PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

dokumen-dokumen yang mirip
PENGELOLAAN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT. GUNUNG SEJAHTERA PUTI PESONA (GSPP) ASTRA AGRO LESTARI, DESA ARGA MULYA KALIMANTAN TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA. Teknis Panen

PEMBAHASAN Kebutuhan Tenaga Panen

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Pelaksanaan Teknis

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

PEMBAHASAN Penetapan Target

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PANEN KELAPA SAWIT Pengrtian Panen Sistim Panen 2.1 Kriteria Matang Panen 2.2 Komposisi TBS Fraksi Komposisi (%) Kematangan

PEMBAHASAN. Aspek Teknis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG. Aspek Teknis

PEMBAHASAN. I.1 Peralatan Panen

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

= pemanen. Sistem Penunasan

PEMBAHASAN. Tabel 11. Rencana dan Realisasi Pemupukan Kebun Mentawak PT JAW Tahun 2007 dan 2008.

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsep Pemupukan (4T) BPE Jenis Pupuk

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang Sebagai Pekerja Harian Lepas (PHL) di PT Inti Indosawit Subur. 3 titik. 1 ha

PENGELOLAAN RESIKO PANEN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

I. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit biasanya mulai menghasilkan buah pada umur 3-4

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PEMBAHASAN. Tabel 13. Potensi Produksi Kebun Inti 1. Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

TINJAUAN PUSTAKA. Panen merupakan salah satu kegiatan yang penting pada pengelolaan

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

PEMBAHASAN. Kriteria Panen. Tabel 9. Kriteria panen divisi II Unit Kebun Pinang Sebatang Estate. Kriteria panen oleh pemanen

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

I. TINJAUAN PUSTAKA. mandor panen. Rumus peramalan produksi harian yaitu : P = L x K x T x B. L = Luas areal yang akan dipanen (ha)

segar yang dipanen dapat masuk ke pabrik pada hari yang sama.

percobaan pemupukan, berdasarkan jumlah dan macam unsur hara yang diangkut hasil panen, berdasarkan ketersediaan unsur hara dalam tanah (analisis

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT. SAWIT SUKSES SEJAHTERA DESA SENYIUR KECAMATAN MUARA ANCALONG KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN TEKNIS LAPANGAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010).

PEMBAHASAN. Pengelolaan Pupuk

PEMBAHASAN Konsep Pemupukan Tepat Jenis

PEMBAHASAN Manajemen Panen Teluk Siak Estate

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

METODOLOGI Waktu dan Tempat Metode Pelaksanaan Kerja Praktek Langsung di Kebun

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

MANAJEMEN PANEN TANAMAN KELAPA SAWIT

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PENGELOLAAN PEMANENAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq. ) DI PERKEBUNAN UJAN MAS PT CIPTA FUTURA, MUARA ENIM, SUMATERA SELATAN.

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR DESA JAHAB KECAMATAN LOA KULU, KABUPATEN KUTAI KARTENEGARA

PEMBAHASAN Prosedur Gudang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panen adalah serangkaian kegiatan kegiatan dimulai dari memotong

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang sebagai Karyawan Harian Lepas

TINJAUAN PUSTAKA. sangat diperlukan untuk memprediksi produktivitas kelapa sawit tersebut dalam

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

TEKNIK PENANGANAN KEHILANGAN (LOSSES) BRONDOLANKELAPA SAWIT PADA AREAL BERBUKIT DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

28 Feb 2008 Konsolidasi sisip W8 1 ha 0.25 ha 0.25 ha

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

keja pengendalian gulma secara manual tidak pernah dapat dicapai oleh tenaga kerja, ha1 ini disebabkan oleh kerapatan dan penutupan gulma.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

MANAJEMEN PANEN DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

V. ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. biaya tenaga kerja, biaya per tanaman, biaya per hektar, biaya per blok dan biaya

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Di Kebun Tambusai Kec. Tambusai, Kabupaten Rokan Hulu, Riau

PELAKSANAAN MAGANG. Aspek Teknis

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

III. BAHAN DAN METODE

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) BIDIDAYA TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT.

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Pengelolaan Pemanenan dan Transportasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Bandar Estate, Sumatera Utara

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

LEAF SAMPLING UNIT ( L S U )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Perencanaan Pemupukan. Pengelolaan Pemupukan

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG DI PT

Produktivitas Optimal PENDAHULUAN 13/07/2017 PT PADASA ENAM UTAMA. Bahan Tanaman. Manajemen Kebun. Oleh: Lambok Siahaan.

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL) DI PT. BUDIDUTA AGROMAKMUR KECAMATAN LOAKULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

III. BAHAN DAN METODE

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

PT. BANGKITGIAT USAHA MANDIRI

I. PENDAHULUAN. Menurut data Ditjen Perkebunan, areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 17 provinsi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Pengelolaan Panen Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Riau. Harvest Management of Oil Palm (Elaeis guineensis Jacq.) in Riau

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

PEMBAHASAN Persiapan Panen Sistem Panen

Transkripsi:

PELAKSANAAN MAGANG Aspek Teknis Pemeliharaan tanaman kelapa sawit dan pemanenan buah matang merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan demi tercapainya produktivitas yang tinggi. Kegiatan pemeliharaan bertujuan untuk mengelola areal pertanaman kelapa sawit secara optimal agar didapat pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang baik. Kegiatan pemeliharaan yang baik juga mempermudah proses kegiatan pemanenan. Kegiatan panen pada tanaman kelapa sawit merupakan kegiatan utama pada perkebunan kelapa sawit. Pengelolaan perkebunan kelapa sawit meliputi pengelolaan kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan administrasi. Pelaksanaan teknis yang dilakukan selama penulis melakukan magang antara lain pengendalian gulma manual dan kimiawi yakni dongkel anak kayu, rawat piringan, pasar pikul dan tempat penampungan hasil (TPH). Kegiatan pemeliharaan yang lain yaitu penunasan, pemupukan, aplikasi tandan kosong dan kotoran sapi (pupuk organik) dan pengendalian hama dan penyakit. Pada pekerjaan yang berkaitan dengan produksi kegiatan yang dilakukan adalah pemotongan buah (panen), taksasi (menghitung kerapatan panen), dan sensus produksi. Pengendalian Gulma Pengendalian gulma piringan secara manual. Kegiatan ini juga biasa disebut garuk piringan. Garuk piringan diawali dengan membuang pakis yang banyak menempel di batang, juga mendongkel anak sawit yang tumbuh di sekitar batang atau di dalam piringan, lalu dilanjutkan dengan menggaruk piringan dengan lebar 2 meter dari pangkal batang. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mempermudah proses pemanenan, seperti, mempermudah pemanen melihat jumlah brondolan yang jatuh di piringan dan memudahkan pemanen dalam melakukan proses pengutipan brondolan pada saat pemanenan. Alat yang digunakan untuk kegiatan ini adalah garuk dan parang. Norma kerja yang dipakai adalah 50 pokok/hk. Penulis melakukan kegiatan ini dengan mendapat prestasi 25 pokok/hk.

15 Semprot gawangan, pasar rintis dan TPH. Kegiatan ini dilakukan dengan cara melakukan penyemprotan di gawangan hidup dan gawangan mati serta TPH dengan tujuan mengendalikan populasi gulma yang ada agar meminimalkan persaingan unsur hara antara tanaman dan gulma serta untuk mempermudah kegiatan operasional lain seperti mempermudah pengumpulan buah, pengutipan brondolan dan proses pemeriksaan. Kegiatan semprot gawangan menggunakan alat RB-15 yang besarnya pengeluaran berdasarkan ukuran nozzlenya. Sasaran kerja dari semprot gawangan adalah tumbuhan (gulma) di gawangan yang berpotensi menjadi kompetitor dalam penyerapan hara dan menganggu aktivitas pekerja (panen, pemupukan dan aktivitas lain), khusus untuk kegiatan ini hanya mengendalikan gulma Mikania micrantha dan Assystachia coromandeliana. Hasil yang diharapkan dari kegiatan semprot piringan ini adalah tingkat kematian gulma sasaran di atas 90% dan hasil semprotan merata sesuai sasaran. Berdasarkan pengamatan penulis, hasil kegiatan semprot gawangan pada Afd. OI PT. GSPP sudah sesuai harapan, yakni tingkat kematian gulma mencapai 95% dan hasil semprotan yang merata. Bahan yang digunakan untuk kegiatan semprot piringan tersebut adalah Glifosat (0,6 liter/ha/rotasi), Gramoxone (0,30 liter/ha/rotasi), dan Ally 20 WDG (0,02 liter/ha/rotasi), sedangkan untuk prestasi kerja karyawan semprot ditentukan sebesar 1,5 ha/hk/rotasi. Penulis melakukan kegiatan dengan prestasi sebesar 1,5 ha/hk. Kendala yang terjadi selama kegiatan penyemprotan adalah tertundanya kegiatan akibat turunnya hujan, rusaknya alat semprot, berkurangnya anggota tim semprot gawangan akibat dialihkan untuk kegiatan lain, dan sulitnya mendapatkan sumber air pada saat musim kemarau. Pengendalian alang-alang (Imperata cylindrica). Pengendalian alangalang di kebun PT. GSPP dilakukan dengan cara wipping dan spot spraying. Wipping dilakukan untuk mengendalikan alang-alang yang penyebarannya relatif sedikit, sedangkan spot spraying dilakukan untuk mengendalikan alang alang yang penyebarannya relatif banyak. Pengendalian alang-alang dengan spot spraying dilakukan untuk mengendalikan alang-alang yang penyebarannya relatif banyak dan terpencar-pencar. Bahan yang digunakan adalah herbisida berbahan aktif Glifosat, alat yang digunakan adalah sprayer gendong atau Knapsack

16 Sprayer SOLO 15 liter. Konsentrasi yang digunakan adalah 0,7 % dengan dosis 1.1 liter/ha untuk pengendalian secara spot spraying. Prestasi kerja yang ditetapkan untuk pengendalian secara spot spraying adalah 3-5 ha/hk. Dongkel anak kayu (DAK). DAK adalah kegiatan mengendalikan gulma dengan cara membongkar atau mencabut gulma hingga akarnya dengan harapan tidak tumbuh kembali. Gulma yang termasuk dalam kegiatan DAK adalah kayukayuan, kayu plangas, gelagah, mimosa, keladi, anak sawit dan lain-lain. Kegiatan DAK dilakukan dengan menggunakan cangkul, parang dan cados. Kegiatan DAK biasanya dilakukan oleh Karyawan Harian Lepas (KHL). Umumnya karyawan mendapat hanca 1 baris tanaman/orang. Gulma umumnya dibabat kandas sampai ke permukaan tanah agar tidak menyebabkan tertinggalnya akar gulma. Norma kegiatan ini adalah 1 ha/hk. Adapun masalah yang sering dihadapi pada saat melakukan kegiatan DAK ini adalah pendongkelan sering kali tidak sampai ke bagian akarnya, sehingga gulma cepat tumbuh kembali. Penulis melakukan kegiatan ini dengan mendapat prestasi 1ha/HK. Pengendalian Hama Pengendalian hama pada dasarnya merupakan upaya untuk menghindari turunnya produktivitas akibat serangan hama yang menyerang perkebunan kelapa sawit. Pemilihan jenis, metode (biologi, mekanik, kimiawi, dan terpadu), serta waktu pengendalian yang dianggap paling cocok dilatarbelakangi oleh pemahaman atas siklus hidup hama tersebut. Pada kebun PT. GSPP yang areal pertanamannya sudah memasuki umur tanaman menghasilkan (TM), hama yang menyerang sudah tidak terlalu banyak dan beragam. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan kegiatan magang di Kebun PT. GSPP, hama yang ditemui adalah hama ulat api dan tikus, dan pengendalian hama ulat api dan tikus, menggunakan metode biologi (hayati). Untuk pengendalian hama ulat api pengendalian dilakukan dengan menanam tanaman Turnera subulata dan Antigonon leptopus sebagai inang dari musuh alami ulat api seperti serangga Sycanus sp. Tanaman Turnera subulata diperbanyak dengan stek, berakar tunggang dengan warna bunga putih atau kuning, sedangkan Antigonon leptopus diperbanyak melalui biji yang disemai dan menghasilkan bunga berwarna merah. Lokasi penanaman tanaman inang

17 umumnya adalah di jalan utama (main road) dan pada jalan koleksi (collection road). Pengendalian hama tikus yang dilakukan adalah pengendalian dengan menggunakan metode biologi. Tindakan pengendalian hama tikus akan berhasil dengan baik, apabila populasinya dapat ditekan dengan semaksimal mungkin sampai ke sumbernya. Pengendalian hama dilakukan dengan cara melakukan pengembangbiakan burung hantu Tylo alba dengan memasang rumah burung yang disebut Nest Box. Lokasi penempatan kandang ini harus strategis (berdekatan dengan pohon besar) dan diusahakan agar jauh atau membelakangi lampu penerangan serta aman dari manusia. Hal ini dimaksudkan agar burung hantu memperoleh lingkungan habitat yang baik. Penunasan Penunasan atau pruning adalah proses pembuangan pelepah yang tidak produktif lagi pada tanaman kelapa sawit. Tujuan penunasan adalah menjaga suplai hara dan air tidak terus berlangsung kepada jaringan pelepah yang tidak produktif lagi, memudahkan pekerjaan panen dan perawatan, menjaga agar brondolan tidak menyangkut di ketiak pelepah, menjaga kelembaban agar tidak mempercepat perkembangan hama/penyakit, serta meningkatkan keefektifan penyerbukan (pollination). Untuk tetap mempertahankan produksi yang maksimum, maka harus dihindari terjadinya over pruning. Over pruning adalah terbuangnya sejumlah pelepah produktif secara berlebihan yang akan mengakibatkan penurunan produksi. Guna menghindari terjadinya over pruning perlu dilakukan pelatihan karyawan, meningkatkan pengawasan dan penggunaan alat yang tepat. Kegiatan penunasan pada Kebun PT. GSPP dinamakan penunasan selektif. Penunasan selektif adalah kegiatan penunasan dimana pelepah yang boleh ditunas adalah pelepah kering, pelepah sengkleh dan pelepah yang lebih dari songgo dua dari hitungan tandan buah terbawah dan pemotongan pelepah harus rapat ke pangkal batang. Masalah yang sering terjadi pada kegiatan ini adalah kurangnya tenaga penunas karena dipakai untuk kegiatan pemanenan, serta rusaknya alat (eggrek) yang digunakan. Prestasi kerja karyawan untuk kegiatan penunasan adalah 6 ha/hk, sedangkan prestasi kerja yang diperoleh penulis pada kegiatan ini

18 tidak nyata, sebab pada saat kegiatan ini penulis bertugas sebagai pendamping mandor. Tabel 1. Kriteria Penunasan pada Tanaman Kelapa Sawit Umur Baku Pelepah Rotasi Cara 2,5 3 56-64 Satu kali Inisial Pruning (tunas pasir) membuang 1 spiral terbawah. 3,5 4 56 64 Satu kali Pruning Selektif (tunas selektif) setelah tinggi tandan terbawah berada 90 cm diatas permukaan tanah, maka kembali dilakukan pruning sampai songgo 2. 5 8 48 56 8 bulan sekali Membuang pelepah tidak produktif dengan tetap menjaga songgo dua. > 8 40-48 11 bulan sekali Membuang pelepah tidak produktif dengan tetap menjaga songgo satu. Sumber: PT.GSPP, 2010 Pengambilan Contoh Daun (Leaf Sampling Unit) Leaf Sampling Unit (LSU) adalah satu unit areal yang digunakan sebagai pengambilan contoh daun dari tanaman yang telah ditetapkan sebagai pokok titik sampel (TS) dan dapat mewakili luasan blok yang seragam dalam hal kesuburan, umur tanaman, dan perlakuan yang diberikan. Tujuan kegiatan ini adalah memperoleh gambaran atas status hara tanaman per blok dan salah satu dasar dalam pembuatan rekomendasi pemupukan. Kegiatan LSU harus dilakukan minimal 2 bulan setelah pemupukan terakhir, tidak diperkenankan dilakukan pada musim kemarau panjang atau pada bulan dengan curah hujan lebih dari 400 mm, dan apabila memungkinkan pengambilan sampel dilakukan pada bulan yang sama tiap tahunnya. Pengambilan daun contoh harus dilakukan dengan sebaik mungkin karena cara pengambilan sampel daun di lapangan akan mempengaruhi hasil analisis di laboratorium. Oleh sebab itu perlu diperhatikan waktu serta proses pengambilan sampel. Pengambilan sampel daun dilakukan mulai pukul 07.00-13.00 waktu setempat dan pengambilan sampel daun tidak disarankan pada sore hari atau saat hujan. Kegiatan pengambilan daun contoh dimulai dari pemberian nomor pengambilan daun contoh (LSU) pada pokok V barisan V dari sebelah ujung barat selatan blok. Pada tanaman kelima baris kelima adalah titik sampel (TS) 1 yang

19 akan diambil contoh daunnya. Penentuan titik sampel (TS) berikutnya berjarak selang 10 tanaman dalam barisan dan 10 tanaman untuk pindah barisan. Gambar 1. Cara Menentukan Pokok Sampel LSU Beberapa syarat tanaman sebagai pokok titik sampel (TS) di antaranya adalah: (1). Pokok tidak dekat dengan sungai, jalan, parit, dan bangunan; (2). bukan merupakan pokok sisipan; (3). Merupakan pokok normal dan tidak terserang penyakit; (4). Apabila pokok sampel mati atau terserang penyakit, maka pokok sampel dapat dipindahkan selang 1-2 pokok dalam satu baris. Setelah sampai pada titik sampel (TS) yang telah ditentukan, selanjutnya adalah mengambil daun contoh yaitu pelepah ke-17. pelepah nomor 17 ditentukan dengan cara : 1. Pelepah no. 17 adalah yang terletak di bawah pelepah no. 9 2. Pelepah no. 9 adalah pelepah yang terletak di bawah pelepah no. 1 3. Pelepah no. 1 adalah pelepah termuda yang helai daunnya telah terbuka seluruhnya. Alasan pemilihan awal daun pada pelepah ke-17 adalah karena daun dari pelepah ke-17 dianggap sebagai yang sangat sensitif terhadap perubahan yang terjadi dalam status hara tanaman. Pengambilan daun contoh memiliki prosedur tertentu, yaitu: 1. Pelepah no. 17 dipotong di bawah pangkal lidi.

20 2. Dari pelepah no. 17 diambil enam helai daun, tiga helai di kiri dan tiga helai di kanan. 3. Setelah helai anak daun dipotong dari pelepah, kemudian dipotong menjadi tiga bagian, bagian tengahnya dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk kemudian dibersihkan lalu diiris halus dan dikemas dengan kantung plastik. 4. Kantung plastik diikat dan diberi label kemudian dikirim ke kantor besar untuk dioven dengan suhu 65 o C-80 o C selama 12 jam. Alat yang digunakan untuk kegiatan ini antara lain: egrek untuk memotong pelepah daun yang ke-i7, cat, kuas, kertas label, gunting, kapas, aquades, plastik putih ukuran 2 kg dan pisau. Norma yang berlaku pada kegiatan ini adalah 1 blok/l tim/hk. Rata-rata prestasi yang diperoleh karyawan adalah 1 blok/ 1 tim/hk dan rata-rata penulis 1 blok/l tim/hk. Pemupukan Pemupukan merupakan salah satu aspek penting dalam perkebunan kelapa sawit, hal ini disebabkan antara lain karena tanaman kelapa sawit memiliki kebutuhan akan unsur hara makro dan mikro yang jumlah ketersediannya dalam tanah terbatas. Pada saat tanaman memasuki fase tanaman menghasilkan tanaman memiliki kebutuhan unsur hara tertinggi dan apabila pengaplikasian yang dilakukan sudah tepat (waktu, cara, bahan, dosis dan jenis) maka hal tersebut akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Selain itu, pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui produk yang dihasilkan, serta mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit, dan kegiatan pemupukan merupakan kegiatan yang biaya anggarannya mencapai 60% dari total biaya anggaran. Pemupukan anorganik. Pada kebun PT.GSPP kegiatan pemupukan memiliki sistem yang dinamakan sistem setengah gang. Sistem ini merupakan sistem pemupukan yang melibatkan sepasang (dua) Afdeling, dimana hanya ada satu afdeling yang melaksanakan pemupukan pada suatu saat dengan sasaran

21 mutu pemupukan yang lebih baik, supervisi lebih fokus, dan produktivitas yang lebih tinggi. Sebagai contoh, Afdeling OI berpasangan dengan Afdeling OJ. Pada saat Afdeling OI melaksanakan pemupukan, maka tenaga pemupuk yang digunakan adalah tenaga pemupuk dari Afdeling OI dan OJ dengan alasan yang telah dipaparkan sebelumnya. Begitu juga sebaliknya, apabila Afdeling OJ melaksanakan pemupukan, maka tenaga pemupuk yang digunakan adalah tenaga pemupuk dari Afdeling OJ dan OI. Kegiatan ini terdiri dari organisasi-organisasi yang saling mendukung untuk tercapainya tujuan dari sistem gang tersebut, adapun organisasi tersebut adalah: 1. Organisasi kerja penguntilan 2. Organisasi kerja Pengangkutan dan Pengeceran 3. Organisasi kerja penaburan Penguntilan. Kegiatan pemupukan diawali dengan proses penguntilan, Penguntilan pupuk dilakukan di gudang pupuk dengan tujuan untuk menghindari kehilangan baik yang disebabkan karena operasional penguntilan (tercecer) maupun karena faktor cuaca yang tidak dikehendaki baik itu hujan maupun panas. Sebelum dimasukkan ke dalam karung until, pupuk harus dihampar terlebih dahulu dengan tujuan agar pupuk yang menggumpal dapat dipecahkan sehingga tidak ada lagi pupuk yang menggumpal sehingga proses penyerapan pupuk oleh tanaman dapat berlangsung secara maksimal. Apabila pupuk yang menggumpal telah selesai dipecah maka penguntil akan melakukan kegiatan penguntilan pupuk sesuai dengan takaran yang disediakan. Paket untilan dibatasi maksimal 15 kg per until agar distribusi pupuk ke pokok dapat lebih merata. Setelah pupuk selesai diuntil karung untilan harus disusun dengan rapi dan teratur di gudang agar memudahkan pada saat pengangkutan pupuk keesokan harinya. Adapun masalah yang biasanya menjadi kendala pada kegiatan penguntilan adalah karung until yang kadang robek, sehingga ada pupuk yang tercecer di lantai gudang pupuk, paket untilan yang tidak sesuai takaran, dan adanya pupuk menggumpal yang tidak dihancurkan. Basis borong yang ditetapkan

22 perusahaan untuk kegiatan penguntilan adalah sebesar 1,4 ton per hari kerja (HK). Penulis melakukan kegiatan penguntilan pupuk dengan prestasi 1,4 ton. Pengangkutan dan pengeceran. Pengambilan pupuk dari gudang sentral ke blok yang akan diaplikasi pupuk menggunakan unit truk. Jumlah unit yang dibutuhkan disesuaikan dengan rencana aplikasi pemupukan yang akan dilaksanakan. Pengambilan pupuk dari gudang diawasi oleh seorang mandor yang membawahi tenaga pemuat pupuk. Pengambilan pupuk dari gudang harus sepagi mungkin agar pelaksanaan pemupukan dapat selesai sebelum tengah hari. Pupuk yang sudah diuntil, diecer di setiap baris tanaman. Pupuk harus diecer di sebelah dalam blok, bukan di jalan ataupun di parit blok. Pupuk tidak boleh diecer pada TPH karena pupuk dapat mengkontaminasi TBS dan brondolan. Adapun masalah yang biasanya terjadi pada proses ini adalah keterlambatan proses pelangsiran pupuk akibat kurangnya tenaga bongkar muat, masih adanya pupuk yang diecer di jalan, parit blok atau TPH serta Penaburan. Pelaksanaan penaburan pupuk dimulai dengan masing-masing penabur membawa untuk satu baris tanaman. Penabur mengaplikasikan pupuk sesuai dengan takaran yang telah dikalibrasi. Penabur melakukan penaburan sesuai dosis per pokok dan melingkar dengan ketentuan pupuk ditabur merata mulai jarak 0,5 meter dari pangkal batang sampai gawangan. Untuk penaburan pupuk Mikro (Cu-EDTA) dilakukan pada pangkal batang dengan membuat lubang terlebih dahulu barulah kemudian pupuk diletakkan di lubang, lalu lubang ditimbun kembali. Tujuan pengaplikasian pupuk dalam lubang adalah untuk meningkatkan serapan hara dan mengurangi terjadinya kehilangan pupuk akibat pencucian dan aliran permukaan. Norma kerja yang diterapkan dalam kegiatan pemupukan adalah 600-650 kg/hk yang tergantung pada dosis/pokok, topografi lahan, kecepatan penabur, dan lain-lain. Kendala yang sering dihadapi dalam proses pemupukan adalah masih adanya ditemukan pupuk yang menggumpal, dosis per pokok yang tidak merata serta terdapat beberapa pokok yang tidak mendapatkan pupuk atau mendapatkan pupuk yang lebih sedikit dari pada dosis yang ditentukan. Dalam kegiatan pemupukan ini sangat diperlukan waktu dan tempat pengaplikasian yang tepat, karena biaya yang dikeluarkan kebun untuk anggaran

23 belanjan pupuk mencapai 60 % dari total anggaran belanja kebun. Waktu pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM) ditentukan oleh curah hujan, pemupukan yang optimum dilakukan pada bulan-bulan dengan curah hujan 100-200 mm/bulan, sedangkan curah hujan minimum 60 mm/bulan dan maksimum 300 mm/bulan. Bila curah hujan < 60 mm/bulan, pemupukan sebaiknya ditunda. Begitu pula bila curah hujan mencapai > 300 mm/bulan maka pemupukan juga sebaiknya ditunda terlebih dahulu. Pada TM frekuensi aplikasi pemupukan adalah 2 aplikasi/tahun atau satu kali setiap semester. Pemupukan organik. Pemupukan organik yang dilakukan di kebun PT. GSPP ada dua macam, yaitu dengan Aplikasi janjangan kosong dan kotoran sapi. Janjangan kosong merupakan tandan kosong dari pabrik kelapa sawit (PKS) yang berasal dari stasiun rebusan dan stasiun pemipilan. Janjangan kosong (JJK) kaya akan kandungan bahan organik yang berguna untuk memperbaiki sifat tanah. Aplikasi JJK dapat meningkatkan kadar bahan organik tanah sehingga dapat memperbaiki sifat fisik, biologis dan kimia tanah. Rata-rata satu ton janjangan kosong mengandung unsur hara utama sebanding dengan 8.0 kg Urea; 2.9 kg RP; 18.3 kg MOP; 5.0 kg Kieserit; dan unsur lainnya (B,Cu,Zn,Fe,dan Mn). Dari keempat unsur di atas, unsur yang paling banyak terkandung dalam JJK adalah kalium (Pahan, 2008). Pemberian janjang kosong dilakukan dengan dosis 200 kg/pokok di antara pokok dalam gawangan mati. Janjangan kosong yang diaplikasikan sebaiknya cukup satu lapis. Bila lebih dari satu lapis, akan merangsang perkembangbiakan kumbang badak Oryctes rhinoceros di dalam tumpukan. Aplikasi kotoran sapi. Pupuk ini adalah pupuk yang berasal dari kotoran sapi yang sudah mengalami proses pelapukan atau dekomposisi. Pengaplikasian pupuk ini adalah untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan cara memperbaiki struktur fisik tanah yang telah menurun akibat pemakaian pupuk anorganik (pupuk kimia) pada tanah dalam jangka waktu yang lama.

24 Tabel 2. Kandungan Hara N, P, dan K dalam Kotoran Sapi Bobot Badan (kg) N (%) P (%) K (%) 277 28,1 9,1 20,0 340 42,2 13,6 30,0 454 56,2 18,2 39,9 567 70,3 22,7 49,9 Sumber: PT. GSPP, 2010 Pengaplikasian kotoran sapi ini dilakukan dengan dosis 20 kg/pokok dengan cara ditabur di luar piringan dan di gawangan secara merata. Adapun masalah yang sering terjadi pada kegiatan pemupukan anorganik ini ialah pupuk yang di tebar seringkali tidak merata (bertumpuk). Penulis melakukan kegiatan aplikasi tandan kosong dan kotoran sapi dengan tanpa mendapat prestasi nyata. Perawatan Jalan dan Titi Panen Pada saat melakukan kegiatan magang, penulis mengikuti pekerjaan perawatan/pemeliharaan ringan jalan dan pengerasan jalan pada tempat-tempat tertentu dengan cara manual, sedangkan untuk kegiatan pemeliharaan dengan mekanis penulis belum berkesempatan melakukannya karena tidak adanya kegiatan tersebut pada saat penulis melakukan magang di Kebun PT.GSPP. Adapun urutan kerja pemeliharaan jalan secara manual adalah mengalirkan terlebih dahulu air yang menggenang pada jalan ke arah parit dengan menggunakan cangkul lalu apabila air sudah mengering maka pada lubang jalan diletakkan batu-batu besar sebagai pondasi awal yang kemudian akan ditimbun oleh batu-batu yang berukuran lebih kecil. Penulis tidak memiliki prestasi kerja yang nyata karena pada saat kegiatan perawatan penulis bertugas sebagai pendamping mandor. Pemeliharaan titi panen juga menjadi hal yang sangat penting dalam kegiatan pemeliharaan kebun. Hal ini disebabkan fungsi titian panen itu sendiri yang langsung bersentuhan dengan pekerja karena sifatnya yang berada di dalam blok kebun. Pada kebun PT. GSPP dilihat dari jenis bahan material penyusunnya konstruksi titi panen dapat dibedakan menjadi titi panen kayu ulin dan titi panen beton bertulang. Untuk titi panen kebijakan yang dikeluarkan oleh perusahaan

25 mengenai ketersediaannya adalah 3 : 1, pengertiannya adalah satu titi panen untuk tiga pasar rintis. Untuk kemudahan melewatinya berdasarkan pengamatan penulis titi panen beton lebih mudah untuk dilewati karena tidak licin dan memiliki permukaan yang lebih lebar dibandingkan titi panen ulin. Untuk kegiatan pemeliharaan titi panen, kegiatan yang dilakukan adalah penambahan titi panen dan penggantian titi panen yang mengalami kerusakan. Tidak ada prestasi yang jelas untuk kegiatan pemeliharaan titi panen tetapi hanya berdasarkan jam kerja. Panen Panen adalah pemotongan tandan dari pohon hingga pengangkutan ke pabrik. Urutan kegiatan panen adalah pemotongan pelepah, pemotongan tandan buah matang panen, pengutipan brondolan, penyusunan pelepah, pengangkutan hasil ke TPH, dan pengangkutan hasil ke pabrik. Keberhasilan panen sangat bergantung pada tenaga pemanen, ketrampilan pemanen, sistem panen yang digunakan, peralatan panen yang digunakan, kelancaraan sarana transportasi serta faktor pendukung lainnya seperti organisasi panen yang baik, keadaan areal dan insentif yang diberikan. Persiapan panen. Persiapan panen merupakan penyiapan areal yang akan dipanen. Persiapan panen yang baik akan memperlancar pelaksanaan panen, kegiatan persiapan panen yang dilakukan pada Kebun PT. GSPP (seluruh tanaman kelapa sawit pada Kebun PT. GSPP merupakan tanaman menghasilkan) meliputi: penentuan kebutuhan tenaga kerja, penetapan seksi panen, penetapan luas hanca kerja pemanen, penetapan luas hanca permandoran, peralatan panen (dodos, angkong, gancu, egrek, gantolan brondolan, dan kampak), transportasi untuk pengangkutan TBS dari TPH ke pabrik, kemudian sarana panen (pasar rintis, piringan dan gawangan tanaman, pemasangan titi panen, pemeliharaan jalan, pemeliharaan TPH, dan lain sebagainya). Kriteria matang panen. Kriteria matang panen adalah tolak ukur yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan apakah buah sudah layak panen atau belum. Tolak ukur yang digunakan oleh Kebun PT. GSPP untuk menentukan apakah buah sudah layak panen atau belum adalah buah yang berwarna merah orange dan telah membrondol secara alamiah sebanyak 10 brondol (fraksi 3).

26 Brondolan lepas tersebut adalah brondolan yang lepas secara normal dan sehat, bukan brondolan yang lepas karena serangan tikus atau brondolan yang lepas karena serangan penyakit. Buah yang dikategorikan buah yang tidak normal adalah sebagai berikut : Buah sakit adalah buah yang masih berwarna hitam tapi sebagian (biasanya bagian pucuk dari tandan) sudah membrondol (abortus). Buah batu adalah buah yang sudah matang yang ditunjukkan dengan warna buah jingga tetapi buahnya tidak lepas dari tandannya (tidak membrondol). Sistem hanca panen. Hanca panen adalah luas areal yang akan dipanen dalam satu hari dengan tujuan agar kegiatan panen berjalan dengan baik. Pada Kebun PT. GSPP sistem hanca panen yang digunakan adalah sistem hanca panen giring tetap per kemandoran, yaitu menempatkan pemanen dengan cara digiring dari satu hanca ke hanca selanjutnya dalam seksi panen yang telah ditetapkan pada hari tersebut. Adapun kelebihan sistem hanca giring tetap ini dibandingkan dengan sistem hanca giring murni dan hanca tetap adalah: manajemen pelaksanaan panen dapat dilaksanakan dengan baik, jumlah tenaga kerja dapat diatur, antara kemandoran yang satu dengan yang lain dapat bersaing dengan sehat, hasil kerja masing-masing kemandoran dapat ditingkatkan dengan memperhatikan kekuatan masing-masing karyawan, serta mandor aktif melakukan pengawasan (Pahan, 2008). Alat dan perlengkapan panen. Alat yang digunakan dalam kegiatan panen di Kebun PT. GSPP adalah egrek, galah panen, kapak, ganco, gantolan brondolan dan angkong. Egrek digunakan karena tanaman kelapa sawit pada kebun PT. GSPP telah berumur 16 tahun dan mempunyai tinggi rata-rata 6 meter. Galah panen adalah gagang pisau egrek yang terbuat dari pipa aluminium, sedangkan gancu digunakan untuk mengangkat buah. buah yang telah dipanen dimasukkan ke dalam angkong kemudian dikumpulkan ke TPH. Gantolan brondolan digunakan pemanen untuk mengumpulkan brondolan yang terlepas saat buah di turunkan dari pohon, selanjutnya brondolan tersebut dikumpulkan di TPH bersama dengan buah yang sudah dipanen, sementara tojok digunakan untuk mengangkat TBS ke truk pengangkut TBS.

27 Gambar 2. Alat-alat Panen Rotasi panen. Rotasi panen adalah selang waktu yang dibutuhkan dari proses panen satu ke proses panen selanjutnya pada suatu hanca panen. Rotasi panen berhubungan erat dengan kerapatan panen, kemampuan pemanen dan keadaan pabrik. Dengan demikian Rotasi panen mempengaruhi transport buah, biaya potong buah, persentasi buah mentah dan proses pengutipan brondolan. Rotasi panen yang ditetapkan di PT. GSPP adalah 6/7 yang artinya adalah dalam 7 hari terdapat 6 hari panen dan 1 hari libur. Penentuan rotasi 6/7 ini mengharuskan dilakukannya pengaturan tenaga sesuai dengan kerapatan panen. Angka kerapatan panen. Angka kerapatan panen adalah perkiraan jumlah pohon yg dapat dipanen dari seluruh pohon yg ada dalam blok, dihitung secara acak dari sejumlah pohon tertentu dalam blok tersebut. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui jumlah tenaga pemanen yang dibutuhkan untuk areal tersebut dan transport yang dibutuhkan. Sistem perhitungan yang digunakan untuk mengetahui angka kerapatan panen adalah dengan mengamati pokok sampel pada gawangan sampel yang berada pada areal atau blok yang akan di panen. Umumnya dari suatu areal diambil 10% sebagai pokok sampel. Kebutuhan tenaga kerja pemanen. Pada Kebun PT. GSPP penentuan kebutuhan tenaga kerja pemanen didasarkan atas luas areal per rotasi panen dan kemampuan rata-rata pemanen. Untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja pemanen digunakan rumus: Jumlah pemanen yang dibutuhkan = (Luas areal Hari panen) Luas per hanca HK

28 Basis dan premi panen. Pada Kebun PT. GSPP terdapat tiga jenis basis yang harus dipenuhi oleh pemanen, yaitu basis luas, basis waktu dan basis borong. Basis borong adalah jumlah tandan yang harus dipanen sebagai dasar untuk menghitung kelebihan tandan sebagai premi. Jumlah basis borong ditetapkan dengan pertimbangan rata-rata kemampuan pemanen per hari kerja, selama jam kerja yakni 7 jam untuk hari biasa dan 5 jam untuk haru jumat, umur tanaman, bobot janjang rata-rata, dan persentasi populasi pokok produktif serta distribusinya dilapangan. Basis luas adalah hanca panen yang harus diselesaikan oleh pemanen dalam suatu hari kerja walaupun basis borong telah didapatkan. Basis waktu adalah jumlah jam yang harus ditepati pemanen dalam melakukan pekerjaannya, yaitu 7 jam pada hari biasa dan 5 jam pada hari jumat. Untuk basis luas, pemanen tidak dikenakan sanksi apabila basis hanca yang ditetapkan tidak dapat dipenuhi pada saat panen puncak asalkan pemanen sudah memenuhi basis waktu. Premi panen diberikan kepada pemanen yang memperoleh panenan melebihi target (basis borong) yang harus dipanen oleh seorang pemanen. Premi panen diberikan dengan tujuan meningkatkan mutu hasil panen dan pendapatan pemanen sesuai dengan jumlah dan mutu hasil yang diperoleh oleh pemanen tersebut. Pengangkutan tandan buah segar (TBS). Pengangkutan TBS merupakan salah satu bagian penting dalam siklus panen. Sedikitnya ada 4 hal yang menjadi sasaran kelancaran pengangkutan buah yaitu menjaga agar kadar asam lemak bebas (ALB) harian ±2-3%, menjaga agar pengolahan di pabrik tetap lancar, menjamin keamanan TBS di lapangan, dan meminimalkan biaya pengangkutan. Pengangkutan TBS dan brondolan adalah kegiatan pengangkutan dari TPH ke pabrik kelapa sawit (PKS). Pada dasarnya TBS dan brondolan harus diangkut secepatnya ke PKS untuk diolah pada hari itu juga atau minimal 12 jam setelah di potong, hal ini dilakukan agar dapat menghasilkan minyak yang bermutu baik. Karena itu, tidak dibenarkan adanya buah yang tidak terangkut pada hari itu juga (restan). Pada Kebun PT. GSPP, pengangkutan dimulai setelah krani buah (checker) mengecek buah yang ada di TPH. Pengecekan yang dilakukan adalah

29 jumlah buah, ada tidaknya buah mentah atau buah busuk yang terpanen, ada atau tidaknya buah dengan tangkai panjang, dan lain-lain. Sistem pengangkutan yang dilakukan di Kebun PT. GSPP adalah pengambilan TBS dari jarak yang terjauh dahulu dari PKS dengan menggunakan dump truck. Pengangkutan dilakukan dengan mendatangi TPH blok yang menjadi hanca pemuat. Pada kebun PT. GSPP terdapat empat tim pemuat yang masing-masing terdiri dari tiga orang. Gambar 3. Proses Pengangkutan TBS dan Brondolan. Denda panen. Denda (penalty) merupakan potongan terhadap buah yang diperoleh pemanen disebabkan pelanggaran pemanen atas tata tertib panen. Tujuan pemberian denda adalah agar pemanen dapat melaksanakan ketentuan panen yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan tidak mengulangi kesalahan pada jenis pekerjaan yang sama. Denda kepada pemanen dapat berupa surat peringatan atau langsung pemotongan buah yang diperoleh pemanen.. Besarnya denda berdasarkan kesalahan yang dilakukan oleh pemanen, besarnya denda maksimal yang di terima oleh seorang pemanen di Kebun PT. GSPP adalah premi yang di terima pada hari itu, sehingga denda panen tidak mengurangi upah pokok karyawan. Adapun kriteria pemberian denda disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Kriteria Penentuan Denda Pemanenan No Satuan Penalty (denda) 1 Janjang Rp. 5000 1 Janjang Rp. 5000 1 Janjang Rp. 2000 4 Buah mentah Buah tinggal Tangkai panjang Buah tidak di TPH 1 Janjang Rp. 1000 5 Brondolan tinggal 1 Pokok Rp. 5000 1 2 3 Buah Sumber: PT.GSPP 2010.

30 Aspek Manajerial Pendamping Mandor Karyawan di Kebun PT. GSPP digolongkan menjadi dua bagian, yakni karyawan staf dan karyawan non-staf. Karyawan non-staf terdiri dari mandor I, mandor panen, mandor rawat, kerani buah, kerani afdeling dan pengawas HPT. Sementara karyawan tingkat staf adalah asisten afdeling, kepala kebun (asisten kepala), kepala pabrik, kepala teknik infrastruktur, kepala tata usaha dan administratur. Tugas dan tanggung jawab staf dan mandor dimulai dari Apel Pagi yang dilakukan setiap hari kerja dimana kegiatan ini dimulai dengan asisten yang memberikan pengarahan kepada seluruh mandor di afdelingnya tentang pekerjaan apa yang akan dilakukan, pada afdeling OI PT. GSPP kegiatan ini dilakukan pada malam hari, lalu kemudian masing-masing mandor memberikan pengarahan mengenai pekerjaan yang akan dilakukan. Setelah apel pagi barulah masingmasing mandor memberikan hanca yang akan dikerjakan pada hari itu kepada masing-masing karyawan bawahannya. Apel pagi dimulai pukul 05.30 dan diikuti oleh asisten afdeling, seluruh mandor dan kerani buah serta seluruh karyawan. Pekerjaan dimulai pukul 06.30-14.00 WIB dengan istirahat selama 30 menit antara pukul 11.30-12.00 Selama satu bulan menjadi pendamping mandor pekerjaan yang telah dilakukan oleh penulis adalah menjadi pendamping mandor I, pendamping mandor panen, pendamping kerani panen, dan pendamping mandor rawat. Selama menjadi pendamping mandor penulis diberikan tanggung jawab seperti halnya mandor yang lain (kecuali pada saat menjadi pendamping mandor I dan asisten afdeling) yakni bertanggung jawab terhadap karyawan yang dipimpin dan memberi laporan pertanggungjawaban kepada mandor I dan asisten afdeling. Kerani buah. Tugas dari kerani buah adalah mengikuti apel pagi, membuat laporan hasil pemanen, Meminta informasi taksasi panen hari ini dan membuat jadwal angkutan TBS, mengecek hasil angkutan panen hari sebelumnya, mengarahkan unit angkutan TBS, mengecek seluruh TBS hasil panen, memastikan TBS hasil panen terangkut ke pabrik dengan tuntas, dan

31 membuat laporan hasil pemanen ( janjang dan tonase ) untuk perhitungan gaji pemanen. Penulis menjadi kerani buah di afdeling OI dikemandoran I. Mandor rawat. Tugas umum mador rawat di antaranya adalah membuat rencana tenaga kerja yang akan dipakai untuk kegiatan rawat esok hari, membuat rencana kebutuhan material yang akan dipakai untuk pekerjaan semprot dan pemupukan, mengikuti apel pagi, membuat laporan hasil kerja di buku mandor rawat pada sore hari, mengawasi pekerja di lapangan dan memastikan hasilnya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, menyiapkan peralatan rawat dan memastikannya dapat digunakan di lapangan (alat semprot, ember pupuk, takaran pupuk,dll), melaporkan pemakaian material ke kerani afdeling, dan melakukan pengecekan ulang pekerjaan semprot (untuk bahan yang bersifat kontak H+1 dan yang bersifat sistemik H+7). Selama menjadi pendamping mandor rawat, penulis mengikuti pengawasan kegiatan semprot gawangan, jalan rintis dan TPH, DAK, pemupukan (organik dan anorganik), garuk piringan manual, dan lain-lain. Mandor panen. Tugas dan tanggung jawab umum dari mandor panen adalah mengikuti apel pagi (menyampaikan evaluasi kerja kemarin, keadaan umum hanca panen hari ini dan membagi hanca panen), melakukan kontrol lapangan diantaranya adalah mengecek ketuntasan ancak panen dan menjaga kualitas hasil yang dipanen sesuai dengan standar perusahaan, dan melaksanakan sensus / taksasi harian, membuat ranking output pemanenya (terendah-tertinggi), dan memonitor absensi karyawan. Penulis menjadi pendamping mandor panen di afdeling OI PT. GSPP kemandoran I. Kerani Afdeling. Tugas dan tanggung jawab kerani afdeling adalah membuat laporan harian, mingguan dan bulanan afdelingnya, membuat permintaan bahan/ material yang dibutuhkan di lapangan setiap harinya, membuat daftar hadir karyawan, mencatat seluruh kegiatan harian rawat dan produksi, membuat dan merekap data produksi harian serta bertanggung jawab kepada mandor I dan asisten. Mandor I. Mandor I adalah mandor yang membawahi seluruh mandor lain dan krani afdeling. Tugas dan tanggung jawab mandor I diantaranya adalah melaksanakan rencana kerja rawat dan panen harian yang di buat oleh assisten, memberi pengarahan kepada mandor panen dan rawat, mengontrol rotasi panen

32 harian, mingguan dan bulanan, mengontrol pemakaian material (Pupuk dan herbisida), mengontrol rotasi rawat, melakukan pengecekan terhadap pekerjaan kemarin, melakukan kontrol lapangan untuk mengecek kesesuaian dengan rencana kerja hari ini (kualitas panen dan rawat), membuat perhitungan sensus/ taksasi produksi harian, dan memonitor proses pengangkutan buah. Pendamping Asisten Tugas dan tanggung jawab asisten afdeling adalah mengelola kegiatan afdeling untuk mencapai target produksi afdeling serta mengelola seluruh kegiatan di afdeling. Asisten juga bertugas melaksanakan adminsitrasi afdeling dengan tertib, pembinaan sumber daya manusia yang ada di afdelingnya, pengendalian biaya yang telah disetujui oleh administratur, dan bertanggung jawab terhadap manajer kebun secara langsung. Asisten Kebun juga bertanggung jawab secara penuh terhadap kondisi kebun selama 24 jam, yang meliputi semua pekerjaan yang ada di divisi maupun dalam lingkungan kemasyarakatan. Selama menjadi pendamping asisten, penulis melakukan pengawasan terhadap semua pekerjaan yang ada di Afdeling OI secara keseluruhan, baik terhadap pekerja maupun mandor. Penulis ikut mengontrol semua pekerjaan bersamaan dengan Asisten ke setiap blok yang ada pekerjaan. Dalam hal ini asisten melihat kualitas pekerjaan tersebut agar sesuai dengan pedoman kerja dan standar yang telah ditetapkan.