapi dapat dikendalikan oleh guru. Disamping melakukan percobaan, siswa juga mengerjakan soal yang berkaitan dengan percobaan yang telah mereka lakukan. Pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol, siswa diberikan pembelajaran dengan metode konvensional atau ceramah dengan materi pembelajaran yang sama, yaitu sifat-sifat cahaya. Kemudian pada pertemuan terakhir, kedua kelas diberi postest. Mereka mengerjakan dengan tenang dan serius. Penelitian keseluruhan dilaksanakan pada bulan Maret 2012 sampai dengan Januari Pengambilan data dilaksanakan dua kali yaitu pretes dan postes di SD Negeri Sawit dan SD Negeri 1 Kunti Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali. Pada pelaksanaan pretes dan postes setiap individu melaksanakan tes formatif dalam bentuk tes pilihan ganda. Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA

4 Hasil Penelitian siswa kelas V tentang sifat-sifat cahaya. Dalam pelaksanaan pretes dan postes dibantu oleh 2 orang testor. Sebelum dilaksanakan tindakan terlebih dahulu melakukan kondisi kedua kelas diusahakan sama sehingga paparan tentang hasil akhir dapat betul-betul merupakan hasil ada dan tidaknya perlakuan Arikunto, Suharsimi (2012:208). Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata-rata pretes kelas ekperimen dan kontrol diperoleh, untuk kelas eksperimen yaitu 61,67 dan untuk kelas kontrol 60,60. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kemampuan siswa sebelum diberi pembelajaran adalah sama, sehingga dapat dilakukan perlakuan selanjutnya. Hasil nilai rata-rata pretes kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Hasil Pengolahan SPSS Analisis Deskriptif Nilai Pretes Kelas Eksperimen Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Nilai pretes kelas ,67 9,657 eksperimen Valid N (listwise) 30 Hasil pengolahan SPSS menunjukkan variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 30 siswa mempunyai skor maximal 82 sedang skor minimal 45 dengan rata-rata sebesar 61,67 dan standar deviasi 9,657. Tabel Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Postes Kelas Eksperimen No Skor Frekuensi (f) Persentase (%) KKM 1 <70 2 6,67 % Tidak Tuntas ,33 % Tuntas Secara lebih jelas berikut ini disajikan gambaran visual diagram lingkaran skor postes kelas eksperimen.

5 52 persentase postes kelas eksperimen tidak tuntas tuntas 7% 93% lampiran. Gambar Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Postes Kelas Eksperimen Data skor postes kelas eksperimen secara lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel Hasil Pengolahan SPSS Analisis Deskriptif Nilai Postes Kelas Eksperimen Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation nilai postes kelas ,77 11,685 eksperimen Valid N (listwise) 30 Hasil pengolahan SPSS menunjukkan data (N) sebanyak 30 siswa mempunyai skor maximal 100 sedang skor minimal 65 dengan rata-rata sebesar 82,77 dan standar deviasi 11,685. Dan hasil nilai rata-rata pretes kelas kontrol dapat dilihat pada table berikut: Tabel Hasil Pengolahan SPSS Analisis Deskriptif Nilai Pretes Kelas Kontrol Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Nilai pretes kelas kontrol Valid N (listwise) 30 Hasil pengolahan SPSS menunjukkan variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 30 siswa mempunyai skor maximal 82 sedang skor minimal 41 dengan rata-rata sebesar 60,60 dan standar deviasi 10,095.

6 53 Tabel Distribusi Frekuensi Ketuntasan Hasil Postes Kelas Kontrol No Skor Frekuensi (f) Persentase (%) KKM 1 < ,67 % Tidak Tuntas ,33 % Tuntas Secara lebih jelas berikut ini disajikan gambaran visual diagram lingkaran skor postes kelas kontrol persentase ketuntasan postes kelas kontrol Tidak Tuntas Tuntas 43% 57% Gambar Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Postes Kelas Kontrol Data skor postes kelas eksperimen secara lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran. Tabel Hasil Pengolahan SPSS Analisis Deskriptif Nilai Postes Kelas Kontrol Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Nilai postes kelas kontrol ,23 7,347 Valid N (listwise) 30 Hasil pengolahan SPSS menunjukkan jumlah data (N) sebanyak 30 mempunyai skor maximal 87 sedangkan skor minimal sebesar 57 dengan rata-rata sebesar 67,23 dan standar deviasi 7,347. Peningkatan hasil belajar kelas eksperimen jauh lebih signifikan jika dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Pada kelas eksperimen pembelajaran IPA dilaksanakan dengan menggunakan metode inquiri, sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran

7 54 dilaksanakan secara konvensional atau ceramah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan metode inquiri terhadap hasil belajar IPA tentang sifat-sifat cahaya bagi siswa kelas V SD Negeri Sawit Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali Semester II tahun pelajaran 2011/2012. Untuk mengetahui besarnya pengaruh perlakuan yang diberikan dapat diketahui dengan cara membandingkan skor ratarata tes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perolehan skor rata-rata kelas eksperimen dari pretes dan postes mengalami peningkatan yang cukup besar. Rata-rata skor pretes kelas eksperimen 61,67 sedangkan rata-rata postes 82,77. Selisih rata-ratanya 21,1. Rata-rata skor pretes kelas kontrol 60,60 sedangkan ratarata postes 67,23. Selisih rata-ratanya 6,63. Secara lebih rinci disajikan dalam tabel di bawah ini: Tabel Distribusi Skor Rata-Rata Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Kelas Skor Rata-Rata Pretes Postes Peningkatan Skor Rata-Rata Eksperimen 61,67 82,77 21,1 Kontrol 60,60 67,23 6,63 Secara lebih jelas perbedaan dan peningkatan perolehan skor rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol, disajikan pada grafik berikut ini: 200 presentase rata-rata kelas kontrol dan eksperimen Kontrol Eksperimen 0 pretes postes Grafik Skor Rata-Rata Eksperimen Dan Kelas Kontrol Kelas

8 55 Syarat penggunaan eksperimen adalah data variabel harus normal. Oleh karena itu, sebelum dilakukan pengujian antar variabel perlu di uji normalitas data. Normalitas data bertujuan untuk melihat normal tidaknya penyebaran data dari variabel penelitian. Uji normalitas data akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol diambil dari nilai postest setelah dilaksanakna pembelajaran baik pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode inquiri dan kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional atau ceramah. Uji normalitas variabel penggunaan metode inquiri dilakukan dengan menggunakan teknik one sampel kolmogorov-smirnov tes. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for window analyze-nonparameric-legacy dialogs- test sampel K.S. Hasil uji statistik normalitas postes kelas eksperimen dengan menggunakan SPSS 16.0 for window analyze- nonparameric test legacy dialogs-sampel K.S adalah: Tabel Hasil UJi Normalitas Postes Kelas Eksperimen One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test nilai postes kelas eksperimen N 30 Normal Parameters a,b Mean 82,77 Std. Deviation 11,685 Most Extreme Differences Absolute,147 Positive,147 Negative -,130 Kolmogorov-Smirnov Z,804 Asymp. Sig. (2-tailed),537 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Hasil pengolahan SPSS Kolmogorov-Smirnov Z metode inquiri adalah sebesar 0,804 dengan p = 0,537. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel postes pada penggunaan metode inquiri adalah normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dapat dilihat pada grafik postes kelas eksperimen berikut ini :

9 56 Sumber grafik : dicopy langsung dari SPSS 16.0 for windows Grafik Uji Normalitas Kelas Eksperimen Postes Uji normalitas variabel penggunaan metode konvensional atau ceramah dilakukan dengan menggunakan teknik one sampel kolmogorov-smirnov tes. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for window analyzenonparameric-legacy dialogs- test sampel K.S. Hasil uji statistik normalitas postes kelas kontrol dengan menggunakan SPSS 16.0 for window analyze- nonparameric test legacy dialogs-sampel K.S adalah: Tabel Hasil Uji Normalitas Postes Kelas Kontrol One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Nilai postes kelas kontrol N 30 Normal Parameters a,b Mean 67,23 Std. Deviation 7,347 Most Extreme Differences Absolute,187 Positive,187 Negative -,098 Kolmogorov-Smirnov Z 1,022 Asymp. Sig. (2-tailed),247 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Hasil pengolahan SPSS Kolmogorov-Smirnov Z untuk penggunaan metode ceramah atau konvensional adalah sebesar 1,022 dengan p = 0,247. Hal ini

10 57 menunjukkan bahwa distribusi hasil pengukuran untuk variabel postes pada penggunaan metode ceramah atau konvensional adalah normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dapat dilihat pada grafik postes kelas kontrol berikut ini: Sumber grafik : dicopy langsung dari SPSS 16.0 for windows Grafik Uji Normalitas Postes Kelas Kontrol Uji homogenitas diambil dari poses kelas eksperimen dan kelas kontrol. Cara pengolahan uji homogenitas dengan menggunakan SPSS 16.0 adalah : Analyze - compare means one way anova masukkan variabel nilai ke kotak dependent list dan kode ke kotak faktor options - homogeneity of variance continue OK. Dari data nilai hasil tes homogenitas postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Uji Homogenitas Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Test of Homogeneity of Variances Uji Kesetaraan Levene Statistic df1 df2 Sig Sumber grafik : dicopy langsung dari SPSS 16.0 for windows

11 58 Hasil pengolahan SPSS menunjukkan angka signifikansi dari hasil uji homogenitas postes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol mencapai 0,611. Hal ini berarti kedua kelas homogen atau dalam kata lain kedua kelas dalam keadaan yang sama, karena jika p > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas homogen karena 0,611 > 0,05. Analisis t-test yang digunakan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa, antara siswa yang menggunakan metode inquiri dan metode ceramah atau konvensional. Uji t tes menggunakan SPSS 16.0 adalah: Analyze compare means independent sample t test masukkan nilai akhir (postes) ke kotak test variabel dan kode di kotak grouping variabel klik define groups dan masukkan group 1 dengan group 1 (nilai pretes dengan pretes) dan group 2 dengan group 2 (postes dengan postes) continue ok. Hasil t-test dapat dilihat pada tabel di bawah ini: nilai gabungan postes dimensi on1 Tabel Analisis Uji T Group Statistics kode nilai akhir N Mean Std. Deviation Std. Error Mean ,77 11,685 2, ,23 7,347 1,341 Berdasarkan hasil uji t di atas, kita dapat melihat bahwa nilai rerata kelas eksperimen adalah 82,77 dan untuk kelas kontrol adalah 67,23. Hal ini berarti bahwa perbedaan hasil belajar sebesar 15,54 dimana siswa yang menggunakan metode inqiri memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang diberi pembelajaran metode konvensional atau ceramah.

12 59 Independent Samples Test nilai gabun gan poste s Equal variances assumed Levene's Test for Equality of Variances F Sig. t Df 10,7 42,002 6,16 4 t-test for Equality of Means Sig. (2- tailed) Mean Differe nce 58,000 15,53 3 Std. Error Differen ce 95% Confidence Interval of the Difference Low er 2,520 10,4 89 Upper 20,578 Equal variances not assumed 6, ,8 31,000 15,53 3 2,520 10, ,598 Berdasarkan hasil uji t diperoleh sig 0,000< 0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima. Berarti ada perbedaan signifikan terhadap hasil belajar siswa, antara siswa menggunakan metode inquiri dengan metode ceramah. Setelah diperoleh dari hasil t-hitung maka analisis hipotesisnya adalah: H 0 : Tidak ada pengaruh penggunaan metode inquiri terhadap hasil belajar siswa. H 1 : Terdapat pengaruh penggunaan metode inquiri terhadap hasil belajar siswa. Hasil t-hitung diperoleh sign = 0.000, karena signifikan. Lebih kecil dari (0.000<0,050 ) maka H 1 diterima.

13 60 Kesimpulannya bahwa H 1 diterima, yang artinya penggunaan metode inquiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan p value < Pembahasan Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sawit Kelurahan Kunti Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali pada mata pelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya lebih baik dari pada hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Kunti Kelurahan Kunti Kecamatan Andong Kabupaten Boyolali pada mata pelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya yang dalam pembelajarannya mengunakan metode konvensional atau ceramah. Data yang diperoleh membuktikan bahwa hasil pembelajaran dengan metode inquiri menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pembelajaran menggunakan metode konvensional atau ceramah, hasil nilai rata-rata postes kelas eksperimen yaitu siswa kelas V SD Negeri Sawit Andong Boyolali mencapai artinya sudah mencapai KKM, karena hasil rata-rata 82,77 > 70. Sedangkan rata-rata nilai postes kelas kontrol yaitu siswa kelas V SD Negeri 1 Kunti Andong Boyolali hanya mencapai hasil 67,23 artinya belum mencapai KKM, karena 67,23 < 70. Hal ini berarti ada perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebesar 15,54. Hasil signifikan dari t-test sebesar 0,000 < 0,050 menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan metode inquiri dengan pembelajarannya menggunakan metode konvensional atau ceramah. Dengan demikian pembelajaran menggunakan metode inquiri mempengaruhi hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Sawit Andong Boyolali pada mata pelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya. Inquiri dapat digunakan dalam pembelajaran desain instruksional yang berorientasi pada tujuan-tujuan tingkah laku. Latihan-latihan keterampilan menuntut praktik yang dilaksanakan di dalam situasi kehidupan nyata, atau dalam situasi inquiri yang mengandung ciri-ciri situasi kehidupan senyatanya. Latihanlatihan dalam bentuk inquiri pada dasarnya berlatih melaksanakan tugas-tugas

14 61 yang akan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian akan terkesan dengan apa yang baru saja dipelajarinya, karena telah mempraktikkan pengetahuan yang diperolehnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamalik (2002) bahwa belajar adalah proses dan kegiatan bukan hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, tetapi lebih dari itu yaitu mengalami. Hal ini senada dengan pendapat Peter Sheal (1989) yang terkenal dengan Kerucut Pengalaman Belajar ( diunduh 08/09/2012 jam WIB, dia menyatakan (hasil penelitian) bahwa peserta didik yang hanya mengandalkan penglihatan dan pendengaran dalam proses pembelajarannya akan memperoleh daya serap kurang dari 50%. Sesuai dengan analisa data di atas, pembelajaran IPA dengan menggunakan metode inquiri lebih efektif dari pada metode konvensional atau ceramah, karena selain berpengaruh terhadap hasil belajar siswa secara individu, juga mengarahkan kepada kemampuan siswa berpikir kritis, aktif dan kreatif, serta dapat mempraktikkan berbagai peristiwa atau kejadian dalam kehidupan sehari-hari dengan meniru peranan tokoh melalui pelajaran.